Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

13
1 Deskripsi EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIKANKER KULIT 5 Bidang Teknik Invensi : Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi bahan aktif dari tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) dengan menggunakan pelarut organik, produk dan penggunaannya sebagai obat antikanker kulit. 10 Latar Belakang Invensi Oligomer stilbenoid adalah senyawa yang akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian oleh para ahli, oleh karena banyak senyawa yang ditemukan menunjukkan aktivitas biologi yang 15 berguna, seperti antitumor, antiinflamasi, antibakteri, sitotoksik, bersifat kemopreventif, hepatotoksik, dan anti-HIV (Dai, et al, 1998, J. Nat. Prod., 61, 351-353; Jang M., et al., 1997, Science, 275, 218- 220; Seo E.K.et al., 1999, J. Org. Chem. , 64, 6976-6983; Tanaka T.et al, 2000, Phytochemistry, 20 54, 63-69). Sampai saat ini telah dikenal lima famili tumbuhan yang dilaporkan memiliki kandungan utama oligomer stilbenoid, yaitu Dipterocarpaceae, Gnetaceae, Leguminoseae, Cyperaceae, dan Vitaceae (Sotheeswaran S., et al,1993, Phytochemistry, 32 (5), 1083-1092 25 Gnetum gnemon merupakan salah satu spesies tumbuhan famili Gnetaceae yang banyak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia, yang dikenal dengan tumbuhan melinjo, yang telah dikenal masyarakat karena banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Dari beberapa spesies tumbuhan famili Gnetaceae yang telah diteliti 30 menunjukkan bahwa kandungan senyawa oligomer resveratrol yang ditemukan menunjukkan karakteristik yang berbeda dengan yang ditemukan pada famili Dipterocarpaceae (Sri Atun, dkk, 2004, Biochem. System. Ecol., 32 (11), 1051-1053; Sri Atun, dkk, 2005, Indo. J. Chem, 5 (3), 211-214; Sri Atun, dkk, 2006, Indo. J. 35 Chem, 6 (1), 75 78; Sri Atun, dkk, 2006, Biochem. System. And

Transcript of Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

Page 1: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

1

Deskripsi

EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON),

PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA

SEBAGAI ANTIKANKER KULIT 5

Bidang Teknik Invensi :

Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi bahan aktif

dari tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) dengan menggunakan pelarut

organik, produk dan penggunaannya sebagai obat antikanker kulit. 10

Latar Belakang Invensi

Oligomer stilbenoid adalah senyawa yang akhir-akhir ini

banyak mendapat perhatian oleh para ahli, oleh karena banyak

senyawa yang ditemukan menunjukkan aktivitas biologi yang 15

berguna, seperti antitumor, antiinflamasi, antibakteri,

sitotoksik, bersifat kemopreventif, hepatotoksik, dan anti-HIV

(Dai, et al, 1998, J. Nat. Prod., 61, 351-353; Jang M., et al.,

1997, Science, 275, 218- 220; Seo E.K.et al., 1999, J. Org.

Chem. , 64, 6976-6983; Tanaka T.et al, 2000, Phytochemistry, 20

54, 63-69). Sampai saat ini telah dikenal lima famili tumbuhan

yang dilaporkan memiliki kandungan utama oligomer stilbenoid,

yaitu Dipterocarpaceae, Gnetaceae, Leguminoseae, Cyperaceae, dan

Vitaceae (Sotheeswaran S., et al,1993, Phytochemistry, 32 (5),

1083-1092 25

Gnetum gnemon merupakan salah satu spesies tumbuhan famili

Gnetaceae yang banyak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia,

yang dikenal dengan tumbuhan melinjo, yang telah dikenal

masyarakat karena banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Dari

beberapa spesies tumbuhan famili Gnetaceae yang telah diteliti 30

menunjukkan bahwa kandungan senyawa oligomer resveratrol yang

ditemukan menunjukkan karakteristik yang berbeda dengan yang

ditemukan pada famili Dipterocarpaceae (Sri Atun, dkk, 2004,

Biochem. System. Ecol., 32 (11), 1051-1053; Sri Atun, dkk, 2005,

Indo. J. Chem, 5 (3), 211-214; Sri Atun, dkk, 2006, Indo. J. 35

Chem, 6 (1), 75 –78; Sri Atun, dkk, 2006, Biochem. System. And

Page 2: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

2

Ecol., 34, 642-644). Senyawa oligoresveratrol yang ditemukan

pada tumbuhan famili Gnetaceae umumnya masih memiliki gugus

fenol yang terkonjugasi dengan ikatan rangkap olefenik, sehingga

memiliki serapan di daerah UV-B pada panjang gelombang maksimum

312-320 nm. Senyawa yang memiliki gugus tersebut berpotensi 5

mencegah kanker kulit.

