dolisitumeang.files.wordpress.com… · Web view · 2016-08-23Titik Awal/ STA 0+000 berada di...
-
Upload
vuongtuong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of dolisitumeang.files.wordpress.com… · Web view · 2016-08-23Titik Awal/ STA 0+000 berada di...
II - 36
Pelingkupan
2.1 DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI2.1.1 Status Studi AMDALPenyusunan dokumen Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur
sebagai upaya untuk memenuhi persyaratan pembangunan yang berwawasan lingkungan,
karena pembangunan Jalan Lingkar Pesisisr Kota Bontang ini dapat menimbulkan dampak
yang dapat mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik, biologi, sosial ekonomi maupun
budaya.
Studi AMDAL dilakukan sebelum pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang
dilaksanakan. Kondisi saat ini di lokasi studi, belum ada kegiatan pembangunan fisik jalan
maupun jembatan. Penyusunan Studi AMDAL Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota
Bontang akan mengacu pada Detail Engineering Design yang sudah dibuat pada tahun 2012
dan 2013.
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata RuangLokasi rencana Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang terletak Kecamatan
Bontang Utara yaitu Kelurahan Loktuan, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Bontang Baru
dan Kelurahan Bontang Kuala, dan di Kecamatan Bontang Selatan yaitu Kelurahan Tanjung
Laut Indah.
Berdasarkan peta rencana struktur ruang dan rencana pola ruang untuk Wilayah Kota
Bontang yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Bontang No. 11 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang (RTRW) 2012 - 2032, Kecamatan Bontang
Utara diarahkan sebagai pusat kegiatan industri strategis kota, pelabuhan, dan pergudangan.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Oleh karena itu, diperlukan suatu pembangunan jalan untuk mendukung fungsi Kecamatan
Bontang Utara sebagai pelabuhan dan menunjang lalu lintas nelayan. Pembangunan jalan
juga akan membantu meningkatnya perekonomian Kota Bontang sebagai salah satu pusat
kegiatan nasional. Untuk lebih jelasnya peta pola ruang disajikan pada Gambar 2.1 dan 2.2.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang
Gambar 2. 2Peta Rencana Pola Ruang
Kota Bontang Tahun 2012 - 2013II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir
Kota Bontang
Gambar 2. 1Peta Rencana Struktur Tata Ruang Kota Bontang Tahun 2012 - 2032
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
2.1.3 Rencana Kegiatan2.1.3.1 Lokasi KegiatanLokasi rencana Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang terletak di dua Kecamatan
yang meliputi Kecamatan Bontang Utara (Kelurahan Loktuan, Kelurahan Gunung Elai,
Kelurahan Bontang Baru dan Kelurahan Bontang Kuala), dan di Kecamatan Bontang Selatan
yaitu Kelurahan Tanjung Laut Indah.
Segment I Titik Awal/ STA 0+000 berada di Jalan Kapal Layar Kelurahan Loktuan dan berujung STA
2+731 di Sungai Tanjung Limau Kelurahan Gunung Elai Kecamatan Bontang Utara dengan
panjang 2.731 m.
Jenis konstruksi :
Jembatan = 1 Type Komposit, L = 36,0 mtr
Timbunan dan perkerasan jalan
Pile Slab
Segment IISegmen II dimulai dari STA 2+731 di Jalan H.M Thamrin Kelurahan Bontang Baru dan
berujung STA 5+200 di Jalan Piere Tandean Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang
Utara, dengan panjang 2.469 m.
Jenis konstruksi :
Jembatan = 1 Type Balok T, L = 16,0 mtr
Timbunan dan perkerasan jalan
Pile Slab Lebar jalan : 1,5 + 10,0 + 1+1,2+1+10,0+1,5 = 26,5 m
Kelas Jalan BMS 100
Segment IIISegmen II dimulai dari STA 5+200 di Jalan Piere Tandean Kelurahan Bontang Kuala dan
berujung STA 7+760 di Jalan Ir.H. Juanda/JL. Sultan Syahrir (Nama Baru) Kelurahan Tanjung
Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, dengan panjang 2.560 m.
Jenis konstruksi :
Jembatan = 1 Type Balok T, L = 16,0 mtr Timbunan dan perkerasan jalan
Pile Slab Lebar jalan : 1,5 + 10,0 + 1+1,2+1+10,0+1,5 = 26,5 m
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Kelas Jalan BMS 100
Untuk detail masing-masing segmen disajikan pada Tabel 2.1.
Lahan Kuburan Jalan Kapal Layar Semak Belukar
Sesuai dengan ijin prinsip pembangunan Jalan Lingkar Kota Bontang yang dikeluarkan oleh
Walikota Bontang dengan lokasi ikat sebagai berikut :
No. Koordinat Lokasi1 552.636,000 m E 18.355,000 m N Loktuan2 554.469,000 m E 16.297,000 m N Tanjung Limau3 556.020,124 m E 14.884,212 m N Kontang Koala4 555.224,000 m E 12.620,000 m N Tanjung Laut
Sedangkan untuk lokasi rencana Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang disajikan pada Gambar 2.3.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Tabel 2.1 Data Teknis Trase Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang
No. Kelurahan STA Panjang (m) Lahan Eksisting Lahan Rencana Segment Panjang (m)
1Loktuan 0+000 sd 0+150 150 Jalan Kapal Layar dan
Semak BelukarPersimpangan Jalan Masuk Timbunan dan Perkerasan Jalan
I
2 Loktuan 0+150 sd 0+425 275 Semak Belukar Timbunan dan Perkerasan Jalan I3 Loktuan 0+425 sd 1+250 825 Mangrove Teluk Sekatup Pile Slab I 2.7314 Loktuan 1+250 sd 1+325 75 Mangrove Teluk Sekatup Pile Slab I5 Gunung Elai 1+325 sd 2+450 1.125 Mangrove Teluk Sekatup Pile Slab I6 Gunung Elai 2+450 sd 2+695 245 Mangrove Teluk Sekatup Pile Slab I7 Gunung Elai 2+695 sd 2+731 36 Sungai Tanjung Limau Jembatan Komposit, Bentang 36m I8 Bontang Baru 2+731 sd 2+865 134 Permukiman Terapung,
2 RumahPile Slab II
9 Bontang Baru 2+865 sd 2+875 10 Permukiman 10 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II10 Bontang Baru 2+875 sd 2+886 11 Halaman Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II11 Bontang Baru 2+886 sd 2+896 10 Jl. Raya H.M. Thamrin/
Jl. Mulawarman (Nama Baru), 10 Rumah
Persimpangan Jalan Masuk II
12 Bontang Baru 2+896 sd 3+025 129 Lahan Kosong Permukiman, 4 Rumah
Timbunan dan Perkerasan Jalan II
13 Bontang Baru 3+025 sd 3+031 6 Jalan Oto Iskandar Dinata Persimpangan Jalan Masuk II14 Bontang Baru 3+031 sd 3+180 149 Semak Belukar Timbunan dan Perkerasan Jalan II15 Bontang Baru 3+180 sd 3+200 20 Rumah Permanen, 2 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II16 Bontang Baru 3+200 sd 3+225 25 Lahan Kosong Permukiman Timbunan dan Perkerasan Jalan II17 Bontang Baru 3+225 sd 3+230 5 Cross Jalan Pemukiman
Jl. KH. Dewantara Persimpangan Jalan Masuk II
18 Bontang Baru 3+230 sd 3+280 50 Tanah Kosong Timbunan dan Perkerasan Jalan II19 Bontang Baru 3+280 sd 3+285 5 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II 2.46920 Bontang Baru 3+285 sd 3+590 305 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan II21 Bontang Baru 3+590 sd 3+600 10 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II22 Bontang Baru 3+600 sd 3+700 100 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II23 Bontang Baru 3+700 sd 3+800 100 Jalan Lingkungan Perumahan
Jl. Beton/Gang Timbunan dan Perkerasan Jalan II
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
No. Kelurahan STA Panjang (m) Lahan Eksisting Lahan Rencana Segment Panjang (m)24 Bontang Baru 3+800 sd 3+825 25 2 Rumah Permanen 50% Timbunan dan Perkerasan Jalan II25 Bontang Kuala 3+825 sd 3+830 5 Jalan Lingkungan Perumahan
Jl. Cut Nyak DienPersimpangan Jalan Masuk II
26 Bontang Kuala 3+830 sd 3+850 20 Rumah 30% sedang dibangun Timbunan dan Perkerasan Jalan II27 Bontang Kuala 3+850 sd 4+655 805 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan II28 Bontang Baru 4+655 sd 4+975 320 Tambak Pile Slab II29 Bontang Baru 4+975 sd 4+991 16 Sungai Rencana Jembatan B= 16m II30 Tanjung Laut 4+991 sd 5+100 109 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan II31 Tanjung Laut 5+100 sd 5+115 15 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan II32 Tanjung Laut 5+115 sd 5+175 60 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan II33 Tanjung Laut 5+175 sd 5+200 25 Bangunan Timbunan dan Perkerasan Jalan II34 Tanjung Laut 5+200 sd 5+212 12 Jalan Piere Tandean/
Jl. Yos Sudarso ( Nama Baru) Persimpangan Jalan Masuk III
35 Tanjung Laut 5+212 sd 5+234 22 Semak Belukar Timbunan dan Perkerasan Jalan III36 Tanjung Laut 5+234 sd 5+250 16 Sungai Bontang Rencana Jembatan B= 16m III37 Tanjung Laut Indah 5+250 sd 6+750 1.500 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan III38 Tanjung Laut Indah 6+750 sd 6+786 36 Sungai Siagian Rencana Jembatan 36m III39 Tanjung Laut Indah 6+786 sd 6+950 164 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan III 2.56040 Tanjung Laut Indah 6+950 sd 6+975 25 2 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan III41 Tanjung Laut Indah 6+975 sd 7+090 115 3 Rumah Timbunan dan Perkerasan Jalan III42 Tanjung Laut Indah 7+090 sd 7+625 535 Tambak Timbunan dan Perkerasan Jalan III43 Tanjung Laut Indah 7+625 sd 7+645 20 Sungai Rencana Jembatan B=20m III44 Tanjung Laut Indah 7+645 sd 7+760 115 Jalan Ir.H. Juanda/
JL. Sultan Syahrir (Nama Baru) Persimpangan Jalan Masuk III
Total Panjang 7.760• Timbunan 4.948• Pile Slab 2.724• Total Bentang
Jembatan 88
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Gambar 2.2Peta Lokasi Rencana Jalan
Lingkar Pesisir Kota Bontang
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
2.1.3.2 Lingkup Tahapan KegiatanI. Tahap Pra KonstruksiA. Pembebasan LahanLuas total yang akan dibebaskan untuk rencana kegiatan jalan ini adalah sekitar 24,72 Ha
dengan panjang jalan 7.760 m dan lebar 30 m. Sebagian besar lahan ini milik masyarakat,
dan akan dilakukan inventarisasi sebelum dilaksanakan kegiatan pembebasan lahan.
Kegiatan pembebasan lahan akan dilakukan secara transparan dan langsung antara pemilik
lahan dengan tim pembebasan lahan, secara musyawarah untuk mencapai mufakat
mengenai harga yang pantas dan menguntungkan semua pihak.
Hutan Mangrove yang terkena pembebasan Pada trase Kelurahan Lok Tuan – Tanjung Limau, terdapat beberapa luas hutan mangrove
yang harus dibebaskan dikarenakan sangat sulit untuk dihindari. Adapun luas hutan
mangrove yang akan dibebaskan adalah sekitar 1.900 x 30 meter sama dengan kurang lebih
57.000 m².
TambakBerdasarkan luas tambak yang diprakirakan harus dibebaskan adalah sekitar 6.264 m2
(Sumber : Dokumen Studi Kelayakan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, 2012). Lokasi tambak yang akan
dibebaskan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Permukiman PendudukPada trase Loktuan – Tanjung Limau, beberapa titik persimpangan jalan lingkar dengan jalan
eksisting akan memotong beberapa permukiman atau memotong beberapa rumah penduduk
diantaranya :
Segmen I terutama Jalan Kapal layarPada jalan ini terdapat sekitar 22 rumah penduduk yang dibebaskan untuk pelebaran jalan
yang digunakan oleh kendaraan berat/besar yang menuju ke Pelabuhan Loktuan.
Segmen IIKawasan Tanjung Limau merupakan permukiman yang cukup padat. Sekitar 40 buah rumah
baik yang non permanen maupun yang permanen.
Segmen IIIPada segmen III jumlah rumah yang akan terkena pembebasan lahan sekitar 5 rumah yang
berada di Kelurahan Tanjung Laut Indah.
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak perubahan nilai lahan, keresahan masyarakat,
gangguan aktifitas nelayan dan tambak.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Untuk meminimalkan dampak yang akan ditimbulkan, telah dirancang beberapa program
antara lain :
Melakukan sosialisasi atas rencana pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang
Melakukan pendekatan/musyawarah kepada pemilik lahan untuk mencapai kesepakatan
harga
Pembayaran ganti rugi lahan segera dilakukan.
Berkoordinasi dengan Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang untuk
menentukan lokasi, jumlah dan jenis penggantian hutan mangrove yang dibebaskan
B. Sosialisasi dan KoordinasiKegiatan sosialisasi dilakukan kepada masyarakat yang berada di sekitar wilayah kegiatan
untuk memberikan informasi secara transparan rencana kegiatan yang akan dilakukan dari
tahap pra konstruksi hingga tahap operasi. Sosialisasi ini memberikan dampak positif berupa
adanya saran, tanggapan dan masukan dari masyarakat serta instansi terkait yang
merupakan bahan pertimbangan bagi rencana kegiatan. Koordinasi dilaksanakan dengan
dinas-dinas terkait untuk menunjang pelaksanaan kegiatan terutama dalam perizinan.
II. Tahap KonstruksiA. Pemakaian Tenaga KerjaPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang akan membutuhkan tenaga kerja, baik
dalam pekerjaan pembangunan jalan maupun rest area. Tenaga kerja tersebut diperlukan
mulai dari pematangan lahan sampai dengan pembangunan. Jumlah tenaga kerja total yang
dibutuhkan dalam pembangunan jalan lingkar pesisir sekitar 584 orang, yang terdiri dari
Tenaga Ahli 7 orang, mandor 19 orang, supir terampil 27 orang, pembantu supir 73 orang,
buruh terampil 108 orang dan buruh tidak terampil 350 orang diantaranya 541 orang dari
penduduk lokal.
Sebagian besar tenaga ahli, tenaga terlatih dan operator alat-alat berat akan didatangkan dari
luar proyek, jika tidak tersedia tenaga dari lokasi rencana kegiatan. Sedangkan tenaga kerja
tidak terampil diambil dari penduduk lokal, tetapi apabila tidak mencukupi bisa didatangkan
dari luar. Tenaga kasar tersebut ditampung dalam satu barak kerja yang disediakan oleh
kontraktor pelaksana. Untuk lebih jelasnya spesifikasi tenaga kerja disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah dan Spesifikasi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan untuk Konstruksi
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
No. Jenis Pekerjaan Kualifikasi Minimal Jumlah Tenaga Kerja (Org)
Asal Tenaga Kerja
I Pekerjaan Drainase
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
No. Jenis Pekerjaan Kualifikasi Minimal Jumlah Tenaga Kerja (Org)
Asal Tenaga Kerja
1 Tenaga Ahli S1, Teknik Sipil 1 Dari Luar Kota2 Mandor SMK atau sederajat 3 Dari Luar Kota3 Supir Terampil/operator SMA & memiliki SIM B1 3 Dari Luar Kota4 Pembantu Supir SLTP Sederajat 9 Penduduk Sekitar5 Buruh Terampil SMU atau sederajat 5 Penduduk Sekitar6 Buruh tak terampil SLTP 50 Penduduk Sekitar
Sub.Total 71II Pekerjaan Tanah
1 Tenaga Ahli S1, Teknik Sipil 1 Dari Luar Kota2 Mandor SMK atau sederajat 2 Dari Luar Kota3 Supir Terampil/operator SMA & memiliki SIM B1 5 Dari Luar Kota4 Pembantu Supir SLTP Sederajat 12 Penduduk Sekitar5 Buruh Terampil SMU atau sederajat 10 Penduduk Sekitar6 Buruh tak terampil SLTP 50 Penduduk Sekitar
Sub.Total 80III Pekerjaan Perkerasan Berbutir
1 Tenaga Ahli S1, Teknik Sipil 1 Dari Luar Kota2 Mandor SMK atau sederajat 2 Dari Luar Kota3 Supir Terampil/operator SMA & memiliki SIM B1 5 Dari Luar Kota4 Pembantu Supir SLTP Sederajat 12 Penduduk Sekitar5 Buruh Terampil SMU atau sederajat 10 Penduduk Sekitar6 Buruh tak terampil SLTP 50 Penduduk Sekitar
Sub.Total 80IV Pekerjaan Perkerasan Aspal
1 Tenaga Ahli S1, Teknik Sipil 1 Dari Luar Kota2 Mandor SMK atau sederajat 2 Dari Luar Kota3 Supir Terampil/operator SMA & memiliki SIM B1 4 Dari Luar Kota4 Pembantu Supir SLTP Sederajat 10 Penduduk Sekitar5 Buruh Terampil SMU atau sederajat 8 Penduduk Sekitar6 Buruh tak terampil SLTP 50 Penduduk Sekitar
Sub.Total 75V Pekerjaan Struktur
1 Tenaga Ahli S1, Teknik Sipil 4 Dari Luar Kota2 Mandor SMK atau sederajat 10 Dari Luar Kota3 Supir Terampil/operator SMA & memiliki SIM B1 10 Dari Luar Kota4 Pembantu Supir SLTP Sederajat 40 Penduduk Sekitar5 Buruh Terampil SMU atau sederajat 75 Penduduk Sekitar6 Buruh tak terampil SLTP 150 Penduduk Sekitar
Sub.Total 289Total I, II, III, IV, V 584
Sumber : DED Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, 2012
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Kegiatan pemakaian tenaga kerja berpotensi menimbulkan dampak adalah penurunan
kualitas air sungai, penurunan kualitas air laut, gangguan terhadap mangrove, gangguan
terhadap biota air, adanya peluang kerja dan usaha, adanya peningkatan pendapatan,
adanya kecemburuan sosial dan terjadinya keresahan masyarakat.
