perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · di bkk pendidikan administrasi perkantoran prodi....
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · di bkk pendidikan administrasi perkantoran prodi....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR
DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DI BKK PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
PRODI. PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN P. IPS FKIP UNS
TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
DIDIT SETYO UTOMO
NIM X7407032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR
DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DI BKK PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
PRODI. PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN P. IPS FKIP UNS
TAHUN 2011
Oleh :
DIDIT SETYO UTOMO
NIM X7407032
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, Juli 2011
Pembimbing I
Dr. Wiedy Murtini, M.Pd
NIP 1953 0724 1980 10 2 001
Pembimbing II
Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd
NIP 1961 0518 1989 03 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Ign. Wagimin, M.Si
Sekretaris : Dra. C. Dyah SI, M.Pd
Anggota I : Dr. Wiedy Murtini, M.Pd
Anggota II : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Didit Setyo Utomo, IMPLEMENTASI PENILAIAN HASILBELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI BKKPENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN P. IPS FKIPUNS . Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasSebelas Maret Surakarta, Juni, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah, 1) Untuk mengetahui proses penilaian hasil
belajar yang dilakukan oleh dosen di BKK PAP, FKIP, UNS , 2) Untuk
mengetahui prosedur penilaian hasil belajar yang dilakukan o leh dosen di BKK
PAP, FKIP, UNS, 3) Untuk mengetahui jenis tek nik penilaian yang digunakan
dosen di BKK PAP, FKIP, UNS dalam me lakukan penilaian hasil belajar.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif, dengan
menggunakan strategi tunggal terpancang. Sumber datanya adalah informan,
lokasi dan dokumen atau arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Validitas data
menggunakan triangulasi data, sedangkan analisis data menggunaka n analisis
interaktif.
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan : (1) Pelaksanaan kurikulum di
UNS saat ini merupakan perpaduan antara kurikulum berbasis kompetensi dengan
sistem kredit semester. (2) Sebelum melaksanakan penilaian hasil belajar dosen di
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran mempersiapkan kisi -kisi, soal, dan
sebagian dosen telah menggunakan rubrik dalam menilai. (3) Dosen di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran menyusun silabus sebelum
menyelenggarakan perkuliahan, namun tidak semua dose n mempersiapkan dan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. (4) Penilaian hasil belajar
mahasiswa meliputi berbagai unsur yang mengukur kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor. Unsur-unsur yang dinilai tidak hanya berdasar pada kemampuan
mahasiswa menguasai materi, tetapi juga pada keaktifan dan kedisiplinan
mahasiswa. (5) Pelaksanaan pembelajaran remidi oleh dosen dilakukan dengan
memberi tugas atau ujian ulang kepada mahasiswa yang belum tuntas tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
memberikan bimbingan sesuai dengan pedoman KBK UN S. (6) Dalam penilaian
hasil belajar mahasiswa yang dilakukan oleh dosen memiliki beberapa hambatan,
diantaranya yaitu sarana dan prasarana, jumlah mahasiswa dan waktu. (7) Dari
penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa prosedur/langkah -langkah yang
ditempuh oleh dosen BKK PAP dalam melakukan penilaian hasil belajar meliputi
langkah-langkah sebagai berikut : penyusunan rencana penilaian, menghimpun
data, mengoreksi dan menganalisis, memberikan tindak lanjut. (8) Dalam
menentukan jenis teknik penilaia n hasil belajar dosen BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran menyesuaikan dengan karakteristik mata kuliah, namun
jenis penilaian tertulis merupakan jenis penilaian yang lebih sering digunakan
oleh dosen dalam menguji ketercapaian peserta didik dalam pemb elajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Didit Setyo Utomo, ASSESSMENT OF COMPETENCE BASEDLEARNING IN THE CURRICULUM IN THE OFFICE OFADMINISTRATION DEPARTMENT OF EDUCATION BKK P. IPS FKIPUNS. Thesis, Surakarta, Faculty of Teacher Training and Education, University ofSebelas Maret Surakarta, July, 2011.
The purpose of this study were, 1) To determine the learning outcome
assessment process conducted by professors at BKK, Guidance and Counseli ng
PAP, UNS, 2) To determine the learning outcomes assessment procedures
conducted by professors at BKK, PAP Guidance and Counselling, UNS, 3) To
know the types of assessment techniques used in the Guidelines for PAP BKK
lecturer, and Counseling, UNS on the assessment of learning outcomes.
This study uses a form of qualitative research, using a single fixed
strategy. Data sources are informants, locations and documents or archives.
Sampling technique used was purposive sampling and snowball sampling. Data
collection techniques by using interviews, observation and document analysis.
The validity of the data using triangulation of data, while data analysis using
interactive analysis.
Based on the analysis it can be concluded that: (1) Implementation of the
curriculum in the UNS is a mixture of skills -based curriculum with a system of
credit per semester (2) before learning outcomes assessment conducted by a
Professor of the University counseling Surakarta and BKK Office of
administration of the program of orien tation Sciences of the education economy
Sebelas Maret. (3) Professor of the BKK Office of administration prepare silabus
before evaluation of the constraints, but not all professor prepare the RPP. (4)
Result assessment learn student cover various elemen t measuring cognate ability,
afektif and psikomotor. Elements Assessed do not only base on student abi lity
master items, but also at livelines student (5) Learning remidi carried out by
teachers with a task or test for students not the guidance like a UNS curriculum
guidelines. (6) In result assessment learn student conducted by professor own
some resistance, among other things that is medium, sum up student and time. (7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
learning outcomes assessment procedure conducted by a Professor of the
University counseling Surakarta and BKK Office of administration of the program
of orientation Sciences of the education economy March eleven are: (a)
preparation of the evaluation plan, b) data collection, c) correct and analyze, d) to
follow up, (8) types of evaluation techniques used in BKK Professor of studies of
Education Office of education of the programme of administration of the
University of Economics FKIP Sebelas Maret of Surakarta in the evaluation of the
results learn to adapt to the characteristics of the subjects, but the type of written
assessment is a type of assessment is used most often by teachers in students in
the learning achievement tests.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
MOTTO
Manusia terindah adalah manusia yang bermanfaat untuk saudaranya
(Mario Teguh)
Orang yang menghindari kesalahan, tidak akan tumbuh
(Mario Teguh)
Tugas kita bukanlah untuk berhasil, t ugas kita adalah mencoba karena di dalam
mencoba itulah kita menemukan dan membangun kesempatan untuk berhasil
(Mario Teguh)
Sebuah cita-cita dan harapan merupakan misteri, kita sebagai manusia tidak tahu
apa yang akan terjadi esok nanti maka mulai lakukanlah yang terbaik yang dapat
kamu lakukan hari ini
(nn)
Kalau orang lain bisa, aku pasti bisa kalau orang lain belum bisa aku akan
berusaha bisa
(nn)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk :
- Ibuku tercinta terkasih dan tersayang doamu adalah kekuatan bagi anakmu
- Bapakku sebagai suami dari ibuku dan bapak dari anakmu salah satu kekuatan
sebuah keluarga
- Seseorang yang meneteskan sebuah motivasi bagi penulis
- Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dan
berbagai pihak. Untuk itu, peneliti ucapkan terima kasih kepada:
1). Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
2). Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahua n Sosial yang telah
memberikan persetujuan skripsi;
3). Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program
Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4). Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku pembimbing I dan Dra. Patni
Ninghardjanti, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat penulis selesaikan dengan lancar;
5). Dra. Tri Murwaningsih, M.Si Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran;
6). Tutik Susilowati, S.Sos., M.Si, Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd, Dr.
Wiedy Murtini, M.Pd, Dra. C. Dyah SI, M.Pd, Susantiningrum, S.Pd.,
SE, MAB, Drs. Ign. Wagimin, M.Si, Anton Subarno, S.Pd., M.Pd, J.
Widodo, S.Sos., M.Si, Andre NR, S.Sos., M.Si, Dra. Tri
Murwaningsih, M.Si, Dr. Djoko S.TH, M.Pd, Drs. Hery Sawiji, M.Pd,
Drs. Sutaryadi, M.Pd yang telah memberikan bekal ilmu selama
peneliti belajar di bangku kuliah ;
7). Ibu dan ayah yang telah memberikan doa restu dan motivasinya
sehingga skripsi ini dapat selesai ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
8). Rekan-rekan mahasiswa PAP angkatan 07’ yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang membantu dan memberikan warna selama
menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini;
9). Semua pihak yang tidak sempat peneliti se butkan satu-persatu yang
telah membantu dan ikut berpartisipasi dala m penelitian maupun
penyusunan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran and kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Juli 2011
peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................ ................................ ................................ ........ i
PENGAJUAN SKRIPSI ................................ ................................ ............. ii
PERSETUJUAN ................................ ................................ ......................... iii
PENGESAHAN ................................ ................................ .......................... iv
ABSTRAK................................ ................................ ................................ ... v
MOTTO ................................ ................................ ................................ ...... ix
PERSEMBAHAN ................................ ................................ ....................... x
KATA PENGANTAR ................................ ................................ ................. xi
DAFTAR ISI ................................ ................................ ............................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................ ................................ ................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................ ................................ ............... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................ ................................ ............ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................ ................................ .... 1
B. Fokus Penelitian ................................ ................................ ................ 5
C. Rumusan Masalah ................................ ................................ ............. 5
D. Tujuan Penelitian ................................ ................................ .............. 5
E. Manfaat Penelitian ................................ ................................ ............ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................ ................................ . 7
A. Landasan Teori................................ ................................ .................. 7
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ................................ ................. 7
a. Pengertian Kurikulum ................................ ............................ 7
b. Pengertian Kompetensi ................................ .......................... 8
c. Standar kompetensi ................................ ................................ 9
d. Kompetensi dasar ................................ ................................ .. 10
e. Kurikulum Berbasis Kompetensi ................................ ........... 10
2. Penilaian Hasil Belajar ................................ ................................ 11
a. Pengertian nilai ................................ ................................ ...... 11
b. Pengertian Penilaian ................................ .............................. 12
c. Hasil Belajar ................................ ................................ .......... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
d. Penilaian Hasil Belajar ................................ ........................... 13
e. Jenis Penilaian ................................ ................................ ....... 14
f. Prinsip Penilaian Hasil Belajar ................................ ............... 17
g. Prosedur Penilaian Hasil Belajar ................................ ............ 19
h. Tujuan Penilaian ................................ ................................ .... 19
i. Ranah Penilaian Hasil Belajar ................................ ................ 20
j. Rubrik ................................ ................................ ................... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................ ........................... 23
C. Kerangka Pemikiran ................................ ................................ .......... 24
BAB III METODE PENELITIAN ................................ ............................. 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................ ............................ 26
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................ ........................... 26
C. Sumber Data ................................ ................................ ..................... 27
D. Teknik Sampling (Cuplikan) ................................ ............................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ................................ ................................ 29
F. Validitas Data................................ ................................ .................... 31
G. Analisis Data ................................ ................................ ..................... 32
H. Prosedur Penelitian................................ ................................ ............ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................ ................................ .. 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................ ............................... 36
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ................................ .................... 50
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ..................... 71
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ................................ ....... 80
A. Simpulan ................................ ................................ ........................... 80
B. Implikasi ................................ ................................ ........................... 81
C. Saran ................................ ................................ ................................ . 82
DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ .................. 83
LAMPIRAN ................................ ................................ ................................ 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Berpikir ................................ ................................ ............. 25
2. Skema Model Analisis Interaktif ................................ ....................... 34
3. Prosedur Penelitian................................ ................................ ............ 35
4. Struktur organisasi ................................ ................................ ............ 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Field Note
3. Bagan Struktur Organisasi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran
4. Silabus
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
6. Form Nilai Hasil Belajar
7. Rubrik
8. Kontrak Pembelajaran
9. SK Rektor Nomor 553/H27/PP/2009
10. Surat Permohonan Ijin Penelitian
11. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi
12. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menyongsong keberhasilan pembangunan yang
berkelanjutan, faktor peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan untuk
mencapai salah satu tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang
ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang
pembangunan disegala bidang. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat
perhatian yang besar agar kita dapat mengejar ketinggalan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mutlak kita perlukan untuk mempercepat
pembangunan dewasa ini. Karena itu pendidikan yang bermutu perlu mendapat
perhatian serius. Makin besar perhatian kita terhadap bidang pendidikan, dit ambah
lagi dengan ketepatan arah pendidikan yang dicanangkan, niscaya akan membawa
bangsa pada tingkat kemajuan, sehingga tidak akan tertinggal atau ditinggalkan
oleh bangsa lain. Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih jauh tertinggal
dibanding pendidikan di negara lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut salah satu
aspek yang perlu diperhatikan yaitu kurikulum.
Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang
penting, karena kurikulum merupakan penuntun dalam proses belajar mengajar
(PBM) di sekolah dan universitas. Oleh karena itu kurikulum selalu berubah -ubah
sesuai perubahan yang mendasarinya. Sebuah kurikulum yang tidak memadai
lagi perlu disempurnakan. Guna menjawab permasalahan kehidupan tersebut,
maka Universitas Sebelas Maret S urakarta melalui Peraturan Rektor Universitas
Sebelas Maret nomor 553/H27/PP/2009 mengadakan perubahan kurikulum
menjadi Kurikulum 2004 atau yang lazim disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret (2009:3)
“Kurikulum Berbasis Kompetensi, selanjutnya disingkat KBK, adalah kurikulum
yang disusun berdasarkan atas elemen -elemen kompetensi yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengantarkan mahasiswa untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi
pendukung dan kompetensi lainnya”.
Kurikulum 2004 memiliki ciri - ciri sebagai berikut : (1) menekankanpada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal,(2) berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman , (3) penyampaianpembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervar iasi, (4)sumber belajar bukan hanya guru tapi juga sumber belajar lainnya yangmemenuhi unsur edukatif dan (5) penilaian menekankan pada proses danhasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi(Mulyasa, 2004:42).
Sementara itu Nurhadi (2004:9) menjelaskan perbedaan Kurikulum 1994
dengan Kurikulum 2004 seperti pada tabel dibawah ini :
Kurikulum 1994 Kurikulum 2004
1. Berbasis isi atau materi2. Menekankan pada ketuntasan
materi.3. Pada praktiknya aspek lebih
diperhatikan dibandingkanafeksi dan psikomotorik.topikyang harus dikuasai siswa.
4. Pengembangan kurikulumbersifat sentralisasi.
5. Kurikulum bidang studi berisidaftar yang diajarkan.
1. Berbasis kompetensi2. Menekankan pada
pencapaian kompetensi.3. Perimbangan antara aspek
kognisi dan psikomotorik.4. Pengembangan kurikulum
bersifat desentralisasi5. Kurikulum bidang
studiberisi daftarkompetensi standar(standar minimal) yangharus dikuasai siswa.
Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang
mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan
belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria
pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi -kompetensi yang
sedang dipelajari.
Proses pembelajaran tidak lepas dari penilaian hasil belajar. Penilaian
terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif berdasarkan
kinerja peserta didik sebagai bukti penguasaan mereka terhadap pengetahuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ketrampilan, dan nilai sikap sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam
pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak d ilakukan
berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.
Penilaian hasil belajar di Universitas Sebelas Maret khususnya BKK
PAP, Prodi. Ekonomi, Jurusan P .IPS, FKIP diharapkan telah sesuai dengan
Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret nomor 553/H27/PP/2009 tentang
pembelajaran berbasis kompetensi. Penilaian dalam pembelajaran tersebut
didasarkan pada penilaian sistem belajar tuntas (mastery learning), yang
mengharuskan mahasiswa menguasai kompetensi pada setiap kompetensi dasar
(KD) atau kelompok kompetensi dasar (KKD). Penilaian dengan sistem mastery
learning mengharuskan tiap-tiap kompetensi dasar diberikan secara bertahap, jadi
semua materi kuliah dari satu mata kuliah dijadikan dalam 4 KD, tiap -tiap KD
diberikan maksimal 4 (empat) kali pertemuan dimana setiap selesai memberikan 1
KD dosen akan memberikan ujian yang lebih dikenal dengan nama Ujian KD.
Hasil ujian KD akan digunakan sebagai acuan apakah mahasiswa boleh mengikuti
kuliah KD selanjutnya. Setelah penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan
maka bagi mahasiswa yang tidak lulus tidak dapat m engikuti kuliah KD
selanjutnya Oleh karena itu setelah dilaksanakannya ujian maka dosen
mengumumkan nilai hasil belajar kepada mahasiswa paling lambat 1 minggu
setelah ujian dilaksanakan. Sehingga bagi mahasiswa yang tidak lulus tersebut
dapat mengikuti pembelajaran remedial untuk meningkatkan penguasaan
kompetensi agar dapat mengikuti perkuliahan kompetensi selanjutnya.
Mengingat tidak lagi dilaksanakannya ujian mid semester dan ujian
semester dan digantikannya dengan ujian KD/ KKD maka pelaksanaan ujian pun
menjadi tidak terjadwal, penilaian dapat berlangsung kapanpun dan dari sumber
apapun. Sementara itu apakah penilaian yang dilakukan benar -benar dapat
mengukur tingkat pencapaian kompetensi mahasiswa. Sebagaimana diungkapkan
tim penelitian Litbang LPM Kentingan dalam civitas (2010:10) menyatakan
”Dalam sistem baru ini, mahasiswa harus ditutut lebih aktif dan menguasai bahan
serta materi perkuliahan. Tidak hanya akademis, namun mahasiswa juga harus
menguasai seluruh hal yang menjadikan faktor penilaian, yaitu afektif, kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dan psikomotor”. Oleh karena faktor yang dinilai meliputi afektif, kognitif dan
psikomotor maka dosen dalam melakukan penilaian harus tepat sesuai kompetensi
yang diajarkan.
Sebagai seorang pendidik, dosen melakukan penilaian has il belajar untuk
mengetahui seberapa besar tingkat ketuntasan mahasiswa pada kompetensi yang
diajarkan. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi mahasiswa dituntut banyak
belajar dari dunia nyata baik di lembaga pendidikan maupun di masyarakat,
sehingga dosen berwenang untuk menentukan kriteria keberhasilan dan jenis
penilaian yang akan dilakukan sesuai dengan materi atau mata kuliah dalam
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai jenis, diantaranya yaitu
penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian produk,
penilaian portofolio dan lain sebagainya.
Mahasiswa sebagai peserta didik kadang merasa kurang puas terhadap
penilaian yang dilakukan dosen. Salah satu contoh jenis penilaian yang dilakukan
dari tugas kelompok, namun nilai yang diperoleh masing-masing mahasiswa dari
keputusan tersebut berbeda-beda dan dengan grade yang berbeda -beda pula.
Sedangkan belum tentu yang memperoleh nilai tinggi adalah mahasiswa yang
aktif dalam mengerjakan tugas. Hal ini menyebabkan mahasisw a merasa
diperlakukan tidak adil, oleh karena itu dosen sebagai pendidik harus mampu
menyelenggarakan pembelajaran dan dapat melakukan penilaian secara objektif. .
Mahasiswa merupakan calon tenaga kerja, tentu permasalahan nilai kompetensi
nantinya akan mempengaruhi perjalanan hidup mahasiswa setelah mereka lulus dari
bangku perkuliahan, karena tidak sedikit lembaga pencari kerja yang menetapkan
batas nilai tertentu sebagai syarat diterimanya seorang pencari kerja. Berdasarkan
hal tersebut maka penilaian perlu dilakukan secara tepat dan obyektif untuk
memperoleh informasi tentang perkembangan dan hasil belajar mahasiswa dalam
ketuntasan penguasaan kompetensi.
Berdasar latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang : IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL
BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI BKK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN, PRODI. PENDIDIKAN
EKONOMI, JURUSAN P. IPS, FKIP, UNS SURAKARTA.
