DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
-
Upload
kosankucinggendutpurwokerto -
Category
Documents
-
view
134 -
download
19
Transcript of DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
1/2
i
DISJUNCT DENTURESEBAGAI SPLINTINGGIGI GOYAH
PADA KASUS KENNEDY KLAS I
(LAPORAN KASUS)
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai sebutan
Dokter Gigi Spesialis I Program Studi Prostodonsia
Bidang Studi Prostodonsia
diajukan oleh:
Mochammad Zaelani
218 / KG / SP / 01
KEPADA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS I
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
2/2
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
3/2
iii
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
4/2
iv
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
5/2
v
PRAKATA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena
hanya atas berkat rahmat dan anugerah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
mencapai derajat Spesialis I Prostodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha dengan
sebaik-baiknya, namun menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini tidak bisa dipisahkan dari pihak-pihak lain. Untuk itu perkenankan
penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. drg. H. Warnan Basiran, Sp.Pros., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. drg. Titik Ismiyati,MS, Sp.Pros., selaku pembimbing pendamping yang telah
membimbing dan mengarahkan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
3.
drg. Heriyanti Amalia K,SU.,Sp.Pros., selaku Ketua Program Studi
Prostodonsia PPDGS I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada,
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan ini.
4. Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia, atas kesempatan
tugas belajar di Universitas Gadjah Mada.
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
6/2
vi
5.
Komandan Jendral Kopassus dan Direktur Kesehatan Angkatan Darat selaku
pembina personil di Jakarta.
6. Kepala Bagian Prostodonsia beserta seluruh dosen dan staf, yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan ini.
7. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, atas kesempatan yang diberikan
untuk mengikuti pendidikan PPDGS I Prostodonsia.
8. Pengelola Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis I Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Gadjah Mada.
9. Pimpinan dan staf Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada, yang telah memberikan fasilitas dalam penulisan ini.
10.
Rekan-rekan sejawat karya siswa PPGDS I Prostodonsia Universitas Gadjah
Mada, atas bantuan dan kerjasama yang baik selama pendidikan.
11.
Kepada istriku tercinta Hermin Trisunawati, anak Toga Gestanon Emir
Amanulloh Herzae Putra dan Adinda Milenia Salsabila Qurrotuain Herzae
Putri, terima kasih atas bantuan dan pengorbanannya selama ini.
12.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan tidak akan dilupakan
jasa-jasanya.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi, khususnya dalam bidang Prostodonsia.
Yogyakarta, 27 Maret 2004
Penulis
Mochammad Zaelani
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
7/2
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
PRAKATA ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
INTISARI ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................. x
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Permasalahan .............................................................................. 4
C. Tujuan Laporan Kasus ............................................................... 4
D.
Manfaat Laporan Kasus ............................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ................................................... 5
Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ....................................... 10
Disjunct Denture ........................................................................ 11
Mobilitas Gigi dan Splinting ...................................................... 20
LAPORAN KASUS .................................................................................... 23
A. Subyek ....................................................................................... 23
Pemeriksaan subyektif ............................................................... 23Pemeriksaan obyektif .................................................................. 23
Diagnosis,Prognosis,Rencana Perawatan .................................. 24
B. Prosedur Perawatan ..................................................................... 27
PEMBAHASAN .......................................................................................... 39
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 42
RINGKASAN .............................................................................................. 44
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
8/20
viii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1 : Bagian Tooth BorneDisjunct Denture. 13
Gambar 2 : BagianMucosa Borne Disjunct Denture.............................. 14
Gambar 3 : BagianDisjunct Denture...................................................... 17
Gambar 4 : PemasanganDisjunct Denture . 18
Gambar 5 : Gigi TiruanDisjunct Denture Tampak Oklusal danTampak Samping . 19
Gambar 6 : Desain Gigi TiruanDisjunct Denture. 26
Gambar 7 : Pasien Sebelum Memakai Gigi Tiruan 32
Gambar 8 : Pasien dengan GTL Resin Akrilik RA dan GT
Disjunct DentureRB dalam keadaan terpasang .. 33
Gambar 9 : Rontgen saat pasien pertama kali datang ... 37
Gambar 10 : Rontgen setelah memakai GTDisjunct Dentureselama
satu bulan . 38
Gambar 11 : Rontgen dengan memakai GTDisjunct Denture setelah
satu bulan . 38
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
9/2
ix
INTISARI
Kehilangan gigi bila tidak diganti akan menyebabkan bergesernya gigi
tetangga ke arah daerah yang kosong karena adanya perubahan struktur tulang
rahang. Tujuan laporan kasus adalah untuk mengetahui disjunct denture sebagai
splinting gigi goyah pada kasus Kennedy kelas I.
