DETERMINAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA …eprints.ums.ac.id/73518/11/np evi.pdfDETERMINAN...
Transcript of DETERMINAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA …eprints.ums.ac.id/73518/11/np evi.pdfDETERMINAN...
DETERMINAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA
PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE
FEBRUARI 2015 – DESEMBER 2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Oleh :
EVI ASTYANINGRUM
B 300 152 082/I 000 152 082
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANDAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISDAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
:
NASKAH PUBLIKASI
ii
.
iii
1
DETERMINAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA
PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE
FEBRUARI 2015 – DESEMBER 2017
Abstrak
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan pengaruh terbesar dalam perbankan. Tanpa
adanya Dana Pihak Ketiga (DPK) perbanakn tidak dapat melakukan fungsinya
dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independent
yaitu Inflasi, Suku Bunga, Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jumlah Kantor
Bank Umum Syariah terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam kurun waktu
pengamatan selama Februari 2015 – Desember 2017 metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif dan metode analisis data yang
digunakan adalah Error Corection Model (ECM) yang menggunakan data antar
waktu (time series). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji t menunjukkan
secara parsial bahwa pada jangka pendek variabel Inflasi, Suku Bunga, Indeks
Saham Syariah Indonesi (ISSI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dan untuk variabel
Bagi Hasil Deposito Mudharabah dan Jumlah Kantor Bank Umum syariah tidak
berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Untuk jangka panjang
variabel variabel Inflasi, Suku Bunga, Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jumlah Kantor Bank Umum Syariah
signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk variabel Indeks Saham
syariah (ISSI) tidak signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Suku Bunga, Bagi Hasil Deposito
Mudharabah, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), Jumlah Kantor
Abstract
Third party funds is the biggest impact in banking .Without of the fund a third
party perbanakn can not do this function or to good . this study aims to to test the
factors that affecting the amount of third party funds on syariah commercial banks
in indonesia. In this research using the independent variable namely, inflation
interest rates, profit sharing mudharabah, deposits stock index indonesia,
composite shares price index , combined the number of the office syariah
commercial banks against third party funds in the last time an observation for
February 2015 - December 2017 methods used in this research is a method
kuantitaif and data analysis methods being used is error corection model which
used data through time ( time series ). This research result indicates that test t
indicated in partial that in the short term inflation, variable interest rates, Stock
index syariah indonesia, composite shares price index combined significant
impact on third party funds and for the profit sharing mudharabah deposits and the
2
number of the office syariah commercial banks no significant impact on third
party funds. For the long term inflation, variables interest rates, profit sharing
mudharabah, composite shares price index , The number of the office syariah
commercial bank significantly to third party funds ( dpk ) Stock index syariah
indonesia did not significantly to third party funds.
Key Words : third party funds, inflation, interest rate, Stock index syariah
indonesia, composite shares price index, The number of the office
syariah commercial banks.
1. PENDAHULUAN
Bank merupakan lembaga intermediasi bagi nasabah penyimpan dana dan
pembiayaan, disamping fungsi-fungsi lain dalam pelayanan jasa keuangan. Dana
yang diperoleh menjadi tolak ukur utama bahwa bank menjalankan fungsinya
sebagai funding dengan baik demikian juga penyaluran pembiayaan ke sektor-
sektor produktif sebagai fungsi financing.
Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia terbagi menjadi
dua sistem. Pertama, sistem perbankan konvensional menurut Undang-Undang
No 10 tahun 1998 disebutkan bahwa Bank Konvensional adalah bank yang dalam
kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran kepada masyarakat artinya
adalah bank sebagai lembaga keuangan berfungsi menyalurkan dan menyimpan
dana yang ada di masyarakat dan memutarnya dalam suatu siklus untuk
memperoleh keuntungan dan menjalankan administrasinya. Bank konvensional
sebagai lembaga yang mendominasi dengan sistem bunga yang dalam istilah lain
bunga adalah sama dengan riba yaitu tambahan atas nilai pinjaman pokok. Kedua
perbankan menurut undang – undang No 10 tahun 1998 bank syariah adalah
suatu lembaga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam. Bank syariah beroperasi berdasarkan pada prinsip-
prinsip syariah Islam berlandaskan pada Al- Qur’an dan Hadits yang identik
dengan bagi hasil atau larangan riba (suku bunga) dalam berbagai bentuk
transaksi, melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan (Pratiwi dan Asshiddiqi,2015).
3
Tabel 1. Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah (2015-2017)
Kelmpok bank 2015 2016 2017
Bank Umum Syariah
-Jumlah Bank
-Jumlah kantor
12
1.990
13
1.869
13
1.825
Unit Usaha Syariah
-Jumlah bank
-Jumlah Kantor
23
311
21
332
21
344
BPRS
-Jumlah Bank
-Jumlah Kantor
163
446
166
453
167
441
Sumber: www.ojk.go.id (statistik perbankan syariah 2015-2017)
Tabel 1. menunjukkan bahwa tahun 2015-2017 jumlah bank pada Bank
Umum Syariah (BUS) mempunyai jumlah Bank sebanyak 13 bank dan jumlah
kantor mencapai 1.825, Unit Usaha Syariah (UUS) mempunyai jumlah bank 21
bank dan jumlah kantor 344, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
mempunyai jumlah bank 167 dan jumlah kantor 441.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bank adalah
kemampuannya dalam menghimpun dana dari masyarakat, baik beskala kecil
maupun besar tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa, bahkan tidak
berfungsi dan menjadi acuan apakah bank tersebut termasuk bank yang
menguntungkan atau tidak, karena itulah dana termasuk elemen yang paling
utama pada sebuah bank (Rianti dan Asdhiddiqi, 2015).