Penelusuran terhadap paten-paten internasional seperti

Jepang, Eropa, dan Amerika menunjukkan adanya penggunaan ekstrak

dan senyawa resveratrol maupun derivatnya untuk pengobatan,

seperti pada paten Eropa WO 01/91695 “ The use of resveratrol as 10

sunscreen”, WO 2004/04 1260 “ Use of resveratrol for the

preparation of medicament useful for the treament of influenza

virus infection “. Paten Amerika USP 6,638,545 “ Food complemen

and method for cosmetic based on a grape extract rich in

polyphenols”, USP 6,680,458 tentang aktivitas resveratrol dan 15

turunannya untuk mengobati penyakit kanker prostat.

Ekstrak tumbuhan melinjo dapat diperoleh dari kulit batang

dengan cara maserasi secara tuntas dengan pelarut organik

seperti etanol, aseton, maupun metanol. Pemisahan dan

identifikasi senyawa kimia ekstrak tumbuhan melinjo diperoleh 20

tiga senyawa asam 3,4-dimetoksiklorogenat, resveratrol, dan

rampotigenetin.

Uji aktivitas sebagai penangkap radikal hidroksil senyawa

asam 3,4-dimetoksiklorogenat, resveratrol, dan rampotigenetin

menunjukkan aktivitas yang tinggi. Untuk resveratrol dan 25

rampotigenetin menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dibanding

dengan vitamin C dan BHT, hal ini sesuai dengan hasil penelitian

sebelumnya (Kim,et al., 2002, Biosci. Biotechnol., 66 (9), 1990-

1993.

Uji aktivitas sebagai penyerap sinar UV-B dari resveratrol 30

dan rampotigenetin menunjukan harga SPF 8,03 dan 12,34 yang

berarti menunjukkan tipe proteksi maksimum pada konsentrasi 50

g/ml, sedangkan asam 3,4-dimetoksiklorogenat menunjukkan harga

SPF 2,55 yang berarti menunjukkan tipe proteksi minimal pada

konsentrasi 50 g/ml. Dengan demikian penemuan tiga senyawa 35

Page 3: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

3

fenolik pada kulit batang tumbuhan Gnetum gnemon tersebut

membuktikan bahwa tumbuhan tersebut berpotensi sebagai

antioksidan alami dan penyerap sinar UV-B, sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai pencegah kanker kulit.

5

Ringkasan Invensi

Invensi ini berhubungan dengan suatu proses ekstraksi bahan

aktif dari tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang meliputi tahap

berikut :

a. mengeringkan dan menggiling bahan tumbuhan melinjo pada 10

bagian kulit batang, daun atau kulit buah melinjo (Gnetum

gnemon);

b. mengekstraksi bahan bahan tumbuhan menggunakan pelarut

organik dilanjutkan dengan pemekatan hingga 2/3 bagian

pelarutnya menguap; 15

c. memfraksinasi ekstrak pekat yang diperoleh dengan pelarut

n- heksan untuk menghilangkan senyawa-senyawa non polar;

d. mengeringkan ekstrak dan menggiling sehingga terbentuk

serbuk;

e. proses ekstraksi tersebut dilakukan pada suhu kamar selama 20

24 jam;

f. proses ekstraksi tersebut dilakukan menggunakan pelarut

organik dari jenis yang terdiri dari etanol, metanol,

aseton, atau etil asetat.