Laporan kasus dilakukan pada pasien laki-laki berumur 75 tahun dengan
sisa gigi tertinggal 2 1 1 2 3 4 mengalami goyah derajat dua. Rehabilitasi
pasien dilakukan dengan memakai Gigi Tiruan Lengkap rahang atas dan disjunct
denture rahang bawah. Disjunct denture berupa Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
yang terdiri dari dua bagian terpisah, yaitu bagian tooth bornedan mucosa borne.
Bagian pertama berupa kerangka logam yang berfungsi sebagai splinting yang
mempertahankan gigi yang masih tinggal sedangkan bagian kedua berupa GigiTiruan Sebagian resin akrilik dengan lingual bar yang menggantikan gigi yang
hilang.
Hasil dari laporan kasus adalah pasien dapat memakai disjunct denture
tanpa menyebabkan gigi yang masih tinggal bertambah goyah. Kesimpulan dari
laporan kasus ini adalah disjunct denture dengan dua bagian terpisah dapat
sebagai splinting untuk mempertahankan gigi tinggal yang goyah dan
keberhasilan perawatan disjunct denture diperoleh dengan kerjasama yang baik
antara dokter gigi, pasien, dan laboratorium yang berpengalaman.
Kata kunci : disjunct denture, gigi goyah,splinting
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
10/
x
ABSTRACT
When loss of the teeth is not changed, it could cause side of teeth move to
the edentulous area. This is caused by support of jawbone structure alteration.
The aim of the case report is to know disjunct denture as splinting for maintaining
the residue of mobile teeth in the Class I of Kennedy Case.
Case Report was done to 75 years old male patient by the remain of
mobile teeth 2 1 1 2 3 4 that experiencing mobile of second degree.
Rehabilitating of patient was done by using complete denture of upper jaw and
disjunct denture of lower jaw. Disjunct Denture in the form of partial denture was
consisted of two separate parts, namely tooth borne and mucosa borne. The first
part was metal frame that function as splinting for maintaining remain of the teethand the second part was partial denture resin acrylic with lingual bar for changing
the loss teeth.
The result of this case report showed that the patient can use without
causing the remain of growing mobile teeth. Conclusion from this case report is
disjunct denture by two separate parts that can be as splinting for maintaining the
remain of mobile teeth and success of the treatment of disjunct denture is obtained
by the good cooperation among dentist, patient, and experienced laboratory.
Keyword : disjunct denture, mobile teeth, splinting.
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
11/
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan adalah suatu protesa yang berfungsi
menggantikan satu atau lebih jaringan gigi asli yang telah hilang dengan
dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari
gigi asli yang masih ada serta dapat dipasang sendiri ke dalam mulut oleh
pemakainya ( Applegate, 1960 cit Watt dan Mac Gregor, 1992; Glossary of
Prosthodontic Term, 1987 ).
Kehilangan gigi bila tidak segera diganti, dapat menyebabkan gigi
tetangga bergeser ke arah yang kosong dan berputar, erupsi berlebih juga dapat
terjadi pada gigi antagonis dari gigi yang sudah tidak ada. Menurut Gunadi, dkk.,
( 1995 ) Penurunan efisiensi kunyah, gangguan sendi temporo mandibular, beban
berlebih pada jaringan pendukung, kelainan bicara atau bergesernya gigi dari
komposisi tulang kompak ke tulang kurang kompak, baik secara tilting maupun
bodily, dapat terjadi pada kasuskasus kehilangan gigi tanpa penggantian.
