perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAY KONSEP BILANG PADA SISWA FAKULT i YA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GAN PECAHAN MELALUI MODEL MAK A KELAS V SDN WERU 01 WERU SUKO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: DESI ROHANI X7110008 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 R KE A MATCH OHARJO KAN

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

PADA SISWA KELAS V SDN WERU 01 WERU SUKOHARJO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL MAKE

PADA SISWA KELAS V SDN WERU 01 WERU SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

DESI ROHANI

X7110008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS V SDN WERU 01 WERU SUKOHARJO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS V SDN WERU 01 WERU SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

DESI ROHANI

X7110008

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu

Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang :

Ketua : Drs. Kartono, M. Pd

Sekretaris : Drs. Chumdari, M. Pd

Anggota I : Drs. M. Ismail Sriyanto, M. Pd

Anggota II : Drs. Samidi, M. Pd

Tanda Tangan

…………………

…………………

…………………

…………………

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Desi Rohani. NIM X710008. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Bilangan Pecahan Melalui Model Make A Match Pada Siswa Kelas V SDN Weru 01 Weru Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi konsep pecahan melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match di kelas V SD Negeri Weru 01 kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Weru 01 kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan, wawancara, observasi, tes, dan dokumen. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data/sumber dan trianggulasi metode/teknik. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar 52,86 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 42,86. Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 76,19 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 61,91%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa naik menjadi 82,14 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 90,48%.

Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi konsep pecahan pada siswa kelas V SDN Weru 01 kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci : Make a match, hasil belajar matematika

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Desi Rohani. NIM X710008. Increasing achievement of Fractional number by Using Make A Match Model at The Fifth Grade Students of Public Elementary School Weru 1, Weru, Sukoharjo, 2011/2012 Academic Year. Skripsi. Surakarta. The faculty of educational and teacher’s training. Sebelas Maret University. July 2012.

The aim of research is to increasing achievement mathematic with study material in fractional concept by using cooperative learning model ‘Make a Match’ technique in fifth grade at Public Elementary school 1 Weru, Weru subdistrict, Sukoharjo regency.

The research model was the classroom action research. The research is held by two cycle, each cycle consists of plan, action, observation, and reflection. The subject of this research was student fifth grade at Public Elementary School Weru 1, Weru subdistrict, Sukoharjo Regency, totaly 21 persons which consist of 10 male student and 11 female student. The techniques of data collecting are interview, observation, test and document. Data validities used trianggulation of data/source and trianggulation of metod/technique. Data analysis used the interactive analysis model consist three components, they are data reduction, data display, conclusion or verifying.

Research product show that in the pre cycle the average value from student’s learning achievement is 52,86 and precentation for students who get the value more value of standart minimum of graduation is 42,86%. First cycle the average value from student’s learning achievement is 76,19 and precentation for students who get the value more value of standart minimum of graduation is 61,91%. At the second cycle, the average value from student’s learning achievement is 82,14 and precentation for students who get the value more than value of standart minimum of graduation is 90,48%.

The conclusion of this research is learning mathematics with implementation of cooperative learning method can increase achievement mathemetics with study material fractional concept for students fifth grade at Elementary School Weru 1, Weru subdistrict Sukoharjo Regency 2011/2012 academic year. Key word : Make a match, achievement of mathematics

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Setiap masalah yang kita hadapi adalah rencana Tuhan untuk memberikan yang

lebih indah untuk kita, jadi berfikirlah positif atas apapun yang kita alami.

(Penulis)

“Wong nandur bakale ngunduh”

(Falsafah Jawa)

Berusaha selalu berbuat baik dan lakukan dengan ikhlas atas apa yang sudah jadi

tanggung jawab kita.

(Orang tua Penulis)

~Do`a restu orang tua adalah segalanya~

Sabar, bersyukur dan selalu tersenyum

(Penulis)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Alloh SWT,

skripsi ini saya persembahkan kepada :

Keluarga besarku, Ayahku Suwar S.Sos., Ibuku Karsi tersayang yang telah

memberikan semangat, do`a dan kasih sayang yang tak terhingga nilainya. Kalian

segalanya bagiku. Adik-adikku tersayang, Imam dan Rochman, kalian

penyemangat kakak untuk menyelesaikan skripsi ini.

Seluruh keluarga besar SDN Weru 01 kecamatan Weru, kabupaten Sukoharjo

yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini

Almamater tercinta, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Bilangan Pecahan Melalui Model Make A

Match Pada Siswa Kelas V SDN Weru 01 Weru Sukoharjo Tahun Pelajaran

2011/2012”.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

semua pihak, khususnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikakan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. M. Ismail Sriyanto, M. Pd. selaku pembimbing I yang telah

memberikan semangat dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Drs. Samidi, M. Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

6. Sri Hartati, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Weru 01 dan seluruh

keluarga besar SDN Weru 01 yang secara terbuka memberikan berbagai

bantuan, dorongan dan semangat.

7. Keluarga besarku terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang

tulus serta pengalaman hidup yang menguatkan aku sampai detik ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Teman-teman dan sahabatku yang selalu membantu, menemani dan

mendukungku dalam suka dukanya menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................ vi

HALAMAN ABSTRACT ......................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

DAFTAR ISI.......................................................................................................... .... xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ... xiii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. .... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. .... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... ... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. ... 3

C. Tujuan Penelitian............................................................................... ... 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................. ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................. 5

A. Kajian Teori............................................................................. ............. 5

B. Penelitian Relevan............................................................................. .... 24

C. Kerangka Berfikir.................................................................................. 24

D. Perumusan Hipotesis.......................................................................... ... 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN............................................................ ... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. .. 27

B. Subjek Penelitian................................................................................ ... 28

C. Data dan Sumber Data........................................................................ .. 28

D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. .. 28

E. Validitas Data..................................................................................... ... 31

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

F. Analisis Data....................................................................................... .. 32

G. Indikator Kinerja................................................................................ ... 33

H. ProsedurPenelitian................................................................................. 33

BAB IV : HASIL PENELITIAN ............................................................................... 38

A. Deskripsi Pra Tindakan ......................................................................... 38

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus................................................... 40

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus............................... ........... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... . 64

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...................................... .......... 69

A. Simpulan............................................................................................... 69

B. Implikasi................................................................................................ 69

C. Saran.................................................................................................... .. 70

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. .. 71

LAMPIRAN............................................................................................................. .. 74

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir .................................................................................. 25

Gambar 2. Model Analisis Interaktif...................................................................... 32

Gambar 3. Siklus PTK............................................................................................ 34

Gambar 4. Grafik Nilai Awal........................................................................... ....... 39

Gambar 5. Grafik Hasil Tes Awal........................................................................... 40

Gambar 6. Grafik Observasi Kegiatan Siswa Siklus I....................................... ..... 47

Gambar 7. Grafik Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................................ 48

Gambar 8. Grafik Nilai Siklus I.................................................................... .......... 50

Gambar 9. Grafik Observasi Kegiatan Siswa Siklus II........................................ ... 57

Gambar 10. Grafik Observasi Kinerja Guru Siklus II.............................................. 58

Gambar 11. Grafik Nilai Siklus II ............................................................................. 60

Gambar 12. Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Siklus I .................................................................................................. 61

Gambar 13. Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan,

Siklus I dan Siklus II ............................................................................. 62

Gambar 14. Grafik Nilai Rata-rata Kelas Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus

II ............................................................................................................ 63

Gambar 15. Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I,

dan Siklus II .......................................................................................... 63

Gambar 16. Grafik Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa ...................................... 68

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian........................................................................................ 27

Tabel 2. Nilai Awal..................................................................... ............................. 38

Tabel 3. Hasil Tes Awal..................................................................... ...................... 39

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.............................. ..................... 46

Tabel 5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I.................................... ................... 48

Tabel 6. Nilai Siklus I..................................................................... ......................... 49

Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II............................... .................. 56

Tabel 8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II............................. ........................ 58

Tabel 9. Nilai Siklus II..................................................................... ........................ 59

Tabel 10. Perbandingan Hasil Tes Siswa Sebelum dan Setelah Siklus I. .................. 60

Tabel 11. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Setelah

Tindakan Siklus I dan Siklus II ................................................................. 62

Tabel 12. Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa.................. .......................... 67

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus dan RPP Siklus I Pertemuan I......................................... ........ 74

Lampiran 2. Silabus dan RPP Siklus I Pertemuan II................ ............................... 86

Lampiran 3. Silabus dan RPP Siklus II Pertemuan I.................................. ............. 98

Lampiran 4. Silabus dan RPP Siklus II Pertemuan II....................... ....................... 110

Lampiran 5. Nilai Hasil Tes Awal.......................................... ................................. 122

Lampiran 6. Nilai Siklus I.............................. .......................................................... 123

Lampiran 7. Nilai Siklus II.................................... .................................................. 124

Lampiran 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ........................ 125

Lampiran 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ...................... 126

Lampiran 10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ...................... 127

Lampiran 11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ..................... 128

Lampiran 12. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ............................ 129

Lampiran 13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II .......................... 131

Lampiran 14. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I .......................... 133

Lampiran 15. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ......................... 135

Lampiran 16. Hasil Rekap Nilai Kinerja Guru .......................................................... 137

Lampiran 17. Hasil Rekap Nilai Observasi Siswa ..................................................... 138

Lampiran 18. Deskriptor Nilai Observasi Siswa........................................................ 139

Lampiran 19. Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................................ 140

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam

pelaksanaan pendidikan di sekolah. Seiring dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi diharapkan akan membawa dampak positif bagi dunia

pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dengan mencetak generasi –

generasi yang lebih berkualitas dalam segala bidang. Untuk mencapai hal tersebut

harus selalu diadakan pembaharuan pendidikan yang melibatkan bukan hanya

guru tetapi semua unsur pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dicapai

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila.

Dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar yang dicapai siswa ada yang

sudah memenuhi passing grade (batas ketuntasan), tetapi juga ada yang belum

bisa mencapainya. Hal ini dikarenakan siswa mempunyai keunikan yang berbeda,

artinya daya tangkap dan daya serap masing-masing siswa berbeda dalam

menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hasil belajar menurut Suprijono

(2011: 5) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-

sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Di sekolah siswa dituntut mempunyai hasil belajar yang

baik dalam semua mata pelajaran.

Salah satu pelajaran yang diharapkan mempunyai hasil belajar yang baik

adalah pelajaran matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika juga mempunyai peran

penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Dengan

meningkatnya hasil belajar matematika berarti anak didik sebagai generasi

penerus bangsa memiliki cara berfikir kritis dan logis, sehingga mereka terlatih

untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kebanyakan para siswa menganggap pelajaran matematika itu pelajaran

yang paling sulit, menakutkan, menjemukan, dan sangat tidak menyenangkan. Hal

ini adalah persepsi negatif siswa terhadap matematika. Persepsi ini ada dalam

setiap jenjang pendidikan. Persepsi negatif tentang matematika tersebut dapat

menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa menjadi berkurang sehingga

mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika.

Hasil belajar siswa kelas V SDN Weru 01 pada materi mengubah pecahan

biasa menjadi bentuk desimal dan persen serta sebaliknya masih kurang. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 52,86 dan ketuntasan

belajar kelas 42,86%. Rendahnya hasil belajar ini disebabkan karena model

pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan

persepsi negatif siswa tentang matematika sehingga minat dan motivasi siswa

dalam belajar matematika rendah. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam

belajar matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Apabila permasalahan tersebut tidak diatasi akan berdampak bagi siswa

terutama untuk menguasai materi selanjutnya. Materi konsep bilangan pecahan

kelas V ini sebagai titik tolak untuk memahami materi selanjutnya yaitu operasi

hitung campuran bilangan pecahan di kelas VI. Maka dari itu perlu diadakan

perbaikan pembelajaran dengan memberikan suasana pembelajaran yang

menyenangkan agar siswa tertarik terhadap pelajaran matematika. Sehingga hasil

belajar siswa maksimal dan pembelajaran matematika dapat memberikan

pengalaman yang lebih bermakna dan utuh bagi siswa.

Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan

memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar

mengajar, guru menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan

materi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah

cooperative learning. Menurut Sugiyanto ( 2008: 35 ), pembelajaran cooperative

learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan pondasi yang baik untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Salah satu teknik pembelajaran cooperative learning adalah make a match

(mencari pasangan). Teknik make a match atau mencari pasangan dikembangkan

oleh Lorn Curran (1994). Make a match dipilih untuk menyelesaikan rendahnya

hasil belajar konsep pecahan karena mempunyai keunggulan. Salah satu

keunggalan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam suasana yang menantang dan menyenangkan

sehingga siswa kelas V tidak mudah bosan dengan pelajaran matematika. Dengan

demikian siswa belajar matematika tidak hanya mendengarkan dan guru

menerangkan di depan kelas saja namun tercipta kondisi belajar dengan penuh

keaktifan dan bermakna bagi siswa dalam pembelajaran matematika.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match secara sistematis yaitu guru menyiapkan kartu yang berisi soal dan kartu

yang berisi jawabannya, siswa mencari dan mendapatkan pasangan kartu yang

tepat dari soal atau jawaban yang mereka dapat. Siswa yang dapat menemukan

pasangannya sebelum waktu yang ditentukan dan benar mendapat nilai-reward.

Hal ini bisa dilakukan dengan dua tahap atau lebih dan pada akhirnya guru dan

siswa mengadakan penyimpulan materi.

Dari paparan di atas yang mendorong penulis untuk mengambil judul skripsi

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Bilangan Pecahan Melalui

Model Make A Match Pada Siswa Kelas V SDN Weru 01 Weru Sukoharjo

Tahun Pelajaran 2011/2012“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah melalui model make a match dapat meningkatkan hasil belajar konsep

bilangan pecahan pada siswa kelas V SDN Negeri Weru 01 kecamatan Weru

kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 ?

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

hasil belajar konsep bilangan pecahan melalui model make a match pada siswa

kelas V SDN Weru 01 kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Dapat memperoleh suasana belajar yang menyenangkan dan sebagai

motivasi belajar agar hasil belajar matematika dapat meningkat.

2) Mematahkan anggapan siswa bahwa matematika itu membosankan.

3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar matematika.

b. Bagi Guru

1) Dapat menemukan solusi untuk dapat meningkatkan hasil belajar

matematika.

