download-1400499648217.docx

11
Nama : David Putrasila S Nim : 12330105 PENDAHULUAN 1.Judul Percobaan :Eksperimen dasar 2.Tujuan Percobaan Mahasiswa dapat mengenal cara-cara pemberian obat melalui berbagai rute pemberian obat Mahasiswa menyadari pengaruh rute pemberian obat terhadap efek yang timbul Mahasiswa dapat menyatakan beberapa konsekuensi praktis akibat perbedaan rute pemberian obat terhadap efek yang timbul Mahasiswa dapat mengenal manifestasi berbagai efek obat yang diberikan 3.Prinsip Percobaan Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat,karena karakteristika lingkungan fisiologis,anatomi, dan biokimiawi yang berbeda pada daerah kontak mula obat dan tubuh. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Cara-Cara Pemberian obat Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral, rektal, dan

Transcript of download-1400499648217.docx

Page 1: download-1400499648217.docx

Nama : David Putrasila S

Nim : 12330105

PENDAHULUAN

1.Judul Percobaan :Eksperimen dasar

2.Tujuan Percobaan

Mahasiswa dapat mengenal cara-cara pemberian obat melalui berbagai rute

pemberian obat

Mahasiswa menyadari pengaruh rute pemberian obat terhadap efek yang timbul

Mahasiswa dapat menyatakan beberapa konsekuensi praktis akibat perbedaan rute

pemberian obat terhadap efek yang timbul

Mahasiswa dapat mengenal manifestasi berbagai efek obat yang diberikan

3.Prinsip Percobaan

Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek

obat,karena karakteristika lingkungan fisiologis,anatomi, dan biokimiawi yang berbeda pada

daerah kontak mula obat dan tubuh.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Cara-Cara Pemberian obat

Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh

termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral, rektal,

dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-

dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta

teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya. Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu

mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat

reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan

pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan

farmakologi merupakan seni menimbang ( the art of weighing).

Page 2: download-1400499648217.docx

Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,

mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya

membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan hewan

coba. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu cara

membuat, menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat.

Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan

yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan

untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan percobaan

dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola

kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka keselamatan

umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi etik

percobaan yang menggunakan manusia antara lain dikatakan perlunya diakukan percobaan

pada hewan, sebelum percobaan di bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau

diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan per-cobaan

mempunyai mission di dalam keikutsertaannya menunjang program keselamatan umat

manusia melalui suatu penelitian biomedis. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan

berprikemanusiaan. Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa bioaktif dengan

hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :

1. Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin, bobot badan,

keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik.

2. Faktor–faktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang, suasana kandang,

populasi dalam kandang, keadaan ruang tempat pemeliharaan, pengalaman hewan

percobaan sebelumnya, suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan, dan cara

pemeliharaan.

3. Keadaan faktor–faktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon hewan

percobaan terhadap senyawa bioaktif yang diujikan. Penanganan yang tidak wajar

terhadap hewan percobaan dapat mempengaruhi hasil percobaan, memberikan

penyimpangan hasil.

Page 3: download-1400499648217.docx

Di samping itu cara pemberian senyawa bioaktif terhadap hewan percobaan tentu

mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioaktif yang bersangkutan terutama segi

kemunculan efeknya. Cara pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan

atau bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan percobaan yang akan digunakan.

Cara pemberian obat :

a) Yang memberikan efek sistemik : - oral; sublingual; bukal;-parenteral;- implantasi

subkutan; rektal;

b) Yang memberikan efek lokal :- inhalasi; -topikal ( pada kulit ) : salep, krim , lotion ; -

obat-obat pada mukosa : tetes mata, tetes telinga

Rute pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia

yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah

suplai darah yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di

lingkungan tersebut berbeda. Hal-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat

mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute

pemberian obat.

Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi

pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti berikut:

a. Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik

b. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lama

c. Stabilitas obat di dalam lambung atau usus

d. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute

e. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter

f. Harga obat yang relatif ekonomis dalam penyediaan obat melalui bermacam-macam

rute

g. Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.

