DISKURSUS PEMBERITAAN EVALUASI SATU TAHUN...
Transcript of DISKURSUS PEMBERITAAN EVALUASI SATU TAHUN...
DISKURSUS PEMBERITAAN EVALUASI SATU TAHUN
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DI HARIAN
KOMPAS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh
Eko Wahyudi
1111051100050
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438H/ 2016M
i
ABSTRAK
Eko Wahyudi
1111051100050
Diskursus Pemberitaan Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla di Harian Kompas
Awal pemerintahan yang mendapatkan perhatian dari masyarakat yang
tinggi. Pada perjalanan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidaklah selalu
berjalan mulus. Dalam satu tahun perjalanan pemerintahan mengalami permasalan
dari bidang ekonomi, hukum, sosial, dan masih banyak lagi. Ini membuat
pandangan masyarakat terhadap pemerintah menjadi kurang baik. Satu tahun
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, berusaha disampaikan oleh harian
Kompas melalui rubrik khusus yang mengulas tentang hal ini. Kasus ini dinilai
penting untuk diteliti karena secara langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan konteks di atas, timbul beberapa pertanyaan yaitu, Bagaimana
konstruksi teks wacana pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla di Harian Kompas? Bagaimana kognisi sosial redaksi dalam
menyajikan pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di
Harian Kompas? Bagaimana wacana satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla dari konteks sosial di Harian Kompas?
Untuk menganalisis masalah itu peneliti menggunakan Analisis Wacana
Teun A. Van Dijk yang mengkaji wacana menjadi tiga bagian. Pertama, segi teks,
yang meneliti tulisan dalam pemberitaan. Penelitian dalam segi ini dibagi lagi
menjadi tiga struktur; Struktur Makro. Suprastruktur, dan Struktur Mikro. Kedua,
Kognisi Sosial, yang meneliti mental penulis berita dengan melakukan wawancara
terkait dengan berita yang dibuatnya. Ketiga, Konteks Sosial, melihat
perkembangan yang terjadi di masyarakat kemudian ditelaah dengan menggunakan
data-data untuk menguatkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Penelitian ini hanya akan memfokuskan diri pada kencenderungan Harian Kompas
teks-teks yang mengevaluasi kemajuan atau kemunduran pemerintah selama satu
tahun.
Dari segi teks, Kompas lebih menonjolkan bahwa kinerja pemerintah tidak
mencapai target yang diinginkan oleh masyarakat. Pemerintah mengalami
kemunduran dan tidak tercapainya target dibeberapa bidang. Walaupun, Kompas
juga memberitakan kemajuannya. Pada kognisi sosial, Kompas mengkritik
pemerintah bukan tanpa alasan, media tersebut beranggapan bahwa mereka
mengemban tanggung jawab dari masyarakat sebagai kontrol sosial. Sedangkan
pada konteks sosial, melalui wacana ini, agar pemerintah dapat memperbaiki ke
depannya. Masyarakat juga ikut mendukung pemerintah supaya menjadi lebih baik.
Keyword : pemerintahan, satu tahun, Joko Widodo, masyarakat, dan Kompas.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga atas ridho Allah peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini, juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi
besar Muhammad SAW dan seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Selama menyelesaikan tugas akhir ini peneliti merasakan banyak kendala.
Namun, tekad yang kuat akhirnya membunuh musuh terbesar dalam penyusunan
skripsi ini, yakni rasa malas. Setelah kurang lebih sembilan bulan lamanya,
akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Diskursus
Pemberitaan Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo Dan Jusuf Kalla Di
Harian Kompas”.
Dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
dan Dr. Suhaimi, M.Si, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Ketua Prodi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.A, beserta Sekretaris Prodi
Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. yang membantu
mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsinya.
iii
3. Dr. Gun Gun Heryanto M.Si, dosen pembimbing yang benar-benar
membimbing peneliti. Terima kasih telah bersedia meluangkan waktu,
pikiran, ide, tenaga untuk memberikan masukan kepada penulis terkait
penyusunan skripsi ini. Jasa Anda akan selalu kukenang.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu
yang telah diberikan kepada peneliti selama ini.
5. Segenap staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi atas buku-buku yang dijadikan referensi penelitian skripsi
ini.
6. Media cetak Harian Kompas, khususnya kepada Tri Agung Kristanto
yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi narasumber penelitian
ini.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Saidi dan Ibu Suharni yang tidak
pernah berhenti memberikan dukungan berupa do’a, tenaga, harta dan
pikiran untuk peneliti. Semoga sehat selalu dan panjang umur.
8. Adik peneliti Duwi Rahayu yang selalu menghibur peneliti dikala penat.
9. Teman-teman “Tamvan Vroh”, Faris, Panji, Beni, Agus, Lukman,
Rikum, dan Edo. Semoga kita tetap solid dan tak lekang oleh waktu.
10. Teman peneliti Yudha Purnama Tias, Achmad Abdullah Nur, Shafrudin
Makarim, Arif Iman Dito, Ihsan Habiburahman dan Elsa Faturahmah.
Terima kasih telah berjuang bersama dalam menyelesaikan pendidikan.
iv
11. Teman-teman Jurusan Jurnalilstik angkatan 2011 dan 2012, teman-
teman Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah berbagi
banyak pengalaman selama peneliti studi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
12. Kepada semuanya yang sudah terlibat dalam proses penelitian skripsi
ini, karena skripsi ini tidak akan selesai tanpa do’a, bantuan dan
dukungan dari semuanya.
Pada penulisan skripsi ini, peneliti sangat sadar banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Namun, peneliti sudah semaksimal mungkin menyelesaikan
skripsi ini. Semoga penelitian ini bermanfaat untuk yang membacanya. Amin
Jakarta, 4 Oktober 2016
Peneliti
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pemberitaan di Harian Kompas ................................................ 8
Tabel 1.2. Elemen Wacana Teun A. Van Dijk ........................................... 14
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data Menanti Realisasi dari Janji
Jokowi – Kalla dalam Nawacita ................................................. 61
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data Wapres: Pemerintah Tak Bisa
Puaskan Semua .......................................................................... 70
Tabel 4.3 Kerangka Analisis Data Pemberantasan
Korupsi Jadi Ganjalan ............................................................... 80
Tabel 4.4 Kerangka Analisis Data Menjaga Kesejahteraan
Sosial di Masa Sulit ................................................................... 91
Tabel 4.5 Kerangka Analisis Data Rapor Merah Bidang Ekonomi ........... 99
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................... 7
C. Rumusan Masalah .................................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 9
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 9
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
E. Metodologi Penelitian ............................................................. 10
1. Paradigma Penelitian .......................................................... 10
2. Metode Penelitian .............................................................. 11
3. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 12
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 12
1. Wawancara ........................................................................ 12
2. Dokumentasi ..................................................................... 12
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 13
H. Tinjuan Pustaka ....................................................................... 15
I. Sistematika Penulisan ............................................................... 16
BAB II. KERANGKA TEORI ................................................................ 17
A. Teori Konstruksi Sosial ......................................................... 17
B. Kontruksi Realitas Media Massa ............................................ 20
C. Konseptual Media Cetak ....................................................... 27
D. Kebijakan Redaksi.................................................................. 28
E. Konseptualisasi Berita ............................................................ 29
vi
BAB III. GAMBARAN UMUM............................................................... 36
A. Sejarah Harian Kompas ......................................................... 36
B. Visi dan Misi Harian Kompas ............................................... 40
1. Visi Harian Kompas ........................................................... 41
2. Misi Harian Kompas ......................................................... 42
C. Nilai-Nilai Dasar Harian Kompas ......................................... 43
D. Struktur Organisasi Harian Kompas ..................................... 44
1. Struktur Redaksi Harian Kompas ...................................... 46
E. Kebijakan Redaksional ........................................................... 46
BAB IV. HASIL TEMUAN DAN ANALISIS TEKS ............................ 49
A. Analisis Struktur Teks Berita ................................................. 50
1. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015, “Menanti
Realisasi dari Janji Jokowi – Kalla dalam Nawacita” .......... 50
2. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015 “ Wapres:
Pemerintah Tak Bisa Puaskan Smua” ................................. 62
3. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015, “Pemberantasan
Korupsi Jadi Ganjalan” ........................................................ 70
4. Analisis Berita Edisi 21 Oktober 2015, “Menjaga
Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit.” ................................. 82
5. Analisis Berita Edisi 21 Oktober 2015, “Rapor Merah
Bidang Ekonomi” ............................................................... 92
B. Kognisi Sosial ......................................................................... 100
C. Konteks Sosial ........................................................................ 106
D. Interpretasi Penelitian ............................................................ 111
BAB V. PENUTUP .................................................................................... 116
A. Kesimpulan ............................................................................. 117
B. Saran ........................................................................................ 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Kontruksi Sosial Media Massa ............................... 24
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Harian Kompas .................................. 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam negara demokrasi, media masa mempunyai posisi strategis dalam
masyarakat. Media menjadi salah satu tonggak dari demokratisasi. Sebab media
masa yang benar dianggap dapat membangun demokratisasi melalui
pemberitaan sehingga mendewasakan masyarakat dalam memandang
keberagaman, politik, ekonomi, sosial dan budaya.1
Media juga menjadi acuan utama publik dalam mendefinisikan sebuah
perkara ataupun realitas.2 Menurut Denis McQuail, media masa memiliki sifat
dan karakteristik yang luas sehingga dapat menjangkau masa dalam jumlah
besar, serta bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa
saja yang muncul dalam media tersebut.3
Sebelum Joko Widodo menjadi presiden dia sudah menjabat sebagai
walikota Solo dan gubernur DKI Jakarta. Dia memenangkan pemelihan-
pemilihan tersebut karena dia mempunyai ciri khas di dalam dirinya yang belum
tentu dimiliki oleh kandidat lainnya. Saat mencalonkan menjadi presiden, Joko
Widodo berkampanye dengan menggunakan biaya terhitung besar bila
dibandingkan calon lainnya. Berdasarkan data hasil audit dana kampanye yang
1 Yon Thayrun, Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, (Jakarta : Noura Books, 2012)
h.38. 2 Morissan, dkk, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010),
Cet. 1. h. 1. 3 Morrisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa,( Jakarta : Kencana, 2014), h. 480.
2
dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum, laporan penerimaan dana kampanye
Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebesar Rp 312 miliar dan pengeluaran sebesar
Rp 293 miliar dan pengeluaran Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang hanya
sebesar Rp 166 miliar. 4
Dia memiliki cara blusukan dengan mendatangi masyarakat langsung
dari kampung ke kampung, dari pasar ke pasar. Untuk menanyakan keluhan dan
masalah apa yang telah dialami oleh masyarakat dan berusaha memberikan
masukan. Cara tersebut terbukti ampuh merebut hati masyarakat dan merebut
hati media untuk tertarik mengikuti kegiatan Joko Widodo, sehingga semua
yang dilakukannya mempunyai news value. Setiap hari ada saja pemberitaan
terkait tentang Joko Widodo, karena itu masyarakat semakin suka dengan Joko
Widodo. Hasilnya adalah dia dapat memenangkan pemilihan presiden Republik
Indonesia tahun 2014 yang berpasangan dengan Jusuf Kalla yang menjadi
wakil. 5
Tahun 2014 Indonesia telah memilih presiden yang baru untuk
menggantikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden terpilih adalah
Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Pada pemilihan tersebut
ada calon lain yang ikut bersaing yaitu Prabowo Subianto yang berpasangan
dengan Hatta Radjasa tetapi Joko Widodo berhasil memenangkan pemilihan
4 Hasil Monitoring Dana Kampanye Pemilu 2014.
http://nasional.kompas.com/read/2014/09/18/18542121/Ini.Hasil.Monitoring.ICW.terhadap.Lapor
an.Dana.Kampanye.Prabowo-Hatta.dan.Jokowi-JK. Diakses 03 Maret 2016 5 Yon Thayrun, Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, (Jakarta : Noura Books, 2012),
h.50
3
presiden dan mendapatkan simpati rakyat Indonesia yang telah percaya dengan
dirinya.
Joko Widodo juga terkenal ramah di kalangan wartawan karena
kebiasaan presiden sebelumnya yang terbiasa dengan protokol pengamanan
presiden yang berbelit. Oleh Joko Widodo, semua protokol untuk bertemu
presiden yang sebelumnya panjang dan membutuhkan berhari-hari untuk
bertemu, sekarang tidak perlu menunggu lama untuk bisa bertemu. Joko
Widodo juga selalu menjawab pertanyaan wartawan dengan baik.
Joko Widodo juga mendukung adanya keterbukaaan informasi, itu
merupakan sangat menguntungkan untuk media. Dia memberikan informasi
yang memang patut untuk diberitahukan kepada khalayak. Dia juga telah
menjaga hubungan baik dengan wartawan dan media sejak menjadi walikota
Solo. Joko Widodo pernah berkelakar “Media dan wartawan merupakan partner
kerja saya.”6
Pada diri Joko Widodo mempunyai konten khas yang tidak dimiliki oleh
kandidat lain itu yang membuat media sangat tertarik dengan kepribadiannya.
Pada saat pemberitaan Joko Widodo yang begitu masif, ada beberapa kalangan
yang menentang hal tersebut. Karena kandidatnya bukan hanya Joko Widodo.
Kenyataannya media membutuhkan pemberitaan itu sebab dengan pemberitaan
Joko Widodo membuat rating media tersebut meningkat dan hal tersebut
6 Yon Thayrun, Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, (Jakarta : Noura Books,
2012) h.49.
4
meningkatkan pemasukan media dari iklan. Media bersikap realistis saja. Hal
tersebut berdampak baik juga itu kebebasan dalam berpendapat.
Pada saat pemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi pemimpin
negara. Masyarakat bergotong royong mengumpulkan dukungan dari segala
kalangan dari non partai sampai para padagang. Mereka berusaha merangkul
semua aspirasi rakyat. Pada akhir pemilihan rakyat bersuka cita karena telah
terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Mereka berharap presiden yang baru
dapat menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan oleh pemerintah
sebelumnya dan dapat menepati janji-janjinya yang telah diutarakatan pada
berkampanye lalu.
Dengan terpilihnya Joko Widodo menjadi presiden yang
berpasangan dengan Jusuf Kalla menjadi wakil presiden, mereka berusaha
membuat kebijakan pemerintah yang menurut mereka baik. Mereka meracik
kabinet dengan sedemikian rupa yang diisi oleh para politisi dan para pakar
yang memang mengerti di bidangnya. Agar kabinet tidak diisi seluruhnya oleh
politisi dan mengikuti keinginan rakyat.
Awal pemerintahannya telah dilanda permasalahan tentang
melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar. Hal tersebut sangat
berdampak dengan perekonomian bangsa yang ikut melemah. Seperti para
pengrajin tahu dan tempe yang harus mengimpor kedelai dari Amerika Serikat.
Mereka sangat keberatan dengan pelemahan rupiah karena berdampak langsung
dengan produksi tahu dan tempe. Masih banyak permasalahan yang lain naik
turunnya harga sembako. Mereka berusaha mengeluarkan kebijakan untuk
5
memperbaiki keadaan tersebut tetapi belum memperlihatkan hasil yang
signifikan.
Alasan mengapa peneliti tertarik menjadikan Harian Kompas sebagai
objek dari penelitian ini. Kompas yang mengusung tag line “amanat hati nurani
rakyat” pertama terbit 28 Juni 1965. Kompas sebagai media nasional yang
sudah sangat besar dan berpengaruh dalam perjalanan sejarah Indonesia. Ini
terbukti telah tercapai lebih dari dua juta pembaca dan pencapaian oplah
terbesar mencapai 530.000 eksemplar setiap hari di semua provinsi di Indonesi.7
Media ini terus memberitakan perkembangan ekonomi, sosial dan politik yang
ada di Indonesia. Pemberian nama Kompas diberikan langsung oleh presiden
pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno yang artinya penunjuk arah.
Harian Kompas sebagai harian nasional tidak pernah ketinggalan dalam
mengabarkan perjalanan Joko Widodo. Berawal Joko Widodo menjadi
Walikota Solo, menjadi Gubernur DKI Jakarta sampai menjadi Presiden
Republik Indonesia. Harian kompas memandang bahwa pemberitaan terkait
Joko Widodo mempunyai new value yang lebih dibandingkan pemberitaan yang
lain. Kompas tidak pernah menyia-nyiakan pemberitaan terkait orang nomer
satu di Indonesia.
Pada masa awal pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dipandang
oleh harian Kompas sebagai angin segar yang akan membawa perubahan yang
lebih baik. Dilihat dari kampanye Joko Widodo dinilai mampu menyelesaikan
7 Profil Harian Kompas, http://profile.print.kompas.com/profil/diakses pada 03 Maret
2016
6
permasalahan yang ada. Joko Widodo juga merupakan simbol yang mewakili
rakyat Indonesia karena dia berasal dari kalangan politisi biasa dan bukan dari
militer ataupun pimpinan suatu partai politik.
Berjalannya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dari hari ke
hari, dari bulan ke bulan, dan telah genap satu tahun pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla. Dari pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidak selalu
berjalan mulus. Muncul sikap pemerintah yang dianggap kurang populis karena
kurang berpihak kepada masyarakat. Seperti menunjuk Jaksa Agung dari
kalangan Politisi yaitu HM Prasetyo. Itu dianggap akan membuat kejaksaan
menjadi lembaga yang tidak netral. Menjadi polemik lagi adalah berusaha
menjadikan Budi Gunawan sebagai Kapolri, keputusan tersebut juga mengusik
perhatian masyarakat karena ketika namanya mencuat terkait dengan salah satu
kasus korupsi. Kompas menilai kebijakan tersbut kurang pro rakyat dan itu akan
membuat kegaduhan dalam bernegara.
Harian kompas juga menyoroti tentang pemerintah dianggap ikut serta
dalam pelemahan lembaga anti rasuah atau KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi). Pemerintah terkesan membiarkan KPK dikebiri oleh Kepolisian RI,
karena salah satu pimpinan di Kepolisian terlibat dengan kasus korupsi. Satu-
persatu pimpinan KPK dicokok oleh Polisi dengan kasus yang terkesan dibuat-
buat. Kejadian ini membuat masyarakat ikut mendesak pemerintah itu ikut
menyelesaikan kasus KPK vs Polisi yang terkenal dengan sebutan Cicak vs
Buaya. Karena KPK merupakan lembaga independen yang sangat dicintai
7
rakyat dengan prestasinya yang berhasil menyeret banyak koruptor ke dalam
penjara. Ini merupakan salah satu pandangan harian Kompas.
Dalam kaitannya dengan skripsi ini, peneliti merasa bahwa satu tahun
berjalannya pemerintahan merupakan salah satu tolak ukur berhasil atau tidak
sebuah pemerintahan. Satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla,
berusaha disampaikan oleh harian Kompas melalui rubrik khusus yang
mengulas tentang hal ini. Kasus ini dinilai penting untuk diteliti karena secara
langsung atau tidak langsung berhubungan dengan masyarakat Indonesia.
peniliti merasa penting untuk meneliti hal ini karena ingin mengetahui
pandangan harian Kompas dengan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla
melalui wacananya dengan cara-cara yang ilmiah. Peneliti juga merasa penting
karena isu ini sangat sensitif karena melibatkan banyak kalangan.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas,
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai wacana ini di harian Kompas. Maka
peneliti memberi judul “Diskursus Pemberitaan Evaluasi Satu Tahun
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Harian Kompas.”
B. Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis membatasi
hanya pada berita satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam
waktu dua hari. Mulai 20 dan 21 Oktober 2015, karena Harian Kompas
mengkhususkan hari itu untuk menerbitkan pemberitaan khusus tersebut.
Penulis memilih lima judul berita untuk dianalisis. Penulis beralasan
bahwa berita-berita tersebut mempunyai keterkaitan dengan apa yang ingin
8
penulis teliti. Penulis juga menilai dari berita tersebut adanya kritik untuk
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Tabel 1.1
Pemberitaan di Harian Kompas
Edisi Judul
20 Oktober 2015 Menanti Realisasi dari Janji Jokowi
– Kalla dalam Nawacita
20 Oktober 2015 Wapres : Pemerintah Tak Bisa
Puaskan Semua
20 Oktober2015 Pemberantasan Korupsi Jadi
Ganjalan
21 Oktober2015 Menjaga Kesejahteraan Sosial di
Masa Sulit
21 Oktober2015 Rapor Merah Bidang Ekonomi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana konstruksi teks wacana pemberitaan satu tahun
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Harian Kompas?
2. Bagaimana kognisi sosial redaksi dalam menyajikan pemberitaan satu
tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Harian Kompas?
9
3. Bagaimana konteks sosial masyarakat dalam wacana satu tahun
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Harian Kompas?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai perumusan yang sebelumnya telah dipaparkan oleh penulis.
Penulis ingin melakukan penelitian ini agar mengetahui sebgai berikut
a. Mengetahui bagaimana harian Kompas melakukan konstruksi terhadap
teks berita satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
b. Mengetahui bagaimana kognisi sosial dalam menyajikan berita satu
tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
c. Mengetahui bagaimana wacana satu tahun pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla dari konteks sosial.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh dan
berkontribusi dalam bidang keilmuan jurnalistik, terutama yang
berkenaan dengan analisis wacana. Dalam pembaharuan data tentang
pemberitaan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada harian
Kompas.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat secara praktis, dapat menjadi referensi
bagi pembaca yang ingin mengetahui, khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
10
Hidayatullah Jakarta, juga bagi pihak-pihak lain yang menekuni bidang
yang sama.
Melalui penelitian ini juga, untuk pembaca akademisi atau non
akademisi bisa mengetahui faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi
isi dari wacana dan pengaruh atas pemberitaan satu tahun pemerintahan
Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
E. Metodelogi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan acuan dalam melakukan penelitian. Paradigma
dipahami sebagai kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti
terhadap ilmu atau teori.8
Penulis menggunakan paradigma kritis dalam penelitian tentang wacana
pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Karena
paradigma ini ingin mengkoreksi paradigma konstruktivisme yang kurang
sensitive pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara
historis dan institusional. Individu juga tidak dianggap sebagai subjek yang
netral, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial
yang ada dalam masyarakat.9
8 Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian, (Jakarta : Kencana, 2011) h.33. 9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Media, (Yogyakarta :LKiS, 2001) h.6.
11
2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Wacana
Kritis model Teun Van Dijk. Adapun level yang diteliti menurut teori model
Van Dijk yaitu level teks, level kognisi sosial, dan level konteks sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. yaitu suatu
penelitian yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan
dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Penelitian kualitatif
bersifat empiris, berarti dapat diamati dengan pancaindera (sesuai dengan
kenyataan).10
Pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dan proses
berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. 11
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.12 Para peneliti
kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan,
mengenal secara dekat dengan dunia mereka, mengamati dan mengikuti alur
kehidupan informan secara wajar.13
10 Deddy Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-contoh
Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 11. 11 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013) Edisi-1, Cet.Ke-1, h. 80 12 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, ( Jakarta : Kencana, 2008). h.