Untuk meminimalkan dampak yang akan ditimbulkan, telah direncanakan beberapa program
diantaranya :
Memasang septic tank portable untuk limbah cair yang dihasilkan oleh pekerja
Menyediakan tempat sampah
Melakukan sosialisasi
Melakukan pemasangan pengumumam penerimaan tenaga kerja
perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan.
B. Mobilisasi Alat dan Bahan Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang akan memerlukan bahan/material seperti
semen, besi beton, batu bata, batu kali/gunung, pasir, kerikil dan lain sebagainya.
Pelaksanaan pekerjaan pengambilan maupun pengangkutan material akan dilakukan oleh
kontraktor pelaksana. Sumber bahan material yang digunakan berasal di sekitar lokasi
kegiatan dan didatangkan dari luar lokasi. Pelaksanaan pengelolaan quarry akan
dilaksanakan oleh kontraktor yang telah memiliki ijin dari instansi terkait dan disyaratkan tidak
merusak lingkungan dan ekosistem setempat.
Pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat berat seperti
buldozer, excavator, loader, grader dan dump truck. Alat maupun bahan yang diperlukan
berasal dari dekat lokasi kegiatan maupun didatangkan dari luar Kota Bontang.Untuk batu kali
didatangkan dari Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Tabel 2.3 Volume Material yang Akan Digunakan
No. Jenis Bahan Satuan Volume Alat Angkut Disposal AreaI Pekerjaan Drainase
1 Galian untuk jalan kerja Ponton Service M³ 110.000 Dump Truck Material Tanah
dan lumpur2. Batu Kali M³ 2.674 Dump Truck3. Gorong-gorong Pipa Beton Ø30 cm M’ 3.000 Dump TruckII Pekerjaan Tanah1 Galian Tanah M³ 11.449 Dump Truck2 Timbunan Tanah Pilihan M³ 47.581 Dump Truck3 Penyiapan Badan Jalan M² 37.800 Dump Truck
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
No. Jenis Bahan Satuan Volume Alat Angkut Disposal Area
4 Pembersihan dan Pengupasan Lahan M² 46.800 Dump Truck
III Pekerjaan Berbutir1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A M³ 5.670 Dump Truck2. Perkerasan M³ 10.566 Dump TruckIII Pekerjaan Aspal1 Lapis Perekat - Aspal Cair Ltr 136.474 Dump Truck2 Laston Lapis Aus (AC-WC) Hotmix Ton 7.223 Dump Truck3 Aspal Minyak Ton 488 Dump TruckIV Struktur
1 Beton fc’ =30 Mpa (K-350) M³ 55.173 Truck Mixer2 Beton fc’ =20 Mpa (K-250) M³ 2.975 Truck Mixer3 Beton fc’ =10 Mpa (K-125) M³ 9.565 Truck Mixer4 Pracetak Flat Slab Bentang 5,5 m Bh 14.400 Dump Truck5 Baja Tulangan BJ 24 Polos Kg 309.311 Dump Truck6 Baja Tulangan BJ 39 Ulir Kg 12.775.380 Dump Truck
7 Tiang Pancang Beton Prategang Pracetak ukuran/ diameter 600 mm M’ 117.600 Trailer
8 Expansion Joint Tipe baja bersudut M’ 1.632 Dump Truck9 Sandaran (Railing) M’ 6.371 Dump Truck
10 Pipa Cucuran Baja M’ 1.275 Dump Truck11 Pasir Urug M³ 1.204 Dump Truck
Sumber : DED Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, 2012
Tabel 2.4 Kebutuhan Alat Berat yang Digunakan
No. Jenis Alat Kapasitas Jumlah Alat (unit)
1. Asphalt Mixing Plant (AMP) 12. Asphalt Finisher 13. Asphalt Sprayer 14. Bulldozer 100-150 HP 100-150 HP 25. Compressor 4000-6500 L\M 4000-6500 L\M 16. Concrete Mixer 0.3-0.6 M3 0.3-0.6 M3 47. Crane 10-15 Ton 10-15 ton 28. Dump Truck 6 Ton 6 ton 16
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
No. Jenis Alat Kapasitas Jumlah Alat (unit)
9. Excavator 80-140 HP 80-140 HP 410. Generator Set 111. Motor Grader >100 HP >100 HP 112. Wheel Loader 1.0-1.6 M3 1.0-1.6 M3 113. Tandem Roller 6-8 T. 6-8 ton 114. Tire Roller 8-10 T 8-10 ton 115. Vibratory Roller 5-8 T. 5-8 ton 216. Concrete Vibrator 417. Water Tanker 3000-4500 L. 3000-4500 L 218. Stamper 119. Concrete Pump 220. Trailer 20 ton 20 TON 121. Pile Driver + Hammer 222. Crane on Track 35 ton 35 ton 223. Welding Set 124. Condrete Mixer (350) 350 425. Truk Mixer (Agitator) 6 M3 1226. Ponton Service 15000 Fit 227. Batching Plant 1
Sumber : DED Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, 2012
Selain peralatan tersebut, dalam pekerjaan konstruksi juga akan digunakan peralatan
konvensional seperti cangkul, sekop, garpu, linggis dan sebagainya.
Kegiatan mobilisasi akan berpotensi menimbulkan dampak seperti penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air sungai, penurunan kualitas air laut, gangguan
terhadap flora dan fauna, gangguan mangrove, gangguan terhadap biota air, keresahan
masyarakat, gangguan terhadap aktifitas nelayan, gangguan terhadap aktifitas tambak,
gangguan terhadap kesehatan masyarakat, gangguan terhadap transportasi sungai,
gangguan terhadap kualitas jalan, adanya kemacetan lalu lintas dan gangguan terhadap lalu
lintas lokal.
Untuk meminimalkan dampak yang akan ditimbulkan, telah dirancang beberapa program
antara lain :
Melakukan sosialisasi adanya rencana kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Pesisisr Kota
Bontang
Pengaturan kecepatan kendaraan tidak melebihi 20 km/jam di daerah permukiman
(terutama pada jam sibuk)
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Melakukan penyiraman pada jalan yang dilalui mobilisasi alat dan bahan terutama dekat
pemukiman
Menutup kendaraan pengangkut material dengan terpal atau lembar plastik
Menjaga kondisi mesin kendaraan proyek agar selalu baik
Memasang rambu-rambu pembatasan kecepatan kendaraan
Pemeliharaan jalan setiap ada kerusakan pada akses kendaraan
Berkoordinasi dengan kepolisian setempat
Pengaturan ritasi pengangkutan
C. Pembukaan lahan Pembukaan lahan terdiri dari pembersihan lahan diantaranya penebangan pohon-pohon
maupun mangrove, semak belukar dan yang lainnya yang ada di lokasi rencana kegiatan.
Kontraktor pelaksana pekerjaan akan membongkar akak-akar dan yang berlubang akan
ditimbun dengan tanah galian. Prakiraan tanah galian sebanyak 110.000 m³ Alat yang
digunakan adalah bulldozer, excavator dan dump truck sebagai alat angkut.
Kegiatan pembukaan lahan akan berpotensi menimbulkan dampak seperti peningkatan
kebisingan, adanya erosi lahan, penurunan kualitas air sungai, penurunan kualitas air laut,
gangguan terhadap flora dan fauna, gangguan mangrove, gangguan terhadap biota air,
keresahan masyarakat, gangguan terhadap aktifitas nelayan dan gangguan terhadap aktifitas
tambak.
Pengelolaan lingkungan yang direncanakan diantaranya :
Tenaga kerja yang terlibat dilengkapi dengan alat safety Membangun sedimen trap untuk padatan tersuspensi/lumpur seperti kolam pengendapan
lumpur yang memadai untuk mengendapkan lumpur sebelum dialirkan ke sungai.
Penebangan pohon disesuaikan dengan luasan yang telah ditentukan.
D. Pematangan Lahan Setelah lahan dibersihkan dilakukan kegiatan penimbunan lahan untuk meratakan ketinggian
sesuai dengan level dari alinyemen yang dibutuhkan. Sebagian tanah untuk pengisian dan
penimbunan diambil dari lahan di dalam lokasi rencana kegiatan yang akan diratakan.
Prakiraan tanah galian sebanyak 11.449 m³ dan tanah timbunan sebanyak 47.581 m³. Alat
yang digunakan adalah bulldozer dan excavator. Setelah pelaksanaan selesai semua, lokasi
rencana kegiatan juga akan dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai,
serta area diratakan dan dirapikan sesuai dengan ketentuan.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Kegiatan pematangan lahan akan berpotensi menimbulkan dampak seperti penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, adanya erosi lahan, penurunan kualitas air sungai,
penurunan kualitas air laut, dan gangguan terhadap biota air.
Pengelolaan lingkungan yang direncanakan diantaranya :
Tenaga kerja yang terlibat pada tahap pematangan lahan akan dilengkapi dengan masker
penutup mulut untuk menghindari sebaran debu dan dilengkapi alat safety.
Pekerjaan pematangan lahan tidak dilaksanakan pada malam hari
Menjaga kondisi mesin kendaraan proyek agar selalu baik
Membanguan sedimen trap untuk padatan tersuspensi/lumpur seperti kolam pengendapan
lumpur yang memadai untuk mengendapkan lumpur sebelum dialirkan ke sungai.
E. Konstruksi Jalan dan Jembatan Segmen IPada segmen I ini, Sta +000 berada pada ketinggian elevasi tertinggi +12.830 m. Sedangkan
Sta 3+100 merupakan pertemuan Jalan Kapal Layar dengan tinggi elevasi + 24.190 m.
Daerah ini merupakan daerah rawan pasang surut air laut dengan estimasi prosentasi hutan
mangrove yang mencapai 85%. Jarak terdekat dengan batas Taman Nasional Kutai (TNK)
sejauh 75 meter. Pada posisi ini direncanakan konstruksi menggunakan pile slab sepanjang
2.270 m dengan ketinggian terendah +8.950 m dan tertinggi +14.121 m. Posisi trase melewati
sungai alam dengan lebar 15 s/d 20 meter dan untuk hal ini direncanakan dibuat jembatan
Komposit dengan bentang 36 meter.
Pada segmen ini pelaksanaan konstruksi dimulai dari Sta 3+100 dengan mendahulukan sisi
kanan pileslab. Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan sisi kiri, dimana supply tiang
pancang bisa dari atas pile slab yang sudah ada juga jika melibatkan ponton pancang tetap
dapat beroperasi dari sisi kiri yang langsung ke arah laut.
Segmen IIPada segmen II dimulai dari STA 2+731 sampai STA 5+200 dengan panjang 2.469 m.
Secara keseluruhan segmen ini melewati tambak yaitu sepanjang 1.279 m dan 720 m rumah
penduduk yang akan dilakukan timbunan dan perkerasan jalan. Sedangkan pile slab yang
digunakan sepanjang 454 m. Segmen ini akan melewati sungai pada STA 4+975 sampai
STA 4+991 sehingga direncanakan dibuat jembatan komposit dengan bentang 16 meter.
Jarak terdekat dengan batas Taman Nasional Kutai (TNK) sejauh 90 meter.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Segmen IIIPada segmen II dimulai dari STA 5+200 sampai STA 7+760 dengan panjang 2.560 m.
Kegiatan di segmen ini masih didominasi dengan tambak yaitu sepanjang 1.500 m dan 988 m
rumah penduduk maupun jalan yang akan dilakukan timbunan dan perkerasan jalan dan tidak
menggunakan konstruksi pile slab. Segmen ini akan melewati 3 sungai sehingga
direncanakan dibuat jembatan komposit dengan bentang bervariasi antara 16, 20 maupun
36m.
Konstruksi Jalan dengan Perkerasan Timbunan, Berbutir, Struktur dan PengaspalanMetode timbunan adalah :
Material tanah existing dibersihkan dari bahan organik atau material humus lainnya dengan
excavator/buldoser. Setelah itu material timbunan diangkut dari quarry (yang materialnya
memenuhi syarat timbunan secara laboratorium) ke lokasi badan jalan dengan alat angkut
dump truck.
Di lokasi badan jalan, material dihamparkan dengan menggunakan motor grader/ buldoser, lapis demi lapis hingga mencapai ketebalan maksimal 30 cm. Dalam pemadatan kadar air
tanah dijaga mendekati kadar air optimum. Kemudian dipadatkan dengan vibro roller minimal
10 ton dan passing minimal 8 kali atau sesuai trial pemadatan apabila dilakukan. Test hasil
pemadatan dilakukan pada setiap layer dengan sandcone atau sejenis untuk mengetahui
kepadatan lapangan yang dicapai (minimal 95% untuk lapis bawah).
Pada Tabel 2.5 disajikan parameter perencanaan desain perkerasan jalan yang akan
digunakan.
Tabel 2.5 Parameter Perencanaan Design Perkerasan Jalan
No. Parameter Perkerasan Lentur1. Umur rencana 10 tahun2. Terminal serviceability (pt) 2,0 – 3,03. Initial serviceability (po) 4,24. Serviceability loss (ΔPSI) po - pt5. Elastic (resilient) modulus AC (EAC) 450.000 psi6. Layer coeff .AC surface course (a1) Berdasarkam EAC = 450.000 psi7. Layer coeff. ATB (a21) Bersadarkan MS = 800 kg8. Tebal minimum Asphalt Concrete 4 inch
Sumber : Dokumen Studi Kelayakan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, 2012
Konstruksi Jalan dengan Perkerasan Pile Slab dan pengaspalan Metode Pile Slab :
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
1. Pemancangan Spun PileMaterial dan alat pancang dimobilisasi ke lokasi pekerjaan di ujung jalan timbunan. Karena
lokasi merupakan daerah pantai dimana airnya pasang surut, maka pemancangannya dapat
dibuat 2 alternatif :
– Laut :
Pemancangan dilakukan apabila air laut sedang pasang. Dengan menggunakan ponton service dan mesin pancang diatasnya. Apabila kedalaman air tidak memenuhi draft ponton maka bisa dilakukan pembuatan kanal sepanjang jalan dengan driging menggunakan swamp backhoe.untuk lebih jelasnya disajikan pada Gambar 2.4.
• Dibuat titik-titik BM sepanjang pile slab dengan jarak maksimum 50 meter untuk
menghindari kesalahan penempatan titik pancang.
• Titik-titik lokasi tiang pancang sudah di stake out dengan alat ukur (minimal 2 alat
ukur) dan ditandai.
• Alat pancang berdiri di landasan/ponton dan dimodifikasi agar hammer pancang
dapat bergerak dengan jangkauan yang lebih jauh. Mengingat lebar jalan sangat
besar sehingga tidak memungkinkan alat pancang bergerak bebas untuk menjangkau
tiang terjauh. Resiko dari modifikasi ini biasanya hammer pancang dapat bergerak
bebas sehingga tidak tepat pada kepala tiang yang berakibat rusak/patah nya tiang
tersebut.
• Material pancang diangkut ke lokasi pemancangan dengan alat angkut dengan
ponton service.
• Material diangkut secara bertahap sesuai kemampuan alat angkut yang digunakan.
• Pemancangan dimulai dari kedua ujung jalan dan bertemu di bentang tengah.
• Selama pemancangan, untuk menjaga kelurusan tiang pancang wajib dikontrol oleh
surveyor dengan 2 alat ukur.
• Pemancangan di hentikan apabila final set 10 pukulan terakhir telah mencapai 2,5
cm.
– Darat :
Dengan membuat jalan darurat/sementara sepanjang jalur pile slab, menggunakan
konstruksi timbunan tanah, bantalan balok kayu/bantalan kelapa dan pelat baja.
• Dibuatkan jalan darurat sepanjang trase jalan dengan konstruksi timbunan
landasan balok kayu serta kombinasi pelat baja.
