perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id...

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN KONTROL ASMA MENURUT KRITERIA THE NATIONAL ASTHMA EDUCATION AND PREVENTION PROGRAM DENGAN ASTHMA CONTROL QUESTIONNAIRE PADA PENDERITA ASMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran NURRACHMA YULIASRI G0006208 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN KONTROL ASMA MENURUT KRITERIA

THE NATIONAL ASTHMA EDUCATION AND PREVENTION PROGRAM

DENGAN ASTHMA CONTROL QUESTIONNAIRE

PADA PENDERITA ASMA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

NURRACHMA YULIASRI

G0006208

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan Kontrol Asma menurut Kriteria the National Asthma Education and Prevention Program dengan Asthma Control Questionnaire pada Penderita Asma. Asma merupakan penyakit saluran nafas yang ditandai oleh penyempitan bronkus akibat adanya hiperreaksi bronkus terhadap suatu perangsangan langsung maupun tidak. Tanpa pengelolaan yang baik akan menggangu kehidupan penderita sehari-hari dan cenderung mengalami peningkatan. Penatalaksanaan Asma serta follow up penyakit asma harus dilakukan dengan melihat status kontrol asma penderita, terdapat dua macam kriteria asma, yaitu asma terkontrol dan asma yang tidak terkontrol. Kontrol asma dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang baku dan telah divalidasi, yaitu the National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP) dan Asthma Control Questionnaire. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kontrol asma menurut kriteria NAEPP dengan Asthma Control Questionnaire. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan purposive sampling. Sampel sebanyak 30 orang penderita asma. Sampel dinilai tingkat kontrol asmanya dengan mengisi kuesioner NAEPP dan Asthma Control Questionnaire. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-Square dan pengukuran kekuatan kesepakatan antara dua kuesioner menggunakan uji Cappa Cohen, dalam penghitungannya memakai program SPSS 17.0 for windows. Hasil penghitungan Chi- Square hitung > chi-square tabel (15,248>3,841), nilai Asymp.sig p=0,000 (<0,001), dinyatakan hasil penelitian signifikan. Pada pengambilan keputusan H0 ditolak dan H1 diterima sehingga tidak terdapat perbedaan kontrol asma sesuai kriteria NAEPP dengan Asthma Control Questionnaire pada penderita asma. Pengukuran dengan uji Cappa Cohen value sebesar 0,71 dan sesuai dengan interpretasi nilai Cappa menurut Altman (1991) didapatkan kekuatan kesepakatan kedua kuesioner dengan kriteria baik. Kata Kunci : Kontrol Asma, NAEPP, Asthma Control Questionnaire

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. The difference of Asthma Control which is agree with the National Asthma Education and Prevention Program and Asthma Control Questionnaire criterion on Asthma Sufferer. Asthma is a kind of breath duct disease signed by the bronchus constriction as the result of bronchus hyperreaction toward a direct or indirect stimulation. Without good management, this disease will disturb the daily life of the sufferer and tend to be worse and can cause the complication. Asthma management and follow up must be done by seeing the control status of asthma sufferer, in which there are two criterion of asthma, they are controlled asthma and uncontrolled asthma. Asthma control can be done by using standard and validated questioner, they are the National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP) and Asthma Control Questionnaire. This research is aimed to know whether or not the asthma control difference which is agree with asthma control questionnaire and NAEPP criterion. This research is an analytical observational research by using cross sectional approach. The sampling technique uses purposive sampling. Sample sizes is 30 of asthma sufferer. Each sample is marked on its asthma control by filling Asthma Control Questionnaire and NAEPP questioners. The data analysis technique uses Chi-Square test and the measurement of agreement intensity of the two questioners uses Cappa Cohen test, on its counting uses SPSS 17.0 for windows program. Based on data analysis with Chi- Square check, counting chi-square > chi-square table (15,248>3,841) and the value of asymp sig is p=0,000 (<0,001), it can be said that the research result is significant. The decision making is stated that H0 is rejected and H1 is accepted. It states that there isn’t asthma control difference which is agree with NAEPP and Asthma Control Questionnaire criterion on asthma sufferer. On the measurement using Cappa Cohen test, the value result is 0,71 which is agree with Cappa value based on Altman (1991) the agreement is got well between two questioners. Keywords : Asthma Control, NAEPP, Asthma Control Questionnaire

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua

rahmat dan limpahan kasih sayangNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kontrol Asma menurut Kriteria the National Asthma Education and Prevention Program dengan Asthma Control Questionnaire pada Penderita Asma”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini meneliti tentang perbedaan kontrol asma dengan menggunakan dua kuesioner. Dimana teori menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam mengontrol asma pasien dengan menggunakan kuesioner NAEPP dan Asthma Control Questionnaire karena keduanya telah memiliki kesepakatan yang baik dalam menentukan penilaian kontrol asma seseorang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji independensi chi square yang diolah menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows, dan untuk mengetahui kesepakatan antara kedua kuesioner dalam menilai kontrol asma seseorang, digunakan uji Cappa Cohen Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kontrol asma sesuai kriteria NAEPP dan Asthma Control Questionnaire.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, para Dewan Penguji skripsi, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 29 Oktober 2010

Nurrachma Yuliasri

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA.................................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Perumusan Masalah................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka....................................................................... 6

1. Asma....................................................................................... 6

2. Kriteria Asma menurut Asthma Control Questionnaire.......... 18

3. Kriteria Asma menurut NAEPP ............................................. 20

B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 23

C. Hipotesis................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 24

A. Jenis Penelitian......................................................................... 24

B. Lokasi Penelitian...................................................................... 23

C. Subyek Penelitian......................................................................23

D. Teknik Sampling....................................................................... 24

E. Besar Sampel............................................................................ 24

F. Identifikasi Variabel................................................................. 25

G. Definisi Operasional................................................................. 25

H. Instrumen Penelitian.............................................. .................. 28

I. Desain Penelitian...................................................................... 30

J. Teknik Analisis......................................................................... 30

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 31

BAB V PEMBAHASAN............................................................................ 38

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 45

LAMPIRAN

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tingkatan Asma terkontrol menurut GINA

Tabel 1.2 : Klasifikasi klinik Asma berdasarkan derajat berat penyakit serta

implikasi terapi farmakologi

Tabel 1.3 : Kerangka Pemikiran

Tabel 1.4 : Desain Penelitian

Tabel 1.5 : Distribusi subyek penelitian menurut usia

Tabel 1.6 : Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Tabel 1.7 : Perbedaan kontrol asma berdasar kriteria NAEPP dan Asthma

Control Questionnaire

Tabel 1.8 : Interpretasi nilai Cappa menurut Altman (1991)

Tabel 1.9 : Tabel hasil perhitungan data statistik NAEPP dan ACQ

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. : Kuesioner Penelitian

Lampiran B. : Hasil Penelitian

Lampiran C. : Perhitungan Data Statistik

Lampiran D. : Tabel chi square

Lampiran E. : Lembar Inform Consent

Lampiran F. : Surat Ijin Penelitian

Lampiran G. : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran H. : Lembar Ethical Clearence

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asma merupakan salah satu penyebab kesakitan terbanyak di

Indonesia setelah penyakit infeksi. Data di Indonesia menunjukkan

peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit obstruksi jalan napas

termasuk asma (Siregar dkk, 1996).

