Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar...
Transcript of Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar...
PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI DENGAN
PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK
GURU BK SMA DI KABUPATEN
KUBU RAYA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan
Oleh :
ABDUL BASITH
NIM 0105513056
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
i
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan judul “Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik
untuk Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya” karya,
Nama : Abdul Basith
NIM : 0105513056
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
telah dipertahankan dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas
Negeri Semarang pada hari Sabtu, tanggal 10 Oktober 2015.
Semarang, Oktober 2015
PANITIA UJIAN
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M. Si Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd
NIP. 196011241984031002 NIP. 195811031986011001
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons Dr. Awalya, M.Pd, Kons
NIP. 195211201977031002 NIP. 196011011987102001
Penguji III
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si
NIP. 195204111978021001
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
Abdul Basith
NIM.0105513056
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
SIKAP PROFESIONAL TUMBUH DARI PRIBADI YANG BERFUNGSI PENUH.
PRIBADI YANG BERFUNGSI SECARA PENUH AKAN MAMPU MENCIPTAKAN
HUBUNGAN YANG BAIK, SALING MENGHARGAI,
DAN MAMPU BEREMPATI KEPADA SESAMA.
PRIBADI YANG BERFUNGSI SECARA PENUH AKAN MEMILIKI KESADARAN
DIRI YANG TINGGI, BERTANGGUNG JAWAB, DAN MAMPU MENCIPTAKAN
MAKNA DALAM KEHIDUPANNYA.
PERSEMBAHAN
Almamater tercinta
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
iv
ABSTRAK
Basith, Abdul. 2015. Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik
untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.
Pembimbinng I Prof. Dr. Sugiyo, M. Si.,Pembimbing II Dr. Awalya, M.Pd.,Kons.
Kata Kunci : pendekatan humanistik, guru bimbingan dan konseling, supervisi.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan dan menganalisis
model faktual supervisi guru BK yang diterapkan pada SMA di Kabupaten Kubu Raya, (2)
menghasilkan model hipotetik supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK
SMA di Kabupaten Kubu Raya, dan (3) menghasilkan model supervisi dengan pendekatan
humanistik yang layak untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan penelitian dan
pengembangan (R&D) dengan berpedoman pada langkah-langkah penelitian dan
pengembangan (research and development) menurut Gall, Gall, and Borg. Prosedur
pengembangan dalam penelitian ini melalui dua tahapan, yaitu (1) tahap studi
pendahuluan, yang terdiri dari studi literatur, studi lapangan, deskripsi dan analisis temuan,
(2) tahap pengembangan, terdiri dari merumuskan model supervisi, validasi ahli, validasi
praktisi dan FGD. Lokasi penelitian yaitu SMA di Kabupaten Kubu Raya.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Pelaksanaan supervisi guru BK masih ditemukan
aspek-aspek kelemahan dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian sehingga berdampak pada ketidak efektifan pelaksanaan supervisi dalam
membantu guru BK meningkatkan kemampuan/ keterampilan dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling, (2) Desain model hipotetik supervisi dengan pendekatan
humanistik dikembangkan atas kebutuhan untuk menghasilkan model supervisi yang lebih
efektif. Desain hipotetik ini terdiri atas delapan komponen utama, yaitu (a) rasional, (b)
visi dan misi, (c) tujuan, (d) asumsi, (e) langkah-langkah, (f) evaluasi, (g) tindak lanjut, (h)
penutup, (3) Berdasarkan hasil uji kelayakan dari ahli dan praktisi melaui instrumen
validasi serta instrumen keterbacaan model pada pelaksanaan focus group discussion
(FGD) maka model supervisi dengan pendekatan humanistik sudah siap digunakan/layak
untuk diimplementasikan. Model yang layak diimplementasikan terdiri dari delapan
komponen, yaitu (a) rasional, (b) visi dan misi, (c) tujuan, (d) isi, (e) prosedur, (f) evaluasi,
(g) tindak lanjut (h) penutup.
v
ABSTRACT
Basith, Abdul. 2015. The development of supervision model using humanistic approach to
improve Senior High School Guidance and Counseling Teacher Professional in Kubu Raya
Regency. First advisor : Prof. Dr. Sugiyo, M.Si., Second advisor : Dr. Awalya, M.Pd.,
Kons.
