Diare dan dispepsia
description
Transcript of Diare dan dispepsia
+
Diare dan dispepsia
Indra Mahardika Pambudy A.Sonia Ranti Pratiwi P Nur Muhamad Karim Rizkina Inayya Marsya Maryami N Dimas Putra Asmoro
+Ilustrasi kasus Pasien
Nama : Ny. Y
Usia : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Rawa bebek, kota baru
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Pasien masuk ke ruang rawat Rumah Sakit Persahabatan 24/3/2013
+Anamnesis Keluhan Utama
Muntah dan diare sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 bulan SMRS nyeri pada perut bagian atas, hilang timbul, tidak dipengaruhi aktivitas, seperti diremas-remas, tidak menjalar, pasien hanya mengobati dengan minyak angina,keluhan dada seperti terbakar tidak ada.
Pasien juga mengeluh mual tidak disertai muntah. Demam (-),penurunan nafsu makan (-), batuk (-) dan pilek (-).
Buang air besar tidak ada keluhan, konstipasi ataupun cair disangkal. Buang aik kecil tidak ada keluhan. Pasien kemudian berobat ke RS diberikan obat (pasien lupa nama obatnya) keluhan sedikit berkurang, namun masih terdapat rasa mual.
+Anamnesis Sejak 1 hari SMRS keluhan nyeri pada perut yang
semakin memberat yang disertai mual dan muntah, hilang timbul, seperti diremas.
Muntah cairan coklat kehitaman frekuensi >4x/hari, sebanyak 125 cc, riwayat makan buah bit, coklat es krim sebelumnya disangkal, keluhan nyeri dada disangkal. Pasien kesulitan makan karena mual dan muntah.
Pasien juga mengeluhkan diare dengan BAB cair, disertai darah dan lender. Frekuensi BAB 5 x/hari, Bau tidak disadari pasien. Nyeri saat BAB (-). Terdapat penuruan berat badan. Demam, batuk dan pilek (-). Riwayat makan berasal dari luar rumah tidak ada.
Pasien minum menggunakan air PAM, riwayat anggota keluarga atau tetangga yang memiliki keluhan serupa tidak ada. Buang air kecil jernih, tidak nyeri, frekuensi per hari 3x. pasien masih dapat minum. Riwayat mengkonsumsi obat penghilang nyeri yang lama tidak ada.Saat ini keluhan muntah tidak ada, keluhan mual masih ada. Keluhan BAB berdarah sudah tidak ada, frekuensi 2x/hari.
+Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien didiagnosis hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, namun pasien tidak rutin mengkonsumsi obat
Keluhan muntah berwarna coklat sebelumnya tidak ada, BAB berdarah sebelumnya tidak ada
DM (-), sakit liver (-), sakit ginjal (-), sakit kuning (-), sakit jantung (-), sakit paru-paru (-), pengunaan obat yang membuat kencing merah (-), asma (-), alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Diabetes mellitus (-), hipertensi (-), alergi (-), Sakit ginjal (-), sakit jantung (-), sakit liver (-) sakit kuning (-)
Keluhan diare dan muntah di keluarga tidak ada
+Anamnesis
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak, pasien tinggal bersama anak pasien, suami pasien meninggal 3 tahun yang lalu. Pasien tinggal di pemukiman padat penduduk, pembayaran menggunakan KJS.