56. 13 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif,(Jakarta :Erlangga, 2009), h.24.
12
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian adalah redaksi Koran Kompas dan objek
penelitian ini adalah pemberitaan tentang satu tahun pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla pada Koran Kompas tanggal 20 dan 21 Oktober
2015, karena pada tanggal tersebut harian Kompas membuat rubrik khusus
yang mengulas tentang satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Penulis melakukan pengumpulan data untuk memeroleh informasi
yang diperlukan salah satunya dengan wawancara. Karena wawancara
merupakan hal yang penting dalam penelitian ini. Wawancara akan dilakukan
dengan pihak yang memiliki kekuatan untuk membuat kebijakan dan orang
yang berpengaruh dalam pemberitaan satu tahun pemertintahan Joko Widodo
da Jusuf Kalla di harian Kompas. Dalam hal ini, pimpinan umum, dewan
redaksi, dan reporter menurut peneliti memiliki kompetensi untuk
diwawancarai. Sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti akan
membuat Term of Reference (ToR) agar memudahkan proses wawancara,
sehingga terarah dan tepat sasaran. Wawancara yang dipakai adalah
wawancara secara mendalam.
2. Dokumentasi
Selain wawancara , dokumentasi juga menjadi salah stau teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti. Data-data yang
13
diperoleh dari dokumentasi juga dijadikan sebagai sumber data sekunder
guna mendukung temuan-temuan data sebelumnya.
G. Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan Analisis Wacana Kritis Teun Van Dijk dalam
penelitian mengenai pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla. Teori ini menggunakan tiga tingkatan analisis, yaitu level teks, segi
kognisi sosial, dan konteks sosial. Ketiga tingkatan tersebut merupakan satu
kesatuan analisis.
Analisis ini memiliki beberapa teori dan metode yang bisa digunakan
untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan anatara wacana
dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang
berbeda.14 Tujuan dari analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi
linguistik kewacanaan fenomena sosial dan kultural dan proses perubahan
dalam modernitas terkini.15
Pada dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks. Dalam kognisi
sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi
oleh individu kelompok pembuat teks. Sedangkan analisis sosial melihat
bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan
pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.16
Dalam analisis model Teun Van Dijk terdiri dari tiga struktur yakni
struktur makro merupakan makna global dari suatu teks. Selanjutnya
14 Mariane W. Jorgensen dan Louise J Philips, Analisis Wacana Teori dan Metode,
(Yogyakarta :Pustaka Pelajar.2010). h.114 15 Ibid h.116 16 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Teks Media, (Yogyakarta :LKiS, 2001) h. 225
14
superstruktur yakni kerangka dalam suatu teks atau alur dalam suatu teks seperti
bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Terakhir struktur mikro
merupakan makna local dari suatu teks yang dapat dilihat dengan mengamati
pilihan kata, kalimat, dan gaya yang digunakan dalam suatu teks. Ketiga
struktur memiliki elemennya masing-masing yang saling mendukung satu sama
lain. Seperti yang tertera pada table tersebut:
Tabel 1.2
Elemen Wacana Teun A. Van Dijk17
STRUKTUR
WACANA
HAL YANG
DIAMATI
ELEMEN
Struktur Makro Tematik
Tema/topic yang
dikedepankan dalam
suatu berita
Topik
Superstruktur Skematik
Bagaimana bagian dan
urutan berita
diskemakan dalam teks
berita utuh
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang diinginkan
ditekankan dalam teks
berita. Missal dengan
memberi detil pada satu
sisi atau membuat
eksplisit satu sisi dan
mengurangi sisi lain.
Latar, detil, maksud,
peranggapan, nominasi
Struktur Mikro Sintaksis
Bagaimana
kalimat(bentuk,
susunan) yang dipilih
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.228-229.
15
STRUKTUR
WACANA
HAL YANG
DIAMATI
ELEMEN
Struktur Mikro
Stilistik
Bagaiman pilihan kata
yang dipakai dalam
teks berita
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Bagaimana dan dengan
cara apa penekanan
dilakukan
Grafis, metafora,,
ekspresi
H. Tinjauan Pustaka
Pada penilitian ini, penulis melakukan tinjuan pustaka di repositoryuin.ac.id
itu merupakan web yang berisi kumpulan skripsi yang ada di Universitas Islam
Negeri Jakarta. Penulis menemukan beberapa skripsi yang bisa penulis jadikan
tinjuan pustaka dalam penelitian. Skripsi yang dijadikan tinjuan pustaka adalah
sebagai berikut:
1. Skripsi karya Miskyatun Ni’mah, mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta
angkatan 2012 yang berjudul Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik
Israel-Palestina Pada Republika Online. Pada penelitian ini memiliki
kemiripan pada penelitian sebelumnya tetapi pada penelitian ini
mempunyai perbedaan dari media dan objek yang dikaji.
2. Skripsi karya Anggy Agustin, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta
angkatan 2010 yang berjudul Kepemilikan Media dalam Mencitrakan
Partai Politik (Analisis Wacana Kritis Berita Partai Politik Nasional
Demokrat dalam Kolom Indonesia Memilih Harian Umum Media
16
Indonesia). Pada skripsi tersebut terjadi kesamaan pada teknik yang
digunakan dalam menganalisa, dan kesamaan pada kajian politik. Tetapi,
skripsi tersebut memiliki perbedaan dalam objek penelitian yang diteliti.
Skirpsi penulis mengkaji tentang pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla sedangkan skripsi tersebut meneliti tentang kepemilikan media oleh
salah satu pemimpin partai politik partai nasional democrat.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah penulisan skripsi, di
dalamnya terdiri dari lima bab di mana setiap babnya terdiri beberapa sub bab
dengan penyusunan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, tinjauan pustaka dan sistematika
penelitian.
BAB II Kerangka Teori bab ini menjelaskan Teori Konstruksi Realitas Sosial,
kontruksi realitas media masa dan konseptual-konseptual yang berhubungan.
BAB III Gambaran Umum bagian ini akan menjelaskan tentang profil sejarah
singkat harian Kompas, visi dan misi harian Kompas.
BAB IV Hasil Penelitian pada bagian ini peneliti akan menjabarkan hasil
temuan penelitian yang telah diperoleh melalui teknik analisis yang telah
ditentukan.
BAB V Penutup Bab ini membahas kesimpulan penelitian dan saran peneliti
untuk penelitian-penelitian komunikasi selanjutnya.
17
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teori Konstruksi Sosial
Berger dan Luckmann memulai penjelasan tentang kontruksi sosial
dimulai dengan pemisahan pemahaman antara “kenyataan” dan “pengetahuan”.
Kenyataan diartikan sebagai kualitas yang berada di dalam realitas, memiliki
keberadaan dan tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan
pengetahuan didefinisikan sebagai realitas-realitas yang nyata dan memiliki
sifat yang khusus. 1 Realitas sosial yang dimaksud dia terdiri dari realitas
objektif, realitas simbolis, dan realitas subjektif. Pada realitas objektif adalah
yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar individu
yang dianggap nyata. Sedangkan realitas simbolis merupakan eksperisi yang
melambangkan realitas objektif dalam berbagai bentuk. Realitas yang dibentuk
dari proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis melalui
penghayatan adalah pengertian dari realitas subjektif.
Suatu proses pemaknaan yang dilakukan oleh setiap individu
terhadap lingkungan dan aspek diluar dirinya yang terdiri dari proses
eksternalisasi, internalisasi dan obyektivasi. Eksternalisasi adalah penyesuaian
diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia, obyektivasi adalah
1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke-1, h. 191.
18
interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami
proses institusionalisasi, dan internalisasi adalah individu mengidentifikasi diri
ditengah lembaga-lembaga sosial dimana individu tersebut menjadi
anggotanya. Pada pernyataan tersebut membuktikan bahwa realitas sosial tidak
dapat berdiri sendiri tanpa adanya kehadiran individu.
Pada pemikiran-pemikiran Derrida itu sejalan dengan pemikiran
Habermas (1972), bahwa ada hubungan yang strategis antara pengetahuan
manusia (baik empiris analitis, historis heurmentik, maupun kritis) dengan
kepentingan (teknis, praktis, atau yang bersifat emansipatoris). Walau tidak bisa
dipungkiri bahwa bisa terjadi sebaliknya yaitu pengetahuan adalah produk
kepentingan.2
Pengetahuan yang dimaksud Berger dan Luckmann adalah realitas
sosial masyarakat. Realitas sosial itu merupakan pengetahuan yang bersifat
keseharian yang berada disekitar masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum,
wacana public, sebagai hasil konstruksi sosial.3
Konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)
merupakan suatu teori yang menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas
Konstruksi yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Teori tersebut
diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya
2 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-1, h. 23. 3 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-1, h. 24.
19
yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the
Socialogical of Knowledge” (1966). 4
Jika melihat fungsi media massa secara umum baik berita cetak dan
elektronik, ini merupakan laporan dari sebuah peristiwa. Itu merupakan realitas
yang diproduksi oleh wartawan dan akan beritakan melalui media yang
menaungi wartawan tersebut. Proses tersebut berusaha mendeskripsikan suasana
pada peristiwa yang berada di sekitar dan dikuatkan oleh beberapa pendapat
narasumber yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Itu semua merupakan
upaya untuk merekonstruksi realitas sosial.
Gay Tuchman mengatakan dalam bukunya Making News (1978), bahwa
berita merupakan konstruksi realitas sosial dan membuat berita merupakan
tindakan mengkontruksi realita itu sendiri, bukan penggambaran realita. Beliau
membuat buku tersebut melalui observasi partisipatoris di ruang berita media
dan mewawancarai pegawai pemberitaan selama sepuluh tahun. Menurutnya
profesionalisme berita dan organisasinya tidak lepas dengan kapitalisme
korporat. Dia juga berpendapat, berita merupakan sumber daya sosial yang
kontruksinya membatasi pemahaman analitis tentang kehidupan masa kini.5
Pada kenyatannya realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran
individu, baik di dalamnya maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu
memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara
4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke-1, h. 193. 5 Werner J Severi dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa. (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3. h.400-401
20
subjektif oleh individu lain sehingga menetapkan realitas itu secara objektif.
Individu mengkonstruksi realitas sosial dan mengkonstruksinya dalam dunia
realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan realitas itu, berdasarkan
subjektivitas lain dalam institusi sosialnya.6
Morrisan berpendapat teori realitas sosial realitas merupakan ide atau
prinsip utama dari kelompok pemikiran atau tradisi kultural. Ide ini menyatakan
bahwa dunia sosial tercipta karena adanya wujud interaksi antara manusia. Cara
bagaimana kita berkomunikasi sepanjang waktu mewujudkan pengertian kita
mengenai pengalaman, termasuk ide kita mengenai diri kita sebagai manusia
dan sebagai komunikator.7
B. Kontruksi Realitas Media Massa
Media sebagai sebuah institusi yang memiliki kekuatan komunikasi
yang sangat luas. Kemampuannya yang menyebarkan pesan ke banyak orang di
berbagai tempat sekaligus. Menjadikan sebagai sumber kekuatan yang berusaha
dimanfaatkan banyak pihak. Media juga sebagai kontrol sosial. Paul Lazarrsfeld
dan Robert K. Merton juga melihat media dapat menghaluskan paksaan
sehingga tampak sebagai bujukan. Mereka juga mengatakan “kelompok-
kelompok kuat kian mengandalkan teknik manipulasi melalui media untuk
mencapai apa yang diinginkan, termasuk agar mereka dapat mengontrol secara
lebih halus.”8
6 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa,(Jakarta : Kencana, 2008), h.12. 7 Morrisan, M.A, dkk. Teori Komunikasi Massa, (Bogor : Ghalis Indonesia, 2010), h.134. 8 Wiliam L. Rivers, dkk, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta : Prenada
Media, 2003), h.39.
21
Dalam konteks ini,maka konsep media secara aktif menjadi relevan
dalam kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini juga sesuai
dengan yang digunakan,untuk memandang media dilihat bukan sebagai saluran
yang bebas atau netral melainkan sebagai subyek yang mengkonstruksi
realitas,dimana para pekerja yang terlibat dalam memproduksi pesan juga
menyertakan pandangan bias dan pemihakannya.
Media juga merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan pandangan media massa
sebagai agen perubahan. Pertama media harus memberikan pencerahan kepada
masyarakat, dengan mengedukasi masyarakat. Media memberikan informasi
yang terbuka dan jujur. Dengan informasi yang terbuka dan jujur diharapkan
masyarakat menjadi masyarakat yang cerdas dan terbuka pemikirannya. Kedua
masyarakat juga harus sebaliknya memberikan informasi kepada media dengan
penyampaian yang jujur. Agar masyarakat ikut berpartisipasi dengan berbagai
kemampuannya. Terakhir media massa juga sebagai media hiburan dan menjadi
institusi kebudayaan yang mendukung perkembangan kebudayaan. Media juga
berperan untuk mencegah perkembangan kebudayaan yang merusak kearifan
lokal yang dijunjung tinggi dan luhur.9
Media massa memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan
masyarakat modern. McQuail dalam bukunya yang berjudul Mass
Communication Theories telah merangkum pandangan khalayak terhadap peran
9 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia,(Jakarta : Balai Litbang
dan Diklat Kementrian Agama, 2010), h.50.
22
media massa. Ada beberapa perspektif dalam melihat peran media massa.
Pertama, melihat media massa sebagai window on events and experience. Media
dilihat sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang
terjadi di luar sana atau pun pada diri mereka sendiri.
Kedua, media sering dianggap sebagai a mirror of events in society and
the world, implying a faithful reflection atau cermin dari berbagai peristiwa
yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Hal tersebut
merupakan jawaban mengapa selama ini para pengelola media sering merasa
tidak bersalah jika konten media penuh dengan kekerasan, konflik dan hal lain,
karena menurut mereka memang demikian faktanya, media hanya refleksi fakta,
terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal, sesungguhnya angle , arah dan
framing dari isi yang dianggap hanya sebagai cerminan realitas ini diputuskan
oleh para professional media, dan di sini khalayak sebagai konsumen media
tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.
Ketiga, melihat media massa sebagai filter atau gatekeeper yang
menseleksi berbagai hal untuk diberikan perhatian atau tidak. Media selalu
memilih isu, informasi, atau bentuk konten yang lain berdasarkan standar para
pengelola media itu sendiri. Dalam hal ini tidak ada peran khalayak, di sini
khalayak hanya dipilihkan oleh media mengenai apa saja yang layak diketahui
dan mendapat perhatian.
Keempat, media massa terkadang dianggap sebagai guide, penunjuk
jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas
23
berbagai ketidak pastian atau alternatif yang beragam. Kelima, melihat media
massa sebagai wadah untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide
kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan
balik. Terakhir adalah yang keenam, media massa sebagai interlocutor, yang
tidak hanya sekadar tempat berlalu lalu lalangnya informasi, tetapi juga partner
komunikasi yang dapat memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif.10
Pada kontrol sosial media massa melengkapi kontruksi sosial atas
realitas, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media
pada keunggulan. Namun terbentuknya proses dengan tahapan-tahapan
penting.11
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi
2. Tahap sebaran konstruksi
3. Tahap pembentukan konstruksi
4. Tahap konfirmasi.
10 Henry Subiakto dan Rahmah Ida, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi, (Jakarta:
Kencana, 2012), hlm. 106. 11 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi,. (Jakarta: Kencana , 2008), h. 203
24
Gambar 2.1
Proses Kontruksi Sosial Media Massa12
1. Tahapan Menyiapkan Materi Kontruksi
Pada tahapan ini yang bertugas adalah tugas dari redaksi media
massa. Masing-masing media memiliki desk yang berbeda sesuai dengan
visi suatu media. Fokus dari sebuah media massa terutama berhubungan
dengan tiga hal, yaitu kedudukan, harta, dan perempuan. Selain tiga hal
tersebut media massa juga berfokus pada persoalan sensitivitas, sensualitas
maupun kengerian. 13
Ada tiga hal penting dalam menyiapkan materi konstruksi sosial,
yaitu:
a. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme, karena setiap
media sekarang ini telah dimiliki oleh kapitalis. Media massa
12 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, (Jakarta : Kencana, 2008). Cet ke-1
h.195. 13 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, (Jakarta : Kencana, 2008). Cet ke-1
h.196.
25
tidak ada bedanya dengan badan usaha yang lain yang mencari
keuntungan sebesar-besarnya. Mereka berpikir untuk membuat
bagaimana media massa yang mereka kelola dapat laku di
masyarakat.
b. Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari
keberpihakan dalam bentuk empati, simpati, dan partisipasi
kepada masyarakat. Pada akhirnya, media tidak serta merta
menampilakan hal tersebut. Mereka juga berniat menjual berita
ataupun menaikan rating siaran mereka untuk kepetingan
kapitalis.
c. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Mereka menunjukan
dan memperdengarkan hal ini kepada visi mereka dan tetapi
tidak pernah menunjukan jati dirinya.
2. Tahap Sebaran Kontruksi
Sebaran konstruksi media massa melalui strategi media massa.
Strategi sebaran setiap media massa berbeda-beda, namun prinsip utamanya
adalah real time. Seperti media elektronik memiliki konsep real time dengan
media cetak, yang dimaksud real time oleh media elektronik adalah live atau
siaran langsung, dalam hitungan detik berita atau informasi sudah dapat bisa
dinikmati oleh pemirsa atau pendengar, dan yang dimaksud real time oleh
media cetak terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, dan bulan. Mereka
menerbitkan medianya berjeda sehari, minggu atau bulan tetapi konsep
26
aktualisasi menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat
waktu memperoleh berita tersebut.14
3. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
a. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Pada tahapan ini terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat
melaui tiga tahap yang berlangsung. Pertama, kontruksi realitas
pembenaran sebagai suatu bentuk kontruksi media massa yang
terbentuk di masyarkat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada
di media massa sebagai suatu realitas kebenaran. Kedua, kesediaaan
dikonstruksi oleh media massa. Bahwa pilihan orang untuk menjadi
pembaca atau pemirsa massa adalah karena pilihan untuk bersedia
pikirannya dikontruksi oleh media massa. Ketiga, menjadikan konsumsi
media massa sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang terbiasa
tergantung pada media massa yang tidak bisa dilepaskan.15
b. Tahap Pembentukan Citra
Pada tahap ini media membangun sebuah citra dalam
pemberitaanya. Pada kontruksi cittra yang dibangun oleh media massa
ada dua model yaitu good news dan bad news. Model good news adalah
sebuah kontruksi yang dibangun cenderung sebagai pemberitaan yang
baik. Sedangkan model bad news adalah sebuah konstruksi yang
14 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, (Jakarta : Kencana, 2008), Cet ke-1
h.197. 15 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, h.199
27
dibangun merupakan kejelakan agar pemberitaan tersebut nampak
buruk oleh pembaca.
Untuk media massa, realitas citra media yang dikontruksi orang
oleh redaksi, namun merupakan bagian dari rekonstruksi sosial
masyarkatnya. Karena itu, ketergantungan mereka yang hidup dalam
realitas media adalah orang-orang yang selalu memiliki kesadaran
realitas ini, sebagaimana dia menyadari dirinya sebagai bagian dari
realitas itu sendiri.16
4. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media masa maupun pembaca
memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat
dalam tahapan pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini penting
dan perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhap alasa-alasan
kontruksi sosial. Sedangkan bagi pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian
untuk menjelaskan mengapa dia terlibat dan hadir dalam proses konstruksi
sosial.17
C. Konseptual Media Cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan
pera-peran visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata,
gambar, atau foto. Fungsi dari media cetak adalah mengibur dan memberi
informasi. Media cetak mempunyai keterbatasan dari segi waktu bila
16 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, h. 200 17 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa, h.200
28
dibandingkan dengan media elektronik. Media cetak adalah dokumen atas
segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap
oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan
sebagainya.
Media cetak adalah media yang menghasilkan processed news yang
memberikan informasi yang mampu menangani hal-hal yang kompleks
secara mendetail. Pembaca mendapatkan catatan yang akurat dari suatu
peristiwa, serta tambahan informasi yang dapat dipakai untuk memberikan
pengertian yang universal.18
D. Kebijakan Redaksi
Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga
media massa untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita.19 Dasar
pertimbangan tersebut harus melihat terlebih dahulu apakah berita yang
ingin disampaikan sesuai dengan sifat media massa tersebut atau tidak.
Setiap surat kabar mempunyai kebijakan redaksional yang berbeda. Ada
tiga dasar pertimbangan media untuk menyiarkan suatu peristiwa
diantaranya ideologi, politik, dan bisnis.
Pada tingakatan ideologi media, ini bisa ditentukan oleh latar
belakang pendiri dari media tersebut. Misalnya pendirinya atau pemilik
media tersebut beragama Islam, maka dia merasa penting menyiarkan berita
yang berkaitan dengan agama Islam. Begitu juga dengan pemilik media
18 Suf Kusman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia, (Jakarta : Balai Litbang dan
Diklat Kemenag RI, 2010) cet ke-1, h. 57. 19 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat : Kalam Indonesia, 2005), h. 150.
29
yang berlatar agama lain mungkin akan bersifat demikian. Tetapi
pertimbangan ideologis bukan hanya agama, melainkan nilai-nilai yang
dihayati, seperti kemanusiaan, kebangsaan, dan sebagainya.20
Politik juga mempengaruhi dari kebijakan redaksi dari media
tersebut, karena media tidak terlepas dengan dunia politik. Kemungkinan
juga dapat terjadi apabila pemilik media juga bergelut dalam dunia politik
secara langsung. Ini dapat mempengaruhi juga dalam pemberitaan sebuah
media. Pers juga merupakan tolak ukur dari Negara yang demokratis atau
tidak. Sebab, apabila pers bebas dalam pemberitaan itu merupakan tanda
Negara yang demokratis.
Kebijakan redaksi sebuah media juga terkait bisnis, karena media
juga membutuhkan uang untuk tetap dapat berjalan. Media mendapatkan
pemasukan lebih besar dari iklan. Pemasang iklan juga berperan andil
sedikit dalam pemberitaan sebuah media. Apabila media tidak mengikuti
kemauan pemasang iklan, maka media tersebut tidak mendapatkan
pemasukan dari iklan. Tidak ada media massa yang bisa hidup dan
berkembang tanpa memuat atau menayangkan iklan.21
E. Konseptual Berita
1. Definisi berita
Dunia jurnalistik tidak lepas dengan namanya berita. Para ahli
jurnalistik sampai saat ini masih banyak definisi tentang berita karena
20 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h.152. 21 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h. 154
30
sulit untuk membuat definisi berita yang seragam. Belum ada pakem
yang dapat mencakup dari seluruh aspek yang cukup memuaskan.