• Diesel hammer dan material pancang di mobilisasi lewat timbunan
• Bila melewati alur harus dibuat jembatan darurat.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
• Biasanya terkendala pasang surut air laut.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir
Kota Bontang
Gambar 2.4Pemancangan dengan Menggunakan Ponton
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
P.3
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Gambar 2.4Typical Pile Slab
II - 36
Pelingkupan
2. Pemasangan Precast Slab Sebelumnya precast slab di cor jauh hari sebelum dipasang ke pilecap. Precast slab dibuat
modul–modul precast yang sesuai ukurannya dengan kondisi lapangan dan dapat mudah
diangkat. Misalnya 1,3 x 4,4. Tebal precast slab setebal lantai 35 cm dan merupakan bagian
dari lantai jembatan. Precast slab dipasang menggunakan alat angkat crane sesuai
kapasitas/berat modul slabnya. Dipasang selebar bentang kemudian bersambung kebentang
selanjutnya. Precast slab didesain sedemikian rupa, sehingga bisa dengan mudah dapat
dipasang, dan dipada tiap sambungan dibuat overstek untuk dapat dicor dan berperilaku
secara monolit. Pembesian pada pile cap juga didesain sedemikian rupa (tambahan overstek)
sehingga dapat monolite dengan slab lantai. Sambungan antara satu precast slab dengan
precast slab selanjutnya pada pile cap dicor dengan menggunakan truck mixer yang langsung
dapat lewat diatas precast slab yang telah terpasang. Precast slab dipasang secara kontinyu
saling bersambung ke arah sta selanjutnya. Untuk lebih jelasnya pemasangan precast slab
disajikan pada Gambar 2.7.
3. Pemasangan Pile CapSesudah pelaksanaan tiang pancang selesai dikerjakan tahapan selanjutnya adalah
pemasangan pile cap (Gambar 2.8).
Metode pemasangan adalah sebagai berikut :
• Dibuat perancah sesuai bentuk pile cap dengan balok balok kayu/baja, dimana
seluruhnya menumpu pada tiang pancang. Tumpuan balok diklam pada tiang pancang.
• Dilakukan pengasaran/pemotongan ujung tiang pancang untuk pemasangan overstek penyaluran tulangan.
• Besi tulangan yang sudah dipabrikasi di base camp dipasang sesuai gambar desain.
• Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump dan selang untuk
menjangkau seluruh pile capnya (lewat darat/badan jalan)
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Kerangka AcuanAnalisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir
Kota Bontang
Gambar 2.7Pemasangan Precast Slab
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Kerangka AcuanAnalisis Dampak Lingkungan Hidup
Pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang
Gambar 2.8Pengecoran Pile Cap
II - 36
Pelingkupan
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
4. Pemasangan JembatanStruktur jembatan ini direncanakan menggunakan balok gelagar dari beton bertulang dengan
bentang 16 meter yang ditumpu oleh abudment tepi. Dalam arah longitudinal, gelagar akan
diperkaku dengan diafragma tiap jarak 2,65 meter yang terbuat dari balok beton bertulang
untuk mendapatkan konfigurasi kekakuan struktur dan kekuatan yang saling terbagi setiap
beban yang diterimanya. Untuk bagian ujungnya berupa perletakan system simple beam menggunakan bearing pad dari karet elastomer yang didalamnya berupa plat baja yang
ditumpu diatas abudment. Pada tengan abudment juga dibuat konstruksi penahan lateral
untuk menghindari pergeseran perletakan.
Bentang jembatan yang dibangun adalah bentang 16, 20 dan 36. Untuk lebih jelasnya
bentang jembatan disajikan pada Gambar 2.9 dan Gambar 2.10.
Perencanaan Perletakan Perencanaan perletakan/bearing pad jembatan akhir akhir ini sering memakai elastomer, yaitu
bahan yang terbuat dari kombinasi antara karet yang didalamnya terdapat pelat baja.
Perencanaan elastometer ini digunakan pada metode rencana keadaan batas kelayanan,
sedangkan rencana keadaan batas ultimate tidak diperkenankan. Bridge Design Code pasal
8.3 mengatur persyaratan mengenai perletakan elastomer, yang mampu memikul translasi
dan rotasi melalui deformasi elastic. Bearing harus harus dipasang minimum 25 mm dari tepi
sesi permukaan tumpuan, untuk mengejutkan mengijinkan pelebaran elastometer dibawah
beton. Bila perletakan mengalami displacement geser/torsi secara bersamaan dalam 2 arah
maka perletakan bulat/circular umumnya lebih sesuai disbanding dengan perletakan
persegi/rectangular. Untuk jembatan komposit dan rangka baja ini memakai perletakan
elastomer persegi.
Perletakan jembatan komposit
Rencana keadaan batas kelayanan beban hidup load factor K = 2, beban angin K = 1,2
sedangkan beban mati dan gempa K = 1 berdasar Bridge Design Code section 2.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Gambar 2.5Rencana Jembatan Beton Type T Bentang 16 m
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Gambar 2.6Rencana Jembatan Komposit Bentang 36 m
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
5. Pemasangan Dinding Pengaman/Railling dan Trotoar
• Tahapan terakhir adalah pemasangan dinding pengaman dan trotoar serta aksesoris
jembatan.
• Bekisting dan pembesian dipasang dan seluruhnya ditahan oleh lantai jembatan.
• Pengecoran oleh truck mixer dilaksanakan lewat badan jembatan.
Gambar detail dari dinding pengaman disajikan pada Gambar 2.11.
Pengaspalan
Tahapan selanjutnya pekerjaan pengaspalan, setelah selesai baik konstruksi jalan di darat
dan di lokasi berair/rawa dengan menggunakan pile slab, selanjutnya dilakukan pengaspalan
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Menaburkan aspal cair/tackout ke bagian jalan yang sudah kering dengan menggunakan
sprayer disemprotkan.
2. Baru dilakukan penggelaran Aspal Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus/kasar)
Kegiatan mobilisasi akan berpotensi menimbulkan dampak seperti penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan, peningkatan getaran, penurunan kualitas air sungai, penurunan
kualitas air laut, gangguan terhadap oceanografi, gangguan terhadap flora dan fauna,
gangguan mangrove, gangguan terhadap biota air, gangguan terhadap aktifitas nelayan,
gangguan terhadap aktifitas tambak, gangguan terhadap transportasi sungai, adanya
kemacetan lalu lintas dan gangguan terhadap lalu lintas.
Pengelolaan lingkungan yang direncanakan diantaranya :
Melakukan sosialisasi adanya rencana kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota
Bontang
Tenaga kerja yang terlibat akan dilengkapi dengan masker penutup mulut untuk
menghindari sebaran debu dan dilengkapi alat safety.
Membanguan sedimen trap untuk padatan tersuspensi/lumpur seperti kolam pengendapan
lumpur yang memadai untuk mengendapkan lumpur sebelum dialirkan ke sungai
Memasang rambu lalu lintas
Berkoordinasi dengan dinas terkait
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Gambar 2.7Detail Dinding Pengaman
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
F. Pembangunan Rest AreaLuas rest area yang direncanakan adalah 1000 m2. Kegiatan yang ada di rest area ini
dilengkapi dengan kedai-kedai makanan, juga dilengkapi dengan toilet untuk pria dan wanita.
Rest area ini dilengkapi dengan area parkir sekitar 20 kendaraan dan juga dilengkapi dengan
sandaran jetty. Pelebaran jalan ke arah laut menggunakan pile slab. Untuk lebih jelasnya
denah rest area disajikan pada Gambar 2.12.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Gambar 2.8 denah rest area
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
III. Tahap OperasiA. Pengoperasian JalanPengoperasain jalan dilaksanakan setelah proses konstruksi selesai. Jalan ini untuk
menghubungkan jalan dari Loktuan menuju ke Tanjung Laut Indah.
Potensi yang menimbulkan dampak adalah penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, perubahan tata ruang, peningkatan nilai lahan dan gangguan terhadap
transportasi sungai.
Pengelolaan lingkungan yang direncanakan diantaranya :
Melakukan penghijauan
Memasang rambu-rambu lalu lintas
Pemeliharaan jalan setiap ada kerusakan pada akses kendaraan
B. Pengoperasian Rest AreaPengoperasian rest area ditujukan untuk tempat istirahat bagi yang akan melanjutkan
perjalanan ke Tanjung laut Indah. Potensi yang menimbulkan dampak adalah gangguan
terhadap kualitas air sungai, gangguan terhadap biota air, adanya peluang kerja dan usaha
dan peningkatan pendapatan.
Pengelolaan lingkungan yang direncanakan diantaranya :
Menyediakan tempat sampah.
Menyediakan septic tank portable Bekerja sama dengan dinas terkait dalam pengangkutan sampah.
Memprioritaskan dan memberi kesempatan terhadap penduduk lokal dalam
mengembangkan usaha.
C. Pemeliharaan JalanPemeliharaan jalan dilaksankan jika ada ruas jalan yang rusak dan akan segera diperbaiki.
Potensi yang menimbulkan dampak adalah adanya peluang kerja dan usaha, peningkatan
pendapatan dan kemacetan lalu lintas.
Pengelolaan lingkungan yang direncanakan diantaranya :
Melakukan pemasangan pengumuman adanya kegiatan pemeliharaan
perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan
Mengutamakan penduduk lokal
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Memasang rambu-rambu lalu lintas
Pemeliharaan jalan setiap ada kerusakan pada akses kendaraan
Berkoordinasi dengan dinas terkait
2.1.3.3 Jadwal Pelaksanaan Rencana KegiatanJadwal pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang
mulai dari tahapan pra konstruksi sampai tahap operasi disajikan pada Tabel 2.6.
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 36
Pelingkupan
Tabel 2.6 Jadwal Rencana Kegiatan
No. Jenis PekerjaanTahun Ke - 1 Tahun Ke - 2 Tahun Ke - 3 Tahun
Ke - 41 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
1 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A Tahap Pra Konstruksi1. Pembebasan Lahan2. Sosialisasi dan KoordinasiB Tahap Konstruksi3. Pemakaian Tenaga Kerja4. Mobilisasi Alat, Bahan dan
Quarry5. Pembukaan Lahan6. Pematangan Lahan7. Konstruksi Jalan dan
JembatanC Tahap Operasi8. Pengoperasian Jalan dst9. Pengoperasian Rest Area dst10. Pemeliharaan Jalan dst
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan HidupPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
2.2 RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL2.2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak2.2.1.1 Komponen Geofisika Kimia
A. Letak Geografis Kota Bontang yang berada di Provinsi Kalimantan Timur, berjarak ± 90 km dari ibukota
provinsi yaitu Kota Samarinda. Secara geografis, Kota Bontang terletak antara 117o26’34,86”
Bujur Timur dan 0o4’7,34” Lintang Utara. Kota Bontang memiliki letak yang cukup strategis
yaitu terletak pada jalan trans Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Selat
Makassar sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang
dengan wilayah lain di luar Kota Bontang.
Tabel 2.7 Letak Geografis, Luas Wilayah Daratan serta Lautan Menurut Kecamatan di Kota Bontang
No Kecamatan Letak Geografis Luas Area (Km2)Bujur Timur Lintang Utara Daratan Lautan
1. Bontang Selatan 1770 29’ 17,35” 00 7’ 19,43” 104,40 -2. Bontang Utara 1170 29’ 40,34” 00 8’ 17,60” 26,20 -3. Bontang Barat 1170 29’ 34,86” 00 7’ 53,25” 17,20 -
Kota Bontang 1170 26’ 34,86” 00 4’ 7,34” 147,80 349,77 Sumber : Bappeda Kota Bontang, dalam Bontang Dalam Angka, 2012
B. MorfologiMorfologi wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai dan berbukit
serta bergelombang. Topografi kawasan Bontang memiliki ketinggian antara 1 - 120 meter dpl
dengan kemiringan lereng yang bervariasi dari Pantai Timur dan Selatan hingga bagian Barat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.8 Luas Wilayah Menurut Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut di Kota Bontang (Ha)
No Kecamatan Kelas Ketinggian 0 – 7 m 8 – 25 m 26 – 100 m 101 – 500 m ≥ 500 m
1. Bontang Selatan 3.832,29 3.207,18 3.458,08 12,94 02. Bontang Utara 2.152,45 403,12 130,20 0 03. Bontang Barat 62,15 76,44 923,27 1,28 0
Kota Bontang 6.046,89 3.686,74 4.511,55 14,22 0 Sumber : Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bontang, dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Tabel 2.9 Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng/Kemiringan di Kota Bontang
No Kecamatan Kelas Lereng/kemiringan0 – 2% 3 – 15% 16 – 40% ≥ 41%
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
1. Bontang Selatan 4.232,29 2.991,92 3.071,02 0
2. Bontang Utara 2.625,45 298,12 43,83 0
3. Bontang Barat 366,10 733,19 563,48 0
Kota Bontang 7.250,84 4.023,23 3.678,33 0 Sumber : Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bontang, dalam Bontang Dalam Angka, 2012
C. Iklim dan Temperatur UdaraWilayah Kota Bontang memiliki iklim tropis yang sama dengan wilayah lain di Indonesia pada
umumnya. Musim Kemarau biasanya terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober,
sedang musim penghujan terjadi pada Bulan November sampai dengan Bulan April. Selain
itu, karena berada di daerah khatulistiwa, iklim di wilayah Kota Bontang juga dipengaruhi oleh
angin Muson Barat (November-April) dan angin Muson Timur (Mei-Oktober).
Kota Bontang merupakan salah satu kota di Indonesia yang dilalui Garis Khatulistiwa dengan
suhu udara rata-rata tertinggi sebesar 28,60°C pada bulan Oktober, dan terendahnya 26,1°C
pada bulan April. Rata-rata kelembaban udara tertinggi 81,60% pada bulan Juli dan
terendahnya 67,85% pada bulan April. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10 Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban Setiap Bulan di Kota Bontang, Tahun 2011
BulanSuhu Udara (oC) Rata-rata
Kelembaban ( % Rh) Min Maks Rata-rata
Januari 22.80 32,80 27,80 76,20Februari 21,70 31,70 26,70 71,14Maret 22,20 31,10 26,65 76,16April 21,10 31,10 26,10 67,85Mei 21,70 31,70 26,70 68,63Juni 22,20 31,70 26,95 77,21Juli 21,70 31,70 26,70 81,60Agustus 22,80 31,70 27,25 75,64September 22,80 32,10 27,45 74,77Oktober 24,40 32,80 28,60 69,08November 24,40 30,60 27,50 69,17Desember 24,40 31,70 28,05 68,17
Rata-rata 22,68 31,73 27,20 72,97 Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Bontang, dalam Bontang Dalam Angka, 2012D. Curah Hujan Curah hujan rata-rata selama tahun 2011 adalah 197,7 mm dan 15,5 hari hujan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.11 Banyaknya Curah Hujan, Hari Hujan dan Hari Kering di Kota Bontang, Tahun 2011
BulanCurah Hujan
(mm)Curah Hujan Maksimum
(mm)
Jumlah Hari Hujan
(hari)
Jumlah Hari Kering
(hari)Januari 283,1 84,8 17,0 14,0Februari 148,1 28,5 17,0 11,0Maret 338,9 48,6 22,5 8,5April 115,3 30,3 16,0 14,0Mei 234,3 45,9 18,0 13,0Juni 200,6 64,2 14,0 16,0Juli 105,5 53,2 10,5 20,5Agustus 145,0 64,6 10,5 20,5September 193,4 74,3 15,0 15,0Oktober 123,4 30,1 13,5 17,5November 166,3 44,3 11,0 19,0Desember 317,9 63,5 21,0 10,0
Jumlah 2.371,8 632,3 186,0 179,0Rata - rata 197,7 52,7 15,5 14,9
Sumber : Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang, dalam Bontang Dalam Angka, 2012
E. Tekanan Udara dan Kecepatan AnginRata-rata tekanan udara selama tahun 2011 bervariasi antara 29,53 InHg sampai 30,00 InHg,
dengan rata-rata kecepatan angin antara 13,50 knot hingga 19,20 knot. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.12Rata-rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angin Setiap Bulan di Kota Bontang, 2011
BulanTekanan Udara (InHg) Rata-rata
Kecepatan Angin ( Mph) Min Maks Rata-rata
Januari 29,40 30,05 29,73 15,10Februari 29,42 30,00 29,71 19,20Maret 29,43 30,06 29,75 14,82April 29,42 30,07 29,75 14,40Mei 29,51 30,06 29,79 13,50Juni 29,44 29,62 29,53 17,50Juli 29,44 29,62 29,53 13,50Agustus 29,04 29,62 29,33 17,50September 29,47 29,96 29,72 13,50Oktober 29,77 29,95 29,86 14,40November 29,93 30,07 30,00 14,40Desember 29,90 29,94 29,92 17,50
Rata-rata 29,51 29,92 29,72 15,41 Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Bontang, dalam Bontang Dalam Angka, 2012
F. Kualitas Udara
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Berdasarkan laporan studi kelayakan pembangunan jalan lingkar pesisir Kota Bontang, lokasi
di sekitar rencana proyek memiliki kepadatan lalu lintas yang relatif rendah sehingga tidak
menimbulkan kebisingan dan polusi udara yang berlebihan yang mengganggu masyarakat
yang tinggal di tepi-tepi jalan.
G. Kualitas TanahTanah-tanah yang menjadi akses ke lokasi proyek didominasi oleh jenis pasir, sedangkan
tanah yang akan dilalui proyek sebagian merupakan hutan mangrove yang dibawahnya
didominasi oleh jenis tanah regosol, alluvial dan litosol. Tanah di bawah hutan mangrove
memiliki kekhasan secara alami. Tanah mangrove, seperti juga tanah pada ekosistem lainnya
dapat dijadikan sebagai patokan untuk melihat potensi dan produktivitasnya. Tanah-tanah di
sempadan pantai dekat rencana kegiatan sebagian besar mengalami longsor akibat intrusi air
laut. Untuk mengatasi intrusi air laut di beberapa tempat telah diberi turap beton.