Keywords : humanistic approach, guidance and counseling teacher, supervision.
The purposes of this study were: (1) to describe and analyze the factual supervision
guidance and counseling teachers which is applied in Kubu Raya Senior High School, (2)
produce hypothetical supervision model using humanistic approach to guidance and
counseling senior high school teacher in Kubu Raya, and (3) produce a model of
supervision using a humanistic approach that is feasible to guidance and counseling
teachers in Kubu Raya.
In this research, I used research and development according to Gall, Gall and Borg.
There are two phases in this research namely (1) the stage of preliminary studies, and (2)
the developmental stage. Procedure development in this research through two phases,
namely (1) the preliminary study stage, which consists of literature studies, field studies,
description and analysis of the findings, (2) the development stage, consisting of
formulating a model of supervision, expert validation, validation practitioners and FGD.
The location of research is Kubu Raya senior high school.
The results showed (1) Implementation of supervision BK teachers still found
aspects of the weakness of the stages of planning, organizing, implementation and control
so that the impact on the ineffectiveness implementation of supervision in helping teachers
BK improve the ability/ skills in providing guidance and counseling services, (2) design
hypothetical model of supervision with a humanistic approach developed on the need to
produce more effective supervision models. Design hypothetical consists of eight main
components, namely (a) rational, (b) the vision and mission, (c) objectives, (d)
assumptions, (e) steps, (f) evaluation, (g) follow-up, (h) finality, (3) Based on the due
diligence of experts and practitioners through the instrument validation and legibility
instrument modeled on the implementation of the focus group discussion (FGD), the
model of supervision with a humanistic approach is ready for use/feasible to implement.
Decent model implemented consists of eight components, namely (a) rational, (b) the
vision and mission, (c) objectives, (d) content, (e) procedures, (f) evaluation, (g) follow-
up, (h) finality.
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya.
Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan
Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik untuk Guru BK SMA di Kabupaten Kubu
Raya”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih
peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.
(Pembimbing I sekaligus Penguji III) dan Dr. Awalya, M.Pd.,Kons (Pembimbing II
sekaligus Penguji II) yang ditengah-tengah kesibukan beliau berdua telah memberikan
bimbingan yang mendalam dengan sabar dan penuh kearifan, selalu bijak dalam menuntun
dan memberikan motivasi mulai dari awal sampai akhir, semoga Allah Swt senantiasa
memberikan kesehatan dan melimpahkan rahmat_Nya.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIRJEN DIKTI) yang telah memberikan
beasiswa BPP-DN calon dosen program pendidikan S2 (Magister) pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat mengikuti pendidikan S2
(Magister) Program Pascasarjana pada perguruan tinggi yang dipimpin.
3. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si selaku Direksi Program Pascasarjana Unnes yang
telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan
penulisan tesis ini
4. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bimbingan dan Konseling sekaligus penguji utama dan Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd
selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling sekaligus
vii
Sekretaris Tim Penguji yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam
penulisan tesis ini.
5. Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M. Si selaku Ketua Pelaksana Ujian Tesis yang
telah membantu terlaksananya ujian tesis yang kondusif.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan
bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.
7. Bapak Drs. Muhammad Yunus, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Kubu Raya yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian
pada SMA di bawah naungan Dinas Pendidikan yang dipimpinnya.
8. Bapak Ramli, S.Pd.,M.Pd selaku pengawas SMA (menaungi bimbingan dan
konseling) yang telah banyak membantu dalam proses penelitian sehingga tesis ini
dapat terselesaikan.
9. Kepala Sekolah dan guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya yang telah kooperatif
dalam pelaksanaan penelitian sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
10. Teman-teman jurusan BK angkatan 2013, terkhusus rombel B Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang, terimakasih selalu ada saat penulis membutuhkan.
11. Ayahanda dan Ibunda, Bapak dan Ibu mertua, istri tercinta serta adik-adik tersayang
atas semua pengorbanan serta doa yang diberikan hingga sampai saat ini.