Tetapi ada beberapa pakar jurnalistik Indonesia yang coba
mendefinisikan berita. Ada menurut Djafar H. Assegaff “berita adalah
laporan tentang fakta atau ide terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk
disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar
biasa, karena penting, atau karena akibat yang ditimbulkan, atau entah
mencakup aspek human interest.” Pada buku perspektif pers Indonesia
juga tertulis menurut Jakob Oetama bahwa “berita itu bukan fakta,tapi
laporan tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa menjadi berita hanya
apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau membuatnya
masuk dalam kesadaran public dan dengan demikian menjadi
pengetahuan public.”22 Adapun menurut Ras Siregar secara sederhana
mengatakan bahwa berita adalah kejadian yang diulang dengan kata-
kata. Sering ditambah gambar atau sebuah gambar saja.23 Dari ketiga
definisi tersebut bahwa berita merupakan laporan terdiri dari kata-kata
atau gambar yang berdasarkan fakta yang mengandung keterbaharuan
dan aspek berita lainnya yang disebarkan kepublik untuk menimbulkan
suatu akibat.
22 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta:Erlangga,
2010). h.26. 23 Abdul Chaer, Bahasa Jurnalitik,( Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.11.
31
Dalam sebuah berita menurut Djafar H. Assegaf harus terdapat beberapa
unsur ini:24
1. Aktual
2. Jarak
3. Penting
4. Luar biasa
5. Akibat yang ditimbulaknnya
6. Ketegangan
7. Mengandung konflik
8. Seks
9. Kemajuan-kemajuan yang dimiliki
10. Emosi
11. Humor
a. Nilai Berita
Pada definisi di atas telah dijelaskan apa itu berita. Dalam
sebuah pemberitaan juga harus terdapat nilai-nilai yang terkandung
agar berita menjadi menarik perhatian khalayak. Dalam sebuah berita
bisa terdapat satu nilai berita atau pun lebih. Pada buku Jurnalisme
Kontemporer dijelaskan ada Sepuluh niai berita yaitu:25
1. Immediacy
Immediacy kerap diistilahkan dengan timeless. Artinya
terkait kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Pada sebuah berita
24 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta:Erlangga,
2010).h.32 25 Septian Santan K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakrta : Obor Indonesia. 2005), h. 18
32
sering dinyatakan sebagai laporan dari kejadian yang baru
berlangsung. Jika kejadiannya sudah lampau itu dinamakan
sejarah. Pada sebuah berita keterbaharuan sangat ditekankan.
2. Proximity
Berita akan menarik khalayak apabila adanya kedekatan
peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Karena pembaca
akan tertarik dengan apapun yang berhubungan dengan mereka,
seperti orang terdekat, kota atau segala apapun kesukaan
mereka.
3. Consequence
Berita yang menimbulkan efek kepada pembaca dalam
kehidupannya adalah berita yang mengandung nilai
konsekuensi. Seperti berita kenaikan harga barang poko dan
harga BBM (Bahan Bakar Minyak), berita itu merupakan yang
sangat berhungan langsung dengan kelangsungan hidup
masyarakat dan berpengaruh pada daya beli masyarakat yang
akan meningkat atau menurun.
4. Conflict
Berita yang mengandung peristiwa perang, demostrasi,
atau kejahatan kriminal, merupakan contoh elemen konflik
dalam sebuah pemberitaan.
33
5. Oddity
Berita yang mengandung hal yang tidak biasa terjadi dalam
kehidupan. Seperti berita tentang adanya penyakit baru atau
kelahiran bayi kembar lima.
6. Sex
Dalam sebuah pemberitaan elemen seks kerap disematkan di
dalamnya. Seperti tentang skandal pemain olahraga dan politisi
dengan seorang wanita. Itu membuat orang menjadi tertarik.
7. Emotion
Elemen emosi kerap dinamakan dengan elemen human
interest. Pada elemen ini menyangkut kisah-kisah yang
mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, cinta, kebencian,
kebahagian dan humor.
8. Prominence
Ketika seorang atau benda sudah menjadi terkenal dan
dikenal orang banyak orang, maka ia akan diburu oleh pewarta
berita. Itu merupakan salah satu daya tarik perhatian banyak
orang.
9. Suspense
Elemen ini menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu
terhadap sebuah peristiwa oleh khalayak. Seperti berita tentang
siapa tersangka yang terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan
dan apa penyebabnya.
34
10. Progress
Elemen ini meruapakan elemen perkembangan peristiwa
yang ditunggu masyarakat. Seperti tentang perseteruan Palestina
dan Isreal yang terus menerus berselisih dan bagaimana
keberlangsungan kehidupan di sana.
b. Jenis Berita
Pada surat kabar pada umumnya jenis berita dibagi menjadi tiga,
yaitu:26
1. Berita Langsung (Straight News)
Pada berita ini disusun untuk menyampaikan peristiwa
dengan cepat, agar diketahui oleh pembaca. Prinsip
penulisannya seperti piramida terbalik. Penulis menempatkan
informasi yang penting pada bagian atas berita dan yang kurang
penting pada bagaian bawah. Penulisan seperti ini bertujuan
agar pembaca dapat langsung mengetahui inti dari berita
tersebut.
2. Berita Ringan (Soft News)
Yang terpenting pada berita ini adalah bukan tentang
pentingnya peristiwa, tetapi unsur yang menarik dan menyentuh
perasaan manusia. Berita ini juga dikatakan berita ringan karena
tidak terikat dengan keaktualan dan dapat bertahan lama.
26 Abdul Chaer, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.16-17.
35
Maksud dari bertahan lama, berita ini dapat dibaca kapan pun
tidak mengenal waktu.
3. Berita Kisah (Feature)
Berita kisah adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan
ataupun menambah pengetahuan. Berita ini dapat ditulis dari
peristiwa yang sudah lampau. Begitu pun peristiwa dengan
peristiwa yang terkini. Berita kisah ini tidak mempermasalahkan
kekinian dan waktu.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Harian Kompas
Intisari adalah awal dari kerjasama PK. Ojong dengan Jakob Oetama.
Pada saat memperoleh ijin terbit bagi majalah Intisari mereka berdua pergi ke
gedung Kodam (Kodam daerah Militer). Hal ini merupakan awal permulaan
dari Kelompok Kompas Gramedia, yang awalnya berkembang dan multiple
media sebagai core business (bisnis inti), tetapi kemudian berkembang menjadi
multi buseness group of companies (kelompok perusahaan multibisnis) yang
terdiri atas related diversification dan unrealated diversification (hubungan
aneka ragam yang terkait dan tidak terkait).1
Pada awal tahun 1965 Letjen Ahmad Yani selaku Menteri atau
panglima TNI AD menelepon rekan sekabiet Drs Frans Seda. Dia memberikan
ide untuk menerbitakan koran yang bertujuan untuk membangkitkan semangat
republik bagi rakyat juga tentara untuk melawan pers komunis. Lalu Frans Seda
membicarakan ide tersebut kepada Ignnatius Josef Kasimodan rekan yang
memimpin majalah Intisari PK Ojong dan Jakob Oetama. PK Ojong dan Jakob
Oetama kemudian mengerjakan ide untuk membuat penerbitan koran. Semula
pemilihan namanya Bentara Rakyat, maksud dari nama tersebut untuk
1 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia,( Jakarta : Balai Litbang
Kemenag RI, 2010) h.149
37
menunjukan kepada masyarakat bahwa pembela rakyat yang sebenarnya bukan
PKI.
Pada kesempatan dinas yang dijalani oleh Frans Seda bertemu Presiden
Soekarno di Istana Merdeka. Sebelumnya Soekarno telah mendengar bahwa
Frans Seda akan menerbitkan sebuah koran lalu beliau menyarankan nama
Kompas, diharapkan nama tersebut memberikan arti. Maksud dari nama
tersebut adalah memberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan
rimba.
Pada proses mendapatkan izin terbit mengalami kesulitan karena PKI
dan kaki tangannya mengusai departemen Penerangan Pusat dan Daerah. Tahap
demi tahap rintangan dapat dilewati. Persyaratan terakhir untuk dapat terbit
adalah dengan melengkapi bukti 3000 orang pelanggan. Frans Seda tidak
kehabisan akal dengan berinisiatif mengumpulkan tanda tangan dari anggota
partai, guru sekolah, anggota-anggota koperasi Kopra Primer di Kabupaten
Ende Lio, Kabupaten Sikka , dan Kabupaten Flores Timur. Dalam waktu yang
singkat 3000 tanda tangan telah terkumpul dengan persyaratan tersebut surat
perizinan sudah dapat dikeluarkan. Pers PKI bereaksi keras dengan munculnya
Kompas sebagai media cetak.2
Perjalanan Harian Kompas menggapai kepercayaan pembaca nusantara
harus melalui serangkaian perjuangan panjang. Harian Kompas masih menyapa
pagi anda sekitar separuh abad berikutnya diisi dengan berbagai catatan
2 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia,( Jakarta : Balai Litbang
Kemenag RI, 2010) h. 153
38
pencapaian. Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat
di Jakarta. Kompas didirkan oleh PK. Ojong (Almarhum) dan Jakob Oetama,
tahun 28 Juni 1965. Mengusung semboyan “Amanat Hati Nurani Rakyat”,
Kompas diharapkan menjadi sumber referensi terpercaya, akurat dan
mendalam.3 Pada tahun tersebut semua surat kabar mempunyai afiliasi yang
jelas. Kompas berafiliasi dengan militer dan aktivis Khatolik, masih banyak
surat kabar yang berafiliasi dengan agama lain, seperti Sinar Harapan yang
dekat dengan Kristen Protestan. Selain itu juga koran Duta Masyarakat yang
berafiliasi dengan kelompok Islam tradisional, Nahdhtul Ulama (NU).
Harian Kompas pertama terbit empat halaman. Pada Kompas edisi
pertama memasang sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di
halaman pertama. Berita utama pada saat itu berjudul KAA Ditunda Empat
Bulan. Di halaman pertama pojok kiri atas tertulis nama Pemimpin Redaksi Drs.
Jakob Oetama, Staf Redaksi: Drs. J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel
Beding , Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan tik Hong, Th.
Ponis Purba, Tinon Prabawa, Eduard Liem.4
Semenjak Kompas pindah percetakan ke Masa Merdeka Jl. Sangaji, di
Jakarta yang sebelumnya dilakukan oleh Eka Grafika. Itu dikarenakan
percetakan yang lebih baik dan lebih cepat. Kompas mengalami meningkatan
oplag yang lebih baik, sebelumnya di Eka Grafika 4.800 exemplar melonjak
menjadi 8.003 exemplar. Pada 26 Juni 1967, oplag Kompas 30.650 exemplar.
3 Diakses 26 februari jam 14.00 WIB http://profile.print.kompas.com/produk/hariankompas/ 4 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia,( Jakarta : Balai Litbang
Kemenag RI, 2010) h.155
39
Setahun kemudian mencapai 44.000 exemplar. Dua tahun kemudiaa penjualan
Kompas mencapai 80.412 exemplar. Dari jumlah tersebut, sekitar 40% terjual
di Jakarta leih kurang 31.000, selebihnya beredar di luar Jakarta. Setelah tahun
1980 oplag Kompas mengalami perkembangan pesat hingga 600.000 pada
tahun 1986 selama sebulan. Sekarang rata-rata 500.000 exemplar (Senin-
Jumat), sekitar 600.000 di hari Sabtu-Minggu. Oplag terbesar dicapai pada
waktu ulang tahun Bung Karno ke 100 dalam edisi khusus.5
Kompas sempat dua kali dilarang terbit. Pertama, pada 2 Oktober 1965
ketika Penguasa Pelaksana Perang Daerah Jakarta Raya mengeluarkan larangan
terbit untuk semua surat kabar, termasuk Kompas, sebagai upaya agar
pemberitaan tidak menambah rasa bingung masyarakat terkait peristiwa
Gerakan 30 September yang tengah berkecamuk. Kompas terbit kembali pada
6 Oktober 1965. Pada 21 Januari 1978, Kompas untuk kedua kalinya dilarang
terbit bersama enam surat kabar lainnya. Pelarangan terkait pemberitaan seputar
aksi mahasiswa menentang kepemimpinan Presiden Soeharto menjelang
pelaksanaan Sidang Umum MPR 1978. Pelarangan bersifat sementara sampai
5 Februari 1978.6
Pada perkembangannya Harian Kompas menuju yang lebih baik. Kompas
telah memiliki jumlah pembaca yang banyak tentunya ini berkorelasi dengan
berkembangan yang positif. Kompas sebagai surat kabar terbesar maka
pendistribusian sebagai saluran komunikaso politik semakain besar pula
5 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia , h. 156 6 print.kompas.com/sejarah diakses 2 Februaru 2016
40
dampaknya. Apabila berhubungan dengan pengaruh kekuasaan Kompas
biasanya sering dijadikan salah satu cermin atau barometer dalam melihat
kehidupan sosial pilitik dan ekonomi masyarakatnya.
Berhubungan perbaikan kinerja Kompas dalam pemberitaan, Kompas
membuat tim Ombusman Kompas. Ini merupakan lembaga yang independen
yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang berasal dari luar media Kompas.
Tim ini bertugas mengevaluasi isi Kompas dan memberi saran perbaikan pada
manajemennya.7 Kompas telah berhasil menjadi media nasional yang terus
berkembang dan memperbaiki diri. Kompas juga berhasil meningkatkan jumlah
pelanggan di kalangan masyarakat kelas menengah perkotaan yang sedang
tumbuh.
B. Visi dan Misi Harian Kompas
Pada setiap media mempunyai tujuan dan arah untuk dijadikan dasar.
Media dalam pelaksaannya menerapkan visi dan misi yang telah mereka buat
dengan matang untuk dijadikan panduan. Semua wartawan dan orang yang
bekerja dalam sebuah media perlu paham dalam menjalankan panduan
tersebut. Pada tulisan di bawah logo Kompas berisi motto “Amanat Hati
Nurani Rakyat” ini merupakan gambaran dari visi dan misi harian Kompas
yang berusaha menyuarakan suara hati nurani rakyat.
Menurut Santoso dalam bukunya Sejarah, Organisasi dan Visi Misi,
Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan
7 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia, h.157
41
keterbukaan, meninggalkan perkotakan latar belakang suku, agama, ras, dan
golongan. Kompas lembaga terbuka, kolektif. Ingin ikut serta dalam
mencerdaskan bangsa. Kompas juga ingin menempatkan kemanusiaan sebagai
nilai tertinggi. Rumusan bakunya adalah “humanism transcendental”. “Kata
Hati Mata Hati” pepatah yang kemudian ditemukan, menegaskan sangatlah
empathy dan compassion. 8
1. Visi Harian Kompas
“Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi
perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan
bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.”
Dalam kiprahnya dalam industri pers visi Kompas berpartisipasi
membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui
prinsip humanisme transendental (persatuan dalam perbedaan) dengan
menghormati individu dan masyarakat adil dan makmur.9 Apabila
diuraikan sebagai berikut :
Pertama, Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan
terbuka. Kedua, Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-
kelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan, ekonomi.
Ketiga, Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif
dengan segala kelompok. Keempat, Kompas adalah koran nasional
yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa. Kelima,
8 F.A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi, . h.4. 9 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia, h.159
42
Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan
tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan
pemerintahan yang menjadi lingkungan.10
2. Misi Harian Kompas
Misi Kompas adalah mengantisipasi dan merespon dinamika
masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah perubahan
(Trend Setter) dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi
terpercaya. Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi
nomor satu dalam semua usaha diantara usahausaha lain yang sejenis
dalam kelas yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih
dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahan lain.
Pertama, Kompas memberikan informasi yang berkualitas
dengan ciri: cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.
Kedua, Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus
dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang
dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa
kehidupan dan kemanusiaan. Ketiga, kualitas informasi dan bobot
jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual yang penuh empati dengan
pendekatan rasional, memhami jalan pikiran dan argumentasi pihak
lain, selalu berusaha mendudukan persoalan dengna penuh
10 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia, h. 160.
43
pertimbangan tetapi kritis dan teguh pada prinsip. Keempat, berusaha
menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras.11
Dalam mewujudkan misinya, Kompas juga berusaha
mencerdaskan masyarakat agar timbul kepekaan terhadap lingkungan
sekitarnya dengan tulisannya. Kompas juga tidak pernah membuat
berita yang sensasional. Kompas tidak juga menggunakan bahasa yang
vulgar dalam pemberitaanya hanya sekedar untuk mengejar
keuntungan. Kompas juga ingin ikut bertanggung jawab dalam
mencerdaskan dan mendidik pembacanya menjadi humanis.
Untuk dapat realisasikan visi dan misi Kompas harus
memperoleh keuntungan dan usaha. Namun keuntungan yang dicari
bukan sekedar demi keuntungan itu sendiri tetapi menunjang
kehidupan layak bagi karyawan dan pengembangan usaha sehingga
mampu melaksanakan tanggung jawab sosialnya sebagai perusahaan.
C. Nilai-Nilai Dasar Harian Kompas
Seluruh kegiatan dan keputusan harus berdasarkan dan mengikuti nilai-nilai
sebagai berikut:12
1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat
dan martabatnya
2. Mengutamakan watak baik
3. Profesionalisme
11 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia, h. 160-161. 12 F.A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi, h.4.
44
4. Semangat kerja tim
5. Berorientasi pada kepuasan konsumen
6. Tanggung jawab sosial
7. Kita bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, dengan begitu kita
kan memberikan jasa yang memuaskan bagi pelanggan.
D. Struktur Organisasi Harian Kompas
PT. Kompas Media Nusantara adalah lembaga media massa, pemimpin
tertinggi adalah Pemimpin Umum, Pemimpin Umum dibantu oleh Wakil
Pemimpin Umum Bidang Non Bisnis dan Wakil Pemimpin Umum Bidang
Bisnis, kemudian ada Pemimpin Redaksi yang bertanggung jawab di bidang
redaksi, dan pemimpin Perusahaan yang bertanggung jawab di bidang bisnis.
Dibawah Pemimpin Redaksi ada Redaktur Pelaksana dan dibawahnya terdapat
Kepala Desk, Kepala Biro dan paling bawah adalah Reporter. Di bidang bisnis,
di bawah Pemimpin Perusahaan ada General Manajer Iklan dan dan General
Manajer Sirkulasi, serta General Manajer marketing communication. Di antara
dua bidang itu, ada bagian penelitian dan pengembangan, Direktorat SDM-
Umum, dan Teknologi informasi. Mereka sifatnya supporting dan di bawah
supervise Wakil Pemimpin Umum non bisnis, sementara untuk Pemimpin
Perusahaan disupervisi Wakil Pemimpin Umum bidang bisnis. Pembagian
dalam struktur organisasi ini, dimaksudkan untuk memudahkan pembagian
45
sistem kerja. Produk Kompas yang dihasilkan itu merupakan hasil kerja sinergis
dari unit-unit yang ada dalam struktur organisasi.13
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Harian Kompas14
13 Suf Kasman, Pers dan Pencitraaan Umat Islam di Indonesia, h.161. 14 Human Resources Departement Kompas, 2012
46
1. Struktur Redaksi Harian Kompas15
a. Pemimpin Umum : Jakob Oetama
b. Wakil Pemimpim Umum : Lilik Oetama,
Rikard Bangun
c. Pemimpin Redaksi/
Penanggung Jawab : Budiman Tanuredjo
d. Wakil Pemimpin Redaksi : Trias Kucahyono
Ninuk Mardiana Pambudi
James Lahulima
e. Redaktur Senior : St. Sularto
f. Redaktur Pelaksana : Mohammad Bakir
g. Wakil Redaktur Pelaksana : Rusdi Amral
Try Harijono
P.Tri Agung Kristanto
Sutta Dharmasaputra
h. Sekretaris Redaksi : Subur Tjahjono
Mohammad Nasir
E. Kebijakan Redaksional
Kebijakan redaksional menjadi arahan para jurnalis Kompas untuk turun
ke lapangan mencari bahan berita dan menjadi pertimbangan bagi dewan
15 Harian Kompas edisi 25 Oktober 2015
47
redaksi untuk menurunkan dan menjadi pertimbangan bagi dewan redaksi
untuk menurunkan tulisan, memilih sumber berita, menentukan judul berita,
menempatkan suatu berita, dan sejenisnya dalam setiap episode tulisan oleh
harian Kompas. 16 Kebijakan redaksional juga merupakan penjabaran dari
tujuan media yang mendasari dari langkah media dalam menyajikan
informasi.
Pada dewan keradaksian mereka sebelum membuat berita
melakukan rapat redaksi untuk menentukan berita yang akan diterbitkan.
Mereka bersama-sama membicarakan apa yang mempunyai nilai berita
yang lanyak untuk dijadikan berita. Dewan redaksi akan mencari bahan-
bahan tulisan dari wawancara, data lapangan, analisis pakar, dan
sebagainya. Nanti bahan-bahan tersebut akan diberikan redaktur untuk
diseleksi untuk dijadikan tulisan yang mencerminkan dari visi dan misi
harian Kompas.
1. Bidang Redaksi
a. Perencanaan
Dilaksanakan rapat pagi dalam merencanakan berita yang akan
dimuat, berdasarkan :
1. Adanya undangan acara yang diterima Kompas.
2. Peliputan berita yang diterapkan di tiap-tiap desk.
16 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia, h. 165.
48
3. Penepatan event tertentu, dimana dalam upaya pencarian berita
disesuaikan dengan aktualitas peristiwa yang terjadi.17
b. Pengorganisasian
Redaktur mengkoordinasi wartawan-wartawan untuk mencari dan
menulis berita sesuai dengan yang direncanakan dalam rapat pagi
dan menunjuk wartawannnya untuk mengerjakan tugas-tugas
pencarian berita tersebut.18
c. Pelaksanaan
Dilaksanakan rapat sore untuk menetapkan berita yang akan dimuat
dalam surat kabar dan membuat head line berita. Apabila data belum
lengkap maka akan ditambah atau dicari lagi. Setelah berita akurat,
berita disunting oleh desk sunting. Setelah disetujui, kemudian akan
disunting dalam bentuk lay out koran untuk dicetak. Dead line
ditetapkan pukul 23.00 . Percetakan dimulai pukul 01.00.
d. Pengevaluasian
Dilakukan evaluasi ditiap-tiap bidang redaktur, selain mengevaluasi
berdasarkan mmasukan dari pembaca yang menelpon atau
mengirimkan fax/email. Evaluasi akan dibahas pula dalam rapat
Rabu (rapat mingguan) sebagai dasar perencanaan yang juga akan
dibahas dalam rapat pagi. Evaluasi dilihat dari segi :
- Pencetakan susunan huruf dan kata-kata.
- Bentuk dan sususan berita pada setiap halaman.
- Isi beritanya
17 F. A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi, h.8. 18 F. A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi,, h.8.
