Diagnosis Banding KET.doc

5
Diagnosis Banding Pelvic Inflamatory Disease (PID) Suatu spektrum klinis infeksi yang mungkin melibatkan serviks, endometrium, tuba fallopi, ovarium- uterus, ligamentum latum, rongga intraperitoneum, dan daerah perihepatik. PID akut (salpingitis akut) adalah sindroma klinis akut infeksi asendens. PID kronik adalah istilah yang berarti gejala sisa jangka panjang kondisi ini. Patogenesis belum dipahami secara lengkap, tetapi melibatkan infeksi polimikrobial yang terjadi akibat naiknya flora bakteri dari vagina dan serviks. Chlamidia trachomatis dan/atau Neisseria gonorrhoeae dapat dideteksi pada >50% pasien. Patogen ini mungkin bertanggung jawab untuk invasi awal saluran genitelia atas, dengan organism- organisme lain terlibat secara sekunder. 15% dari kasus terjadi setelah suatu prosedur pembedahan (biopsy endometrium, pemasangan IUD) yang merobek sawar mukosa serviks dan secara langsung memindahkan bakteri vagina ke saluran genitelia atas. Penyebab langka pada penyakit radang panggul adalah aktinomikosis dan Tuberkulosis panggul. Wanita dengan resiko tertinggi adalah remaja yang sedang mengalami menstruasi dan memiliki banyak pasangan

Transcript of Diagnosis Banding KET.doc

Page 1: Diagnosis Banding KET.doc

Diagnosis Banding

Pelvic Inflamatory Disease (PID)

Suatu spektrum klinis infeksi yang mungkin melibatkan serviks, endometrium,

tuba fallopi, ovarium-uterus, ligamentum latum, rongga intraperitoneum, dan daerah

perihepatik. PID akut (salpingitis akut) adalah sindroma klinis akut infeksi asendens.

PID kronik adalah istilah yang berarti gejala sisa jangka panjang kondisi ini.

Patogenesis belum dipahami secara lengkap, tetapi melibatkan infeksi

polimikrobial yang terjadi akibat naiknya flora bakteri dari vagina dan serviks.

Chlamidia trachomatis dan/atau Neisseria gonorrhoeae dapat dideteksi pada >50%

pasien. Patogen ini mungkin bertanggung jawab untuk invasi awal saluran genitelia

atas, dengan organism-organisme lain terlibat secara sekunder. 15% dari kasus terjadi

setelah suatu prosedur pembedahan (biopsy endometrium, pemasangan IUD) yang

merobek sawar mukosa serviks dan secara langsung memindahkan bakteri vagina ke

saluran genitelia atas. Penyebab langka pada penyakit radang panggul adalah

aktinomikosis dan Tuberkulosis panggul.

Wanita dengan resiko tertinggi adalah remaja yang sedang mengalami

menstruasi dan memiliki banyak pasangan seksual (meningkatkan resiko 5 kali lipat),

tidak menggunakan kontrasepsi, dan tinggal di daerah dengan prevalensi penyakit

menular seksual (PMS) yang tinggi. Insidens menurun sesuai dengan bertambahnya

usia: 75% pasien berusia <25 tahun. Pembilasan vagina yang sering meningkatkan

risiko sebanyak 3 kali lipat. Wanita premenarke, hamil, atau sudah menopause jarang

terkena PID. Wanita yang menggunakan IUD memiliki risiko yang lebih tinggi, tetapi

metode pelindung (kondom, diafragma) serta kontrasepsi oral akan menurunkan

risiko. Riwayat PID sebelumnya merupakan faktor risiko untuk episode selanjutnya di

masa yang akan datang: 25% dari pasien akan terkena infeksi lain.

Gejala dan tanda berupa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul

merupakan keluhan yang paling sering ditemukan. Meskipun demikian, banyak

wanita mengalami sedikit sekali gejala atau memiliki gejala yang tidak Nampak. 75%

pasien mengalami duh servikal mukopurulen. Perdarahan per-vaginam abnormal,

Page 2: Diagnosis Banding KET.doc

terutama metroragia, sering ditemukan. Sepertiga pasien mengalami demam 380 C.

Mual dan muntah biasanya merupakan gejala tingkat lanjut. 5% pasien mengalami

sindrom fitz-hugh-curtis (inflamasi perihepatik dan perlengketan). Kondisi ini

ditandai oleh nyeri pleuritik kuadran atas dan seringkali salah diagnosis sebagai

pneumonia atau kolesistitis akut.