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

Kesehatan RI Tahun 1992 asma menduduki urutan kedelapan sebagai

penyebab kematian di Indonesia (Rusmiati dan Yunus, 1998), serta

menurut (SKRT) tahun 1995: prevalensi asma di Indonesia adalah 13 orang

per 1000 orang (Baratawidjaja, 2003). Asma merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang serius di berbagai negara, yang dapat bersifat ringan dan

tidak mengganggu aktifitas, tapi juga bisa bersifat menetap dan

mengganggu aktifitas yang nantinya akan menurunkan produktifitas kerja

(PDPI, 2004).

Definisi asma adalah inflamasi kronik saluran napas yang

melibatkan sel mast, basofil, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, dan sel

epitel. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsif saluran

napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak

napas, dada terasa berat dan batuk terutama malam hari atau dini hari.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Episode ini pada umumnya berhubungan dengan obstruksi saluran nafas

yang luas, yang seringkali bersifat reversible, baik terjadi secara spontan

maupun melalui pengobatan. Inflamasi ini juga menyebabkan peningkatan

kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan (GINA, 2006).

Ada keterkaitan antara derajat berat asma, penatalaksanaan yang

baik dan tingkat kontrol asma, makin berat derajat asma, makin sukar asma

terkontrol, tetapi dengan penatalaksanaan yang baik, maka akan didapatkan

kondisi asma terkontrol dengan baik, sebaliknya asma dengan derajat

ringan menjadi sukar terkontrol apabila penatalaksanaan dilakukan tidak

optimal (Vollmer, 2004)

Asma yang tidak terkontrol meningkatkan biaya pengobatannya,

dan berdampak pada hilangnya hari sekolah pada anak atau hari kerja pada

orang dewasa, kunjungan ke dokter, instalasi gawat darurat, rawat inap,

gangguan aktifitas, serta rendahnya kualitas hidup, sejauh ini, GINA telah

merumuskan pedoman internasional untuk mencapai kontrol asma yang

sukses (Yunus, 2006). GINA 2006 mengklasifikasikan asma berdasar

derajat berat penyakit sebagai : Asma intermitten, Asma Persisten Ringan,

Asma Persisten Sedang, dan Asma Persisten Berat, serta menetapkan

derajat asma terkontrol sebagai : asma terkontrol total, asma terkontrol

sebagian, dan tidak terkontrol.

Tujuan tatalaksana asma adalah untuk mencapai dan

mempertahankan kondisi penyakit pada keadaan terkontrol, tanpa timbul

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

efek samping dari terapi yang digunakan, berbagai survei mengenai asma

yang berbasis komunitas dan berskala besar serta multinasional telah

menunjukkan bahwa mayoritas pasien menderita gejala yang sudah

mengkhawatirkan dan mengganggu kehidupan mereka. Keadaan ini

menjadi tanda bahwa tujuan tatalaksana tersebut belum tercapai (Bateman

dkk, 2004).

Penilaian yang tepat terhadap beratnya serangan serta

penatalaksanaan yang adekuat dan tepat waktu adalah faktor yang

menentukan keberhasilan penanganan serangan asma yang dapat

mengancam kehidupan (siregar dkk, 1996).

Tidak memadainya ketersediaan alat penilaian dari kontrol asma

memunculkan faktor-faktor kontribusi yang penting. kontrol asma dapat

sangat sulit di nilai pada praktek klinik karena sifatnya yang multidimensi

dan variabilitasnya yang dapat berubah setiap waktu. Alat ukur yang

dibutuhkan haruslah mudah, cepat dalam penerapan dan interpretasinya

pada praktek klinik dan Asthma Control Questionnaire (ACQ)

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ini (de Vries et al., 2005). Cara

ini bersifat subjektif namun validitasnya telah di uji dan dapat digunakan

secara mudah (de Vries et al., 2005).

Tahun 1997 Pedoman the National Asthma Education and

Prevention Program (NAEPP) menggunakan derajat berat penyakit untuk

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

memulai intervensi terapetik berdasarkan proses monitoring yang sedang

berjalan dan penilaian periodik dari pasien (Carlton et al., 2005).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui adakah

perbedaan kontrol asma antara kriteria the National Asthma Education and

Prevention Program dengan Asthma Control Questionnaire, sebagai suatu

alat screening untuk mengontrol kondisi asma dalam menentukan kontrol

asma penderita asma di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Penelitian tentang perbedaan kontrol asma sesuai kriteria the

National Asthma Education and Prevention Program dengan Asthma

Control Questionnaire belum pernah dilakukan sebelumnya.

B. Perumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan kontrol asma antara kriteria the

National Asthma Education and Prevention Program dengan Asthma

Control Questionnaire?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan kontrol

asma antara kriteria the National Asthma Education and Prevention

Program dengan Asthma Control Questionnaire.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Mengetahui ada tidaknya perbedaan kontrol asma antara kriteria

the National Asthma Education and Prevention Program dengan

Asthma Control Questionnaire.

2. Manfaat Aplikatif

a. Menambah pengetahuan terhadap penegakan diagnosa asma yang

terkontrol dan tidak terkontrol.

b. Menentukan terapi yang tepat dan tercapainya penatalaksanaan

asma pada pasien penderita asma yang tidak terkontrol.

c. Mensosialisasikan alat pengontrol asma berupa kuesioner sehingga

mampu memudahkan tenaga medis untuk menilai kontrol asma.

.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Asma

a. Definisi Asma

Kata “asma” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘sukar

bernafas’ (Sundaru, 1995). Batasan asma yang lengkap

menggambarkan konsep inflamasi sebagai dasar mekanisme

terjadinya asma dikeluarkan oleh GINA (Global Initiative for

Asthma) yang disusun oleh National Lung, Heart, and Blood

Institute Amerika yang bekerjasama dengan WHO dan dipublikasikan

pada bulan Januari 1995 (Rahajoe, 1998).

Asma di definisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran

nafas yang terdapat berbagai sel yang memegang peranan, terutama

sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Individu yang peka terhadap

inflamasi ini menyebabkan episode berulang berupa mengi, sesak

nafas, rasa berat di dada serta batuk terutama malam hari dan atau

dini hari. Episode ini pada umumnya berhubungan dengan obstruksi

saluran nafas yang luas, namun bervariasi, yang seringkali bersifat

reversibel, baik terjadi secara spontan maupun melalui pengobatan.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Inflamasi ini juga menyebabkan peningkatan kepekaan saluran

napas terhadap berbagai rangsangan (GINA, 2006), bila terdapat

rangsangan, saluran nafas akan menyempit, saluran nafas yang terlalu

sensitif itu disebut hiperreaktivitas lalu terjadi obstruksi, kemudian

menjadi bronchospasme, sehingga menimbulkan keluhan (Yunus,

2006). Gejala asma yang muncul lebih buruk dari biasanya disebut

dengan episode asma atau serangan asma (Fadden, 1998).

b. Patogenesis Asma

Asma merupakan penyakit peradangan saluran nafas yang

kronik (Dahlan, 2000), dan merupakan penyakit paru dengan

karakteristik : Inflamasi saluran napas, hiperreaktivitas saluran napas

terhadap berbagai rangsangan dan obstruksi saluran napas yang

reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan (Busse,

2001).

`Inflamasi kronik asma mengaktifkan berbagai sel inflamasi.