2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3) Memberi kemudahan dalam penanaman konsep pecahan pada siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat menerima masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran

guru dengan menggunakan model pembelajaran dapat membantu

meningkatkan mutu pendidikan.

2) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar

a. Hakikat Belajar

Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk

menghadapi perubahan lingkungan yang setiap saat bisa berubah, oleh karena itu

seseorang mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh

persaingan dengan belajar. Belajar dalam hal ini adalah belajar memahami diri

sendiri, memahami perubahan dan globalisasi. Melalui belajar seseorang siap

menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat.

Menurut Spears (1955: 94) dalam Suryabrata (2008: 231), belajar dapat

didefinisikan dengan mengamati, membaca, meniru atau mencontoh, mereka

mencoba sesuatu dengan sendiri, mendengar, mengikuti perintah. “Learning is to

observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow

direction”. Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, dikemukakan

oleh Cronbach (1954: 47) dalam bukunya yang berjudul “Education

Psychologhy” menyatakan sebagai berikut “Learning is shown by change in

behaviour as a result of experience”. Belajar yang efektif adalah dengan

mengalami. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek

belajar dengan menggunakan semua alat inderanya. (Suryabrata, 2008: 231).

Skinner, yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology : The

Teaching-Learning Proses, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasannya bahwa belajar adalah

“...a proses of progressive behavior adaptation”. Berdasarkan eksperimennya,

Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang

optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer). (Syah, 2006: 90).

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Perubahan yang dimaksud dapat ditunjukkan dalam berbagai

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap, tingkah laku,

keterampilannya, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya

penerimaannya. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada kompetensi, proses

berbuat melalui berbagai pengalaman individu. Belajar adalah proses dari melihat,

mengamati, dan memahami sesuatu. (Tim Penulis. Srategi Belajar Mengajar.

FKIP UNS. 2007: 2).

Menurut Soemarsono (2007: 1), proses belajar adalah proses yang dialami

secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar

mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah yang dilakukan baik di kelas

maupun di luar kelas. Syah (2006: 92) mengutarakan belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa baik di kelas maupun di

luar kelas. Belajar dapat menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan yang mencakup aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar

Dengan hasil belajar anak, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas,

apakah anak tersebut termasuk kelompok anak pandai, sedang atau kurang.

Menurut Suprijono (2011: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom (dalam

Suprijono 2011: 6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,

psikomotorik. Ranah kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi/penilaian. Ranah afektif adalah menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi. Ranah psikomotorik

meliputi initiatory, pre-routine, routinized. Psikomotor juga mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Hasil belajar adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses

belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai

berdasarkan tes hasil belajar (Briggs, 1979: 147). Menurut Gagne & Driscoll

(1988: 36) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.

Dick & Reiser (1989: 11) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan

pembelajaran, yang terdiri dari empat jenis, yaitu pengetahuan, keterampilan

intelektual, keterampilan motor dan sikap. (Sumarno, 2011)

Hasil belajar merupakan efisiensi nyata yang dapat diukur secara langsung

dengan tes dan bisa dihitung hasilnya dengan nomor (Woodwort & Marquis,

1957: 76). Hal ini berarti bahwa hasil belajar seseorang dapat diperoleh melalui

perangkat tes dan dengan hasil tes dapat memberikan informasi tentang seberapa

jauh kemampuan penyerapan bahan oleh seseorang setelah mengikuti proses

pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar siswa adalah cermin dari pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang diperoleh sisa dalam mengikuti proses belajar

mengajar. (Sumarno, 2011)

Menurut Howard Kingsley dalam Sudjana (2005: 45) hasil belajar dibagi

menjadi tiga macam hasil belajar yaitu, keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan

dan pengertian, sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi

dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Gagne dalam Sudjana (2005: 45)

mengemukakan ada lima tipe hasil belajar , yakni kemahiran intelektual

(kognitif), informasi verbal, mengatur kegiatan intelektual, sikap, dan

keterampilan motorik.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang

dinyatakan dengan nilai. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

belajarnya melalui kegiatan belajar.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam

(faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal). Menurut Sudjana

(2005: 39) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

1) Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor

dari dalam diri siswa itu. Adapun faktor yang datang dari diri siswa terutama

kemampuan yang dimilikinya. Seperti yang dikemukakan Clark bahwa hasil

belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%

dipengaruhi oleh lingkungan.

2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar

yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun

faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep

dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

Sedangkan menurut Caroll dalam Sudjana (2009: 40) bahwa hasil belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni : (1) bakat pelajar, (2)

waktu yang tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa untuk

menjelaskan pelajaran, (4) kualitas pengajaran dan (5) kemampuan individual.

Empat faktor (1 2 3 5 ) berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (4)

adalah faktor di luar individu.

2. Hakikat Matematika

a. Pengertian Matematika

Penguasaan akan matematika merupakan sebuah keahlian dasar hidup yang

penting. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga tidak luput

dari peran matematika. Seiring dengan perkembangan zaman, matematika

semakin diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Nasution (1980:

12) dalam Karso, dkk (2009: 1.39) mendefinisikan matematika berasal dari bahasa

Yunani mathein atau mathenein yang artinya mempelajarai, namun kata itu ada

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

hubungannya dengan bahasa Sansekerta medha atau widya yang artinya

kepandaian, ketahuan, dan intelegensi.

Menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008: 1) matematika adalah bahasa

simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu

tentang pola keteraturan, dan struktur yang telah terorganisasi, mulai dari unsur

yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat,

dan akhirnya ke detail. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000)

dalam Heruman (2008: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Johnson dan Rising dalam Karso, dkk (2009: 1.39) menyatakan bahwa

matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik.

Matematika adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan

dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih

berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi. Matematika adalah ilmu

keteraturan pola atau ide. Matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat

pada keterurutan dan keharmonisan.

Menurut Reys, matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan,

suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Sedangkan

menurut Kline matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat

sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia

memahami, menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. (Karso, dkk,

2009: 1.40)

Dari pengertian matematika yang telah dikemukakan di atas, berarti

matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari. Matematika

merupakan bahasa simbolis dan universal yang memungkinkan manusia berfikir,

mencatat, dan mengkomunikasikan ide dengan menggunakan cara bernalar untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar dalam Pembelajaran Matematika

Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa

perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk

keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan

pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini

akan mudah dilupakan siswa.

Menurut Heruman (2008: 1-2) Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar

antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada

pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,

meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.

Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek

konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika

yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang

dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat

dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat

melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu

mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Menurut Ekawati (2011)

tujuan pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi :

1) Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan

membentuk kepribadian siswa.

2) Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan memecahkan

masalah dan menerapkan matematika.

Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku

standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:

1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan

kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin

tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi antara lain melalui

pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Adapun ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika di SD/MI

mencakup: a). bilangan, b). geometri dan pengukuran, dan c). pengolahan data.

d. Prinsip dalam Menentukan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan strategi/langkah-langkah

pembelajaran matematika menurut Aisyah, dkk (2007: 8-15) adalah sebagai

berikut :

1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran harus relevan dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Kesesuaian dengan materi pembelajaran

Materi yang bersifat fakta dapat dipahami melalui contoh informasi tentang

arti fakta tersebut, materi yang bersifat konsep dapat menggunakan pendekatan

induktif, materi yang bersifat prinsip dapat melalui pendekatan

induktif/deduktif, dan materi yang bersifat pengerjaan hendaknya

didemonstrasikan melalui contoh-contoh.

3) Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

Strategi/langkah-langkah pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif, afektif dan psikomtorik siswa. Siswa Sekolah Dasar

yang masih dalam tahap pra operasional (6-7 tahun) dan operasi kongkret (12-

13tahun) hendaknya diajarkan dengan strategi peragaan langsung.

4) Kelengkapan langkah-langkah dan kesesuaian dengan alokasi waktu

Setiap langkah-langkah pembelajaran harus mencerminkan tahapan-tahapan

pembelajaran yang lengkap disertai dengan alokasi waktu yang proporsional

(kegiatan awal 5%-10%, inti 70%-80%, dan penutup 10%-15%).

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan

Model Make A Match

Pembelajaran menggunakan make a match atau mencari pasangan ini

memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan orang lain dan bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Khusus

mata pelajaran matematika, langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

make a match adalah sebagai berikut :

1) Guru menyiapkan kartu yang berisi soal matematika tentang bentuk pecahan

dan kartu jawabannya berisi tentang bentuk persennya.

2) Guru memberikan pengarahan kapada siswa tentang apa yang harus dilakukan

siswa setelah mendapat kartu sehubungan dengan materi yang sedang diajarkan

3) Setiap siswa mengambil satu kartu secara acak yang telah disiapkan oleh guru.

4) Melalui aba-aba dari guru siswa mulai mencari pasangan soal bilangan pecahan

atau jawaban bentuk persennya sesuai kartu yang didapat siswa.

5) Guru memberikan batas waktu 10 menit dalam mencari pasangan.

6) Setelah mendapat pasangan dan waktu mencari pasangan habis siswa

mempresentasikan hasil penemuan pasangan dan pasangan lain menanggapi.

7) Guru mengumpulkan kembali kartu soal dan kartu jawaban untuk proses

mencari pasangan sesi berikutnya.

8) Guru memberikan rewards pada beberapa siswa tercepat yang menemukan

pasangan sehingga siswa termotivasi untuk selalu cepat dalam menemukan

pasangan.

f. Penilaian dalam Pembelajaran Matematika

Penilaian dalam matematika menggunakan tes dan non tes dalam bentuk

tertulis maupun lisan, performa (kinerja), penilaian sikap, dan penilaian

penugasan (proyek). Penilaian pembelajaran matematika lebih mengutamakan

proses daripada hasil. Dalam penilaian proses ini, perlu dilihat tata nalar, alasan,

dan kreativitas siswa. Proses ini dinilai dari segi kelogisan, kecermatan (efisiensi),

dan ketepatan (efektivitas). Teknik penilaian juga harus disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Aisyah, dkk (2007: 8-16) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

penilaian adalah :

1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi/tujuan

pembelajaran

2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk

menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian berkelanjutan. Berkelanjutan

dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk

menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk

mengetahui kesulitan siswa.

4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa

perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh

dalam proses pembelajaran.

3. Hakikat Bilangan Pecahan

a. Pengertian Bilangan Pecahan

Menurut Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu

topik yang sulit diajarkan. Kesulitan ini dapat dilihat dari kurang bermaknanya

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media

pembelajaran. Park, Gucler, & McCrory (2010: 1) berpendapat “ fractions as

numbers in the form a/b where a and b are whole numbers, and b is not zero...”.

Pecahan sebagai bilangan dalam bentuk a/b dimana a adalah bilangan utuh, dan b

adalah bukan nol. Definisi pecahan sebenarnya merupakan bagian dari bilangan

rasional yang dapat ditulis dalam bentuk �� dimana a dan b merupakan bilangan

bulat, dan b ≠ 0. Heruman (2008: 43) mendefinisikan pecahan sebagai bagian dari

sesuatu yang utuh.

Dalam ilustrasi gambar, bagian dari sesuatu yang utuh adalah bagian yang

diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dinamakan penyebut. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap

sebagai satuan dan dinamakan pembilang.

Bagian utuh Luas daerah yang

yang mewakili ½ dibagi 2 bagian

bilangan satu “1” yang sama

Pembilang

Lambang untuk bagian yang berwarna hitam itu adalah ��

Penyebut

b. Macam-macam Bilangan Pecahan

Bilangan Pecahan ada dua macam, yaitu pecahan murni atau sejati yang

disebut pecahan biasa dan pecahan campuran.

1) Bilangan pecahan murni atau sejati (biasa)

Pecahan murni atau sejati (biasa) adalah pecahan yang pembilangnya lebih

kecil dari penyebutnya dan pecahan itu tidak dapat disederhanakan lagi, contoh �� , �

� , �� , �

, dan seterusnya.

2) Bilangan pecahan campuran

Pecahan campuran yaitu pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat

dengan bilangan pecahan murni atau sejati (biasa), contoh 1 �� , 2 �

� , 3 � atau

dapat juga ditulis �� ,

��� ,

3) Persen

Persen mengandung arti seperseratus. Persen adalah nama lain dari suatu

pecahan dengan penyebut 100. Notasi untuk persen adalah “ % ” . Contoh

25% = ��

��� , 45% = ��

���

4) Perbandingan

Suatu perbandingan dari dua besaran menyatakan satu sebagai suatu

pecahan dari yang lain. Misal, perbandingan dari tinggi 4 m dengan tinggi 8 m

dapat ditunjukkan sebagai 4m : 8m atau � � � dan ini dapat disederhanakan

½

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menjadi 1:2 atau ��. Perbandingan juga digunakan dalam menulis skala. Skala

biasanya ditulis sebagai bentuk perbandingan yang paling sederhana, misal

1:250, 1:1500, 1:2.500.000 dan seterusnya.

5) Desimal

Bentuk lain pecahan adalah pecahan desimal. Pecahan desimal menyatakan

nilai tempat per sepuluh [ �

�� = 0,1 ], per seratus [ �

��� = 0,01 ], per seribu

[ �

���� = 0,001], dan seterusnya. Pecahan desimal mempunyai tiga bagian dalam

cara penulisannya, yaitu sebagai berikut :

a) Bilangan di sebelah kiri tanda koma menyatakan bilangan bulatnya.

b) Tanda koma, sebagai pembatas.

c) Bilangan di sebelah kanan koma, menyatakan pecahannya.

c. Mengubah Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya

1) Mengubah Pecahan menjadi bentuk Desimal

Untuk mengubah pecahan biasa ke desimal ada dua cara, yaitu :

d) Dengan cara dibagi (bagi kurung).

Untuk mengubah pecahan menjadi desimal dengan jalan pembilang dibagi

penyebut.

Contoh : �� = 0,5 �10

10�

= 0,5

0

e) Dengan cara mengubah penyebut menjadi 10, 100, atau 1000.

Bilangan desimal merupakan bilangan per sepuluh, per seratus, atau per

seribu.

