Djarum Family Business
description
Transcript of Djarum Family Business
FAMILY BUSINESS
Case: PT Djarum
Entrepreneurship – MMBM 27 PRASETIYA MULYA BUSINESS SCHOOL - Hamirza Rizki Maharani - 0152123037
BUSINESS DETAIL
Djarum PT adalah salah satu dari tiga produsen di Indonesia dari "kretek" rokok, bentuk
dominan tembakau di negara yang peringkat di atas sepuluh di antara negara-negara dengan
tingkat tertinggi dari perokok. Rokok kretek berisi lokal berkembang tembakau dicampur
dengan cengkeh - yang biasanya mewakili sekitar sepertiga dari rokok, tetapi dapat berkisar
setinggi 50 persen dari rokok kretek yang konten-dan dicampur dengan "saus" khusus (saus)
khusus untuk masing-masing merek. Saus dapat berisi hingga 100 bahan yang berbeda,
termasuk perasa, rempah-rempah, buah-buahan, kopi, dan bumbu lainnya. Ada dikatakan lebih
dari 2.000 merek rokok kretek, yang diproduksi oleh sebanyak 500 perusahaan yang berbeda,
di Indonesia, namun hanya segelintir kecil pendekatan ukuran Djarum. Perusahaan
memproduksi berbagai merek Kretek untuk pasar domestik, termasuk kapal Djarum Super,
merek terlaris, Djarum Coklat, Inspiro, LA Lights, dan lain-lain. Jika Djarum terus bersaing
mengalahkan saingan utama Gudang Garam dan Sampoerna, itu akan mengklaim saham
terkemuka pasar internasional untuk rokok kretek. Ekspor merek perusahaan, yang meliputi
Djarum Asli, Djarum Black, Djarum Bali Hai, LA Lights, dan LA Lights Menthol, dan rokok rasa
buah seperti Djarum Cherry, membantu mempertahankan pangsa pasar posisi setinggi 70
persen, seperti di Amerika Serikat. Pada awal abad ke-21, Djarum telah memulai diversifikasi
drive, didorong oleh arus kas yang kuat yang disediakan oleh penjualan rokok tersebut. Pada
tahun 2001, perusahaan ini menjadi pemegang saham mayoritas di gagal Suharto dikendalikan
Bank Central Asia (BCA), kemudian, pada tahun 2003, memasuki sektor pembangunan properti
dengan pembangunan $ 100.000.000 kompleks perbelanjaan. Perusahaan juga telah memasuki
produksi alat elektronik, dan pada tahun 2004 mulai kontrak 30-tahun untuk meng-upgrade
dan mengelola dua hotel Jakarta yang menonjol, Hotel Indonesia dan Hotel Wisata.
Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga Hartono rahasia, dan telah dipimpin oleh saudara Budi
dan Bambang Hartono sejak awal abad ke-21 yang kini menguasai 20% pangsa pasar rokok di
Indonesia, dengan Domestic Brands sebagai berikut:
Dan International Brands sebagai berikut:
Kini Djarum Group memperluas usahanya ke dalam beberapa sektor usaha antara lain:
1. Perbankan
Di sektor perbankan, Djarum awalnya memiliki Bank Haga dan Bank Hagakita. Djarum
makin agresif ketika masuk dalam konsorsium Faralon Investment Limited yang
membeli BCA pada 2002. Djarum masuk di konsorsium itu melalui Alaerka Investment.
Porsi Djarum sekitar 10% di BCA. Belakangan, Djarum meningkatkan porsi sahamnya
menjadi 47,15% pada 2007 dan 51% pada Desember 2010. Sebelum menambah porsi
saham itu, Djarum melego sahamnya di Bank Haga dan Bank Hagakita.
Kantor pusat BCA berada di Menara BCA, di kompleks Grand Indonesia. Bersatunya
pusat operasional BCA milik Djarum di kompleks Grand Indonesia yang juga milik
Djarum itu seakan menjadikannya sebagai tugu kehebatan Djarum dalam percaturan
bisnis di Indonesia.
