Diagnosis Dan Penatalaksanaan Konjungtivitis Purulenta
Transcript of Diagnosis Dan Penatalaksanaan Konjungtivitis Purulenta
Oleh:Andara Amidea Nursani
Syarifah Husna
KEPANITERAAN KLINIK MATA RSUD KABUPATEN SUBANG
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
KONJUNGTIVITIS PURULENTA
Konjungtivitis purulen merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen.
EpidemiologiKonjungtivitis purulen adalah infeksi yang
paling umum terjadi pada bulan pertama kehidupan yang mempengaruhi 2% - 8% bayi yang lahir.
EtiologiInfeksi dari bakteri Neisseria gonorrhoeae . Pada bayi terjadi oleh karena infeksi melalui jalan
lahir dari ibu yang menderita uretritis gonore. Pada orang dewasa, infeksi terjadi akibat "self
inoculation" secara aksidental (tidak disengaja) dari infeksi genital dan juga dapat terjadi karena penularan alat-alat yang terkontaminasi.
Klasifikasi1.Oftalmia neonatorum : pada bayu berusia 1-3 hari2.Konjungtivitis gonore infantum : pada usia lebih dari
10 hari3.Konjungtivitis gonore adultorum : pada orang dewasa
PatofisiologiKonjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. Iritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. Iritasi yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan.
Manifestasi klinisPada bayi dan anakDitemukan kelainan bilateral dengan sekret
kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal.
Pada orang dewasaGambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar. Terdapat juga rasa nyeri pada mata dan dapat disertai dengan tanda-tanda infeksi umum. Biasanya terdapat pada satu mata. Lebih sering terdapat pada laki-laki dan biasanya mengenai mata kanan. Pada orang dewasa infeksi ini dapat berlangsung berminggu-minggu.
Klinis dibagi 3 stadium:1. Stadium Infiltrasi2. Stadium Sekresi Purulen3. Stadium Penyembuhan / Pembengkakan bentuk papel
Pemeriksaan Penunjang1.Sediaan langsung dengan Gram : ditemukan
bakteri diplokokus gram negatif intra dan ekstraseluler
2.Kultur3.Tes oksidasi dan fermentasi4.Tes beta laktamase
Diagnosis banding- Konjungtivitis inklusi : memberikan gambaran
konjungtivitis purulen sedang dengan masa inkubasi 5-10 hari
Penatalaksanaan Isolasi penderita Irigasi mata tiap jam dengan :
- Lar. KMnO4 1/10.000 atau- Lar. Sublimat 1/600 atau- Lar. NaCl Fisiologis
Sulfasetamid tetes mata tiap kali setelah irigasiPada neonatus Antibiotik eyedrops
- Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin (caranya : 10.000 – 20.000 unit/ml) setiap 1 menit dalam 30 menit, lalu setiap 5 menit dalam 30 menit, lalu per jam sampai membaik
Antibiotik sistemik- Penisilin prokain 50.000 U/kgBB intramuskuler selama 5 hari.- Jika resisten terhadap penisilin diberikan cefotaksim 100 mg/kg BB intramuskuler
Antibiotik topikal Tetrasiklin 1% per saat penyakit masih berat, lalu 3 kali sehari selama 14 hari
Pada dewasa Antibiotik sistemik:
- Penisilin prokain G intramuskuler 4,8 juta unit dibagi dalam 2 dosis (2,4 juta unit per dosis) dan diinjeksi pada lokasi berbeda dalam satu kunjungan. Sebelum injeksi penisilin diberikan 1 gram probenesid per oral.- Ampisilin 3,5 gram dosis tunggal per oral ditambah probenesid 1 gram per oral- Spectinomisin 3 gram dosis tunggal intramuskuler- Jika resisten dengan penisilin dan spectinomisin diberikan tetrasiklin 1,5 gram per oral, dilanjutkan 3 kali 500 mg selama 4 hari
Antibiotik topikal- Tetrasiklin setiap 2 jam untuk 2 hari pertama lalu 5 kali sehari sampai membaik
Pencegahanuntuk mengatasi oftalmia neonatorum, yaitu
1.mencegah timbulnya penyakit melalui perawatan antenatal pada orangtua yang terinfeksi
2.tindakan profilaksis sewaktu bayi lahir (Metode Crede)
3.pengobatan terhadap bayi yang telah lahir.
KomplikasiUlkus kornea yang dapat cepat menimbulkan
perforasi, endofthalmitis, panofthalmitis dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi.
PrognosisTergantung cepat lambatnya pengobatan.