A. Alat dan Bahan

a) Tikus 3 ekor

b) Syringe

Page 4: download-1400499648217.docx

c) Kawat kandang

d) Timbangan

e) Gloves

f) Nacl 0,9 b/v %

g) Phenobarbital 50 mg/ml

B. Prosedur kerja

a) Sediakan 3 ekor tikus

b) Hewan coba dijinakkan terlebih dahulu

c) Timbang terlebih dahulu masing-masing hewan coba dan catat hasil penimbangan

d) Masing-masing hewan coba disuntik secara intraperitoneal

C. Hasil pengamatan

Hewan Obat Dosis CP Pengamatan

Tikus 1Phenobarbita

l0,01 Intraperitoneal

8 menit sudah mulai lemas

11 menit mata mulai sayu

25 menit tikus tidak tegak

meskipun diberi rangsang

nyeri

28 menit tidak ada

pergerakan

35 menit mata tertutup

40 menit tikus bergerak

45 menit tikus tidak tegak

meskipun diberi rangsang

nyeri

Tikus 2 Phenobarbita

l

0,01 Intraperitoneal 3 menit tikus sudah mulai

diam

6 menit lemas

Page 5: download-1400499648217.docx

8 menit pingsan

13 menit tikus tidak tegak

meskipun diberi rangsang

nyeri

15 menit tidak ada

pergerakan

31 menit mata tertutup

Tikus 3 Nacl 0,008 Intraperitoneal

5 menit tikus tetap begerak

10 menit pergerakan

berkurang

16 menit tetap bergerak

PEMBAHASAN

Page 6: download-1400499648217.docx

Pada praktikum ini, di lakukan pemberian obat variasi biologik dengan cara

intraperitoneal kepada 3 tikus. Pada tikus pertama disuntikkan obat Phenobarbital dengan

0,1 ml,pada tikus kedua disuntikkan obat Phenobarbital dengan dosis 0,1 ml,dan pada tikus

ketiga disuntikkan Nacl dengan dosis 0,008 ml. Dosis yang diberikan kepada masing-masing

tikus berbeda-beda, sesuai dengan berat badan tikus masing-masing. Setelah pemberian

Phenobarbital kepada tikus pertama dan kedua, perubahan mulai terjadi pada tikus, namun

ada 1 perbedaan pada hasilnya, yaitu perbedaan pada waktu obat mulai bereaksi terhadap

masing-masing tikus,adapun hasil pengamatan sebagi berikut:

1. tikus 1

8 menit sudah mulai lemas

11 menit mata mulai sayu

25 menit tikus tidak tegak meskipun diberi rangsang nyeri

28 menit tidak ada pergerakan

35 menit mata tertutup

40 menit tikus bergerak

45 menit tikus tidak tegak meskipun diberi rangsang nyeri

2.Tikus 2

3 menit tikus sudah mulai diam

6 menit lemas

8 menit pingsan

13 menit tikus tidak tegak meskipun diberi rangsang nyeri

15 menit tidak ada pergerakan

31 menit mata tertutup

Sedangkan pada tikus ketiga dengan pemberian obat Nacl sebagai berikut:

5 menit tikus tetap bergerak

10 menit pergerakan berkurang

16 menit tetap begerak

Perhitungan Dosis Tikus 1

Page 7: download-1400499648217.docx

Phenobarbital = 50 mg/ml

Berat Badan =162

Konversi =50 mg/ml x 0,018 = 0,9 mg

162g200g

×0,9mg=0,279mg

Volume obat yang diberikan pada tikus

Vobat=0,279mg50mg

×1ml=0,01458ml

Perhitungan Dosis Tikus 2

Phenobarbital = 50 mg/ml

Berat Badan =162

Konversi =50 mg/ml x 0,018 = 0,9 mg

163g200g

×0,9mg=0,7335 mg

Volume obat yang diberikan pada tikus

Vobat= 0,7335mg50mg

×1ml=0,01467ml

Perhitungan Dosis Tikus 3

Nacl = 0,9 b/v %

=0,9 g/100 ml

=900 mg/100 ml

=9 mg/ml

Berat Badan = 98

Konversi =9 mg/ml x 0,018 =0,162 mg

98g200g

×0,162mg=0,0793

Volume obat yang diberikan pada tikus

Page 8: download-1400499648217.docx

Vobat=0,0793mg9mg /ml

×1ml=0,008ml

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Cara-cara pemberian obat sangat berpegaruh dengan kerja obat,serta faktor-faktor

yang mempengaruhi efek obat adalah faktor internal,faktor lingkungan dan yang dapat

merubah atau mempengaruhi respon hewan percobaan terhadap senyawa bioaktif yang

diujikan. Penanganan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat mempengaruhi

hasil percobaan, memberikan penyimpangan hasil.

Saran

o Berdasarkan hasil percobaan pemberian dosis obat terhadap hewan

percobaan yaitu tikus, LD50 dan ED50 tidak diperoleh karena datanya tidak

mencukupi.

o Indeks terapi adalah rasio antara dosis yang menimbulkan kematian pada

50% dari hewan percobaan yang digunakan (LD50) dibagi dosis yang

memberikan efek yang diteliti pada 50% dari hewan percobaan yang

digunakan (ED50).

Indeks terapi

Semakin besar indeks terapi obat maka semakin besar efek terapeutiknya