DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

29
JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020 18 DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH STUDI KASUS DI KUDUS JAWA TENGAH Moh Rosyid Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) bagaimana sejarah Advent, 2) bagaimana perkembangan organisasi gereja advent hari ketujuh di Kudus Jawa Tengah, 3) kegiatan apa saja yang dilakukan jemaat Advent di Kudus. Data naskah ini diperoleh penulis dengan kajian literature, wawancara, diskusi, dan observasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Embrio awal adanya jemaat Advent di Kudus akibat kepindahan pekerja di Kudus, mereka bergabung ibadahnya di wilayah Kabupaten Pati (tetangga Kudus). Dalam perjalanan waktu, ada warga Advent lain di Kudus sehingga ibadah dilaksanakan di rumah jemaat di Kudus dan dilayani oleh pendeta Advent. Ikatan keluarga yang menopang keberadaan jemaat meski jumlahnya tidak mengalami peningkatan signifikan (stabil). Hanya saja, pada era Orde Baru, mendapatkan penolakan ormas Islam tatkala akan mendirikan gereja. Dengan kesabaran jemaatnya, ibadahnya kini tersentral di sebuah kompleks perumahan di Kudus yang dimanfaatkan juga untuk hunian pendeta beserta keluarganya dan kegiatan keagamaan Advent lainnya dengan aman. Kata Kunci: Advent, Kudus, pluralitas ABSTRACT The purpose of this research is to find out 1) how is Adventist history, 2) how the development of the seventh day advent church organization in Kudus, Central Java, 3) what activities the Adventist congregation does in Kudus. This manuscript data was obtained through interview, discussion, and observation with a qualitative descriptive approach. The initial embryo of the Adventist congregation in Kudus due to the removal of workers in Kudus, they joined their worship in Pati, a neighboring city. In the course of time, there were other Adventists in Kudus so the congregation was held at a house in Kudus and served by Adventist pastors. There is strong family ties supporting the church even though the number does not increase significantly. During the New Order era, they were rejected by Islamic organizations when they were about to establish a church. With the patience of the congregation, the congregation and other Adventist religious activities are now centralized in a housing complex in Kudus in the house of the priest and his families. Keywords: Advent, Kudus, plurality

Transcript of DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

Page 1: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

18

DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH

STUDI KASUS DI KUDUS JAWA TENGAH

Moh Rosyid

Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) bagaimana sejarah Advent, 2) bagaimana

perkembangan organisasi gereja advent hari ketujuh di Kudus Jawa Tengah, 3) kegiatan apa saja

yang dilakukan jemaat Advent di Kudus. Data naskah ini diperoleh penulis dengan kajian

literature, wawancara, diskusi, dan observasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Embrio

awal adanya jemaat Advent di Kudus akibat kepindahan pekerja di Kudus, mereka bergabung

ibadahnya di wilayah Kabupaten Pati (tetangga Kudus). Dalam perjalanan waktu, ada warga

Advent lain di Kudus sehingga ibadah dilaksanakan di rumah jemaat di Kudus dan dilayani oleh

pendeta Advent. Ikatan keluarga yang menopang keberadaan jemaat meski jumlahnya tidak

mengalami peningkatan signifikan (stabil). Hanya saja, pada era Orde Baru, mendapatkan

penolakan ormas Islam tatkala akan mendirikan gereja. Dengan kesabaran jemaatnya, ibadahnya

kini tersentral di sebuah kompleks perumahan di Kudus yang dimanfaatkan juga untuk hunian

pendeta beserta keluarganya dan kegiatan keagamaan Advent lainnya dengan aman.

Kata Kunci: Advent, Kudus, pluralitas

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out 1) how is Adventist history, 2) how the development

of the seventh day advent church organization in Kudus, Central Java, 3) what activities the

Adventist congregation does in Kudus. This manuscript data was obtained through interview,

discussion, and observation with a qualitative descriptive approach. The initial embryo of the

Adventist congregation in Kudus due to the removal of workers in Kudus, they joined their

worship in Pati, a neighboring city. In the course of time, there were other Adventists in Kudus

so the congregation was held at a house in Kudus and served by Adventist pastors. There is

strong family ties supporting the church even though the number does not increase significantly.

During the New Order era, they were rejected by Islamic organizations when they were about to

establish a church. With the patience of the congregation, the congregation and other Adventist

religious activities are now centralized in a housing complex in Kudus in the house of the priest

and his families.

Keywords: Advent, Kudus, plurality

Page 2: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

19

PENDAHULUAN

Ajaran setiap agama adalah prinsip dasar yang harus ditaati setiap umat beragama (apa

pun agamanya). Perbedaan memahami ajaran agama bagi umat seagama pun bukan hal tabu.

Ada pula perbedaan memahami perayaan satu ritual keagamaan pun meski seagama bukan hal

aneh. Akan tetapi, perbedaan teologis tersebut untuk saling memahami (ajaran antar-agama) agar

tidak terjadi konflik. Di sisi lain, ada kesamaan ajaran agama-agama dalam konteks

kemanusiaan. Hanya saja, kesamaan tersebut terkadang dipahami oleh sebagian umat agama (apa

pun) yang fanatik seakan-akan terjadi penyamaan ajaran antar-agama. Padahal, kesamaan itu

merupakan ajaran agama-agama yang ada secara alami. Mengapa ada kesamaan ajaran antar-

agama dalam konteks kemanusiaan? Karena hadirnya agama untuk kemaslahatan kehidupan

alam beserta isi dan penghuninya dan bersumber dari “Yang di Atas’. Sebagaimana karakter

manusia yang dibenci sesama dan dibenci agama-agama, seperti dalam Kristen, orang yang sedih

ketika melihat orang lain bahagia, dan orang yang berbahagia ketika melihat orang lain sedih

merupakan karakter orang fasik. Ajaran intern-agama pun terdapat perbedaan dan biang masalah

bila tidak disadari dengan lapang hati oleh masing-masing umat. Persoalannya kini, perbedaan

akibat sumber ajaran dan penafsiran atas ajaran karena ketidaksadaran individu bahwa di balik

perbedaan menyimpan maslahat (kebajikan) bila mengedepankan kesadaran. Menumbuhkan

kesadaran memerlukan strategi di antaranya memahami muatan ajaran agamanya bagi umat

agamanya atau denominasinya untuk bekal ibadah, sedangkan memahami ajaran denominasi lain

(seagama) dan ajaran agama lain dipahami sebagai pengetahuan. Kesadaran ini diperkuat pula

dengan pola pikir seseorang yang menjauhkan sikap merasa paling benar sendiri. Arogansi

(merasa paling benar) akan memuncak menjadi konflik bila mendapat informasi sepenggal,

sebagaimana anggapan bahwa Dewa Matahari dirayakan/dilahirkan pada 25 Desember. Akan

tetapi karena orang Romawi enggan menjadi umat kristus sehingga natal dirayakan pada 25

Desember agar orang Romawi menjadi umat kristus dan tetap merayakan Natal. Realitanya,

dalam Kitab Suci, penulis tidak mendapatkan data/teks yang menyatakan bahwa Yesus lahir

pada 25 Desember. Hiasan pohon cemara saat natal hanya kreasi karena di Bethlehem tidak ada

pohon cemara (kala itu). Matius dan Lukas yang membuat ide bahwa 25 Desember sebagai

Natal, nama sebuah desa di Bethlehem. Dalam Al-Kitab tidak ada perintah dan petunjuk tanggal

25 Desember sebagai Hari Natal. Penentuan 25 Desember sebagai Hari Natal berdasarkan

Page 3: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

20

kesepakatan gereja. Tahun 325 M Yesus dikukuhkan sebagai Tuhan oleh Raja Konstantin yang

beragama Pagan di Nizea Roma dalam Konsili/Konferensi, Tuhan satu yang kepribadiannya tiga

(dogma trinitas). Dinamika dalam Kristen makin nyata sejak abad pertengahan pecah menjadi

Kristen dan Katolik. Hal ini perlunya forum yang mendialogkan dengan mengedepankan hati

nurani, menjauhi sakwasangka dan emosi agar perbedaan itu disikapi tapi tidak untuk

dipersoalkan. Peran lima jawatan dalam gereja bahwa Rasul bertugas mendamaikan (membina)

bila ada konflik jemaat, nabi (menunjukkan kesalahan/dosa umat), penginjil mengabarkan Injil,

gembala/pendeta sebagai pamong jemaat, guru berperan sebagai pengajar untuk pendalaman

iman sangat berperan penting mewujudkan toleransi dalam memahami dogma.

Ada perbedaan dalam intern Kristen dapat dilihat dalam ajaran Kristen Masehi Advent

Hari Ketujuh (selanjutnya ditulis Advent) dengan Kristen non-Advent. Makna advent adalah

menanti kedatangan Yesus yang kedua kali. Ragam beda tafsir memunculkan anggapan yang

ragam bahkan ada di antara umat kristiani yang menganggap advent adalah bidat/sesat.

Anggapan ini akibat pemahaman atas ajaran dalam Advent yang tanpa memahami secara utuh.

Dengan anggapan tersebut, pembaca perlu memahami muatan ajaran Advent sehingga

memahami titik pembeda dengan denominasi lain (Advent mengapa dianggap oleh sebagian

umat kristiani lain sebagai bidat/sesat). Pembaca perlu memosisikan diri untuk tidak menjadi

hakim, yakni menghakimi sebuah denominasi tetapi menjadikan perbedaan atau kesamaan ajaran

sebagai pengetahuan. Di tengah pro-kontra tersebut, keberadaan Mission Statement Gereja

Masehi Advent Hari Ketujuh tetap eksis. Wilayah kerjanya yakni Indonesia Timur meliputi

Sulawesi, Ambon, Papua yang kantornya di Manado, sedangkan Indonesia Barat meliputi

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali yang kantornya di Jakarta. Wilayah Jawa

Timur meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, sedangkan Jawa Barat wilayahnya di

daerah Jawa Barat yang kantornya di Bandung. Untuk wilayah Jakarta berkantor di Jakarta.

Wilayah daerah Jawa Kawasan Tengah (kabupaten se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta) memasyurkan Injil kekal kepada semua orang dalam konteks pekabaran tiga

malaikat (wahyu 14:6) memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya daerah tetap

kokoh. Hal ini terbukti dengan jumlah Gereja Advent di Jawa Kawasan Tengah ada 35 gereja, 22

cabang/bakal gereja, 3 perkumpulan, yakni belum ada gereja atau rumah tapi untuk tempat

ibadah. Hal yang menarik untuk mendapatkan jawaban adalah bagaimanakah sejarah Advent?

Page 4: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

21

bagaimana perkembangan organisasi gereja advent hari ketujuh di Kudus Jawa Tengah?,

kegiatan apa saja yang dilakukan jemaat Advent di Kudus?

Memahami ketiga pertanyaan tersebut, penulis belum mendapatkan tulisan penulis lain

tentang Advent di Kudus sehingga naskah ini perlu ditulis karena memiliki aspek kebaruan.

Pertimbangan menulis topik ini, pertama, Advent terbuka atas ajaran dan peribadatannya pada

publik, sebagaimana dalam Perjamuan Kudus (Advent, 2014:169). Hal ini dialami penulis tatkala

berinteraksi dengan jemaat Advent khususnya di Kudus Jawa Tengah. Kedua, di antara

mazhab/aliran dalam Kristen ada yang berpandangan bahwa Advent adalah bidat. Ketiga, penulis

belum mendapatkan tulisan tentang Advent di Kudus sehingga naskah ini menjadi alternatif

bahan bacaan tentang Advent di Kudus yang dikenal sebagai Kota Santri.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui

wawancara, observasi dan kajian literature. Wawancara dilakukan dengan pendeta dan jemaah

Kristen Advent di Kudus. Adapun observasi dilakukan di tempat ibadahnya di Kudus. Data

dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Riset ini menggunakan tahapan (1) studi

pendahuluan berupa studi literature untuk mendapatkan gambaran umum mengenai Advent di

Kudus, (2) survei pendahuluan untuk mengetahui kondisi umum Advent di Kudus, (3) survei

lapangan dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, (4)

penyusunan sistematika penulisan dengan menentukan aspek pembahasan obyek studi yang akan

diuraikan dalam bab pembahasan, dan (5) menarik kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Denominasi Kekristenan

Setiap agama memiliki sekte/mazhab/aliran/denominasi/ordo atau istilah lain.

Denominasi bermakna suatu kelompok gereja dalam kesamaan struktur ajaran dan doktrin.

