perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Formulas... · KONSENTRASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Formulas... · KONSENTRASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL GAMBIR
(Uncaria gambir Roxb) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN
VARIASI KONSENTRASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA)
SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
Oleh :
DITA ARUM KUSUMANINGSIH
M3509022
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul
“FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL GAMBIR (Uncaria
gambir Roxb) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN VARIASI
KONSENTRASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN
PENGIKAT” adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
yang telah diperoleh dapat ditinjau ulang dan/ dicabut.
Surakarta, Juli 2012
Dita Arum KusumaningsihM3509022
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL GAMBIR(Uncaria gambir Roxb) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN
VARIASI KONSENTRASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA)SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
DITA ARUM KUSUMANINGSIHJurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
INTISARI
Gambir adalah ekstrak kering dari daun tanaman Uncaria gambir Roxb.Ekstrak gambir mengandung katekin sebagai komponen utama, yaitu senyawapolifenol yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalahmendapatkan sebuah sediaan farmasi yang inovatif yaitu tablet hisap gambir yangberkhasiat sebagai antiseptik dan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi PGA(Pulvis Gummi Arabici) sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisap.
Ekstrak gambir dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol70%. Tablet hisap ekstrak gambir dibuat 3 formula dengan variasi konsentrasimucilago pulvis gummi arabici yaitu F1 (10%), F2 (15%), F3 (20%) dan 1formula sebagai kontrol negatif. Tablet hisap ini dibuat dengan cara granulasibasah. Granul yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi waktu alir, sudut diam,kemudian ditambah dengan bahan pelicin dan ditablet. Tablet hisap diuji sifatfisiknya meliputi keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan, waktu melarut, danjuga uji tanggapan rasa. Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratandalam Farmakope Indonesia dan pustaka lainnya serta dianalisis menggunakanANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan uji t (LSD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula mempunyai sifatfisik granul dan sifat fisik tablet hisap yang memenuhi syarat kecuali padaformula kontrol. Formula 2 mempunyai tanggapan rasa paling enak. Hasilpenelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antaraformula 1, 2 dan 3 untuk uji sifat fisik tablet maka dapat disimpulkan kenaikankonsentrasi bahan pengikat PGA yang digunakan tidak berpengaruh signifikanterhadap sifat fisik tablet hisap yang dihasilkan.
Kata kunci : tablet hisap, antibakteri, ekstrak Uncaria gambir Roxb, katekin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
THE TROCHES FORMULATION OF THE ETHANOL EXTRACT OFGAMBIER (Uncaria gambir Roxb) USING WET GRANULATION
METHOD WITH VARIATION CONCENTRATION OF PULVIS GUMMIARABICI (PGA) AS A BINDER
DITA ARUM KUSUMANINGSIHDepartment of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
Gambier is a dried extract from the leaves of Uncaria gambir roxb.Gambier extract contain catechin as a major components, namely polyphenolcompounds that is potentially as an antibacterial. The aim of this research is to getan innovative pharmaceutical troches of Gambier which is potential as anantiseptic, understand the effect of variation of PGA (Pulvis Gummi Arabici)concentration as a binder material to the physical properties of troches.
Gambir extract is made by maceration using ethanol 70% as a solvent.Gambier troches is created in 3 variations with the concentrate of mucilagogummi arabici; F1 (PGA 10%), F2 (PGA 15%), F3 (PGA 20%) and formula 0 asa negative control. These troches are made by wet granulation. The resultinggranules were tested in their physical properties include flow time, angle ofrepose, and then it is added with a lubricant material. Troches tested of thephysical properties include weight uniformity, tablet friability, tablet hardness,tablet dissolving time, and also taste test response. The obtained data werecompared with requirements in the Pharmacopoeia Indonesia and other librariesas well as analyzed using one way ANOVA with a confidence level of 95% andcontinued with t-LSD test (Least Significant Difference) if there are significantdifferences.
The results of this research indicated that all formulas have the physicalproperties of granules and troches which are eligible except in the controlformula. Formula 2 has the most delicious taste responses. The results alsoshowed that there were not significant differences between formula 1, 2 and 3 fortesting in the physical properties of troches so the use of increasing PGAconcentration as a binder didn’t have significant differences in physicalcharacteristic of troches.
Keywords : Troches, antibacterial, Uncaria gambier Roxb extracts, catechin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
If you really want to do something, you’ll find a way. If you don’t, you’ll find an
excuse.
Sometimes, some people have better “luck” than others and it doesn’t fair. But
remember, what people call “luck” isn’t a “luck”. Its just Allah’s will.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini
Kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
Atas segala kasih sayang yang telah diberikan
Serta kakak, adik, dan teman-temanku
Atas segala dukungan dan kebersamaan yang tak ternilai.
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini
Kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
Atas segala kasih sayang yang telah diberikan
Serta kakak, adik, dan teman-temanku
Atas segala dukungan dan kebersamaan yang tak ternilai.
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini
Kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
Atas segala kasih sayang yang telah diberikan
Serta kakak, adik, dan teman-temanku
Atas segala dukungan dan kebersamaan yang tak ternilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT pencipta dan pemelihara alam ini
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan Tugas Akhir dengan judul “Formulasi
Tablet Hisap Ekstrak Etanol Gambir (Uncaria gambir Roxb) Secara Granulasi
Basah Dengan Variasi Konsentrasi Pulvis Gummi Arabici Sebagai Bahan
Pengikat” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Maret.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak
lepas dari perhatian, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat
berarti bagi penulis. Dengan rasa tulus ikhlas, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc. (Hons), Ph.D selaku Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Maret .
2. Ahmad Ainurofiq, M.Si, Apt selaku ketua progam studi D3 FARMASI
FMIPA UNS.
3. Heru Sasongko, S.Farm., Apt selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis sejak
persiapan sampai dengan selesainya Tugas Akhir ini.
4. Keluarga penulis yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan
doa, materi, dan semangatnya yang sangat berarti bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Segenap dosen pengajar dan staff program studi D3 Farmasi yang telah
banyak memberikan ilmu dan bantuannya selama 3 tahun perkuliahan.
6. Teman-teman Farmasi 2009 terutama untuk Farida, Maria, Dhery, Devita,
dan Dhista yang merupakan ‘keluarga’ dan telah setia memberikan
semangat, motivasi, serta selalu mengajarkan banyak hal tentang
7. Kakak dan adik-adik tingkat D3 Farmasi UNS yang telah memberikan
banyak teladan dan semangat.
8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala
dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai masukan
berupa kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga dapat
bermanfaat untuk perbaikan dan masukan untuk penyusunan tugas
selanjutnya. Namun demikian penulis berharap Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan khususnya dalam
bidang farmasi, dan juga bermanfaat untuk penulis sebagai bekal dalam
pengembangan ilmu Ahli Madya Farmasi di masyarakat.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
INTISARI .................................................................................................. iv
ABSTRACT .................................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 4
A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 4
1. Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb.) ............................. 4
a. Sistematika tanaman ............................................................ 4
b. Morfologi ............................................................................ 4
c. Kegunaan ............................................................................. 5
d. Nama Daerah ....................................................................... 6
e. Kandungan Kimia ............................................................... 6
2. Penyarian Simplisia ................................................................ 7
a. Simplisia .............................................................................. 7
b. Cairan Penyari ..................................................................... 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Hal
c. Metode Penyarian ................................................................ 8
d. Maserasi .............................................................................. 9
e. Ekstrak ................................................................................. 9
3. Tablet ...................................................................................... 10
a. Pengertian Tablet ................................................................ 10
b. Tablet Hisap ........................................................................ 10
c. Metode Pembuatan Tablet ................................................... 13
d. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul .......................................... 15
e. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap ................................. 16
4. Mekanisme Ikatan Granulasi Basah ......................................... 18
5. Karies Gigi .............................................................................. 20
6. Monografi Bahan Tablet Hisap ............................................... 21
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 24
C. Hipotesis ....................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 27
A. Metode Penelitian ......................................................................... 27
1. Kategori Penelitian dan Rancangan Penelitian ......................... 27
2. Metode Penelitian ..................................................................... 27
B. Tempat Penelitian ......................................................................... 28
C. Alat dan Bahan ............................................................................. 28
D. Tahapan Penelitian ....................................................................... 29
1. Pengambilan Bahan .................................................................. 29
2. Pembuatan Ekstrak Secara Maserasi ........................................ 30
3. Pemeriksaan Kualitas Ekstrak .................................................. 30
4. Pembuatan Mucilago Gummi Arabici ..................................... 30
5. Pembuatan Ekstrak Kering ....................................................... 30
6. Formula .................................................................................... 31
7. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah ............... 32
8. Uji Sifat Fisik Granul ............................................................... 32
9. Pembuatan Tablet Hisap ........................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Hal
10. Uji Sifat Fisik Tablet Hisap..................................................... 34
E. Teknik Analisis ............................................................................ 37
1. Pendekatan Teoritis .................................................................. 37
2. Pendekatan Statistik ................................................................. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 38
A. Hasil Identifikasi Serbuk Gambir ................................................. 38
B. Hasil Pembuatan Ekstrak Kental Gambir ..................................... 38
C. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak Kental Gambir ............. 39
D. Pembuatan Ekstrak Kering Gambir .............................................. 39
E. Pembuatan Serbuk Mint ................................................................ 39
F. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Gambir ................................... 40
G. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah .................... 40
H. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Granul ........................................... 41
1. Pemeriksaan Susut Pengeringan Granul ................................. 41
2. Waktu Alir .............................................................................. 43
3. Sudut Diam ............................................................................. 47
I. Proses Penabletan .......................................................................... 50
J. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap .................................. 51
1. Keseragaman Bobot ................................................................ 51
2. Kekerasan Tablet ..................................................................... 54
3. Kerapuhan Tablet .................................................................... 58
4. Waktu Melarut ........................................................................ 61
5. Uji Tanggapan Rasa ................................................................ 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68
A. Kesimpulan .................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
LAMPIRAN..................................................................................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Tanaman Gambir............................................................................ 4
Gambar 2. Keadaan Kandungan Cairan Dalam Suatu Aglomerat Selama
Granulasi ....................................................................................... 19
Gambar 3. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Waktu Alir (detik. 45
Gambar 4. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Sudut Diam ......... 49
Gambar 5. Histogram Hubungan antara Formula dengan Bobot Tablet ....... 53
Gambar 6. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kekerasan Tablet . 56
Gambar 7. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Kerapuhan Tablet.......................................................................................................................... 59
Gambar 8. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Waktu Melarut .... 62
Gambar 9. Histogram Hubungan Antara Jumlah Responden dengan
Tanggapan Rasa .............................................................................................. 65
Gambar 10. Histogram Hubungan Antara Presentase Responden dengan
Formula Yang Dapat Diterima ........................................................................ 66
Gambar 11. Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb) ................................. 72
Gambar 12. Serbuk Gambir ............................................................................ 72
Gambar 13. Ekstrak Kental Gambir ................................................................ 72
Gambar 14. Granul Kering ............................................................................. 73
Gambar 15. Pembuatan Serbuk Mint .............................................................. 73
Gambar 16. Tablet Hisap Ekstrak Etanol Gambir .......................................... 73
Gambar 17. Neraca Analit .............................................................................. 74
Gambar 18. Tablet Friability Tester ............................................................... 74
Gambar 19. Tablet Hardness Tester ............................................................... 74
Gambar 20. Mesin Tablet Single Punch ......................................................... 75
Gambar 21. Rotary Evaporator ...................................................................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel I. Keuntungan dan Keterbatasan Granulasi basah ................................ 14
Tabel II. Formula ............................................................................................ 31
Tabel III. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet ....................................... 34
Tabel IV. Hasil Uji Organoleptis Serbuk Gambir (Uncaria gambir Roxb) ... 38
Tabel V. Hasil Uji Organoleptis Ekstrak Kental Gambir ............................... 39
Tabel VI. Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan Granul .............................. 42
Tabel VII. Hasil Pemeriksaan Waktu Alir Granul .......................................... 44
Tabel VIII. Hasil Pemeriksaan Sudut Diam Granul ....................................... 47
Tabel IX. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap ................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Daftar Gambar ............................................................................ 72
Lampiran 2. Diagram Alir Cara Kerja ............................................................ 76
Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Ekstrak Gambir .................................... 77
Lampiran 4. Perhitungan Ekstrak Kering Gambir .......................................... 77
Lampiran 5. Perhitungan Penggunaan Serbuk Mint ....................................... 77
Lampiran 6. Penyesuaian Bobot Tablet Hisap ................................................ 78
Lampiran 7. Perhitungan LOD Granul ........................................................... 79
Lampiran 8. Perhitungan Waktu Alir Granul .................................................. 80
Lampiran 9. Perhitungan Sudut Diam Granul ................................................ 84
Lampiran 10. Pengukuran Keseragaman Bobot Tablet .................................. 89
Lampiran 11. Pengukuran Kekerasan Tablet .................................................. 94
Lampiran 12. Pengukuran Kerapuhan Tablet ................................................. 98
Lampiran 13. Pengukuran Waktu Melarut Tablet .......................................... 101
Lampiran 14. Blanko Angket Tanggapan Rasa .............................................. 105
Lampiran 15. Hasil Perhitungan Data Tanggapan Rasa ................................. 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gambir merupakan produk dari tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb),
salah satu jenis tanaman yang menjadi komoditas ekspor non migas Indonesia
dengan potensi cukup besar (Nazir, 2000). Pengetahuan masyarakat tentang
gambir masih terbatas pada produk gambir komersial yang diperoleh dengan cara
pengolahan daun dan ranting dengan metode perebusan, pengepresan, dan
pengeringan padatan sehingga gambir yang ada di pasaran masih dalam bentuk
bongkahan serta merupakan ekstrak kasar. Ekstrak kasar tersebut masih banyak
terdapat komponen non fenolik sebagai impurities yang keberadaannya tidak
dikehendaki seperti klorofil dan sellulosa. Komponen non fenolik tersebut akan
mengganggu pengaplikasian dalam produk pangan sehingga perlu diekstraksi lagi
untuk mendapatkan ekstrak gambir yang mengandung komponen fenolik bebas
impurities (Rauf dkk, 2010).