Awalnya, kantor pusat BCA berada di Wisma BCA di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Rencana BCA berpindah kantor sudah ada sebelum 2004. Ide itu muncul karena Wisma
BCA yang ditempati berdasarkan sewa jangka pendek tiga tahunan. Wisma BCA
bukanlah aset Bank BCA.
Rencana pindah kantor itu juga muncul jauh sebelum Djarum menjadi pemilik
mayoritas saham di BCA. Boleh jadi, ini memang menjadi skenario kelompok usaha
Djarum dari dulu.
Gedung perkantoran di kompleks Grand Indonesia itu dinamai Menara BCA, karena BCA
adalah penyewa utamanya. BCA menyewa 25.645 meter persegi di gedung perkantoran
57 lantai itu mulai 1 Juli 2007 hingga 30 Juni 2035. Yang disewa mulai dari lantai dasar,
mezanin, lantai 12, hingga lantai 25. BCA punya opsi memperluas lantai sewa di lantai
26 dan 27. Sehingga luasnya mencapai 29.222 meter persegi.
Kini Djarum menguasai 51% saham Bank Central Asia sejak tahun 2007.
2. Properti
Antara lain Puri Cugni, Graha Padma Internusa, Bukit Muria Jaya Estate, Fajar Surya
Perkasa, Nagaraja Lestari, dan Cipta Karya Bumi Indah.
Puri Cugni mengelola Bali Padma Hotel, Hotel Malya Bandung, dan Sekar Alliance Hotel
Management. Graha Padma Internusa membangun kompleks Perumahan Graha Padma
Semarang dan Bukit Muria membangun kompleks Perumahan Karawang Resinda di
Karawang, Jawa Barat.
Adapun Fajar Surya Perkasa membangun Mal Daan Mogot, Jakarta. Sedangkan
Nagaraja Lestari membangun pusat belanja dan grosir Pulogadung Trade Center,
Jakarta.
Djarum juga membangun pusat belanja Whole Trade Center (WTC) Mangga Dua,
Jakarta, melalui Inti Karya Bumi Indah. Lewat perusahaan ini pula, Djarum makin
menancapkan kukunya di sektor properti dengan membangun megaproyek Grand
Indonesia di bekas lokasi Hotel Indonesia.
Djarum mendapat konsesi pengelolaan kawasan di jantung kota Jakarta itu dengan
model built operation transfer (BOT) berdurasi 30 tahun. Ada empat bangunan penting
di sana, yakni gedung perkantoran 57 lantai, apartemen, pusat belanja, dan hotel –
renovasi dari Hotel Indonesia. Kompleks ini dibangun dengan total investasi 1,3 Triliun
Rupiah.
Dengan model kerja sama itu, Djarum menyediakan dana investasi, mendirikan
bangunan, mengelolanya, dan kemudian menyerahkan seluruh aset yang ada kepada
negara setelah 30 tahun. Pemerintah sebagai pemilik lahan mendapatkan kompensasi.
Yang mengikat kontrak perjanjian dengan pihak Djarum adalah PT Hotel Indonesia
Natour (HI Natour), perusahaan BUMN yang sebelumnya mengelola Hotel Indonesia.
Berdasarkan perjanjian, HI Natour akan menerima Rp 1,65 trilyun dalam tiga tahap.
Setiap tahap berjangka 10 tahun. Pada masa akhir perjanjian, bangunan yang ada di
Grand Indonesia menjadi milik negara. Perjanjian kerja sama itu diteken pada Februari
2004. Sebagian besar bangunan selesai pada akhir 2007, sisanya pada 2008.
3. Agrobisnis
Sejak tahun 2008 memulai usaha perkebunan sawit dengan bendera PT Hartono
Plantations Indonesia dan mengelola 65.000 hektar perkebunan sawit di Kalimantan
Barat.