Dalam Kristen dan agama lain, denominasi kadangkala berpeluang menimbulkan konflik intern

agama yang berbeda denominasi karena memahami pihak lain dengan kaca pandangnya dari

aspek yang berbeda. Seperti Advent dianggap bidat (sesat) atau tidak melaksanakan ajaran

Kristen seutuhnya, oleh sebagian oknum individu dari denominasi lain. Hal ini dikarenakan,

Advent tidak merayakan Hari Raya Paskah dan Hari Raya Natal setiap 25 Desember. Dalih

Advent, dua perayaan itu tidak tertuang dalam Al-Kitab. Begitu pula dalam hal makanan dan

minuman yang dikonsumsi memiliki aturan khas yang ditaati jemaatnya.

Page 5: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

22

Dalam Kristen terdapat ragam denominasi, antara lain, Pertama, Katolik dari kata

‘katholikos’ yang berarti umum. Jadi, gereja Katolik merupakan gereja yang diperuntukkan

untuk semua orang yang percaya. Pembeda Katolik dengan denominasi lain dalam hal doa

kepada Maria, doa untuk arwah, dan kepemimpinan mutlak Paus sebagai penerus para Rasul.

Gereja Katolik terbagi menjadi arus utama katolik dan protestan. Gereja Katolik terdiri (1)

Katolik Roma yang berpusat di Roma dan Paus sebagai pemimpin gereja, (2) Gereja

Kuno/Ortodoks, tidak dipimpin Paus Vatikan. Berdasarkan liturgi dan lokasi dipilah (a) liturgi

aleksandria terdiri koptik dan ethiopia, (b) liturgi antiokia (Syiria Barat), meliputi Maronite

(Libanon, Siprus, Yordania), Syro-Malaranka (India), dan Syiria (Suriah, Libanon, Irak), (c)

Gereja Armenia (Libanon, Iran, Irak), (d) Liturgi Chaldean terdiri Albania (Albanian),

Belarusian (Belarus), Bulgarian, Eparchy of Krizevci (Kroasia, Serbia, Montenegro), Yunani-

Byzantium (Yunan, Turki), Hungarian, Italo-Albanian (Italia khusus keturunan Albania),

Macedonian, Melkite (Syria, Libanon, Yordania, Israel), Romanian, Rusia, Ruthenian (Ceko),

Slovakia, Ukrania, (3) Gereja Anglikan, setiap gereja nasional atau regional mempunyai otonomi

penuh, mempunyai otoritas yuridis yang universal. Kedua, Protestan yang pertama kali memotori

adalah Martin Luther.

Luther mendeklarasikan 95 dalil yang ditancapkan di Gereja Wittenberg tahun 1517 M.

Menurut berkhof dan Enklaar, perubahan gereja sesungguhnya suatu mujizat yang dikerjakan

oleh kuasa Roh Tuhan sendiri karena tidak dapat diharapkan lagi dari pihak manusia (Berkhof

dan Enklaar, 2016:119). Luther menentang ajaran agama Katolik, khususnya surat pengampunan

dosa dan pengakuan gereja Katolik bahwa Paus tidak mungkin salah. Menurut Luther bahwa

keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya melalui Yesus Kristus, bukan lewat

manusia meski dijelmakan laksana Tuhan, seperti pastur dalam Katolik. Gereja Protestan dibagi

dalam kelompok besar, yakni Lutherian, Calvinisme, Injili (Evangelikan), Presbiterian, dan

Konregasional. Lutherian, ada ciri khas tiga sola dalam ajaran reformasi, yakni sola fide (hanya

iman), sola gratia (hanya anugerah), sola scriptura (hanya Kitab Suci). Calvinisme (Reformed)

yang dimotori John Calvin, bahwa sistem teologis dan kehidupan menekankan kedaulatan

perintah Allah dengan ciri utama, predistinasi bahwa karena manusia tak ada yang layak untuk

masuk surga, maka Allah dengan kedaulatan-Nya memilih manusia yang akan diselamatkan

bahkan sebelum manusia dilahirkan. Injili (Evangelikal), Presbiterian, dan Konregasional yang

secara doktrin (khususnya keselamatan) mirip dengan Calvinisme, bedanya terletak pada tata

Page 6: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

23

cara pengelolaan gereja. Ketiga, Baptis (Fundamental) yang menolak baptisan pada bayi/anak,

tapi baptisan hanya diberikan kepada orang dewasa yang sudah dapat mengakui imannya secara

sadar dan bertanggung jawab. Keempat, Methodis yang dipelopori John Wesley dan Charles

Wesley yang mereformasi gereja di Inggris agar kembali ke ajaran Alkitab dengan kebaktian

rohani. Kelima, Pentakosta dan Karismatik sebagai kelahiran baru yang ditandai dengan bahasa

lidah (bahasa roh) dengan karunia roh, seperti mukjizat, pelepasan, dan pengusiran setan, Tuhan

dapat berbicara dengan hamba. Keenam, Advent Hari Ketujuh (Seventh-Day Adventist)

dipelopori oleh Ellen G.White yang menerima nubuat tentang kebenaran hari Sabat (Sabtu), hari

ketujuh, bukan hari Minggu, sehingga ibadah mingguan pada Hari Sabtu (Sabat) dan melarang

memakan makanan haram yang tertulis di Taurat, di antara pantangan dalam ajaran Advent

adalah makanan tertentu yang diulas dalam halaman berikutnya. Agama Kristen pun memiliki

mazhab antara lain Children of God, Saksi Yehova, Gereja Bethel Indonesia, Gerakan

Kharismatik, Bala Keselamatan, Pentakosta, dan advent hari ketujuh.

2. Sejarah Advent di Indonesia

Sejarah Gereja Advent dimulai dari pembentukannya pada tanggal 21 Mei 1863. Gereja

ini yang pada awal kelahirannya dipelopori oleh Hiram Edson, James S. White dan istrinya Ellen

G. White, Joseph Bates dan J. N. Andrews. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh secara historis

berasal dari pergerakan Miller yang bersifat antar-denominasi pada tahun 1840-an. Antara tahun

1831 dan 1844, William Miller -seorang pengkhotbah awam dari Gereja Baptis dan mantan

kapten angkatan laut dalam Perang tahun 1812- melontarkan "kebangunan kedatangan kedua kali

yang besar" yang akhirnya tersebar ke hampir seluruh dunia Kristen. Berdasar pada

penyelidikannya tentang nubuat dalam Daniel 8:14, Miller memperhitungkan bahwa Yesus akan

datang kembali ke dunia ini pada tanggal 22 Oktober 1844. Ketika Yesus tidak tampak di awan-

awan pada tanggal tersebut, para pengikut Miller mengalami apa yang disebut dengan

"Kekecewaan Besar." Kebanyakan dari orang yang telah bergabung dengan pergerakan ini

meninggalkannya dengan rasa kecewa yang mendalam. Namun, sedikit di antaranya kembali ke

Alkitab mereka untuk mencari tahu mengapa mereka harus mengalami kekecewaan. Segera

mereka menyadari bahwa tanggal 22 Oktober 1844 sebenarnya adalah tanggal tepat, tetapi

ternyata Miller telah meramalkan peristiwa yang salah untuk tanggal itu. Mereka yakin bahwa

nubuat Alkitab tidak meramalkan bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia pada tahun 1844,

tetapi bahwa pada saat itu, Yesus akan memulai satu pelayanan khusus di surga bagi umat

Page 7: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

24

manusia. Kelompok kecil "orang-orang yang menunggu kedatangan Yesus" ini mulai tumbuh

terutama di negara bagian New England, Amerika Serikat, di mana pergerakan Miller telah

dimulai. Dari kelompok kecil ini, yang menolak untuk menyerah sesudah "Kekecewaan Besar"

muncul beberapa pemimpin yang mendirikan dasar dari apa yang kemudian dikenal dengan

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ellen G. White, seorang yang masih sangat muda pada

waktu terjadinya "Kekecewaan Besar," bertumbuh menjadi seorang penulis, pembicara dan

administrator yang berbakat, menjadi penasihat rohani Gereja Advent selama tujuh puluh tahun

hingga wafat tahun 1915. Orang Advent yang mula-mula percaya seperti yang dimiliki orang

Advent sekarang ini bahwa Ellen G. White menerima tuntunan khusus Tuhan sementara dia

menulis nasihatnya untuk perkumpulan orang percaya yang sedang tumbuh.

Pada tahun 1860, di Battle Creek, Michigan, perkumpulan yang tidak terikat dari orang-

orang yang menunggu kedatangan Yesus ini memilih nama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

dan pada tanggal 21 Mei 1863 secara resmi terorganisasikan perkumpulannya menjadi sebuah

organisasi gereja dengan 3.500 anggota. Pada mulanya, pekerjaan ini sebagian besar terbatas

hanya untuk wilayah Amerika Utara sampai tahun 1874 hingga misionari Gereja Advent yang

pertama, J.N. Andrews diutus ke Swiss dan Afrika tahun 1879 ketika Dr. H.P. Ribton, yang baru

saja bertobat di Italia, berpindah ke Mesir dan membuka sekolah, tetapi proyek itu berakhir

ketika kerusuhan terjadi di sekitarnya. Negara yang pertama kali dimasuki adalah Rusia, saat

seorang pendeta Gereja Advent masuk tahun 1886. Pada tanggal 20 Oktober 1890, sebuah kapal

bernama Pitcairn diluncurkan dari galangan kapal di San Fransisco dan segera digunakan

membawa beberapa misionari ke Kepulauan Pasifik. Para pekerja Advent pertama kali

memasuki negara-negara bukan Kristen pada tahun 1894 yakni Ghana Afrika Barat dan

Matabeleland Afrika Selatan. Pada tahun 1894 pula pekerja misionari memasuki Amerika

Selatan, pada tahun 1896 sudah ada perwakilan di Jepang. Gereja Advent kini telah mendirikan

pekerjaannya di 209 dari 230 negara.

Pencetakan dan penyebaran buku-buku adalah faktor utama dalam pertumbuhan

pergerakan Advent. Majalah The Advent Review and Sabbath Herald (sekarang The Adventist

Review) dan surat kabar gereja secara umum diluncurkan di Paris, Maine, pada tahun 1850;

majalah Youth's Instructor di Rochester, New York, pada tahun 1852; dan majalah Sign of the

Times, di Oakland, California, pada tahun 1874. Percetakan pertama milik organisasi di Battle

Creek, Michigan, mulai beroperasi pada tahun 1855 dan telah menjadi Yayasan berbadan hukum

Page 8: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

25

sebagaimana mestinya pada tahun 1861 di bawah nama Asosiasi Percetakan Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh (Seventh-day Adventist Publishing Association). Lembaga Pembaruan

Kesehatan kemudian dikenal dengan Battle Creek Sanitarium, membuka pintunya pada tahun

1866 dan pekerjaan misi bagi masyarakat untuk lingkup negara bagian dibentuk pada tahun

1870. Jaringan sekolah Gereja sedunia yang pertama didirikan pada tahun 1872. Pada tahun 1877

dibentuk asosiasi Sekolah Sabat untuk lingkup negara bagian. Pada tahun 1903, Kantor Pusat

Organisasi dipindahkan dari Battle Creek, Michigan, ke Washington, D.C., dan pada tahun 1989

berpindah ke Silver Spring, Maryland. Media Pelayanan Televisi dan Radio pun dikembangkan,

sebagaimana The Hope Channel: Saluran televisi resmi Gereja Advent, HCBN, Three Angels

Broadcasting Network The Voice of Prophecy, The Quiet Hour, It is Written, Amazing Facts,

Breath of Life, Omaha Cox Channel 23, Radio Advent Gema Bentara, Adventist World Radio,

Suara Pengharapan:TV dan Radio Komunitas, TV dan Radio Internet:

www.adventistradiotv.com, Adventist News Network: http://news.adventist.org/. Gereja Advent

mengoperasikan sistem kependidikan Protestan yang besar di dunia. Memiliki 7.598 Sekolah,

akademi dan universitas; dengan jumlah total pendaftaran 1.545.000 orang Mahasiswa dan

sekitar 80.000 orang tenaga pengajar. Program pendidikan Advent menekankan pendidikan

“mental, jasmani, sosial dan kesehatan rohani”. Di Indonesia ada: Universitas Advent Indonesia

(UNAI) di Bandung; Universitas Klabat di Manado; Perguruan Tinggi Advent Surya Nusantara

di Pematang Siantar Medan.