Sel inflamasi yang ikut berperan terutama sel mast, eosinofil, sel

limfosit T, makrofag neutrofil dan sel epithel (PDPI, 2004). Sel-sel

inflamasi yang diaktifkan melepas berbagai mediator, sitokin,

molekul adhesi, kemokin, dan berinteraksi antara satu dengan yang

lain. Eosinofil melepas granul-granulnya yang toksik. Hal tersebut

menimbulkan reaksi yang sangat kompleks dengan gejala-gejala

klinis seperti bronkokonstriksi, produksi mukus yang

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

berlebihan/hipersekresi kelenjar mukus, mengi, dan hiperreaktivitas

bronkus (Baratawidjaja, 2003; Surjanto, 2005).

Kepekaan saluran napas berlebihan atau hiperreaktivitas adalah

yang membedakan antara orang normal dan penderita asma, pada

orang normal, faktor pemicu, seperti asap rokok, iritan/debu, zat

kimia, kegiatan jasmani, tekanan kejiwaan, dan allergen tidak akan

menimbulkan asma, pada penderita asma, rangsangan tadi dapat

menimbulkan serangan (Sundaru, 2006), pada asma alergik, selain

peka terhadap rangsangan di atas juga sangat peka terhadap allergen

yang spesifik.

Karakteristik asma berupa obstruksi jalan napas pada bronkus,

4 faktor yang mendukungnya adalah :

1) Kontraksi otot polos bronkus yang merupakan respon terhadap

allergen spesifik

2) Edema selaput lendir yang dapat disebabkan karena

bertambahnya permeabilitas pembuluh darah.

3) Hipersekresi kelenjar mukus dan sel goblet dengan

penyumbatan bronkus oleh lendir yang kental.

4) Airway remodeling (Baratawidjaja, 2003).

“Airway remodeling” merupakan suatu reaksi tubuh yang

berusaha memperbaiki jaringan yang rusak akibat dari inflamasi yang

berjalan terus menerus (Baratawidjaja, 2003). Inflamasi terus

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menerus itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur jalan

napas seperti hipertrofi otot polos, pembentukan pembuluh darah

baru, peningkatan sel-sel goblet epithelial, fibrosis subepithelial,

penebalan membran basalis (Boushey, 2000). Konsekuensi klinis

airway remodeling adalah peningkatan gejala dan tanda asma (PDPI,

2004), dan biasanya terjadi pada asma yang telah menjadi kronis

(Baratawidjaja, 2003).

c. Faktor Risiko

1). Faktor predisposisi

faktor kecenderungan mendapat penyakit asma yaitu atopi dan

jenis kelamin.

2). Faktor penyebab

faktor yang mensensitisasi jalan napas dan menimbulkan asma

yaitu :

a) Indoor allergen (tungau, alergen binatang, alergen kecoa,

jamur)

b) Outdoor allergen (tepung sari, biji-bijian, rumput-

rumputan, jamur)

c) Occupational agents (asma yang ditimbulkan oleh bahan-

bahan di lingkungan kerja dikenal sebagai asma kerja)

d) Medikasi : aspirin, berbagai obat lainnya

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3). Faktor kontribusi

Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya asma baik karena

adanya faktor penyebab maupun karena adanya faktor

predisposisi yaitu : Infeksi pernapasan, berat badan lahir rendah

(BBLR), merokok, baik aktif maupun pasif (terutama ibu yang

merokok), diet.

4). Faktor pencetus

Faktor risiko yang menyebabkan timbulnya eksaserbasi asma

yaitu Alergen, iritan (asap rokok, polusi udara baik di dalam

dan di luar ruangan, bau-bauan yang merangsang, asap), infeksi

pernapasan terutama oleh virus, faktor fisik (exercise, udara

dingin, hiperventilasi), perubahan cuaca, makanan,

emosi/tekanan jiwa, faktor endokrin (menstruasi, kehamilan,

penyakit tiroid), occupational agents, dll (Dianiati, 1995).

d. Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma

Diagnosis asma ditegakkan dengan :

1). Tanda-tanda klinik akibat proses patogenesis

Mengi (wheezing) adalah bunyi seperti siulan dengan nada

tinggi yang terdengar waktu ekspirasi, riwayat satu atau lebih

dari : Episode batuk kronik berulang kali, mengi, sesak dada,

dan kesulitan bernafas yang berulang kali. Asma nokturnal

(batuk memburuk pada pagi hari akibat dingin yang disertai

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sesak). Gejala memburuk pada malam hari yang menyebabkan

penderita terbangun. Penyempitan saluran nafas yang reversibel

dan variasi diurnal (Surjanto, 2001).

2). Faktor pencetus (inciter) berupa iritan (debu dll), dan

perangsang (inducer) berupa bahan kimia, infeksi, alergen.

3). Pemeriksaan fisik :

Nafas cuping hidung pada inspirasi (anak), bicara terputus-

putus, agitasi, hiperinflasi torak, lebih suka posisi duduk.

Tanda fisik lain berupa sianosis, mengantuk, susah bicara,

takikardia.

Pemeriksaan bantu :

Gambaran foto thorax normal, bronkhitis kronik,

dan/emfisema.

Gambaran hipersensitifitas, hipereaksi penyempitan.

Laboratorium : Ig (Imunoglobulin) E, Ig (Imunoglobulin) Rast

positif.

4). Tes Faal Paru

Tes bronkodilator peningkatan FEV1>15% memastikan adanya

hipersensitifitas, pengukuran APE dengan Peak Flow Meter

pada pagi hari (sebelum inhalasi agonis beta-2) dan malam hari

(setelah inhalasi agonis beta-2) menunjukkan perbedaaan 20%

atau lebih (Dahlan, 2000)

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e. Penatalaksanaan asma

Prinsip penatalaksanaan asma adalah penanganan jangka

panjang yang lebih ditekankan dalam arti pencegahan (Dianiati,

1995). Penatalaksanaan yang paling efektif adalah mencegah atau

mengurangi inflamasi kronik dan menghilangkan faktor penyebab

(Yunus, 1999). Obat–obatan dapat membantu penderita asma untuk

melakukan aktivitas secara normal. Tujuan pengobatan pada

penderita asma adalah untuk mengontrol asma (Steinbachier dan

Glick, 2001). Asma tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol

dengan pemberian obat-obatan yang benar (Baratawidjaja, 2003),

pada asma yang terkontrol tidak didapatkan gejala yang mengganggu

aktiviti dan faal paru yang normal atu mendekati normal (Yunus,

2006). Kriteria asma terkontrol: asma yang terkontrol secara klinis

didefinisikan sebagai berikut:

1). Tidak ada (dua kali atau kurang dari dua kali tiap minggu)

gejala di siang hari

2). Tidak ada keterbatasan aktivitas harian, termasuk olahraga

3). Tidak ada gejala yang muncul di malam hari (nokturnal) atau

terbangun di malam hari karena asma

4). Tidak ada (dua kali atau kurang dari dua kali tiap minggu)

kebutuhan untuk terapi penyembuhan

5). Fungsi paru normal atau hampir normal

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6). Tidak ada eksaserbasi (GINA, 2006).