49
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS TEKS BERITA
Bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian terhadap pemberitaan
satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada harian Kompas dengan
menggunakan analisis wacana milik Teun Van Dijk. Pada analisis ini terdiri atas
strukstur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Pada kaitannya pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla, harian Kompas menerbitkan edisi khusus dalam pemberitaan tersebut
selama dua hari. Peneliti meneliti lima judul yang terkait pemberitaan evaluasi satu
tahun Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Ini juga terkait pesan politik yang berusaha
disampaikan oleh jurnalis yang merupakan salah satu komunikator politik, karena
jurnalis adalah komunikator yang secara professional dan melembaga turut
mempublikasikan isu, opini dan fakta politik yang dapat diakses oleh masyarakat
luas. Mereka mempunyai cara yang khas untuk menghubungkan dengan khalayak.
Mereka berusaha menempatkan peristiwa pada agenda diskusi public.1
Lima judul yang akan diteliti ialah Menanti Realisasi dari Janji Jokowi –
Kalla dalam Nawacita, Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua,
1 Gun Gun heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik Suatu Pengantar,( Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h.18.
50
Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan, Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa
Sulit, Rapor Merah Bidang Ekonomi. Berikut hasil analisis lima berita tersebut:
A. Analisis Struktur Teks Berita
Pada analisis Teun Van Dijk mempunyai tiga tingakatan yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Pertama, struktur makro terdapat elemen
tematik yang bermakna global dari suatu teks yang diamati tema yang diangkat
oleh suatu teks. Kedua, superstruktur merupakan struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka teks. Pada superstruktur terdapat elemen
skematik yang membahas bagian dan urutan berita yang utuh, seperti
pendahuluan, isi dan penutup. Ketiga, struktur mikro merupakan makna wacana
yang diamati dari bagian keccil suatu teks. Pada struktur mikro terdiri dari
semantik (latar, detail, maksud, dan praangapan), sintaksis(koherensi dan kata
ganti), stilistik(leksikon), dan retoris(grafis).
1. Analisis Berita 1 Edisi 20 Oktober 2015, “Menanti Realisasi dari Janji
Jokowi – Kalla dalam Nawacita”
a. Struktur Makro Tematik
Pada struktur makro yang diamati adalah tematik. Struktur ini fokus
pada gagasan inti atau yang utama akan disampaikan suatu teks. Pada
tema utama juga didukung oleh sub topik agar lebih mendukung tema
yang disampaikan. Pada wacana Menanti Realiasasi dari Janji Jokowi-
Kalla dalam Nawacita, wartawan berusaha menyampaikan bahwa janji
kampanye pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tertuang
dalam Nawacita pada poin ke empat, tentang penegakan hukum yang
51
bebas korupsi, terpercaya dan bermartabat diragukan dapat terealisasi.
Pada wacana ini wartawan memberikan pernyataan-pernyataan tentang
pemerintahan Jokowi dan Kalla selama setahun tidak memenuhi
harapan publik. Seperti penunjukan Jaksa Agung HM Prasetyo yang
dari kalangan politisi, penunjukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri
yang tersangkut kasus korupsi, dan Presiden seakan-akan membiarkan
KPK diserang oleh polisi karena penetapan Budi Gunawan yang
tersandung kasus korupsi, dengan penetapan dua pimpinan KPK
menjadi tersangka Ini ditemukan pada paragraf kedua, ketiga, dan lima:
“Namun, keyakinan tersebut mulai dipertanyakan saat Presiden
menunjuk HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Sebab, meski pernah
menjabat Jaksa Agung Muda Pidana Umum, setelah pensiun,
Prasetyo menjadi Politikus Nasdem. Apalagi, sebelumnya, ada
pernyataan mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjayanto bahwa
Jaksa Agung yang dipilih adalah professional hukum yang
kredibilitas teruji.”2
“Presiden Menyodorkan Komisasaris Jenderal Budi Gunawan
sebagai calon Kepala Kepolisisan Negara RI ke DPR. Tak
berselang lama, KPK Menetapkan Budi Gunawan sebagai
tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi.”3
“Apalagi, belakangan, dua pemimpin KPK, Abraham Samad dan
Bambang Widjojanto, ditetapkan sebagai tersangka oleh Badan
Reserse Kriminal Polri.”4
Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dianggap tidak bisa
menyelesaikan masalah penegakan hukum yang melanda KPK,
merupakan salah satu janjinya yang tertuang dalam nawacitanya pada
saat kampanye.
2 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 3 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 4 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
52
b. Superstruktur ; Skematik
Skematik adalah bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan
dalam teks berita secara utuh,5 karena setiap wacana mempunyai alur
teks. Pada teks juga terdapat bagian teks yang terdiri dari pendahuluan,
isi, dan penutup. Ini berguna untuk membentuk kesatuan arti.
Pada pendahuluan dimulai dengan judul Menanti Realisasi dari
Janji Jokowi-Kalla dalam Nawacita dan dilanjut dengan lead:
“Di masa awal berkuasa, Presiden Joko Widodo sempat menuai
simpati saat menggunakan refrensi Komisi Pemberantasan Korupsi
dalam memilih calon anggota Kabinetnya. Publik meyakinkan,
langkah presiden ketika itu untuk memilih anggota kabinet yang
tidak memiliki catatan negatif soal korupsi.”6
Lead yang digunakan pada berita tersebut lead deskriptif, wartawan
berusaha menjelaskan awal pemerintahan Joko Widodo yang bersih dan
jauh dari korupsi, dengan dia memilih kabinetnya melalui saran KPK.
Ini berhubungan dengan judul di atas, cara tersebut merupakan salah
satu cara pemerintahan Joko Widodo untuk merealisasikan janji
kampanyenya.
Selanjutnya isi, pada bagian ini wartawan memaparkan capaian-
capaian penegakan hukum pada masa pemerintahan Joko Widodo yang
belum memuaskan. Seperti menampilkan data Indonesia Corupption
Watch (ICW) tentang kinerja aparat penegak hukum dalam menyidik
5 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.228. 6 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
53
kasus korupsi selama semester I 2015, aparat hanya mampu menaikan
50,6 persen dari total 2.447 kasus korupsi pada tahap penyidikan ke
penuntutan.7 Ini dinilai adanya penurunan dalam kinerjanya, yang
disebabkan oleh menurunnya kuantitas dan kualitas kasus korupsi yang
ditangani KPK. Kepolisian dalam setahun terakhir juga dinilai tidak
memuaskan dalam memberantas korupsi-korupsi besar. Mereka hanya
mampu menaikan satu kasus korupsi UPS yang sudah dilimpahkan ke
kejaksaan. Padahal kasus yang ada pada tahap penuntutan antara laian
penjualan kondensat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama dengan
Bp Migas, pembayaran elektronik, pengadaan mobil derek PT
Pelabuhan Indonesia II, dan program tanggung jawab sosial PT
Pertamina.8 Kinerja kejaksaan juga menjadi sorotan, ini juga dipaparkan
oleh wartawan. Bahwa kejaksaan juga sedang gencar dalam
memberantas tindak pidana korupsi dengan membentuk tim khusus
yang menangani korupsi yang beranggotakan 100 orang. Menurut
Prasetyo selaku Jaksa Agung, “Kejaksaan Agung telah menyidik 24
kasus baru pada 2015 dan 88 kasus tunggakan 2014.”
Pada bagian penutup, wartawan mengutip pernyataan pemerintah
“agar kebijakan pemerintah daerah dan pusat tidak bisa dipidanakan
7 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 8 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
54
begitu saja.”9 Ini membuktikan bahwa kemunduran, karena pemerintah
berusaha untuk tidak tersentuh. Tetapi kejaksaan minimbang ulang
dengan memunculkan Tim Pengawal Pengamanan Pembangunan
Pemerintahan Pusat dan Daerah. Pada kenyataannya seperti apa tim itu
bekerja, belum ada penjelasan rinci dari Kejaksaan Agung.
Berdasarkan analisis pada wacana ini, mulai dari pendahuluan, isi,
dan penutup. Wartawan menyusun strategi menyembunyikan informasi
yang penting itu bagian tengah tepatnya pada isi yang wartawan
paparkan adalah kemunduran dalam penegakan hukum pada masa
pemerintahan Joko Widodo . Lead hanya sebagai pembuka agar tidak
terlihat menyudutkan pemerintahan Joko Widodo.
c. Struktur Mikro (Semantik)
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi arti
yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan ke arah
mana pandangan khalayak hendak dibawa.10 Pada wacana ini latar
terdapat pada paragraf ke delapan dan sembilan :
“Komitmen Presiden joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla terhadap agenda pemberantasan korupsi, sebagaimana
tertuang dalam sembilan agenda prioritas Nawacita yang
dijanjikan saaat kampanye pemilihan presiden, pun dipertanyakan.
Poin ke empat dari Nawacita tersebut berbunyi, “Kami akan
meneolak negara lemah dengan melakukan reformasi dan sistem
9 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
10 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.235.
55
penegakan reformasi dan sistem penegakan hukum yang bebas
korupsi terpercaya, dan bermartabat.”
“Janji inilah yang dinilai publik belum terwujud dalam
setahun pemerintahan Jokowi-Kalla. Pengajar Sekolah TInggi
Hukum Indonesia Jentera, Bivitri Susanti, pun meragukan komitmen
pemerintah dalam pemberantasan korupsi.”11
Dengan latar tersebut, wartawan berusaha membawa khalayak
untuk mempertanyakan janji kampanye Jokowi dan Kalla yang
tertuang dalam Nawacita yang pernah dijanjikan. Pernyataan
tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari salah satu pengajar di
sekolah hukum yang juga meragukan komitmen pemerintah dalam
pemberantasan korupsi.
2. Detail
Detail merupakan salah satu elemen pengontrol informasi
dalam sebuah wacana. Komunikator akan memberikan informasi
secara rinci apabila itu menguntungkan baginya atau sebaliknya dia
akan mengurangi informasi tersebut apabila merugikannya.12
Wartawan memberikan data-data yang dapat dipertanggung
jawabkan. Seperti data kinerja penegakan korupsi yang menurun dan
capainnya. Indonesia Corupption Watch (ICW) tentang kinerja
aparat penegak hukum dalam menyidik kasus korupsi selama
semester I 2015, aparat hanya mampu menaikan 50,6 persen dari
11 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 12 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h. 238
56
total 2.447 kasus korupsi pada tahap penyidikan ke penuntutan.13
Kepolisian yang hanya berhasil mengririm satu kasus korupsi ke
kejaksaan. Capaian kejaksaan dalam menagani korupsi dengan
menyebutkan beberapa kasus yang ditangani kejaksaan, diantara
lain penyalahgunaan bantuan sosial dari APBD Cirebon degan
kerugian negara Rp 1,8 miliar; kasus pengadaan alat kontrasepsi di
Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dengan
kerugian Rp 4,4 miliar; kasus pengadaan alat kesehatan dan obat-
obatan di RSUD Raden Mahatter, Jambi.14
Wartawan berusaha mendeskripsikan secara detail informasi
tersebut agar para pembaca dapat menerima pemikiran wartawan
tersebut, yang berusaha mengkritik pemerintahan Jokowi dan Jusuf
Kalla.
3. Maksud
Pada elemen maskud adalah informasi lain yang berusaha
ingin disampaikan wartawan secara jelas atau tersembunyi. Pada
maksud wartawan ada di paragraf yaitu : “Dengan berbagai catatan
di seputar penegakan hukum selama setahun terakhir, kini publik
menanti realisasi dari janji pemberantasan korupsi pasangan
Jokowi-Kalla dalam Nawacita.”15
13 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 14 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 15 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15
57
Wartawan bermaksud untuk mengingatkan pemerintah masih
banyak hal yang harus dilakukan untuk penegakan hukum dan
mengajak masyarakat untuk menagih janji pemerintah dalam
mewujudkan Indonesia yang bersih dari tindak pidana korupsi.
d. Struktur Mikro (Sintaksis)
1. Koherensi
Koherensi adalah hubungan antar kalimat untuk
menggambarkan fakta yang berbeda agar berhubungan atau sebab
akibat. Pada pemberitaan ini ada koherensi yang menghubungkan
kejadian yang berbeda yaitu :
“Presiden tak sepenuhnya berada di belakang KPK ketika
lembaga anti rasuah itu diserang balik oleh polisi setelah
penetapan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai
tersangka.
Apalagi, belakangan, dua pemimpin KPK, Abraham Samad
dan Bambang Widjojanto, ditetapkan sebagai tersangka
oleh Badan Reserserse Kriminal Polri. Abraham Samad
disangka melakukan tindak pidana administrasi
kependudukan, sementara Bambang disangka
memerintahkan kesaksian palsu saat menjadi pengacara
dalam sengketa pemilihan kepala daerah di Mahkamah
Konstitusi.”16
Pada dua kalimat di atas menggunakan kata hubung “apalagi
dan belakangan.” Kata hubung tersebut bukan hanya
menghubungkan kalimat tetapi seakan-akan menghubungkan
kejadian penetapan tersangka pimpinan KPK oleh kepolisian,
16 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
58
terkesan bahwa kepolisian merasa terusik dengan penetapan
tersangka salah satu petinggi POLRI. Seperti kata “belakangan”
mengajak kepada pembaca untuk mengingat kembali kejadian
tersebut. Jarak yang juga terlalu berdekatan penetapan tersangka
Jendral Budi Gunawan dan penetapan dua pimpinan KPK, terkesan
diada-adakan.
2. Kata Ganti
Kata ganti merupakan alat oleh komunikator untuk
menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana dan seolah-
olah sikap komunikator merupakan sikap khalayak.17 Kata ganti
pada teks ditemukan pada kalimat : “ Janji inilah yang dinilai
publik belum terwujud dalam setahun peerintahan Jokowi-Kalla”
,”Dengan berbagai catatan di seputar penegakan hukum selama
setahun terakhir, kini publik menanti realisasi dari janji
pemberantasan korupsi pasangan Jokowi-Kalla dalam
Nawacita.”18 Kata “publik” pada kalimat tersebut mengatas
namakan masyarakat. Di sini wartawan menggunakan kepentingan
masyarakat, menunjukan ketidak puasan masyarakat terhadap
pemerintahan Jokowi dan JK yang belum mewujudkan janjinya.
Pada kedua masyarakat masih menunggu dari realisasi janji
pemerintahan Jokowi dan JK dalam pemberantasan korupsi.
17 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h. 235. 18 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
59
e. Struktur Mikro (Stilistik)
1. Leksikon
Leksikon merupakan pemilihan kata di antara berbagai
pemeilihan kata yang ada. Pemilihsn kata ysng mrnunjuksn
bagaimana pemaknaan seseorang terhadap realitas.19 Ini ditemukan
pada kalimat “Jokowi yang menjadi harapan baru bagi rakyat
Indonesia mulai sirna.” 20 Pada kata “sirna” tersebut menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia hilang tanpa bekas. Ini dinilai bahwa
harapan yang dipunyai oleh masyarakat telah hilang tanpa bekas,
anggapannya pemerintahan Jokowi benar-benar tidak mempunyai
harapan.
f. Struktur Mikro (Retoris)
1. Grafis
Grafis adalah bagian berusaha ditonjolkan dengan
membedakan ukuran, bentuk, warna, dan menampilkan gambar,
bentuk, grafik atau tabel. Itu berguna untuk mendukung dari arti
pesan tersebut agar dianggap benar.21 Pada elemen grafis wartawan
memasukan foto ada seseorang sedang menjelaskan slide data
tentang grafik modus yang dilakukan oleh tersangka korupsi tahun
2015 semester I. Ini menunjukan bahwa kasus korupsi di Indonesia
19 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.255. 20 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 21 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.257.
60
sangat menghawatirkan dengan modus penggelapan yang paling
sering dilakukan. Di bawah foto tersebut juga menampilkan caption
bahwa dari 169 kasus korupsi yang terjadi di sektor insfrastruktur
senilai Rp 821,1 triliun. Wartawan benar-benar ingin menunjukan
bahwa kasus korupsi di Indonesia sudah dalam tingkatan yang sudah
kritis yang mengrogoti harta negara.
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data
Menanti Realisasi dari Janji Jokowi – Kalla dalam Nawacita
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro Topik/ Tema Masa pemerintahan Presiden Joko
Widodo dianggap tidak bisa
menyelesaikan masalah penegakan
hukum yang melanda KPK, merupakan
salah satu janjinya yang tertuang dalam
nawacitanya pada saat kampanye.
Super Struktur:
Skematik
Skema Diawali dengan judul berita
-Lead berita
Lead yang digunakan lead deskriptif,
wartawan berusaha menjelaskan awal
pemerintahan Joko Widodo yang bersih
dan jauh dari korupsi, dengan dia memilih
kabinetnya melalui saran KPK. Ini
61
berhubungan dengan judul di atas, cara
tersebut merupakan salah satu cara
pemerintahan Joko Widodo untuk
merealisasikan janji kampanyenya.
-Isi berita
Wartawan memaparkan pencapaian dan
kemunduran pada lembaga-lembaga
penegakan hukum yang terjadi pada masa
pemerintahan dilengkapi oleh data.
-Penutup
Mengutip pernyataan pemerintah.
Strutur Mikro
Semantik
Latar Wartawan berusaha membawa khalayak
untuk mempertanyakan janji kampanye
Jokowi dan Kalla yang tertuang dalam
Nawacita yang pernah dijanjikan.
(Paragraf 8 dan 9)
Detil Wartawan memberikan data-data yang
dapat dipertanggung jawabkan. Seperti
data kinerja penegakan korupsi yang
menurun dan capainnya. (paragraph 9)
Maksud Wartawan bermaksud untuk
mengingatkan pemerintah masih banyak
hal yang harus dilakukan untuk penegakan
hukum dan mengajak masyarakat untuk
menagih janji pemerintah dalam
mewujudkan Indonesia yang bersih dari
tindak pidana korupsi. (Paragraf 21)
Struktur Mikro
Sintaksis
Koherensi Menunjukan sebab akibat Apalagi,
belakangan
Kata Ganti publik
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon sirna
Struktur Mikro
Retoris
Grafis Ditampilkan foto ada seseorang sedang
menjelaskan slide data tentang grafik
modus yang dilakukan oleh tersangka
korupsi tahun 2015 semester I.
62
2. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015 “ Wapres: Pemerintah Tak Bisa
Puaskan Semua”
a. Struktur Makro; Tematik
Tematik merupakan tema dari suatu teks yang menggambarkan yang
ingin disampaikan oleh wartawan. Tema yang ingin disampaikan dalam
berita ini bahwa pemerintah dalam satu tahun pemerintahan tidak dapat
memuaskan kemauan semua orang karena pemerintah harus mengambil
keputusan yang penting.
b. Suprastruktur ; Skematik
Skematik adalah bagian dari suprastruktur yang merupakan alur
teks. Alur teks ini mempuunyai bagian-bagian dalam teks yang
membentuk makna tertentu. Pada wacana terdapat bagian dari pembuka
sampai penutup yang berguna untuk menjelaskan kejadian dari sebuah
wacana.
Pada sebuah berita ada elemen paling terpenting yaitu lead. Pada
berita kali ini wartawan menggunakan quotetation lead “Wapres :
Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua”. Penggunaan lead tersebut bukan
serta merta atas kesengajaan tetapi ada maksud tertentu yang ingin
disampaikan oleh wartawan yang menulis berita ini. Pada penggunaan
kata “tak bisa puaskan semua” wartawan ingin menunjukan bahwa
pemerintah benar-benar tidak bisa memuaskan kemauan khalayak dan
berkonotasi negatif. Wartawan apabila ingin berkonotasi positif bisa
menggunakan kata “belum bisa”.
63
Pada berita ini berisi tentang wawancara khusus kepada Wakil
Presiden Jusuf Kalla. Wawancara ini lebih banyak bertanya tentang
pencapaian ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah. Wartawan
melakukan tanya jawab dengan Wakil Presiden tanpa rasa canggung
karena Wapres sesakali bersenda gurau untuk mencairkan suasana. Pada
sesi wawancara tidak ada pertanyaan yang berkesan menyudutkan.
Hanya pada bagian pertumbuhan ekonomi wartawan menanyakannya
sedikit mendalam sampai menanyakan efek dari penurununan
pertumbuhan ekonomi dan memperjelasnya.
“ Beberapa isu yang ada sekarang ini adalah terkait pertumbuhan
ekonomi kita yang berada di bawah target. Apa benar?”22
Lalu setelah Wakil Presiden menjawab dengan membenarkan
pertanyaan tersebut.
“ Satu persen di bawah target itu lumayan besar karena akan
menimbulkan maslaah lapangan kerja dan ketimpangan
kemakmuran. Bagaimana evaluasinya sekarang dan tahun depan?”23
Pada bagian akhir berita wartawan menanyakan sikap Wakil
Presiden terhadap persepsi media sosial yang pro dan kontra.
22 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15) 23 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
64
“ Persepsi di media sosial terhadap wapres ada yang positif, tetapi
juga ada yang tidak. Bagaimana Wapres melihatnya?24
Pada pertanyaan tersebut terkesan berimbang karena wartawan
mengawalinya dengan kata positif lalu melanjutkkan dengan tetapi juga
ada yang tidak.
Pada keseluruhan skema yang telah ditelaah bahwa wartawan agak
berimbang yang ditunjukan pada bagian isi dan penutup, tetapi pada
pembuka wartawan sedikit menyudutkan pemerintah dengan penggunaan
quotation lead. Seakan-akan pemerintah benar-benar tidak bisa
memuaskan kemauan masyarkat yang beragam.
c. Struktur Mikro ; Semantik
1. Latar
Latar merupakan hal penting karena hal ini dapat menentukan ke
arah mana pandangan khalayak akan di bawa. Pada wacana kali ini latar
yang akan disampaikan adalah betapa pentingnya tidak stabilnya
ekonomi Indonesia. Wartawan menanyakan tentang kestabilan dan
pentingnya ekonomi kepada pada Wapres.
“ Apakah kondisi sebelumnya dikatakan stabil?” dan “menurut
Wapres, yang terpenting sekarang adalah ekonomi?”25
24 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
25 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
65
Wapres pun menjawab pertanyaan tersebut, bahwa memang
ekonomi itu sangat penting untuk membangun negara dan Indonesia
sedang tidak stabil ekonominya.