Selama lebih dari 50 tahun, Gereja Advent telah aktif dalam bidang kemanusiaan melalui

Adventist Development and Relief Agency (ADRA). ADRA bekerja sebagai sebuah badan non-

sektarian di 125 negara dan wilayah di dunia. ADRA telah diberi status Penasihat Umum oleh

United Nations Economic and Social Council. ADRA mempekerjakan lebih dari 4.000 orang

yang bekerja dalam menangani krisis dan pengembangan dalam mengentaskan kemiskinan.

Gereja Advent pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1900. Seorang pendeta

Metodis Amerika bernama R. W. Munson yang bekerja di Birma dan di Singapura, masuk

menjadi seorang Advent setelah sembuh penyakitnya di sebuah rumah sakit Advent di Amerika.

Atas permintaannya ia menjadi misionaris Advent di Asia Tenggara. Pada tahun 1900 ia menetap

di Padang kemudian ajaran Advent dibawa ke Tanah Batak oleh Immanuel Siregar, putera orang

Batak yang pertama masuk Kristen pada tahun 1861. Akan tetapi di Padang Munson mengalami

Page 9: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

26

perlawanan sengit, ia pindah ke Sumatera Utara dan pada tahun 1904 membuka pekerjaan

penginjilan di kota Medan hingga ke Jawa (Aritonang, 2009:18).

Di pulau Jawa, Advent pertama kali disebarkan di Surabaya tahun 1906 oleh "Sister"

Petra Tunheim, seorang misionaris dari Australia. Pada tahun 1912, Gereja-gereja Advent yang

pertama di Indonesia dibentuk di Sumberwekas, Jawa Timur dan di Kramat Pulo, Jakarta Pusat.

Sister Tunheim menjadi pengabar penginjil di Jawa Barat. Pada masa itu, pemerintah Belanda

masih melarang pengabar penginjil ganda, sehingga upaya membuka pusat misi di Sukabumi dan

di Bandung gagal. Tahun 1910 diterbitkan sebuah majalah bernama Oetoesan Kebenaran

Melajoe atas usaha Sim Gee Nio, seorang penginjil dari Singapura. Majalah itu kemudian tahun

1917 berganti nama menjadi Pertandaan Zaman. Gereja Advent masuk ke Minahasa tahun 1921

dengan dibaptisnya Samuel Rantung dan seorang pemuda Sunda bemama M.E. Diredja. Pada

tahun 1922 ke Maluku dengan dibaptisnya P. Pietersz, seorang mantan tentara asal Saparua yang

telah menjadi guru Injil Advent di Jawa. Pada tahun 1921 ke Tapanuli dan ke Lampung dan

Kalimantan tahun 11926.

Gereja Advent di Indonesia mengalami kemajuan. Pada tahun 1929 wilayahnya

dilepaskan dari Malayan Union (Uni Malaka) dan menjadi union tersendiri dan dibuka sekolah/

lembaga pendidikan di Cimindi, Bandung, guna mendidik penginjil. Masa itu jumlah pengikut

Advent di Indonesia hampir 3.000 orang. Mayoritas sebelumnya sudah masuk Kristen non-

Advent dari golongan Tionghoa, Indo-Eropa, dan dari suku-suku yang sudah dikristenkan,

seperti Batak, Minahasa, dan Ambon. Dalam tahun 1930- an, pemerintah Hindia Belanda tidak

menghalangi lagi pekerjaan Advent. Pada masa Perang Dunia II, para misionaris dari luar negeri,

seperti dari Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat, mengalami kesulitan yang serupa dengan

yang dialami gereja-gereja lain; di antara misionaris luar negeri itu ada yang meninggal dalam

kamp tahanan. Pasca-perang kemerdekaan, Gereja Advent berkembang ke berbagai wilayah

Indonesia, khususnya di daerah-daerah tempat agama Kristen yang sudah terkenal. Pertumbuhan

gereja menyebabkan tahun 1964 Uni Indonesia dibagi menjadi Uni Indonesia Barat dan

Indonesia Timur. Mulai tahun 1970 kedua Uni ini dipimpin orang Indonesia. Menurut Statistik,

Gereja Advent di Uni Indonesia Barat memiliki 718 gereja dan 101.768 anggota jemaat;

sedangkan Uni Indonesia Timur memiliki 725 gereja dan 108.466 anggota jemaat. Sedangkan

jumlah anggota Gereja Advent seluruh dunia sebanyak 25 juta anggota, atau diperkirakan laju

peningkatan pertumbuhan keanggotaan 1 juta jiwa per tahun (Pender, 2016).

Page 10: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

27

3. Ajaran Pokok Kristen Advent

Terdapat doktrin pokok dalam ajaran Advent, yakni mengenal Allah, tentang manusia,

keselamatan, gereja, kehidupan Kristen, dan mengenal akhir zaman. Keenam doktrin pokok itu

dapat dipahami dalam 28 Doktrin Dasar Alkitabiah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

(Advent, 2014).

Pertama, Kitab Suci; Kitab Suci terdiri Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah

Firman Allah yang tertulis yang diberikan oleh inspirasi llahi melalui orang-orang kudus. Allah

yang bericara dan menulis karena mereka digerakkan oleh Roh Kudus. Dalam Firman tertulis ini,

Allah telah memberikan kepada manusia pengetahuan yang perlu untuk keselamatan. Kitab Suci

adalah pernyataan tentang kehendak Allah yang tidak mungkin salah. Hal itu merupakan ukuran

tabiat, ujian pengalaman, pengungkap doktrin yang sah, dan catatan yang terpercaya perihal

tindakan Allah dalam sejarah (2 Ptr. 1:20,21; 2 Tim. 3:16,17; Mzm. 119:105; Ams. 30:5,6; Yes.

8:20; Yoh. 17:17; 1 Tes. 2:13; Ibr. 4:12).

Kedua, Trinitas; ada satu Allah: Bapa, Anak, dan Roh Kudus, suatu kesatuan dari tiga

pribadi yang kekal. Allah itu abadi, Mahakuasa, Mahatahu, lebih dari segalanya, dan hadir di

mana-mana. Allah itu tidak terbatas dan lebih dari pemahaman manusia, namun dikenal melalui

penyataan diri-Nya. Dia itu layak disembah, dipuja dan dilayani selama-lamanya oleh segenap

ciptaan (Ul. 6:4; Mat.28:19; 2 Kor. 13:14; Ef. 4:4-6; 1 Ptr.1:2; 1 Tim. 1:17; Why. 14:7).

Ketiga, Bapa; Allah Bapa yang kekal adalah pencipta, sumber, pemelihara, dan raja yang

berkuasa atas segala ciptaan. Dia itu benar dan suci, penuh kemurahan dan rahmat, sabar, dan

belimpah kasih dan kesetiaan. Sifat-sifat serta kuasa yang ditunjukkan dalam Anak dan Roh

Kudus adalah juga menggambarkan Bapa (Kej. 1:1; Why. 4:11; 1 Kor. 15:28; Yoh. 3:16; 1 Yoh.

4:8; 1 Tim. 1:17; Kel. 34:6, 7; Yoh. 14:9).

Keempat, Anak; Allah Anak yang kekal menjelma di dalam Yesus Kristus. Melalui

Dialah segala sesuatu diciptakan, karakter Allah dinyatakan, keselamatan umat manusia

dilaksanakan, dan dunia dihakimi. Allah yang kekal telah menjadi manusia sesungguhnya, Yesus

Kristus. la dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari perawan Maria. la hidup dan mengalami

pencobaan sebagai seorang manusia, tetapi dengan sempurna menunjukkan kebenaran dan kasih

Allah. Oleh mukjizat-mukjizat-Nya la menunjukkan kuasa Allah dan terbukti sebagai Mesias

yang dijanjikan oleh Allah. Ia menderita dan mati secara sukarela di salib menggantikan manusia

(umat Kristen) dan demi dosa-dosa umat Kristen, bangkit dari kematian, dan naik ke surga untuk

melayani di bait suci surga untuk kita. Ia akan datang kembali dalam kemuliaan untuk kelepasan

kekal umat-Nya dan untuk memulihkan segala sesuatu (Yoh. 1:1-3, 14; Kol. 1:15-19; Yoh.

10:30; 14:9; Rm. 6:23; 2 Kor. 5:17-19; Yoh. 5:22; Luk. 1:35; Flp. 2:5-11; Ibr. 2:9-18; 1 Kor.

15:3, 4; Ibr. 8:1, 2; Yoh. 14:1-3).

Kelima, Roh Kudus; Allah Roh yang kekal telah aktif bersama dengan Bapa dan Anak

pada saat penciptaan, penjelmaan, dan penebusan, Ia mengilhami para penulis Alkitab, Ia

memenuhi kehidupan Kristus dengan kuasa, Ia menarik dan meyakinkan manusia, dan barang

siapa yang menyambut-Nya dibarui dan diubahkan menjadi peta Allah. Diutus oleh Bapa dan

Anak untuk menyertai anak-anak-Nya selamanya, Ia memberikan karunia rohani kepada gereja,

menyanggupkan gereja bersaksi untuk Kristus, dan memimpin gereja ke dalam seluruh

Page 11: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

28

kebenaran sesuai dengan Alkitab (Kej. 1:1, 2; Luk. 1:35; 4:18; Kisah 10:38; 2 Ptr. 1:21; 2 Kor.

3:18; Ef. 4:11,12; Kisah 1:8; Yoh. 14:16-18, 26; 15:26, 27; 16:7-13).

Keenam, Penciptaan; Allah adalah Pencipta segala-galanya dan telah menyatakan dalam

Alkitab cerita yang asli tentang perbuatan penciptaan-Nya. Dalam enam hari Tuhan menjadikan

“langit dan bumi" dan semua makhluk hidup di atas dunia dan berhenti pada hari ketujuh dalam

minggu pertama itu. Dengan demikian Ia mendirikan Sabat sebagai tanda peringatan kekal

terhadap selesainya pekerjaan penciptaan-Nya. Manusia laki-laki dan perempuan pertama yang

dijadikan sesuai dengan peta Allah sebagai mahkota penciptaan, mendapatkan kekuasaan atas

seluruh dunia, dan mendapatkan tanggung jawab untuk memeliharanya. Ketika dunia telah

selesai diciptakan itu "sangat baik," menyatakan kemuliaan Allah (Kej. 1; 2; Kel. 20:8-11; Mzm.

19:1-6; 33:6, 9; 104; Ibr. 11:3).

Ketujuh, Keadaan Manusia; manusia telah diciptakan menurut peta Allah dan memiliki

sifat kepribadian, kuasa dan kebebasan berpikir dan berbuat. Walaupun diciptakan sebagai

makhluk yang merdeka, masing-masing adalah kesatuan tubuh, pikiran, dan roh yang tidak

terpisahkan, napas hidup dan segalanya bergantung pada Allah. Ketika nenek moyang kita yang

pertama tidak setia pada Allah, mereka menyangkal ketergantungan mereka kepada-Nya dan

jatuh dari posisi mereka yang tinggi di bawah Allah. Peta Allah dalam diri mereka rusak dan

mereka akan mati. Keturunan mereka juga mewarisi sifat yang telah jatuh itu dan segala

akibatnya. Mereka dilahirkan dengan kelemahan dan kecenderungan untuk berbuat dosa. Tetapi

Allah dalam Kristus mendamaikan dunia kepada Diri-Nya sendiri dan oleh Roh Kudus

memulihkan peta Pencipta dalam diri orang berdosa yang menyesal. Diciptakan untuk kemuliaan

Allah, mereka dipanggil untuk mengasihi Dia dan sesama, dan memelihara lingkungan mereka

(Kej. 1:26-28; 27; Mzm. 8:4-8; Kisah 17:24-28; Kej. 3; Mzm. 51:5; Rm. 5:12-17; 2 Kor. 5:19,

20; Mzm. 51:10; 1 Yoh. 4:7, 8, 11, 20; Kej. 2:15).

Kedelapan, Pertentangan Besar; seluruh umat manusia sekarang ini terlibat dalam suatu

pertentangan besar antara Kristus dan setan mengenai karakter Allah, hukum-Nya, dan

kekuasaan-Nya atas alam semesta. Konflik tersebut telah dimulai di surga ketika salah satu

makhluk ciptaan, yang mendapatkan kebebasan memilih, dalam kesombongannya telah menjadi

setan, musuh Allah, dan memimpin sebagian malaikat untuk memberontak. Ia memperkenalkan

roh pemberontakan kepada dunia ini ketika ia menuntun Adam dan Hawa untuk berbuat dosa.

