disusun oleh : Arif Andikalabkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/sim-1.pdf · 57.14%. Untuk...
Transcript of disusun oleh : Arif Andikalabkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/sim-1.pdf · 57.14%. Untuk...
EFEKTIFITAS BIAYA OUTSOURCING DENGAN
INSOURCING DALAM DUNIA PERBANKAN UNTUK
MESIN ELECTRIC DATA CAPTURE (EDC)
Di Susun Sebagai Tugas Ujian Akhir Triwulan
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
disusun oleh :
Arif Andika K15161079 E-62
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
i
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 2
B. Tujuan Penyusunan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat Penyusunan ........................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Outsourcing ........................................................................................................... 3
B. Insourcing .............................................................................................................. 6
C. Mesin Electric Data Capture (EDC) ........................................................................... 7
D. Efektifitas Biaya ........................................................................................................... 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan yang memiliki ongkos produksi yang lebih rendah dibandingkan
perusahaan pesaing memiliki potensi yang jauh lebih besar dalam penguasaan pasar. Biaya
merupakan hal yang vital dalam produksi karena perusahaan harus seefektifitas mungkin
dalam penggunaan biaya yang diguankan dalam menghasilan barang dan jasa
Di Indonesia memiliki banyak Bank baik itu dimiliki oleh swasta maupun negeri atau
badan usaha milik nedara (BUMN). Bank BUMN memiliki keuntungan tersendiri dimata
masyarakat secara penjaminan keamanan. Hal ini disebabkan karena negara tidak mungkin
lepas tanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak diduga seperti krisis moneter, inflansi,
dan lain-lain. Akan tetapi bukan berarti Bank swasta tidak bisa bersaing dengan bank
BUMN baik dari sisi funding maupun landing.
Penggunaan mesin EDC oleh beberapa Bank bertujuan untuk menjaga agar nasabah
loyal kepada Bank tersebut, dan diharapakn mampu menarik dana yang ada dari Bank lain
dengan cara menggunakan mesin EDC tersebut.
Canggihnya penggunaan teknologi memudahkan perbankan untuk penggunaan mesin
EDC. Penggunaan mesin EDC sendiri sangat ketat dalam dunia perbankan hal ini
dikarenakan meraka berlomba-lomba agar bisa menarik dana yang ada dibank lain.
Penggunaan mesin EDC sendiri oleh perbankan banyak dilakukan oleh pihak ketiga
dengan pertimbangan tertentu, akan tetapi tak jarang pengambilan keputusan tersebut salah
baik itu dengan menggunakan sistem outsourcing ataupun insourcing.
B. Tujuan Penyusunan
Ingin mengetahuai pembiayaan mesin EDC dengan sistem outsoucing dan insourcing
C. Manfaat Penyusunan
1) Sebagai pengetahuan bagi para mahasiswa yang lain
2) Sebagai bahan pertimbangan oleh Bank dalam penggunaan sistem outsoucing atau
insourcing
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Outsourcing
Menurut definisi Maurice Greaver, Outsourcing (Alih Daya) dipandang sebagai
tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak pengambilan keputusannya
kepada pihak lain (outside provider), dimana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak
kerjasama. Beberapa pakar serta praktisi outsourcing (Alih Daya) dari Indonesia juga
memberikan definisi mengenai outsourcing, antara lain menyebutkan bahwa outsourcing
(Alih Daya) dalam bahasa Indonesia disebut sebagai alih daya, adalah pendelegasian operasi
dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan jasa
outsourcing). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Muzni Tambusai, Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
mendefinisikan pengertian outsourcing (Alih Daya) sebagai memborongkan satu bagian atau
beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada perusahaan lain
yang kemudian disebut sebagai penerima pekerjaan.
Bila merujuk pada Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa tenaga kerja seperti yang diatur
pada pasal 64, 65 dan 66. Dalam dunia Psikologi Industri, tercatat karyawan outsourcing
adalah karyawan kontrak yang dipasok dari sebuah perusahaan penyedia jasa tenaga
outsourcing. Awalnya, perusahaan outsourcing menyediakan jenis pekerjaan yang tidak
berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dan tidak mempedulikan jenjang
karier. Seperti operator telepon, call centre, petugas satpam dan tenaga pembersih atau
cleaning service. Namun saat ini, penggunaan outsourcing semakin meluas ke berbagai lini
kegiatan perusahaan.