2. Detail
Elemen detail adalah salah satu strategi wartawan untuk
menyampaikan maksudnya dengan cara yang implisit. Pada elemen ini
wartawan memberikan pertanyaan tentang keberanaran isu penurunan
pertumbuhan ekonomi lalu dilanjut dengan menanyakan efek dari
penurunan tersebut dan membandingkan pertumbuhan ekonomi kalah
cepat dengan pertumbuhan pertambangan dan mineral. Ini menandakan
bahwa pada pemerintahan Jokowi-Kalla belum bisa memberikan
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan memberi tahu kepada
masyarakat bahwa ini sangat berdampak pada kehidupan mereka seperti
pada berkurangnya lapangan kerja dan menimbulkan ketimpangan
kemakmuran. Ini ditemukan pada kutipan :
“Beberapa isu yang ada sekarang ini adalah terkait pertumbuhan
ekonomi kita berada di bawah target. Apakah benar?-- Satu persen itu
lumayan besar karean akan menimbulkan masalah pada lapangan kerja
dan ketimpangan kemakmuran. Bagaimana evaluasinya?-- Artinya
pertumbuhanya kalah cepat dibandingkan turunny pertambangan dan
mineral?”26
26 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
66
d. Struktur Mikro ; Sintaksis
1. Koherensi
Koherensi adalah pertalian antar kata atau kalimat agar terlihat
koheren atau berhubungan. Ada dua koherensi yang ditemukan pada
wacana ini. Pertama ,“persepsi di media sosial terhadap Wapres ada
yang positif. Tetapi, ada pula yang tidak.” Kedua, “salah satu upaya
peningkatan daya beli masyarakat, selain membuat harga pangan
terjangkau, juga pengucuran dana desa. Tetapi, kenyataannya tak
mudah.”27 Pada dua kalimat tersebut menggunakan kata hubung ‘tetapi’.
Kalimat yang pertama bahwa ada orang yang mengapresiasi pekerjaan
pemerintah atas kinerjanya selama setahun yang ditunjukan pada media
sosial dengan kata hubung ‘tetapi’ wartawan ingin menunjukan bahwa
tidak semua orang suka dengan pemerintah ada yang berpandangan
negatif. Kalimat yang kedua yang menjelaskan tentang usaha pemerintah
meningkatkan daya beli masyarakat dengan cara menurunkan harga
pangan dan memberikan dana desa. Kata ‘tetapi’ pada kalimat di atas
memberikan penekanan bahwa usaha tersebut belum cukup untuk
mengatasi masalah tersebut. Harus ada cara-cara lain lebih efektif untuk
mengentaskan masalah itu.
27 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
67
2. Kata Ganti
Elemen kata ganti merupakan elemen yang digunakan sebagai alat
memosisikan komunikator dalam wacana. Kata ganti yang terdapat pada
wacana ini adalah:
- “Kalau politik saya kira, kita berada pada suatu keadaan yang
jauh lebih stabil dibandingkan sebelumnya.”
- “Beberapa isu yang ada sekarang ini adalah terkait
pertumbuhan ekonomi kita yang berada di bawah target.”
- “Industrialisasi kita sempat terhenti pada 1998.”28
Kata ‘saya’ pada kalimat tersebut menggantikan posisi Wakil
Presiden Jusuf Kalla dan kata ‘kita’ perumpamaan bangsa Indonesia
yang sedang mengalami kejadian itu semua.
e. Struktur Mikri ;Stilstik
1. Leksikon
Leksikon adalah elemen tentang bagaimana penulis memilih kata
dari banyaknya perbendaharaan kata yang ada. Dalam pemilihan kata
tidak semata-mata karena kebetulan. Pada pemilihan kata dapat
mencerminkan ideologi penulis berita.
Pada elemen ini ada pada judul berita “Pemerintah Tak Bisa
Puaskan Semua.” Pemilihan kata ‘tak bisa’ ini seakan-akan pemerintah
tidak akan pernah bisa puaskan harapan dari masyarakat. Pemilihan kata
ini juga terkesan kurang baik. Ini bisa menimbulkan sikap pesimis
terhadap masyarakat.
28 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
68
Namun, masyarakat melihat ada gesekan di kabinet yang terbuka di
masyarakat.29 Kata gesekan bukan mengartikan arti yang sesungguhnya
melainkan adanya konflik yang terjadi di internal kabinet.
Industrialisasi kita sempat terhenti pada 1998.30 Maksud dari kata
Industrialisasi adalah usaha menggerakan dari bidang industry.
f. Struktur Mikro ; Retoris
1. Grafis
Grafis merupakan yang ditonjolkan pada teks, seperti huruf tebal
miring, garis bawah, gambar, caption tabel dan sebagainya yang
mendukung pesan yang ingin disampaikan dan mendapatkan
perhatian pembaca.
Penebalan pada lead berita, lead tersebut berisi pesan bahwa
apabila telah melewati masa sulit maka pemerintahan akan berjalan
dengan lancar. Ini sikap optimisme yang ditimbulkan oleh wartawan.
Pada teks berita ini ada tabel yang menunjukan sejumlah capain
dan proses percepatan pembangunan satu tahun pemerintahan
Jokowi-Kalla. Tabel tersebut menunjukan perbandingan dengan
pemerintahan setalah satu tahun dengan awal pemerintahan. Pada
tabel tersebut lebih banyak menunjukan kemajuan dari awal
pemerintahan sampai satu tahun pemerintahan. Seperti alokasi dana
29 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15) 30 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
69
untuk subsidi BBM dari 200 triliun dan dialihkan menjadi dana
belanja pusat dan belanja daerah. Penyerapan tenaga kerja yang
meningkat menjadi 12,31 persen dan masih banyak peningkatan pada
sektor lainnya. Wartawan dalam hal ini mengapresiasi pemerintah
dengan menunjukan data keberhasilan pemerintah dalam kinerjanya
dan memberitahukan kepada masyarakat tentang capaian pemerintah
tidak selalu negatif.
2. Metafora
Metafora meruapakan kiasan yang digunakan oleh wartawan
sebagai bumbu dalam berita. Ada beberapa kata kiasan yang
ditemukan pada berita ini:
- “ masyarakat melihat adanya gesekan di kabinet yang terbuka di
masyarakat”31
Kata ‘gesekan’ merupakan istilah dari dua benda yang
bersentuhan tetapi pada penempatan kata yang di kalimat tersebut
mempunyai makna lain yaitu orang yang sedang berkonflik satu
sama lain. Orang tersebut adalah oknum menteri di kabinet Jokowi-
Kalla.
31 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
70
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data
Wapres: Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro Tema/ Topik Pemerintah dalam satu tahun pemerintahan
tidak dapat memuaskan kemauan semua
orang karena pemerintah harus mengambil
keputusan yang penting.
Super Struktur:
Skematik
Skema -Lead
Wartawan menggunakan quotetation lead
“Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan
Semua”. Penggunaan lead tersebut bukan
serta merta atas kesengajaan tetapi ada
maksud tertentu yang ingin disampaikan
oleh wartawan yang menulis berita ini.
-Isi
berisi tentang wawancara khusus kepada
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Wawancara ini
lebih banyak bertanya tentang pencapaian
ekonomi yang telah dilakukan oleh
pemerintah.
-Penutup
Persepsi Wapres terhadap respon
masyarakat di media sosial.
Strutur Mikro
Semantik
Latar Wartawan menanyakan tentang kestabilan
dan pentingnya ekonomi kepada pada
Wapres. (paragraf 6)
Detail wartawan memberikan pertanyaan tentang
keberanaran isu penurunan pertumbuhan
ekonomi lalu dilanjut dengan menanyakan
efek dari penurunan tersebut dan
membandingkan pertumbuhan ekonomi
kalah cepat dengan pertumbuhan
pertambangan dan mineral. (paragraf 13)
Struktur Mikro
Sintaksis
Koherensi - Salah satu upaya peningkatan daya beli
masyarakat, selain membuat harga
pangan terjangkau, juga pengucuran dana
desa. Tetapi, kenyataannya tak mudah.
(paragraf 20)
- persepsi di media sosial terhadap Wapres
ada yang positif. Tetapi, ada pula yang
tidak. (paragraf 22)
71
Kata Ganti - Saya (5)
- Kita (9)
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon -Tak bisa
- Gesekan (8)
- Industrialisasi (13)
Struktur Mikro
Retoris
Grafis - Penebalan pada lead berita yang berisi
pesan optimis dari wartawan kepada
pemerintahan.
- Menampilkan data pencapain pemerintah
dalam satu tahun pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla.
Metafora - Gesekan
3. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015, “Pemberantasan Korupsi Jadi
Ganjalan”
a. Struktur Makro (Tematik)
Tematik adalah gambaran umum dari suatu berita yang ingin
diungkapkan wartawan. Gambaran umum pada berita juga biasa disebut
dengan tema. Setiap berita pasti mempunyai tema yang ingin disampaikan
kepada pembacanya. Biasanya juga tema bisa melihat bagaimana pandangan
wartawan dalam melihat suatu peristiwa.
Kaitannya pada berita ini wartawan ingin mengungkapkan bahwa
dalam setahun pemerintahan Jokowi-Kalla belum efektif dalam penegakan
hukum. Ini juga ditandai dengan mendapat respon yang negatif lebih besar
dari pada positif oleh masyarakat dalam penegakan hukum.
b. Suprastruktur ; Skematik
Pada sebuah wacana pasti mempunyai skema atau alur teks. Dalam
sebuah alur teks terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut disusun sedemikian rupa untuk membentuk kesatuan arti.
72
Pertama pendahualuan, berita ini dimulai dengan judul
“Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan”. Pada lead berita ini “ satu tahun
pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla, penilian publik dibayangi upaya
pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah kisruh dengan
Komisi Pemberantasan korupsi dan Kepolisian Negara RI, kini publik
dihadapkan pada polemik revisi undang-undang KPK. Meski demikian,
apresisasi publik terhadap konsolidasi antarlembaga penegak hukum tetap
tampak.”32
Pada judul berita dan why lead ini sangat perhubungan. Wartawan
menjelaskan sebab kenapa pemberantasan korupsi menjadi ganjalan pada
pemerintahan Jokowi-Kalla. Dia menjabarkan adanya kisruh Komisi
Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian Negara RI ini membuat
masyarakat menjadi resah karena terindikasi adanya pelemahan badan anti
rasuah tersebut. Wartawan juga ingin menunjukan bahwa pemerintahan saat
ini mulai menjauh dari tujuan saat kampanye yang ingin menguatkan Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam menumpas korupsi. Ini ditandai dengan
polemik revisi undang-undang KPK oleh DPR yang ingin mengebiri hak-hak
spesial yang dimiliki oleh KPK dalam memberantas Korupsi. Penggunaan
kata “ganjalan” pada judul ingin mengkritik pemerintah dan itu menunjukan
memang ada rintangan yang besar dalam menegakan pemberantasan korupsi.
Pada bagian isi wartawan kembali memaparkan tentang kurangnya
usaha pemerintah dalam memberantas korupsi. Ini dilihat dalam lembaga
penegakan hukum lain dalam pemberantasan korupsi. Ini bisa dilihat dari
kutipan di bawah ini:
“ Kasus yang ditangani oleh Kejaksaan Agung seperti kasus dugaan
korupsi penjualan kondensat, minyak, dan gas yang melibatkan SKK Migas
dan perusahaan swasta hingga kini belum terdengar perkembangannya. Hal
32 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
73
serupa terjadi dengan Polri. Kiprah kepolisian dalam menyeret koruptor ke
penjara tidak banyak terdengar.”33
Pada kaitan pemberantasan korupsi menjadi perhatian penting bagi
masyarakat. Wartawan menilai bahwa ini memicu keprihatinan publik karena
masih maraknya terjadi kasus suap dan jual beli kasus hukum oleh lembaga
penegakan hukum. Ini terlihat pada kutipan sebagai berikut:
“Keprihatinan terhadap korupsi dan jual beli kasus hukum
tampaknya begitu dalam mengingat cakupannya sangat masif.”34
Pada bagian penutup wartawan coba mengingat tentang penuntasan
kasus pelanggaran HAM yang masih terus terjadi hingga saat ini. Langkah
pemerintah dalam menyelesaikan kasus HAM masih dinilai belum nyata.
Masih terjadi kasus main hakim sendiri dan kekarasan untuk menyelesaikan
konflik. Kasus pelanggaran HAM masih berkutat dengan suku, agama, ras
dan antargolongan (SARA). Usaha pemerintah dalam membentuk tim
rekonsiliasi yang menggunakan jalur nonyudisial dinilai juga belum terlihat
hasilnya. Wartawan juga menilai bahwa penyelesian kasus ini ada pada
pencegahan, seperti pada kutipan ini:
“Meskipun beberapa waktu lalu pemerintah berinisiatif membuat
tim rekonsiliasi yang akan menggunakan jalur nonyudisial, belum tampak
langkah konkret yang ditempuh untuk memulai rekonsiliasi.”
“Sebaliknya, sejumlah kasus kekerasan terhadap korban
pelanggran HAM masih masa lalu justru terjadi kembali dibeberapa tempat.
Titik krusial penyelesaian kasus ini terletak pada pencegahan, agar tindak
kekerasan dan main hakim sendiri tidak terjadi berulang-ulang.”35
33 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15) 34 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15) 35 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
74
Berdasarkan dari skema yang dianalisis dari pembuka, isi dan
penutup. Wartawan menyampaikan kekurangan-kekurangan pemerintah
dalam menegakan hukum di Indonesia. Mulai dari terhambatnya
pemberantasan korupsi sampai pengentasan kasus pelanggaran HAM dan
respon masyarakat yang menurun. Hal ini bukan tanpa alasan, tetapi
wartawan ingin memberikan informasi kepada khalayak. Wartawan juga coba
mengingatkan dan mengkritik pemerintah dalam menegakan hukum di
Indonesia karena itu salah satu janji kampanye mereka. supaya pemerintah
juga melakukan tindakan-tindakan yang kongkret dan efektif penyelesaian
kasus hukum di Indonesia.
c. Struktur Mikro : Semantik
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang memengaruhi isi yang ingin di
tampilkan.36 Latar yang ingin sampaikan wartawan adalah selama satu
tahun pemerintahan Jokowi-Kalla banyaknya halangan dalam
menegakan hukum. Seperti adanya kisruh antara Komisi Pemberantasan
Korupsi(KPK) dan Kepolisian RI dan polemik revisi Undang-Undang
KPK. Hal ini terlihat di awal :
“ Satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, penilaian
publik dibayangi upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan
Korupsi. Setelah kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan
Kepolisian RI, kini publik dihadapkan pada polemik revisi Undang-
Undang KPK.”37
36 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.235 37 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
75
2. Detail
Detail merupakan informasi tambahan yang ditampilakan dan
dapat mendukung apa yang ingin disampaikan. Detail yang ingin
disampaikan oleh wartawan adalah publik masih ingat bahwa pemerintah
dan DPR sama-sama mendorong revisi undang-undang KPK kepada
pelemahan lembaga pemberantasan korupsi tersebut. Ini menyalahi janji
kampanye mereka yang tetap mendukung pemberantasan korupsi. Ini
membuat respon masyarakat menjadi kurang baik terhadap pemerintah.
Peningkatan prestasi penegakan anti korupsi oleh KPK belum diikuti
oleh lembaga hukum lainnya seperti Kejaksaan dan POLRI.
“Cukup tertanam di benak publik bahwa baik pemerintah dan
parlemen sama-sama mendorong revisi undag-undang KPK ke arah
pelemahan lembaga anti rasuah tersebut. Konsolidasi lembaga
penegakan hukum dan pemberantasan korupsi tersebut belum diiringi
prestasi membanggakan dari lembaga hukum lainnya.”38
d. Struktur Mikro : Sintaksis
1. Koherensi
Koherensi adalah penghubung antara dua kalimat yang
mengganbarkan fakta yang berbeda agar tampak koheren.39 Pada berita
ini ada koherensi yang ditemukan.
“Gambaran ini menunjukan penunurunan jika dibandingkan
dengan penilaian tiga bulan pertama pemerintahan.”
38 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15) 39 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011).
h.242
76
Pada kalimat di atas bahwa kata hubung jika digunakan sebagai
penekanan untuk membandingkan pada tiga bulan pertama dan setelah
satu tahun pemerintahan.
“Kasus yang ditangani Kejaksaan Agung seperti kasus dugaan
korupsi penjualan kondensat, minyak, dan gas yang melibatkan SKK
Migas dan sebuah perusahaan swasta hingga kini belum terdengar lagi
perkembangannya. Hal ini serupa terjadi dengan Polri. Kiprah
kepolisian dalam menyeret koruptor ke penjara tidak banyak terdengar.” 40
Pada kaitannya ini wartawan ingin memberitahukan bahwa dua
lembaga hukum yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama dalam
menegakan korupsi. Kejaksaan dalam menyelesaikan kasus korupsi SKK
Migas dinilai belum tuntas karena tidak ada perkembangannya dan Polri
belum bisa memenjarakan koruptor. Ini dianggap berhubungan karena
mereka sama-sama lembaga hukum. Kalimat tersebut dihubungkan
dengan “hal ini serupa” seakan-akan bahwa dua kejadian tersebut sama
dan saling berhubungan. Wartawan juga ingin mengkritik kepada dua
lembaga tersebut agar lebih serius dalam memberantas korupsi.
2. Kata Ganti
Kata ganti merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk
memosisikan komunikator dalam sebuah wacana. Kata ganti yang
digunakan dalam berita ini adalah :
- “ saat ini publik kembali disuguhkan polemik tentang revisi UU
KPK.”
- “Publik tampaknya masih menunggu janji Jokowi-Kalla untuk
tidak gentar mendorong pemberantasan korupsi.”
- “Pandangan ini sama-sama disuarakan oleh publik….”
40 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
77
- “Pemberantasan korupsi merupakan kunci penilaian publik
terhadap kinerja bidang hukum dalam setahun ini”41
Penulis berita banyak menggunakan kata ganti ‘publik’. Publik di
sini adalah masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Wartawan juga
memosisikan dirinya sebagai masyarakat Indonesia. Jadi, seakan-akan
wartawan ini memihak kepada masyarakat untuk menyampaikan
kegelisahan, kritik, dan saran terhadap pemerintah.
“Kecenderungan ini berbeda dengan yang terjadi pada
pemerintahan sebelumnya.”
Kata ganti sebelumnya itu merujuk pada pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla.
e. Struktur Mikro : Stilistik
1. Leksikon
Leksikon merupakan pemilihan kata dari pelbagai perbendaharaan
kata yang ada. Pada pemilihan kata bukan karena kebetulan terkadang ini
menunjukan ideologi sang penulis. Pemilihan kata dapat dilihat sebagai
berikut:
Apresiasi terhadap kinerja pemerintah hanya mencapai 46,5
persen.
Apresiasi berarti menghargai terhadap karya atau usaha
tertentu.
41 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
78
Mendorong revisi undang-undang KPK ke arah pelemahan
lembaga anti rasuah.
Revisi berarti meninjau kembali untuk memperbaiki atau
meubah.
Rasuah kata lain dari korupsi.
Namun, konsolidasi lembaga penegakan hukum dan
pemberantasan korupsi….
Konsolidasi bermakna memperkuat antar dua lembaga atau
lebih.
Apresiasi ini konsisten disuarakan lebih dari separuh bagian
responden.
Konsisten bermakna tetap tidak beubah-ubah.
f. Struktur Mikro : Retoris
1. Grafis
Grafis merupakan yang ditonjolkan pada teks, seperti huruf tebal
miring, garis bawah, gambar, caption, tabel dan sebagainya yang
mendukung pesan yang ingin disampaikan dan mendapatkan perhatian
pembaca dan mendukungarti penting suatu pesan.
Unsur grafis yang pertama muncul adalah penebalan huruf
pada lead berita. Wartawan menjabarkan kasus-kasus yang menghambat
pemberantasan korupsi yang membuat melemahnya penilaian publik
terhadap pemerintah. Lalu lead tersebut didukung lagi oleh unsur grafis
yang kedua. Wartawan menampilkan data grafik kepuasan terhadap
79
kinerja pemerintah menangani persoalan bidang hukum selama sepuluh
bulan. Pada grafik tersebut pada bulan Januari menunjukan kepuasan di
atas 59 persen, lalu sampai bulan Oktober mengalami penurunan sampai
46,5 persen. Ini menandakan pernyataan tersebut benar dan dikuat oleh
data survei yang telah dicantumkan. Bahwa masyarakat saat ini belum
puas atas kinerja pemerintah. Wartawan juga mencantumkan data survei
berdasarkan kelas sosial yang rata-rata tingkat ketidak puasannya diatas
55 persen.
Unsur grafis yang ketiga, kutipan yang cetak besar yang berada
pada tengah berita. Kutipan tersebut berisi “publik masih menunggu janji
Jokowi-Kalla untuk tidak gentar mendorong pemberantasan korupsi.”42
Pada kutipan tersebut sangat jelas pesan tersebut, bahwa pemerintahan
Jokowi-Kalla harus bisa menepati janjinya saat kampanye dalam
memberantas korupsi. Karena pemerintah menjadi tumpuan dalam
pemberantasan korupsi.
Unsur grafis yang keempat, ada dua kata yang diberikan tanda
kutip yaitu kegaduhan dan janji. Pada kata tersebut bukan menunjukan
artinya sebenarnya. Dimaksud dari kegaduhan dari berita tersebut adalah
ada kejadian tertentu yang mengakibatkan kegaduhan di masyarakat.
42 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
80
Lalu janji, janji di sini adalah perkataan Jokowi pada pidato-pidato yang
dianggap sebagai janji.
Tabel 4.3 Kerangka Analisis Data
Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro
Tematik
Tema/Topik Dalam kurun waktu setahun pemerintahan
Jokowi-Kalla belum efektif dalam
penegakan hukum.
Super Struktur:
Skematik
Skema - Dimulai dengan judul berita
- “ Satu tahun pemerintahan Joko Widodo-
Jusuf Kalla, penilian publik dibayangi
upaya pelemahan terhadap Komisi
Pemberantasan Korupsi. Setelah kisruh
dengan Komisi Pemberantasan korupsi dan
Kepolisian Negara RI, kini publik
dihadapkan pada polemik revisi undang-
undang KPK. Meski demikian, apresisasi
publik terhadap konsolidasi antarlembaga
penegak hukum tetap tampak.”
Pada judul berita dan why lead ini sangat
perhubungan. Lead tersebut menjelaskan
tentang bagaimana ganjalan pemerintah
dalam memberantas korupsi.
-Isi
Kurangnya usaha pemerintah dalam
memberantas korupsi.
-Penutup
Mengingatkan tentang penuntasan kasus
pelanggaran HAM yang masih terus terjadi
hingga saat ini
Strutur Mikro
Semantik
Latar Satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla, penilaian publik dibayangi
upaya pelemahan terhadap Komisi
Pemberantasan Korupsi. Setelah kisruh
antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan
Kepolisian RI, kini publik dihadapkan pada
polemik revisi Undang-Undang KPK.
(Lead)
81
Detail Cukup tertanam di benak publik bahwa baik
pemerintah dan parlemen sama-sama
mendorong revisi undag-undang KPK ke
arah pelemahan lembaga anti rasuah
tersebut. Konsolidasi lembaga penegakan
hukum dan pemberantasan korupsi tersebut
belum diiringi prestasi membanggakan dari
lembaga hukum lainnya. (paragraf 4)
Strutur Mikro
Sintaksis
Koherensi - Gambaran ini menunjukan penunurunan
jika dibandingkan dengan penilaian tiga
bulan pertama pemerintahan. (paragraf 2)
- …. hingga kini belum terdengar lagi
perkembangannya. Hal ini serupa terjadi
dengan Polri. Kiprah kepolisian dalam
menyeret koruptor ke penjara tidak
banyak terdengar. (paragraf 9)
Kata Ganti
- Publik
- Sebelumnya (16)
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon
- Apresiasi (1)
- Revisi (4)
- Rasuah(4)
- Konsolidasi(8)
- Konsisten ( 13)
Strutur Mikro
Retoris
Grafis - Penebalan huruf pada lead
- Menampilkan data grafik kepuasan
terhadap kinerja pemerintah menangani
persoalan bidang hukum selama sepuluh
bulan.
