Diadjeng Setya Wardani - Program Studi...
Transcript of Diadjeng Setya Wardani - Program Studi...
Diadjeng Setya Wardani
TUJUAN ASUHAN PERSALINAN • Memberikan asuhan yang memadai
selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Apakah Asuhan persalinan yang baik itu ?
Asuhan :
• Yang menghormati ibu dan pilihannya setelah diberi penjelasan.
• Yang diberikan oleh penolong yang terampil.
• Yang dapat mengantisipasi masalah.
• Yang mempermudah pendeteksian dan penanganan komplikasi secara dini.
• Yang didasarkan pada kenyataan.
Asuhan yang diberikan pada Masa Persalinan
1. Menggunakan praktik PI seperti cuci tangan,
penggunaan sarung tangan, menjaga sanitasi
lingkungan yang sesuai bagi proses persalinan
dan kebutuhan bayi, serta proses ulang peralatan
bekas pakai.
2. Memberikan asuhan yang diperlukan, memantau
kemajuan, dan menolong proses persalinan serta
kelahiran bayi.
Universitas Brawijaya
3. Partograf untuk membuat keputusan klinik, sebagai upaya pengenalan adanya gangguan proses persalinan atau komplikasi dini agar memberikan tindakan yang paling tepat dan memadai.
4. Memberikan asuhan sayang ibu di setiap tahapan persalinan, kelahiran bayi, dan masa nifas
termasuk memberikan penjelasan bagi ibu dan keluarganya tentang proses persalinan dan kelahiran bayi, serta menganjurkan suami atau anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam proses persalinan dan kelahiran bayi.
Universitas Brawijaya
5. Merencanakan dan mempersiapkan rujukan tepat waktu dan optimal bagi ibu di setiap tahapan persalinan dan tahapan saat bayi baru lahir.
6. Menghindari berbagai tindakan yang tidak perlu dan/atau berbahaya seperti kateterisasi urine atau episiotomi secara rutin, amniotomi sebelum pembukaan lengkap, meminta ibu meneran terus menerus, dan pengisapan lendir secara rutin pada bayi baru lahir.
Universitas Brawijaya
7. Melakukan penatalaksanaan aktif kala III untuk
mencegah pendarahan pasca persalinan.
8. Memberikan asuhan segera pada bayi baru lahir
termasuk mengeringkan dan menghangatkan bayi,
pemberian ASI sedini mungkin dan eksklusif,
mengenali tanda - tanda komplikasi, dan
mengambil tindakan yang sesuai untuk
menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir
Universitas Brawijaya
9. Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk
mengenali tanda dan gejala bahaya pada
masa nifas pasa ibu dan bayi baru lahir.
10.Mendokumentasikan semua asuhan yang
telah diberikan.
Universitas Brawijaya
Dukungan kepada ibu
• Penggunaan metoda peringanan rasa
sakit yang non-farmakologis selama persalinan (massase, teknik relaksasi, dsb )
• Menawarkan minuman selama persalinan dan kelahiran
Posisi pada saat persalinan dan melahirkan :
- Beri kebebasan dalam memilih posisi dan pergerakan selama persalinan dan melahirkan.
- Dorong ibu mengambil posisi selain dari terlentang.
Tujuan Asuhan Persalinan 1. Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir
2. Memberikan dukungan pada persalinan normal,
mendeteksi, dan penatalaksanan komplikasi tepat
waktu
3. Memberikan dukungan serta cepat bereaksi
terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan kelahiran bati.
Universitas Brawijaya
Kebijakan Pelayan Asuhan Persalinan
1. Semua persalinan harus dihadiri dan dipantau
oleh petugas kesehatan terlatih
2. Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan
fasilitas memadai untuk menangani
kegawatdaruratan obsterik dan neonatal harus
tersedia 24 jam
3. Obat – obatan esensial, bahan, dan perlengkapan
harus tersedia bagi seluruh petugas terlatih
Universitas Brawijaya
Rekomendasi Kebijakan teknik Asuhan Persalinan dan Kelahiran
1. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus
dimasukkan sebagai bagian dari persalinan bersih
dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau
orang-orang yang hanya memberikan dukungan.
2. Partograf harus digunakan untuk memantau
persalinan dan berfungsi sebagai suatu
catatan/rekam medik untuk persalinan.
