perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... · menggunakan media modul dengan...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... · menggunakan media modul dengan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN
MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI
KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM
KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER
GENAP SMAN 1 WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
VINA SETYAWINATA
K 3306038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN
MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI
KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM
KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER
GENAP SMAN 1 WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh :
VINA SETYAWINATA
K 3306038
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si.
NIP. 19721023 199802 2 001
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Ashadi
NIP. 19510102 197501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 29 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang (Tanda Tangan)
Ketua : Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si. _____________
Sekretaris : Drs. H. Sugiharto, Apt., M.S. _____________
Anggota I : Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. _____________
Anggota II : Prof. Dr. H. Ashadi. _____________
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Vina Setyawinata, STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli, 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan pengaruh
penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media
modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan sistem koloid, (2) perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi
dan kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan sistem koloid, (3) interaksi antara pembelajaran kimia dengan
metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan sistem koloid.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial
2x2. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1
Wonogiri. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random
sampling dari 3 kelas yang ada diambil dua kelas yaitu kelas XI RSBI-2 sebagai
kelas eksperimen 1 dan XI RSBI-3 sebagai kelas eksperimen 2. Teknik
pengumpulan data dengan metode tes dan angket. Teknik analisis data dengan
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) prestasi belajar kognitif pada
penggunaan metode pembelajaran TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan
metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul pada
pokok bahasan sistem koloid. Prestasi belajar kognitif metode TAI dengan media
Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada metode TAI dengan media modul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan Fobs = 5,049 yang melampaui harga Ftabel = 4,000. Tetapi tidak ada
perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
menggunakan media modul dengan metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dengan media Macromedia Flash Max pada prestasi afektif
siswa dengan Fobs = 0,207 yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000, (2) prestasi
belajar kognitif pada siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih
tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada pokok
bahasan sistem koloid. Siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi
mencapai prestasi kognitif yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai
kemampuan memori rendah dengan Fobs = 8,810 yang melampaui harga Ftabel =
4,000. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh siswa yang mempunyai kemampuan
memori rendah maupun tinggi pada prestasi afektif dengan Fobs = 0,353 yang tidak
melampaui harga Ftabel = 4,000, (3) tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia
dengan metode TAI menggunakan media modul dan TAI menggunakan media
Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar pada pokok bahasan sistem koloid. Untuk prestasi belajar kognitif
ditunjukkan dengan hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 2,736 lebih
kecil dari F tabel = 4,000, sedangkan untuk prestasi belajar afektif ditunjukkan oleh
hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 0,045 lebih kecil dari F tabel =
4,000.
Kata Kunci : TAI (Teams Assisted Individualization), Modul, Macromedia Flash Max, Koloid, Kimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Vina Setyawinata. A COMPARATIVE STUDY ON THE USE OF MODULE
MEDIA WITH MACROMEDIA FLASH MAX IN TAI (TEAMS ASSISTED
INDIVIDUALIZATION) METHOD EVALUATED FROM MEMORY
CAPABILITY TOWARD STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN
SUBJECT MATTER COLLOIDAL SYSTEM OF STUDENTS CLASS XI
SEMESTER GENAP OF SMA NEGERI 1 WONOGIRI IN EDUCATION
YEAR 2009 / 2010. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of
Sebelas Maret University. July, 2010.
This aim of the research are to know: (1) the difference influence by using
TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media
with using TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with
Macromedia Flash Max toward students learning achievement in subject matter
colloidal system, (2) the difference influence on high memory capability with low
memory capability of students toward students learning achievement in subject
matter colloidal system, (3) the interaction between the chemistry learning with
TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media
and TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with Macromedia
Flash Max with memory capability of students toward learning achievement in
subject matter colloidal system.
This study was conducted by using the experimental method with 2 x 2
factorial design. The sample population of this research were the students of grade
XI SMA Negeri 1 Wonogiri. The sampling technique used cluster random
sampling in which two classes were taken from 3 classes: XI RSBI-2 as the
experimental class 1 and XI RSBI-3 as the experimental class 2. Techniques of
collecting data used were test method and questionnaire. Technique of analysis
data used a two-way variance analysis with different cells.
The results of research show : (1) cognitive learning achievement by
using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with Macromedia Flash
Max more higher than TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
module media in subject matter colloidal system. Cognitive learning achievement
of TAI (Teams Assisted Individualization) method with Macromedia Flash Max
higher than TAI (Teams Assisted Individualization) method with module media
with Fstatistic= 5,049 which axceed from Ftable= 4,000. But there is no difference
influence by using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with the
module media with using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with
Macromedia Flash Max on affective learning achievement with Fstatistic= 0,207
which not axceed from Ftable= 4,000, (2) cognitive learning achievement to
students which have high memory capability more higher than students which
have low memory capability in subject matter colloidal system. Students which
have high memory capability reach cognitive learning achievement higher than
students which have low memory capability with Fstatistic= 8,810 which axceed
from Ftable= 4,000. But there is no difference influence from students which have
high with low memory capability on affective learning achievement with Fstatistic=
0,353 which not axceed from Ftable= 4,000, (3) There is no interaction between the
chemistry learning with TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped
with the module media and (Teams Assisted Individualization) method equipped
with Macromedia Flash Max with memory capability of students toward students
learning achievement in subject matter colloidal system. The difference cognitive
learning achievement is indicated by anava calculation that value FAB treatment
=2,736 lower than FAB critic = 4,000, the afective learning achievement is indicated
by anava calculation that value FAB treatment =0,045 lower than FAB critic = 4,000.
Keyword : TAI (Teams Assisted Individualization), Module, Macromedia Flash Max, Colloid, Chemistry.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
sudah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain
(Q.S. Al Insyirah : 6-7)
Manusia berusaha dan Allah-lah yang menentukan
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini teruntuk :
Mewujudkan harapan Ibu dan Bapakku yang senantiasa memberikan
semua yang terbaik
Suamiku tercinta yang senantiasa memberikan semangat
Kakakku yang senantiasa memberikan fasilitasnya
Malaikat kecilku
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak
rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,
dan pengarahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penyusunan skripsi.
2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah
menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang
telah memberikan pengarahan dan izin penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing II yang telah pula memberikan
bimbingan dan pengarahan, sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Sri Yamtinah, S.Pd., M.Pd. selaku penasehat akademik atas bimbingan dan
nasehat selama ini.
7. Bapak Drs. Mulyadi, M.T. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wonogiri yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan kita.
Surakarta, Juli 2010
Penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
1. Studi Komparasi ............................................................................... 8
2. Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 8
3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) . 17
4. Media Pembelajaran ......................................................................... 16
5. Kemampuan Memori ....................................................................... 24
6. Prestasi Belajar ................................................................................. 27
7. Sistem Koloid ................................................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 42
C. Hipotesis .............................................................................................. 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 47
1. Tempat Penelitian ...................................................................... 47
2. Waktu Penelitian ........................................................................ 47
B. Metode Penelitian ................................................................................ 47
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 48
1. Populasi ...................................................................................... 48
2. Sampel ........................................................................................ 48
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 48
1. Variabel Bebas ........................................................................... 48
2. Variabel Terikat ......................................................................... 49
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 50
1. Teknik Pengumpuan Data .......................................................... 50
2. Instrumen ................................................................................... 52
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 62
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 62
2. Uji Hipotesis .............................................................................. 64
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 70
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 70
1. Kemampuan Memori Siswa ....................................................... 70
2. Prestasi Kognitif Materi Sistem Koloid ..................................... 73
3. Prestasi Afektif Materi Sistem Koloid ....................................... 77
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 80
1. Uji Keseimbangan (Uji t Dua Pihak) ......................................... 80
2. Uji Normalitas ............................................................................ 80
3. Uji Homogenitas ........................................................................ 82
C. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................... 83
1. Hasil Analisis Variansi .............................................................. 83
2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ......................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis ................................................. 86
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 88
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 96
A. Kesimpulan .......................................................................................... 96
B. Implikasi .............................................................................................. 97
C. Saran .................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99
LAMPIRAN ..................................................................................................... 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi ......................................... 32
Tabel 2. Klasifikasi Koloid .............................................................................. 33
Tabel 3. Perbandingan Sifat Sol hidrofil dengan Sol Hidrofob ....................... 38
Tabel 4. Rancangan Penelitian ......................................................................... 47
Tabel 5. Skor Penilaian Afektif ....................................................................... 53
Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Kognitif .................... 55
Tabel 7. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Kognitif ........ 56
Tabel 8. Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 57
Tabel 9. Hasil Uji Coba Taraf Kesukaran Instrumen Soal Penilaian Kognitif 58
Tabel 10. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Afektif .................... 59
Tabel 11. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Afektif ........ 61
Tabel 12. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ........................ 65
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan
Metode TAI dengan Media Modul .................................................. 71
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan
Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ...................... 72
Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori
Siswa dengan Metode TAI dengan media modul dan TAI dengan
Media Macromedia Flash Max ....................................................... 73
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
Metode TAI dengan Media Modul .................................................. 74
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ...................... 75
Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif
Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan
Media Macromedia Flash Max ....................................................... 76
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Modul ............................................................... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Macromedia Flash Max ................................... 78
Tabel 21. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa
dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media
Macromedia Flash Max .................................................................. 79
Tabel 22. Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif
Siswa ............................................................................................... 80
Tabel 23. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Afektif Siswa ....................... 81
Tabel 24. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Memori Siswa ............... 81
Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas .................................................. 82
Tabel 26. Rataan dan Jumlah Rataan Selisih Nilai Kognitif ........................... 83
Tabel 27. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Aspek Kognitif ................................................................................ 83
Tabel 28. Rataan dan Jumlah Rataan Nilai Afektif ......................................... 84
Tabel 29. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Aspek Afektif .................................................................................. 84
Tabel 30. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa ..................................... 84
Tabel 31. Rangkuman Komparasi Ganda Selisih Nilai Prestasi Kognitif ....... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Efek Tyndall .................................................................................. 34
Gambar 2. Gerak Brown ................................................................................. 34
Gambar 3. Sel Elektroforesis .......................................................................... 35
Gambar 4. Adsorpsi Sol Fe(OH)3 dan sol As2S3 ............................................ 35
Gambar 5. Pembentukan Delta Di Muara Sungai ........................................... 36
Gambar 6. Proses Dialisis ............................................................................... 37
Gambar 7. Pembuatan Koloid ......................................................................... 39
Gambar 8. Pembuatan Sol Logam dengan Busur Bredig ............................... 41
Gambar 9. Paradigma Penelitian ..................................................................... 45
Gambar 10.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode
TAI Dengan Media Modul ........................................................... 71
Gambar 11.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Macromedia Flash Max ................................ 72
Gambar 12.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia
Flash Max ..................................................................................... 73
Gambar 13.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Modul ............................................................ 74
Gambar 14.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Macromedia Flash Max ................................ 75
Gambar 15.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia
Flash Max ..................................................................................... 76
Gambar 16.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul .................................................................... 77
Gambar 17.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Macromedia Flash Max ........................................ 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 18.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia
Flash Max ..................................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ...................................................................................... 102
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 103
Lampiran 3. Indikator Kognitif ..................................................................... 111
Lampiran 4. Instrumen Kognitif ................................................................... 112
Lampiran 5. Indikator Afektif ....................................................................... 123
Lampiran 6. Instrumen Afektif ..................................................................... 124
Lampiran 7. Instrumen Kemampuan Memori .............................................. 126
Lampiran 8. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat
kesukaran Kemampuan Kognitif .............................................. 128
Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif .......................... 131
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Memori................................ 134
Lampiran 11. Data Induk Penelitian ............................................................... 135
Lampiran 12. Perhitungan Kategori Kemampuan Memori ............................ 136
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memori .............................. 137
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif................. 139
Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif .............................. 141
Lampiran 16. Uji Keseimbangan (Uji t) ......................................................... 143
Lampiran 17. Uji Normalitas .......................................................................... 145
Lampiran 18. Uji Homogenitas....................................................................... 167
Lampiran 19. Anava Dua Jalan Prestasi Kognitif ........................................... 174
Lampiran 20. Anava Dua Jalan Prestasi Afektif ............................................. 178
Lampiran 21. Uji Lanjut Prasyarat Anava ...................................................... 182
Lampiran 22. Daftar Nama ............................................................................. 184
Lampiran 23. Pembagian Kelompok .............................................................. 186
Lampiran 24. Daftar Nilai Sistem Koloid Tahun Lalu ................................... 188
Lampiran 25. Media Macromedia Flash Max ................................................ 189
Lampiran 26. Media Modul ............................................................................ 193
Lampiran 27. Dokumentasi ............................................................................. 224
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa, maka diharapkan para guru kimia dapat memberi motivasi
dan mengajarkan materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, membuat
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anggapan yang keliru selama
ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA akan
hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru
harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya dan
pemanfaatan media pembelajaran sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Metode mengajar yang baik adalah
metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana
dan prasarana yang tersedia serta tujuan pengajarannya.
Metode mengajar adalah cara menyajikan materi pelajaran guna mencapai
tujuan belajar. Metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan
situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran
proses belajar dan tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hal
tersebut guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode pembelajaran
yang tepat, efisien, serta efektif sesuai dengan materi yang diajarkan.
SMA Negeri 1 Wonogiri merupakan bagian pendidikan pada umumnya.
Dalam kegiatan belajar mengajarnya guru masih menggunakan metode ceramah
(metode konvensional). Hal ini menyebabkan siswa tidak aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung, akibatnya prestasi belajar siswa dari tahun ke tahun
tidak mengalami peningkatan. Salah satu penerapan metode ceramah adalah pada
materi pokok Sistem Koloid yang diajarkan pada siswa kelas XI RSBI IPA
semester genap. Materi Sistem Koloid ini merupakan materi yang berdiri sendiri
artinya tidak berhubungan dengan materi-materi sebelumnya. Sehingga siswa
cenderung membutuhkan daya hafalan dan pemahaman yang baik. Walaupun
pada kelas XI RSBI IPA ini telah mempunyai fasilitas yang cukup memadai dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
beberapa menggunakan media microsoft powerpoint tetapi penyampaian materi
masih menggunakan metode konvensional dan hanya memakai 25 % bahasa
Inggris.
Kekurangberhasilan pembelajaran sistem koloid pada SMA Negeri 1
Wonogiri dapat terlihat pada prestasi belajar siswa kelas XI RSBI tahun ajaran
lalu yaitu 2008/2009. Pada tahun ajaran lalu siswa yang belum berhasil
melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih tergolong banyak. Karena
keterbatasan peneliti dalam hal pengumpulan data, untuk nilai sistem koloid tahun
ajaran lalu tidak terdata secara lengkap dan data tersebut diwakili oleh nilai
sistem koloid satu kelas yaitu kelas XI RSBI-2 tahun ajaran 2008/2009 yaitu
sebesar 15,52 % siswa yang belum tuntas terlampir pada lampiran 24.
Untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa pada SMA Negeri
1 Wonogiri, dapat menggunakan metode pembelajaran yang bertujuan
meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
belajar. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan adalah metode
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar
mengajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dibuat
heterogen dalam hal prestasi belajar, jenis kelamin, budaya, dan tingkat sosio-
ekonomi. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab individu
sekaligus kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling
ketergantungan positif dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan
bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh.
Metode TAI (Teams Assisted Individualization) merupakan metode
pembelajaran secara kelompok dimana ada seorang asisten yang membantu secara
individual. Seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang
bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu
kelompoknya. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan
mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi
lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Metode TAI akan
memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu
tanpa mengorbankan aspek kooperatif.
Dalam proses belajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari faktor
internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:239-240)
“Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa
(faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal)”. Intelegensi
merupakan salah satu faktor internal yang banyak diakui oleh ahli dan masyarakat
sebagai faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Thurston dalam Dewa Ketut Sukardi (2003:18) menuturkan, “Intelegensi terdiri
dari tujuh kecakapan primer yaitu kemampuan menggunakan bahasa, kefasihan
kata-kata, kecakapan menghitung, kemampuan orientasi ruang, kemampuan
memori, kemampuan mengamati dengan cermat dan tepat dan kemampuan
berpikir logis”. Salah satu komponen intelegensi yang perlu diperhatikan sebagai
penyebab keberhasilan belajar adalah kemampuan memori.
Menurut Agus Sujanto (2004:41), “Memori atau ingatan ialah suatu daya
jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pengertian-
pengertian atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”. Kemampuan memori
sangat dibutuhkan seseorang di dalam kehidupannya, terutama dalam kegiatan
belajar. Segala macam belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak
dapat mengingat sesuatu mengenai pengalamannya. Tanpa ingatan tidak akan
terjadi proses belajar pada diri seseorang, bahkan tidak dapat melakukan
percakapan yang sederhana sekalipun. Siswa yang memiliki kemampuan memori
tinggi dimungkinkan lebih berhasil dalam proses belajar bila dibandingkan
dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.
Materi pokok Sistem Koloid membutuhkan pemahaman yang lebih karena
materi ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan bersifat informatif yang
memerlukan siswa berdiskusi dengan siswa lainnya untuk memudahkan dalam
pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu diharapkan dengan model pembelajaran
kooperatif yaitu metode TAI (Teams Assisted Individualization) yang
memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman-temannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Pada metode TAI
siswa akan berdiskusi dengan teman-teman satu kelompoknya untuk membahas
materi yang diajarkan. Media diskusi yang digunakan pada penelitian ini adalah
media modul dan animasi Macromedia Flash Max. Pada penggunaan metode
pembelajaran TAI dapat dilengkapi dengan pemanfaatan media modul dan
Macromedia Flash Max. Pemanfaatan media ini juga dapat mengatasi kebosanan
siswa yang mendapatkan materi sistem koloid melalui metode ceramah saja.
