DESKRIPSI PEMAHAMAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR ......variabel pada soal dibawah ini”. Jawaban tertulis...

16
DESKRIPSI PEMAHAMAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL OLEH SISWA KELAS VIII SMP JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh: Joni Fatkhurohaman (202013082) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of DESKRIPSI PEMAHAMAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR ......variabel pada soal dibawah ini”. Jawaban tertulis...

  • DESKRIPSI PEMAHAMAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

    OLEH SISWA KELAS VIII SMP

    JURNAL

    Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi S1 Pendidikan Matematika

    Disusun Oleh:

    Joni Fatkhurohaman (202013082)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini menjadi syarat wajib yang harus

    penulis selesaikan guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan

    Matematikadi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

    Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada

    kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan

    terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril

    maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga

    selesai, terutama kepada yang saya hormati:

    1. Prof.Pdt. John A. Titaley, Th.D , selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana

    2. Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd , selaku Dekan FKIP

    3. Novisita Ratu, S.Si., M.Pd , selaku Kaprogdi Pendidikan Matematika dan wali studi

    4. Prof. Drs. Sutriyono, M.Sc, Ph.D , selaku dosen pembimbing skripsi

    5. Seluruh dosen Pendidika Matematika

    6. Kedua orang tua penulis dan seluruh keluarga yang telah mensupport penulis

    7. Teman-teman Pendidikan Matematika

    Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

    dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan

    masukan dalam dunia pendidikan.

    Salatiga, Mei 2017

    Penulis

  • DESKRIPSI PEMAHAMAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

    OLEH SISWA KELAS VIII SMP

    Joni Fatkhurohman, Sutriyono

    Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana Jl.Diponegoro 52-60.50711 Salatiga

    Email :[email protected]

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemahaman pertidaksamaan linear satu

    variabel oleh siswa SMP. Data dikumpul menggunakan tes tertulis dan wawancara

    kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    subjek memiliki kemampuan pemahaman yang berbeda-beda ditinjau dari cara

    menyelesaikan masalah terkait pertidaksamaan linear satu variabel. Secara intuisi

    subjek memahami pengertian pertidaksamaan linear satu variabel dalam

    menentukan notasi tetapi kesulitan mendefinisikan bentuk serta menyelesaikan soal

    cerita terkait pertidaksamaan linear satu variabel. Temuan ini memberi masukan

    kepada pembaca untuk meningkatkan pemahaman proses belajar pada materi

    pertidaksamaan.

    Kata kunci: pemahaman, pertidaksamaan linear satu variable

    Abstracts

    This research has purpose for describing about understanding of linear inequality

    one variable by junior high school student. The data was taken by interview and

    written examination then analyzed use qualitative. The result of this research

    showing that subject has different understanding ability looked when finishing the

    problem about linear inequality one variable. By the intuition, subject has

    understand the definition of linear inequality one variable in finding notation but

    they have difficulty when defining the type also finishing the narrative text about

    linear inequality one variable. This research would give input to the reader to

    increase the understanding process when study especially in inequality part.

    Keywords: understanding, linear inequality one variable

    PENDAHULUAN

    Matematika merupakan salah satu

    mata pelajaran yang masih dianggap sulit

    dipahami oleh siswa. Bruner dalam

    teorinya mengemukan bahwa belajar

    matematika akan lebih berhasil jika proses

    pengajaran diarahkan pada konsep-konsep

    belajar matematika dan struktur-struktur

    yang termuat dalam pokok bahasan yang

    diajarkan disamping hubungan yang

    terkait antara konsep-konsep dan struktur-

    struktur. Oleh karena itu, mengenal

    konsep-konsep dan struktur-struktur yang

    tercakup dalam bahan yang diajarkan,

    anak akan memahami materi yang harus

    dikuasinya (Bistari, 2006).

    Menurut Markaban (2006:3), “tingkat

    pemahaman matematika seorang siswa

    lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa

    itu sendiri.” Hal ini berarti pemahaman

  • seorang siswa dalam belajar diperoleh dari

    apa yang ia alami dalam pembelajaran

    tersebut. Oleh karena itu Pemahaman

    diperoleh oleh siswa melalui suatu

    rangkaian proses yang dilalui oleh siswa

    saat belajar dan interaksi yang terjadi saat

    belajar bersama orang lain, sehingga siswa

    dapat membentuk pengetahuan dan

    pemahaman dari apa yang dialaminya.