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis dalam
menyelesaikan draft tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan, baik isi maupun
tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Oktober 2015
Penulis,
Abdul Basith
NIM. 0105513056
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
MOTTO DAN PEMBAHASAN ............................................................................. iii
ABSTRAK............................................................................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
PRAKATA .............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 9
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 10
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 11
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoretis ............................................................................ 11
1.6.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 12
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................ 12
1.8 Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan
1.8.1 Asumsi Penelitian .......................................................................... 13
1.8.2 Keterbatasan Pengembangan ......................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR
2.1 Kajian Pustaka......................................................................................... 15
2.2 Kerangka Teoretis
2.2.1 Manajemen Program Layanan BK ................................................ 20
2.2.2 Konsep Dasar Supervisi................................................................. 25
ix
2.2.3 Pendekatan Humanistik ................................................................. 37
2.2.4 Supervisi dengan Pendekatan Humanistik .................................... 45
2.2.5 Pengawas BK ................................................................................. 50
2.2.6 Guru BK ........................................................................................
2.2.7 Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan
Humanistik..................................................................................... 56
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian..................................................................................... 62
3.2 Prosedur Pengembangan
3.2.1 Tahap Studi Pendahuluan .............................................................. 66
3.2.2 Tahap Pengembangan ................................................................... 67
3.3 Sumber Data dan Subjek Peneletian ....................................................... 68
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 69
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Studi Pendahuluan ......................................................................... 79
4.1.2 Pengembangan Model ................................................................... 86
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Model Faktual Supervisi dengan Pendektan
Humanistik..................................................................................... 128
4.2.2 Pembahasan Model Hipotetik Supervisi dengan Pendektan
Humanistik..................................................................................... 130
4.2.3 Pembahasan Produk Akhir Supervisi dengan Pendektan
Humanistik..................................................................................... 131
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................. 134
5.2 Implikasi.................................................................................................. 135
5.3 Saran........................................................................................................ 135
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 137
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 ........................................... 3
1.2 Data Pelatihan Guru BK ................................................................................... 3
1.3 Data Supervisi Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 ........................... 3
3.1 Matrik Kerangka Penelitian R&D ......................................................................... 68
3.2 Pedoman Wawancara Kondisi Kepengawasan ................................................. 70
3.3 Pedoman Wawancara Need Assesment ............................................................. 73
3.4 Format Lembar Instrumen Validasi Ahli dan Praktisi ...................................... 75
3.5 Format Lembar Instrumen Keterbacaan Model ................................................ 76
4.1 Data Supervisi Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 ........................... 80
4.2 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan................................................. 80
4.3 Hasil Uji Validasi Supervisi dengan Pendekatan Humanistik .......................... 100
4.4 Masukan dan Saran Perbaikan dari Pakar dan Praktisi..................................... 102
4.5 Peserta Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Model Supervisi
dengan Pendekatan Humanistik ........................................................................ 103
4.6 Hasil Instrumen Keterbacaan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik
pada Kegiatan FGD .......................................................................................... 104
4.7 Masukan dan Saran Perbaikan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik
pada Kegiatan FGD .......................................................................................... 107