Di sektor agrobisnis, Djarum berkiprah melalui Hartono Plantations Indonesia yang
bergerak di perkebunan kelapa sawit. Djarum juga ikut ambil bagian dalam konsorsium
yang beranggotakan Wings Group dan Lautan Luas ketika membeli Salim Oleochemicals
(produsen palm dan coconut oil untuk sampo) dari Badan Penyehatan Perbankan
Nasional pada 2001.
Jalinan antara Djarum dan Wings tak hanya di dunia bisnis, melainkan juga keluarga.
Martin B. Hartono, anak Budi Hartono, menikah dengan Grace L. Katuari, anak pemilik
Wings Group, Eddy William Katuari.
4. Elektronik
Melalui bendera PT Polytron yang telah eksis dalam bidang industri elektronik sejak 30
tahun yang lalu.
Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya
meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser.
5. On-line site
Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Prima Digital, mereka juga
membeli Kaskus, situs Indonesia yang paling populer.
FAMILY HISTORY
Generasi Pertama : Oei Wie Gwan (Pendiri)
Oei Wie Gwan, yang berasal dari Lasem, Jawa Tengah, adalah pendiri ikon perusahaan rokok
kretek PT Djarum. Perusahaan ini didirikan pada April 21, 1951 pada Bitingan Kudus dengan
bantuan 10 karyawan.
Oei Wie Gwan memiliki pandangan jauh ke depan untuk merencanakan bisnisnya jauh di depan
dan di pertengahan 1950-an, ia membeli merek Djarum dari pemegang izin. Kata "Djarum"
mengacu pada jarum gramofon.
Usaha bisnis pertamanya adalah pembentukan sebuah pabrik kembang api di bawah merek
Leo, yang terletak di Rembang, Jawa Tengah. Leo menjadi merek kembang api terkemuka di
Indonesia. Sayangnya pabrik yang didirikan sebelum Perang Dunia II berhenti produksi setelah
bangsa merdeka karena larangan pemerintah yang mengakibatkan penutupan pabrik kembang
api di seluruh Indonesia.
Kretek menjadi bisnis Oei Wie Gwan pilihan setelah penutupan bisnis kembang api nya. Di
bawah merek PT Djarum perusahaan-pencampuran tembakau dan cengkeh, semua komoditi
yang dihasilkan oleh perkebunan Indonesia perkebunan cepat tumbuh menjadi pemimpin
dalam rokok kretek Indonesia.
Selama waktu Oei Wie Gwan sering dapat ditemukan duduk di lantai melinting rokok dengan
karyawannya, merupakan bukti komitmen dan cinta untuk bisnis serta refleksi filsafat
pribadinya "Tumbuh dan berkembang dengan lingkungan", sebuah filsafat berakar pada nilai-
nilai budaya dan agama di Indonesia dari tradisional berharga saling membantu dan kerja sama
tim.
Pada tahun 1963, kematiannya meninggalkan anak-anaknya Michael Bambang Hartono dan
Robert Budi Hartono di pucuk pimpinan perusahaan tempat mereka terus memelihara warisan.
Generasi kedua : Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono (CEO sekarang)
Robert Budi Hartono Michael Bambang Hartono
Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang, kelahiran Semarang, 2 Oktober 1939, menjadi
nakhoda PT Djarum sepeninggal Ayahnya Oei Wie Gwan pada tahun 1963. Bersama adiknya
Robert Budi Hartono, ia membangun perusahaan Kretek yang didirikan Ayahnya di Kudus 21
April 1951. Kedua bersaudara ini berhasil membawa PT Djarum sebagai salah satu perusahaan
kretek yang dikenal masyarakat. Sekarang ini lebih dari 75.000 karyawan terlibat aktif dalam
produksi kretek yang tersebar di beberapa pabrik seputaran Kudus.
Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, (lahir di Semarang, 28 April
1940; umur 74 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari
pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan. Robert merupakan keturunan Tionghoa-
Indonesia. Total kekayaan Robert pada tahun 2012 yang dicatat Forbes mencapai US$ 6,5
miliar menempatkannya sebagai orang terkaya ke-146 di dunia dan orang terkaya nomor 1 di
Indonesia.