    Pertidaksamaan linear satu variabel

    merupakan salah satu materi yang

    diajarkan pada siswa kelas VII SMP.

    Materi ini merupakan salah satu materi

    yang akan menjadi dasar untuk

    mengerjakan soal-soal pada meteri

    selanjutnya. Oleh karena itu, siswa penting

    untuk memahami pengertian maupun

    penerapannya pada soal cerita mengenai

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    Berdasarkan masalah tersebut maka

    dilakukan penelitian yang bertujuan

    mengetahui pemahaman pertidaksamaan

    linear satu variabel siswa kelas VIII SMP

    berkemampuan tinggi sedang rendah.

    Hasil penelitian ini diharapkan

    memberikan sumbangan pemikiran

    mengenai pemahaman siswa kelas VIII

    SMP terhadap pertidaksamaann linear satu

    variabel dan bermanfaat bagi guru untuk

    mengenal proses berpikir yang dimiliki

    siswa, sehingga guru dapat memberikan

    pembelajaran yang tepat kepada siswa.

    METODE

    Jenis penelitian ini termasuk

    penelitian kualitatif yang bersifat

    deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 6

    siswa kelas VIII SMP yang sudah pernah

    mempelajari pertidaksamaan linear satu

    variabel. Daftar nama subjek penelitian

    termuat pada tabel 1.

    Tabel 1. Daftar Nama Subjek Penelitian

    Data diperoleh menggunakan tes

    tertulis dan wawancara. Soal tes disusun

    untuk mengetahui pemahaman siswa

    dalam hal:

    1. Perngertian pertidaksamaan linear satu

    variabel.

    2. Penyelesaian pertidaksamaan linear satu

    variabel.

    3. Penyelesaian soal cerita yang berkaitan

    dengan pertidaksamaan linear satu

    variabel.

    Wawancara dilakukan setelah memperoleh

    jawaban tertulis siswa. Wawancara

    dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut

    mengenai pemahaman siswa tentang

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil tertulis keenam subjek

    penelitian diberikan pada tabel 2.

    Tabel 2. Rangkuman Jawaban Subjek

    Subjek Nomor Soal

    1 2 3 4

    T1 B B B B

    T2 B B B B

    S1 S B S S

    No Nama Kode

    Subjek

    Kemampuan Nilai

    1 Putri Ayu

    Firnanda

    T1 Tinggi 92

    2 Zenia Geda

    Lucia M. V

    T2 Tinggi 90

    3 Irvan Dhimas

    M.

    S1 Sedang 78

    4 Agustin

    Nanda

    Pratiwi

    S2 Sedang 77

    5 Adhela Refa

    Agusti

    R1 Rendah 67

    6 Lilik

    Febriyanto

    R2 Rendah 61

  • S2 B B B B

    R1 S B S S

    R2 S B S S

    Soal tes tertulis dikatagorikan dalam

    tiga indikator dan empat tipe soal sebagai

    berikut:

    A. Pemahaman atas perngertian

    pertidaksamaan linear satu

    variabel.

    Terdapat 2 kategori soal dalam

    pemahaman pengertian pertidaksamaan

    linear satu variable, yaitu:

    1. Menentukan pertidaksamaan linear satu

    variabel jika diberikan beberapa soal

    yang memuat pertidaksamaan atau

    bukan pertidaksamaan.

    Soal yang dikerjakan subjek adalah:

    “Berilah tanda centang () manakah yang

    termasuk pertidaksamaan linear satu

    variabel pada soal dibawah ini”. Jawaban

    tertulis keenam subjek ditampilkan pada

    gambar.

    Gambar 1. Jawaban Soal Nomor 1 oleh

    T1(kiri) dan T2 (kanan)

    Pada gambar terlihat bahwa T1 dan T2

    dapat menentukan mana yang termasuk

    pertidaksamaan linear satu variabel. Dapat

    disimpulkan bahwa subjek berkemampuan

    matematika tinggi tidak mengalami

    kesulitan dalam menentukan manakah

    yang termasuk bentuk pertidaksamaan

    linear satu variabel

    Gambar 2. Jawaban Soal Nomor 1 oleh

    S1(kiri) dan S2 (kanan)

    Pada gambar terlihat bahwa S1

    mengalami kesulitan dalam menentukan

    hasilnya. Namun S1 dapat menjelaskan

    bentuk pertidaksamaan linear satu variabel

    dengan benar. Hal ini dapat dilihat pada

    dialog berikut:

    S1 :

    Yang ini -8 sama -12 ini satu

    variabel

    P : Terus selanjutnya?