Menurut peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 Dana Pihak
Ketiga (DPK) adalah dalam bentuk rupiah maupun valuta asing milik pihak ketiga
yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka (deposito). Komposisi
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang di himpun oleh bank syariah terdiri dari giro,
wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Pada tahun 2010 Dana
Pihak Ketiga (DPK) harus di kelola secara optimal agar dapat memberikan ruang
gerak yang cukup bagi pihak perbankan baik dalam aspek pembiayaan maupun
likuiditas, perubahan yang sedikit saja pada tingkat giro, wadiah, tabungan dan
deposito akan berpotensi mempengaruhi performa bank dan tingkat resikonya
(Fauzan dan Akhmad,2016). DPK memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
pembentukan modal bank, sehingga harus di kelola dengan baik dan hati-hati.
4
Grafik 1. Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank
Umum Syariah tahun 2015-2017 (dalam miliar rupiah)
Grafik 1. menunjukkan perkembangan penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK) Bank Umum Syariah (BUS) tahun 2015-2017 mengalami kenaikan pada
setiap tahunya dari tahun 2015 hingga 2017 mencapai 63,33 %.
1.1 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah: apakah Inflasi, Suku Bunga, Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Indeks
Saham Syariah (ISSI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jumlah Kantor
bank uum syariah mempengaruhi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada
Bank Umum Syariah periode Februari 2015 – Desember 2017?
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: dapat mengetahui dan menjelaskan secara persial
determinan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Umum Syariah
(BUS) periode Februari 2015 – Desember 2017.
2. METODE
Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda dengan
pendekatan Model Koreksi Kesalahan atau Error Correction Model (ECM),
dengan langkah-langkah meliputi estimasi parameter model, estimator uji asumsi
klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas residual, uji otokorelasi, uji
heteroskedastisitas. Uji kebaikan model terdiri dari Uji Eksistensi Model dan
Koefisien Determinasi (R2), serta uji validitas pengaruh dengan uji t.
5
Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen adalah Dana Pihak
Ketiga (DPK) pada Bank Umum Syariah sedangkan variabel independen adalah
inflasi, tingakat suku bunga (birate), bagi hasil deposito mudharabah, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), dan
jumlah kantor bank umum syariah. Data yang digunakan merupakan data
sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia melalui laporan keuangan publikasi
bulanan periode Februari 2015 –Desember 2017, dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) melalui publikasi bulanan periode Februari 2015 –Desember 2017. dari
harga penutupan (closing price) pada dunia Investasi setiap akhir bulan mulai dari
periode Februari2015 –Desember 2017. Jenis data yang digunakan adalah data
time series.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan Tabel 2 dan Grafik 2 dapat dilihat perkembangan Dana Pihak Ketiga
pada periode pengamatan Februari 2015 - Desember 2017 mengalami fluktuatif
dari bulan Februari 2015 tercatat 163.158 miliar sampai pada bulan April sebesar
169.399 miliar, mengalami penurunan pada bulan Mei sebesar 164.375 miliar dan
Juni sebesar 162.817 miliar lalu terus mengalami kenaikan selama tahun 2015
tetapi pada awal tahun 2016 mengalami penurunan pada bulan Januari hingga
Februari dan setelah itu terus mengalami kenaiakan hingga bulan September 2017
sebesar 232.345 miliar tetapi pada bulan Oktober 2017 mengalami penurunan
menjadi 229.957 miliar. Selama periode pengamatan Dana Pihak Ketiga (DPK)
kurun waktu Februari 2015 – Desember 2017 dana tertinggi pada bulan Desember
2017 sebesar 238.225 miliar.
6
Tabel 2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum syariah periode
Februari 2015-Desember 2017 (miliar)
2015 2016 2017
JANUARI - 173.230 205.783
FEBRUARI 163.158 173.834 208.429
MARET 165.034 174.779 213.199
APRIL 169.399 174.136 218.944
MEI 164.375 174.354 220.392
JUNI 162.817 177.051 224.420
JULI 165.378 178.769 228.080
AGUSTUS 164.562 178.934 225.440
SEPTEMBER 166.432 198.976 232.345
OKTOBER 165.857 199.462 229.957
NOVEMBER 167.150 202.332 232.656
DESEMBER 174.894 206.407 238.225
Sumber: www.ojk.go.id (data diolah)
Grafik 2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum syariah periode
Februari 2015-Desember 2017 (miliar)
Berdasarkan Tabel 3 dan Grafik 3 menunjukkan bahwa inflasi selama
periode Februari 2015 – Desember 2017 mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Di
Indonesia selama periode pengamatan mencapai puncak tertinggi terjadi pada
bulan Juni dan Juli 2015 sebesar 7,26 % setelah mencapai tingkat tertinggi
kemudian inflasi terus mengalami fluktuatif dan sampai dititik terendah selama
pengamatan yaitu pada bulan Agustus 2016 sebesar 2,79 %.