Dosa manusia ini mengakibatkan rusaknya peta Allah dalam diri umat manusia, kacaunya dunia

yang telah diciptakan, dan pada akhirnya mengakibatkan kehancuran dunia pada saat air bah

melanda seluruh dunia. Seluruh ciptaan menonton dunia ini menjadi arena konflik semesta, di

mana kasih Allah pada akhirnya akan terbukti benar. Untuk mendampingi umat-Nya di dalam

pertentangan tersebut, Kristus mengutus Roh Kudus dan malaikat-malaikat yang setia untuk

menuntun, melindungi, dan memelihara mereka di jalan keselamatan (Why. 12:4-9; Yes. 14:12-

14; Yeh. 28:12-18; Kej. 3; Rm. 1:19-32; 5:12-21; 8:19-22; Kej. 6-8; 2 Ptr 3:6; 1 Kor. 4:9; Ibr.

1:14).

Kesembilan, Kehidupan, Kematian, dan Kebangkitan Kristus; di dalam kehidupan

penurutan Kristus yang sempurna terhadap kehendak Allah, penderitaan, kematian, dan

kebangkitan-Nya. Allah menyediakan satu-satunya sarana penebusan atas dosa umat manusia.

Mereka yang menerima penebusan ini oleh iman boleh mendapatkan hidup yang kekal, dan

keseluruhan ciptaan boleh memahami dengan lebih baik akan kesucian dan ketidakterbatasan

kasih Pencipta. Penebusan yang sempuma ini membuktikan kebenaran hukum Allah dan

keagungan tabiat-Nya karena penebusan itu menyalahkan dosa kita dan memberikan

pengampunan bagi kita. Kematian Kristus itu mengganti dan menebus, mendamaikan dan

Page 12: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

29

mengubahkan. Kebangkitan Kristus menyatakan kemenangan Allah atas kuasa kejahatan, dan

bagi mereka yang menerima penebusan maka kemenangan mereka atas dosa dan kematian

menjadi pasti. Penebusan itu menyatakan Ketuhanan Yesus Kristus, di mana di hadapan-Nya

semua lutut di surga dan di bumi akan bertekuk menyembah (Yoh. 3:16; Yes. 53; 1 Ptr. 2:21, 22;

1 Kor. 15:3, 4, 20-22; 2 Kor. 5:14, 15, 19-21; Rm. 1:4; 3:25; 4:25; 8:3, 4; 1 Yoh. 2:2; 4:10; Kol.

2:15; Flp. 2:6-11).

Kesepuluh, Pengalaman Keselamatan; dalam kemurahan dan kasih yang tidak terbatas

Allah telah membuat Kristus, yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa untuk kita, supaya di

dalam Dia kita dapat dijadikan kebenaran Allah. Dengan dipimpin oleh Roh Kudus merasakan

kebutuhan mengakui keadaan yang berdosa, bertobat dari pelanggaran-pelanggaran, dan

menghidupkan iman pada Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, sebagai Pengganti dan Teladan.

Iman yang menerima keselamatan ini berasal dari kuasa Firman Allah dan merupakan karunia

dari rahmat Allah. Melalui Kristus kita dibenarkan, diangkat sebagai putra dan putri Allah, dan

dilepaskan dari kekuasaan dosa. Melalui Roh Kudus dilahirkan kembali dan disucikan; Roh

memperbarui pikiran, menuliskan hukum Allah yaitu kasih di dalam hati, dan memperoleh kuasa

untuk menghidupkan suatu kehidupan yang suci. Dengan tinggal dalam Dia mengambil bagian

dalam sifat Ilahi dan memiliki kepastian keselamatan sekarang dan pada saat penghakiman (2

Kor. 5:17-21; Yoh. 3:16; Gal. 1:4; 4:4-7; Titus 3:3-7; Yoh. 16:8; Gal. 3:13, 14; 1 Ptr. 2:21, 22;

Rm. 10:17; Luk. 17:5; Mrk. 9:23 ,24; Ef. 2:5-10; Rm. 3:21-26; Kol. 1:13, 14; Rm. 8:14-17; Gal.

3:26; Yoh. 3:3-8; 1 Ptr. 1:23; Rm. 12:2; Ibr. 8:7-12; Yeh. 36:25-27; 2 Ptr. 1:3, 4; Rm. 8:1-4; 5:6-

10).

Kesebelas, bertumbuh dalam Kristus; oleh kematian-Nya di salib, Yesus mengalahkan

kuasa kejahatan. Ia yang menaklukkan roh-roh iblis selama pelayanan-Nya di dunia telah

menghancurkan kuasa mereka dan memastikan kebinasaan mereka yang kekal. Kemenangan

Yesus memberikan kepada kita kemenangan atas kuasa-kuasa kejahatan yang masih terus

berusaha untuk mengendalikan kita, sementara kita berjalan bersama Dia dalam damai, suka cita,

dan jaminan kasih-Nya. Sekarang Roh Kudus tinggal dalam kita dan memberi kita kuasa.

Berserah secara terus menerus kepada Yesus sebagai Juru selamat dan Tuhan, manusia

dibebaskan dari beban perbuatannya di masa lalu, tidak lagi hidup di dalam kegelapan, takut

terhadap kuasa-kuasa kejahatan, kebodohan, dan kesia-siaan jalan hidup dahulu. Dalam

kebebasan baru dalam Yesus ini, manusia dipanggil untuk bertumbuh menjadi serupa dengan

tabiat-Nya, bersekutu dengan Dia setiap hari dalam doa, makan dari Firman Allah, merenungkan

firman dan pemeliharaan-Nya, menyanyikan lagu-lagu pujian bagi-Nya, berkumpul bersama

untuk berbakti, dan ikut serta dalam misi gereja. Sementara kita merelakan diri kita dalam kasih

pelayanan kepada orang-orang di sekitarnya dan bersaksi tentang keselamatan yang dari pada-

Nya, maka kehadiran-Nya yang tetap bersama kita melalui Roh Kudus akan mengubah setiap

saat dan setiap tugas menjadi suatu pengalaman rohani (Mzm. 1:1, 2; 23:4; 77:11, 12; Kol. 1:13,

14; 2:6, 14, 15; Luk. 10:17-20; Ef. 5:19, 20; 6:12-18; 1 Tes. 5:23; 2 Ptr. 2:9; 3:18; 2 Kor. 3:17,

18; Flp. 3:7-14; 1 Tes. 5:16-18; Mat. 20:25-28; Yoh. 20:21; Gal. 5:22-25; Rm. 8:38, 39; 1 Yoh.

4:4; Ibr. 10:25).

Kedua belas, Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang mengakui Yesus

Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sebagaimana umat Allah di masa Pejanjian Lama, umat

dipanggil keluar dari dunia dan berkumpul untuk berbakti, bersekutu, mendapatkan petunjuk

Firman, merayakan Perjamuan Tuhan, pelayanan kepada seluruh umat manusia, dan pengabaran

Injil ke seluruh dunia. Gereja memperoleh wewenangnya dari Kristus, firman menjelma, dan dari

Kitab Suci, yang merupakan firman tertulis. Gereja adalah keluarga Allah karena diangkat-Nya

Page 13: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

30

sebagai anak, maka anggota-anggotanya hidup berdasarkan perjanjian baru. Gereja adalah tubuh

Kristus, suatu masyarakat iman yang Kristus sendiri merupakan kepalanya. Gereja adalah

pengantin yang baginya Kristus mati agar la dapat menguduskan dan menyucikannya. Pada saat

Ia datang dalam kemuliaan, Ia akan mempersembahkannya sebagai sebuah gereja yang mulia

bagi diri-Nya sendiri, orang-orang setia dari segala zaman, yang telah dibeli dengan darah-Nya

yang suci dan tanpa cacat, noda atau kerut (Kej. 12:3; Kisah 7:38; Ef. 4:11-15; 3:8-11; Mat.

28:19, 20; 16:13-20; 18:18; Ef. 2:19-22; 1:22, 23; 5:23-27; Kol. 1:17, 18).

Ketiga belas, gereja yang sisa dan misinya; Gereja universal merupakan gabungan dari

semua yang sungguh-sungguh percaya pada Kristus, tetapi di hari-hari terakhir, yaitu saat

kemurtadan besar, suatu umat telah dipanggil keluar untuk menuruti hukum-hukum Allah dan

iman akan Yesus. Umat sisa ini memaklumi datangnya saat penghakiman, mengabarkan

keselamatan melalui Kristus, dan menyerukan dekatnya kedatangan Yesus kedua kali. Pekabaran

ini dilambangkan oleh tiga malaikat. Dalam Wahyu 14; pekabaran itu bertepatan dengan

pekerjaan penghakiman di surga dan menghasilkan terjadinya pertaubatan dan reformasi di

dunia. Semua orang percaya dipanggil untuk mengambil bagian secara pribadi dalam kesaksian

ke seluruh dunia ini (Why. 12:17; 14:6-12; 18:1-4; 2 Kor. 5:10; Yud. 3, 14; 1 Ptr. 1:16-19; 2 Ptr.

3:10-14; Why. 21:1-14).

Keempat belas, Kesatuan dalam Tubuh Kristus; Gereja adalah satu tubuh dengan banyak

anggota, yang dipanggil dari semua bangsa, suku, bahasa, dan kaum. Dalam Kristus manusia

adalah ciptaan baru; perbedaan ras, budaya, pendidikan, dan kebangsaan, serta perbedaan antara

yang tinggi dan rendah, kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, tidak boleh memecah belah.

Semua sama di dalam Kristus, yang oleh satu Roh telah mengikat kita menjadi satu persekutuan

dengan Dia dan dengan satu sama lain. Umat harus melayani dan dilayani tanpa membeda-

bedakan atau memilih muka. Melalui ilham Yesus Kristus di dalam Alkitab memiliki iman dan

pengharapan yang sama, dan membagikan kesaksian yang sama kepada semua orang. Kesatuan

ini sumbemya adalah kesatuan dari Allah Tritunggal yang telah mengangkat umat sebagai anak-

anak-Nya (Rm. 12:4, 5; 1 Kor. 12:12-14; Mat. 28:19, 20; Mzm. 133:1; 2 Kor. 5:16, 17; Kisah

17:26, 27; Gal. 3:27, 29; Kol. 3:10-15; Ef. 4:14-16; 4:1-6; Yoh. 17:20-23).

Kelima belas, baptisan; dengan dibaptis umat mengakui iman pada kematian dan

kebangkitan Yesus Kristus dan bersaksi tentang kematian terhadap dosa dan tujuan untuk

berjalan dalam kehidupan yang baru. Umat mengakui Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat,

menjadi umat-Nya, dan diterima sebagai anggota gereja-Nya. Baptisan adalah lambang

persekutuan dengan Kristus, pengampunan dosa-dosanya, dan penerimaan akan Roh Kudus.

Baptisan dilakukan dengan cara diselamkan ke dalam air dan merupakan suatu penegasan iman

di dalam Yesus dan bukti pertobatan dari dosa. Hal itu mengikuti petunjuk yang terdapat dalam

Kitab Suci dan penerimaan akan ajaran-ajarannya (Rm. 6:1-6; Kol. 2:12, 13; Kisah 16:30-33;

22:16; 2:38; Mat. 28:19, 20).

Keenam belas, Perjamuan Kudus merupakan keikutsertaan dalam lambang tubuh dan

darah Yesus sebagai suatu ungkapan iman kepada-Nya, sebagai Tuhan dan Juru selamat. Dalam

pengalaman komuni ini Kristus hadir untuk bertemu dan menguatkan umat-Nya. Pada saat kita

ambil bagian, kita dengan suka cita mengabarkan kematian Tuhan sampai Ia datang lagi.

Persiapan perjamuan itu meliputi pemeriksaan diri, pertobatan, dan pengakuan. Tuhan

mengesahkan upacara pembasuhan kaki yang menandakan pembersihan kembali,

mengungkapkan suatu kesediaan untuk melayani satu sama lain dengan rendah hati seperti

Kristus, dan mempersatukan hati kita dalam kasih. Upacara perjamuan terbuka bagi semua orang

Page 14: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

31

Kristen yang percaya (1 Kor. 10:16, 17; 11:23-30; Mat. 26:17-30; Why. 3:20; Yoh. 6:48-63;

13:1-17).