- Kutipan yang cetak besar yang berada
pada tengah berita.
- Ada dua kata yang diberikan tanda kutip
yaitu kegaduhan dan janji.
82
4. Analisis Berita Edisi 21 Oktober 2015, “Menjaga Kesejahteraan Sosial di
Masa Sulit”
a. Struktur Makro : Tematik
Tematik adalah gambaran umum dari sebuah teks biasa disebut juga
dengan tema. Tema yang ada pada berita ini adalah penurunan kepuasan
paling besar di bidang kesejahteraan sosial kepada masyarakat terhadap
pemerintahan Jokowi-Kalla selama satu tahun.
b. Suprastruktur : Skematik
Skematik merupakan elemen yang terdapat pada suprastruktur yaitu
skema. Pada sebuah wacana pasti mempunyai skema atau alur teks. Dalam
sebuah alur teks terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut disusun sedemikian rupa untuk membentuk kesatuan arti.
Pada bagian pertama pendahuluan, di berita ini tertulis judul
“Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit”. Lalu dilanjutkan lead “Sejak
awal program di bidang kesejahteraan sosial menjadi penopang didukung
publik kepada pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla. Program-program
kesejahteraan sosial dinilai paling menyentuh kebutuhan masyarakat.
Ketika ekonomi melambat dan bencana asap menghantam, kepuasan publik
terhadap kinerja di bidang ini berkurang sedikit.”43
Pada bagian pendahuluan ini wartawan memulai dengan judul
“Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit”. Wartawan menilai bahwa
43 Berita Berjudul Menjada Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15)
83
pada masa pemerintahan Jokowi-Kalla sangat sulit dalam menjaga
kesejahteraan sosial. Pada saat pemerintahan mereka banyak terjadi
gangguan stabilitas ekonomi dan bencana alam dan ini salah satu
penyebabnya. Ini harus dihadapi oleh pemerintahan pada masa sulit ini.
Dijelaskan pada lead tersebut bahwa kesejahteraan sosial merupakan salah
satu penopang popularitas pemerintahan Jokowi-Kalla, karena bidang
tersebut sangat berdampak langsung dengan masyarakat. Ini yang
menyebabkan turunnya kepuasan masyarakat terhadap pemerintah, karena
kurang sigap dalam menyelesaikan masalah kesejahtean sosial.
Pada bagian isi berita wartawan juga wartawan menguraikan secara
rinci sebab-sebab mengapa terjadi penurunan kepuasan. Seperti terjadinya
bencana asap selama dua bulan di Sumatera dan Kalimantan. Bencana ini
menyebabkan empat korban jiwa, tiga diantaranya adalah anak-anak.
Bencana ini juga menimbulkan dampak ekonomi yang sangat besar yang
diperkirakan sampai triliunan rupiah. Perlambatan pertumbuhan ekonomi
selama tiga bulan terakhir juga berdampak kepada masyarakat. Wartawan
juga menilai pembagian Kartu Keluarga Sejahtera dirasa kurang mampu
mengetasi masalah kemiskinan secara tepat sasaran. Karena kesejahteraan
sosial harus memberdayakan masyarakat agar masyarakat tidak bergantung
kepada bantuan pemerintah dan lebih kuat apabila terjadi krisis. Ini dapat
dilihat pada teks di bawah ini:
“Pendapat negatif itu dipicu oleh bencana asap yang telah
berlangsung selama lebih dari dua bulan terakhir. Dampaknya cukup parah
karena merenggut 4 korban jiwa, 3 orang di antaranya adalah anak-anak
84
serta meningkatnya jumlahnya penderita ISPA di Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Kerugian ekonomi pun diperkiraka triliuanan rupiah.”
“Pembagian Kartu Keluarga Sejahtera kepada15,4 juta keluarga
bisa jadi sudah dirasa kurang mampu sebagai upaya mitigasi kemiskinan
yang akurat. Publik memandang program kesejahteraan sosial harus
memberdayakan manusia agara masyarakat tidak sebatas bergantung
dengan jaminan sosial sehingga kehidupan masyarakat tak mudah goyah
meski dihantam krisis.”44
Terakhir pada bagian penutup berita. Wartawan menilai bahwa
pemerintah telah baik dalam menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial
walaupun ada penurunan. Wartawan juga mengapresiasi pemerintah karena
bisa bertahan dalam masa sulit. Masyarakat juga berharap bahwa masa yang
akan datang kesejahteraan sosial Indonesia akan lebih baik, dengan
mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pada keseluruhan skema wartawan berusaha meberitahukan
masalah dan menkritik pemerintah dengan menjabarkan kendala dan
masalah yang dihadapi oleh pemerintah pada bagian pembuka dan isi. Pada
bagian penutup wartawan mengkritisi pemerintah dan memberikan
apresiasi karena kinerja pemerintah yang telah dilakukan.
c. Struktur Mikro : Semantik
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang memengaruhi isi yang ingin di
tampilakan.45 Pada bagian ini wartawan ingin menampilkan bahwa
bidang kesejahteraan sosial adalah bidang membuat citra pemerintah
44 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15) 45 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.235
85
menjadi terlihat lebih baik. Sebab, bidang ini berhubungan langsung
dengan masyarakat berupa kebijakan-kebijakan yang membantu
masyarakat. Tetapi akhir ini mengalami penurunan citra karena adanya
masalah penurunan ekonomi dan bencana asap. Ini dapat ditemukan di
awal paragraf:
“Sejak awal, program di bidang kesejahteraan sosial menjadi
penopang dukungan publik kepada pemerintah Joko Widodo-Jusuf
Kalla. Program-program kesejahteraan sosial dinilai paling menyentuh
kebutuhan masyarakat. Ketika ekonomi melambat dan bencana asap
mengantam, kepuasan publik terhadap bidang ini berkurang sedikit.”46
2. Detail
Detail merupakan salah satu elemen pengontrol informasi dalam
sebuah wacana. Komunikator akan memberikan informasi secara rinci
apabila itu menguntungkan baginya atau sebaliknya dia akan
mengurangi informasi tersebut apabila merugikannya.47
Pada elemen ini wartawan memberikan informasi secara detail
mengenai sebab turunnya popularitas pemerintahan saat ini. Wartawan
mencabarkan tentang bencana asap yang melanda Pulau Sumatera dan
Kalimatan yang telah terjadi selama dua bulan terakhir ini. Bencana
tersebut telah berdampak langsung dengan meningkatnya pengidap
Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) dan adanya korban jiwa hingga
empat orang. Bencana asap ini juga diperkirakan menimbulkan kerugian
46 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15) 47 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h. 238
86
ekonomi sampai triliunan rupiah. Ternyata bencana ini juga terus
berulang secara bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian yang nyata.
Pernyataan ini dapat dilihat di paragraf di bawah ini:
“Pendapat negatif itu dipicu oleh bencana asap yang telah
berlangsung selama lebih dari dua bulan terakhir. Dampaknya
cukup parah karena merenggut 4 korban jiwa, 3 orang di
antaranya adalah anak-anak serta meningkatnya jumlahnya
penderita ISPA di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Kerugian
ekonomi pun diperkiraka triliuanan rupiah.”48
Dari penjelasan di atas bahwa wartawan menilai pemerintah
dinilai lamban dalam penyelesaian masalah tersebut karena hingga
timbulnya korban jiwa. Padahal masalah bencana asap adalah masalah
yang telah berlangsung berulang bertahun-tahun. Ini yang salah satu
penyebab turunnya popularitas pemerintah terhadap masyarakat.
Wartawan ingin mengkritik pemerintah dengan memberitahukan
kesalah-kesalan yang ada.
3. Praanggapan
Praanggapan meruapakan suatu pernyataan yang digunakan untuk
mendukung makna suatu teks. Praanggapan biasanya menggunakan
premis yang ini dijadikan landasan kesimpulan. Praanggapan yang
ditemukan pada berita ini adalah “bencana asap yang telah berlangsung
selama lebih dari dua bulan terakhir. Dampaknya sangat parah…….
kerugian ekonomi pun diperkirakan mencapai triliunan rupiah.”49
48 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15) 49 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15)
87
Praanggapan yang dibuat tersebut bertujuan untuk mendukung
pernyataan yang dipandang percaya sehingga tidak perlu dipertanyakan
lagi. Pada pernyataan di atas bahwa dari bencana asap tersebut telah
menimbulkan dampak sangat besar terhadapa kerugian ekonomi
mencapai triliunan rupiah. Tetapi itu sudah menjadi penguat tanpa
adanya data yang menghitung kerugian ekonomi secara jelas karena
wartawan hanya mengira-ngira saja.
d. Struktur Mikro : Sintaksis
1. Koherensi
Koherensi, merupakan jembatan antar kata atau kalimat dalam teks
yang terhubung agar terlihat koheren. Ada beberapa koherensi yang ada
pada berita ini. “Sumatera dan Kalimantan adalah tanah kaya sumber
daya, tetapi justru di sanalah persoalan kemiskinan keras disuarakan
publik.”50
Pada kalimat tersebut menggunakan kata hubung tetapi. Pada
pernyataan pertama menjelaskan bahwa Sumatera dan kalimantan
merupakan pulau yang kaya dengan sumber daya alam dengan kata
tetapi dihubungkan dengan masalah yang ada pada pulau tersebut terkait
dengan kemiskinan yang melanda. Wartawan ingin memberitahukan
bahwa itu merupakan ironi yang tak terelakan. Itu juga tanda bahwa
pemerintah tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.
50 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15)
88
Kemudian adanya koherensi yang lain yang terdapat pada kalimat
ini: “pendapat negetif itu dipicu oleh bencana asap yang telah
berlangsung selama dua bulan terakhir. Dampaknya cukup parah
karena merenggut empat korban jiwa.”51
Wartawan menilai bahwa pendapat negatif yang ditujukan oleh
pemerintah karena terjadinya bencana asap yang menimbulkan korban
jiwa. Padahal ini merupakan peristiwa yang terpisah tetapi menjadi
sebab akibat. Ini dapat dilihat dari kata hubung dipicu oleh yang
membuat dua fakta tersebut menjadi berhubungan satu dengan yang
lain.
2. Kata Ganti
Kata ganti merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk
memosisikan komunikator dalam sebuah wacana. Kata ganti yang ada
pada wacana ini adalah:
“Publik memandang program kessejahteraan sosial seharusnya
meberdayaan manusia…”52
Kata ganti publik merupakan pernyataan dari mayoritas pendapat
masyarakat Indonesia. Wartawan berusaha menyampaikan aspirasi
rakyat kepada pemerintahan.
51 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15) 52 Berita Berjudul Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit. h.4 (Kompas, Edisi
21/10/15)
89
e. Struktur Mikro : Stilistik
1. Leksikon
Leksikon merupakan pemilihan kata dari pelbagai
perbendaharaan kata yang ada. Pada pemilihan kata bukan karena
kebetulan terkadang ini menunjukan ideologi sang penulis. Pemilihan
kata dapat dilihat sebagai berikut:
- Responden yang berdomisili di provinsi-provinsi terdampak
asap mengungkapkan ketidakpuasan yang besar.
Kata berdomisili bermakna tempat tinggal tetap tidak berpindah-
pindah.
- Pembagian Kartu Keluarga Sejahtera kepada 15,4juta keluarga
bisa jadi sudah dirasa kurang mampu sebagai upaya mitigasi
kemiskinan yang akurat.
Kata Mitigasi bermakna penyelesaian masalah. Masalah di sini
adalah tentang kesenjangan sosial.
- Keruwetan prosedur masih dikeluhkan.
Kata keruwetan bermakna rumit atau sulit. Rumitnya di sini
adalah tentang prosedur pembuatan BPJS karena tidak
dipermudah.
f. Struktur Mikro : Retoris
1. Grafis
Grafis merupakan yang ditonjolkan pada teks, seperti huruf tebal
miring, garis bawah, gambar, caption, tabel dan sebagainya yang
90
mendukung pesan yang ingin disampaikan dan mendapatkan perhatian
pembaca dan mendukung arti penting suatu pesan.
Unsur grafis yang ditonjolkan pada berita ini ada empat grafik, yaitu:
a. Grafik kepuasan terhadap kinerja Kesejahteraan Sosial dari
Januari 2015-Oktober 2015
b. Grafik kepuasan terhadap kinerja kesejahteraan sosial
berdasarkan beberapa aspek selama Januari 2015-Oktober 2015
c. Grafik Kepuasan kinerja kesejahteraan sosial di pedesaan dan
perkotaan (Oktobber 2015)
d. Grafik kepuasan kinerja kesejahteraan sosial di berbagai wilayah
(Oktober 2015)
Pada grafik yang pertama dan kedua lebih menunjukan
penurunan kepuasan terhadap kinerja masyarakat. Ini menunjukan
bahwa adanya penurunan kinerja oleh pemerintah. Lalu pada grafik
yang ketiga, menunjukan bahwa penduduk pedesaan dan perkotaan
tingkat kepuasannya di atas 56 persen. Lalu pada grafik keempat,
yang mengalami respon yang negatif ada pada aspek mengatasi
kemiskina, karena ketiga wilayah tersebut kepuasan mereka berada
pada 34 persen ke bawah sedangkan aspek lain mencapai 50 persen
keatas. Ini menunjukan bahwa pemerintah dalam menyelesaikan
pemerintah belum memuaskan. Langkah-langkah pemerintah dinilai
juga belum tepat, harus ada kebijakan yang tepat sasaran agar bisa
menyelesaikan masalah kemiskinan.
91
Tabel 4.4 Kerangka Analisis Data
Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro
Tematik
Tema/Topik Penurunan kepuasan paling besar di
bidang kesejahteraan sosial kepada
masyarakat terhadap pemerintahan
Jokowi-Kalla selama satu tahun.
Superstruktur
Skematik
Skema - Dimulai dengan judul berita
- Dijelaskan pada lead tersebut bahwa
kesejahteraan sosial merupakan salah
satu penopang popularitas pemerintahan
Jokowi-Kalla, karena bidang tersebut
sangat berdampak langsung dengan
masyarakat. Ini yang menyebabkan
turunnya kepuasan masyarakat terhadap
pemerintah, karena kurang sigap dalam
menyelesaikan masalah kesejahtean
sosial.
- Isi
Pada bagian isi wartawan menguraikan
secara rinci sebab-sebab mengapa
terjadi penurunan kepuasan.
- Penutup
Penilaian bahwa pemerintah telah baik
dalam menyelesaikan masalah
kesejahteraan sosial walaupun ada
penurunan.
Struktur Mikro
Semantik
Latar Latar ini ingin menampilkan bahwa
bidang kesejahteraan sosial adalah bidang
membuat citra pemerintah menjadi
terlihat lebih baik. Sebab, bidang ini
berhubungan langsung dengan
masyarakat berupa kebijakan-kebijakan
yang membantu masyarakat. (paragraf 1)
Detail Wartawan memberikan informasi secara
detail mengenai sebab turunnya
popularitas pemerintahan saat ini.
(paragraf 3)
Praanggapan
Dampak dari bencana asap merugikan
ekonomi hingga triliunan rupiah.
(paragraf 3)
92
Struktur Mikro
Sintaksis
Koherensi - Sumatera dan Kalimantan adalah tanah
kaya sumber daya, tetapi justru di
sanalah persoalan kemiskinan keras
disuarakan publik. (paragraf 8)
- Pendapat negetif itu dipicu oleh bencana
asap yang telah berlangsung selama dua
bulan terakhir. Dampaknya cukup parah
karena merenggut empat korban jiwa.
(paragraf 3)
Kata Ganti - Publik
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon - Berdomisili (4)
- Mitigasi (7)
- Keruwetan (11)
Struktur Mikro
Retoris
Grafis Memunculkan empat grafik tentang
kepuasan kinerja kesejahteraan sosial.
5. Analisis Berita Edisi 21 Oktober 2015, “Rapor Merah Bidang Ekonomi”
a. Struktur Makro : Tematik
Tematik adalah gambaran umum dari sebuah teks biasa disebut juga
dengan tema. Tematik yang ingin disampaikan adalah permasalahan
ekonomi yang dihadapi pemerintahan selama satu tahun. Wartawan juga
ingin menyampaikan pencapaian pemerintah dalam bidang ekonomi
dengan respon yang ditumbilkan terhadap penilaian publik.
b. Suprastruktur : Skematik
Skematik merupakan elemen yang terdapat pada suprastruktur yaitu
skema. Pada sebuah wacana pasti mempunyai skema atau alur teks. Dalam
sebuah alur teks terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut disusun sedemikian rupa untuk membentuk kesatuan arti.
93
Bagian pertama pendahuluan, berita ini dimulai dengan judul
“Rapor Merah Bidang Ekonomi.” Pada penggunaan judul tersebut bahwa
ingin memberitahukan bahwa pemerintah dalam bidang ekonomi
mendapatkan nilai buruk, karena kata ‘rapor merah’ ini adalah isitilah yang
digunakan pada saat sekolah pada jaman dahulu apabila tidak mendapatkan
nilai yang memuaskan. Lalu dilanjutkan dengan lead, wartawan pada lead
telah menjelaskan pemasalahan ekonomi yang dihadapi pemerintahan
Jokowi-Kalla. Bahwa dengan melemahnya ekonomi global sangat
berdampak dengan perekonomian Indonesia. Ini berdampak dari
melonjaknya bahan pokok, melemahnya kurs Rupiah terhadap Dollar
Amerika, hingga menurunnya daya beli masyarakat. Pada penjelasan lead
tersebut dapat mendukung dan menguatkan judul tersebut.
Kedua bagian isi, wartawan secara rinci menjelaskan permasalahan
perokonomian Indonesia yang telah dijelaskan pada lead. Permasalahan
ekonomi pertama adalah pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Karena pada masa pemerintahan Jokowi-Kalla Rupiah pernah merosot
melebihi dari Rp 14.000. Ini berdampak kepada harga barang impor yang
masuk ke Indonesia. Ini juga berdampak dengan daya beli masyarakat,
karena beberapa barang kebutuhan rakyat ada beberapa yang diimpor. Jadi
ini berpengaruh kepada daya beli masyarakat. Wartawan tidak hanya
memaparkan persoalan ekonomi saja, tetapi dia juga memaparkan usaha-
usaha yang ditempuh pemerintah. Seperti mengalokasikan APBN-P sebagai
dana desa. Pemerintah juga memangkas subsidi BBM untuk dialihkan
94
sebagai dana pembangunan infrstruktur. Pemerintah meningkatkan
pembangunan infrastruktur dengan membangun waduk dan bendungan
dibeberapa kota.
Terakhir bagian penutup berita. Pada bagian ini wartawan secara
gamblang menjelaskan pemangkasan subsidi BBM yang dilakukan
pemerintah saat ini. Bahwa alokasi subsidi BBM pada saat ini hanya sekitar
17,9 juta kiloliter hingga tahun 2019. Ini berbeda dengan pemerintahan
sebelumnya yang subsidi BBM mendapai 40 juta kilo liter per tahun.
Pemerintahan saat ini bertujuan agar beban APBN tidak terlalu berat dan
subsidi BBM bisa dialihkan kepada infrastruktur. Wartawan juga
memberitahukan bahwa pemerintah mengeluarkan empat kebijakan yang
bertujuan untuk mengerem perlambatan ekonomi.
Seperti menurut Van Dijk, bahwa skematik merupakan strategi
wartawan untuk menyampaikan informasi tertentu dengan menyusun
bagian-bagian urutan tertentu.53 Walaupun wartawan memaparkan semua
tentang permasalahan dan kebijakan pemerintah. Ini merupakan salah satu
cara untuk menyampaikan informasi yang dianggap penting oleh wartawan.
Dengan mendahulukan kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh
pemerintah lalu menyampaikan kebijakan dan solusi yang dijalankan
pemerintah pada bagian akhir agar tidak terlihat.
53 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h 234
95
c. Struktur Mikro : Semantik
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang memengaruhi isi yang ingin di
tampilakan.54 Latar berita itu terletak pada lead berita. Wartawan
memaparkan masalah dan dampaknya. Dengan dikeluarkan kebijakan
ekonomi oleh pemerintah belum bisa memuaskan masyarakat.
“Dampaknya beragam, mulai dari melonjaknya harga kebutuhan
pokok, melemahnya kurs Rupiah terhadap Dollar AS hingga
menurunnya daya beli masyarakat. Namun, sejumlah kebijakan
ekonomi pemerintah belum mampu menahan laju penilaian negatif
publik.”55
2. Detail
Detail merupakan salah satu elemen pengontrol informasi dalam
sebuah wacana. Komunikator akan memberikan informasi secara rinci
apabila itu menguntungkan baginya atau sebaliknya dia akan
mengurangi informasi tersebut apabila merugikannya.56
Pada elemen ini wartawan memberikan informasi mengapa bidang
ekonomi yang dijalankan pemerintah mendapatkan respon negatif dari
masyarakat. Wartawan menyebutkan kendala-kendala ekonomi yang
54 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.235 55 Berita Berjudul Rapor Merah Bidang Ekonomi . h.3 (Kompas, Edisi 21/10/15) 56 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h. 238
96
dihadapi pemerintahan. Mulai dari kenaikan harga bahan pokok hingga
pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika.
d. Struktur Mikro : Sintaksis
1. Koherensi
Koherensi, merupakan jembatan antar kata atau kalimat dalam
teks yang terhubung agar terlihat koheren. Ada koherensi yang
ditemukan di berita ini
“Situasi global yang mengombang-ambingkan rupiah antara
lain dipicu ketidak pastian kapan dan seberapa besar bank sentral AS,
The Fed menaikan suku bunga acuan. Selain itu, devaluasi mata uang
Tiongkok, yuan, turut serta memperburuk nilai tukar mata uang
Indonesia.”57
Pada kedua kalimat tersebut menggunakan kata hubung selain
itu. Kedua kalimat tersebut merupakan kejadian yang berbeda tetapi
setelah menggunakan kata hubung menjadi koheren. Karena keduanya
ada hubungan penyebab dari rupiah menjadi melemah. Kata hubung
tersebut juga memberikan penekanan bahwa sebabnya tidak hanya satu.
2. Kata Ganti
Kata ganti merupakan cara yang digunakan komunikator untuk
memosisikan dirinya pada wacana. Kata ganti yang ada pada berita ini
adalah:
- Tekanan publik terhadap pencapaian pemerintah Jokowi-
Kalla di bidang ekonomi cukup berat.