Contoh : �� = 0,2

�� �

������ =

��� = 0,2

2) Mengubah Desimal ke Pecahan Biasa

Mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa caranya hampir sama

dengan cara yang kedua dalam mengubah pecahan biasa menjadi desimal

(diubah menjadi per sepuluh, per seratus, per seribu) kemudian pembilang dan

penyebut disederhanakan.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Contoh : 0,4 = �

�� = ���

���� = ��

0,25 = ��

��� = �����

������ = ��

d. Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Sebaliknya

1) Mengubah Pecahan menjadi Persen

Cara mengubah pecahan biasa ke dalam bentuk persen, yaitu dengan cara

mengubah penyebut pecahan tersebut menjadi 100, karena persen merupakan

per seratus atau dikali 100.

Contoh : �� = � � ��� � �� =

����� = 50 % Atau

�� x 100 = 50 %

2) Mengubah Persen menjadi Pecahan

Mengubah persen ke dalam bentuk pecahan biasa dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a) Dari bentuk persen diubah menjadi pecahan biasa (per seratus).

b) Taksir atau cari pembagi terbesar dari bilangan pembilang dan penyebut.

c) Bagi pembilang maupun penyebut dengan bilangan pembagi tersebut.

Contoh : 75% = �

��� = ����

������ = ��

e. Mengubah Bentuk Desimal ke Persen dan Sebaliknya

1) Mengubah Desimal ke Bentuk Persen

Bilangan desimal diubah dulu menjadi pecahan per sepuluh atau per seratus

kemudian dikalikan dengan 100 %.

Contoh : 0,45 = ��

��� = 45% Atau 0,45 = ����� x 100% = 45%

0,7 =

�� = � ��

�� � �� = �

��� = 70% Atau 0,7 =

�� x 100% = 70%

2) Mengubah Persen ke Bentuk Desimal

Bilangan persen diubah menjadi per seratus dan untuk menjadikan bilangan

desimal hanya tinggal menentukan angka di belakang koma.

Contoh : 25% = ��

��� = 0,25 dan 4% = �

��� = 0,04

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4. Pembelajaran Bilangan Pecahan di Kelas V SD

Materi bilangan pecahan merupakan materi yang ada pada kurikulum untuk

kelas V SD semester II. Standar kompetensi yang akan dikembangkan dalam

pembelajaran pecahan di kelas V SD semester II adalah penggunaan pecahan

dalam pemecahan masalah. Dari standar kompetensi tersebut dibagi dalam

beberapa kompetensi dasar di antaranya mengubah pecahan menjadi bentuk

desimal dan persen serta sebaliknya, materinya sebagai berikut :

a) Mengubah Pecahan menjadi bentuk Desimal

Hardi, dkk (2009) menjelaskan cara mengubah pecahan biasa ke desimal

yaitu sebagai berikut :

Bagian yang diarsir menunjukkan pecahan �

��

Bagian yang diarsir menunjukkan pecahan �

��

Bagian yang diarsir menunjukkan pecahan �

��

Pecahan desimal ditulis dengan tanda koma (,). Didalam pecahan desimal

yang diarsir berturut-turut adalah 0,1 ; 0,4 ; 0,5. Untuk mengubah pecahan biasa

menjadi desimal dengan cara diubah penyebutnya menjadi 10, 100 atau 1.000.

Per sepuluh ditulis 1 angka dibelakang koma.

Per seratus ditulis 2 angka dibelakang koma.

Per seribu ditulis 3 angka dibelakang koma.

Saepudin, Babudin, Mulyadi, dan Adang (2009: 122-123) menguraikan cara

mengubah pecahan biasa menjadi bentuk desimal bisa digunakan dengan dua cara,

yaitu :

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Pembilang dibagi penyebut.

Contoh : �� = 0,25 �100

8�

= 0,25

20

20

0

2) Mengubah penyebut menjadi 10, 100, atau 1000.

Bilangan desimal merupakan bilangan per sepuluh, per seratus, atau per seribu.

Contoh : �� = 0,25

�� �

�������� =>

����� = 0,25

b) Mengubah Desimal ke Pecahan Biasa

Mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa caranya hampir sama

dengan cara yang kedua dalam mengubah pecahan biasa menjadi desimal (diubah

menjadi per sepuluh, perseratus, perseribu) kemudian pembilang dan penyebut

disederhanakan. (Saepudin,dkk, 2009: 124)

Contoh : 0,5 = �

�� = ���

���� = ��

0,75 = �

��� = ����

������ = ��

Menurut Sumanto, Kusumawati, dan Aksin (2008: 96), langkah-langkah

mengubah desimal ke pecahan caranya sebagai berikut :

1) Bentuk desimal diubah ke bentuk pecahan berpenyebut 10, 100, 1.000, dan

seterusnya.

2) Sederhanakan bentuk pecahan yang diperoleh tersebut.

Contoh: 0,8 =

�� = :�

���� = ��

0,24 = ��

��� = ����

����� = �

��

c) Mengubah Pecahan menjadi Persen

Cara mengubah pecahan biasa ke dalam bentuk persen, yaitu dengan cara

mengubah penyebut pecahan tersebut menjadi 100, karena persen merupakan per

seratus atau dikali 100 (Saepudin, dkk, 2009: 119-120).

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Contoh : �� = � � ��� � �� =

���� = 80 %

�� x 100 = 80 %

d) Mengubah Persen menjadi Pecahan

Sumanto, dkk (2009: 95) manjelaskan mengubah persen ke dalam bentuk

pecahan biasa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Dari bentuk persen diubah dulu menjadi pecahan berpenyebut 100.

2) Sederhakan pecahan tersebut.

Contoh : 15% = ��

��� = ����

����� = �

��

e) Mengubah Desimal ke Bentuk Persen

Saepudin,dkk (2009: 125) menguraikan untuk mengubah desimal menjadi

persen, desimal diubah dulu menjadi pecahan per sepuluh atau per seratus

kemudian dikalikan dengan 100 %.

Contoh : 0,75 = �

��� = 75% Atau 0,75 = ���� x 100% = 75%

0,5 = �

�� = � � ��

�� � �� = ��

��� = 50% Atau 0,5 = �

�� x 100% = 50%

f) Mengubah Persen ke Bentuk Desimal

Bilangan persen diubah menjadi per seratus dan untuk menjadikan

bilangan desimal hanya tinggal menentukan angka di belakang koma.

(Saepudin,dkk, 2009: 125)

Contoh : 85% = �

��� = 0,85

7% =

��� = 0,07

5. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match

a) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Istilah kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan

sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai

satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

yang mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan pendekatan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pembelajaran yang berefektivitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang

bermuatan akademik (Davidson & Warsham, 1992). Sedangkan Johnson

mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mangajar

secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai

pengalaman belajar secara individu maupun kelompok. (Isjoni, 2010: 28).

Menurut Rosalin (2008: 111) model pembelajaran kooperatif adalah

kegiatan pembelajaran dngan cara berkelompok untuk bekerja sama saling

membantu mengkontruksikan konsep, menyelesaikan masalah, atau inkuiri.

Slavin dalam Isjoni & Ismail (2008: 152) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompoknya

bersifat heterogen. Sugiyanto (2008: 38) menyatakan “Pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi

yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang

dapat menimbulkan permasalahan, sebagai latihan hidup di masyarakat”.

Menurut Cox (1999: 167) “cooperative learning is an instructional

technique that uses students own conversation as a vehicle for learning”. Dapat

diartikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah teknik perintah agar

siswa menggunakan percakapan/pembicaraan mereka sebagai sarana belajar. Lee

(1990: 556) dalam European Journal of Social Sciences mengungkapkan

“cooperative learning as a group working together to perform a task or skill to

make any attempt to learn and to achieve educational goals in common”. Dari

kutipan di atas Lee (1990) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif

sebagai sebuah kelompok yang bekerja sama melaksanakan tugas atau

keterampilan untuk belajar dan mencapai tujuan pendidikan secara umum.

Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosial sebagai bekal

dalam kehidupan di masyarakat. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif

merupakan pembelajaran yang memandang keberhasilan individu diorientasikan

dalam keberhasilan kelompok.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b) Pengertian Make A Match

Pada model pembelajaran kooperatif, siswa yang merupakan makhluk

individualis (homo homini lupus) diharapkan menjadi seorang makhluk sosial

(homo homini socius). Salah satu teknik belajar mengajar dalam pembelajaran

model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk mengasah

kemampuan homo homini socius adalah teknik belajar mengajar mencari

pasangan (make a match).

Menurut Isjoni (2010: 67), make a match yaitu teknik yang dikembangkan

oleh Loma Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Teknik ini memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan

orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik.

Menurut Rosalin (2008: 124) menyebutkan bahwa model pembelajaran

make a match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang

berisi soal dan kartu yang berisi jawabannya. Sebagian siswa mendapatkan sebuah

kartu soal dan sebagian lainnya mendapat kartu jawaban. Setiap siswa mencari

pasangan yang cocok sesuai dengan persoalannya siswa. Pasangan yang benar

mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya

pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

Make a match menurut Amin (2011) adalah metode pembelajaran aktif

untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari. Dari berbagai

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match

adalah model pembelajaran yang menggunakan kartu soal dan kartu jawaban

tentang materi yang diajarkan dimana siswa mendapatkan kartu itu secara acak,

kemudian siswa berusaha mencari pasangan dari kartu yang didapat dengan

batasan waktu tertentu dan mempresentasikan hasilnya.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Teknik Make a Match

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 46) prosedur pembelajaran yang

dilakukan dalam teknik make a match adalah :

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep atau yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;

2) Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu; 3) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang

dipegang; 4) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya (soal jawaban); 5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin; 6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik

mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya; 7) Kesimpulan.

According to Silberman (1996:159) Make A Match is called by Index card match, the activity of it are : (1) On separate index cards, write down questions about anything taught in the class. Create enough question cards to equal one-half the number of students; (2) On separate cards, write answers to each of these questions; (3) Mix the two sets of cards and shuffle them several times so they are well mixed; (4) Give out one card to each student. Explain that this is a matching exercise. Some students have review questions and others have the answers; (5) Have students to find together.(Tell them not to reveal to other students what is containted on their cards.); (6) When all the matcing pairs have seated, have each pair quiz the rest of the class by reading their question and challenging classmates to tell them answer”.

Dari pendapat di atas, make a match disebut dengan index card match.

Langkah-langkah pembelajaran dari make a match adalah : (1) secara terpisah

pada kartu daftar kata, tulis pertanyaan tentang sesuatu ajaran di dalam kelas.

Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk setengah jumlah siswa yang sama;

(2) pada kartu terpisah, tulis jawaban masing-masing dari pertanyaan-pertanyaan

itu; (3) campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocok dalam beberapa waktu

sehingga kartu-kartu tercampur dengan baik; (4) berikan satu kartu untuk masing-

masing siswa. Jelaskan bahwa ini latihan memasangkan. Beberapa memegang

pertanyaan dan yang lain memegang jawaban. (5) menyuruh siswa untuk

menemukan secara bersama. (beri tahu mereka untuk tidak menampakkan kepada

siswa lain tentang isi kartu mereka) ; (6) jika semua sudah sesuai pasangannya

diizinkan duduk, masing-masing pasangan kuis beristirahat di kelas dengan

membacakan soal dan teman sekelas menanggapi atas jawaban mereka.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Make a Match Make a match merupakan salah satu teknik dalam model kooperatif yang

membentuk kelompok berpasangan yang dalam pelaksanaannya menggunakan

media kartu soal dan kartu jawaban. Lie (2008: 46) menjelaskan bahwa kelompok

berpasangan mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1) Kelebihan: a) Meningkatkan partisipasi antar anggota kelompok. b) Cocok untuk tugas sederhana. c) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota

kelompok. d) Interaksi menjadi lebih mudah dan cepat membentuknya.

2) Kelemahan: a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. b) Lebih sedikit ide yang muncul. c) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

Amin (2011) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan model make a

match adalah sebagai berikut :

1) Kelebihan model make a match : a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik. b) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan. c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. d) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. e) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi. f) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

2) Kekurangan model make a match : a) Jika tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu terbuang. b) Pada awal-awal penerapan make a match, banyak siswa yang malu

jika berpasangan dengan lawan jenisnya. c) Jika tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak

siswa yang kurang memperhatikan. d) Harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang

tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. e) Menggunakan make a match ini secara terus menerus akan

menimbulkan kebosanan.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Penelitian yang Relevan

Muh. Taufikurrohman dalam penelitiannya tahun 2011 menjelaskan bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil

belajar siswa IPA pada siswa kelas IV SDN Banaran I. Yaitu pada kondisi awal

(sebelum menerapkan model pembelajaran make a match) nilai rata-rata kelas

56,46 dengan ketuntasan klasikal 33,33%. Setelah menerapkan model

pembelajaran make a match, nilai rata-rata siswa meningkat. Pada siklus I

menunjukkan nilai rata-rata mencapai 66,46 dengan ketuntasan belajar 58,33%.

Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata kelas

meningkat menjadi 79,95 dengan ketuntasan belajar 82,60%.

Penelitian juga dilakukan oleh Sri Lestari dalam skripsinya tahun 2009

tentang penggunaan model make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa

matematika kelas V SD Negeri Gabus 3 Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik pula.

Prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 72% dan siklus II 94%.

Dari kedua penelitian di atas menunjukkan bahwa make a match dapat

meningkatkan hasil belajar. Untuk itu peneliti memilih model make a match

dalam penelitian ini.

C. Kerangka Berfikir

Pada kondisi awal (sebelum tindakan), rendahnya hasil belajar siswa kelas

V SDN Weru 01 disebabkan karena pembelajaran yang dilaksanakan guru masih

bersifat konvensional, guru lebih sering menggunakan metode ceramah pada saat

pembelajaran matematika. Pembelajaran yang konvensional menimbulkan

anggapan pelajaran matematika khususnya materi konsep bilangan pecahan

adalah pelajaran yang rumit dan membosankan. Hal ini menyebabkan persepsi

negatif siswa tentang matematika sehingga minat dan motivasi siswa dalam

belajar matematika rendah. Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam belajar

matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Beberapa hal itulah

yang menyebabkan hasil belajar sebagian besar siswa di bawah KKM.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif teknik make a match membantu

para siswa menemukan makna dalam pelajaran mereka dengan cara siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dengan suasana belajar

yang aktif dan menyenangkan.

Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran matematika dapat mencapai

hasil belajar yang maksimal dan memberikan pengalaman yang lebih bermakna

dan utuh bagi siswa. Siswa belajar matematika tidak hanya mendengarkan dan

guru menerangkan di depan kelas saja namun tercipta kondisi belajar yang aktif

dan menyenangkan bagi siswa. Pada akhirnya apa yang mereka pelajari melekat

dalam ingatan sehingga meningkatkan hasil belajar matematika dalam

pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, secara teoritis model pembelajaran kooperatif

teknik make a match berpotensi meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Hubungan variabel model pembelajaran kooperatif teknik make a match dengan

hasil belajar konsep pecahan dapat digambarkan pada gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Kerangka Berpikir Tindakan Kelas Peningkatan

Hasil Belajar Konsep Bilangan Pecahan

Hasil Belajar Tinggi

Kondisi Akhir

pelaksanaan pembelajaran masih konven- sional yakni berpusat pada guru sedangkan siswa pasif.

Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembe- lajaran kooperatif teknik make a match.

Diduga melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar konsep bilangan pecahan

hasil belajar konsep bilangan pecahan rendah

Siklus I : Dalam pembelajaran konsep bilangan pecahan guru menggunakan model pembelajar- an kooperatif teknik make a match. � Hasil Belajar Meningkat

Siklus II : Dalam pembelajaran konsep bilangan pecahan, guru menggunakan model pembelajar- an kooperatif teknik make a match yang disempurnakan. � Hasil Belajar Meningkat

Tindakan

Kondisi Awal

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make And Match Dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Pecahan Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Weru 01 kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 20112.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Weru 01 yang terletak di desa Weru,

kecamatan Weru, kabupaten Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran

2011/2012, mulai bulan Februari sampai Juni 2012

Perincian jadwal dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1.

Jadwal Pelaksanaan Tindakan Kelas

No

Jenis Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

2 Penyiapan Instrumen dan Alat

3

Pelaksanaan Penelitian - Siklus I - Siklus II

4 Pengolahan dan Analisis Data

5

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

6 Ujian Skripsi

7 Revisi Laporan Penelitian

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa di kelas V SD Negeri Weru 01

kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo. Siswa tersebut berjumlah 21 siswa, yang

terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

C. Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang hasil belajar

materi mengubah pecahan menjadi bentuk desimal dan persen serta sebaliknya

yang rendah, hasil pengamatan, dokumentasi, dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran. Menurut Arikunto (2010: 172) “Sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.

Data penelitian itu dikumpulkan dari beberapa sumber yang meliputi:

1. Dokumentasi dan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

2. Daftar nilai yang digunakan sebagai sumber adalah daftar nilai kelas V SDN

Weru 01 tahun pelajaran 2011/2012.

3. Informan yang terdiri dari guru dan siswa kelas V SDN Weru 01 kecamatan

Weru, kabupaten Sukoharjo.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk

mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2008: 63) “Teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara),

kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya”. Setiap teknik

mempunyai kelemahan, namun kelemahan itu dapat ditunjang dengan teknik-

teknik yang lain. Sehingga antara teknik yang satu dengan teknik yang lain saling

melengkapi. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan bisa digunakan untuk mengetahui hal-hal

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dari responden yang lebih mendalam. Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2008:72)

mendefinisikan wawancara sebagai berikut. “a meeting of two persons to

exchange information and idea through question and responses, resulting in

communication and joint construction of meaning about a particular topic”.

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik

tertentu.

Teknik ini dilaksanakan untuk memperoleh data dari guru tentang

pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi mengubah pecahan menjadi

bentuk desimal dan persen serta sebaliknya. Peneliti mencari tahu faktor-faktor

yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar siswa pada materi pecahan.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersifat lentur. Tidak terstruktur

ketat, tidak dalam suasana formal, dan dapat dilakukan berulang pada informan

yang sama. Wawancara ini lebih tepat disebut mendalam (in-depth interviewing).

Dengan wawancara mendalam berharap akan memperoleh informasi yang rinci

dan mendalam.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi langsung dan

partisipasif. Observasi langsung merupakan observasi yang dilakukan terhadap

objek yang diteliti tanpa melalui perantara. Observasi ini dilakukan pada siswa

kelas V SDN Weru 01 kecamatan Weru kabupaten Sukoharjo yang seluruhnya

berjumlah 21 siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match. Selain itu observasi juga dilakukan pada guru

mengenai kinerja dan kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas dan

mengatur pembelajaran yang menyenangkan.

Susan Stainback (1988) dalam Sugiyono (2007: 65) menyatakan “in

participant observation, the researcher observes what people do, listent to what

they say, and participantes in their activities”. Dalam observasi partisipatif,

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka

ucapkan dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Arikunto

(2010: 274) menyatakan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

hasil ulangan harian matematika siswa dalam materi pecahan. Berdasarkan

dokumentasi data tersebut peneliti memperoleh bermacam-macam informasi data,

yaitu tentang catatan nama dan nomor induk siswa, dan hasil belajar yang dicapai

siswa.

Selanjutnya data tersebut dapat dijadikan strategi untuk melakukan tindakan

berikutnya dan fungsi kontrol terhadap hasil temuan data baru selama proses

penelitian berlangsung.

4. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Menurut Syah

(2006: 141) “tes adalah alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf

keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau menentukan taraf keberhasilan

sebuah program pengajaran”. Sedangkan menurut Tardif (1989) dalam Syah

(2006: 141) “tes berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang

dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”. Arikunto

(2010: 266) mendefinisikan bahwa tes adalah merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui cara mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara

atau aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil belajar dilakukan di setiap

akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar konsep bilangan

pecahan. Tes yang diberikan dalam penelitian ini kepada siswa kelas V SDN

Weru 01 Sukoharjo, yakni tes tertulis.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

E. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian harus diusahakan kebenarannya. Untuk menjamin dan mengembangkan

validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, digunakan teknik

Trianggulasi. Menurut Patton (2006: 98) “Trianggulasi adalah membangun

pengawasan dan keseimbangan dalam rancangan melalui strategi pengumpulan

data secara ganda”.

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Trianggulasi Data atau Sumber

Data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali

dari beberapa sumber data yang berbeda. Trianggulasi data dalam Patton

(2006: 99) adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian”. Cara

ini mangarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data wajib

menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Triangulasi data/sumber

dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar siswa materi mengubah pecahan

menjadi desimal dan persen serta sebaliknya diperoleh dari daftar nilai kelas V

SDN Weru 01 tahun pelajaran 2011/2012, informasi dari guru dan siswa serta

hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran make

a match.

2. Trianggulasi Metode atau Teknik

Disini yang ditekankan adalah penggunaan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda dan yang mengarah pada sumber data yang

sama untuk menguji kemantapan informasinya. Trianggulasi metode atau

teknik dalam Sugiyono (2008: 83) adalah menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. St.Y

Slamet & Suwarto (2007: 54) menjelaskan trianggulasi metode yaitu

mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda. Triangulasi metode/teknik dalam penelitian ini yaitu

peneliti menggunakan teknik observasi partisipasif, wawancara mendalam,

dokumentasi dan tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa materi

mengubah pecahan menjadi desimal dan persen serta sebaliknya.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

F. Analisis Data

Teknik analisisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif Miles & Huberman. Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 91)

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data ,yaitu data reduction, data

display, dan conclusion drawing/verification. Aktivitasnya dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan

dengan skema gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2. Gambar Model Analisis Interaktif Menurut Milles & Huberman

Dari bagan tersebut di atas, Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data pada penelitian di kelas V SD Negeri Weru I ini dilakukan

dengan cara mengumpulkan data dari proses pembelajaran, tes evaluasi

pembelajaran, silabus, RPP, dan foto kegiatan belajar menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe make a match kemudian data yang tidak digunakan dibuang.

Sugiyono (2008: 92) menyatakan bahwa reduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Data collection

Data display Data reduction

Conclusions drawing/verifying

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya

gambar, grafik, chart network, diagram, matrik dan sebagainya.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi data

Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian

selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan

kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil dari laporan

penelitian. Penarikan kesimpulan dilakukan bertahap yaitu dari kesimpulan yang

tepat dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Penarikan kesimpulan

dilaksanakan dengan membandingkan perolehan nilai tes yang dilakukan lebih

dari satu kali. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

berdiskusi dengan guru kelas V tentang hasil akhir yang telah dicapai.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan/keefektifan penelitian. Indikator dalam penelitian

ini adalah 85% dari jumlah siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar

mengubah pecahan menjadi bentuk desimal dan persen serta sebaliknya yang

ditunjukkan dengan nilai hasil belajar, yaitu memperoleh nilai diatas KKM.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kurt Lewin

(1946) yang terdiri atas empat komponen pokok, yakni: perencanaan (planning),

tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Tahap-tahap

diatas membentuk suatu siklus, dan dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan

perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi ulang berdasarkan hasil yang dicapai

pada siklus sebelumnya. Siklus I dapat dikembangkan menjadi siklus II dan

seterusnya tergantung pada masalah utama yang dihadapi akan dipecahkan.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dengan kata lain, jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan tergantung pada

apakah masalah (utama) yang dihadapi telah dipecahkan. Adapun model PTK

dimaksud menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang

disajikan dalam bagan berikut :

Gambar 3. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin Menurut Suharsimi

Arikunto

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur penelitian

tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama (Siklus I)

a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi konsep pecahan

2) Menyiapkan media pasangan kartu soal dan kertu jawaban

3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran

4) Menyiapkan lembar penilaian

5) Menyiapkan lembar observasi

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

dst

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran matematika dengan KD Mengubah pecahan ke bentuk persen dan

desimal serta sebaliknya yang di tulis dalam model pempelajaran kooperatif

teknik make a match. Dalam hal ini, pelaksanaan pembelajaran dilakukan

dalam dua kali pertemuan setiap siklusnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan

model pempelajaran kooperatif teknik make a match. Observasi juga

dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pempelajaran kooperatif

teknik make a match pada pembelajaran matematika. Tahap ini dilakukan

pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi

diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :

a) Persiapan guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran

b) Kemampuan guru membuka pelajaran.

c) Penguasaan materi dan kemampuan guru menyampaikan materi.

d) Kemampuan guru menggunakan strategi pembelajaran.

e) Kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan sumber belajar.

f) Kemampuan guru melaksanankan evaluasi proses dan hasil belajar.

g) Kemampuan guru menggunakan bahasa tulis maupun lisan.

h) Kemampuan guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan pelajaran

dan melaksanakan tindak lanjut.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Perhatian siswa saat proses pembelajaran.

b) Keaktifan siswa saat proses pembelajaran.

c) Kemampuan kerjasama siswa saat proses pembelajaran.

d) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam

pembelajaran pada siklus I pertama tentang mengubah pecahan ke bentuk

desimal didapatkan suatu kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum

mencapai hasil yang diharapkan atau tindakan belum tercapai secara

optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.

2. Siklus Kedua (Siklus II )

a. Perencanaan

1) Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah

pada refleksi siklus I

2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi mengubah

pecahan dalam bentuk desimal

3) Menyiapkan media pasangan kartu soal dan kertu jawaban

4) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran

5) Menyiapkan lembar penilaian

6) Menyiapkan lembar observasi

b. Tindakan

Menggunakan model pempelajaran kooperatif teknik make a match dalam

pembelajaran mengubah pecahan dalam bentuk desimal dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada perencanaan untuk

memperbaiki kekurangan pada siklus I.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan

model pempelajaran kooperatif teknik make a match. Observasi juga

dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pempelajaran kooperatif

teknik make a match pada pembelajaran matematika. Sama halnya pada

siklus I untuk siklus II tahap observasi ini dilakukan pada proses

pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan

pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :

a) Persiapan guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran

b) Kemampuan guru membuka pelajaran.

c) Penguasaan materi dan kemampuan guru menyampaikan materi.

d) Kemampuan guru menggunakan strategi pembelajaran.

e) Kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan sumber belajar.

f) Kemampuan guru melaksanankan evaluasi proses dan hasil belajar.

g) Kemampuan guru menggunakan bahasa tulis maupun lisan.

h) Kemampuan guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan pelajaran

dan melaksanakan tindak lanjut.

2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Perhatian siswa saat proses pembelajaran.

b) Keaktifan siswa saat proses pembelajaran.

c) Kemampuan kerjasama siswa saat proses pembelajaran.

d) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan. Hasil refleksi akan

menentukan perlu ada tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila

dalam siklus kedua peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan

siklus ketiga dan seterusnya.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan observasi dan

tes awal terhadap proses pembelajaran konsep bilangan pecahan pada siswa kelas

V. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data yang

diperlukan dalam penelitian. Gambaran hasil observasi dan tes awal pembelajaran

matematika pada siswa kelas V SD Negeri Weru 01 tentang konsep bilangan

pecahan adalah rendahnya hasil belajar konsep bilangan pecahan. Akar penyebab

permasalahan ini adalah guru sebagai fasilitator, dalam penyampaian materi

kurang melibatkan keaktifan siswa karena belum diterapkannya model

pembelajaran inovatif. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari hasil

tes awal materi konsep bilangan pecahan yang sebagian besar siswa mendapatkan

nilai di bawah KKM. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa pada materi konsep

bilangan pecahan perlu ditingkatkan.