Untuk mengembalikan dan memperbaiki gangguan yang diakibatkan
kehilangan gigi adalah dengan membuatkannya gigi tiruan sebagian lepasan
( Lusiana, 1991 ). Penampilan pasien dengan gigi tiruan bertujuan memperbaiki
dan mengganti semua jaringan yang rusak dengan gigi tiruan yang sangat mirip
bentuk, warna maupun susunannya dengan jaringan mulut. Fungsi dari gigi tiruan
sebagian lepasan adalah mengembalikan fungsi kunyah, memulihkan fungsi
estetik, meningkatkan fungsi bicara serta mempertahankan jaringan mulut yang
masih ada agar tetap sehat, Gunadi ( 1995 ) .
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
12/
2
Banyak metode untuk menentukan klasifikasi kelompok gigi hilang,
sampai sekarang yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi Kennedy, kasus
daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan
berada pada kedua sisi rahang (bilateral free end) termasuk klasifikasi Kennedy
klas I ( Gunadi, dkk.,1995 ).
Penentuan desain dari Gigi Tiruan Sebagian ( GTS ) resin akrilik dan
kerangka logam, harus didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan operator,
walaupun ada berbagai pendapat yang berbeda-beda tentang bagaimana
mendesain GTS. Menurut Frantz (1975) aspek desain perlu memperhatikan faktor
estetik, kenyamanan, higienis, dukungan, retensi, oklusi, biaya, dan masalah
teknis, walaupun tiap dokter gigi akan menonjolkan aspek desain yang berbeda.
Rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan salah satu
faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah gigi tiruan ( Gunadi, dkk.,
1995 ).
Hilangnya sejumlah gigi dapat menyebabkan beban oklusal bertambah
berat pada gigi yang masih tertinggal, sehingga menyebabkan kondisi periodontal
membran melebar dan selanjutnya gigi menjadi goyah. Menurut Breweer dan
Morrow ( 1980 ) sisa gigi yang ada harus dipertahankan untuk menghambat
terjadinya resorbsi tulang alveolar sehingga komposisi tulang alveolar tidak
berubah.
Gigi tiruan disjunct denture termasuk salah satu upaya untuk mengatasi
masalah penggantian gigi yang hilang. Menurut Mac Gregor dan Miller ( 1974 )
keuntungan gigi tiruan disjunct dentureadalah dapat memberikan aksi splinting,
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
13/
3
pendukung gigi tiruan seluruhnya mucosa borne sehingga tidak memerlukan
dukungan dari gigi, sisa gigi yang tertinggal tidak perlu dicabut, bermanfaat untuk
pasien dengan celah palatum, dapat digunakan sebagai retensi obturator.
Bila gigi-gigi yang tertinggal kondisi goyah dan dianggap gigi ini
seharusnya tidak dipakai untuk pendukung gigi tiruan, maka desain disjunct
sebagai splinting dapat digunakan. Untuk pembuatan GTS disjunct denture
prinsip desainnya adalah bagian tooth borne dan mucosa borne tidak
digabungkan, bagian tooth borne memberikan aksi splinting untuk gigi-gigi
tertinggal dan hanya memberi efek retensi bagi bagian mucosa borne. Pendukung
untuk basis berasal dari mukosa, bila salah satu sisi disjunct denture mendapat
beban, sisi lainnya cenderung terungkit karena basis yang menerima beban akan
berputar di sekitar fulkrum jaringan lunak, walaupun demikian basis pada sisi
lawan tidak akan kehilangan kontak dengan permukaan mukosa karena pasak
terletak di dasar kunci dan dapat mempertahankan kontak ringan dengan mukosa
( Geissler, 1973 ).
Desain gigi tiruan disjunct denture dapat digunakan untuk
menggantikan gigi hilang pada kasus Kennedy klas I, karena memberikan aksi
splinting yang berfungsi untuk mempertahankan sisa gigi goyah tanpa harus
mencabutnya. Meskipun prinsip dan metode pembuatan gigi tiruan disjunct
denture sudah diketahui tetapi pembuatannya memerlukan ketrampilan tehnis
yang tinggi terutama kemampuan dokter untuk mendiagnosa, mendesain serta
kerjasama dengan tehnisi laboratorium ( Geissler, 1973 ).
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
14/
4
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan sebagai
berikut :
Apakah disjunct denture dapat sebagai splinting gigi tertinggal yang
goyah pada kasus Kennedy klas I ?
C. Tujuan Laporan Kasus
Untuk mengetahui disjunct denture sebagai splinting gigi goyah pada
kasus Kennedy klas I.