Robert sangat menyukai olahraga bulu tangkis yang bermula dari sekedar hobi lalu mendirikan
PB Djarum pada tahun 1969. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum
adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.
Robert Budi Hartono menikahi seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih akrab
dengan nama Giok Hartono. Bersamanya, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang
kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono,
dan Armand Hartono.
Generasi Ketiga /Succession Generation:
Victor Hartono - COO PT Djarum
Martin Hartono - HRD Director PT Djarum
Armand Hartono - Director BCA
Dalam publikasinya bulan September lalu, media internasional Forbes menempatkan dua
bersaudara, R. Budi Hartono dan Michael Hartono sebagai orang terkaya nomer satu dan dua
di Indonesia. R. Budi Hartono (71 tahun) memiliki kekayaan US$6,5 miliar dan kekayaan
Michael Hartono (73 tahun) sebesar US$6,3 miliar. Sementara itu, di jajaran orang terkaya
sedunia, Forbes mendudukkan keduanya masing-masing sebagai orang terkaya nomer 146 dan
157 dunia.
R. Budi Hartono dan Michael Hartono adalah generasi kedua Grup Djarum. Budi adalah adik
kandung Michael. Keduanya berhasil bahu-membahu mengembangkan bisnis Djarum ke
berbagai bidang, tidak hanya di industri rokok. Mereka kini antara lain merambah ke bisnis
bank dengan menguasai kepemilikan Bank BCA dan ke bisnis properti dengan mengoperasikan
kawasan pusat belanja, gedung perkantoran, hotel, dan apartemen mewah Grand Indonesia.
Kini tampuk kepemimpinan Grup Djarum perlahan tapi pasti dipercayakan kepada generasi
ketiga Grup Djarum. Budi Hartono memiliki tiga orang anak dan Michael empat orang anak.
Namun, nampaknya, anak-anak Budi yang dipercaya meneruskan kepemimpinan Grup Djarum.
Dari pernikahannya dengan Widowati Hartono, Budi dikarunia tiga orang anak, yaitu Victor
Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.
Victor sekarang dipercaya mengelola PT Djarum sebagai Chief Operating Officer dan Armand
kini telah dilibatkan dalam kepengurusan BCA sebagai direktur.
Adapun Martin B. Hartono menjabat sebagai direktur teknologi dan sumber daya manusia PT
Djarum. Martin juga dikenal sebagai Global Digital Prima (GDP) Venture, yang bergerak di bisnis
internet consumer.
Dalam kaitan tentang pernikahan konglomerat, maka sosok yang paling menarik disorot adalah
Martin B. Hartono. Ia menikah dengan dengan Grace L. Katuari, yang merupakan generasi
ketiga Grup Wings. Grace adalah cucu dari almarhum Ferdinand Katuari, pendiri Grup Wings,
dan anak pertama dari Eddy William Katuari, pemimpin Grup Wings sekarang.
Alhasil, Grup Djarum beraliansi dengan Grup Wings di bisnis oleokimia, properti, dan kemasan.
Pernikahan ini membuat Martin memiliki hubungan keluarga dengan konglomerat yang lain.
Tidak hanya dengan Grup Wings, tetapi juga dengan Tjandra Gozali, pemilik Gozco Group,
karena anak kedua Eddy William Katuari, menikah dengan anak pertama Tjandra Gozali.
Martin juga memiliki hubungan keluarga dengan Sumet Jiaravanon, pemimpin Charoen
Pokphand Indonesia Group , karena anak Sumet yang bernama Benjamin Jiaravanon menikah
dengan puteri ketiga Eddy William Katuari.