Ketujuh belas, Karunia Rohani dan Pelayanan; Allah mencurahkan semua anggota

gereja-Nya dalam setiap zaman karunia-karunia rohani yang harus digunakan oleh setiap anggota

dalam pelayanan kasih untuk kebaikan bersama jemaat dan umat manusia. Diberikan oleh Roh

Kudus yang dengan adil membagi kepada setiap anggota sesuai kehendak-Nya, karunia-karunia

itu memberikan segala kesanggupan dan pelayanan yang dibutuhkan oleh gereja untuk

melaksanakan fungsi-fungsinya sebagaimana yang ditentukan oleh Tuhan. Menurut Alkitab,

karunia ini mencakup pelayanan seperti iman, penyembuhan, bernubuat, menginjil, mengajar,

administrasi, mendamaikan, belas kasihan, dan pelayanan pengorbanan dan kemurahan hati

untuk menolong dan menguatkan orang lain. Sebagian anggota dipanggil oleh Allah dan dipakai

oleh Roh untuk tugas-tugas yang diakui oleh gereja seperti tugas-tugas penggembalaan,

evangelisasi, kerasulan, dan pelayanan mengajar khususnya dibutuhkan untuk melengkapi

anggota-anggota bagi pelayanan, untuk membangun jemaat kepada kedewasaan rohani, dan

mendorong kesatuan iman dan pengetahuan akan Allah. Bila anggota-anggota menggunakan

karunia-karunia yang bermacam-macam ini sebagai penatalayanan Allah yang setia, gereja

terlindung dari pengaruh-pengaruh merusak yang ditimbulkan oleh doktrin-doktrin palsu,

bertumbuh dengan suatu pertumbuhan yang berasal dari Allah dan dibangun dalam iman dan

kasih (Rm. 12:4-8; 1 Kor. 12:9-11, 27, 28; Ef. 4:8, 11-16; Kisah 6:1-7; 1 Tim. 3:1-13; 1 Ptr.

4:10, 11).

Kedelapan belas, Karunia Nubuat; salah satu karunia Roh Kudus ialah karunia bernubuat.

Karunia ini menjadi suatu tanda pengenal gereja yang sisa dan ditunjukkan dalam pelayanan

Ellen G. White. Sebagai utusan Tuhan, tulisan-tulisannya merupakan sumber kebenaran yang

terus-menerus dan berwenang yang memberikan penghiburan, bimbingan, nasihat, dan perbaikan

kepada gereja. Tulisan-tulisan tersebut juga menjelaskan bahwa Alkitab merupakan standar oleh

mana semua pengajaran dan pengalaman harus diuji (Yoel 2:28, 29; Kisah 2:14-21; Ibr. 1:1-3;

Why. 12:17; 19:10).

Kesembilan belas, Hukum Allah; prinsip besar hukum Allah diwujudkan dalam Sepuluh

Perintah dan ditunjukkan dalam kehidupan Kristus. Hukum-hukum itu menyatakan kasih,

kehendak, dan maksud Allah perihal perilaku dan hubungan manusia dan mengikat semua orang

di setiap zaman. Aturan ini merupakan dasar perjanjian Allah dengan umat-Nya dan standar

penghakiman Allah. Melalui agen Roh Kudus hukum itu menunjuk dosa dan menimbulkan suatu

perasaan membutuhkan seorang Juru Selamat. Keselamatan sepenuhnya berasal dari kasih

karunia dan bukan oleh usaha, tetapi buahnya adalah penurutan kepada hukum Allah yang

mengembang karakter Kristen dan menghasilkan suatu perasaan sejahtera. Itu merupakan bukti

kasih kepada Tuhan dan kepedulian kepada sesama. Penurutan iman menunjukkan kuasa Kristus

yang mengubah kehidupan dan menguatkan kesaksian orang Kristen (Kel. 20:1-17; Maz. 40:7,8;

Mat. 22:36-40; Ul. 28:1-14; Mat. 5:17-20; Ibr. 8:8-10; Yoh. 15:7-10; Ef. 2:8-10; 1 Yoh. 5:3; Rm.

8:3, 4; Mzm. 19:7-14).

Dua puluh, Sabat; pencipta yang bermurah setelah enam hari penciptaan, berhenti pada

hari ketujuh dan mendirikan Sabat untuk semua orang sebagai suatu peringatan Penciptaan.

Hukum keempat dari hukum Allah yang tidak berubah itu menuntut pengudusan Sabat hari

ketujuh sebagai suatu hari perhentian, perbaktian, dan pelayanan yang sesuai dengan ajaran dan

kebiasaan Yesus, Tuhan atas hari Sabat. Sabat adalah suatu hari persekutuan yang sangat

menyenangkan dengan Allah dan dengan sesama. Hal itu merupakan suatu lambang penebusan

di dalam Kristus, suatu lambang pengudusan, tanda kesetiaan, dan merupakan suatu pendahuluan

Page 15: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

32

terhadap masa depan yang kekal di dalam kerajaan Allah. Sabat adalah tanda yang terus-menerus

dari pejanjian kekal-Nya antara Dia dan umat-Nya. Dengan suka cita menguduskan hari yang

suci (Sabtu) dari petang hingga petang berikutnya dan masuk matahari hingga masuk matahari

merupakan suatu perayaan dari perbuatan penciptaan dan penebusan Allah (Kej. 2:1-3; Kel.

20:8-11; Luk. 4:16; Yes. 56:5, 6; 58:13, 14; Mat. 12:1-12; Kel. 31:13-17; Yeh. 20:12, 20; Ul.

5:12-15; Ibr. 4:1-11; Im. 23:32; Markus 1:32).

Dua puluh satu, Penatalayanan; umat adalah penatalayanan Allah, yang ia percayakan

dengan waktu dan kesempatan, kesanggupan dan harta milik, dan berkat-berkat dunia dan segala

kekayaannya. Umat bertanggung jawab kepada-Nya untuk penggunaan yang tepat akan berkat-

berkat itu. Umat mengakui kepemilikan Allah oleh pelayanan yang setia kepada-Nya dan kepada

sesama manusia, dan oleh mengembalikan persepuluhan dan memberikan persembahan untuk

pengabaran Injil-Nya dan menjadi sokongan dan pertumbuhan gereja-Nya. Penatalayanan adalah

suatu kesempatan istimewa yang diberikan oleh Allah bagi kita untuk memelihara kasih dan

kemenangan atas cinta diri dan ketamakan. Penatalayanan bersuka cita dalam berkat-berkat yang

datang kepada orang-orang lain sebagai hasil dari kesetiaannya (Kej. 1:26-28; 2:15; 1 Taw.

29:14; Hag. 1:3-11; Mal. 3:8-12; 1 Kor. 9:9-14; Mat. 23:23; 2 Kor. 8:1-15; Rm. 15:26, 27).

Dua puluh dua, perilaku orang Kristen; umat dipanggil untuk menjadi umat saleh yang

berpikir, merasa, dan bertindak, serasi dengan prinsip-prinsip surga. Agar Roh menciptakan

kembali di dalam diri karakter Tuhan, maka melibatkan diri hanya pada hal-hal yang akan

menghasilkan kemurnian yang serupa dengan Kristus, kesehatan, dan sukacita di dalam hidup.

Ini berarti bahwa hiburan dan kesenangan harus sesuai dengan standar tertinggi dari selera dan

keindahan Kristen. Sementara mengakui adanya perbedaan-perbedaan budaya, pakaian haruslah

sederhana, sopan, dan rapi, merias orang yang memiliki kecantikan sejati tidaklah dengan

menggunakan perhiasan-perhiasan lahiriyah tetapi perhiasan yang tidak dapat binasa yaitu suatu

roh lemah lembut dan tenang. Itu juga berarti bahwa karena tubuh adalah bait Roh Kudus, maka

harus merawatnya dengan hati-hati. Selain dengan olahraga dan istirahat yang cukup, harus

memakan makanan yang paling menyehatkan yang bisa diperoleh dan tidak memakan makanan

yang haram yang dijelaskan dalam Alkitab. Karena minuman keras beralkohol, tembakau, dan

penggunaan obat bius dan narkotik yang tidak bertanggung jawab merusak tubuh kita, maka

harus berpantang dari semuanya itu. Umat harus menggunakan segala sesuatu yang membawa

pikiran dan tubuh ke dalam disiplin Kristus, yang menginginkan sehat, gembira, dan baik (Rm.

12:1, 2; 1 Yoh. 2:6; Ef. 5:1-21; Flp. 4:8; 2 Kor. 10:5; 6:14; 7:1; 1 Ptr. 3:1-4; 1 Kor. 6:19, 20;

10:31; Im. 11:1-47; 3 Yoh. 2).

Dua puluh tiga, Pernikahan dan Keluarga; Pernikahan didirikan oleh Tuhan di Eden dan

diteguhkan oleh Yesus sebagai ikatan seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita

dalam kebersamaan kasih. Bagi seorang Kristen suatu janji pernikahan diucapkan kepada Allah

dan juga kepada pasangannya dan hanya dapat dilakukan oleh pasangan yang seiman. Saling

mencintai, menghormati, menghargai, dan bertanggung jawab merupakan unsur dari hubungan

khusus ini, yang memantulkan kasih, kesucian, keintiman, dan kelanggengan hubungan antara

Kristus dan gereja-Nya. Mengenai perceraian, Yesus mengajarkan bahwa orang yang

menceraikan pasangannya, kecuali karena zina, dan menikah dengan orang lain, berarti

melakukan perzinaan. Walaupun beberapa hubungan keluarga mungkin tidak seperti yang

diharapkan, pasangan nikah yang benar-benar saling menyerahkan diri satu sama lain dalam

Kristus bisa saja mencapai suatu kesatuan yang mengasihi melalui tuntunan Roh dan bimbingan

gereja. Allah memberkati keluarga dan bermaksud bahwa anggota-anggotanya harus saling

mendampingi satu sama lain menuju kedewasaan penuh. Orangtua harus mengajar anak-anak

Page 16: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

33

mereka untuk mengasihi dan menuruti Tuhan. Oleh teladan dan kata-kata, mereka harus

mengajar anak-anak mereka bahwa Kristus itu pengasih yang berdisiplin, selalu lembut dan

mempedulikan, yang ingin agar mereka menjadi anggota-anggota tubuh-Nya, yaitu keluarga

Allah. Menjadikan keluarga lebih intim merupakan satu dari ciri Injil yang terakhir (Kej. 2:18-

25; Mat. 19:3-9; Yoh. 2:1-11; 2 Kor. 6:14; Ef. 5:21-33; Mat. 5:31,32; Markus 10:11, 12; Luk.

16:18; 1 Kor. 7:10, 11; Kel. 20:12; Ef. 6:1-4; Ul. 6:5-9; Ams. 22:6; Mal. 4:5, 6).

Dua puluh empat, Pelayanan Kristus di Bait Suci Sorgawi; ada sebuah bait suci di surga,

tempat ibadah sejati yang didirikan oleh Allah bukan oleh manusia. Di dalamnya Kristus

melayani untuk kepentingan umat, agar orang-orang percaya mendapatkan faedah dan korban

penebusan-Nya yang dipersembahkan sekali untuk semua di salib. Ia dilantik sebagai Imam

Besar kita yang agung dan memuliakan pelayanan pengantaraan-Nya pada saat la naik ke surga.

Pada tahun 1844, pada akhir periode nubuatan 2300 hari, la memasuki fase kedua dan terakhir

dari pelayanan penebusan-Nya. Itu adalah pekerjaan penyelidikan penghakiman yang merupakan

bagian dari keputusan akhir bagi semua dosa, ditandai dengan penyucian bait suci orang Ibrani

dahulu kala pada hari Grafirat. Dalam pelayanan khusus tersebut bait suci disucikan dengan

darah hewan korban, tetapi bait suci surgawi itu disucikan oleh darah korban yang sempurna

yaitu Yesus. Penyelidikan penghakiman menyatakan kepada makhluk-makhluk surgawi siapa di

antara orang-orang mati yang telah mati di dalam Kristus dan oleh sebab itu, di dalam Dia,

mereka dianggap layak untuk mengambil bagian dalam kebangkitan pertama. Itu juga

menunjukkan dengan jelas siapa di antara orang-orang hidup yang tinggal di dalam Kristus,

memelihara hukum-hukum Allah dan iman akan Yesus. Oleh sebab itu, di dalam Dia, mereka

siap untuk diubahkan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya yang kekal. Penghakiman ini

membuktikan benarnya keadilan Allah dalam menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada

Yesus. Itu menyatakan bahwa orang-orang yang tetap setia kepada Allah akan menerima

kerajaan itu. Penyelesaian pelayanan Kristus ini akan menandai berakhirnya masa percobaan

bagi manusia sebelum Kedatangan-Nya kedua kali. (Ibr. 8:1-5; 4:14-16; 9:11-28; 10:19-22; 1:3;

2:16, 17; Dan.7:9-27; 8:13, 14; 9:24-27; Bil. 14:34; Yeh. 4:6; Im. 16; Why. 14:6, 7; 20:12;

14:12; 22:12).