Outsourcing hadir karena adanya keinginan dari perusahaan (perusahaan
pengguna/pemesan – user/principal) untuk menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan
kepada pihak lain (perusahaan outsourcing) agar ia dapat berkonsentrasi penuh pada proses
bisnis perusahaan (core business). Biar lebih kompetitif tujuannya. Karena itu, pekerjaan
yang di-outsourcing-kan bukanlah pekerjaan yang berhubungan langsung dengan inti bisnis
perusahaan, melainkan pekerjaan penunjang (staff level ke bawah), meski terkadang ada
juga posisi manajerial yang di-outsourcing-kan, namun tetap saja hanya untuk pekerjaan
dalam tenggat waktu tertentu (proyek).
Dengan „membagi tugas‟ kepada perusahaan lain itu, perusahaan pengguna
outsourcing merasa mendapatkan keuntungan dari „kerjasama‟ tersebut, karena ia tidak perlu
pusing-pusing memikirkan dan mengurus pekerjaan-pekerjaan penunjang sehingga bisa
fokus dalam bisnis operasional perusahaan. Dan hal itulah yang banyak membuat
perusahaan beralih ke outsorcing. Buktinya, pertumbuhan bisnis outsourcing global tercatat
mencapai 30% per tahunnya. Dari situ kita bisa lihat, betapa perusahaan-perusahaan
pengguna outsourcing itu sudah mempercayakan sebagian proses bisnisnya pada perusahaan
outsourcing dalam hal perekrutan SDM. Padahal, perusahaan-perusahaan pengguna
outsourcing itu banyak yang merupakan perusahaan besar, yang sebenarnya sudah sangat
4
kredibel menangani hal-hal semacam perekrutan. Seperti: Bank Niaga, Bank Mandiri, Bank
ABN Amro,dan lain-lain.
Dalam aspek SDM (sumber daya manusia), outsourcing (alih daya) merupakan salah
satu pilihan. Praktik alih daya merupakan pilihan yang cukup ampuh dalam bidang usaha
karena dapat mengefisiensikan segala biaya, dalam hal ini biaya tenaga kerja. Namun
demikian, meskipun alih daya semakin berkembang terutama di Eropa, praktik alih daya
mengalami hambatan-hambatan hukum di Indonesia.
Karena ketidak jelasan alih daya itu pula, sebagian besar pelaku sering kali melanggar
peraturan perundang-undangan. Dalam hal sebagian pelaksanaan pekerjaan yang dapat
diserahkan kepada perusahaan lain misalnya, harus memenuhi syarat-syarat:
1) Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
2) Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan
3) Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan
4) Tidak menghambat proses produksi secara langsung
Selain itu, dalam hal pekerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja tidak boleh
digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang
berhubungan langsung dengan proses produksi.Hal ini kecuali untuk kegiatan jasa
penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, yaitu
kegiatan yang berhubungan di luar usaha pokok (core business) suatu perusahaan seperti
usaha pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyediaan makanan bagi pekerja
(catering), usaha tenaga pengaman (security), dan usaha penyediaan angkutan pekerja.
Terlepas dari itu, pro kontra alih daya pun muncul ketika pengusaha dan pekerja sama-
sama sulit dengan beban hidup. Kedua pihak sejatinya saling membutuhkan. Beberapa saran
tentang praktik alih daya, yaitu:
1) Diaturnya upah awal yang harus ditetapkan, sehingga upah tersebut relatif lebih besar
daripada pekerja tetap.
2) Dalam hal terjadi tarik-menarik soal kenaikan upah, maka perlu ditanamkan kesadaran
bahwa pengusaha dan pekerja memiliki hak yang sama untuk hidup layak. Dengan
demikian, dalam hal ini, negaralah yang berkewajiban untuk menyejahterakan
rakyatnya melalui pengusaha/pekerja sebagai sarananya.
3) Pekerja perlu diberikan pengetahuan tentang motivasi meningkatkan produksinya.
4) Pekerja perlu dibekali ilmu perencanaan keuangan sebagai komponen kesejahteraan
(selain upah) pekerja, sehingga dapat mengatur keuangan yang dimilikinya dan tidak
mencampuradukkan tekanan masalah di rumah ke perusahaan.