57 Berita Berjudul Rapor Merah Bidang Ekonomi . h.3 (Kompas, Edisi 21/10/15)
97
- Kenaikan harga kebutuhan pokok dikeluhkan warga.58
Kata ganti publik dan warga dalam berita ini menggantikan
masyarakat Indonesia.
e. Struktur Mikro : Stilistik
1. Leksikon
Leksikon merupakan pemilihan kata dari pelbagai
perbendaharaan kata yang ada. Pada pemilihan kata bukan karena
kebetulan terkadang ini menunjukan ideologi sang penulis. Pemilihan
kata dapat dilihat sebagai berikut:
- Dipengaruhi oleh kinerja ekonomi domestik dan global, rupiah
berfluktuasi tajam.
Berfluktuasi adalah naik turunnya sesuatu. Naik turun disini
adalah nilai rupiah yang beubah-ubah secara drastis.
- Devaluasi mata uang Tiongkok
Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang secara sengaja
terhadap mata uang luar negeri.
- Selain depresiasi rupiah, kenaikan kebutuhan bahan pokok
dikeluhkan oleh warga.
Depresiasi adalah turunya nilai mata uang.
Giliran inflasi karena pengeluaran untuk sandang,kesehatan,
pendidikan, rekreasi dan olahraga lebih tinggi dari pada September 2015.
58 Berita Berjudul Rapor Merah Bidang Ekonomi . h.3 (Kompas, Edisi 21/10/15)
98
Inflasi adalah meningkatnya jumlah uang yang beredar dan cepat yang
mengakibatkan naiknya harga barang.
f. Struktur Mikro : Retoris
1. Grafis
Grafis merupakan yang ditonjolkan pada teks, seperti huruf tebal
miring, garis bawah, gambar, caption, tabel dan sebagainya yang
mendukung pesan yang ingin disampaikan dan mendapatkan perhatian
pembaca dan mendukung arti penting suatu pesan.
Wartawan menuliskan huruf tebal pada satu paragraph lead. Ini
merupakan hal penting untuk bisa memahami dari berita ini. Kedua
wartawan juga menampilkan grafik-grafik untuk mendukung
pernyataan-pernyataan yang telah disampaikan dalam beritanya. Seperti
menampilkan fluktuasi kurs rupiah dari 1998-2015. Lalu wartawan
manampilkan kutipan secara jelas dengan memberitakan ruang
tersendiri. “Pemerintahan Jokowi-Kalla juga tidak mau terbelenggu
beban subsidi bahan bakar minyak(BBM), premium dan solar.”59
2. Metafora
Metafora merupakan kiasan atau ungkapan yang digunakan
wartawan pada wacana. Pada berita ini wartawan menggunakan kiasan
hanya pada judul berita “Rapor Merah Bidang Ekonomi”. Kiasan
tersebut adalah rapor merah. Kiasan ini untuk menunjukan hasil yang
buruk terhadap kinerja pemerintah dan hasil yang buruk tersebut
59 Berita Berjudul Rapor Merah Bidang Ekonomi . h.3 (Kompas, Edisi 21/10/15)
99
dikiaskan dengan rapor merah. Wartawan ingin memberi tahukan bahwa
kinerja pemerintah mendapat rapor merah dari masyarakat.
Tabel 4.5 Kerangka Analisis Data
Rapor Merah Bidang Ekonomi
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro
Tematik
Tema/Topik Permasalahan ekonomi yang
dihadapi pemerintahan selama satu
tahun.
Superstruktur
Skematik
Skema -Diawali dengan judul berita
- Lead menjelaskan tentang
melemahnya ekonomi global
sangat berdampak dengan
perekonomian Indonesia. Ini
berdampak dari melonjaknya
bahan pokok, melemahnya kurs
Rupiah terhadap Dollar Amerika,
hingga menurunnya daya beli
masyarakat.
- Isi
menjelaskan permasalahan
perokonomian Indonesia dengan
lebih mendetail.
- Penutup
Menjelaskan pencapaian
pemerintah dalam bidang
ekonomi.
Struktur Mikro
Semantik
Latar Dampaknya beragam, mulai dari
melonjaknya harga kebutuhan
pokok, melemahnya kurs Rupiah
terhadap Dollar AS hingga
menurunnya daya beli
masyarakat. Namun, sejumlah
kebijakan ekonomi pemerintah
belum mampu menahan laju
penilaian negatif publik. (paragraf
1)
Detail Kendala-kendala ekonomi yang
dihadapi pemerintahan. Mulai dari
kenaikan harga bahan pokok
100
hingga pelemahan rupiah terhadap
dollar Amerika. (paragraf 4)
Struktur Mikro
Sintaksis
Koherensi Situasi global yang mengombang-
ambingkan rupiah antara lain
dipicu ketidak pastian kapan dan
seberapa besar bank sentral AS,
The Fed menaikan suku bunga
acuan. Selain itu, devaluasi mata
uang Tiongkok, yuan, turut serta
memperburuk nilai tukar mata
uang Indonesia. (paragraf 4)
Kata Ganti - publik (2)
- warga (5)
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon - berfluktuasi (4)
- Devaluasi(4)
- depresiasi (5)
- inflasi(6)
Struktur Mikro
Retoris
Grafis - Penebalan pada lead berita
-Menampilkan grafik-grafik
-Menampilkan kutipan tertentu
dengan memberikan ruang
tersendiri.
Metafora - Rapor merah
B. Kognisi Sosial
Pada analisis wacana Teun Van Dijk tidak hanya menganalisi teksnya
saja, tetapi ada poin lain yang harus dianalisa. Kognisi sosial adalah salah satu
poin analisa yang harus dilakukan pada teknih analisis ini. Pada pandangan Van
Dijk, bahwa kognisi sosial berhubungan dengan proses produksi berita. Ini
merupakan poin penting untuk memahami proses produksi dengan memahami
proses terbektuknya berita, karena proses produksi wacana itu menyertakan
101
suatu proses yang disebut dengan kognisi sosial.60 Pada proses terbentuknya teks
wartawan juga memasukan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan,
disimpulkan, dan dimaknainya. 61 Van Dijk memfokuskan analisis kognisi sosial
pada struktur mental, proses pemaknaan, dan mental wartawan untuk membantu
memahami sebagai bagian dari proses produksi berita.62
Untuk melakukan analisis ini peneliti melakukan wawancara langsung
terhadap narasumber. Narasumber tersebut Tri Agung Kristanto yang
merupakan Wakil Redaktur Pelaksana Koran Harian Kompas. Wawancara ini
dibutuhkan untuk meneliti kognisi sosial dalam pemberitaan tersebut. Peneliti
mewawancarai tentang pemeberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla. Hal yang melatarbelakangi berita ini muncul bukan hanya satu kali
tetapi momen ini juga dilakukan pemerintahan sebelumnya. Jadi ini merupakan
momen khusus yang dilakukan oleh Harian Kompas.
Pada kognisi sosial ini dihubungkan dengan produksi berita sehingga
berita itu dapat diterbitkan. Dalam hal ini Kompas dalam mempersiapkan liputan
khusus ini sebenarnya sudah mengulas tentang pemerintah dari tiga bulan, enam
bulan dan sembilan bulan pemerintahan. Ini tidak serta merta terjadi begitu saja.
Kompas telah memetakan tentang kemajuan dan kemunduran pemerintah dalam
periode tersebut, dan pada puncaknya adalah satu tahun pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla. Harian Kompas juga mempunyai rapat redaksi yang
dilakukan dua kali setiap harinya. Rapat pertama pada pukul 10.00 WIB, rapat
60 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h.16 61 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks, h.266 62 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks, h.267
102
ini untuk mengulas koran pada hari itu dan mempersiapkan materi untuk dibawa
ke rapat redaksi yang dilakukan pada sore hari. Rapat kedua pada pukul 16.00
WIB, ini dilakukan guna membahas tentang tata letak berita, menentukan berita
untuk esok hari dan siapa saja narasumber yang akan diwawancarai. Rapat ini
juga oleh Pemimpin Redaksi, Wakil Pemimpi Redaksi, Redaktur Pelaksan dan
wakil, serta editor-editor, tutur Tri Kristanto.63
Harian Kompas merupakan salah satu media nasional yang bertanggung
jawab menjadi media kontrol pemerintah. Pemberitaan ini juga berpengaruh
langsung terhadap kehidupan masyarakat dalam pelbagai bidang. Pemberitaan
ini begitu menarik untuk diikuti. Kompas mempunyai data tentang
perkembangan pemerintahan Jokowi dan JK dalam bentuk survey terhadap
masyarakat. Ini menurut pernyataan dari Wakil Redaktur Pelaksana:
“Ini merupakan momen khusus yang dibuat untuk mengingat satu tahun
Jokowi dan Jusuf Kalla dan ini berguna untuk melihat secara mendalam.
Ini biasa dilakukan oleh Kompas pada pemerintahan-pemerintahan
sebelumnya yang sedang berlangsung seperti pemerintahan SBY dan
Jusuf Kalla, dan pemerintahan SBY dan Boediono itu sebagai tanggung
jawab sebuah media kepada masyarakat melakukan fungsi kontrol
terhadap pemerintahan yang sedang berlangsung.”64
Pernyataan tersebut merupakan beberapa fungsi media terhadap masyarakat
yaitu memberikan informasi dan mobilisasi. Pada fungsi informasi adalah media
menyediakan informasi yang memberikan gagasan inovatif dan menciptakan
pertumbuhan baik dalam bidang ekonomi atau pada bidang lainnya. Pada fungsi
mobilisasi memiliki pengertian melakukan perubahan menggerakan sikap dan
63 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas), 14 Mei 2016. 64 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016.
103
perilaku yang diinginkan.65 Mobilisasi di sini bahwa Kompas ingin
mengingatkan pemerintah agar menjadi lebih baik melalui pemberitaannya dan
masyarakat pun ikut mendukung pemerintah menjadi lebih baik.
Harian Kompas menilai bahwa pemberitaan ini sangat penting dan
berpengaruh terhadap masyarakat. Jadi, Kompas berusaha memberikan laporan
tentang satu tahun pemerintahan Jokowi-Kalla dalam pelbagai bidang, mulai dari
bidang politik, ekonomi, perhubungan, pendidikan hingga sosial. Ini dinilai lebih
lengkap dibandingkan pemberitaan pada tiga bulan, enam bulan dan sembilan
bulan sebelumnya. Untuk bisa dapat melakukan penilaian dengan baik Kompas
mempunyai lembaga Litbang sendiri untuk melakukan penelitian dan pengkajian
terhadap pemerintahan. Data-data dari Litbang Kompas digunakan dalam
beberapa berita yang menyangkut tentang satu tahun pemerintahan, agar ini
dapat menjadi buktidan kekuatan dari berita tersebut.
“Bahwa tanggung jawab Kompas memberikan pemahamam kepada
masyarakat secara komperhensif tentang pemerintahan Jokowi dan Jusuf
Kalla selama satu tahun. Sekali lagi tanggung jawab media untuk
menyampaikan amanat hati nurani rakyat. Karena media cetak itu harus
hidup dalam posisi dia mempertahankan kualitas. Dia juga harus menjadi
refrensi dan kekuatan pada media cetak ada pada kualitas beda dengan
media lain seperti online dan elektronik. Itu bisa dilakukan dengan liputan
yang mendalam dan komperhensif.”66
Pernyataan di atas bahwa Harian Kompas menjadi media yang
menyampaikan hati nurani rakyat, coba memberikan berita yang mendalam
tentang pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Kompas merasa bertanggung jawab
65 Dr. Udi Rusadi, M.S., Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.32-33. 66 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016.
104
terhadap masyarakat untuk memberikan informasi dalam berbagai aspek yang
berkualitas dan mendalam melalui liputan khususnya, karena itu merupakan
salah satu fungsi media.
Kompas dalam memberitakan satu tahun pemerintah Jokowi dan JK. Dia
melakukan wawancara langsung terhadap Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Mereka
membuat jadwal dengan sedemikian rupa agar dapat bertemu dengan kepala
negara tersebut. Itu selalu dibicarakan di rapat redaksi. Dalam pemilihan
narasumber juga merupakan salah satu kekuatan dari sebuah pemberitaan. Itu
merupakan salah satu cara mempertahankan kualitas yang dimiliki oleh media
cetak. Selain wawancara Kompas juga melakukan jajak pendapat yang lebih
mendalam terhadap masyarakat.
Kompas beranggapan bahwa bukan tugas media untuk memaknai satu tahun
pemerintahan Jokowi dan JK. Karena menurut Sembilan elemen jurnalistik Bill
Kovach dan Tim Rosentil, media harus menjaga jarak yang sama terhadap
narasumber. Jadi, mereka memberikan makna dengan konteks penilaian
masyarakat bahwa pemerintahan satu tahun ini dan itu.67
Bahwa dalam pemberitaan ini Harian Kompas selalu berusaha objektif.
Media ini juga membicarakan tentang keberhasilan dan kekurangan. Karena
Kompas mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat. Ini tertuang pada
pernyataan Tri Agung:
67 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016.
105
“Tetapi Kompas menjadi bagian masyarakat yang mempunyai
tanggungjawab untuk mengingatkan jalannya pemerintahan ada kekurangan
dan sekaligus Kompas mengapresiasi pemerintahan jika mendapat
keberhasilan.”68
Harian Kompas merasa tidak mempunyai kepentingan terhadap siapa pun
kecuali terhadap masyarakat. Tidak adanya intervensi yang dialami dari pihak
partai Politik atau pemerintahan. Karena wartawan Kompas berada pada posisi
yang independen bukan netral. Mereka tetap mempunyai afiliasi politik dan
punya pilihan-pilhan tertentu bukan hanya dalam bidang politik. 69
Kompas dalam liputannya memberikan kekurangan dan keberhasilan yang
dilakukan oleh pemerintah Jokowi dan JK. Harian ini juga tidak mempunyai
tujuan politis yang bermaksud melemahkan atau memperkuat pemerintah
Jokowi dan JK. Media ini hanya melaporkan dinamika yang ada di masyarakat.
Mereka hanya ingin adanya perubahan yang baik untuk semuanya. Ini terpapar
pada pernyataan dari narasumber:
“Tetapi sekali lagi, kemudian tidak dengan tujuan politis untuk
memperlemah atau memperkuat pemerintahan Jokowi dan JK. Sebagai
media apa yang kita laporkan adalah apa yang kita tangkap di
masyarakat.”70
“Tentu saja apabila ada kekurangan kita berharap pemerintah melakukan
memperbaikinya. Tetapi apabila sudah baik dan tercermin dari laporan
masyarakat maka kita mengapresiasi dan itulah tugas media memberikan
68 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016. 69 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016. 70 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016.
106
apresiasi apabila ada baik dan memberikan masukan apabila ada yang
kurang.”71
Itu merupakan salah satu pesan yang disampaikan, agar pemerintah menjadi
lebih baik dan menjadi pendengar yang baik untuk menampung aspirasi dari
masyarakat.
C. Konteks Sosial
Pada analisis Van Dijk yang ketiga adalah analisis sosial. Wacana adalah
bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk
meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana
wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikontruksi di masyarakat. Analisis ini
berangkat dari pemikiran analisis ideologi memberikan perhatian aspek bahasa
di mana bahasa merupakan medium pemaknaan relasi dominasi.72 Titik penting
dari analisis ini adalah menunjukan bagaiman makna yang dihayati bersama,
kekuasaan sosial diproduksi lewat wacana dan legitimasi.73
Tentang satu tahun pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla. Ini merupakan
salah satu penantian masyarakat yang ingin mengetahui kinerja pemerintah
dalam satu tahun dinilai berhasil atau gagal. Joko Widodo dinilai sebagai orang
merakyat yang bisa mengambil simpati masyarakat hingga terpilih menjadi
presiden. Pada saat awal pemerintahan Jokowi yang dipasangkan dengan Jusuf
Kalla digadang-gadang akan membawa Indonesia menjadi lebih baik, karena
71 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas, 14 Mei 2016. 72 Dr. Udi Rusadi, M.S., Kajian media : Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori, dan
Metode, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015, h. 120. 73 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta : LkiS, 2011),
h. 271.
107
mereka berdua merupakan orang yang dieluh-eluhkan masyarakat karena
kejujuran dan kesederhanaannya.
Pada saat kampanye mereka berdua mengusung Sembilan agenda
prioritas yang juga dikenal dengan Nawacita. Ini isi dari Sembilan Nawacita
tersebut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar
negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan
pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional
dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan
memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi
melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja"
dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program
kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau
rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di
tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek
pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di
dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
108
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan
ruang-ruang dialog antarwarga.74
Nawacita tersebut salah satu yang menjadi patokan pemerintahan untuk
membuat Indonesia menjadi lebih baik. Masyarakat juga merasa optimis bahwa
pemerintahan Jokowi dan JK dapat melakukannya dengan baik.
Optimisme pada kala itu memang tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu
optimis itu mulai mengempis. Gejala ini terjadi pada sejumlah pemimpin
Negara, termasuk pada presiden Joko Widodo. Tingkat popularitasnya menurun
pada tahun pertama meski masyarakat bawah kepercayaan masih ada,
manajemen ekspetasi publik menjadi kunci. Masalah yang dihadapi pemerintah
tidak mudah. situasi ekonomi dihadapkan pada ketidak pastian global. Era
komoditas yang selama beberapa tahun menjadi penopang pertumbuhan
ekonomi mulai berakhir.
Selama satu tahun pemerintahan berjalan ternyata tidak berjalan dengan
mulus. Banyak kendala dan kasus yang terjadi pada saat pemerintahan Jokowi
dan JK. Seperti kasus kriminalisasi yang dialami oleh KPK. Ini terjadi karena
KPK coba menangkap Komisaris Jendral Budi Gunawan terkait kasus korupsi.
Ini dinilai bertepatan pada pengangkatan Komisaris Jendral Budi Gunawan
sebagai Kepala Polisi Republik Indonesia. Kasus ini dinilai mengganggu
kepolisian yang sedang mengangkat Kapolri baru, dengan cepat institusi itu
beraksi dengan menangkapi ketua-ketua KPK dengan sangkaan beberapa kasus.
74 “Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK artikel diakses 19 September 2016 dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK
109
Kejadian itu membuat KPK lumpuh sesaat. Ini dinilai mencedrai kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, karena KPK adalah lembaga independen yang
dipercayai oleh masyarakat untuk memberantas korupsi. Pemerintah dituntut
masyarakat agar cepat menangani kasus ini. Tak lama pemerintah menunjuk
Kapolri Badrodin Haiti sebagai Kapolri baru dan menunjuk pengganti Ketua
KPK sementara sampai masa periode jabatan saat itu habis. Kejadian itu juga
yang menyebabkan respon publik terhadap pemerintah menjadi menurun.
Karena pemerintah dinilai tidak dapat menegakkan hukum dengan baik.
Ada hal lain juga menyebabkan menurunnya respon publik terhadap
pemerintahan Jokowi dan JK. Pada kenyataannya bahwa Negara belum
sepenuhnya memberikan rasa aman terhadap masyarakat. Ini membuat
masyarakat menjadi resah dan tak tenang takut sewaktu-waktu terjadinya
konflik. Ini dikemukakan oleh Prof. Azyumardi Azra pada Harian Kompas :
“Tanpa perlu adanya penelitian, banyak warga merasakan Negara belum
hadir sepenuhnya untuk melindungi dan memberikan rasa aman. Kasus
semacam Tolikara dan Singkil memperlihatkan terjadinya gangguan
terhadap rasa aman para warga yang khususnya berbeda agama dan aliran”75
Ini merupakan isi yang sensitif, karena menyangkut tentang SARA.
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai banyak suku sudah terlalu
banyak kasus yang menyangkut tentang keberagaman. Pemerintah harus bisa
menyelesaikan kasus ini dengan cepat agar tidak terjadi di kemudian hari.
Pada perkembangan pemerintahan Jokowi dan JK, ini sangat menarik untuk
dikabarkan ke masyarakat agar mereka mengetahui apa yang telah terjadi selama
75 Azyumardi Azra, Setahun Nawacita Politik, Harian Kompas 20 Oktober 2015, h. 15.
110
ini. Ini merupakan salah satu tanggung jawab media bahwa yang memosisikan
sebagai kontrol sosial dan sebagai pemberi informasi. Media-media nasional
berlomba-loba dalam hal mengabarkan tentang satu tahun pemerintahan Jokowi
dan JK. Hampir semua media menempatkan pemberitaan ini pada head line
mereka. Ini dianggap penting karena berhubungan langsung dengan kehidupan
masyarakat.
Pada banyak kasus yang dialami oleh pemerintahan Jokowi dan JK.
Menurut Kepala Staf Presiden Teten Masduki bahwa ini bukan tahun untuk
memanen. Tetapi ini tahun berbenah.76 Pada kecenderungan respon masyarakat
yang menurun. Karena kebijakan pemerintah yang dinilai kurang populis, seperti
pemangkasan anggaran subsidi untuk BBM. Ini dinilai Staf Presiden bukan
saatnya, tetapi ini akan dirasakan pada tiga atau empat tahun yang akan
mendatang.
Kompas sebagai media nasional yang telah bertumbuh besar tidak akan
melewatkan pemberitaan ini. Kompas dari awal pemerintahan Jokowi dan JK
sudah mengikuti perkembangannya. Kompas melakukan survei-survei secara
berkelanjutan, ini agar mereka mengetahui kenaikan atau penurun respon
masyarakat terhadap pemerintah. Ini merupakan akses Kompas sebagai kontrol
sosial. Ini juga mempengaruhi kesan masyarakat melalui pemberitaannya.
Seperti yang dikatakn Tri Kristanto :
“Kompas kan selalu mengadakan survei yang berkelanjutan dalam melihat
pemerintahan Jokowi dan JK. Memang terlihat dampak, adanya naik turun
persepsi terhadap pemerintahan. Tetapi secara keseluruhan Kompas melihat
76 Satu Tahun Jokowi-Kalla, Harian Kompas 21 Oktober 2015, h.4.
111
apa yang berkembang di masyarakat kita mampu menagkap dinamika di
masyarakat.”77
D. Interpretasi Penelitian
Pada analisis yang telah dilakukan, bahwa peneliti mempunyai dasar teori
sebagai landasan pemikiran peneliti yaitu teori konstruksi sosial atas realitas yang
dikemukakan oleh Peter L.Berger dan Thomas Luckman. Ini merupakan suatu teori
yang menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana
individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas konstruksi yang dimiliki
dan dialami bersama secara subjektif.78 Realitas yang dimaksud adalah realitas
objektif, realitas simbolik, dan realitas subjektif.