    S1 :

    Yang E ini 2y sama 6y satu

    variabel

    P :

    Ho’oh, Yang lainnya kenapa kamu

    tidak pilih?

    S1 :

    Karena tidak ada persamaan satu

    variabelnya

    P : Lha yang ini?

    S1 : Ini salah itu

    P : Oh jadi itu keliru

    S1 : Iya keliru

    Berbeda halnya dengan S2, dapat

    menentukan mana yang termasuk

    pertidaksamaan linear satu variable tanpa

    mengalami kesulitan. Dapat disimpulkan

    bahwa subjek berkemampuan matematika

    sedang tidak mengalami kesulitan dalam

    menentukan manakah yang termasuk

    bentuk pertidaksamaan linear satu

    variabel.

  • Gambar 3. Jawaban Soal Nomor 1 oleh

    R1(kiri) dan R2 (kanan)

    Pada gambar terlihat bahwa R1 dan

    R2 tidak dapat menentukan mana yang

    termasuk pertidaksamaan linear satu

    variabel. Hal ini dapat dilihat pada

    cuplikan dialog salah satu subjek:

    P : Bagaimanakah caranya kamu

    menyelesaikannya?

    R1 : Ini menurut saya termasuk

    pertidaksamaan linear satu variabel

    P : Eee, urut saja dari yang A ini

    bagaimana kamu caranya? Atau

    nomer 1 ini caranya kamu lihat

    apanya?

    R1 : Lihat ini mas, angkanya sama

    variabelnya

    P : Jelaskan caranya yang kamu maksud

    tadi?

    R1 : 3m + 4n = 0 itu, apaitu, tidak

    termasuk pertidaksamaan linear satu

    variabel

    P : Yang B?

    R1 : 6p + 2m ≤ 5 itu bukan

    pertidaksamaan linear satu variabel

    P : Hmm gitu, yang C?

    R1 : 3x – 8 ≤ 12 juga bukan

    pertidaksamaan linear satu variabel

    P : Selanjutnya?

    R1 : a2 + 3b + 2 = 0 itu pertidaksamaan

    linear satu variabel

    P : Terus yang E?

    R1 : 2y + 6y = 30 itu pertidaksamaan

    linear satu variabel

    P : Terus yang F?

    R1 : 6 + 8 > 4 itu bukan pertidaksamaan

    linear satu variabel

    Dari sini dapat disimpulkan bahwa

    subjek berkemampuan matematika rendah

    mengalami kesulitan dan tidak dapat

    menentukan manakah yang termasuk

    bentuk pertidaksamaan linear satu variabel

    2. Menentukan notasi dengan tepat pada

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    Soal yang dikerjakan subjek adalah:

    “Sisipkan lambang = ,≠ , < , >, ≥, atau ≤

    diantara pasangan bilangan dibawah ini

    sehingga menjadi pernyataan yang benar”.

    Jawaban tertulis keenam subjek

    ditampilkan pada gambar.

    Gambar 4. Jawaban Soal Nomor 2 oleh

    T1(kiri) dan T2 (kanan)

    Gambar 5. Jawaban Soal Nomor 2 oleh

    S1(kiri) dan S2 (kanan)

    Gambar 6. Jawaban Soal Nomor 2 oleh

    R1(kiri) dan R2 (kanan)

    Pada gambar terlihat bahwa keenam

    subjek dapat menentukan notasi yang tepat

    untuk pertidaksamaan linear satu variabel

    tanpa mengalami kesulitan. Hal tersebut

    dapat dilihat pada cuplikan dialog salah

    satu subjek berikut:

    P : Coba jelaskan ke kakak cara

    menjawabmu?

    S2 : Untuk yang A, 6 lebih besar dari -13

    P : Ho’oh,

  • S2 : Terus yang B, 1 per 2 kurang dari 3 per

    empat

    P : Iya

    S2 : Terus yang C, 1 per 2 sama dengan 0,5

    P : Mengalami kesulitan tidak?

    S2 : Tidak

    P : Berarti mudah ya?