7
Tabel 3. Perkembangan Inflasi bank umum syariah periode Februari 2015-
Desember 2017 (persen)
2015 2016 2017
JANUARI - 4,14 3,49
FEBRUARI 6,29 4,42 3,83
MARET 6,38 4,45 3,61
APRIL 6,79 3,60 4,17
MEI 7,15 3,33 4,33
JUNI 7,26 3,45 4,37
JULI 7,26 3,21 3,88
AGUSTUS 7,18 2,79 3,82
SEPTEMBER 6,83 3,07 3,72
OKTOBER 6,25 3,31 3,58
NOVEMBER 4,89 3,58 3,30
DESEMBER 3,35 3,02 3,61
Sumber : www.bi.go.id
Grafik 3. Perkembangan Inflasi bank umum syariah periode Februari 2015-
Desember 2017 (persen)
Berdasarkan Tabel 4 dan Grafik 4 dapat dikatakan suku bunga (birate)
Bank Indonesia pada tahun 2015 mengalami kestabilan yaitu sebesar 7,50 % dan
pada awal tahun 2016 bulan Januari mengalami penurunan sebesar 0,25 %
menjadi 7,25% dan pada tahun 2016-2017 mengalami fluktuatif. Suku bunga
(birate) Bank Indonesia selama pengamatan nilai terendah sebesar 4,25% pada
bulan September hingga Desember 2017.
8
Tabel 4. Perkembangan Suku Bunga (birate) Bank Indonesia periode Februari
2015-Desember 2017 (persen)
2015 2016 2017
JANUARI - 7,25 4,75
FEBRUARI 7,50 7,00 4,75
MARET 7,50 6,75 4,75
APRIL 7,50 6,75 4,75
MEI 7,50 6,75 4,75
JUNI 7,50 6,50 4,75
JULI 7,50 6,50 4,75
AGUSTUS 7,50 5,25 4,50
SEPTEMBER 7,50 5,00 4,25
OKTOBER 7,50 4,75 4,25
NOVEMBER 7,50 4,75 4,25
DESEMBER 7,50 4,75 4,25
Sumber : www.bi.go.id
Grafik 4. Perkembangan Suku Bunga (birate) Bank Indonesia periode Februari
2015-Desember 2017 (persen)
Berdasarkan Tabel 5 dan Grafik 5 dapat diketahui perkembangan bagi
hasil deposito mudharabah selama periode pengamatan nilai tertinggi pada bulan
Februari tahun 2015 sebesar 7,98% dan berikutnya mengalami fluktuasi sampai
tahun 2017 dan nilai bagi hasil terendah selama periode pengamatan yaitu sebesar
5,70% pada bulan November 2017.
9
Tabel 5. Perkembangan Bagi hasil Deposito Mudharabah periode Februari 2015-
Desember 2017 (persen)
2015 2016 2017
JANUARI - 7,11 5,96
FEBRUARI 7,98 6,65 5,97
MARET 7,70 6,50 6,07
APRIL 7,45 6,60 6,15
MEI 7,95 6,20 6,16
JUNI 7,51 6,61 6,07
JULI 7,72 6,29 5,90
AGUSTUS 7,50 6,20 5,84
SEPTEMBER 7,64 6,16 6,11
OKTOBER 7,18 4,66 5,91
NOVEMBER 7,14 6,26 5,70
DESEMBER 7,32 6,10 6,05
Sumber : www.ojk.go.id
Grafik 5. Perkembangan Bagi hasil Deposito Mudharabah periode Februari 2015-
Desember 2017 (persen)
Berdasarkan Tabel 6 dan Grafik 6 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
mengalami fluktuatif dalam kurun waktu pengamatan periode Februari 2015-
Desember 2017 dengan nilai terendah pada bulan Oktober 2015 dengan nilai
sebesar 136,025 poin dan nilai tertinggi pad bulan Agustus 2017 sebesar 185,493
poin.
10
Tabel 6. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Februari
2015-Desember 2017 (poin)
2015 2016 2017
JANUARI - 142,301 172,284
FEBRUARI 172,377 148,326 174,505
MARET 172,881 155,255 176,811
APRIL 170,755 158,373 183,111
MEI 167,920 155,203 182,328
JUNI 159,835 160,321 182,786
JULI 156,075 170,521 184,419
AGUSTUS 153,414 178,698 185,493
SEPTEMBER 139,580 176,143 184,558
OKTOBER 136,025 178,492 185,270
NOVEMBER 142,460 172,760 184,273
Sumber: www.duniainvestasi.com
Grafik 6. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Februari
2015-Desember 2017 (poin)
Berdasarkan hasil pengamatan dari Tabel 7 dan Grafik 7 Indeks Harga
Saham Gabungan mengalami nilai terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar
4326,606 poin yaitu pada bulan September dan mengalami nilai tertinggi selama
pengamatan periode Februari 2015 – Desember 2017 sebesar 6121,168 poin pada
bulan desember 2017.