4.8 Perbandingan Hasil Model Faktual, Model Hipotetik, Model Akhir ................ 132
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir.......................................................................................... 61
3.1 Langkah-langkah Research and Development .............................................. 64
3.2 Desain Ringkas Research and Development ................................................. 66
3.3 Kerangka Penelitian Pengembangan ............................................................. 78
4.1 Data display diagram fishbond tentang kelemahan pelakasanaan
supervisi BK .................................................................................................. 84
4.2 Grafik Penilaian Validasi Ahli dan Praktisi Model Supervisi dengan
Pendekatan Humanistik ................................................................................. 101
4.3 Grafik Penilaian Validasi Ahli dan Praktisi Model Supervisi dengan
Pendekatan Humanistik ................................................................................. 106
/
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Pedoman Wawancara Kondisi Kepengawasan ................................................ 141
2 Catatan Lapangan Wawancara Kondisi Kepengawasan .................................. 143
3 Pedoman Wawancara Need Assesment ............................................................ 145
4 Catatan Lapangan Wawancara Need Assesment .............................................. 146
5 Lembar Instrumen Validator Ahli dan Praktisi ................................................ 154
6 Daftar Hadir Peserta Kegiatan FGD ................................................................. 157
7 Lembar Instrumen Keterbacaan Model ............................................................ 158
8 Hasil Instrumen Keterbacaan Model pada Kegiatan FGD ............................... 161
9 Hasil Masukan dan Saran pada Kegiatan FGD ................................................ 162
10 Dokumentasi Pelaksanaan FGD ....................................................................... 163
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses
pendidikan pada satuan pendidikan, di luar penyelenggaraan mata pelajaran,
muatan lokal, ataupun kegiatan extra kurikuler. Program layanan bimbingan dan
konseling merupakan upaya pengembangan kepribadian peserta didik yang
dilakukan melalui berbagai layanan dan kegiatan pendukung. Layanan bimbingan
dan konseling sebagai komponen penting yang memberikan kontribusi dalam
pembentukan dan pengembangan kompetensi lulusan yang memiliki karakter kuat
dan menguasai soft skill dan hard skill serta menghargai keragaman, daya saing di
area lokal, nasional dan global. Layanan bimbingan dan konseling yang bermutu
tentunya mengandung unsur tujuan, personel, kegiatan-kegiatan, sumber-sumber
yang dibutuhkan, cara melakukan dan evaluasi program.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan tentunya tidak terlepas dari peranan guru BK di
sekolah. Guru berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi
sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik. Oleh karena itu, guru BK dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pokoknya sebagai tenaga pendidik sekaligus pembimbing sehingga dapat bekerja
secara profesional dalam memberikan layanan kepada siswa secara optimal.
1
2
Perkembangan pendidikan saat ini tentunya memberikan tantangan dan
tuntutan tersendiri bagi seorang guru BK, terlebih dengan diberlakukannya
kurikulum 2013. Pada kurikulum tersebut konselor memiliki posisi strategis
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah sebagaimana yang tertuang dalam
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV yang menyatakan bahwa guru
bimbingan dan konseling atau konselor bertugas dan berkewajiban
menyelenggarakan pelayanan yang menagarah pada pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, pelayanan peminatan studi, pelayanan terapeutik, dan pelayanan
diperluas. Kemudian diperkuat lagi dengan dikeluarkannya Permendikbud nomor
111 tahun 2014 tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Karena itu Guru BK harus meningkatkan
dan mengembangkan profesionalitasnya dengan senantiasa melakukan asesmen
terhadap kinerjanya secara berkelanjutan.
Realita saat ini menunjukkan bahwa kepercayaan (trust) terhadap layanan
bimbingan dan konseling sangat rendah padahal kekuatan eksistensi suatu profesi
bergantung kepada public trust (Brigg & Blocher dalam Wibowo, 2002: 22). Ini
tentunya tidak bisa dipersalahkan karena melihat performa konselor di sekolah
yang ditunjukkan dengan kinerja kurang optimal. Agus Taufiq (2011: 1) dalam
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masih banyak guru bimbingan dan
konseling yang memiliki kinerja yang rendah di sekolah, khusus di tingkat SMA.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa 58% guru bimbingan dan
konseling belum bekerja secara profesional. Kecenderungan menunjukkan bahwa
para konselor tidak melakukan usaha yang berkesinambungan untuk
3
meningkatkan kualitas kinerja profesional mereka. Kondisi di atas tentunya tidak
bisa dibiarkan berlarut-larut mengingat tuntutan dalam dunia pendidikan saat ini
yang begitu besar menaruh harapan pada posisi strategis bimbingan dan konseling
di sekolah.
Kondisi guru BK dan layanan bimbingan dan konseling di Kabupaten
Kubu Raya saat ini dapat dilihat dari data yang diperoleh pada saat observasi dan
dokumentasi yang dilakukan peneliti pada Bapak Ramli, S.Pd.,M.Pd selaku
Pengawas tingkat SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya pada Juni 2014.