5) Pekerja perlu diberikan pengetahuan wirausaha sebagai komponen kesejahteraannya,
sehingga sewaktu-waktu dapat berani memensiunkan diri secara dini dan akhirnya
5
berwirausaha yang berdampak pada saling bergantinya posisi pekerja (bergiliran)
dengan generasi berikutnya.
Ilmu-ilmu yang dapat dijadikan komponen kesejahteraan selain upah itu janganlah
dijadikan beban biaya, tetapi investasi. Dengan demikian, setiap pengusaha dan pekerja
dapat menyadarinya dalam situasi dan kondisi yang sama-sama sulit ini.
a. Sistem Kerja Outsourcing
Sistem perekrutan tenaga kerja outsourcing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
sistem perekrutan karyawan pada umumnya. Perbedaannya, karyawan ini direkrut oleh
perusahaan penyedia tenaga jasa, bukan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya
secara langsung. Nanti, oleh perusahaan penyedia tenaga jasa, karyawan akan
dikirimkan ke perusahaan lain (klien) yang membutuhkannya.
Dalam sistem kerja ini, perusahaan penyedia jasa outsource melakukan
pembayaran terlebih dahulu kepada karyawan. Selanjutnya mereka menagih ke
perusahaan pengguna jasa mereka.
b. Penerapan Outsourcing di Perusahaan
Sebuah survei yang dilakukan oleh Divisi Riset PPM Manajemen bulan agustus
2008 menggunakan kuesioner dengan convinience sampling kepada 44 perusahaan
diketahui bahwa 73% perusahaan menggunakan tenaga outsource dalam kegiatan
operasionalnya, sedangkan sisanya yaitu 27% tidak menggunakan tenaga outsource.
Dari 73% perusahaan yang sepenuhnya menggunakan tenaga outsource merupakan
jenis industri perbankan, kertas, jasa pendidikan, pengolahan karet & plastik, serta
industri makanan & minuman. Sedangkan industri alat berat, mesin dan sarana
transportasi (otomotif dan suku cadang) menggunakan tenaga outsource sebanyak
57.14%. Untuk industri farmasi & kimia dasar (80%), industri telekomunikasi &
informasi teknologi (60%) dan industri lainnya sebanyak 50% terdiri dari industri jasa
pemeliharaan pembangkit listrik, konsultan, EPC (enginering, procurement,
construction), pengolahan kayu, kesehatan, percetakan & penerbitan, dan elektronik.
Jika dilihat dari status kepemilikan, diketahui bahwa BUMN, Joint Venture dan Nirlaba
menggunakan 100% tenaga outsource dalam kegiatan operasionalnya. Sedangkan untuk
swasta nasional menggunakan tenaga outsource sebanyak 57.69% dan swasta asing
menggunakan sebanyak 85.71%.
Dari 73% perusahaan yang menggunakan tenaga outsource diketahui 5 alasan
menggunakan outsourcing , yaitu agar perusahaan dapat fokus terhadap core business
(33.75%), untuk menghemat biaya operasional (28,75%), turn over karyawan menjadi
rendah (15%), modernisasi dunia usaha dan lainnya, masing-masing sebesar 11.25%.
Adapun yang menjadi alasan lainnya adalah:
Efektifitas manpower
Tidak perlu mengembangkan SDM untuk pekerjaan yang bukan utama
6
Memberdayakan anak perusahaan. Dealing with unpredicted business condition
Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa harga menjadi faktor utama dalam
pemilihan partner outsourcing (22.62%). Sedangkan reputasi yang baik dari provider
outsource menempati posisi kedua yaitu sebesar 21.43%. Untuk tenaga outsource yang
dimiliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan (19.05%), pengetahuan provider
outsource terhadap proses bisnis perusahaan (11.90%). Pengalaman sebelumnya
menempati posisi kelima dalam pemilihan partner outsourcing (10.71%), diikuti oleh
stabilitas provider outsource (8.33%) dan lainnya sebesar 5.95%. Adapun faktor-faktor
lainnya adalah pemenuhan persyaratan ketentuan tenaga kerja dan penyerapan tenaga
terdekat dengan unit kerja. Jenis pekerjaan yang dapat menggunakan outsourcing adalah
pekerjaan-pekerjaan yang bukan merupakan tanggungjawab inti dari perusahaan.