Produk ekstrak bahan aktif yang dihasilkan dalam proses di 25

atas mengandung senyawa yang bersifat sebagai antioksidan dan

penyerap sinar UV yaitu turunan asam klorogenat (1), resveratrol

(2), dan 3-metoksiresveratrol (3), dan dimana digunakan sebagai

obat antikanker kulit. Obat-obat tersebut digunakan dalam dosis

efektif dari 10 – 500 mg/kg BB. 30

Uraian Lengkap Invensi

a. Proses ekstraksi bahan aktif dari tumbuhan melinjo (Gnetum

gnemon)

Page 4: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

4

Sebanyak 9,5 kg serbuk kulit batang tumbuhan melinjo

(Gnetum gnemon) dimaserasi dengan metanol (20 l) selama 24 jam,

selanjutnya disaring, residu ditambahkan metanol dan dimaserasi

lagi (2 x). Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan

dengan evaporator vakum, sehingga diperoleh ekstrak kental. 5

Ekstraks kental selanjutnya difraksinasi dengan pelarut n-heksan

untuk menghilangkan senyawa-senyawa non polar. Setelah

dipisahkan dari fraksi yang larut dalam n-heksan menggunakan

corong pisah selanjutnya dipekatkan dengan evaporator vakum

diperoleh ekstrak pekat sebanyak 160 g. 10

b. Isolasi dan identifikasi struktur senyawa kimia dalam ekstrak

tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon)

Ekstrak pekat tumbuhan melinjo selanjutnya difraksinasi

dengan pelarut kloroform dan etil asetat. Setelah dipisahkan dan

dipekatkan diperoleh fraksi kloroform sebanyak 70 g dan etil 15

asetat sebanyak 40 g. Sebagian fraksi kloroform (60 gram)

dipisahkan dengan kromatografi cair vakum (silika gel GF 60 Merk

250 g; : 10 cm, t = 10 cm), dengan pengelusi berturut-turut

campuran n-heksan-EtOAc (8:2); (7:3); (6:4); (5:5), EtOAc; dan

Me2O; dilanjutkan dengan pemurnian terhadap fraksi-fraksi secara 20

kromatografi gravitasi secara berulang kali diperoleh 2 senyawa

fenol, yaitu turunan asam klorogenat (1) sebanyak 40 mg, dan

resveratrol (2) sebanyak 200 mg. Selanjutnya dari fraksi etil

asetat (40 gram) dipisahkan dengan kromatografi cair vakum

(silika gel GF 60 Merk 250 g; : 10 cm, t = 10 cm), dengan 25

pengelusi berturut-turut campuran n-heksan-EtOAc (8:2); (7:3);

(6:4); (5:5), EtOAc; Me2O; dan MeOH, sehingga diperoleh dua

kelompok fraksi yaitu a1 (4,96 g) dan a2 (10,4 g). Pemisahan

lebih lanjut terhadap fraksi a2 (10,4 g) secara kromatografi

gravitasi berulangkali dengan eluen kloroform-heksan-metanol 30

(5,5: 4: 0,5) diperoleh senyawa 3-metoksi resveratrol atau

rampotigenetin sebanyak 350 mg (senyawa isolat 3).

Identifikasi struktur molekul ketiga senyawa tersebut

dilakukan secara spektroskopi UV, IR, dan NMR (1H dan

13C).

Page 5: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

5

5

10

Senyawa hasil isolasi 1 berupa padatan putih sebanyak 40 mg

berwarna putih kekuningan. Spektrum UV (MeOH) λmaks 242, 286 dan

317 nm, yang menunjukkan adanya kromofor fenol terkonjugasi.

Spektrum IR (KBr) υmaks : 3388 (gugus hidroksil); 2918-2850 (C-15

H); 1724 (C=O); 1598-1514 ( C=C aromatik); dan 989 (trans

olefenik) cm-1 . Data spektrum

1H NMR senyawa isolat 2

menunjukkan sederetan sinyal proton dari daerah alifatik dan

aromatik. Sinyal proton di daerah aromatik menunjukkan adanya

proton aromatik yang karakternya untuk sistem ABX pada 7,33 20

(1H, d, J = 1,85 Hz); 7,12 (1H, dd, J = 1,85; 8,0 Hz); dan 6,85

(1H, d, J = 8,0 Hz) ppm, yang mengindikasikan adanya cincin

aromatik yang tersubstitusi pada 1,3,4. Adanya dua pasang

proton olefenik ditunjukkan oleh sinyal proton pada 7,60 (1H,

d, J = 15,9 Hz) dan 6,41 (1H, d, J = 15,9). Sinyal proton di 25

daerah alifatik menunjukkan adanya gugus metoksi pada 3,92 (3

H, s) dan 3,87 (3H, s); dan sederetan sinyal pada 5,61 (1H,

s); 4,14 (1H, m); 3,50 (1H, m); 2,10 (1 H , m); 2,18 (1H, m);

2,17 (1H, m); dan 1,95 (1 H, m) yang menunjukkan adanya unit

turunan dari gula. Hasil analisis data NMR (1H dan

13C), didukung 30

data HMQC, dan beberapa korelasi HMBC yang ada, mengindikasikan

bahwa senyawa isolat 1 adalah turunan asam klorogenat. Secara

singkat data-data NMR satu dan dua dimensi senyawa isolat 1

terdapat pada tabel 1.