Modul kimia merupakan paket belajar mandiri yang dirancang dan direncanakan
secara sistematisyang meliputi serangkaian pengalaman belajar guna membantu
siswa untuk mencapai tujuan belajar kimia. Modul kimia dirancang untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu
maupun tenaga untuk mencapai tujuan yang optimal. Macromedia Flash Max
merupakan program aplikasi yang menyajikan gambar yang lebih jelas karena
terlihat nyata dan bergerak. Macromedia Flash Max dirancang untuk
meningkatkan minat siswa karena menarik dan tidak membosankan. Porsi atau
peranan guru dalam penggunaan media ini lebih banyak dibandingkan dengan
modul.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya
pembaharuan yaitu mengubah model pembelajaran konvensional yang selama ini
digunakan dengan model pembelajaran kooperatif dan menentukan media yang
sesuai untuk materi Sistem Koloid. Pada penelitian ini akan dicoba untuk
mengembangkan model pembelajaran kooperatif metode TAI berbantuan modul
dan metode TAI berbantuan animasi Macromedia Flash Max ditinjau dari
kemampuan memori siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas XI RSBI IPA
semester genap.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan pada materi Sistem Koloid sebagai berikut :
1. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max sesuai untuk materi
sistem koloid?
3. apakah terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang diberi pelajaran
menggunakan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi
media modul dan Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar pada
materi sistem koloid?
4. apakah prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran dengan metode TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
lebih tinggi dari metode TAI (Teams Assisted Individualization)
menggunakan media modul?
5. apakah ada pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar pada
materi sistem koloid dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max?
6. adakah interaksi antara pembelajaran metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max
dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dan pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan
jelas, maka penelitian ini membatasi masalah pada :
1. model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max.
2. materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada
pelajaran kimia kelas XI RSBI IPA semester genap pada materi sistem koloid.
3. siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RSBI IPA
SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010.
4. prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa materi Sistem Koloid yang
meliputi ranah kognitif dan afektif dengan memperhatikan kemampuan
memori siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI
RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?
2. apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dengan
kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri
1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?
3. apakah terdapat interaksi antara metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dan TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max dengan
kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri
tahun ajaran 2009/2010?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui :
1. perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI
RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran
2009/2010.
2. perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori
rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem
koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun
pelajaran 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. interaksi antara metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi
media modul dan TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media
Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester
genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi yang didasarkan pada teori yang sudah ada pada
bidang pendidikan, terutama mengenai teori pembelajaran dengan TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max
yang ditinjau dari kemampuan memori terhadap pencapaian prestasi belajar
materi sistem koloid.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan pada guru khususnya di SMA Negeri 1 Wonogiri
dalam mengembangkan suatu metode pembelajaran kooperatif dan media
dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
b. Sebagai bahan pemikiran bagi pendidik untuk melakukan penelitian
metode pembelajaran kooperatif berbantuan media lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Studi Komparasi
Studi komparasi berasal dari dua kata yaitu studi dan komparasi.
a. Studi
Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya kajian; telaah;
penelitian; penyelidikan ilmiah (Depdikbud, 1997:965). Dalam skripsi ini studi
berarti penelitian.
b. Komparasi
Komparasi berasal dari bahasa inggris “comparation”, yang artinya
perbandingan (Depdikbud, 1997:516). Menurut Van Dalen dalam Suharsimi
Arikunto (1997:246) “Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau
tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.
Jadi studi komparasi merupakan suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu hal
yang akan dibandingkan, dimana dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah
proses belajar mengajar, kemampuan memori, prestasi belajar kognitif dan
prestasi belajar afektif siswa yang diberi metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Jadi “Pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu
antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang
dalam kelompok mencapai tujuan yang telah ditentukan” (Isjoni, 2007:6). Dalam
pembelajaran kooperatif siswa dikelompokkan secara heterogen dengan
memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosio ekonomi, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemampuan akademis (Anita Lie, 2007:41). Selanjutnya Slavin (2008:10)
menjelaskan bahwa “Pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak
ditemukan dalam pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban
individu, dan kesempatan sukses yang sama”. Dalam kegiatan belajar individual
cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan
sekitarnya.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada lima unsur dasar yang dapat membedakannya yaitu :
1) Positive interdependence Yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama
atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang
merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
2) Interaction face to face Yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.
Tidak ada penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi
dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa.
3) Adanya tanggung jawab pribadi Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok membuat siswa termotivasi untuk membantu temannya karena
tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota
kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
4) Membutuhkan keluwesan Yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan
kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
5) Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah Tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran
kooperatif adalah siswa belajar ketrampilan bekerja sama dan
berhubungan.
(Isjoni, 2007: 41-43)
Menurut Anita Lie (2007:31) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap
anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar pikiran atau
informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai
seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota harus
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain
juga dapat berhasil.
2) Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan prosedur penilaian dibuat menurut prosedur cooperative learning, setiap
siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya.
3) Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja.
Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil
masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
4) Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
barbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap
siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu
kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kooperatif,
yaitu:
1) Prestasi akademik
Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.
Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, juga dapat
memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar
belakang dan kondisi untuk bekerja sama dan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan dengan penghargaan bersama siswa akan belajar saling
menghargai.
3) Pengembangan ketrampilan sosial
Ketrampilan sosial akan mengajarkan siswa bekerja sama dan kolaborasi
dimana ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat.
(Isjoni, 2007:27-28)
Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus
dilakukan serta diperbaiki antara lain :
1) STAD (Student Teams Achievement Division); 2) TGT (Teams Games Tournament); 3) Jigsaw; 4) CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition); 5) TAI (Teams Assisted Individualization).
(Slavin, 2008:11)
Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari
yaitu:
1) Group Investigation; 2) Learning Together; 3) Complex Instruction;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Structural Dyadic methods (Slavin, 2008:24-25)
Menurut Slavin (1995: 9-10), metode kooperatif mempunyai kelebihan-
kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu:
1) meningkatkan kemampuan siswa;
2) meningkatkan rasa percaya diri:
3) menumbuhkan keinginan untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan;
4) memperbaiki hubungan antar kelompok.
Di samping itu ada juga kelemahannya, yaitu:
1) memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;
2) bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk.
Keberhasilan dari proses belajar kooperatif berdasar lima prinsip, yaitu:
1) Adanya sumbangan dari ketua kelompok
Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan
pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah
seorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang
lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan,
mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada
ketua kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan oleh
anggota yang lain.
2) Keheterogenan kelompok
Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok
yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun
tingkat kecerdasan.
4) Ketergantungan pribadi yang positif
Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu sama
lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu
karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya sendiri
terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.
5) Otonomi kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama
kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan
dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok maka
mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.
Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu
sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan
mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa
dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa
dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini
akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir
untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilannya. Berdasarkan uraian tentang metode pembelajaran kooperatif di
atas, metode TAI yang paling sesuai dengan mewakili langkah-langkah
pembelajaran kooperatif. Hal ini dikarenakan metode TAI memiliki lima prinsip
yang mendasar dari pembelajaran kooperatif.
3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode pembelajaran
yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran TAI
(Teams Assisted Individualization). TAI adalah suatu metode pembelajaran yang
dikemukakan oleh Slavin. “Teams Assisted Individualization” dapat diartikan
sebagai kelompok yang dibantu secara individual. Metode TAI ini merupakan
metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih
mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa
lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik
hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik
cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
didiknya.
Pada pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu
anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan
lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Slavin (2008,195-200) secara umum TAI terdiri dari delapan komponen
utama, yaitu:
1) Kelompok / tim
Kelompok dalam pembelajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
mewakili bagiannya dari kelas dalam menjalankan aktivitas akademik. Fungsi
utama dari tim adalah membentuk semua tim agar mengingat materi yang telah
diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam persiapan
mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini
biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah
yang ada, membandingkan soal yang ada, dan mengoreksi beberapa miskonsepsi
jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami
kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai asisten atau
anggota lain yang lebih tahu.
2) Tes pengelompokan
Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pembelajaran. Hasil dari
tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan poin yang mereka
peroleh.
3) Materi kurikulum
Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat
pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan
masalah untuk penguasaan materi.
4) Kelompok belajar
Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa
dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar
kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada
anggota lainnya atau asisten yang telah ditunjuk, kalau belum paham baru
meminta penjelasan dari guru.
5) Penilaian dan pengakuan tim
Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai
berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan atau
sejenisnya jika dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Mengajar kelompok
Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan
kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru
mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual maupun
kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa sangat
diutamakan pada pembelajaran TAI.
7) Lembar kerja
Pada setiap sub konsep materi pokok diberikan lembar kerja secara
individual untuk mengetahui pemahaman bahan atau materi dapat berupa
ringkasan materi yang dipelajari dirumah kemudian pertemuan selanjutnya
dikerjakan.
8) Mengajar seluruh kelas
Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru
menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang
belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir
pembelajaran diberikan kesimpulan dari materi.
Metode pembelajaran kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)
dalam pelaksanaannya terbagi menjadi:
a. Pengelompokan
Dalam proses pengelompokkan didasarkan pada prestasi belajar
sebelumnya, dalam hal ini hasil pretes materi yang akan diajarkan.
b. Tahap Penyajian Materi Pelajaran
Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas.
Pada penyajian materi pelajaran ini dilakukan melalui :
1) Pengajaran kelompok
Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu
kelompok, maka kelompok tersebut dapat meminta guru untuk menjelaskan
materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok lain yang sudah
paham dapat melanjutkan pekerjaannya.
2) Pengajaran seluruh kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru
menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam pembelajaran.
Keaktifan siswa sangat diharapkan melalui pengajaran ini.
c. Kegiatan Kelompok
Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu
mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada buku mereka.
Mereka bekerja sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara
bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan secara mandiri,
kemudian saling mencocokkan dengan teman sekelompoknya. Paket soal yang
terdapat di lembar kerja diberikan menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari
soal yang mudah dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan
materi, dari materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal
selesai dikerjakan maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk mengukur
keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberi nilai oleh guru.
Dari uraian di atas dapat dilihat kelebihan TAI yaitu:
1) Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga
tercipta semangat dalam sistem kompetisi.
2) Lebih menekankan kerja sama kelompok.
3) Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan
guru dalam penanganannya.
Disamping kelebihan di atas, metode TAI juga mempunyai kekurangan
yaitu :
1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah.
2) Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama
sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak
mempelajarinya dan hanya bergantung kepada teman satu kelompoknya.
3) Seorang asisten belum tentu siswa yang benar-benar paling pintar dalam
satu kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
”Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
”medium” yang berarti perantara atau pengantar” (Arief S. Sadiman, 1996: 6).
Sehubungan dengan pendidikan, pengertian media tidak terlepas dari
kegiatan belajar mengajar. Gagne (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6)
berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat menyajikan pesan serta merangsangnya untuk belajar. Menurut
Briggs (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6) media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan
Oemar Hamalik (1989: 12) berpendapat bahwa media pendidikan adalah alat,
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
Dari berbagai pendapat tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar berlangsung
secara efektif.
Menurut Oemar Hamalik (1989: 36-37), media pendidikan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan (Suplementasi materials), berupa
bahan seperti : buku, Hand Out, majalah, koran, buletin, folder, pamflet,
dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini lebih lanjut mengutamakan kegiatan
pada pembaca atau penggunaan simbol kata-kata dan visual.
2) Alat-alat audiovisual, yang tergolong kategori ini antara lain :
a) Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti : papan tulis, papan tempel,
papan panel, diagram, poster, kartun dan gambar.
b) Media pendidikantiga dimensi, seperti : model, benda asli, benda
tiruan, drama, boneka, topeng, globe, peta, pameran dan museum
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Media pendidikan yang menggunakan teknik, seperti : slide, stripe,
film rekaman, televisi, laboratorium, perkakas otoinstruktif, ruang
kelas otomatis, sistem linier komunikasi dan komputer.
3) Sumber-sumber masyarakat. Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah,
dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagainya.
4) Kumpulan benda-benda (material collection). Berupa benda-benda atau
barang-barang yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari
seperti potongan sendok, daun, benih, bibit, bahan kimia dan sebagainya.
Secara umum, media pendidikan mempunyai kegnaan-kegunaan sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya :
a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau
model.
b) Ojyek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar dsb.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse.
d) Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, foto.
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pendidikan berfungsi :
a) Menimbulkan kegairahan belajar.
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
(Arief S. Sadiman, 1996: 16-17)
b. Modul
Menurut Goldscmid and Goldscmid dalam Vembrianto (1985:35),
pengertian modul adalah sebagai berikut ”A self contained, independent unit of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
analysis planed series of learning activities designed to help the student
accomplish certain well-defined objectived”. Artinya kurang lebih adalah sebuah
paket program pengajaran yang berdiri sendiri yang terdiri dari serangkaian
kegiatan belajar mengajar secara berurutan yang dirumuskan untuk membantu
anak didik dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.
Sedang menurut buku Pedoman Penyusunan Modul dalam buku
Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi
(E. Mulyasa, 2003:98) yang dimaksud dengan Modul adalah suatu unit program
belajar mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan 1) tujuan-tujuan
instruksional umum 2) topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar dan
mengajar 3) tujuan-tujuan instruksional khusus 4) pokok-pokok materi yang akan
dipelajari dan diajarkan 5) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program
yang lebih luas 6) peranan guru dalam proses belajar mengajar 7) alat dan sumber
belajar yang akan dipakai 8) kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan dan
dihayati oleh murid secara berurutan 9) lembaran-lembaran kerja yang akan
dilaksanakan selama berlangsungnya proses ini 10) program evaluasi yang akan
dilaksanakan selama proses belajar mengajar.
Modul diberikan dengan tujuan: 1) memberi motivasi siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran 2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang
menurut irama kecepatan masing-masing 3) melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar 4) siswa lebih banyak dapat pertolongan guru secara
individual 5) siswa dapat menerapkan belajarnya dalam situasi kehidupan yang
nyata 6) siswa memperoleh informasi berulang-ulang tentang kemajuan belajar
yang telah dicapai 7) guru memperoleh petunjuk mengenai metode-metode belajar
yang efisien.
Tugas utama guru kimia adalah dalam sistem modul adalah
mengorganisasikan dan mengatur proses pembelajaran dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :
1) Persiapan, yaitu menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif;
2) Pelaksanaan, yaitu proses interaksi antara guru dan siswa, yang diwujudkan
siswa belajar sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuannya, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru membantu siswa yang kesulitan memahami isi modul atau pelaksanaan
tugas;
3) Evaluasi, yaitu berupa pelaksanaan penelitian terhadap setiap peserta didik
sampai dengan penentuan siswa yang telah mencapai taraf belajar tuntas.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa modul kimia
dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah,
baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
Dengan sistem modul, siswa dapat mengikuti pembelajaran kimia lebih banyak
mendapat kesempatan untuk belajar kimia secara mandiri, membaca uraian, dan
petunjuk dari lembar kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, serta
melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dalam kaitan ini siswa dapat
maju sesuai dengan irama dan kemampuan masing-masing siswa yang mengikuti
alur pembelajaran kimia dan lebih banyak waktu untuk berinteraksi baik secara
individu maupun secara kelompok.
Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas
suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pelajaran dengan
modul akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara
masing-masing karena setiap siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk
memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang dan kebiasaan masing-
masing.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan materi tertentu yang disusun secara
sistematis dan terdiri atas berbagai komponen.
c. Media Komputer
Pada saat ini bahan pelajaran kimia yang merupakan salah satu sumber
belajar telah dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya bahan cetak (buku teks,
modul, majalah atau jurnal ilmiah), rekaman audio visual, software komputer dan
lain-lain. Software komputer masih belum banyak digunakan sebagai penyampai
pesan dari guru ke siswa, padahal media ini cukup efektif karena dapat diprogram
sesuai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Percival dan Ellington (1988:137) mendefinisikan komputer sebagai alat
yang dapat menerima informasi, diterapkan untuk prosedur pemrosesan informasi
dan memberikan hasil informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh
pemakai. Komputer sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia
pendidikan, komputer telah digunakan dalam beberapa bidang. Komputer
elektronik yang sangat modern digunakan dalam dunia pendidikan disebut
komputer digital (digital computer).
Penggunaan komputer dalam media pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Komputer sebagai kalkulator super
Komputer digunakan untuk membuat perhitungan sehari-hari misalnya untuk
menghitung kemiringan (slope) grafik, uji statistik, mengolah hasil
eksperimen dan lain-lain.
2) Komputer untuk mengajar komputer dan memprogram komputer
Dalam kurikulum pendidikan dimasukkan pelajaran program komputer. Siswa
diajar bagaimana mempelajari, menggunakan dan menyusun program
komputer.
3) Komputer dalam proses belajar mengajar
Dalam pendidikan komputer digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran. Komputer mampu memberikan kontribusi yang penting bagi
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yakni dalam bentuk pembelajaran
dengan bantuan komputer (Computer Assisted Learning, disingkat CAL).
