DOTS Dan Diagnosis, Pengobatan TB Dan Evaluasi - Rabiul

41
DOTS dan Diagnosis, Pengobatan TB dan Evaluasi monitoring pengobatan dalam program Nasional RABIUL PRIYANTONO I11109044

description

Presentasi

Transcript of DOTS Dan Diagnosis, Pengobatan TB Dan Evaluasi - Rabiul

DOTS dan Diagnosis, Pengobatan TB dan Evaluasi monitoring pengobatan dalam program Nasional

DOTS dan Diagnosis, Pengobatan TB dan Evaluasi monitoring pengobatan dalam program NasionalRABIUL PRIYANTONOI11109044TuberkulosisTuberkulosisTB di IndonesiaJumlah pasien TB terbanyak ketiga di dunia setelah India dan Cina.Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang.Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 pendudukDefinisiTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis)Suspek TB adalah seseorang dengan gejala atau tanda TB.Gejala umum TB paru adalah batuk produktif lebih dari 2 minggu yang disertai gejala pernapasan (sesak napas, nyeri dada, hemoptisis) dan/atau gejala tambahan (tidak nafsu makan, penurunan berat badan, keringat malam dan mudah lelah)

Klasifikasi TBLetak anatomi penyakitTB paruTB ekstra paruHasil pemeriksaan dahak atau bakteriologiTB BTA positifTB BTA negatifRiwayat pengobatan sebelumnyaBaruKambuh (relaps)Putus obat (default)Gagal (failure)Pindahan (transfer in)Lain-lain (kasus kronik)Gambaran klinisGejala respiratori:Batuk lebih dari 2 mingguBatuk darahSesak napasNyeri dadaGejala sistemik:Demam Malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan menurunGejala TB Ekstraparu:Tergantung dari organ yang terlibatLimfadenitis TB Pembesaran yang lambat dan tidak nyeri pada KGBMeningitis TB muncul gejala meningitisPleuritis TB sesak nafas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairanPemeriksaan fisikSuara nafas bronkial, amforikSuara nafas melemahRonki basahTanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinumAlur diagnosis TB

Pengobatan TBTujuannya untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.Tabel jenis, sifat dan dosis OAT

Prinsip pengobatanHarus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan lanjutanPanduan OATWHO dan IUALTD merekomendasikan panduan OAT standar:Kategori 1:2HRZE/4H3R32HRZE/4HR2HRZE/6HEKategori 2:2HRZES/HRZE/5H3R3E32HRZES/HRZE/5HREKategori 3:2HRZ/4H3R32HRZ/4HR2HRZ/6HEPanduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia:Kategori 1: 2HRZE/4(HR)3Kategori 2: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3Kategori 1: 2HRZE/4(HR)3Pasien baru TB paru BTA positifPasien TB paru BTA negatif foto toraks positifPasien TB ekstra paru

Kategori 2: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Pasien kambuhPasien gagalPasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

Efek samping OATEfek samping ringan

Efek samping berat

Pengobatan TB pada keadaan khususTB MilierRegimen OAT sama seperti TB paruApabila ada keterlibatan meningen atau perikardium atau ada sesak nafas, tanda/gejala toksik, demam tinggi maka dianjurkan pemberian kortikosteroidPleuritis eksudativa TB (efusi pleura TB)Panduan obat: 2RHZE/4RHCairan dievakuasi seoptimal mungkinDapat diberikan kortikosteroid dengan cara tapperin off pada pleuritis eksudativa tanpa lesi di paruTB dengan DMPanduan OAT dan lama pengobatan sama dengan TB tanpa DM, dengan syarat kadar gula terkontrolJika gula darah tidak terkontrol lanjutkan sampai 9 bulanRifampisin mengurangi efektivitas obat oral antidiabetes tingkatkan dosis obat DMEfek samping etambutol pada gangguan penglihatan hati-hati pada retinopati diabetik