Universitas Brawijaya
3. Selama persalinan normal, intervensi hanya
dilaksanakan jika ada indikasi. Prosedur ini bukan
dibutuhkan jika ada infeksi/penyulit.
4. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama
ibu dan bayi.
5. Manajemen aktif kala III, termasuk melakukan
penjepitan dan pemotongan tali pusat.
Memberikan suntikan oksitosin IM, melakukan
penegangan tali pusat terkendali(PTT), dan segera
melakukan masase fundus; hal-hal tersebut harus
dilakukan pada semua persalinan normal.
Universitas Brawijaya
6. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama
ibu minimal 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai keadaan ibu stabil. Fundus harus diperiksa
setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap
30 menit pada jam kedua.
Masase fundus harus dilakukan sesuai kebutuhan
untuk memastikan tonus uterus tetap baik,
pendarahan minimal, dan dapat dilakukan
tindakan pencegahan.
Universitas Brawijaya
7. Selama 24 jam pertama setelah persalinan,
fundus harus sering diperiksa dan dimasase
sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga
dapat diajarkan untuk melakukan masase fundus.
8. Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama
kepala bayi harus segera diselimuti dan
dikeringkan, juga dijaga kehangatannya untuk
mencegah hipotermi.
Universitas Brawijaya
9. Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan
harus disediakan oleh petugas dan keluarga.
Universitas Brawijaya
Prinsip-prinsip Asuhan Kebidanan
1. Memahami bahwa kehamilan, persalinan dan
kelahiran merupakan suatu proses alamiah dan
fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak
melakukan intervensi tanpa adanya indikasi
sebelum menggunakan teknologi canggih.
3. Aman, berdasarkan fakta, dan memberi
konstribusi pada keselamatan jiwa ibu.
Universitas Brawijaya
4. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi
asuhan kesehatan atau lembaga (Asuhan Sayang
Ibu).
5. Menjaga privasi dan kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman,nyaman, dan
didukung secara emosional.
7. Memastikan bahwa ibu mendapatkan informasi,
penjelasan dan konseling yang cukup.
Universitas Brawijaya
8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta
aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat
penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka
dapatkan.
9. Menghormati aspek budaya setempat, kebiasaan,
praktik-praktik adat, dan keyakinan agama.
Universitas Brawijaya
9. Memantau kesejahteraan fisik , psikologis,
spiritual, dan sosial ibu/ keluarganya selama
kehamilan, persalinan/kelahiran anak, dan sampai
40 hari pascapersalinan.
10. Memfokuskan perhatian pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Universitas Brawijaya
Praktek – praktek yg jelas merugikan atau tidak efektif
• Rutin :
- Penggunaan enema secara rutin
- Pencukuran bulu pubis secara rutin
- Infus Intravena secara rutin pada persalinan
- Pemasukaan cateter ke uretra
- Pembilasaan uterus yang rutin setelah melahirkan
- Merogoh uterus secara rutin setelah melahirkan
Universitas Brawijaya
Praktek – praktek yang sering dugunakan tidak tepat / tidak sesuai
• Pembatasan makanan dan minuman selama persalinan
• Pemeriksaan vagina secara berulang – ulang terutama oleh lebih dari satu pemberi asuhan
• Secara rutin memindahkan ibu yang bersalin keruangan lain pada saat permulaan kala dua
• Mendorong ibu meneran ketika pembukaan serviks penuh atau hampir penuh setelah didiagnosis, sebelum ibu merasa ada dorongan untuk meneran
• Menuruti secara kaku ketentuan lamanya kala dua persalinan, misalnya 1 jam, padahal kondisi ibu dan janin adalah baik dan ada kemajuan persalinan
• Pemakaian yang liberal atau rutin episiotomy
• Pemakaian yang liberal atau rutin amniotomy
• Penekanan fundus selama persalinan
• Kateterisasi kantong kemih
Dua Metoda Penata-laksanaan Kala Tiga
• Penata-laksanaan Fisiologis (“pengharapan”) - Oxytocic tidak digunakan - Plasenta lahir oleh gravitas serta upaya ibu itu sendiri - Tali pusat di klem setelah plasenta lahir
• Penata-laksanaan Aktif - Oxytocic diberikan - Tali-pusat diklem - Plasenta dilahirkan dengan penegangan tali pusat secara
terkendali dengan kontra penegangan pada fundus