11
Tabel 7. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Februari
2015-Desember 2017 (poin)
2015 2016 2017
JANUARI - 4520,577 5294,895
FEBRUARI 5360,561 4708,736 5370,015
MARET 5443,517 4836,206 5469,824
APRIL 4852,814 5649,746 5649,746
MEI 5232,376 4769,570 5692,101
JUNI 4967,958 4870,630 5744,550
JULI 4856,701 5166,245 5821,848
AGUSTUS 4540,916 5400,498 5844,486
SEPTEMBER 4326,606 5334,381 5865,231
OKTOBER 4517,297 5405,801 5941,404
NOVEMBER 4518,523 5245,673 6038,162
DESEMBER 4501,933 5217,685 6121,168
Sumber : www.duniainvestasi.com (data diolah)
Grafik 7. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Februari
2015-Desember 2017 (poin)
Berdasarkan tabel 8 dan grafik 8, Perkembangan jumlah kantor bank
umum syariah selama periode pengamatan Februari 2015- desember 2017 yaitu
sepanjang tahun 2015 jumlah kantor bank syariah terus mengalami penurunan dari
februari 2015 sebesar 2.156 unit dan desember 2015 sebesar 1990 unit jadi
sepanjang tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 166 unit. Pada tahun 2016
12
hingga tahun 2017 mengalami penurunan juga tetapi secara fluktuatif sehingga di
akhir periode pengamatan jumlah kantor pada bank umum syariah jumlah kantor
mencapai 1.825 unit kantor bank umum syariah.
Tabel 8. Perkembangan Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum Syariah
periode Februari 2015-Desember 2017 (unit)
2015 2016 2017
JANUARI - 1.970 1.681
FEBRUARI 2.156 1.926 1.872
MARET 2.150 1.918 1.849
APRIL 2.147 1.869 1.841
MEI 2.133 1.844 1.850
JUNI 2.123 1.807 1.849
JULI 2.120 1.799 1.849
AGUSTUS 2.085 1.776 1.837
SEPTEMBER 2.043 1.897 1.850
OKTOBER 2.018 1.885 1.837
NOVEMBER 2.000 1.854 1.817
DESEMBER 1.990 1.869 1.825
Sumber: www.ojk.go.id
Grafik 8. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum Syariah periode Februari
2015-Desember 2017 (unit)
13
3.2 Hasil
Tabel 9. Hasil Model Ekonometri
2.926958 - 0.011491∆INFt - 0.007125∆BIRATEt +0.020735∆BHDt
(0.1834) (0.7184) (0.0887)
-0.003510∆LnISSIt -0.064729 ∆LnIHSGt + 0.250083 ∆LnJKt -
(0.9831) (0.5428) (0.0912)
0.292186INFt-1 -0.323821 BIRATEt-1 -0.249802 BHDt-1 -0.351862
( 0.0157)*** (0.0184)*** (0.0343)***
LnISSIt-1 -0.248496 LnIHSGt-1 -0.190462 LnJKt-1 + 0.281068
(0.1644) (0.0738)*** (0.3511)
ECTt
(0.0210)***
Uji Diagnosis
(1) Multikolinieritas (VIF)}
DINF = 1,749088; DBIRATE = 1,972007; DBHD = 2,746196; DLnISSI
= 2,441396; DLnIHSG = 3,077247; DLnJK =1,768959
INF(-1) = 2810,038; BIRATE(-1) = 2859,866; BHD(-1) = 749,8459;
DLnISSI (-1)= 51,30708; DLnIHSG (-1) = 14,96957
(2) Normalitas (Jarque Bera)
2(2) = 0,154907; Sig.(
2) = 0,925407
(3) Otokorelasi (Breusch Godfrey)
2(3) = 0,309770; Sig.(
2) = 1,718279
(4) Heteroskedastisitas (White)
2(17) = 29,57155; Sig.(
2) = 0,1994
(5) Uji Spesifikasi Model (Ramsey Reset)
F(2,36) = 2,178687; Prob.(F) = 0,1555
Sumber: OJK, BI dan Dunia Investasi, diolah. Keterangan: Angka dalam kurung
adalah probabilitas empirik (p value) t-statistik.*Signifikan pada = 0,01;
**Signifikan pada = 0,05; ***Signifikan pada = 0,10. Angka dalam kurung adalah
probabilitas empirik (p value) t-statistik.
Hasil estimasi model Error Correction Model (ECM) fungsi Dana Pihak
Ketiga (DPK) jangka pendek dapat dilihat pada Tabel 4.8. Dari hasil regresi Error
Correction Model (ECM) pada Tabel 9 koefisien regresi ECT (koefisien
adjustment, λ) terlihat memiliki sebesar 0.281068yang berarti memenuhi syarat 0
< λ < 1. Koefisien ini memiliki nilai p atau probabilitas (signifikansi) empirik
stastistik t sebesar 0.0210yang berarti koefisien adjustment signifikan pada α =
0.10. Karena koefisien ECT (λ) signifikan dan nilainya di antara 0 – 1, berarti
hubungan equilibrium atau hubungan jangka panjang terjadi.