TB-HIVPrinsip pengobatan mendahulukan pengobatan TBPengobatan ARV dimulai berdasarkan stadium klinis HIV sesuai dengan standar WHOPenggunaan suntikan streptomisin harus memperhatikan prinsip universal precaution.Pengobatan ODHA dengan TBLini pertama: 2 NRTI + EFV 2 NRTI + NVP

Lini kedua: 2 NRTI + PIInteraksi obat TB dan obat HIVPenggunaan zidovudin akan meningkatkan terjadinya efek toksik OATDidanosin (golongan nukleotida) bersifat sebagai buffer antasida sehingga harus diberikan selang 1 jam dengan pemberian OATInteraksi OAT terutama terjadi dengan golongan NNRTI dan PI rifampisin dapat menurunkan kadar efavirenz, nevirapine dan nelfinavirTB Paru pada kehamilan, menyusui dan pemakaian kontrasepsi hormonalOAT lini pertama aman digunakan selama kehamilan, kecuali streptomisin karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier plasenta.Obat OAT aman untuk ibu yang sedang menyusui. OAT dan ASI tetap dapat diberikan.Rifampisin menyebabkan penurunan efektivitas obat kontrasepsi hormonal

TB paru dengan kelainan hatiPada pasien hepatitis akut dan atau klinis ikterik, OAT ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhanPada keadaan sangat diperlukan dapat diberikan S dan E maksimal 3 bulan sampai hepatitis menyembuh dan dilanjutkan dengan 6 RHPada keadaan hepatitis imbas obat (Drug Induced Hepatitis) harus diperhatikan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium.Drug Induced HepatitisGejala klinis +Gejala klinis OAT StopSGOT dan SGPT 3 kaliSGOT dan SGPT 5 kaliBilirubin > 2 kaliSGOT dan SGPT 3 kaliTeruskan pengobatan, dengan pengawasanTB dengan gagal ginjalEtambutol dan metabolit pirazinamid mengalami ekskresi di ginjal perlu penyesuaian dosisPemberian OAT 3 kali seminggu dengan dosis:Pirazinamid: 25 mg/kgBBEtambutol : 15 mg/kgBBAminoglikosida dapat meningkatkan risiko nefrotoksik dan ototoksik hindari penggunaannya pada pasien gagal ginjal (jika sangat diperlukan, streptomisin 15 mg/kgBB 2-3 kali seminggu)

Directly Observed Treatment Short Course (DOTS)TujuanMencapai angka kesembuhan yang tinggiMencegah putus berobatMengatasi efek samping obat jika timbulMencegah resistensiStrategi DOTSKomitmen politisPemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunyaPengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatanJaminan ketersediaan OAT yang bermutuSistem pencatatan dan pelaporan ang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.Pengawas Minum Obat (PMO)Seseorang yg dikenal, dipercayai dan disetujui, baik oleh pasien maupun petugas kesehatan, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasienSeseorang yang tinggal dekan dengan pasienBersedia membantu dengan sukarelaBersedia dilatih & mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien

Tugas PMOMengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.Evaluasi dan monitoring program nasionalSalah satu fungsi untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program.Monitoring dilakukan secara berkala dan terus menerus untuk dapat segera mendeteksi masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.Evaluasi dilakukan biasanya setiap 6 bulan sampai dengan 1 tahunPencatatan dan Pelaporan Program Nasional Penanggulangan TBPencatatan di Unit Pelayanan KesehatanKartu Pengobatan pasien TB (TB.01)Kartu identitias pasien (TB.02)Register TB UPK (TB.03 UPK)Register laboratorium TB (TB.04)Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB.05) Daftar tersangka pasien yang diperiksa dahak SPS (TB.06)Formulir rujukan/pindah pasien (TB.09)Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan (TB.10)Indikator Program TBAngka Penemuan Pasien Baru TB BTA positif (Case Detection Rate=CDR)Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate=SR)terimakasih