Tabel 1.1 Data Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014
Jenis
Sekolah
Jumlah
Sekolah
Guru BK Pendidikan
Non BK
Telah
Sertifikasi
Menyusun
PTBK
SMA 19 25 13 5 0
Tabel 1.2 Data Pelatihan Guru BK
No Tingkat Pelatihan Seminar Workshop Keterangan
1 Nasional 2 3 Rata-rata 1x
2 Provinsi 3 2 Rata-rata 1x
3 Kabupaten 7 5 Rata-rata 1x
Table 1.3 Data Supervisi Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014
Jenis Instrumen
Administrasi
Ada
Lengkap
Ada
Kurang
Lengkap
Ada
Tidak
Diisi
Tidak
Ada
Keterangan
Program BK 12 11 - 2
Buku Pribadi Siswa 5 3 - 17
Kartu Kasus 9 - 8 8
Buku Catatan Kasus 11 - 6 8
Peta Kelas 5 - - 20
Peta Siswa 5 - - 20
Sosiogram 5 - - 20
4
Pada tabel 1.1 menunjukkan terdapat 5 orang (20%) guru BK yang sudah
memiliki sertifikat profesional, 13 orang (52%) guru BK yang tidak berlatar
bimbingan dan konseling dan belum ada guru BK yang menyusun PTBK. Data di
atas menggambarkan kondisi guru BK yang tidak memadai, terlihat begitu
minimnya guru BK yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling
sehingga berdampak pada minimnya guru BK berlabel profesional yang telah
sertifikasi dan menyusun PTBK.
Pada tabel 1.2 menunjukkan sedikit sekali guru BK yang mengikuti
kegiatan pengembangan profesi baik berupa seminar maupun workshop di tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten. Ini ditunjukkan dengan 5 orang (20%) yang
mengikuti pelatihan tingkat nasional, 5 orang (20%) yang mengikuti pelatihan
tingkat provinsi dan 12 orang (48%) yang mengikuti pelatihan tingkat kabupaten.
Pada tabel 1.3 menunjukkan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling belum maksimal, ini mengindikasikan bahwa pengaplikasian
profesionalitas guru BK belum optimal sehingga belum berdampak pada mutu
layanan bimbingan dan konseling serta belum bisa menghilangkan persepsi bahwa
layanan bimbingan dan konseling belum memiliki kontribusi dalam sistem
pendidikan di sekolah.
Dari beberapa data di atas menunjukkan bahwa perlu adanya pembinaan
secara intensif bagi setiap guru BK. Pembinaan yang dimaksudkan tentunya dapat
diberikan melalui kegiatan supervisi. Beberapa penelitian yang memperkuat
pentingnya supervisi bagi pengembangan profesionalitas guru BK adalah sebagai
berikut:
5
I Putu Gede Ardika. (2010). mengemukakan hasil penelitian bahwa (1)
terdapat kontribusi supervisi bimbingan konseling terhadap kinerja guru
pembimbing secara signifikan, (2) terdapat kontribusi iklim kerja sekolah
terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan, (3) terdapat kontribusi
motivasi kerja terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan, (4) terdapat
kontribusi secara bersama-sama antara supervisi bimbingan konseling, iklim kerja
sekolah, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan.
Kemudian lebih lanjut Nyman, Scott J and Timothy B. Smith (Journal of
Counseling & Development, 2010) mengemukakan hasil penelitian bahwa dalam
upaya meningkatkan kualitas konselor yang bertanggung jawab atas pelayanan
terhadap klien atau siswa, maka prosedur pengawasan, yang sering dilaksanakan
meliputi pengawasan secara individu dan pertemuan kelompok dan staf
professional berlisensi dengan mengadakan pelatihan. Biasanya melalui pelatihan
juga akan mengembangkan dan memelihara pedoman pengawasan disertai
pengawasan untuk memastikan model yang memadai serta kontinuitas dari
kegiatan pengawasan tersebut untuk menjawab tantangan.