Tabel 1.1 Tingkatan Asma terkontrol Menurut GINA

Karakteristik

Gejala harian

Pembatasan

aktivitas

Gejala

nokturnal/gangguan

tidur (terbangun

malam hari)

Kebutuhan akan

reliever atau terapi

rescue

Fungsi paru

(PEF atau FEV1)

Eksaserbasi

Terkontrol

Tidak ada (dua kali

atau kurang per

minggu)

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada (dua kali

atau kurang dalam

seminggu)

Normal

Tidak ada

Terkontrol

sebagian

Lebih dari dua

kali seminggu

Sewaktu-waktu

dalam seminggu

Sewaktu-waktu

dalam seminggu

Lebih dari dua

kali seminggu

<80% nilai

prediksi dalam

beberapa hari

satu/lebih per

tahun

Tidak terrkontrol

Tiga atau lebih

gejala dalam

kategori asma

terkontrol

sebagian, muncul

sewaktu-waktu

dalam seminggu

Satu dalm beberapa

minggu

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Penatalaksanaan asma yang baik dimaksudkan untuk

mengontrol manifestasi penyakit, di antaranya :

1). Membangun hubungan kerjasama yang baik antara pasien,

dokter, keluarga, lingkungan kerja dengan edukasi penderita

dan keluarganya tentang seluk beluk asma dan meningkatkan

kepatuhan dan kepercayaan.

2). Pengenalan gejala asma, penegakan diagnosa asma pada pasien

dan menentukan klasifikasi asma

3). Mengenali dan menghindari faktor pencetus, mencegah

eksaserbasi asma,monitoring asma.

4). Menetapkan rencana individu dalam mengatasi eksaserbasi

5). Rencana pengobatan jangka panjang, terapi yang sesuai,

terdapat dua tipe pengobatan yaitu pengobatan segera untuk

mengatasi serangan asma dan pengobatan rutin untuk

mencegah serangan asma.

6). Menyelenggarakan pemantauan secara berkala (Maslim, 2007;

Sundaru, 1999).

Berdasarkan klasifikasi asma, obat–obat asma dikelompokkan

atas 2 golongan, yaitu obat pelega napas (reliever) dan obat

pengontrol asma (controller). Obat-obatan yang digunakan antara

lain:

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1). Bronkodilator

a). Derivat xantin: teofilin, aminofilin, kolinteofilinat.

Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan sebagai

pelega napas, obat ini merupakan bronkodilator yang

paling lemah dibandingkan dua golongan bronkodilator

yang lain yaitu β2 agonis dan antikolinergik. Teofilin dapat

menurunkan bronkospasme, mengurangi hiperaktivitas

bronkus, meningkatkan kontraktilitas diafragma, dan

mempunyai efek anti inflamasi (GINA, 2006).

b). Agonis β2 adrenergik: Golongan ini merupakan

bronkodilator utama karena mempunyai efek

bronkodilatasi yang kuat dan meningkatkan kecepatan

aliran lendir di saluran napas, ada dua kelompok, yaitu: β2

agonis short acting (albuterol, bioterol, pirbuterol,

terbutalin) dan β2 agonis long acting inhalasi (salmeterol,

formoterol) Formoterol mula kerjanya lebih cepat daripada

salmeterol, dan β2 agonis long acting oral (bambuterol dan

procaterol), obat ini juga dipakai untuk mengontrol asma.

Pemakaian oral biasanya menimbulkan efek samping yang

lebih banyak dibandingkan denagn pemberian secara

inhalasi(Setiawati, 2005; Yunus, 2002).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c). Antikolinergik: atropin, ipatropium bromid (Atrovent R),

Oxitropium bromid, Obat ini mempunyai efek yang lebih

lemah dibandingkan β2 agonis, mempunyai efek aditif bila

dikombinasi dengan obat bronkodilator lain (Tjay Tan

Huan dan Rahardja, 1978). Inhalasi dengan ipatropium

bromid kurang efektif untuk pelega dibandingkan inhalasi

SABA dan obat ini mempunyai efek samping

menimbulkan rasa kering pada mulut (GINA, 2006).

2). Kortikosteroid

Beclamethasone diprorionat, budesonide, flutiason, ciclesonide,

flunisolide, triamcinolon acetonide. Kortikosteroid berdaya anti

inflamasi dan bronkodilator berdasarkan mekanisme, yakni

dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor β2 sehingga efek

β2 mimetik diperkuat, melawan efek-efek mediator seperti

radang dan gatal melalui blokade enzim fosfolipase A2 (Tjay

Tan Huan dan Rahardja, 1978).

3). Pengubah leukotrien (montelucas, zafirlucast, pranlukast)

Aktivitas leukotrien diturunkan dengan menghambat sintesis

leukotrien pada enzimnya atau mempengaruhi ikatan leukotrien

pada reseptornya, merupakan obat terbaru yang menghambat

pembentukan atau kerja dari leukotrien (Yunus, 2002).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4). Sodium kromolin dan iodium nedokromil

Obat ini diberikan secara inhalasi, efek anti inflamasinya lebih

rendah dibandingkan dengan kortikosteroid. Cromolin

mempunyai kemampuan untuk menstabilisasi sel mast.

Nedokromil merupakan anti inflamasi, menghambat

pengeluaran mediator, penurunan hipersensitivitas bronkus

(Steinbachier dan Glick, 2001)

5). Antibiotik, mukolitik, ekspektoran, hidrasi diberikan atas

indikasi

f. Derajat Berat Asma

Berat penyakit ditentukan oleh gejala, eksaserbasi, gejala

malam hari dan uji faal paru (Tjandra, 2004). Klasifikasi derajat berat

asma adalah sebagai berikut :

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 1.2 Klasifikasi Klinik Asma Berdasarkan Derajat Berat

Penyakit serta Implikasi Terapi Farmakologik

PERSISTEN BERAT

Gambaran Klinik

Praterapi

Pengobatan Pencegahan

Jangka Panjang Pengobatan Pelega

ü Gejala terus menerus

ü Eksaserbasi sering

ü Gejala asma malam

sering

ü Aktifitas fisik terbatas

FEV1 atau PFR

ü < 60 % prediksi

ü Variabilitas > 30 %

Obat-obatan pengendali

dalam kombinasi ; steroid

inhaler dosis tinggi,

bronkodilator kerja lama,

steroid oral jangka panjang

Bronkodilator kerja

cepat, agonis beta-2

inhaler menurut

kebutuhan

PERSISTEN SEDANG

Gambaran Klinik

Praterapi

Pengobatan Pencegahan

Jangka Panjang Pengobatan Pelega

ü Gejala harian

ü Eksaserbasi

mengganggu aktifitas

dan tidur

ü Asama malam > 1 kali

per minggu

FEV1 atau PFR

ü 60% - < 80% prediksi

ü Variabilitas 20% - 30%

ü Kortikosteroid inhaler

> 500 mg

DAN bila diperlukan

Bronkodilator kerja lama;

agonis beta-2 inhaler atau

tablet kerja lama, teofilin

lepas lambat,

Pertimbangkan penggunaan

antogonis leukotrien

Agonis beta-2 inhaler kerja

cepat menurut kebutuhan

tidak lebih dari 3-4 kali per

hari.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

PERSISTEN RINGAN

Gambaran Klinik

Praterapi

Pengobatan Pencegahan

Jangka Panjang Pengobatan Pelega

ü Gejala > 1 kali seminggu

tetapi < 1 kali per hari

ü Eksaserbasi mingkin

mengganggu aktifitas

dan tidur

ü Asma malam > 2 kali per

bulan

FEV1 atau PFR

ü 80 % prediksi

ü Variabilitas 20% - 30%

Kortikosteroid inhaler dosis

rendah 200–400 mcg

ATAU

Teofilin lepas lambat

Agonis beta-2 kerja cepat

menurut kebutuhan untuk

menghilangkan gejala, tidak

lebih dari 3–4 kali per hari

2. Asthma Control Questionnaire

Asthma Control Questionnaire diperkenalkan oleh Jupiter dkk

sebagai kuesioner yang memiliki sifat evaluatif dan diskriminatif yang

tinggi. Asthma Control Questionnaire (ACQ) digunakan untuk

membedakan antara pasien asma dengan kontrol baik dan gejala asma

suboptimal.