HO OH

OH

1

4

78

10

12

2

Senyawa isolat 1 Senyawa isolat 2 Senyawa isolat 3

(turunan asam klorogenat) (Resveratrol) (3-metoksiresveratrol

HO OH

OH

1

4

78

10

12

2

OCH3

O O

HOOC

OH

OH

OH

H3CO

OCH3

H

1

2 34

56

1'

2'

4'

6'

7'8'

9'

Page 6: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

6

Tabel 1. Hasil analisis data spektroskopi NMR satu dan dua

dimensi dari senyawa isolat 1

No.

Karbon

δ H (m; J Hz) ppm δ C ppm HMBC (H→C)

1 - 77,0

2 1,95 (1 H, m)

2,10 (1 H, m)

39,0

3 4,14 (1H, m) 71,5

4 3,50 (1H, m) 68,0

5 5,61 (1H, s) 69,0

6 2,10 (1 H, m)

2,18 (1 H, m)

41,0

7 - 178,2

1’ - 138,0

2’ 6,86 (1 H, d) 115,0 C-3; C-6;

C-1

3’

( OCH3)

3,75 (3 H, s)

148,0

58,0

4’

( OCH3)

3,85 (3 H, s)

150,0

55,0

5’ 7,12 (1H, dd, J = 1,85;

8,0 Hz)

123,8 C-4; C-3

6’ 6,85 (1H, d, J = 8,0 Hz) 112,5

7’ 7,60 (1H, d, J = 15,9

Hz)

142,0 C-8

8’ 6,41 (1H, d, J = 15,9

Hz)

113,0 C-9

9’ - 169,2

Data-data NMR (1H dan

13C) senyawa isolat 1 memiliki 5

kemiripan dengan data NMR asam klorogenat (Satake T,et al, 2007,

Biol. Pharm.Bull, 30 (5), 935-940), namun pada senyawa isolat 1

terdapat gugus metoksil pada posisi 3 dan 5 dari cincin

aromatik. Perbandingan data-data NMR senyawa isolat 1 dengan

asam klorogenat terdapat pada tabel 3. Dengan demikian senyawa 10

isolat 1 adalah turunan asam klorogenat, yaitu asam 3,4-

dimetoksilklorogenat.

Senyawa hasil isolasi 2 berupa padatan sebanyak 200 mg

berwarna putih kekuningan. Spektrum UV (MeOH) λmaks 217 dan 307

nm (Gambar 9), yang menunjukkan adanya kromofor fenol 15

terkonjugasi. Spektrum IR (KBr) υmaks : 3276 (gugus hidroksil);