Hasil tes awal siswa dalam materi konsep bilangan pecahan terdapat pada

lampiran 5. Berdasarkan lampiran 5, maka diperoleh tabel 2 seperti di bawah ini:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Awal (Pra Siklus)

No Interval Distribusi Frekuensi (fi) Relatif (%) Komulatif (%)

1. 10 – 22 5 23,81 23,81

2. 23 – 35 1 4,76 28,57

3. 36 – 48 1 4,76 33,33

4. 49 – 51 1 4,76 38,09

5. 52 – 64 4 19,05 57,14

6. 65 – 77 5 23,81 80,95

7. 78 – 90 4 19,05 100

Jumlah 21 100

Berdasarkan tabel 2 persentase hasil belajar maka dapat digambarkan pada

grafik gambar 4 sebagai berikut:

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Grafik Data Nilai Sebelum Tindakan

Berdasarkan data di atas dapat

dilaksanakan tindakan, dari 21 siswa

di atas KKM atau

siswa mendapat nilai di bawah KKM

memperoleh nilai 10

memperoleh nilai 23

memperoleh nilai

memperoleh nilai

memperoleh nilai

memperoleh nilai 65

memperoleh nilai 78-

Keterangan

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Rata-rata nilai

Siswa belajar tuntas

Presentase ketuntasan

0

1

2

3

4

5

6

Fre

ku

en

si

10

Gambar 4. Grafik Data Nilai Sebelum Tindakan

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum

dilaksanakan tindakan, dari 21 siswa hanya 9 siswa yang mendapat

atau hanya 42,86%. Sedangkan 12 lainnya atau 57,14%

swa mendapat nilai di bawah KKM. Dapat diketahui bahwa s

memperoleh nilai 10-22 sebanyak 5 siswa atau 23,81%

memperoleh nilai 23-35 sebanyak 1 siswa atau 4,76%. Siswa yang

memperoleh nilai 36-48 sebanyak 1 siswa atau 4,76%. Siswa yang

memperoleh nilai 49-51 sebanyak 1 siswa atau 4,76%. Siswa yang

i 52-64 sebanyak 4 siswa atau 19,05%. Siswa yang

nilai 65-77 sebanyak 5 siswa atau 23,81%.

-90 sebanyak 4 siswa atau 19,05%.

Tabel 3. Hasil Tes Awal

Keterangan Ujian Awal

Nilai terendah 10

Nilai tertinggi 90

rata nilai 52,86

Siswa belajar tuntas 9

Presentase ketuntasan 42,86%

Nilai Data Awal

10-22 23-35 36-48 49-51 52-64 65-77

Interval Nilai

39

Gambar 4. Grafik Data Nilai Sebelum Tindakan

bahwa sebelum

siswa yang mendapat nilai

Sedangkan 12 lainnya atau 57,14%

Dapat diketahui bahwa siswa yang

%. Siswa yang

sebanyak 1 siswa atau 4,76%. Siswa yang

sebanyak 1 siswa atau 4,76%. Siswa yang

4,76%. Siswa yang

%. Siswa yang

%. Siswa yang

77 78-90

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel

grafik gambar 5 sebagai berikut:

Analisis hasil evaluasi dari tes awal diperoleh nilai rata

52,86 dimana hasil tersebut masih di bawah rata

pihak sekolah, guru, maupun peneliti yaitu

yang belajar tuntas (mencapai KKM) hanya sebesar 42,86

maupun peneliti menginginkan ketuntasan

Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk

meningkatkan keaktifan siswa pada proses

motivasi siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi konsep bilangan pecahan.

B.

Tindakan siklus I dilaksanakan selama

2012 sampai dengan 31 Maret 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data tindakan

siklus I terdiri dari perencanaan, t

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ketuntasan

Fre

ku

en

si

Berdasarkan tabel 3 persentase hasil belajar maka dapat digambarkan pada

gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik Nilai Awal

Analisis hasil evaluasi dari tes awal diperoleh nilai rata-rata siswa adalah

dimana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari

pihak sekolah, guru, maupun peneliti yaitu minimal sebesar 70. Sedangkan siswa

(mencapai KKM) hanya sebesar 42,86% saja, dari pihak guru

maupun peneliti menginginkan ketuntasan belajar siswa mencapai minimal 85

Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk

meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran, meningkatkan minat dan

motivasi siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi konsep bilangan pecahan.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Deskripsi Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 minggu, mulai tanggal 22 Maret

2012 sampai dengan 31 Maret 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data tindakan

siklus I terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

9 10

52.86

Ketuntasan Nilai Terendah Rata - Rata Nilai

Nilai Awal

40

belajar maka dapat digambarkan pada

rata siswa adalah

rata nilai yang diinginkan dari

. Sedangkan siswa

% saja, dari pihak guru

belajar siswa mencapai minimal 85%.

Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk

pembelajaran, meningkatkan minat dan

motivasi siswa dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa

2 minggu, mulai tanggal 22 Maret

2012 sampai dengan 31 Maret 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data tindakan

90

Nilai Tertinggi

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Perencanaan

Berdasarkan observasi awal terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar

materi konsep pecahan di kelas V diperoleh informasi sebagai data awal yaitu dari

21 siswa kelas V SDN Weru 01, 12 siswa belum memahami konsep pecahan dan

9 siswa sudah memahami konsep pecahan.

Menindaklanjuti dari deskripsi data awal sebagai upaya untuk mengatasi

permasalahan dalam pembelajaran pada materi konsep pecahan, maka disusun

rencana tindakan siklus I. Kegiatan perencanaan dalam siklus I ini meliputi:

1) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran konsep pecahan dengan cara

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat 2 x

pertemuan, masing-masing pertemuan 3 x 35 menit. Siklus pertama

dilaksanakan selama 2 minggu dengan indikator mengubah pecahan menjadi

bentuk desimal dan sebaliknya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus

pertama terdapat dalam lampiran 1 dan 2.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Media

Media yang digunakan adalah pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang

berisi soal-soal mengubah pecahan menjadi desimal dan sebaliknya. Selain

itu media lain yang digunakan adalah peta konsep pecahan serta peta soal.

b) Lembar soal evaluasi

Lembar soal digunakan sebagai tes akhir dalam proses pembelajaran yang

nantinya digunakan sebagai acuan menentukan keberhasilan siswa.

c) Lembar penilaian

Lembar penilaian digunakan sebagai instrumen penyaji hasil tes siswa.

d) Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai instrumen

penyaji kinerja guru, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai

instrumen penyaji aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran yang telah direncanakan pada siklus I dengan menggunakan

model pembelajaran make a match, sesuai dengan rencana yang telah disusun

akan dilaksanakan 2 x pertemuan.

1) Pertemuan I

Pada siklus I pertemuan pertama ini dilaksanakan proses pembelajaran

konsep pecahan menggunakan model pembelajaran make a match dengan

indikator mengubah pecahan menjadi bentuk desimal dan sebaliknya.

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu

mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran, yaitu

dengan cara mengatur tempat duduk siswa. Sebelum guru memberikan materi,

guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan media gambar kartu pecahan

dan siswa menjawab nilai pecahan dalam gambar. Setelah tanya jawab

berlangsung guru mempertegas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada

pertemuan I inti pelajaran diawali dengan siswa membedakan antara pecahan

biasa, pecahan campuran, desimal dan persen pada gambar yang ditempel di

papan tulis, dilanjutkan penjelasan guru tentang cara mengubah pecahan

menjadi bentuk desimal dan sebaliknya. Agar lebih jelas guru memberikan

kesempatan siswa bertanya tentang materi yang sedang diajarkan serta

memberikan pertanyaan yang melatih siswa mengubah pecahan menjadi

bentuk desimal dan sebaliknya.

Setelah penjelasan dan tanya jawab selesai guru memberikan penjelasan

dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan tugas mencari pasangan kartu

(make a match). Siswa memulai tugas mencari pasangan kartu (make a match)

mengambil satu-satu kartu secara acak dan memberikan aba-aba bagi siswa

untuk mencari pasangan kartu yang didapatnya. Setelah ada siswa yang telah

menemukan pasangan kartunya dan waktu mencari pasangan kartu (make a

match) cukup guru memberikan aba-aba waktu habis dilanjutkan presentasi

dari siswa yang telah menemukan pasangan kartunya.

Setelah beberapa pasangan siswa selesai melakukan presentasi guru

mengumpulkan kembali kartu soal dan kartu jawaban untuk mempersiapkan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

proses mencari pasangan untuk sesi berikutnya. Sesi tugas mencari pasangan

pada pertemuan I dilaksanakan dua sesi dilanjutkan guru dan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah menyimpulkan hasil

pembelajaran, langkah selanjutnya adalah guru membagikan tes evaluasi

kepada seluruh siswa. Seluruh siswa harus mengerjakan sendiri tes yang

diberikan oleh guru. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya

serap atau hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang telah

berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut

pemberian pekerjaan rumah.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan lebih ditekankan pada

mengubah desimal menjadi bentuk pecahan. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah peta konsep

pecahan, peta soal dan media pasangan kartu soal dan kartu jawaban. Kegiatan

diawali dengan mengkondisikan kelas dan memerintahkan siswa yang ada

dimeja hanya alat tulis dan buku matematika. Sebelum guru memberikan

materi, guru memberikan apersepsi menanyakan materi lalu dan bertanya

jawab cara mengubah pecahan menjadi bentuk desimal dan sebaliknya. Setelah

tanya jawab berlangsung guru mempertegas tujuan pembelajaran dan uraian

kegiatan yang akan dilakukan.

Pada pertemuan II guru memulai inti pelajaran dengan menempelkan

peta soal di papan tulis dan siswa yang berani menjawab maju ke depan

mengambil undian dapat soal nomor berapa lalu mengambil kertas berisi

jawaban yang sudah tersedia dan ditempel di peta soal sesuai nomor soal. Guru

memberikan reward bagi siswa yang berani dan menjawab benar. Setelah

semua soal terjawab dan tanya jawab selesai, guru mendiktekan soal yang

dikerjakan secara berpasangan dan siapa yang paling cepat menjawab langsung

maju mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya guru memberikan penjelasan dan

mengarahkan siswa untuk melaksanakan tugas mencari pasangan kartu (make a

match).

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Siswa memulai tugas mencari pasangan kartu (make a match) setelah

mengambil kartu secara acak dan diberikan batas waktu untuk mencari

pasangan kartu yang didapat. Bagi siswa yang telah menemukan pasangan lalu

mengambil nomor urutan menemukan dan seterusnya hingga guru memberikan

aba-aba waktu habis. Presentasi dilakukan dari urutan pasangan yang pertama

dan seterusnya. Hal ini ditujukan untuk memotivasi siswa agar merasa senang

dan selalu berusaha mendapat urutan pertama. Guru mengumpulkan kembali

kartu soal dan kartu jawaban untuk mempersiapkan proses mencari pasangan

untuk sesi berikutnya. Sesi tugas mencari pasangan pada pertemuan II

dilaksanakan dua sesi dan dilanjutkan penyimpulan materi pembelajaran oleh

guru dan siswa.

Setelah menyimpulkan hasil pembelajaran, langkah selanjutnya adalah

guru membagikan tes evaluasi kepada seluruh siswa. Tes ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

memberikan tindak lanjut pemberian pekerjaan rumah serta pesan-pesan bagi

siswa dilanjutkan penjelasan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar

observasi siswa maupun guru dan perekaman dengan kamera foto. Dari data

observasi tersebut diperoleh gambaran tentang jalannya proses pembelajaran yang

secara garis besar sebagai berikut

1) Hasil observasi bagi siswa

Dalam observasi kegiatan siswa ada tiga aspek yang diamati, dan

masing-masing aspek mempunyai tiga kegiatan siswa yang perlu diperhatikan.

Deskriptor kegiatan siswa ini dapat dilihat pada lampiran 9 dan 18.

Berdasarkan data observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan siklus I

sebanyak 2 kali pertemuan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a) Aspek Kerjasama

(1) 7 siswa melaksanakan semua kegiatan yang didiskripsikan dalam aspek

kerjasama, yaitu diskusi dengan baik, tidak mendominasi dalam diskusi

dan membantu teman diskusi yang belum paham.

(2) Siswa yang melaksanakan dua dari tiga kegiatan jumlahnya lebih besar

dari yang melaksanakan semua kegiatan, yaitu 11 siswa. 11 siswa

tersebut diantaranya :

(a) 6 diantaranya melaksanakan diskusi dengan baik dan tidak

mendominasi dalam diskusi.

(b) Jumlah paling sedikit, yaitu 2 siswa tidak mendominasi dalam

diskusi dan membantu teman diskusi yang belum paham.

(c) Sisanya yaitu 3 siswa melaksanakan diskusi dengan baik dan

membantu teman diskusi yang belum paham.

(3) Hanya ada 3 siswa yang melaksanakan satu kegiatan dalam aspek

kerjasama. 1 siswa hanya melaksanakan diskusi dengan baik dan 2

siswa tidak mendominasi dalam diskusi.

b) Aspek Perhatian

(1) Dalam aspek perhatian terdapat 6 siswa melaksanakan tiga atau semua

kegiatan, yaitu memperhatikan penjelasan guru, kritis dalam

menghadapi permasalahan dan tidak berbuat gaduh serta mengganggu

siswa lain.

(2) 9 siswa diantaranya melaksanakan dua kegiatan dalam aspek perhatian,

9 siswa tersebut terbagi dalam tiga kelompok yang berbeda, yaitu :

(a) Terdapat 1 siswa memperhatikan penjelasan guru dan kritis dalam

menghadapi permasalahan.

(b) Paling dominan yaitu 7 siswa memperhatikan penjelasan guru dan

tidak berbuat gaduh serta mengganggu siswa lain.

(c) Yang terakhir terdapat 1 siswa kritis dalam menghadapi

permasalahan dan tidak berbuat gaduh serta mengganggu siswa

lain.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(3) Sama halnya dengan kelompok siswa yang melaksanakan semua

kegiatan, siswa yang hanya melaksanakan satu kegiatan juga 6 siswa. 1

siswa memperhatikan penjelasan guru dan 5 siswa tidak berbuat gaduh

serta mengganggu siswa lain.

c) Aspek Keaktifan

(1) Jumlah siswa yang melaksanakan semua kegiatan yang harus dicapai

dalam aspek keaktifan adalah 9 siswa. Kegiatan yang dimaksud adalah

bertanya kepada guru saat proses KBM, aktif melaksanakan perintah

guru dan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.

(2) 8 siswa melaksanakan dua dari tiga kegiatan yang didiskripsikan dalam

aspek perhatian, 8 siswa tersebut diantaranya :

(a) 1 siswa melaksanakan kegiatan bertanya kepada guru saat proses

KBM dan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.

(b) Sisanya yaitu 7 siswa aktif melaksanakan perintah guru dan

mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.

(3) Yang terakhir terdapat 4 siswa yang hanya melaksanakan satu kegiatan

yaitu mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.