+Pemeriksaan fisik (25/03/2013)
Tanda Vital
Compos mentis, tampak sakit sedang
TD 140/80 mmHg
Frek nadi 88x/menit, reguler, isi cukup
Frek nafas 18x/menit, reguler
Suhu 36,8°C
TB 150 cm
BB 48 kg
BMI 21,3 kg/m2
+Status generalis
Kepala : Normocefal, deformitas (-)
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva pucat (-/-) sklera ikterik (-/-), mata cekung disangkal
Telinga : deformitas (-) hiperemis (-) nyeri tekan (-)
Hidung : deformitas (-) nyeri tekan (-) sekret (-)
Tenggorokan : arkus faring simetris, tonsil T1-T1, hiperemis (-)
Gigi dan mulut : Oral hygiene baik, terdapat caries
Leher : trakea di tengah, JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba
Paru Inspeksi : simetris statis-dinamis Palpasi : fremitus kanan = kiri Perkusi : sonor/sonor Auskultasi : vesikuler +/+ ronki -/-, wheezing -/-
+Status generalis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba satu jari di linea midclavicula sinistra, sela iga V
Perkusi : batas kiri di linea midclavicula sinistra, sela iga V; batas kanan di linea sternalis dekstra sela iga III
Auskultasi : S1 S2 normal, murmur -/- gallop -/-
Abdomen
Inspeksi : datar, lemas, venektasi (-), spider nevi (-)
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar/limpa tidak teraba, turgor baik
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) 5x/menit
Ekst : akral hangat, edema tidak ada, palmar eritema tidak ada, CRT <2’’
+Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 25/03/2013
Hb 14 / Ht 40% / Eri 453.000 / Leu 13.840 / Trombosit 206.000
MCV 98,7 / MCH 30,9 / MCHC 34,9
Diff count 0,1 / 0 / 92.4 / 4,1 / 3,4
GDS 113
+
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level Fourth Outline
Level Fifth
Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Pemeriksaan penunjangAnalisa feses
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek
Lendir : Positif
Nanah : Negatif
Darah : Negatif
Darah samar feses : negatif
Leukosit : 10-15/Lpb
Eritrosit : 0-2/Lpb
Telur Cacing : Negatif
Amoeba : positif
Urinalisis
Warna : kuning
Kejernihan : jernih
pH : 7
Protein urin : (-)
Glukosa urin : (-)
Keton urin : (-)
Bilirubin : (-)
Urobilinogen : (-)
Nitrit urin : (-)
Darah samar : (+)
LE : (-)
+Ringkasan
Wanita, 56 tahun dating dengan keluhan utama muntah dan diare sejak 1 hari SMRS. Muntah berisi mekanan, frekuensi >4 kali dengan tiap muntah sebanyak 125cc. Pasien kesulitan makan karena mual, Pasein mengalami diare disertai darah dan lendir. Pasien masih dapat minu,. Sejak 5 thn yang lalu pasien didiagnosis hipertensi, namun tidak teratur minum onat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan baik, dari labtoratorium didapatkan analisa feses amoeba (+).
Daftar masalah
Diare akut tanpa dehidrasi e.c amebiases
Sindroma dyspepsia dengan riwayat hematemesis
Hipertensi grade I belum terkontrol
+Pengkajian
1. Diare akut tanpa dehidrasi e.c amebiasis
Atas dasar, sejak 1 hari SMRS pasien mengalami muntah berisi cairan dengan frekuensi >4kali dan diare yang disertai darah dan lender, dengan frekuensi 5 kali/hari. Pasien tidak bias makan, namun masih dapat minum. Frekuensi BAK 3 kali per hari.
Pemeriksaan analisis feses didapatkan leukosit 10-15/Lpb, amoeba positif.
Dipikirkan diare akut tanpa dehidrasi e.c amebiasis
Rencana diagnosis: observasi, cek DPL ulang
Rencana tatalaksana: Metronidazole 3x 500 mg hari ke 1
IVFD NaCl 500cc/2 jam
+2. Sindroma dyspepsia dengan riwayat hematemesis
Atas dasar, sejak 1 bulan SMRS pasien merasakan nyeri diperut bagian atas hilang timbul, mual (+). Sejak 1 hari SMRS pasien mengeluh adanya nyeri perut, mual dan muntah berupa cairan berwarna coklat, frekuensi lebih dari 4 kali per hari, tiap muntah sebanyak 125 cc, riwayat makan buah bit, coklat es krim sebelumnya disangkal, keluhan nyeri dada disangkal.