B. Fokus Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang mas alah serta dari
pengamatan awal ditemukan fenomena -fenomena yang dipilih sebagai objek
perhatian untuk dikaji secara ilmiah. Penelitian ini difokuskan pada kajian proses
penilaian, prosedur penilaian dan jenis teknik penilaian.
C. Perumusan Masalah
Sebelum menguraikan permasalahan dari penelitian ini, terlebih dahulu
dapat dikemukakan istilah masalah menurut Winarno Surahmad (1989:133)
bahwa: “masalah adalah kesulitan yang menggerakkan orang untuk
memecahkannya, masalah harus dapat dirasakan sebagai tantanga n yang mestinya
harus dilalui (tentang jalan mengatasinya) apabila kita akan berjalan terus
menampakkan diri sebagai tantangan”.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses penilaian hasil belaja r yang dilakukan oleh dosen di BKK
PAP, FKIP, UNS?
2. Bagaimana prosedur penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh dosen di BKK
PAP, FKIP, UNS?
3. Apakah jenis teknik penilaian yang digunakan dosen di BKK PAP, FKIP,
UNS dalam melakukan penilaian hasil belajar?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai implementasi
penilaian hasil belajar dalam pembelajaran berbasis kompetensi di BKK PAP,
FKIP, UNS Tahun 2010 mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pen ilaian hasil belajar yang dilakukan ol eh dosen di
BKK PAP, FKIP, UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Untuk mengetahui prosedur penilaian hasil belajar yang dilakukan o leh dosen
di BKK PAP, FKIP, UNS.
3. Untuk mengetahui jenis teknik penilaian yang digunakan dosen di BKK PAP,
FKIP, UNS dalam melakukan penilaian hasil belajar.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting karena menghasilkan informasi rinci, akurat dan
aktual yang akan memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan penelitian
secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu
pendidikan, khususnya penilaian hasil belajar dalam pembelajaran berbasis
kompetensi/ KBK di universitas.
2. Manfaat praktis
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
meningkatkan keefektifan dalam proses belajar mengajar dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu prasyarat mahasiswa
pendidikan administrasi perkantoran dalam memperoleh gelar sarjana.
d. Menambah daftar kepustakaan di Fakultas serta diharapkan dapat
memberikan gambaran bagi peneliti lain yang akan mengadak an
penelitian terhadap masalah yang sejenis dengan yang penulis teliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian ilmiah, mengkaji teori merupakan langkah awal
dalam usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari kajian tersebut,
akan diperoleh informasi atau keterangan yang bersangkutan dengan variabel
yang diteliti. Berpedoman pada teori i nformatif peneliti dapat mencari data
lapangan yang tepat dan berdaya guna sehingga tujuan peneliti dapat tercapai
dengan baik. Telaah teori dari variabel yang hendak diteliti oleh peneliti
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kesimpulan akhir yang hendak
dicapai.
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Pengertian Kurikulum
Mimin Haryati dalam buku Model dan Teknik Penilaian (2007:1)
menyatakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara ya ng digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Pernyataan tersebut sejalan dengan pengertian kurikulum
menurut Oemar Hamalik (2003:18) “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar ”.
Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran yang
diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstuktural
untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk
pengembangan strategi pembelajaran agar sasaran dan tujuan pendidikan dapat
tercapai (Hasan, 2009).
Tilaar (2004:177) mengungkapkan bahwa “Kurikulum adalah keseluruhan
program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau pelatihan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mewujudkan visi dan misi lembaganya”.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuanpendidikan tertentu (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun2003 tentang sistem pendidikan, 2003: 5)
Lebih lanjut dalam Kepmendiknas (2000:2) ”Kurikulum pendidikan tinggi
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian
dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar -mengajar di perguruan tinggi”.
Dari beberapa pengertian kurikulum di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya kurikulum maka dosen sebagai pendidik dapat melaksanakan
pembelajaran lebih terarah, karena terdapat rencana sebagai pedoman sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai. Selain itu, dengan kurikulum akan membuat
mahasiswa lebih mengetahui jalannya pembelajaran, dan dapat menerima materi
pembelajaran dengan lebih baik karena pendidik sudah mempersiapkan bahan
kajian serta cara menyampaikannya.
b. Pengertian Kompetensi
Menurut Mulyasa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2008:37)
menyatakan bahwa “Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak”.
Pengertian kompetensi diatas sejalan dengan pengertian kompetensi
menurut Mimin Haryati dalam buku Model dan Teknik Penilaian (2007:3)
“Kompetensi merupakan pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai -nilai (afektif) dan
keterampilan (psikomotor) yang diwujudkan dalam kebias aan berfikir dan
bertindak sehingga mampu menghadapi persoalan yang dihadapinya”. Dari kedua
pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan yang dikuasai seseorang baik kemampuan pengetahuan, sikap,
ataupun keterampilan sehingga mampu menghadapi persoalan yang dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Lebih lanjut Finch dan Crunkilyon dalam Mulyasa (2008: 38)
mengartikan “kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan,
sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan”. Sementara
itu McAshsan dalam Mulyasa (2008:38) meng emukakan bahwa kompetensi
adalah: “… is a knowledge, skill, and abilities or capabilities that a person
achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can
satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor beha vior”.
Dalam hal ini kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga ia dapat melakukan perilaku -perilaku kognitif, afektif dan psikomotor
dengan sebaik baiknya.
c. Standar Kompetensi
Mimin Haryati dalam buku Model dan Teknik Penilaian (2007:6)
menyatakan “Standar kompetensi merupakan batas dan arah kemampuan yang
harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
dalam suatu mata ajar tertentu”.
Sementara itu menurut Budi Susetyo dalam penilaian hasil belajar
(2009:23) “Standar Kompetensi (SK) merupakan dasar, merujuk kepada
klasifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan aspek -aspek
kemampuan dari suatu program pendidikan tertentu, sebagaimana terdapat dalam
kurikulum sekolah”.
Dalam kegiatan belajar mengajar dosen perlu menyusun rumusan
mengenai kompetensi minimal yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah
kegiatan belajar mengajar selesai. Peraturan Rektor UNS (2009:3) “Standar
kompetensi, selanjutnya disingkat SK, adalah rumusan tentang kemampuan yang
harus dimiliki mahasiswa untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan”. Jadi standar kompetensi merupakan rumusan mengenai dasar
kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian standar kompetensi bagi peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
didik merupakan dasar kompetensi min imal yang harus diperoleh setelah
mengikuti pembelajaran, sehingga dengan mengetahui standar kompetensi
pembelajaran peserta didik dapat mempersiapkan materi yang harus mereka
pelajari.
d. Kompetensi Dasar
Peraturan Rektor UNS (2009:3) “Kompetensi dasar, se lanjutnya
disingkat KD, adalah rincian SK dalam setiap bahan kuliah/blok yang harus
dipelajari mahasiswa sebagai kompetensi yang diharapkan dapat dicapai pada
suatu jenjang studi dan dalam kurun waktu satu semester”.
Menurut Budi Susetyo dalam Penilaian H asil Belajar (2009:23)
“Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi, yang
merupakan deskripsi dari isi tujuan yang terkandung didalamnya, sebagai acuan
pencapaian tujuan pembelajaran dari program yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Jadi kompetensi dasar merupakan bagian dari standar kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga
dengan adanya kompetensi dasar maka dapat memperjelas dan mempermudah
penyampaian standar kompetensi. Dalam mencapai s tandar kompetensi/
kompetensi dasar maka dilakukan sebuah uji kompetensi. Sebagaimana yang
tercantum dalam Peraturan Rektor UNS (2009:3) “Uji kompetensi adalah tindakan
mengukur dan menilai ketercapaian penguasaan kompetensi dasar dari suatu
dan/atau kelompok mata kuliah/blok”. Dengan demikian kompetensi dari peserta
didik dapat diketahui dan dapat dibandingkan dengan kompetensi peserta didik
lain.
e. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Mulyasa dalam buku Kurikulum Berbasis Kompetensi (2008:39)
berpendapat bahwa :
“Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatukonsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuanmelakukan (kompetensi) tugas -tugas dengan performasi tertentu, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa pen guasaan terhadapseperangkat kompetensi tertentu”.
Menurut Kay (1977) dalam Mulyasa (2008: 40) mengemukakan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan: “… an approach to instruction that
aims to teach each student the basic knowledge, skill, attitudes and value essential
to competence”. Kompetensi merupakan indikator yang menunjukan kepadaperbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek -aspek
pengertahuan, keterampilan nilai, sikap, serta tahap -tahap pelaksanaannya secara
utuh.
Sementara itu menurut Nurhadi (2004:16) “KBK adalah seperangkatrencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai
siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekola h”. Pernyataan dari Nurhaditersebut sama dengan keputusan Depdiknas (2004:4) yang mengemukakan bahwa
kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan peng aturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian belaja r
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum.
KBK sebagai suatu konsep kurikulum yang memfokuskan pada
pengembangan kemampuan melaksanakan kompetensi-kompetensi dengan
standar kinerja tertentu, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh peserta didik
berupa profesionalitas sesuai kompetensi yang diharapkan (Munib, 2004).
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
pelaksanaan proses pembelajaran yang lebih menekankan pada pengembangan
kemampuan/kompetensi. Dengan demikian nam pak bahwa KBK merupakan
pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang berfokus pada kompetensi atau
kemampuan.
2. Penilaian Hasil Belajar
a. Pengertian Nilai
Peraturan Rektor UNS (2009:4) “Nilai adalah keputusan yang diambil
oleh dosen berdasarkan skor hasil pengukuran, yang menunjukkan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kompetensi mahasiswa dalam suatu mata kuliah/blok tertentu dengan
menggunakan aturan tertentu bersifat kualitatif yakn i A, B, C, D, E”.
Dari pengertian diatas maka yang dimaksud dengan nilai adalah
keputusan mengenai kemampuan seseorang yang digambarkan menggunakan
angka atau skala tertentu. Sehingga nilai dapat dijadikan tolok ukur kemampuan
seseorang terutama dalam pendidikan. Sejalan dengan pendapat tersebut Asmawi
Zainul dan Noehi Nasution dalam buku Penilaian Hasil Belajar (2005:196)
“Angka atau skala tertentu yang menggambarkan tingkat kemampuan peserta test,
yang menggambarkan kedudukan peserta tes tersebut diantar a peserta tes lain atau
penguasaanya terhadap suatu bidang studi atau mata kuliah tertentu”.
b. Pengertian Penilaian
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution dalam buku Penilaian Hasil Belajar
(2005:8) berpendapat bahwa “Penilaian adalah suatu proses untuk mengambi l
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar baik yang menggunakan instrument tes maupun non -tes”. Pendapat
tersebut tidak jauh berbeda dengan pengertian penilaian yang dikemukakan
Djemari Mardapi (1999:8) “penil aian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran”.
Penilaian merupakan pengambilan keputusan dengan melalui berbagai
langkah yang sistematis. Apabila penilaian dilakukan dengan baik maka dapat
diketahui mengenai karakteristik atau kemampuan seseorang dengan tepat, begitu
pula sebaliknya. Griffin dan Nix (1991) dalam Mimin Haryati (2007:15)
“penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu”. Lebih lanjut Depdiknas (2004:23)
mengemukakan “penilaian adalah suatu proses sistematis yang mengandung
pengumpulan informasi, menganalisis dan menginterpretasi informasi tersebut
untuk membuat keputusan”.
Jadi, penilaian merupakan suatu proses pemberian keputusan mengenai
suatu kegiatan atau aktivitas dengan mendeskripsikan hasil pengukuran baik
menggunakan test ataupun non test.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Hasil Belajar
Mimin Haryati dalam buku Model dan Teknik Penilaian (2007:22)
menyatakan “Pada umumya hasil belajar dapat dikelompokan menjadi tiga aspek
yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif”. Sedangkan Hamalik (2002:155)
menyatakan bahwa “Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan”.
Sementara itu Davis dalam Abdullah (2007:4) menegaskan “Dalam
setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur. Hasil
nyata yang dapat diukur dinyatakan sebagai prestasi belajar seseorang”.
Berdasarkan beberapa pendapat d iatas jelas bahwa suatu proses belajar
mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh oleh seseorang setelah meng ikuti
kegiatan belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
d. Penilaian Hasil Belajar
Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret (2009:4) menyatakan
”Penilaian Hasil Belajar adalah penilaian terhadap penguasaan kompetensi suatu
mata kuliah/blok dan/atau kelompok mata kuliah/blok”. Pengertian penilaian hasil
belajar menurut peraturan rektor tersebut menjelaskan bahwa penilaian hasil
belajar dilakukan terhadap kompetensi yang dimiliki mahasiswa dalam suatu mata
kuliah.
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untukmemantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didiksesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balikkepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses programpembelajaran (Mimin Haryati, 2007:13).
Penilaian hasil belajar merupakan proses pemberian nilai yang dilakukan
oleh tenaga pendidik terhadap peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
dicapainya. Ditjen PMPTK dalam Penilaian Hasil Belajar (2008: 4-5) “Penilaian
hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil -hasil belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Jadi dalam penilaian hasil belajar
hendaknya dilakukan berdasar kriteria tertentu mengenai kompetensi yang
diajarkan dalam masing-masing mata kuliah.
e. Jenis Penilaian
Budi Susetyo dalam penilaian hasil belajar (2009:9) “ Teknik penilaian
yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan pendidikan antara lain; tes
tertulis, observasi, tes kinerja, penilaian portofol io, penilaian diri, dan penilaian
antar teman”.
Dalam pedoman pembelajaran berbasis kompetensi Universitas Sebelas
Maret Surakarta (2009:23), menyebutkan jenis penilaian diantaranya :
1) Penilaian Kelas (classroom assessment)
2) Penilaian portofolio
3) Penilaian authentic
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1) Penilaian kelas
Dalam penilaian berbasis kelas, penilaian dirancang untuk memberikan
informasi yang akurat kepada dosen mengenai kualitas belajar mahasiswa.
Selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk memfasilitasi dialog antar
mahasiswa dan dosen tentang kualitas belajar mahasiswa dan bagaimana
meningkatkannya.
2) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio memungkinkan dosen dapat memberikan penilaian
terhadap hasil kerja mahasiswa secara keseluruhan.
3) Penilaian authentic
Penilaian authentic digunakan untuk memberikan gambaran tentang
kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan berbagai masalah praktis
(dunia nyata) yang membutuhkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan
relevan yang mereka miliki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Mimin Haryati dalam buku Model dan Teknik Penilaian (2007:44)
menyebutkan ada tujuh teknik yang dapat digunakan dalam penilaian yaitu :
1) Teknik penilaian unjuk kerja2) Teknik penilaian project work3) Penilaian tertulils4) Penilaian produk5) Penilaian portofolio6) Penilaian sikap7) penilaian diri
Menurut ( Depdiknas,2003 : 10 ) jenis penilaian yang perlu diberikan
sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai terdiri dari :
1) Penilaian unjuk kerja2) Penilaian sikap3) Penilaian tertulis4) Penilaian proyek5) Penilaian produk6) Penilaian portofolio7) Penilaian diri
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Penilaian unjuk kerja
Merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini dapat digunakan untuk menilai
kompetensi seperti kemampuan berbicara, peserta didik dapat diamati
dengan cara diskusi, bercerita dan melakukan wawancara.
2) Penilaian sikap
Merupakan penilaian yang dilakukan dengan melihat ekspresi dari nilai -nilai
yang dimiliki oleh seseorang. Misalnya penilaian sikap peserta didik terhadap
materi pelajaran atau terhadap proses pembelajaran.
3) Penilaian tertulis
Penilaian ini dilakukan dengan tes tertulis yaitu dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Mis al dengan soal yang
memilah jawaban (pilihan ganda, benar salah, menjodohkan).dan dengan
mensuplai jawaban (isian, soal uraian).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Penilaian proyek
Merupakan penilaian terhadap sutu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode tertentu. Misal kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan
mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan.
5) Penilaian produk
Penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk tersebut. Misal
kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni seperti
hasil karya seni dan lain-lain.
6) Penilaian portofolio
Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Misalnya hasil pekerjaan dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai).
7) Penilaian diri
Penilaian dimana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya
sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi
yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian ini dapat
digunakan dalam menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penilaian aspek kognitif misalnya,
peserta didik diminta untuk menilai penguasan pengetahuan dan
keterampilan berpikir sebagai ha sil belajar dalam mata pelajaran tertentu.
Dalam penilaian aspek afektif misalnya, peserta didik diminta untuk membuat
tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu obyek sikap
tertentu. Dan dalam penilaian pada aspek psikomotor misalnya, pe serta
didik diminta untuk menilai kecakapan/keterampilan yang telah
dikuasainya sebagi hasil belajar berdasarkan acuan/kriteria yang telah
disiapkan. (Depdiknas, 2003)
Dari pendapat beberapa sumber penilaian menurut Mimin Haryati dan
berdasarkan Depdiknas tahun 2003 lebih lengkap dan lebih rinci. Jadi terdapat
tujuh jenis penilaian hasil belajar yaitu penilaian tertulis, penilaian proyek,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
penilaian produk, penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian sikap dan
penilaian unjuk kerja.
f. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Menurut Drs. Anas Sudijono dalam pengantar evaluasi pendidikan
(2008:31) “ Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksanakan dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar
berikut ini : (1) prinsip keseluruhan, (2) prinsip kesinambungan, dan (3) prinsip
obyektivitas”.
Ditjen PMPTK dalam Penilaian Hasil Belajar (2008: 7) prinsip -prinsippenilaian :
1. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari prosespembelajaran.
2. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apayang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaianyang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian.
3. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemam puanyang diukur meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotoris.
4. Alat penilaian harus valid dan reliabel.5. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.6. Penilaian hasil belajar harus obyektif dan adil.
Depdiknas (2004 : 7) menyatakan b ahwa prinsip atau kriteria penilaianyaitu:
1. Validitas2. Reliabilitas3. Terfokus pada kompetensi4. Keseluruhan atau komprehensif5. Objektivitas6. Mendidik
Selain prinsip penilaian diatas Nurhadi (2004:164) merinci prinsippenilaian menjadi delapan yaitu :
1. Menyeluruh2. Berkesinambungan3. Valid4. Terbuka5. Bermakna6. Mendidik7. Berorientasi pada kompetensi8. Adil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan prisip-prinsip yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penilaian hasil belajar harus
berpegang pada prinsip-prinsip sebagai diantaranya sebagai berikut :
1. Menyeluruh
Penilaian dapat di lakukan dengan berbagai teknik termasuk
mengumpulkan berbagai bukti bagi hasil belajajar siswa. Penilaian
meliputi pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), sikap (afektif).
2. Berkesinambungan
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan berencana, bertahap, dan
terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan
belajar siswa.
3. Valid
Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil
belajar siswa, misalnya apabila pembelajaran menggunakan
pendekatan eksperimen maka kegiatan melakukan eksperimen harus
menjadi salah satu obyek yang di nilai.
4. Terbuka
Proses dari hasil penilaian harus bersifat terbuka dan diterima semua
pihak terkait yaitu siswa, guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat.
5. Mendidik
Hasil penilaian harus dapat membina dan memberi dorongan
kumparan siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
6. Adil
Penilaian harus adil terhadap semua siswa de ngan tidak membedakan latar
belakang sosial- ekonomi,budaya, bahasa dan kelamin.
7. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif, untuk itu penilaian harus
adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat
dipahami peserta didik dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pembuatan keputusan atau pemberian angka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
g. Prosedur Penilaian Hasil Belajar
Menurut Drs. Anas Sudijono dalam pengantar evaluasi pendidikan
(2008:59) terdapat beberapa langkah dalam evaluasi hasil belajar diantaranya
yaitu :
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar2. Menghimpun data3. Melakukan verifikasi data4. Mengolah dan menganalisis data5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan6. Tindak lanjut hasil evaluasi
Menurut Mimin Haryati dalam buku Model dan Teknik Penilaian
(2007:19) langkah-langkah penilaian sebagai berikut :
1. Perencanaan penilaian2. Pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar3. Pelaporan4. Penggunaan informasi tentang hasil belajar
Dalam Pedoman Pembelajaran Berbasis Kompetensi Universitas Sebelas
Maret Surakarta (2009:24) menyatakan lima langkah dalam proses penilaian kelas
yaitu :
1. Pilih tujuan belajar yang akan dicapai2. Pilih teknik penilaiannya3. Terapkan teknik penilaian tersebut4. Lakukan analisis data dan tunjukkan hasilnya kepada mahasiswa5. Berikan respon terhadap hasil analisis data.
Dari beberapa pendapat diatas, prosedur penilaian menurut buku
pedoman pembelajaran berbasis kompetensi UNS lebih dekat dan sesuai dengan
permasalahan penelitian ini. Sehingga dapat diketahui bagaimana prosedur
penilaian yang dilakukan dilapangan dengan prosedur yang semestinya dilakukan
sesuai pedoman pembelajaran.
h. Tujuan Penilaian
Ditjen PMPTK dalam Penilaian Hasil Belajar (2008: 6) mengungkapkan
beberapa tujuan dari penilaian, diantaranya yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahuikelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau matapelajaran yang ditempuhnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak yang berkepentingan.Dalam Pedoman Pembelajaran Berbasis Kompetensi Universitas Sebelas
Maret Surakarta (2009:22) menyatak an “Secara umum tujuan penilaian adalah
untuk mengetahui apakah standar yang ditetapkan sudah tercapai atau belum”.
Depdiknas (2003:9) merinci tujuan penilaian menjadi tujuh yaitu:
1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi2. mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa4. Mengetahui hasil pembelajaran5. Mengetahui pencapaian kurikulum6. Mendorong siswa belajar7. Mendorong guru untuk mengajar lebih baik
Berdasarkan tujuan penilaian yang dikemukakan beberapa sumber diatas
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian yaitu :
1) Mengetahui tingkat pencapaian standar2) Mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik3) Mengetahui hasil pembelajaran4) Mengetahui kelebihan dan kelemahan kompetensi peserta didik5) Sebagai pertanggungjawaban
i. Ranah Penilaian Hasil Belajar
Howard kingsley dalam Ditjen PMPTK (2008:11) “Tiga macam hasil
belajar, yakni : (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian,
(c) sikap dan cita-cita”.
Ditjen PMPTK dalam Penilaian Hasil Belajar (2008:12) “Dalam
penilaian secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotoris”. Sedangkan menurut Mimin Haryati dalam buku
Model dan Teknik Penilaian (2007:22) “Pada umumnya hasil belajar dap at
dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu : ranah kognitif, psikomotor dan afektif”.
Berdasarkan pendapat dari beberapa sumber diatas maka dapat
disimpulkan bahwa ranah yang terkandung dalam penilaian hasil belajar meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Afektif
Ranah afektif yaitu berkenaan dengan sikap atau nilai.
2. Kognitif
Pada ranah kognitif ini lebih ditekankan pada teori yang berhubungan
dengan kemampuan berpikir seperti kemampuan memahami, menghapal,
menganalisis dan mengevaluasi.
3. Psikomotor
Psikomotoris tampak dalam bentuk kete rampilan atau kemampuan
bertindak.
j. Rubrik
Menurut dirjen dikti (2008:39) “Rubrik merupakan panduan asesmen
yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam menilai dan
memberi tingkatan dari hasil pekerjaan mahasiswa”. Sementara itu dalam Pedoman
Pembelajaran Berbasis Kompetensi UNS (2009:23) “ Secara umum rubrik adalah
panduan assessment yang menggambarkan kriteria dari berbagai tingkatan kualitas
kemampuan mahasiswa mulai dari yang paling baik sampai yang kurang baik,
yang dapat dimanfaatkan untuk menilai hasil pekerjaan mahasiswa”.
Untuk mengukur tingkat kompetensi peserta didik, maka dosen perlu
menggunakan rubrik sebagai pedoman dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar.
Hal tersebut juga dikemukakan dalam Pedoman Pembelajaran Berbasis
Kompetensi UNS (2009:23) “Agar dosen lebih konsisten dan lebih fair dalam
melakukan assessment, model penilaian secara rubric merupakan salah satu
alternative yang dapat digunakan oleh dosen”. Rubrik perlu memuat daftar
karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan
mahasiswa dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik
tersebut. Lebih jelas dinyatakan dirjen dikti (2008:39) Manfaat pemakaian
rubrik di dalam proses penilaian adalah:
1. Rubrik menjelaskan deskripsi tugas
2. Rubrik memberikan informasi bobot
3. Mahasiswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4. Penilaian lebih objektif dan konsisten
Pedoman Pembelajaran Berbasis Kompetensi UNS (2009:23) menyebutkan
beberapa langkah dalam menyusun rubrik :
1. Menentukan kompetensi2. Menentukan kriteria yang digunakan sebagai acuan pencapaian
kompetensi.3. Untuk setiap kriteria, disusun deskripsi tenta ng pencapaian kriteria dari
yang paling baik sampai ke yang kurang baik kualitasnya.4. Masukkan kriteria dan deskripsi yang dimaksud ke dalam matriks5. Tentukan skor untuk masing-masing deskripsi mulai dari kriteria terbaik
sampai dengan yang kurang baik.
Rubrik yang sering digunakan untuk menilai hasil belajar ada dua
macam, yaitu rubrik deskriptif dan rubrik holistik Penjelasan lebih lanjut
mengenai kedua rubrik yaitu:
1. Rubrik deskriptif
Rubrik deskriptif memiliki empat komponen atau bagian, yaitu
deskripsi tugas, skala nilai, dimensi, dan deskripsi dimensi. Rubrik
deskriptif memberikan deskripsi karakteristik atau tolok ukur
penilaian pada setiap skala nilai yang diberikan. Format ini banyak
dipakai dosen dalam menilai tugas mahasiswa karena memberikan
panduan yang lengkap untuk menilai hasil kerja mahasiswa.
Meskipun memerlukan waktu untuk menyusunnya, manfaat rubrik
deskriptif bagi dosen dan mahasiswa (sebagai umpan balik atas
kinerja) melebihi usaha untuk membuatnya.
2. Rubrik Holistik
Berbeda dengan rubrik deskriptif yang memiliki beberapa skala nilai,
rubrik holistik hanya memiliki satu skala nilai, yaitu skala tertinggi. Isi
dari deskripsi dimensinya adalah kriteria dari suatu kinerja untuk skala
tertinggi. Apabila mahasiswa tidak memenuhi kriteria tersebut, penilai
memberi komentar berupa alasan mengapa tugas mahasiswa tidak
mendapatkan nilai maksimal. Kelemahan rubrik holistik adalah dosen
masih harus menuliskan komentar atas capaian mahasiswa pada setiap
dimensi bila mahasiswa tidak mencapai kriteria maksimum. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tidak ada panduan terperinci mungkin sekali terjadi ketidakajegan
pemberian komentar atau umpan balik kepada mah asiswa. Dosen perlu
menuliskan komentar yang sama pada tugas mahasiswa yang
menunjukkan karakteristik yang sama, sehingga akan memerlukan lebih
banyak waktu. Diakui bahwa menyusun rubrik holistik lebih sederhana
daripada rubrik deskriptif, namun waktu yang diperlukan untuk
melakukan penilaian menjadi lebih lama. (Pedoman PBK UNS: 2009).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai penilaian hasil belajar sebelumnya pernah diteliti
oleh mahasiswa UNNES dengan judul skripsi “Penilaian Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pada Mata Pelajaran
Ekonomi diSMA Negeri Subah Kabupaten Batang”. Hasil dari penelitian tersebut
diantaranya yaitu “Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan KBK di
SMA Negeri Subah diawali dari berbagai tahap, dimana setiap tahap saling
berhubungan untuk menghasilkan penilaian yang mendekati sempurna. Proses
penilaian disesuaikan tiap aspek yang dinilai meliputi aspek kognitif dan afektif
yang dinilai dan dilakukan apa adanya sesuai dengan h asil belajar siswa, tidak
boleh direkayasa dan dibuat -buat”.
Selain penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UNNES, penelitian
yang serupa juga dilakukan oleh Edy Purnomo dan Sudji Munadi dari Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul “Evaluasi Hasil Bel ajar Dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Sekolah Menengah Kejuruan”. Hasil
penelitian tersebut diantaranya yaitu “ Dengan KBK diharapkan hasil belajar
peserta didik dan lulusan SMK merupakan satu kesatuan yang integral antara
pengetahuan, sikap, dan keterampilan; pengujian kompetensi sebagai hasil belajar
dari peserta didik dilakukan dengan bentuk tes tertulis, tes penampilan, penugasan
dan portofolio secara tepat, teratur dan sistematis”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
C. Kerangka Berpikir
Universitas sebelas maret seba gai lembaga pendidikan tentunya
menginginkan mahasiswanya memiliki kompetensi yang baik, yang dapat sebagai
bekal kelak ketika terjun di masyarakat serta mendukung dalam pembangunan
bangsa.
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dalam proses belajar d i
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran, Prodi. Ekonomi, FKIP UNS
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa, baik itu kemampuan
kognitif, afektif ataupun psikomotor. Keberhasilan proses belajar yang dialami
oleh mahasiswa dapat diketahui dengan p enilaian. Oleh karena itu selain
mahasiswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, dosen selaku tenaga pendidik
juga dituntut dapat menilai perubahan atau kemajuan belajar mahasiswa yaitu
dengan penilaian hasil belajar. Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar
tentunya seorang dosen telah menetapkan langkah -langkah/ prosedur yang akan
ditempuh dalam melakukan penilaian agar penilaian dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Selanjutnya dalam menilai, dosen dapat menggunakan berbagai jenis
penilaian diantaranya yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian
tertulis, penilaian produk, penilaian portofolio dan lain sebagainya. Penggunaan
jenis penilaian tersebut disesuaikan dengan mata kuliah yang diajarkan dalam
perkuliahan. Agar dalam memberikan nilai terhadap mahasiswa melalui suatu jenis
penilaian lebih konsisten dan adil, maka dosen dapat menggunakan rubrik dalam
menilai. Setelah proses penilaian dilakukan maka akan dapat diketahui hasil
belajar mahasiswa.
Selain untuk mendeskripsikan kompetensi mahasiswa, diketahuinya hasil
belajar melalui penilaian dapat dijadikan titik tolak pembelajaran dan penilaian
hasil belajar berikutnya. Sehingga pembelajaran dan penilaian yang akan datang
dapat lebih baik lagi, dan tidak banyak masalah yang timbul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Adapun skema mengenai kerangka berpikir diatas adalah sebagai berikut:
Gb. 1 Skema Kerangka Berpikir
HASIL PENILAIAN
DOSEN
PENILAIAN HASILBELAJAR
Pilih teknikpenilaian
Pilih tujuanbelajar
Analisis data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan
obyek dalam memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan
penelitian. Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret
Surakarta, khususnya BKK Pendidikan Admini strasi Perkantoran, Prodi.
Pendidikan Ekonomi, Jurusan P. IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Adapun yang menjadi alasan peneliti untuk menetapkan tempat tersebut adalah :
a. Di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran terdapat permasalahan yang
terkait dengan topik penelitian.
b. Di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran terdapat data yang
diperlukan oleh peneliti.
c. Tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti sehingga mempermudah
dalam menggali data yang akurat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu mulai bulan Janu ari
2011 sampai dengan bulan Jul i 2011.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian merupakan salah satu factor penting dalam suatu
penelitian, karena bentuk dari penelitian tersebut turut menunjang proses
penyelesaian penelitian yang sedang dilaksanakan. Sesuai dengan permasalahan
dan teori yang telah disusun dalam penelitian ini peneliti memilih bentuk
penelitian kualitatif. Peneliti memilih penelitian kualitatif didasarkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pendekatan penelitian ini lebih menekankan pada sifat naturalisme, yaitu realita
yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Van Manen yang dikutip H. B. Sutopo (1996 : 35) bahwa “riset
kualitatif mengarahkan kegiatan secara dekat pada hal -hal kekinian, kepentingan
pokoknya ditelaah pada peristiwa -peristiwa nyata dalam dunia aslinya bukan
sekedar laporan yang ada.”
2. Strategi Penelitian
Untuk mengkaji permasalahan yang diteliti diperlukan suatu pendekatan
penelitian melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi yang dipilih
akan digunakan untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk
menyajikan analisis hasil penelitian serta untuk mendukung cara untuk
menetapkan sampel dan pemilihan instrumen penelitian yang nantinya akan
digunakan untuk mengumpulkan informasi .
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah tunggal terpancang.
Tunggal artinya hanya melakukan penelit ian pada BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran, Prodi. Pendidikan Ekonomi, Jurusan P. IPS, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terpancang artinya
penelitian dilaksanakan dengan mengacu pada fokus masalah yang sudah
ditentukan sebelumnya.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan
ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Menurut H. B.
Sutopo (1990: 2) bahwa “sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peris tiwa
dan tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lainnya”. Sedangkan
Lofland dan Lofland dalam Lexy. J. Moleong (2001: 112) “sumber data dalam
kualitatif ialah kata-kata dan selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan
lain-lain”. Informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti.
Dalam hal ini peneliti akan melakukan seleksi kepada informan dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi yang benar -benar mengetahui permasalahan
sehingga akan diperoleh data yang obyektif. Tempat dan peristiwa menjadi
sumber informasi karena dalam pengamatan harus sesuai dengan konteksnya dan
situasi sosial melibatkan tempat, pelaku dan aktivitasnya. Dokumen dan arsip
merupakan sumber data yang penting artinya, peneliti menggunakan sumber data
berupa catatan-catatan tertulis, tergambar dan tercetak. Sehingga dari tiga unsur
diatas yaitu informasi, tempat dan peristiwa serta dokumen dan arsip, peneliti
memperoleh data yang diperlukan.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini didahului dengan penentuan
informan kunci yaitu informan yang dianggap mengetahui tentang
masalah yang sedang diteliti. Informan kunci yang menjadi sumber
penelitian ini adalah Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran,
Prodi. Pendidikan Ekonomi, Jurusan P. IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Lokasi
Lokasi yang dijadikan latar penelitian ini adalah BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran, Pendidikan Ekonomi, FKIP, UNS.
3. Dokumen dan Arsip
Sumber data yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif,
terutama bila sasarannya terarah pada latar belakang peristiwa masa
lampau sangat berkaitan dengan kondisi peristiwa masa kini yang sedang
dipelajari. Sumber data yang berupa dukumen dan arsip ini berhubungan
dengan permasalahan penelitian, hal ini dapat diambil dari arsip -arsip yang
relevan tentang penilaian hasil belajar di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Dalam penelitian ini, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel.
Peneliti hanya menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh
keterangan tentang permasalahan yang diteliti. Dalam menentukan informan ini
peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Goetz dan Le Comte
dalam H.B Sutopo (2002 : 185) bahwa “Purposive sampling yaitu teknik
mendapatkan sampel dengan memilih individu -individu yang dianggap
mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data”.
Peneliti juga menggunakan teknik bola salju (snowball sampling). Dalam
teknik ini untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan informan yang
mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu dengan cara menunjuk
seorang informan kunci kemudian informan kunci yang terpilih dapat menunjuk
informan yang lebih tahu, sehingga akan didapat data yang lebih lengkap.
Penarikan sampel bola salju ini mempunyai beberapa tahapan. Tahap
pertama, menentukan satu informan kunci untuk diwawancarai. Informan kunci
tersebut berperan sebagai titik awal penarikan sampel . Dalam penelitian ini yang
menjadi titik awal penarikan sampel adalah Ketua BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran. Tahap kedua, dari informan kunci yang pertama selanjutnya
menunjuk informan yang dirasa lebih mengetahui tentang permasalahan yang
sedang diteliti. Kemudian peneliti mewawancarai informan tersebut dan demikian
selanjutnya sampai diperoleh dat a yang mendalam dan data yang dikumpulkan
benar-benar mendukung tercapainya tujuan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Sutrisno Hadi (1979: 104) dikemukakan baik buruknya suatu hasil
research sebagian tergantung pada teknik pengumpulan datanya, akurat dan
relevan dan reliable pekerjaan research menggunakan teknik-teknik, prosedur-
prosedur, alat-alat serta kegiatan dipenabel yang dapat diandalkan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Untuk mendapatkan data objektif perlu diperhat ikan mengenai teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul atau pengambil data.
Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan
meliputi :
1. Wawancara
Lexy. J. Moleong (2000 : 135) mengatakan bahwa “wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh pihak -
pihak pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu”. Dalam teknik ini, peneliti mengumpulkan data denga cara
mengajukan pertanyaan kepada informan, dimana pertanyaan -pertanyaan
tersebut sudah disiapkan dan dibuat kerangkanya secara sistematis
sebelum berada di lokasi. Dalam pelaksanaan wawancara dilakukan secara
terbuka agar informan dapat mengungkapkan secara bebas tanpa adanya
tekanan namun masih mengacu pada pokok bahasan, sehingga informasi
yang diperoleh merupakan data yang objektif. Penggunaan teknik
wawancara ini sesuai dengan pendapat H. B. sutopo (1996: 24) bahwa
“dengan wawancara maka akan dapat menggali tentang informasi secara
mendalam atau disebut dengan indept interwiewing”.
2. Observasi
Suharsimi Arikunto (1993: 128) “Kegiatan observasi meliputi kegiatan
pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”.
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap kegiatan -kegiatan
yang ada kaitannya dengan persepsi mahasiswa terhadap perubahan
penilaian hasil belajar, maupun kondisi latar penelitian baik kondisi fisik
maupun kondisi sosial. Pengamatan ini tidak dilakukan hanya sekali, akan
tetapi dilakukan berulang kali dengan harapan data yang diperoleh akan
lebih valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Analisis Dokumen
Selain menggunkan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga
dapat dilakukan dengan mencatat arsip atau dokumen yang berkaitan
dengan permaslahan penelitian. Lexy. J. Moleong (2001: 161)
menjelaskan bahwa “ dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film
dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal -hal yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meneliti
dokumen”.
F. Validitas Data
Dalam penelitian keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Lexy. J. Moleong (2001: 173)
bahwa :
“Untuk menetapkan trustworthiness atau keabsahan data diperlukanteknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atassejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunaka n dalamteknik pemeriksaan data yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan(transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian(confirmability)”.
Ada beberapa cara untuk memperdalam tingkat kepercayaan atau teknik
pemeriksaan keabsahan data, antara lain dengan triangulasi, memperpanjang masa
observasi, pengamatan secara terus -menerus dan mengadakan membercheck.
Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan untuk memperoleh
tingkat kepercayaan data menurut H. B. Sutopo (1996: 71) bahwa “Triangulasi
merupakan teknik yang didasari pola fenomenologi yang bersifat multiperspektif,
diartikan untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu
cara pandang”. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Patton HB. Sutopo
(1989:26) menyatakan bahwa ;
“Ada empat macam triangulasi : 1. Data triangulation dimana penelitimenggunakan beberapa sumber data yang sama, 2. Investigatortriangulation yaitu pengumpulan data yang sama dan dilakukan beberapaorang peneliti, 3. Methodological triangulation yaitu penelitian yangdilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pun dengan menggunakan data yang sejenis, tetapi dengan menggunakanteknik pengumpulan data yang berbeda,dan 4. Theoretical triangulationyaitu menggunakan penelitian tentang topik yang sama dan datanyadianalisis dengan menggunakan beberapa perspektif teoritis yangberbeda”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data (sumber),
sebagaimana dinyatakan oleh Patton dalam bukunya Lexy. J. Moleon g (1991:178)
ditegaskan bahwa “ triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif”. Dalam triangulasi data (sumber)
menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulkan data dengan permasalahan
sama, artinya bahwa data yang ada di lapangan diambil dari sumber obyek
penelitian yang berbeda-beda. Data yang diperoleh melalui sumber, kemudian
dilakukan uji keabsahan melalui teknik triangulasi antar sumber. Hal ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil wawancara antar informan yang satu dengan
informan yang lainnya. Selain itu peneliti juga menggunakan triangulasi metode,
yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik at au
metode pengumpulan data yang berbeda untuk menguji kemantapan informasinya.
G. Analisis Data
Menurut Patton (1980: 268) mengatakan bahwa analisis data ialah proses
mengatur data, mengorganisasikan data kedalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar. Analisis penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data atau dilakukan di lapangan. Sedangkan model analisa data
yang peneliti gunakan adalah model saling terjalin dan interaktif. H. B. Sutopo
(2002:92) menyebutkan bahwa: “Dalam proses analisis data ada tiga komponen
yang harus disadari sepenuhnya oleh setiap peneliti, tiga komponen itu
adalah (1) Reduksi Data, (2) Sajian Data, (3) penarikan kesimpulan atau
verifikasi”. Untuk lebih jelas mengenai analisis data tersebut akan peneliti
uraikan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul
dan catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Selama pengumpulan data
berlangsung terjadilah proses reduksi yang kemudian membuat
ringkasan, mengkode, menulusuri tema, memusatkan data yang diperoleh
dan menentukan batas-batas permasalahan. Proses ini berlangsung terus -
menerus sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis.
2. Sajian Data
Sajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dalam bentuk
narasi yang memberi kemungkinan terjadinya penarikan kesimpulan.
Data diambil dari data yang telah disederhanakan dalam reduksi data
dimana pada bagian ini harus ada ganbaran secara menyeluruh mengenai
kesimpulan yang diambil. Dalam hal ini perolehan data sangat membantu
peneliti untuk memahami dan mempermudah dalam mengambil suatu
kesimpulan. Semua itu dirancang dengan berbagai je nis matrik, gambar,
skema, dan tabel sebagai pendukung narasinya. Kemudian semuanya itu
dirancang untuk menyusun informasi secara teratur sehingga mudah
dimengerti dan dipahami dalam bentuk yang kompak.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses dimana suatu
analisa (reduksi data dan sajian data) yang dilakukan semakin
tampak jelas. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menangkap
berbagai hal yang kuat, tetapi masih bersifat sementara. Oleh karena itu
kesimpulan harus diverivikasi terlebih dahulu supaya mantap dan dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satunya dengan cara melakukan aktifitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat yang timbul akibat pikiran kedua melintas
pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembal i
catatan lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar. Skema Model Analisis Interaktif(Sumber H B. Sutopo,2002)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan -tahapan yang ditempuh dalam suatu
penelitian yang dimulai dari awal sampai akhir penelitian.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini dilakukan mulai berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun
ke lapangan mulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian
dan mengurus ijin untuk memperlancar jalannya penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan pengumpulan data p eneliti menggunakan tiga teknik
yaitu : wawancara, observasi, dan dokumentasi. Ketiga teknik ini
digunakan untuk melengkapi data yang lain sehingga data yang
dikumpulkan benar-benar valid.
3. Tahap Analisis Data Awal
Tahap ini dugunakan untuk mengetahui apaka h data yang dikumpulkan
tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
4. Tahap Analisis Data Akhir
Analisis data akhir dilakukan setelah data awal dianalisis. Data yang
dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam
Reduksi Data
Pengumpulan Data Penyajian Data
PenarikanKesimpulan/ Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pengumpulan data yang merupakan data pendukung dalam mencapai
tujuan penelitian.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik berdasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh
data yang valid, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Tahap Penulisan dan Penggandaan laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelit ian yang mencakup semua
kegiatan yang berhubungan dengan penelitia n dan hasil yang dicapai,
ditulis dan dilaporkan kepada pihak -pihak yang berkepentingan dengan
bentuk laporan yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dibuat bagan prosedur penelitian
sebagai berikut :
Gambar. Prosedur Penelitian(Sumber:Lexy J. Moleong:85)
Analisis Data Awal
Pembuatanproposal penelitian
dan perijinan
Pengumpulan dataPersiapanpenelitian
Analisis Data Akhir
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan danPenggandaan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Tinjauan Singkat Tentang BKK PAP FKIP UNS
Program Studi Pendidikan Ekonomi ada dalam lingkup jurusan PIPS
adalah program studi yang setara dengan jurusan. Bermula dari IKIP Negeri
Surakarta, dengan Fakultas Keguruan Ilmu Sosial membawahi jurusan Ekonomi
Umum, Ekonomi Perusahaan, Administrasi, Civi c Hukum, Sejarah dan Geografi.
Dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10
tahun 1976 tentang pendirian “Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret”,
tanggal 8 Maret 1976, maka Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (IKIP Negeri
Surakarta) berubah statusnya menjadi Fakultas Keguruan (Universitas Negeri
Surakarta Sebelas Maret), dengan jurusan -jurusan yang ada dibawahnya,
diantaranya ialah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial membawahi diantaranya
Program Studi Ekonomi Umum, Program Studi Ekonom i Perusahaan, Program
studi Ekonomi Administrasi.
Dalam perkembangannya, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu
Pendidikan bergabung menjadi satu ialah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) UNS, membawahi diantaranya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahua n
Sosial (PIPS). PIPS membawahi Program Studi Pendidikan Ekonomi (PSPE).
Pada tahun 1984 melalui legalisasi SK Dirjen Dikti Nomor
39/DIKTI/Kep/1984, tiga program studi yang dimaksud kemudian dirubah
namanya menjadi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pro gram Studi
Pendidikan Tata Niaga dan Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.
Ketiga program studi ini berada dibawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial di samping tiga program studi lain yaitu Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sejarah dan Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Sosiologi Antropologi. Namun, sejak tahun 1995 berdasarkan SK Mendikbud
Nomor 0217/1995 ketiga Program Studi yang dimaksud dilebur menjadi satu
dengan nama PSPE. Selanjutnya status ketiga Program Studi t ersebut berubah
menjadi Bidang Keahlian Khusus.
2. Lokasi BKK PAP
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran berada di Kampus UNS pusat yang
beralamat di Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta. BKK PAP berada di lantai
dasar gedung B Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran BKK PAP
a. Visi
Menjadi program studi penghasil dan pengembang tenaga guru / instruktur yang
berkarakter kuat dan cerdas dengan kompetensi dibidang Pendidikan Ekonomi
Administrasi, berbasis teknologi informasi, mampu bersaing di pasar nasional
maupun internasional serta menjadi pusat pengembangan bidang Pendidikan
Ekonomi Administrasi
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan bimbingan secara efektif
untuk menghasilkan tenaga guru / instruktur yang profe sional, berdaya saing
tinggi, mandiri dan berkepribadian dalam bidang Pendidikan Ekonomi
Administrasi .
2) Melaksanakan penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi untuk
mendukung pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran serta mampu
menghasilkan inovasi pembelajaran dibidang Administrasi.
3) Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat yang berkaitan dengan
Pendidikan Administrasi.
4) Menyelenggarakan kerjasama kelembagaan dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan kualitas lulusan dan kinerja Program Studi.
5) Mengembangkan jaringan komunikasi dengan Alumni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
6) Menyelenggarakan organisasi berdasarkan prinsip keberlanjutan dan
akuntabilitas.
c. Tujuan
1) Menghasilkan guru/instruktur pendidikan ekonomi dengan indeks prestasi
kumulatif tinggi dan berkepribadian pendidik serta masa studi dan masa tunggu
pendek;
2) Menghasilkan penelitian dan pengembangan dalam bidang kependidikan yang
semakin meningkat dalam kualitas maupun kuantitas;
3) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat yang semakin meningkat dalam
kualitas maupun kuantitas;
4) Menghasilkan produk-produk inovatif dalam bidang kependidikan.
d. Sasaran
1) Mempersiapkan tenaga guru/instruktur di Bidang Pendidikan Ekonomi dengan
keahlian Pendidikan Administrasi Perkantoran.
2) Mempersiapkan tenaga Peneliti dan Pengabdi Pada Masyarakat serta
Pengembang Ilmu dibidang Pendidikan Ekonomi Administrasi Perkantoran.
3) Melakukan sertifikasi keahlian dibidang Pendidikan Ekonomi Perkantoran.
4) Memberikan Akta mengajar dibidang Pendidikan Ekonomi Administrasi
Perkantoran.
5) Bekerjasama dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha/industri untuk
mendukung pembentukan life skill melalui magang Industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4. Struktur Organisasi BKK PAP
Sumber : Kantor BKK PAP 2010/1011
5. Kondisi Dosen
BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi telah memiliki sumberdaya manusia
khususnya dosen tetap yang memadahi baik dilihat dari segi jumlah maupun
kualifikasinya. Dilihat dari kualifikasi di bidang pendidikan, semua dosen tetap
telah memenuhi standar minimal yait u telah menempuh pendidikan S2 (Magister).
Dilihat dari kepangkatan dan usianya, sebagian besar dosen tetap BKK PAP Prodi
Pendidikan Ekonomi relatif berusia muda, sehingga motivasi dan semangat untuk
berkembang masih sangat tinggi. Selain itu, komposisi pe ndidikan dosen sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Dikti, seperti yang tertuang dalam
Ketua Prodi. Ekonomi
Sekretaris
Ketua BKK PAP
Dra. C. Dyah SI, M.Pd
Sekretaris
Susantiningrum, S.Pd., SE.,MAB
Ketua LaboratoriumDra. Patni
Ninghardjanti,M.Pd
Tim KerjasamaDr. Djoko SantosoTH,
M.Pd
Tim KemahasiswaanAndre N. R, S.Sos.,M.Si
Tim Penjaminan MutuDr. Wiedy Murtini, M.Pd
Tim PAKDrs.Ign. Wagimin, M.Si
DEWAN DOSEN
Tim KesejahteraanTutik Susilowati, S.Sos.,
M.Si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor: l08/DlKTI/Kep/2001 tentang
Pedoman Pembukaan Program Studi dan/atau Jurusan.
Secara lebih terperinci, kualifikasi dose n tetap di BKK PAP Prodi
Pendidikan Ekonomi dijelaskan sebagai berikut.
a. Tingkat Pendidikan
Sampai dengan saat ini kualifikasi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
dosen tetap BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi adalah sebagai berikut:
1. 2 orang dosen (15%) berpendidikan Doktor,
2. 4 orang dosen (30%) sedang menempuh program Doktor,
3. 8 orang dosen (55%) berpendidikan Magister.
Saat ini dosen yang telah berpendidikan doktor tengah dalam proses mengajukan
gelar Guru Besar (Profesor) yaitu Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., dan Dr. Djoko
Santoso TH, M.Pd. Data pengalaman pendidikan selengkapnya disajikan pada
tabel 4.1.
Kualifikasi Pendidikan Dosen BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi
No NAMA/NIPPENDIDIKAN
S1 S2 S3
1. Drs. Ign Wagimin,MSi
NIP. 19510510197603 1 003
PendidikanEkonomiAdministrasiUniversitasSebelas Maret.
Ilmu AdministrasiNiaga, UniversitasBrawijaya Malang
2. Drs. Sutaryadi, MPd
NIP. 19540526198103 1 004
PendidikanEkonomiAdministrasiUniversitasSebelas Maret.
AdministrasiPendidikan IKIPBandung
3. Dr. Djoko SantosoTh,MPd
NIP. 19540203
PendidikanEkonomiAdministrasiUniversitas
PendidikanSejarah Program
Pasca Sarjana
PendidikanEkonomi,
Universitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
198103 1 002 Sebelas Maret. IKIP NegeriJakarta
Negeri Malang
4. Dr. Wiedy Murtini.MPd
NIP. 19530724198010 2 001
PendidikanEkonomiAdministrasiUniversitasSebelas Maret
Pendidikan IPSIKIP Padang
PendidikunEkonomiUniversitasNegeri Malang
5. Dra. C. Dyah SI, MPd
NIP. 19611112198909 2 001
PendidikanAdministrasiPerkantoran
UniversitasSebelas Maret
PendidikanSejarahUniversitas NegeriJakarta
IlmuPendidikanUNS
(dalam proses)
6. Drs. Hery Sawiji, MPd
NIP. 19610518198003 1 001
PendidikanAdministrasiPerkantoranUniversitasSebelas Maret
AdministrasiPendidikan IKIPJakarta
ManajPendidikan
UniversitasNegeri Jakarta
(dalam proses)
7. Dra. PatniNinghardjanti, MPd
NIP. 19630406198903 2 001
PendidikanAdministrasiPerkantoran
UniversitasSebelas Maret
Penelitian danevaluasipendidikanUniversitas NegeriYogyakarta
8. Dra. TriMurwaningsih, MSi
NIP. 19661202199203 2 002
PendidikanEkonomi FKIPUniversitasSebelas Maret
Ilmu Manajemen(MSDM)UniversitasAirlanggaSurabaya
Pend. Ekonomi
Univ. NegeriMalang
(dalam proses)
9. Andre N. Rahmanto,S.Sos.,M.Si.
NIP. 19770715200501 1 002
IlmuKomunikasiFISIPUniversitas
Ilmu KomunikasiUniversitasSebelas Maret
IlmuKomunikasiUniv.Padjajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sebelas Maret Bandung(dalam proses)
10.
Tutik Susilowati,S.Sos., M.Si.
NIP. 19751021200501 2 001
IlmuKomunikasiFISIPUniversitasSebelas Maret
Ilmu KomunikasiUniversitasSebelas Maret
11.
Susantiningrum, SPd.,SE., MAB.
NIP. 19761229200501 2 002
- PendidikanAdmPerkantoranUniveristasSebelasMaret
- EkonomiAkuntansiUniversitasIslam BatikSka
Ilmu AdministrasiBisnis
UniversitasBrawijaya Malang.
12.
Anton Subarno, SPd.MPd
NIP. 19751223200701 1 002
Prodi.EkonomiBKK PAPUniversitasSebelas Maret
PendidikanKependudukandan LingkunganHidup UniversitasSebelas Maret.
13.
J. Widodo, S.Sos., Msi
NIP. 19771007 008011 001
AdministrasiNegara FISIPUniversitasSebelas Maret
ManajemenAdministrasiPublik UniversitasSebelas Maret.
Sumber : Borang PAP 2010
b. Bidang Keahlian
Dilihat dari bidang keahlian, sebagian besar dosen tetap BKK PAP Prodi
Pendidikan Ekonomi telah memiliki keahlian yang linier dan relevan dengan
kebutuhan yang diperlukan baik di bidang administrasi, manajemen, perkantoran
maupun komunikasi dan utamanya bidang pendidikan. Selengkapnya bidang
keahlian dosen tetap BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi disajikan pada tabel
4.2 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Bidang Keahlian Dosen Tetap BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi
No NAMA BIDANG KEAHLIAN UTAMA
1.Drs. Sutaryadi, MPd
- Administrasi Pendidikan
- Statistika
- Metode Penelitian
2. Drs. Ign Wagimin, MSi - Manajemen SDM
- Mengetik
- Strategi Belajar Mengajar
3. Dr. Djoko Santoso Th,MPd - Pendidikan Ekonomi
- Hubungan Masyarakat
- Kewirausahaan
4. Dr. Wiedy Murtini. MPd - Pendidikan Ekonomi
- Manajemen Kearsipan
- MSDM
- Metode Penelitian
- Pendidikan Kewirausahaan
5. Dra. C. Dyah SI, MPd - Stenografi Bhs Indonesia
- Stenografi Bhs Inggris
- Kesekretariatan
6. Dra. Patni Ninghardjanti, MPd - Evaluasi Pendidikan
- Komputer Administrasi
- Metode Penelitian
7. Drs. Hery Sawiji, MPd - Manajemen Perkantoran
- Administrasi Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
- Metode Penelitian
8. Dra. Tri Murwaningsih, MSi - Manajemen SDM
- Etika Profesi
- Korespondensi Bhs Indonesia
9. Andre N. Rahmanto, S.Sos.,M.Si. - Ilmu Komunikasi
- Hubungan Masyarakat
- Kebijakan Publik
10.
Tutik Susilowati, S.Sos., M.Si. - Komunikasi Bisnis
- Sistem Informasi Manajemen
- Kewirausah
11.
Susantiningrum, SPd., SE., MAB. - Ilmu Administrasi Bisnis
- Kebijakan Bisnis
- Bahasa Inggris Bisnis
12.
Anton Subarno, SPd. MPd - Teknologi Perkantoran
- Korespondensi Bhs Inggris
- Komputer Administrasi
13.
J. Widodo, S.Sos., MSi - Ilmu Administrasi Publik
- Korespondensi Bhs Inggris
- Kewirausahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
6. Sarana dan Prasarana
Dalam rangka menunjang pelaksanaan sistem pembelajaran yang bermutu,
BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi memiliki sarana dan prasarana perkuliahan
yang sangat memadai. Selengkapnya perincian sarana dan prasarana perkuliahan
sebagai berikut :
a. Ruang Kantor
Ruang kantor BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi menempati ruang
dengan luas sekitar 35m2 yang dilengkapi dengan AC, sehingga cukup nyaman.
Seluruh dosen pengampu telah disediakan tempat duduk dan meja sendiri -sendiri.
Disamping itu juga disediakan fasilitas filling cabinet untuk menyimpan berkas-
berkas yang berkaitan dengan proses pembelajara n. Penataan tata ruang telah
mengikuti prosedur tata ruang kantor modern sehingga tampak rapi dan tertata
dengan baik. Kebersihan dilakukan setiap hari secara teratur oleh petugas khusus
kebersihan.
b. Ruang Kuliah
Ruang kuliah yang dipergunakan oleh BKK PAP Prodi Pendidikan
Ekonomi menempati ruang 3201 dan 3202. Apabila diperlukan ruang tambahan
maka ruang laboratorium TP juga dapat dipergunakan untuk kegiatan perkuliahan
dengan daya tampung 40 mahasiswa. Setiap ruang kuliah memiliki kursi kuliah
sekitar 60 kursi, tersedia whiteboard, OHP, AC, Kipas Angin dan juga telah
disediakan LCD. Khusus untuk ruang 3202 bahkan telah disediakan komputer PC
yang disambungkan dengan LCD permanent.
c. Laboratorium
Laboratorium yang dimiliki oleh BKK PAP Prodi Pendidikan Ekono mi
terdiri dari :
1) Laboratorium Mini Office Berbasis Teknologi Informasi
Laboratorium Mini Office menyediakan sarana pembelajaran berbasis
Teknologi informasi. Semua civitas academika dapat mengakses internet
dan di Mini Office sudah tersedia Hot Spot Area. Sehingga semua dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dan mahasiswa dapat mengakses internet sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan demikian warga BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi dapat
dengan mudah mengembangkan materi -materi yang dibutuhkannya.
Mahasiswa dapat belajar lebih mudah dengan m enggunakan fasilitas yang
ada di laboratorium tersebut. Dan wawasan mahasiswa akan menjadi lebih
luas, sehingga lulusan Pendidikan Administrasi Perkantoran sudah tidak
gagap lagi dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini.
Selain itu di laboratorium mini office juga mewadahi bakat mahasiswa
yang tertarik dibidang kewirausahaan. Di sini mahasiswa dapat
mempraktekkan mata kuliah kewirausahaan dengan menggunakan fasilitas
yang tersedia di laboratorium tersebut, sehingga bakat m ahasiswa dapat
berkembang.