Dua puluh lima, Kedatangan Kristus Kedua kali; kedatangan Kristus kedua kali

merupakan pengharapan yang berbahagia dari gereja, puncak terbesar dari lnjil. Kedatangan Juru

Selamat itu literal, personal, dapat dilihat, dan meliputi seluruh dunia. Ketika la datang kembali,

orang-orang benar yang telah mati akan dibangkitkan dan bersama-sama dengan orang-orang

benar yang masih hidup diangkat ke surga, tetapi orang-orang jahat akan mati. Penggenapan

yang hampir sempurna dari garis nubuatan, bersamaan dengan keadaan dunia sekarang ini,

mengindikasikan bahwa kedatangan Kristus itu sudah dekat. Saat peristiwa itu tidak dinyatakan

dan oleh sebab itu kita didesak untuk bersedia setiap saat (Tit. 2:13; Ibr. 9:28; Yoh. 14:1-3; Kis.

1:9-11; Mat. 24:14; Why. 1:7; Mat. 24:43, 44; 1 Tes. 4:13-18; 1 Kor. 15:51-54; 2 Tes. 1:7-10;

2:8; Why. 14:14-20; 19:11-21; Mat. 24; Mrk. 13; Luk. 21; 2 Tim. 3:1-5; 1 Tes. 5:1-6).

Dua puluh enam, Kematian dan Kebangkitan; upah dosa ialah maut. Allah tidak dapat

mati, akan memberikan kehidupan kekal kepada orang-orang yang ditebus-Nya. Hingga hari itu

kematian adalah keadaan tidak sadar bagi semua orang. Bila Kristus, yang adalah kehidupan

umat, nampak orang-orang benar yang telah dibangkitkan dan orang-orang benar yang hidup

akan dimuliakan dan bersedia untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Kebangkitan kedua, yaitu

kebangkitan orang-orang jahat, akan tejadi seribu tahun kemudian (Rm. 6:23; 1 Tim. 6:15, 16;

Pkh. 9:5, 6; Mzm. 146:3, 4; Yoh. 11:11-14; Kol. 3:4; 1 Kor. 15:51-54; 1 Tes. 4:13-17; Yoh. 5:28,

29; Why. 20:1-10).

Page 17: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

34

Dua puluh tujuh, Milenium dan Akhir Dosa; milenium adalah pemerintahan Kristus

selama seribu tahun bersama umat kudus-Nya di surga, antara kebangkitan pertama dan

kebangkitan kedua. Selama masa tersebut orang-orang jahat yang mati akan dihakimi; dunia ini

akan menjadi sunyi sepi, tanpa penghuni manusia yang hidup, tetapi dihuni oleh setan dan para

malaikatnya. Pada penutupan masa seribu tahun itu Kristus bersama umat kesucian-Nya dan kota

suci akan turun dari surga ke bumi. Kemudian orang-orang jahat yang mati akan dibangkitkan

dan bersama setan dan para malaikatnya akan mengepung kota itu; tetapi api dari Allah akan

menghanguskan mereka dan membersihkan dunia. Maka alam semesta akan bebas dari dosa dan

orang-orang berdosa selama-lamanya (Why. 20; 1 Kor. 6:2, 3; Yer. 4:23-26; Why. 21:1-5; Mal.

4:1; Yeh. 28:18, 19).

Dua puluh delapan, Dunia Baru; di dunia baru, di mana orang-orang benar akan tinggal,

Allah akan menyediakan rumah yang kekal bagi umat tebusan dan suasana sempurna untuk

kehidupan kekal, kasih, sukacita, dan belajar di hadirat-Nya. Karena Allah akan bersama umat-

Nya, dan tidak akan ada lagi penderitaan serta kematian. Pertentangan besar akan berakhir, dan

tidak akan ada dosa lagi. Segala sesuatu, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa, akan

menyatakan bahwa Allah adalah kasih; dan la akan memerintah selama-lamanya (2 Ptr. 3:13;

Yes. 35; 65:17-25; Mat. 5:5; Why. 21:1-7; 22:1-5; 11:15) (Pender, 2016).

4. Ajaran Advent yang Dianggap Kontroversi Perspektif Non-Advent

Tiga hal pokok yang menjadi perdebatan antara umat Kristiani dengan Advent dalam hal Hari

Sabat, hukum Taurat, dan makanan hewani yang pantang dikonsumsi.

Pertama, Hari Sabat, yakni ibadah pada Hari Sabtu bagi umat Advent dianggap mengikuti

ajaran Yahudi. Dalam ajaran Advent, Kristus menegaskan dalam Matius 24:20 bahwa para

muridnya memelihara sabat 40 tahun setelah salib. Dalam kisah 13:42-44 bahwa Rasul Paulus

mengajarkan untuk memelihara Sabat. Dalam Wahyu 1:10 bahwa Tuhan mempunyai satu hari,

dalam Lukas 6:5 bahwa Sabat adalah hari Tuhan (dalam Markus 2:27, 28 dan Matius 12:8).

Allah tak mengubah Sabat (Mal.3:6, lbr.13:8). Ajaran Yesus tak mengenal waktu, doktrin yang

diajarkan kekal, Yesus tak merusak hukum Bapak-Nya dan tak memberikan wewenang pada

murid-Nya untuk mengubahnya (Finley, 2009:93). Orang Advent berbakti pada hari Sabat yang

dianggap/disamakan dengan Yahudi. Dalam pandangan umat Advent, ajarannya atas dasar dan

dalil. Advent menghormati Kitab Perjanjian Lama sebagaimana Kitab Perjanjian Baru, keduanya

sama-sama diwahyukan. Sedangkan umat Kristen non-Advent Kitab Perjanjian Lama tidak

ditekankan. Advent tidak merayakan natal dan paskah karena tidak tahu kapan lahirnya Yesus

(Isa) dan menunggu kedatangan Yesus yang kedua (adventis movement) saat kiamat. Secara

harfiyah, makna kata tahun sabat (Sabbath year, sabbatical year, sheviit) merupakan tahun

ketujuh dari siklus tujuh tahun agricultural/pertanian yang diperintahkan dalam Kitab Taurat

Ibrani dan Perjanjian Lama.

Page 18: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

35

Kedua, Hukum Taurat, dalam ajaran Advent masih memercayai bahwa hukum Taurat/10

Hukum Tuhan yang terdapat dalam Kitab Perjanjuan lama buku Keluaran 20 tetap berlaku dan

tidak dipalangkan/dibatalkan/dihapuskan. Hukum Taurat dalam Advent dikelompokkan dalam

empat bagian, yakni hukum upacara (peraturan dalam Bait Suci dan tata cara berkurban), hukum

moral (10 hukum), hukum sipil (tata aturan bersosial), hukum kesehatan (perihal makanan dan

sanitasi). Keempatnya yang masih berlaku poin 2 (moral) dan 4 (makanan). Masih

dipertahankannya 10 hukum tersebut karena masih berlaku selamanya. Kesepuluh hukum

tersebut menyangkut moral kehidupan yang ditulis Tuhan kepada Musa tatkala di Gunung Sinai

di dua loh batu. Kala itu umat Israel menyembah patung/berhala. Dalam hukum nomor 1 s.d 4

memuat kasih pada Tuhan dan nomor 5 s.d 10 kasih pada sesama. Ke-10 hukum itu terdapat

pada Kitab Taurat (Keluaran 20:3-17 atau Ulangan 5:7-21) (1) jangan ada padamu Allah lain di

hadapan-Ku (Keluaran 20:3), (2) jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun

yang ada di langit (di atas) atau di bumi (di bawah) atau yang ada di dalam air (di bawah bumi).

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, Keluaran 20:4-5, (3) jangan

menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan, Keluaran 20:7, (4) Ingatlah dan

kuduskanlah hari Sabat, Keluaran 20:8, (5) hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di

tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu, Keluaran 20:12, (6) Jangan membunuh,

Keluaran 20:13, (7) jangan berzinah, Keluaran 20:14, (8) jangan mencuri, Keluaran 20:15, (9)

jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu, Keluaran 20:16, (10) jangan berkeinginan

rumah sesamamu, isterinya, atau hambanya lelaki atau perempuan, atau lembu atau keledainya,

dan apa pun yang dimiliki sesamamu, Keluaran 20:16.

Banyak aliran Kristen non-Advent meyakini bawa hukum tersebut sudah dipalangkan

bersama Yesus/sudah tidak berlaku lagi/sudah dibatalkan. Kedua hal ini yang membedakan

Advent dengan aliran kekristenan lainnya. Ada juga hal-hal lainnya seperti para wanita Advent

tidak menggunakan perhiasan baik cincin, kalung, gelang dan anting-anting. Hal ini tertuang

dalam aturan Kitab Perjanjian Baru buku 1 Petrus 3:3-4. 3:3 “Perhiasanmu janganlah secara

lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan

mengenakan pakaian yang indah-indah”, 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang

tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan

tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Kepemilikan perhiasan hanya untuk dijadikan

investasi atau kepemilikan, tidak dipakai berhias, baik lelaki maupun perempuan.

Page 19: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

36

Ketiga, makanan, orang Advent memegang prinsip dalam Kitab Taurat mengenai

makanan haram dan halal. Dalam ajaran Kristiani versi non-Advent, makanan najis/tak layak

dikonsumsi bila cara mendapatkannya dengan kejahatan. Kristus tak mengharamkan semua yang

diciptakan Allah, tetapi menghendaki menikmatinya dengan hikmat. Ada pula yang

berpandangan bahwa makanan yang syak (mengandung unsur kebimbangan) seperti saren

(makanan hasil modifikasi dari darah) untuk tak dikonsumsi, ada pula yang menafsiri bahwa

saren adalah tidak syak. Anggapan lain, bahwa makanan yang dipersembahkan pada berhala

kategori haram dikonsumsi.

Makanan dalam Advent memiliki aturan, 11:1 Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun,

kata-Nya kepada mereka:11:2 "Katakanlah kepada orang Israel, inilah binatang-binatang yang

boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: 11:3 setiap

binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang dan yang memamah biak

boleh kamu makan. 11:4 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan yakni yang memamah biak

atau dari yang berkuku belah seperti unta karena memamah biak, tetapi tidak berkuku belah;

haram itu bagimu. 11:5 pelanduk karena memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu

bagimu. 11:6 kelinci karena memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu. 11:7

Demikian juga babi hutan karena berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak

memamah biak adalah haram. 11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah dimakan dan

bangkainya janganlah disentuh; haram semuanya itu bagimu. 11:9 Inilah yang boleh kamu

makan dari segala yang hidup di dalam air: segala yang bersirip dan bersisik di dalam air, di

dalam lautan, dan di dalam sungai, itulah semuanya yang boleh kamu makan. 11:10 Tetapi

segala yang tidak bersirip atau bersisik di dalam lautan dan di dalam sungai, dari segala yang

berkeriapan di dalam air dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu

kejijikan bagimu. 11:11 Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan bagimu; dagingnya

janganlah kamu makan, dan bangkainya haruslah kamu jijikkan. 11:12 Segala yang tidak bersirip

dan tidak bersisik di dalam air, adalah kejijikan bagimu. 11:13 Inilah yang harus kamu jijikkan

dari burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan: burung rajawali,

ering janggut dan elang laut; 11:14 elang merah dan elang hitam menurut jenisnya; 11:15 setiap

burung gagak menurut jenisnya; 11:16 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap

menurut jenisnya; 11:17 burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar; 11:18

burung hantu putih, burung undan, burung ering; 11:19 burung ranggung, bangau menurut

Page 20: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

37

jenisnya, meragai dan kelelawar. 11:20 Segala binatang yang merayap, bersayap, dan berjalan

dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu. 11:21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan

dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya,

yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah. 11:22 Inilah

yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-

belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-

belalang padi menurut jenisnya. 11:23 Selainnya segala binatang yang merayap dan bersayap

dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu. 11:24 Semua yang berikut akan menajiskan

kamu -- setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari terbenam,

11:25 dan setiap orang yang ada membawa dari bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia

menjadi najis sampai matahari terbenam. 11:26 yakni segala binatang yang berkuku belah, tetapi

tidak bersela panjang, dan yang tidak memamah biak; haram semuanya itu bagimu dan setiap

orang yang kena kepadanya, menjadi najis. 11:27 Demikian juga segala yang berjalan dengan

telapak kakinya di antara segala binatang yang berjalan dengan keempat kakinya, semuanya itu

haram bagimu; setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari

terbenam. 11:28 Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah mencuci pakaiannya dan ia

menjadi najis sampai matahari terbenam. Haram semuanya itu bagimu. 11:29 Inilah yang haram

bagimu di antara segala binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi: tikus buta, tikus,

dan katak menurut jenisnya. 11:30 dan landak, biawak, dan bengkarung, siput dan bunglon.

