DM
description
Transcript of DM
ASUHAN KEPERAWATAN NY
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DM
DI BANGSAL E RSUP DR SURADJI TIRTONEGORO KLATEN
OLEH
Sri Sugesti Widianingsih
03/172573/EIK/00353
KULIAH PROFESI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005DAFTAR PUSTAKABarbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA
DIABETES MELITUS A. Difinisi
DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini dapat menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti dibetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf). DM juga meningkatkan insiden penyakit makrovaskuler yang mencakup insiden infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer.
B. Etiologi
Secara umum penyebab terjadinya DM tidak diketahui secara pasti, namun dimungkinkan karena faktorC. Fisiologi normal
Insulin disekresi oleh sel beta Langerhans. Insulin merupakan hormon anabolik atau hormon untuk menyimpan kalori. Apabila seseorang makan makanan, sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa ke dalam sel otot, hati serta lemak. Dalam sel tersebut insulin akan menimbulkan efek:
menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot
meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan adiposa
mempercepat pengangkutan asam-asam amino ke dalam sel.
Insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein dan lemak yang disimpan.D. Manifestasi klinis
1. Diabetes Tipe I hiperglikemia berpuasa
glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
keletihan dan kelemahan
ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur
komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
E. Perubahan metabolisme pada DM
Inti dari DM adalah kesiapan insulin endogen tidak dekuat dengan kebutuhan metabolisme (dari segi cukupnya pencantuman dan kemampun aksi).
1. Hepar : sintesa glikogen (glikogenesis), sintesa trigleserit, kholesterol, VLDL, sintesa protein
2. Fruktosamin: Albumin yang terglikasi, meruakn tolok ukur fluktuasi glukosa selama 2-3 minggu
Tingkat glikasi lanjut (AGE: advanced glication end-product). Terjadi terutama pada protein yang berumur panjang: kalogen, kristalin, lensa mata dan myelin. AGE bertanggung jawab pada komplikasi lamjut pada DM, nefropati, polineuropati, dn aterosklerosis.F. Evaluasi diagnostik
1. adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
2. Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.
G. Pemeriksaan laboratorium DM
1. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi
2. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.
3. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi
4. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody)
H. Penatalaksanaan
tujuan utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik
ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu: diet, latihan, pemantauan, terapi, pendidikan.
I. Penatalaksanaan Diet
Diet dan pengendalian BB merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes. Tujuannya:
memberikan semua unsur makanan yang esensial (vitamin dan mineral)
mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai
memenuhi kebutuhan energi
mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal
menurunkan kadar lemak darah jika meningkatJ. KLASIFIKASI KAKI DIABETES
1. Menurut wagner adalah: (dikutip dr. Askandar 1989)
2. Derajat 0: tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki sepeeti claw, callus
3. Derajat 1: ulkus superficial terbatas pada kulit
4. Derajat II: ulkus dalam menembus tendon dan tulang
5. Derjat III: abses dalam dengan atau tanpa osteomilitis
6. Derjat IV: gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa sellulitis
7. Derajat V: gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah
Perbedaan ulkus dan gangren:
1. Ulkus disebabkan karena neuropati perifer (trauma tidak merasa), diberi antibiotik bisa sembuh.
Gangren: Karena makrongiopati, perlu nekrotomi/amputasi, tandanya warna kehitaman, jari-jari nekrotik+, akral dingin, denyut nadi -.
K. Asuhan keperawatan DM
Asuhan keperawatan pasien dengan DM dapat dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan, yaitu: (Pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi)
1. Pengkajian dapat diidentifikasi dengan menggunakan data fokus dan 11 pola fungsional Gordon, kaji riwayat keluarga dan riwayat kesehatan terdahulu, serta lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
2. Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien DM: nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi infeksi (sepsis), cemas, kurang pengetahuan, PK: hiperglikemia dan KDA.
3. Rencana asuhan keperawatan dapat dilihat pada tabel berikut: