DINAMIKA RAGAM LAMPIRAN ILMU TAJWID...
Transcript of DINAMIKA RAGAM LAMPIRAN ILMU TAJWID...
DINAMIKA RAGAM LAMPIRAN ILMU TAJWID DALAM
MUSHAF INDONESIA (1958 - 2017)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Muharar
NIM. 11140340000039
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2019 M.
i
ABSTRAK
MUHARAR
Ragam Bentuk Lampiran Ilmu Tajwid Dalam Mushaf Al-Qur’an
Indonesia (1958 - 2017)
Dari beberapa penelusuran penulis terkait kajian tentang ilmu tajwid,
kebanyakan fokus pada ilmu tajwid dengan tema pendidikan atau
bagaimana ilmu tajwid itu digunakan dalam pendidikan. Oleh sebab itu
penulis sebagai mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir tertarik untuk
meneliti ilmu tajwid dengan fokus kepada lampiran-lampiran ilmu tajwid
yang terdapat dalam mushaf di Indonesia atau meneliti ilmu tajwid dalam
segi kajian mushaf al-Qur’an di Indonesia.
Penulis menggunakan metode penelitian Literature (kepustakaan).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
dengan cara mengamati, mencari, menelaah pada sumber-sumber tertentu.
Seperti, beberapa penerbit al-Qur’an, musaf-mushaf, buku, skripsi, jurnal,
artikel, tesis atau sumber lainya yang berkaitan dengan skripsi ini.
Penelitian ini menjelaskan bahwa penerbit al-Qur’an mencantumkan
lampiran ilmu tajwid dalam mushaf al-Qur’an Indonesia terdiri dari dua
bagian. Pertama ragam bentuk tulisan. Terbagi menjadi dua bentuk tulisan
yakni tulisan arab pegon dan tulisan latin. Kemudian kedua ragam isi ilmu
tajwid. Terbagi menjadi dua bagian yakni isi ilmu tajwid utuh dan isi ilmu
tajwid sebagian.
Kata Kunci: Dinamika ragam, Lampiran al-Qur’an, Ilmu Tajwid.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan alḥamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn sebagai
bentuk rasa syukur penulis kehadirat Allah swt, atas karunia Rahman,
Rahim dan HidayahNya, sehingga dalam waktu yang relatif singkat
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan penuh
keyakinan, harapan ke ikhlasan, ketabahan dan kesabaran.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi akhir zaman,
penunjuk jalan kebenaran, penghapus kemungkaran, penegak keadilan,
pendobrak kejahilan dan sang pejuang Agama keselamatan. Seorang Nabi
yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia, sabdanya menjadi hukum
dan akan terus dikaji sampai akhir zaman nanti. Beliau adalah Nabi
Muhammad SAW.
Dalam proses perjalanan penulisan skripsi ini tentu penulis banyak
mengalami hambatan secara langsung dari peribadi ataupun secara tidak
langsung dari yang lainnya. Hal ini karenakan banyak faktor, antara lain:
Desakan dari keluarga agar mempercepat menyelesaikan segala tugas
yang menjadi syarat wisuda, tugas dan kesibukan diluar akademik,
melihat sebagian teman-teman yang sudah selesai lebih awal dibandingkan
penulis, adik-adik junior di kampus yang sering memberikan sindiran,
iii
pengurus besar Pondok yang selalu menanyakan tentang jadwal wisuda
dan juga laptop yang sempat diservice dan sebagainya.
Maka dengan segala bentuk hambatan yang ada, penulis menyadari
bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, dengan segala hormat, ketulusan,
kerendahan hati dan keikhlasan penulis menghaturkan banyak terimakasih
yang yang sebesar-besarnya kepada:
1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.
Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis., M.A., selaku Rektor
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah beserta jajaran.
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA. Selaku Dekan Fakultas Usuluddin
dan Filsafat, juga sebagai dosen Hermeneutik Dan Semiotik pada
semester VI1.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag. Sebagai Ka Prodi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, sekaligus dosen pada mata kuliah Metode Penelitian Tafsir
Hadits dan Penulisan Karya Ilmiah pada semester VI.
4. Bapak Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH. Sebagai sekretaris jurusan tafsir
hadits yang selalu melayani mahasiswa termasuk penulis dalam
urusan surat menyurat.
5. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag. Dosen pembimbing yang selalu setia
meluangkan waktu dan tempatnya baik siang maupun malam untuk
iv
penulis. Semoga Bapak terus istiqamah dalam membantu teman-
teman yang akan menyelesaikan tugas-tugas mereka, terutama bagi
teman-teman mahasiswa tingkat akhir. Terimakasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada beliau serta keluarga, semoga
Allah swt membalas dengan sebaik-baik balasan.
6. Seluruh dosen di Fakultas Usuluddin, dosen-dosen di jurusan Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis.
(Jazāhumullāh wanafa ‘anā bi ‘ulūmihim).
7. Teristimewa salam hormat dan terimakasih untuk Nenek Nikmah dan
Ibundaku Marhamah, Serta ayahku Mahsin. Yang telah mendidik,
membesarkan, merawat penulis dengan penuh kasih sayang,
kelembutan, kesabaran, dan cinta kasihnya. Yang selalu memberikan
kekuatan ketika penulis lemah, memberikan semangat ketika malas,
memberikan ceria ketika duka dan memanjatkan do’a tanpa harus
dipinta. Kalianlah alasan penulis untuk terus semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, semoga selesainya skripsi ini merupakan
bagian dari kado terindah dalam hidup kalian.
8. Teruntuk abang Ridho Al-Azkar dan abang Muhaikal, bibi Nuraini,
bibi Murniati dan semua kalian yang ada dirumah, terimakasih atas
do’a dan dukungan yang selalu kalian berikan kepada penulis selama
berada jauh dari kalian semua. Penulis sangat yakin tanpa kalian
v
penulis tidak akan bisa menyelesaikan tugas ini dalam tempo yang
cukup singkat ini. Semoga penulis dan kalian bisa lebih bahagia dan
bersyukur ketika mendengar penulis akan selesai dalam perkuliahan
ini.
9. Terkhusus untuk mama Sri Rezeki Houtman yang sebagai orangtua
ke-dua penulis di tanah rantauan ini. Beliau yang telah memberikan
dan menyediakan segala fasilitas kemudahan materi ataupun immateri
untuk penulis selama berada jauh dari keluarga. Terimakasih yang
sebesar-besarnya mama atas didikan kerasmu, membimbing penulis
dalam segala hal, semua itu engkau lakukan tiada lain tiada bukan
melainkan untuk mengajarkan penulis arti sebuah kehidupan yang
keras dikota yang keras ini. Dalam hidup penulis beliau adalah salah
satu orangtua, sosok insviratif terbaik yang penulis kenal. Penulis
sangat bersyukur yang tiada tara karena Allah telah memberikanku
kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga beliau. Sekali lagi
terimakasih mama yang tak terhingga atas semua yang mama berikan
kepada penulis. Semoga suatu saat nanti Allah swt memberikan
kesempatan kepada penulis untuk membahagiakanmu dengan cara
penulis sendiri.
10. Segenap keluarga besar Yayasan Pondok Sruni di Cinangka, Mas
Bram, Mba Winda, Mas Haris, Mba Eva dan semua kakak-kakak dan
vi
adik-adiku kalian semuanya. Terimakasih atas ketulusan, kebahagian,
canda, tawa dan duka yang telah kalian berikan kepada penulis
selama kita tinggal bersama. Kalian semua begitu berperan untuk
penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi ini, kalau bukan karena
sindiran dan olok-olokan kalian mungkin penulis tidak akan bisa
sampai sejauh ini. Semoga Sruni semakin jaya dan dipermudah untuk
selalu bisa berbuat untuk banyak orang. Semoga Allah Swt selalu
membersamai kita dalam rahmat dan keberkahanNya.
11. Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Terpadu Al-Hamidiyah NW
di Lombok. Khususnya ustazd tercinta Lalu Muhammad Iqbal, MA.
Beserta keluarga besarnya. Terimakasih penulis sampaikan atas peran
dan jasa kalian semua, kalau bukan karena batu loncatan dari kalian
mungkin penulis tidak akan bisa menikmati dunia perkuliahan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Penulis akan selalu ingat bagaimana
dulu perjuangan kalian menghantarkan perjalanan penulis dari
Lombok menuju Jakarta, perjalanan darat yang sangat indah penuh
dengan cerita yang patut selalu untuk dikenang. Kemudian untuk
ustadz yang sangat penulis banggakan Prosmala Hadi Saputra, M,
Pd.I. Yang ikut serta dalam mengarahkan penulis ketika mengerjakan
tugas skripsi ini. Semoga pondok dan semua para ustadz selalu maju
dan dalam lindungan Allah swt.
vii
12. Kepada adik pendamping terbaik Siti Afifah S. Kom, yang terus setia
membantu dan memberi semangat untuk terus kuat dalam
menjalankan segala aktifitas, termasuk dalam menyelesaikan tugas
skripsi ini. Terimakasih adik untuk dukungan dan do’amu selama ini.
Semoga Allah swt memberikan ridho dan jalan terbaikNya untuk kita
semua.
13. Seluruh keluarga besar KKN Gandum 105, ada Reza, Zaid, Bayu,
Rizki, Faishal, S’aid, Afifah, Melfi, Islamiyah, Isti, Syafa, Penida,
Neni, Aina dan Maunah. Terimakasih telah menjadi keluarga kecil
bagi penulis. Semoga jalinan silaturrahim kita terus terjalin
dimanapun kita berada.
14. Seluruh Keluarga besar IKDA-AL 03 ( Ikatan Pemuda Mushalla Al-
Khayriah RT 03) di Cinangka. Terimakasih telah mengajarkan penulis
arti sebuah organisasi kemasyarakatan, bersama-sama berbuat untuk
menjadikan masyarakat lebih intraktif dan edukatif dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat. Semoga kita selalu kompak
dan kuat dalam menggerakkan masyarakat.
15. Teruntuk teman-teman Ilmu IQTAF kelas A yang merupakan teman,
sahabat, sekaligus keluarga kecil penulis yang selalu kompak dari
semester 1 (satu) terkuhusus kepada Abdul Salim, Thias Anugrah
Bintang, Andi Irfan Hilmi, Zul Saddam Nasution, Noval Aldiana S.
viii
Ag, Iva Rustiana S. Ag dan semuanya. Semangat terus untuk teman-
teman, terutama yang belum selesai tugas skripsinya, terimakasih buat
kalian semua yang sudah selalu memberikan semangat dan dukungan
terhadap penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga kita diperkenankan kembali untuk bersama-sama
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi lagi.
16. Kepada sahabat-sahabat sesama bimbingan di Rumah Perpustakaan
Eva Nugraha. Abd. Rahman, Rozali Hidayatullah, Sufyan, Mona,
Kholik Ramdan Mahesa S. Ag dan yang lainnya. Terimakasih atas
bantuan dan informasi kalian selama dalam proses bimbingan ini.
17. Kepada bapak Fahrurrazi pihak Penerbit al-Qur’an Kementrian
Agama RI Jakarta, bapak Sucipto pihak penerbit al-Qur’an Pustaka
Al-Kautsar Jakarta, dan bapak Agun pihak penerbit al-Qur’an
Adhwaul Bayan Depok, yang telah bersedia membantu penulis dalam
memberikan informasi terkait judul penulis dalam menyelesaikan
tugas skripsi ini, semoga Allah swt membalas jasa kalian semua.
Kepada mereka semua penulis tidak bisa membalas apa-apa
kecuali ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta do’a yang
tulus kepada Allah swt, agar semua kebaikannya dibalas dengan sebaik-
baik balasan baik di dunia maupun di akhirat. Amin
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012-2013.
Huruf
Arab
Huruf
Latin Keterangan
Tidak dilambangkan ا
B Be ب
T Te ت
Ts Te dan es ث
J Je ج
H h dengan garis bawah ح
Kh ka dan ha خ
D De د
Dz de dan zet ذ
R Er ر
Z Zet ز
S Es س
Sy es dan ya ش
S es dengan garis di bawah ص
ḏ de dengan garis di bawah ض
ṯ te dengan garis di bawah ط
ẕ zet dengan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap kanan ع
Gh ge dan ha غ
F Ef ف
Q Ki ق
K Ka ك
L El ل
M Em م
N En ن
W We و
H Ha ه
Apostrof ˋ ء
Y Ye ي
x
2. Vokal
Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri
dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk
vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A Fathah
I Kasrah
U Ḏammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya ada sebagai
berikut:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin
Keterangan
Ai a dan i ا ي
Au a dan u ا و
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal
Latin
Keterangan
ا Â a dengan topi di atas
Î i dengan topi di atas ا ي
Û u dengan topi di atas ا و
4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf
syamsiah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-
dîwân bukan ad- dâwân.
xi
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda tasydîd ) ) dalam alih aksara ini dilambangkan
dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda
syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima
tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-
huruf syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورة) tidak ditulis ad-ḏarûrah
melainkan al-ḏarûrah, demikian seterusnya.
6. Ta Marbûṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada
kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta
marbûṯah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun,
jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
Ṯarîqah طريقة 1
al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah اجلامعة اإلسالمية 2
Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku dalam Ejan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain
untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama
bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,
xii
maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-
Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.
Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring
(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis
dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,
demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang
berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan
meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Mislanya ditulis
Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbani: Nuruddin
al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
xiii
DAFTAR ISI
COVER SKRIPSI
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
F. Tinjauan dan Kajian Pustaka ..................................................... 8
G. Metodologi Penelitian .............................................................. 14
H. Sistem Penulisan......... .............................................................. 16
BAB II LAMPIRAN -LAMPIRAN AL-QUR’AN
DAN ILMU TAJWID .......................................................... 19
A. Lampiran Dalam Al-Qur’an ..................................................... 19
1. Pengertian Lampiran al-Qur’an ......................................... 19
2. Kajian Dalam al-Qur’an .................................................... 19
B. Perkembangan Ilmu Tajwid ..................................................... 21
1. Pengertian Ilmu Tajwid ..................................................... 21
2. Sejarah Ilmu Tajwid ........................................................... 22
xiv
C. Isi Ilmu Tajwid Umum ............................................................. 30
1. Rujukan ilmu Tajwid Bahasa Indonesia ............................. 31
2. Rujukan Ilmu Tajwid Bahasa Arab .................................... 35
BAB III MENGENAL MUSHAF TAJWID DI
INDONESIA ..................................................................... 39
A. Profil Penerbit .......................................................................... 39
1. Penerbit Pustaka Al-Kautsar ............................................... 39
a. Sejarah Penerbit ............................................................. 39
b. Produk-Produk Penerbit ................................................ 40
2. Penerbit Kementerian Agama ............................................ 41
a. Sejarah Penerbit ............................................................. 41
b. Produk-Produk Penerbit ................................................ 42
3. Penerbit Adhwaul Bayan ................................................... 43
a. Sejarah Penerbit ............................................................. 43
b. Produk-Produk Penerbit ................................................ 44
B. Lampiran Ilmu Tajwid Dalam al-Qur’an .................................. 44
BAB IV RAGAM BENTUK LAMPIRAN ILMU
TAJWID ............................................................................. 49
A. Ragam Bentuk Tulisan ............................................................ 49
1. Arab Pegon ..................................................................... 50
a. Isi Bagian Depan ......................................................... 52
b. Isi Bagian Belakang..................................................... 52
2. Latin ............................................................................... 53
a. Isi Bagian Depan ........................................................ 54
b. Isi Bagian Belakang..................................................... 55
B. Ragam Bentuk Isi Ilmu Tajwid ................................................ 55
xv
1. Utuh......... ........................................................................ 57
2. Sebagian ......................................................................... 58
BAB V PENUTUP ............................................................................. 61
A. Kesimpulan .............................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 62
LAMPIRAN GAMBAR ILMU TAJWID ....................................... 67
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1: lampiran Dalam al-Qur’an 31
Tabel 2. 2: Buku Rujukan Ilmu Tajwid Bahasa Indonesia 35
Tabel 2. 3: Buku Rujukan Ilmu Tajwid Bahasa Arab 40
Tabel 4. 1: Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid 50
Tabel 4. 2: Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid Pegon 51
Tabel 4. 3:Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid Latin 53
Tabel 4. 4: Isi Lampiran Ilmu Tajwid 56
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1: Conroh Lampiran Ilmu Tajwid Latin 46
Gambar 3. 2: Contoh Lampiran Ilmu Tajwid Pegon 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan penerbitan mushaf al-Qur‟an di dunia Islam
mengalami kemajuan yang pesat, temasuk di Indonesia. Maka beberapa
penerbit menerbitkan mushaf al-Qur‟an dengan bermacam-macam
format, desain grafis, dan penampilan dalam rangka peningkatan
kualitas.1Termasuk didalamnya munculnya terbitan mushaf al-Qur‟an
Indonesia yang mencantumkan lampiran-lampiran ilmu tajwid
berbahasa Indonesia. Misalkan seperti: Penerbit CV. Pustaka Al-
Kautsar2, Penerbit CV. Qomari
3, Penerbit CV. Pustaka Salam
4 dan
masih banyak lagi penerbit yang lainnya. Namun ada juga penerbit al-
Qur‟an yang mencantumkan lampiran ilmu tajwid dalam bahasa Arab
pegon melayu, misalkan seperti: PT Al-M‟ rif Menara Kudus CV
Gema Risalah Paris dan masih banyak penerbit yang lainnya.
Sejarah mencatat bahwa aktifitas penulisan mushaf telah
berlangsung sejak abad ke-13 pada masa Kerajaam Samudera pasai.
Selanjutnya, sejarah mencatat bahwa geliat penulisan mushaf al-Qur‟an
Nusantara pada abad 16 hingga abad 20 banyak disponsori oleh
kerajaan, pesantren, dan elit sosial. Mushaf al-Qur‟an Nusantara ini
berbeda karakteristiknya dengan mushaf al-Qur‟an Timur Tengah
memiliki karakteristik yang unik, antara lain terdapat catatan tambahan
seperti tajwid, dan kaligrafi yang digunakan sederhana.
1 H. Shohib Muhammad,dkk., Pedoman Tajwid Sistem Warna, Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: T pn 2011) 23
2 Mushaf Al-Qur‟an dan Terjemahannya CV Pustaka Al-kautsar, Jakarta 2017.
3Mushaf Al-Qur‟an penerbit CV Qomari Solo 2014
4 Mushaf Al-Qur‟an penerbit CV Pustaka Assalam Surabaya 2008
2
Namun pada era tahun 1970-an, dengan segala bentuk kreasi
penerbit dalam mencetak al-Qur‟an ternyata mushaf yang paling
banyak dicetak adalah mushaf dengan gaya tulisan dan harakat tebal,
yang kemudian sering disebut sebagai “al-Qur‟an Bombay” Beberapa
jenis mushaf berhuruf tebal itu selama puluhan tahun digunakan oleh
masyarakat Asia Tenggara. Jenis mushaf yang dicetak, hingga
dasawarsa tersebut, adalah mushaf asal Bombay yang berciri huruf
tebal dengan tambahan “muatan lokal” berupa tajwid keutamaan
membaca al-Qur‟an daftar surah dan lain-lain, dalam tulisan Jawi
(huruf Arab-Melayu). Teks tambahan tersebut terdapat di bagian awal
atau akhir mushaf yang ditulis oleh ahli kaligrafi tempatan, sehingga
perbedaan kaligrafinya terlihat sangat kontras. Sebagian penerbit juga
masih mencetak mushaf jenis ini hingga sekarang – di samping
mencetak mushaf dengan jenis huruf yang lain, karena semakin banyak
pilihan jenis huruf yang bisa digunakan para penerbit. Para penerbit
biasanya menggunakan teks mushaf India itu sebagai teks pokok,
sementara untuk teks tambahan di bagian depan dan belakang mushaf
bervariasi, bergantung pada pilihan penerbit. Teks tambahan berupa
keutamaan membaca Al-Qur‟an makhārij al-huruf, tajwid, doa khatam
Al-Qur‟an daftar surah dan juz dan lain-lain, biasanya ditulis oleh para
khattat Indonesia.5
Pada era ini, perkembangan pencetakan mushaf kian pesat. Hal
ini ditandai dengan munculnya variasi tampilan Mushaf al-Quran yang
disesuaikan dengan segmen pembacanya, seperti anak-anak, wanita,
pengkaji fiqh atau ushul fiqh, saintifik, dan lain sebagainya. Setelah
terbitnya Mushaf Standar, para penerbit mushaf dasawarsa 1980-an
5 Ali Akbar, “Percetakan Mushaf al-Qur‟an di Indonesia”. Jurnal Bayt Al-
Qur‟an dan Museum Istiqlal Jakarta, Vol. 4, No. 2 (2011): 77.
3
hingga awal dasawarsa 2000-an pada umumnya masih meneruskan
tradisi lama dalam memproduksi mushaf. Era baru dalam produksi
mushaf mulai muncul sejak awal dasawarsa 2000-an, ketika teknologi
komputer semakin maju.6
Hal ini disebabkan karena beberapa penerbit yang muncul tahun
2000-an awalnya hanya menerbitkan buku-buku keagamaan, namun
setelah sukses tak sedikit dari mereka ingin menerbitkan mushaf al-
Qur‟an diantaranya yaitu penerbit Mizan Syamil Gema Insani Press
dan Pustaka al-Kautsar. Selanjutnya pada awal tahun 2000-an seiring
berkembangnya teknologi komputer, tak jarang dari penerbit mulai
memodifikasi tampilan muṣhaf al-Qur‟an baik dari segi khat, cover,
hingga tambahan-tambahan lainnya seperti terjemahan, tafsir,
penjelasan tajwid,pemberian warna atau pemblokan pada ayat-ayat
tertentu seperti yang terdapat di Muṣhaf Hafalan dan tercantumnya
berbagai model lampiran ilmu tajwid yang terdapat dalam mushaf al-
Qur‟an Indonesia.7
Terkait dengan teks al-Qur‟an sebagian penerbit juga berkreasi
dengan memberi warna khusus tidak hanya kata “Allah” atau “rabb”
tetapi pengeblokan ayat-ayat tertentu. Misalnya, ayat-ayat yang berisi
doa, ayat sajdah, dan ayat-ayat tentang perempuan. Pewarnaan pada
teks al-Qur‟an juga dilakukan terkait dengan tajwid. Dengan maksud
menuntun para pembaca al-Qur‟an yang masih awam ilmu tajwid
sebagian penerbit memberi warna tertentu terkait hukum bacaan dalam
ilmu tajwid.8
6 Lenni Lestari “Mushaf Al-Qur‟an Nusantara: Perpaduan Islam dan Budaya
Lokal” Jurnal IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Aceh, Vol. I, No.1 (2016): 54.
7 Arizki Widianingrum “Mushaf Hafalan di Indonesia ”(Skripsi Ilmu al-Qur‟an
dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta 2017), 43.
8 Ali Akbar “Percetakan Mushaf al-Qur‟an di Indonesia,” Jurnal Bayt al-
Qur‟an, Vol. 4, No. 2, (2011): 37.
4
Dengan berbagai bentuk kreatifitas penerbit yang telah penulis
jelaskan, maka penulis tertarik untuk fokus meneliti ragam lampiran
ilmu tajwid yang ada dalam al-Qur‟an te. Karena berdasarkan paparan
diatas, sedikit banyak telah disebutkan bagaimana kreasi penerbit
dalam mencantumkan ilmu tajwid dalam berbagai model dan bentuk.
Itu artinya ilmu tajwid memiliki peran penting dalam penerbitan al-
Qur‟an dan penulis merasa ini penting untuk diteliti dari berbagai
aspek. Baik dari aspek pengamalannya maupun aspek sejarah dari ilmu
tajwid itu sendiri.
Ilmu tajwid tersendiri adalah ilmu yang kegunaannya untuk
mengetahui bagaimana cara memenuhkan/ memberikan hak huruf dan
mustahaqnya. Baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan sebagainya,
seperti tarqiq dan tafkhim dan selain keduanya.9 Al-Qur‟an berbeda
dengan buku acuan hukum yang membahas setiap subjek dalam bab
terpisah. oleh karena itu para ahli dibidang al-Qur‟an akan selalu
menimbulkan penelitian-penelitian baru terhadap kajian al-Qur‟an 10
termasuk diantaranya penelitian yang berkaitan dengan ilmu tajwid
dalam al-Qur‟an baik yang pendekatannya kepada teks tajwid itu
sendiri seperti yang akan penulis akan teliti ini, dan ada juga yang
pendekatannya lebih ke kaidah-kaidah tajwidnya seperti tanda baca
(baik penulisan harakat dan penulisan tanda- tanda tajwid),11
tanda
waqaf (mujawwaz, mutlaq, murakhkhas)12
dan lain sebagainya.
9 Annuri Ahmad, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur‟an dan Ilmu Tajwid (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2010), 17.
10 Muhammad, Abdul Halim Menafsirkan Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an
(Bandung : Marja‟ 2012) 27.
11 Zainal Arifin M “Mengenal Mushaf al-Qur‟an Standar Usmani Indonesia:
Studi Komparatif Atas Mushaf Standar Usmani 1983 dan 2002”. Jurnal Lajnah
Pentashihan Mushaf al-Qur‟an Indonesia, Vol. 4, No. 1 (2011): 43.
12 Asep Saifullah “Aspek Rasm Tanda Baca dan Kaligrafi pada Mushaf-M
mushaf Kuno Koleksi Bayt al-Qur‟an dan Museum Istiqlal Jakarta”. Jurnal Puslitbang
Lektur Keagamaan, Jakarta, Vol. 1, No. 1 (2008): 81.
5
Alasan penulis ingin meneliti kajian ini adalah penulis belum
menemukan kajian tentang mushaf di Indonesia yang berisi lampiran
ilmu tajwid. Sehingga kajian ini penting untuk dilacak. Dari beberapa
penelusuran penulis terkait ilmu tajwid, kebanyakan fokus pada ilmu
tajwid dengan tema pendidikan atau bagaimana ilmu tajwid itu
digunakan dalam pendidikan. Oleh sebab itu penulis sebagai
mahasiswa ilmu al-Qur‟an dan tafsir tertarik untuk meneliti ilmu tajwid
dengan fokus kepada lampiran-lampiran ilmu tajwid yang terdapat
dalam mushaf di Indonesia atau meneliti ilmu tajwid dalam segi kajian
mushaf al-Qur‟an di Indonesia
Penulis berharap dengan adanya penelitian dengan judul:
Dinamika Ragam Lampiran Ilmu Tajwid Dalam Mushaf Indonesia
(1958 - 2017) ini, nantinya dapat menjawab persoalan yang ada terkait
lampiran ilmu tajwid dalam mushaf Indonesia, dan juga bermanfaat
serta menambah wawasan keilmuan dalam bidang ilmu al-Qur‟an, baik
untuk dunia akademik maupun untuk dunia umum atau masyarakat
luas.
B. Identifikasi Masalah
Apabila diidentifikasikan maka masalah yang muncul dari latar
belakang diatas bahwa telah penulis temukan beberapa masalah yang
ada, diantaranya adalah:
1. Sejak kapan lampiran ilmu tajwid ada dalam mushaf di Indonesia?
2. Bagaimana ragam lampiran ilmu tajwid yang tersebar dalam
mushaf Indonesia?
3. Bagaimana pemetaan pembagian bentuk lampiran ilmu tajwid
yang tersebar dalam mushaf Indonesia?
4. Pada awalnya lampiran ilmu tajwid dalam mushaf di Indonesia
menggunakan bahasa arab pegon, tapi belakangan ini sudah
6
banyak yang menggunakan bahasa Indonesia. Jadi, sejak kapan
pergeseran itu terjadi?
C. Pembatasan Masalah
Dari indentifikasi yang telah penulis jelaskan, penulis hanya
membatasinya pada penulisan lampiran mushaf al-Qur‟an Indonesia
yang memiliki lampiran ilmu tajwid. Dibatasi juga kepada tiga penerbit
utama sebagai sumber wawancara yakni penerbit Pustaka Al-Kautsar
(Jakarta), penerbit Kemenag (Jakarta) dan penerbit Adhwaul Bayan
(Depok).
Kemudian dibatasi juga hanya pada mushaf al-Qur‟an terbitan
Indonesia tahun 1958 sampai 2017 yang khususnya mencantumkan
lampiran ilmu tajwid diantaranya: PT. Al-M‟aarif edisi 1989
(Bandung), CV. Gema Risalah Paris edisi 1989 (Bandung), PT. Gema
Isra Utama (Jakarta), CV. Gema Risalah Paris (Bandung), PT. Gema
Isra Utama (Jakarta), CV. Nur Cahaya (Semarang), CV. Gema Risalah
Paris edisi 1994(Bandung), CV. Dina Husaini (Jakarta), PT. Karya
Toha Putra (Semarang), Kemenag edisi 2009 (Jakarta), Kemenag edisi
2015 (Jakarta), Kemenag edisi 2017(Jakarta), CV. Qomari ukuran B5
(Solo), CV. Qomari ukuran A4 (Solo), CV. Pustaka As-Salam
(Surabaya), PT. Pustaka Al-Kautsar (Jakarta), Lautan Lestari (Jakarta),
CV. Dua Sehati ukiuran A5 (Tanggerang).
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah
diatas, yang menjadi pokok permasalahan penelitian skripsi ini adalah:
1. Bagaimana dinamika ragam bentuk lampiran ilmu tajwid yang
tersebar dalam mushaf Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Jika dilihat dari perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
a) Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ragam bentuk lampiran ilmu tajwid yang ada di
dalam mushaf Indonesia.
2. Untuk mengetahui sejarah pencantuman ilmu tajwid dalam mushaf
Indonesia.
3. Untuk memenuhi syarat tugas akhir perkuliahan dalam memproleh
gelar Strata 1 Jurusan Ilmu AL-Qur‟an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b) Manfaat
Penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat baik
secara akademis maupun praktis sebagai berikiut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat yang sederhana untuk pengembangan studi al-Qur‟an dan
untuk kepentingan studi lanjutan, menjadi bahan acuan, refrensi,
khususnya yang berkaitan dengan penelitian mushaf al-Qur‟an dan
lainnya untuk penulis sendiri yang ingin memperdalam studi ilmu al-
Qur‟an
2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu
memberikan tambahan pengetahuan tentang pentingnya mengetahui
8
dan memperhatikan lampiran ilmu tajwid yang terdapat dalam mushaf
al-Qur‟an
F. Tinjauan Dan Kajian Pustaka
Agar terhindar dari plagiarisme atau membajak karya dari skripsi
lainnya, maka peneliti mencantumkan beberapa karya ilmiah yang
berkaitan dengan kajian penulis ini, yang kemudian penulis jadikan
patokan dalam menulis penelitian ini. Setelah penulis melakukan
tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi, artikel dan jurnal, terutama
yang berkaitan dengan analisis penulis terhadap penerbitan mushaf
tajwid di Indonesia, penulis tidak menemukan skripsi yang judul dan
objek penelitiannya sama, itu artinya, penelitian terhadap al-Qur'an
mengenai analisis ini masih kurang. Akan tetapi penulis menemukan
beberapa seputar kajian yang berkaitan tentang resepsi al-Qur‟an dan
yang berkaitan dengan penelitian tentang ilmu tajwid. Berikut beberapa
penelitian yang penulis temukan yang kemudian telah penulis
rangkum.Beberapa Kajian yang berkaitan dengan ilmu tajwid:
Skripsi karya Marjan Chotib13
, dengan judul Penerapan Tajwid
Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif Transliterasi 6 mushaf Al-
Qur‟an dengan transliterasi Al-Qur‟an dengan kemenag) Penelitian ini
menunjukkan bahwa para penerbit mushaf Indonesia menyajikan
transliterasi dengan metode dan teknis penulisan berbeda, diantara
penulisannya ada yang sudah sesuai dan ada yang belum sesuai dengan
hukum dan kaidah tajwid transliterasi. Persamaan dengan skripsi ini
adalah berkaitan dengan objek penelitian yang sama terhadap penerbit
mushaf Al-Qur‟an di Indonesia Sedangkan perbedaan nya adalah
13 Marjan Chotib “Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif
Transliterasi 6 mushaf Al-Qur‟an dengan transliterasi Al-Qur‟an dengan kemenag”.
(Skripsi SI., Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), 69.
9
skripsi yang peneliti tulis lebih fokus kepada resepsi penerbit atas
pencantuman ilmu tajwid dalam mushaf.
Ahmad Sayuthi Anshari Nasution,14
dengan judul:
Memanfaatkan kajian fonetik untuk pengembangan pembelajaran ilmu
tajwid. Tulisan ini menjelaskan ilmu tajwid dapat didorong untuk
bersinergi dengan ilmu fonetik tanpa harus mereduksi apa yang telah
diupayakan oleh ulama tajwid. Beberapa temuan fonetik yang mudah
diaplikasikan dan terukur secara akurat dapat dimanfaatkan oleh ilmu
tajwid untuk pengembangan keilmuannya dan aplikasi
pembelajarannya. Berdasarkan pada temuan dan hasil kajian ilmu
fonetik yang lebih arkurat, penulis berpendapat bahwa ilmu tajwid
sebaiknya segera memanfaatkan ilmu fonetik untuk pengembangan
keilmuannya dan pembelajarannya, sehingga ilmu ini lebih ilmiah dan
obyektik serta memudahkan orang-orang yang mempelajari bacaan al-
Qur‟an
Dewi Maharani dkk15,
dengan judul: Pelatihan komputer dalam
meningkatkan tahfiz Qur‟an menggunakan al-Qur‟an digital tajwid
Penelitian ini menjelaskan Awal untuk mencetak generasi Islam yang
berwawasan Qur‟ani adalah menanamkan kecintaan terhadap al-Qur‟an
sejak dini. Salah satunya adalah perintah membaca al-Qur‟an yang
merupakan langkah awal bagi upaya pemahaman dan pengamalan isi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat berkembang
dengan pesat, yang mempengaruhi kemampuan manusia, dan komputer
menjadi alat yang sangat dibutuhkan di berbagai bidang. Salah satu
Sekolah Dasar yang ingin mengembangkan siswa-siswinya khususnya
14 Ahmad Sayuthi Anshari Nasution “Memanfaatkan kajian fonetik untuk
pengembangan pembelajaran ilmu tajwid”. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
kebahasaaraban, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (7 November 2014): 77.
15 Dewi Maharani dkk “Pelatihan komputer dalam meningkatkan tahfidz Qur‟an
menggunakan Al-Qur‟an digital tajwid,”Artikel Sistem Komputer, AMIK (2015): 49.
10
dalam menghafalkan Ayat Suci al-Qur‟an dengan menggunakan
teknologi informasi adalah Sekolah Dasar IT Darul Adzkia. SD IT
menawarkan berbagai pengetahuan, kecerdasan, ketrampilan,
keagamaan, interaksi dengan masyarakat secara luas. Siswa–siswi SD
IT Darul Adzkia ditargetkan untuk mampu menghafal ayat al-Qur‟an
Dengan Aplikasi al-Qur‟an digital tajwid. Pelatihan ini bertujuan untuk
membantu anak dalam mempermudah menghafal, meningkatkan
hafalan serta menjaga hafalannya. Sehingga bermanfaat bukan hanya
untuk siswa-siswi, melainkan juga mempermudah Guru dalam melatih
hafalan serta mengevaluasi hafalan siswa-siswinya.
Mohd Asmadi Yakob dkk16
,dengan judul: Manuskrip al-Qur‟an
dan ilmu-ilmunya (Ulum al-Qur‟an) di alam Melayu: Tumpuan
terhadap manuskrip ilmu tajwid. Tulisan ini menjelaskan tentang
Manuskrip Melayu yang merupakan satu warisan intelek daripada
zaman silam. Ianya merupakan lambang kesarjanaan para cendekiawan
Melayu zaman dahulu bagi mewariskan ilmu dan pengetahuan mereka
mengenai sesuatu perkara kepada generasi yang seterusnya. Antara
bidang yang menjadi perhatian para ilmuan dahulu terhadap penulisan
manuskrip ialah penulisan al-Qur‟an dan ilmu-ilmu yang berkaitan
dengannya. Ini bersesuaian dengan kedudukan al-Qur‟an sebagai
rujukan utama umat Islam dan sudah tentu mempelajarinya adalah lebih
„awla‟ berbanding dengan mempelajari perkara-perkara lain. Justru,
kertas kerja ini akan memfokuskan manuskrip ilmu-ilmu al-Qur‟an
dengan memberi tumpuan terhadap perkembangan ilmu tajwid.
16 Mohd Asmadi Yakob dkk “Manuskrip al-Qur‟an dan ilmu-ilmunya (Ulum al-
Qur‟an) di alam Melayu: Tumpuan terhadap manuskrip ilmu tajwid,”Jurnal Pusat Kajian
Manuskrip Alam Melayu (PUSKAM), Akademi Pengajian Islam Kontemporari (ACIS),
Universiti Teknologi MARA, Shah Alam (2014): 37.
11
Muh Khoiri, dengan judul: Penerapan strategi paikem dalam
meningkatkan pembelajaran ilmu tajwid pada siswa kelas. Penelitian
ini menjelaskan bahwa Paikem dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran ilmu tajwid. Hal ini dapat dilihat dari adanya
peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran ilmu tajwid
khususnya “Lam” dan “Ra” dari prasiklus sampai siklus kedua, yaitu
dari prasiklus dengan nilai rata-rata kelas sebesar 76, 76 dengan siswa
yang memenuhi standar KKM sebanyak 22 orang ( 58%). Disiklus
pertama, sudah terjadi peningkatan pada nilai rata-rata siswa yakni
sebesar 77,26 dengan siswa yang memenuhi standar KKM sebanyak 27
orang (71%). Di dalam siklus kedua diperoleh nilai rata-rata lebih
tinggi dari pada siklus pertama yaitu sebesar 81,74 dengan siswa yang
memenuhi standar KKM sebanyak 34 orang (89%).17
Khairul Muhammad Haramain, dengan judul: Aplikasi digital
risalah ilmu tajwid dalam meningkatkan kemampuan baca al-qur‟an.
Penelitian ini menjelaskan bahwa: Pertama, tingkat kemampuan baca
al-Qur‟an peserta didik pada kelas eksperimen sebelum diberi
perlakuan berada dalam kategori krang baik. Kedua, tingkat
kemampuan baca al-Qur‟an peserta didik pada kelas kontrol sebelum
diberi perlakuan berada dalam kategori kurang baik, tetapi setelah
diberi perlakuan berada dalam kategori baik. Ketiga, terdapat
perbedaan tingkat kemampuan baca al-Qur‟an peserta didik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.18
17 Muh Khoiri “Penerapan Setrategi Paikem Dalam Meningkatkan Pembelajaran
Ilmu Tajwid, (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIIIA MTS Miftahul Ulum
Karangmojo Klego Boyolali Smester I Tahun Pelajaran 2016/2017)” ( Skripsi SI .,
Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017 ), 7.
18 Khaerul Muhammad Haramain “. Aplikasi Digital Risalah Ilmu Tajwid Dalam
Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Qur‟an ” (Jurnal IAIN Pare, 2018): 145.
12
Rizka Setiyani dkk, dengan judul: Pengaruh penguasaan ilmu
tajwid terhadap minat membaca al-Qur‟an. Penelitian ini menjelaskan
bahwa berdasarkan hasil penelitian kausal yang dilakukan
menggunakan pendekatan kuantitatif pada bab IV ditarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh positif terhadap minat membaca al-Qur‟an
siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan setiap kenaikan satu unit
variabel penguasaan ilmu tajwid akan menyebabkan penurunan pada
minat membaca al-Qur‟an Kontribusu variabel penguasaan ilmu tajwid
dalam meningkatkan minat membaca al-Qur‟an yaitu 4 5% Sedangkan
95,5% minat membaca al-Qur‟an dipengaruhi oleh faktor-fajtor lain.19
Siti Fatimah dkk, dengan judul Meningkatkan pemahaman ilmu
tajwid menggunakan metode halaqah. Penelitian ini menjelaskan
bahwa pada tahap melakukan tindakan, akan diperoleh model
pebelajaran halaqah yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran ilmu
tajwid. Dalam tahap tindakan ini siswa-siswi lebih dijelaskan mengenai
materi-materi ilmu tajwid secara lebih rinci dalam pembentukan
halaqah, karena dalam pembentukan halqah ini hanya terjadi dari
beberapa siswa saja sehingga guru lebih dapat memantau sejauh mana
kesalahan bacaan al-Qur‟an dan pemahaman mereka terhadap ilmu
tajwid.20
Eri
Satria dkk, dengan judul: Pengembangan aplikasi
pembelajaran iqra‟ dan tajwid berdasarkan metode asy- syafii
menggunakan sistem multimedia. Penelitian ini menjelaskan bahwa
pertama, dengan menerapkan basis android pada aplikasi pembelajaran
19 Rizki Setiyani dkk “Pengaruh Penguasaan Ilmu Tajwid Terhadap Minat
Membaca Al-Qur‟an” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan ( Universitas Pakuan,
2018), 110.
20 Siti Fatimah dkk “Meningkatkan Pemahaman Ilmu Tajwid Menggunakan
Metode Halaqah Di MIS Assasul Islam Bogor”. Jurnal Program Mahasiswa Kreatif, Vol
3 No 1 ( Juni 2019): 46.
13
iqra‟ dan tajwid berdasarkan metode asy-syafii aplikasi dapat
digunakan dimanapun dan kapanpun. Kedua, dalam proses
pengembangan aplikasi pembelajaran iqra‟ dan tajwid berdasarkan
metode asy-syafii ini menggunakan metodologi rekayasa perangkat
lunak multimedia versi Luther Sutopo menjadi hasil akhir aplikasi ini
sesuai dengan ide/ konsep awal. Ketiga, aplikasi yang dikembangkan
berfungsi untuk membantu mempermudah kaum muslim dalam
mempelajari cara membaca al-Qur‟an yang sesuai dengan syariat 21
Deasy Permatasari, dengan judul: Aplikasi pembelajaran ilmu
tajwid berbasis android. Dalam penelitian dijelaskan bahwa dengan
penerapan pembelajaran tajwid, anak-anak dimudahkan untuk
memahami tentang materi tajwid ini dan juga memudahkan pembacaan
dengan mempertimbangkan berbagai macam hukum dan tanda baca
serta menentukan kemampuan anak dengan latihan navigasi dalam
aplikasi pengajian yang akan diimplementasikan pada platform
android.22
Dari semua penelitian diatas terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan dengan penulisan yang akan penulis lakukan ini:
Persamaan: penelitian ini sama- sama meneliti tentang
pentingnya ilmu tajwid, menelaah masalah-masalah yang terdapat
seputar ilmu tajwid dan bagaimana ilmu tajwid dikaji dan dipelajari
oleh orang-orang.
Perbedaan: penelitian-penelitian ilmu tajwid sebelumnya,
kebanyakan fokus kepada tema pendidikan atau bagaimana
21 Eri Satria dkk “ Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Iqra‟ dan Tajwid
Berdasarkan Metode Asy-Syafii Menggunakan Sistem Multimedia.” Jurnal Algoritma
Sekolah Tinggi Teknologi Garut, Vol 12 No. 1 (2015): 83.
22 Deasy Permatasari “Aplikasi Pembelajaran Ilmu Tajwid Berbasis Android
(Studi Kasus: Madrasah Ar-Rahman Bandung)”. Jurnal Teknik Informatika, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto Vol 1 No. 2 (2010): 31.
14
menggunakan tajwid untuk pendidikan. Sedangkan kajian ilmu tajwid
yang akan penulis teliti ini hanya akan fokus kepada kajian lampiran-
lampiran ilmu tajwid yang terdapat dalam mushaf di Indonesia.
G. Metodelogi Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan penelitian
kuantitatif.23
Maksud dari penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah
yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas
hubungan-hubungan yang terstruktur jelas dari awal hingga akhir
penelitian.
1. Jenis Penelitian
yaitu penelitian ini betrsifat kepustakaan(library research),
yaitu penelitian yang menggunakan pengumpulan data dan informasi
mengenai tema pembahasan. Penelitian ini dilakukan dengan
menelusuri bahan-bahan pustaka atau literature.
2. Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua
macam yaitu:
a. Sumber data primer, yaitu data yang menjadi sumber utama dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini. Data primer tersebut adalah
mushaf al-Qur‟an Indonesia.
b. Sumber data sekunder,24
yaitu sumber-sumber yang membantu
dalam penulisan karya ilmiah ini. Data sekunder tersebuat
diantaranya adalah buku-buku terkait al-Qur‟an dan tajwid, jurnal,
skripsi,dan sumber-sumber lain yang relevan dengan kajian
penelitian.
3. Metode pengumpulan data
23 A Frizal, Metode penelitian kualitatif( Jakarta: Rajawali Press, 2015), 13.
24 Sanapian Faisal, Format-format penulisan sosial (Jakarta: Rajawali Press,
2008), 52.
15
Sebagai layaknya Study literature yang mengumpulkan data
melalui kepustakaan (library), maka secara sederhana upaya
pengumpulan data penelitian didapat dari penelitian buku dan karya
intelektual ilmuan yang bisa dijadikan literature, yang dipandang
relevan untuk penelitian ini, yaitu mencatat bagian-bagian tertentu yang
dianggap penting dari bahan pustaka tersebut. Kemudian penulis
melakukan pencatatan di atas lembaran yang sudah penulis sediakan,
agar memudahkan pemanfaatan data yang terkumpul untuk dianalisa.
Kemudian penulis mengklasifikasi lembaran hasil study pustaka itu
sesuai dengan sistematika pembahasan yang ada.
Sumber data dari kajian ini adalah lampiran Mushaf al-Qur‟an
terbitan kaum Muslim di Indonesia yang melampirkan lampiran Ilmu
Tajwid. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cendrung mengunakan analisis. Dan metode kualitatif
adalah penelitian yang datanya berupa kata-kata dan tidak di analisis
mengunakan statistik.Dengan mengumpulkan data dari observasi dan
menganlisis bahan-bahan yang dibutuhkan dari berbagai buku, jurnal,
skripsi dan bacaan-bacan yang berkaitan dengan tema yang akan
dibahas.
4. Metode Penulisan
Adapun teknik penulisan, skripsi ini mengacu pada buku
pedoman akademik, sub-bab pedoman penulisan Skripsi yang
diterbitkan oleh bagian Biro Administrasi Akademik dan
kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta,2012 – 2013.25
25 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi (Ciputat: UIN
Jakarta, 2012), 362-393.
16
H. Sistem Penulisan
Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis
membaginya menjadi lima bab, yang pada setiap bab nya terdiri dari
sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan yang mencakup latar belakang, pembatasan
masalah dan perumusan masalah,tujuan penelitian,metode serta
sistematika penelitian.
Bab II, menjelaskan mengenai lampiran- lampiran dalam al-
Qur‟an, serta menjelaskan pengertian, sejarah dan perkembangan ilmu
tajwid.
Bab III, dalam bab III ini, penulis membahas profil penerbit,
profil mushaf, model tampilan tajwid. Serta mencantumkan daftar al-
Qur‟an yang ada lampiran ilmu tajwidnya
Bab IV, menjelaskan pergeseran antara sejarah pencantuman ilmu
tajwid di dalam mushaf Indonesia. Membuat pemetaan dan dinamika
ragam model lampiran ilmu tajwid yang terdapat dalam mushaf di
Indonesia. Mengumpulkan data dari ke 32 al-Qur‟an dan
mendeskripsikan hasil wawancara yang telah penulis lakukan. Analisis
ini berisi ragam bentuk tulisan lampiran tajwid dalam dua kategori
yaitu tulisan Arab Pegon dan tulisan Latin, dan menganalisis ragam isi
lampiran ilmu tajwid dalam bentuk utuh dan sebagian. Hal ini
dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai dinamika ragam
penerbit dalam mencetak mushaf al-Qur‟an yang dimana didalamnya
tercantum secara singkat tentang ilmu tajwid. Termasuk didalamnya
menjelaskan segala hal yang menjadi masalah atau persoalan dalam
penelitian ini. Sehingga dengan sampai ke bab IV ini, diharapkan bisa
menjawab rumusan masalah.
17
Bab V, Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan analisis
yang telah dijelaskan dan saran-saran yang dapat penulis sampaikan
pada penelitian ini.
18
19
BAB II
LAMPIRAN-LAMPIRAN AL-QUR’AN DAN ILMU TAJWID
A. Lampiran Dalam Al-Qur’an
1. Pengertian Lampiran al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia lampiran di artikan dengan
menyertai dengan surat, daftar dan sebagainya. Sedangkan al-Qur‟an
adalah Kalam Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
yang apabila membacanya bernilai ibadah.1 Jadi lampiran al-Qur‟an
adalah lampiran yang didalam al-Qur‟an terdapat surat-surat, daftar-daftar
surah dan juz dan sebagainya. Lampiran yang terdapat di dalam al-Qur‟an
banyak ragamnya. Mulai dari lampiran yang terdapat dibagian depan
maupun bagian belakng dari mushaf al-Qur‟an Tidak terkecuali lampiran
ilmu tajwid juga memiliki bagian tersendiri di dalam al-Qur‟an Misal saja
seperti lampiran yang terdapat dalam mushaf CV. Dua Sehati2
pada bagian
depannya terdapat lampiran berupa sampul, asmaul husna, tanda tashih,
daftar nama surah dan pedoman transliterasi. Kemudian pada bagian
belakangnya terdapat lampiran berupa sampul, asmaul husna, amalan-
amalan hati, daftar surah makhraj huruf hijaiyyah tajwid do‟a sebelum
membaca al-Qur‟an do‟a sujud tilawah adab membaca al-Qur‟an dan
do‟a khatmil Qur‟an
2. Kajian Lampiran al-Qur’an
Dengan banyaknya ragam bentuk lampiran yang ada di dalam al-
Qur‟an maka banyak pula yang tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap lampiran-lampiran tersebut. Kajian terhadap lampiran berarti
mengkaji al-Qur‟an dari segi mushaf al-Qur‟annya. Misal saja seperti
1 Aiman Rusydi Suwaid, Panduan Ilmu Tajwid Bergambar (Solo: Zamzam,
2015), 13.