Dipikirkan pasien mengalami sindroma dyspepsia dengan riwayat hematemesis
Rencana diagnosis: Esophagogastroduodenoscopy, cek DPL ulang
Rencana tatalaksana: domperidone 3x10 mg
Sulcrafate 4xCI
Diet Lunak 1800 kkal
+3. Hipertensi grade I belum terkontrol
Atas dasar, sejak 5 tahun yang lalu pasien didiagnosis hipertensi namun pasien tidak rutin kontrol dan mengkonsumsi obat hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TB 140/80 mmHg, sehingga dipikirkan pasien mengalamai Hipertensi grade I belum terkontrol
Rencana diagnosis: observasi tekanan darah
Rencana tatalaksana : Captopril 2x12,5 mg
+Kesimpulan Wanita, 59 tahun hari perawatan ke 2 dengan diare
akut tanpa dehidrasi e.c amebiasis, sindroma dyspepsia, hipertensi grade I belum terkontrol. Pasien sudah diobati dengan metronidazole 3x 500 mg, domperidone 3x10 mg, sulcrafate 4xCI, captopril 2x 12,5 mg.
Prognosis:
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanactionam : Bonam
+Tinjauan pustaka Diare adalah buang air besar dengan
tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan kandungan air tinja lebih banyak dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lainnya, buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dengan atau tanpa lendir dan darah.
Diare akut menurut WHO 2005 adalah pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari
+Tinjauan pustaka Klasifikasi Diare:
1. Lama waktu diare: akut atau kronik
2. Mekanisme patofisiologi: osmotic atau sekretorik
3. Berat ringannya diare: kecil atau besar
4. Penyebab infeksi: infektif atau non infektif
5. Penyebab organic: organic atau fungsional.
Etiologi diare:
Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 548-56Farthing, et al. World Gastroenterology Organisation practice guideline: Acute diarrhea. 2008
+Mekanisme diare
Diare osmotic disebabkan oleh meningkatnya tekanan osmotic intralumen dari usus halus yang disebabkan obat-obat zat kimia yang hiperosmotik, malabsorbsi atau defek dalam absorbs mukosa usus halus contohnya pada defisiensi disararidase dan malabsorbsi glukosa.
Diare sekretorik diebabkan meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi. Penyebab diare ini adalah infeksi enterotoksin Vibrio cholera atau Escherchia coli, efek obat laksatif dioctyl sodium sulfosuksinat
Defek system pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit: disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+K+ ATPase di enterosit dan absorbs Na+ dan air yang abnormal. Inflamasi dinding usus terjadi produksi mucus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen.
Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 548-56
+Mekanisme diare
+Gejala diare
Camilleri M, Murray JA. Diarrhea and constipation. Dalam: Harrison’s principles of internal medicine. 17th ed. McGraw-Hill, 2008; 247-9
+Gejala khas timbul karena infeksi
+
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level Fourth Outline
Level Fifth
Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Dehidrasi Dehidrasi ringan (hilang
cairan 2-5% BB)
Gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak, pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB)
Turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB)
Tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Penentu derajat dehidrasi:
Keadaan klinis: ringan, sedang, berat
Berat jenis plasma:
Dehidrasi berat: BJ plasma 1,032-1,040
Dehidrasi sedang: BJ plasma 1,028-1,032
Dehidrasi ringan: BJ plasma 1,025-1,028
Pengukuran Central Venous Pressure (CVP)
Bila CVP +4 sd +11 cm H2O: normal
Bila CVP <+4 cm H2O: syok atau dehidrasi