D. Manfaat Laporan Kasus
Memberikan alternatif desain pembuatan gigi tiruan sebagian dengan
tetap mempertahankan gigi tertinggal yang goyah.
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
15/
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan adalah suatu protesa yang berfungsi
menggantikan satu atau lebih jaringan gigi asli yang telah hilang dengan
dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari
gigi asli yang masih ada serta dapat dipasang sendiri ke dalam mulut oleh
pemakainya ( Applegate, 1960 cit Watt dan Mac Gregor, 1992; Glossary of
Prosthodontic Term, 1987 ). Penggantian ini dimaksudkan untuk mencegah
kerusakan yang terjadi sebagai akibat hilangnya gigi sehingga kesehatan mulut
yang optimal termasuk fungsi gigi dapat dipertahankan pula ( Krol, dkk.,
1990 ).
Menurut Watt dan Mac Gregor, ( 1992 ), Gunadi, dkk., ( 1995 )
prinsip pembuatan desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, baik resin akrilik
maupun kerangka logam meliputi empat tahap yaitu :
a. Menentukan klas dari masing-masing daerah tak bergigi
Klasifikasi Kennedy yang dimodifikasi oleh Applegate merupakan
metode yang banyak digunakan untuk klasifikasi GTS pada saat ini. Applegate
(1960) cit.Watt dan Mac Gregor (1992) membagi daerah tidak bergigi menjadi
enam klas yaitu :
Kelas I : Daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada dan berada pada kedua sisi rahang ( bilateral free
end).
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
16/
6
Kelas II : Daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada tetapi terletak pada satu sisi rahang ( unilateral free
end).
Kelas III : Daerah tidak bergigi terletak antara gigi yang masih ada, baik
anterior maupun posterior ( bounded saddle), dengan kedua gigi
tetangga tidak mampu memberi dukungan kepada protesa.
Kelas IV : Daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dan melewati
garis tengah rahang.
Kelas V : Daerah tidak bergigi dibatasi oleh gigi yang masih ada pada
ujung anterior maupun posterior, dimana gigi asli anterior tidak
dapat menahan beban mastikasi.
Kelas VI : Sama seperti kelas III tetapi kedua gigi tetangga dapat dipakai
sebagai dukungan.
Applegate (1960) cit.Gunadi,dkk. (1995) membuat ketentuan sebagai berikut :
1) Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai
dilaksanakan.
2) Bila gigi molar tiga hilang dan tidak akan diganti maka gigi ini tidak
termasuk klasifikasi.
3) Bila gigi molar masih ada dan akan digunakan sebagai gigi pegangan maka
termasuk klasifikasi.
4)
Bila gigi molar dua sudah hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak
termasuk klasifikasi.
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
17/
7
5)
Bagian tidak bergigi paling posterior selalu menentukan klas utama dalam
klasifikasi.
6) Daerah tidak bergigi lainnya yang telah ditetapkan dalam klasifikasi
termasuk modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangnya.
7) Luasnya modifikasi atau jumlah gigi yang hilang tidak dipermasalahkan,
yang dipermasalahkan adalah jumlah tambahan daerah atau ruang tidak
bergigi.
8) Tidak ada modifikasi pada klas IV.
b. Menentukan dukungan dari setiapsaddle
Saddle merupakan bagian yang menggantikan tulang alveolar yang
hilang dan berfungsi untuk mendukung elemen gigi tiruan, menyalurkan tekanan
oklusal ke jaringan pendukung, gigi penyangga atau residual ridge, memenuhi
faktor estetis dan memberikan stimulasi ke jaringan yang berada di bawah dasar
gigi tiruan ( Gunadi, dkk., 1995 ). Pembagian Gigi Tiruan Sebagian berdasarkan
dukungan dan penyaluran beban yang diterima menurut Mc Cracken (1964), cit
Watt dan Mac Gregor (1992) terdiri dari :
1) Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dukungan gigi merupakan sebuah Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan yang seluruh dukungannya diperoleh dari gigi yang tersisa
( tooth borne)
2) Gigi Tiruan Sebagain Lepasan dukungan mukosa merupakan Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan yang seluruh dukungannya diperoleh dari mukosa yang
berada dibawahnya ( mucosa borne)
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
18/2
8
3)
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dukungan kombinasi ( tooth and mucosa
borne).