Gambir mengandung zat aktif utama yaitu katekin, baik dalam bentuk
katekin murni atau katekol yang berkhasiat sebagai antibakteri pencegah karies
gigi. Katekin dapat mencegah pembentukan extracellular glucan yang berfungsi
melekatkan Streptococcus mutans pada permukaan gigi sedangkan katekol
mampu menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase yang dimiliki
Streptococcus mutans. Enzim ini berkaitan dengan pembentukan plak gigi. Dua
komponen utama yang terdapat dalam gambir ini sangat besar peranannya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mencegah terjadinya plak gigi (Risnawati, 2008). Penelitian sebelumnya
membuktikan bahwa dengan konsentrasi 6% ekstrak gambir mampu membantu
penyembuhan luka pada gingiva kelinci (Lestari, 2009).
Masyarakat Indonesia selama ini belum mengenal dengan luas
penggunaan gambir sebagai antiseptik mulut dan belum mengetahui cara
penggunaan praktisnya. Selama ini penggunaan gambir masih terbatas pada
kalangan usia tua yang menggunakan gambir sebagai campuran dalam makan
sirih. Hal ini dipandang kurang efisien, oleh sebab itu diperlukan inovasi baru
dalam memformulasikan sediaan yang lebih praktis.
Tablet hisap merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang praktis.
Upaya pembuatan tablet hisap ekstrak gambir ini direncanakan sebagai salah satu
inovasi baru untuk merintis jalan bagi pengembangan obat-obat herbal yang
lainnya. Bentuk tablet hisap diharapkan akan lebih disukai karena lebih mudah
dalam penggunaan maupun penyimpanannya. Selain itu dari segi rasa diharapkan
tablet hisap ini dapat memberikan rasa yang lebih dapat diterima oleh konsumen.
Sediaan tablet hisap diformulasikan untuk dapat melarut perlahan dalam mulut
sehingga efek lokal antiseptik yang diharapkan bekerja lebih efektif.
Pembuatan tablet hisap dalam formula ini menggunakan metode granulasi
basah. Metode ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat
memperbaiki sifat alir zat aktif, dapat meningkatkan kekerasan tablet dengan
penggunaan bahan pengikat, dapat membantu penyebaran zat aktif menjadi lebih
rata untuk zat aktif dengan dosis kecil, dan juga baik untuk digunakan pada
bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu :
1. Apakah ekstrak etanol gambir dapat dibuat tablet hisap dengan bahan
pengikat PGA ?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi PGA sebagai bahan pengikat
terhadap sifat fisis tablet ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Membuat tablet hisap ekstrak etanol gambir yang memenuhi
persyaratan fisik tablet dengan menggunakan PGA sebagai bahan
pengikat.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi PGA sebagai bahan pengikat yang
dapat menghasilkan sediaan tablet yang baik serta sesuai dengan
persyaratan dalam farmakope Indonesia dan kepustakaan yang ada.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Terciptanya sediaan tablet hisap ekstrak etanol gambir yang praktis
dalam penggunaan dan memiliki rasa yang disukai konsumen.
2. Meningkatkan nilai guna gambir dalam bidang kesehatan, khususnya
sebagai antiseptik.
3. Diperoleh sediaan tablet hisap dengan sifat fisik sesuai yang
dipersyaratkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb)
Gambar 1. Tanaman gambira) Sistematika Tanaman
Kerajaan : Plantae
Divisi : Angiosperms
Sub Divisi : Eudicots
Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Familia : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : Uncaria gambir Roxb
(Sutrisno, 1998)
b) Morfologi
Gambir termasuk tumbuhan perdu setengah merambat dengan
percabangan memanjang. Daunnya oval, memanjang, ujung meruncing,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
permukaan tidak berbulu (licin), dan tangkai daunnya pendek. Bunganya
tersusun majemuk dengan mahkota berwarna merah muda atau hijau,
kelopak bunga pendek, mahkota bunga berbetuk corong (seperti bunga
kopi), benang sari berjumlah lima, dan buah menyerupai kapsul dengan
dua ruang (Agoes, 2010). Tanaman gambir (Uncaria Gambir Roxb) biasa
tumbuh liar di hutan dan tempat-tempat lainnya yang bertanah agak miring
dan cukup mendapatkan sinar matahari serta curah hujan merata setiap
tahun. Biasanya tumbuh di ketinggian antara 200m - 900m diatas
permukaan laut. Tanaman ini kebanyakan berada di daerah Kalimantan
dan Sumatra. Gambir merupakan ekstrak yang dihasilkan dari daun
tanaman gambir yang dipanen atau dipangkas setelah tanaman berumur
1,5 tahun dan dilakukan 2-3 kali setahun dengan selang waktu 4 – 6 bulan.
Pangkasan daun harus segera diolah karena jika pengolahan ini ditunda
lebih dari 24 jam getahnya akan berkurang (Hayani, 2003).
c) Kegunaan
Gambir memiliki banyak manfaat diantaranya untuk menyamak kulit,
sebagai suatu perangsang yang dikunyah bersama-sama dengan daun
pinang, kapur, dan daun sirih, sebagai penyetop darah (styptic), dan
mengobati pembengkakan gusi (Fauziyah dkk, 2009). Manfaat lainnya
adalah sebagai pewarna dalam industri batik tradisional dan untuk
menculup hitamkan sutra. Seduhan daun segarnya dipakai sebagai obat
diare, obat disentri, obat kumur, dan sebagai penyegar tenggorokan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perih. Gambir juga diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan nilai MIC 2,5% (w/w) (Ridawati, 2008).
d) Nama daerah
Sumatera : Gambee, gani, kacu, sontang, gambe, gambie, gambu,
gimber, pengilom, sepelet. Jawa : Santun, ghambhir. Kalimantan : Kelare,
abi, gamer, kambin, sori. Nusatenggara : Tagambe, Gambele, gamelo,
gambi, gambe, gambiri, gata, gaber. Maluku : Kampir, Kambir, ngamir,
gaamer, gabi, tagabere, gagabere, gabere, gambe (Anonim, 1989)
e) Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat pada daun gambir adalah katekin 7-
33%, asam kutekutannat 20-55%, pyrocatechol 20-30%, gambir
fluoresensi 1-3%, kateku merah 3-5%, quersetin 2-4%, fixed oil 1-2%, lilin
1-2%, dan sedikit alkaloid (Nazir, 2000). Katekin dan asam katekutannat
merupakan komponen yang memiliki potensi sebagai zat antibakteri.
Getah gambir murni mengandung d dan dl catechin (3 – 35%), produk
kondensasi asam catechutannat (24%), quersetin, asam gallat, asam
elagat, katekol, pigmen, dan lain-lainnya. D-catechin merupakan
komponen utama yang dikenal juga dengan nama cyanidanol - 3.
Komponen tersebut merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obatan
anti hepatitis, anti diare, dan obat kumur (Dharma, 1985).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Penyarian Simplisia
a) Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang dikeringkan (Anonim, 1979). Simplisia kering dapat disimpan
dan digunakan jika diperlukan. Simplisia dapat dibagi menjadi 3 macam
yaitu : simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan (mineral)
(Anonim, 1986).
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya
dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan
cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni (Anonim, 1979).
b) Cairan Penyari
Pemilihan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan
penyari yang baik harus memenuhi kriteria yaitu murah dan mudah
diperoleh, stabil secara kimia dan fisika, bereaksi netral, tidak mudah
menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yakni hanya menarik zat
berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat
(Anonim, 1986). Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, atau
campuran etanol dan air (Anonim, 1979).
Cairan penyari yang digunakan adalah etanol 70%. Etanol dipilih
karena tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan sangat efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan
penganggu hanya skala kecil yang turut ke dalam cairan pengekstraksi
(Voigt, 1994). Etanol juga bersifat lebih selektif karena kapang dan kuman
sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral, dan
absorbsinya baik (Anonim, 1986). Pemilihan etanol ini juga didasarkan
pada kandungan kimia yang akan disari yaitu senyawa flavonoid. Senyawa
flavonoid merupakan senyawa polar sehingga pelarut etanol yang juga
bersifat polar dapat digunakan untuk mengekstraksi flavonoid.
Berdasarkan konsep polarisasi, semakin polar suatu senyawa maka
semakin mudah senyawa itu larut dalam pelarut yang polar juga.
Prinsipnya senyawa yang terkandung akan mudah dilarutkan dengan
pelarut yang sejenis (Pambayun, 2007).
c) Metode Penyarian
Penyarian merupakan pemindahan massa aktif yang semula berada di
dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga terdapat zat aktif dalam
cairan penyari. Penyarian akan bertambah baik bila permukaan serbuk
simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari makin luas (Anonim,
1986). Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih
berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan sejumlah maksimal zat
aktif dan seminimal mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan (Ansel,
1989). Cara penyarian dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi,
perkolasi dan penyaringan berkesinambungan (Anonim, 1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d) Maserasi
Maserasi adalah salah satu cara yang digunakan dalam penyarian
simplisia nabati maupun hewani. Maserasi kecuali dinyatakan lain,
dilakukan sebagai berikut: dimasukkan 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana,
dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5
hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, diserkai, diperas, dan dicuci
ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.
Maserat dipindahkan ke dalam bejana tertutup lalu dibiarkan di tempat
sejuk yang terlindung dari cahaya selama 2 hari, dienapkan, dituang dan
disaring (Anonim, 1979).
Maserasi merupakan proses paling tepat untuk simplisia yang sudah
halus dan memungkinkan direndam hingga meresap dan melunakkan
susunan sel sehingga zat-zatnya akan larut. Proses ini dilakukan dalam
bejana bermulut lebar dengan cara serbuk ditempatkan dalam bejana lalu
ditambah pelarut dan ditutup rapat, isinya dikocok berulang-ulang
kemudian disaring (Ansel, 1989).
e) Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar pengaruh
cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi
serbuk (Ansel, 1989).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan atas sifatnya ekstrak dapat dikelompokkan menjadi 3 :
(1) Ekstrak encer (extractum tennue)
Sediaan ini memiliki konsentrasi seperti madu dan dapat dituang.
(2) Ekstrak kental (extractum spissum)
Sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.
Kandungan airnya sampai jumlah 30%.
(3) Ekstrak kering (extractum siccum).
Sediaan ini memiliki konsentrasi kering, melalui penguapan cairan
pengekstraksi kandungan lembab tidak lebih dari 5 % (Voigt, 1994).
3. Tablet
a) Pengertian Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,
ketebalan, daya hancur, dan aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian
tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989). Bentuk sediaan tablet
memiliki keuntungan diantaranya : mempunyai ketepatan dosis, praktis
dalam penyajian, biaya untuk produksi yang murah, mudah dalam
pengemasan, tahan untuk penyimpanan jangka panjang, dan mudah untuk
dibawa kemana-mana (Banker dan Anderson, 1986).
b) Tablet Hisap
Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung sebagian
besar gula dan gom sehingga memberikan kohesifitas dan kekerasan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tinggi, serta dapat melepaskan bahan obatnya dengan lambat. Biasanya
digunakan untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Zat
aktif terdiri dari antiseptik, lokal anestetik, anti inflamasi, dan antifungi
(Cooper dan Gunn, 1975).
Tablet hisap mengandung satu atau lebih bahan obat umumnya
dengan bahan beraroma manis yang dapat membuat tablet melarut atau
hancur perlahan di mulut. Kandungan gula dan gom yang tinggi
menghasilkan larutan lengket di mulut yang dapat menyebabkan
pengobatan tetap berada pada permukaan yang terkena. Bahan flavour
biasanya ditambahkan pada gula berupa minyak menguap (Cooper dan
Gunn, 1975).
Perbedaan antara tablet hisap dengan tablet konvensional terletak
pada sifat-sifat organoleptik, sifat non – desintegrasi, dan laju disolusi
yang diperpanjang pada lidah. Kekerasan tablet hisap juga harus lebih
besar dari tablet biasa karena sediaan tablet hisap ini diformulasikan untuk
dapat melarut perlahan dalam mulut. Oleh karena itu dibutuhkan tekanan
yang tinggi dan bahan pengikat yang lebih besar (Cooper dan Gunn,
1975).
Troches dan lozenges adalah dua nama yang umum digunakan
untuk menyebut tablet hisap. Pada mulanya lozenges dinamakan pastiles.
Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat dalam
suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma menarik
(Gunsel dan Kanig, 1976). Lozenges dapat dibuat dengan cara mengempa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tetapi biasanya dibuat dengan cara peleburan atau dengan proses
penuangan kembang gula. Troches dibuat dengan cara kempa seperti
halnya tablet lain (Gunsel dan Kanig, 1976).
Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet
hisap terdiri atas:
(1) Bahan Pengisi (diluent)
Bahan pengisi ditambahkan dalam formula tablet untuk
memperbesar volume tablet sehingga memungkinkan pencetakan dan
peracikan jumlah obat yang sangat sedikit. Penggunaan bahan pengisi
akan menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan
(Voigt, 1994).
Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet
antara lain: laktosa, dekstrosa, manitol, sorbitol, sukrosa atau gula dan
derivat-derivatnya, dan selulosa mikrokristal (Avicel) (Banker dan
Anderson, 1986).
(2) Bahan Pengikat (binder)
Bahan pengikat (binder) berfungsi untuk mengikat bahan obat
dengan bahan penolong lain sehingga diperoleh granul yang baik dan
menghasilkan tablet yang kompak serta tidak mudah pecah. Pengaruh
bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa terlalu
basah dan granul yang terlalu keras sehingga tablet mempunyai waktu
hancur lebih lama (Parrot, 1971). Bahan pengikat digolongkan dalam
polimer alam (amilum, gelatin, gom arab, asam alginat), polimer sintetis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(polivinil pirolidon, metilselulosa, HPMC, Na CMC, etil selulosa), atau
gula (glukosa, sukrosa, sorbitol) (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Faktor yang mempengaruhi efisiensi pengikat diantaranya adalah
konsentrasi, viskositas, sifat mekanik pengikat, sifat zat aktif, dan eksipien
lain dalam formulasi, interaksi antara pengikat dengan pembawa (substrat)
dan distribusi pengikat (Siregar dan Wikarsa, 2010).
(3) Bahan Pelicin (lubricant)
Bahan pelicin digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul
dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel, dan juga agar
tablet tidak lekat pada cetakan. Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah
: talk, magnesium stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat,
likopodium, lemak, paraffin cair (Lachman dkk, 1994).
(4) Bahan Perasa (Flavoring Agent)
Bahan perasa sangat penting dalam pembuatan tablet hisap. Apa
yang dirasa mulut saat menghisap tablet sangat terkait dengan penerimaan
konsumen dan berpengaruh terhadap kualitas produk. Dalam formula
tablet hisap bahan perasa yang digunakan biasanya juga merupakan bahan
pengisi tablet hisap tersebut, seperti mannitol (Peters, 1989).
c) Metode Pembuatan Tablet
Metode pembuatan tablet kompresi ada 3 macam yaitu:
(1) Metode granulasi basah
Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan pada suatu
serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dengan pengadukan yang akan menghasilkan aglomerasi atau granul.
Metode ini merupakan metode paling tua dan paling konvensional
dalam pembuatan tablet. Walaupun metode ini sangat padat karya dan
paling mahal, masih tetap digunakan karena keserbagunaannya
(Siregar, 2007).
Berikut ini merupakan keuntungan dan keterbatasan dari metode
granulasi basah :
Tabel I Keuntungan dan Keterbatasan Granulasi BasahKeuntungan Keterbatasan
- Sifat-sifat mengalir lebih baik
(diperbaiki)
- Pemadatan
- Karakteristik pengempaan
diperbaiki
- Distribusi zat aktif dan zat
pewarna yang larut lebih baik jika
ditambahkan dengan bahan
pengikat
- Debu berkurang
- Pencegahan pemisahan campuran
serbuk
- Permukaan hidrofobik menjadi
lebih hidrofilik
- Tahapan multiproses lebih
rumit dan
membuat validasi dan
pengendalian sulit
- Waktu, peralatan, dan ruangan
yang digunakan memerlukan
biaya yang mahal
- Stabilitas menjadi perhatian
untuk zat aktif peka lembap
atau termolabil
- Kehilangan bahan selama
berbagai tahapan proses
(Siregar, 2007)
(2) Metode granulasi kering
Tujuan metode granulasi kering adalah memperoleh granul yang
dapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet. Granulasi kering
dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena
tidak stabil atau peka terhadap panas atau lembab dan juga tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat
mengalir bebas, dosis efektif zat aktif terlalu besar.
Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh
campuran ingredien formulasi dengan tekanan tinggi menggunakan
suatu mesin pembuat bongkah (slugging machine) atau mesin
kompaktor (Siregar, 2007).
(3) Metode kempa langsung
Istilah kempa langsung digunakan untuk meyatakan proses ketika
tablet dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien
yang sesuai (termasuk pengisi, disintegran, dan lubrikan) yang akan
mengalir dengan seragam ke dalam lubang kempa dan membentuk
suatu padatan yang kokoh. Metode ini merupakan metode paling
efisien energi, paling cepat, dan paling ekonomis untuk memproduksi
tablet (Siregar, 2007).
d) Pemeriksaan sifat fisik granul
Sifat fisik granul antara lain :
(1) Sudut Diam
Sudut diam yaitu sudut tetap yang terjadi antara timbunan
partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam
<30º menunjukkan bahwa granul dapat mengalir bebas dan bila
sudutnya ≥ 40º menunjukkan bahwa sifat alir granul kurang baik
(Banker dan Anderson, 1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(2) Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan ketika sejumlah granul
dituangkan dalam suatu alat kemudian dialirkan. Mudah tidaknya
aliran granul dapat dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis,
keadaan permukaan, dan kelembabannya. Kecepatan alir granul
sangat penting karena berpengaruh pada keseragaman pengisian
ruang kompresi dan keseragaman bobot tablet (Sheth dkk, 1980).
Waktu alir berbanding terbalik dengan bobot jenis granul. Granul
yang mempunyai bobot jenis lebih besar akan mempunyai waktu alir
yang singkat karena pengaruh gaya gravitasi. Waktu alir juga
dipengaruhi oleh jumlah serbuk halus, porositas, kerapatan jenis, dan
bentuk granul. Kecepatan alir granul yang baik adalah kurang dari 10
gram perdetik untuk 100 gram granul (Parrot, 1971).
e) Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tablet
sebelum dipasarkan. Uji kualitas tablet meliputi keseragaman bobot,
kerapuhan tablet, kekerasan tablet, waktu melarut, dan uji tanggapan rasa.
(1) Keseragaman Bobot
Ditentukan berdasarkan besar kecilnya penyimpangan bobot
tablet yang dihasilkan dibanding dengan bobot rata-rata dari semua
tablet, sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Farmakope
Indonesia edisi IV (Anonim, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Keseragaman bobot dipengaruhi oleh sifat alir campuran granul
pada proses pengisian ruang kompresi. Granul dengan sifat alir baik
mempunyai kemampuan yang seragam dalam mengisi ruang kompresi
sehingga variasi bobot tablet semakin kecil. Keseragaman bobot tablet
juga bisa dipengaruhi oleh kondisi mesin tablet yang kurang baik,
antara lain tidak konstannya tekanan dan bagian pencetak tablet yang
kurang lancar.
(2) Kekerasan
Kekerasan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan
pengangkutan. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh besarnya tekanan
saat pengempaan, sifat alir granul, serta konsentrasi bahan pengikat.
Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat maka kekerasan tablet
yang dihasilkan akan semakin meningkat pula, sedang untuk tablet
hisap mempunyai kekerasan 7 kg sampai 14 kg (Cooper dan Gunn,
1975).
(3) Kerapuhan
Kerapuhan tablet menunjukkan jumlah zat yang terserpih akibat
proses gesekan. Kerapuhan tablet berpengaruh pada kekuatan tablet
dalam menahan adanya guncangan mekanik. Kerapuhan tablet
dihubungkan dengan kekuatan fisik dari permukaan tablet. Batas
kewajaran kerapuhan tablet yaitu tidak lebih dari 1% (Voigt, 1994).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(4) Waktu melarut
Waktu melarut adalah waktu yang dibutuhkan tablet hisap untuk
melarut atau terkikis secara perlahan di dalam rongga mulut. Sediaan
tablet hisap ini diharapkan mampu memberikan efek lokal pada mulut
dan kerongkongan, selain itu juga dimaksudkan untuk diabsorbsi
secara sistemik setelah ditelan. Pengujian waktu melarut langsung
dilakukan terhadap 10 responden. Waktu melarut yang ideal bagi
tablet hisap yaitu sekitar 5-10 menit (Siregar dan Wikarsa, 2010).
(5) Uji Tanggap Rasa
Uji tanggap rasa dilakukan dengan teknik sampling acak
(random sampling) dengan populasi heterogen sejumlah 10
responden. Tanggapan rasa dikelompokkan dari rasa paling enak,
enak, cukup enak, kurang enak, dan tidak enak. Data disajikan dalam
bentuk tabel menurut persentase responden dengan tanggapan yang
diberikan (Nugroho, 1995).
4. Mekanisme Ikatan Granulasi Basah
Proses aglomerasi yang paling luas digunakan dalam industri farmasi
adalah granulasi basah. Gaya kohesif yang bekerja selama proses
aglomerasi basah disebabkan oleh jembatan cair yang terjadi antarpartikel
padat, walaupun gaya tarik menarik antarmolekuler, gaya van der Waals
dan gaya elektrostatis juga memberikan peranan awal. Mekanisme ikatan
dalam keadaan basah tergantung pada gaya kapiler dan gaya
antarpermukaan kapiler. Cairan yang diabsorpsi pada permukaan, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tidak bergerak, membantu mengurangi ketidaksempurnaan permukaan dan
meningkatkan kontak partikel-partikel dengan mengurangi jarak
antarpartikel yang efektif. Setelah cairan cukup ditambahkan, granulasi
bergeser dari keadaan permukaan cairan tak bergerak menjadi keadaan
lapisan (film) cairan yang bergerak.
Newitt, Conway-Jones dan Barlow menetapkan teori granulasi basah
berkenaan dengan empat keadaan. Keadaan ini disebut pendular, funikular,
kapiler, dan tetes yang ditunjukkan pada gambar.
Gambar 2. Keadaan kandungan cairan dalam suatu aglomerat selama granulasibasah
(a) keadaan pendular(b) keadaan funikular
(c) keadaan kapiler(d) keadaan tetes/ droplet
(Siregar dan Wikarsa, 2010)
Masing-masing keadaan tersebut menunjukkan peningkatan bertahap
dalam kandungan lembab. Keadaan pendular dikarakterisasi dengan
pembentukan jembatan cairan antarpartikel yang berdekatan pada titik
kontak. Dengan peningkatan secara bertahap, kuantitas cairan dalam
sistem keadaan funikular dicapai. Keadaan funikular dikenal sebagai
bidang yang dilokalisasi oleh ruang celah jenuh penuh, bersamaan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pembentukan jembatan. Dengan penambahan cairan selanjutnya, keadaan
kapiler tercapai ketika semua pori-pori celah telah diisi sempurna dengan
cairan penggranulasi dan meniskus konkaf terbentuk di sekeliling
permukaan granul. Keadaan tetes terjadi apabila cairan dengan sempurna
mengelilingi granul, mengakibatkan suatu fase eksternal terdiri atas cairan
dengan fase padat internal.
Jadi kesimpulannya adalah dengan mempertimbangkan jembatan cair
bergerak, gaya kohesif bertanggung jawab untuk kekuatan granul yang
ditimbulkan dari tegangan permukaan media penggranulasi, perbedaan
tekanan yang diamati pada lintas meniskus dan gaya van der Waals.
Selanjutnya, gaya-gaya ini harus cukup menahan pengaruh merusak yang
disebabkan oleh pengadukan selama granulasi untuk memperoleh granul
yang sesuai (Siregar dan Wikarsa, 2010).
5. Karies gigi
Kesehatan mulut merupakan suatu hal yang penting bagi manusia.
Masalah kesehatan mulut yang sering dihadapi adalah keluhan sakit gigi yang
disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung gigi yang disebabkan
oleh bakteri. Bakteri yang berperan dalam pembentukan plak gigi adalah
bakteri jenis Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam
jumlah besar dalam plak penderita karies adalah Streptococcus mutans
(Roeslan, 1996).
Streptococcus mutans merupakan flora normal di dalam rongga mulut.
Penumpukan bakteri ini di dalam mulut akan menyebabkan pembentukan plak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
gigi. Plak gigi yaitu berupa lapisan tipis bening yang menempel pada
permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu
merupakan kumpulan sisa makanan dan biasanya ditemani sejumlah bakteri
dan sejumlah protein dari air ludah. Bila dibiarkan saja plak yang menumpuk
akan mengeras dan akan membentuk karang gigi. Itulah yang menyebabkan
gigi berwarna kehitaman, kecoklatan, maupun kehijauan. (Fauziyah dkk, 2009)
Pada penelitian sebelumnya dilakukan uji aktivitas antibakteri gambir
terhadap penyembuhan luka pada gingiva kelinci dengan konsentrasi 2%, 4%,
6% 8%. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dengan ekstrak gambir
konsentrasi 6% sudah mampu membantu penyembuhan luka pada gingiva
kelinci pada fase inflamasi, namun tidak diketahui berapa jumlah ekstrak yang
digunakan atau dioleskan. Aktivitas antibakteri pada obat kumur gambir
bersifat bakteriostatik karena semakin tinggi konsentrasi gambir pada obat
kumur maka penghambatan terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
semakin besar pula (Pradewa, 2008).
6. Monografi Bahan Tablet Hisap
(a) Manitol
Manitol adalah alkohol gula yang terbentuk secara alamiah. Bahan
ini merupakan isomer dari sorbitol tetapi memiliki konfigurasi kimia
(susunan) yang berbeda dan kumpulan sifat fisik yang berbeda. Manitol
berupa serbuk halus yang digunakan terutama untuk granulasi basah.