Adapun komposisi jenis pekerjaan yang paling banyak menggunakan tenaga outsource
adalah cleaning service (56.82%), security (38.64%), lainnya (36.36%), driver (25%),
sekretaris (22.73%), customer service (13.64%) dan SPG (9.09%). Untuk jenis
pekerjaan lainnya terdiri dari:
Bagian pengepakan barang (packing)
Helper baik untuk maintenance maupun mechanic
Facilitator training
Resepsionis/operator telepon
Data entry
Call center
Masalah umum yang terjadi dalam penggunaan outsourcing antara lain : Pertama,
Penentuan partner outsourcing . Hal ini menjadi sangat krusial karena partner
outsourcing harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan perusahaan serta menjaga
hubungan baik dengan partner outsourcing . Kedua, Perusahaan outsourcing harus
berbadan hukum. Hal ini bertujuan untuk melindungi hak-hak tenaga outsource ,
sehingga mereka memiliki kepastian hukum. Ketiga, Pelanggaran ketentuan
outsourcing. Demi mengurangi biaya produksi, perusahaan terkadang melanggar
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Akibat yang terjadi adalah demonstrasi buruh yang
menuntut hak-haknya. Hal ini menjadi salah satu perhatian bagi investor asing untuk
mendirikan usaha di Indonesia. Keempat, Perusahan outsourcing memotong gaji tenaga
kerja tanpa ada batasan sehingga, yang mereka terima, berkurang lebih banyak.
(www.fpks-dpr.or.id )
B. Insourcing
Insourcing adalah suatu keputusan bisnis yang diambil untuk memulainya melakukan
fungsi bisnis atau suatu operasi yang bisa dikontrakan ke pihak lain secara internal, guna
mempertahankan kontrol produksi kritis, mengurangi biaya pajak, tenaga kerja, transportasi,
7
dan faktor lainnya yang menajadi keuntungan perusahaan. Insorcing diterapkan baik dengan
bantuan pihak ketiga yang melakukan tuga di tempat atau secara independent
Dengan kata lain insourcing ini merupakan kabalikan dari outsorching, sehingga
dalam pelaksanaannya ada juga yang membawa agen outsourcing pihak ketiga untuk bekerja
didalam perusahaan, bahkan para ahli diluar perusahaan diperkerjakan sebagai konsultan
guna meningkatkan kinerja serta proses tertentu. Definisi insourcing juga termasuk dalam
pemindahan suatu proses yang didahulunya dilakukan diluar negeri, maka kini dilakukan
didalam negeri
Kondisi di mana perusahaan bukan menyerahkan aktivitas pada perusahaan lain yang
dianggap lebih kompeten, namun justru mengambil atau menerima pekerjaan dari
perusahaan lain dengan berbagai motivasi disebut dengan insourcing. Salah satu motivasi
yang penting ialah menjaga tingkat produktivitas dan penggunaan aset yang maksimal agar
biaya satuan dapat ditekan sehingga menjaga dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Dengan demikian, kompetensi utama perusahaan tidak hanya digunakan oleh perusahaan
sendiri, tetapi dapat digunakan perusahaan lain dengan imbalan tertentu. Hal ini sangat
penting, misalnya apabila kapasitas produksi tidak digunakan secara penuh, ada kapasitas
yang menganggur.
Insourching membutuhkan perencanaan yang matang dan kemampuan SDM yang baik
agar hasil yang didapat mendekati kebutuhan. Pengembangan dilakukan oleh para spesialis
misalnya spesialis sistem informasi yang berada dalam departemen EDP (Electronic Data
Processing), IT (Information Technology) atau IS (Information System).
1) Keuntungan Menggunakan Alternatif Insourcing:
a) Sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
b) Dapat diintegrasikan dengan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
c) Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dikontrol.
d) Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif.
2) Kelemahan Menggunakan Alternatif Insourcing:
a) Perlu waktu yang lama untuk mengembangkan sistem karena harus dimulai dari nol.
b) Kemungkinan program mengandung bug sangat besar.
Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran pengembangan
memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para pengembang merasa putus asa.