2 Lihat Mushaf Al-Qur‟an Cetakan CV Dua Sehati Tanggerang 2012
20
penelitian yang dilakukan oleh Arizki Widianingrum3
melakukan
penelitian skripsi dengan pendekatan terhadap mushaf hafalan di
Indonesia. Dalam penelitiannya ia menjelaskan salah satunya tentang
sistematika penyusunan mushaf bahwa pada mushaf hafalan di Indonesia
terdapat lampiran-lampiran berupa tanda tashih dan keterangan penerbit
dan lain-lain. Zainal Arifin M. Dalam Jurnalnya tentang mengenal mushaf
standar usmani indonesia ia menjelaskan bahwa salah satu ciri mushaf
usmani adalah tiap mushaf al-Qur‟annya harus disertai lampiran tanda-
tanda waqaf beserta penjelasannya.4 Rozali Hidayatullah dalam
penelitannya tentang lampiran adab membaca al-Qur‟an Ia menjelaskan
bahwa adab dan tata cara membaca al-Qur‟an yanga ada di dalam mushaf
al-Qur‟an terbitan Indonesia itu adalah merujuk dari kitab yaitu Al-Itqān
karangan Imam Jalalu al-ḏ n Al-Suy ṯ (911 H ), Al-Ṯi an amalati
al-Qur‟ān karangan Syekh Imam Al-Ṉawawi (676 H), Iḫ ā „Ulumu al-
ḏ n Karangan Imam Al-Ghaz li (1111 H). Adapun bentuk para penerbit
dalam penulisan lampiran adab membaca dan memuliakan al-Qur‟an
dengan mengunakan tulisan arab pegon melayu, tulisan bahasa Indonesia
dan yang selanjutnya dengan menggunakan gambar.5
Asep Saefullah menjelaskan dalam penelitiannya tentang aspek
lampiran tanda-tanda baca pada mushaf kuno. Ia menjelaskan bahwa
dalam mushaf ini tanda-tanda baca tersebut dijelaskan antara lain: huruf
untuk waqaf ص untuk waqaf jaiz (boleh berhenti, boleh sambung), hurufج
murakhkhas (diberi kelonggaran berhenti), ط untuk waqaf mutlaq (lebih
3 Arizki Widianingrum “Mushaf afalan di Indonesia”, (Skripsi SI., Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta 2017), 46.
4 Zainal Arifin M “Mengenal Mushaf Al-Qur‟an Standar Usmani Indonesia;
Studi Komparatif Terhadap Mushaf Standar Usmani 1983 dan 2002”. Jurnal Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Jakarta, Vol. 4, No. 1 (2011): 17.
5 “ Rozali Hidayatullah Penulisan Adab Membaca Al-Qur‟an Dalam Mushaf
Terbitan Indonesia” (Skripsi S1., Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2019), 77.
21
baik berhenti), huruf ال tanda tidak boleh berhenti kecuali jika di bawahnya
terdapat tanda awal ayat yang membolehkan waqaf secara mutlak, simbol
untuk waqaf mustahab washluhu (lebih baik disambung), huruf صلى
untuk tanda waqaf yang tidak ditetapkan oleh sebagian besar ulama, danق
untuk waqaf mustahab (boleh berhenti) tapi tidak salah bila لف
disambung.6
Kemungkinan masih banyak penelitian-penelitian lain yang
mengkaji tentang mushaf lebih khususnya pendekatan kepada lampiran-
lampiran dalam al-Qur‟an Oleh karena itu dengan segala bentuk kajian
terhadap lampiran al-Qur‟an tersebut maka penulis merasa penting juga
untuk meneliti kajian mushaf al-Qur‟an ini yang pendekatannya kepada
lampiran ilmu tajwid yang ada didalam mushaf al-Qur‟an Indonesia
B. Perkembangan Imu Tajwid
1. Pengertian Ilmu Tajwid
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu artinya
hassana yuhassinu (memperbagus).7Seseorang yang membaca al-Qur‟an
baik tanpa lagu maupun dilagukan dengan indah dan merdu, tidak boleh
terlepas dari kaidah-kaidah tajwid. Tajwid (تجويد) merupakan bentuk
mashdar, dari fi‟il madh (جود) yang berarti membaguskan,
menyempurnakan memantapkan Menurut istilah: “Ilmu Tajwid adalah
ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara memberikan hak
huruf dan mustahaqnya. Baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan
sebagainya, seperti tarqiq dan tafkhim dan selain keduanya ”8 Sebagian
ulama yang lain medefinisikan tajwid sebagai berikut: "Tajwid ialah
6 Asep Saefullah “ Aspek Rasm Tanda Baca dan Kaligrafi Pada Mushaf-mushaf
Kuno Bayt Al-Qur‟an dan Museum Istiqlal Jakarta”. Jurnal Puslitbang Lektur
Keagamaan Jakarta, Vol. 1, No. 1 (2008): 100.
7 Abdurohim Acep Lim, Pedoman ilmu tajwid lengkap (penerbit Diponegoro,
2003), 3.
8 Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur‟an & Ilmu Tajwid (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2010), 17.
22
mengucapkan huruf (al-Quran) dengan tertib menurut yang semestinya,
sesuai dengan makhraj serta bunyi asalnya, serta melembutkan bacaannya
sesempurna mungkin tanpa berlebihan ataupun dibuat-buat.9
2. Sejarah Ilmu Tajwid
Asal muassal Ilmu Tajwid tidak bisa dipisahkan dari Ilmu Qira‟at
karena kedua ilmu itu senantiasa bergandengan. Sebenarnya Ilmu Tajwid
dan Ilmu Qira‟at sama-sama merupakan ilmu membaca al-Qur‟an Hanya
saja, ilmu Tajwid adalah ilmu membaca al-Qur‟an tingkat elementer
Sementara itu ilmu Qira‟at adalah ilmu membaca al-Qur‟an tingkat
lanjut.10
Dalam beberapa buku tajwid disebutkan bahwa Istilah ini muncul
ketika seseorang bertanya kepada khalifah ke-empat, 'Ali bin Abi Thalib
tentang firman Allah yang berbunyi:
ورتال ق ر قتيالا لق ت “Bacalah al-Qur‟an itu dengan tartil ( QS: al-Muzammil ayat 4 )”
Beliau menjawab bahwa yang dimaksud dengan kata tartil adalah
tajw dul hur f wa ma'rifati al-wuq f yang berarti membaca huruf-
hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj dan shifat) dan mengerti
tempat-tempat waqaf11. Selama ini memang belum ditemukan riwayat
tentang perkataan beliau mengenai hal di atas, dan kisah ini hanya terdapat
dalam kitab tajwid. Akan tetapi para ulama' bersepakat bahwa yang
dimaksud dengan tartil adalah tajwi dul hur f wa ma rifatil wuq f yang
9 Sjafi‟i A Mas;ud Pelajaran Ilmu Tajwid (Bandung: MG. Semarang, 1967), 3.
10 Widodo, Guyonan Cara Gusdur (Yogyakarta:Genesis Learning, 2017), 107.
11 Nawawi Ali, Pedoman Membaca al-Qur‟an (Ilmu Tajwid) (Jakarta: Mutiara
Jakarta, 1983), 17.
23
berarti membaca huruf-hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj
dan shifat) dan mengerti tempat-tempat waqaf.12
Jika dibahas kapan awal mula ilmu tajwid itu ada, maka kenyataan
menunjukkan bahwa ilmu ini telah ada sejak dari al-Quran itu diturunkan
kepada Rasulullah SAW. Ini karena Rasulullah SAW sendiri diperintah
untuk membaca al-Qur‟an dengan tajwid dan tartil seperti yang disebut
dalam ayat 4, Surah al-Muzammil: “Bacalah al-Quran itu dengan tartil
(perlahan-lahan)” Kemudian baginda SAW mengajarkan ayat- ayat
tersebut kepada para sahabat dengan bacaan yang tartil. Sayidina Ali r.a
apabila ditanya tentang apakah maksud bacaan al-Quran secara tartil itu,
maka beliau menjawab adalah “membaguskan sebutan atau pelafalan
bacaan pada setiap huruf dan berhenti pada tempat yang betul”
Ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu
hasil dari ijitihad (fatwa) para ulama' yang diolah berdasarkan dalil-dalil
dari al-Qur‟an dan Sunnah, tetapi pembacaan al-Quran adalah suatu yang
Taufiqi (diambil terus) melalui riwayat dari sumbernya yang asal yaitu
sebutan dan bacaan Rasulullah Saw.Para sahabat ra adalah orang-orang
yang amanah dalam mewariskan bacaan ini kepada generasi Umat Islam
selanjutnya. Mereka tidak akan menambah atau mengurangi apa yang
telah mereka pelajari itu, karena rasa takut mereka yang tinggi kepada
Allah SWT dan begitulah juga generasi setelah mereka. Walau
bagaimanapun, awal mula penulisan ilmu tajwid adalah adanya
keinginan perlunya menulis kembali Mushaf Utsmaniah yang ditulis oleh
Sayyidina Utsman yang sebelumnya tidak adanya tanda-tanda titik, baris
pada setiap huruf al-Qur‟an tersebut. Gerakan ini telah diketuai oleh Abu
Aswad al-Du‟ali dan al-Khalil bin Ahmad al-Far hidi, apabila pada masa
12 Anwar Shabri Shaleh, Pelopor al-Qur‟an Kota Seri u Parit Indragiri ilir
(Tembilahan: Yayasan Indagri, 2014), 14.
24
itu Khalifah Umat Islam memikul tugas untuk berbuat demikian ketika
Umat Islam mulai melakukan kesalahan dalam bacaan.13
Ini karena semasa Utsman menyiapkan Mushaf al-Quran dalam
enam atau tujuh buah, beliau telah membiarkannya tanpa titik-titik huruf
dan baris-barisnya karena memberi keluasan kepada para sahabat dan
tabi'in pada masa itu untuk membacanya sebagaimana yang mereka telah
diambil dari Rasulullah s.a.w, sesuai dengan Lahjah (dialek) bangsa Arab
yang bermacam-macam.14
Tetapi setelah berkembang luasnya agama
Islam ke seluruh tanah Arab serta jatuhnya Roma dan Parsi ke tangan
Umat Islam pada tahun pertama dan kedua Hijriah, bahasa Arab mulai
bercampur dengan bahasa penduduk-penduduk yang ditaklukkan umat
Islam. Ini telah menyebabkan berlakunya kesalahan yang banyak dalam
penggunaan bahasa Arab dan begitu juga pembacaan al-Quran.
Al-Hajjaj adalah seorang Hafizh al-Qur‟an yang dapat dipercaya
Al-Hajjaj adalah perintis pemberian tanda-tanda titik dan syakal dalam
mushaf, pada periode kedua, setelah dilakukan para sahabat, pada periode
pertama. Hanya saja upaya pada periode pertama itu belum mencakup
seluruh al-Qur‟an melainkan baru bersifat mempermudah bacaan
Ad Daniy meriwayatkan dengan sanad yang muttashil, dari
Qatadah bahwa para sahabat telah memulai memberikan tanda titik, tanda
khumus (seperlima) dan tanda „usyur (sepersepuluh) Selanjutnya ia
menjelaskan para sahabat dan para tabi‟in itulah yang memulai
memberikan tanda titik khumus dan‟unsyur
Mengenai priode kedua, terdapat perbedaan pendapat. Sebagian
perawi mengatakan, yang menciptakan tanda-tanda itu ialah Abu Al-
13 PIS KTB, TIM Dakwah Pesantren, KoleksiTanya Jawab Agama Islam (Bogor:
Daarul Hijrah Technology, 2015), 121.
14 Anwar Shabri Shaleh, Pelopor al-Qur‟an Kota Seri u Parit Indragiri ilir,
15.
25
„Aswad Ad-Du‟aliy atas perintah Azzayyad Sedang sebagian ulama
berpendapat yang menciptakan nya ialah Yahya bin Ya‟mar Al-
‟Adawaniy atas permintaan Al Hajjaj dan ia berkata: inilah yang paling
terkenal. Dengan segala bentuk kerisauan dan kesalahan yang ada,
perbaikan penulisan terhadap al-Qur‟an terus dilakukan oleh para ahli
ilmu al-Qur‟an dan ilmu Qiraat pada masa itu 15
Adapun dalam bebererapa
buku sejarah disebutkan orang-orang yang paling berperan dalam
perbaikan penulisan al-Qur‟an diantaranya adalah:
a. Abu al-Aswad ad-Du‟ali (wafat 69 H).
Seiring peyebaran islam keberbagai penjuru bumi, masuknya bangsa-
bangsa Ajam kedalam islam dan berbaur dengan bangsa arab, kekeliruan
dalam bahasa arab mulai muncul. Kondisi ini mendorong ulama untuk
memberikan tanda i‟rab agar di jadikan pedoman. Abu Al-Aswad Ad-
Du‟ali kemudian memberikan titik-titik pada huruf-huruf mushaf ( titik-
titik i‟rab) 16
Mushaf usmani yang di tulis tanpa titik harakat, pada masa
permulaan tidaklah membawa masalah. Kaum muslimin yang sebagian
besar dari bangsa arab itu dapat membaca dan mengerti kata atau kalimat
yang tertulis dalam mushaf sesuai dengan bentuk bacaanya.namun setelah
makin banyaknya orang-orang yang bukan bangsa arab memeluk agama
islam, kesulitan dan kesalahan membaca timbul kembali. Mereka tidak
dapat membaca al-Qur‟an yang demikian bentuknya
Para ulama dan pejabat saat itu cepat tanggap dan segera berusaha
untuk mengatasinya. Ziyad bin Abihi yang menjadi hulubalang di iraq
meminta kepada Abu Aswad ad-Du‟ali salah seorang ketua tabiin dan ahli
tulisan untuk membuat tanda baca dalam mushaf. Ini terjadi pada masa
15 PIS KTB, TIM Dakwah Pesantren, KoleksiTanya Jawab Agama Islam, 122.
16 Anwar Shabri Shaleh, Pelopor al-Qur‟an Kota Seri u Parit Indragiri ilir, 13.
26
pemerintahan Muaiyah yang wafat tahun 60 H. Abu Aswad kemudian
menciptakan tanda berupa titik merah diatas huruf yang berharakat fathah.
Memberi tanda titik merah didepan huruf yang berharakat dhammah.
Memberi tanda titik merah di bawah huruf sebagai tanda kasrah. Untuk
huruf tanwin, dibuat dengan dua titik merah.17
b. Yahya bin Ya‟mar Al-„Adaw ni (wafat 90 H).
Sistim yang dilakukan oleh abu al-Aswad ad-Du‟ali ternyata masih
sulit di terapkan, hingga pada masa pemerintahan khalifah Abdu al-Malik
bin Marwan (65 – 86 H) melalui perintah gubernur al-Hajjaj dua orang
ahli khat Nasir bin Asim dan Yahya bin Ya‟mar kembali mengadakan
penyempurnaan dengan menciptakan titik pada huruf-huruf yang sama
bentuknya. Dengan demikian huruf dapat di bedakan dengan melihat
perbedaan jumlah dan tempat titik diletakan. Bentuk yang telah mendekati
sempurna ini kemudian di perbaiki lagi oleh Khalil bin Ahmad. Titik yang
di buat oleh abu I-Aswad di tambah dengan titik huruf oleh nasir dan
Yahya mengakibatkan terlalu banyak titik. Oleh Khalil tanda dhummah di
ganti dengan waw kecil di atas huruf, alif kecil di atas huruf untuk fathah
dan di bawah untuk kasrah. Kepala huruf syin sebagai tanda tasydid dan
kepala huruf ain sebagai hamzah. Penyempurnaan ini terjadi sekitar tahun
162 H.
Perlu di ingat bahwa penyempurnaanya ini hanya menyangkut titik
dan tanda baca ( harkat) sedangkan bentuk susunan huruf tidak pernah ada
perubabahan. Satu kenyataan bahwa penyempurnaan titik dan harakat ini
menurut qiraat imam Asim riwayat Hafs. Setidak tidaknya sebagian besar
mushaf di tulis dalam bentuk ini. Berat dugaan bahwa bentuk ini di pilih
17 Aiman Rusydi Suwaid, Panduan Ilmu Tajwid Bergambar, 160.
27
karena ia merupakan qiraat yang populer di kufah sebagai ibu kota islam
saat itu di mana imam Asim berdiam, mengajar dan wafat di sana.18
c. Nashr bin „Ashim Al-Laitsi (wafat 90 H).