Suatu proses pemaknaan yang dilakukan oleh setiap individu terhadap
lingkungan dan aspek di luar dirinya yang terdiri dari proses eksternalisasi,
internalisasi dan obyektivasi. Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia
sosiokultural sebagai produk manusia. Pada kondisi ekstrem dapat merubah nilai-
nilai semula dengan nilai yang diyakini kebenarannya. Obyektivasi adalah interaksi
sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses
institusionalisasi. Internalisasi adalah individu mengidentifikasi diri ditengah
lembaga-lembaga sosial dimana individu tersebut menjadi anggotanya. Jadi proses
internalisasi merupakan penafsiran langsung dari peristiwa yang dilakukan individu
secara subjektif dan bermakna subjektif pula. Pada pernyataan tersebut
77 Wawancara langsung dengan Tri Agung Kristanto (Wakil Redaktur Pelaksana Harian
Kompas), 14 Mei 2016. 78 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke-1, h. 193.
112
membuktikan bahwa realitas sosial tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
kehadiran individu.
Pada objek kajian yang diteliti adalah pemberitaan tentang satu tahun
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Peneliti akan lebih menfokuskan pada
proses internalisasi dan eksternalisasi pada bagian ini. Meskipun, pengaruh masih
sering terjadi dalam pengkontrukan wacana di sebuah media oleh faktor-faktor lain.
Seperti pada hirarki pengaruh, setiap tingkatan bisa mempengaruhi isi dalam
wacana untuk mencapai tujuan tertentu. Proses internalisasi itu sendiri adalah
pemahaman subjektif oleh individu melalui proses yang subjektif pula. Sebuah
realitas subjektif ini tercipta dari pemikiran si penulis atau wartawan dalam
kaitannya pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di
Harian Kompas.
Untuk mengetahui tentang pemikiran dari wartawan, peneliti melakukan
wawancara secara mendalam dengan P. Tri Agung Kristanto ia selaku Wakil
Redaktur Pelaksana Harian Kompas. Dalam menerbitkan suatu pemberitaan media
mempunyai kriteria tertentu apakah berita tersebut layak untuk diterbitkan itu
semua didiskusikan dalam rapat redaksi. Kaitannya pada pemberitaan ini ternyata
itu sudah dibicarakan sudah jauh-jauh hari dan melakukan survei-survei kepada
masyarakat, karena ini merupakan momentum penting dalam perkembangan
bangsa Indonesia. Pada pemerintahan sebelumnya Harian Kompas juga melakukan
hal yang sama seperti pemberitaan satu tahun Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
113
Harian Kompas mengakui bahwa dalam pemberitaannya tidak ada
pengaruh dari internal atau eksternal media. Dalam wawancara ini beliau
memaparkan bahwa wartawan tidak boleh menjadi anggota partai politik apapun.
Itu merupakan komitmen dari Harian Kompas. Mereka berada pada posisi
independen bukan netral tuturnya, karena setiap wartawan mempunyai pilihan-
pilihan tertentu dalam bidang politik. Jadi tidak ada intervensi atau tekanan dari
manapun.
Pada momen satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla,
Harian Kompas lebih banyak mengkritik pemerintahan seperti pada pemberitaan
Menanti Janji Realisasi dari Janji Jokowi-Kalla dalam Nawacita, Rapor Merah
Ekonomi dan Pemberantasan Korupsi Menjadi Ganjalan. Itu merupakan segelintir
bidang saja. Bidang tersebut dikritik oleh Harian Kompas karena mendapat respon
yang kurang baik dari masyarakat dan mengalami kemundurun atau tidak
tercapainya target. Itu dilakukan oleh Harian Kompas karena merupakan tanggung
jawab media dalam mengkontrol pemerintah seperti mengingatkan adanya
kekurangan dalam jalannya pemerintahan. Agar pemerintah melakukan perbaikan
kepada aspek yang kurang memuaskan.
Ekternalisasi adalah penyesuaian diri dengan sosiso kultural sebagai
produk manusia. Dalam proses mengekternalisasi itu berada pada realitas simbolik
yang berada di teks produk media. Kajian ini meneliti tentang pemberitaan satu
tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Bidang penegakan hukum
pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla terjadinya kisruh antara institusi POLRI
dan KPK, karena terjadinya pelemahan oleh POLRI terhadap KPK. Itu terjadi
114
karena penetapan tersangka terhadap salah satu petinggi POLRI. KPK juga
berusaha dilemahkan melalui revisi UU KPK oleh parlemen. Ini membuat publik
merasa gerah karena KPK merupakan lembaga yang sangat dipercaya oleh
masyarakat dalam memberantas korupsi. Itu dipertanyakan oleh masyarakat karena
pada saat kampanye Presiden Joko Widodo menyampaikannya janji dalam
sembilan nawacita. Salah satu poin dalam nawacita tersebut adalah tentang
pemberantasan korupsi. Itu tertuang pada poin keempat yang berbunyi “ kami akan
menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi dan system penegakan hukum
yang bebas korupsi, terpercaya, dan bermartabat.” Itu menjadi beban pemerintah
dalam penegakan hukum atas masalah yang sedang dihadapi.
Pada masalah bidang sosial ini juga mengalami kemunduran. Masalah
klasik adalah pengentasan kemiskinan. Ini merupakan masalah yang dialami juga
oleh pemerintahanyang sebelumnya. Ini juga menjadi pokok dalam pemerintahan
Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Selama satu tahun pemerintah ini belum mampu
menyelesaikannya. Padahal pemerintah telah mengeluarkan program andalan yaitu
Kartu Keluarga Sejahtera yang sudah dibagikan kepada 15,4 juta keluarga. Ini
dirasa kurang mampu dalam mengatasi kemiskinan. Bidang ini mengalami
hambatan karena adanya perlambatan ekonomi sebagai salah satu pemicunya.
Masalah bidang sosial tidak hanya kemiskinan tetapi juga terjadinya bencana asap
di Sumatra dan Kalimantan yang menimbulkan kerugian yang cukup besar dari segi
ekonomi dan kesehatan. Banyak yang terjangkit ISPA akibat bencana ini. Ini juga
menjadi masalah yang haruss diselaikan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla.
115
Bidang ekonomi juga mengalami kelesuan pada pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla satu tahun ini. Pelemahan ekonomi global juga berdampak
pada perkonomian Indonesia. Kurs mata uang Indonesia mengalami pelemahan
terhadap dollar, melonjaknya harga bahan pokok dan menurunnya daya beli
masyarakat. Ini merupakan dampak berantai dari pelemahan ekonomi. Pemerintah
juga telah berupaya dengan memunculkan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi
pelemahan ekonomi, tetapi cara ini belum mampu untuk mengatasinya.
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla lebih focus pada pembangunan jangka
panjang dan menengah dengan mengurangi subsidi BBM mengalihkan ke belanja
yang lebih produktif dan melakukan pembangunan infrastruktur.
116
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan analisis mulai dari teori, gambaran
umum dan menganalisis menggunakan teknik wacana Teun Van Dijk,
penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan dari segi teks, kognisi
sosial dan konteks sosial yaitu:
1. Teks
Mulai kelima berita yang penulis analisis, Harian Kompas
mengulas kekurangan pemerintah selama setahun dan tak lupa Harian
Kompas mengulas hal-hal yang positif mengenai pencapaian
pemerintah selama satu tahun. Kompas lebih menonjolkan bahwa
kinerja pemerintah tidak mencapai target yang diinginkan oleh
masyarakat. Pemerintah dianggap gagal dibeberapa bidang. Pemilihan
kata pada wacana tersebut juga berfariasi dengan menggunakan kiasan,
seperti penggunaan kiasan pada judul berita “Rapor Merah Bidang
Ekonomi”. Kata tersebut berkonotasi negatif yang berarti laporan yang
buruk. Wacana tersebut juga diperkuat oleh data-data survei yang
dilakukan oleh Lembaga Litbang untuk menyakinkan kepada pembaca.
117
2. Kognisi Sosial
Bahwa pemberitaan satu tahun pemerintahan Jokowi dan JK telah
melewati proses produksi berita yang panjang dengan persiapan-
persiapan yang telah disiapkan jauh-jauh hari. Kompas telah
memerhatikan pemerintah dari awal sampai satu tahun, itu yang
dijadikan modal untuk pemberitaan ini. Harian Kompas dalam
menerbitkan berita sadar betul apa yang dia tulis. Bahwa berita tersebut
banyak mengkritik pemerintahan. Kompas mengkritik pemerintah
bukan tanpa alasan, media tersebut beranggapan bahwa mereka
mengemban tanggung jawab dari masyarakat sebagai kontrol sosial.
Kompas juga memberitakan secara komprehensif tanpa adanya
keberpihakan terhadap pemerintah atau suatu partai politik.
3. Konteks Sosial
Dalam konteks sosial melalui wacana ini Kompas mengharapkan
adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Kompas menjadi bagian
masyarakat yang mempunyai tanggung jawab untuk mengingatkan
jalannya pemerintahan ada kekurungan dan sekaligus Kompas
mengapresiasi pemerintahan jika mendapat keberhasilan.
Kompas sebagai media yang tidak hanya memberikan informasi
tetapi juga sebagai kontrol sosial. Diharapkan bahwa melalui wacana
ini, agar pemerintah dapat memperbaiki ke depannya. Masyarakat juga
ikut mendukung pemerintah supaya menjadi lebih baik.
118
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, penulis memberikan saran terhadap
Harian Kompas dan mahasiswa, sebagai berikut:
1. Harian Kompas dalam kaitannya dalam pemberitaan satu tahun
Joko Widodo dan Jusuf Kalla dapat memberikan masukan
kepada pemerintah yang lebih mendalam agar terjadinya
perbaikan kedepannya, karena Kompas sebagai control sosial
dan perpanjangan lidah masyarakat.
2. Harian Kompas sebagai media nasional yang besar dan
refrence of papers harus terus independen dalam
pemeberitaannya dan mengutamakan kualitas.
3. Semoga para mahasiswa lebih tertarik terhadap dunia
perpolitikan bukan membencinya, dengan kita terlibat dalam
politik maka dapat memajukan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Barus , Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita.
2010.Jakarta:Erlangga.
Bungin ,Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. 2008. Jakarta: Kencana.
. Sosiologi Komunikasi. 2006. Jakarta: Kencana.
Chaer , Abdul, Bahasa Jurnalitik. 2010. Jakarta : Rineka Cipta.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media. 2001. Yogyakarta :LKiS.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. 2013 Jakarta:
Bumi Aksara.
Heryanto, Gun Gun dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Suatu Pengantar.
2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Idrus , Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. 2009. Jakarta :Erlangga.
J Severi, Werner dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa. 2008. Jakarta: Kencana, 2008
Kasman, Suf. Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia. 2010. Jakarta :
Balai Litbang dan Diklat Kementrian Agama.
Kriyantono , Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2008. Jakarta : Kencana.
L. Rivers, Wiliam, dkk. Media Massa dan Masyarakat Modern. 2003. Jakarta :
Prenada Media.
Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. 2010. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
.Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. 2014. Jakarta : Kencana.
Mulyana , Deddy dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-contoh
Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. 2007. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Noor , Juliansyah. Metodelogi Penelitian. 2011 Jakarta : Kencana.
Rusadi, M.S, Dr. Udi . Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan
Metode. 2015. Jakarta: Rajawali Pers.
Santan K , Septian Jurnalisme Kontemporer. 2005. Jakarta : Obor Indonesia.
Subiakto,Henry dan Rahmah Ida. Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi.
2012. Jakarta: Kencana.
Tebba ,Sudirman. Jurnalistik Baru. 2005. Ciputat : Kalam Indonesia.
Thayrun ,Yon. Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker. 2012. Jakarta : Noura
Books.
W. Jorgensen, Mariane dan Louise J Philips, Analisis Wacana Teori dan Metode.
2010. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Makalah dan Koran
F.A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi,
Human Resources Departement Kompas. 2012
Harian Kompas edisi 25 Oktober 2015
Harian Kompas edisi 20 Oktober 2015
Harian Kompas edisi 21 Oktober 2015
Internet
http://nasional.kompas.com/read/2014/09/18/18542121/Ini.Hasil.Monitoring.ICW.terhad
ap.Laporan.Dana.Kampanye.Prabowo-Hatta.dan.Jokowi-JK. Diakses 03 Maret 2016
http://profile.print.kompas.com/profil/
http://profile.print.kompas.com/produk/hariankompas/
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jok
owi-JK
LAMPIRAN
1. Apakah rubrik pemberitaan satu tahun pemerintahan Jokowi dan JK itu baru atau
sebelumnya sudah ada?
Jawab : ini merupakan momen khusus dan bukan rubrik tetap yang dibuat untuk mengingat
satu tahun Jokowi dan Jusuf Kalla dan ini berguna untuk melihat secara mendalam. Ini
biasa dilakukan oleh Kompas pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yang sedang
berlangsung seperti pemerintahan SBY dan Jusuf Kalla, dan pemerintahan SBY dan
Boediono itu sebagai tanggung jawab sebuah media kepada masyarakat melakukan fungsi
kontrol terhadap pemerintahan yang sedang berlangsung. Untuk bisa melakukan penilaian
dengan baik Kompas mempunyai lembaga Litbang, kemudian kompas melakukan
pengkajian dan penelitian menggunakan Litbang. Secara khusus memberikan banner satu
tahun pemerintahan Jokowi dan JK. Ini juga bukan rubrik khusus melainkan liputan
khusus, itu sama juga melakukan liputan khusus “Tambora menyapa dunia” dan pesona
festival Tambora. Kita mengambil momen satu tahun pemerintahan Jokowi dan JK pada
liputan ini.
2. Apabila ini bukan rubrik khusus apakah sama dengan rubrik Politik dan Hukum?
Jawab : ini merupakan bagian politik dan hukum, karena penempatannya pada halaman
rubrik politik dan hukum dan yang bertnggung jawab pada liputan khusus ini adalah desk
politik dan hukum.
3. Berapa hari liputan khusus ini diterbitkan?
Jawab : liputan ini dikeluarkan tiga hari secara berturut-turut yaitu 19,20, dan 21 oktober.
4. Bagaimana proses penentuan berita yang layak terbit untuk liputan khusus ini?
Jawab : Kita sebelumnya sudah melakukan garapan terlebih dahulu dan survei. Melakukan
wawancara dan mengupayakan wawancara dengan presiden dan wakil presiden untuk
melihat apa yang terjadi. Kita sudah melakukan rapat-rapat yang mana dijadikan laporan
khusus pada waktu itu. Kita juga sudah menyiapkan beberapa kriteria yang sudah disiapkan
sejak awal dan itu yang akan kita lakukan untuk membuat laporan khusus satu tahun
pemerintahan Jokowi dan JK.
5. Sudah berapa bulan untuk mempersiapkan liputan khusus ini?
Jawab : panjang ya, survei-survei sudah dilakukan dua sampai tiga bulan sebelumnya.
Jangan lupa, sebelumnya pemerintahan Jokowi dan JK kita sudah melakukan penilaian
pada tiga, enam, sembilan bulan, dan puncaknya adalah satu tahun. Jadi itu bukan hal yang
mendadak. ini yang hal terencana untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan
sekaligus memposisikan ini tugas media sebagai alata kontrol kepada pemerintah dan
tentunya kepada masyarakat. Itu yang kita lakukan.
6. Bagaimana peran redaktur dalam pemberitaan ini?
Jawab : kita melakukan perencanaan dalam rapat redaksi dan editing berita-berita yang
dikeluarkan.
7. Apakah ada pengaruh dari luar atau dari dalam?
Jawab : kami di Kompas, wartawan tidak boleh menjadi anggota partai politik sama sekali.
Jadi kami tidak mempunyai kepentingan politik apapun. Jika ada yang menjadi partai
politik maka wartawan tersebut harus mengundurkan diri dari Kompas. Itu komitmen kita
di Kompas. Tidak ada seorang pun wartawan di Kompas yang merangkap sebagai anggota
partai politik. Kami semua berada di posisi independen bukan netral, karena setiap
wartawan mempunyai afiliasi dan mempunyai pilihan-pulihan tertentu bukan hanya dalam
bidang politik. Ketika kita berbicara tentang Kompas sama sekali tidak ada intervensi dari
partai politik atau dari pemerintahan. Laporan-laporan evaluasi pemerintahan Jokowi dan
JK setahun. Itu adalah bagian dari kerja jurnalistik, kerja sebagai wartawan. Tanggung
jawab media itu kepada masyarakat, kepada kebenaran dan tanggung jawab media
memberikan masukan, apresiasi juga kepada pemerintah yang sedang berlangsung.
Kami sejak tanggal 19 Oktober melakukan survei kepada masyarakat yang
dilakukan oleh Litbang Kompas tentang kinerja kabinet dinilai berimbang. Kemudian kita
juga membicarakn konsolidasi politik sebagai tumpuan. Kita melakukan pemberitaan
secara komperhensif, karena Kompas melakukan pemberitaan dari segala sisi dari
perhubungan, politik, ekonomi, pendidikan, masih banyak lagi. Jadi, kami mencoba
komperehensif dan ini jauh lebih lengkap dari evaluasi yang tiga bulan, enam bulan dan
sembilan bulan. Ini menunjukan bahwa tanggung jawab kompas memberikan pemahamam
kepada masyarkat secara komperhensif tentang pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla
selama satu tahun. Sekali lagi tanggung jawab media untuk menyampaikan amanat hati
nurani rakyat. Karena media cetak itu harus hidup dalam posisi dia mempertahankan
kualitas. Dia juga harus menjadi refrensi dan kekuatan pada media cetak ada pada kualitas
beda dengan media lain seperti online dan elektronik. Itu bisa dilakukan dengan liputan
yang mendalam dan komperhensif. Tentang pesanan, tidak ada pesanan dalam pemberitaan
Kompas. Jika ada pesanan dalam pemberitaan tersebut maka ada iklan yang berkaitan
dengan berita itu. Sedangkan Kompas pada pemberitaannya tidak ada yang berkaitan
dengan iklan tersebut.
8. Bagaimana penentuan kriteria narasumber oleh Kompas?
Jawab : soal narasumber itu menjadi sangat penting. Seperti pemberitaan tentang Jokowi
mau tidak mau kita harus berbicara dengan Jokowi dan itu dibahas dalam rapat redaksi.
Kami mempunyai rapat redaksi dua kali dalam sehari. Ada rapat jam sepuluh pagi, itu
membahas tentang koran hari ini dan sekaligus merencanakan untuk besok pagi apa yang
akan kita muat dan itu akan ditagih pada rapat sore. Pada rapat jam sepuluh akan diikuti
oleh Pemimpin Redaksi, Wakil Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan wakil dan
editor-editor. Nanti jam empat ada rapat lagi setiap hari untuk menentukan letak berita pada
halamannya dan penetuan head line dan merencakan untuk besok. Ketika rapat itu juga
membahas tentang narsumber dalam penentuan jadwal wawancara dan siapa yang harus
diwawacara.
Ketika kita membicarakan tentang pemerintahan kita harus membahas segala aspek, dari
politik, hukum, sosial, pendidikan dan masih banyak lain.
9. Apa yang harus ditekankan dalam liputan khusus ini?
Jawab : tentu kita membicarakan tentang keberhasilan dan kekurangan. Yang kita tekankan
adalah apa yang telah dilakukan oleh pemerintah selama setahun ini. Itu dilakukan secara
objektif, karena kita bicara tentang jalannya pemerintahan yang harus dilihat secara
objektif dan kita sejak awal kita membahasnya. Kami tidak punya kepentingan apapun
pada pemerintahan Jokowi dan JK. Kami bukan yang menjadikan mereka menjadi
pemimpin negara. Tetapi Kompas menjadi bagian masyarakat yang mempunyai
tanggungjawab untuk mengingatkan jalannya pemerintahan ada kekurungan dan sekaligus
Kompas mengapresiasi pemerintahan jika mendapat keberhasilan. Kita hampir berbicara
semua aspek agar masyarakat mendapat informasi yang lengkap dan pemerintah
mendapatkan informasi yang lengkap tentang apa saja yang telah dilakukan pemerintah
dalam satu tahun.
10. Bagaimana wartawan Kompas memaknai dan menafsirkan tentang satu tahun
pemerintahan Jokowi dan JK?
Jawab :Kita tidak memaknai apapun, kita hanya mencoba menampilkan apa yang ada di
masyarakat yang terjadi. Karena bukan tugas media untuk memberikan makna pada satu
tahun pemerintahan atau sebagainya, tetapi bagaimana media kemudian mencoba
menangkap apa yang berkembang di masyarakat. Ketika pemerintah Jokowi sedang
berlangsung satu tahun kemudian itu kita kasih masukan atau makna. Dalam konteks inilah
masyarakat menilai bahwa pemerintahan satu tahun itu seperti ini dan itu dihasilkan oleh
jajak pendapat, wawancara, yang lebih mendalam kepada masyarakat dan itu yang
dilakukan oleh Kompas. Tapi bukan berarti Kompas memaknai tentang satu tahun
pemerintahan Jokowi dan Jk itu tidak. Apabila kamu mempelajari Sembilan elemen
jurnalistik Bill Kovach dan Tom Rosentil, media harus menjaga jarak yang sama terhadap
narasumber. Jokowi dan Jusuf Kalla kan narasumbernya, itu kita jaga keseimbangan itu
terhadap masyarakat. Tentu, apa yang ditampilkan Kompas dalam konteks pemberitaannya
adalah apa yang berkembang di masyarakat dan apa yang ditangkap di dalam masyarakat,
Dan tentu saja itu diharapkan menjadi masukan terhadap pemerintahan.
11. Pesan apa yang ingin disampaikan melalui pemberitaan ini?
Jawab :Tentu saja apabila ada kekurangan kita berharap pemerintah melakukan
memperbaikinya. Tetapi apabila sudah baik dan tercermin dari laporan masyarakat maka
kita mengapresiasi dan itulah tugas media memberikan apresiasi apabila ada baik dan
memberikan masukan apabila ada yang kurang.
12. Sejauh mana pemberitaan ini mempengaruhi kehidupan bermasyarakat?
Jawab :Kompas kan selalu mengadakan survei yang berkelanjutan dalam melihat
pemerintahan Jokowi dan JK. Memang terlihat dampak, adanya naik turun persepsi
terhadap pemerintahan.
13. Bagaimana evaluasi terhadap liputan khusus ini?
Jawab :Kita tidak melakukan evaluasi secara khusus, artinya bahwa yang kita tampilkan
adalah apa yang berkembang di masyarakat. Tetapi secara keseluruhan Kompas melihat
apa yang berkkembang di masyarakat kita mampu menagkap dinamika di masyarakat.
14. Apakah ada pengkonstrukan dalam pemberitaan ini?
Jawab :Kita mempunyai basis data tertentu kemudia tidak sembarangan. Kalau kamu sebut
membangun struktur dan system di Kompas untuk melakukan evaluasi pemerintahan
dengan menjalani survey kita punya. Tetapi sekali lagi, kemudia tidak dengan tujuan politis
untuk memperlemah atau memperkuat pemerintahan Jokowi dan JK. Sebagai media apa
yang kita laporkan adalah apa yang kita tangkap di masyarakat.
14 Mei 2016
Wawancara dengan P. Tri Agung Kristanto ( Wakil Redaktur Pelaksana Kompas)
Wawancara langsung dengan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas,
Tri Agung Kristanto, 14 Mei 2016