C. Mesin Elektronik Data Capture (EDC)
1. Pengertian EDC
8
Kepanjangan mesin EDC adalah Electronic data capture. Mesin EDC adalah
sebuah mesin yang sering kita jumpai dan biasanya tersedia di tempat loket pembayaran
atau kasir yang disediakan oleh outlet-outlet, supermarket, mall, hotel dan lain
sebagainya, untuk penggunaannya mesin ini memerlukan sebuah line telepon dan ada
juga yang menggunakan kartu/sim card yang dikeluarkan oleh pihak provider seperti
TELKOMSEL,INDOSAT dan juga XL. Mesin ini biasanya digunakan untuk
melakukan suatu transaksi dengan menggunakan kartu debit atau kartu kredit dimana
mesin ini di keluarkan oleh pihak bank untuk para merchant yang telah melakukan
kerjasama, hampir seluruh toko atau outlet-outlet kecil sudah menyediakan mesin ini
karena hampir seluruh masyarakat sekarang sudah memiliki kartu debit atau pun kartu
kredit yang sudah menjadi gaya hidup di jaman sekarang ini.
2. Cara Mudah Menggunakan Mesin EDC
Cara menggunakan mesin ini sangat mudah karena menu ini sudah menggunakan
bahasa inggris yang mudah di mengerti. Selain itu waktu pemasangan pihak teknisi juga
memberikan training atau menjelaskan bagaimana cara penggunaannya. Kunjungan
rutin setiap beberapa bulannya juga akan dilakukan oleh pihak teknisi untuk
pengecekan/maintenance. Penggunaan mesin bisa menggunakan kartu debit/kartu kredit
dengan cara digesek atau e-money dengan cara menempel kartu pada mesin EDC,
seperti yang terlihat pada saat membayar tol. Untuk sistem gesek mekanismenya
sebagai berikut:
Silahkan bawa kartu Anda ke kasir, dan Kasir akan memasukkan jumlah uang yang dibayarkan
Kemudian kasir akan meminta Anda untuk memasukkan PIN pada mesin
Kartu digesek pada mesin, jika transaksi berhasil, akan keluar struk bukti transaksi
dari mesin itu
Kasir akan meminta Anda untuk tanda tangan pada struk transaksi
Saat gesek berhasil saldo rekening langsung terpotong (untuk kartu debit) atau
tagihan bertambah (untuk kartu kredit)
Saat ini selain teknologi kartu sudah menggunakan chip (khususnya untuk kartu
kredit) sehingga kartu Anda tidak digesek tapi dimasukkan dalam slot mesin EDC
supaya lebih aman dari praktek pencurian data (skimming). Dalam prakteknya saat
bertransaksi kadang muncul error, Anda tidak perlu panik dan menduga itu skimming.
Pelajari error yang kadang muncul berikut ini
3. Jenis dan karakteristik Mesin EDC
Hampir setiap bank mengeluarkan mesin EDC sesuai versinya masing-masing dan
disediakan bagi mereka yang mengajukan permohonan kepemilikan mesin EDC. Syarat
dan ketentuan yang di terapkan setiap bank dalam memberikan mesin EDC berbeda-
beda. Mesin EDC sendiri dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Pertama, Fixed Line yaitu EDC yang menggunakan line telpon dari telkom dan
untuk biaya berlanggangan akan dibayarkan ke Telkom. Tipe ini adalah default dari
9
jenis mesin EDC. Komunikasi data menggunakan fiber optik yang disediakan oleh
Telkom. Biaya komunikasi per sekali transaksi biasanya adalah Rp250,-. Harga ini
tergantung dari Telkom sendiri bisa berubah-ubah sesuai ketentuan Telkom.
Kedua, GPRS yaitu EDC yang tergantung pada sinyal selular, tapi sumber
powernya menggunakan listrik PLN jadi harus selalu tersambung pada stop kontak
PLN. Cara kerjanya memakai SIM card seperti handphone dan harus selalu tercolok ke
stop kontak sebagai pengganti pemakaian baterai. Tipe ini yang sekarang dipergunakan
di outlet-outlet yang tidak mempunyai line telepon fixed line.