Entah disengaja atau tidak, selain terjadi hubungan keluarga karena pernikahan itu, Grup
Djarum juga melakukan kolaborasi dengan Grup Wings di sejumlah proyek prestisius. Tahun
2000, Grup Wings bergabung dalam konsorsium bersama Grup Lautan Luas dan Grup Djarum
untuk membeli PT Ecogreen Oleochemicals, salah satu perusahaan produsen oleokimia
terbesar di dunia yang memproduksi bahan baku industri perawatan tubuh, sabun, detergen,
makanan, plastik, farmasi, dan sebagainya. Dahulu Ecogreen merupakan salah satu aset
penting Grup Salim (Salim Oleochemicals), tetapi kemudian terpaksa dilepas ke Badan
Penyehatan Perbankan Nasional sebagai bagian dari penyelesaian masalah penggunaan
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.
Disamping itu, kerjasama Grup Wings dan Grup Djarum juga terjadi di bidang properti. Atas
nama PT Nagaraja Lestari, keduanya bekerja sama membangun proyek properti ritel komersial
Pulogadung Trade Center. Dalam menggarap proyek properti prestisius Grand Indonesia
(dahulu Hotel Indonesia), Grup Djarum dikabarkan juga menjalin kerja sama dengan Grup
Wings. Kedua kelompok usaha raksasa ini juga disebut-sebut berkongsi dalam bisnis kemasan
dengan mendirikan perusahaan packaging PT Unipack.
Victor Rahmat Hartono adalah chief operating officer PT Djarum, yang tak lain adalah putra
sulung orang terkaya di Indonesia, Robert Budi Hartono, sang pembangun imperium bisnis
rokok Djarum Kudus baru saja menikahi Amelia Santoso merupakan putri dari Benny Setiawan
Santoso. Benny termasuk orang penting di gurita bisnis Grup Salim. Posisi yang diduduki Benny
kini, salah satunya, sebagai komisaris PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Victor Hartono
Adapun Alaric Armand Hartono merupakan pangeran bisnis dari Grup Djarum. Bersama Victor
Rachmat Hartono dan Martin B. Hartono, ketiganya dipersiapkan untuk menggantikan posisi
Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Dalam sebuah wawancara dengan harian
lokal Suara Merdeka, Budi mengaku tengah mempersiapkan Armand, putra bungsunya, untuk
menjadi pemimpin di PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Armand adalah lulusan Columbia
University tahun 2004 jurusan political philosophy dan industrial engineering.
Armand Hartono
FAMILY BUSINESS TYPE
PT Djarum adalah Family owned business (actively involved, stewardship, play main role in the
company) dilihati dari jajaran direksi dan komisarisnya adalah keluarga, dan secara aktif
terlibat.
TRADITION
Terlepas dari kekayaan dan kesuksesan Grup Djarum, Robert Budi Hartono adalah sosok yang
hampir selalu menghindari sorotan publik. Namun orang yang baru mengenalnya secara
pribadi mungkin akan terkejut mendapati betapa biasanya pembawaan seorang Budi. Tutur
katanya halus, nada bicaranya selalu rendah dan santai. Lawan bicaranya selalu mendapatkan
perhatian penuh dan diajak larut dalam perbincangan yang menyenangkan. Jika mengadakan
jamuan malam untuk tamutamunya, ia tak lupa mengucapkan terima kasih secara pribadi
kepada tiap orang yang datang. Sikap itu dilaksanakan tanpa memandang status atau jabatan.
Miliarder satu ini juga tidak mengendarai mobil mewah. Jika berada di Jakarta, ia menggunakan
minibus yang penuh berisi para stafnya.
Dalam kesehariannya, ia selalu menunjukan kelasnya sebagai pribadi berintegritas tanpa harus
pamer kekayaan dan kekuasaan.
Budi membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai kesederhanaan dan kesetaraan yang sama.
Victor, yang menjadi penerus tampuk kepemimpinan Grup djarum, terkadang didapati sedang
berbincang-bincang dengan para atlet di gedung olahraga bulutangkis di Kudus. Ia banyak
bertukar pikiran dengan mereka demi memajukan program pembinaan olahraga tersebut.
Semua anak Budi juga selalu datang tepat waktu pada tiap pertemuan atau acara apapun.