+Rehidrasi
Skor Daldiyono
<3 dan tidak ada syok per oral≥ 3 disertai dengan shock per intravena
+Metronidazole Metronidazole and nitroimidazoles are thought to
produce their bactericidal activity through four phases:
1 - entry into bacterial cell
2 - nitro group reduction
3 - action of the cytotoxic by products
4 - production of inactive end products
the major effect appears with the breakage of the DNAstrand. Therefore, the inhibition of DNA synthesis causes the death of the cell
+Metronidazole
The oral absorption of metronidazole is excellent, with bioavailability reported as >90%
Peak plasma concentration are reached in 1-3 hours
Protein binding is low (10-20%)
The half-life of unchanged drug is 7,5 hours
For moderate to severe intestinal infection:
Metronidazole 750 mg 3 times daily or 500 mg IV every 6 hours for 10 days
Tinidazole, 2 g daily for 3 days
4/14/13
+Dispepsia
4/14/13
+
Definisi : nyeri atau rasa tidak nyaman pada bagian perut atas (Konsensus Roma)
Klasifikasi :
1. Dispepsia organik
2. Dispepsia fungsional
4/14/13
+Dispepsia organik
Merupakan dispepsia yang diakibatkan oleh kelainan organ yang berhubungan
Sering disertai alarm symptoms
Alarm symptoms : penurunan berat badan, anemia, melena, dan muntah prominen
4/14/13
+Dispepsia organik
Dispepsia tukak
keluhan nyeri di ulu hati dan berhubungan dengan makanan
Refluks Gastroesofageal
keluhan rasa terbakar akibat regurgitasi
Ulkus peptik
akibat kerja asam yang mengenai epitel yang rentan
4/14/13
+Dispepsia organik
Penyakit saluran empedu
keluhan mual, muntah, nyeri perut, kembung dan diare berlendir
Dispepsia akibat obat-obatan
penyebab tersering NSAIDS, teofilin, dan antibiotik oral
Gangguan metabolisme
Infeksi H.pylori
4/14/13
+Dispepsia fungsional
Terdapat satu atau lebih rasa setelah makan dari rasa cepat kenyang, nyeri uliu hati, dan rasa terbakar di epigastrium
Tidak terdapat kelainan organik
Keluhan terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum didiagnosis
4/14/13
+Dispepsia fungsional
Patofisiologi
sekresi asam lambung, dismotolitas gastrointestinal, ambang rasa persepsi, disfungsi autonom, hormonal, faktor diet dan lingkungan serta psikologis
4/14/13
+
Sekresi asam lambung
terjadi peningkatan asam lambung --> rasa tidak enak di perut
Dismotilitas gastrointestinal
perlambatan pengosongan lambung, hipomotilitas antrum, gangguan akomodasi lambung
4/14/13
+
Ambang rasa persepsi
akibat hipersensitivitas viseral
Disfungsi otonom
neuropati vagal menyebabkan gagalnya relaksasi bagian proksimal lambung
Hormonal
gangguan hormon motilin
4/14/13
+
Diet dan lingkungan
intoleransi makanan
Psikologis
stress --> penurunan kontraktilitas lambung
4/14/13
+Dispepsia fungsional
1. terdapatnya satu atau lebih rasa setelah makan dari rasa cepat kenyang, nyeri ulu hati, dan rasa terbakar di bagian epigastirum.
2. Tidak terdapat kelainan organik
3. keluhan terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan
4/14/13
+
Gambaran klinis
tipe ulkus : nyeri ulu hati pada malam hari
tipe dismotilitas : kembung, mual, cepat kenyang
tipe non spesifik : tidak ada keluhan dominan
4/14/13
+Dispepsia fungsional
Pemeriksaan penunjang
laboratorium, radiologi, dan endoskopi (untuk membedakan organik atau fungsional)
pH-metri, manometri, dan skintigrafi (patofisiologi)
4/14/13
+Dispepsia fungsional
Pencegahan
1. primer
2. sekunder
3. tertier
4/14/13
+Dispepsia fungsional
Medikamentosa
1. antasid (senyawa magnesium, alumunium, kalsium)
bekerja menetralkan asam lambung dan inaktivasi pepsin sehingga dapat menghilangkan nyeri ulu hati akibat iritasi.