Secara keseluruhan, berdasarkan data lampiran 17 yang menyatakan rata-

rata hasil pengamatan aktivitas siswa mengenai pembelajaran model make a

match pada siklus I adalah 6,25 , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran konsep pecahan dengan model

make a match dalam kategori cukup baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V pada Siklus I

No Keterangan Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1 Total Skor 128 135

2 Rata-rata Skor 6,1 6,4

3 Rata-rata Skor Siklus I 6,25

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jika Tabel 4 ditunjukkan dengan grafik akan terlihat pada

Gambar 6. Grafik 2) Hasil observasi bagi g

Berdasarkan

pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:

Rata-rata skor kinerja guru pada siklus I pertemuan kesatu yaitu 3,2 dan pada

pertemuan kedua yaitu 3,3, jadi rata

dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 136. Secara umum guru telah

melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik, antara lain guru sudah

melakukan persiapan memulai pelajaran dengan baik, membuka pelajaran

dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan

penyampaian materi pelajaran

strategi pembelajaran dan memanfaatkan media/sumber pembelajaran dengan

baik, dan guru

pembelajaran guru telah menggunakan bah

sehingga siswa tidak kesulitan menangkap pesan dari guru.

melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan tindak lanjut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru masuk dalam

kategori baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 5 berikut ini :

5.9

6

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

Pertemuan I

Fre

ku

en

siSkor Observasi Siswa Per Pertemuan

Jika Tabel 4 ditunjukkan dengan grafik akan terlihat pada gambar 6 berikut :

Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V

Hasil observasi bagi guru

Berdasarkan pada lembar observasi dan hasil rekaman proses

pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:

rata skor kinerja guru pada siklus I pertemuan kesatu yaitu 3,2 dan pada

pertemuan kedua yaitu 3,3, jadi rata-rata skor nilai pada siklus I adalah 3,25,

pada lampiran 16 halaman 136. Secara umum guru telah

melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik, antara lain guru sudah

melakukan persiapan memulai pelajaran dengan baik, membuka pelajaran

sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Penguasa

penyampaian materi pelajaran oleh guru sudah baik, guru menggunakan

strategi pembelajaran dan memanfaatkan media/sumber pembelajaran dengan

telah melakukan penilaian proses dan hasil

pembelajaran guru telah menggunakan bahas lisan maupun tulis dengan baik

sehingga siswa tidak kesulitan menangkap pesan dari guru.

melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan tindak lanjut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru masuk dalam

ri baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 5 berikut ini :

Pertemuan I Pertemuan II

Skor Observasi Siswa Per Petemuan

Skor Observasi Siswa Per Pertemuan

pada Siklus I

47

gambar 6 berikut :

Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V Siklus I

dan hasil rekaman proses

rata skor kinerja guru pada siklus I pertemuan kesatu yaitu 3,2 dan pada

rata skor nilai pada siklus I adalah 3,25,

pada lampiran 16 halaman 136. Secara umum guru telah

melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik, antara lain guru sudah

melakukan persiapan memulai pelajaran dengan baik, membuka pelajaran

. Penguasaan dan

sudah baik, guru menggunakan

strategi pembelajaran dan memanfaatkan media/sumber pembelajaran dengan

telah melakukan penilaian proses dan hasil. Sepanjang

as lisan maupun tulis dengan baik

Guru juga telah

melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan tindak lanjut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru masuk dalam

ri baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 5 berikut ini :

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5

No

1 2 Rata3 Rata-

Sedangkan grafik yang menunjukkan Tabel

berikut :

Gambar 7 : Grafik Hasil

d. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada

siswa yang nilainya masih di bawah

untuk mengubah pecahan

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain sebagai berikut:

1) Siswa sebenarnya telah memahami konsep

desimal dan sebaliknya

sehingga hasilnya masih belum tepat.

2) Siswa kurang berani dalam bertanya kepada guru

diajarkan.

3.15

3.2

3.25

3.3

3.35

Pertemuan I

Fre

ku

en

si

Skor Akhir Kinerja Guru Per Pertemuan pada

Tabel 5. Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I

Keterangan Siklus I

Pertemuan I Total Skor 23,1

Rata-rata Skor 3,2 -rata Skor Siklus I 3,25

Sedangkan grafik yang menunjukkan Tabel 5 tersebut adalah gambar 7

Gambar 7 : Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru pada S

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada

siswa yang nilainya masih di bawah KKM . Maka peneliti melanjutkan ke siklus II

pecahan menjadi bentuk persen.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan, antara lain sebagai berikut:

arnya telah memahami konsep mengubah pecahan menjadi bentuk

desimal dan sebaliknya, tetapi masih kurang teliti dalam operasi hitungnya

sehingga hasilnya masih belum tepat.

Siswa kurang berani dalam bertanya kepada guru mengenai materi yang

Pertemuan I Pertemuan II

Skor Akhir Kinerja Guru Per Pertemuan pada

Siklus I

Skor Kinerja Guru

48

iklus I

Siklus I Pertemuan II

24,5 3,3

ersebut adalah gambar 7

pada Siklus I

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada 7

. Maka peneliti melanjutkan ke siklus II

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I masih banyak ditemukan

mengubah pecahan menjadi bentuk

operasi hitungnya,

mengenai materi yang

Skor Akhir Kinerja Guru Per Pertemuan pada

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3) Pada saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban terlihat ada siswa

masih kebinggungan menentukan jawaban dari kartu yang dia pegang.

4) Suasana kelas sedikit ramai pada saat melakukan mencari pasangan kartu soal

dan kartu jawaban. Karena pembelajaran kooperatif teknik make a match

menuntut mobilitas siswa yang tinggi saat mencari pasangan, sehingga siswa

dalam mencari pasangan kartu yang dipegang dengan cara berteriak.

5) Media yang digunakan guru kurang maksimal karena tidak tersedianya fasilitas

LCD yang memungkinkan guru memberikan media audio visual yang akan

lebih bermakna dan melekat lebih lama di ingatan siswa.

Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian, maka perlu adanya

perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian dalam siklus II.

Berikut ini adalah hasil belajar materi mengubah pecahan menjadi bentuk

desimal dan sebaliknya yang diperoleh siswa kelas V setelah menggunakan model

make a match pada siklus I yang ditunjukkan pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Nilai Siklus I

No Interval Distribusi Frekuensi (fi) Relatif (%) Komulatif (%)

1. 30 - 41 2 9,5 9,5

2. 42 - 53 3 14,3 23,8

3. 54 - 65 2 9,5 33,3

4. 66 - 76 0 0 33,3

5. 77 - 87 6 28,6 61,9

6. 88 - 100 8 38,1 100

Jumlah 21 100

Jika ditunjukkan dalam bentuk grafik nilai siswa kelas V setelah tindakan

awal yaitu siklus I adalah gambar 8 sebagai berikut :

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa setelah

menunjukkan bahwa siswa

9,5%, nilai 42-53 sebanyak

9,5%, tidak ada siswa yang mendapat

atau 28,6% dan nilai

siklus I pertemuan 1

atau 61,91% yang mendapatkan nilai di atas KKM

mendapat nilai di bawah KKM

yang sudah ditentukan maka akan dilanjutkan pada siklus

Tindakan siklus

pada tanggal 29 dan 31 Maret

pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pelaksanaan tindakan sikl

dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

a match dapat meningkatkan hasil belajar konsep pecahan, tetapi masih ada

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Fre

ku

en

si

30

Gambar 8. Grafik Nilai Siklus I

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa setelah pelaksanakan siklus

menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 30-41 sebanyak

sebanyak 3 siswa atau 14,3%, nilai 54-65 sebanyak

tidak ada siswa yang mendapat nilai 66-76, nilai 77-87 sebanyak

88-100 sebanyak 8 siswa atau 38,1%. Setelah dilaksanakan

dan 2 data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada

mendapatkan nilai di atas KKM dan 7 siswa atau 38,09% yang

mendapat nilai di bawah KKM. Dengan demikian untuk mencapai target kinerja

yang sudah ditentukan maka akan dilanjutkan pada siklus II.

2. Deskripsi Tindakan Siklus II

siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali petemuan selama

dan 31 Maret 2011. Adapun tahapan-tahapan yang di lakukan

pada siklus II adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pelaksanaan tindakan sikl

dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

dapat meningkatkan hasil belajar konsep pecahan, tetapi masih ada

2

3

2

0

6

Nilai Siklus I

30-41 42-53 54-65 66-76 77-87

Interval Nilai Siklus I

50

pelaksanakan siklus I

sebanyak 2 siswa atau

sebanyak 2 siswa atau

sebanyak 6 siswa

Setelah dilaksanakan

diperoleh menunjukkan bahwa ada 14 siswa

atau 38,09% yang

untuk mencapai target kinerja

2 kali petemuan selama 1 minggu

tahapan yang di lakukan

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I

dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make

dapat meningkatkan hasil belajar konsep pecahan, tetapi masih ada

8

88-100

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

beberapa kekurangan, oleh karena itu perlu diperbaiki pada pelaksanaan

pembelajaran siklus II. Rencana tindakan siklus II meliputi :

1) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran dengan cara membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat 2 x pertemuan,

masing-masing pertemuan 3 x 35 menit. Siklus II dilaksanakan selama 2

minggu dengan indikator mengubah pecahan menjadi bentuk persen dan

sebaliknya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus kedua terdapat

dalam lampiran 3 dan 4.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Media

Media yang digunakan adalah pasangan kartu soal dan kartu jawaban

mengubah pecahan menjadi bentuk persen dan sebaliknya. Selain itu

media lain yang digunakan adalah peta konsep dan peta soal mengubah

pecahan menjadi bentuk persen dan sebaliknya.

b) Lembar soal evaluasi

Lembar evaluasi digunakan sebagai tes akhir dalam proses pembelajaran

yang nantinya digunakan sebagai acuan menentukan keberhasilan siswa.

c) Lembar penilaian

Lembar penilaian digunakan sebagai instrumen penyaji hasil tes siswa.

d) Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai

instrumen penyaji kinerja guru, sedangkan lembar observasi siswa

digunakan sebagai instrumen penyaji aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dengan menggunakan model

pembelajaran koopertaif teknik make a match dilaksanakan 2 x pertemuan.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1) Pertemuan I

Pada siklus I pertemuan pertama ini dilaksanakan proses pembelajaran

konsep pecahan menggunakan model pembelajaran make a match dengan

indikator mengubah pecahan menjadi bentuk persen dan sebaliknya.

Kegiatan diawali dengan mengkondisikan kelas yaitu merapikan

tempat duduk dan mengarahkan siswa agar yang ada di meja belajar hanya

alat tulis dan buku matematika, selain itu dimasukan dalam tas agar siswa

lebih fokus dalam pembelajaran.

Pada pertemuan I guru dan siswa memulai inti pelajaran dengan

diawali guru menunjukkan contoh bilangan persen dan bertanya jawab

dengan siswa tentang makna dari persen. Barulah guru menyampaikan

materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan

sehingga siswa termotivasi dalam menjalani pembelajaran. Setelah bertanya

jawab siswa menempelkan media peta konsep tentang mengubah pecahan

menjadi bentuk persen dan sebaliknya di papan tulis. Dilanjutkan penjelasan

guru tentang cara mengubah pecahan menjadi bentuk persen serta

sebaliknya berdasarkan media peta konsep yang ditempel.

Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang yang belum

diketahui oleh siswa serta memberikan pertanyaan yang melatih keberanian

siswa mengerjakan soal di papan tulis. Kemudian siswa ditugaskan

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara berpasangan satu meja

kemudian bersama guru menvalidkan jawaban dari soal yang telah

dikerjakan. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan tugas

mencari pasangan kartu (make a match).

Siswa memulai tugas mencari pasangan kartu (make a match) dengan

mengambil kartu soal maupun kartu jawaban secara acak dan guru

memberikan aba-aba bagi siswa untuk mencari pasangan kartu yang

dipegangnya. Bagi yang sudah menemukan pasangan mengambil nomor

urutan menemukan pasangan dan duduk sesuai urutan menemukan dari

meja depan sebelah kanan. Guru memberikan aba-aba waktu habis sebagai

tanda waktu mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban telah habis.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Siswa yang belum menemukan pasangan kartu kembali duduk dilanjutkan

presentasi dari 5 siswa tercepat yang telah menemukan pasangan kartu yang

dipegangnya.

Guru memberikan reward untuk 5 siswa yang tercepat dalam

menemukan pasangan agar meningkatkan motivasi siswa tersebut ataupun

menimbulkan antusias siswa-siswa lainnya. Setelah beberapa pasangan

siswa selesai melakukan presentasi guru mengumpulkan kembali kartu soal

dan kartu jawaban untuk mempersiapkan proses mencari pasangan untuk

sesi berikutnya. Sesi tugas mencari pasangan pada pertemuan I dilaksanakan

dua sesi dilanjutkan memberikan kesempatan siswa bertanya tentang

masalah yang ditemukan saat melakukan mencari pasangan.

Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, langkah

selanjutnya adalah guru membagikan tes individual kepada seluruh siswa.

Seluruh siswa harus mengerjakan sendiri tes yang diberikan oleh guru. Tes

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil belajar

siswa dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut mendikte soal sebelum

pulang tentang mengubah pecahan menjadi bentuk persen dan sebaliknya.

Anak yang bisa cepat dan tepat menjawab diperbolehkan pulang terlebih

dahulu.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan yaitu mengubah desimal

menjadi persen dan sebaliknya. Pertemuan II dilaksanakan 3 x 35 menit

dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Media penunjang yang

digunakan pembelajaran ini adalah peta konsep pecahan, peta soal dan

media pasangan kartu soal dan kartu jawaban. Kegiatan diawali dengan

mengkondisikan kelas dan memerintahkan siswa yang ada dimeja hanya alat

tulis dan buku matematika. Sebelum guru memberikan materi, guru

memberikan apersepsi menanyakan materi lalu dan bertanya jawab cara

mengubah pecahan menjadi bentuk persen dan sebaliknya. Setelah tanya

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

jawab berlangsung guru mempertegas tujuan pembelajaran dan uraian

kegiatan yang akan dilakukan.

Pada pertemuan II guru memulai inti pelajaran dengan menempelkan

peta soal di papan tulis. Siswa yang berani menjawab maju ke depan

mengambil undian dapat soal nomor berapa lalu mengambil kertas berisi

jawaban yang sudah tersedia dan ditempel di peta soal sesuai nomor soal.

Guru memberikan reward bagi siswa yang berani dan menjawab benar.