14
Tabel 10. Koefisien Regresi Jangka Panjang
Variabel Perhitungan
Hasil
C 2,926958 / 0,281068 = 104,137005
INF(-1) (-0,292186 + 0,281068) / 0,281068 = -0,0395562
SBI(-1) (-0,323821 + 0,281068) / 0,281068 = -0,1521099
BHD(-1) (-0,249802 + 0,281068) / 0,281068 = 0,1112399
Ln(ISSI(-1)) (-0,351862 + 0,281068) / 0,281068 = -0,2518740
Ln(IHSG(-1)) (-0,248496 + 0,281068) / 0,281068 = 0,1115886
Ln(JK(-1)) (-0, 190462 + 0,281068) / 0,281068 = 0,3223632
Dari Tabel 10 terlihat nilai VIF variabel jangka pendek INF, BIRATE,
BHD, ISSI, IHSG Dan JK semuanya kurang dari 10. Dengan demikian
berdasarkan nilai VIF tidak memiliki masalah multikolinieritas.
Variabel jangka panjang INF, BIRATE, BHD, ISSI, IHSG Dan JK
menunjukkan nilai VIF > 10, maka variabel tersebut terdapat masalah
multikolinieritas.
Dari Tabel 9 diketahui bahwa probabilitas statistik JB adalah 0,925407
(sig.JB > 0,10). Sehingga menunjukkan signifikansi statistik Jarque Bera yang
melebihi α = 0,10. Maka H0diterima, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
residual normal.
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas (VIF)
Variabel VIF Kriteria Kesimpulan
D(INF) 1,74909 < 10 Tidak menyebabkan multikolinieritas.
D(BIRATE) 1,97201 < 10 Tidak menyebabkan multikolineritas
D(BHD) 2,7462 < 10 Tidak menyebabkan multikolinieritas.
D(LnISSI) 2,4414 < 10 Tidak menyebabkan multikolinieritas
D(LnIHSG) 3,07725 <10 Tidak Menyebabkan multikolinieritas
D(LnJK) 1,76896 <10 Tidak Menyebabkan multikolineritas
INF(-1) 2810,04 >10 Menyebabkan multikolineritas.
BIRATE(-1) 2859,87 > 10 Menyebabkan multikolineritas
BHD(-1) 749,846 >10 Menyebabkan multikolineritas
Ln(ISSI(-1)) 51,3071 >10 Menyebabkan multikolineritas
Ln(IHSG(-1)) 14,9696 >10 Menyebabkan multikolineritas
Ln(JK(-1)) 17,7327 >10 Menyebabkan multikolineritas
Sumber: data dari SPSS olahan
Dari Tabel 9 tingkat signifikansi empirik stastistik χ2 uji BG sebesar
0,6329. Dimana nilai signifikansi χ2
> 0,10; artinya H0diterima, maka tidak
15
terdapat masalah otokorelasi dalam model. Dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini lolos uji otokorelasi.
Dari Tabel 9 signifikansi empirik stastistik 2 uji White adalah sebesar
0,1994. Dimana signifikansi empirik stastistik 2 hitung lebih dari 0,10 maka H0
diterima, artinya tidak terdapat masalah heteroskdastisitas dalam model. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah lolos uji heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas pada uji
Ramsey Reset menunjukkan nilai 0,1555 dimana nilai statistik F> 0,10. Oleh
karena itu H0diterima, artinya model yang digunakan merupakan model yang
linier (spesifikasi model benar).
Dari Tabel 9 diperoleh nilai probabilitas F-statistik sebesar (0,059327 ≤
0,10). Kesimpulannya, H0 ditolak yang berarti model yang dipakai dalam
penelitian ini eksis.
Dari hasil pengolahan diperoleh nilai R2
sebesar (0≤0,568851≤1) atau
56,88%. Artinya koefisien Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat dijelaskan oleh
variabel Inflasi, Suku Bunga Bank indonesia, Bagi Hasil Deposito Mudharabah,
Indeks Saham Syariah Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan dan Jumlah
Kantor. Sesangkan sisanya 43,12% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Pengaruh (Uji t)
Variabel Prob. T Kriteria Kesimpulan
D(INF) 0.1834 ≥0.10 Tidak Berpengaruh signifikan
D(BIRATE) 0.7184 ≥0.10 Tidak Berpengaruh signifikan
D(BHD) 0.0887 ≤0.10 Berpengaruh signifikan
D(Ln(ISSI)) 0.9831 ≥0.10 Tidak Berpengaruh signifikan
D(Ln(IHSG)) 0.5428 ≥0.10 Tidak Berpengaruh signifikan
D(Ln(JK)) 0.0912 ≤0.10 Berpengaruh signifikan
INF(-1) 0.0157 ≤ 0.10 Berpengaruh signifikan
BIRATE(-1) 0.0184 ≤ 0.10 Berpengaruh signifikan
BHD(-1) 0.0343 ≤ 0.10 Berpengaruh signifikan
Ln(ISSI-1)) 0.1644 ≥0.10 Tidak Berpengaruh signifikan
Ln(IHSG(-1)) 0.0738 ≤ 0.10 Berpengaruh signifikan
Ln(JK(-1)) 0.3511 ≤ 0.10 Berpengaruh signifikan
sumber: Data hasil olahan SPSS
16
Dari uji validitas pengaruh (uji t) pada Tabel 12 terlihat bahwa dalam
jangka pendek variabel inflasi, suku bunga (birate), Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga dan untuk variabel bagi hasil deposito
mudharabah dan jumlah kantor pada bank umum syariah berpengaruh signifikan
terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Dalam jangka panjang variabel independen
inflasi, suku bunga (birate), bagi hasil deposito mudharabah, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), jumlah kantor pada bank umum syariah berpengaruh
signifikan terhadap dana Pihak Ketigadan untuk variabelIndeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.