Dan yang terakhir, GPRS Mobile yaitu EDC yang juga memanfaatkan sinyal
seluler namun tidak harus dicolok ke stop kontak karena menggunakan baterai jadi bisa
diisi ulang dan praktis dibawa kemanapun biasanya dipergunakan hanya untuk pameran.
Mesin EDC bekerja hampir seperti mesin ATM mini. Pengguna wajib untuk
memasukan PIN kartu setelah kasir memasukan jumlah tagihan yang harus dibayarkan.
Namun demikian untuk transaksi debit pada mesin EDC pada kartu ATM selain BCA
tidak perlu memasukan PIN ATM, karena saat ini hanya ATM BCA yang mempunyai
sistem EDC debit, sedangkan yang lain masih memakai EDC kredit. Perlu dingat akan
adanya biaya tambahan sebesar 2,5-3% jika Anda melakukan transaksi menggunakan
mesin EDC dengan bank berbeda dari bank yang digunakan. Namun pembayaran biaya
tambahan ini dibebankan pada toko yang menggunakan mesin EDC tersebut, bukan
kepada customer.
D. Efektifitas Biaya
1. Pengertian Efektivitas Biaya
Efektivitas biaya adalah sebuah metode untuk mengukur efisiensi relatif dari
sebuah program dengan membandingkan biaya dengan dampaknya, dengan
menggunakan indikator tertentu. Salah satu tujuan dari studi efektivitas biaya adalah
untuk mengidentifikasi strategi program dan modeo perasional yang mencapai dampak
terbesar untuk biaya yang sama.
2. Mengukur efektifitas
Teknik dasar telah untuk mendapatkan hasil untuk efektivitas pendidikan darisetiap
alternatif dengan menggunakan prosedur standar evaluasi atau studi (Rossi dan Freeman) dan untuk menggabungkan informasi tersebut dengan data biaya yang
berasal dari pendekatan bahan. Bahan pendekatan dikembangkan untuk
menyediakan cara yang sistematis untuk evaluator u n t u k
m e m p e r k i r a k a n b i a y a i n t e r v e n s i s o s i a l ( L e v i n ) . I n i
t e l a h diterapkan tidak hanya untuk masalah efektivitas biaya, tetapi juga
untuk menentukan biaya program pendidikan yang berbeda untuk perencanaan
negara bagian dan lokal (Hartman).
10
BAB III
KESIMPULAN
Setiap perbankan mempunyai perjanjian yang berbeda antara bank yang satu dengan bank
yang lain dengan pihak outsoucing, Bank dengan sistem outsourcing memiliki penangan
masalah yang lebih lambat dibandingkan dengan insourcing hal ini berdampak pada penggunaan
mesin EDC bank lain yang lebih mudah dan cepat. Insourcing memiliki biaya yang cenderung
lebih mahal dibandingkan outsorcing
Jadi secara efektifitas biaya sistem outsourcing memiliki efektifitas yang baik
dibandingkan sistem insourcing hal ini dikarena kan pihak bank sudah mengetahui berapa biaya
yang akan dibayarkan untuk bulan depan sehingga lebih mudah dalam menentukan anggaran
lainnya. Berbeda dengan outsourcing, insourcing memiliki kecenderungan memppunya biaya
operasional yang lebih mahal, hal ini disebabkan maintanace yang kurang ahli dalam
penggunaan mesin EDC oleh pihak bank
11
DAFTAR PUSTAKA
Indrajit RE. Djokopranoto R. 2003. Proses Bisnis Outsourcing. Jakarta: Gramedia
Widiasaran Indonesia.
Maurice F Greaver II. Strategic Outsoursing, A Structured Approach to. Outsoursing:
Decisions and Initiatives.
O‟Brien JA. 2006. Pengantar Sistem Informasi, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008.
“Sistem Outsourcing Banyak Disalahgunakan”, www.fpks-dpr.or.id.
http://mesinnews.blogspot.com/2015/08/mesin-edc-pengertian-fungsi-jenis-tips.html
http://www.gajimu.com/main/tips-karir/untung-rugi-sistem-201coutsourcing201d
http://areaperbedaan.blogspot.co.id/2016/04/perbedaan-outsourcing-dan-insourcing.html
https://www.cermati.com/artikel/mesin-edc-ini-cara-kerja-dan-tips-penggunaannya