    S2 : Iya

    Dari sini dapat disimpulkan bahwa

    subjek berkemampuan matematika tinggi,

    sedang dan rendah tidak mengalami

    kesulitan dan dapat menentukan notasi

    yang tepat pada pertidaksamaan linear satu

    variabel dengan baik tanpa mengalami

    kesulitan

    B. Pemahaman atas penyelesaian

    pertidaksamaan linear satu

    variabel.

    Soal yang dikerjakan subjek adalah:

    “Tentukan himpunan penyelesaian

    pertidaksamaan berikut ini: (a). 2x – 1 < 7

    (b). 9p – 11 > p + 5”. Jawaban tertulis

    keenam subjek ditampilkan pada gambar.

    Gambar 7. Jawaban Soal Nomor 3 oleh

    T1(atas) dan T2 (bawah)

    Pada gambar terlihat bahwa T1 dan

    T2 mampu memecahkan dan

    menyelesaikan soal pertidaksamaan

    dengan benar tanpa mengalami kesulitan.

    Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan

    dialog salah satu subjek berikut:

    P : Mengalami kesulitan tidak?

    T1 : Tidak

    P : Tidak, berarti mudah ya?

    T1 : Iya

    P : Coba jelaskan ke kakak caramu yang

    nomer 3 A

    T1 : Yang A 2x – 1 < 7

    2x < 7+1

    2x< 8

    x < 8 : 2

    x < 4

    P : Oh gitu, yang B?

    T1 : Yang B 9p – 11 > p + 5

    9p – p > 5 +11

    8p > 16

    p > 16 : 8

    p > 2

    P : Apakah caramu itu bisa menyelesaikan

    permasalahan nomer 3?

    T1 : Bisa

    Dari sini dapat disimpulkan bahwa

    subjek berkemampuan matematika tinggi

    tidak mengalami kesulitan dan memahami

    soal tentang pertidaksamaan linear satu

    variabel dengan baik.

  • Gambar 8. Jawaban Soal Nomor 3 oleh

    S1(atas) dan S2 (bawah)

    Pada gambar terlihat bahwa S1 dan S2

    berbeda pemahaman dalam memecahkan

    dan menyelesaikan soal pertidaksamaan.

    Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan

    dialog dengan S1 berikut:

    P : Coba jelaskan ke kakak caramu nomer

    3A ?

    S1 : Yang ini -1 dipindah ruas ke kanan

    terus nanti yang 2x ini, duanya 8 nanti

    dibagi 2, jadi x-nya hasil dari

    pembagian itu

    P : Selanjutnya yang B?

    S1 : Yang -11 dipindah ke ruas kanan dan

    yang p juga pindah ruas ke kiri, jadi

    nanti p = 16 : 8, jadinya p = 2

    P : Kamu sudah ngoreksi soal nomer 3 itu?

    Dari dialog diatas S1 dapat

    mengerjakan dan menjelaskan secara lisan

    dengan cukup baik, namun dalam

    pengerjaannya S1 mengalami kekeliruan

    pada bagian notasi pada penyelesaian soal

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    Berbeda halnya dengan S2 mampu

    memecahkan dan menyelesaikan soal

    pertidaksamaan dengan benar tanpa

    mengalami kesulitan. Dari sini dapat

    disimpulkan bahwa subjek berkemampuan

    matematika sedang mengalami variasi

    dalam memahami soal tentang

    pertidaksamaan linear satu variable.

    Gambar 9. Jawaban Soal Nomor 3 oleh

    R1(kiri) dan R2 (kanan)

    Pada gambar terlihat bahwa R1 dan

    R2 berbeda pemahaman dalam

    memecahkan dan menyelesaikan soal

    pertidaksamaan. Hal tersebut dapat dilihat

    pada cuplikan dialog dengan R1 berikut:

    P : Coba jelaskan kenapa kok bisa belum

    mendapatkan cara? Apakah memiliki

    kesulitan atau apa?

    R1 : Saya mempunyai kesulitan, karena

    kemarin waktu diterangkan guru

    belum paham

    P : Berarti belum bisa menjawab ya?

    R1 : Belum

    P : Berarti ini? Oh ini menulis soalnya

    kembali kok ya?