Tujuan dari Asthma Control Questionnaire yaitu untuk meneliti

apakah kuesioner Asthma Control Questionnaire dapat digunakan

untuk mengidentifikasi pasien asma dengan kontrol gejala suboptimal

dalam keluarga, untuk mengubah pengobatan yang tidak efektif

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menjadi lebih tepat, melaksanakan pedoman pengobatan secara lebih

tepat dan memberikan pendidikan atau pengetahuan tentang bahaya

keadaan asma yang tidak terkontrol.

Pedoman International mengindikasikan bahwa tujuan utama

pengobatan asma untuk mencapai kontrol yang optimum

(meminimalkan gejala-gejala waktu siang dan malam hari, pembatasan

aktivitas, bronkokonstruksi dan penggunaan bronkodilator short-

acting) dan mengurangi resiko yang mengancam kehidupan dan

kematian. Tujuh poin Asthma Control Questionnaire telah

dikembangkan dan divalidasikan untuk mengukur kecukupan kontrol

asma yang telah ditetapkan oleh Pedoman International.

Asthma Control Questionnaire terdiri dari 7 pertanyaan yang

ditujukan pada pasien dewasa dengan asma untuk menilai seberapa

berat gejala asma mereka. Pasien diberi pertanyaan tentang status

kesehatan mereka mengenai gejala asma yang dialami selama satu

minggu dan pasien diminta menjawab setiap pertanyaan yang ada. Ada

7 pertanyaan dengan 7 skala poin mulai dari 0 (terkontrol baik) sampai

6 (sangat tidak terkontrol). Pengontrolan Asthma Control

Questionnaire dilakukan selama satu minggu sebelumnya. Asthma

Control Questionnaire telah divalidasikan dan digunakan untuk

mengukur efek dari pengobatan asma. Asthma Control Questionnaire

terdiri dari 7 pertanyaan dan satu pemeriksaan faal paru (VEP-1).

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Walaupun dalam versi yang lengkap, Asthma Control Questionnaire

membutuhkan harga VEP-1, tetapi Asthma Control Questionnaire juga

menunjukkan sama baiknya tanpa pengukuran VEP-1 ini (de Vries et

al., 2005)

Pertanyaan Asthma Control Questionnaire meliputi kejadian

terbangun malam hari karena asma, terbatasnya aktivitas karena asma,

wheezing, penggunaan obat pelega asma, pengukuran VEP-1 (de Vries

et al., 2005)

3. Kriteria Kontrol Asma Sesuai the National Asthma Education and

Prevention Program (NAEPP)

NAEPP adalah pedoman diagnosa dan manajemen dari asma.

Pedoman the National Asthma Education and Prevention Program

menggunakan derajat beratnya penyakit untuk menginisiasi intervensi

terapeutik, berdasarkan dari monitoring dan penilaian keadaan pasien

yang terus menerus, walaupun derajat berat asma dapat membantu

dalam menentukan terapi pada pasien awal yang terdiagnosa, pada

pasien yang sudah mengidap asma, level dari kontrol asma dinyatakan

merupakan indikator yang baik untuk menuju suksesnya

penatalaksanaan (Carlton et al., 2005)

Instrumen penilaian telah dikembangkan dan di uji untuk

menguntungkan pemakaian kontrol asma ke depan sebagai indikator

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dari kebutuhan untuk memodifikasi terapi. Kontrol asma merupakan

tantangan yang terus menerus, dibutuhkan penatalaksanaaan yang

multidisipliner (Carlton et al., 2005)

Menurut NAEPP, kriteria asma tidak terkontrol adalah :

a. jumlah hari dengan gejala asma dalam minggu terakhir > 2

b. kriteria hari dengan aktivitas yang terbatas dalam minggu

terakhir ”kadang-kadang” atau ”selalu/pada banyak waktu”

c. jumlah waktu terbangun pada malam hari dalam bulan

terakhir > 2

d. jumlah waktu penggunaan obat pelega dalam minggu

terakhir > 2

e. kriteria pernah perawatan urgen/intensive/darurat, masuk

Unit Gawat Darurat dan kunjung Rumah Sakit dalam 3

bulan terakhir adalah ”ya”

Sedang asma terkontrol : kriteria dan jumlah selain dari

kriteria untuk asma tak terkontrol (Carlton et al., 2005)

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Kerangka Pemikiran

Tabel 1.3 Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Berdasarkan dari tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Tidak terdapat perbedaan

kontrol asma menurut kriteria the National Asthma Education and

Prevention Program dengan Asthma Control Questionnaire pada penderita

asma.

ASMA

Asma terkontrol Asma tidak terkontrol

NAEPP (The National Asthma Education and

Prevention Program)

1. Jumlah hari dengan gejala asma dalam minggu terakhir

2. Kriteria hari dengan aktivitas yang terbatas dalam minggu terakhir

3. Jumlah waktu terbangun pada malam hari dalam bulan terakhir

4. Jumlah waktu penggunaan obat pelega dalam minggu terakhir

5. Kriteria pernah perawatan urgen / intensive / darurat, masuk Unit Gawat Darurat dan kunjung Rumah Sakit dalam 3 bulan terakhir. (Carlton et al., 2005)

ACQ (Asthma Control Questionnaire)

1. Terdiri dari 7 pertanyaan yang

meliputi kejadian terbangun di malam hari, gejala asma yang timbul ketika bangun di pagi hari, terbatasnya aktivitas karena asma, sesak napas karena asma, wheezing, penggunaan obat pelega asma.

2. ACQ dapat juga dilengkapi dengan satu pemeriksaan faal paru (VEP-1). (de Vries et al., 2005)

a. Tingkat kejujuran b. Tingkat kebohongan c. Tingkat pendidikan

a. Tingkat kejujuran b. Tingkat kebohongan c. Tingkat pendidikan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat

observasional analitik yaitu mencari hubungan antara variabel X dan

variabel Y melalui pengujian hipotesis dengan pendekatan cross sectional

(Taufiqurrohman, 2003).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Penyakit Paru Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Kriteria Inklusi :

1. Populasi yang diteliti adalah pasien yang berumur 15 tahun

ke atas.

2. Pernah didiagnosis menderita Asma oleh Dokter Ahli Paru

dalam berbagai derajat berat Asma di Poliklinik Penyakit Paru

Dr. Moewardi Surakarta.

3. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani Inform

Consent.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Tercatat tidak memiliki penyakit lain atau penyerta pada

rekam medis (medical records), dan mengisi kuesioner

tentang riwayat penyakit dan penyakit lain.