H. Kondisi OseanografiPerairan pantai timur Pulau Kalimantan banyak memiliki karakter dan morfologi yang unik
seperti misalnya Teluk Balikpapan, Delta Mahakam termasuk perairan pantai Bontang. Sejak
tumbuhnya industri pupuk dan lainnya di Bontang banyak kegiatan yang terkait dengan
bidang transportasi laut dan fasilitas dermaga dibangun untuk bongkar muat material dan
barang. Untuk kelancaran kegiatan tersebut dan keselamatan pelayaran maka pemahaman
tentang kondisi laut (karakteristik oseanografi) daerah perairan pantai Bontang, Kalimantan
Timur sangat penting untuk dipahami.
Tidak hanya informasi tentang alur pelayaran dan keselamatan pelayaran yang dapat
diberikan dari pemahaman kondisi oseanografi, tetapi dapat memberikan informasi yang baik
dalam mengelola perairan pantai tersebut secara berkelanjutan. Contohnya, kebutuhan akan
materi urugan untuk mereklamasi daratan dibutuhkan bahan urugan (quary site) dari laut.
Kegiatan penggalian (dredging) ini tentu akan menimbulkan dampak kekeruhan (peningkatan
TSS= Total Suspended Solid). Untuk memahami lebih dalam tentang sebaran luasan dan
besaran dampak tersebut diperlukan informasi dasar tentang pola arus yang dapat diprediksi
dari kedalaman laut, pasang-surut, angin) serta karakteristik material yang akan dikeruk.
Berikut ini akan dideskripsikan kondisi umum dari masing-masing parameter oseanografi yang
terjadi di perairan pantai timur Bontang.
Batimetri
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Gambaran kedalaman laut di perairan pantai timur Bontang digambarkan kedalam peta
batimetri (Gambar 2.13). Seperti umumnya kedalaman laut di perairan pantai di perairan
Kalimantan Timur tidak melebihi 20 m. Kedalaman laut di dekat pantai dari pulau-pulau kecil
terlihat kurang dari 5 m. Kedalaman laut di tengah-tengah alur pelayaran dengan kunjungan
kapal-kapal tanker yang besar terlihat memiliki kedalaman lebih dalam dari 20 m.
Kemungkinan pada alur ini telah dilakukan pendalaman atau pengerukan alur. Pendalaman
juga terlihat dilakukan di sekitar dermaga sandar.Kedalaman laut di perairan laut lepas di sisi
barat Selat Makasar terlihat memiliki kedalaman diatas 30 m.
Pasang Surut (Pasut)Fenomena naik turunnya muka laut secara periodik yang dibangkitkan oleh adanya gaya tarik-
menarik benda-benda angkasa khususnya matahari dan bulan terhadap muka laut di bumi
sangat mempengaruhi prilaku kehidupan masyarakat pesisir, tidak terkecuali di daerah pantai
timur Bontang. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa perairan pantai timur Bontang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perairan Selat Makassar. Pasang surut di
perairan Selat Makassarmerupakan perambatan gelombang pasut dari Samudera Pasifik
melalui Laut Sulawesi. Sebagian juga terlihat masuk dari arah Laut Jawa.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Gambar 2.9 Kondisi Batimetri di Perairan Pantai Bontang, Kalimantan Timur
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Besarnya nilai frekuensi air pasang dan surut dalam satu hari bisa digunakan untuk
menentukan tipe pasang surut di suatu lokasi perairan. Jika di suatu lokasi perairan
mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari, maka tipe pasang surut di
perairan tersebut dikatakan bertipe pasang surut tunggal (diurnal tide). Apabila dalam satu
hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, maka dikatakan bertipe pasang surut ganda
(semi diurnal tide). Tipe pasang surut yang lainnya merupakan peralihan dari dua tipe pasang
surut yang disebutkan diatas, sehingga dikenal dengan pasang surut tipe campuran (mixed tide).
Metode kuantitatif lainnya yang sering digunakan untuk menentukan tipe pasang surut di
suatu perairan adalah rasio dari penjumlahan komponen pasut tunggal utama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan (O1) dengan komponen pasut tunggal utama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari (K1) dan penjumlahan dari komponen pasut
ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan (M2) dan unsur pasut ganda utama yang
disebabkan oleh gaya tarik matahari (S2). Nilai rasio ini dikenal dengan bilangan Formzahl
(F). Bila kisaran nilai F berada pada 0,00-0,25, maka daerah yang berada pada kisaran ini
bertipe pasut ganda (dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut). Untuk nilai F
berkisar anatara 0,25-1,50, disebut pasut tipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol.
Kisaran nilai F pada 1,50-3,00 mempunyai tipe campuran condong kearah tipe tunggal.
Selanjutnya untuk F>3,00, maka pasut bertipe tunggal (artinya dalam satu hari terjadi sekali
pasang dan sekali surut).
Komponen utama pembangkit pasang-surut dari keempat lokasi tersebut ditabulasikan pada
Tabel 2.13. Bila 4 komponen utama tersebut dimasukkan ke dalam formula Formzhal maka
mendapatkan nilai berkisar antara 0,21 sampai dengan 2,49.
Tabel 2.13 Konstanta pasang surut di empat lokasi yang berbeda
No. Lokasi Komponen Pasut BilanganFormzhal (F)K1 O1 M2 S2
1 Makassar 30 25 10 13 2.392 Barito 64 33 34 5 2.493 Balikpapan 12 13 59 59 0.214 Toli-toli 19 16 63 38 0.35
Sumber: Dishidros-TNI AL, 2010
Untuk mengetahui tipe pasut di empat lokasi dengan menggunakan data komponen pasut
(Tabel 2.13), maka dilakukan perhitungan. Pembagian dari total komponen tunggal (K1+O1)
dengan komponen ganda (M2+S2) menhasilkan bilangan Formzhal (F). Dari hasil
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai F di muara Sungai Barito paling besar bila
dibandingkan dengan lokasi lainnya.Tipe pasut yang terjadi di Barito dan Makassar adalah
tipe pasut campuran condong ke harian tunggal.Tipe pasut harian ganda tercata di
Balikpapan dan tipe pasut campuran condong ke harian ganda terjadi di Toli-toli.
Bontang yang terletak di utara Delta Mahakam memiliki komponen pasut seperti
ditabulasikan pada Tabel 2.14. Bila dihitung nilai Formzhalnya maka nilai F=0,37 yang berarti
tipe pasut di perairan pantai timur Bontang adalah bertipe campuran dominan ganda. Hasil
yang sama juga dapat terbaca dari grafik fluktuasi muka laut yang tersaji pada Gambar 2.14.
Tabel 2.14 Komponen Harmonik Pasut Hasil Analisa Data yang Diukur selama 29 Paitandi Pelanuhan Sekangat Kota Bontang, Kalimantan timur
Keterangan:A : AmplitudoG : Beda faseM2 : Komponen utama bulan (pasut ganda)P1 : Komponen utana bulan harianS2 : Komponen utama matahari (pasut ganda)K2 : Komponen luni bulan gandaN2 : Komponen eliptik besar bulan (pasut ganda)K1 : Komponen luni bulan harianM4 : Komponen utama perempat harianMS4 : Komponen perairan dangkal bulan matahari perempat harianO1 : Komponen utama matahari harian
Gambar 2.10 Fluktuasi Muka Laut di Perairan Bontang selama 48 Jam
Arus
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Sumber : Data Sekunder, Laporan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut Kota Bontang, 2012
II - 96
Pelingkupan
Pergerakan massa air (arus) di suatu perairan diangkitkan oleg berbagai gaya pembangkit
arus seperti angin, pasang surut, perbedaan densitas air dan tekanan hidristatis perairan.
Besarnya pengaruh masing-masing gaya tadi terhadap kekuatan dan arus aliran arus yang
ditimbulkannya bergantung kepada tipe perairannya (pantai, teluk atau laut lepas) dan
keadaan geografisnya.
Secara skematik pola arus permukaan di Selat Makasar dan sekitarnya berdasarkan musim
digambarkan paga Gambar 2.15. Hampir sepanjang tahun arus permukaan di perairan Selat
Makasar bergerak dari Laut Sulawesi ke arah Laut Jawa dan Laut Flores, fenomeda
disebabkan oleh adanya perbedaan gradien tekanan air laut yang dibangkitkan oleh
perbedaan tinggi muka laut di sisi Samudera Pasifik dan tinggi muka laut yang berada pada
sisi Samudera Hindia. Wytkti (1961) melaporkan bahwa tinggi muka laut di sisi Samudera
Pasifik (Davao) selalu lebih tinggi dari muka laut di Samudera Hindia (Darwin)
Gambar 2.11 Pola arus permukaan secara musiman di perairan Selat Makassar(Puncak Musim Barat diwakili bulan Februari, Musim Peralihan I diwakili bulan April, Awal Musim Timur diwakili bulan Juni, Puncak Musim Timur Agustus, Musim Peralihan II diwakili bulan Oktober, dan awal musim barat diwakili bulan Desember)
2.2.1.2 Komponen BiologiKomponen biologi yang dimaksud di sini menyangkut keberadaan vegetasi dan satwa yang
hidup dan berkembang biak di hutan mangrove tempat di mana akan terkena dampak
pelaksanaan proyek, sehingga perlu ada upaya mitigasi untuk melindungi habitat mangrove
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
sebagai tempat berkembang biak berbagai jenis kepiting, tempat bertelur ikan (tertentu) dan
penyerap karbon agar dapat berfungsi normal. Jenis tanaman yang ada di hutan mangrove
antara lain Avicennia spp. Selain itu juga terdapat kehidupan biota laut di sepanjang pantai
dan terdapat 1 jenis kera berekor panjang (Presbitys frontata) dan 1 jenis bangau.
Gambar 2.12Jenis Vegetasi dan Satwa Liar (kelompok monyet dalam lingkaran merah)
yang terdapat di rencana lokasi proyek
Taman Nasional Kutai (TNK) dan Hutan Mangrove Kota BontangTaman Nasional Kutai (TNK) adalah taman nasional yang berada dekat dengan lokasi
kegiatan dan memiliki berbagai tipe vegetasi utama yaitu vegetasi hutan pantai/mangrove,
hutan rawa air tawar, hutan kerangas, hutan genangan dataran rendah, hutan
ulin/meranti/kapur dan hutan campuran. Taman nasional ini merupakan perwakilan hutan ulin
yang paling luas di Indonesia.
Beberapa tumbuhan yang ada di taman nasional seperti bakau (Rhizophora sp.), tancang
(Bruguiera sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), simpur (Dillenia sp.), meranti (Shorea sp.), benuang (Octomeles sumatrana), kapur (Dryobalanops sp.), ulin (Eusideroxylon zwageri), 3 jenis raflesia dan berbagai jenis anggrek.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Disamping memiliki potensi keanekaragaman tumbuhan, taman nasional ini juga memiliki
potensi keanekaragaman satwa yang tinggi, yaitu dari kelompok primata seperti orangutan
(Pongo satyrus), owa kalimantan (Hylobates muelleri), bekantan (Nasalis larvatus), kera ekor
panjang (Macaca fascicularis fascicularis), beruk (M. nemestrina nemestrina), dan kukang
(Nyticebus coucang borneanus). Kelompok ini dapat dijumpai di Teluk Kaba, Prevab-Mentoko
dan Sangkimah. Kelompok ungulata seperti banteng (Bos javanicus lowi), rusa sambar
(Cervus unicolor brookei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), dan kancil (Tragulus javanicus klossi). Kelompok ini dapat dijumpai di seluruh kawasan Taman Nasional Kutai.
Kelompok carnivora seperti beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus) bangau tong-
tong (Leptoptilos javanicus), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), pergam raja/hijau
(Ducula aenea), ayam hutan (Gallus sp.), beo/tiong emas (Gracula religiosa), dan pecuk ular
asia (Anhinga melanogaster melanogaster).
Taman nasional ini merupakan lokasi taman nasional ketiga sebagai pusat rehabilitasi
orangutan yang berlokasi di Teluk Kaba. Taman Nasional Kutai menjalin kerjasama dengan
beberapa perusahaan seperti PT. Kaltim Prima Coal, PT. Pupuk Kaltim, PT. Badak LNG, dan
Pertamina (Mitra Kutai). Mitra Kutai memberikan bantuan pendanaan dan pelaksanaan
pelestarian taman nasional tersebut.
MangroveHutan mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah
hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang
terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut
air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di
mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik
di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun
di sekitar muarasungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya
dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena
adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya
aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta
mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air
laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena
telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Hutan Mangrove yang harus terkena pembebasanBerdasarkan laporan studi kelayakan, pada trase Kelurahan Lok Tuan – Tanjung Limau,
terdapat beberapa luas hutan mangrove yang harus dibebaskan karena sangat sulit untuk
dihindari dalam rangka efisiensi jangkauan jarak rencana jalan lingkar pesisir kota Bontang.
Adapun luas hutan mangrove yang masuk dalam rencana lokasi jalan lingkar kota Bontang
yang secara spot/gerombol adalah seluas 1.300 meter dan spot yang lain kurang lebih 600
meter. Artinya luas hutan mangrove yang terkena rencana proyek adalah sekitar 1.900 x 30
meter sama dengan kurang lebih 57.000 meter persegi.
2.2.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi, BudayaA. Kependudukan
Jumlah dan Kepadatan PendudukLokasi Jalan Lingkar Bontang terletak pada 5 (lima) Kelurahan pada 2 (dua) wilayah
Kecamatan, yaitu Kelurahan Lok Tuan, Gunung Elai, Bontang Baru dan Bontang Kuala di
Kecamatan Bontang Utara dan Kelurahan Tanjung Laut Indah di Kecamatan Bontang
Selatan, Kota Bontang.
Jumlah penduduk ke 5 (lima) wilayah kelurahan tersebut adalah 53.102 jiwa dan dengan
luas wilayah sebesar 20,76 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk adalah 2558 jiwa
/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang
Utara sebanyak 4563 jiwa/km2 dan yang paling rendah adalah Kelurahan Bontang Kuala,
Kecamatan Bontang Utara sebanyak 658 jiwa/km2 (lihat Tabel 2.15)
Mengacu kepada standar kepadatan penduduk menurut Badan Pusat Statistik (2010),
Kepadatan penduduk dikelompokkan kedalam tiga kriteria kepadatan yaitu:
1. Kriteria kepadatan tinggi apabila penduduk berjumlah lebih dari 2.000 jiwa per km2.
2. Kriteria kepadatan sedang apabila penduduk berjumlah antara 1.000 jiwa sampai
dengan 2.000 jiwa per km2.
3. Kriteria kepadatan rendah apabila penduduk berjumlah kurang dari 1.000 jiwa per km2.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Sesuai dengan acuan tersebut maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk di wilayah studi
termasuk ke dalam kriteria tinggi. Apabila dibandingkan dengan angka kepadatan seluruh
wilayah Kecamatan Bontang Selatan sebanyak 569 jiwa/km2, maka rata-rata kepadatan
penduduk di wilayah studi lebih tinggi. Demikian pula apabila dibandingkan dengan rata–
rata kepadatan penduduk di Kecamatan Bontang Utara sebesar 2.379 jiwa/km 2, maka
kepadatan pendudk wilayah studi sedkit lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
permukiman pada 5 (lima) kelurahan di wilayah studi merupakan pusat pemukiman
penduduk di wilayah Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang Selatan.
Tabel 2.15 Luas Wilayah dan Kepadatan PendudukNo Nama
KelurahanLuas Wilayah
(Km2)Jumlah Penduduk Kepadatan
PendudukJumlah
RumahtanggaLaki-laki Perempuan JumlahKec. Bontang Utara :
1. Lok Tuan 3,58 8834 7503 16337 4563 45012. Gunung Elai 4,59 7237 5234 12471 2717 46633. Bontang Baru 2,08 4721 4459 9180 4413 30774. Bontang Kuala 5,67 1960 1770 3730 658 1153
Jumlah 15,92 22752 18966 41718 2620 13394Kec. Bontang Selatan :
1. Tanjung Laut Indah 4,84 6010 5374 11384 2352 2815Jumlah 4,84 6010 5374 11384 2352 2815
Kec. Bontang Utara 26,2 33669 28670 62339 2379 21386Kec. Bontang Selatan 104,4 31075 28317 59392 569 15950
Sumber : Kec. Bontang Utara Dalam Angka, 2012 dan Kec. Bontang Selatan Dalam Angka 2012
Jumlah rumahtangga adalah 16.209 KK, dengan demikian rata-rata jumlah anggota
rumahtangga adalah 3 sampai 4 orang saja, yang terdiri dari kedua orangtua dan satu atau
dua orang anak–anaknya.
Jumlah penduduk laki-laki adalah 28.762 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan
adalah 24.340 jiwa. Dengan demikian rasio jenis kelamin penduduk adalah 83, yang
berarti pada setiap 100 orang penduduk laki–laki terdapat 83 orang penduduk perempuan.
Gejala ini menunjukkan dominasi penduduk laki–laki.