Selanjutnya hasil penelitian Glenn W. Lambie and Shad M. Sias (Journal
of Counseling & Development, 2009) menjelaskan bahwa supervisi untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan seorang konselor yang lebih
konkrit, membutuhkan struktur supervisi dan supervisor yang lebih maju,
mendukung serta memiliki pemikiran yang komprehensif, lebih kolegial pada
lingkungan yang lebih difokuskan kepada peningkatan kemampuan konselor
secara individu.
6
Menurut Sahertian (2008: 17) “supervisi adalah suatu usaha menstimulasi,
mengoordinasi, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di
sekolah, baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran”. Pembinaan profesionalitas
guru BK perlu dirancang secara sistematis dan berkelanjutan. Ini tentunya
memerlukan sunber daya manusia (SDM) yang handal dalam melaksanakan
pembinaan sehingga tujuan supervisi itu sendiri dapat tercapai secara optimal.
Tenaga kependidikan yang berkompeten melakukan supervisi tentunya adalah
pengawas sekolah. Tugas pokok pengawas sekolah adalah membina dan
mengawasi penyelenggaraan pendidikan baik teknis edukatif maupun teknis
administratif pada satuan pendidikan tertentu. Kegiatan supervisi tentunya akan
dapat terlaksana dengan baik apabila supervisor memiliki kompetensi profesional
dalam bidang bimbingan dan konseling (Purwanto, 2009: 85-86).
Supervisi terhadap guru BK dalam layanan bimbingan dan konseling oleh
pengawas maupun kepala sekolah di Kabupaten/Kota merupakan hal yang sangat
penting karenanya harus dilaksanakan secara profesional. Karena itu setiap guru
tentunya wajib mengikuti kegiatan supervisi dikarenakan akan membawa efek
positif terhadap peningkatan profesionalitas guru BK dalam bekerja. Ini sejalan
dengan hasil penelitian Ni Km. Dewi A. N. dkk. (2013: 1) yang menyimpulkan
bahwa terdapat determinasi yang signifikan supervisi bimbingan konseling
terhadap kinerja guru pembimbing, terdapat determinasi yang signifikan iklim
kerja terhadap kinerja guru pembimbing, terdapat determinasi yang signifikan
motivasi kerja terhadap kinerja guru pembimbing, dan terdapat determinasi yang
7
signifikan secara bersama-sama supervisi bimbingan konseling, iklim kerja
sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru BK.
Pelaksanaan supervisi akan membantu guru BK dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya serta dapat mengendalikan kualitas layanan yang diberikan,
meningkatkan profesionalitas, serta sebagai alat untuk memotivasi dalam
mengembangkan kinerja sesuai dengan standar keilmuan khususnya bidang
bimbingan dan konseling. Ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2008: 286) yang
menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan terhadap bimbingan dan konseling di
sekolah secara sistemtatis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kreatif,
kooperatif, dan kekeluargaan akan mampu memantau, menilai, memperbaiki,
meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme guru dalam pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Namun kenyataan di lapangan mengindikasikan bahwa pelaksanaan
supervisi bimbingan dan konseling oleh pengawas dan kepala sekolah belum
sesuai dengan harapan. Berikut terungkap beberapa hal terkait pelaksanaan
supervisi terhadap guru BK di sekolah, yaitu:
1. Supervisi dilakukan oleh pengawas maupun kepala sekolah hanya bersifat
sewaktu-waktu (satu tahun sekali) sehingga belum maksimal.
2. Supervisi yang dilakukan bersifat administratif sehingga aspek akademik
kurang diperhatikan (tabel 1.3). Pengawas hanya mengecek pekerjaan guru
BK tanpa memberikan perbaikan-perbaikan.
3. Model supervisi yang dilakukan saat ini belum efektif dilaksanakan karena
bersifat apa adanya dan tidak direncanakan dengan baik.