Jauh di luar bayangan umum akan sosok seorang miliarder, Robert Budi Hartono hidup
bersahaja di balik predikatnya sebagai orang terkaya di Indonesia. Memang, keluarga Hartono
dikenal anti-publikasi. Berbeda dengan orang kaya kebanyakan, baik Budi maupun Bambang
selalu tampil sederhana.
BUSINESS MODEL
Resource & Constraints
Size – Number of Children
Generasi Pertama : Oei Wie Gwan (Pendiri) memiliki 2 anak (MBH & RBH)
Generasi kedua : Michael Bambang Hartono (74 tahun), 4 anak (tidak terlibat)
Robert Budi Hartono (73 tahun), 3 anak (VH, MH, AH)
Generasi Ketiga : Victor Hartono, Martin Hartono, Armand Hartono
Manager’s Gender
All Men
Size - Business Assets and Number of Employees
Data tidak tersedia karena perusahaan tidak go public
Age of Business
63 tahun Djarum′s first-ever kretek workshop sejak 21 April 1951
Structure of Business
Sole Proprietorship, dimiliki dan dijalankan oleh orang-orang tersebut dan di mana tidak ada
perbedaan hukum antara pemilik dan bisnis.
Location of Business
Kantor Pusat dan Pabrik – Kudus, Jawa Tengah
Kantor Pusat Marketing – Jakarta
Kantor Regional Marketing dan Distribusi – Jakarta, Bandung, Semarang & Surabaya
Kantor Wilayah Marketing dan Distribusi – Seluruh Provinsi di Indonesia + Beberapa Daerah
Kab / Kota yang menonjol secara ekonomi dan permintaan produk.
Distributor Luar Negeri
Asia & Australia – Singapura, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Kamboja, Vietnam, Thailand,
Makau, Jepang, India, Australia
Eropa – Inggris, Andorra, Spanyol, Swiss, Perancis, Belanda, Jerman, Ceko, Austria, Hongaria,
Rumania, Bulgaria, Siprus, Turki, Georgia, Rusia, Swedia, Polandia
Afrika & Timur Tengah - Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, Saudi Arabia, Afrika Selatan,
Mauritius
Amerika - Kanada, Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Peru, Bolivia
Process dan Achievments
Robert Budi Hartono adalah orang terkaya di Indonesia saat ini. Pada usianya yang ke -71
tahun, kekayaannya dikabarkan mencapai 6.5 miliar dollar, antara lain berkat bisnis tembakau,
perbankan, dan properti.
Budi memulai bisnisnya dari Djarum, perusahaan rokok yang ia warisi bersama Michael
Bambang Hartono. sang kakak, dari ayah mereka, Oei Wie Gwan. Pada 1951, Oei Wie Gwan
membeli usaha produsen rokok kecil-kecilan bernama Djarum Gramophon. Dengan 10 orang
pekerja, ia menciptakan formula cita rasa baru, lalu menghilangkan kata Gramophon dari
merek rokoknya. Oei Wie Gwan ikut melinting dan memasarkan sendiri rokoknya. Anak-
anaknya, termasuk Budi, sejak kecil menyaksikan keuletannya.
Saat tiba waktunya untuk mengambil alih usaha keluarga, kerja sama yang solid antara Budi
dan Bambang berhasil membesarkan Djarum. Ayah mereka meninggal pada awal 1960-an, tak
lama setelah terjadi kebakaran yang melanda pabrik mereka. Periode itu adalah masa masa
sulit bagi Budi dan Bambang. Terlebih, prasangka buruk terhadap anggota masyarakat
keturunan Tionghoa sedang naik tajam. Mereka tak ragu-ragu untuk memutuskan keluar dari
study mereka di Universitas Diponegoro demi menyelamatkan usaha keluarga. Dengan segala
cobaan yang ada, Budi dan dan Bambang tak patah semangat. Mereka justry melipatgandakan
fokus untuk mengurus Djarum dan menciptakan terobosan-terobosan baru dalam industri
rokok. Masa sulit itu diubah oleh Budi dan Bambang menjadi momentum untuk bangkit.