Kriteria Eksklusi :

1. Pasien Asma dengan penyakit penyerta : kelainan paru

lainnya, komplikasi hepar, ginjal, dan jantung.

2. Menderita penyakit lain dengan Diferrential Diagnosa Asma.

3. Bila pasien tidak bersikap kooperatif.

4. Pasien buta huruf dan tidak bisa membaca.

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel adalah purposive (non random)

sampling, yaitu pemilihan subyek berdasarkan atas ciri – ciri atau sifat

tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi. Sampel yang

digunakan dipilih sesuai syarat inklusi dan eksklusi (Murti, 2006).

E. Besar Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 30 orang

pasien RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang terdiagnosa menderita Asma

tanpa penyakit penyerta. Sampel diambil pada bulan September 2010.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel X : Nilai the National Asthma Education and Prevention

Program

2. Variabel Y : Nilai Asthma Control Questionnaire

3. Variabel luar :

a. Terkendali

1) Penyakit Gagal Jantung, PPOK, Emboli Paru

2) Usia

3) Jenis Kelamin

b. Tak Terkendali

Subyektifitas penderita dalam mengisi kuesioner

G. Definisi Operasional Variabel

1. Asma terkontrol dan tidak terkontrol sesuai Asthma Control

Questionnaire

Interpretasi hasil dari kuesioner Asthma Control Questionnaire :

a. nilai 0 menunjukkan terkontrol baik

b. nilai 6 menunjukkan sangat tidak terkontrol

Skala poin Astma Control Questionnaire, yaitu 0 – 42. skala poin 0 – 7

menunjukkan asma terkontrol dan skala poin 8 – 42 menunjukkan

asma tidak terkontrol (de Vries et al., 2005)

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Asma terkontrol dan tidak terkontrol sesuai the National Asthma

Education and Prevention Program (NAEPP)

asma tidak terkontrol :

a. jumlah hari dengan gejala asma dalam minggu terakhir > 2

b. kriteria hari dengan aktivitas yang terbatas dalam minggu terakhir

”kadang-kadang” atau ”selalu/pada banyak waktu”

c. jumlah waktu terbangun pada malam hari dalam bulan terakhir > 2

d. jumlah waktu penggunaan obat pelega dalam minggu terakhir > 2

e. kriteria pernah perawatan urgen/intensive/darurat, masuk Unit

Gawat Darurat dan kunjung Rumah Sakit dalam 3 bulan terakhir

adalah ”ya”

asma terkontrol : kriteria dan jumlah selain dari kriteria untuk asma

tak terkontrol (Carlton et al., 2005).

3. Variabel Luar Terkendali

a. Penyakit Gagal Jantung, PPOK, dan Emboli Paru yang merupakan

penyakit dengan differential diagnosis Asma.

1). Definisi :

a). Gagal Jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda

dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat

istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kelainan struktur atau fungsi jantung (Panggabean,

2006).

b). PPOK adalah penyakit yang ditandai oleh adanya

hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya

reversibel. Hambatan aliran udara biasanya progresif

dan disertai dengan respon inflamasi abnormal paru

terhadap partikel atau gas beracun (Hood, 2004)

c). Emboli Paru merupakan kejadian terjadinya obstruksi

sebagian atau total sirkulasi arteri pulmonalis atau

cabang-cabang akibat tersangkutnya emboli trombus

atau emboli yang lain (Rahmatullah, 2006).

2). Alat Ukur : Diagnosa dokter dan dengan melihat rekam medis

(Medical record)

3). Skala Pengukuran : Nominal

b. Usia

1). Definisi :

Usia sampel adalah usia dalam tahun yang dihitung

berdasarkan selisih tahun wawancara dengan tahun kelahiran

(Mulyono,et al., 2003).

2). Alat Ukur : Kuesioner

3). Skala Pengukuran : Rasio

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c. Jenis Kelamin

1). Definisi :

Jenis kelamin adalah jenis kelamin sampel dibedakan

antara laki -laki dan perempuan (Mulyono et al., 2003)

2). Alat Ukur : Kuesioner

3). Skala Pengukuran : Nominal

H. Instrumen Penelitian dan Cara Kerja

1. Instrumen : Kuesioner, Rekam Medis (Medical Record).

2. Cara Kerja :

a. Menentukan pasien asma berdasar diagnosis dokter Ahli Paru

b. Menentukan Pasien Asma tanpa penyakit lain atau penyerta dengan

melihat rekam medis (Medical Record).

c Kuesioner dibagikan dan pasien diberi penjelasan

d Bila pasien bersedia mengikuti penelitian peneliti membimbing

untuk mengisi inform consent dan masing-masing kuesioner.

e Menentukan keadaan asma terkontrol atau tidak terkontrol dengan

kuesioner NAEPP.

f Menentukan keadaan asma terkontrol atau tidak terkontrol

dengan kuesioner Asthma Control Questionnaire.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

I. Desain Penelitian

Tabel 1.4 Desain Penelitian

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisa dengan uji Chi Square. Dengan

uji itu dapat diketahui apakah perbedaan yang teramati antara kedua

variabel secara statistik bermakna atau tidak bermakna.

Kemudian untuk mengetahui kesepakatan antara dua kuesioner

digunakan uji Cappa Cohen. Pengolahan data dengan bantuan SPSS 17.0

for windows.

Asma

Terkontrol

Asma Tidak Terkontrol

ASMA

ACQ NAEPP

Uji Chi Square

Asma

Terkontrol

Asma Tidak Terkontrol

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Berdasar pada penelitian yang dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta, pada bulan September 2010 didapatkan sampel sebanyak 30 orang

pasien asma tanpa penyakit penyerta. Kelompok penderita adalah pasien

Asma di Poliklinik RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dimana sebelumnya

sudah dilakukan pemeriksaan – pemeriksaan oleh tenaga medis RSUD

Dr. Moewardi Surakarta yang menyatakan bahwa pasien tersebut menderita

Asma. Sedangkan pasien asma dengan penyakit penyerta didapatkan sampel

sebanyak 4 orang, yaitu 1 pasien asma dengan penyakit PPOK dan 3 pasien

asma dengan penyakit gagal jantung.

Tabel 1.5 Distribusi Subyek Penelitian Menurut Usia

No Kelompok Umur Frekuensi %

1

2

3

4

< 20 tahun

20 – 29 tahun

30 – 39 tahun

40 – 49 tahun

0

3

5

8

0 %

10 %

16,67 %

26,67 %

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

5

6

7

8

50 – 59 tahun

60 – 69 tahun

70 – 79 tahun

> 79 tahun

6

5

3

0

20 %

16,67 %

10 %

0 %

Jumlah 30 100 %

Pada tabel 1.5 dapat diketahui bahwa penyakit asma pada kelompok

umur 40 – 49 tahun menempati presentase terbanyak yaitu 8 orang (26,67 %).

Sedang pada kelompok umur 20 – 29 tahun dan 70 – 79 tahun menempati

presentase terkecil dengan 3 orang penderita asma (10 %).

Tabel 1.6 Distribusi Subyek Penelitian Berdasar Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1

2

Pria

Wanita

12

18

40 %

60 %

Jumlah 30 100 %

Pada tabel 1.6 dapat diketahui bahwa penderita asma yang

memeriksakan diri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama penelitian,

terbanyak adalah wanita yang berjumlah 18 orang (60 %).