2) Laboratorium Teknologi Perkantoran
Laboratorium Teknologi Perkantoran menyediakan sarana pembelajaran
yang berupa alat-alat perkantoran modern, baik yang manual maupun yang
electrik. Diharapkan semua mahasiswa BKK PAP Prodi Pendidikan
Ekonomi dapat mengoperasikan alat -alat tersebut, sehingga mahasiswa
yang akan terjun PPL betul -betul sudah siap untuk mengajar semua materi
Administrasi Perkantoran. Meraka siap untuk diminta mengajar semua
mata diklat di SMK jurusan Administrasi Pe rkantoran dengan baik.
3) Laboratorium Mengetik Manual
Laboratorium Mengetik Manual menyediakan sarana pembelajaran yang
berupa mesin-mesin ketik manual. Di lab tersebut mahasiswa dapat belajar
mengetik dengan 10 jari buta berirama, sehingga mereka tidak can ggung
lagi untuk berhadapan dengan mesin ketik. Selain itu mereka tidak akan
kesulitan untuk praktek mengetik dengan format -format yang sudah ada,
sehingga dapat mengetik tepat pada garis -garis yang sudah ditentukan
seperti mengisi formulir atau form -form pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
d. Perpustakaan
Selain laboratorium, BKK PAP Prodi Pendidikan Ekonomi juga telah
memiliki perpustakaan sendiri. Perpustakaan merupakan fasilitas penunjang yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk melengkapi
koleksi buku-buku yang dimiliki oleh perpustakaan di tingkat fakultas, BKK PAP
Prodi Pendidikan Ekonomi kemudian merintis pengadaan koleksi buku -buku
terutama buku referensi mata kul iah menjadi perpustakaan BKK. Tujuan
didirikannya perpustakaan selain untuk mempermudah sivitas akademika dalam
memperoleh buku, atau karya ilmiah lainnya, juga dimanfaatkan untuk tempat
praktek mahasiswa dalam pengelolaan administrasi perpustakaan.
Perpustakaan PAP memiliki koleksi buku yang masih terbatas, namun
dalam pelayanannya sedang dirintis proses pengadministrasian secara
komputerisasi. Buku-buku tentang pendidikan tersedia 62 judul buku, sedangkan
untuk buku referensi bidang administrasi perkanto ran tersedia 55 judul. Jumlah
buku pada masing-masing judul buku bervariasi, kisarannya antara 1 sampai
dengan 3 buah. Penempatan perpustakaan sampai dengan saat ini masih
menginduk pada ruang lab.
7. Kode Etik
Kode etik dosen BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Prodi.
Ekonomi J. PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta :
1. Dosen wajib dengan sungguh-sungguh dan penuh tangguung jawab
mencurahkan tenaga dan waktunya untuk pengajaran yang berkualitas.
2. Dosen wajib mengajar dengan penuh dedikasi, jujur, dan
bertanggungjawab.
3. Dosen wajib membantu mahasiswa dan melayani mereka secara adil.
4. Dosen wajib berperean sebagai panutan (role model) bagi mahasiswa.
5. Dosen wajib berjuang keras untuk melakukan dan memberhasilkan
penelitian mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
6. Dosen wajib memelihara kemampuan dan kemajuan akademik dalam
disiplin ilmu masing-masing, sehingga mereka dapat terus mengikuti arah
perkembangan ilmu dan teknologi.
7. Dosen wajib melakukan penelitian dengan mematuhi kode etik penelitian.
8. Dosen wajib melakukan pengabdian pada masyarakat dengan mematuhi
kode etik pengabdian pada masyarakat.
9. Dosen wajib menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran ilmiah serta
menghindarkan diri dari perbuatan yang melanggar norma masyarakat
ilmiah seperti penjiplakan, pemalsuan data dan sebagainya.
10. Dosen wajib menciptakan dan mempromosikan kesatuan dan ikut berperan
serta dalam pengembangan kolektif universitas.
11. Dosen wajib mengembangkan dan merangsang pemikiran kreatif dan
inovatif mahasiswa.
12. Dosen wajib memberikan penilaian dan menentukan kelulusan mahasiswa
sesuai dengan kemampuan dan hasil prestasi mahasiswa secara objektif
dan tidak diskriminatif.
13. Dosen wajib berorientasi pada upaya peningkatan kualitas mahasiswa.
14. Dosen wajib berinisiatif untuk meningkatkan ku alitas pengetahuan,
kemampuan, ketrampilan dan sikap para mahasiswa.
15. Dosen wajib selalu berusaha untuk menjadi teladan bagi mahasiswa.
16. Dosen wajib menghindarkan diri dari penyalahgunaan mahasiswa untuk
kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan.
17. Dosen wajib memberikan pendidikan dan pengajaran dengan empaty,
santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan.
8. Kurikulum
Penyusunan Kurikulum di Program Studi Pendidikan Ekonomi
Administrasi Perkantoran yang melibatkan Stakeholders, organisasi profesi dan
alumni melalui beberapa tahap, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1. Mengideentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap lulusan, dengan tujuan
agar lulusan yang dihasilkan dapat diterima dimasyarakat karena
kompetensi yang dimiliki sesuai dengan tuntutan.
2. Mendiskripsikan Kompetensi ( Paedagogik , profesi, sosial. dan
kepribadian )
3. Mendiskripsikan kegiatan belajar
4. Menyusun bidang kajian yang diaraykan untuk pemenuhan kompetensi
lulusan.
5. Penanaman bidang kajian ( Mata Kuliah )
Struktur kurikulum didasarkan pada prinsip integralitas antar mata kuliah.
Mata kuliah yang menjadi persyaratan disajikan disajikan pada semester sebelum
penyajian matakuliah yang membutuhkan prasyarat. Pengambilan matakuliah
yang membutuhkan prasyarat, baru dapat dilakukan oleh mahasiswa setelah yang
berdankutan pernah menempuh matakuliah tertentu yang menjadi prasyaratnya.
Penerapan urutan penyajian matakuliah dengan sistem prasyarat dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman secara lebih mendalam dan komprehensif. Urutan
penyajian matakuliah juga mempertimbangkan sifat mata kuliah ditinjau dari
karakteristik materi perkuliahan, teori, praktikum, dan praktek kerja nyata.
Dengan mempertimbangkan tersebut maka akan tercapai keseimbangan
penguasaan mahasiswa terhadap pengetahian teoritis dan keterampilan .
9. Sasaran Mutu
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran, Prodi. Pendidikan ekonomi J.
P.IPS sampai dengan tahun 2015
1. Sasaran IPK sebesar 3.2
2. Lama penyusunan skripsi selama 6 bulan
3. Lama studi selama 4 tahun 2 bulan
4. Masa tunggu lulusan selama 6 bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti mendeskripsikan mengenai pelaksanaan
penilaian hasil belajar mahasiswa berdasar kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
di BKK PAP, Prodi. P. Ekonomi, J. P.IPS FKIP UNS. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran maka diperlukan penilaian
mengenai hasil belajar mahasiswa, hal tersebut perlu dilakukan agar diketahui
tingkat kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang telah ditetapkan.
Sejalan permasalahan yang dite liti, peneliti membahas mengenai
bagaimana proses penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilakukan dosen di
BKK PAP, prosedur apa saja yang dilakukan dalam penilaian hasil belajar, dan
apakah jenis teknik penilaian yang digunakan dosen di BKK PAP, FKIP, UNS
dalam melakukan penilaian hasil belajar.
1. Proses penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh dosen di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan
Ekonomi FKIP Universitas Sebelas Maret Suarakarta
Penilaian merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari
pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan penilaian berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi di BKK PAP dilaksanakan mulai tahun 2009 sesuai dengan
keputusan rektor UNS nomor 553/H27/PP/2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan kurikulum yang tidak semata -mata meningkatkan pengetahuan peserta
didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap sesuai dengan karakteristik mata kuliah.
Kurikulum di universitas sebelas maret Surakarta m erupakan perpaduan
antara kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan sistem kredit semester
(SKS). Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan I pada wawancara 5 Mei
2011 mengatakan bahwa “Dalam kurikulum berbasis kompetensi seharusnya tidak
ada sistem kredit semester/SKS, karena antara SKS dan KBK tidak sesuai”. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
senada juga diungkapkan Informan III pada wawancara 25 April 2011
mengatakan bahwa :
“Sebenarnya kalau memang belum terlalu bagus ya karena memang masihbelum pure KBK karena ini masih menerap kan sistem kredit semester jugadan kebetulan memang pemahaman KBK juga kadang -kadang dari masing-masing dosen dengan dosen lain ada berbeda juga sehingga memang yaberjalannya iya tapi memang belum maksimal”.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kuriku lum yang disusun
berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat mengantarkan mahasiswa
untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. KBK
menekankan pencapaian kompetensi tertentu bagi para mahasiswa yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakainya sehingga kompetensi -
kompetensi tersebut sebagai ukuran keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kurikulum yang menekankan pada
ketuntasan belajar peserta didik. Oleh karena itu dalam pembe lajaran berbasis
KBK mahasiswa dituntut untuk tuntas belajar dan apabila belum tuntas
mahasiswa diperkenankan untuk mengikuti pembelajaran remidi agar dapat
mengikuti perkuliahan selanjutnya sehingga mahasiswa mempunyai kompetensi
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran.
Sistem kredit semester merupakan suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban
studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar dan beban
penyelengaraan program. Dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum berbasis
kompetensi dalam sistem kredit semester, seorang pendidik perlu merencanakan
dengan baik kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Hal tersebut karena
dalam kurikulum berbasis kompetensi menuntut keberhasilan mahasiswa dalam
belajar yang dibuktikan dengan ketuntasan mahasiswa menguasai kompetensi
dasar yang ditetapkan, sedangkan waktu pembelajaran yang ditetapkan dalam
pembelajaran sesuai dengan sistem kredit semester terbatas. Hal tersebut
ditegaskan oleh informan II pada tanggal 18 April 2011 menyatakan bahwa :
“Karena kita perpaduan dengan SKS yang harus 6 bulan selesai, kalaumemang seperti itu mudah, kalau tidak pakai SKS mudah jadi pokoknya ituharus lulus tapi karena kita dibatasi 1 semester itulah makanya UNS itu di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
SK Rektor nomor 553 menunjuk bahwa itu boleh tapi harus sepengetahuandosennya”.
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan seorang narasumber pada
wawancara tanggal 23 Mei 2011 menyatakan bahwa : “KBK kita masih menganut
sistem kredit, nha inilah yang kemudian kita mengkompromikan antara sistem
KBK dengan sistem pelaksanaan pendidikan dengan sistem kredit”. Kemudian
ditegaskan lagi oleh narasumber (Ketua PPSP) bahwa:
“Walaupun sudah ada peraturan rektor sebagai pijakan pusat tap i dalampelaksanaan di fakultas-fakultas, berdasarkan monitoring yang dilakukanoleh LPP variatif ada yang sudah penuh melaksanakan KBK seperti FKIP,fakultas kedokteran. Fakultas -fakultas yang lain ini masih dalam prosesbelum sepenuhnya misalnya sama -sama fakultas kedokteran prodi psikologiitu belum sepenuhnya KBK karena apa penilaiannya itu MID semester danakhir semester jadi seperti itu. Sistem kredit semester belum dicabut bahkanperaturan pemerintah no. 17 tahun 2010 itu masih menggunakan sistemkredit”.
Dari hasil data yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kurikulum berbasis kompetensi yang diterapkan di UNS memang bukan
sepenuhnya KBK karena masih dikombinasikan dengan sistem kredit semester.
Selain berdasarkan pada peraturan rektor nom or 553/H27/PP/2009 juga berdasar
pada peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 yang masih menggunakan
pelaksanaan sistem kredit.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi menuntut ketuntasan
mahasiswa dalam belajar yaitu menguasai kompetensi dasar yang ditetapkan.
Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar mahasiswa maka dalam proses
belajar perlu dilakukan penilaian. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh informan
I pada wawancara tanggal 5 Mei 2011 mengatakan bahwa “Tujuan pelaksanaan
penilaian adalah untuk mengetahui seberapa pencapaian hasil belajar yang sudah
diberikan”.
Dengan kompetensi sebagai acuan program pendidikan maka
keberhasilan mahasiswa tidak hanya semata -mata diukur dari indeks prestasi
tetapi juga harus dilengkapi dengan ukuran yang lain yaitu kemampuan
mahasiswa dilihat dari kehidupan nyata. Oleh karena itu penilaian dalam
pembelajaran tidak hanya bertujuan mengukur kemampuan mahasiswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menguasai materi tetapi juga tingkah laku mahasiswa dalam pembelajaran. Hal
tersebut senada dengan pernyataan informan III pada wawancara tanggal 13 Mei
2011 mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan penilaian adalah :
“Sebenarnya kalau penilaian itu menurut saya sendiri penilaian itu tidakhanya dari sisi dia mampu nggak secara kompetensi untuk menguasaikompetensi perkuliahan tapi juga dari sisi ada karena apa lagi FKIPsekarang menggalakkan pendidikan berkarakter jadi otomatis ada 2 hal yangsaya jadikan indikator untuk penilaian di mata kuliah yang saya ampu yangpertama hardskill itu dari kemampuan dia menguasai materi kemudian yangke 2 dari softskill biasanya dari pengamatan proses pembelajaran dan jugatingkah laku mahasiswa di dalam dan di luar pembelajaran”.
Menurut informan IV pada wawancara tanggal 28 April 2011
mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan penilaian adalah “Penilaian merupakan
proses mengukur kompetensi mahasiswa, menurut saya tujuan penilaian yaitu
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa”. Untuk mengukur kemampuan
mahasiswa seorang pendidik harus dapat mengukur kompetensi mahasiswa sesuai
dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Hal tersebut senada dengan pernyataan
seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011 yang
menyatakan bahwa tujuan penilaian adalah : “untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi peserta didik/maha siswa”. Dengan diketahuinya tingkat
kompetensi yang berhasil dicapai mahasiswa maka akan terlihat seberapa besa r
mahasiswa tuntas dan belum tuntas.
Dari beberapa pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran diperlukan proses penila ian hasil belajar mahasiswa dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Keberhasilan belajar mahasiswa tidak
hanya diukur dari segi penguasaan materi pembelajaran tetapi juga dari segi
kemampuan nyata mahasiswa kaitannya dengan kompetensi yang diajarkan
seperti halnya tingkah laku mahasiswa.
Berikut ini hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan proses
penilaian hasil belajar mahasiswa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
a. Persiapan
Penilaian hasil belajar merupakan proses yang kompleks jadi da lam
pelaksanaan penilaian memerlukan persiapan -persiapan khusus agar dapat
berjalan lancar, adil dan memuaskan. Penilaian memerlukan persiapan -persiapan
baik itu materi, fasilitas maupun rubrik penilaian. Pernyataan tersebut
sebagaimana disampaikan oleh in forman I pada wawancara 16 April 2011
mengatakan bahwa “Yang saya siapkan sebelum penilaian yaitu meng -crosschek
materi yang sudah disampaikan kemudian fasilitas seperti kertas dan media selain
itu saya juga membuat rubrik dulu dalam menilai”. Rubrik merup akan panduan
penilaian jadi agar penilaian berjalan dengan baik lancar dan mudah maka
sebelum penilaian dilakukan perlu dibuat rubrik penilaian. Pernyataan tersebut
juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 18 April 2011
sebagai berikut : “Penilaian dilakukan dengan menggunakan rubrik, jadi assesmen
alternative itu sudah saya siapkan sebelum tes dilakukan. Ketika saya membuat
soal saya usahakan membuat rubrik”. Hal tersebut juga senada dengan pernyataan
informan IV pada wawancara tanggal 28 A pril 2011 sebagai berikut: “Kalo saya
pribadi kalo mau melakukan penilaian tentu saja mempersiapkan kunci dan
kemudian ada kriteria penilaian atau rubriknya”.
Rubrik merupakan panduan dalam penilaian yang menggambarkan
kriteria dari berbagai tingkatan kual itas kemampuan mahasiswa mulai dari yang
paling baik sampai yang kurang baik yang dapat dimanfaatkan untuk menilai hasil
pekerjaan mahasiswa. Untuk mengukur tingkat kompetensi peserta didik, maka
dosen perlu menggunakan rubrik sebagai pedoman dalam pelaksa naan penilaian
hasil belajar.
Sebelum melaksanakan penilaian hasil belajar, sebagai seorang pendidik
perlu mempersiapkan dan membuat kisi -kisi yang tentunya disesuaikan dengan
kompetensi dasar, menyusun test dengan pertimbangan -pertimbangan tertentu.
Hal tersebut dipertegas oleh seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara
23 Mei 2011 yang menyatakan bahwa persiapan sebelum penilaian yaitu :
“Buat kisi-kisi, kisi-kisi wajib kemudian dalam membuat kisi -kisi harusdisesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan indikator -indikatornyadengan lingkup materi ujinya. Setelah itu menyusun test sebagai alat ukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
sesuai dengan waktu yang telah ditentuka n ini terkait dengan jenis tes yangakan digunakan apakah itu essay atau obyektif”.
Penyusunan persiapan-persiapan sebelum penilaian perlu dilakukan, selain itu
agar penilaian dapat berjalan dengan lancar dan dapat dilakukan dengan obyektif
maka perlu menggunakan rubrik. Hal tersebut juga diungkapkan oleh narasumber
(Ketua PPSP) pada wawancara 23 Mei 2011 yang menyatakan bahwa :
“Kalau itu menggunakan bentuk essay itu wajib, tester atau dosen yangmenggunakan itu membuat rubrik wajib itu kan kenapa itu meru pakan suatucara untuk menentukan apakah jawaban dari peserta didik itu sudahmemenuhi kriteria yang ditentukan oleh dosen. Rubrik itu kan sebagaicriteria tapi kalau dia tidak membuat rubrik, dia tidak bisa memberikanpenilaian secara obyektif terhadap ja wabannya”.
Penggunaan rubrik dalam penilaian memberikan dampak yang positif bagi dosen
dan mahasiswa. Dengan adanya rubrik seorang dosen akan lebih mudah dalam
menilai tingkat ketuntasan mahasiswa dalam belajar, karena didalam rubrik
tersusun kriteria-kriteria penilaian sesuai dengan kompetensi dasar. Selanjutnya
apabila penilaian dengan menggunakan rubrik tersebut dilaksanakan maka akan
berdampak pada obyektifitas nilai mahasiswa.