Manitol mengandung lembab kurang dari 0,3% dan tidak higroskopik.
Kemanisan manitol hanya 50% gula tetapi panas negatif larutan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
memberikan sensasi dingin yang menyenangkan dalam mulut ketika tablet
hisap melarut. Manitol merupakan suatu nonkariogenik (Siregar, 2007).
(b) Laktosa
Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu dalam bentuk anhidrat
atau mengandung satu molekul air hidrat. Pemerian berupa serbuk hablur,
keras, putih, atau putih krem tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil di
udara, tetapi mudah menyerap bau. Laktosa mudah (dan pelan-pelan) larut
dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut
dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter (Anonim, 1995).
(c) Gummi Arabici
Nama lain dari gummi arabici adalah gom akasia. Gom akasia adalah
eksudat gom kering yang mengeras di udara seperti gom yang mengalir
secara alami atau dengan penorehan batang dan cabang tanaman Acasia
sinegal wild (Familia leguminosae) dan spesies lain acasia yang berasal
dari Afrika. Pemerian dari acasia sendiri antara lain tidak berbau, larut
hampir sempurna dalam dua bagian bobot air, tetapi sangat lambat
meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit,
serta praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter (Anonim, 1979).
Penggunaan PGA sebagai bahan pengikat didapatkan optimal dengan
konsentrasi 5 -20% (Siregar, 2007).
(d) Magnesium stearat
Magnesium stearat adalah persenyawaan magnesium dengan asam
organik padat yang diperoleh dari lemak. Mengandung setara dengan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO. Magnesium stearat
berupa serbuk halus berwarna putih, bau khas lemah, mudah melekat pada
kulit, dan bebas dari bagian yang kasar (Anonim, 1995).
Magnesium stearat merupakan lubrikan yang efisien dan secara luas
digunakan dalam formulasi tablet. Bahan ini mempunyai ukuran partikel
yang lebih kecil daripada asam stearat dan dibutuhkan dalam jumlah kecil
dalam formulasi. Sebagai bahan pelicin Mg stearat digunakan dalam
formulasi pada konsentrasi 0,25 – 5% (Sheth dkk, 1980).
(e) Aspartam
Aspartam berfungsi sebagai bahan pemanis dalam pembuatan tablet
hisap. Aspartam berupa tepung kristal berwarna putih, tidak berbau, dan
sedikit larut dalam air. Aspartam memiliki tingkat kemanisan relative
sebesar 180 - 200 kali tingkat kemanisan sukrosa (gula). Acceptable Daily
Intake (ADI) untuk aspartam adalah 40 mg/kgBB. Pada pembuatan tablet
penggunaan aspartam yang diperbolehkan adalah tidak lebih 3,5% dari
(f) Aerosil
Silikon dioksida terdispersi tinggi (aerosil) memiliki permukaan
spesifik dan terbukti sebagai bahan pengatur aliran yang menjadi
keuntungan utamanya, dapat mengurangi lengketnya partikel satu sama
lain dengan demikian gesekan antar partikel sangat kurang. Aerosil
mengikat lembab melalui gugus silanol (dapat menarik air 40% dari
massanya) dan meskipun demikian sebagai serbuk masih dapat
mempertahankan daya alirnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Suatu adsorben mungkin perlu diberikan jika formulasi mengandung
komponen higroskopis, terutama komponen yang absorbsi lembabnya
menimbulkan serbuk kohesif dan tidak akan mengisi lubang kempa
sebagaimana mestinya pada mesin tablet (Siregar, 2007). Batas maksimum
aerosil yang berfungsi sebagai adsorben yaitu sebanyak 5% (Jufri dkk,
2008).
B. Kerangka Pemikiran
Produk gambir blok selama ini telah lama digunakan oleh masyarakat
Indonesia sebagai campuran dalam menyirih. Berdasarkan penelitian yang ada
tanaman gambir diketahui memiliki khasiat untuk memperkuat gigi dan gusi
selain itu juga dapat digunakan sebagai antiseptik karena gambir memiliki
aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Bakteri Streptococcus mutans merupakan flora normal dalam mulut.
Apabila bakteri ini mengalami penumpukan dalam mulut akan menyebabkan
munculnya plak gigi. Bila dibiarkan saja plak gigi dapat berkembang menjadi
karang gigi yang akan mengakibatkan gigi berwarna kuning, kehijauan, atau
kecoklatan. Plak gigi ini juga akan menimbulkan masalah kesehatan mulut
lainnya seperti bau mulut dan karies gigi. Untuk menghambat pembentukan plak
gigi ini digunakan ekstrak gambir yang telah diuji aktivitasnya.
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan tablet hisap. Tablet hisap dirancang
untuk dapat hancur atau melarut perlahan dalam mulut. Sediaan tablet hisap ini
juga dibuat untuk memperbaiki rasa dari ekstrak gambir. Seperti kita ketahui
gambir memiliki rasa yang sangat pahit, oleh sebab itu untuk memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
rasanya diformulasikan menjadi tablet hisap dengan penambahan pemanis,
pewarna dan juga serbuk mint.
Pembuatan tablet hisap dengan bahan pengikat pada umumnya memegang
peranan penting untuk meningkatkan kekerasan tablet. Tablet hisap
dipersyaratkan memiliki kekerasan yang lebih besar dari tablet konvensional yaitu
sekitar 7 kg sampai 14 kg (Cooper dan Gunn, 1975). Bahan pengikat yang
digunakan adalah Pulvis Gummi Arabici yang dapat digunakan sebagai bahan
pengikat pada formula dengan konsentrasi 5-20% (Siregar, 2007). Penggunaan
PGA diharapkan dapat meningkatkan kekerasan tablet hisap dan kekerasan tablet
hisap akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi PGA yang
digunakan.
Fungsi pengikat dalam suatu formulasi granulasi basah yaitu sebagai zat
adhesif yang mampu mengikat serbuk-serbuk campuran menjadi granul. Efisiensi
bahan pengikat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya viskositas
larutan pengikat. Dengan peningkatan konsentrasi PGA yang digunakan maka
akan memperbesar viskositasnya sehingga ikatan antar granul yang ditimbulkan
akan semakin rapat dan dihasilkan granul yang keras.
Variasi penambahan bahan tambahan juga dilakukan dalam formulasi
untuk meningkatkan tingkat kesukaan responden terhadap tablet hisap. Bahan
tambahan yang digunakan yaitu pemanis, pewarna, dan serbuk mint.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
C. Hipotesis
Ekstrak etanol gambir dapat dibuat menjadi sediaan tablet hisap dengan
bahan pengikat PGA dan perbedaan konsentrasi PGA akan berpengaruh terhadap
sifat fisik tablet hisap. Semakin tinggi konsentrasi PGA akan meningkatkan
kekerasan tablet hisap, sehingga mempunyai tingkat kerapuhan paling rendah dan
waktu melarut paling lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Kategori penelitian dan rancangan penelitian
Kategori penelitian dan rancangan penelitian yang digunakan adalah
kategori penelitian eksperimental laboratorium, dalam penelitian ini
digunakan 3 macam variabel yaitu :
a) Variabel bebas : konsentrasi PGA
b) Variabel tergantung : sifat fisik granul yaitu waktu alir, sudut
diam, dan susut pengeringan. Sifat fisik tablet yaitu keseragaman bobot,
kerapuhan, kekerasan, waktu melarut, dan uji tanggap rasa
c) Variabel terkendali : gambir blok yang digunakan, cairan
penyari, suhu maserasi, suhu pengeringan granul, waktu pengeringan
granul, nomor ayakan, tekanan pengempaan, volume penambahan
PGA, jumlah penambahan bahan pemanis, pewarna, dan serbuk mint.
2. Metode penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium
untuk memperoleh data hasil. Dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pertama
pembelian gambir blok murni, tahap kedua adalah ekstraksi gambir sehingga
diperoleh ekstrak kental, dan tahap ketiga yaitu pembuatan tablet hisap
gambir dengan perbedaan konsentrasi bahan pengikat yang digunakan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
PGA. Pada tahap ketiga ini dibedakan menjadi 3 formula dan 1 formula
sebagai kontrol negatif.
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium Farmasetika, laboratorium
Teknologi Farmasi D3 Farmasi FMIPA UNS dan laboratorium Teknologi
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.
C. Alat dan Bahan
1) Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bejana kaca tertutup
untuk maserasi, neraca analitik (Precisa BJ410C), kompor listrik Thermo
Scientific (Cimarec), rotary evaporator (Stuart), mortir dan stamper, mesin
tablet single punch, ayakan no 16 dan 18, oven pengering (Memmert), corong
stainless pengukur sifat alir, stopwatch digital, hardness tester (Guoming tipe
YD-1), friability tester (Guoming tipe CS-2), vacuum, alat-alat gelas pyrex
dan alat pendukung lainnya.
2) Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain gambir blok produksi
Palembang yang diperoleh dari Pasar Tradisional Beringharjo Yogyakarta,
manitol (Getec), aspartam (Nutrasweet), pewarna orange (pewarna makanan),
laktosa, etanol 70%, PGA, aerosil, magnesium stearat, oleum menthae yang
dibeli di laboratorium Farmasetika UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
D. Tahapan Penelitian
1) Pengambilan bahan
Produk gambir blok (komersial) produksi Palembang yang diperoleh
dari Pasar Tradisional Beringharjo Yogyakarta. Pada tahap ini tidak
dilakukan determinasi sebab yang digunakan adalah gambir blok murni,
bukan tanamannya.
2) Pembuatan ekstrak secara maserasi
Gambir blok digerus kemudian diayak dengan ayakan 60 mesh, hasil
ayakan berupa serbuk gambir. Serbuk gambir sebanyak 0,5 kg dimasukkan
dalam bejana kemudian ditambah dengan 1,5 L pelarut etanol 70%. Prinsip
perbandingan bahan dengan pelarut etanol yang digunakan yaitu 1:3 (w/v).
Setelah dilarutkan dalam bejana kemudian diaduk menggunakan pengaduk
selama ±1 jam untuk mencapai kondisi homogen. Selanjutnya larutan
dimaserasi selama 5 hari pada suhu kamar. Hal terpenting selama proses
maserasi yaitu dilakukan pengadukan berulang-ulang (kira–kira 3 kali sehari)
agar terjadi keseimbangan konsentrasi bahan aktif dalam cairan. Setelah
waktu maserasi selesai, larutan dipisahkan (difiltrasi) dengan menggunakan
kain flanel kemudian dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental. Pelarut yang masih tertinggal diuapkan di atas water
bath sampai menguap dan didapatkan ekstrak kental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Pemeriksaan kualitas ekstrak
(a) Pemeriksaan organoleptis
Dilakukan pemeriksaan untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau
dan rasa ekstrak (Anonim, 1986).
(b) Pemeriksaan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan membandingkan jumlah
ekstrak yang dihasilkan dengan simplisia yang digunakan.
4) Pembuatan Mucilago Gummi Arabici
Pulvis Gummi Arabici (PGA) ditimbang seberat 10 gram, 15 gram dan
20 gram kemudian masing-masing ditabur dalam 50 ml air dingin kemudian
didiamkan sekitar 3 menit. Setelah itu dilakukan pengadukan cepat agar
serbuk PGAnya tidak menggumpal. Selanjutnya 50 ml air lagi dipanaskan
dan ditambahkan ke dalam suspensi PGA tersebut sambil diaduk sampai
terbentuk mucilago. Mucilago ini kemudian digunakan sebagai bahan
pengikat pada pembuatan granul.
5) Pembuatan Ekstrak Kering
Pembuatan ekstrak kering gambir yaitu dengan mencampur aerosil
sebesar 5% dengan ekstrak kental (Jufri dkk, 2008). Pencampuran ekstrak
kental dengan aerosil dilakukan menggunakan mortir dan stamper hangat
yang sebelumnya telah dipanaskan di atas waterbath, dengan tujuan untuk
mempercepat penguapan pelarutnya dan mencegah terjadinya higroskopitas
ekstrak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
6) Formula
Dosis ekstrak gambir yang digunakan pada formula ini mengacu pada
penelitian sebelumnya mengenai formulasi tablet hisap ekstrak gambir
dengan metode kempa langsung. Penelitian tersebut menggunakan ekstrak
sebanyak 18,75 mg per tablet 750 mg. Ekstrak etanol gambir diketahui
memiliki nilai MIC terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus sebesar 2,5%
(w/w). Nilai MIC merupakan konsentrasi minimum dari senyawa uji yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba (Ridawati, 2008).