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 1.7 Perbedaan Kontrol Asma Berdasar Kriteria NAEPP dengan

ACQ

ACQ

Total Controlled Uncontrolled

NAEPP Controlled

9

30 %

2

6,67%

11

36,67%

NAEPP Uncontrolled 2 6,67 % 17 56,67% 19 63,33%

Total 11 36,67% 19 63,33% 30 100%

Pada tabel 1.7 dapat diketahui perbedaan kontrol asma dengan hasil

asma terkontrol berdasarkan kriteria NAEPP dan asma terkontrol berdasarkan

kriteria ACQ sebanyak 9 orang (30 %), sedangkan kontrol asma dengan hasil

asma terkontrol berdasarkan kriteria NAEPP tetapi tidak terkontrol

berdasarkan kriteria ACQ berjumlah sebanyak 2 orang (6,67 %), pada kontrol

asma dengan hasil asma tidak terkontrol berdasarkan kriteria NAEPP tetapi

terkontrol berdasarkan kriteria ACQ berjumlah sebanyak 2 orang (6,67 %),

dan kontrol asma dengan hasil asma tidak terkontrol berdasarkan kriteria

NAEPP dan tidak terkontrol berdasarkan kriteria ACQ berjumlah sebanyak 17

orang (56,67 %).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji Chi

Square, dengan uji itu dapat diketahui apakah perbedaan yang teramati antara

kedua variabel secara statistik bermakna atau tidak bermakna.

Lalu untuk mengetahui apakah kedua variabel itu memiliki

kesepakatan atau tidak, maka untuk mengukurnya peneliti menggunakan uji

Cappa Cohen. Agar penelitian valid maka confounding control harus

dikontrol dengan menggunakan Confident Interval, alpha yang digunakan =

0,05.

Perhitungan data statistik:

Perhitungan data dengan analisis uji Chi Square menggunakan

program SPSS 17.0 for windows, didapatkan hasil sebagai berikut :

Perhitungan dengan Chi Square

Chi-Square Tests

15.248b 1 .000

12.332 1 .000

16.212 1 .000

.000 .000

14.739 1 .000

30

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-LinearAssociation

N of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is4.03.

b.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1. Dari perhitungan data di atas didapat Chi Square hitung sebesar 15,248 dan

probabilitas 0,000.

2. Hasil hitung chi square tabel dengan degree of freedom (df) dengan DF =

(c-1) (r-1) = (2-1) (2-1) = 1, menggunakan α = 5%, maka hasil chi square

tabel = 3,841

3. Membandingkan hasil chi square tabel dengan chi square hitung :

15,248 > 3,841 maka chi square hitung > chi square table.

4. Perumusan hipotesis :

H0 : Ada perbedaan kontrol asma sesuai kriteria NAEPP dengan Asthma

Control Questionnaire pada penderita asma

H1 : Tidak ada perbedaan control asma sesuai kriteria NAEPP dengan

Asthma Control Questionnaire pada penderita asma

5. Nilai Asymp.Sig menyatakan p= 0,000 maka pada pengambilan keputusan

dinyatakan H0 ditolak, dan H1 diterima, artinya Tidak ada perbedaan

kontrol asma sesuai kriteria NAEPP dengan ACQ pada penderita asma.

Perhitungan dengan Cappa Cohen :

Symmetric Measures

.713 .133 3.905 .000

30

KappaMeasure of Agreement

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 1.8 Interpretasi Nilai Cappa menurut Altman (1991) Dikutip MedCalc

(2007)

Nilai K Kekuatan Kesepakatan

≤ 0,20 Buruk

0,21 - 0,40 Kurang dari sedang

0,41 - 0,60 Sedang

0,61 - 0,80 Baik

0,81 - 1,00 Sangat baik

Tabel 1.9 Tabel Hasil Perhitungan Data Statistik NAEPP dan ACQ

ACQ

Controlled

n (%)

Uncontrolled

n (%)

Total

n (%)

Kapp

p

NAEPP Controlled

81,8 %

18,2 %

100 %

0,71

<0,001

NAEPP Uncontrolled

10,5 %

89,5 %

100 %

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Simpulan dari hasil penghitungan data dengan uji chi square

didapatkan p=0,000 (<0,001) sehingga dapat dikatakan uji tersebut signifikan

karena bila penelitian diulang sampai 1000 kali maka 999 kalinya akan

menghasilkan hasil sebesar kesepakatan yang didapatkan sehingga dalam

jangka panjang simpulan ini bisa diandalkan, dan dari penghitungan dengan

uji Cappa cohen didapatkan value dengan angka 0,71 sehingga dapat

dikatakan probabilitas untuk mengambil simpulan salah bahwa terdapat

kesepakatan hasil pengukuran antara NAEPP dan Asthma Control

Questionnaire sebesar 0,71 ketika sesungguhnya tidak ada kesesuaian adalah

satu dari 1000 kesempatan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi nilai Kappa menurut Altman,

didapatkan kekuatan kesepakatan antara the National Asthma Education and

Prevention Program (NAEPP) dengan Asthma Control Questionnaire dengan

kriteria baik dengan interval 0,61 – 0,80, sehingga hipotesis dinyatakan benar

bahwa tidak terdapat perbedaan atau terdapat kesepakatan kontrol

asma sesuai kriteria the National Asthma Education and Prevention

Program (NAEPP) dan Asthma Control Questionnaire.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Poliklinik Paru RSUD Dr.

Moewardi Surakarta, pada bulan September, didapatkan 30 pasien asma sebagai

sampel. Sampel berjumlah 30 dengan alasan karena cukup mewakili untuk

penelitian dasar, serta karena belum ada penelitian sebelumnya atau Pilot Study

sehingga n1=n2=30 bahwa untuk uji non parametri chi-square pengambilan

sampel minimal adalah 30, selain itu tidak ada rumus untuk mendapatkan n = 30

karena ukuran sampel tersebut merupakan patokan umum atau “rule of thumb“

(Murti, 2006). Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

Pada penelitian ini Tabel 1.5 menggambarkan distribusi subyek

penelitian menurut usia, diperoleh hasil bahwa penderita asma yang paling

banyak didapatkan pada usia 40 – 49 tahun, berjumlah 8 orang dengan presentase

26,67 % dan pada urutan yang kedua adalah usia50 – 59 tahun, berjumlah 6

orang dengan presentase 20 %. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

yang menyatakan bahwa pada penderita asma dewasa, paling banyak ditemukan

pada rentang usia 45 – 47 tahun (CDC, 1998).

Pada Tabel 1.6 Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin,

diketahui bahwa penderita asma yang paling banyak adalah wanita, berjumlah 18

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

orang dengan presentase 60 % dibandingkan dengan laki – laki, yang berjumlah

12 orang dengan presentase 40 %. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

bahwa pada orang dewasa dengan asma kebanyakan penderitanya adalah wanita.

Sedangkan pada anak –anak dengan asma, lebih banyak diderita oleh laki – laki

(Sundaru, 2006).