Variabel inflasi memiliki pengaruh regresi jangka panjang sebesar -
0,0395562. Pola hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)dengan
inflasi adalah logaritma-linier. Artinya dalam jangka panjangjika inflasi naik 1
persen Dana Pihak Ketiga (DPK) akan turun sebesar 0,0395562 . 100 = 3,95562
persen dan sebaliknya jika inflasi turun 1 persen Dana Pihak Ketiga (DPK) akan
naik sebesar 3,95562 persen.
Variabel suku bunga bank indonesia (birate) memiliki koefisien
pengaruh regresi jangka panjang sebesar -0,152109. Pola hubungan antara
variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan suku bunga bank indonesia (birate)
adalah logaritma-linier. Artinya dalam jangka panjang jika suku bunga bank
indonesia(birate) naik1 persen maka Dana Pihak Ketiga (DPK) akan turun sebesar
0,152109 . 100= 15,2109 persen dan sebaliknya jika suku bunga bank indonesia
(birate) turun 1 persen akan menaikkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar
15,2109 persen.
Variabel bagi hasil deposito mudharabah memilik koefisien pengaruh
regresi jangka pendek sebesar 0,020735 dan pengaruhregresi jangka panjang
sebesar 0,111239. Pola hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
dengan bagi hasil deposito mudharabah adalah logaritma-linier. Artinya dalam
jangka pendek jika bagi hasil deposito mudharabah naik 1 persen maka Dana
Pihak Ketiga (DPK) akan naik juga sebesar 0,020735 . 100 = 2,0735 persen dan
sebaliknya jika bagi hasil deposito mudharabahturun 1 persen maka Dana Pihak
17
Ketiga (DPK) akan turun juga sebesar 2,0735 persen. Sedangkan dalam jangka
panjang jika bagi hasil deposito mudharabah naik 1 persen maka Dana Pihak
Ketiga (DPK) akan naik juga sebesar 0,111239 . 100 = 11,1239 persen dan
sebaliknya jikabagi hasil deposito mudharabahturun 1 persen maka akan turun
sebesar 11,1239 persen.
Variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki koefisien
pengaruh regresi pada jangka panjang sebesar 0,115886. Pola hubungan antara
variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) adalah logaritma-logaritma. Artinya dalam jangka panjang Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) memiliki koefisien regresi sebesar 0,115886.Hal ini
menunjukkan bahwa jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 1
persen maka Dana Pihak Ketiga (DPK) akan turun sebesar 0,115886 dan
sebaliknya jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 1 persen
maka Dana Pihak Ketiga (DPK) akan naik sebesar 0,115886.
Variabel jumlah kantor (JK) Bank Umum Syariah memiliki koefisien
pengaruh regresi jangka pendek sebesar 0,250083 dan koefisien pengaruhregresi
pada jangka panjang sebesar 0,3223632. Pola hubungan antara Dana Pihak Ketiga
(DPK) dengan jumlah kantor (JK) Bank Umum Syariah adalah logaritma-
logaritma. Artinya dalam jangka pendek jika jumlah kantor Bank Umum Syaiah
(BUS) naik sebesar 1 persen maka Dana Pihak Ketiga (DPK) akan naik sebesar
0,250083 dan sebaliknya jika jumlah kantor (JK) Bank Umum Syariah turun 1
persen maka Dana Pihak Ketiga (DPK) akan turun sebesar 0,250083 persen.
Sedangkan dalam jangka panjang jumlah kantor bank umum syariah memiliki
koefisien regresi sebesar 0,3223632. Hal ini menunjukkan jika jumlah kantor bank
umum syariah akan turun sebesar 1 persen maka akan turun juga Dana Pihak
Ketiga (DPK) sebesar 0,3223632 persen dan sebaliknya jika jumlah kantor bank
umum syariah akan naik sebesar 1 persen maka akan menurunkan Dana Pihak
Ketiga (DPK) sebesar 0,3223632persen.
3.3 Pembahasan
Variabel inflasi pada jangka panjang memiliki pengaruh negatif dan signfikan
terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
18
tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang
terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas
produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga‐harga
cenderung mengalami kenaikan. Tingkat inflasi akan sangat menggangu
kestabilan ekonomi terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap dimana
akan terjadi pengeluaran yang lebih sedangkan pendapatan tetap, jika hal
demekian dapat disimpulkan dana untuk ditabung menjadi sedikit atau bahkan
tidak ada dana yang ditabung di bank hal ini dapat mempengaruhi jumlah Dana
Pihak Ketiga (DPK).
Variabel suku bunga (birate) pada jangka panjang memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), perubahan variabel
suku bunga bank indonesia (birate) akan mempengrauhi Dana Pihak Ketiga
(DPK). dapat dijelaskan bahwa suku bunga adalah salah satu variabel yang turut
menentukan perkembangan DPK Perbankan Syariah. Semakin tinggi suku bunga
yang ditawarkan oleh Perbankan Konvensional, semakin tinggi pula potensi
migrasi atau berpindahnya DPK Perbankan Syariah. Terutama pada nasabah atau
deposan yang sangat sensitif terhadap besaran bagi hasil. Penelitian ini
menggambarkan bahwa para pemilik dana di Indonesia masih sangat sensitif
dengan tingkat bagi hasil atau bunga dari dana yang ditempatkan. Oleh sebab itu
manajemen perbankan syariah hendaknya cukup peka dengan tingkat bunga di
perbankan konvensional.