Malinfestasi klinis PID seringkali kurang jelas sehingga diagnosis sulit

ditegakkan. Hingga 50% pasien yang memenuhi kriteria klinis dan lab untuk PID

mungkin mengalami proses patologis terpisah (appendicitis, endometriosis, ruptur

massa adneksal) atau panggul normal. Kultur endoserviks untuk klamidia dan gonorea

harus dilakukan pada saat pasien datang. Deteksi USG untuk mencari adanya abses,

cairan purulen pada kuldosentesis, dan/atau peningkatanlaju endap darah (LED) dapat

membantu. Metode diagnostik PID akut paling akurat adalah bisualisasi langsung

dengan menggunakan laparoskopi.

Pengobatan PID akut. Pengobatan antibiotic harus dimulai sesegera mungkin.

75% wanita dapat ditata laksana sebagai pasien rawat jalan. Abses tubo ovarium

(ATO) harus segera didrainase. Tatalaksana pasien harus mencakup pengobatan untuk

pasangan pria dan pendidikan untuk pencegahan infeksi ulang. Tata laksana bedah

diindikasikan untuk pasien dengan ruptur ATO atau ATO yang tidak berespons

terhadap terapi konservatif. Setiap upaya harus dilakukan untuk mempertahankan

organ reproduksi juka kesuburan diharapkan. Meskipun demikian, salpingo-

ooforektomi bilateral dengan histerektomi mungkin harus dilakukan.

Infertilitas terjadi pada 10% wanita dengan episode PID akut tunggal dengan

bergantung dengan keparahan infeksi. PRP kronik adalah sindrom nyeri berulang

yang terjadi pada 20% wanita sebagai akibat peradangan. Kehamilan ektopik

meningkat 6 sampai 10 kali lipat. Ruptur ATO memiliki 5-10% risiko kematian

terutama akibat berkembangnya sindrom gawat napas pada pasien dewasa.3,5,6

Tumor Kistik Ovarium

Kista Folikel

Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium dan

biasanya berukuran sedikit lebih besar (3-8 cm) dari folikel praovulasi (2,5 cm). kista

ini terjadi karena kegagalan proses ovulasi (LH surge) dan kemudian cairan

intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Pada beberapa keadaan, kegagalan ovulasi juga

dapat terjadi secara artificial di mana gonadotropin diberikan secara berlebihan untuk

Page 3: Diagnosis Banding KET.doc

menginduksi ovulasi. Kista ini tidak memberikan gejala yang spesifik dan jarang

terjadi torsi, ruptur, ataupun perdarahan. Ada yang menghubungkan kista folikel

dengan gangguan menstruasi (perpanjangan interval antarmenstruasi atau

pemendekan siklus). Kista folikel yang besar dapat dihubungkan dengan nyeri pelvic,

dispareunia, dan kadang-kadang perdarahan abnormal uterus.

Diagnosis ditegakkan apabila melalui pemeriksaan USG dan MRI ditemukan

kista folikel. Sebagian kista dapat mengalami obliterasi dalam 60 hari tanpa

pengobatan. Tatalaksana dapat dilakukan pungsi langsung pada dinding kista dengan

menggunakan peralatan laparoskopi, namun harus dipatikan dulu bahwa kista yang

dilakukan pungsi bukanlah tergolong neoplasma ganas.

Kista Korpus Luteum

Kista luteum terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum atau perdarahan

yang mengisi rongga setelah ovulasi. Terdapat dua jenis kista, yaitu kista granulosa

dan kista teka.

Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah

ovulasi, dinding sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap terbentuknya

vaskularisasi baru, darah terkumpul di tengah rongga membentuk korpus

hemoragikum. Resorbsi darah di ruangan ini menyebabkan terbentuknya kista korpus

luteum. Kista lutein yang persisten dapat menimbulkan nyeri lokal dan tegang dinding

perut yang juga disertai amenorea atau menstruasi terlambat yang menyerupai

gambaran kehamilan ektopik. Kista lutein juga dapat menyebabkan torsi ovarium

sehingga menimbulkan nyeri hebat atau perdarahan intraperitoneal yang

membutuhkan tindakan pembedahan segera untuk menyelamatkan penderita.

Kista teka tidak pernah mencapai ukuran besar. Umumnya bilateral berisi

cairan jernih kekuningan. Kista teka sering kali dijumpai bersamaan dengan ovarium

polikistik, mola hidatiosa, korio karsinoma, terapi hCG dan klomifen sitrat. Tidak

banyak keluhan yang ditimbulkan dan tidak memerlukan tindakan bedah. Walaupun

demikian, bila terjadi ruptur kista dan terjadi perdarahan ke dalam rongga peritoneum

maka diperlukan tindakan laparotomi segera.7