Konsentrasi 2,5% = 2,5 g dalam 100 g = 2500 mg dalam 100000 mg
Sediaan yang akan dibuat = tablet hisap 500 mg
Dosis dalam sediaan tablet = 500/100000x2500 = 12,5mg
Tabel II Formula Akhir
Komposisi
Kandungan per tablet (mg)
Formula 0
Kontrol
Negatif
Formula 1
Konsentrasi
PGA 10%
Formula 2
Konsentrasi
PGA 15%
Formula 3
Konsentrasi
PGA 20%
Ekstrak gambir 12,5 12,5 12,5 12,5
Aerosil 0,625 0,625 0,625 0,625
PGA - 12,5 18,75 25
Manitol 375,9 365,9 360,9 355,9
Laktosa 93,97 91,47 90,22 88,97
Mg Stearat 5 5 5 5
Serbuk mint 5 5 5 5
Aspartam 5 5 5 5
Pewarna kuning 2 2 2 2
Total 500,0 500,0 500,0 500,0
Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
7) Pembuatan granul dengan metode granulasi basah
Ekstrak kental dikeringkan menggunakan aerosil sebanyak 5% hingga
menjadi ekstrak kering. Ekstrak kering, manitol, laktosa, serbuk mint,
aspartam, dan pewarna orange kemudian dicampur sampai homogen
menggunakan mixer. PGA yang sudah dikembangkan dalam air hangat
(mucilago gummi arabici) ditambahkan ke dalam campuran serbuk perlahan-
lahan, dihomogenkan sampai terbentuk massa granul yang baik. Massa
granul dilewatkan pada ayakan mesh 16, dikeringkan pada oven suhu 50oC
selama ± 2 jam sampai kering. Granul yang sudah kering selanjutnya diayak
dengan ayakan mesh 18 (Anief, 1997).
8) Uji sifat fisik granul
(a) Pemeriksaan Susut Pengeringan Granul
Susut Pengeringan dinyatakan sebagai Lost On Drying (LOD)
yaitu kadar kelembaban berdasarkan berat granul basah yang dihitung
dengan rumus :
a – a - b
a
a = berat granul basah
b = berat granul kering
(b) Pemeriksaan bobot jenis granul
Bobot jenis merupakan konstanta/ tetapan bahan yang tergantung
pada suhu baik untuk bodi padat, cair, dan gas yang homogen. Bobot
X 100% .................. (1)% LOD =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
jenis didefinisikan sebagai perbandingan antara massa bahan (m)
terhadap volumenya. Bobot jenis granul yan dihitung merupakan bobot
jenis nyata yaitu perbandingan antara massa dengan volume yang
membesar akibat adanya pori-pori. (Voigt, 1994). Perhitungan bobot
jenis nyata dilakukan dengan memasukkan granul ke dalam gelas ukur
volume 50 ml kemudia ditimbang massanya. Bobot jenis didapatkan
dengan membagi massa yang didapatkan dengan volume 50 ml.
(c) Uji waktu alir
Ditimbang 100 g granul, dimasukkan kedalam corong yang ujung
tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan
mengalir sampai habis lalu dihitung waktu alir granul. Granul
mempunyai sifat alir bagus bila mempunyai waktu alir tidak lebih dari
10 detik (Fudholi, 1983).
(d) Sudut diam
Granul sebanyak 100 g dimasukkan ke dalam alat pengukur sudut
diam sampai penuh dan diratakan, tutup dibuka dan granul dibiarkan
mengalir sampai habis. Tinggi kerucut dan diameter yang terbentuk
diukur, sudut diam dihitung.
Tg β = ……………………………………………………………(2)
h = tinggi kerucut β = sudut diam
r = jari – jari kerucut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Bila sudut diam < 30º menunjukkan bahwa granul dapat mengalir
bebas, sedangkan bila sudutnya ≥ 40º menunjukkan sifat alir granul
kurang baik (Banker dan Anderson,1986).
9) Pembuatan Tablet Hisap
Granul yang telah memenuhi persyaratan uji sifat fisik granul
selanjutnya ditablet menggunakan mesin tablet single punch dengan bobot
tiap tablet ±500 mg. Sebelumnya granul ditambahkan dengan magnesium
stearat sebagai bahan pelicin. Untuk menghasilkan tablet hisap dengan
kekerasan maksimal maka diperlukan tekanan yang lebih besar ketika
mengempa tablet namun tekanan kompresi pada pembuatan tablet
dikendalikan sehingga bobot tablet tiap formula sama. Kedalaman punch
yang digunakan ketika mengempa tablet yaitu 6,7 mm untuk semua formula.
10) Uji Sifat Fisik Tablet Hisap
(a) Keseragaman bobot
Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
dihitung satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan pada kolom A. Dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B (Anonim, 1979). Seperti yang terlihat pada tabel :
Tabel III Persyaratan penyimpangan bobot tablet
Bobot Rata-rataPenyimpangan Bobot Rata-rata dalam %
A B25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg - 150 mg 10% 20%151 mg - 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Selanjutnya Dihitung harga koevisien variasinya.
CV = ……………………………………………………(3)
Keterangan :
CV = koefisien variasi X = rata-rata bobot tablet
SD = simpangan baku
(b) Kekerasan tablet
Pemeriksaan kekerasan tablet menggunakan alat digital hardness
tester (Guoming tipe YD-1). Sebuah tablet diletakkan pada alat dengan
posisi horisontal, alat dikalibrasi hingga posisi 0,00. Putar alatnya
hingga tablet patah. Baca skala yang tertera pada alat. Percobaan
dilakukan 5 kali dan dihitung harga puratanya (Voigt, 1994). Kekerasan
tersebut dinyatakan dalam kilogram. Tablet hisap mempunyai
kekerasan antara 7 kg sampai 14 kg (Cooper dan Gunn, 1975).
(c) Kerapuhan tablet
20 tablet dibebasdebukan. Ditimbang dalam neraca analitik yang
dinyatakan sebagai M1. Kemudian dimasukkan ke dalam alat tablet
friabilaty tester. Alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25
putaran permenit. Setelah 4 menit tablet dikeluarkan dari alat,
dibebasdebukan lagi dan ditimbang yang kemudian dinyatakan M2.
Kerapuhan tablet dinyatakan selisih berat tablet sebelum yang diuji
tidak boleh berkurang lebih 1% dari berat awal tablet awal uji (Mohrle,
1989).
Kerapuhan tablet = x100% ..................... (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
M1 = berat tablet mula-mula
M2 = berat tablet setelah perlakuan
(d) Waktu melarut
Tablet hisap biasanya melarut 5-10 menit di dalam mulut (Siregar
dan Wikarsa, 2010). Karena alat untuk menguji waktu hancur tidak
dapat mewakili kondisi di dalam mulut, maka uji waktu larut dilakukan
secara langsung oleh 10 responden. Responden memasukkan tablet ke
dalam mulutnya dengan tanpa mengunyahnya dan membiarkan tablet
melarut dengan sendirinya hingga habis di dalam mulut. Waktu yang
diperlukan untuk melarut sampai habis dicatat (Nugroho, 1995).
(e) Uji tanggap rasa
Uji tanggap rasa dilakukan secara acak (random sampling)
terhadap 10 responden dengan populasi heterogen dengan cara sebagai
berikut : responden diminta mencicipi satu tablet hisap dari setiap
formula lalu diminta tanggapannya mengenai rasa tablet untuk
kemudian diisikan pada angket. Hasilnya dibedakan menjadi 5 kategori
yaitu paling enak, enak, cukup enak, kurang enak dan tidak enak. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui tablet mana dari 3 formula uji dan
kontrol negatif yang memberikan kenyamanan maksimal bagi
konsumen. Kenyamanan disini dalam artian memiliki rasa paling enak,
tidak terlalu cepat melarut dalam mulut, dan tidak terlalu keras dalam
mulut yang mengakibatkan tablet butuh waktu lama untuk melarut
(Nugroho, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
E. Teknik Analisis
(1) Pendekatan Teoritis
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dibandingkan dengan
persyaratan tablet yang terdapat dalam Farmakope Indonesia dan
kepustakaan lain.
(2) Pendekatan Statistik
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Kolmogorov-
Smirnov untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak. Untuk data yang terdistribusi normal dianalisis menggunakan
ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji
t-LSD (Least Significant Difference) jika terdapat perbedaan
signifikan. Untuk data yang tidak terdistribusi normal dianalisis
menggunakan uji alternatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Identifikasi Serbuk Gambir
Dilakukan identifikasi serbuk gambir dan diperoleh hasil :
Tabel IV Hasil Uji Organoleptis Serbuk Gambir (Uncaria gambir Roxb)Uji Organoleptis Hasil
Bentuk Serbuk
Bau Khas gambir
Warna Coklat muda
Rasa Sangat pahit
B. Hasil Pembuatan Ekstrak Kental Gambir
Gambir blok dihaluskan hingga didapat serbuk gambir. Serbuk gambir
diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 5
hari. Pelarut etanol 70% dipilih berdasarkan kandungan kimia yang akan disari
yaitu senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid merupakan senyawa polar sehingga
pelarut etanol yang juga bersifat polar dapat digunakan untuk mengekstraksi
flavonoid. Selain itu etanol juga bersifat lebih selektif karena kapang dan kuman
sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas (Anonim, 1986).
Pada saat maserasi dilakukan pengadukan ± 3 kali sehari menggunakan
batang pengaduk. Tujuan dari pengadukan ini yaitu agar terjadi keseimbangan
konsentrasi bahan aktif dalam cairan. Setelah 5 hari larutan disaring dan filtrat
diuapkan menggunakan rotary evaporator. Pelarut yang tersisa diuapkan lagi di
atas waterbath sampai diperoleh ekstrak kental. Hasil dari pembuatan ekstrak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kental gambir, dari 500 gram serbuk gambir dihasilkan ekstrak kental sebanyak
173 gram. Berdasarkan hasil pembuatan ekstrak tersebut maka diperoleh
rendemen ekstrak sebesar 34,6 %.
C. Hasil Pemeriksaan Ekstrak Kental Gambir
Dilakukan pemeriksaan ekstrak kental gambir yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas ekstrak yang didapatkan, sehingga diharapkan dapat
memenuhi kriteria kualitas ekstrak kental yang sesuai dengan persyaratan. Hasil
pemeriksaan organoleptis ekstrak kental gambir adalah sebagai berikut :
Tabel V Hasil Uji Organoleptis Ekstrak Kental Gambir (Uncaria gambir Roxb)Uji Organoleptis Hasil
Bentuk Ekstrak Kental
Bau Khas gambir
Warna Coklat tua
Rasa Sangat pahit
D. Pembuatan Ekstrak Kering Gambir
Pembuatan ekstrak kering gambir yaitu dengan mencampur aerosil dengan
ekstrak kental. Aerosil yang digunakan sebanyak 5% dari jumlah ekstrak.
Pencampuran ekstrak kental dengan aerosil dilakukan di mortir dan stamper
hangat yang sebelumnya dipanaskan di atas waterbath dengan tujuan untuk
mempercepat penguapan pelarutnya (solven), mencegah terjadinya higroskopitas,
dan menjaga kestabilan ekstrak.
E. Pembuatan Serbuk Mint
Serbuk mint dalam formula digunakan sebagai corringens saporis untuk
menutupi rasa asli ekstrak gambir yang sangat pahit. Penggunaan serbuk mint ini
hanya ditujukan untuk menambah tingkat kesukaan konsumen terhadap tablet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
hisap sehingga diharapkan tablet hisap dapat diterima dengan baik oleh
konsumen. Pembuatan serbuk mint dilakukan dengan mencampur 5 ml oleum
menthae (minyak permen) dengan 3 gram aerosil® R200 (Padmadisastra, 2008).
Jumlah oleum menthae per g aerosil didapatkan 1,67 g, sehingga jumlah oleum
menthae yang digunakan per tabletnya yaitu 8,35 mg.
F. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Gambir
Ekstrak etanol gambir diketahui memiliki nilai MIC terhadap bakteri uji
Staphylococcus aureus sebesar 2,5% (w/w) (Ridawati, 2008). Nilai MIC
merupakan konsentrasi minimum dari senyawa uji yang mampu menghambat
pertumbuhan mikroba.
Sediaan yang akan dibuat = tablet hisap 500 mg
Dosis dalam sediaan tablet = x 500 mg = 12,5 mg.
G. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah
Pembuatan granul dilakukan dengan metode granulasi basah. Metode ini
dipilih karena merupakan salah satu metode yang mampu menghasilkan sediaan
tablet yang baik dan stabil serta tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Selain itu
bahan-bahan yang digunakan seluruhnya tahan terhadap kelembaban dan panas
pengeringan. Metode granulasi basah ini juga dipilih agar kekerasan tablet yang
dihasilkan lebih maksimal karena penggunaan bahan pengikat.
Pembuatan granul dengan metode granulasi basah secara garis besar
dilakukan dengan mencampur zat aktif yang ada dengan bahan pembantu lain
serta dengan bahan pengikat yang telah dibuat mucilago atau disuspensikan
sehingga terbentuk massa yang elastis. Selanjutnya massa tersebut diayak dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
ukuran ayakan 16 mesh dan dikeringkan dalam oven selama ± 2 jam pada suhu
50°C. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi konsentrasi kandungan air
(pelarut) di dalam serbuk. Granul yang sudah kering kemudian diayak dengan
ayakan 18 mesh. Hal ini bertujuan untuk menghindari variasi ukuran granul
sehingga granul yang didapatkan memiliki fluiditas yang baik serta menjamin
tercapainya keseragaman bobot tablet.
H. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Pemeriksaan sifat fisik granul dilakukan terhadap granul yang telah
dikeringkan dan diayak dengan ayakan 18 mesh. Pemeriksaan sifat fisik granul ini
bertujuan untuk mengetahui apakah granul yang akan ditablet telah memenuhi
persyaratan sehingga diharapkan akan menghasilkan tablet dengan mutu yang
baik. Pemeriksaan sifat fisik granul meliputi kadar susut pengeringan granul
(%LOD), waktu alir granul, dan sudut diam.