Keberadaan dua industri besar nasional masih menjadi daya tarik tenaga kerja untuk hijrah
ke Kota Bontang, ditambah lagi dengan perusahaan tambang yang lokasinya tak jauh dari
Kota Bontang. Kedatangan tenaga kerja baru di Kota Bontang tentunya akan terus
menambah populasi penduduk yang pada tahun 2008, 2009, 2010 berturut-turut adalah
sebesar 133.512 jiwa, 137.349 jiwa, dan 143.683 jiwa. Jumlah ini menjadikan Kota
Bontang menjadi kota terpadat di Kalimantan Timur setelah Balikpapan dan Kota
Samarinda. Kecamatan Bontang Utara merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
terbanyak yaitu sebanyak 61.394 jiwa padahal jika dilihat dari luas wilayah Kecamatan
Bontang Utara bukan merupakan kecamatan yang paling luas wilayahnya jika
dibandingkan dengan Kecamatan Bontang Selatan. Kepadatan penduduk selanjutnya
diikuti oleh Kecamatan Bontang Selatan sebanyak 57.442 jiwa dan Kecamatan Bontang
Barat 24.847 jiwa.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah studi yang termasuk
Kecamatan Bontang Utara, menunjukkan bahwa kelompok yang paling besar adalah
penduduk yang menamatkan lulusan SLTA/SMK (29,03%), Kemudian diikuti oleh
kelompok lulusan SD sebanyak 14,66% dan lulusan SMP sebanyak 677%. Lulusan
Diplomam serta perguruan tinggi relatif besar yaitu 3,73%.
Penduduk yang berstatus pelajar dan mahasiswa sebanyak 28,21%. Angka tersebut
menunjukkan potensi yang cukup besar untuk peningkatan pendidikan pada masa yang
akan datang.
Tabel 2.16Komposisi Pendidikan Penduduk di Wilayah Kecamatan Bontang Utara
No Tingkat PendidikanKelurahan
Jumlah %Lok Tuan
Gunung Elai
Bontang Baru
Bontang Kuala
1 Tidak pernah sekolah 39 21 8 14 82 0,202 Lulus SD 3178 1438 1040 460 6116 14,663 Lulus SMP 984 732 687 422 2825 6,774 Lulus SMA 4073 4182 2846 1009 12110 29,03
5Lulus diploma dan Perguruan Tinggi 413 563 285 296 1557 3,73
6 Masih pelajar/mahasiswa 4873 3522 2479 895 11769 28,217 Belum sekolah 2777 2013 1836 634 7260 17,40
Total : 16337 12471 9180 3730 41719 100
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Bontang Utara ,2012, diolah
Untuk penduduk di wilayah studi yang tergabung di Kecamatan Bontang Selatan,
komposisi penduduk berdasarkan tingat pendidikan, tidak jauh berbeda. Peringkat pertama
tingkat pendidikan adalah kelompok yang menamatkan SMA/SMK sebanyak 38,45%,
kemudian diikuti lulusan SD sebanyak 19,01% dan lulusan SMP sebanyak 7,45%.
Penduduk yang menamatkan diploma serta perguruan tinggi mencapai 4,94%. Ditinjau
dari segi persentase, nampak bahwa wilayah Kelurahan di Kecamatan Bontang Selatan
nampak sedikit lebih tinggi pencapaian tingkat pendidikannnya dibanding wilayah
kelurahan yang ada di Kecamatan Bontang Utara.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.17Komposisi Pendidikan Penduduk di Wilayah Kecamatan Bontang Selatan
No. Tingkat PendidikanKelurahan
Tanjung Laut Indah
%
1 Tidak pernah sekolah 4 0,052 Lulus SD 1987 19,013 Lulus SMP 455 7,454 Lulus SMA 4986 38,455 Lulus diploma dan Perguruan Tinggi 651 4,946 Masih pelajar/mahasiswa 2391 22,647 Belum sekolah 911 7,45
Total 11384 100
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Bontang Selatan,2012, diolah
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis PekerjaanBerdasarkan catatan monografi kependudukan dokumen Bontang Dalam Angka 2012,
jumlah angkatan kerja produktif pada 5 (lima) wilayah kelurahan di wilayah studi
mencapai 40.123 jiwa atau 60,21% dari seluruh penduduk. Dari jumlah tersebut, maka
jenis-jenis pekerjaan penduduk minimal terdiri dari 6 (enam) jenis. Untuk penduduk di
Kecamatan Bontang Utara jenis pekerjaan yang paling banyak adalah penduduk yang
bekerja sebagai karyawan swasta (18,92%). Kemudian penduduk yang bermata
pencaharian berbagai usaha yang populer dengan istilah wiraswasta (11,31%) serta
penduduk yang bekerja sebagai pedagang (11,12%).
Kelompok penduduk yang bekerja sebagai nelayan mencapai 4,80%. Kelompok nelayan
nampak tersebar pada seluruh wilayah kelurahan. Untuk kelompok perempuan yang
berstatus sebagai ibu rumahtangga, sebagian besar berkegiatan mengurus rumahtangga
masing–masing.
Tabel 2.18Komposisi Pekerjaan Penduduk di Wilayah Kecamatan Bontang Utara
No Jenis PekerjaanKelurahan
Jumlah %Lok Tuan
Gunung Elai
Bontang Baru
Bontang Kuala
1 Nelayan 232 138 171 547 1088 4,802 Karyawan Swasta 1869 1257 977 189 4292 18,92
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
3 Buruh 1322 1008 121 73 2524 11,124 Petani 23 44 39 76 182 0,805 Wiraswasta 971 699 680 216 2566 11,316 Pedagang 844 1321 137 211 2513 11,087 Belum bekerja 660 821 643 336 2460 10,848 Ibu Rumahtanga 2766 1648 2098 553 7065 31,14
Jumlah (angkatan kerja) 8687 6936 4866 2201 22690 100
9 Kelompok anak-anak 7650 5535 4315 1529 19029 Total 16337 12471 9180 3730 41719 100
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Bontang Utara,2012, diolah
Untuk masyarakat di wilayah Kecamatan Bontang Selatan mempunyai karakteristik yang
sedikit berbeda, yaitu kelompok yang paling banyak adalah yang menekuni kegiatan
wiraswasta (17,83%), disusul oleh kelompok pedagang (16,91%). Kemudian disusul oleh
kelompok penduduk yang bekerja sebagai buruh (15,21%). Kelompok karyawan swasta
(13,83%).
Meskipun penduduk banyak menekuni pekerjaan non–pertanian dan nelayan, namun
jumlah penduduk nelayan cukup banyak yaitu mencapai 575 orang atau 3,28% dari
seluruh penduduk. Kelompok pencari kerja di kedua wilayah mencakup 10,84% di
Kecamatan Bontang Utara dan 9,20% di wilayah Kecamatan Bontang Selatan. Angka
pengangguran di kedua wilayah hampir sebanding dengan angka pengangguran umum di
Kota Bontang yang mencapai 9,04% (BPS tahun 2012).
Tabel 2.19Komposisi Pekerjaan Penduduk di Wilayah Kecamatan Bontang Selatan
No. Jenis Pekerjaan Kelurahan Tanjung Laut Indah %
1 Nelayan 177 3,282 Karyawan Swasta 1403 13,833 Buruh 1211 15,214 PNS 59 0,815 Wiraswasta 592 17,836 Pedagang 977 16,917 Belum bekerja 709 9,208 Ibu Rumahtanga 2955 22,92
Jumlah (angkatan kerja) 8083 1009 Kelompok anak-anak 3301 0
Total 11384 100 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Bontang Selatan,2012, diolah
B. Gambaran Umum Perekonomian Kota Bontang
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Wilayah studi yang terletak pada Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang
Selatan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem ekonomi Kota Bontang. (satu
wilayah kecamatan lainnya adalah Kecamatan Bontang Barat.) Kota Bontang dikenal
dengan kota industri dan jasa, dua sektor tersebut telah memberikan nilai pendapatan
yang utama bagi daerah ini . Di Kota Bontang, dalam kawasan tiga perusahaan raksasa
itu, berbagai fasilitas modern lengkap tersedia, mulai dari fasilitas perumahan bagi
karyawan, tempat olahraga, rekreasi, taman bermain, rumah sakit hingga hotel berbintang
yang tentunya menambah kas daerah dari sektor jasa, sektor jasa dan industri pengolahan
adalah dua lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Dari tiga perusahaan besar itulah tulang punggung perkembangan perekonomian kota ini.
Keberadaan perusahaan raksasa itu punya andil dalam meningkatkan kegiatan
perdagangan dengan munculnya kebutuhan baru akan komoditas keperluan hidup sehari-
hari.
Untuk sektor pariwisata, wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai, berpasir putih
bisa menjadi obyek wisata yang potensial. Bontang Kuala misalnya, selain menarik
wisatawan karena perkampungan nelayan di atas laut, juga tengah dikembangkan sebagai
obyek wisata. Kota ini memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat
andalan, Pulau Beras Basah, Pulau Segajah serta Taman Nasional Kutai yang
berdampingan dengan wilayah Kutai Timur. Potensi budidaya perikanan laut dengan
komoditas unggulan berupa udang, kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah,
teripang, rumput laut dan tiram banyak diminta oleh pasar luar negeri.
Gas Alam Cair (LNG) merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota
Bontang. Kota ini dianugrahi kekayaan alam, terutama gas alam yang sangat besar.
Berdasarkan catatan dari laman wikipedia. Or.Id, Pada tahun 2005 produksi LNG
mencapai 42.889.510 M3. Sebagian besar produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk
konsumsi ekspor. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor LNG adalah PT.
Badak LNG & Co.
Selain LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri yang memproduksi
amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor urea dan amoniak
dari daerah ini adalah PT. Pupuk Kaltim. Produksi amoniak pada tahun 2005 mencapai
389.099 ton. Mayoritas dari produksi tersebut untuk keperluan ekspor, sebesar 311.230,68
ton. Sedangkan produksi Urea, dalam hal ini urea curah sebesar 1.009.693,79 ton. Seperti
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
produk industri lainnya produksi urea curah untuk ekspor, mencapai sebesar 543.782,23
ton.
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2013
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Tabel 2.20Pendapatan Daerah Regional Daerah Bruto Kota Bontang 2005 – 2011
Sektor
Tahun2011 2010 2009 2006 2005
Rupiah (juta) % Rupiah (juta) % Rupiah (juta) % Rupiah (juta) % Rupiah (juta)
28.551 0,14 28.029 0,12 27.896 0,12 28.807 0,11 30.522Pertambangan 53.295 0,25 53.104 0,23 53.791 0,23 51.350 0,2 45.457Industri Pengolahan 19.040.064 90,68 20.954.317 91,83 21.990.998 92,49 24.652.693 94,18 685.791Listrik dan Air Bersih 15.835 0,08 14.810 0,06 13.249 0,06 9.759 0,04 9.020
1.043.397 4,97 987.484 4,33 943.918 3,97 772.019 2,95 667.908Perdagangan, Hotel,
472.870 2,25 451.648 1,98 434.002 1,83 385.657 1,47 381.742Angkutan/Komunikasi 114.393 0,54 109.434 0,48 104.595 0,44 87.076 0,33 84.686Bank/Keu/Perum 130.271 0,62 123.015 0,54 116.494 0,49 110.409 0,42 109.089
99.008 0,47 95.714 0,42 91.086 0,38 78.686 0,3 76.229Total 20.997.685 100 22.817.555 100 23.776.029 100 26.176.457 100 2.090.442
II - 96
Pelingkupan
Dominasi berbagai industri di atas terlihat jelas dalam komposisi PDRB Kota Bontang. Dari
keseluruhan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2005, tahun 2011 sebesar Rp.
26,26 trilyun, konstribusi sektor industri pengolahan mencapai Rp. 17,4673 trilyun atau
80,98 persen (Lihat Tabel 2.20). Dominasi industri yang berhubungan dengan hasil alam
ini tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian Kota Bontang sendiri, melainkan juga
menghasilkan devisa yang besar bagi negara.
Dilihat dari banyaknya industri, di Kota Bontang terdapat berbagai jenis industri antara lain
industri aneka sebesar 196 buah, industri hasil pertanian dan kehutanan 299 buah dan
industri logam, mesin dan kimia sebesar 205 buah. Industri aneka menyerap tenaga kerja
838 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 2,39 milyar. Sedangkan industri hasil
pertanian dan kehutanan menyerap 893 tenaga kerja dan nilai investasi sebesar Rp. 14,91
milyar. Sementara industri logam, mesin dan kimia menyerap 4.020 tenaga kerja dengan
nilai investasi sebesar Rp. 5,29 trilyun.
Sektor PertanianPotensi pertanian tanaman pangan di wilayah studi dan juga di Kota Bontang secara
umumnya tidak terlalu menonjol, mengingat Bontang adalah daerah perkotaan. Selama ini
Kota Bontang masih mengandalkan suplai bahan-bahan makanan dari daerah lain. Untuk
tahun 2011 produksi padi di Kecamatan Bontang Selatan jika dibandingkan yaitu sebesar
512 ton dari 18 Ha luas lahan panen (lihat Tabel 2.21). Menurut catatan, angka ini
mengalami penurunan dibanding pada tahun sebelumnya yang mencapai 534 ton /tahun.
Tanaman palawija yang dihasiilkan adalah kacang tanah (2 ton), ubi kayu (413 ton) dan
ubi jalar (84 ton) Luas panen tanaman palawija pada umumnya mengalami kenaikan pada
tahun 2011 jika dibandingkan dari tahun 2010.
Tabel 2.21
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Hasil Panen Beberapa Jenis Komoditi Pertanian, Tahun 2011
No. Jenis komoditi Bontang Utara (ton) Bontang Selatan (ton) Jumlah (ton)1 Padi 0 512 5122 Kacang Tanah 0 2 23 Ubi Kayu 244 169 4134 Ubi Jalar 42 42 845 Holtikultura 1220 1009 22296 Buah pisang 440 1000 14407 Kelapa 10,5 14,5 25
Sumber : Bontang Dalam Angka, 2012
Tanaman holtikultura/sayur–sayuran mencapai hasil 2.229 ton pada tahun 2011.
Petsai/sawi adalah tanaman sayuran yang paling tinggi produksinya, diikuti oleh kangkung
dan kacang panjang. Produksi buah-buahan pada tahun 2011, tertinggi adalah pisang,
diikuti salak dan pepaya.
Sektor Perikanan dan Karakteristik NelayanWilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan, oleh karena itu wajar
jika hasil produksi perikanan didominasi oleh perikanan laut. Hasil produksi perikanan laut
yang paling banyak adalah ikan cakalang (728,4 ton) diikuti ikan kembung (585,4 ton).
Sedangkan produk olahan hasil perikanan laut yang terbanyak adalah Baronang Lingkis
yang diasinkan yaitu sebanyak 313,4 ton. Produksi perikanan budidaya tambak yang
diusahakan di Kota Bontang terbanyak adalah bandeng (5,6 ton), diikuti udang windu (3,3
ton), dan udang putih (3,3 ton). Ikan lele merupakan produk budidaya kolam yang
terbanyak yaitu 22,2 ton, disusul oleh ikan nila dengan 2,8 ton.
Tabel 2.22Sepuluh Besar Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Kota Bontang, Tahun 2011
No. Jenis tangkapan ikan Jumlah
(ton) %
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
1 Cakalang 728,4 8,692 Layang 614,8 7,333 Beronang Lingkis 585,5 6,984 Tongkol Komo 581,4 6,935 Tongkol Karai 567,3 6,776 Kembung 567 6,767 Tembang 517,4 6,178 Teri 466,4 5,569 Belanak 386,4 4,6110 Beronang 161,3 1,92 Ikan dan hewan lautnya (33 jenis) 3208,7 38,27
Jumlah 8384,6 100 Sumber : Bontang Dalam Angka, 2012
Kecamatan Bontang Utara jumlah penduduk nelayan paling banyak diantara 3 kecamatan
pesisir yang ada di Kota Bontang dengan jumlah rumah tangga perikanan budidaya keramba
sebanyak 121 rumahtangga, budidaya rumput laut sebanyak 75 rumah tangga, 132 rumah
tangga perikanan budidaya tambak dan 255 rumah tangga pengelola hasil budidaya
perikanan dan rumput laut. Wilayah pesisir yang dimiliki Bontang Utara yaitu berada di
Kelurahan Bontang Kuala dan Kelurahan Lok Tuan.
Kedua Kelurahan tersebut merupakan permukiman, yang dominasi masyarakatnya adalah
nelayan. Produksi hasil perikanan selain dipasarkan dalam bentuk segar juga berupa produk
olahan. Jenis produk olahan antara lain ikan asin/kering, pindang, terasi, krupuk ikan/udang,
dan manisan rumput laut. Pada kawasan nelayan di Kecamatan Bontang Utara terdapat
beberapa permukiman yang sebagian telah tertata dengan teratur tetapi sebagian terlihat
kumuh. Kondisi lingkungan pada kawasan tersebut kurang memenuhi syarat kesehatan. Di
Kecamatan Bontang Utara, kawasan nelayan terdapat pada Kelurahan Bontang Kuala dan
Kelurahan Lok Tuan. Pada dua Kelurahan tersebut, terdapat beberapa permukiman di atas
laut.