Dari hasil data yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persiapan dosen sebelum melakukan penilaian yaitu selain mempersiapkan soal,
kunci jawaban, membuat kisi-kisi dan menyusun test sebagian dosen juga
mempersiapkan rubrik dalam menilai. Rubrik merupakan panduan dalam menilai
yang didalamnya terdapat kriteria kemampuan mahasiswa dari yang paling baik
sampai yang kurang baik sehingga penyusunan rubrik sangat membantu dalam
menilai.
b. Silabus dan RPP dalam pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen sebagai pendidik
dalam kaitannya dengan kurikulum berbasis kompetensi tidak terlepas dari
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan pedoman bagi pendidik dalam melakukan pembelajaran,
namun pembuatan RPP terdapat pro dan kontra. Sebagaimana yang dituturk an
oleh informan I pada wawancara 16 April 2011 mengata kan bahwa “Dalam
perkuliahan seharusnya ada RPP, namun pada kenyataannya hanya sebagian saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
yang membuat RPP. Di Universitas RPP belum begitu merasuk karena terdapat
pro dan kontra mengenai pembuatan RPP”. rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) merupakan pedoman dalam melakukan pembelajaran namun dalam aplikasi
di perguruan tinggi keberadaan silabus dan rpp terdapat pro dan kontra. Salah satu
penyebab adanya pihak yang menentang adanya RPP yaitu adanya pemahaman
bahwa dalam pembelajaran situasi dan kondisi selalu berubah sehingga
pembelajaran juga tidak selalu sama dengan apa yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi
mengakibatkan persaingan yang makin ketat tentang perlunya penyediaan sumber
daya manusia yang unggul. Untuk mempersiapkan mahasiswa terhadap tuntutan
tersebut maka salah satu hal yang perlu dilakukan oleh seorang dosen yaitu
memperbarui silabus dan RPP karena dimungkinkan terdapat tambahan informasi,
ilmu dan pengetahuan yang dapat dimasukkan dalam silabus dan RPP untuk
pembelajaran. Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan informan II pada
wawancara tanggal 18 Apr il 2011 sebagai berikut : “Jadi karen a diprogramkan
jadi kita perlu mengupdate jadi masing -masing dosen mengupdate silabus dan
RPP yang ada mungkin ada tambahan ilmu dan pengetahuan yang perlu
dimasukkan”. Hal serupa juga dituturkan informan IV pada wawancara tanggal 28
April 2011 sebagai berikut: “Kita semua ada silabusnya semua mata kuliah ada
silabusnya dan semua juga sudah tersimpan diarsip BKK selain masing -masing
dosen memiliki tapi di BKK juga ada arsipnya. Untuk RPP kurang lebih 80 persen
sudah pake”.
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
juga menjelaskan mengenai silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran :
“Sebenarnya tidak hanya guru di SMP, SMA dan SD, diperguruan tinggipundosen wajib membuat silabus, membuat RPP. Dasar hukumnya itu peraturanpemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 20, pendidik wajib menyusunperencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan RPP itu bunyi PP no.19 dan untuk UNS ini sudah dilakukan pelatihan -pelatihan membuatsilabus, membuat RPP, membuat bahan ajar dan khususnya dalam pelatihanpekerti dan AA. Soal itu dilapangan itu nanti jadi kewajiban ketua programdi dalam memonitor dan yang lebih kuat lagi untuk keperluan akreditasiprogram studi itu silabus dan RPPnya dosen itu menjadi dilihat oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
assessor. Jadi sebenarnya silabu s dan RPP itu menjadi kewajiban dariseorang dosen karena apa, dasar silabus dan RPP itu pada PP no. 19 tahun2005 tetapi dasar hukumnya kenapa dosen membuat RPP dan silabus itupada PP UU no 14 tahun 2005 bab 5 pasal 72 ayat 1, beban kerja dosenmencakup tugas pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakanpembelajaran, mengevaluasi pembelajaran mendidik dan melatih,melakukan tugas tambahan melaksanakan penelitian serta melakukanpengabdian masyarakat. Jadi kalau seorang dosen tidak membuat itudisamping dia tidak melaksanakan tugas pokok juga menyalahi peraturantadi”.
Sebagai seorang pendidik, dosen wajib menyusun silabus dan RPP sebagai
pedoman pembelajaran. Dan bagi dosen yang dalam melakukan pembelajaran
tidak menyusun silabus dan rencana pelaks anaan pembelajaran berarti dosen
tersebut menyalahi tugas pokok dosen dan menyalahi PP tahun 2005. Universitas
sebelas maret sebagai lembaga pendidikan tinggi berusaha meningkatkan kualitas
pembelajaran, dalam hal ini universitas sebelas maret menyelenggar akan
pelatihan-pelatihan menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan
materi ajar. Hal tersebut dilakukan agar dosen mampu melaksanakan tugas pokok
sebagai seorang pendidik dalam pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP juga
mendapat perhatian yang serius bagi tim assessor dalam rangka akreditasi
program studi, oleh karena itu dosen wajib menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa meskipun penyusunan silabus dan RP P di perguruan tinggi terdapat pro
dan kontra, namun sebagian besar dosen telah membuat silabus dan RPP sebelum
melakukan pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP baik guru dan dosen
adalah wajib, hal tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah tahun 2005,
sehingga guru dan dosen harus menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Silabus dan RPP merupakan panduan dalam melaksanakan pembelajaran
yang didalamnya terdapat tujuan pembelajaran dan perlu diketahui oleh peserta
didik agar dapat mencapai tujuan tersebut. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh
informan III pada wawancara tanggal 18 April 2011 menyatakan bahwa “Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
diawal perkuliahan selain silabus juga biasanya ada kontrak belajar dan ketentuan -
ketentuan khusus pembelajaran”.
Dalam proses pembelajaran seorang pendidik perlu menyampaikan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh
informan II pada wawancara tanggal 18 April 2011 menyatakan bahwa “Jadi ada
istilahnya pada awal pertemuan ada slide powerpoint khusus yang memang kita
kontrakkan didepan”. Hal tersebut senada dengan pernyataan informan IV pada
wawancara tanggal 18 April 2011 mengatakan bahwa “Tujuan pembelajaran saya
informasikan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan…”. Pada awal
perkuliahan, dosen menyampaikan informasi -informasi mengenai mata kuliah
yang diajarkan. Informasi -informasi tersebut seperti tujuan pembelajaran,
kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam perkuliahan, dan kontrak
belajar dalam perkuliahan. Dosen dapat menggunaka n media powerpoint dalam
menyampaikan informasi-informasi kepada mahasiswa tersebut.
Dari hasil data yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada
proses pembelajaran, seorang pendidik harus menginformasikan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapka n. Informasikan tujuan pembelajaran dan
perkuliahan dilakukan dapat dilakukan pada awal perkuliahan.
c. Unsur yang dinilai
Penilaian memuat beberapa aspek, namun aspek tersebut tergantung dari
kompetensi dasar yang telah dirumuskan. Hal tersebut senada dengan pernyataan
informan I pada wawancara 16 Ap ril 2011 mengatakan bahwa “Aspek -aspeknya
tentu saja melihat dari kompetensi dasar yang dirumuskan didalam setiap awal
pembelajaran”. Sebelum melakukan pembelajaran, dosen menyusun rencana
pembelajaran termasuk didalamnya unsur-unsur yang akan dinilai. Hal tersebut
perlu diketahui sebagai penentuan dan pertimbangan penilaian yang akan
dilakukan.
Dalam melakukan penilaian hasil belajar mahasiswa, seorang dosen
dapat menilai dari beberapa unsur misalnya melalui uji an, tentunya sesuai dengan
kompetensi dasar yang diajarkan selain itu penilaian juga dapat berasal dari
keaktifan mahasiswa mengikuti perkuliahan. Pernyataan tersebut sejalan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pernyataan informan IV pada wawancara tanggal 18 Apr il 2011 sebagai berikut :
“Saya mengambil nilai dari beberapa aspek yaitu dari presensi, keterlambatan,
keaktifan, ujian dan tugas aspek tersebut memiliki bobot yang berbeda -beda”.
Sedangkan menurut informan III pada wawancara tanggal 13 Mei 2011 sebagai
berikut:
“…ada 2 hal yang saya jadikan indikator untuk penilaian di mata kuliahyang saya ampu yang pertama hardskill itu dari kemampuan dia menguasaimateri kemudian yang ke 2 dari softskill biasanya dari pengamatan prosespembelajaran dan juga tingkah laku mahasiswa di dalam dan di luarpembelajaran”.
Untuk mengetahui keberhasilan belajar mahasiswa maka harus ada proses
penilaian. Penilaian merupakan proses mengukur tingkat kompetensi mahasiswa.
Dalam rangka mengukur tingkat kompetensi maka harus jelas hal -hal apa saja
yang akan dinilai. Kompetensi mahasiswa tidak hanya dapat diukur dari
kemampuan mahasiswa menguasai materi, tetapi juga melalui pengamatan dalam
proses pembelajaran. Pengamatan tersebut dapat melalui keaktifan mahasiswa
mengikuti pembelajaran, kehadiran, keterla mbatan, tugas dan praktek.
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
menyatakan bahwa :
“UK misalnya ya, UK itu uji kompetensi, uji kompetensi apa, itu ujikompetensi dasar, setiap kompetensi dasar punya indikator -indikator, nhaitulah yang harus dinilai apakah setiap mahasiswa menguasai kompetensidasar ditunjukkan dengan menguasai indikator -indikator itu, itu yang dinilaiya indikator dari kompetensi dasar yang sudah dirumuskan didalam RPP”.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi di Universitas Sebelas Maret Surakarta,
pembelajaran dalam satu semester dikelompokkan menjadi 4 (empat) kompetensi
dasar/kelompok kompetensi dasar. Dalam kompetensi dasar tersebut terdapat
indikator-indikator yang dijadikan dasar bagi seorang dosen dalam mem berikan
nilai kepada mahasiswa. Kompetensi dasar beserta indikator -indikator tersebut
tercantum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
dosen sebelum proses pembelajaran dimulai.
Dari hasil data yang diperoleh tersebut, dapat disim pulkan bahwa dalam
suatu penilaian hasil belajar terdapat aspek -aspek yang dinilai, aspek-aspek
tersebut sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
itu aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dalam penilaian hasil belajar
aspek-aspek tersebut dapat berupa keaktifan, ujian ataupun tugas. Berbagai aspek -
aspek tersebut sesuai dengan indikator yang ditetapkan sesuai kompetensi dasar
yang sudah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
d. Pelaporan hasil penilaian
Nilai sebagai salah satu bentuk tingkat kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran, jadi selain nilai dilaporkan kepada pengolah nilai, peserta didik
juga harus mengetahui berapa nilai yang telah mereka capai dalam pembelajaran.
Pernyataan tersebut senada dengan informan I pada wawancara 16 April 2011
mengatakan bahwa “Pelaporan dilakukan kepada mahasiswa agar mengetahui
ketuntasan yang dicapai, pelaporan juga dilakukan ke bagian komputer setiap
selesai UKD, namun tidak semua dosen melaporkan nilai tepat waktu ”.
Pelaporan nilai kepada peserta didik dan bagian pengolah perlu
dilakukan, namun pelaporan nilai tersebut tergantung dari soal dan koreksinya.
Hal tersebut senada dengan pernyataan informan II pada wawancara tanggal 18
April 2011 sebagai berikut : “Kalau mahasi swa kan umpan balik jadi kalau
dengan teknik essay yang punya waktu ngoreksinya dengan jumlah mahasiswa
dua kelas seperti ini ya saya dua minggu, kalo ke bagian administrasi kan setiap
UK dilaporkan”. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan informan I II pada
wawancara tanggal 18 April 2011 sebagai berikut: “Kalau saya itu kita kan
langsung ke bagian komputer fakulas ya, dan kepada mahasiswa biasanya saya itu
maksimal dua minggu setelah UK”. Pelaporan nilai hasil belajar dilakukan setelah
nilai tersebut dikoreksi, tergantung dari banyaknya mahasiswa dan waktu yang
tersedia.
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
menyatakan bahwa :
“Menjadi kewajiban seorang dosen laporan utamanya kepada ketuaprogram, itu laporan secara hierar kisnya sebab apa yang nanti akanmenghimpun itu adalah ketua program tapi karena di FKIP inimenggunakan sistem online, ini dilaporkan ke bidang akademik. Bagianakademik disana menggunakan sistem online. Kemudian apa itu setelah itudilaporkan lembaran-lembaran presensi yang ada nilai itu diserahkan kepadaketua program, kalau terjadi komplain itu mahasiswa kepada ketua program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kemudian ketua program mengirim kepada dosennya hierarkisnya begitu.Jadi dosen setelah mengolah wajib nilai mestinya dikirim ke k etua programsupaya mempercepat proses dikirim ke bagian akademik, bagian akademikitulah yang kemudian mengolah ada UK 1, ada UK 2, ada UK 3, ada UK 4tapi lembaran-lembaran nilai itu dikirim ke ketua program untuk digunakansewaktu-waktu ada komplain dari mahasiswa datangnya ke ketua program,kalau masih perlu penjelasan dari dosen mahasiswa disuruh menemuidosennya. Dosen juga mempunyai kewajiban menyampaikan kepadamahasiswa terutama bagi mereka yang nilainya katakanlah kurangmemuaskan”.
Sebagai seorang pendidik, dosen harus melaporkan nilai hasil belajar kepada
mahasiswa sehingga mengetahui tingkat ketuntasan mereka dalam pembelajaran.
Apabila mahasiswa tersebut belum tuntas maka diperkenankan mengikuti
remedial agar tuntas dan dapat mengikuti perkulia han selanjutnya. Selain itu nilai
juga dilaporkan kepada ketua Prodi dan bagian administrasi fakultas. Apabila
terdapat mahasiswa yang mengalami permasalahan dengan nilai yang mereka
peroleh maka dapat menghubungi ketua prodi, dan jika masih memerlukan
penjelasan maka mahasiswa diperkenankan menemui dosen pengampu.
Dari beberapa pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
dosen melaporkan hasil belajar mahasiswa tidak hanya kepada bagian administrasi
fakultas saja, namun dosen juga melaporkan kepada mahasiswa agar menjadi
koreksi terutama bagi mahasiswa yang belum tuntas.
Dosen bertanggungjawab atas nilai hasil belajar mahasiswa sehingga
setiap dosen harus melaporkan/menyetorkan nilai hasil belajar kepada bagian
administrasi fakultas. Menurut inform an III pada wawancara tanggal 28 April
2011 menyatakan bahwa :
“Kalau saya itu kan langsung ke bagian komputer fakultas ya, itu memangdengan prosedur penilaian yang kita lakukan ada beberapa hal yang kurangbegitu sesuai kalau menurut saya, karena misalny a gini dulu waktusosialisasi KBK kita disarankan 1 UKD itu tidak boleh hanya 1 nilaiminimal 2 unsur penilaian bahkan 4 unsur penilaian tapi kita memasukkannilai itu diminta nilai jadi UKD 1, 2, 3, 4 sehingga mungkin ada beberapaorang yang sudahlah hanya 1 nilai saja sama saja dengan 1 tes, lisan yalisan, tugas ya tugas saja. Bahkan ada beberapa temen itu ya sudahlah kalau4 itu hamper sama dengan yang dulu ya, ada kuis, tugas, mid, dan semester.Jadi belum merata pemahaman penerapan KBK”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pelaporkan nilai kepada bagian administrasi fakultas sebagai bentuk tanggung
jawab dosen terdapat ketidaksepahaman karena sosialisasi yang kurang mantap
dan kekurangtegasan fakultas. Sehingga proses pelaporan kepada bagian
administrasi fakultas berbeda -beda. Sedangkan menurut informan II pada
wawancara tanggal 18 April 2011 menyatakan bahwa :
“Kalau dulu karena siakadnya susah ya saya biasanya printout langsungsaya serahkan ke bagian administrasi biar mereka yang entry dan itu nantibiasanya saya suruh ngecek dan sekarang agak dipermudah karena bagianentry hasil nilai sudah ada di jurusan. Dalam menggunakan siakadsebetulnya mudah tapi karena disini internetnya agak lemot nha itu kendaladari dulu sampai sekarang belum juga diatasi jadi dosen mengambil langkahdiprintout aja karena lemot”.
Pelaporan nilai kepada bagian fakultas dilakukan secara online melalui website
siakad. Karena dirasa jaringan hotspot di BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran kurang begitu mendukung akses internet, yang selanjutnya akan
mempengaruhi proses pelaporan penilaian maka perlu adanya perbaikan jaringan
internet khususnya di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran.
Dari hasil data yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat ketidaksepahaman mengenai pelaporan nilai hasil belajar mahasiswa
kepada bagian administrasi fakultas. Hal tersebut karena sosialisasi yang kurang
mantap dan kekurangtegasan bagian admnistrasi. Selain itu sehubungan dengan
pelaporan nilai secara online maka jaringan internet di FKIP yang kurang
mendukung akan mengakibatkan pelaporan yang terhambat.
e. Remidi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kurikulum yang menekankan
pada ketuntasan belajar peserta didik. Mahasiswa apabila setelah menempuh ujian
kompetensi dasar tidak lulus/ tuntas maka diperken ankan untuk mengikuti
pembelajaran remidi. Pernyataan tersebut diungkapkan informan III pada
wawancara tanggal 18 April 2011 sebagai berikut :
“Setiap UKD itu kan akan ada ekspose nilai diberitahu yang sudahmencapai batas minimal penguasaan kompetensi ter sebut minimal kan 60 yakalau kurang dari 60 diberi kesempatan untuk remidi tapi kadang -kadangkan ada juga yang tidak remidi dan sebagainya. Kalau mereka tidak remidikan kita juga tidak bisa memberikan penambahan nilai. Kalau memang diasudah remidi juga tetap nggak bisa tidak bisa dipaksakan, apa ya mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kalau saya pribadi kalau mereka sudah remidi sekali dua kali gak bisa yasudah, tapi memang tetap masih bisa melanjutkan ke KD berikutnya. Jadinanti toh hasilnya kan akan dirata -rata, harapannya mungkin KD lain bisamenutup”.
Kurikulum berbasis kompetensi di UNS, dalam 1 (satu) semester dibagi
menjadi 4 (empat) KD/KKD. Setiap KD diadakan ujian kompetensi dasar/UKD
untuk mengetahui ketuntasan peserta didik, dan mahasiswa perlu diinformasikan
nilai yang mereka peroleh agar bagi yang belum tuntas dapat mengikuti remidi.
Hal tersebut senada dengan pernyataan informan II pada wawancara tanggal 18
April 2011 sebagai berikut : “Kalau dengan kurikulum berbasis kompetensi per
UK setelah dievaluasi ternyata ada yang nggak lulus seperti ini nilainya 56 berarti
saya harus mengumumkan mahasiswa yang remidi”. Pernyataan tersebut senada
dengan pernyataan yang diungkapkan informan I pada wawancara tanggal 16
April 2011 menyatakan bahwa: “Setiap UK nilai dilaporkan kepa da mahasiswa
agar mengetahui ketuntasan yang dicapai, apabila tidak tuntas maka dilakukan
remedial dan apabila dalam ujian remedial masih belum tuntas maka akan
diadakan ujian lagi pada akhir KD 4 (empat) namun tidak dapat memperoleh nilai
maksimal”.
Kurikulum berbasis kompetensi tidak lepas dari adanya pembelajaran
remedial. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membimbing mahasiswa
mencapai penguasaan kompetensi dasar/kelompok kompetensi dasar,
pembelajaran remedial diakhiri dengan uji kompetensi lagi. Pelaksanaan
pembelajaran remedial dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali. Apabila mahasiswa
setelah mengikuti pembelajaran remedial 2 (dua) kali belum mencapai penguasaan
kompetensi dasar maka dilakukan uji kompetensi di akhir semester, dan
mahasiswa yang bersangkutan tersebut diizinkan untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk kompetensi dasar berikutnya.