Ada dua model penggunaannya, yakni:
a) Sebagai Tutor Pengganti (Subtitute Tutor)
Dalam fungsinya sebagai tutor pengganti, siswa dapat berinteraksi
langsung dengan komputer yang telah diprogramkan, secara khusus untuk
menjawab berbagai pertanyaan siswa, yang timbul dari berbagai
pertanyaan yang telah disediakan. Kemudian komputer akan menanyakan
berbagai pertanyaan tambahan atau menyediakan informasi tambahan ,
sebelum meminta siswa mengulangi jawaban sekali lagi (Percival dan
Ellingtor, 1988:137-144).
b) Sebagai Laboratorium Simulasi (Simulated Laboratory)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada mode laboratorium simulasi, komputer menyediakan kemudahan
bagi siswa yang hendak melaksanakan eksperimen berdasarkan sistem
mode yang telah diprogramkan. Komputer bukan semata-mata sebagai alat
instruksional tetapi merupakan sumber belajar (Oemar Hamalik, 1989:71-
73).
4) Komputer dalam bidang administrasi atau manajemen
Dalam bidang administrasi, komputer digunakan sebagai perencanaan waktu
maupun pengawasan anggaran. Komputer digunakan pula untuk manajemen
dan proses belajar mengajar yang disebut sebagai komputer pengelola belajar
(Computer Managed Learning atau CML). CML sifatnya lebih kepada
pendorong (supportive) atau supervisi, meringankan beban guru atau pelatih
terhadap berbagai tanggung jawab yang membosankan, tanggung jawab
manajerial yang memakan waktu agar memungkinkan bagi mereka untuk
dapat belajar lebih lama dan menemukan berbagai kebutuhan khusus dari
siswa.
5) Penggunaan komputer sebagai pusat data (Data-base)
Komputer diprogram untuk menyimpan data atau sebagai bank data.
Penggunaan komputer sebagai penyimpan informasi telah sangat meluas.
Bank data elektronik memungkinkan untuk digunakan jarak jauh apabila
menggunakan terminal komputer jarak jauh (remote computer terminal) yang
dihubungkan ke pusat komputer dengan jaringan telepon umum (Percival dan
Ellington, 1988:146).
d. Media Komputer Interaktif dan Presentasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “in-ter-ak-tif” mempunyai
arti bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Interaktif berarti hubungan
timbal balik, bukan hanya satu arah. Media komputer interaktif adalah suatu
software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke
pengguna dan menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer interaktif
dapat langsung menerima respon balikan dari siswa yang berbentuk jawaban dan
langsung dianalisis oleh komputer sehingga menghasilkan jawaban komputer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berbeda dari siswa satu dengan yang lain sesuai jawaban yang diberikan
siswa.
Sedangkan kata “pre-sen-ta-si “ mempunyai arti menyajikan;
mengemukakan (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Presentasi
berarti menyajikan informasi materi pelajaran. Media komputer presentasi adalah
suatu software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke
pengguna tanpa menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer
presentasi tidak menerima respon balikan dari siswa.
Media komputer interaktif dan presentasi pada penelitian ini dibuat
menggunakan program Macromedia Flash Max. Macromedia Flash Max
memberikan desain kemampuan membuat animasi web dengan mudah dan
nonteknis. Animasi berbasis vektor Flash lebih cepat, cantik dan berukuran jauh
lebih kecil daripada film animasi yang lain, serta animasi Flash dapat dengan
mudah dibawa kemana-mana, dimasukkan ke CD, dilampirkan di email,
dikirimkan ke orang lain yang tidak memiliki player/plugin Flash sekalipun.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash).
Sebagai media pembelajaran, Macromedia Flash Max mempunyai
beberapa kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihannya antara lain:
a. gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak, sehingga
siswa dapat melihatnya sambil mencatat.
b. memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa.
c. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas.
d. mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan,
karena disertai dengan bunyi/suara/lagu.
e. dalam penyampaian di kelas, lebih menghemat tenaga dan waktu karena dapat
dipakai berulang-ulang.
f. dapat menyajikan tampilan contoh-contoh gambar/foto secara nyata dan
menarik.
g. sepenuhnya dibawah kontrol guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kelemahannya antara lain:
a. memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik untuk mengajar
menggunakan Macromedia Flash Max.
b. membutuhkan perangkat pendukung yang lain, seperti komputer/laptop dan
LCD.
c. pembuatan tampilan yang sedikit rumit cenderung membuat guru enggan
untuk membuatnya.
5. Kemampuan Memori
a. Pengertian dan Proses Memori
Menurut Agus Sujanto (2004:41) ”Memori atau ingatan ialah suatu daya
jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pernyataan-
pernyataan atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”.
Kemampuan memori memegang hubungan yang penting kaitannya
dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Gupta
(2008:381-386), ”Dengan mengandalkan besarnya pertemuan dalam pembelajaran
akan meningkatkan prestasi belajar siswa, didorong oleh faktor lain yang saling
berhubungan seperti kesadaran siswa, memori/ingatan, motivasi dan pengertian
serta kemampuan menjelaskan apa yang kita pikir untuk orang lain”.
Proses memori menurut Atkinson, et al (1991:478-479) ”Ada tiga tahap
memori meliputi : penyandian (encoding), penyimpanan (storage), dan
pengambilan (retriveal)”.
1) Tahap penyandian, merupakan tahap transformasi masukan fisik yang
bersesuaian dengan ucapan namanya menjadi sandi (kode) yang diterima
memori.
2) Tahap penyimpanan, tahap menyimpan kode yang diterima dalam memori
selama waktu tertentu.
3) Tahap pengambilan, tahap pengingatan kemabli sebuah kode dari tahap
penyimpanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tipe Memori
Ada empat tipe memori menurut Atkinson et al (1991:480-481) yaitu
memori jangka pendek, memori jangka panjang, memori eksplisit, dan memori
implisit.
1) Memori jangka pendek, memori yang mengharuskan kita menyimpan
materi selama beberapa detik.
2) Memori jangka panjang, memori yang mengharuskan kita menyimpan
materi untuk interval waktu yang lebih panjang, dari beberapa menit
sampai tahunan.
3) Memori eksplisit, memori yang diingat secara sadar akan pengalaman di
masa lalu.
4) Memori implisit, mencakup memori untuk kecakapan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori
Menurut Agus Sujanto (2004:41) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi memori, diantaranya sebagai berikut:
1) Sesuatu yang mempunyai makna akan lebih mudah diingat daripada yang
tidak bermakna.
2) Lama interval, yaitu jarak waktu antara memasukkan informasi sampai
ditimbulkannya kembali informasi itu. Semakin lama interval akan
semakin berkurang kemampuan memori seseorang.
3) Isi interval, yaitu aktivitas-aktivitas yang mengisi interval. Jika
mempelajari suatu materi kemudian mempelajari materi lain, maka materi-
materi itu akan saling mengganggu dalam proses memori.
4) Situasi seseorang, istirahat akan memperkuat daya retensi.
5) Perulangan, makin sering informasi diulang akan makin baik diingat.
6) Emosi dapat memberikan blocking dalam mengeluarkan kembali
informasi yang telah dimasukkan dalam memori.
7) Keadaan jiwa (kemauan dan perasaan).
8) Umur.
d. Metode Pengukuran Kemampuan Memori
Pengukuran memori atau ingatan seseorang dapat dilakukan melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
beberapa metode, yaitu:
1) Metode Dengan Melihat Waktu Belajar
Metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat
berapa lama waktu yang diperlukan oleh subyek untuk dapat menguasai materi
yang dipelajari dengan baik; misalnya dapat menimbulkan kembali materi
tersebut tanpa kesalahan.
2) Metode Mempelajari Kembali
Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana subyek disuruh
mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria
tertentu seperti pada saat mempelajari materi tersebut yang pertama kali.
3) Metode Mengingat Kembali
Metode ini menggunakan cara pengingatan kembali. Subyek disuruh
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Misal ujian yang berbentuk
essay.
4) Metode Asosiasi Berpasangan
Dalam metode ini subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-
pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat, dalam evaluasi
salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subyek disuruh
menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannya. Dalam penelitian ini
untuk mengukur kemampuan memori siswa digunakan metode asosiasi
berpasangan, karena instrumennya lebih sederhana dan menarik.
e. Meningkatkan Kemampuan Memori
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan memori seperti
yang dijelaskan dalam bukunya Atkinson et al (1991:528-535).
1) Penguraian dan Penyandian
Meningkatkan kemampuan memori dapat dilakukan dengan
menguraikan maknanya. Semakin banyak hubungan makna yang dibentuk
diantara butir-butir fakta, semakin besar pula kemungkinan kita mengingatnya.
2) Organisasi
Mengorganisasikan kata-kata dengan menggunakan pohon hierarkis
dapat meningkatkan kemampuan memori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Melatih Pengingatan
Cara lain untuk meningkatkan kemampuan memori adalah melatihnya,
artinya bertanya pada diri sendiri tentang apa yang akan dipelajari.
4) Metoda PQRST
Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mempelajari dan mengingat materi yang dipresentasikan dalam sebuah buku.
Metoda PQRST memiliki lima tahap yaitu: preview (peninjauan), question
(pertanyaan), read (membaca), self-recitation (menceritakan kembali untuk diri
sendiri), dan test (ujian). Metoda ini mengandalkan tiga prinsip dasar yaitu:
mengorganisasikan, menguraikan dan melatih pengingatan materi.
7. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam dunia pendidikan proses pendidikan di sekolah yaitu kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling penting. Dapat dikatakan
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik. Untuk
mengetahui seberapa jauh atau pengetahuan siswa terhadap suatu pelajaran maka
dilakukan penilaian. Dalam proses pendidikan penilaian memegang peranan
penting, karena dengan penilaian yang disajikan dalam bentuk angka-angka dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan prestasi belajar siswa.
Nana Sudjana (1996:22) mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Pendapat ini dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa baik yang berbentuk kognitif, afektif,
maupun psikomotor setelah melakukan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan
sebagai hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang
berupa nilai atau angka.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belaiar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu baik dari dalam
diri siswa maupun luar diri siswa. Secara garis besar Ngalim Purwanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(1990:102) menyebutkan, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah
faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan meliputi
lingkungan alam dan sosial, sedang faktor instrumental meliputi kurikulum,
bahan ajar, guru, model pembelajaran, sarana dan prasarana, serta administrasi.
2) Faktor Internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah
faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik meliputi fisik individu yang belajar seperti
kelelahan, kesehatan, cacat tubuh dan lain-lain, sedang faktor psikologis meliputi
bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
intelegensi (kecerdasan). Menurut Thurston dalam Syamsu Yusuf (2004:107) ada
tujuh kemampuan primer dalam intelegensi, yaitu: kemampuan berbahasa,
mengingat, berpikir logis, tilikan ruang, bilangan, menggunakan kata-kata,
mengamati dengan cepat dan cermat.
c. Kegunaan Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting yang diperlukan
siswa sebagai tolak ukur penilaian keberhasilan dalam kegiatan belajarnya.
Berkaitan dengan prestasi belajar, Cronbach dalam bukunya Tabrani Rusyan A.
(1990: 4) mengemukakan bahwa:
Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada ahli dan
versinya masing-masing, namun diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Sebagai umpan balik bagi pendidikan dalam mengajar 2) Untuk keperluan diagnotis 3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan 4) Untuk keperluan seleksi 5) Untuk keperluan penempatan dan penjurusan 6) Untuk menentukan isi kurikulum 7) Untuk menentukan kebijakan sekolah
Kegunaan prestasi tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan mengetahui
prestasi belajar siswa, guru dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Misalnya apabila dalam pencapaian prestasi tidak mencapai target yang
direncanakan, perlu adanya pengayaan dalam materi yang disampaikan oleh guru
sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan.
Selain itu juga prestasi dapat memberikan informasi kepada guru untuk
melakukan bimbingan dan penyuluhan.
8. Sistem Koloid
a. Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-
sifat yang khas yang berbeda dari larutan ataupun suspensi. Keadaan koloid bukan
ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair maupun gas, dapat dibuat
dalam keadaan koloid. Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat
dengan hidup dan kehidupan sehari-hari. Cairan tubuh seperti darah, adalah sistem
koloid; bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid; cat,
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem
koloid.
Ketika kita mencampurkan dua zat atau lebih zat, maka partikel-partikel
zat yang kita campurkan akan menyebar atau mendistribusikan diri di dalam
campuran. Penyebaran atau distribusi partikel-partikel zat dalam campuran
dinamakan dengan dispersi. Sementara itu system kimia yang terdiri dari gas atau
zat cair (sebagai medium) dan partikel-partikel terdispersi di dalamnya dinamakan
sistem dispersi. Contoh sistem dispersi adalah larutan gula dalam air. Dalam hal
ini, gula merupakan zat yang terdispersi, sedangkan air merupakan medium
pendispersinya.
b. Pengertian Larutan, Koloid, dan Suspensi
1) Larutan
Larutan diartikan sebagai campuran dari dua atau lebih zat. Zat yang
terdapat dalam jumlah zat terbesar biasanya dinamakan pelarut, dan zat yang
terdapat dalam jumlah terkecil dinamakan zat terlarut. Pelarut dapat berupa gas,
cairan, atau padatan. Pelarut yang paling umum adalah air dalam bentuk cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Suatu larutan dengan air sebagai pelarut dinamakan larutan aqueous. Sementara
itu, zat terlarut dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Air berkarbonat merupakan
contoh zat terlarut gas (karbon dioksida) yang terlarut dalam pelarut cair (air) dan
air gula merupakan contoh zat terlarut padat (gula) yang terlarut dalam pelarut
cair (air). Beberapa logam dapat larut dalam logam lain, yang membentuk larutan
padat yang dikenal dengan alloy. Campuran gas-gas seperti atmosfer, seringkali
dianggap sebagai larutan.
Larutan merupakan sistem dispersi yang partikel-partikel zat terdispersi dan
partikel-partikel medium pendispersinya tidak lagi dapat dibedakan, meskipun
dengan menggunakan mikroskop ultra. Selain itu, partikel-partikel zat terdispersi
dalam larutan sangat kecildan relatif sama dengan ukuran partikel-partikelmedium
pendispersi, sehingga tidak mungkin dipisahkan dari partikel-partikel
pendispersinya dengan penyaringan (filtrasi). Sebagai contoh, ketika gula
dilarutkan ke dalam air, maka akan terbentuk larutan gula yang jernih, sehingga
kita sukar membedakan gula dan air dalam larutan tersebut dengan menggunakan
metode filtrasi. Hal ini karena ukuran partikel-partikel gula dalam larutan tersebut
sangat kecil, yaitu sekitar 10-7 cm.
2) Suspensi
Suspensi merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel
terdispersi yang relatif besar dan tersebar merata di dalam medium
pendispersinya. Pada dasarnya, partikel-partikel terdispersi dan partikel-partikel
pendispersi dalam suspensi dapat dibedakan dengan mudah. Hal ini karena
partikel-partikel tersebut dapat diamati dengan menggunakan mikroskop biasa
atau dengan menggunakan mata telanjang. Salah satu contoh suspensi dari air
kapur. Air kapur ini dihasilkan ketika kapur dilarutkan di dalam air. Air kapur
berwarna putih karena kapur tidak larut atau tidak dapat larut di dalam air.
Dalam suatu suspensi, partikel-partikel zat padat tidak memisah seluruhnya.
Akan tetapi partikel-partikel tersebut berada dalam kelompok-kelompok yang
cukup besar untuk dapat dilihat. Jika kelompok-kelompok partikel tersebut cukup
berat, maka partikel-partikel tersebut tenggelam ke bawah dan membentuk suatu
endapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil
dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut
medium pendispersi. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersi tersebu
dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Istilah koloid ini diambil dari kata bahasa
Yunani kolla, yang berarti “lem”. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli
kimia Inggris, Thomas Graham (1805-1869). Graham menggunakan istilah koloid
berdasarkan penelitiannya tentang difusi. Menurutnya, zat-zat seperti kanji,
gelatin, getah, dan albuminyang sukar mengalami difusi. Sekarang ini, istilah
koloid digunakan untuk menyatakan semua sistemdispersi yang partikel-
partikelnya mempunyai ukuran (diameter) antara 1 nm sampai 100 nm. Jadi,
sistem koloid merupakan campuran zat yang di dalamnya terdapat partikel-
partikel berukuran koloid yang tersebar merata.
Untuk mengetahui perbedaan umum sifat larutan, koloid, dan suspensi
terdapat pada tabel 1.
c. Klasifikasi Sistem Koloid
Pada dasarnya, koloid banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa contoh koloid adalah susu, santan, es krim, asap, roti, kue, agar-agar,
dan lain-lain.
Kita tahu bahwa koloid terdiri dari fase terdispersi dan fase pendispersi.