1587-1444 ( C=C aromatik); 989 (trans olefenik); 833 (p-hidroksi

Page 7: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

7

fenil) cm-1 . Spektrum

1H NMR senyawa isolat 2 menunjukkan adanya

sepasang sinyal proton aromatik kopling orto pada daerah 7,42

(2H, d, J = 8,5 Hz) ppm dan 6,83 (2H, d, J = 8,5 Hz) yang

menunjukkan adanya cincin 4-hidroksifenil, adanya 3 sinyal

proton aromatik kopling meta, dua proton dengan multiplisitas 5

doublet dan satu proton dengan multiplisitas triplet pada daerah

6,54 (1H, d, J = 2,5 Hz); 6,53 (1H, d, J = 2,5 Hz); dan 6,26

(1H, t, J = 2,5; 2,5 Hz) menunjukkan adanya cincin 3,5-

dihidroksibenzena, selanjutnya adanya dua pasang proton kopling

trans pada daerah 7,03 (1 H, d, J = 16,0 Hz); 6,86 (1H, d, J = 10

16,0 Hz) menunjukkan adanya unit olefenik. Data-data spektrum 1H

NMR tersebut menunjukkan bahwa senyawa 2 mempunyai unit struktur

resveratrol. Selanjutnya data spektrum 13C NMR senyawa isolat 2

menunjukkan adanya 10 sinyal karbon yang menyatakan 14 atom

karbon yang sesuai dengan data spektrum 1H NMR, oleh karena ada 15

empat karbon yang memiliki lingkungan kimia sama. Selanjutnya 14

sinyal karbon tersebut merupakan 3 karbon oksi aril pada

159,65 (2 C); 158,24 (1C) ppm, 9 karbon metin pada 129,09

(1C); 128,75 (2C); 126,86 (1C); 116,43 (2C); 105,64 (2C); 102,68

(1C) ppm; dan dua karbon kuarterner pada 140,88 (1C) dan 20

129,95 (1C) ppm.

Senyawa hasil isolasi 3 dari fraksi etil asetat berupa

padatan sebanyak 350 mg berwarna putih kekuningan. Spektrum UV

(MeOH) λmaks 229 dan 325 nm, yang menunjukkan adanya kromofor

fenol terkonjugasi. Spektrum IR (KBr) υmaks : 3415 (gugus 25

hidroksil); 1598-1514 ( C=C aromatik); 989 (trans olefenik) cm-1.

Spektrum massa FABMS senyawa isolat 3 menunjukkan ion molekul

pada m/z 258 [M]+, sesuai dengan rumus molekul C15H14O4. Rincian

mengenai unit-unit struktur yang terdapat dalam senyawa 3

selanjutnya diperoleh dari analisis spektrum 1H dan

13C NMR, 30

serta didukung oleh data spektrum korelasi 2-dimensi HSQC, dan

HMBC yang terdapat pada Tabel 2.

Page 8: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

8

Tabel 2. Data spektrum 1H NMR senyawa isolat 3 dari fraksi etil

asetat

No.

karbon

δH ( m, J Hz)

ppm

δC ppm HMBC (H→C)

1 - 130,5

2 7,20 (d, 2,0) 110,2 C-5; C-6

3

(OCH3)

-

3,89 (s)

148,6

56,26

-

4 - 140,8 -

5 6,99 (d, 6,2) 121,2 C-6; C-4

6 7,01 (dd, 6,2;

2,0)

129,4 C-2; C-5

7 6,82 (d, 8,3) 115,9 C-1; C-9

8 6,93 (d, 8,3) 127,4 C-10;14; C-1

9 - 147,5 -

10,14 6,54 (d, 2,0) 105,6 C-12; C-8; C-13

11 - 159,5 -

12 6,27 (d, 2,0) 102,6 C-10; 14; C-13

13 - 159,5 -

Spektrum 1H NMR senyawa isolat 3 menunjukkan adanya sinyal

proton di daerah alifatik pada 3,89 (3H, s) ppm 5

mengindikasikan adanya gugus metoksil (OCH3). Sinyal proton di

daerah aromatik menunjukkan adanya proton aromatik kopling

meta, dua proton dengan multiplisitas doublet dan satu proton

dengan multiplisitas triplet pada daerah 6,54 (2H, d, J = 2,0

Hz) dan 6,26 (1H, t, J = 2,0; 2,0 Hz) menunjukkan adanya cincin 10

3,5-dihidroksibenzena, selanjutnya adanya dua pasang proton

kopling trans pada daerah 6,93 (1 H, d, J = 8,3 Hz) dan 6,82

(1H, d, J = 8,3 Hz) menunjukkan adanya unit olefenik.

Selanjutnya adanya tiga sinyal proton aromatik masing-masing

dengan multiplisitas doublet dan doublet-doublet pada daerah 15

7,20 (1H, d, J = 2,0 Hz); 6,99 (1H, d, J = 6,2 Hz); dan 7,01 (1

H, dd, J = 6,2; 2,0) mengindikasikan adanya unit 1,3,4-

trisubstitusibenzena. Unit-unit struktur yang diperoleh dari

data 1H NMR tersebut mengindikasikan bahwa senyawa isolat 3

adalah 3-metoksi resveratrol (rampotigenetin). Demikian pula 20

data 13C NMR, dengan bantuan data spektrum HSQC dapat secara

tepat menentukan karbon- proton satu ikatan (Tabel 2).