11:31 Itulah semuanya yang haram bagimu di antara segala binatang yang mengeriap.Setiap

orang yang kena kepada binatang-binatang itu sesudah binatang-binatang itu mati, menjadi najis

sampai matahari terbenam. 11:32 Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor yang mati dari

binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja atau pakaian atau kulit atau

karung, setiap barang yang dipergunakan untuk sesuatu apa pun, haruslah dimasukkan ke dalam

air dan menjadi najis sampai matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula. 11:33 Kalau

seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke dalam sesuatu belanga tanah, maka segala yang ada di

dalamnya menjadi najis dan belanga itu harus kamu pecahkan. 11:34 Dalam hal itu segala

makanan yang boleh dimakan, kalau kena air dari belanga itu, menjadi najis, dan segala

minuman yang boleh diminum dalam belanga seperti itu, menjadi najis. 11:35 Kalau bangkai

seekor dari binatang itu jatuh ke atas sesuatu benda, itu menjadi najis; pembakaran roti dan anglo

haruslah diremukkan, karena semuanya itu najis dan haruslah najis juga bagimu; 11:36 tetapi

Page 21: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

38

mata air atau sumur yang memuat air, tetap tahir/tak najis, sedangkan siapa yang kena kepada

bangkai binatang itu menjadi najis. 11:37 Apabila bangkai seekor dari binatang itu jatuh ke atas

benih apa pun yang akan ditaburkan, maka benih itu tetap tahir. 11:38 Tetapi apabila benih itu

telah dibubuhi air, lalu ke atasnya jatuh bangkai seekor dari binatang-binatang itu, maka najislah

benih itu bagimu. 11:39 Apabila mati salah seekor binatang yang menjadi makanan bagimu,

maka siapa yang kena bangkainya menjadi najis sampai matahari terbenam. 11:40 Dan siapa

yang makan dari bangkainya, harus mencuci pakaiannya dan ia menjadi najis sampai matahari

terbenam; demikian juga siapa yang membawa bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia

menjadi najis sampai matahari terbenam. 11:41 Segala binatang yang merayap dan berkeriapan

di atas bumi, adalah kejijikan, jangan dimakan. 11:42 Segala yang merayap dengan perutnya dan

segala yang berjalan dengan keempat kakinya, atau segala yang berkaki banyak, semua yang

termasuk binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, jangan dimakan, karena

semuanya itu adalah kejijikan. 11:43 Janganlah kamu membuat dirimu jijik oleh setiap binatang

yang merayap dan berkeriapan dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu,

sehingga kamu menjadi najis karenanya. 11:44 Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, maka haruslah

kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu

menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. 11:45

Sebab Akulah Tuhan yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi

Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus. 11:46 Itulah hukum tentang binatang berkaki

empat, burung-burung dan segala makhluk hidup yang bergerak di dalam air dan segala makhluk

yang mengeriap di atas bumi, 11:47 yakni untuk membedakan antara yang najis dengan yang

tahir, antara binatang yang boleh dimakan dengan binatang yang tidak boleh dimakan."

Tambahan Peraturan lagi, Kitab Perjanjian Lama dalam Buku Yesaya 66:17 Mereka yang

menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang

yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta

tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus (Kurniawan, 2016).

5. Sejarah Advent di Kota Kudus

Pada tahun 1970 pernah ada persekutuan beberapa keluarga advent, tetapi kemudian

mereka pindah ke luar kota, sehingga peribadatan advent di Kudus vakum selama 20 tahun.

Persekutuan beberapa keluarga tersebut belum terdeteksi penulis. Pada Juli 1990 keluarga

Mangunsong (anggota Advent dari Bogor) datang di Kota Kudus karena kantor di mana Bahtiar

Page 22: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

39

Mangunsong dan sang isteri Rukiyah Mangunsong dipindah tugas (dari Bogor ke Kudus).

Mereka melakukan kebaktian di wilayah Kabupaten Pati (tetangga Kudus) karena di Kudus

belum ada mitranya. Beberapa waktu kemudian diketahui ada tiga keluarga dari Kota Kudus juga

kebaktian di MAHK Pati yaitu Yono, Mangunsong, dan keluarga Oma Oei. Ketiga keluarga

inilah yang kemudian membentuk persekutuan kecil di Kudus setiap Sabat (Sabtu). Pada 9

Januari 1992 Kebaktian Sabat pertama CSS di Kudus di rumah keluarga Mangunsong dilayani

oleh Pdt. Heri Prasetyo setiap triwulan sekali. Pada Juli 1993 kebaktian ditempatkan seorang

tenaga suka rela penginjil misionaris (TSPM) kelahiran Probolinggo, Ayun Suhartono.

Pengenalan dotrin-doktrin Advent diawali dengan persahabatan dengan keluarga Karso dan

beberapa sahabat dari Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Kopen, Bakalan Krapyak, Kota Kudus.

Pada Mei dan Juni 1995 penambahan aggota baru CSS Kudus yaitu Ibu Mery, Oma Cia, Lewi,

Joko Sungkowo menjadi jiwa yang pertama kali dibaptis. Hingga kini ketiganya masih aktif di

Advent Kudus kecuali Oma Cia.

Pada Desember 1995 Pdt. Heri Prasetyo digantikan oleh Pdt. J Maromon. Pada Juli 1996

kebaktian dipindah ke rumah keluarga Mary. Pada Februari 1998 tatkala Pendeta Pamudji

Rahardjo melayani di Kudus, ditempatkan seorang TSPM Yoce Lette, saat itu anggota CSS Kota

Kudus ada 12 orang. Saat itu pula telah dibeli sebuah bangunan di Desa Lemah Gunung seharga

Rp 28.000.000, untuk tempat kebaktian dan rumah TSPM dengan status bangunan milik

Konfrens atas nama Pdt. Pamudji Rahardjo. Dana yang didapat waktu itu berasal dari beberapa

donatur dan dari Amerika Serikat sebesar Rp 21 juta dengan diawali surve langsung dari utusan

Amerika Serikat, Australia, dan Wagiran sebagai wakil dari Indonesia. Pada Desember 1999

dilakukan rehab dan dimodifikasi pada bangunan tersebut agar lebih layak dipakai kebaktian.

Dana rehab sekitar Rp 7 juta dari hasil iuran dan donatur, tetapi hal itu mengundang reaksi

negatif dari pihak ormas Islam. Pada Januari 2000 seorang tokoh yang memiliki massa

mengancam akan melakukan demo dan akan membakar rumah tersebut bila tetap dipakai sebagai

tempat ibadah. TSPM Yoce Lette dimutasi ke Bali pada bulan Februari 2000. Hal ini amat

mencemaskan tetangga terdekat sehingga kebaktian dipindahkan dari rumah ke rumah jemaat,

bahkan sempat menggunakan fasilitas gedung gereja Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Kudus Jln

Sunan Muria Kota Kudus, saat itu pendeta yang melayani adalah Pdtm. Kurnaedi. Tercatat hanya

sekali saja rumah tersebut dipakai beribadah setelah direhab yaitu tanggal 1 Januari 2000 (acara

buka–tutup tahun). Pada Agustus 2000 teror belum berhenti, saat kebaktian dari rumah ke rumah

Page 23: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

40

pun sering terdengar kasak-kusuk akan membakar rumah jemaat bila ibadah diteruskan. Oleh

karena hal ini, membuat beberapa jemaat khawatir maka diputuskan mencari tempat yang agak

jauh dari tempat semula yang dirasa aman, sehingga memanfaatkan rumah bekas dealer motor

yang disewa sebagai tempat beribadah hingga bulan Agustus 2003 di Jalan Tit Sudono Gang IV

Kudus Kota.

Pada Januari 2001 Pdtm. Kurnaedi digantikan Pdtm. Edwin Sardiman untuk melayani

jemaat di Kudus. Pada April 2002 berhasil membeli sebidang tanah di Jati Kulon. Proses jual-

beli dilakukan sendiri oleh Konfrens KJKT yaitu Wagiran, Suranto, Ngatino, dan Winarno.

Beberapa waktu kemudian mendapat protes keras dari ketua NU dan Muhammadiyah Kudus

dengan alasan selama ini mereka cukup bertoleransi dengan Nasrani sehingga mereka tidak

menghendaki perkembangan Nasrani lebih jauh. Atas saran dan pertimbangan DPRD Kudus

pembangunan di atas tanah tersebut akhirnya dibatalkan. Pada 20 Oktober 2002 Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh CSS Kudus diorganisasi menjadi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di

kota Kudus. Pada 14 April 2003 mendapatkan bantuan misi global dan berhasil membeli rumah

di kompleks Perumahan Kudus Permai seharga 95 juta rupiah, yang sumber dananya di

antaranya dari penjualan tanah/rumah dan tanah di Desa Lemah Gunung dan tanah di Jati Kulon.

Perum Kudus Permai itulah kemudian dijadikan rumah pendeta dan tempat kebaktian hingga kini

yang tanpa identitas gereja untuk kenyamanannya.

Para pendeta Advent yang pernah berkarya di Advent Kudus

No Nama Pendeta Masa Bakti

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Maromon

Pamuji Raharjo

Yoce Lete

Kurnaidi

Edwin Sadiman

Ayun Suhartono

Dedi Panjaitan

Samuel Kurniawan

Okto Ferdinan

1994-1995

1995-1997

1997-1999

1999-2000

2000-2005

2005-2010

2010-2014

2014-2016

Juli 2016 hingga kini

Page 24: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

41

Jadwal Ibadah Jemaat Advent di Kudus

No Peribadatan Waktu Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Harian

Ibadah orang muda

Rabu

Buka Sabat/vesper

Sabat

Ibadah Bakti

Wanita Advent

(BWA) sejak

September 2017

Pagi dan Sore

Sabtu pukul 16.30

Pukul 19.00

Jumat pukul 17.45

Sabtu pukul 09-12.

Minggu pukul 07

Doa bersama via handytalk (HT)

Di tempat ibadah dengan buku panduan

Ibadah permintaan doa

Lingkup kelompok kecil (RT)

Lingkup kolektif, sejak matahari

terbenam (jumat sore, buka sabat) hingga

matahari terbenam sabtu sore (sabat)

Ibadah untuk wanita dan keluarga (anak)

dengan firman tentang keluarga

Anggota Jemaat Advent di Kudus Tahun 2019

No Nama Pembaptisan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Ny. Rukiyah Mangunsong

Maju Fernando Mangunsong

Susy Wijaya Mangunsong

Melinda Mangunsong

Lewi Sujatmiko

Eni Kristanti

Marry Pambudi

Karso

Yakub Slamet Joko Sungkowo

Suwarti

Thalia Ivone

Lebire

Ngatini

Kasdi

Sutarno

Ngatinah

Agus Suyono

Ana Krisnawati

Anggiat Hutabarat

Agung

1966

-

29 April 2000

-

1983

01 Mei 1999

14 Mei 1966

07 Oktober 1998

12 Februari 1994

20 Februari 2002

Siswa SMP Advent

di Malang

Balita

07 Nov 1998

2014

23 Okt 1999

03 Juni 1999

31 Mei 1997

01 Mei 1999

-

-

Cikal Bakal Advent Kudus

Anak Mangunsong

Menantu Mangunsong

Janda/Anak Mangunsong

Asli dari Malang Jatim

Isteri Lewi

Asli dari Cianjur Jabar

Sesepuh Advent Kudus

Anak Karso

Isteri Yakub

Anak Yakub

Anak Yakub

Isteri Sutarno

Duda, hidup seorang diri

Suami Ana

Asli Surabaya, menjadi adven

ikut isteri

Page 25: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

42

21.

22.

23.

24.