Berdasarkan hal ini, maka koloid dapat dibedakan menjadi 8 macam koloid. Dri
kedelapan klasifikasi koloid ini terbagi menjadi kelompok besar yaitu aerosol,
buih, sol dan emulsi. Untuk aerosol, zat pendispersinya adalah gas, dan untuk buih
dan emulsi, zat pendispersinya adalah cair, sedangkan untuk sol, zat
pendispersinya adalah padat. Untuk lebih jelas mengetahui klasifikasi koloid
dapat dilihat pada tabel 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1 perbedaan larutan, koloid, dan suspensi
Larutan (Dispersi molekuler)
Koloid (Dispersi koloid)
Suspensi (Dispersi kasar)
Contoh : larutan gula dalam air
Contoh : campuran susu dengan air
Contoh : campuran tepung terigu dengan air
1) Homogen, tidak
dapat dibedakan
walaupun
menggunakan
mikroskop ultra
2) Semua partikel
berdimensi
(panjang, lebar, atau
tebal) kurang dari 1
nm
3) Satu fase
4) Stabil
5) Tidak dapat
disaring
1) Secara makroskopis
bersifat homogen
tetapi heterogen jika
diamati dengan
mikroskop ultra
2) Partikel berdimensi
antara 1 nm sampai
100 nm
3) Dua fase
4) Pada umumnya
stabil
5) Tidak dapat disaring
kecuali dengan
penyaring ultra
1) Heterogen
2) Salah satu atau
semua dimensi
partikelnya lebih
besar dari 100 nm
3) Dua fase
4) Tidak Stabil
5) Dapat disaring
susu Larutan kimia air sungai
( Purba, 2002 : 146 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 2 Klasifikasi koloid
d. Sifat-sifat koloid
Pada dasarnya, sistem koloid mempunyai beberapa sifat khusus, yang
membedakannya dengan sistem dispersi lainnya.
1) Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel
koloid dalam lintasannya. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan
koloid dengan larutan sejati. Hal ini karena larutan-larutan tidak dapat
menghamburkan cahaya atau tidak mengalami efek Tyndall seperti koloid.
Sementara itu, partikel-partikel koloid yang relatif lebih besar dari partikel larutan
akan menghamburkan cahaya ke segala arah. Lintasan cahaya yang mengalami
efek Tyndall terlihat jelas. Sebagai contoh, ketika seberkas cahaya masuk ke
ruangan gelap berdebu melalui suatu celah, maka lintasan cahaya tersebut akan
terlihat jelas (cahaya mengalami efek Tyndall oleh partikel-partikel debu). Contoh
lain yaitu cahaya lampu yang dapat menembus malam yang berkabut, hal ini
dikarenakan kabut merupakan partikel-partikel koloid yang berhamburan
sehingga dapat menghamburkan sorot cahaya lampu mobil.
No Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
Aerosol
padat
Sol
Sol padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Buih
Buih padat
Asap, debu
Sol emas, Sol belerang,
tinta
Gelas berwarna, intan hitam
Kabut, awan
Susu, santan, miyak ikan
Jelly, mutiara, opal
Buih sabun, krim kocok
Karet busa, batu apung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara sederhana, kita juga dapat mempraktikkan efek Tyndall dengan
melewatkan seberkas cahaya melalui koloid, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 1 berikut ini :
Gambar 1 a) Efek Tyndall terlihat jelas pada sistem koloid (berkas cahaya terlihat jelas) b) Efek Tyndall tidak terlihat pada larutan (berkas cahaya tidak terlihat jelas)
2) Gerak Brown
Telah disebutkan bahwa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya.
Jika diamati dengan mikroskop ultra, maka terlihat partikel koloid senantiasa
bergerak terus menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2. Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak
Brown, sesuai dengan nama penemunya seorang ahli biologi Robert Brown
berkebangsaan Inggris.
Gambar 2 Gerak Brown
Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetic molekul yang
mengatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak
Brown terjadi karena akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul
medium terhadap partikel koloid.
a b
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Muatan Koloid
a) Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini
menunjukkan bahwa partikel koloid tersebut bermuatan. Pergerakan partikel
koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Apabila ke dalam sistem
koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan dengan
sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu
elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan
bergerak ke anoda (elektroda positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif
bergerak ke katoda (elektroda negatif). Dengan demikian elektroforesis dapat
digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Bentuk sel elektroforesis
lebih jelas ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3 Sel Elektroforesis
b) Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan
listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi
bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (partikel-
partikel koloid bermuatan listrik). Seperti pada gambar 4 sol Fe(OH)3 dalam
air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3
mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Gambar 4 adsorpsi sol Fe(OH)3 dan sol As2S3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan saja ion atau muatan listrik
tetapi juga zat lain yang berupa molekul netral. Sifat adsorpsi dari koloid ini
digunakan dalam berbagai proses, antara lain :
- pemutihan gula
- norit
- penjernihan air dengan tawas
4) Koagulasi
Partikel-partikel koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat
semi padat yang prosesnya dinamakan koagulasi. Dalam hal ini, koagulasi koloid
merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama
membentuk zat dengan massa yang lebih besar.
Secara fisis, penggumpalan koloid biasanya terjadi sebagai akibat dari
perubahan suhu. Selain itu secara kimia koagulasi koloid dapat terjadi sebagai
hasil dari pencampuran suatu koloid dengan koloid lain. Atau beberapa zat
elektrolit. Contoh dalam kehiduan sehari-hari adalah pada gambar 5 yaitu
pembentukan delta di muara sungai.
Gambar 5 Pembentukan delta di muara sungai.
5) Dialisis
Dialisis merupakan pemisahan zat-zat dari larutan atau pemisahan zat-zat
terlarut dari suatu laruan dengan membuat larutan tersebut berdifusi melalui suatu
selaput semipermiabel. Proses dialisis untuk suatu sistem koloid dilakukan untuk
menghilangkan muatan –muatan koloid dengan menenpatkan koloid di dalam
selaput semipermiabel yang dapat ditembus oleh ion-ion (partikel bermuatan
listrik), tetapi tidak dapat ditembus oleh partikel-partikel koloid. Berikut disajikan
proses dari dialysis pada gambar 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 6 Proses Dialisis, ion-ion bermuatan lolos membran semipermiabel sedangkan partikel koloid tidak lolos membran.
6) Koloid Pelindung
Ada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi
lateks. Di lain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu kolid dapat
distabilkan dengan menambahkan kolid lain yang disebut koloid pelindung.
Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak
dapat lagi mengelompok.
Contoh :
- Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan
kristal besar es atau gula
- Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu kolid pelindung
- Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen, juga tergolong koloid
pelindung
7) Koloid Liofil dan Koloid Liofob
a) Koloid Liofil
Istilah liofil diambil dari bahasa Yunani, yaitu lyo yang berarti cairan
dan philia yang berarti suka. Jadi, koloid liofil merupakan kolid yang fase
terdispersinya mudah menarik atau menyukai medium pendispersinya. Hal ini
disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik yang sangat kuat di antara
partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. Contoh-contoh
koloid liofil adalah kanji, protein, sabun, deterjen, agar-agar dan gelatin.
Partikel-partikel koloid liofil akan mengadsorpsi molekul-molekul
cairan, sehingga terbentuk selubung atau lapisan di sekeliling partikel-partikel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
koloid tersebut. Jika medium pendispersinya air, sistem koloidnya sering
disebut dengan hidrofil, yang berarti menyukai air.
b) Koloid Liofob
Serupa dengan koloid liofil, istilah liofob diambil dari kata lyo yang
berarti cairan dan phobia yang berarti tidak suka. Jadi, koloid liofob
merupakan koloid yang fase terdispersinya sukar menarik atau tidak menyukai
medium pendispersinya. Contoh-contoh koloid liofob adalah sol logam, darah,
sol Fe(OH)3.
Partikel-partikel koloid liofob tidak mengadsorpsi molekul-molekul
cairan, sehingga tidak terbentuk selubung atau lapisan di sekeliling partikel-
partikel koloid tersebut. Jika medium pendespersinya air, sistem koloidnya
sering disebut dengan koloid hidrofob, yang berarti tidak menyukai air. Secara
lengkap perbedaannya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Perbandingan sifat sol hidrofil dengan sol hidrofob
No Sol Hidrofil Sol Hidrofob
1 Mengadsorbsi mediumnya Tidak mengadsorbsi mediumnya
2 Dapat dibuat dengan
konsentrasi yang relatif besar
Hanya stabil pada konsentrasi
kecil
3 Tidak mudah digumpalkan
dengan penambahan elektrolit
Mudah menggumpal pada
penambahan elektrolit
4 Viskositas lebih besar dari
pada mediumnya
Viskositas hampir sama dengan
mediumnya
5 Bersifat reversible Tidak reversible
6 Efek Tyndall lemah Efek Tyndall lebih jelas
(Sunardi, 2008 : 379)
e. Pembuatan Sistem Koloid
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel
suspensi. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan
(agregasi) partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar
kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara yang pertama disebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi seperti pada
gambar 7.
Gambar 7 Dua cara pembuatan koloid, dispersi dan kondensasi
1) Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati (molekul atau ion)
bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi
kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap, atau dengan
penggantian pelarut.
a) Reaksi redoks
Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi
Contoh :
- Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S)
dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan SO2.
2 H2S(g) + SO2(aq) 2 H2O(l) + 3 S(koloid)
- Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan
K2CO3 dan HCHO (formaldehid)
2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3HCHO(aq) 2Au(koloid) +
5CO2(g) + 8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)
b) Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh :
- Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air
mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
c) Dekomposisi Rangkap
Contoh :
- Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan
larutan H2S.
kondensasi dispersi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) As2S3(koloid) + 6H2O(l)
- Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat
encer dengan larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) + HNO3(aq)
d) Penggantian Pelarut
Contoh :
- Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan
terbentuk suatu koloid berupa gel.
2) Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga
listrik (cara busur Bredig).
a) Cara mekanik
Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan penggiling koloid
sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan
medium dispersi.
Contoh :
- Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-
sama dengan suatu inert (seperti gula pasir), kemudian dicampur dengan
air.
b) Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat
pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Contoh :
- Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh
bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan
Al(OH)3 oleh AlCl3.
c) Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam
yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua
ujungnya.
Gambar 8 Pembuatan sol logam dengan busur Bredig
d) Cara Homogenasi
Mirip dengan cara mekanik, pada homogenesasi elmulsi yang terbentuk
dimasukkan ke dalam alat homogenizer.
+ -
Es
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka dapat dikemukakan
kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid.
Metode dan media pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi
kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Dalam usaha untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan mengadakan inovasi dalam
proses pembelajaran, yaitu proses belajar kooperatif. Metode pembelajaran
kooperatif akan membantu meningkatkan interaksi sosial dan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Apalagi dengan didukung media pembelajaran yang
menarik dan interaktif maka keaktifan siswa juga akan meningkat.
Materi sistem koloid merupakan salah satu pokok bahasan dalam pelajaran
kimia yang penting karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
memerlukan pemahaman yang cukup dari siswa. Untuk itu perlu metode dan
media pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih aktif belajar dan tidak cepat
merasa bosan. Dengan metode pembelajaran kooperatif metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max diharapkan
siswa mampu memahami materi sistem koloid serta hal yang terkait dengan itu.
Dalam metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media
modul menekankan kerjasama kelompok dimana seorang siswa yang lebih
mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa
lain yang kurang mampu dalam satu kelompoknya. Penggunaan media modul
akan membuat siswa mendapatkan paket pengajaran terkecil yang memuat satuan
konsep, tujuan pembelajaran, serta petunjuk kegiatan belajar siswa di dalam
proses belajar mengajar sehingga siswa dimungkinkan belajar sendiri. Selain itu,
modul dilengkapi dengan gambar-gambar penunjang, contoh soal, dan latihan soal
sehingga akan mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
koloid. Tetapi pada modul, pembahasan terlalu banyak dan cenderung
membosankan.
Sedangkan dalam metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media Macromedia Flash Max menekankan kerjasama kelompok
dimana seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas
membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu
kelompoknya. Penggunaan media Macromedia Flash Max akan membantu siswa
dalam memahami materi sistem koloid karena dalam penggunaan media ini
gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak, sehingga
siswa dapat melihatnya sambil mencatat. Selain itu media ini mempunyai variasi
teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan. Di samping kelebihan
juga terdapat kelemahan Macromedia Flash Max yaitu memerlukan waktu, usaha
dan persiapan yang baik untuk mengajar menggunakan Macromedia Flash Max.
Berdasarkan spesifikasi materi pelajaran yang diteliti dan kelebihan
kelemahan masing-masing media yang digunakan, maka peneliti memprediksikan
bahwa penggunaan metode pembelajaran TAI dengan bantuan media Macromedia
Flash Max menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi daripada penggunaan
metode pembelajaran TAI dengan bantuan media modul pada materi sistem
koloid.
2. perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dengan kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid.
Kemampuan memori atau ingatan adalah kemampuan jiwa untuk
memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali
(remembering) hal-hal yang telah terjadi atau dipelajari di masa lampau. Siswa
yang memiliki kemampuan memori yang tinggi akan mampu menjalankan
perannya sebagai seorang peserta didik yang baik, sebaliknya dengan siswa yang
memiliki kemampuan memori rendah, sehingga prestasi belajarnya pun akan lebih
baik ketika diajar dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul maupun media Macromedia Flash Max pada materi
pokok sistem koloid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jadi siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi akan lebih mudah
dan lancar dalam menguasai dan menjelaskan materi pelajaran kepada teman
sekelompoknya. Siswa juga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi
daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah.
3. Interaksi antara pembelajaran metode TAI menggunakan media modul dan Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem koloid.
Pada pengajaran materi pokok sistem koloid dengan metode TAI
dilengkapi media modul dan media Macromedia Flash Max dengan
memperhatikan kemampuan memori siswa, dimungkinkan akan terjadi fenomena
dimana siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi yang diajar dengan
media Macromedia Flash Max prestasi belajarnya akan lebih baik dari pada siswa
dengan kemampuan memori rendah. Hal ini dikarenakan dalam media
Macromedia Flash Max, siswa dapat menggunakan kemampuan memorinya yang
tinggi untuk mengingat kembali materi apa yang sudah mereka pelajari di dalam
kelompok, dengan bantuan media komputer yang dapat bergerak dan terlihat
nyata sehingga siswa berkemampuan memori yang tinggi cenderung mudah
mengingat konsep yang terdapat pada materi sistem koloid. Sedangkan siswa
yang mempunyai kemampuan memori rendah yang diajar dengan metode TAI
dengan media modul diharapkan akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik
karena siswa lebih dituntut untuk belajar sendiri di rumah dengan bantuan modul
yang disajikan secara lengkap sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep
materi sistem koloid.
Dari pemikiran di atas, diprediksikan terdapat interaksi antara metode TAI
dilengkapi media modul dan media Macromedia Flash Max dengan kemampuan
memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 9 Paradigma Penelitian
Keterangan : A : Model pembelajaran kooperatif TAI A1 : Dengan media modul A2 : Dengan media Macromedia Flash Max B1 : Kemampuan memori tinggi B2 : Kemampuan memori rendah A1B1 : Model pembelajaran kooperatif dengan modul pada siswa kemampuan
memori tinggi A1B2 : Model pembelajaran kooperatif dengan modul pada siswa kemampuan
memori rendah A2B1 : Model pembelajaran kooperatif dengan Macromedia Flash Max pada
siswa kemampuan memori tinggi A2B2 : Model pembelajaran kooperatif dengan Macromedia Flash Max pada
siswa kemampuan memori rendah
A
A1
A2
B1
B2
B1
B2
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dikemukakan
perumusan hipotesis sebagai berikut :
1. prestasi belajar pada penggunaan metode pembelajaran TAI dilengkapi media
Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan metode TAI
dilengkapi media modul pada materi sistem koloid bagi siswa kelas XI RSBI
IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.
2. prestasi belajar pada siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih
tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada
materi sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1
Wonogiri.
3. terdapat interaksi antara pembelajaran metode TAI dilengkapi media modul
dan media Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa
terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem koloid bagi siswa kelas XI
RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonogiri pada kelas XI RSBI
IPA semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada Februari 2010, pelaksanaan penelitian ini
meliputi beberapa tahap yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul skripsi, permohonan
pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang
bersangkutan dan konsultasi instrumen penelitian.
b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian
yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan
dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok sistem koloid.
c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
desain faktorial 2x2. Rancangan penelitian disajikan dalam tabel 2.
Tabel 4 Rancangan Penelitian
Faktor A (Media Pembelajaran) Faktor B (kemampuan Memori)
Tinggi (B1) Rendah (B2)
Metode TAI dengan modul
(A1)
A1B1 A1B2
Metode TAI dengan Macromedia Flash
Max (A2)
A2B1 A2B2
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan :
A1B1 = metode pembelajaran TAI dengan modul pada siswa kemampuan memori tinggi
A1B2 = metode pembelajaran TAI dengan modul pada siswa kemampuan memori rendah
A2B1 = metode pembelajaran TAI dengan Macromedia Flash Max pada siswa kemampuan memori tinggi
A2B2 = metode pembelajaran TAI dengan Macromedia Flash Max pada siswa kemampuan memori rendah
C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Penetapan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RSBI IPA SMA Negeri 1
Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010 yaitu XI RSBI-1, XI RSBI-2,dan XI RSBI-3.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik cluster random sampling. Pemilihan sampel cluster adalah pemilihan
sampel dimana yang dipilih secara random/acak bukan individual, tetapi
kelompok-kelompok. Dalam penelitian ini didapat 2 sampel yaitu kelas XI RSBI-
2 dan XI RSBI-3. Kelas yang mendapat perlakuan dengan metode TAI dengan
media modul adalah kelas XI RSBI-2, sedangkan yang mendapat perlakuan
dengan metode TAI dengan media Macromedia Flash Max adalah kelas
XI RSBI-3.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu media pembelajaran
dan kemampuan memori yang dikategorikan dalam tinggi dan rendah. Variabel
terikat penelitian adalah prestasi belajar.