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
menyatakan bahwa :
“Kalau kita mengikuti alur pembelajaran berbasis kompetensi itu kansebagai pelaksanaan riel dari KBK. Proses pembelajaran nya itu untukmelanjutkan ke KD selanjutnya itu dia harus lulus KD yang mendahului,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
KD 1 lulus baru bisa ke KD 2, KD 2 ke KD 3, karena ini menggunakanacuan atau pendekatan dengan mastery learning. Tap i karena pembelajaranberbasis kompetensi kita kaitannya dengan KBK masih menganut sistemkredit. Nha inilah yang kemudian kita mengkompromikan antara sistemKBK dengan sistem pelaksanaan pendidikan dengan sistem kredit. Kalaunanti itu setiap kali KD remidi sampai semua mahasiswa itu tuntas berartiwaktu yang disediakan kurang. Nha sekarang hanya dibatasi 2 kali remidikalau nanti belum lulus mahasiswa tetap melanjutkan ke KD berikutnyauntuk remidi yang KD 1 tadi nanti setelah diakhir, diatur seperti itu karenaapa karena kita mengakomodasi KBK dalam SKS dan ini mestinya kalauKBK itu murni maju berkelanjutan terus. Jadi mahasiswa yang sudah lulusmaju terus, yang belum lulus remidi, nha karena ini kita maju bersamahanya dibatasi 2 kali kalau belum nanti diakhir kalau belum lulus berartinanti juga tidak lulus karena rata -rata KD 1 2 3 4 itu kurang. Jadi pendapatyang mengatakan bahwa KBK itu semua mahasiswa menjadi lulus, tidak,aturannya tidak seperti itu”.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, mahasiswa dituntut harus tuntas
menguasai kompetensi yang diajarkan sebelum melangkah ke kompetensi
berikutnya. Namun karena kurikulum yang dilaksanakan di UNS merupakan
perpaduan antara kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem kredit semester
maka pelaksanaan belajar tuntas (mastery learning) belum begitu berjalan sesuai
konsep KBK. Pelaksanaan remidi bagi mahasiswa yang belum tuntas pada setiap
selesai UK (uji kompetensi) dibatasi 2 (dua) kali. Dan selanjutnya apabila masih
belum tuntas, diakhir semester diberi remidi lagi. Selanjutnya apabila mahasiswa
yang belum tuntas pada remidi diakhir semester masih belum tuntas, maka tidak
lulus mata kuliah tersebut dan diperkenankan mengulang tahun depan.
Pembelajaran remedial dilaksanakan oleh dosen sebagai bentuk
pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa yang belum tuntas menguasai
kompetensi dasar setelah dilaksanakan uji kompetensi agar mahasiswa menguasai
kompetensi dasar yang diharapkan. Dalam melakukan pembelajaran remedial,
dosen perlu mengetahui keragaman kemampuan m ahasiswa dan penguasaan
materi ajar sehingga dosen dapat menentukan pembelajaran remedial yang tepat
yang akan dilaksanakan. Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu : memberikan pembelajaran ulang, memberikan tugas dengan
bimbingan, pembelajaran tutor sebaya, melaksanakan praktek ulang dengan
bimbingan, dan memberi bimbingan secara individual atau kelompok kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ditemukan bahwa setelah
dilaksanakan ujian kompetensi maka dosen menginf ormasikan kepada mahasiswa
agar mengetahui ketuntasan belajar mereka, sehingga apabila mereka belum
tuntas dapat mengikuti ujian remidi. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan
kurikulum yang mengharuskan peserta didik tuntas pada setiap kompetensi dasar,
namun pada pelaksanaannya apabila mahasiswa dalam mengikuti remidi masih
belum tuntas mereka masih diperkenankan mengikuti kompetensi dasar
berikutnya. Dan diakhir perkuliahan diselenggarakan remidi lagi bagi mahasiswa
yang belum tuntas, selanjutnya apabil a rata-rata nilai mahasiswa masih dibawah
rata-rata maka mahasiswa tersebut tidak lulus.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian dapat dikatakan bahwa
pengertian pembelajaran remedial oleh dosen kurang sesuai dengan pengertian
berdasar pedoman KBK UNS. Dalam pedoman KBK, pembelajaran remedial
dilaksanakan untuk membimbing mahasiswa yang belum tuntas dan selanjutnya
setelah diberi bimbingan mahasiswa diberi uji kompetensi lagi. Sedangkan dalam
hal ini remidi yang dilakukan oleh dosen adalah dengan m emberikan ujian dan
tugas lagi bagi mahasiswa yang belum tuntas tanpa dilakukan bimbingan. Hal
tersebut karena sosialisasi yang kurang mengenai kurikulum berbasis kompetensi
di universitas sebelas maret.
f. Faktor yang menghambat pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian merupakan hal yang tidak mudah dan
membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal tersebut senada dengan pernyataan
informan I pada wawancara 16 Ap ril 2011 mengatakan bahwa “Kalau saya itu
terutama didalam menilai proses, karena kita haru s paham dan hafal mahasiswa,
selain itu kendala waktu, karena kita tugasnya tidak hanya mengoreksi saja ”.
Sebagai seorang dosen yang tugasnya tidak hanya mengajar dan menilai,
tetapi juga bertugas melakukan penelitian, pengabdian masyarakat dan tugas
administratif lainnya. Pernyataan tersebut juga diungkapkan informan II pada
wawancara tanggal 18 April 2011 sebagai berikut :
“Kalau kendala sebetulnya karena kita tugasnya tri darma perguruan tinggitidak hanya mengajar, tidak hanya nilai kendalanya. Kal au saya terus terang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
waktu karena kalau menilai saya tidak akan beranjak dari tempat dudukkalau satu nomer selesai, karena kalau pindah nanti kembali lagi sudah bedalagi, itu kendalanya harus menyempatkan waktu khusus untuk mengoreksi ”
Sebagai seorang pendidik, dosen memliki tugas tri dharma perguruan tinggi yaitu
selain melakukan pendidikan dan pengajaran juga melakukan penelitian serta
pengabdian pada masyarakat. Dengan tugas dosen yang tidak sedikit tersebut,
waktu merupakan kendalanya. Sehingga seoran g dosen perlu mengatur waktu
dengan sebaik-baiknya.
Nilai selain dilaporkan kepada peserta didik juga dilaporkan kepada
bagian pengolah nilai, pelaporan ke bagian pengolah nilai di FKIP harus dikirim
secara online. Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan informan IV pada
wawancara tanggal 28 April 2011 sebagai berikut:
“Kita kan setornya harus online dikirim kebetulan akses internet kitakadang-kadang susah kadang-kadang enggak, siakadnya juga sulit.Keterbatasan sarana dan prasarana dan memang saya gak tau kenapahimbauannya setiap UKD itu diserahkan tapi karena dulu ditolak jadisekarang nanti ajalah”
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
menyatakan bahwa :
“Ini pendapat pribadi lho ya, karena belum ada penelitian tentangbagaimana pelaksanaan KBK dan juga hambatan -hambatan pelaksanaannya,baru akan diteliti oleh salah satu komisi ya, jadi kalau hambatan -hambatanpelaksanaan penilaiannya itu penilaian itu kalau itu mengikuti alur penilaiandan mengikuti rambu-rambu itu sebenarnya tidak ada hambatan, artinya apastrateginya itu setiap selesai KD langsung diadakan penilaian biasanyahambatannya itu karena apa, karena banyaknya kegiatan -kegiatan dosenyang kadang-kadang tidak fokus pada pembelajaran gitu lho, misalnya adayang ditugasi oleh jurusan/prodi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaranlain, kadang-kadang mundur KDnya, kadang-kadang menyita waktu, tapikalau kita mengikuti alur itu tidak terlalu mengganggu. Dari mahasiswa jugakadang ada yang pas uji KD dia gak datang itu ju ga menghambatsebenarnya, kita harus menyelenggarakan sendiri, buat soal sendiri kanbegitu, jadi baik dari mahasiswa atau dosen kadang -kadang ada faktor-faktor penghambat yang tak terduga. Tapi kalau soal memberikan penilaian,kalau kita sudah punya rubrik itu gak masalah, soal essay saya beri nilai 4kalau jawaban mahasiswa itu mengandung ini ini ini nilai 3 kalau ini ini ini,tinggal kita mencocokan saja. Cuma menginterpretasikan jawabanmahasiswa itu kadang-kadang juga hambatan, ada yang jawabannya sing katada yang panjang, itu kan hambatan termasuk menginterpretasikan jawabanmahasiswa dicocokan dengan rubrik itu juga hambatan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Pelaksanaan penilaian akan dapat berjalan dengan baik apabila dapat sesuai
dengan alur dan rencana pembelajaran. Sebagai seora ng dosen, tidak menutup
kemungkinan diberi tugas-tugas lain baik dari prodi atau fakultas. Banyaknya
kegiatan-kegiatan dosen kadang-kadang dapat mengakibatkan tidak focus pada
pembelajaran. Selain itu mahasiswa juga dapat menjadi masalah dalam penilaian,
misalnya waktu diadakan uji kompetensi terdapat beberapa mahasiswa yang tidak
hadir. Hal tersebut menjadi hambatan, karena dosen harus menyelenggarakan uji
kompetensi, membuat soal dan mengoreksi lagi. Selain itu interpretasi jawaban
mahasiswa juga menjadi hambatan dalam meilai, karena keberagaman jawaban
mahasiswa, ada jawaban yang pendek dan juga ada jawaban yang panjang.
Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ditemukan bahwa dalam
proses penilaian tidak terlepas dari adanya hambatan, hambatan pen ilaian yang
dilakukan oleh dosen di BKK PAP selain kendala sarana dan prasarana, jumlah
mahasiswa, lama interpretasi nilai, keaktifan mahasiswa juga kendala waktu
karena dosen tugasnya tri darma perguruan tinggi.
2. Prosedur penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh dosen di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan
Ekonomi FKIP Universitas Sebelas Maret Suarakarta
Langkah-langkah dalam menilai merupakan satu kesatuan yang utuh dan
harus dilaksanakan. Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan informan I pada
wawancara 16 April 2011 mengatakan bahwa “Mulai dari menyusun kisi -kisi,
kompetensi dasar, membuat soal dan kunci jawaban, bobot, nilai menjadi nilai
akhir”.
Penilaian memiliki beberapa langkah, yaitu mulai dari rencana penilaian ,
menghimpun data, verifikasi, mengolah data dan umpan balik. Hal tersebut seperti
yang telah diungkapkan informan III pada wawancara tanggal 28 Apr il 2011
sebagai berikut: “Prosedur penilaian saya meliputi perancangan rencana penilaian,
menghimpun data, verifikasi data, mengolah, memberikan interpretasi dan tindak
lanjut”. Hal senada juga diungkapkan informan II pada wawancara tanggal 18
April 2011 sebagai berikut : “Langkah -langkah penilaian yang saya lakukan mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dari membuat soal dan rubrik, melakukan evaluasi, mengoreksi, menganalisis,
menarik kesimpulan dan yang terakhir umpan balik ”.
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
menyatakan bahwa :
“Jadi sebelum memberikan nilai akhir dosen itu mesti mengoreksi jawabanmahasiswa, kalau itu obyektif jawabannya sudah pasti itu ya, kalau essay ituharus ada rubriknya. Dalam penerapan rubrik itu menurut istilahnyaketentuan dalam mengoreksi essay itu personal untuk seluruh mahasiswa,jadi nomor 1 nomor satu semuanya, nomor 2 nomor 2 se muanya, 3 nomor 3semuanya. Nha ini aturannya karena apa untuk menjaga konsistensi rubric,mengandung ini ini ini, apakah dosen melakukan seperti itu kami tidak tahupersis tapiaturan mengoreksi essay seperti itu untuk menjaga obyektifitas,konsistensinya, baru kemudian setelah itu dosen sesuai dengan beratringannya, sukar mudahnya soal itu diberikan bobot. Jadi nanti memberikanpenilaian itu nilai item soal kali bobot ditambah nilai soal kali bobot dibagijumlah bobot. Jadi misalnya saya membuat nilai ess ay 5, kalau sama sihtidak masalah ya, tapi kalau ada yang katakanlah untuk memberikanmotivasi pada mahasiswa ada yang pinter ada yang siap ada yang tidak, nhaini kan diberi bobot, yang sukar yang sedang, yang mudah. Yang mudahmemberikan motivasi pada mahasiswa yang kurang, atau yang mengalamibanyak hambatan dan yang sukar memberikan memotivasi pada yang pintersehingga perlu pembobotan. Dari itulah nanti kemudian nilai akhir. Jadimisalnya essay 5 obyektif 50 biasanya bobotnya sama jadi nanti setelahessay dikoreksi sendiri obyektif dikoreksi sendiri kemudian dibagi dua baruditemukan nilai akhir untuk setiap KD. Nha nanti nilai akhir kalau itu yangmengambil nilai akhir itu dosen itu biasanya disitulah dosen menerapkankearifan. Maksudnya kearifan itu ada 2 orang mahasiswa rata -raa nilai KD1234 sama-sama 79. Nha dosen akan memberikan A/B kepada dua -duanya,kalau kita mengikuti aturannya 79 itu masih B. tapi si A ini sregep, cukupbagus, rajin, kalau ada tugas tepat waktu. Tapi si B kurang rajin tidak t epatwaktu, sama-sama dapat 79 yang satu bisa mendapatkan bonus karenakerajinannya, kedisiplinannya sebagai afektifnya maka dia bisa dijadikan A,tapi yang 79nya tadi kurang rajin, tidak tepat waktu tapi nilai ujiannya 79maka itu tadi kita menerapkan kea rifan, sering dosen-dosen dalammemberikan kearifan. Kearifan dalam hal ini bukan kearifan yang tidakpunya dasar tapimendasarkan pada kerajinan mahasiswa, kedisiplinankemudian dalam hal mengumpulkan tugas termasuk presentasi. Maka diFKIP ini ada variasi dosen yang mengabsen sendiri ada, presentasi dinilaiada, dilihat sepintas ada. Ini artinya dalam rangka memberikanpertimbangan, karena sekarang itu nilai akhir itu diolah komputer, ya sudahapa adanya nilai itu. Sehingga khusus saya itu untuk nilai KD s udah sayapertimbangkan itu, sudah ada pertimbangan termasuk kerajinannya, waktupresentasi bagaimana jadi nilai KD sudah mempertimbangkan aspek -aspekafektifnya. Karena apa, yang namanya kompetensi itu adalah integrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
antara kemampuan kognitif, afektif d an psikomotorik yang terwujud dalamperilaku sehari-hari”.
Pelaksanaan penilaian meliputi berbagai langkah meliputi perencanaan penilaian
yang tentunya disesuaikan dengan kompetensi dasar, menghimpun data dari
mahasiswa baik menggunakan test ataupun nontes t, mengolah dan interpretasi
serta tindak lanjut. Dalam memberikan mengoreksi, interpretasi jawaban
mahasiswa khususnya pada soal tertulis essay, perlu adanya rubrik dalam menilai.
Selain rubrik sebagai pedoman penilaian, dalam mengoreksi essay juga ada
ketentuannya yaitu apabila mengoreksi jawaban mahasiswa soal nomor 1 (satu)
maka nomor satu semuanya, soal nomor 2 (dua) maka nomor dua semuanya dan
seterusnya. Hal ini dimaksudkan memperkecil bias yang terjadi dalam
mengoreksi.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan hasil penelitian tersebut diatas maka
dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu proses yang sistematis dan
memiliki langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah dalam menilai hasil belajar
mulai dari penyusunan rencana penilaian, menghimpun data, mengoreksi,
menganalisis dan memberikan tindak lanjut.
3. Jenis teknik penilaian yang digunakan dosen di BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam melakukan penilaian hasil
belajar
Penentuan jenis penilaian dalam proses pembelajaran merupakan hal
yang perlu diperhatikan, karena masing -masing mata kuliah memiliki karakteristik
yang berbeda. Hal senada juga diungkapkan oleh informan I pada wawancara 16
April 2011 mengatakan bahwa “Jenis penilaian yang sering saya gunakan yaitu
penilaian praktek dan tertulis dengan alasan saya sesuaikan dengan karakteristik
mata kuliah yang saya ampu”. Dalam menentukan jenis penilaian hasil belajar
mahasiswa perlu disesuaikan dengan karakteistik mata kuliah dan indikator-
indikator dalam kompetensi dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Setiap jenis teknik penilaian masing -masing memiliki keunggulan dan
kelemahan. Sebagai seorang pendidik harus mampu memilih jenis teknik
penilaian yang tepat. Pernyataan tersebut dipertegas informan II pada wawancara
tanggal 18 April 2011 sebagai berikut :
“Kita lihat tingkat karakteristik mahasiswa contoh misal saya akanmemberikan point plus pada mahasiswa yang aktif pada waktupembelajaran. Saya lebih banyak menggunakan jenis penilaian essay ata utertulis karena apa, kalau multiple choice itu hanya gambling kemudiankalau portofolio dia hanya copy paste, jadi memang perpaduan dari unjukkerja dan kreatifitas dia”
Penilaian hasil belajar tidak hanya berdasar pada satu nilai, penilaian dapat
dilakukan dari beberapa sumber dan dapat dilakukan dengan beberapa teknik
penilaian. Sebagaimana diungkapkan oleh informan IV pada wawancara tanggal
28 April 2011 sebagai berikut:
“Kita kan ada 4 UKD ya, kalau saya pribadi itu 1 UKD itu minimal 2 pointnilai yang pertama bisa ujian tertulis kemudian bisa juga dari tugas, bisajuga dari diskusi atau tugas kelompok atau individu. Penentuan jenispenilaian tentu saja disesuaikan dengan materi dan kompetensi yang ingindicapai pada kompetensi itu”.
Seorang narasumber (Ketua PPSP) pada wawancara tanggal 23 Mei 2011
menyatakan bahwa :
“Biasanya produk membuat makalah, kalau saya, saya selingi jadi misalnyauntuk uji KD 2 coba anda membuat makalah yang terkait dengan isi materikajian KD 2. Ada juga yang menggunakan peni laian tertulis, ada yangmenggunakan lisan, ini juga diserahkan sepenuhnya pada dosen sesuaidengan karakteristik mata kuliah. Jadi tidak ada keharusan seorang dosen ituharus lisan, tertulis atau produk tapi disesuaikan dengan karakteristik matakuliah. Biasanya yang paling sering digunakan tertulis dan produk, sekarangini dosen-dosen sudah mulai mengadakan penilaian dengan membuatmakalah, artinya melatih menuangkan idenya didalam tulisan, yang keduamelatih menulis”.
Penentuan jenis teknik penilaian dal am pembelajaran untuk mengukur tingkat
ketuntasan mahasiswa dalam belajar dilakukan oleh dosen dengan pertimbangan -
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut diantaranya pertimbangan
kompetensi yang diajarkan dan karakteristik mata kuliah. Dosen tidak di haruskan
menggunakan jenis penilaian yang sama dengan dosen lainnya dalam menilai,
sehingga dosen dapat menggunakan jenis teknik penilaian yang dirasa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mengukur kemampuan mahasiswa sesuai dengan keinginan dosen tersebut namun
tentu saja mempunyai pert imbangan-pertimbangan tertentu.
Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ditemukan bahwa dalam
pembelajaran seorang pendidik dapat menggunakan beberapa jenis teknik
penilaian karena nilai dapat diambil dari beberapa hal. Penentuan jenis teknik
penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah, namun jenis
penilaian tertulis merupakan jenis penilaian yang lebih sering digunakan oleh
pendidik dalam menguji ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan den gan Kajian Teori
Dalam bagian ini, peneliti menganalisis data yang dikumpulkan di
lapangan, sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dihubungkan dengan
teori yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya, diuraikan sebagai berikut:
1. Proses penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh dosen di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan
Ekonomi FKIP Universitas Sebelas Maret Suarakarta
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh pemahaman dari pihak BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran bahwa pelaksanaan KBK di Universitas
Sebelas Maret sesuai dengan peraturan rektor nomor 553/H27/PP/2009 bahwa
dalam pembelajaran menggunakan kurikulum berbasis kompetensi, namun masih
tetap menggunakan sistem kredit semester (SKS). Kurikulum berbasis kompe tensi
merupakan kurikulum yang menekankan pada ketercapaian/ketuntasan peserta
didik, apabila kurikulum tersebut dipadukan dengan sistem kredit semester maka
pelaksanaannya kurang begitu maksimal. Perpaduan antara kurikulum berbasis
kompetensi dengan sistem kredit semester selain berdasar pada peraturan rektor
nomor 553/H27/PP/2009 juga dalam peraturan pemerintah tahun 2010.