2.2.1.4 Komponen Kesehatan MasyarakatPembangunan jalan lingkar pesisir Kota Bontang baik secara langsung maupun tidak
langsung berpotensi menyebabkan dampak terhadap kesehatan, seperti adanya debu dan
kebisingan yang diakibatkan oleh lalu lalang kendaraan proyek pada tahap konstruksi.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
A. Sanitasi LingkunganKondisi sanitasi masyarakat Kota Bontang dilihat dari tiga
indikator utama yaitu sistem pengelolaan air limbah
rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase
lingkungan. Penduduk yang menempati rumah di tepi-
tepi jalan tidak melakukan pengelolaan sampah, namun
mereka membuang sampah pada tempat-tempat yang
telah di sediakan, sehingga tidak berceceran di tepi-tepi
jalan atau halaman rumah. Air limbah rumah tangga
langsung masuk ke dalam saluran drainase dan mengalir lancar, drainase berdinding semen
tertata rapi dan berfungsi secara normal.
Sedangkan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dan
menjorok ke arah laut dengan jalan terbuat dari susunan
kayu ulin membuang air limbah rumah tangga langsung
ke badan laut, meskipun setiap rumah menyediakan
tempat sampah masih terdapat ceceran sampah di sekitar
rumah, drainase tidak tersedia karena rumah-rumah yang
mereka tempati berupa rumah kayu berbentuk panggung
yang berkolongkan aliran air laut.
B. Sumber Air BersihMasyarakat di sekitar rencana proyek menggunakan air yang dialirkan dari pipa PDAM
sebagai sumber air bersih. Pemerintah Kota Bontang senantiasa berupaya meningkatkan
pelayanan dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Upaya yang dilakukan, antara
lain perbaikan kualitas air bersih sehingga memenuhi persyaratan kesehatan dan perluasan
jaringan pelayanan, terutama ke kawasan yang padat penduduknya.
Saat ini PDAM Kota Bontang memiliki dua unit sumur bor. Kedua sumur tersebut memiliki
kedalaman 300 meter; menggunakan sistem sumur dalam (deep well) dengan debit 25
liter/detik dan kapasitas produksi 855 m3/hari. Kebocoran saat distribusi rata-rata mencapai
10% (masih berada dalam ambang normal).
Banyaknya air minum yang disalurkan selama tahun 2011 sebanyak 4.852.509 m3 sedangkan
banyaknya pelanggan PDAM selama tahun 2011 adalah sebanyak 12.622 pelanggan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.23Banyaknya Air Minum yang Disalurkan (m3) Menurut Jenis Konsumen di Kota Bontang,
Tahun 2007 - 2011
Pelanggan 2007 2008 2009 2010 2011Sosial Umum 4,640 3,415 1,601 1,662 20,326 Khusus 11,203 10,206 7,237 7,053 87,207 RTSS 1,528 1,755 7,174 7,295 81,953Non Niaga Rumah Tangga (A) 123,838 133,715 146,562 141,132 1,401,728 Rumah Tangga (B) 120,106 125,209 138,845 146,732 1,780,758 Instansi Pemerintah (C) 2,788 3,422 4,991 4,454 52,345Niaga Kecil 22,744 25,946 42,772 63,816 1,164,778 Besar 3,404 3,774 2,926 4,573 156,567 Industri Kecil 10 23 13 52 1,286 Industri Besar 0 0 0 0 0Khusus Pelabuhan Laut, Sungai 0 0 0 174 1,387 Air Isi Ulang 475 2,918 4,127 4,600 102,793 Mobil Tangki 42 36 147 33 903 Lainnya 0 0 0 0 478
Jumlah 290,778 310,419 356,395 381,576 4,852,509
Sumber : PDAM Tirta Taman Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Tabel 2.24Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis Konsumen di Kota Bontang,
Tahun 2007 - 2011
Pelanggan 2007 2008 2009 2010 2011Sosial Umum 78 63 33 33 32 Khusus 146 154 139 142 147 RTSS 67 72 121 121 114Non Niaga Rumah Tangga (A) 4.208 4.899 5.128 4.782 3.954 Rumah Tangga (B) 4.537 4.703 4.965 5.331 5.951 Instansi Pemerintah (C) 60 64 66 70 76Niaga
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Kecil 652 741 1.009 1.221 1.923 Besar 36 37 45 64 326 Industri Kecil 1 1 1 2 4 Industri Besar 0 0 0 0 0Khusus Pelabuhan Laut, Sungai 0 0 0 2 2 Air Isi Ulang 10 50 60 72 93 Mobil Tangki 0 0 0 0 0 Lainnya 0 0 0 0 0
Jumlah 9.795 10.784 11.567 11.840 12.622 Sumber : PDAM Tirta Taman Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
C. KesehatanSalah satu upaya pemerintah Kota Bontang dalam rangka memeratakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas kesehatan terutama
puskesmas dan puskesmas pembantu karena kedua jenis fasilitas tersebut dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil. Jumlah fasilitas penunjang kesehatan
yang ada di Kota Bontang pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik selain
dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui penyuluhan kesehatan, agar
masyarakat dapat berprilaku hidup sehat. Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan
penyakit seperti diphteria, muntaber, kolera, dan demam berdarah, sebagai akibat dari
sanitasi lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat dicegah.
Prasarana kesehatan yang ada, berupa 4 unit rumah sakit, 1 unit rumah sakit bersalin, 3 unit
puskesmas, 2 unit puskesmas pembantu, 108 unit posyandu, 7 unit praktek dokter keluarga, 2
unit klinik/balai pengobatan dan 15 apotek. Untuk lebih jelasnya mengenai fasilitas kesehatan
yang ada di Kota Bontang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.25Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Bontang, 2011
No Kecamatan
Fasilitas Kesehatan (Unit)Rumah Sakit
Rumah Sakit
Bersalin
Puskesmas Pustu Posyandu Praktek Dokter
Keluarga
Klinik/Balai
Kesehatan
Apotek
1. Bontang Selatan
1 0 1 1 41 2 1 6
2. Bontang Utara
2 0 1 0 45 2 1 6
3. Bontang Barat
1 1 1 1 22 3 0 3
Kota Bontang 4 1 3 2 108 7 2 15
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Tenaga kesehatan yang tersedia di Kota Bontang pada tahun 2011 sebanyak 144 dokter, 513
perawat, 104 bidan, dan 77 farmasi. Sedangkan untuk tenaga non medis yang ada adalah 12
ahli gizi, orang teknisi medis, 17 sanitasi, dan 29 ahli kesehatan masyarakat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.26Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja dan Sarana Pelayanan Kesehatan
di Kota Bontang, 2011No Unit
KerjaTenaga Medis Tenaga Non Medis
Dokter Perawat Bidan Farmasi Ahli Gizi
Teknis Medis
Sanitasi KesehatanMasyarakat
1. Puskesmas 13 47 17 3 3 0 7 72. Instalasi
Farmasi0 0 0 0 0 0 0 0
3. Labkesda 2 1 0 0 0 5 2 0Dinas Kesehatan
4 5 6 5 3 0 4 16
Rumah Sakit
74 395 50 53 6 42 4 3
Sarana Kesehatan Lainnya
51 65 31 16 0 0 0 3
Jumlah (2011) 144 513 104 77 12 47 17 292010 88 402 102 61 17 28 24 25
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Secara umum tenaga kesehatan yang ada di Kota Bontang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
(2007 – 2011) setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan yang
peningkatannya cukup besar adalah jumlah dokter dan tenaga keperawatan Perkembangan
jumlah tenaga kesehatan di Kota Bontang secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.27Perkembangan Tenaga Kesehatan di Kota Bontang, Tahun 2007 - 2011
No Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan2007 2008 2009 2010 2011
1. Dokter Spesialis 18 28 22 23 232. Dokter Umum 52 78 78 79 873. Dokter Gigi 21 39 42 40 344. Tenaga Keperawatan 333 336 464 451 5135. Tenaga Kefarmasian 8 10 89 90 776. Tenaga Kesehatan
Masyarakat13 14 18 26 29
7. Tenaga Gizi 13 16 17 12 128. Tenaga Keterapian Fisik 6 7 7 9 89. Keteknisian Medis 31 31 31 29 64
Jumlah (Total) 495 559 768 759 847 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Salah satu dari sepuluh penyakit utama yang paling sering diderita masyarakat Kota Bontang
selama tahun 2010 menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Bontang adalah penyakit pada
saluran pernafasan bagian atas (16.509 penderita). Sebagai penyakit dengan jumlah
penderita terbesar, penyakit ini perlu mendapatkan perhatian serius karena dapat
mengganggu aktivitas masyarakat Kota Bontang.
Tabel 2.2810 Penyakit Dominan di Kota Bontang, Tahun 2011
Jenis Penyakit Banyak Kasus1. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas (ISPA) 16.5092. Tekanan Darah Tinggi 6.2233. Pharingitis 5.4014. Dyspepsia 4.7625. Diare & Gastreontetris / Penyebab Infeksi Tertentu 2.9896. Observasi Febris 2.7057. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 2.4098. Atopic Dermatitis 2.1509. Infeksi Akut Lain pada Saluran Pernafasan Atas 1.96710. Penyakit Susunan Syaraf Lain-lain 1.672
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
2.2.1.5 Komponen TransportasiJaringan jalan di Kota Bontang dapat dibagi atas jaringan jalan regional dan jalan lokal (kota).
Jaringan jalan regional ke arah selatan menghubungkan Bontang dengan ibukota Provinsi
Kalimantan Timur yakni Kota Samarinda yang jaraknya ± 120 km dengan konstruksi jalan
aspal, sementara ke arah Utara menghubungkan dengan Sengata ibukota Kabupaten Kutai
Timur dan berjarak ± 80 km dengan konstruksi jalan aspal.
Struktur jalan di Kota Bontang berpola terpusat di Bontang Baru dengan titik pusat di
pertemuan Jl. MT. Haryono, Jl. Diponegoro, Jl. Mulawarman yang juga merupakan pusat
pemerintahan. Dari titik pusat tersebut jaringan jalan kemudian berkembang menghubungkan
Kelurahan Bontang Baru dengan Tanjung Limau, Kelurahan Bontang Kuala, Lok Tuan,
Kelurahan Belimbing, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berbas Tengah dan Satimpo
dengan konstruksi jalan aspal, cor dan perkerasan dengan kondisi jalan baik sampai sedang.
Sedangkan jalan khusus di lingkungan industri PT. Pupuk Kaltim dan PT. LNG Badak adalah
sepanjang 81,686 meter dengan kondisi baik.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Panjang jalan di seluruh Kota Bontang pada tahun 2011 mencapai 203,492 km, terdiri dari
9,036 km jalan negara dan 194,456 km jalan kota. Untuk jalan kota, 143,191 km dalam
kondisi baik dan hanya 51,265 km dalam kondisi rusak sedang.
Gambar 2.13Peta Jaringan Jalan Kota Bontang
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.29Panjang Jalan Menurut Pemerintah yang Berwenang di Kota Bontang (meter)
Tahun 2007 – 2011
Jenis JalanTahun
2007 2008 2009 2010 2011
Jalan negara 8.151,15 8.151,15 - - 9.036,00
Jalan provinsi 33.718,90 33.718,90 33.727,90 33.727,90 -
Jalan kota 127.857,92 193.160,47 211.710,92 211.710,92 194.456,00
Jumlah 169.727,97 235.030,52 245.438,82 245.438,82 203.492,00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Tabel 2.30Panjang Jalan Menurut Kondisi Permukaan Jalan di Kota Bontang,
Tahun 2007-2011 (meter)Kondisi
PermukaanStatus Jalan
Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan KotaDiaspal 8.174,00 - 71.444,00Kerikil - - 1.485,00Tanah - - 21.300,00Lainnya 862,00 - 100.227,00
Jumlah 20112010200920082007
9.036,00--
8.151,158.151,15
0,0033.727,9033.729,0033.718,9033.718,90
194.456,00211.231,77221.231,77193.160,47127.857,92
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Tabel 2.31Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Bontang,
Tahun 2007-2011 (meter)
Kondisi Jalan Status JalanJalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kota
Baik 9.036,00 - 143.191,00Sedang - - 51.265,00Rusak - - -Rusak Berat - - -
Jumlah 20112010200920082007
9.036,00--
8.151,158.151,15
0,0033.727,9033.729,0033.718,9033.718,90
194.456,00211.231,77221.231,77193.160,47127.857,92
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.32Panjang Jalan Menurut Kelas Jalan di Kota Bontang,
Tahun 2007 - 2011 (meter)
Kelas Jalan Status JalanJalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kota
Kelas III A - - 5.701,00Kelas III B 9.036,00 - 52.443,00Kelas III C - - 136.312,00
Jumlah 20112010200920082007
9.036,00-
8.151,158.151,158.151,15
0,0033.727,9033.718,9033.718,9033.718,90
194.456,00203.710,90193.160,47127.857,92127.857,92
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bontang dalam Bontang Dalam Angka, 2012
2.2.2 Kegiatan yang ada di Sekitar Lokasi Rencana KegiatanKegiatan yang ada di sekitar lokasi kegiatan mulai dari STA Awal/ 0+000 meliputi Makam
Muslim, semak belukar, mangrove. Sementara di Lokasi Segment 1 akhir terdapat dermaga
klotok/kapal kecil yang berada di Sungai Tanjung Limau, pemukiman penduduk, mangrove
milik PKT, Pelabuhan speed, TPI Tanjuang Limau, dan Taman Nasional Kutai (TNK).
Di Awal Segment 2, mula dari Jalan Raya H.M. Tahmrin, pemukiman penduduk Kelurahan
Tanjung Limau, perdagangan dan jasa. Di pertengahan trase dijumpai Taman Nasional Kutai
(TNK) sebelah Utara, terdapat juga bangunan Ibadah Pure, dan pemukiman, ladang, sawah
dan berakhir di Jalan Piere Tandean tepat sebelah kiri Kantor Dinas PMBK.
Masuk ke Segment 3, diawali dengan melintasi Sungai, ladang, sawah dan berakhir di depan
pintu masuk cafe Singapore. Untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan yang ada di sekitar
lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.18.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Gambar 2.14Peta Kegiatan lain di Sekitar Lokasi Kegiatan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
2.3 HASIL PELIBATAN MASYARAKATPelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Pelibatan masyarakat
dilakukan melalui pengumuman dan konsultasi publik.
A. PengumumanPengumuman dilakukan di media cetak, dimuat di Surat Kabar Bontang Pos pada Hari Rabu
tanggal 26 Juni 2013.
B. Konsultasi Publik Konsultasi publik dilakukan di Kantor Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang pada hari
Jum’at tanggal 28 Juni 2013 yang dihadiri oleh Pemrakarsa, Badan Lingkungan Hidup Kota
Bontang, Camat Bontang Selatan, Camat Bontang Utara, Lurah Lhokuan, Lurah Bontang
Kuala, Lurah Bontang Baru, Lurah Gunung Elai, Lurah Tanjung Laut Indah, tokoh/perwakilan
masyarakat dan instansi terkait.
Hasil konsultasi publik tersebut diperoleh masukan sebagai berikut :
Dampak positif dari pembangunan jalan harus lebih besar jika dibandingkan dengan
dampak negatifnya.
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Dipertimbangkan dampak terhadap kawasan budidaya nelayan dan juga jalur nelayan
untuk melaut
Saat konstruksi masalah debu dan penumpukan material harus diperhatikan
Sempadan di sepanjang jalan lingkar sebaiknya dihijaukan
Dampak kerusakan lingkungan diminimalisir
Jembatan Tanjung Limau – Loktuan harus segera dilaksanakan
Minimalkan pembangunan yang merusak lingkungan hutan mangrove dan pesisir
Quarry/urigan jangan sampai mengambil tanah di hutan lindung dan taman nasional
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
2.4 DAMPAK PENTING HIPOTETIK2.4.1 Identifikasi Dampak PotensialPelingkupan pada tahap ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan
hidup (primer, sekunder dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat
dari adanya rencana kegiatan. Pada tahap ini dilakukan inventarisasi dampak potensial yang
mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting tidaknya dampak.
Dengan demikian dalam tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial
tersebut merupakan dampak penting. Identifikasi dampak potensial ditempuh melalui
serangkaian langkah kegiatan sebagai berikut :
• Penelaahan pustaka, dengan menggunakan beberapa referensi antara lain data statistik
Kota Bontang, serta dokumen lain yang terkait.
• Serangkaian konsultasi dan diskusi dengan instansi terkait.
• Rapat konsultasi publik dengan yang berkepentingan di seluruh desa.
• Pengamatan lapangan dan wawancara bebas dengan masyarakat di sekitar lokasi
rencana kegiatan terutama yang akan terkait dengan alih fungsi lahan.
Pada proses identifikasi dan evaluasi dampak penting, salah satu bahan pertimbangan utama
adalah masukan dari masyarakat dan pemerhati/pakar lingkungan yang disampaikan secara
tertulis maupun lisan pada konsultasi publik.
Metode (perangkat/alat) yang digunakan dalam identifikasi dampak potensial ini adalah
matriks interaksi sederhana antara rencana kegiatan dan komponen lingkungan untuk
mendapatkan kemungkinan dampak potensial yang terjadi. Matriks Identifikasi Dampak
Potensial disajikan pada Tabel 2.33
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
2.4.2 Evaluasi Dampak PotensialEvaluasi dampak potensial bertujuan untuk meniadakan dampak potensial yang dianggap
tidak relevan/tidak penting, sehingga didapat dampak penting hipotetik yang perlu ditelaah
secara mendalam dalam studi ANDAL.