Penemu titik-titik i‟jam ( titik –titik untuk membedakan antara
huruf-huruf yang serupa ), adalah Nashr bin Ashim Al- Laitsi ( wafat 90 H
). Ia memberikan titil- titik miring kecil pada hiruf-huruf serupa agar tidak
bercampur denga titik-titik i‟rab Ketika titik-titik i‟rab berubah dari titik –
titik merah menjadi huruf-huruf panjang kecil, saat itu tidak lagi di
khawatirkan bercampur dengan yang lain. Untuk itu, titik –titik i‟jam
berubah dari titik–titik miring menjadi titik-titik biasa. Inilah yang berlaku
sampai saat ini.19
Nashr bin Ashim memberi satu titik di bawah huruf ba‟ dua titik di
atas ta‟ tiga titik di atas tsa. Untuk nun dan ya‟ yang tidak berada di ujung
kata, Nashr bin Ashim memberi satu titik di atas nun dan dua titik di
bawah ya‟ mengingat kedua huruf ini hampir sama Ia memberi satu titik
di bawah huruf jim memberi satu titik di atas kha‟ tidak memberi titik
apapun untuk ha‟ karena tidak adanya kemiripan. Memberi satu titik di
atas dzal dan tidak memberi titik pada dal. Memberi satu titik di atas za‟
dan tidak memberi titik pada ra‟. Memberi tiga titik di atas syin dan tidak
memberi titik pada sin. Memberi satu titik di atas dhad dan tidak memberi
titik pada shad. Memberi satu titik di atas zha‟ dan tidak memeberi titik
pada tha‟. Memberi satu titik di atas ghain dan tidak memberi titik pada
„ain. Memberi satu titik di bawah fa‟ yang tidak berada di ujung kata.
Memberi satu titik di atas qaf yang tidak berada di ujung kata. kaf saat itu
tidak mirif seperi lam, sehingga tidak memberi titik. lam, mim, wawu, dan
alif tidak di beri titik karena huruf – huruf ini tidak mirip satu sama lain.
18 Nawawi Ali, Pedoman Membaca al-Qur‟an Ilmu Tajwid (Jakarta: Mutiara
Jakarta, 1983), 158-160.
19 Aiman Rusydi Suwaid, Panduan Ilmu Tajwid Bergambar, 161.
28
fa‟, kaf, nun, dan ya‟ yang berada di ujung kata juga tidak di beri
titik karena huruf-huruf ini tidak mirip satu sama lain. Ulama menyatukan
huruf-huruf ini dalam kata (ينفك). Setelah itu para ulama timur memberi
titik-titik sesuai kaidah, sementara para ulama barat tetap pada asalnya.
d. Khalil bin Ahmad Al-Far hidi (wafat 175 H).
Khalil bin Ahmad Al-Far hidi mengkreasikan bentuk hamzah dalam
tulisan berupa kepala huruf „ain karena kemiripan makhraj kedua huruf,
mengembangkan titik-titik temuan Abu Al-Aswad Ad-Du‟ali dengan
memberi alif miring di atas huruf yang yang difathah sebagai tanda fathah,
memberi wawu kecil di atas huruf yang didhammah sebagai tanda
dhammah. Kemudian memberi ya‟ kecil dengan ekor ditarik ke belakang
dibawah setiap huruf yang dikasrah sebagai tanda kasrah. Seiring
perjalanan waktu kepala ya‟ ini hilang dan bagian bawahnya tetap
bertahan dan memberikan harakat ganda sebagai tanda tanwin.20
Sejarah berbicara pemberian tanda baca (syakal) berupa titik dan
harakat (baris) baru mulai dilakukan ketika Dinasti Umayyah memegang
tampuk kekuasaan kekhalifahan Islam atau setelah 40 tahun umat Islam
membaca al-Qur‟an tanpa ada syakal. Pemberian titik dan baris pada
mushaf al-Qur‟an ini dilakukan dalam tiga fase: fase pertama, pada
zaman Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Saat itu, Muawiyah
menugaskan Abdul Aswad al-Duali untuk meletakkan tanda baca (i‟rab)
pada tiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan
membaca. Fase kedua, pada masa Abdul Malik bin Marwan (65 H),
khalifah kelima Dinasti Umayyah itu menugaskan salah seorang
gubernur pada masa itu, al-Hajjaj bin Y suf, untuk memberikan titik
sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya. Misalnya, huruf baa‟
dengan satu titik di bawah, huruf ta dengan dua titik di atas, dan tsa
20 Aiman Rusydi Suwaid, Panduan Ilmu Tajwid Bergambar, 162.
29
dengan tiga titik di atas. Pada masa itu, al-Hajjaj minta bantuan kepada
Nashr bin „ shim dan Yahya bin Ya‟mar Ketika Al Hajjaj memberikan
tanda titik dan syakal, ia telah menjelaskan ciri-ciri bentuk tulisan dalam
mushaf Utsman. Dengan demikian, jelaslah bhwa Al Hajjaj tidak
mengadakan perubahan dalam kitab Allah. Alangkah lemahnya pendapat
ulama yang menyatakan, Al Hajjaj mengadakan perubahan dalam
mushaf „Utsman padahal ia tidak berbuat apapun selain menjelaskan
perbedaan bentuk tulisan.21
Pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan ini, wilayah
kekuasaan Islam telah semakin luas hingga sampai ke Eropa. Karena
kekhawatiran adanya bacaan al-Qur‟an bagi umat Islam yang bukan
berbahasa Arab, diperintahkanlah untuk menuliskan al-Qur‟an dengan
tambahan tanda baca tersebut. Tujuannya agar adanya keseragaman
bacaan al-Qur‟an baik bagi umat Islam yang keturunan Arab ataupun non-
Arab („ajami) 22
Seiring perkembangan zaman, masih banyak orang Islam yang
masih kesulitan membacanya. Baru kemudian pada masa pemerintahan
Dinasti Abbasiyah, diberikan tanda baris berupa dhammah, fathah, kasrah,
dan sukun untuk memperindah dan memudahkan umat Islam dalam
membaca al-Qur‟an Pemberian tanda baris ini mengikuti cara pemberian
baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Far hidy, seorang
ensiklopedi bahasa Arab terkemuka kala itu. Menurut sebuah riwayat,
Khalil bin Ahmad juga yang memberikan tanda hamzah, tasydid, dan
ismam pada kalimat-kalimat yang ada.
21 Ibrahim Al Ibyariy, Pengenalan Sejarah Al-Qur‟an (Jakarta: Raja Grapindo
Persada, 1995), 98-99.
22 Jonni Syatri “Mushaf al-qur‟an kuno di priangan: kajian rasm, tanda ayat dan
tanda waqaf”. jurnal lajnah pentashihan mushaf al-qur‟an,Vol. 6, No. 2 (2013): 295.
30
Kemudian, pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama
selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk
membaca dan menghafal al-Quran, khususnya bagi orang selain Arab,
dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa isymam, rum,
dan mad. Ilmu tajwid pun lahir karena hasil ijtihad para ulama masa itu.
Lalu mereka juga membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat
dan mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda wakaf (berhenti membaca),
ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap
surah yang terdiri atas nama tempat turun jumlah ayat dan jumlah „ain
Dengan adanya tanda-tanda tersebut, kini umat Islam di seluruh dunia,
apapun ras dan warna kulit serta bahasa yang dianutnya, mereka mudah
membaca al-Quran. Ini semua berkat peran para ulama di atas dalam
membawa umat menjadi lebih baik, terutama dalam membaca al-Quran.23
C. Isi Ilmu Tajwid Umum
Isi ilmu tajwid yang beredar dan banyak dipakai oleh masyarakat
sangat banyak. Ada yang pembahasan isi ilmu tajwidnya secara ringkas
atau sebagian, dan ada juga yang pembahasan ilmu tajwidnya secara
lengkap atau utuh. Hal ini dapat penulis buktikan dari delapan buku yang
penulis teliti, para penerbit buku ilmu tajwid sangat beragam dalam
mencantumkan isi poin-poin ilmu tajwid.
Namun secara umum, poin-poin ilmu tajwid yang paling banyak
dikutip para penerbit buku ilmu tajwid adalah buku yang mencantumkan
14 macam poin ilmu tajwid, yakni:
1) Hukum Bacaan Ta‟awudz Dan Basmalah
2) Hal Nun Mati Dan Tanwin
3) Hal Ghunnah Musyaddadah
23Muhamad salim, “Sejarah Ilmu Tajwid 2014 ” Diakses pada tanggal 21 maret
2019, http://serbamakalah.blogspot.com/2014/05/sejarah-ilmu-tajwid.html
31
4) Hal Mim Mati
5) Hal Alif Lam Ma‟rifat
6) Hal Idgham
7) Hal Lam Tebal Dan Lam Tipis
8) Hal Qalqalah
9) Hal Mad/ Bacaan Panjang
10) Hal Hukum Bacaan Ra‟
11) Hal Qalqalah
12) Tanda-Tanda Waqaf
13) Hal Makharijul Huruf
14) Hal Makhorijul Huruf Dan Sifat-Sifatnya
Setelah melakukan komparasi terhadap delapan buku ilmu tajwid,
maka secara umum penulis menemukan 14 point ilmu tajwid tersebut yang
paling banyak dikutip. Baik rujukan buku ilmu tajwidnya yang
menggunakan bahasa indonesia ataupun menggunakan bahasa arab.
1. Buku Ilmu Tajwid Bahasa Indonesia
Tabel 2. 2: Buku Rujukan Ilmu Tajwid Bahasa Indonesia
Pengarang
Buku
Penerbit Isi Ilmu Tajwid Isi Tajwid
A Mas‟ud
Sjafi‟i
( Pelajaran
Ilmu Tajwid)
MG.
Semarang
(Bandung,
1967)
1) Hukum Cara
membaca
ta`awwudz,
basmalah dan
solat
2) Hukum basmalah
hurup hijaiyah
3) hukum alif-lam
4) hukum mim nun
yang bertasydid
5) hukum nunmati
dan tanwin
6) hukum macam
macam idghom
Sebagian
32
7) hukum „‟RA‟‟
8) hukum nun mati
9) hukum lafazh
“Allah‟‟
10) hukum mad
11) hukum qalqalah
12) hukum cara
membaca
qalqalah
13) hukum tanda-
tanda waqaf
14) hukum waqaf dan
washal
15) hukum cara
mewaqafkan
16) hukum macam-
macam waqaf
Nursaat
(Pedoman
Dasar
Belajar Ilmu
Tajwid)
Ponpes Ulil
Albab NW
Geger
(Lombok
2015)
1) Hukum Cara
membaca
ta`awwudz,
basmalah dan
solat
2) Hukum basmalah
hurup hijaiyah
3) hukum alif-lam
4) hukum mim nun
yang bertasydid
5) hukum nunmati
dan tanwin
6) hukum macam
macam idghom
7) hukum „‟RA‟‟
8) hukum nun mati
9) hukum lafazh
“allah‟‟
10) hukum mad
11) hukum qalqalah
12) hukum cara
membaca
Sebagian
33
qalqalah
13) hukum tanda-
tanda waqaf
14) hukum waqaf dan
washal
15) hukum cara
mewaqafkan
16) hukum macam-
macam waqaf
Acep Lim
Abdurrohim
(Pedoman
Ilmu Tajwid
Lengkap)
Penerbit
Diponegoro
(Bandung
2003)
1) Huruf hijaiyyah
2) Makhraj huruf
3) Sifat-sifat huruf
4) Sebutan huruf
5) Cara membaca
istiadzah,
basmallah dan
surah
6) Hukum nun
bersukun dan
tanwin
7) Hukum mim
bersukun
8) Hukum idgham
9) Hukum mim dan
nun tasydid
10) Hukum lam ta‟rif
11) Hukum lam
berukun pada fi‟il
12) Hukum ra‟
13) Hukum lam
jalallah
14) Hukum qalqalah
15) Hukum mad
16) Hukum Macam-
macam waqaf
17) Hukum Cara
melafalkan
lafazdz yang di
waqafkan
18) Hukum tanda-
tanda waqaf
19) Hukum waqaf,
Utuh
34
saktah dan qath‟u
20) Hukum tash l
im lah naqi
isym m ra m
ikhtil s dan
lafazh yabshuth
Abdul Aziz
Abdur Rauf
(Pedoman
Dauroh Al-
Qur‟an
Kajian Ilmu
Tajwid)
Markaz Al-
Qur‟an
(Jakarta
2011)
1) Mukaddimah
2) Pengantar ilmu
tajwid
3) Hukum tempat-
tempat keluarnya
huruf
4) Hukum sifat-sifat
huruf
5) Hukum nun mati
dan tanwin
6) Hukum mim mati
7) Hukum mim dan
nun bertasydid
8) Hukum alif lam
9) Hukum mad
10) Hukum tafkhim
dan tarqiq
11) Hukum idgham
mutamatsilain,
mutajanissain,
dan
mutaqarribain
12) Hukum waqaf
dan
pembagiaannya
13) Hukum istilah-
istilah dalam al-
Qur‟an
14) Hukum hamzah
qath‟i dan washli
Sebagian
Berdasarkan tabel di atas, untuk yang rujukan bukunya menggunakan
bahasa indonesia terdapat empat penerbit. Adapun keempat penerbit
35
tersebut adalah Penerbit MG. Semarang24
, Penerbit Diponegoro25
, Penerbit
Markaz Al-Qur‟an26
dan Penerbit Ponpes Ulil Albab NW Gegek27
. Namun
buku ilmu tajwid terbitan Diponegoro terkesan lebih lengkap/ utuh isinya.
Karena selain 14 point ilmu tajwid di atas ia juga menambahkan point
ilmu tajwid seperti huruf hijaiyyah, hukum tash l im lah, naql isym m
ra m ikhtil s dan lafazh yabshuth.
2. Buku Ilmu Tajwid Bahasa Arab
Tabel 2. 3: Buku Rujukan Ilmu Tajwid Bahasa Arab
24 A Mas‟ud Sjafi‟i Pelajaran Tajwid ( Bandung: MG. Semarang, 1967), 7-64.
25 Acep Lim Abdurrohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap (Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro, 2003), 17-202.
26Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah al-Qur‟an Kajian Ilmu Tajwid
(Jakarta: Markaz al-Qur‟an 2011) 7-177.
27 Nursaat, Pedoman Dasar Ilmu Tajwid ( Lombok: T. Pn., 2015), 7-52.
Pengarang
Buku
Penerbit Isi Point tajwid Isi Tajwid
Muhammad
Efendi
Mahm d
( Hid yah al-
Mustaf d f
ahk mi at-
Tajw di)
Toko Kitab
Imam
(Surabaya-)
1) Hukum isti‟adzah
dan basmallah
2) Hukum nun sukun
dan tanwin
3) Hukum mim
sukun
4) Hukum mim dan
nun tasydid
5) Hukum alif lam
ta‟rif
6) Hukum lam fi‟li
7) Hukum idgham
8) Hukum mad
9) Hukum ra‟
10) Hukum qalqalah
11) Hukum makhrijul
huruf
12) Hukum sifat huruf
Utuh
36
13) Hukum bagian-
bagian waqaf
Sulaiman Al-
Jamz r
(Fathu al-
Af‟ l
Bisyarhi
Tuhfatu al-
Athf l)
Toko
Muhamma
d bin
Ahmad
Nabh n wa
aul dih
(Surabaya-)
1) Hukum tanwin
dan nun sukun
2) Hukum nun
musaddadah
3) Hukum mim
sukun
4) Hukum idgham
5) Hukum lam ta‟rif
6) Hukum lam fi‟li
7) Hukum huruf
tafkhim
8) Hukum qalqalah
9) Hukum mad
Sebagian
Sa‟ d bin
Sa‟d bin
Nibh n al-
Hadhrom
(Bugyatu al-
Wild n
Syarhu
Hidayah as-
S hiby n)
Toko
Syaikh
S l m bin
Sa‟d
Nibh n
(Yaman
1990)
1) Hukum nun sukun
dan tanwin
2) Hukum mim dan
nun tasydid
3) Hukum mim
sukun
4) Hukum lam ta‟rif
5) Hukum lam fi‟li
6) Hukum mad
dengan hamzah
7) Hukum bagian
mad lazim
Sebagian
Muhammad
Zainudd n
„Abdu al-
Maj d (Al-
Ad‟iyyah Wa
al-Man mah
ad-D niyyah
Na ham Batu
Ngompal
Terjemah
Tuhfatu al-
Af‟ l )
Nahdlatul
Wathan
(Lombok
1981)
1) Hukum nun sukun
dan tanwin
2) Hukum mim
sukun
3) Hukum lam ta‟rif
4) Hukum lam fi‟li
5) Hukum idgham
mutamassilain
6) Hukum idgham
mutaqarribain
7) Hukum idgham
mutajanissain
Sebagian
37
Kemudian untuk buku ilmu tajwid yang rujukannya
menggunakan kitab bahasa arab adalah kitab Hid yah al-Mustaf d f
ahk mi at-Tajw di28
, kitab Fathu al-Af‟ l Bisyarhi Tuhfatu al-
Athf l29
, kitab Bugyatu al-Wild n Syarhu Hidayah as-S hiby n30
, dan
kitab Al-Aḏiyyah Wa al-Man mah ad-D niyyah (Na ham Batu
Ngompal Terjemah Tuhfatu al-Af‟ l)31
. Namun jika dibandingkan
diantara ke-empat kitab ini, maka kitab Hid yah al-Mustaf d f
ahk mi at-Tajw di terkesan lebih lengkap atau utuh, karena ia
memiliki 13 point ilmu tajwid lebih banyak dibandingkan yang
lainnya hanya memiliki tujuh sampai sepuluh poin ilmu tajwid saja.