Efek samping : diare, mual, muntah, acid rebound
4/14/13
+
Kontra indikasi : penyakit gagal ginjal
Interaksi obat : penggunaan dengan cimetidine dengan jarak 2 jam dan menghambat tetrasiklin
Diberikan 1 jam setelah makan
Sediaan : Na-bikarbonat tablet 500 mg
Ca-karbonat tablet 600 dan 1000 mg
Masa kerja : 1 jam dan efeknya menetap 3 jam
4/14/13
+
2. penyekat H2 reseptor (ranitidin, simetidin)
bekerja sebagai inhibitor kompetitif histamin di reseptor H2 pada sel parietal lambung --> menekan asam lambung
Bertahan selama 6-8 jam
Waktu paruh : 2,5-3 jam
Indikasi : tukak lambung
Kontra indikasi : hipersensitivitas
4/14/13
+
Sediaan : oral : 150 mg dan 300 mg
injeksi : 50 mg
Efek samping : sakit kepala, konstipasi, mual
3. PPI (omeprazole)
Bekerja dibagian sekretori sel-sel parietal lambung, berikatam dengan H+/K+ ATPase
Menekan asam lambung
Efek samping : sakit kepala, mual, diare
4/14/13
+
Sediaan : tablet 20 mg
Interaksi : menghambat metabolisme oksidatif diazepam, barbiturat dan fenitoin
4. Sitoproteksi (sukralfat, misoprostol)
bekerja dengan meningkatkan pertahanan mukosa tanpa menghambat sekresi asam
Efek samping : konstipasi
Interaksi obat : tidak boleh diberikan dengan antasid
4/14/13
+
Sediaan : tablet 500 mg
5. Prokinetik (metoklopramid, domperidone)
Metoklopramid : efek antidopaminergik di CTZ, dapat meningkatkan motilitas saluran cerna
Konsentrasi puncak : 1-2 jam
Waktu paruh eliminasi : 5-6 jam
4/14/13
+
Indikasi : refluks esofageal, gastroparesis
Ki : obstruksi mekanik, epilepsi
Efek samping : sedatif, mulut kering, lemas, konstipasi, ektra piramidal
Interaksi obat : tidak dapat diberikan dengan obat atropin dan antikolinergik lain, meningkatkan absorpsi parasetamol
Sediaan : 5 dan 10 mg dan anak-anak 0,5 mg/kgBB/hari
4/14/13
+
Domperidone : tidak menembus sawar darah otak, bekerja di reseptor D2.
Konsentrasi puncak plasma : 10-30 menit
Waktu paruh : 7 jam
Indikasi : refluks gastroesofageal
Ki : depresi SSP
Efek samping : sekresi prolaktin --> pembesaran payudara
+Pembahasan
diare akut tanpa dehidrasi pada amebiasis Metronidazol 3 x 500mg/hari IVFD NS 0,9% sebanyak 500cc/2 jam.
Skor Daldiyono 2. Spesies amoeba Entamoeba histolytica. Diagnosis analisa feses Metronidazol menghambat sintesis DNA amebisidal,
bakterisidal, trikomonasidal Metabolisme hati
+ sindrom dyspepsia dnegan riwayat hematemesis
Penyebab rupture varises esofagus/gaser, ulkus peptikum, gastritis erosif.
diagnositik pasti esofagastroduodenoskopi Terapi: Domperidone antiemetic area CTZ (chemoreceptor trigger zone). sukralfat agen sitoprotektif menetralkan asam dan menstimulasi
pengeluaran bikarbonat
+
hipertensi yang belum terkontrol Captopril, yaitu golongan ACE inhibitor,
golongan tiazid, ARB, atau beta bloker, dan CCB
+
4/14/13
+1. Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 548-56
2. Farthing, et al. World Gastroenterology Organisation practice guideline: Acute diarrhea. 2008
3. Camilleri M, Murray JA. Diarrhea and constipation. Dalam: Harrisonfs principles of internal medicine. 17th ed. McGraw-Hill, 2008; 247-9
4. Djojoningrat D. Dispepsia fungsional. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 529-534
5. Anonymous. Dispepsia. diunduh dari repository.usu.ac.id/bitstream/.../Chapter%20II.pdf tanggal 11 Maret 2013 pukul 08.20
6. Domperidone. In Medscape reference drugs, disease, and procedures. Available at http://reference.medscape.com/drug/domperamol-motilium-domperidone-342022
7. National Institute of Health. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7). USA: NIH Publication:2003.
8. Wang CC., Wang AL. Introduction to antiparasitic chemotherapy. Dalam: basic and clinical pharmacology 10th ed. 2007. p346-64
9. Katzung, Clinical Pharmacology, 8th edition, 2002