1. Susut Pengeringan Granul
Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah
menguap termasuk air. Susut pengeringan granul dilakukan untuk metode
granulasi basah dengan cara menghitung kadar kelembaban granul basah
dibandingkan dengan kadar kelembaban granul kering. Cara
menghitungnya yaitu dengan menimbang bobot granul basah dan bobot
granul kering kemudian dihitung %LOD dengan rumus :
% LOD =Berat granul basah – berat granul kering
Berat granul basahx 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pengeringan granul yang baik akan menghasilkan granul dengan
waktu alir yang baik sehingga granul akan kompak saat pencetakan tablet
dan dihasilkan tablet dengan bobot yang seragam. Hasil pemeriksaan susut
pengeringan pada formulasi dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan Granul Tablet Hisap EkstrakEtanol Gambir
FormulaBerat granul
basah (gram)
Berat granul
kering (gram)LOD (%)
Formula 0 (Kontrol) 134,53 111,26 17,29
Formula 1 131,37 114,56 12,79
Formula 2 133,52 116,22 12,95
Formula 3 134,74 117,13 13,069
Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa presentase LOD (Loss On
Drying) terbesar ada pada F0 yang mengindikasikan banyaknya
kandungan air yang hilang saat pengeringan sehingga ikatan antar
granulnya menjadi renggang dan menyebabkan granul menjadi terlalu
kering dan rapuh. Sedangkan presentase LOD (Loss On Drying) terkecil
ada pada F1 yang mengindikasikan sedikitnya kandungan air yang hilang
saat pengeringan sehingga granul menjadi lembab dan dapat melekat pada
cetakan saat pengempaan.
Adanya kadar air dalam granul diperlukan untuk menjaga ikatan
antar partikel menjadi stabil. Tingginya kadar air yang hilang saat
pengeringan ditandai dengan % LOD (Loss On Drying) yang besar,
sedangkan rendahnya kadar air yang hilang saat pengeringan ditandai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dengan % LOD (Loss On Drying) yang kecil. Kadar air yang tinggi
menyebabkan granul lembab dan sukar mengalir pada saat pengempaan
sehingga dapat terjadi picking (penempelan massa tablet pada permukaan
punch yang terlokalisir) dan sticking (penempelan massa tablet pada
seluruh permukaan punch). Kadar air yang rendah akan menyebabkan
ikatan antar partikel granul menjadi renggang dan tablet yang dihasilkan
rapuh serta mudah hancur sehingga bobot tablet tidak bisa terjaga.
Kadar susut pengeringan granul dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor diantaranya viskositas larutan pengikat, semakin besar konsentrasi
bahan pengikat maka viskositasnya akan meningkat mengakibatkan persen
air yang hilang saat pengeringan (% LOD) seharusnya semakin kecil.
Namun dari hasil yang didapatkan tidak demikian karna mungkin
dipengaruhi oleh suhu pengeringan dan waktu pengeringan yang tidak
konstan.
2. Waktu Alir
Waktu alir granul sangat penting untuk diketahui karena
merupakan parameter kualitas granul yang akan ditablet. Waktu alir ideal
untuk 100 gram granul adalah kurang dari 10 detik (Parrot, 1971). Granul
yang telah diuji waktu alirnya dan memiliki waktu alir dibawah 10 detik
diharapkan akan menghasilkan tablet yang baik.
Variasi bahan pengikat yang ditambahkan kepada tiap-tiap formula
diharapkan mampu memberikan perbedaan signifikan terhadap sifat alir
masing-masing formula karena bertambahnya konsentrasi bahan pengikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dapat memperbesar kerapatannya sehingga waktu alir granul menjadi
semakin cepat dan sifat alirnya semakin baik. Kecepatan waktu alir juga
dipengaruhi oleh penambahan bahan pelicin. Bahan pelicin yang
digunakan pada formula yaitu magnesium stearat. Hasil pemeriksaan
waktu alir granul dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII Hasil Pemeriksaan Waktu Alir Granul Tablet Hisap Ekstrak EtanolGambir Sebelum dan Sesudah Ditambah Pelicin
Pemeriksaan F0 F1 F2 F3
Waktu
Alir
(detik)
Tanpa
pelicin7,45±0,345 7,05±0,057 7,003±0,340 6,51±0,060
Dengan
pelicin7,19±0,367 6,76±0,104 6,71±0,245 6,22±0,289
Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
Dari data yang diperoleh terlihat pengaruh konsentrasi bahan
pengikat (PGA) terhadap waktu alir granul. Hasil yang didapatkan telah
sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat
(PGA) yang digunakan maka waktu alir yang dihasilkan akan semakin
singkat. Pada formula 0, 1, 2 dan 3 untuk granul tanpa penambahan bahan
pelicin diperoleh waktu alir 7,45; 7,05; 7,003; dan 6,51 detik. Setelah
ditambah bahan pelicin waktu alirnya menjadi semakin singkat yaitu untuk
formula 0, 1, 2 dan 3 diperoleh waktu alir 7,196; 6,76; 6,71; dan 6,22
detik. Dengan demikian waktu alir granul dari keempat formula telah
memenuhi persyaratan (< 10 detik) sehingga granul akan mengalir baik
dalam hopper dan tidak mengalami kesulitan dalam penabletan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Waktu alir sebelum dan sesudah diberi bahan pelicin mempunyai
perbedaan dimana waktu alir lebih cepat sesudah diberi bahan pelicin. Hal
ini dikarenakan bahan pelicin (Mg stearat) berfungsi untuk memacu aliran
granul dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel granul.
Aliran granul juga dipengaruhi oleh bentuk granul, kerapatan, ukuran
granul, porositas, kondisi percobaan dan kelembaban granul. Semakin
besar konsentrasi bahan pengikat yang digunakan akan memperbesar
kerapatan granul sehingga waktu alirnya pun akan semakin singkat. Hal ini
sesuai dengan percobaan dimana waktu alir paling singkat ada pada
formula 3 yang menggunakan bahan pengikat PGA 20% dan waktu alir
paling lama ada pada formula 0 (kontrol) yang tidak menggunakan bahan
pengikat. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Waktu Alir (detik)
Berdasarkan uji Kolmogorov – Smirnov diketahui bahwa waktu
alir granul sesudah diberi bahan pelicin menghasilkan data yang
7.45
7.05 7.003
6.51
7.19
6.76 6.71
6.22
5.65.8
66.26.46.66.8
77.27.47.6
F0 F1 F2 F3
Waktu Alir (detik)
Formula
Waktu Alir Granul
Formula Tanpa Pelicin
Formula Dengan Pelicin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
terdistribusi normal. Data disimpulkan terdistribusi normal karena dilihat
dari nilai Most Extreme Differences Absolute pada masing – masing
formula 0, 1, 2 dan 3 > 0,05. Selain itu nilai Z uji untuk masing – masing
formula juga > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima, dimana data
terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan dengan nilai probabilitas < 0,05 yaitu 0,015. Kemudian
dilakukan uji lanjutan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk
mengetahui hubungan antara formula satu dengan yang lain.
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara waktu alir formula 0 (kontrol) dengan formula 3 yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi 0,02. Hal ini jelas disebabkan karena penggunaan
bahan pengikat PGA. Formula 3 menggunakan PGA 20% sedangkan
formula 0 tidak menggunakan PGA. PGA yang digunakan akan
meningkatkan proses pengikatan granul sehingga memperbesar
kerapatannya dan dihasilkan granul yang spheris dengan jumlah fines yang
kecil. Akibatnya gaya gesek antar partikel granul dengan wadahnya
menjadi semakin kecil dan kecepatan alir granul meningkat.
Selain itu terdapat perbedaan signifikan antara waktu alir formula 1
dengan formula 3 yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,040. Waktu
alir formula 1 lebih lama dibandingkan dengan waktu alir formula 3. Hal
ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi bahan pengikat PGA yang
digunakan. Bertambahnya konsentrasi bahan pengikat PGA yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
digunakan akan memperbesar kerapatan granul sehingga waktu alirnya
menjadi semakin cepat. Kerapatan granul untuk formula 0, 1, 2, dan 3
masing – masing adalah 0,513 g/ml, 0,564 g/ ml, 0,573 g/ml dan 0,582
g/ml. Faktor lain yang mempengaruhi waktu alir adalah kelembaban
granul. Granul yang terlalu lembab akan mengakibatkan granul tidak dapat
mengalir dari corong pada saat diuji.
3. Sudut Diam
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan
partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal jika sejumlah serbuk
dituang ke dalam alat pengukur. Sudut diam juga merupakan karakteristik
fluiditas yang berhubungan erat dengan kohesifitas antar partikel penyusun
granul. Granul akan mengalir dengan baik apabila sudut diam yang
terbentuk 30 – 40° (Banker and Anderson, 1986). Penambahan bahan
pelicin akan mempercepat waktu aliran granul dan juga akan berpengaruh
pada sudut diamnya.
Hasil pemeriksaan sudut diam granul dapat dilihat pada tabel VIII :
Tabel VIII Hasil Pemeriksaan Sudut Diam Granul Tablet Hisap Ekstrak EtanolGambir Sebelum dan Sesudah Ditambah Pelicin
Pemeriksaan F0 F1 F2 F3
Sudut
Diam
(°)
Tanpa
pelicin32,09±0,442 32,23±0,077 32,14±0,261 32,01±0,133
Dengan
pelicin30,90±0,246 31,78±0,191 31,4±0,379 31,72±0,265
Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pada tabel terlihat bahwa sudut diam yang paling kecil untuk
granul tanpa penambahan bahan pelicin yaitu formula 3 (32,01° ± 0,133)
dan yang paling besar yaitu formula 1 (32,23° ± 0,077). Perbedaan hasil
sudut diam ini dikarenakan bentuk, ukuran, dan kelembaban granul pada
masing-masing formula juga berbeda. Jumlah granul pada formula 3 lebih
sedikit jika dibandingkan dengan formula 1 dikarenakan perbedaan berat
jenis granul sehingga tinggi kerucut granul pada formula 3 lebih rendah
dibandingkan dengan formula 1. Hal inilah yang membuat sudut diam
granul formula 3 lebih kecil dari formula 1 karena sudut diam berbanding
lurus dengan tinggi kerucut granul. Selain itu kelembaban granul formula
1 juga lebih rendah dibandingkan dengan formula 3, dapat dilihat dari
kadar LOD (Loss On Drying). Kelembaban granul berbanding terbalik
dengan sudut diam karena granul yang lembab akan menghasilkan
diameter kerucut granul yang lebih kecil.
Setelah penambahan bahan pelicin sudut diam yang paling kecil
ada pada formula 0 (kontrol) (30,90 ± 0,246) dan yang paling besar ada
pada formula 1 (31,78 ± 0,191). Hal ini disebabkan oleh pencampuran
bahan pelicin yang tidak rata dan juga pengukuran diameter maupun tinggi
kerucut granul yang kurang akurat. Namun walaupun demikian sudut diam
keempat formula granul masih memenuhi persyaratan karena besar sudut
diamnya berkisar antara 30 – 40° (Banker and Anderson, 1986). Hasil
pengukuran sudut diam dapat dilihat pada gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 4. Histogram Hubungan antara Formula dengan Sudut Diam (°)
Berdasarkan uji Kolmogorov – Smirnov diketahui bahwa sudut
diam granul sesudah diberi bahan pelicin menghasilkan data yang
terdistribusi normal. Data disimpulkan terdistribusi normal karena dilihat
dari nilai Most Extreme Differences Absolute pada masing – masing
formula 0, 1, 2 dan 3 > 0,05. Selain itu nilai Z uji untuk masing – masing
formula juga > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima, dimana data
terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji one way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan, karena nilai probabilitas < 0,05 yaitu 0,018. Selanjutnya
dilakukan uji lanjutan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk
mengetahui hubungan antara formula satu dengan yang lain.
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara sudut diam formula 0 (kontrol) dengan formula 1 dan 3 yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,005 dan 0,007.
Perbedaan sudut diam ini jelas disebabkan oleh penggunaan bahan
32.0932.23 32.14
32.01
30.9
31.78
31.4
31.72
30
30.5
31
31.5
32
32.5
F0 F1 F2 F3
Sudut Diam (
°
)
Formula
Sudut Diam Granul
Sudut Diam Tanpa Pelicin
Sudut Diam Dengan Pelicin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pengikat PGA. Formula 3 menggunakan bahan pengikat PGA 20% yang
menyebabkan berat jenis granulnya lebih besar sehingga jumlah granul
serta tinggi kerucut granulnya semakin kecil dan mengakibatkan sudut
diamnya juga semakin kecil. Hal lain yang mempengaruhi sudut diam
yaitu waktu alir granul. Semakin cepat waktu alir granul maka sudut
diamnya akan semakin baik. Hasil uji LSD juga menunjukkan tidak
terdapat perbedaan signifikan sudut diam antara formula 1, 2, dan 3 maka
dapat disimpulkan kenaikan konsentrasi bahan pengikat PGA yang
digunakan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap sudut diam.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pengukuran diameter
serta tinggi kerucut granul yang kurang akurat, pengamatan yang kurang
cermat saat penggunaan jangka sorong, serta pengaruh dari getaran luar
yang mengakibatkan tinggi kerucut granulnya menjadi hancur. Faktor lain
yang juga mempengaruhi besar kecilnya nilai sudut diam yaitu diameter
corong (bagian atas dan bawah), panjang tangkai corong serta cara
penuangan sampel.