Hal ini karena pada kitabnya terdapat poin tambahan ilmu tajwid
seperti hukum isti‟adzah dan basmallah hukum makhorijul huruf dan
hukum bagian-bagian waqaf. Penulis meyakini masih banyak rujukan
kitab ataupun buku tentang ilmu tajwid yang lainnya. Namun penulis
hanya menemukan delapan rujukan buku ilmu tajwid saja yang
menjadi data tambahan bagi penulis.
28 Muhammad Efendi Mahm d kita idā ah al-Mustaf d f ahkāmi at-Tajw di
( Surabaya: Toko Kitab Imam, t.t.), 6-41.
29 Sulaiman Al-Jamz r Fathu al-Af‟āl is arhi Tuhfatu al-Athfāl (Surabaya:
Toko Muhammad bin Ahmad Nabh n wa aul dih tt) 5-26.
30 Sa‟ d bin Sa‟d bin Nibh n al-Hadhrom ug atu al- ildān, S arhu ida ah
as-S hi ān (Yaman: Toko Syaikh S l m bin Sa‟d Nibh n 1990), 4-30.
31 Muhammad Zainudd n „Abdu al-Maj d Al-Ad‟i ah a al-Man mah ad-
ni ah (Na ham atu Ngompal Terjemah Tuhfatu al-Af‟āl (Lombok: T. Pn., 1981),
40-47.
8) Hukum mad
9) Hukum mad
dengan hamzah
10) Hukum mad lazim
38
39
BAB III
MENGENAL MUSHAF TAJWID DI INDONESIA
A. Profil Penerbit
1. Penerbit Pustaka Al-Kautsar
a. Sejarah Penerbit
Pustaka Al-Kautsar berdiri sejak tahun 1998, dulu pustaka al-
kautsar berkantor dikebon Nanas Utara kurang lebih selama lima
tahunan, baru januari 2003 baru pindah kesini. Pustaka al-kautsar
sendiri tidak memiliki cabang, karena untuk kantor hanya ada pusat di
jakarta, tapi untuk pendistribusian buku untuk seluruh indonesia
sudah banyak. Pustaka al-kautsar melakukan penerbitan dan
pencetakan secara sendiri. Karena ada beberapa penerbit yang
menerbitkan buku kemudian mencetak bukunya ditempat lain. Akan
tetapi kalau disini kami menerbitkan dan mencetak buku secara
sendiri. Selain menerbitkan al-Qur‟an pustaka al-Kautsar juga
menerbitkan buku-buku tentang fiqih, tafsir, buku-buku pemikiran
kontemporer, buku-buku pemikiran tradisional, sejarah, dan lain-
lain.1
Seiring dengan perkembangan, akhirnya untuk
mengembangkan bisnisnya pustaka al-kautsar sendiri mencoba
memplat inprint novel, inprint penerbitan buku anak. Dengan hasil
percobaan tersebut, ternyata pustaka al-kautsar itu lebih dibutuhkan
dalam menerbitkan buku anak. Dengan begitu ternyata hasilnyapun
lumayan bagus. Akan tetapi akhirnya novel mulai agak kesini mulai
agak ditinggalkan. Kemudian sekarang lebih fokus dan berminat di
komik, seperti komik salahuddin al-„Ayubi dll Awalnya pustaka al-
1 Sucipto, “Sejarah Lampiran Ilmu Tajwid ” Wawancara peribadi dengan pihak
penerbit pustaka al-kautsar, 22 November 2018.
40
kautsar itu tidak mengcopykan al-Qur‟an dari tahum 1998 itu
menerbitkan semua buku-buku bacaan tafsir pemikiran dan fiqih.
Ditahun 2007 semua penerbit indonesia itu, berlomba-lomba
menerbitkan al-Qur‟an kebetulan dipustaka al-kautsar sendiri baru
mulai menerbitkan al-Qur‟an ditahun 2009 Oleh karena itu mungkin
karena permintaan dari konsumen yang bertanya –tanya mengenai ada
atau tidaknya Pustaka Al-Kautsar menerbitkan mushaf, akhirnya
dengan adanya masukan dari konsumen tersebut, lambat laun Pustaka
Al-Kautsar mulai menerbitkan mushaf al-Qur‟an
b. Produk-produk penerbit
Dalam website resmi penerbit pustaka al-Kautsar
www.kautsar.co.id terdapat cukup banyak model mushaf yang
diterbitkann, diantara beberapa model mushaf al-Qur‟an yang
diterbitkan adalah sebagai berikut2:
Al-Qur‟an dan terjemahan bludru mushaf terjemah A4
(coklat), mushaf A5 terjemah, mushaf tahfiz (hafalan) A6 (merah),
Mushaf Non-terjemah ekonomis A5 (kuning), Mushaf ukuran sedang
(Hijau), Mushaf Terjemah (Hitam) , Mushaf ukuran A4 (Hijau),
Mushaf al-Qur'an A6,al-Quran Terjemah A5 Ekonomis (Orange),
Mushaf Tahfiz (Hafalan) A6 Biru dan masih banyak produk al-Qur‟an
yang lainnya.
2 http://www.kautsar.co.id, diakses pada tanggal 7 Mei 2019.
41
2. Penerbit Kemenag RI (Kementrian Agama)
a. Sejarah Penerbit
Pemerintah dan umat Islam Indonesia menaruh perhatian yang
besar terhadap upaya pemeliharaan al-Qur'an melalui berbagai usaha,
antara lain melalui pembentukan Lajnah Pentashihan Mushaf al-
Qur'an, tim penerjemah al-Qur'an dan penulisan tafsirnya, lembaga
pendidikan dan pengajaran al-Qur'an, dan penyelenggaraan
Musabaqah Tilawatil Qur'an.3
Sebagai wujud perhatian pemerintah untuk menjamin kesucian
teks al-Qur'an dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan al-Qur'an tersebut, pada tahun 1957 dibentuk suatu lembaga
kepanitiaan yang bertugas mentashih (memeriksa/mengoreksi) setiap
mushaf al-Qur'an yang akan dicetak dan diedarkan kepada masyarakat
Indonesia. Lembaga tersebut diberi nama Lajnah Pentashih Mushaf
al-Qur'an. Namun keberadaan lembaga ini tidak muncul dalam
struktur tersendiri, dan hanya merupakan semacam panitia khusus
saja. Lembaga tersebut menjadi bagian dari Puslitbang Lektur
Keagamaan, bahkan dalam PMA no. 3 tahun 2006 tentang organisasi
dan Tata Kerja Departemen Agama nomenklatur Lajnah tidak disebut
sama sekali, meskipun tugasnya terurai dalam tugas pokok dan fungsi
(tupoksi). Padahal Lajnah mengemban tugas yang berat dan penting
dengan volume dan cakupan pekerjaan yang luas, serta tanggung
jawab yang besar, karena terkait dengan kajian dan pemeliharaan
kitab suci al-Qur'an.
Tugas-tugas Lajnah hingga tahun 2007 masih sebatas
mentashih Al-Qur'an dengan segala macam produknya. Namun
3 Fahrurrazi, “Sejarah Lampiran Ilmu Tajwid ” Wawancara peribadi dengan pihak
penerbit LPMQ/Kemenag, 20 November 2018.
42
belakangan ini tugas-tugas Lajnah menjadi semakin luas. Sehubungan
dengan itu, sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Agama dan untuk meningkatkan
dayaguna dan hasil-guna pelaksanaan tugas dibidang pentashihan dan
pengkajian al-Qur'an, keluarlah Peraturan Menteri Agama RI Nomor
3 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur'an.4
Di dalam Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2007
Bab I pasal 1, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur'an adalah Unit
Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan serta
Pendidikan dan Pelatihan, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Fahrurrazi5 lebih lanjut menjelaskan bahwa saat ini Lajnah
menempati Gedung Bayt al-Qur'an & Museum Istiqlal yang
diresmikan pada tanggal 20 April 1997 oleh Presiden RI pada waktu
itu, Soeharto. Arsitek pembangunan gedung ini adalah Ir. Achmad
Noe'man. Gedung ini terdiri atas empat lantai yang masing-masing
berfungsi sebagai masjid, main hall, museum shop, dan ruang pamer
(lantai 1), ruang pamer dan audio visual (lantai 2), perkantoran dan
ruang perpustakaan (lantai 3), dan ruang seminar (lantai 4).6
b. Produk-produk penerbit
Dalam website resmi penerbit Kemenag
https://tashih.kemenag.go.id/galeri-mushaf-alquranterdapat cukup
4http://quran.kemenag.go.id, diakses pada tanggal 17 Desember 2018
5 Beliau adalah salah satu staf di Lajnah yang sebagai Narasumber bagi penulis.
6 Fahrurrazi,”Sejarah Lampiran Ilmu Tajwid ”wawancara peribadi dengan pihak
penerbit LPMQ/Kemenag, 20 November 2018.
43
banyak model mushaf yang diterbitkan, diantara beberapa model
mushaf al-Qur‟an yang diterbitkan adalah sebagai berikut7:
Al-Qur‟an al-Karim: al-Qur‟an 30 Juz. Bandung: Sinar
Baru.1988, Mushaf al-Qohar: Duta Ilmu. 2010, Mushaf al-Alim edisi
Ilmu Pengetahuan: al-Qur‟an dan terjemahnya Al- Salam: Mushaf al-
Qur‟an 30 Juz, Al-Rahman: Mushaf al-Quran 30 Juz dengan Penanda
Asmaul Husna, al-Mau‟idzah: al-Qur‟an al-Karim 30 Juz. Bandung:
Diponegoro, 1988, Mushaf Bukhara: al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah
Warna. Bandung: PT Sygma, Mushaf Al-Azhar: al-Qur‟an dan
Terjemahnya. Bandung: Jabal, 2010, al-Furqan: al-Qur‟an
Transliterasi dan Terjemah. Bandung: Sinar Baru dan masih banyak
produk al-Qur‟an yang lainnya
3. Penerbit Adhwaul Bayan
a. Sejarah Penerbit
Penerbit al-Quran Adhwaul Bayan adalah sebuah perusahaan yang
khusus menerbitkan Mushaf al-Quran, dan telah banyak menerbitkan
al-Qur‟an kepada pihak-pihak tertentu, seperti: Lembaga-lembaga
penddidikan baik swasta maupun negeri, ormas, Lsm, Pondok
Pesantren,TNI AD dan Masjid-Masjid dan lainnya.8
Penerbit Adhwaul bayan membuat berbagai jenis ukuran
mushaf/qur'an rosm utsmani standar indonesia. Al-Qur'an Tajwid, al-
Qur'an Terjemah, al-Qur'an Tadabbur Terjemah Per Kata, al-Qur'an
7https://tashih.kemenag.go.id/galeri-mushaf-alquran, diakses pada tanggal 7 mei
2019.
8 Agun,”Sejarah Lampiran Ilmu Tajwid ” Wawancara peribadi dengan pihak
penerbit Adhwaul Bayan pada tanggal 25 November 2018.
44
Saku, al-Qur'an Non Terjemah, dan al-Qur'an Pen Digital. Penerbit
Adhwaul Bayan beralamat di Jl. Raya Bogor Km. 31, No.10
Cimanggis, Depok, Jawa Barat.9
b. Produk-produk penerbit
Dalam website blog resmi penerbit Adhwaul Bayan
agunbayanquran.blogspot.com terdapat cukup banyak model mushaf
yang diterbitkann, diantara beberapa model mushaf al-Qur‟an yang
diterbitkan adalah sebagai berikut:
Al-Mubarak Digital Pen Warna, al-Qur‟an Hafalan al-Qur‟an al-
Ashr, al-Qur‟an Tajwid Yakfi Qur‟an al-Rofi, al-Qur‟an al-karim
Mushaf Tadabbur dan masih banyak produk al-Qur‟an yang lainnya 10
B. Lampiran Ilmu Tajwid Dalam al-Qur’an
Mushaf al-Qur‟an yang beredar di Indonesia sangat banyak namun
tidak semua mushaf yang mencantumkan lampiran ilmu tajwid di
dalam lampiran mushaf itu sendiri. Sejauh penelusuran penulis ke
berbagai masjid mushalla majlis ta‟lim rumah-rumah dan
perpustakaan. Penulis hanya mendapatkan 32 daftar al-Qur‟an yang
memiliki lampiran ilmu tajwid, baik yang lampiran ilmu tajwidnya
dalam tulisan arab pegon ataupun latin.
Lampiran ilmu tajwid yang terdapat didalam mushaf Indonesia,
terdapat ragam variasi model dan isinya, hal ini dapat dibuktikan dari
32 sempel al-Qur‟an yang digunakan penulis dalam membuat
penelitian ini. Di antara ragam dan isi lampiran ilmu tajwid itu, ada
yang lampiran ilmu tajwidnya menggunakan bahasa arab pegon, ada
yang menggunakan bahasa latin, ada yang isinya dalam bentuk tabel,
ada yang dalam bentuk bagan dan ada juga yang menjelaskan isinya
9 https://quranterjemah.wordpress.com, diakses pada tanggal 17 Desember 2018.
10 http://agunbayanquran.blogspot.com, diakses pada tanggal 7 Mei 2019.
45
itu secara langsung dalam bentuk poin-poin tertentu. Kemudian, dari
32 sampel al-Qur‟an tersebut terdapat tujuh belas (17) al-Qur‟an yang
menggunakan lampiran tajwid dengan tulisan latin, dan lima belas
(15) al-Qur‟an yang menggunakan lampiran ilmu tajwid dengan
tulisan Arab Pegon.
Namun, dari semua sampel al-Qur‟an yang penulis gunakan maka
terdapat hanya 2 (dua) model lampiran ilmu tajwid yang paling
banyak beredar di dalam mushaf di Indonesia, adapun kedua model
lampiran ilmu tajwid tersebut bisa kita lihat contohnya didalam
mushaf terbitan CV. Pustaka Assalam, Surabaya dengan
mengunnakan tulisan (khatt) Indonesia11
dan penerbit Kementrian
Agama12
dengan tulisan (khatt) arab pegon. Untuk lebih jelasnya
penulis membuat deskripsi tentang kedua mushaf tersebut, yang mana
akan menjelaskan bentuk serta isi dari lampiran ilmu tajwid yang
tercantum didalam al-Qur‟annya
11 Lihat Mushaf terbitan Pustaka Assalam, Surabaya. 2008.
12 Lihat Mushaf terbitan Kemenag, Jakarta. 2017.
46
Gambar 3. 1: Contoh Lampiran Ilmu Tajwid Latin13
Gambar di atas adalah contoh lampiran ilmu tajwid yang terdapat
didalam mushaf terbitan C.V. Pustaka Assalam. Untuk bentuk lampiran
ilmu tajwidnya menggunakan tabel. Terdiri dari tiga tabel, ketiga tabel
tersebut terbagi dalam bagian yang menjelaskan tentang Istilah, kaidah
baca dan contoh.
Pada bagian tebel pertama, terdapat istilah hukum-hukum ilmu
tajwid seperti idzhar idgham bi gunnah ikhfa‟ syafawi tafkhim
qolqolah mad thobi‟i dan istilah hukum yang lainnya Kemudian untuk
tabel kedua, terdapat kaidah baca seperti penjelasan kapan akan disebut
idzhar, iqlab, mad dan setrusnya. Selanjutnya untuk tabel ketiga, terdapat
contoh untuk setiap istilah hukum bacaan. Kemudian untuk isi tajwidnya,
lampiran ilmu tajwid ini bersifat lebih praktis, hal ini ini dapat dibuktikan
13 Lihat Mushaf terbitan C.V. Pustaka Assalam. Surabaya, 2008.
47
dengan jumlah lampiran ilmu tajwidnya yang hanya dua lembar,
penjelasan yang ringkas serta contoh yang cukup sederhana.