Setelah semua soal terjawab dan tanya jawab selesai, guru menjelaskan

materi dan memberi contoh cara mengubah desimal menjadi bentuk persen

dan sebaliknya. Guru memberikan kesempatan anak bertanya tentang yang

belum dipahami siswa. Guru mendiktekan soal yang dikerjakan secara

berpasangan dan siapa yang paling cepat menjawab langsung maju

dikerjakan di papan tulis.

Selanjutnya guru memberikan penjelasan dan mengarahkan siswa

untuk melaksanakan tugas mencari pasangan kartu (make a match). Siswa

memulai tugas mencari pasangan kartu (make a match) setelah mengambil

kartu secara acak dan diberikan aba-aba untuk mencari pasangan kartu yang

didapat. Bagi siswa yang telah menemukan pasangan lalu mengambil nomor

urutan menemukan dan seterusnya hingga guru memberikan aba-aba waktu

habis. Lima pasangan siswa tercepat berdiri di depan kelas, sedangkan

urutan selanjutnya duduk sesuai nomor urut. Presentasi dilakukan dari

urutan pasangan yang pertama sampai urutan pasangan kelima. Hal ini

ditujukan untuk memotivasi siswa agar merasa senang dan selalu berusaha

mendapat urutan pertama. Guru mengumpulkan kembali kartu soal dan

kartu jawaban untuk mempersiapkan proses mencari pasangan untuk sesi

berikutnya. Sesi tugas mencari pasangan pada pertemuan II dilaksanakan

dua sesi dan dilanjutkan penyimpulan materi pembelajaran oleh guru dan

siswa.

Kegiatan akhir setelah menyimpulkan hasil pembelajaran, langkah

selanjutnya adalah guru membagikan tes evaluasi kepada seluruh siswa. Tes

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil belajar

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

siswa dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan memberikan tindak

lanjut mendikte soal sebelum pulang. Anak yang bisa cepat dan tepat

menjawab soal diperbolehkan pulang terlebih dahulu.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar

observasi siswa maupun guru dan perekaman dengan kamera foto. Dari data

observasi tersebut diperoleh gambaran tentang jalannya proses pembelajaran yang

secara garis besar sebagai berikut :

1) Hasil observasi bagi siswa

Berdasarkan data observasi aktivitas siswa dan hasil rekaman proses

pembelajaran dalam pelaksanaan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a) Aspek Kerjasama

(1) Ada peningkatan dari siklus I menjadi 14 siswa yang melaksanakan

semua kegiatan yang di diskripsikan dalam aspek kerjasama, yaitu

diskusi dengan baik, tidak mendominasi dalam diskusi dan membantu

teman diskusi yang belum paham.

(2) Pada siklus II paling sedikit siswa telah melaksanakan dua kegiatan, 7

siswa tersebut terbagi dalam dua kelompok yang berbeda, yaitu :

(a) 6 siswa diantaranya melaksanakan diskusi dengan baik dan tidak

mendominasi dalam diskusi.

(b) hanya 1 siswa yang melaksanakan diskusi dengan baik dan

membantu teman diskusi yang belum paham.

b) Aspek Perhatian

(1) Dalam aspek perhatian terdapat 11 siswa yang melaksanakan semua

kegiatan yang diuraikan dalam aspek perhatian, yaitu memperhatikan

penjelasan guru, kritis dalam menghadapi permasalahan dan tidak

berbuat gaduh serta mengganggu siswa lain.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(2) 8 siswa melaksanakan dua dari tiga kegiatan dalam aspek perhatian, 8

siswa tersebut yaitu :

(a) 2 siswa memperhatikan penjelasan guru dan kritis dalam

menghadapi permasalahan.

(b) Paling dominan yaitu 5 siswa memperhatikan penjelasan guru dan

tidak berbuat gaduh serta mengganggu siswa lain.

(c) Sisanya hanya terdapat 1 siswa yang kritis dalam menghadapi

permasalahan dan tidak berbuat gaduh serta mengganggu siswa

lain.

(3) Terdapat 2 siswa yang hanya melaksanakan satu kegiatan yaitu tidak

berbuat gaduh serta mengganggu siswa lain.

c). Aspek Keaktifan

(1) Dalam aspek keaktifan terdapat kenaikan yang cukup baik yaitu 14

siswa dari 21 siswa telah melaksanakan semua kegiatan yang

diharapkan dalam aspek keaktifan, yaitu bertanya kepada guru saat

proses KBM, aktif melaksanakan perintah guru dan mengerjakan soal

latihan yang diberikan guru.

(2) Sisanya yaitu 7 siswa melaksanakan dua kegiatan yaitu aktif

melaksanakan perintah guru dan mengerjakan soal latihan yang

diberikan guru.

Secara keseluruhan, berdasarkan data lampiran 17 yang menyatakan rata-

rata hasil pengamatan aktivitas siswa mengenai pembelajaran model make a

match pada siklus II adalah 7,2 dan masuk dalam kategori baik. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V pada siklus II

No Keterangan Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II 1 Total Skor 142 162 2 Rata-rata Skor 6,7 7,7 3 Rata-rata Skor Siklus II 7,2

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik yang menunjukkan Tabel

Gambar 9. Grafik Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V

2) Hasil observasi bagi guru

Berdasarkan

pertemuan menunjukkan

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Data menunjukkan bahwa pada

siklus I rata-rata nilai hasil observasi terhadap guru adalah 3,25 sedangkan

siklus II rata-rata hasil observasi pada pertemuan pertama 3,5 dan pada

pertemuan kedua 3,7. Jadi rata

adalah 3,6 (sangat baik), dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 136.

umum guru telah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan

antara lain guru sudah melakukan persiapa

Guru sudah membuka

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

penyampaian materi pelajaran oleh guru

strategi pembelajaran dan

pembelajaran dengan baik.

guru sudah menerapkan pembelajaran

juga telah melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan

tindak lanjut.

6

6.5

7

7.5

8

Pertemuan I

Fre

ku

en

siSkor Observasi Siswa Per Pertemuan

yang menunjukkan Tabel 7 tersebut adalah pada gambar 9

Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V

Hasil observasi bagi guru

Berdasarkan data observasi proses pembelajaran pada siklus II

menunjukkan peningkatan terhadap kinerja guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Data menunjukkan bahwa pada

rata nilai hasil observasi terhadap guru adalah 3,25 sedangkan

rata hasil observasi pada pertemuan pertama 3,5 dan pada

pertemuan kedua 3,7. Jadi rata-rata kegiatan guru dalam pembelajaran siklus II

(sangat baik), dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 136.

umum guru telah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan

antara lain guru sudah melakukan persiapan memulai pelajaran

membuka pembelajaran dengan baik dan menyampaikan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Penguasaan dan

penyampaian materi pelajaran oleh guru sangat baik. Guru

strategi pembelajaran dan melibatkan siswa dalam penggunaan

pembelajaran dengan baik. Guru telah melakukan penilaian proses dan hasil.

guru sudah menerapkan pembelajaran make a match dengan optimal

juga telah melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan

Pertemuan I Pertemuan II

Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa Per Pertemuan

Skor Observasi Siswa Per Pertemuan

pada Siklus II

57

sebagai berikut :

Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V Siklus II

pada siklus II selama 2

peningkatan terhadap kinerja guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Data menunjukkan bahwa pada

rata nilai hasil observasi terhadap guru adalah 3,25 sedangkan

rata hasil observasi pada pertemuan pertama 3,5 dan pada

embelajaran siklus II

(sangat baik), dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 136. Secara

umum guru telah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan sangat baik,

memulai pelajaran dengan baik.

dan menyampaikan

. Penguasaan dan

Guru menggunakan

iswa dalam penggunaan media/sumber

telah melakukan penilaian proses dan hasil.

dengan optimal. Guru

juga telah melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi dan memberikan

Skor Observasi Aktivitas Belajar Siswa Per Pertemuan

Skor Observasi Siswa Per Pertemuan

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara keseluruhan, berdasarkan lampiran 16 yang menyatakan

skor kinerja guru pada siklus I

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel

Tabel 8 : Hasil

No Keterangan

1 Total Skor2 Rata3 Skor Siklus I

Grafik yang menunjukkan Tabel

Gambar 10 : Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru pada siklus I

d. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I

atau 9,52 % siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

Karena persentase siswa yang belajar tuntas telah mencapai

persentase yang diinginkan pihak peneliti, guru, maupun sekolah, yaitu

minimal 85% siswa mencapai KKM) maka siklus penelitian dihentikan.

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil evaluasi

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

Pertemuan I

Fre

ku

en

si

Skor Akhir Kinerja Guru Per Pertemuan

Secara keseluruhan, berdasarkan lampiran 16 yang menyatakan

skor kinerja guru pada siklus II adalah 3,6 dan masuk dalam kategori

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 8 berikut ini :

: Hasil Observasi Kinerja Guru pada siklus II

Keterangan Siklus II

Pertemuan I Pertemuan IITotal Skor 24,5

Rata-rata Skor 3,5 Skor Siklus II 3,6

yang menunjukkan Tabel 8 tersebut adalah pada gambar 10

: Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru pada siklus I

Dari hasil penelitian pada siklus II, maka peneliti mengulas masih ada

siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

Karena persentase siswa yang belajar tuntas telah mencapai 90,48

persentase yang diinginkan pihak peneliti, guru, maupun sekolah, yaitu

minimal 85% siswa mencapai KKM) maka siklus penelitian dihentikan.

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran konsep pecahan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil evaluasi

Pertemuan I Pertemuan II

Skor Akhir Kinerja Guru Per Pertemuan

pada Siklus II

Skor Kinerja Guru

58

Secara keseluruhan, berdasarkan lampiran 16 yang menyatakan rata-rata

dan masuk dalam kategori sangat baik.

Observasi Kinerja Guru pada siklus II

Pertemuan II

25,6 3,7

10 berikut :

: Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru pada siklus I I

, maka peneliti mengulas masih ada 2

siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

90,48% (lebih dari

persentase yang diinginkan pihak peneliti, guru, maupun sekolah, yaitu

minimal 85% siswa mencapai KKM) maka siklus penelitian dihentikan.

pembelajaran konsep pecahan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match,

secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil evaluasi

Skor Akhir Kinerja Guru Per Pertemuan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

terhadap siswa juga mengalami peningkatan, baik dari segi nilai terendah, nilai

rata-rata, maupun persentase siswa yang belajar tuntas (mencapai KKM), maka

dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan telah berhasil.

Berikut ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah menggunakan

model make a match pada siklus I yang ditunjukkan pada tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Frekuensi Data Nilai Siklus II

No Interval Distribusi Frekuensi (fi) Relatif (%) Komulatif (%)

1. 55 –62 1 4,8 4,8

2. 63 – 70 4 19 23,8

3. 71 – 78 3 14,3 38,1

4. 79 – 86 4 19 57,1

5. 87 – 94 3 14,3 71,4

6. 95 –102 6 28,6 100

Jumlah 21 100

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa setelah pelaksanakan siklus II

menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 55-62 sebanyak 1 siswa atau

4,8%, nilai 63-70 sebanyak 4 siswa atau 19%, nilai 71-78 sebanyak 3 siswa atau

14,3%, nilai 79-86 sebanyak 4 siswa atau 19%, nilai 87-94 sebanyak 3 siswa atau

14,3%, dan nilai 95-102 sebanyak 6 siswa atau 28,6%. Setelah dilaksanakan

siklus II pertemuan I dan II data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 19 siswa

atau 90,48% yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 2 siswa atau 9,52% yang

mendapat nilai di bawah KKM. Dengan demikian target kinerja yang sudah

ditentukan telah tercapai dan siklus dihentikan.

Jika ditunjukkan dalam grafik nilai siswa setelah tindakan awal yaitu siklus

II adalah gambar 11 sebagai berikut :

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil pengolahan data sebelum tindakan yang terdapat dalam

lampiran 5 dan siklus I

perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan

siklus I, yaitu seperti pada ta

Tabel 10. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Dilaksanakan Tindakan Siklus I

Keterangan

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata Nilai

Ketuntasan (%)

Dari tabel 10 maka dapat dilihat pada grafik

0

1

2

3

4

5

6

Fre

ku

en

si

55

Gambar 11. Grafik Nilai Siklus II

Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil pengolahan data sebelum tindakan yang terdapat dalam

siklus I yang terdapat dalam lampiran 6, maka dapat dibuat

perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan

siklus I, yaitu seperti pada tabel 10 sebagai berikut:

Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I

Keterangan Kondisi

Tes Awal Tes Siklus I

Nilai Terendah 10

Nilai Tertinggi 90

rata Nilai 52,86

Ketuntasan (%) 42,86%

maka dapat dilihat pada grafik gambar 12 sebagai berikut:

1

5

4

5

2

4

Nilai Siklus II

55-62 63-70 71-78 79-86 87-94 95-102

Interval Nilai Siklus II

60

Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan hasil pengolahan data sebelum tindakan yang terdapat dalam

maka dapat dibuat

perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan

Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Tes Siklus I

30

100

76,19

61,91%

sebagai berikut:

102

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 12. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Dilaksanakan Tindakan Siklus I

Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus I

dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik

19,05% dengan nilai

belajar tuntas pada siklus I se

42,86% siswa mencapai KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada

saat tes awal adalah

tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal

100. Untuk nilai rata

dilaksanakannya tindakan siklus I naik menjadi

Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II terdapat dalam lampiran

diadakan penilaian pad

belajar baik dari nilai terendah, nilai tertinggi, rata

Peningkatan hasil belajar siswa

tindakan siklus I, dan setelah

match dapat dibuat perbandingan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata-

Fre

ku

en

si

Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Dilaksanakan Tindakan Siklus I

Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus I

dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik

% dengan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM), siswa yang

belajar tuntas pada siklus I sebesar 61,91%, yang semula pada tes awal hanya

% siswa mencapai KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada

saat tes awal adalah 10 dan pada siklus I naik menjadi 30. Sedangkan nilai

tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 90 dan siklus I naik menjadi

. Untuk nilai rata-rata kelas yang pada saat tes awal sebesar

dilaksanakannya tindakan siklus I naik menjadi 76,19.

Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II terdapat dalam lampiran

diadakan penilaian pada siklus II, dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil

belajar baik dari nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata dan ketuntasan klasikal.

hasil belajar siswa dan ketuntasan klasikal sebelum tindakan, setelah

tindakan siklus I, dan setelah diadakan tindakan siklus II melalui model

dapat dibuat perbandingan yang disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:

-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Ketuntasan (%)

61

Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah

Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa pada tes siklus I

dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang belajar tuntas naik

kriteria ketuntasan minimal (KKM), siswa yang

%, yang semula pada tes awal hanya

% siswa mencapai KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada

. Sedangkan nilai

siklus I naik menjadi

rata kelas yang pada saat tes awal sebesar 52,86 setelah

Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II terdapat dalam lampiran 7. Setelah

dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil

rata dan ketuntasan klasikal.

sebelum tindakan, setelah

melalui model make a

sebagai berikut:

Ketuntasan (%)

Tes Awal

Tes Siklus I

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 11. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II

Keterangan

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata Nilai

Ketuntasan (%)

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat pada gambar

Gambar 13. Grafik perbandingan

dari T Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Nilai terendah yang dipero

menjadi 30 kemudian meningk

2) Nilai tertinggi yan

siklus II sama yaitu 100.

Perbandingan n

dengan model make a match

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Fre

ku

en

si

Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II

Tes Awal Tes Siklus I

10 30

90 100

52,86 76,19

42,86% 61,91%

di atas dapat dilihat pada gambar 13 diagram sebagai ber

Grafik perbandingan Nilai Tertinggi, dan Nilai TerendahTes Awal, setelah Siklus I, dan setelah Siklus II

Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 10,

kemudian meningkat pada tes siklus II menjadi 55.

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 90, pada siklus I dan

siklus II sama yaitu 100.

nilai rata-rata kelas hasil belajar konsep bilangan

make a match dapat dilihat pada gambar 14 berikut ini :

Nilai Tertinggi Nilai Terendah

62

Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan

Tes Siklus II

55

100

82,14

90,48%

diagram sebagai berikut:

Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah iklus II .

pada tes siklus I

pada siklus I dan

bilangan pecahan

dapat dilihat pada gambar 14 berikut ini :

Tes Awal

Tes Siklus I

Tes Siklus II

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 14. Nilai Rata

Siklus II

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata

awal adalah sebesar

lagi pada siklus II menjadi

Persentase klasikal peningkatan nilai

dengan model make a match

Gambar 15. Peningkatan Nilai Hasil Belajar Konsep Pecahan Siswa Kelas V pada Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.

52.86

0

20

40

60

80

100

Sebelum Tindakan

Fre

ku

en

siPerbandingan Nilai Rata

42.86

0

20

40

60

80

100

Sebelum Tindakan

Fre

ku

en

si

Ketuntasan Klasikal

Rata-rata Kelas dari Sebelum Tindakan, Sikl

Siklus II

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas

awal adalah sebesar 52,86; pada tes siklus I naik menjadi 76,19

lagi pada siklus II menjadi 82,14.

Persentase klasikal peningkatan nilai hasil belajar konsep bilangan

make a match dapat dilihat pada gambar 15 berikut ini :

Peningkatan Nilai Hasil Belajar Konsep Pecahan Siswa Kelas V pada Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.

52.86

76.19 82.14

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata

Perbandingan Nilai Rata-rata Sebelum

Tindakan, Siklus I dan Siklus II

42.86

61.91

90.48

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Ketuntasan Klasikal (%)

Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I,

dan Siklus II

63

rata Kelas dari Sebelum Tindakan, Siklus I dan

rata kelas pada tes

76,19, kemudian naik

bilangan pecahan

berikut ini :

Peningkatan Nilai Hasil Belajar Konsep Pecahan Siswa Kelas V

Sebelum Tindakan, Siklus I,

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari tabel 11 dan gambar 15 di atas dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan

klasikal selalu mengalami peningkatan dari sebelum tindakan sampai siklus II.

Pada sebelum tindakan nilai ketuntasan klasikal hanya 42,86 %. Pada siklus I nilai

ketuntasan klasikal meningkat menjadi 61,91 %. Pada siklus II meningkat lagi

hingga menjadi 90,48 %. Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan siklus II

sudah mencapai bahkan melebihi indikator kinerja yaitu 85% dari seluruh siswa

nilainya mencapai KKM, maka siklus dihentikan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dapat

dinyatakan bahwa pembelajaran matematika pada materi konsep pecahan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Weru 01, baik hasil belajar

kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

1. Perkembangan afektif adalah perkembangan keaktifan siswa seperti menerima,

menjawab atau reaksi. Peningkatan hasil belajar afektif siswa hasil penelitian

antara lain:

a. Siswa lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu aktif

bertanya maupun aktif menjawab pertanyaan guru.

b. Perhatian, minat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika

khususnya pada materi konsep pecahan meningkat.

c. Siswa berani menuliskan jawaban pertanyaan di papan tulis.

d. Kerja sama dalam pelaksanaan mencari pasangan dengan temannya lebih

meningkat.

e. Siswa memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan sungguh-

sungguh.

2. Perkembangan psikomotor adalah keterampilan teknik, fisik, sosial, dan

intelektual. Peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa hasil penelitian antara

lain :

a. Semua siswa merapikan diri dan menyiapkan buku pelajaran dengan tertib

dan rapi sebelum pembelajaran di mulai.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru

maupun untuk bertanya.

c. Siswa dapat menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh oleh guru.

d. Siswa dapat berkomunikasi dengan guru dengan baik.

e. Siswa dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan baik.

f. Siswa berlaku sopan, ramah, dan hormat kepada guru selama proses

pembelajaran berlangsung.

3. Perkembangan kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis, dan evaluasi/penilaian. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa hasil

penelitian antara lain :

a. Data nilai matematika materi konsep pecahan sebelum tindakan (nilai awal)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tes awal siswa, diperoleh

nilai rata-rata siswa adalah 52,86, dimana hasil tersebut masih jauh dari nilai

yang diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 67.

Sedangkan besarnya persentase siswa yang belajar tuntas hanya sebesar

42,86%, sedangkan 57,14% lainnya masih belum belajar tuntas, pihak sekolah

menginginkan minimal 85% siswa dapat mencapai KKM. Nilai terendah pada

tes awal (sebelum dilaksanakannya tindakan) adalah sebesar 10, sedangkan

nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90. Berdasarkan hasil analisis tes

awal tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian tindakan kelas

untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi konsep bilangan

pecahan melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika

materi konsep bilangan pecahan.

b. Data nilai matematika siswa setelah siklus I

Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran materi konsep bilangan pecahan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

dengan indikator mengubah bilangan pecahan menjadi bentuk desimal dan

sebaliknya. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya oleh guru kelas dan peneliti.

Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri dari

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan kegiatan penutup. Setelah proses

pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Hasil perolehan nilai siswa pada siklus I terdapat dalam lampiran 6.

Setelah dilaksanakan siklus I data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 14

siswa atau 61,91% yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 7 siswa atau

38,09% yang mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata kelas menunjukkan

peningkatan dari 52,86 pada saat tes awal, setelah dilaksanakannya tindakan

siklus I naik menjadi 76,19. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes siklus

I yaitu 30 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 100.

c. Data nilai siswa pada siklus II

Setelah dilakukan analisa mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus

I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang terjadi

pada siklus I lebih diminimalisir. Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran

matematika materi konsep pecahan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dengan indikator mengubah pecahan menjadi

persen dan mengubah desimal menjadi bentuk persen dan sebaliknya. Proses

pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya oleh guru kelas dan peneliti. Kegiatan pembelajaran terdiri

dari kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi,

konfirmasi, dan kegiatan penutup.

Setelah proses pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi yang

bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II terdapat

dalam lampiran 7. Setelah dilaksanakan siklus II data yang diperoleh

menunjukkan bahwa ada 19 siswa atau 90,48% yang mendapatkan nilai di atas

KKM dan 2 siswa atau 9,52% yang mendapat nilai di bawah KKM. Rata-rata

kelas menunjukkan peningkatan dari 52,86 pada saat tes awal, setelah

dilaksanakannya tindakan siklus I naik menjadi 76,19 dan setelah tindakan

siklus II naik menjadi 82,14. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes

siklus II yaitu 55 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

100. Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan siklus II sudah mencapai

bahkan melebihi indikator kinerja yaitu 85% dari seluruh siswa nilainya

mencapai KKM, maka siklus dihentikan.

Dari hasil analisis data perkembangan hasil belajar siswa pada siklus II

dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa tuntas naik 28,57% dibanding

siklus I sedangkan dibanding sebelum tindakan naik 47,62%. Siswa yang semula

pada tes awal hanya terdapat 42,86% yang tuntas belajar pada siklus II menjadi

sebesar 90,48%, yang mencapai batas tuntas dan pada siklus I sebesar 61,91%.

Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 10 dan pada

siklus I menjadi 30 serta pada siklus ke II mengalami kenaikan menjadi 55. Untuk

nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 90 pada tes awal naik menjadi 100 di siklus I

kemudian pada siklus ke II tetap 100. Dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal

sebesar 52,86 pada siklus I naik menjadi 76,19 dan siklus ke II naik menjadi 82,14

nilai tersebut sudah berada di atas nilai rata-rata yang diinginkan dari pihak guru,

peneliti dan kepala sekolah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar konsep

bilangan pecahan pada siswa kelas V SDN Weru 01, Kecamatan Weru, Kabupaten

Sukoharjo dapat meningkat yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar kognitif.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas, dan ketuntasan hasil belajar dari

sebelum diadakan penelitian hingga siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian juga dilaporkan adanya peningkatan kegiatan guru

dan siswa dalam pembelajaran konsep pecahan dengan model make a match . Berikut

ini merupakan tabel hasil observasi peningkatan kegiatan guru dan siswa melalui

observasi yaitu tabel 12 :

Tabel 12. Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa

Aspek

Kegiatan

Guru Siswa

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

Skor rata-rata 3,25 3,6 6,25 7,2

Kategori Baik Sangat Baik Cukup Baik

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar yang menunjukkan tabel 12 t

Gambar 16. Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Sisw

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Hasil Observasi

Guru

Fre

ku

en

si

Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa

yang menunjukkan tabel 12 tersebut di atas yaitu gambar 16

Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Sisw

Hasil Observasi Hasil Observasi

Siswa

Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa

68

yaitu gambar 16 sebagai berikut :

Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa

Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa

Siklus I

Siklus II

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus selama 4

kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran make a match dalam

pembelajaran materi konsep pecahan pada siswa kelas V SDN Weru 01,

kecamatan Weru, kabupaten Sukoharjo, Tahun Pelajaran 2011/2012, maka dapat

disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran make a match dapat

meningkatkan hasil belajar konsep pecahan pada siswa kelas V SDN Weru 01,

kecamatan Weru, kabupaten Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari adanya

peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada pra siklus hanya sebesar 52,86 , pada

siklus I meningkat menjadi 76,19 , kemudian naik lagi pada siklus II naik menjadi

82,14. Sedangkan siswa yang belajar tuntas (nilai mencapai KKM 70) pada pra

siklus sebesar 42,86%, setelah dilaksanakan tindakan siklus I naik menjadi

61,91%, pada siklus II naik menjadi 90,48%. Peningkatan juga terlihat dari hasil

observasi guru dan siswa. Skor rata-rata hasil observasi guru pada siklus I 3,25

meningkat menjadi 3,6, sedangkan skor rata-rata hasil observasi siswa dari 6,25

pada siklus I meningkat menjadi 7,2 pada siklus II.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran make a match dalam

pembelajaran materi konsep pecahan. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus.

Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 1 dan 14

April 2010. Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal

22 dan 28 April 2010. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: (1) mengubah

pecahan menjadi bentuk desimal dan sebaliknya, (2) mengubah pecahan menjadi

bentuk persen dan sebaliknya, (3) mengubah desimal menjadi bentuk persen dan

sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi

teoretis dan implikasi praktis hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoretis dari penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran make a match dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam pelajaran konsep pecahan.

Penerapan model pembelajaran make a match dapat menciptakan pembelajaran

yang berpusat pada siswa, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran

make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam

pembelajaran matematika materi konsep pecahan.

Penerapan model pembelajaran make a match ini dapat dijadikan

masukan bagi para guru sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan proses

dan hasil belajar para siswanya. Dengan menerapkan model pembelajaran

make a match, siswa akan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,

pembelajaran juga akan lebih menyenangkan bagi para siswa. Sehingga hasil

belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran make

a match.

Penerapan model pembelajaran make a match juga harus didukung

dengan penggunaan media atau alat peraga yang tepat, sehingga dapat

membantu kelancaran proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh

karena itu, kreativitas dan keaktifan guru sangat diperlukan guna mengatasi

beberapa kendala atau hambatan tersebut. Sehingga diharapkan hasil belajar

siswa akan lebih meningkat.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 4 kali pertemuan yang

terbagi dalam 2 siklus, maka ada beberapa saran dari peneliti, yaitu sebagai

berikut:

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

1. Bagi Guru

Guru hendaknya memilih model pembelajaran yang dapat membuat

siswa lebih aktif dan menyenangkan mengikuti proses pembelajaran, salah satu

alternatifnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

teknik make a match. Guru hendaknya juga lebih sering memberikan rewards

yang berupa pujian atau penguatan-penguatan kepada siswa, sehingga siswa

lebih terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Para siswa hendaknya selalu rajin belajar dan selalu aktif mengikuti

proses pembelajaran. Khususnya pembelajaran konsep pecahan ini, para siswa

harus selalu termotivasi mengikuti petunjuk-petunjuk guru sehingga lebih cepat

memahami konsep pecahan.

3. Bagi Sekolah

Sekolah sebaiknya menyediakan alat peraga berbasis IT yang sesuai

dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat memudahkan guru dalam

penyampaian materi dan memberdayakan sumber daya manusia yang dimiliki

oleh guru. Siswa akan lebih termotivasi dalam belajar jika mereka dapat

mendengar dan melihat langsung tentang suatu konsep yang dikemas menarik

oleh guru sehingga lebih tertanam di pikiran siswa dan pembelajaran lebih

bermakna bagi siswa. Selain itu perbaikan proses pembelajaran guru dengan

menggunakan model pembelajaran dapat membantu meningkatkan mutu

pendidikan.