Dampak penting hipotetik yang muncul dari proses pelingkupan dari interaksi rencana
kegiatan dan komponen lingkungan untuk masing-masing disajikan pada Tabel 2.35.
Sedangkan untuk diagram alir pelingkupan dapat dilihat pada Gambar 2.19
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.33 Matrik Identifikasi Dampak
No. Komponen LingkunganPra Konstruksi Konstruksi Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10A. Komponen Fisik Kimia1. Kualitas Udara - - - √ - √ √ √ - -2. Tingkat Kebisingan - - - √ √ √ √ √ - -3 Getaran - - - - - - √ - - -4. Geologi
Erosi Lahan - - - - √ √ - - - -5. Kualitas Air Sungai - - √ √ √ √ √ - √ -6. Kualitas Air Laut - - √ √ √ √ √ - - -7. Oceanografi - - - - - - √ - - -8. Ruang dan Lahan - - - - - - - √ - -B. Komponen Biologi9. Flora & Fauna Darat - - - √ √ - √ - - -10. Mangrove - - √ √ √ - √ - - -11. Biota Air - - √ √ √ √ √ - √ -C. Komponen Sosial Ekonomi Budaya12. Peluang kerja dan Usaha - - √ - - - - - √ √13. Tingkat Pendapatan - - √ - - - - - √ √14. Nilai Lahan √ - - - - - - √ - -15. Kecemburuan Sosial - - √ - - - - - - -16. Keresahan Masyarakat √ √ √ √ √ - - - - -17. Aktifitas Nelayan √ - - √ √ - √ - - -18. Aktifitas Tambak √ - - √ √ - √ - - -D Komponen Kesehatan Masyarakat 19. Kesehatan Masyarakat - - √ √ - - - - - -
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No. Komponen LingkunganPra Konstruksi Konstruksi Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10E Transportasi
Transportasi sungai - - - √ - - √ √ - - Kualitas Jalan - - - √ - - - - - - Kemacetan Lalu Lintas - - - √ - - √ - - √ Lalu Lintas Lokal - - - √ - - √ - - -
Sumber : Hasil AnalisaKeterangan :√ : ada dampak
1. Pembebasan Lahan 3. Pemakaian Tenaga Kerja 8. Pengoperasian Jalan2. Sosialisasi dan Koordinasi 4. Mobilisasi Alat, Bahan dan Quarry 9. Pengoperasian Rest Area
5. Pembukaan Lahan 10. Pemeliharaan Jalan6. Pematangan Lahan7. Konstruksi Jalan dan Jembatan
Tabel 2.34 Ringkasan Proses Pelingkupan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)I. Tahap Pra Konstruksi1. Pembebasan Lahan Melakukan sosialisasi
Melakukan pendekatan/ musyawarah kepada pemilik lahan untuk mencapai kesepakatan harga
Pembayaran ganti rugi lahan segera dilakukan
Peraturan yang terkait dengan pembebasan lahan
Berkoordinasi dengan Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang untuk menentukan lokasi, jumlah dan jenis penggantian hotan mangrove yang dibebaskan
Nilai Lahan Peningkatan nilai lahan
Terdapatnya peluang meningkatnya nilai lahan yang terjadi terutama di kawasan Loktuan sekitar 22 rumah dan Tanjung Limau sekitar 40 rumah yang terkena pembebasan lahan.
Ketidakpuasan dari masyarakat mengenai ganti rugi
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH Kec. Bontang Utara dan Kec. Bontang Selatan
2 minggu, durasi pembebasan lahan sendiri diperkirakan berlangsung dalam waktu 3 bulan
Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat
Adanya peluang yang cukup besar akan terjadinya keresahan masyarakat akibat kegiatan pembebasan lahan
Ketidakpuasan masyarakat pemilik lahan yang akan dibebaskan mengenai ganti rugi
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH
Aktifitas Nelayan Gangguan aktifitas nelayan
Adanya gangguan aktifitas nelayan yang akan terjadi pada saat pembebasan lahan
Dikarenakan sudah dilaksanakan pengelolaan
TDPH
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)lingkungan maka dianggap tidak perlu melakukan kajian lebih dalam lagi
Aktifitas Tambak Gangguan aktifitas tambak
Adanya peluang yang cukup besar akan terjadinya gangguan aktifitas tambak akibat kegiatan pembebasan lahan
Adanya kekhawatiran dari masyarakat mengenai tambak yang terkena jalur trase jalan
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH
2. Sosialisasi dan Koordinasi
Melakukan sosialisasi Melakukan koordinasi
dengan instansi terkait
Keresahan masyarakat
Keresahan masyarakat
Dikarenakan sudah dilaksanakan pengelolaan lingkungan maka dianggap tidak perlu melakukan kajian lebih dalam lagi
TDPH Kec. Bontang Utara dan Kec. Bontang Selatan
II Tahap Konstruksi3. Pemakaian Tenaga
Kerja Memasang septic tank
portable untuk limbah cair yang dihasilkan oleh pekerja
Menyediakan tempat sampah Melakukan sosialisasi Melaksanakan sesuai
Kualitas air sungai Penurunan kualitas air sungai
Kegiatan pemakaian tenaga kerja ini berlangsung selama tahap konstruksi. Dikarenakan sudah dilaksanakan pengelolaan lingkungan maka dianggap tidak perlu melakukan kajian lebih dalam lagi
TDPH Di lokasi rencana kegiatan
1 minggu dengan asumsi kegiatan ini rutin selama tahap konstruksi
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)dengan peraturan Kualitas air laut Penurunan
kualitas air lautTDPH
Mangrove Gangguan terhadap mangrove
TDPH
Biota air Gangguan terhadp biota air
TDPH
Melakukan sosialisasi Melakukan pemasangan
pengumumam penerimaan tenaga kerja
perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan
mengutamakan tenaga kerja lokal
Peluang kerja dan usaha
Peluang kerja dan usaha
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 584 orang baik lokal maupun didatangkan dari luar. Dengan adanya peluang kerja akan miningkatkan tingkat pendapatan masyarakat tetapi dapat juga menimbulkan kecemburuan sosial dan keresahan masyarakat. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH Kec. Bontang Utara dan Kec. Bontang Selatan
Proses pelingkupan akan berlangsung dalam 2 bulan perekrutan untuk tenaga kerja lokal maupun dari luar. Batas waktu kajian akan memakan waktu sekitar 2 minggu
Tingkat pendapatan Peningkatan pendapatan
DPH 1minggu karena kegiatan sudah merupakan kegiatan rutin
Kecemburuan sosial
Kecemburuan sosial
DPH
Keresahan masyarakat
Keresahan masyarakat
Dikarenakan jumlah tenaga kerja lokal yang akan diterima cukup banyak sehingga menimbulkan persepsi positif dan kemungkinan diterima sebagai pekerja lebih besar .
TDPH
Kesehatan Gangguan Kegiatan pemakaian tenaga TDPH 1 minggu dengan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)masyarakat terhadap
kesehatan masyarakat
kerja ini berlangsung selama tahap konstruksi. Dikarenakan sudah dilaksanakan pengelolaan lingkungan maka dianggap tidak perlu melakukan kajian lebih dalam lagi
asumsi kegiatan ini rutin selama tahap konstruksi
4. Mobilisasi Alat dan Bahan
Melakukan sosialisasi Pengaturan kecepatan
kendaraan tidak melebihi 20 km/jam di daerah permukiman (terutama pada jam sibuk)
Melakukan penyiraman pada jalan yang dilalui mobilisasi alat dan bahan terutama dekat pemukiman
Menutup kendaraan pengangkut material dengan terpal atau lembar plastik
Kualitas udara Penurunan kualitas udara
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan berlangsung secara sementara pada tahap konstruksi. Perhitungan radius debu dan kebisingan dari kendaraan yang bergerak pada rute mobilisasi adalah berjarak 100 m
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa mobilisasi selama 3 bulan dianggap sama sehingga besaran yang dikelola dan dipantau adalah secara harian
Tingkat kebisingan Peningkatan kebisingan
TDPH
Menjaga kondisi mesin kendaraan proyek agar selalu baik
Memasang rambu-rambu pembatasan kecepatan kendaraan
Pemeliharaan jalan setiap ada kerusakan pada akses kendaraan
Berkoordinasi dengan kepolisian setempat
Pengaturan ritasi pengangkutan
Kualitas air sungai Penurunan kualitas air sungai
Adanya kegiatan mobilisasi lewat jalur sungai maupun laut dapat menyebabkan penurunan kualitas air sungai maupun air laut. Kegiatan ini berlangsung sementara selama 3 bulan
TDPH Jalur perahu nelayan
Kualitas air laut Penurunan kualitas air laut
TDPH
Flora dan fauna Gangguan terhadap flora dan fauna
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan berlangsung secara sementara pada tahap konstruksi. Perhitungan radius debu dan kebisingan dari kendaraan yang bergerak pada rute mobilisasi adalah berjarak 100 m
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
Mangrove Gangguan terhadap mangrove
TDPH
Biota air Gangguan terhadap biota
TDPH
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)air
Keresahan masyarakat
Keresahan masyarakat
Adanya mobilisasi lewat sungai maupun laut dapat menimbulkan keresahan masyarakat terutama terganggunya aktifitas nelayan maupun tambah. Kegiatan ini berlangsung hanya sementara yaitu selama 3 bulan.
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
Aktifitas nelayan Gangguan terhadap aktifitas nelayan
TDPH Jalur perahu nelayan
Aktifitas tambak Gangguan terhadap aktifitas tambak
TDPH
Kesehatan masyarakat
Gangguan terhadap kesehatan masyarakat
Adanya mobilisasi baik lewat darat maupun lewat sungai dan laut dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat yang berasal dari debu kendaraan pengangkut. Kegiatan ini berlangsung hanya
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
sementara yaitu selama 3 bulan.
Transportasi sungai Gangguan terhadap transportasi sungai
Kegiatan mobilisasi berlangsung secara sementara yaitu selama 3 bulan. Kegiatan yang melewati sungai akan mengganggu transportasi sungai
TDPH Jalur perahu nelayan
Kualitas jalan Penurunan kualitas jalan
Dengan adanya kegiatan mobilisasi maka akan menurunkan kualitas jalan yang digunakan oleh alat berat dan kendaraan pengangkut karena jalan yang ada tidak sesuai peruntukannya
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
Kemacetan lalu lintas
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Ritasi yang terjadi pada saat mobilisasi alat dan bahan dapat menyebabkan kemacetan lalu
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)lintas. Hal ini dikarenakan kelas jalan eksisting iudak sesuai dengan peruntukannya
Lalu lintas lokal Gangguan terhadap lalu lintas lokal
Kegiatan mobilisasi berlangsung selama 3 bulah. Hal ini akan mempengaruhi terhadap lalu lintas lokal
TDPH Jalan Kapal Layar, Tanjung Limau
5. Pembukaan Lahan Tenaga kerja yang terlibat dilengkapi dengan alat safety
Membanguan sedimen trap untuk padatan tersuspensi/lumpur seperti kolam pengendapan lumpur
Tingkat kebisingan Peningkatan kebisingan
Kegiatan pembukaan lahan yaitu pembersihan dari pohon-pohon ataupun semak yang ada di lokasi rencana kegiatan. Kegiatan berlangsung sementara selama 3 bulan dan
TDPH Sepanjang lokasi rencana kegiatan
1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa pembukaan lahan selama 3 bulan dianggap
yang memadai untuk mengendapkan lumpur sebelum dialirkan ke sungai.
dilakukan pada siang hari sama
Penebangan pohon disesuaikan dengan luasan yang telah ditentukan.
Erosi lahan Peningkatan erosi lahan
Kegiatan pembukaan lahan dapat menimbulkan peningkatan terhadap erosi lahan yang nantinya berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH 14 hari adalah waktu yang dibutuhkan untuk melihat lokasi, sampling sedimen, melakukan studi literatur dan data sekunder
Kualitas air sungai Penurunan kualitas air sungai
DPH
Kualitas air laut Penurunan kualitas air laut
Kegiatan pembukaan lahan akan menyebabkan penurunan kualitas air laut. Jarak antara laut dengan kegiatan pembukaan lahan cukup jauh sehingga tidak merupakan dampak penting hipotetik
TDPH
Flora dan fauna Gangguan terhadap flora
Pembukaan lahan yang dilakukan akan mengakibatkan
DPH
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)dan fauna gangguan flora dan fauna,
hilangnya mangrove serta gangguan terhadap biota air.
Mangrove Gangguan terhadap mangrove
Luas lahan mangrove yang terkena pembukaan lahan seluas 57.000 m².
DPH
Biota air Gangguan terhadap biota air
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH
Keresahan masyarakat
Keresahan masyarakat
Adanya pembukaan lahan akan menimbulkan dampak diantaranya keresahan masyarakat, gangguan aktifitas nelayan, aktifitas tambak.
TDPH Sepanjang jalan di Kelurahan Loktuan –Tanjung Limau
1 minggu adalah waktu yang dibutuhkan untuk melihat lokasi, sampling dll.
Aktifitas nelayan Gangguan terhadap aktifitas nelayan
Dampak tidak menjadi DPH, namun tetap dikelola dengan melakukan sosialisasi
TDPH Nelayan di sekitar lokasi rencana kegiatan
Aktifitas tambak Gangguan terhadap aktifitas tambak
TDPH
6. Pematangan Lahan Tenaga kerja yang terlibat pada tahap pematangan lahan akan dilengkapi dengan masker penutup mulut untuk menghindari sebaran debu dan dilengkapi alat safety.
Pekerjaan pematangan lahan tidak dilaksanakan pada malam hari
Menjaga kondisi mesin kendaraan proyek agar selalu baik
Kualitas udara Penurunan kualitas udara
Kegiatan pematangan lahan berlangsung selama 3 bulan. Adanya kegiatan pematangan lahan dapat menyebabkan penurunan kualitas udara terutama debu gan peningkatan kebisingan. Dampak tidak menjadi DPH, namun tetap dikelola dengan melakukan pekerjaan pematangan lahan tidak dilaksanakan pada malam hari, para pekerja dilengkapi dengan alat safety dan sesuai
TDPH Sepanjang area pematangan lahan terutama jalut Tanjung Limau – Bontang Kuala
1 minggu adalah waktu yang dibutuhkan untuk melihat lokasi, sampling
Tingkat kebisingan Peningkatan kebisingan
TDPH
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)dengan standar prosedur.
Membanguan sedimen trap untuk padatan tersuspensi/lumpur seperti kolam pengendapan lumpur yang memadai untuk mengendapkan lumpur
Erosi lahan Peningkatan erosi lahan
Kegiatan pematangan lahan dapat menimbulkan peningkatan terhadap erosi lahan yang nantinya berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Dengan demikian,
DPH Sepanjang rencana jalan
sebelum dialirkan ke sungai. maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
Kualitas air sungai Penurunan kualitas air sungai
Dikarenakan kegiatan pematangan lahan ini bersifat sementara dan sudah dilakukan
TDPH
Kualitas air laut Penurunan kualitas air laut
Pengelolaan dengan membuat sedimen trap agar tidak mengganggu perairan yang
TDPH
Biota air Gangguan terhadap biota air
ada di sekitar lokasi rencana kegiatan, sehingga dampak menjadi tidak dampak penting hipotetik
TDPH
7. Konstruksi Jalan dan Jembatan
Melakukan sosialisasi Melakukan penyiraman di
sekitar lokasa rencana kegiatan
Tenaga kerja yang terlibat akan dilengkapi dengan masker penutup mulut untuk menghindari sebaran debu dan dilengkapi alat safety
Kualitas udara Penurunan kualitas udara
Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan menyebabkan penurunan kualitas uadra terutama debu, peningkatan kebisingan serta peningkatan grtaran. Kegiatan berlangsung selama tahap konstruksi jalan dan jembatan yaitu selama 26 bulan.
DPH Sepanjang jalur rencana jalan
1 minggu adalah waktu yang dibutuhkan
Membanguan sedimen trap untuk padatan tersuspensi/lumpur seperti kolam pengendapan lumpuryang memadai untuk
Tingkat kebisingan Peningkatan kebisingan
DPH
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)mengendapkan lumpur sebelum dialirkan ke sungai
Berkoordinasi dengan dinas terkait
Getaran Peningkatan Getaran
Peningkatan getaran menjadi tidak dampak penting hipotetik karena kegiatan pemasangan tiang pancang yang paling
TDPH
dekat dengan masyarakat Tajung Limau sekitar 5 m dan di daerah rawa yang diprakirakan besa bertindak sebagai peredam. Rumah yang terbuat dari kayu juga tahan dari getaran
Kualitas air sungai Penurunan kualitas air sungai
Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan selama 26 bulan diprakirakan akan mengakibatkan penurunan kualitas air sungai terutama dari adanya ceceran bahan-bahan bangunan. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini.
DPH
Kualitas air laut Penurunan kualitas air laut
Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan jauh dari laut sehingga tidak akan mempengaruhi kualitas air laut sehingga dampak menjadi tidak penting hipotetik.
TDPH 2 minggu adalah waktu kajian yang dibutuhkan untuk melihat dampak yang terjadi pada penurunan kualitas air sungai, air laut, oceanografi, flora dan fauna, mangrove, dan biota laut/air
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)Oceanografi Gangguan
oceanografiKegiatan konstruksi jalan dan jembatan jauh dari laut sehingga tidak akan mempengaruhi oceanografi terutama sedimen dan pola arus sehingga dampak menjadi tidak penting hipotetik.