Dalam prakteknya, dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran
dalam pembelajaran mengacu pada peraturan rektor nomor 553/H27/PP /2009.
Kurikulum berbasis kompetensi berdasar sistem kredit semester dilaksanakan
UNS sejak tahun 2009. Dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran
berpendapat bahwa kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan di UNS
bukan murni KBK karena masih d ipadukan dengan SKS. Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pembelajaran tuntas belum begitu terlaksana dengan baik karena waktu yang
tersedia dalam pembelajaran sesuai SKS kurang sesuai, walaupun demikian dosen
di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran tetap melaksanakan kurikulum
sesuai dengan peraturan rektor nomor 553/H27/PP/2009 dan peraturan pemeritah
tahun 2010.
Pedoman pembelajaran berbasis kompetensi UNS tahun 2009
menegaskan bahwa penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung sampai setelah pembelajaran selesai untuk menilai apakah
masing-masing kompetensi dasar sudah dicapai oleh mahasiswa. Di dalam
setiap proses belajar mengajar, diperlukan adanya sistem penilaian. Sesuai
dengan KBK maka sistem penilaiannya pun harus berbasis KBK. Sesuai dengan
karakteristik dari penilaian berbasis KBK itu sendiri kegiatan penilaian di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran dilaksanakan dengan prinsip penilaian
berkelanjutan atau terus menerus sesuai tingkat perkembangan peserta didik
dapat terlihat sejak awal proses belajar mengajar sampai dengan satu periode
pengajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh dosen di BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran dalam pembelajaran mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui
tingkat keberhasilan mahasiswa dalam menguasai kompetensi yang te lah
ditetapkan dalam pembelajaran. Dosen di BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran memandang bahwa kompetensi mahasiswa tidak hanya diukur dari
segi penguasaan materi pembelajaran tetapi juga dari segi kemampuan nyata
mahasiswa kaitannya dengan kompetensi yang diajarkan seperti halnya tingkah
laku mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan konsep kurikulum berbasis
kompetensi yang menekankan pada dampak yang dimiliki mahasiswa setelah
mengikuti pembelajaran, tercermin dalam perilaku dan kemampuan sesuai dengan
kompetensi yang diajarkan selanjutnya diterapkan dan berguna bagi masyarakat.
a. Persiapan
Persiapan merupakan hal pertama yang perlu dilakukan sebelum
melakukan sesuatu hal begitu pula sebelum melakukan penilaian, penilaian hasil
belajar merupakan proses yang kompleks jadi dalam pelaksanaan penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
memerlukan persiapan-persiapan khusus agar dapat berjalan lancar, adil dan
memuaskan.
Persiapan dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran sebelum
melakukan penilaian yaitu selain mempersiapkan soal, kunci jawaban, membuat
kisi-kisi dan menyusun test dosen juga mempersiapkan rubrik dalam menilai.
Rubrik merupakan panduan dalam menilai yang didalamnya terdapat kriteria
kemampuan mahasiswa dari yang paling baik sampai yang kurang baik sehingga
penyusunan rubrik sangat membantu dalam menilai. Namun tidak semua dosen
menggunakan rubrik dalam menilai hasil belajar mahasiswa. Menurut pedoman
pembelajaran berbasis kompetensi UNS tahun 2009 penilaian dengan
menggunakan rubrik sangat membantu dosen agar konsisten dan fair dalam
menilai. Meskipun tidak semua dosen menggunakan rubrik, tetapi sebagian besar
dosen di BKK Pendidikan Admnistrasi Perkantoran telah menggunakan rubrik
dalam menilai.
b. Silabus dan RPP dalam pembelajaran
Silabus dan RPP merupakan pedoman khusus se orang pendidik dalam
melakukan pembelajaran. Didalam RPP mencakup beberapa hal diantaranya yaitu
tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, langkah
pembelajaran, penilaian dan lain -lain. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor
19 tahun 2005 pasal 20, pendidik wajib menyusun perencanaan pembelajaran
dalam bentuk silabus dan RPP.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh pemahaman dari pihak
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran bahwa silabus dan RPP merupakan
pedoman dalam melakukan pem belajaran namun dalam aplikasi di perguruan
tinggi keberadaan silabus dan RPP terdapat pro dan kontra. Salah satu penyebab
adanya pihak yang menentang adanya RPP yaitu adanya pemahaman bahwa
dalam pembelajaran situasi dan kondisi selalu berubah sehingga pe mbelajaran
juga tidak selalu sama dengan apa yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi
mengakibatkan persaingan yang makin ketat tentang perlunya penyediaan sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
daya manusia yang unggul. Untuk mempersiapkan mahasiswa terhadap tuntutan
tersebut maka dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran memperbarui
silabus dan RPP karena dimungkinkan terdapat tambahan informasi, ilmu dan
pengetahuan yang dapat dimasukkan dal am silabus dan RPP untuk pembelajaran.
Dalam prakteknya BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam
melakukan pembelajaran walaupun tidak semua dosen menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran namun sebagian besar dosen telah menyusun
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Unsur yang dinilai
Dari penelitian yang telah dilakukan di BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran di dapat pemahaman bahwa dalam suatu penilaian hasil belajar
terdapat aspek-aspek yang dinilai, aspek-aspek tersebut sesuai dengan apa yang
telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran baik itu aspek kognitif, afektif
maupun psikomotor. Dalam penilaian hasil belajar aspek -aspek tersebut dapat
berupa keaktifan, ujian ataupun tugas.
Dalam prakteknya dosen di BKK Pendidikan Ad ministrasi Perkantoran
dalam menilai terdapat kesesuaian dengan teori menurut Ditjen PMPTK yaitu
penilaian yang berlangsung meliputi beberapa aspek diantaranya yaitu aspek
afektif, kognitif dan psikomotor yang mana aspek -aspek tersebut disesuaikan
dengan indikator-indikator dalam kompetensi dasar yang diajarkan dalam
perkuliahan.
d. Pelaporan hasil penilaian
Seperti yang tercantum dalam pedoman pembelajaran berbasis kompetensi
UNS 2009 bahwa selama proses pembelajaran, hasil penilaian disampaikan
kepada mahasiswa. Nilai sebagai salah satu bentuk tingkat kemampuan peserta
didik dalam pembelajaran. Hasil penilaian ini dijadikan dasar pemberian
treatment kepada mahasiswa oleh dosen. Hal ini dilakukan sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar agar sesuai denga n standar yang telah ditetapkan atau
kompetensi yang ditargetkan akan dicapai. Pada akhir periode pembelajaran hasil
keseluruhan penilaian dilaporkan kepada pimpinan yang kemudian disampaikan
kepada pihak-pihak terkait sampai kepada mahasiswa. Hal ini meru pakan aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
akuntabilitas dosen kepada mahasiswa, orang tua mahasiswa, pengguna kerja,
pimpinan dan masyarakat luas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari informan BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran bahwa pelaporan nilai dilaporkan kepada bagian
komputer dan kepada mahasiswa. Pelaporan kepada bagian komputer dilaporkan
setelah nilai ujian kompetensi dasar selesai, namun karena dalam kurikulum
berbasis kompetensi mahasiswa diharuskan tuntas maka bagi mahasiswa yang
belum tuntas diperkenankan untuk mengi kuti remidi. Pelaksanaan remidi belum
tentu dapat dilakukan satu kali remidi, selain itu pelaksanaan koreksi yang tidak
sedikit sehingga menyebabkan pelaporan nilai terhambat, begitu pula pelaporan
nilai kepada mahasiswa. Selain nilai dilaporkan kepada bag ian komputer nilai
juga dilaporkan kepada mahasiswa kurang lebih satu minggu setelah ujian
dilaksanakan agar mereka mengetahui tingkat kompetensinya khususnya bagi
mereka yang belum tuntas menguasai kompetensi yang diajarkan.
e. Remidi
Seperti yang tercantum dalam Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret
dan pedoman pembelajaran berbasis kompetensi UNS bahwa kurikulum berbasis
kompetensi merupakan kurikulum yang menekankan pada ketuntasan belajar
peserta didik. Mahasiswa apabila setelah menempuh ujian kompet ensi dasar tidak
lulus/tuntas maka diperkenankan untuk mengikuti pembelajaran remidial.
Prakteknya dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam
melaksanakan pembelajaran apabila setelah ujian kompetensi dasar dilaksanakan,
selanjutnya dosen melaporkan nilai kepada mahasiswa kurang lebih satu minggu
setelah ujian dilaksanakan. Apabila dalam pelaporan nilai tersebut terdapat
mahasiswa yang belum tuntas maka mahasiswa tersebut diperkenankan untuk
mengikuti remidi.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, mahasiswa dituntut harus tuntas
menguasai kompetensi yang diajarkan sebelum melangkah ke kompetensi
berikutnya. Namun karena kurikulum yang dilaksanakan di UNS merupakan
perpaduan antara kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem kredit semester
maka pelaksanaan belajar tuntas (mastery learning) belum begitu berjalan sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
konsep KBK. Pelaksanaan remidi bagi mahasiswa yang belum tuntas pada setiap
selesai UK (uji kompetensi) dibatasi 2 (dua) kali. Dan selanjutnya apabila masih
belum tuntas, diakhir semes ter diberi remidi lagi. Selanjutnya apabila mahasiswa
yang belum tuntas pada remidi diakhir semester masih belum tuntas, maka tidak
lulus mata kuliah tersebut dan diperkenankan mengulang tahun depan.
Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa set elah
dilaksanakan ujian kompetensi maka dosen BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran menginformasikan kepada mahasiswa agar mengetahui ketuntasan
belajar mereka, sehingga apabila mereka belum tuntas dapat mengikuti ujian
remidi. Kurikulum berbasis kompete nsi merupakan kurikulum yang
mengharuskan peserta didik tuntas pada setiap kompetensi dasar, namun pada
pelaksanaannya apabila mahasiswa dalam mengikuti remidi masih belum tuntas
mereka masih diperkenankan mengikuti kompetensi dasar berikutnya. Dan diakhir
perkuliahan diselenggarakan remidi lagi bagi mahasiswa yang belum tuntas,
selanjutnya apabila rata-rata nilai mahasiswa masih dibawah rata -rata maka
mahasiswa tersebut tidak lulus.
Selanjutnya didapat bahwa pengertian pembelajaran remedial oleh dosen
di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran kurang sesuai dengan pengertian
berdasar pedoman KBK UNS. Dalam pedoman KBK, pembelajaran remedial
dilaksanakan untuk membimbing mahasiswa yang belum tuntas dan selanjutnya
setelah diberi bimbingan mahasiswa diberi uji kompetensi lagi. Sedangkan dalam
hal ini remidi yang dilakukan oleh dosen adalah dengan memberikan ujian dan
tugas lagi bagi mahasiswa yang belum tuntas tanpa dilakukan bimbingan.
f. Faktor yang menghambat pelaksanaan penilaian
Dalam pelaksanaan sistem penilaian hasil belajar pada KBK tentu tak
semudah dan selancar yang diinginkan, pasti di dalamnya terdapat hambatan atau
kendala yang dihadapi sehingga perlu ditelaah dan sebisa mungkin untuk
dikurangi supaya kegiatan penilaian tersebut dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan kegiatan penilaian hasil
belajar berbasis KBK di Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran menemui beberapa hambatan atau kendala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dalam penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh pemahaman bahwa
dosen BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam mela kukan penilaian hasil
belajar mahasiswa mengalami beberapa hambatan/kendala diantaranya yaitu
kendala sarana dan prasarana, jumlah mahasiswa dan kendala waktu karena dosen
tugasnya tri darma perguruan tinggi. Tugas seorang dosen merupakan tugas yang
tidak mudah, tugas seorang dosen tidak sebatas mengajar saja tetapi juga memiliki
tugas penelitian dan pengabdian masyarakat.
2. Prosedur penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh dosen di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan
Ekonomi FKIP Universitas Sebelas Maret Suarakarta
Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa prosedur/langkah -
langkah yang ditempuh oleh dosen BKK PAP dalam melakukan penilaian hasil
belajar yaitu meliputi langkah-langkah mulai dari :
1. Penyusunan rencana penilaian
2. Menghimpun data
3. Mengoreksi dan menganalisis
4. Memberikan tindak lanjut
Langkah-langkah penilaian yang dilakukan oleh dosen di BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran telah sesuai dengan langkah -langkah
penilaian menurut Anas Sudijono dalam pengan tar evaluasi pendidikan.
Pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh dosen di BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran meliputi berbagai langkah meliputi perencanaan
penilaian yang tentunya disesuaikan dengan kompetensi dasar, menghimpun data
dari mahasiswa baik menggunakan test ata upun nontest, mengolah dan
interpretasi serta tindak lanjut. Dalam memberikan mengoreksi, interpretasi
jawaban mahasiswa khususnya pada soal tertulis essay, perlu adanya rubrik dalam
menilai. Selain rubrik sebagai pedoman penilaian, dalam mengoreksi essay juga
ada ketentuannya yaitu apabila mengoreksi jawaban mahasiswa soal nomor 1
(satu) maka nomor satu semuanya, soal nomor 2 (dua) maka nomor dua semuanya
dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan memperkecil bias yang terjadi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
mengoreksi. Kemudian setelah d ikoreksi selanjutnya dosen mengumumkan
kepada mahasiswa dan memberi tindak lanjut,terutama bagi mahasiswa yang
belum tuntas.
3. Jenis teknik penilaian yang digunakan dosen di BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP
Universitas Sebelas Maret Suarakarta dalam melakukan penilaian hasil
belajar
Dalam penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi semua indikator di uji
dan hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang sudah dikuasai
dan belum tuntas dikuasai o leh peserta didik. Untuk melakukan penilaian pada
kurikulum berbasis kompetensi diperlukan teknik penilaian yang tepat. Penentuan
teknik penilaian yang digunakan berdasarkan kopetensi dasar yang ingin di nilai.
Banyak teknik dan metode yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan belajar perserta didik, baik yang berhubungan dengan
proses belajar maupun hasil belajar. Menurut Mimin Haryati (2007:44) teknik
dalam mengumpulkan informasi hasil belajar tersebut diantaranya penilaian unjuk
kerja, penilaian proyek, penilaian tertulis, penilaian produk, portofolio, sikap dan
penilaian diri.
Penentuan jenis teknik penilaian dalam pembelajaran untuk mengukur
tingkat ketuntasan mahasiswa dalam belajar dilakukan oleh dosen BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran dengan pertimbangan -pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tersebut diantaranya pertimbangan kompetensi yang
diajarkan dan karakteristik mata kuliah. Dosen tidak diharuskan menggunakan
jenis penilaian yang sama dengan dosen lainnya dalam menil ai, sehingga dosen
BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran dapat menggunakan jenis teknik
penilaian yang dirasa dapat mengukur kemampuan mahasiswa sesuai dengan
keinginan dosen tersebut namun tentu saja mempunyai pertimbangan -
pertimbangan tertentu.
Dari penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh pemahaman bahwa
dosen BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam menentukan jenis teknik
penilaian hasil belajar menyesuaikan dengan karakteristik mata kuliah, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
jenis penilaian tertulis merupakan jenis p enilaian yang lebih sering digunakan
oleh dosen dalam menguji ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan analisis yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan dan juga merupakan jawaban pertanyaan
penelitian yang telah diajukan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kurikulum di UNS saat ini merupakan perpaduan antara
kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem kredit semester.
2. Sebelum melaksanakan penilaian hasil belajar dosen di BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran mempersiapkan kisi -kisi, soal, dan sebagian
dosen telah menggunakan rubrik dalam menilai.
3. Dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran menyusun silabus
sebelum menyelenggarakan pe rkuliahan, namun tidak semua dosen
mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
4. Penilaian hasil belajar mahasiswa meliputi berbagai unsur yang mengukur
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Unsur -unsur yang dinilai
tidak hanya berdasar pada kemampuan mahasiswa menguasai materi,
tetapi juga pada keaktifan dan kedisiplinan mahasiswa.
5. Pelaksanaan pembelajaran remidi oleh dosen dilakukan dengan memberi
tugas atau ujian ulang kepada mahasiswa yang belum tuntas tanpa
memberikan bimbingan sesuai dengan pedoman KBK UNS.
6. Dalam penilaian hasil belajar mahasiswa yang dilakukan oleh dosen
memiliki beberapa hambatan, diantaranya yaitu sarana/prasarana dan
waktu. Selain itu jumlah mahasiswa juga menjadi hambatan para dosen
dalam menilai, karena banyak sedikit nya jumlah mahasiswa akan
mempengaruhi cepat lamanya proses mengoreksi/menilai.
7. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa prosedur/langkah -
langkah yang ditempuh oleh dosen BKK PAP dalam melakukan penilaian
hasil belajar meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
b. Menghimpun data
c. Mengoreksi dan menganalisis
d. Memberikan tindak lanjut
8. Dalam menentukan jenis teknik penilaian hasil belajar dosen BKK
Pendidikan Administrasi Perkantoran menyesuaikan dengan karakteristik
mata kuliah, namun jenis penilaian tertulis merupakan jenis penilaian yang
lebih sering digunakan oleh dosen dalam menguji ketercapaian peserta
didik dalam pembelajaran.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, serta berbagai fenomena yang ditemukan
berkaitan dengan penelitian mengenai “Implementasi Penilaian Hasil Belajar
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran, Prodi. Pendidikan Ekonomi, Jurusan P. IPS, FKIP, UNS Surakarta”
dapat dikemukakan implikasi yang ditimbulkan sebagai berikut :
1. Perpaduan kurikulum berbasis kompetensi dengan sis tem kredit semester
membuat jumlah jam tatap muka dosen menjadi bertambah. Hasil
penelitian ini menumbuhkan pemikiran bagi instansi terkait dalam
menyusun kurikulum yang lebih baik lagi.
2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang belum menyeluruh
menumbuhkan pemikiran dan kesadaran bagi dose n dalam melaksanakan
tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik .
3. Penilaian yang mengukur kemampuan afektif, kognitif , dan psikomotor
yang dilakukan oleh dosen dapat menumbuhkan mahasiswa yang
kompeten dan berkepribadian unggul.
4. Jenis penilaian tertulis merupakan jenis penilaian yang lebih sering
digunakan oleh dosen sehingga mengurangi porsi jenis penilaian unjuk
kerja dan penilaian lain.
5. Dengan mengetahui segala hal yang berhubungan dengan masalah
penilaian hasil belajar, peneliti memperoleh pengetahuan mengenai
karakteristik dan pelaksanaannya yang dapat menjadi bekal bila kelak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
menjadi seorang guru.
C. Saran
Berdasarkan implikasi dan hasil penelitian yang dikemukakan di atas
dapat disampaikan saran-saran yang diharapkan dapat dijadikan sebagai
sumbangan pemikiran untuk meningkatkan efektifitas dan mutu pendidikan
khususnya di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran antara lain sebagi berikut:
1. Perlu adanya sosialisasi dan diklat secara mendalam bagi para dosen
terutama tentang penilaian yang berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi.
2. Agar proses pembelajaran dan penilaian bisa dilaksanakan secara maksimal
maka sarana dan prasarana penunjang serta media pembelajaran perlu
dilengkapi.
3. Para dosen diharapkan menggunakan jenis penilaian yang bervariasi agar
diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Agar dalam melakukan penilaian dapat fair maka dosen dalam melakukan
penilaian perlu membuat rubrik penilaian terlebih dahulu.
5. Penyusunan RPP perlu dipertegas bagi dosen, karena merupakan kewajiban
bagi pengajar dan sekaligus sebagai arsip di BKK PAP.
6. Sehubungan dengan tri dharma perguruan tinggi , agar penilaian dan
pembelajaran tetap berlangsung dengan baik maka dosen harus dapat
membagi waktu dengan sebaik-baiknya.