Gambar 3. 2: Contoh Lampiran Ilmu Tajwid Arab Pegon14
Gambar di atas adalah contoh lampiran ilmu tajwid yang terdapat
di dalam mushaf terbitan Kemenag. Untuk bentuk Lampiran ilmu
tajwidnya, menggunakan tambahan bagan atau tabel ini berjumlah
tujuh lembar. Dalam lembaran tajwidnya, terdapat perpaduan antara
tabel dan bagan. Adanya tabel dimaksudkan untuk memberikan
tempat huruf-huruf hijaiyyah dan bagan untuk menjabarkan hukum-
hukum ilmu tajwidnya. Kemudian pada bagian bawahnya, terdapat
keterangan seputar ilmu tajwid. Dan untuk tulisannya menggunakan
tulisan yang telah ditetapkan oleh lajnah pentashihan mushaf al-
Qur‟an dalam tulisan Jawi (tulisan Arab-Melayu).15
14 Lihat Mushaf terbitan Kemenag. Jakarta, 2017.
15 Ali Akbar, “Percetakan Mushaf al-Qur‟an di Indonesia,” h. 57.
48
Kemudian untuk isi tajwidnya, terbilang lebih banyak
dibandingkan dengan lampiran tajwid latin. Hal ini dapat dibuktikan
dengan jumlah lampirannya sebanyak 8 lembar atau 16 halaman,
dan Penjelasan mengenai tajwidnya pun terkesan lebih luas dan
lugas.
49
BAB IV
RAGAM BENTUK LAMPIRAN ILMU TAJWID
A. Ragam Bentuk Tulisan
Beberapa penerbit yang muncul tahun 2000-an awalnya hanya
menerbitkan buku-buku keagamaan, namun setelah sukses tak sedikit
dari mereka ingin menerbitkan mushaf al-Qur‟an di antaranya yaitu
penerbit Mizan, Syamil, Gema Insani Press, dan Pustaka al-Kautsar.
Selanjutnya pada awal tahun 2000-an seiring berkembangnya
teknologi komputer, tak jarang dari penerbit mulai memodifikasi
tampilan muṣhaf al-Qur‟an baik dari segi khat,cover, hingga
tambahan-tambahan lainnya seperti terjemahan, tafsir, penjelasan
tajwid, seperti lampiran ilmu tajwid yang terdapat pada mushaf al-
Qur‟an Indonesia ini.1
Berdasarkan data yang penulis dapatkan, lampiran ilmu tajwid pertama
kali diletakkan pada mushaf Indonesia pada tahun 1958, hal ini seperti
yang terdapat pada mushaf cetakan Abdullah Bin Afif Cirebon.2 Baru
kemudian tahun 2000-an terjadi pergeseran model tulisan ilmu tajwid,
yang tadinya penerbit hanya menggunakan tulisan khat arab pegon
atau Arab Melayu, namun kini banyak penerbit yang meresepsi
bentuk tulisan ilmu tajwid dengan model tulisan latin atau berbahasa
Indonesia, hal ini seperti yang terdapat pada mushaf cetakan CV.
Qomary, Solo tahun 20043.
Dari sekian jumlah al-Qur‟an yang penulis jadikan sebagai sumber
utama dalam mengkaji lampiran ilmu tajwid, penulis menemukan
1 Arizki Widianingrum “Mushaf afalan di Indonesia”, (Skrip SI., Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta 2017), 46.
2 Lihat Mushaf al-Qur‟an terbitan Abdullah Bin Afif Cirebon 1958
3 Lihat mushaf al-Qur‟an terbitan CV Qomary Solo Tahun 2004
50
beberapa penerbit al-Qur‟an yang lampiran ilmu tajwidnya
dilampirkan dengan dua bentuk tulisan, yakni tulisan arab pegon dan
bentuk tulisan latin. Terdapat 17 al-Qur‟an dengan model tulisan arab
pegon Melayu4 dan 15 al-Qur‟an dengan model tulisan latin.
5
Agar lebih memudahkan dalam mengklasifikasi antara bentuk
tulisan arab pegon dengan bentuk tulisan latin maka berikut ini
penulis membuat tabel tentang bentuk tulisan ilmu tajwid yang
terdapat dalam mushaf al-Qur‟an Indinesia
Tabel 4. 1: Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid
No Nama Penerbit Bentuk Tulisan
1 Kemenag Arab Pegon
2 CV. Pustaka Al-kautsar Latin
3 Adhawaul Bayan Latin
Kemudian untuk tiga penerbit utama yang menjadi sumber
wawancara penulis menggunakan bentuk tulisan arab pegon untuk
penerbit Kemenag6, latin untuk penerbit CV. Pustaka Al-kautsar
7 dan
penerbit Adhwaul Bayan8.
1. Arab Pegon
Berdasarkan data yang penulis temukan, bahwasanya mayoritas
para penerbit mushaf di Indonesia sudah mulai melampirkan ilmu
tajwid sejak tahun 1958, sampai dengan tahun 2000-an. Untuk lebih
jelasnya penulis membuat tabel dibawah ini:
4 Lihat Tabel 4. 2: Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid Pegon
5 Lihat Tabel 4. 3: Bnetuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid Latin
6Lihat Mushaf terbitan Kemenag. Jakarta, 2017.
7 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Pustaka al-Kautsar, Jakarta 2009
8Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan Adhwaul Bayan Depok 2014
51
Tabel 4. 2: Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid Pegon
No Penerbit Model Tulisan
1 Cetakan Abdullah Bin Afif (cirebon, 1958) Arab Pegon
2 PT. Al-M‟aarif (Bandung 1968) Arab Pegon
3 Menara Kudus (kudus 1974) Arab Pegon
4 CV. Sinar Baru (Bandung, 1988) Arab Pegon
5 Pirma Sumatra (Bandung, 1988) Arab Pegon
6 PT. Al-M‟aarif (Bandung 1989) Arab Pegon
7 Cv. Gema Risalah Paris (Bandung, 1989) Arab Pegon
8 PT. Gema Isra Utama (Jakarta, 1989) Arab Pegon
9 Cv. Gema Risalah Paris (Bandung, 1989) Arab Pegon
10 PT. Gema Isra Utama (Jakarta, 1989) Arab Pegon
11 Cv. Nur Cahaya (Semarang, 1994) Arab Pegon
12 Cv. Gema Risalah Paris (Bandung, 1994) Arab Pegon
13 Cv. Dina Husaini (Jakarta, 1996) Arab Pegon
14 PT. Karya Toha Putra (semarang, 2007) Arab Pegon
15 Kemenag (Jakarta, 2009) Arab Pegon
16 Kemenag (Jakarta, 2015) Arab Pegon
17 Kemenag (Jakarta, 2017) Arab Pegon
Namun secara keseluruhan lampiran ilmu tajwid dalam Mushaf al-
Qur‟an yang paling awal muncul adalah bentuk lampiran ilmu tajwid
dalam bahasa Arab pegon melayu, yang mana dapat sering dilihat
pada mushaf al-Qur‟an cetakan lama seperti lampiran ilmu tajwid
yang terdapat pada penerbit Mushaf Cetakan Abdullah Bin Afif9,
lampiran ilmu tajwid cetakan Al-M‟aarif10
dan penerbit yang lainnya.
Penulis juga menemukan beberapa penerbit al-Qur‟an cetakan baru
atau tahun 2000-an yang melampirkan ilmu tajwid dalam bahasa Arab
pegon melayu, misal saja lampiran ilmu tajwid yang terdapat pada
penerbit Mushaf cetakan PT. Karya Toha Putra11
dan penerbit
9 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan Abdullah Bin Afif Cirebon 1958
10 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Al-M‟aarif Bandung 1968
11 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Karya Toha Putra Semarang 2007
52
Kementrian Agama RI.12
Penulis meyakini bahwa selain 17 mushaf
al-Qur‟an diatas masih banyak para penerbit mushaf al-Qur‟an yang
melampirkan ilmu tajwid dalam bahasa Arab pegon melayu. Namun
sejauh ini penulis hanya menemukan 17 al-Qur‟an diatas yang hanya
melampirkan lampiran ilmu tajwid dalam bahasa arab pegon melayu
yang terdapat pada al-Qur‟an Mushaf Indonesia
a. Isi Bagian Depan
Berdasarkan tabel diatas13
, untuk bagian depan penerbit kemenag
biasanya berisi sampul,tanda tashih, keutamaan membaca al-Qur'an,
dan daftar surat al-Qur'an.Namun mayoritas penerbit yang lampiran
ilmu tajwidnya dengan bahasa arab pegon melayu dalam melampirkan
isi lampiran tajwid bagian depan biasanya terdiri dari beberapa bagian
lampiran, seperti sampul, asma'ul husna, tanda tashih, sambutan
menteri Agama RI, riwayat al-Qur'an al-Karim, adab membaca al-
Qur'an, dan do'a.
b. Isi Bagian Belakang
Kemudian untuk lampiran tajwid bagian belakang biasanya terdiri
dari beberapa bagian juga seperti sampul, asma'ul husna, daftar isi al-
Qur'an, daftar juz, do'a-do'a, ayat sajadah, kitab tajwid, tanda-tanda
waqaf, pengumuman penting, dan do'a khatm al-Qur'an. Hal ini
seperti yang terdapat pada penerbit CV. Sinar Baru14,
PT Al-M‟aarif15,
12 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan Kementrian Agama Jakarta 2009
13 Lihat tabel Gambar 1
14 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Sinar Baru Bandung 1988
15 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Al-Ma‟arif Bandung 1989
53
CV. Gema Risalah Paris16
, PT. Gema Isra Utama17,
CV. Nur
Cahaya18,
CV.Dina Husaini19,
dan PT. Karya Toha Putra20
.
2. Latin
Jika pada kurun waktu 1958-2000an banyak ditemukan model
lampiran ilmu tajwid dengan tulisan arab pegon melayu.Maka pada
tahun 2000-2014, banyak juga ditemukan model lampiran ilmu tajwid
dengan tulisan latin atau bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya
penulis membuat tabel dibawah ini:
Tabel 4. 3:Bentuk Tulisan Lampiran Ilmu Tajwid Latin
No Penerbit Model Tulisan
1 Cv. Qomari (Solo, 2004) Latin
2 Cv. Qomari (Solo, 2004) Latin
3 Cv. Pustaka As-Salam(Surabaya, 2008) Latin
4 PT. Pustaka Al-Kautsar (Jakarta, 2009) Latin
5 Lautan Lestari (Jakarta, 2010) Latin
6 Cv. Dua Sehati (Tanggerang, 2012) Latin
7 Al-Hikmah (Surabaya, 2012) Latin
8 Cv. Dua Sehati (Tanggerang, 2012) Latin
9 Cv. Pustaka Jaya Ilmu (Jakarta, 2012) Latin
10 Yayasan MA Jaya (Jakarta, 2013) Latin
11 PT. Panca Cemerlang (Tanggerang, 2014) Latin
12 Cv. Al-Fath (Jakarta, 2014) Latin
13 PT Media M‟arifah (Bekasi, 2014) Latin
14 Cv. Al-Fath (Jakarta, 2014) Latin
15 Adhwaul Bayan (Depok, 2014) Latin
Dalam melampirkan lampiran ilmu tajwid pada tahun 2000-2015.
Penulis meyakini pasti ada tujuan tertentu yang dilakukan para
16 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Gema Risalah Paris Bandung 1989
17 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Gema Isra Utama Jakarta 1989
18 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Nur Cahaya Semarang 1994
19 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Dina Husaini Jakarta 1996
20 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Karya Toha Putra Semarang 2007
54
penerbit mushaf dalam melampirkan lampiran ilmu tajwid dengan
menggunakan tulisan arab pegon melayu kemudian diresepsi menjadi
tulisan bahasa Indonesia. Misal saja seperti yang dijelaskan pihak
penerbit Kemenag21
dan Pustaka Al-Kautsar22
. Dari hasil wawancara
penulis dengan pihak penerbit kemenag adalah adanya lampiran ilmu
tajwid itu dimaksudkan untuk menjadi media pembelajaran untuk para
orang-orang yang mau belajar ilmu tajwid praktis dengan tanpa harus
terlebih dahulu mengambil atau melihat ke kitab tajwid yang lainnya,
karena dalam al-Qur‟an mushaf Indonesia itu sendiri sudah ada
lampiran ilmu tajwidnya. Kemudian dari penerbit Pustaka Al-Kautsar
menjelaskan bahwasannya salah satu dari tujuan penerbit
melampirkan lampiran ilmu tajwid juga ke dalam mushaf Indonesia
adalah, sebagai marketing atau keunikan mushaf dengan berupaya
menambah lembaran-lembaran tambahan, seperti lampiran ilmu
tajwid, adab membaca al-Qur‟an asbabun Nuzul dan lain-lain.
a. Isi Bagian Depan
Berdasrakan data penulis, mayoritas penerbit lampiran tajwid
dengan bahasa Indonesia dalam melampirkan lampiran ilmu tajwid
bagian depan biasanya terdiri dari 3 bagian lampiran seperti sampul,
asma'ul husna dan tanda tashih, seperti yang terdapat pada penerbit
CV. Qomari23,
CV. Pustaka Jaya Ilmu24,
dan Yayasan MA Jaya25.
Selain 3 bagian lampiran diatas ada juga beberapa penerbit yang
menambahkan lampiran-lampiran yang lain, seperti penerbit
Adhwaul Bayan menambahkan lampiran daftar surah, penerbit CV.
21Fahrurrazi, “Sejarah Lampiran Ilmu Tajwid ” Wawancara peribadi dengan
pihak penerbit LPMQ/Kemenag, 20 November 2018.
2222 Sucipto, ”Sejarah Lampiran Ilmu Tajwid ”wawancara peribadi dengan
pihak penerbit pustaka al-kautsar, 22 November 2018.
23 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan Qomari Solo 2004
24 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan CV. Pustaka Jaya Ilmu, Jakarta 2012.
25 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan Yayasan MA Jaya Jakarta 2013
55
Al-Fath26
menambahkan lampiran do‟a khatm al-Qur‟an penerbit
PT Media M‟arifah27
menambahkan lampiran keutamaan membaca
al-Qur‟an PT Panca Cemerlang28
dan CV. Dua Sehati29
menambahkan lampiran pedoman transliterasi, penerbit Al-Hikmah30
dan CV. Pustaka Assalam menambahkan lampiran keutamaan al-
Qur'an dan adab membaca al-Qur'an, penerbit Lautan Lestari
menambahkan lampiran ketentuan warna, dan PT. Pustaka Al-
Kautsar31
menambahkan lampiran Daftar Juz.
b. Isi Bagian Belakang
Kemudian untuk lampiran bagian belakang, para penerbit secara
keseluruhan biasanya tidak jauh dari lampiran sampul, adab dan
keutamaan membaca al-Qur‟an dan anjuran untuk berdo‟a tajwid
makharijul huruf, waqf, ayat- ayat sajdah catatan dan Do‟a dan
terjemah khatm al-Qur‟an Meskipun demikian para penerbit lampiran
tajwid latin juga memiliki lampiran-lampiran tertentu sebagai
lampiran tambahannya, misal saja terdapat tambahan lampiran dzikir
pagi dan sore do‟a-do‟a pilihan dari hadist nabi kiat agar do‟a
dikabulkan Allah swt dan masih banyak tambahan lampiran-lampiran
lainnya yang telah penulis cantumkan pada tabel di atas.
B. Ragam Bentuk Isi Ilmu Tajwid
Dalam al-Qur‟an mushaf Indonesia terdapat banyak poin isi ilmu
tajwid, ada yang penerbit mencantumkan isi ilmu tajwid secara utuh
dan ada juga yang dicantumkan hanya sebagian saja. Bagi penerbit
yang mencantumkan ilmu tajwid utuh, biasanya mencantumkan poin
26 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Al-Fath, Jakarta 2014
27 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan PT Media M‟arifah Bekasi 2014
28 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan Panca Cemerlang, Tanggerang 2014
29 Lihat penerbit mushaf Cetakan CV. Dua Sehati, Tanggerang 2012
30 Lihat mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Pustaka Assalam Surabaya 2008
31 Lihat Mushaf al-Qur‟an Cetakan CV Pustaka al-Kautsar, Jakarta 2009
56
ilmu tajwid secara lengkap mulai dari pembahasan hukum nun mati
dan tanwin hingga bagian makhrojil huruf. Namun untuk penerbit
yang mencantumkan poin ilmu tajwid sebagian terdapat beberapa
bagian ilmu tajwid yang tidak dicantumkan dalam lampiran ilmu
tajwid pada mushaf Indonesia.