I. Proses Penabletan
Granul yang telah memenuhi persyaratan uji sifat fisik granul selanjutnya
ditablet dengan menggunakan mesin tablet single punch. Mesin tablet diatur
sedemikian rupa sehingga diperoleh kekerasan maksimal dengan bobot masing-
masing tablet dibuat ±500 mg. Sebelumnya granul ditambahkan dengan
magnesium stearat yang berfungsi sebagai pelicin. Untuk menghasilkan tablet
hisap dengan kekerasan maksimal diperlukan tekanan kompresi yang lebih besar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
namun besar tekanan tetap harus dikendalikan agar sama dalam mengempa
keempat formula tablet. Hal ini dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya tablet
yang dihasilkan dari beberapa formula dengan konsentrasi PGA yang berbeda-
beda dengan kedalaman punch dan tekanan yang sama untuk tiap formulanya.
Kedalaman punch yang digunakan untuk mengempa keempat formula tablet yaitu
6,7 mm.
J. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap
Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap ekstrak gambir meliputi keseragaman
bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, dan uji tanggapan rasa.
Tabel IX Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Etanol Gambir
Fisik TabletFORMULA
F0 F1 F2 F3
KeseragamanBobot (mg)
474,4 499,5 496,85 492,25SD 18,403 13,983 13,287 12,332CV 3,879 2,79 2,67 2,505
Kekerasan (kg)5,104 8,51 9,275 8,52
SD 1,23 1,35 1,39 1,10
Kerapuhan1,06 0,83 0,74 0,82
SD 0,355 0,223 0,183 0,115Waktu Melarut
(menit)4,079 5,928 5,992 5,047
SD 1,767 2,196 2,12 1,777Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
1. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu proses
produksi sediaan tablet karena akan menentukan dosis obat yang masuk ke
dalam tubuh dan akan berpengaruh pula terhadap efek terapi dari sediaan
tablet tersebut. Hasil perhitungan keseragaman bobot pada formula 1, 2
dan 3 setelah dibandingkan dengan persyaratan penyimpangan bobot tablet
51
namun besar tekanan tetap harus dikendalikan agar sama dalam mengempa
keempat formula tablet. Hal ini dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya tablet
yang dihasilkan dari beberapa formula dengan konsentrasi PGA yang berbeda-
beda dengan kedalaman punch dan tekanan yang sama untuk tiap formulanya.
Kedalaman punch yang digunakan untuk mengempa keempat formula tablet yaitu
6,7 mm.
J. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap
Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap ekstrak gambir meliputi keseragaman
bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, dan uji tanggapan rasa.
Tabel IX Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Etanol Gambir
Fisik TabletFORMULA
F0 F1 F2 F3
KeseragamanBobot (mg)
474,4 499,5 496,85 492,25SD 18,403 13,983 13,287 12,332CV 3,879 2,79 2,67 2,505
Kekerasan (kg)5,104 8,51 9,275 8,52
SD 1,23 1,35 1,39 1,10
Kerapuhan1,06 0,83 0,74 0,82
SD 0,355 0,223 0,183 0,115Waktu Melarut
(menit)4,079 5,928 5,992 5,047
SD 1,767 2,196 2,12 1,777Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
1. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu proses
produksi sediaan tablet karena akan menentukan dosis obat yang masuk ke
dalam tubuh dan akan berpengaruh pula terhadap efek terapi dari sediaan
tablet tersebut. Hasil perhitungan keseragaman bobot pada formula 1, 2
dan 3 setelah dibandingkan dengan persyaratan penyimpangan bobot tablet
51
namun besar tekanan tetap harus dikendalikan agar sama dalam mengempa
keempat formula tablet. Hal ini dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya tablet
yang dihasilkan dari beberapa formula dengan konsentrasi PGA yang berbeda-
beda dengan kedalaman punch dan tekanan yang sama untuk tiap formulanya.
Kedalaman punch yang digunakan untuk mengempa keempat formula tablet yaitu
6,7 mm.
J. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap
Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap ekstrak gambir meliputi keseragaman
bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, dan uji tanggapan rasa.
Tabel IX Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Etanol Gambir
Fisik TabletFORMULA
F0 F1 F2 F3
KeseragamanBobot (mg)
474,4 499,5 496,85 492,25SD 18,403 13,983 13,287 12,332CV 3,879 2,79 2,67 2,505
Kekerasan (kg)5,104 8,51 9,275 8,52
SD 1,23 1,35 1,39 1,10
Kerapuhan1,06 0,83 0,74 0,82
SD 0,355 0,223 0,183 0,115Waktu Melarut
(menit)4,079 5,928 5,992 5,047
SD 1,767 2,196 2,12 1,777Keterangan :F0 : Formula tablet hisap ekstrak gambir tanpa bahan pengikat (hanya aquadest)F1 : Formula tablet hisap ekstrak gambir dengan bahan pengikat PGA 10%F2 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 15%F3 : Formula tablet hisap esktrak gambir dengan bahan pengikat PGA 20%
1. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu proses
produksi sediaan tablet karena akan menentukan dosis obat yang masuk ke
dalam tubuh dan akan berpengaruh pula terhadap efek terapi dari sediaan
tablet tersebut. Hasil perhitungan keseragaman bobot pada formula 1, 2
dan 3 setelah dibandingkan dengan persyaratan penyimpangan bobot tablet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dalam farmakope Indonesia didapat tidak ada lebih dari dua tablet yang
menyimpang 5% dari bobot rata – rata tablet dan tidak ada satu tablet pun
yang menyimpang 10% dari bobot rata - rata tablet sehingga dapat
disimpulkan tablet hisap formula 1, 2 dan 3 sesuai dengan persyaratan.
Untuk formula 0 terdapat satu tablet yang menyimpang 5% dari bobot
rata-rata tablet dan terdapat satu tablet yang menyimpang 10% dari bobot
rata-rata tablet maka dapat disimpulkan tablet hisap formula 0 tidak
memenuhi persyaratan. Hal ini disebabkan karena waktu alir granul F0
merupakan yang paling lama sehingga granul tidak dapat mengalir dari
hopper dengan baik saat pengempaan dan dihasilkan tablet dengan bobot
yang bervariasi.
Tablet yang baik mempunyai CV kurang 5 % (Lachman, dkk,
1989). Nilai CV yang kecil menggambarkan keseragaman kandungan zat
aktif di dalam tablet. Hasil perhitungan CV dari keempat formula
menunjukkan besarnya kurang dari 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa
semua formula memenuhi persyaratan CV tablet. Hasilnya dapat dilihat
pada gambar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 5. Histogram Hubungan antara Formula dengan Bobot Tablet (mg)
Berdasarkan uji Kolmogorov – Smirnov diketahui bahwa
keseragaman bobot tablet hisap ekstrak etanol gambir menghasilkan data
yang terdistribusi normal. Data disimpulkan terdistribusi normal karena
dilihat dari nilai Most Extreme Differences Absolute pada masing – masing
formula 0, 1, 2 dan 3 > 0,05. Selain itu nilai Z uji untuk masing – masing
formula juga > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima, dimana data
terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji one way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan, karena nilai probabilitas < 0,05 yaitu 0,000. Selanjutnya
dilakukan uji lanjutan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk
mengetahui hubungan antara formula satu dengan yang lain.
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara keseragaman bobot formula 0 (kontrol) dengan formula 1, 2, dan 3
yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,000; 0,000;
dan 0,000. Perbedaan keseragaman bobot ini sangat dipengaruhi oleh
3.879
2.79 2.67 2.505
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
F0 F1 F2 F3
Coefficient of Variation(CV)
Koefisien Variasi (CV%)
Koefisien
Variasi
(CV%)
Formula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
penggunaan bahan pengikat PGA. Penggunaan bahan pengikat PGA akan
memperbaiki waktu alir granul sehingga granul dapat mengalir dengan
baik saat pengempaan dan menghasilkan bobot tablet yang lebih seragam.
Hasil uji LSD juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara keseragaman bobot tablet formula 1, 2, dan 3 maka dapat
disimpulkan kenaikan konsentrasi PGA tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap keseragaman bobot tablet. Hal ini mungkin
dipengaruhi oleh tekanan pengempaan yang berbeda untuk keempat
formula tablet, mengingat tekanan yang diberikan secara manual tidak
menggunakan mesin otomatis. Faktor lain yang mempengaruhi tidak
adanya perbedaan keseragaman bobot tablet antar formula 1, 2 dan 3 yaitu
karena kedalaman punch dan distribusi ukuran granul yang tidak merata.
Kedalaman punch telah di setting sama pada kondisi awal, namun dengan
penggunaan alat secara terus-menerus kedalamannya bisa berubah. Selain
itu untuk pengujian keseragaman bobot juga dipilih tablet dengan bobot
yang mendekati atau sama dengan 500 mg sehingga perbedaan
keseragaman bobot antar formulanya tidak signifikan.
2. Kekerasan
Uji kekerasan merupakan faktor yang terpenting dalam pembuatan
tablet hisap karena selain digunakan untuk menilai ketahanan tablet
terhadap kekuatan mekanik seperti goncangan ataupun benturan dengan
benda lain setelah penabletan (seperti pada saat pengemasan atau
pendistribusian ke konsumen), kekerasan tablet juga akan berdampak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
diterima atau tidaknya formula oleh konsumen karena berpengaruh secara
langsung terhadap waktu melarut yang dibutuhkan serta kenyamanan
pemakaian tablet. Tablet hisap dimaksudkan untuk melarut perlahan dalam
mulut, oleh karena itu sebaiknya dibuat lebih keras dari tablet biasa.
Kekerasan tablet hisap yang baik adalah 7 kg sampai dengan 14 kg
(Cooper and Gunn, 1975) serta larut atau terkikis perlahan di dalam mulut
dalam jangka waktu 5 – 10 menit (Banker dan Anderson, 1994).
Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa tablet hisap pada
formula 0 memiliki kekerasan sebesar 5,104 ± 1,23 kg, formula 1 (PGA
10%) memiliki kekerasan sebesar 8,51 ± 1,35 kg, formula 2 (PGA 15%)
memiliki kekerasan sebesar 9,275 ± 1,39 kg dan formula 3 (PGA 20%)
memiliki kekerasan sebesar 8,52 ± 1,10 kg. Keempat formula tablet hisap
tersebut dicetak dengan menggunakan kedalaman punch yang sama yaitu
6,7 mm sehingga didapatkan kekerasan tablet yang berbeda, namun untuk
formula 1, 2, dan 3 telah memenuhi persyaratan yaitu mempunyai
kekerasan 7 kg sampai 14 kg (Cooper and Gunn, 1975).
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kekerasan tablet hisap
terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat yang digunakan
(PGA) akan semakin besar pula kekerasan tablet yang dihasilkan, namun
perbedaan kekerasan tersebut tidak signifikan. Kekerasan tablet terbesar
ada pada tablet formula 2 (PGA 15%) dan kekerasan tablet terkecil ada
pada tablet formula 0. Menurut teori seharusnya kekerasan tablet terbesar
ada pada formula 3 karena konsentrasi PGA nya paling besar namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menurut hasil yang diperoleh kekerasan tablet terbesar ada pada formula 2.
Perbedaan hasil ini disebabkan oleh perbedaan tekanan pengempaan yang
diberikan, karena tekanan diberikan secara manual tidak otomatis. Selain
itu juga dipengaruhi oleh kedalaman punch yang berubah. Hasilnya dapat
dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Histogram Hubungan antara Formula dengan Kekerasan Tablet (kg)
Berdasarkan uji Kolmogorov – Smirnov diketahui bahwa
kekerasan tablet hisap ekstrak etanol gambir menghasilkan data yang
terdistribusi normal. Data disimpulkan terdistribusi normal karena dilihat
dari nilai Most Extreme Differences Absolute pada masing – masing
formula 0, 1, 2 dan 3 > 0,05. Selain itu nilai Z uji untuk masing – masing
formula juga > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima, dimana data
terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji one way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan, karena nilai probabilitas < 0,05 yaitu 0,000. Selanjutnya
5.104
8.519.275
8.52
0
2
4
6
8
10
F0 F1 F2 F3
Kekerasan Tablet (kg)
Kekerasan Tablet (kg)
Formula
Kekerasan
(Kg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dilakukan uji lanjutan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk
mengetahui hubungan antara formula satu dengan yang lain.
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara kekerasan tablet hisap formula 0 dengan formula 1, 2, dan 3 yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,000; 0,000; dan
0,000. Perbedaan kekerasan tablet hisap antara formula 0 (kontrol) dengan
formula 1, 2, dan 3 jelas disebabkan oleh penggunaan bahan pengikat.
Tidak adanya bahan pengikat pada formula 0 menyebabkan tidak adanya
bahan adhesif yang digunakan untuk mengikat serbuk formulasi tablet
menjadi granul. Mucilago PGA yang ditambahkan kedalam formula akan
membentuk jembatan cair di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah cairan yang ditambahkan.
Untuk formula 0 masih tetap dapat ditablet karena digunakan aquadest
sebagai pelarut sehingga dapat membentuk massa granul basah dan
dihasilkan granul kering. Aquadest yang digunakan untuk membentuk
massa granul basah dapat hilang seutuhnya saat pengeringan sehingga
ikatan antar granul renggang dan tabletnya menjadi rapuh. Hal itu yang
menyebabkan aquadest tidak dapat digunakan sebagai pengikat.