    R1 : Iya

    Dari dialog diatas R1 tidak dapat

    mengerjakan dan menjelaskan secara lisan

    penyelesaian soal pertidaksamaan linear

    satu variabel. Berbeda halnya dengan S2

    dapat mengerjakan dan menjelaskan secara

    lisan dengan cukup baik, namun dalam

    pengerjaannya S2 mengalami kekeliruan

    pada bagian notasi pada penyelesaian soal

    pertidaksamaan linear satu variabel. Dari

    sini dapat disimpulkan bahwa subjek

    berkemampuan matematika rendah

    mengalami variasi dalam memahami soal

    tentang pertidaksamaan linear satu

    variable.

  • C. Pemahaman atas penyelesaian soal

    cerita yang berkaitan dengan

    pertidaksamaan linear satu

    variabel.

    Soal yang dikerjakan subjek adalah:

    “Persegi panjang mempunyai panjang

    (x+7) cm dan lebar (x-2) cm. Jika

    kelilingnya tidak lebih dari 50 cm.

    Tentukan: (a). Kalimat matematikanya!

    (b). Luas persegi panjang tersebut!”.

    Jawaban tertulis keenam subjek

    ditampilkan pada gambar.

    Gambar 10. Jawaban Soal Nomor 4 oleh

    T1(atas) dan T2 (bawah)

    Pada gambar terlihat bahwa T1 dan

    T2 mampu memecahkan dan

    menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

    dengan pertidaksamaan linear satu variabel

    dengan benar tanpa mengalami kesulitan.

    Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan

    dialog salah satu subjek berikut:

    P : Ya coba jelaskan cara menjawabnya?

    T2 : Yang A. Ini kan soalnya keliling, jadi

    jawaban saya 2 {(x+7) + (x-2)}=50 cm

    P : Oh ya,, berarti kalimat matimatika nya

    menurut kamu itu ya?

    T2 : Iya

    P : Terus selanjutnya yang B?

    T2 : Yang B. Rumus Luas persegi panjang

    itu kan pxl atau panjang kali lebar. Jadi

    itu, kan x-nya udah ketemu 10, trus

    (10+7) (10-2) cm samadengan 17 dikali

    8 samadengan 136 cm

    P : Oo gitu, kamu mendapatkan 10 ini di

    coretan berarti?

    T2 : Iya

    P : Nggak kamu tuliskan disitu?

    T2 : Nggak

    P : Berarti caramu itu sudah kamu rasa

    paling benar?

    T2 : Sudah

    Dari sini dapat disimpulkan bahwa

    subjek berkemampuan matematika tinggi

    dapat menyelesaikan dan memahami soal

    cerita yang berkaitan dengan

    pertidaksamaan linear satu variabel dengan

    benar tanpa mengalami kesalahan

  • Gambar 11. Jawaban Soal Nomor 4 oleh

    S1(atas) dan S2 (bawah)

    Pada gambar terlihat bahwa S1 dan S2

    berbeda pemahaman dalam memecahkan

    dan menyelesaikan soal cerita yang

    berkaitan dengan pertidaksamaan linear

    satu variabel Hal tersebut dapat dilihat

    pada cuplikan dialog dengan S1 berikut:

    P : Ho’oh, apakah kamu memiliki cara

    untuk menyelesaikan penyelesaian

    nomer 4?

    S1 : Belum

    P : Ini kan yang A sudah ada

    jawabannya, coba jelaskan ke kakak?

    S1 : Kalau cara ini x-nya ini panjang

    dikurangi lebar, yang 7 sama -2, jadi

    x samadengan 5

    P : Apakah sudah bisa menyelesaikan

    permasalahan soal nomer 4 itu?

    S1 : Belum

    Dari dialog diatas S1 tidak dapat

    menyelesaikan dan memahami soal cerita

    yang berkaitan dengan pertidaksamaan

    linear satu variabel. Berbeda halnya

    dengan S2 dapat menyelesaikan dan

    menjelaskan dengan lisan soal cerita yang

    berkaitan dengan pertidaksamaan linear

    satu variabel dengan benar tanpa

    mengalami kesulitan. Dari sini dapat

    disimpulkan bahwa subjek berkemampuan

    matematika sedang mengalami variasi

    dalam memahami soal cerita tentang

    pertidaksamaan linear satu variable

    Gambar 12. Jawaban Soal Nomor 4 oleh

    R1(atas) dan R2 (bawah)

    Pada gambar terlihat bahwa R1 dan

    R2 mengalami kesulitan dalam

    menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

    dengan pertidaksamaan linear satu variabel

    Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan

    dialog dengan R1 berikut:

    P : Apakah kamu sudah memiliki cara

    untuk menyelesaikan permasalahan

    ini?