8
Fakta di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya pelaksanaan supervisi
BK di sekolah jauh dari ideal padahal supervisi merupakan hal yang sangat
penting dalam mengontrol (controlling) dan pengembangan sumber daya manusia
(human resources development) dalam rangka peningkatan mutu layanan
bimbingan dan konseling di sekolah sehingga harus dilaksanakan secara
berkesinambungan. Sailesh Sharma, dkk. (2011: 1) dari hasil penelitiannya
memberikan penguatan bahwa pengawasan instruksional yang hanya meninjau,
penyelesaian data dan proses hukuman tidak memberikan keuntungan bagi para
guru. Para peserta menekankan untuk melibatkan guru, kepala sekolah, guru mata
pelajaran dan spesialis subjek untuk membuat praktek pengawasan instruksional
lebih bermakna. Temuan menganjurkan untuk pengawasan menjadi pembangunan
yang berkelanjutan.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap mengenai rendahnya kompetensi
profesional guru BK serta pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling di
Sekolah yang belum optimal dilakukan menjadi penguat bagi peneliti untuk
melakukan penelitian tentang “Pengembangan Model Supervisi dengan
Pendekatan Humanistik untuk Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya”. Selain
untuk memperoleh gelar magister pendidikan peneliti juga termotivasi untuk
memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Kubu Raya.
Dengan dikembangkannya model supervisi dengan pendekatan humanistik ini,
peneliti meyakini bahwa pengawas BK akan mampu menggunakannya untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembinaan
terhadap guru BK. Dengan pendekatan humanistik yang digunakan dapat
9
membantu supervisor dalam memberikan supervisi sekaligus terapi kepada para
guru agar lebih profesional dalam bekerja. Ini tentunya akan mampu mengatasi
masalah/kebutuhan serta meningkatkan profesionalitas guru BK dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sehingga bermuara pada
peningkatan mutu layanan yang diberikan untuk peserta didik. Sejalan dengan
hasil penelitian Yakob Payu (2011: 1) yaitu jika menggunakan pendekatan
humanistik untuk kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan "diterima".
Penelitian yang akan dikembangkan memiliki perbedaan yang signifikan
dari bebebrapa penelitian terdahulu yang ada yaitu menggunakan metode research
and development. Peneliti berusaha mengembangkan model supervisi yang sudah
ada namun belum optimal dilaksanakan di lapangan sehingga perlu adanya
pengembangan secara optimal melalui pendekatan humanistik.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas bahwa pelaksanaan supervisi di
Kabupaten Kubu Raya belum terlaksana secara optimal, ini dikarenakan oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Supervisi yang dilakukan cenderung hanya bersifat administratif sehingga
aspek akademik kurang begitu diperhatikan. Akhirnya supervisi yang
dilakukan belum mampu membantu meningkatkan profesionalitas guru BK di
SMA secara komprehensif.
2. Model supervisi yang diberikan oleh pengawas BK di Kabupaten Kubu Raya
belum efektif dilakukan karena bersifat apa adanya (pre memori), kurang
fokus dan konstruktif sehingga pembinaan kurang terstruktur dan sistematis.
10
3. Pelaksanaan supervisi yang diberikan oleh pengwas hanya bersifat umum
tanpa menggunakan pendekatan supervisi yang tepat sehingga tidak terjadi
proses pembinaan secara optimal bagi peningkatan profesionalitas guru BK di
SMA.
1.3 Cakupan Masalah
Agar pembahasan penulis lebih terfokus pada variabel penelitian yang
telah ditentukan, maka penulis perlu dengan jelas memberikan batasan terhadap
masalah penelitian. Dasar dari cakupan masalah penelitian ini bersumber dari
tenaga, waktu, dana dan tempat dilakukannya penelitian. Karena itu, cakupan
yang dibuat peneliti adalah hal-hal yang berfokus pada pengembangan model
supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu
Raya.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan
model supervisi dengan pendektan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten
Kubu Raya?. Masalah utama tersbut dijabarkan dalam rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan supervisi guru BK yang diterapkan pada SMA di
Kabupaten Kubu Raya?
2. Bagaimanakah desain model supervisi dengan pendekatan humanistik untuk
guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya?
11
3. Bagaimanakah kelayakan model supervisi dengan pendekatan humanistik
untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mengembangkan model
supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu
Raya, dengan penjabaran tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis model faktual supervisi guru BK yang
diterapkan pada SMA di Kabupaten Kubu Raya
2. Menghasilkan model hipotetik supervisi dengan pendekatan humanistik untuk
guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.