Agar lebih memudahkan dalam mengklasifikasi antara isi ilmu
tajwid yang utuh dengan isi ilmu tajwid yang sebagian maka berikut
ini penulis membuat tabel tentang isi ilmu tajwid yang terdapat dalam
mushaf al-Qur‟an Indinesia:
Tabel 4. 4: Isi Lampiran Ilmu Tajwid
No Nama
Mushaf
Isi Tajwid Keterangan
1 Pustaka al-
Kautsar
1) hukum qalqalah
Utuh 2) hukum nun dan
mim tasydid
3) huku lafadz jalalah
4) hukum mim sukun
5) hukum nun sukun
dan tanwin
6) hukum idgham
secara umum
7) hukum ra'
8) hukum mad
9) hukum alif lam
ta'rif
2 Kemenag 1) hukum alif lam
Utuh
2) hukum nun mati
dan tanwin
3) hukum mim mati
4) hukum idgham
mutamasilain
5) Hukum idgham
mutajanisain
6) Hukum idgham
57
mutaqarribain
7) hukum mim dan
nun tasydid
8) hukum ra'
9) hukum lafdzul
jalalah
10) hukum huruf
isti'la'
11) hukum qalqalah
12) hukum mad
3 Adhawaul
Bayan
1) hukum nun mati
dan tanwin
Sebagian
2) hukum mim mati
3) hukum idgham
4) hukum qalqalah
5) hukum nun dan
mim tasydid
6) hukum mad
7) tanda-tanda waqaf
8) hukum sifir dan
ayat sajadah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa diantara
tiga sumber utama penerbit yang penulis wawancara, maka hanya
penerbit kemenag dan penerbit Pustaka Al-Kautsar yang hanya
memiliki lampiran ilmu tajwid utuh, hampir semua poin ilmu tajwid
terdapat di dalamnya. Sedangkan untuk Penerbit Adhwaul Bayan
hanya memiliki lampiran ilmu tajwid sebagian. Hal ini karena tidak
adanya beberapa bagian poin ilmu tajwid seperti hukum alif lam
ta‟rif hukum ra‟ dan hukum lafzul Jalalah.
1. Utuh
Isi ilmu tajwid untuk yang secara utuh memang tidak banyak
terdapat dalam lampiran ilmu tajwid mushaf indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan dengan 32 al-qur‟an yang menjadi rujukan penulis terdapat
hanya sembilan al-Qur‟an yang isi poin tajwidnya bisa terbilang utuh
58
Adapun sembilan al-Qur‟an tersebut adalah penerbit Pustaka Al-
Kautsar, Penerbit Kemenag terbitan tahun 2017, Penerbit CV. Pustaka
Jaya Ilmu, Penerbit Kemenag terbitan tahun 2015, Penerbit Kemenag
terbitan 2009, Penerbit Cetakan Abdullah Bin Afif, Penerbit Pirma
Sumatra Penerbit CV Nur Cahaya dan Penerbit Al-Ma‟ rif terbitan
tahun 1989.
Oleh karena itu jika terdapat mushaf al-Qur‟an yang lampiran ilmu
tajwidnya terdapat poin-poin ilmu tajwid secara utuh kemungkinan
merujuk kepada kitab ilmu tajwid
Hid yah al-Mustaf d f ahk mi at-Tajw di32
untuk bahasa arabnya,
dan buku pedoman ilmu tajwid lengkap33
untuk bahasa Indonesia.
2. Sebagian
Berbeda dengan isi ilmu tajwid yang utuh, untuk isi ilmu tajwid
sebagian ini cenderung lebih banyak ditemukan pada al-Qur‟an
mushaf indonesia. Baik mushaf al-Qur‟an cetakan lama ataupun
cetakan baru, baik yang tulisan isi ilmu tajwidnya menggunakan
bahsa arab pegon ataupun menggunakan bahasa indonesia. Hal ini
dapat dibuktikan dengan 32 al-Qur‟an yang menjadi rujukan penulis
terdapat 23 mushaf al-Qur‟an indonesia yang memiliki isi ilmu
tajwid yang hanya sebagian saja. Adapun ke- 23 al-Qur‟an tersebut
adalah Penerbit Adhwaul Bayan, Penerbit Qomari terbitan tahun
2004, Penerbit CV. Pustaka As-Salam, Penerbit CV. Dua Sehati,
Penerbit PT Media Ma‟rifah Penerbit Panca Cemerlang Penerbit
CV. Gema Risalah Paris terbitan 1994, Penerbit Menara Kudus,
Penerbit Yayasan MA Jaya, Penerbit PT. Gema Isra Utama terbitan
32Muhammad Efendi Mahm d kita idā ah al-Mustaf d f ahkāmi at-Tajw di (
Surabaya: Toko Kitab Imam, t.t.), 6-41.
33Acep Lim Abdurrohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap (Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro, 2003), 17-202.
59
tahun 1989, Penerbit CV. Al-Fath, Penerbit CV. Sinar Baru,
Penerbit Qomari terbitan, Penerbit CV. Gema Risalah Paris terbitan
tahun 1989, Penerbit CV. Gema Risalah Paris terbitan, Penerbit PT.
Gema Isra Utama, Penerbit CV Dina Husaini Penerbit CV Karya
Toha Putra Penerbit PT Al-Ma‟ rif 1968, dan Penerbit Lautan
Lestari.
Oleh karena itu jika terdapat mushaf al-Qur‟an yang lampiran
ilmu tajwidnya terdapat poin-poin ilmu tajwid hanya sebagian
kemungkinan merujuk kepada kitab ilmu tajwid yaitu Bugyatu al-
Wild n Syarhu Hidayah as-S hiby n34
untuk bahasa arabnya, dan
buku pelajaran ilmu tajwid35
untuk bahasa Indonesia. Penulis
meyakini selain sembilan Penerbit al-Qur‟an tersebut masih banyak
penerbit al-Qur‟an yang lainnya yang juga mencantumkan poin ilmu
tajwid secara utuh. Begitupun sebaliknya selain 23 penerbit al-
Qur‟an yang telah penulis sebutkan di atas masih banyak juga
penerbit al-Qur‟an yang mencantum isi ilmu tajwid sebagian.
34 Sa‟ d bin Sa‟d bin Nibh n al-Hadhrom Bug atu al- ildān, S arhu ida ah
as-S hi ān (Yaman: Toko Syaikh S l m bin Sa‟d Nibh n 1990), 4-30.
35 A Mas‟ud Sjafi‟i Pelajaran Tajwid ( Bandung: MG. Semarang, 1967), 7-64.
60
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang penulis temukan, bahwasanya mayoritas
para penerbit mushaf di Indonesia sudah mulai melampirkan ilmu tajwid
sejak tahun 1958, sampai dengan tahun 2000-an. Dinamika ragam
Lampiran ilmu tajwid dalam mushaf al-Qur‟an Indonesia terdiri dari dua
bagian. Pertama, dinamika ragam bentuk tulisan yang terdiri dari dua
bentuk tulisan yakni tulisan arab pegon dan tulisan latin. Kedua, dinamika
ragam isi ilmu tajwid yang terdiri dari dua bagian yakni isi ilmu tajwid
utuh dan sebagian.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan ini. Penulis sangat
menyadari bahwasannya penelitian memiliki banyak kekurangan.
Sehingga penulis meyakini dengan masih banyaknya kekurangan yang
penulis lakukan, maka penelitian ini masih bisa dikembangkan dan dikaji
lebih dalam lagi untuk penulis selanjutnya baik yang pendekatannya
kepada lampiran-lampiran dalam mushaf ataupun yang pendekatannya
kepada ilmu tajwid itu sendiri.
Misal saja meneliti literasi kitab-kitab tajwid dalam mushaf al-
Qur‟an Indonesia meneliti efektivitas masyarakat dalam menggunakan
lampiran ilmu tajwid dalam mushaf al-Qur‟an Indonesia dan lain-lain.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, Muhammad.Menafsirkan Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an,
Bandung : Marja‟ 2012.
Abdul, Mustaqim. Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir, Yogyakarta:
Idea Press Yogyakarta, 2015.
Abdullah, Imran T. “Resepsi Sastra Teori dan Penerapann a” dalam
Jabrohim (.ed), Teori Penelitian Sastra (Yogyakarta: Masyarakat
Poetika Indonesia Ikip Muhammadiyah), 1994.
Ahmad, Annuri. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur‟an dan ilmu tajwid,
jakarta Pustaka Alkautsar, 2010.
al-Banjari, Ahmad Rafiq.Tradisi Resepsi al-Qur‟an di Indonesia,
http://sarbinidamai.blogspot.com, Diakses pada tanggal 5 Mei 2019.
Alfian, Rokhmansyah.Studi dan Pengkajian Sastra: perkenalan awal
terhadap ilmu sastra, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
Alfian, Rokhmansyah.Studi dan Pengkajian Sastra: perkenalan awal
terhadap ilmu sastra, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
Al-Ghazali, Syaikh Muhammad. Al-Qur‟an Kita Zaman Kita;
mengaplikasikan pesan kitab suci dalam konteks masa kini,
Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008.
Ali, A. Nawawi. pedoman membaca Al-Qur‟an (ilmu tajwid
Jakarta:mutiara jakarta, 1983.
Amiroh Ade “Resepsi Al-Fatihah dan Al-Mu‟awwidzat Pada Masa
Rasulullah Saw, Analisis Terhadap Hadis-Hadis fadhail al-A‟mal
Dalam Kitab Shahih al-Bukhari ” (Mahasisiwa Jurusan Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir) 2019
Andri, Wicaksono.Tentang Sastra (Orkestrasi Teori dan
Pembelajarannya), Yogyakarta: Garudhawaca, 2017.
Annuri, Ahmad.“Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur‟an & Ilmu Tajwid”
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.
Fahrurrazi. wawancara peribadi dengan pihak penerbit LPMQ/Kemenag,
20 November 2018.
63
Faisal, Sanapian. Format-format penulisan sosial, Jakarta: Rajawali Press,
2008.
Fathurrosyid. jurnal mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah
(INSTIKA), dengan judul (Tipologi Ideologi Resepsi Al Quran Di
Kalangan Masyarakat Sumenep Madura), 2015.
Frizal A. Metode penelitian kualitatif, Jakarta: Rajawali Press, 2015.
Gusmian, Islah. “Karakteristik Naskah Terjemahan al-Qur‟an Pegon
Koleksi Perpustakaan Masjid Agung Surakarta”, Jurnal Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, 2012.
Hafidz, Abdurrahman.Metode Praktis Memahami Al-Qur‟an,
Jakarta:Wadi Press, 2011.
Hakim, Abdul. Khazanah al-Qur‟an Kuno angkalan Madura: Telaah
Atas Kelofon Naskah ”, Jurnal Bayt al-Qur‟an 2015“.
http://www.kautsar.co.id, diakses pada tanggal 7 Mei 2019
https://tashih.kemenag.go.id/galeri-mushaf-alquran, diakses pada tanggal 7
mei 2019.
Lim, Abdurohim Acep.Pedoman ilmu tajwid lengkap, (penerbit
Diponegoro), 2003.
M Zainal Arifin “Mengenal Mushaf al-Qur‟an Standar Usmani
Indonesia: Studi Komparatif Atas Mushaf Standar Usmani 1983 dan
2002” Jurnal Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an Indonesia,
2011.
M.M, al-A‟zami Sejarah Teks Al-Qur‟an ari ah u Sampai Kompilasi,
Jakarta: Gema Insani, 2014.
Mas‟ud Sjafi‟i A Pelajaran Ilmu Tajwid, (Bandung: MG. Semarang.
1976.
Muhammad, Abdul Hali.Menafsirkan Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an,
Bandung Marja‟ 2012.
Mustofa.Beberapa Aspek Penggunaan Rasm dan Tanda Tajwid Pada
Mushaf Kuno Linngga , Jurnal Lajnah Pentashihan Mushaf al-
Qur‟an 2015“.
64
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Menara
Kudus, Kudus 1974.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Abdullah
Bin Afif, Cirebon 1958.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Adhwaul
Bayan, Depok 2014.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Al-
Hikmah, Surabaya 2012.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV. Al-
Fath, Jakarta 2014.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV. Dina
Husaini, Jakarta 1996.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV. Dua
Sehati, Tanggerang 2012.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV. Gema
Risalah Paris, Bandung 1989.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV. Nur
Cahaya, Semarang 1994.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV.
Pustaka Al- Kautsar, Jakarta 2009.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV.
Pustaka Assalam, Surabaya 2008.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV.
Pustaka Jaya Ilmu, Jakarta 2012.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI, Al-Qur‟anul Karim. CV.
Qomari, Solo 2014.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. CV. Sinar
Baru, Bandung 1988.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Kemenag,
Jakarta 2017.
65
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Lautan
Lestari, Jakarta 2010.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Pirma
Sumatra, Bandung 1988.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. PT. Al-
Ma‟arif Bandung 1968.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. PT. Gema
Isra Utama, Jakarta 1989.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Cetakan
PT. Karya Toha Putra, Semarang 2007.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. PT. Media
M‟arifah Bekasi 2014.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. PT. Panca
Gemerlang Tanggerang 2014.
Mushaf al-Qur‟an Departemen Agama RI Al-Qur‟anul Karim. Yayasan
MA Jaya, Jakarta 2013.
PIS KTB, TIM Dakwah Pesantren. KoleksiTanya Jawab Agama Islam:PIS
KTB. Daarul Hijrah Technology, Bogor, 2015.
Putra, Ardi.“Resepsi al-Qur‟an dalam pem elajaran al-Qur‟an: studi
perbandingan pada pembelajaran al-Qur‟an online dan
pembelajaran al-Qur‟an di TPA(Taman Pendidikan al-Qur‟an al-
Muhtadin perum purwomartani baru, klasan, Sleman, Yog akarta”,
(Skripsi SI Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta), 2016.
Rafiq, Ahmad. “The Reception of the Qur‟an in Indonesia; A Case Stud
of the Place of the Qur‟an in a Non-Arabic Speaking Community”
Disertasi Ph.D. The Temple University Graduate Board.
Philadelphia. 2014. Diambil dari jurnal Asep N. Musadad,dengan
judul Al Qur‟an alam Okultisme Nusantara (Studi Atas
Transformasi Ayat Al-Qur‟an alam Mantera-Mantera Lokal),
http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id, 2017.
Rasyad, Achmad Faizur. “Karakteristik Diakritik Mushaf Magribi, Arab
Saudi, dan Indonesia, (Studi Per andingan ”, Jurnal UIN Sunan
Ampel, 2015.
66
Riyadi, Fahmi.“Resepsi Umat Atas al-Qur‟an: Mem aca Pemikiran Navid
Kermani Tentang Teori Resepsi al-Qur‟an”, Jurnal IAIN Antasari,
2014.
Saifullah, Asep.“Aspek Rasm, Tanda aca dan Kaligrafi pada Mushaf-M
mushaf Kuno Koleksi Bayt al-Qur‟an dan Museum Istiqlal Jakarta”,
Jurnal Puslitbang Lektur Keagamaan, Jakarta, 2008.
Salim,Muhamad.http://serbamakalah.blogspot.com/2014/05/sejarah-ilmu-
tajwid.html, diakses pada tanggal 21 maret 2019.
Sami‟un Jazuli Ahzami Hijrah Dalam Pandangan Al-Qur‟an,
Jakarta:Gema Insani Press, 2006.
Santoso, Ibnu. “Resepsi al-Qur‟an alam er agai entuk Ter itan”
Jurnal studi fakultas bahasa dan seni, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2004
Shaleh, Anwar Shabri.Pelopor al-Qur‟an Kota Seri u Parit Indragiri
Hilir: Tembilahan: Yayasan Indagri, 2014.
Shihab, Quraish,M.Lentera Al-Qur‟an; Kisah dan ikmah Kehidupan, PT
. Mizan Pustaka, 2008.
Shohib, Muhammad. Pedoman Tajwid Sistem Warna, Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur‟an 2011.
Sucipto. wawancara peribadi dengan pihak penerbit pustaka al-kautsar, 22
November 2018.
Syatri, Jonni.Mushaf al-qur‟an kuno di priangan: kajian rasm, tanda a at
dan tanda waqaf, lajnah pentashihan mushaf al-qur‟an 2013.
Widianingrum, Arizki. “Mushaf afalan di Indonesia”, Skripsi Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, 2017.
Widodo.Guyonan Cara Gusdur. Yogyakarta: Genesis Learning, 2017.
67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
Lampiran Ilmu Tajwid Latin
69
Lampiran Ilmu Tajwid Latin
70
Lampiran Ilmu Tajwid Pegon
71
Lampiran Ilmu Tajwid Pegon