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
1) Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sesuatu yang mengantarkan pesan
pembelajaran antara pemberi pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) pada
materi pokok Sistem Koloid dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penelitian ini digunakan metode TAI dengan media modul dan metode TAI
dengan media Macromedia Flash Max.
Metode TAI merupakan metode kerja kelompok dimana terdapat terdapat
seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas
membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok.
Pada metode ini dibantu dengan sarana media pembelajaran yaitu modul dan
Macromedia Flash Max. Modul merupakan paket pengajaran terkecil yang
memuat satuan konsep, tujuan pembelajaran, serta petunjuk kegiatan belajar siswa
di dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dimungkinkan belajar sendiri.
Macromedia Flash Max merupakan media komputer interaktif dan presentasi
memberikan desain kemampuan membuat animasi web dengan mudah dan hasil
akhirnya berupa animasi yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
2) Kemampuan memori
Kemampuan memori adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang
untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang
pernah diperoleh sebelumnya.
b. Variabel Terikat
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas
progresif selama mengikuti pelajaran kimia materi pokok Sistem Koloid yang
dapat mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang dilambangkan dalam
bentuk nilai.
2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian
Variabel media pembelajaran berupa media pembelajaran dengan modul
dan media pembelajaran dengan Macromedia Flash Max berskala pengukuran
nominal. Variabel kemampuan memori berskala pengukuran interval yang
dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Perbedaan kategori ini berdasarkan
pada nilai rata-rata sampel. Siswa dengan perolehan nilai di atas atau sama dengan
nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan
perolehan nilai dibawah nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode tes, metode angket serta metode dokumentasi.
a. Metode Tes
1) Pengertian Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu yang
dalam penelitian ini untuk mengungkap sejauh mana penguasaan siswa terhadap
konsep-konsep dalam materi sistem koloid untuk mendapatkan nilai prestasi
belajar. Tes yang digunakan berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda.
Perangkat tes yaitu tes obyektif dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar
diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
2) Syarat-syarat Tes
Menurut Sumadi Suryabrata (2004:23) syarat-syarat tes yang baik adalah :
a) Tes harus valid artinya dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
b) Tes harus reliabel artinya mempunyai nilai yang sama walaupun
dikerjakan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
c) Tes harus distandarisasikan artinya tes yang bertujuan supaya setiap
testee yang dites dengan tes tersebut mendapat perlakuan yang benar-
benar sama.
d) Tes harus obyektif artinya pemberian skor tidak terpengaruh oleh
pandangan dan prasangka pribadi.
e) Tes harus diskriminatif artinya mampu menunjukkan perbedaan-
perbedaan yang kecil mengenai sifat tertentu pada individu-individu
yang berbeda-beda.
f) Tes harus komprehensif artinya dapat mengungkap pengetahuan testee
mengenai segala hal yang harus dipelajari.
g) Tes harus mudah digunakan artinya tes tersebut harus disusun
sedemikian rupa sehingga mudah digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Metode Angket
1) Pengertian Angket
Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
langsung tertutup karena responden menjawab tentang dirinya dan jawabannya
sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Dalam
hal ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan afektif.
2) Langkah-langkah Menyusun Angket
Dalam hal ini angket yang diberikan diharapkan dapat memperoleh data yang
lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu perlu dibuat kisi-kisi
angket yang didasarkan pada kajian teori yang telah dikemukakan dimuka.
Adapun lagkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah :
a) Membuat konsep dasar. Sebagai konsep dasarnya penulis mengambil
pengertian dari kemampuan afektif.
b) Menentukan aspek yang perlu diidentifikasi dan diukur
c) Mencari indikator dari tiap aspek
d) Menjabarkan indikator kedalam item-item angket
e) Melaksanakan uji coba angket
Data yang diperoleh berupa skor hasil pengisian angket dari responden.
Pemberian skor untuk angket afektif ini digunakan skala 4, untuk item yang
mengarah jawaban positif, pemberian skornya sebagai berikut :
- Skor 4 untuk jawaban Sangat Setuju
- Skor 3 untuk jawaban Setuju
- Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju
- Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju
Sedangkan yang mengarah jawaban negatif, pemberian skornya sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju
- Skor 2 untuk jawaban Setuju
- Skor 3 untuk jawaban Tidak Setuju
- Skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju
c. Metode Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian materi sistem
koloid tahun pelajaran 2008/2009 SMA N 1 Wonogiri.
2. Instrumen Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang
diperlukan adalah tes kognitif, tes afektif dan tes kemampuan memori.
a. Tes Kognitif Materi Pokok Sistem Koloid
Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu
daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan
data berupa tes objektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan
pembelajaran dan kisi-kisi tes. Tes yang berisi perolehan hasil belajar kimia
tersebut digunakan untuk mengambil data prestasi belajar materi pokok sistem
koloid.
Tes objektif tersebut terdiri dari 28 butir soal yang berupa pilihan ganda
dengan lima pilihan. Sebelum digunakan untuk menguji subjek penelitian, tes
tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa kelas XII RSBI-2 yang telah
mendapat materi sistem koloid. Skala penilaian menggunakan skala 100, dengan
penilaian sebagai berikut:
Nilai = 10028
xBenarJawabanJumlah
b . Angket Afektif Materi Pokok Sistem Koloid
Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan
adalah angket langsung dan tertutup yaitu siswa memberikan jawaban dengan
memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala penskoran
digunakan skala likert, adapun ketentuannya dapat dilihat pada tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah pernyataan dalam angket afektif sebanyak 20 butir, dengan skala
penilaian 100, dengan perhitungan nilai :
Nilai Prestasi Belajar Afektif = X 100
Tabel 5 Skor Penilaian Afektif
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
(+) (-)
SS (Sangat setuju)
S (Setuju)
TS (Tidak setuju)
STS (Sangat tidak setuju)
4
3
2
1
1
2
3
4
(Depdiknas, 2003: 14)
c. Tes Kemampuan Memori
Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
memori menggunakan metode asosiasi berpasangan. Dalam prakteknya siswa
sebagai subyek diminta untuk mempelajari selama beberapa saat materi berupa
kata yang berpasang-pasangan. Salah satu bagian pasangan digunakan sebagai
soal dan bagian yang lain merupakan jawaban yang disertai pengecoh. Setelah
beberapa saat, materi ditarik dan siswa diminta untuk mengungkapkan kembali
materi yang telah diberikan dengan cara menjawab soal yang ada dalam waktu
yang telah ditentukan. Jumlah soal tes kemampuan memori sebanyak 50 butir
dengan skala penilaian 100, dengan perhitungan nilai :
Nilai Kemampuan Memori = = X 100
Jumlah jawaban benar
80
Jumlah jawaban benar
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, instrumen
terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Uji
coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XII RSBI-2.
Kelayakan soal tes kognitif ditinjau dari aspek :
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Tingkat kesukaran soal
d. Daya pembeda soal
Kelayakan angket afektif ditinjau dari dua aspek yaitu
a. Validitas
b. Reliabilitas
Sedangkan kelayakan tes kemampuan memori dengan uji reliabilitas.
a. Uji Coba Soal Tes Kognitif
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1996:158).
Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas item atau validitas butir.
Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir
item.
Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah
menggunakan teknik korelasi Biserial dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
rpbis : koefisien korelasi biserial
Mp : rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total
p : proporsi siswa yang menjawab benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
q : proporsi siswa yang menjawab salah
Kriteria pengujian
Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel
Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel
Kriteria validitas suatu tes (rxy) adalah sebagai berikut :
0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)
0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)
Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)
(Suharsimi Arikunto, 1996:283)
Penentuan validitas didasarkan pada harga rxy yang melampaui harga kritik
r0,5:N=24 sebesar 0.404. Hasil uji coba validitas instrumen soal penilaian kognitif
yang dilakukan terangkum dalam tabel 6.
Tabel 6. Hasil uji coba validitas instrumen penilaian kognitif.
Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria
Valid Invalid
Kognitif 35 28 7
Hasil uji coba validitas instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci
dapat dilihat pada lampiran 8.
2) Uji Reliabilitas
Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat
dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.
Untuk menghitung koefisien realibilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus KR
20 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
rtt =
∑−
− 2t
2t
S
pqS
1n
n
Keterangan :
rtt : koefisien reliabilitas
n : jumlah item
St2 : standar deviasi
p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut :
0,91-1,00 : Sangat Tinggi
0,71-0,90 : Tinggi
0,41-0,70 : Cukup
0,21-0,40 : Rendah
Negatif-0,20 : Sangat Rendah
(Masidjo, 1995 : 243)
Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif yang dilakukan
terangkum dalam tabel 7.
Tabel 7. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif
Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Kognitif 35 0.975 Sangat tinggi
Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci
dapat dilihat pada lampiran 8.
3) Taraf Pembeda Soal Suatu Item
Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai di mana jumlah jawaban
benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa-
siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai) untuk suatu item
(Masidjo, 1995:196). Perbedaan jawaban benar dari siswa tergolong kelompok
atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan : ID : indeks diskriminasi
KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari
siswa tergolong kelompok atas
KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari
siswa tergolong kelompok bawah
NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas
atau bawah
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :
0,80 ─ 1,00 : Sangat Membedakan (SM)
0,60 ─ 0,79 : Lebih Membedakan (LM)
0,40 ─ 0,59 : Cukup Membedakan (CM)
0,20 ─ 0,39 : Kurang Membedakan (KM)
Negatif - 0.19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)
(Masidjo, 1995:198-201)
Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif yang
dilakukan terangkum dalam tabel 8.
Tabel 8. Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif
Jenis Soal Jumlah Soal
Kriteria
SM LM CM KM SKM
Kognitif 35 0 3 19 5 8
Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif yang lebih
rinci dapat dilihat pada lampiran 8.
4) Taraf Kesukaran Suatu Item
Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang
menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks
yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang
seharusnya diperoleh dari suatu item
Keterangan :
IK : indeks kesukaran
B : jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item
N : kelompok siswa
skor maksimal : besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawabab benar dari suatu item
N x skor maksimal : jumlah jawaban yang benar yang harus diperoleh dari suatu item
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
0,80 ─ 1,00 : Mudah Sekali (MS)
0,60 ─ 0,79 : Mudah (Md)
0,40 ─ 0,59 : Sedang/Cukup (Sd-C)
0,20 ─ 0,39 : Sukar (Sk)
Negatif ─ 0,19 : Sukar Sekali (SS)
(Masidjo, 1995:189-192)
Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif yang
dilakukan terangkum dalam tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif
Jenis Soal Jumlah
Soal
Kriteria
MS Md Sd-C Sk SS
Kognitif 35 5 13 10 7 0
Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif yang lebih
rinci dapat dilihat pada lampiran 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Uji Coba Angket Afektif
1) Uji Validitas
Sebuah instrumen tes dikatakan valid, apabila dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas yang diuji adalah validitas item. Validitas item
adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item.
Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson sebagai berikut :
rxy = ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[ ]2222 Υ∑−Υ∑Χ∑−Χ∑
Υ∑Χ∑−ΧΥ∑
NN
N
Keterangan :
X : skor butir item nomor tertentu
Y : skor total
rxy : koefisien validitas
N : jumlah subjek
Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut :
0,91-1,00 : Sangat tinggi
0,71-0,90 : Tinggi
0,41-0,70 : Cukup
0,21-0,40 : Rendah
Negatif-0,20 : Sangat rendah
Item dikatakan valid bila harga rxy > rtabel.
(Masidjo, 1995 : 243)
Penentuan validitas didasarkan pada harga rxy yang melampaui harga kritik
r0,5:N=24 sebesar 0.404. Hasil uji coba validitas instrumen soal penilaian afektif
yang dilakukan terangkum dalam tabel 10.
Tabel `10. Hasil uji coba validitas instrumen penilaian afektif
Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria
Valid Invalid
Afektif 26 20 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil uji coba validitas instrumen soal penilaian afektif yang lebih rinci
dapat dilihat pada lampiran 9.
2) Uji Reliabilitas
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subyek
yang sama. Untuk mengetahui tingkat realibilitas suatu butir soal yang
menghendaki gradualisasi penilaian digunakan penilaian rumus alpha (digunakan
untuk mencari realibilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut :
11r =
σσ
−
−∑
2t
2i1
1n
n
Keterangan :
11r : reliabilitas instrumen
n : banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ 2
i : jumlah varians skor tiap-tiap item
σ2
t : varians total
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :
0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)
0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)
0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)
Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)
(Anas Sudijono, 2005: 208)
Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian afektif yang dilakukan
terangkum dalam tabel 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 11. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian afektif
Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Afektif 26 0.851 Tinggi
Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian afektif yang lebih rinci
dapat dilihat pada lampiran 9.
c. Uji Coba Tes Kemampuan Memori
Standarisasi tes kemampuan memori dilakukan dengan uji reliabilitas.
Pengujian reliabilitas mengggunakan formula Spearman-Brown, dengan
membelah dua menjadi bagian yang sama berdasarkan waktu yang telah
ditentukan. Waktu yang digunakan dalam uji ini dibagi menjadi empat bagian,
skor waktu pertama dan keempat dikorelasikan dengan skor waktu kedua dan
ketiga. Adapun rumusnya sebagai berikut :
rtt =
+ hh
hh
r
r
1
2
Keterangan :
rtt : koefesien reliabilitas tes
rhh : koefesien korelasi product moment antara skor waktu ke-1 dan 4
dengan waktu ke-2 dan 3 dari tes memori.
1 & 2 : Bilangan konstan.
Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas
digunakan patokan sebagai berikut:
rtt ≥ 0.70; reliabilitas tinggi (reliable)
rtt < 0.70; reliabilitas rendah (un-reliable)
(Anas Sudijono, 2005: 216)
Dari Proses perhitungan pada Lampiran 10, diperoleh koefesien
reliabilitas sebesar 0,837. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal kemampuan
memori mempunyai reliabilitas tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Setelah syarat-syarat di atas terpenuhi maka instrumen hasil try out dapat
diterapkan. Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan uji Liliefors dan uji homogensitas dengan menggunakan uji
Bartlett.
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak digunakan uji Liliefors.
Rumus yang digunakan :
Lo = F(zi) – S(zi) ; i : 1, 2, 3…
Keterangan :
F(zi) : peluang zn yang lebih kecil atau sama dengan zi
S(zi) : proporsi cacah zn yang lebih kecil atau sama dengan zi
(zi) : skor standar
Lo : koefisien Liliefors pengamatan
zi = S
XX i
−−
; dengan S adalah standar deviasi
Langkah - langkah uji Liliefors :
1) Hipotesis : Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Dipilih = α = 0,05
3) Statistik uji yang digunakan
L = Maks [F(Zi) – S(Zi)]
Dengan :
Z berdistribusi N (0,1)
F(Zi) = P(Z<Zi)
S(Zi) = proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh Zi
4) Daerah kritik (DK)
DK = {L / Lo ≥ Lα;n}
5) Keputusan Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kriteria : Ho diterima jika Lo < Ltabel
(Sudjana, 1996:466)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sample berasal
dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas varians
digunakan uji Bartlett. Langkah-langkah pengujian homogenitas dengan
menggunakan uji Bartlet adalah sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis nol (H0)
H0 = α12 - α2
2
2) Menghitung varian masing-masing sample (Si2)
Si2 = (Xi - X)2
3) Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2)
−−
=∑∑
)1(
)1(
1
212
n
SnS i
4) Menghitung harga satuan B, dengan rumus :
B = (log S2)∑(ni – 1)
5) Menghitung harga chi-kuadrat (χ2)
χ2 = (ln 10) { B - ∑(ni – 1) log S2}, dk = k-1
= 2,3026 { B - ∑(ni – 1) log S2}
6) Mencari nilai (χ2) dari tabel distribusi chi-kuadrat pada taraf signifikansi
5%.
Kriteria uji :
H0 diterima apabila χ2 hitung < χ2 tabel yang berarti sampel homogen.
c. Uji t-matching
Uji t-matching bertujuan untuk mencari kesetaraan antara dua sampel
dalam penelitian.