    R1 : Belum

    P : Kenapa kok bisa belum?

    R1 : Saya belum paham waktu itu

    P : Lha ini sudah bisa menjawab gini?

    R1 : Ya cuma sampe situ thok mas

    P : Ya coba jelaskan kamu menjawabnya

    ini, nggakpapa, caranya itu ?

    R1 : Apa itu kalimat matematikanya yang

    A, 2(x+7) +2 (x-2)=2x+14 +2x -4 =

    4x +10

    P : Selanjutnya cara yang B?

    R1 : Itu luas persegi panjang itu kan

    rumusnya panjang kali lebar

    samadengan 4 dikali 10 samadengan

    40

  • Sama halnya dengan R2 yang belum

    bisa memahami dan menyelesaikan soal

    cerita yang berkaitan dengan

    pertidaksamaan linear satu variabel. Dari

    sini dapat disimpulkan bahwa subjek

    berkemampuan matematika rendah belum

    dapat memahami soal cerita tentang

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    SIMPULAN

    Dari apa yang diperoleh di atas,

    nampak bahwa subjek berkemampuan

    tinggi mampu memahami dengan baik

    tanpa mengalami kesulitan mengenai

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    Subjek berkemampuan sedang memiliki

    variasi dalam memahami dan kesulitan

    dalam pertidaksamaaan linear satu

    variabel. Sedangkan subjek

    berkemampuan rendah belum bisa

    memahami pertidaksamaaan linear satu

    variabel terutama bagian pemahaman atas

    penyelesaian dan soal cerita terkait

    pertidaksamaan linear satu variabel.

    SARAN

    Temuan pada penelitian ini memberi

    masukan bahwa pemahaman siswa yang

    beragam, terutama siswa berkemampuan

    sedang dan rendah tentang pertidaksamaan

    linear satu variabel perlu di respon dalam

    proses pembelajaran untuk lebih dahulu

    memahami pengertian dari pertidaksamaan

    linear satu variabel demi meminimalisi

    kekurangpahaman siswa atas

    penyelesaian-penyelesaian terkait

    pertidaksamaan linear satu variabel atau

    materi matematika pada umumnya.

    Penelitian ini dilakukan pada jumlah

    subjek yang terbatas, mungkin hasilnya

    akan berbeda jika dilakukan di tempat lain.

    Oleh karena itu, terbuka kemungkinan

    mengadakan penelitian sejenis di tempat

    lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anas Sudiyono. 1996. Pengantar Evaluasi

    Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

    Persada.

    Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

    Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

    Dahar, R, W. 1988. Teori-Teori Belajar.

    Jakarta: Airlangga.

    Bistari. 2006. Strategi Pembelajaran dan

    Kreativitas. Materi ajar perkuliahan,

    Pontianak: FKIP Untan.

    Dede. 2010. Pemamahan Konseptual dan

    Pengetahuan Prosedural Materi

    Pertidaksamaan Linear Satu

    Variabel Bagi Siswa Kelas VII SMP

    Studi Kasus MTs Ushuluddin

    Singkawang. Jurnal volume 9 nomor

    2.

    Depdiknas. 2006. Tujuan Pembelajaran

    Matematika. Jakarta: Depdiknas

    Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan.

    Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

    Kesumawati. 2010. Peningkatan

    Kemampuan Pemahaman,

    Pemecahan Masalah, dan Disposisi

    Matematis Siswa Melalui

    Pendidikan Matematika Realistik.

    Disertasi tidak diterbitkan. Bandung:

    Sekolah Pascasarjana Universitas

    Pendidikan Indonesia.

    Marhaeni, I. (2007). Pembelajaran

    Inovatif dan Asesmen Otentik dalam

    Rangka Menciptakan Pembelajaran

    yang Efektif dan Produktif. Makalah

    dalam Penyusunan Kurikulum dan

  • Pembelajaran Inovatif di Universitas

    Udayana.

    Markaban. 2006. Model Pembelajaran

    Matematika dengan Pendekatan

    Penemuan Terbimbing.Yogyakarta:

    PPPG Matematika.

    Ngalim Purwanto. 1997. Prinsip-Prinsip

    Dan Teknik Evaluasi pengajaran.

    Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

    Walle, J.A.V.D. 2008. Matematika

    Sekolah Dasar dan Menengah

    Pengembangan Pengajaran. Jakarta:

    Erlangga.