TDPH
Flora dan fauna Gangguan terhadap flora dan fauna
Gangguan terhadap flora dan fauna diprakirakan oleh adanya kegiatan konstruksi jalan dan jembatan. Kegiatan ini akan menyebabkan berpindahnya habitat fauna ke tempat lain sehingga dampak menjadi tidak penting hipotetik
TDPH
Mangrove Gangguan terhadap mangrove
Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan berlangsung selama 26 bulan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan estauria, gangguan mangrove, alur biota air, aktifitas nelayan, aktifitas tambak.
DPH
Biota air Gangguan terhadap biota air
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH
Aktifitas nelayan Gangguan terhadap aktifitas nelayan
DPH
Aktifitas tambak Gangguan terhadap aktifitas tambak
DPH 1 minggu yang dibutuhkan untuk menganalisa
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)terganggunya aktifitas nelayan dan transportasi sungai
Transportasi sungai Gangguan transportasi sungai
DPH
Kemacetan lalu lintas
Peningkatan kemacetan lalu lintas
Dengan adanya pembangunan jalan dan jembatan yang berlangsung selam 26 bulan akan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Hal ini menjadi tidak penting dikarenakan telah dilakukan sosialisasi, adanya pemasangan rambu-rambu serta berkoordinasi dengan instansi terkait
TDPH
Lalu lintas lokal Gangguan lalu lintas lokal
Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan juga akan menimbulkan dampak terhadap gangguan lalu lintas lokal selama 26 bulan. Gangguan lalu lintas lokal terjadi baik di jalan darat maupun terhadap lalu lintas air. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH
III. Tahap Operasi8. Pengoperasian Jalan Melakukan penghijauan
Memasang rambu-rambu lalu lintas
Pemeliharaan jalan setiap ada kerusakan pada akses
Kualitas udara Penurunan kualitas udara
Kegiatan pengoperasian jalan dapat menimbulkan penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Kegiatan ini akan berlangsung mulai dari tahun
TDPH Sepanjang jalur jalan lingkar Kota Bontang
5 hari waktu yang dibutuhkan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)kendaraan ke 4 sampai seterusnya.
Berkoordinasi dengan dinas terkait
Tingkat kebisingan Peningkatan kebisingan
Untuk itu pengelolaan yang dilakukan adalah melakukan penghijauan
TDPH
Ruang dan lahan Perubahan pola ruang
Dengan beroperasinya jalan lingkar pesisir Kota Bontang maka akan mengalami
DPH
Nilai Lahan Peningkatan nilai lahan
perubahan enggunaan lahan dan nilai lahan yang tinggi,Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
DPH
Transportasi sungai Gangguan transportasi sungai
Pada saat pengoperasian jalan & jembatan, ada beberapa ruas yang melintasi jalur transportasi sungai. Tetapi kegiatan ini sudah sesuai dengan standar
TDPH
9. Pengoperasian Rest Area
Membangun septic tank portable
Bekerja sama dengan dinas terkai dalam pengangkutan sampah
Menyediakan tempat sampah
Kualitas air sungai Penurunan kualitas air sungai
Kegiatan pengoperasian rest area di jalur jalan lingkar pesisir Kota Bontang dimaksudkan umtuk tempat peristirahatan orang yang akan ke Tanjung Laut.
TDPH Loktuan 3 hari waktu yang dibutuhkan
Memprioritaskan dan memberi kesempatan terhadap penduduk lokal dalam mengembangkan usaha
Biota air Gangguan biota air
Kegiatan di rest area telah menggunakan septic tank dan Penyediakan tempat sampah yang cukup memadai agar tidak mencemari air sungai dan adanya gangguan biota air
TDPH
Peluang kerja dan usaha
Peluang kerja dan usaha
Adanya kegiatan pengoperasian rest area akan menimbulkan peluang kerja dan
TDPH Kec. Bontang Utara dan Kec. Bontang Selatan
1 minggu adalah waktu yang dibutuhkan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No.Rencana Kegiatan yang Berpotensi
menimbulkan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai Bagian
dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
PelingkunganWilayah Studi Batas Waktu
KajianDampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penting
Hipotetik (DPH)usaha serta peningkatan.
Tingkat pendapatan Peningkatan kebisingan
peluang kerja dan usaha. Jumlah pekerja yang dibutuhkan tidak banyak
TDPH
10. Pemeliharaan Jalan perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan
Mengutamakan penduduk lokal
Memasang rambu-rambu lalu lintas
Peluang kerja dan usaha
Peluang kerja dan usaha
Adanya kegiatan pemeliharaan jalan dapat menimbulkan peluang kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan tetapi dapat pula menimbulkan kemacetan lalu lintas
TDPH Sepanjang jalur jalan lingkar Kota Bontang
1 minggu adalah waktu yang dibutuhkan
Pemeliharaan jalan setiap ada kerusakan pada akses kendaraan
Berkoordinasi dengan dinas terkait
Tingkat pendapatan Peningkatan pendapatan
Hal ini tidak menimbulkan dampak penting potensial dikarenakan dampak yang terjadi sangat kecil serta dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
TDPH
Kemacetan lalu lintas
Peningkatan kemacetan lalu lintas
TDPH
Tabel 2.35 Matrik Evaluasi Dampak Potensial
No. Komponen LingkunganPra Konstruksi Konstruksi Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10A. Komponen Fisik Kimia1. Kualitas Udara - - - TDPH - TDPH DPH TDPH - -2. Tingkat Kebisingan - - - TDPH TDPH TDPH DPH TDPH - -3. Getaran TDPH4. Geologi
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No. Komponen LingkunganPra Konstruksi Konstruksi Operasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Erosi Lahan - - - - DPH DPH - - - -
5. Kualitas Air Sungai - - TDPH TDPH DPH TDPH DPH - TDPH -6. Kualitas Air Laut - - TDPH TDPH TDPH TDPH TDPH - - -7. Oceanografi - - - - - - TDPH - - -8. Ruang dan Lahan - - - - - - - DPH - -B. Komponen Biologi9. Flora & Fauna Darat - - - TDPH DPH - TDPH - - -10. mangrove - - TDPH TDPH DPH - DPH - - -11. Biota Air - - TDPH TDPH DPH TDPH DPH - TDPH -C. Komponen Sosial Ekonomi Budaya12. Peluang kerja dan Usaha - - DPH - - - - - TDPH TDPH13. Tingkat Pendapatan - - DPH - - - - - TDPH TDPH14. Nilai Lahan DPH - - - - - - DPH - -15. Kecemburuan Sosial - - DPH - - - - - - -16. Keresahan Masyarakat DPH TDPH TDPH TDPH TDPH - - - - -17. Aktifitas Nelayan TDPH - - TDPH TDPH - DPH - - -18. Aktifitas Tambak DPH - - TDPH TDPH - DPH - - -D Komponen Kesehatan Masyarakat 19. Kesehatan Masyarakat - - TDPH TDPH - - - - - -E Transportasi
Transportasi sungai - - - TDPH - - DPH TDPH - - Kualitas Jalan - - - TDPH - - - - - - Kemacetan Lalu Lintas - - - TDPH - - TDPH - - TDPH Lalu Lintas Lokal - - - TDPH - - DPH - - -
Sumber : Hasil AnalisaKeterangan :
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
√ : ada dampak1. Pembebasan Lahan 3. Pemakaian Tenaga Kerja 8. Pengoperasian Jalan2. Sosialisasi dan Koordinasi 4. Mobilisasi Alat dan Bahan 9. Pengoperasian Rest Area
5. Pembukaan Lahan 10. Pemeliharaan Jalan6. Pematangan Lahan7. Konstruksi Jalan dan Jembatan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Tabel 2.36 Resume Dampak Penting Hipotetik
No. Rencana Kegiatan Jenis Dampak Komponen Lingkungan
Terkena Dampak Evaluasi Dampak PotensialI. Tahap Pra Konstruksi1 Pembebasan
LahanPeningkatan Nilai Lahan
Nilai Lahan Terdapatnya peluang meningkatnya nilai lahan yang terjadi terutama di kawasan Loktuan sekitar 22 rumah dan Tanjung Limau sekitar 40 rumah yang terkena pembebasan lahan.
Ketidakpuasan dari masyarakat mengenai ganti rugi
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
2 Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat Adanya peluang yang cukup besar akan terjadinya keresahan masyarakat akibat kegiatan pembebasan lahan
Ketidakpuasan masyarakat pemilik lahan yang akan dibebaskan mengenai ganti rugi
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
3 Gangguan aktifitas tambak
Aktifitas Tambak Adanya peluang yang cukup besar akan terjadinya gangguan aktifitas tambak akibat kegiatan pembebasan lahan
Adanya kekhawatiran dari masyarakat mengenai tambak yang terkena jalur trase jalan
Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
II Tahap Konstruksi4 Pemakaian
Tenaga KerjaPeluang kerja dan usaha
Peluang kerja dan usaha Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 584 orang baik lokal maupun didatangkan dari luar. Dengan adanya peluang kerja akan miningkatkan tingkat pendapatan masyarakat tetapi dapat juga menimbulkan kecemburuan sosial dan keresahan masyarakat. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
5 Peningkatan pendapatan
Tingkat pendapatan
6 Kecemburuan sosial
Kecemburuan sosial
7 Pembukaan Lahan
Peningkatan erosi lahan
Erosi lahan Kegiatan pembukaan lahan dapat menimbulkan peningkatan terhadap erosi lahan yang nantinya berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
8 Penurunan kualitas air sungai
Kualitas air sungai
9 Gangguan terhadap flora dan fauna
Flora dan fauna Pembukaan lahan yang dilakukan akan mengakibatkan gangguan flora dan fauna, estauria, hilangnya mangrove serta gangguan terhadap biota air.
10 Gangguan terhadap mangrove
Mangrove Luas lahan mangrove yang terkena pembukaan lahan seluas 57.000 m².
11 Gangguan terhadap biota air
Biota air Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
12 Pematangan Lahan
Peningkatan erosi lahan
Erosi lahan Kegiatan pematangan lahan dapat menimbulkan peningkatan terhadap erosi lahan yang nantinya berpengaruh terhadap
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
No. Rencana Kegiatan Jenis Dampak Komponen Lingkungan
Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensialkualitas air sungai. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
13 Konstruksi Jalan dan Jembatan
Penurunan kualitas udara
Kualitas udara Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan menyebabkan penurunan kualitas uadra terutama debu, peningkatan kebisingan serta peningkatan grtaran. Kegiatan berlangsung selama tahap konstruksi jalan dan jembatan yaitu selama 26 bulan.
14 Peningkatan kebisingan
Tingkat kebisingan
15 Penurunan kualitas air sungai
Kualitas air sungai Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan selama 26 bulan diprakirakan akan mengakibatkan penurunan kualitas air sungai terutama dari adanya ceceran bahan-bahan bangunan. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini.
16 Gangguan terhadap mangrove
Mangrove Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan berlangsung selama 26 bulan.
17 Gangguan terhadap biota air
Biota air Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan estauria, gangguan mangrove, alur biota air, aktifitas nelayan, aktifitas tambak.Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
18 Gangguan terhadap aktifitas nelayan
Aktifitas nelayan
19 Gangguan terhadap aktifitas tambak
Aktifitas tambak
20 Gangguan transportasi sungai
Transportasi sungai
21 Gangguan lalu lintas lokal
Lalu lintas lokal Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan juga akan menimbulkan dampak terhadap gangguan lalu lintas lokal selama 26 bulan. Gangguan lalu lintas lokal terjadi baik di jalan darat maupun terhadap lalu lintas air. Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
III Tahap Operasi22 Pengoperasian
JalanPerubahan pola ruang
Ruang dan lahan Dengan beroperasinya jalan lingkar pesisir Kota Bontang maka akan mengalami
23 Peningkatan nilai lahan
Nilai Lahan perubahan enggunaan lahan dan nilai lahan yang tinggi,Dengan demikian, maka dianggap perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai dampak ini
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
Gambar 2.15Diagram Alir Proses Pelingkupan
RENCANA KEGIATANPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota BontangPra Konstruksi1. Pembebasan Lahan2. Sosialisasi dan KoordinasiKonstruksi3. Pemakaian Tenaga Kerja4. Mobilisasi Alat dan Bahan 5. Pembukaan Lahan6. Pematangan Lahan7. Konstruksi Jalan dan
JembatanOperasi8. Pengoperasian Jalan9. Pengoperasian Rest Area10. Pemeliharaan Jalan
RONA LINGKUNGAN Komponen Fisik Kimia Komponen Biologi Komponen Sosial Ekonomi
Budaya Komponen Kesehatan
Masyarakat Komponen Transportasi
DAMPAK POTENSIAL
Tahap Konstruksi :- Penurunan kualitas udara- Peningkatan kebisingan- Peningkatan erosi lahan- Penurunan kualitas air sungai- Penurunan kualitas air laut- Penurunan oceanografi - Gangguan flora dan fauna- Gangguan mangrove- Gangguan biota air- Terbukanya Peluang Kerja- Peningkatan Pendapatan- Kecemburuan sosial- Keresahan masyarakat- Gangguan atifitas nelayan- Gangguan aktifitas tambak- Gangguan kesehatan masyarakat- Gangguan transportasi sungai- Penurunan kualitas jalan- Peningkatan kemacetan LL- Gangguan lalu lintas lokal
Tahap Operasi :- Penurunan kualitas udara- Peningkatan kebisingan- Penurunan kualitas air sungai- Perubahan tata ruang- Gangguan biota air- Peluang kerja dan usaha- Peningkatan pendapatan- Peningkatan nilai lahan- Gangguan transportasi sungai- Peningkatan kemacetan LL- Gangguan lalu lintas lokal
Evaluasi Dampak Potensial
Tahap Pra Konstruksi :- Keresahan Masyarakat- Peningkatan Nilai Lahan- Gangguan Aktifitas Nelayan- Gangguan Aktifitas Tambak
DAMPAK POTENSIAL HIPOTETIK
Evaluasi Dampak Potensial
Masukan Masyarakat saat konsultasi publik
Tahap Pra Konstruksi :- Keresahan Masyarakat- Peningkatan Nilai Lahan- Gangguan Aktifitas Tambak
Tahap Konstruksi :- Penurunan kualitas uadara- Peningkatan kebisingan- Peningkatan erosi lahan- Penurunan kualitas air sungai- Gangguan flora dan fauna- Gangguan mangrove- Gangguan biota air- Terbukanya Peluang Kerja- Peningkatan Pendapatan- Kecemburuan sosial- Gangguan atifitas nelayan- Gangguan aktifitas tambak- Gangguan transportasi sungai- Gangguan lalu lintas lokal
Tahap Operasi :- Perubahan tata ruang- Peningkatan nilai lahan
II - 96
Pelingkupan
2.5 BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN2.5.1 Batas Wilayah StudiBatas wilayah kegiatan studi AMDAL Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang ditentukan
berdasarkan resultante dari wilayah studi yang meliputi wilayah batas proyek (tapak kegiatan),
batas ekologis, batas sosial dan batas administratif, dengan memperhatikan batasan teknik,
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Batas ProyekBatas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan melakukan
kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan operasi. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan
inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Batas proyek adalah areal
untuk Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang sepanjang 7,760 meter.
b. Batas EkologisBatas ekologis, adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara), dimana proses alami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.
Yang menjadi batas ekologis adalah batas rencana kegiatan
c. Batas AdministratifBatas administratif adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan sosial ekonomi dan budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di dalam ruang tersebut. Dengan demikian, maka ditetapkan batas administratif yaitu
di wilayah Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang Selatan..d. Batas Sosialatas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial dalam cakupan budaya), sesuai dengan
proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dengan demikian, maka
ditetapkan batas sosial yaitu Kelurahan Tanjung Laut dan Tanjung Laut Indah Kleurahan
Bontang Kuala, Bontang Baru, Gunung Elai dan Loktuan.
Data batas wilayah studi secara detail di tampilkan pada Gambar 2.20.2.5.2 Batas Waktu Kajian Lingkup batasan waktu kajian ANDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batasan waktu
pelaksanaan rencana kegiatan. Batas waktu kajian adalah batas waktu yang akan digunakan
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian ANDAL. Penentuan batas
waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan
rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas waktu yang digunakan dalam kajian AMDAL bukan
merupakan batas waktu untuk menyatakan kadaluarsa atau tidaknya suatu kajian AMDAL.
Batas waktu kajian untuk setiap kegiatan adalah :
Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan pembebasan lahan selama tahap pra konstruksi yaitu selama 3 bulan. Oleh karena
itu batas waktu kajian yang dipilih yang digunakan untuk memprakirakan dampak selapa
tahap pra konstruksi adalah 3 bulan.
Tahap Konstruksi : 2 tahun
Pada tahap konstruksi batas waktu kajian yang dilaksankan selama 2 tahun terhitunng sejak
tahap pra konstruksi dimulai
Tahap Operasi : 2 tahun
Tahap operasi batas waktu kajian yang akan dilaksankan selama 2 tahun sejak dimulainya
penyusunan dokumen AMDAL
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013
II - 96
Pelingkupan
Gambar 2.16
Peta Batas Wilayah Studi
Kerangka AcuanPembangunan Jalan Lingkar Pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur, 2013