Page 9: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

9

c. Uji aktivitas sebagai antioksidan dan penyerap sinar UV-B

Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro. Dalam

tabung reaksi dimasukkan larutan 0,1 ml larutan deoksiribosa

3mM; 0,01 mL larutan sampel; 0,1 mL asam askorbat; 0,1 mL

hidrogen peroksida 0,1mM, dan 0,59 mL larutan buffer fosfat pH 5

7,4 kemudian dihomogenkan. Reaksi dimulai dengan penambahan

larutan besi (II) sulfat. Campuran tersebut diinkubasi selama 30

menit pada suhu 37 oC. Hal yang sama juga dilakukan pada blanko

yang mengandung reagen yang sama tetapi tidak mengandung senyawa

yang dianalisis. Reaksi dihentikan dengan penambahan 3 mL 10

larutan asam tiobarbiturat. Kemudian dipanaskan selama 15 menit

pada suhu 80 oC. Warna merah dari larutan yang terbentuk diukur

serapannya pada panjang gelombang maksimum 532 nm. Kemampuan

menangkap radikal hidroksil dihitung sebagai persentase

berkurangnya serapan larutan yang mengandung senyawa bioaktif 15

yang menangkap radikal hidroksil dibandingkan dengan larutan

blanko.

Pada penelitian ini telah dilakukan uji aktivitas sebagai

penangkap radikal hidroksil dari masing-masing fraksi dan 3

senyawa murni yang diperoleh pada variasi konsentrasi 500; 250; 20

125; 62,5; dan 31,25 g/ml dengan tiga kali pengukuran (triplo).

Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C (antioksidan alami)

dan BHT (Butylated Hydroxy Toluena, sebagai antioksidan

sintetik). Dari data prosentase aktivitas pada variasi

konsentrasi selanjutnya digunakan untuk menentukan harga IC50 25

(konsentrasi sampel yang memiliki aktivitas 50%) dari masing-

masing sampel, secara singkat hasil perhitungan ini disajikan

pada tabel 3.

30

35

Page 10: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

10

Tabel 3. Hasil uji aktivitas sebagai penangkap radikal hidroksil

No Jenis sampel dari

fraksi

IC50

g/ml

Keterangan

1 Fraksi kloroform 214,56 Aktif

2 Fraksi etil asetat 1606,41 Aktivitas rendah

3 Asam 3,4-dimetoksi-

klorogenat (isolat 1)

523,7 Aktif

4 Resveratrol (isolat 2) 45,17 Sangat aktif

5 3-metoksi resveratrol

(rampotigenetin)

(isolat 3)

60,12 Sangat aktif

5 Vitamin C 83,87 Sangat aktif

6 BHT 1328,10 Aktivitas rendah

Keterangan : IC50 < 100 g/ml : sangat aktif; 100 -1000 g/ml :

aktif; dan 1000-5000 g/ml : aktivitas rendah; > 5000 g/ml : tidak aktif 5

Uji aktivitas sebagai tabir surya secara in vitro (Walters

, et al.,1997, Journal of Chem. Ed., 47 (1), 99-102), dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

Sampel dilarutkan dengan etanol pada variasi konsentrasi antara 10

1 g/ml hingga 50 g/ml. Digunakan konsentrasi 1 g/ml untuk

mengukur panjang gelombang optimumnya. Selanjutnya diukur

serapan tiap-tiap konsentrasi pada panjang gelombang optimum

antara 290 sampai 400 nm. SPF didefinisikan dalam batasan MED

(minimal erithema dose), lamanya waktu seseorang dapat bertahan 15

dibawah sinar matahari sebelum kulitnya terbakar. Nilai SPF

adalah rasio MED jika seseorang memakai tabir surya dalam dosis

2 mg/cm2 terhadap MED jika tidak memakainya.

20

Jika Io adalah intensitas sinar mencapai kulit tanpa adanya

tabir surya dan I adalah intensitas dengan adanya tabir surya,

maka nilai SPF dapat ditentukan melalui hubungan : 25

SPF = MED kulit menggunakan tabir surya (2 mg/cm2)

MED kulit tanpa tabir surya

Page 11: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

11

5

Dari rumus perhitungan tersebut, nilai SPF serta jenis sinar

UV yang terproteksi untuk setiap senyawa dapat ditentukan. Dari

data SPF yang diperoleh selanjutnya dapat ditentukan nilai

konsentrasi (µg/ml) yang memberikan tipe proteksi maksimal

sesuai tabel 4 (Wilkinson dan Moore, 1982 , Harry’s 10

Cosmeticology, 7ed, London : George Godwin).