1) Menentukan hipotesis
H0 ; µ1 = µ2 (tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai pretes siswa kelas
modul dan kelas flash)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H1 ; µ1 ≠ µ2 (ada perbedaan antara rata-rata nilai pretes siswa kelas modul dan
kelas flash)
2) Komputasi
Keterangan :
s2 = Standar deviasi total
s12 = standar deviasi subyek 1
s22 = standar deviasi subyek 2
n1 = banyaknya subyek 1
n2 = banyaknya subyek 2
t = nilai uji kesamaan
= rata-rata subyek 1
= rata-rata subyek 2
3) Daerah Kritik
α = 0,05 dk = n1 + n2 – 2
H0 diterima jika {- t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α)}
(Sudjana, 2002 : 239)
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan isi sel
tak sama.
a. Model
X ijk = µ + ijkijji )( ε+αβ+β+α
Dengan:
X ijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
µ = rerata dari seluruh amatan
iα = efek faktor A kategori i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jβ = efek faktor B kategori j
( αβ )ij = interaksi baris ke-I dan kolom ke-j
ijkε = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µ ij) yang
berdistribusi normal dengan rataan 0 dan variansi σ
i = 1,2; 1. pemberian pembelajaran dengan metode TAI dengan media modul
2. pemberian pembelajaran dengan metode TAI dengan media
Macromedia Flash Max
j = 1,2; 1. Kemampuan memori tinggi
2. Kemampuan memori rendah
k =1,2,3….,k = banyaknya data amatan pada setiap sel
b. Notasi dan Tata Letak Data
Tabel 12 Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi
B
A
Kemampuan memori
siswa
B1 B2
Media
pembelajaran
A1 n11
∑k
k11X
11X
∑k
k112X
C11
SS11
n12
∑k
k12X
12X
∑k
k122X
C12
SS12
A2 n21
∑k
k21X
21X
∑k
k212X
C21
SS21
n22
∑k
k22X
22X
∑k
k222X
C22
SS22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan :
Cij = ijk
2ijkij
ij
2
kijk
CXSS;n
X−∑=
∑
c. Hipotesis
1) HoA : α i = 0 untuk semua i H1A : α i ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga i
2) HoB : β i = 0 untuk semua j H1B : β j ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga j
3) HoAB : ( α β )ij = 0 untuk semua pasang (ij) H1AB : ( α β )ij ≠ 0 untuk paling sedikit satu pasang harga (ij)
Ketiga pasang hipotesis ini ekivalen dengan ketiga pasang hipotesis berikut :
1) H0A : tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat H1A : ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat.
2) H0B : tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat. H1B : ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat.
3) H0AB : tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat. H1AB : ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat.
d. Komputasi
Didefinisikan
Rerata harmonik frekuensi seluruh sel
n h = ∑ij
ijn
pq
Dengan : n h = rataan harmonik frekuensi seluruh sel
p = banyaknya baris
q = banyaknya kolom
nij = cacah data amatan tiap sel ij
Komponen jumlah kuadrat
(1) = pq
G2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2) = ijij
SS∑
(3) = q
Ai
i
2
∑
(4) = p
B j
j
2
∑
(5) = 2
,ij
jiAB∑
Jumlah Kuadrat
Jumlah kuadrat baris (JKA) = )1()3(nh −
Jumlah kuadrat kolom (JKB) = )1()4(nh −
Jumlah kuadrat interaksi (JKAB) = ( ){ })4()3()5(1nh −−+
Jumlah kuadrat galat/error (JKG) = (2)
Jumlah kuadrat total (JKT) = JKA + JKAB + JKG
Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah :
Derajat kebebasan (dkA) = p-1
Derajat kebebasan baris (dkB) = q-1
Derajat kebebasan kolom (dkAB) = (p-1) (q-1)
Derajat kebebasan error (dkG) = N-pq
Derajat kebebasan total (dkt) = N-1
Rataan kuadrat (RK)
Rataan kuadrat baris (RKA) = JKA/dkA
Rataan kuadrat kolom (RKB) = JKB/dkB
Rataan kuadrat interaksi (RKAB) = JKAB/dkAB
Rataan kuadrat error (RKG) = JKG/dkG
e. Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan adalah:
1) Untuk HoA adalah Fa = RKG
RKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Untuk HoB adalah Fb =RKG
RKB
3) Untuk HoAB adalah Fab = RKG
RKAB
f. Daerah Kritik
Untuk Fa adalah DK = { F | F > F0,05;1;60} = { F | F > 3.97}
Untuk Fb adalah DK = { F | F > F0,05;1;60} = { F | F > 3.97}
Untuk Fab adalah DK = { F | F > F0,05;1;60} = { F | F > 3.97}
g. Keputusan Uji
HoA, HoB, dan HoAB ditolak apabila statistik uji yang bersesuaian melebihi
harga kritik masing-masing.
h. Rangkuman Anava
Sumber Variansi JK dk RK Fobs Fα
A (baris) JKA p-1 RKA FA F*
B (kolom) JKB q-1 RKB FB F*
AB (interaksi) JKAB (p-1)(q-1) RKAB FAB F*
Galat JKG N-pq RKG - -
Total JKT N-1 - - -
Keterangan : F* adalah nilai yang diperoleh dari tabel
(Budiyono, 2004:228 - 230)
3. Uji lanjut Anava (Uji Scheffe)
Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dua jalan adalah menggunakan
uji Scheffe untuk uji rerata. Tujuan dari uji Scheffe adalah untuk melakukan
pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasang kolom, baris, dan setiap pasang
sel. Rumus metode Scheffe sebagai berikut :
F = (k – 1) Fij dimana Fi - j = ( )
+
−
ji
ji
nnRKG
XX
11
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan :
X i = rerata (sampel) kolom ke i
X j = rerata (sampel) kolom ke j
RKG = rerata kuadrat galat, diperoleh dari perhitungan analisis variabel
Ni = banyaknya observasi kolom i
Nj = banyaknya observasi kolom j
F > F(1, N – k) dimana
N = cacah semua observasi
K = cacah kolom, perlakuan (treatment)
(Budiyono, 2000:209)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor kemampuan memori
siswa dan nilai prestasi belajar pada materi pokok Sistem Koloid. Prestasi belajar
siswa meliputi aspek kognitif dan aspek afektif. Data-data tersebut diambil dari
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Jumlah siswa yang
dilibatkan pada penelitian ini adalah 53 siswa dari kelas XI RSBI-2 dan XI RSBI-
3 SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010. Untuk lebih jelasnya di
bawah ini disajikan deskripsi data penelitian dari masing-masing variabel.
1. Kemampuan Memori Siswa
Data kemampuan memori diperoleh dari tes kemampuan memori sebanyak
50 butir soal yang sebelumnya telah diuji coba untuk mengetahui reliabilitasnya.
Dari data yang terkumpul, skor terendah pada kelas eksperimen TAI dengan
media modul adalah 50 dan skor tertinggi adalah 100. Sedangkan pada kelas
eksperimen TAI dengan media Macromedia Flash Max skor terendah adalah 54
dan skor tertinggi 100. Skor kemampuan memori dikategorikan menjadi dua yaitu
skor di atas atau sama dengan rerata termasuk dalam kemampuan memori tinggi,
sedangkan skor di bawah rerata termasuk dalam kemampuan memori rendah. Ini
didasarkan pada mean (rerata) untuk kedua kelas (kelas eksperimen TAI dengan
media modul dan kelas eksperimen TAI dengan media Macromedia Flash Max).
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI dengan media
modul, nilai tertinggi kemampuan memori siswa adalah 100 sedangkan nilai
terendah adalah 50. Distribusi frekuensi nilai kemampuan memori siswa yang
dikenai pengajaran dengan metode TAI dengan media modul disajikan dalam
tabel 13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan
TAI dengan Media Modul
No Interval
1 50.0 -
2 58.3 -
3 66.6 -
4 74.9 -
5 83.2 -
6 91.5 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran
pada tabel 13 dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 10. Histogram Nilai Kemampuan
Dengan
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode
media Macromedia Flash
100 sedangkan nilai terendah adalah
memori siswa yang dikenai pengajaran dengan metode
Macromedia Flash Max
0
2
4
6
8
54.1
Fre
kuen
si
. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode
Modul.
Interval Nilai Tengah Frekuensi % Frekuensi
58.2 54.1 3 11.11
66.5 62.4 5 18.52
74.8 70.7 8 26.63
83.1 79.0 5 18.52
91.4 87.3 2 7.41
100.0 95.7 4 14.81
Jumlah - 27 100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 10.
Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI
Media Modul.
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
Macromedia Flash Max, nilai tertinggi kemampuan memori
sedangkan nilai terendah adalah 54. Distribusi frekuensi nilai kemampuan
siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
Macromedia Flash Max disajikan dalam Tabel 14.
54.1 62.4 70.7 79 87.3 95.7
3
5
8
5
2
4
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
Siswa dengan Metode
% Frekuensi
11.11
18.52
26.63
18.52
7.41
14.81
100.00
yang lebih jelas tentang data
Siswa dengan Metode TAI
TAI menggunakan
memori siswa adalah
. Distribusi frekuensi nilai kemampuan
TAI dengan media
95.7
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan
TAI dengan Media Macromedia Flash Max
No Interval
1
54.0 -
2
61.7 –
3
69.4 –
4
77.1 –
5
84.8 –
6
92.5–
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
pada tabel 14 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 11. Histogram Nilai Kemampuan
dengan
Untuk lebih dapat membandingkan nilai kemampuan
kelas yang diajar dengan metode TAI
media Macromedia Flash
sebuah distribusi frekuensi seperti pada tabel
0
2
4
6
8
57.8
Fre
kuen
si
tribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode
Macromedia Flash Max.
Interval Nilai Tengah Frekuensi % Frekuensi
- 61.6
57.8 3 11.54
– 69.3
65.5 3 11.54
– 77.0
73.2 8 30.77
– 84.7
80.9 5 19.23
– 92.4
88.6 1 3.85
100.1
96.3 6 23.08
Jumlah - 26 100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 11
Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode
Media Macromedia Flash Max.
Untuk lebih dapat membandingkan nilai kemampuan memori
kelas yang diajar dengan metode TAI dengan media modul dan
Macromedia Flash Max, maka kedua data tersebut dijadi
sebuah distribusi frekuensi seperti pada tabel 15.
57.8 65.5 73.2 80.9 88.6 96.3
3 3
8
5
1
6
Nilai Tengah
Grafik Frekuensi Vs Nilai Tengah
Siswa dengan Metode
% Frekuensi
11.54
11.54
30.77
19.23
3.85
23.08
100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
Siswa dengan Metode TAI
memori siswa pada
dan TAI dengan
, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam
96.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan
dengan Metode TAI
Flash Max.
No Interval
1 50.0 -
2 57.1 -
3 64.2 -
4 71.3 -
5 78.4 -
6 85.5 -
7 92.6 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
pada Tabel 15 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 12. Histogram Nilai Kemampuan
dengan Media Modul
Max.
2.
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
modul, selisih nilai tertinggi prestasi kognitif siswa pada materi
adalah 57.2 sedangkan selisih nilai terendah adalah
0
2
4
6
8
53.5
Fre
kuen
si
. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan
dengan Metode TAI dengan media modul dan TAI dengan Media
Interval Nilai Tengah Modul
57.0 53.5 3
64.1 60.6 5
71.2 67.7 3
78.3 74.8 5
85.4 81.9 7
92.5 89.0 0
100.0 96.3 4
Jumlah - 27
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 12.
Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash
2. Prestasi Kognitif Materi Sistem Koloid
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
, selisih nilai tertinggi prestasi kognitif siswa pada materi
sedangkan selisih nilai terendah adalah 28.5. Distribusi frekuensi
53.5 60.6 67.7 74.8 81.9 89 96.3
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa
Media Macromedia
Flash
3
1
5
5
5
1
6
26
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
Siswa dengan Metode TAI
Macromedia Flash
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI dengan media
, selisih nilai tertinggi prestasi kognitif siswa pada materi sistem koloid
. Distribusi frekuensi
Modul
Flash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
selisih nilai prestasi kognitif siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
dengan media modul
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
Metode TAI dengan Media
No Interval
1 28.5 -
2 33.3 -
3 38.1 -
4 42.9 -
5 47.7 -
6 52.5 -
Jumlah
Sedangkan untuk
pada Tabel 16 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 13. Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
dengan
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode
media Macromedia Flash Max
materi sistem koloid
frekuensi selisih nilai prestasi kognitif siswa yang dikenai pengajaran dengan
0
2
4
6
8
10
Fre
kuen
si
selisih nilai prestasi kognitif siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
disajikan dalam Tabel 16.
. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
Media Modul.
Interval Nilai Tengah Frekuensi % Frekuensi
33.2 30.8 10 37.04
38.0 35.6 8 29.63
42.8 40.4 1 3.70
47.6 45.2 6 22.23
52.4 50.0 1 3.70
57.2 54.8 1 3.70
Jumlah - 27 100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 13.
Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
Media Modul.
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
Macromedia Flash Max, selisih nilai tertinggi prestasi kognitif siswa pada
adalah 60.8 sedangkan nilai terendah adalah
frekuensi selisih nilai prestasi kognitif siswa yang dikenai pengajaran dengan
30.8 35.6 40.4 45.2 50 54.8
10
8
1
6
1 1
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
selisih nilai prestasi kognitif siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
% Frekuensi
100.00
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
TAI menggunakan
, selisih nilai tertinggi prestasi kognitif siswa pada
sedangkan nilai terendah adalah 28.6. Distribusi
frekuensi selisih nilai prestasi kognitif siswa yang dikenai pengajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
metode TAI menggunakan media
17.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
Metode TAI dengan Media
No Interval
1 28.6 -
2 34.0 -
3 39.4 -
4 44.8 -
5 50.2 -
6 55.6 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
pada Tabel 17 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 14. Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode
dengan
Untuk lebih dapat membandingkan selisih nilai prestasi kognitif siswa
pada kelas yang diajar dengan metode TAI
media Macromedia Flash Max
sebuah distribusi frekuensi seperti pada Tabel 1
0
2
4
6
8
10
Fre
kuen
si
menggunakan media Macromedia Flash Max disajikan dalam Tabel
. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
Media Macromedia Flash Max.
Interval Nilai Tengah Frekuensi % Frekuensi
33.9 31.2 1 3.85
39.3 36.6 9 34.61
44.7 42.0 4 15.38
50.1 47.4 9 34.61
55.5 52.8 1 3.85
60.9 58.2 2 7.70
Jumlah - 26 100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 14
Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode
Media Macromedia Flash Max.
Untuk lebih dapat membandingkan selisih nilai prestasi kognitif siswa
pada kelas yang diajar dengan metode TAI dengan media modul
Macromedia Flash Max, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam
frekuensi seperti pada Tabel 18.
31.2 36.6 42 47.4 52.8 58.2
1
9
4
9
12
Nilai Tengah
Grafik Hub frekuensi Vs Nilai Tengah
disajikan dalam Tabel
. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan
% Frekuensi
100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
Untuk lebih dapat membandingkan selisih nilai prestasi kognitif siswa
dengan media modul dan TAI dengan
, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa
dengan Metode TAI
Flash Max
No Interval
1 28.5 -
2 33.1 -
3 37.7 -
4 42.3 -
5 46.9 -
6 51.5 -
7 56.1 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih
pada Tabel 18 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 15. Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul
Max.
0
2
4
6
8
10
12
14
30.7
10
1
Fre
kuen
si
. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa
dengan Metode TAI dengan media modul dan TAI dengan Media
Interval Nilai Tengah Modul
33.0 30.7 10
36.2 34.6 6
42.2 39.9 2
46.8 44.5 7
51.4 49.1 1
56.0 53.7 0
60.8 58.4 1
Jumlah - 27
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 15.
Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash
30.7 34.6 39.9 44.5 49.1 53.7 58.4
6
2
7
10
11
54
13
01
2
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa
Media Macromedia
Flash
1
5
4
13
0
1
2
26
jelas tentang data
Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI
Macromedia Flash
Modul
Flash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
modul, nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi
sedangkan nilai terendah adalah
siswa yang dikenai pengajara
dalam Tabel 19.
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul
No Interval
1 52.0 -
2 54.9 -
3 57.8 -
4 60.7 -
5 63.6 -
6 66.5 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih
pada Tabel 19 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 16. Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
Media Modul
0
2
4
6
8
10
Fre
kuen
si
3. Prestasi Afektif Materi Sistem Koloid
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
, nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi sistem koloid
edangkan nilai terendah adalah 52. Distribusi frekuensi nilai prestasi afektif
siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI dengan media
Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
Modul.
Interval Nilai Tengah Frekuensi % Frekuensi
54.8 53.4 2 7.41
57.7 56.3 9 33.33
60.6 59.2 9 33.33
63.5 62.1 3 11.11
66.4 65.0 3 11.11
69.3 67.9 1 3.71
Jumlah - 27 100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 16.
Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
Modul.
53.4 56.3 59.2 62.1 65 67.9
2
9 9
3 3
1
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI dengan media
sistem koloid adalah 69
2. Distribusi frekuensi nilai prestasi afektif
media modul disajikan
Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
% Frekuensi
100.00
jelas tentang data
Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode
Macromedia Flash Max
koloid adalah 70 sedangkan nilai terendah adalah
prestasi afektif siswa yang dikenai pengajaran dengan metode
Macromedia Flash Max
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Me
dengan Media Macromedia Flash Max
No Interval
1 50.0 -
2 53.4 -
3 56.8 -
4 60.2 -
5 63.6 -
6 67.0 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
pada Tabel 20 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 17. Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode
Media Macromedia Flash Max
Untuk lebih dapat membandingkan nilai prestasi afektif siswa pada kelas
yang diajar dengan metode TAI
0
2
4
6
8
Fre
kuen
si
Pada siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI
Macromedia Flash Max, nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi
edangkan nilai terendah adalah 50. Distribusi frekuensi nilai
prestasi afektif siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TAI dengan
Macromedia Flash Max disajikan dalam Tabel 20.
Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Me
Macromedia Flash Max
Interval Nilai Tengah Frekuensi % Frekuensi
53.3 51.6 4 15.38
56.7 55.0 5 19.23
60.1 58.4 8 30.77
63.5 61.8 3 11.54
66.9 65.2 3 11.54
70.3 68.5 3 11.54
Jumlah - 26 100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 17.
Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode
Macromedia Flash Max.
Untuk lebih dapat membandingkan nilai prestasi afektif siswa pada kelas
yang diajar dengan metode TAI dengan media modul dan TAI dengan media
51.6 55 58.4 61.8 65.2 68.5
45
8
3 3 3
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
TAI dengan media
, nilai tertinggi prestasi afektif siswa pada materi sistem
. Distribusi frekuensi nilai
TAI dengan media
Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
% Frekuensi
100.00
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan
Untuk lebih dapat membandingkan nilai prestasi afektif siswa pada kelas
TAI dengan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Macromedia Flash Max
distribusi frekuensi seperti pada Tabel
Tabel 21. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan
Metode TAI dengan Media Modul
Max
No Interval
1 50.0 -
2 52.9 -
3 55.8 -
4 58.7 -
5 61.6 -
6 64.5 -
7 67.4 -
Jumlah
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih je
pada Tabel 21 dapat dilihat pada Gambar
Gambar 18. Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
Media Modul
0
2
4
6
8
10
51.4
1Fre
kuen
si
Max, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam sebuah
distribusi frekuensi seperti pada Tabel 21.
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan
dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash
Interval Nilai Tengah Modul
- 52.8 51.4 1
- 55.7 54.3 5
- 58.6 57.2 9
- 61.5 60.1 7
- 64.4 63.0 3
- 67.3 65.9 1
- 70.2 68.8 1
Jumlah - 27
Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data
dapat dilihat pada Gambar 18.
Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash
51.4 54.3 57.2 60.1 63 65.9 68.8
1
5
9
7
3
1 1
34
65
32
3
Nilai Tengah
Grafik Hub Frekuensi Vs Nilai Tengah
, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam sebuah
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan
Macromedia Flash
Flash
3
4
6
5
3
2
3
26
las tentang data
Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan
Macromedia Flash Max.
Modul
Flash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis
Sesuai dengan teknik analisis yang akan dipakai untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini, maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas
lilliefors dan uji homogenitas varian Bartlett.
1. Uji Keseimbangan (Uji t Dua Pihak)
Uji t dua pihak untuk pretes siswa materi sistem koloid pada taraf
signifikansi 5% diperoleh t hitung sebesar 1.2 sehingga - t(1-1/2α) = -2.00 < t hitung =
1.2 < t(1-1/2α) = 2.00. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-
rata nilai pretes siswa kelas TAI dengan media modul dan kelas TAI dengan
media Macromedia Flash Max. Perhitungannya terangkum pada lampiran 16.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas terhadap selisih nilai prestasi belajar kognitif siswa materi
sistem koloid pada taraf signifikansi 5% tertera pada lampiran 17 dan dirangkum
pada Tabel 22.
Tabel 22. Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif
Siswa.
Kelompok L0 Ltabel Kesimpulan
Kelas metode TAI dengan media modul 0.058 0.161 Normal
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max
0.040 0.174 Normal
Kemampuan memori tinggi 0.056 0.185 Normal
Kemampuan memori rendah 0.037 0.162 Normal
Kelas metode TAI dengan media modul pada
kemampuan memori tinggi
0.001 0.249 Normal
Kelas metode TAI dengan media modul pada
kemampuan memori rendah
0.027 0.213 Normal
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max pada kemampuan memori tinggi
0.012 0.242 Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max pada kemampuan memori rendah
0.039 0.227 Normal
Uji normalitas terhadap nilai prestasi afektif siswa materi sistem koloid
pada taraf signifikansi 5% tertera pada lampiran 17 dan dirangkum pada Tabel 23.
Tabel 23. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Afektif Siswa
Kelompok Siswa L0 Ltabel Kesimpulan
Kelas metode TAI dengan media modul 0.005 0.161 Normal
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max
0.018 0.174 Normal
Kemampuan memori tinggi 0.015 0.185 Normal
Kemampuan memori rendah 0.017 0.162 Normal
Kelas metode TAI dengan media modul pada
kemampuan memori tinggi
0.010 0.249 Normal
Kelas metode TAI dengan media modul pada
kemampuan memori rendah
0.173 0.213 Normal
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max pada kemampuan memori tinggi
0.026 0.242 Normal
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max pada kemampuan memori rendah
0.005 0.209 Normal
Uji normalitas terhadap kemampuan memori siswa materi sistem koloid
pada taraf signifikansi 5% tertera pada lampiran 17 dan dirangkum pada Tabel 24.
Tabel 24. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Memori Siswa
Kelompok Siswa L0 Ltabel Kesimpulan
Kelas metode TAI dengan media modul 0.052 0.161 Normal
Kelas metode TAI dengan media Macromedia
Flash Max
0.060 0.174 Normal
Berdasarkan hasil di atas, maka untuk setiap kelompok siswa diperoleh
harga L0 yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Uji Homogenitas
Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis variansi adalah
varians populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan metode Bartlett. Hasil uji homogenitas selisih nilai kognitif, nilai
afektif, nilai kemampuan memori dan selisih nilai kognitif dengan memperhatikan
kemampuan memori tercantum dalam lampiran 18. Hasil uji homogenitas telah
terangkum dalam tabel-tabel berikut :
Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas.
Nilai S2 B X2 Hitung X2 Tabel Kesimpulan
Selisih Kognitif 47,774 85,638 0,0046 3,84 Homogen
Afektif 20,774 67,167 2,620 3,84 Homogen
Kemampuan Memori 199,155 117,259 0,048 3,84 Homogen
Selisih Kognitif
dengan
Memperhatikan
Kemampuan Memori
44,637 84,135 1,96 3,84 Homogen
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tiap variabel diperoleh
harga statistik uji yang tidak melebihi harga kritik (�������� < ����� ). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian berasal dari populasi
yang homogen. Perhitungan uji homogenitas secara lengkap pada lampiran 18.
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka diteruskan dengan pengujian
hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan analisis variansi dua
jalan sel tak sama. Perhitungan secara lengkap disajikan pada lampiran 19. Hasil
perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada tabel
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terhadap selisih nilai
prestasi belajar kognitif materi sistem koloid ditinjau dari variabel-variabel media
pembelajaran dan kemampuan memori siswa dirangkum dalam Tabel 26 dan
Tabel 27.
Tabel 26. Rataan dan Jumlah Rataan Selisih Nilai Kognitif.
Kemampuan
Memori
Media
Rataan B1 Rataan B2 Jumlah Rataan
Rataan A1 43,550 33,940 77,490
Rataan A2 46,150 40,830 86,980
Jumlah Rataan 89,700 74,770 164,470
Keterangan :
A1 : Kelas TAI menggunakan media modul
A2 : Kelas TAI menggunakan media Macromedia Flash Max
B1 : Kemampuan memori tinggi
B2 : Kemampuan memori rendah
Tabel 27. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Kognitif
Sumber JK dk RK Fhitung Ftabel Kesimpulan
Media (A) 292,241 1 292,241 7,245 4,00 Ho Ditolak
K. Memori (B) 723,316 1 723,316 17,933 4,00 Ho Ditolak
Interaksi (AB) 59,720 1 59,720 1,481 4,00 Ho Diterima
Galat 1976,39 49 40,334 - -
Total 3051,667 52 - - -
Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terhadap nilai prestasi
belajar afektif pada materi sistem koloid ditinjau dari variabel-variabel media
pembelajaran dan kemampuan memori siswa dirangkum dalam Tabel 28 dan
Tabel 29.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 28. Rataan dan Jumlah Rataan Nilai Afektif.
Kemampuan
Memori
Media
Rataan B1 Rataan B2 Jumlah Rataan
Rataan A1 59,182 58,125 117.307
Rataan A2 59,500 59,000 118.500
Jumlah Rataan 118,682 117,125 235.807
Tabel 29. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Afektif
Sumber JK dk RK Fhitung Ftabel Kesimpulan
Media (A) 4,625 1 4,625 0,207 4,00 Ho Diterima
K. Memori (B) 7,866 1 7,866 0,353 4,00 Ho Diterima
Interaksi (AB) 1,012 1 1,012 0,045 4,00 Ho Diterima
Galat 1092,386 49 22,293 - - -
Total 1105,889 52 - - - -
Tabel 30. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa.
Kelas
Kognitif Afektif
Kemampuan Memori Kemampuan Memori
Tinggi Rendah Rataan Tinggi Rendah Rataan
Modul 43,550 33,940 38,745 59,182 58,125 58,653
Flash 46,150 40,830 43,490 59,500 59,000 59,250
Rataan 44,850 37,387 59,341 58,562
2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah dilakukan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terhadap
prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid dan diperoleh hasil seperti yang
tercantum diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama berbunyi prestasi belajar pada penggunaan
metode pembelajaran TAI dilengkapi media Macromedia Flash Max lebih tinggi
daripada penggunaan metode TAI dilengkapi media modul pada materi Sistem
Koloid bagi siswa kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.
Hipotesis tersebut diuji dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
Dari hasil analisis diperoleh harga Fobs = 7,245 yang melampaui harga Ftabel =
4,000 dengan N = 53 pada taraf signifikansi 5% untuk aspek kognitif dan Fobs =
0,207 untuk aspek afektif yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000 dengan N =
53 pada taraf signifikansi 5% maka untuk prestasi kognitif H0A ditolak dan untuk
prestasi afektif H0A diterima. Hal ini berarti ada perbedaan prestasi kognitif tetapi
tidak ada perbedaan prestasi afektif siswa yang diajar dengan metode TAI dengan
media modul dan TAI dengan media Macromedia Flash Max pada materi sistem
koloid.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua berbunyi prestasi belajar pada siswa yang
mempunyai kemampuan memori tinggi lebih tinggi daripada siswa yang
mempunyai kemampuan memori rendah pada materi Sistem Koloid kelas XI
RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri. Hipotesis tersebut diuji
dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Dari hasil analisis data
diperoleh harga Fobs = 17,933 yang melampaui harga Ftabel = 4,000 dengan N = 53
pada taraf signifikansi 5% untuk aspek kognitif dan Fobs = 0,353 untuk aspek
afektif yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000 dengan N = 53 pada taraf
signifikansi 5% maka untuk prestasi kognitif H0B ditolak dan untuk prestasi afektif
H0A diterima. Hal ini berarti ada perbedaan prestasi kognitif tetapi tidak ada
perbedaan prestasi afektif siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah
maupun tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga berbunyi terdapat interaksi antara pembelajaran
metode TAI dilengkapi media modul dan media Macromedia Flash Max dengan
kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi Sistem
Koloid bagi siswa kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.
Hipotesis tersebut diuji dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
Dari hasil analisis data diperoleh harga Fobs = 1,481 untuk aspek kognitif dan Fobs
= 0,045 untuk aspek afektif yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000 dengan N =
53 pada taraf signifikansi 5%, dengan demikian Fobs < Ftabel sehingga baik untuk
prestasi kognitif maupun aspek afektif H0AB diterima atau H1AB ditolak.
Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara metode mengajar dan
kemampuan memori siswa terhadap terhadap prestasi belajar materi sistem koloid
dapat juga dilihat dari rata-rata selisih prestasi belajar tiap kelompok, yaitu �AB21
> �AB11 > �AB22 > �AB12 . Hal ini menunjukkan tidak ada interaksi antara
penggunaan metode TAI dengan media modul dan flash (A) dengan kemampuan
memori (B) terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem koloid.
3. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan
Analisis variansi mempunyai kelemahan yaitu apabila H0 ditolak, peneliti
hanya mengetahui bahwa perlakuan-perlakuan yang diteliti memberikan pengaruh
yang berbeda. Namun, peneliti belum bisa mengetahui manakah perlakuan-
perlakuan itu yang secara signifikan berbeda dengan yang lainnya. Untuk
menutup kelemahan itu, perlu dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu dengan
menggunakan Uji Scheffe.
Hasil perhitungan Uji Scheffe selengkapnya terdapat dalam Lampiran 21,
rangkuman hasil uji lanjut pasca analisis variansi prestasi kognitif dengan Uji
Scheffe disajikan dalam Tabel 31.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 31. Rangkuman Komparasi Ganda Selisih Nilai Prestasi Kognitif.
Antar Komparasi (xi - xj)2 1/ni +
1/nj RKG F Kritik Keputusan
kolom µ1 vs µ2 22,515 0,077 40,334 7,249 4,000 H0 Ditolak
baris µ1 vs µ2 55,726 0,077 40,334 17,943 4,000 H0 Ditolak
Keterangan :
µ1 (kolom) : Prestasi kognitif siswa pada kelas TAI menggunakan media
modul.
µ2 (kolom) : Prestasi kognitif siswa pada kelas TAI menggunakan media
Macromedia Flash Max.
µ1 (baris) : Prestasi kognitif siswa kelompok kemampuan memori tinggi.
µ2 (baris) : Prestasi kognitif siswa kelompok kemampuan memori rendah.
Dari Tabel 31 dapat disimpulkan : Prestasi kognitif siswa pada kelas TAI
dengan media modul dan TAI dengan media Macromedia Flash Max
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Serta prestasi kognitif siswa
kelompok kemampuan memori tinggi dan rendah menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan.
Dalam uji ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pembelajaran kimia pada materi sistem koloid dengan metode TAI
menggunakan media Macromedia Flash Max menghasilkan prestasi belajar
aspek kognitif yang secara signifikan lebih baik jika dibandingkan dengan
pembelajaran kimia dengan metode TAI menggunakan media modul, baik
ditinjau dari siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi maupun
kemampuan memori rendah.
2. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi mempunyai prestasi belajar
aspek kognitif yang secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memiliki
kemampuan memori rendah, baik ditinjau dari siswa yang diberi pembelajaran
kimia dengan metode TAI menggunakan media modul maupun dengan
metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan pembelajaran materi sistem koloid, siswa diberikan
pretest. Pretest digunakan untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki
pengetahuan mengenai pelajaran yang akan diikuti yaitu materi sistem koloid.
Hasil tes ini dapat digunakan untuk memperkirakan pada bagian materi mana
yang belum dikuasai dan yang sudah dikuasai. Guru dapat memperkirakan materi
apa yang harus diajarkan lebih mendalam dan yang tidak, sehingga waktu
pembelajaran akan lebih efektif. Hasil pretest juga dapat digunakan untuk uji
keseimbangan dan sebagai salah satu dasar dalam pembentukan kelompok di
samping nilai kemampuan memori yang diperoleh dari data tes kemampuan
memori siswa. Karena metode yang digunakan adalah metode TAI yang termasuk
dalam pembelajaran kelompok (cooperative learning) dimana dalam
pembentukan kelompok harus memperhatikan perbedaan kemampuan siswa serta
jenis kelamin, maka dalam pembentukan kelompok harus dibuat heterogen. Hal
ini dimaksudkan agar terjadi interaksi siswa di dalam kelompoknya. Di dalam
setiap kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses
pemahaman bagi siswa yang berkemampuan rendah sehingga akan dapat segera
menyesuaikan dalam proses pemahaman materi. Setelah pembelajaran selesai,
dilakukan postest untuk mengukur prestasi kognitif dan afektif. Adanya pretest
dan postest ini dapat digunakan untuk mengetahui perubahan prestasi belajar
setelah diterapkan metode TAI menggunakan media modul dan TAI
menggunakan media Macromedia Flash Max dalam proses pembelajaran.
Pada proses belajar mengajar di kelas eksperimen I yang menerapkan
metode TAI menggunakan media modul ini siswa dibagi menjadi 6 kelompok
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok
dipimpin seorang siswa sebagai asisten kelompok yang mempunyai kemampuan
lebih dibandingkan anggota lainnya. Skor dari seluruh siswa dalam kelompok
diurutkan kemudian yang mempunyai skor tertinggi menjadi asisten dengan
pertimbangan nilai yang tertinggi tersebut mempunyai penguasaan konsep yang
lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang lain dalam kelompoknya.
Pembagian anggota kelompok berdasarkan skor hasil pretest dan skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemampuan memori yang tertera dalam dokumen hasil tes kemampuan memori
sehingga dalam setiap kelompok mempunyai rata-rata kemampuan yang hampir
sama. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran dan komposisi siswa dalam
pembentukan kelompok merata dan seimbang.
Siswa mempelajari materi yang telah disajikan guru melalui media modul.
Pada media modul disajikan materi lengkap yang dilengkapi hirarki konsep dan
disertai soal-soal yang mengukur ketuntasan siswa pada akhir bab ataupun pada
akhir materi. Tiap siswa mendapatkan satu modul untuk memudahkan mereka
berdiskusi. Anak-anak selain mendiskusikan materi juga mendiskusikan soal-soal
dalam modul itu yang nantinya akan digunakan sebagai nilai kelompok. Materi
yang kurang dipahami oleh salah seorang anggota kelompok dapat ditanyakan
kepada anggota kelompok yang lain atau kepada asisten masing-masing kelompok
sebelum ditanyakan kepada guru. Pada akhir pelajaran guru akan memberikan
penjelasan dan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Pada pelaksanaan
proses diskusi dan latihan soal dengan media modul tidak memberikan manfaat
yang lebih baik dari penggunaan media Macromedia Flash Max. Pada
penggunaan media modul ini membuat siswa menjadi bosan untuk berdiskusi
karena sajian materi yang terlalu banyak. Selain itu siswa juga telah mempunyai
buku pegangan tersendiri yang hampir sama dengan modul sehingga siswa
cenderung bosan. Tetapi manfaat media ini terletak pada penambahan referensi
siswa untuk belajar materi sistem koloid, dan mengantarkan siswa untuk belajar
mandiri.