Variabel bagi hasil deposito mudharabah pada jangka pendek dan jangka
panjangmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK), dengan semakin banyaknya nilai bagi hasil deposito mudharabah akan
meningkatkan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) hal ini dikarenakan bahwa
nasabah perbankan syariah memiliki ketahanan secara prinsip terhadap nilai-nilai
religius dimana hubungan antara nasabah dan pihak bank merupakan tolong
menolong dan tidak dilandasi oleh faktor finansial, artinya besar kecilnya bagi
hasil tidak akan mempengaruhi besar kecilnya Dana Pihak Ketiga (DPK) pada
Bank Umum Syariah (BUS), karena masyarakat lebih tertarik karena tidak ada
unsur riba. Tingkat bagi hasil deposito mudharabah secara parsial berpengaruh
19
terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Pengaruh yang positif antara
tingkat bagi hasil deposito mudharabah terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
(DPK) disebabkan faktor motivasi nasabah dalam mencari profit yang lebih besar.
Ketika tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank kepada nasabah lebih besar,
nasabah cenderung lebih banyak menyimpan dananya pada bank syariah. Dengan
demikian, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank umum syariah di
Indonesia pun mengalami pertumbuhan positif.
Variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada jangka panjang
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK),
kenaikan pada IHSG akan membuat tingkat bagi hasil dalam perbankan juga akan
mengalami kenaikan agar Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak mengalami penurunan,
sehingga harga saham naik maka masyarakan akan tetap mempercayakan dananya
untuk di tabung kepada bank umum syariah.
Variabel jumlah kantor (JK) pada bank umum syariah pada jangka pendek
dan jangka panjang memiliki pengaruh positif dan signfikan terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK) maka, ketika jumlah kantor layanan meningkat, maka akan
menaikan dana pihak ketiga itu sendiri. Hal ini tak lepas dari perkembangan bank
syariah yang ingin meningkatkan dana pihak ketiga mereka dengan cara
mendirikan kantor-kantor layanan baru sehingga masyarakat semakin gampang
mengakses bank syariah tersebut. Jika akses kantor layanan bank syariah itu
mudah, maka minat masyarakat untuk menabung tentu akan meningkat sehingga
target peningkatan bank syariah dapat terpenuhi. Hal ini menguatkan penelitian
yang dilakukan oleh (Zidni, 2008) yang menyatakan bahwa jumlah kantor layanan
syariah memiliki pengaruh positif dengan jumlah DPK bank umum syariah.
Semakin banyak cabang kantor layanan bank syariah, maka akan semakin
memudahkan masyarakat dalam berinvestasi terhadap bank tersebut sehingga
dana pihak ketiga bank tersebut akan meningkat.
20
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Model Error Correction Model (ECM) yang dipakai dalam penelitian ini
lolos Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas residual, uji otokorelasi,
uji heterokedasitas, dan uji spesifikasi model, tetapi pada uji multikolinieritas
terdapat masalah multikolinieritas pada jangka panjang.
2) Dari uji eksistensi model (uji F) model Error Correction Model (ECM) dalam
penelitian ini eksis, artinya variabelinflasi, suku bunga (birate), bagi hasil
deposito mudharabah, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), dan jumlah kantor secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Nilai R-square sebesar
0,568851 menunjukkan bahwa variable Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat
dijelaskan oleh variabel inflasi, suku bunga (birate), bagi hasil deposito
mudharabah, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), dan jumlah kantor (JK) bank umum syariah sebesar
56,88%. Sedangkan 43,12% lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
3) Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) variabel inflasi, suku bunga (birate),
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pada jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK), bagi hasil deposito mudharabah dan jumlah kantor pada jangka
pendek berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
Variabelinflasi, suku bunga (birate), bagi hasil deposito mudharabah, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), jumlah kantordalam jangka panjang
berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) dalam jangka panjang tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
4) Variabel bagi hasil deposito mudharabah dan jumlah kantor (JK) pada jangka
pendek memiliki pengaruh positif terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
21
Variabel inflasi, suku bunga (birate)dan jumlah kantor dalam jangka panjang
memiliki pengaruh negatif terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), variabel bagi
hasiln deposito mudharabahdan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dalam jangka panjang memiliki pengaruh positif terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK).
5) Keadaan ekonomi Bank Umum Syariah (BUS) pada Dana Pihak Ketiga
(DPK) akan meningkat dalam jangka pendek dengan semakin baiknya nilai
bagi hasil deposito mudharabah dan jumlah kantor sedangkan dalam jangka
panjang Dana Pihak Ketiga (DPK) akan meningkat dengan semakin baiknya
inflasi, suku bunga (birate), bagi hasil deposito mudharabah, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), dan jumlah kantor (JK) Bank Umum Syariah
(BUS).
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1) Bagi pemerintah perlu menjaga kestabilan sistem perekonomian moneter
khususnya pada inflasi dan suku bunga (biratei) sehingga dapat
mempengaruhi masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank syariah agar
jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Umum Syariah (BUS)
meningkat.