Di bawah kepemimpinan Budi dan Bambang, Djarum mendatangkan teknisi dan profesional
asing untuk memberi pelatihan karyawan. Mereka berdua menjadikan djarum sebagai
perusahaan rokok Indonesia pertama yang memiliki divisi riset dan penelitian merambah pasar
luar negeri. Djarum juga mengadaptasi mesin rokok putih untuk memproduksi rokok kretek,
menyusun pembukuan modern, dan memperbaiki manajemen. Selain itu, sejak 1972 Djarum
menciptakan merek-merek khusus untuk pasar luar negeri.
Upaya-upaya mereka membuahkan hasil saat Djarum Super diluncurkan pada 1984. Enam
tahun kemudian, Djarum Super menguasai 31% pasar kretek, otomatis menjadi merek rokok
kretek nomor satu di Indonesia. Keberhasilan mereka tampaknya tak pernah memicu
perpecahan. Hingga kini, Budi dan Bambang adalah mitra kerja yang kompak.
Saat ini, grup Djarum telah mengembangkan bisnisnya ke sektor lain dengan adanya
kepemilikan saham mayoritas dalam BCA, kepemilikan kompleks Grand Indonesia, dan
pembentukan Global Digital Prima Ventures, yang menjadi pemilik Kaskus, salah satu situs
populer di Indonesia. Di luar bisnis, keluarga Hartono dikenal memiliki kepedulian tinggi
terhadap olahraga bulu tangkis. Di Kudus, Djarum mendirikan pusat pelatihan bulu tangkis
modern yang menelurkan pebulutangkispebulutangkis tingkat nasional, bahkan internasional.
Key Dates
1880 : Rokok kretek, kemudian disebut kretek, yang diciptakan oleh Haji Jamahri.
1890 : Noto Semito meluncurkan merek rokok kretek pertama, Bal Tiga.
1951 : Oei Wie Gwan mengakuisisi pasar rokok kretek kecil di Kudus, Djarum Gramophon,
yang menjadi Djarum.
1970 : Djarum meluncurkan pusat penelitian dan pengembangan. 1972: Djarum mulai
mengekspor rokok kretek.
1976 : Pertama kretek merek mesin buatan, Djarum Filter, diluncurkan.
1981 : Djarum Super diperkenalkan; Anak Oei Wie Gwan, Budi dan Bambang Hartono,
bergabung dengan perusahaan.
1998 : Djarum, sekarang dipimpin oleh saudara Hartono, memperoleh kontrol mayoritas
BCA, bank terbesar di Indonesia.
2001 : Djarum mengakuisisi saham di Salim Oleochemicals.
2004 : Djarum mulai kontrak 30-tahun untuk merenovasi dan mengelola dua hotel Jakarta.
References
http://www.orangterkayaindonesia.com/imperium-bisnis-keluarga-hartono/
http://www.orangterkayaindonesia.com/profil-r-budi-hartono-orang-super-kaya-di-indonesia/
http://www.indonesiamedia.com/2011/04/20/imperium-bisnis-keluarga-hartono/
http://entrepreneur.bisnis.com/read/20130822/265/158102/martin-hartono-pewaris-grup-
djarumgetol-internet http://www.fundinguniverse.com/company-histories/djarum-pt-history/
http://www.djarum.co.id/index.php/en/world_of_djarum/page/4
http://en.wikipedia.org/wiki/Djarum http://ilhamsk.com/sejarah-perusahaan-djarum-kudus/
http://heryazwan.wordpress.com/2012/07/31/sejenak-bersama-armand-hartono/
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-hartono-bersaudara-membangun-kerajaan-
bisnisdjarum.html http://palinganehterbaru.blogspot.com/2013/11/inilah-daftar-perusahaan-
robert-budi.html
http://www.indonesiamedia.com/2011/04/20/imperium-bisnis-keluarga-hartono/