Farida

Natasya

Nadine Odelia

Rahayu binti (alm) Subarkah

Usia 15 tahun

Anak umat Adven

2014

-

01 Mei 1999

Asli Malang, isteri Agung

Gabung adven Kudus th 2000

Anak Agung, siswa SMA

Anak Agung, siswa SMP

Anggota Jemaat Advent Kudus yang Wafat

No Nama Pembaptisan Tahun Wafat

1.

2.

3.

4.

Bahtiar Mangunsong

Subarkah

Sumarmiati

Sri Suwarti

1975

01 Mei 1999

01 Mei 1999

07 November 1998

4 Desember 2001 di Bandung

Desember 2014

Maret 2016

2013

Ketiganya di makam GITJ Kopen,

Bakalan Krapyak, Kudus

Anggota Jemaat Advent Kudus yang Pernah Aktif/tak aktif

No Nama Pembaptisan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Dwi Budi Susilowati

Triyono Pudjo Utomo

Joko Priyono

Putra

Abimanyu

01 Mei 1999

01 Mei 1999

01 Mei 1999

-

-

Kerja luar kota

Kerja luar kota

Kerja luar kota

-

-

Hubungan Kekeluargaan Umat Advent di Kudus

No Kedudukan dalam Keluarga Keturunan/Anak Pekerjaan/Usia

Kolom 3

1.

2.

3.

4.

Ny. Rukiyah Mangunsong

Melinda Mangunsong

Fernando Mangunsong dengan

Susi Wijaya

Sutarno dengan Ngatinah

1.Melinda Mangunsong

2.Fernando Mangunsong

Melani

1.Mikael Reinando Mangunsong

2. Gabriel Agnes Mangunsong

3. Rafael Mungunsong

4. Michele Mangunsong

1. Agus Suyono

2. Eni Kristanti

3. Ana Krisnawati

Pedagang

Pedagang

Balita

Pelajar

Pelajar

Pelajar

Pra-sekolah

Wiraswasta

Ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga

Page 26: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

43

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Agus Suyono dengan Rimba Arti

Eni Kristanti dg Lewi Sujatmiko

Ana dengan Anggiat Hutabarat

Karso dengan (alm) Sri Suwarti

Yakub dengan Suwarti (semula

muslimah)

Tri Mulyati

Subur

Ngatini dengan Alex Wibowo

Subarkah dengan Sumarmiati

(almarhum dan almarhumah)

Sri Suwarti

Agung dengan Farida

Tata dan Yulius

Putra dan Abimanyu

Kasdi dengan (alm) Suyati

-

Imanuel

Pandu Pratama Sabatinus

Hutabarat

1.Yakub

2.Tri Mulyati

3.Subur

4.Ngatini

1.Thalia Ivon

2.Lebire

1.Rico

2.Bryan

1. Dwi Budi

2. Triyono

3. Joko Priyono

4. Rahayu

-

1. Natasya

2.Nadine Odelia

-

Keduanya keponakan Agung

Kasdi merupakan adik kandung

Karso

Pekerja perusahaan

Sekolah

Swasta

Ketiganya tak aktif

pascawafatnya

Sumarmiati.

Aktif

6. Dinamika Advent di Kudus

Penopang keberadaan Advent di Kudus hingga hari ini karena peran beberapa keluarga.

Pertama, keluarga Mangunsong terdiri Ny. Mangunsong memiliki anak (1) Lena (kini jemaat

Advent di Semarang), (2) Melinda (jemaat Advent di Kudus), janda 1 anak (duduk di sekolah

dasar, (3) Samuel Mangunsong pendeta Advent di luar Kota Kudus, dan (4) Fernando dengan

sang isteri Susi Wijaya Mangunsong beserta 4 anaknya yakni Mikael Reinando Mangunsong di

SMA Masehi Kudus, Gabriel Agnes Mangunsong, sekolah di SMP Masehi, Rafael Mungunsong

kelas 5 SD Masehi Kudus, dan Michele Mangunsong balita. Ketiga anak Fernando yang sekolah

di SD Masehi pulang sekolah pukul 09.45 sedangkan yang duduk di bangku SMP Masehi pulang

Page 27: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

44

pukul 10.00 sehingga bisa bergabung ibadah Sabat bersama jemaat advent. Lembaga pendidikan

Masehi di bawah naungan Yayasan Kristen di Kudus.

Kedua, keluarga Karso terdiri (1) Yacob Slamet Joko Sungkowo beserta sang isteri

Suwarti (semula muslimah, kini keduanya jemaat Advent Kudus), (2) Trimulyati di Kefamenanu,

NTT, (3) Subur (jemaat Advent di Semarang), dan (4) Ngatini (jemaat Advent di Semarang).

Yacob memiliki dua anak, Thalia Ivon di SMP Advent Selapur Malang Jatim dan Lebire duduk

di bangku TK di Kudus. Ngatini menikah dengan Alek Wibowo memiliki putra Rico Wibowo di

bangku SD dan Briyan, balita.

Ketiga, keluarga Sutarno dengan Ngatinah, putranya terdiri (1) Agus Suyono, (2) Eni

Kristanti, (3) Ana Krisnawati, dan (4) Yuli (muslimah). Agus Suyono (umat Advent Kudus)

beristeri Rimba Arti (jemaat Gereja Kristen Muria Indonesia/GKMI Kudus). Rimba asli dari

Weleri Kendal menikah 31 Desember 2007 di Gereja Bethani Weleri. Walaupun belum warga

Advent, Agus puas karena kehidupannya sebagaimana warga Advent. Tuhan, bagi Agus, tidak

melihat agamanya tapi perilaku umatnya.

Eni Kristanti isteri Lewi Sujatmiko (keduanya jemaat Advent Kudus) memiliki seorang

anak, Immanuel di SMP Masehi Kudus. Ana Krisnawati isteri Anggiat (keduanya jemaat Advent

Kudus). Keempat, Subarkah (almarhum) dengan sumarmiati (almarhumah) keluarganya terdiri

(1) Triyono di Jepara, (2) Wiji (jemaat Advent di Yogyakarta), (3) Joko (luar kota), dan Ayu

(jemaat Advent Kudus). Kelima, Ny. Mary Pambudi (asal Cianjur Jabar). Suaminya non-advent,

dua anaknya ada di Semarang dan Kalimantan.

Awal keberadaan Advent di Kudus, kiprah Bahtiar Mangunsong dan Rukiyah

Mangunsong datang di Kudus. Bahtiar Mangunsong bekerja di perusahaan kredit peralatan

rumah tangga (Columbia) yang semula hidup di Bogor. Mereka mendapatkan informasi dari

pendeta Advent di Bogor bahwa ada pelayanan ibadah umat Advent di Pati (tetangga Kudus).

Keluarga Mangunsong beribadah setiap Sabtu pagi di Gereja Advent di Pati. Selama proses

ibadah, ada umat Advent dari Kudus juga yakni Suyono yang asli/berasal dari Malang Jawa

Timur dan Sisiwa asli/berasal dari Solo. Bapak Suyono di Kudus penjual obat untuk kesehatan,

sedangkan ibu Sisiwa menyertai anaknya berjualan makanan (bolang-baling) di Kudus.

Ketiganya (Suyono, Sisiwa, dan Mangunsong) aktif setiap hari Sabtu beribadah di Gereja Advent

Pati. Warga Advent lainnya yang ada di Kudus, yakni Lewi Sujatmiko, berasal dari Jawa Timur

mendapat informasi dari pendetanya bahwa ada pelayanan ibadah Advent di Pati sehingga Lewi

Page 28: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

45

pun bergabung. Umat Advent Kudus yang beribadah di Pati berinisiatif melakukan kebaktian di

Kudus. Kebaktian diawali di rumah Rukiyah Mangunsong kemudian ibadah menetap dengan

mengontrak rumah di gang 4 Kudus Kota. Sejak tahun 2002 ibadah berpindah di Gereja Advent,

rumah di Perum Kudus Permai Jl. Permai Baru Nomor 15 Desa Garung Lor, Rt.2/4 Kecamatan

Kaliwungu, Kudus. Rumah bagian dalam dimodifikasi sebagai gereja dengan hunian sang

pendeta hingga ditulisnya naskah ini. Rumah tersebut diperbolehkan digunakan ibadah oleh

Ketua RT setempat dengan syarat tidak ada papanisasi yang menerangkan nama gereja (rumah

sebagai tempat ibadah yang tanpa papan nama). Penggunaan rumah untuk ibadah tersebut secara

bertahap, yakni tiga bulan sekali yang karena aman menjadi sebulan sekali. Lama kelamaan tetap

aman menjadi seminggu sekali dan setiap Rabu malam hingga ditulisnya naskah ini.

Jauh sebelumnya, pada tahun 1996 tatkala pendeta Advent, Yonce melayani umat Advent

di Kudus, ia berdomisili di Kampung Lemah Gunung, Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan

Kaliwungu, Kudus. Tatkala Hari Raya Idul Fitri, sang pendeta memberi ucapan lebaran dan

bingkisan pada tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Dalam kartu ucapan lebaran

tertulis ‘Yonce Gereja Advent di Kudus’. Ucapan tersebut dianggap sebagai upaya awal pendeta

Advent akan membangun gereja di Kampung Lemah Gunung. Imbasnya, tahun 2000 ancaman

datang dari muslim setempat bila umat Advent melakukan kebaktian di rumah warg Advent di

Lemah Gunung. Untuk kenyamanan ibadah, warga Advent di Kudus tahun 2003 berinisiatif

mendirikan bangunan gereja. Upaya membeli sebidang tanah untuk bangunan gereja dari bagian

tanah persawahan di wilayah Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus. Tanah tersebut untuk

mengakses ke jalan, harus membangun/membuat jalan sendiri/baru. Setelah jalan buatan tersebut

terbuat/jadi, dan bangunan gereja pada tahap awal dilakukan, warga sekitar menolaknya.

KESIMPULAN

Ajaran dalam Advent memiliki pembeda pokok dengan ajaran Kristen lainnya yakni

doktrin pokok yakni mengenal Allah, tentang manusia, keselamatan, gereja, kehidupan Kristen,

dan mengenal akhir zaman. Keenam doktrin pokok itu dapat dipahami dalam 28 Doktrin Dasar

Alkitabiah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Dari segi jumlah, kelompok Advent tidak

mengalami peningkatan signifikan sejak awal hingga kini. Jemaatnya didominasi ikatan

keluarga. Pendeta Advent yang berdinas di Kudus aktif bergabung dalam kegiatan organisasi

Kristen di Kudus, tidak menutup diri. Kekhasannya, tiap hari Sabtu (sabat) selalu ada kebaktian

dan setelah kebaktian diadakan makan bersama yang makanannya dari dan oleh jemaat Advent

Page 29: DINAMIKA UMAT KRISTEN MASEHI ADVENT HARI KETUJUH …

JISA: Jurnal Ilmiah Sosioologi Agama

Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan

Vol.3, No.1, Juni Tahun 2020

46

sehingga tercipta kekeluargaan. Walaupun tidak merayakan Hari Natal, setiap Natal pengurus

gereja Advent di Kudus ikut mengucapkan Natal melalui spanduk yang bekerja sama dengan

Komunitas Lintas Agama dan Kepercayaan Pantura (Tali Akrap) di Kudus, organisasi sosial

yang keanggotaannya warga lintas agama dan kepercayaan.

Dalam perjalanan awalnya, seorang pendatang yang bekerja di Kudus. Kegiatan Advent

di Kudus menerima penolakan ketika beribdah di rumah jemaatnya. Hanya saja, karena

ketekunan dan keteguhan beragama, mereka tetap konsisten beribadah dan mendapatkan rumah

di kompleks perumahan yang nyaman digunakan ibadah meski tanpa identitas sebagai gereja.

Hingga ditulisnya naskah ini, tidak ada pihak yang mengganggu kegiatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Jan S. 2009. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. BPK Gunung Mulia:

Jakarta

Berkhof, H dan I.H. Enklaar. 2016. Sejarah Gereja. BPK Gunung Mulia: Jakarta:Departemen

Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia: Washington DC 2012

Finley, Mark. 2009. Ketika Sang Pencipta Berkata “Ingatlah !” Indonesia Publishing House:

Bandung

Kurniawan, Samuel. Materi Jawaban tentang Advent. Makalah, 26 Mei 2016

Pender, Ahimaas. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Seventh-Day Adventist Church)

Organisasi dan Ciri Khas Pengajarannya. Makalah, 28 Februari 2016

Peraturan Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Edisi Ke-18 Revisi 2010. Indonesia

Publishing House: Bandung, 2014