Pada Tabel 1.7 menggambarkan suatu kontrol asma yang ditentukan

berdasarkan kuesioner NAEPP dan melalui kuesioner Asthma Control

Questionnaire, dari hasil didapatkan keadaan asma yang paling sering dijumpai

adalah keadaan asma yang tidak terkontrol. Berdasar kriteria Asthma Control

Questionnaire, asma yang tidak terkontrol sebesar 17 orang (56,67 %), dan

berdasarkan NAEPP, asma yang tidak terkontrol didapatkan pada 17 orang

(56,67 %). Penderita asma sering merasa penyakitnya terkontrol padahal pada

kenyataannya tidak. Penelitian di Asia pasifik mendapatkan bahwa pada

penderita asma yang menganggap penyakitnya terkontrol, ternyata yang betul-

betul terkontrol secara total sebanyak 5 % (Yunus, 2005), sehingga dapat

disimpulkan bahwa keadaan asma yang terkontrol tidak tercapai disebabkan oleh

beberapa keadaan yaitu pedoman penatalaksanaan asma menurut GINA tidak

sepenuhnya dilaksanakan oleh dokter karena sebagian besar mereka tidak

melakukan pemeriksaan faal paru (Yunus, 2006).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kuesioner pada Asthma Control Questionnaire terdiri dari 7

pertanyaan dan NAEPP terdiri dari 5 pertanyaan, pada ACQ berisi tentang

gangguan aktivitas karena asma, sesak napas, mengi, gejala asma saat bangun

tidur di pagi hari, gangguan tidur terbangun malam hari karena gejala asma,

penggunaan obat pelega napas, penilaian pasien tentang seberapa terkontrol

penyakit mereka (de Vries et al., 2005), sedang pada NAEPP berisi tentang

gangguan aktivitas karena asma, sesak napas, gangguan tidur terbangun malam

hari karena gejala asma, penggunaan obat pelega napas, serta perawatan

urgen/intensive/darurat di Rumah sakit dan kunjung Rumah Sakit (Carlton et al.,

2005). Kedua kuesioner ini memiliki kesepakatan yang baik dalam menilai

kontrol asma karena kriteria yang hampir sama pada poin-poin pertanyaannya.

Kuesioner ini telah diteliti dan divalidasi sehingga dapat dipakai secara luas

untuk menilai dan memperbaiki kondisi asma seseorang (Carlton et al., 2005; de

Vries et al., 2005; Yunus, 2005)

Pertanyaan ini dijawab sendiri oleh penderita, sehingga jawaban sangat

dipengaruhi oleh subyektifitas. Seseorang penderita cenderung menilai kontrol

asmanya secara overperception sehingga menyulitkan klinisi untuk menentukan

dosis terapi pemeliharaan yang tepat (Lai CKW, 2003). Dalam penggunaannya,

terdapat sedikit perbedaan antara NAEPP dan ACQ. Kuesioner NAEPP sedikit

lebih rumit dari ACQ, tetapi derajat subyektifitasnya lebih rendah. Sedangkan

untuk kuesioner ACQ lebih mudah dipahami dan lebih sederhana, tetapi derajat

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

subyektifitasnya lebih tinggi. Namun walau demikian hasil uji statistik

membuktikan adanya perbedaan tetapi tidak bermakna dan dapat dikatakan hasil

kontrol asma dari kedua kuesioner tersebut hampir sama karena memilki

kesepakatan yang baik antar keduanya.

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan mengguanakan uji

Chi-Square dengan mengontrol counfounding factor, peneliti menggunakan

Interval Keyakinan (Confident Interval), alpha yang dipilih = 0,05. Perhitungan

data dengan analisis uji chi Square menggunakan program SPSS 17.0 for

Windows, didapatkan hasil chi Square hitung 15,248 dan chi square tabel

(0,05;1) adalah 3,841, menunjukkan bahwa chi square hitung > chi square tabel

(15,248 > 3,841), dan nilai Asymp.sig atau probabilitas p=0,000 (<0,001)

sehingga dapat dinyatakan penelitian tersebut signifikan karena bila penelitian

diulang sampai 1000 kali maka 999 kalinya akan menghasilkan hasil sebesar

kesepakatan yang didapatkan sehingga dalam jangka panjang simpulan ini bisa

diandalkan, maka pengambilan keputusannya, karena H0 ditolak, maka H1

diterima, artinya tidak ada perbedaan kontrol asma menurut kriteria NAEPP dan

Asthma Control Questionnaire.

Pada penghitungan dengan uji Cappa cohen didapatkan value dengan

angka 0,71 sehingga dapat dikatakan probabilitas untuk mengambil simpulan

salah bahwa terdapat kesepakatan hasil pengukuran antara NAEPP dan Asthma

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Control Questionnaire sebesar 0,71 ketika sesungguhnya tidak ada kesesuaian

adalah satu dari 1000 kesempatan, dan sesuai dengan kriteria interpretasi nilai

Cappa menurut Altman, didapatkan kekuatan kesepakatan antara the National

Asthma Education and Prevention Program (NAEPP) dengan Asthma Control

Questionnaire dengan kriteria baik dengan interval 0,61 – 0,80, sehingga dapat

dinyatakan bahwa terdapat kesepakatan kontrol asma antara kriteria the National

Asthma Education and Prevention Program (NAEPP) dan Asthma Control

Questionnaire.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Tidak ada perbedaan kontrol asma antara kriteria the National Asthma

Education and Prevention Program (NAEPP) dengan Asthma Control

Questionnaire.

2. Terdapat kesepakatan yang baik antara the National Education and

Prevention Program (NAEPP) dan Asthma Control Questionnaire dalam

menilai kontrol asma.

3. The National Education and Prevention Program (NAEPP) dan Asthma

Control Questionnaire merupakan suatu skrining berupa kuesioner yang

dipengaruhi subjektifitas dalam menjawabnya namun merupakan kuesioner

yang baku dan telah divalidasi sehingga mudah digunakan untuk menilai

kontrol asma.

4. Dalam penggunaannya, terdapat sedikit perbedaan antara NAEPP dan

ACQ. Kuesioner NAEPP sedikit lebih rumit dari ACQ, tetapi derajat

subyektifitasnya lebih rendah. Sedangkan untuk kuesioner ACQ lebih

mudah dipahami dan lebih sederhana, tetapi derajat subyektifitasnya lebih

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN KONTROL ... · 2010 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Nurrachma Yuliasri, G0006208, 2010. Perbedaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

tinggi. Namun walau demikian hasil uji statistik membuktikan adanya

perbedaan tetapi tidak bermakna dan dapat dikatakan kontrol asma dari

kedua kuesioner tersebut hampir sama karena memilki kesepakatan yang

baik antar keduanya.

B. Saran

1. Edukasi tentang asma, dalam hal ini dapat berupa definisi asma,

patogenesis asma, faktor resiko, diagnosis, gejala dan derajat berat asma

serta penatalaksanaan asma pada penderita asma dalam masyarakat perlu

ditingkatkan dengan sosialisasi melalui penyuluhan di puskesmas, di

tempat praktek dokter maupun di rumah sakit negeri maupun swasta

2. Mensosialisasikan alat penilai kontrol asma baik the National Asthma

Education and Prevention Program (NAEPP) maupun Asthma Control

Questionnaire pada tenaga medis serta tempat pelayanan kesehatan dengan

seluas-luasnya.

3. Memanfaatkan alat penilai kontrol asma baik the National Asthma

Education and Prevention Program (NAEPP) maupun Asthma Control

Questionnaire untuk mengetahui status kontrol asma penderita serta untuk

memfollow up pasien asma baik di puskesmas, tempat praktek dokter dan

rumah sakit.