2) Bagi bank syariah di Indonesia agar manajemen bank lebih giat lagi
mempromosikan produk-produk perbankannya. Juga untuk bekerja sama
dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mensosialisasikan produk
perbankan syariah yang tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil.
3) Bagi peneliti berikutnya agar memperpanjang periode waktu penelitian serta
menggunakan lebih banyak variabel yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga
(DPK). Sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.Hal ini
dikarenakan keterbatasan periode penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Riduwan dan Flidzah. 2016. “Pengaruh Bagi Hasil Dan Suku Bunga
Bank Konvensional Pada Jumlah Deposito Mudharabah”. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi.Vol.5, No. 7, Juli 2016.ISSN 2460-0585.
22
Aldrin, Wibowo dan Susi Suhendra. 2009. “Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat
Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank
Devisa Di Indonesia (Periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008)”.
JurnalEkonomi Islam.
Ali, Haedar. 2017. “Analisis Hubungan Pendapatan, Dana Pihak Ketiga (Dpk),
Return On Asset (Roa) dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bni Syariah Tahun 2010-2015”. Skripsi. Surakarta: IAIN.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin. 2014. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia.
Boediono. 1985. Ekonomi Moneter Edisi 3. 73. Yogyakarta: BPFE.
Chandarin, G. 2017. Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:
Salemba Empat.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Ferdiansyah. 2015. “ Pengaruh Rate Bagi Hasil Dan Bi Rate Terhadap Dana Pihak
Ketiga Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Yang Terdaftar Di Bank Indonesia)”. JurnalEkonomi, Vol.2 No 01,
2015.
Firman, Ade. 2017. “The Effect Of Islamic Banking Performance, Macro
Economic Variable, And External Variable On IndonesiaShari'a Stock
Index (Issi) Period 2011-2016”. Journal of Economic.
Gujarati, Damodar N. 1995. Ekonometrika Dasar. (Sumarno Zain, Penerjemah).
Jakarta: Erlangga.
Huda, Nurul. Handi Risza Idris Mustafa Edwin Nasution dan Ranti Wiliasih.
2009. Ekonomi Makro Islam Pendidikan teoritis. Jakarta : Kencana.
Indonesia. Bank. 2015. Data Inflasi. Retrieed From, http://www.bi.go.id
Indonesia. Bank. 2016. Data Inflasi. Retrieed From, http://www.bi.go.id
Indonesia. Bank. 2017. Data Inflasi. Retrieed From, http://www.bi.go.id
Investasi, Dunia. 2015. Data Indeks Harga Saham Syariah Indonesia. Retried
From, http://duniainvestasi.com
Investasi, Dunia. 2016. Data Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
http://dunia investasi.com
Investasi, Dunia. 2017. Data Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.
http://dunia investasi.com
Investasi, Dunia. 2015.Data Indeks Harga Saham Gabungan. http://dunia
investasi.com
23
Investasi, Dunia. 2016.Data Indeks Harga Saham Gabungan. http://dunia
investasi.com
Investasi, Dunia. 2017.Data Indeks Harga Saham Gabungan. http://dunia
investasi.com
Ismail. 2010. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Karim, A.A. 2005. Islamic Banking Fiqh and Financial Analysis .Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2007. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Latumaerissa, Julius.R. 2011.Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
Muhammad. 2004. Teknik Bagi Hasil Keuntungan pada Bank Syariah,
Yogyakarta: UII Press.
Muhammad, R. 2009. Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi
PSAK Syariah. Yogyakarta: P3EI Press.
Otoritas, Jasa Keuangan. 2015. Statistik Perbankan Syariah. Diakses Desember,
2015, dari http://www.ojk.go.id
Otoritas, Jasa Keuangan. 2016. Statistik Perbankan Syariah. Diakses Desember,
2015, dari http://www.ojk.go.id
Otoritas, Jasa Keuangan. 2017. Statistik Perbankan Syariah. Diakses Desember,
2015, dari http://www.ojk.go.id
Perwataatmadja, Karnaen Adnan dan syafi’i Antonio. 1997. Prinsip Operasional
bank Islam. Jakarta: Risalah Masa.
Prasetyo, Bambang, Syamsulrijal Tan dan Arman Delis. 2015. “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Perbankan
Syariah Di Indonesia”. Jurnal Perpektif Pembiayaan dan Pembangunan
Indonesia, Vol. 3 No.2, 2015.ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520
(online).
Pratiwi, Rianti dan Asshidiqi Lukmana. 2015. “Pengaruh Kurs Vluta Asing Dan
Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Deposito Mudharabah USD Pada
Perbankan Syariah (Periode Januari 2011-Maret 2015)”. Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah, Vol. 3, No. 1, April 2015, hlm.55-68. ISSN
2355-1755.
Rivai, Veithzal. dkk. 2007. “Bank and Financial Instituation Management
Conventional And Sharia System”. 416-419. Jakarta: PT Raja Gafindo
Persada.
Winarno, W. W. 201. Ananlisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-views.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
24
Zidni. 2008. Pengaruh Jumlah Kantor Layanan Syariah Terhadap Penghimpunan
DPK pada BNI Syariah. JurnalEkonomidanPerbankan Islam.