Pada saat mastikasi tekanan yang terjadi akan disalurkan ke basis dan
jaringan pendukung, oleh karena itu penentuan jenis pendukung Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan sangat penting untuk tidak membahayakan gigi asli dan
jaringan mukosa yang di bawahnya ( Gunadi, dkk., 1995 ).
c.
Menentukan jenis retainer
Retainer adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan retensi dan
stabilisasi pada gigi tiruan. Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih
maka perlu diperhatikan faktor : dukungan dari sadel, stabilisasi gigi tiruan dan
estetika ( Gunadi,dkk., 1995 ). Menurut Watt dan Mac Gregor ( 1992 ) retainer
terdiri dari :
1) Direct Retainer
Direct retainermerupakan komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan yang
bekerja sepanjang arah pemasangan atau pelepasan gigi tiruan. Retainer dapat
berupa cengkeram ( retentive clasp arm ) atau precission attachment ( Kroll,
dkk., 1990 ).
2) Indirect Retainer
Indirect retainer menahan pergeseran pada sisi berlawanan dari sumbu
rotasi. Fungsi mencegah saddlebergerak menjauhi jaringan pendukung jika ada
gaya yang akan melepaskan gigi tiruan. Indirect retainer dapat berupa occlusal
rest, lingual rest, incisal rest, perluasan basis, konektor mayor tambahan ( Kroll,
dkk., 1990 ).
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
19/
9
d. Menentukan jenis konektor
Pada protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat dari
bahan yang berkekuatan sama sehingga tidak jadi masalah, sedangkan bahan
logam modulus elastisitasnya berbeda-beda, khusus kasus berujung bebas menurut
Gunadi, dkk, ( 1995 ) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
perlunya penahan tak langsung, desain cengkeram dibuat agar tekanan kunyah
pada gigi penahan seminimal mungkin, sandaran oklusal menjauhi daerah tak
bergigi. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan kerangka logam mempunyai konektor
mayor dan konektor minor. Konektor mayor adalah bagian yang menghubungkan
saddle dan komponen retainer, dari sisi satu ke sisi lainnya. Konektor minor
merupakan penghubung antara konektor mayor dengan bagian lain dari kerangka
logam ( Kroll, dkk., 1990 ).
Macam-macam konektor mayor :
1) Konektor mayor rahang atas
a)
Single palatal bar atau middle palatal bar
b) U shaped palatal connector
c) Antero-posterior palatal bar
d)
Complete palatal plate
1)Konektor mayor rahang bawah
a)
Lingual bar
b) Sublingual bar
c) Lingual plate
d)Lingual bar dengancontinuous bar retainer
-
5/19/2018 DISJUNCT DENTURE SEBAGAI SPLINTING GIGI GOYAH.pdf
20/
10
2. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
a. Pemulihan fungsi estetik
Alasan utama seseorang membuat gigi tiruan biasanya karena estetik,
baik karena hilang dan adanya perubahan bentuk, warna, maupun susunan gigi.
Pasien dengan kehilangan gigi depan, biasanya memperlihatkan wajah dengan
bibir masuk ke dalam sehingga penampilan pasien menjadi lebih tua. Pasien
biasanya menginginkan adanya gigi tiruan. Pasien dengan gigi depan malposisi,
protusif atau berjejal dan tidak dapat diperbaiki dengan perawatan ortodonsia,
tetapi ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya dibuatkan gigi tiruan
immidiate( Gunadi, dkk., 1995 ).
b. Peningkatan fungsi bicara
Alat bantu bicara dapat dibagi dua bagian. Bagian yang bersifat statis
yaitu gigi dan palatum tulang alveolar untuk rahang atas dan bagian yang bersifat
dinamis yaitu lidah, bibir, vulva, tali suara, dan mandibula. Alat bicara yang tidak
lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara pasien. Kesulitan bicara
dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Gigi tiruan dapat meningkatkan
dan memulihkan kemampuan bicara, sehingga pasien dapat mengucapkan kata-
kata dengan lebih jelas ( Gunadi, dkk., 1995 ).
c. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan
Pola kunyah pasien yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya
mengalami perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua sisi
rahang, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin pada gigi asli