Sedangkan pada kelas eksperimen II yang menerapkan metode TAI
menggunakan media Macromedia Flash Max ini siswa dibagi dalam 6 kelompok
dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan secara garis besar
memiliki urutan pelaksanaan yang sama, tetapi pada kelas ini dilengkapi dengan
media Macromedia Flash Max dimana materi yang disajikan lebih ringkas
daripada modul. Pada penggunaan media pembelajaran ini terlihat siswa tertarik
pada media yang digunakan. Hal itu terlihat pada pengerjaan tes secara kelompok.
Siswa juga merasa senang di saat mereka tuntas dalam suatu materi sehingga
mendapatkan kode untuk masuk ke materi selanjutnya. Siswa juga lebih tertarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada media Macromedia Flash Max karena terdapat animasi yang memberikan
gambaran yang seperti nyata pada materi sistem koloid khususnya pada sifat-sifat
koloid. Terlihat manfaat penggunaan media Macromedia Flash Max yaitu pada
pelaksanaan proses diskusi, terlihat siswa tertarik pada media yang digunakan dan
mereka saling berdiskusi tentang isi animasi. Selain itu manfaat lainnya pada saat
latihan soal, pada penggunaan Macromedia Flash Max siswa lebih terbantu
karena bersifat interaktif artinya media telah diprogram dengan sistem
pengecekan benar atau salah jawaban siswa.
Hasil analisis variansi dua jalan untuk aspek kognitif dan afektif seperti
diuraikan di depan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar
siswa yang dikenai pembelajaran metode TAI menggunakan media modul dan
metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max serta terdapat
perbedaan prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori
tinggi dan rendah pada materi sistem koloid. Selain itu juga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada interaksi antara metode TAI menggunakan media modul dan TAI
menggunakan media Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa
terhadap prestasi belajar kimia khususnya pada materi sistem koloid.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh penggunaan metode pembelajaran TAI dilengkapi media Macromedia
Flash Max dengan penggunaan metode TAI dilengkapi media modul terhadap
prestasi belajar pada materi sistem koloid. Artinya kelompok siswa yang
menggunakan metode pembelajaran TAI dilengkapi media modul berbeda prestasi
belajarnya dengan kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran TAI
dilengkapi media Macromedia Flash Max pada materi sistem koloid.
Penggunaan metode TAI dengan menggunakan media Macromedia Flash
Max ternyata memberikan hasil yang lebih tinggi bagi prestasi belajar kognitif
siswa untuk materi sistem koloid, hal ini dikarenakan pada metode TAI terdapat
beberapa tahap yang memudahkan siswa untuk belajar kimia khususnya dalam hal
ini pada materi pokok sistem koloid. Proses-proses dalam pembelajaran TAI bisa
mendorong siswa lebih giat dalam mempelajari materi kimia pada materi sistem
koloid, karena adanya sebuah kerja sama dalam belajar. Sistem belajar kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau belajar kelompok bagi siswa yang kurang memahami dapat dibantu oleh
temannya yang sudah memahami, jadi ada suatu interaksi antar siswa. Aspek
keberhasilan metode ini ditunjang dengan media yang digunakan yaitu
Macromedia Flash Max. Bagi siswa media ini terlihat masih baru dan belum ada
guru mata pelajaran kimia yang menggunakan media tersebut. Hal ini terlihat
adanya ketertarikan siswa saat pelajaran berlangsung. Mereka mengamati animasi
yang menggambarkan sistem koloid dengan seksama dan mencoba memahaminya
bersama teman satu kelompok. Walaupun pada media Macromedia Flash Max
materi yang disajikan tidak selengkap pada modul, tetapi siswa lebih menaruh
perhatian pada media ini karena terdapat animasi yang terlihat nyata dan
mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan,
karena disertai dengan suara / lagu. Selain itu dengan melihat animasi di layar
monitor, siswa cenderung lebih sering membuka-buka buku paket kimia yang lain
untuk mencocokkan apa yang telah tertera dalam Macromedia Flash Max. Dari
media ini ternyata dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar karena
memunculkan keingintahuan yang besar.
Sedangkan pada metode TAI dengan menggunakan media modul ternyata
memberikan hasil yang lebih rendah daripada dengan media Macromedia Flash
Max. Hal ini disebabkan pada modul materi yang disajikan sangat lengkap dan
banyak sekali latihan soal. Karena pada dasarnya modul merupakan suatu unit
lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang
disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan
secara khusus dan jelas. Dari kelengkapan modul inilah siswa cenderung bosan
dan pada saat berdiskusi dalam kelompok siswa yang aktif lebih mendominasi
diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Kebosanan siswa juga
disebabkan karena siswa telah mengenal media serupa modul yaitu buku-buku
kimia paket yang biasa dipakai oleh siswa. Hal ini mengakibatkan siswa tidak
memfokuskan pikiran mereka dalam mempelajari materi sistem koloid dan
akibatnya prestasi belajar kognitif siswa rendah.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar kognitif siswa pada penggunaan
metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
metode TAI menggunakan media modul pada materi pokok sistem koloid kelas
XI-RSBI semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.
Pengukuran prestasi belajar afektif dalam penelitian ini menggunakan
angket afektif yang mencakup penilaian sikap, minat, nilai dan konsep diri.
Keempat penilaian tersebut pada dasarnya berasal dari internal masing-masing
siswa, jadi jika hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan prestasi
belajar afektif siswa yang diberi metode TAI menggunakan media modul dan
Macromedia Flash Max kemungkinan karena kedua kelompok siswa ini memang
benar-benar memiliki minat atau keinginan yang sama dalam mempelajari materi
sistem koloid, namun ketika diberi media pembelajaran yang berbeda akan terjadi
perbedaan prestasi belajar kognitif antara kedua kelompok siswa. Hal ini karena
media Macromedia Flash Max lebih unggul daripada media modul seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Jadi pengukuran aspek afektif ini bersifat untuk
mengetahui seberapa besar minat atau keinginan siswa dalam mendorong mereka
mempelajari materi sistem koloid, meskipun tidak ada perbedaan prestasi belajar
afektif siswa namun bukan berarti prestasi belajar kognitifnya akan sama. Media
pembelajaran ternyata memiliki peran penting dalam pembelajaran siswa. Selain
itu, dalam mengukur prestasi belajar afektif ini cukup sulit karena banyak siswa
yang tidak jujur dalam mengisi angket. Ini terbukti dengan banyaknya jawaban
sama di antara sesama teman, sehingga mempengaruhi dalam perhitungan prestasi
belajarnya. Di samping itu, peneliti juga mengalami kesulitan untuk mengontrol
siswa agar menjawab secara jujur karena tidak memungkinkannya mendampingi
siswa satu persatu.
Jika ditinjau dari rerata yang dihasilkan, berdasarkan Tabel 30 rerata
selisih nilai prestasi kognitif dan nilai prestasi afektif materi sistem koloid pada
kelas yang diajar dengan metode TAI dengan media Macromedia Flash Max lebih
baik daripada kelas dengan metode TAI dengan media modul ( �A2 > �A1 ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode TAI
menggunakan media Macromedia Flash Max lebih baik dibandingkan
penggunaan metode TAI menggunakan media modul terhadap prestasi belajar
siswa pada materi sistem koloid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh kemampuan memori tinggi siswa dengan kemampuan memori rendah
siswa terhadap prestasi belajar pada materi sistem koloid. Artinya kelompok siswa
yang mempunyai kemampuan memori tinggi berbeda prestasi belajarnya dengan
kelompok siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada materi sistem
koloid.
Kemampuan memori atau ingatan merupakan kemampuan yang ada dalam
diri seseorang untuk menerima, memasukkan informasi, menyimpan dan
menimbulkan kembali hal-hal yang telah diperoleh sebelumnya sesuai dengan
keinginan, hal-hal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi sistem
koloid. Siswa yang mempunyai kemampuan memori yang tinggi akan lebih
mudah dalam menyimpan dan menimbulkan kembali materi yang mereka pelajari.
Materi sistem koloid adalah materi yang sifatnya hafalan, dalam pembelajarannya
siswa dituntut dapat mengingat klasifikasi, sifat-sifat, dan pembuatan koloid.
Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi lebih mudah untuk mengingat
materi tersebut akibatnya prestasi belajar kognitifnya lebih baik jika dibandingkan
siswa berkemampuan rendah. Sebaliknya, siswa dengan kemampuan memori
yang rendah tentunya akan sulit dalam mengingat klasifikasi, sifat-sifat, dan
pembuatan koloid, akibatnya ketika diadakan tes kognitif mereka akan mengalami
kesulitan dalam menjawab soal-soal, prestasi belajarnya pun lebih rendah
dibanding siswa dengan kemampuan memori tinggi.
Sedangkan pada aspek afektif, terdapat perbedaan prestasi belajar afektif
bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi dan rendah pada materi
pokok sistem koloid. Tidak adanya perbedaan disini kemungkinan disebabkan
oleh sulitnya pengontrolan peneliti terhadap siswa ketika pengisian angket afektif.
Sifat angket afektif ini adalah membutuhkan jawaban yang jujur dari responden (
yang dimaksud di sini adalah semua siswa kelas XI RSBI-2 dan XI RSBI-3),
karena peneliti mengalami kesulitan dalam pengontrolan siswa agar jawaban
mereka benar-benar jujur akibatnya berdasarkan hasil data penelitian banyak dari
jawaban siswa yang sama. Meskipun dari aspek afektif tidak ada perbedaan yang
signifikan antara siswa berkemampuan memori tinggi dan rendah terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
prestasi belajar materi pokok sistem koloid, namun bukan berarti dengan minat
yang sama tersebut akan menghasilkan prestasi belajar kognitif yang sama pula.
Siswa dengan kemampuan memori tinggi memiliki prestasi belajar kognitif yang
lebih baik seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Berdasarkan Tabel 30, rerata selisih nilai prestasi kognitif dan nilai
prestasi afektif materi sistem koloid pada kelompok siswa yang mempunyai
kemampuan memori tinggi lebih baik daripada kelompok siswa dengan
kemampuan memori rendah ( �B1 > �B2 ). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa siswa dengan kemampuan memori tinggi lebih baik prestasi belajarnya
dibandingkan siswa dengan kemampuan memori rendah pada materi sistem
koloid.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi
antara metode pembelajaran TAI menggunakan media modul dan TAI
menggunakan media Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa
terhadap prestasi belajar pada materi sistem koloid. Hal ini memberikan arti
bahwa jika pada siswa dengan kemampuan memori tinggi maka pembelajaran
dengan metode TAI menggunakan media modul akan mempunyai efek yang sama
dengan metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max. Begitu juga
dengan siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah, baik dengan metode
TAI menggunakan media modul maupun dengan metode TAI menggunakan
media Macromedia Flash Max akan memberikan efek yang sama pula.
Tidak adanya interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan
memori siswa kemungkinan dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi
proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa disamping
faktor media pembelajaran dan kemampuan memori siswa yang digunakan dalam
penelitian ini, serta peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar
kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi antara media
pembelajaran dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu
pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Prestasi belajar kognitif pada penggunaan metode pembelajaran TAI
dilengkapi media Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan
metode TAI dilengkapi media modul pada materi sistem koloid dengan Fobs =
5,049 yang melampaui harga Ftabel = 4,000 dan rataan selisih nilai prestasi
kognitif berturut-turut 43,490 dan 38,742. Tetapi tidak ada perbedaan
pengaruh penggunaan metode TAI menggunakan media Macromedia Flash
Max dengan metode TAI dengan media modul terhadap prestasi afektif siswa
dengan Fobs = 0,207 yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000 dan rataan nilai
prestasi afektif berturut-turut 59,250 dan 58,653.
2. Prestasi belajar kognitif pada siswa yang mempunyai kemampuan memori
tinggi lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori
rendah pada materi sistem koloid dengan Fobs = 8,810 yang melampaui harga
Ftabel = 4,000 dan rataan selisih nilai prestasi kognitif berturut-turut 44,850 dan
37,387. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi
maupun rendah siswa terhadap prestasi afektif siswa dengan Fobs = 0,353 yang
tidak melampaui harga Ftabel = 4,000 dan rataan prestasi afektif berturut-turut
59.341 dan 58.562.
3. Tidak ada interaksi antara pembelajaran metode TAI menggunakan media
modul dan TAI menggunakan media Macromedia Flash Max dengan
kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem
koloid. Artinya siswa yang diberi pelajaran dengan metode TAI menggunakan
media modul menghasilkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif yang
selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang diberi pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max, baik
ditinjau dari siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi maupun rendah.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
dan dapat digunakan untuk upaya bersama antara guru, siswa serta penyelenggara
sekolah agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan kualitas hasil belajar
secara maksimal.
2. Implikasi Praktis
Pembelajaran dengan metode TAI menggunakan media Macromedia
Flash Max lebih baik dibandingkan dengan metode TAI menggunakan media
modul pada materi sistem koloid. Maka dari itu hasil penelitian ini secara praktis
dapat diterapkan pada pembelajaran kimia pada materi sistem koloid
menggunakan metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max.
Pada pembelajaran materi sistem koloid perlu memperhatikan kemampuan
memori, karena siswa dengan kemampuan memori tinggi mempunyai prestasi
belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan memori rendah.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan implikasinya, maka saran yang saya
ajukan adalah sebagai berikut:
1. Pada pemilihan asisten dalam proses pembelajaran metode TAI sebaiknya
berdasarkan prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia di kelas. Hal ini
dikarenakan pada penelitian ini peneliti merasa kesulitan pada saat pemilihan
asisten yang didasarkan pada nilai pretest siswa karena terdapat siswa yang
sebenarnya mampu menjadi asisten tetapi tidak terpilih karena nilai pretest
rendah yang disebabkan siswa tersebut belum belajar materi yang akan
diajarkan.
2. Untuk menggambarkan keberhasilan prestasi belajar pada suatu lembaga atau
sekolah, idealnya terwakili oleh nilai secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bila penelitian mengenai dua metode pembelajaran yaitu metode TAI
menggunakan media modul dan metode TAI menggunakan Macromedia
Flash Max, untuk mengetahui keefektifan kedua metode tersebut terhadap
proses belajar mengajar yang sebelumnya biasa dilakukan suatu lembaga atau
sekolah perlu menggunakan kelas kontrol.
4. Bila tersedia dua metode pembelajaran yaitu metode TAI menggunakan media
modul dan metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max, untuk
meningkatkan prestasi belajar pada materi sistem koloid sebaiknya
menggunakan metode TAI dengan media Macromedia Flash Max.
5. Dikarenakan kemampuan memori lebih ditentukan oleh bakat alamiah maka
untuk membantu siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dalam
pembelajaran materi koloid di kelas, disarankan kepada guru untuk :
a. Sering mengulang kata yang dianggap penting.
b. Menerapkan metode rantai atau jembatan keledai dalam menghafal materi
tingkat pengenalan.
c. Menggunakan gambar, peta atau bagan untuk menjelaskan ikhtisar suatu
materi.
d. Meminta siswa untuk membaca garis besar suatu materi lalu membiasakan
agar siswa mencatat hal-hal penting atau membuat peta konsep.
6. Guru sebaiknya tidak perlu memperhatikan kemampuan memori siswa pada
penggunaan dua metode pembelajaran yaitu metode TAI menggunakan media
modul dan metode TAI menggunakan media Macromedia Flash Max pada
materi sistem koloid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA Agus Sujanto. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana. Arief S. Sadiman. 1996. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT Raya Grafindo Jakarta.
Atkinson, Rita L., Richard C., Smith, E.E., & Bem, D.J. 1991. Pengantar
Psikologi (jilid I). Terjemahan Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara.
Budiyono. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta:Sebelas Maret University Press.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian.
Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas.
Dewa Ketut Sukardi. 2003. Analisis Tes Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gupta, A. 2008. Constructivism and Peer Collaboration in Elementary
Mathematics Education. The Connection to Epistemology”. 4 (4), 381-386.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Relajar Mengajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Michael Purba. 2002. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : Mandar
Maju. Percival, H dan Ellington, H. 1988. Teknologi Pendidikan. Terjemahan Soedjarwo
S. Jakarta: Erlangga. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung : Nusa Media. Sri Retno Dwi Ariani, Bakti Mulyani, dan Fema Yulianingrum. Penggunaan
Metode Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) Dilengkapi Modul dan Penilaian Portofolio untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Penentuan DH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I. Jurnal. Vol 20. No 1. Juni 2008. Diakses pada tanggal 19 Juli 2010.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 1996. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual. Bandung : Yrama Widya. Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tabrani Rusyan A, Atang Kusdinara, Zaenal Arifin. 1990. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Umit Simsek. 2009. The Effects of Animation and Cooperative Learning on
Chemistry Students Academic Achievement and Conceptual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Understanding about Aqueous Solutions. Journal. 24-33. ISSN 1818-4952. Diakses pada tanggal 19 Juli 2010.
Vembrianto. 1985. Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan
Paramita. . 2008. Macromedia Flash. http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_flash.
Diakses pada tanggal 6 Maret 2010. .2007. Komputer sebagai Media Interaktif dan Presentasi.
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. Diakses pada tanggal 6 Maret 2010.