Hasil uji LSD juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara kekerasan tablet formula 1, 2, dan 3 maka dapat
disimpulkan kenaikan konsentrasi PGA yang digunakan tidak memberikan
pengaruh signifikan terhadap kekerasan tablet. Hal ini mungkin
disebabkan oleh sifat PGA itu sendiri. PGA akan membentuk larutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dengan viskositas yang rendah sehingga kurang dapat memperkuat ikatan
antar partikel. Selain itu range penggunaan konsentrasi PGA sebagai
bahan pengikat dalam formula tablet tidak jauh berbeda (10%, 15%, dan
20%) sehingga hasil kekerasan tabletnya pun tidak jauh berbeda.
Faktor lain yang menyebabkan kekerasan tablet antar formula 1, 2,
dan 3 tidak jauh berbeda yaitu karena perbedaan tekanan atau kompresi
saat pengempaan tablet mengingat tekanan yang diberikan secara manual
tidak menggunakan mesin otomatis, selain itu karena perbedaan
kedalaman punch yang digunakan. Kedalaman punch dapat berubah
karena penggunaan alat secara terus-menerus. Kekerasan tablet yang
dihasilkan akan berpengaruh terhadap kerapuhan, yaitu semakin keras
tablet yang dihasilkan maka kerapuhannya akan semakin kecil.
3. Kerapuhan
Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap
pengikisan permukaan dan goncangan. Pengujian kerapuhan tablet
menggunakan alat friability tester. Batas kerapuhan tablet maksimal
adalah 1%. Kerapuhan tablet di atas 1% menunjukkan bahwa tablet rapuh
dan dianggap kurang baik (Banker dan Anderson, 1994).
Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi oleh kekuatan bahan pengikat
yang akan meningkatkan kekuatan ikatan granul sehingga menjadi
semakin kuat. Granul yang kuat akan menghasilkan tablet yang keras dan
kerapuhan yang rendah. Selain kekuatan granul, pengisian ruang antara
granul dan fines pada saat pengempaan juga akan mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
kerapuhan, karena fines akan mengisi celah antar granul sehingga tablet
yang dihasilkan lebih kompak dan akan mengurangi kerapuhannya.
Dari hasil pemeriksaan kerapuhan menunjukkan pengaruh yang
jelas dengan adanya bahan pengikat PGA. Semakin tinggi konsentrasi
bahan pengikat yang digunakan akan semakin kecil kerapuhan yang
dihasilkan, namun perbedaan tersebut tidak signifikan. Data yang
diperoleh untuk kerapuhan tablet formula 1 yaitu 0,83 ± 0,223%, formula
2 yaitu 0,74 ± 0,183% dan formula 3 yaitu 0,82 ± 0,115% dan formula 0
menunjukkan kerapuhan lebih besar dari 1% yaitu 1,06 ± 0,355%.
Kerapuhan tablet pada formula 0 lebih besar dari 1% disebabkan
karena tidak adanya bahan pengikat PGA yang mampu mengikat serbuk
menjadi granul sehingga ikatan antar partikelnya lemah dan tidak dapat
menahan pengikisan. Selain itu faktor yang mempengaruhi kerapuhan
tablet adalah kekerasan tablet itu sendiri. Semakin tinggi kekerasan tablet
maka presentase kerapuhan tablet tersebut akan semakin rendah. Hasil
pengujian kerapuhan tablet dapat dilihat pada gambar 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 7. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Kerapuhan Tablet (%)
Berdasarkan uji Kolmogorov – Smirnov diketahui bahwa
kerapuhan tablet hisap ekstrak etanol gambir menghasilkan data yang
terdistribusi normal. Data disimpulkan terdistribusi normal karena dilihat
dari nilai Most Extreme Differences Absolute pada masing – masing
formula 0, 1, 2 dan 3 > 0,05. Selain itu nilai Z uji untuk masing – masing
formula juga > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima, dimana data
terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji one way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan ditunjukkan dengan nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,417.
Selanjutnya dilakukan uji lanjutan dengan uji LSD (Least Significant
Difference) untuk mengetahui hubungan antara formula satu dengan yang
lain.
Hasil uji LSD menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara
kerapuhan tablet formula 1, 2, dan 3 maka dapat disimpulkan kenaikan
konsentrasi PGA tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap
1.06
0.830.74
0.82
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
F0 F1 F2 F3
Kerapuhan Tablet (%)
KerapuhanTablet (%)
Formula
Kerapuhan
(%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh kekerasan tablet,
karena tidak ada perbedaan signifikan pada kekerasan tablet formula 1, 2,
dan 3 hal ini menyebabkan tidak adanya juga perbedaan signifikan pada
kerapuhannya.
Hasil uji LSD juga menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan
antara kerapuhan tablet formula 0 dengan formula 1, 2, dan 3. Hal ini
mungkin disebabkan oleh distribusi ukuran granul dan juga fines yang
tidak merata. Distribusi ukuran granul dan fines yang tidak merata akan
mengakibatkan kekosongan celah antar granul sehingga tablet kurang
kompak dan berpengaruh pada kerapuhannya.
4. Waktu Melarut
Waktu melarut adalah waktu yang menggambarkan kecepatan
tablet hancur atau melarut perlahan di dalam mulut. Tablet hisap melarut
perlahan dalam mulut sekitar 5 – 10 menit (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Karena alat untuk menguji waktu hancur tidak dapat mewakili kondisi
dalam mulut, maka uji waktu larut langsung dilakukan oleh 10 responden
(Nugroho, 1995). Responden menghisap tablet tanpa mengunyahnya dan
membiarkan tablet melumat dengan sendirinya hingga habis di dalam
mulut. Waktu yang diperlukan sampai tablet lumat seluruhnya dicatat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi waktu melarut antara lain jenis dan
konsentrasi bahan pengikat, kekerasan tablet, dan cara menghisap tablet
yang berbeda dari masing-masing responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hasil uji waktu melarut tablet hisap ekstrak etanol gambir
menunjukkan bahwa tablet hisap formula 2 memiliki waktu melarut yang
paling lama sedangkan formula 0 memiliki waktu melarut paling singkat.
Tablet hisap formula 2 memiliki kekerasan yang paling besar sehingga
kerapuhannya rendah dan waktu melarutnya lama sedangkan tablet hisap
formula 0 memiliki kekerasan yang paling kecil sehingga kerapuhannya
besar dan waktu melarutnya cepat. Hasil pengujian waktu melarut dapat
dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Histogram Hubungan Antara Formula dengan Waktu Melarut Tablet(menit)
Berdasarkan uji Kolmogorov – Smirnov diketahui bahwa waktu
melarut tablet hisap ekstrak etanol gambir menghasilkan data yang
terdistribusi normal. Data disimpulkan terdistribusi normal karena dilihat
dari nilai Most Extreme Differences Absolute pada masing – masing
formula 0, 1, 2 dan 3 > 0,05. Selain itu nilai Z uji untuk masing – masing
formula juga > 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima, dimana data
4.079
5.928 5.992
5.047
0
1
2
3
4
5
6
7
F0 F1 F2 F3
Waktu Melarut (Menit)
WAKTUMELARUT(MENIT)
Formula
Waktu Melarut (Menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji one way ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan, karena nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,130. Selanjutnya
dilakukan uji lanjutan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk
mengetahui hubungan antara formula satu dengan yang lain.
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara waktu melarut tablet hisap formula 0 dengan formula 1 dan 2 yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,048 dan 0,038.
Perbedaan waktu melarut antara formula 0 dengan formula 1, 2, dan 3 jelas
disebabkan oleh penggunaan bahan pengikat PGA. PGA bila kontak
dengan air akan membentuk massa yang kental di sekeliling tablet, massa
yang kental ini dapat menghalangi kelarutan tablet hisap di rongga mulut
sehingga waktu melarut tablet hisap menjadi lebih lama. Namun tidak
terdapat perbedaan signifikan waktu melarut tablet hisap formula 0 dengan
formula 3. Hal ini dapat dipengaruhi oleh cara menghisap tablet yang
berbeda dari masing-masing responden.
Hasil uji LSD juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara waktu melarut tablet hisap formula 1, 2 dan 3 maka dapat
disimpulkan kenaikan konsentrasi PGA tidak berpengaruh signifikan
terhadap waktu melarut tablet hisap. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
perbedaan kekerasan tablet antar formula 1, 2, dan 3 yang juga tidak
signifikan, selain itu cara menghisap tablet yang berbeda dari masing-
masing responden. Uji waktu melarut langsung dilakukan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
responden sehingga cara menghisap tablet tidak dapat dikontrol. Peneliti
hanya dapat memberikan instruksi, tetapi cara menghisapnya tetap kembali
kepada masing-masing responden. Namun secara keseluruhan tablet hisap
formula 1, 2 dan 3 sudah memenuhi persyaratan waktu melarut yaitu dapat
melarut perlahan atau terkikis dalam mulut dalam waktu 5-10 menit
(Banker and Anderson, 1994).
5. Uji Tanggapan Rasa
Uji tanggapan rasa memperlihatkan adanya perbedaan rasa tablet
hisap ekstrak etanol gambir yang diuji dari masing – masing responden.
Tablet hisap dibuat menggunakan bahan pengisi kombinasi antara manitol
dan laktosa, serta ditambah dengan bahan pemanis aspartam dan bahan
perasa yaitu serbuk mint. Parameter uji tanggapan rasa ini sangat penting
karena berkaitan langsung dengan acceptability terhadap konsumen.
Diharapkan formula tablet hisap selain memberikan rasa yang enak di
mulut juga memberikan rasa nyaman. Uji tanggapan rasa dilakukan
terhadap 10 orang responden dengan teknik sampling. Kriteria inklusi
yang dijadikan responden yaitu pria/ wanita umur 19-21 tahun, mahasiswa
non farmasi. Pemilihan umur responden dipertimbangkan dengan alasan
pada umur 19-21 tahun responden sudah dapat memberikan tanggapan
rasa secara objektif. Responden yang ditemui diminta untuk memberi
tanggapan rasa terhadap formula dan mengisi angket yang telah
disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Pada uji tanggapan rasa ini dilakukan 2 uji sekaligus yaitu uji
terhadap rasa tablet hisap dan formula yang dapat diterima oleh responden.
a. Rasa Tablet Hisap
Uji terhadap rasa tablet hisap dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu
paling enak, enak, cukup enak, kurang enak, dan tidak enak. Responden
diminta mencicipi keempat formula tablet dan memberikan penilaian
terhadap rasanya. Untuk rasa paling enak diberi nilai 5, enak 4, cukup
enak 3, kurang enak 2, dan tidak enak 1.
Berdasarkan data yang diperoleh setelah melakukan uji terhadap 10
responden diperoleh hasil yaitu tablet hisap formula 2 merupakan tablet
hisap yang memiliki rasa paling enak sekaligus dapat memberikan
kenyamanan di dalam mulut (tidak terlalu cepat melarut serta tidak terlalu
keras yang menyebabkan tablet butuh waktu lama untuk melarut). Hasil
pengujian tanggapan rasa dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Histogram hubungan antara jumlah responden dengan tanggapan rasa
tablet hisap
0 0
5
33
1
4 43
7
1 1
4
2
0
2
012345678
F0 F1 F2 F3Jumlah responden (orang)
Formula
Uji Tanggapan Rasa
Paling enak
Enak
Cukup enak
Kurang enak
Tidak enak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tablet hisap formula 2 merupakan yang paling enak dikarenakan
komposisi antara bahan pengisi (manitol dan laktosa) dengan bahan
tambahan (aspartam dan serbuk mint) yang digunakan merupakan yang
paling seimbang. Untuk formula 1 terlalu banyak bahan pengisi sehingga
tablet terlalu manis dan menutupi rasa mint yang ada, rasa manis itu
kemudian meninggalkan kesan pahit karena pengaruh rasa dari ekstrak dan
juga aspartamnya. Sedangkan untuk formula 3 bahan pengisi yang
digunakan hanya sedikit sehingga rasa tablet menjadi tidak manis.
b. Penerimaan Formula oleh Responden
Pada uji ini setelah responden memberikan penilaian terhadap rasa
tablet hisap selanjutnya responden diminta memilih salah satu dari
keempat formula yang paling dapat diterima. Indikator formula yang dapat
diterima disini yaitu meliputi rasa dari tablet hisap dan juga kenyamanan
yang ditimbulkan di dalam mulut. Tablet hisap tidak boleh terlalu keras
yang menyebabkan tablet sukar melarut dalam mulut namun juga tidak
terlalu rapuh yang menyebabkan tablet langsung hancur apabila diletakkan
dalam mulut.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa formula 2 paling banyak dipilih
oleh responden dengan presentase 60%, diikuti dengan formula 3
sebanyak 40%. Hasil pengujian formula yang dapat diterima oleh
responden dapat dilihat pada gambar 10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 10. Histogram hubungan antara presentase responden dengan formulayang dapat diterima
010203040506070
F0 F1 F2 F3Presentase Responden (%)
Formula
Formula yang dapat diterima
Presentaseresponden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Formula tablet hisap ekstrak etanol gambir dengan bahan pengikat
PGA (Pulvis Gummi Arabici) mampu menghasilkan tablet hisap yang
memenuhi persyaratan fisik tablet.
2. Bertambahnya konsentrasi mucilago gummi arabici sebagai bahan
pengikat pada tablet hisap tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap sifat fisik tablet hisap.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran yang perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik PGA
sebagai bahan pengikat pada tablet hisap.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai metode lain yang lebih tepat
dalam menambahkan zat pewarna/ corringens coloris agar diperoleh
tablet hisap ekstrak etanol gambir dengan penampilan yang lebih baik.