Tabel 4. Penilaian aktivitas SPF menurut FDA

Tipe proteksi Nilai SPF

Proteksi minimum

Proteksi sedang

Proteksi ekstra

Proteksi maksimum

Proteksi ultra

2-4

4-6

6-8

8-15

15 atau lebih besar

Hasil uji aktivitas sebagai tabir surya secara in vitro 15

senyawa hasil isolasi dari masing-masing konsentrasi seperti

tercantum pada tabel 5.

Tabel 5. Data SPF senyawa hasil isolasi

No Konsent

rasi

(g/ml)

A

isola

t 1

pada

317

nm

SPF A

isolat

2 pada

307

nm

SPF A

isolat

3 pada

325

nm

SPF

1 50 0,407 2,55 0,905 8,03 1,234 12,34

2 25 0,205 1,60 0,356 2,27 0,660 4,57

3 12,5 0,092 1,24 0,186 1,53 0,373 2,36

4 6,25 0,051 1,12 0,092 1,23 0,229 1,69

5 3,125 0,025 1,06 0,039 1,09 0,158 1,44

20

A = - log [I/Io]

A = - log [1/SPF]

A = log SPF

SPF = 10A

Page 12: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

12

Klaim

1. Suatu proses ekstraksi bahan aktif dari tumbuhan melinjo

(Gnetum gnemon) yang meliputi tahap berikut : 5

a. mengeringkan dan menggiling bahan tumbuhan melinjo pada

bagian kulit batang, daun atau kulit buah melinjo (Gnetum

gnemon);

b. mengekstraksi bahan menggunakan pelarut organik

dilanjutkan dengan pemekatan hingga 2/3 bagian pelarutnya 10

menguap;

c. menghilangkan senyawa-senyawa non polar dari ekstrak pekat

dengan penambahan pelarut n heksan;

d.mengeringkan dan menggiling ekstrak sehingga terbentuk

serbuk. 15

2. Proses ekstraksi sesuai klaim 1, dimana dilakukan pada suhu

kamar selama 24 jam.

3. Proses ekstraksi sesuai klaim 1, dimana pelarut organik

yang digunakan dipilih dari jenis etanol, metanol, aseton,

atau etil asetat. 20

4. Ekstrak yang dihasilkan oleh proses klaim 1 – 3, mengandung

tiga senyawa utama yaitu turunan asam klorogenat (1) berupa

padatan putih sebanyak 40 mg, resveratrol (2) berupa padatan

putih kekuningan sebanyak 200 mg, dan 3-metoksiresveratrol

(3) berupa padatan putih kekuningan sebanyak 350 mg; 25

5. Penggunaan ekstrak sesuai klaim 1-3 dalam pembuatan obat

untuk mengobati kanker kulit.

30

Page 13: Deskripsi Draf Paten Melinjo 08

13

Abstrak

EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON),

PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA

SEBAGAI ANTIKANKER KULIT 5

Invensi ini berhubungan dengan suatu proses ekstraksi bahan

aktif dari tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang dibuat dari

bagian kulit batang, daun, atau kulit buah melinjo yang 10

dikeringkan di udara terbuka dan giling. Bahan diekstraksi

menggunakan pelarut organik dilanjutkan dengan pemekatan hingga

2/3 bagian pelarutnya menguap. Ekstrak pekat ditambahkan dengan

pelarut n-heksan untuk menghilangkan senyawa-senyawa non polar

seperti lipid. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu kamar selama 15

24 jam, menggunakan pelarut organik yang dipilih dari jenis

etanol, metanol, aseton atau etil asetat. Produk ekstrak bahan

aktif yang dihasilkan dalam proses tersebut mengandung senyawa

yang bersifat sebagai antioksidan dan penyerap sinar UV yaitu

turunan asam klorogenat (1) berupa padatan putih sebanyak 40 mg, 20

resveratrol (2) berupa padatan putih kekuningan sebanyak 200 mg,

dan 3-metoksiresveratrol (3) berupa padatan putih kekuningan

sebanyak 350 mg. Produk yang dihasilkan dalam proses tersebut

dapat digunakan sebagai pembuatan obat antikanker kulit, dengan

dosis efektif yang digunakan dari 10 – 500 mg/kg BB. 25

30