3. Menghasilkan model akhir supervisi dengan pendekatan humanistik yang
layak untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk
kegiatan-kegiatan penelitian yang berkaitan dengan supervisi guru bimbingan dan
konseling dengan pendekatan humanistik serta bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan dalam bimbingan dan konseling selanjutnya.
12
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat paraktis dalam penelitian ini adalah:
1.6.2.1 Bagi Pengawas BK
Model supervisi dengan pendekatan humanistik yang dihasilkan dapat
mempermudah pengawas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
supervisor untuk melakukan pembinaan terhadap guru BK yang mengalami
permasalahan dalam menjalankan tugas profesionalitasnya dalam layanan
bimbingan dan konseling.
1.6.2.2 Bagi Dinas Pendidikan Kubu Raya
Model supervisi dengan pendekatan humanistik yang dikembangkan dapat
meningkatkan profesionalitas guru BK yang ditunjukkan dengan pelaksanaan
layanan BK di sekolah yang optimal sehingga berimplikasi terhadap peningkatan
mutu pendidikan.
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model supervisi dengan
pendekatan humanistik untuk guru BK SMA. Model yang akan dikembangkan
memiliki beberapa spesifikasi produk, yaitu:
1. Model supervisi guru bimbingan dan konseling dengan pendekatan humnistik
2. Panduan model supervisi guru bimbingan dan konseling dengan pendekatan
humanistik tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
3. Format validasi model supervisi guru bimbingan dan konseling dengan
pendekatan humanistik
13
1.8 Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan
1.8.1 Asumsi Penelitian
Asumsi menjadi acuan pokok dalam mengembangkan model supervisi
dengan pendekatan humanistik serta merupakan dasar dalam menentukan
karakteristik model yang akan dihasilkan. Adapun asumsi yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut:
1. Guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
belum menunjukkan mutu yang baik terutama aktualisasi profesionalitas
sesuai dengan tuntutan profesi, sehingga hal tersebut memerlukan peran
supervisi untuk membantu guru bimbingan dan konseling agar kompetensi
yang dimilikinya dapat dioptimalkan.
2. Guru BK yang sudah memenuhi kualifikasi akademik tidak serta merta
memiliki kompetensi secara utuh yang membuatnya dapat melaksanakan
tugas dan fungsi secara baik, karenanya sangat dibutuhkan supervisi sebagai
kontrol agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan kompetensi
yang utuh sesuai dengan standar keilmuan bimbingan dan konseling secara
komprehensif.
3. Supervisi yang dilaksanakan oleh supervisor bimbingan dan konseling dalam
hal ini adalah Pengawas dan Kepala Sekolah di Kabupaten Kubu Raya hanya
bersifat formalitas dan administratif semata sehingga kurang membantu guru
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kompetensinya sehingga
dibutuhkan model supervisi yang mampu memfasilitasi proses supervisi yang
bersifat akademik.
14
4. Melalui pengembangan model supervisi dengan pendekatan humanistik akan
terjalin suatu hubungan interpersonal yang baik antara pengawas BK dan
guru BK sehingga akan timbul kesadaran diri yang disertai tanggung jawab
samapai dengan kemampuan menciptakan makna dalam bekerja. Ini tentunya
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan
profesionalitas guru BK, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan
layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik.
1.8.2 Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Adapun keterbatasan pengembangan yang dimaksud adalah keterbatasan
desain yang dihasilkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Adapun
keterbatasan tersebut adalah:
1. Model ini hanya dilakukan sampai uji terbatas, yaitu lingkup Kabupaten
Kubu Raya
2. Model supervisi ini dikhususkan untuk guru bimbingan dan konseling tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Kubu Raya, sehingga belum tentu
dapat digunakan di daerah lain.
3. Uji terbatas melalui focus group discussion (FGD) hanya dilakukan pada
Pengawas BK, Kepala Sekolah dan guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.
4. Penelitian ini belum melakukan uji efektifitas sehingga diperlukan uji coba
terbatas maupun secara luas oleh peneliti berikutnya.