DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KABUPATEN … · WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU...
Transcript of DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KABUPATEN … · WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU...
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT
WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
HASIL
DAFTAR PEMUTAKHIRAN DATA CAGAR BUDAYA KAB. PADANG PARIAMAN
TAHUN 2018
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
DAFTAR ISI 1. SURAU GADANG BINTUNGAN TINGGI............................................................................................ 291 2. MAKAM SYEKH ABDUL RAHMAN ................................................................................................... 297 3. PILBOX JEPANG PAKANDANGAN .................................................................................................... 302 4. MASJID RAYA PINCURAN TUJUAH PAKANDANGAN ....................................................................... 306 5. SURAU ATOK IJUAK ...................................................................................................................... 311 6. MAKAM ENGKU SUMANIK ........................................................................................................... 316 7. SURAU SYEKH BURHANUDDIN ................................................................................................... 320 8. MAKAM SYEKH BURHANUDDIN ................................................................................................. 325 9. TUGU BATAS PERJANJIAN RENVILLE ......................................................................................... 328 10. MAKAM BAHAUDDIN DAN MOEHAMAD NOER (PEJUANG 45) ................................................ 332 11. PILBOX JEPANG TOBOH BARU SINTUK 1 ................................................................................... 335 12. SITUS BATU LESUNG KERAMAT ................................................................................................. 338 13. MAKAM SYEKH TAMPEK TALANG .............................................................................................. 342 14. MAKAM TUANGKU JOHOK ........................................................................................................... 346 15. MASJID RAYA BATANG PIAMAN ................................................................................................. 351 16. BALAI SILAGA-LAGA .................................................................................................................... 356 17. PILBOX JEPANG PAGUH DUKU I .................................................................................................. 362 18. PILBOX JEPANG PUNGGUNG KASIAK I........................................................................................ 365 19. PILBOX JEPANG SUNGAI LIMAU .................................................................................................. 369 20. MASJID TUA LUBUK BAREH ........................................................................................................ 373
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
1. SURAU GADANG BINTUNGAN TINGGI
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
01/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Surau Gadang Bintungan Tinggi Alamat
Jalan Simpang Gobah Syeckh Bintungan Tinggi
Dusun/Kampung/Jorong Korong Kampung Tangah
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Padang Bintungan
Kecamatan Nan Sabaris
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 26 km
Ibukota Prov. 45 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 32 mdpl dengan bentang lahan datar Aksesibilitas Situs Surau ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir jalan kampung beraspal dalam kondisi baik.
Letak Astronomis S 00°39'35.8” dan E 100°12'16.4” Deskripsi Historis Surau ini dibangun pada tahun 1864 oleh Syech Abdul
Rahman yang dipergunakan sebagai masjid jami’ dan tempat mengajar Alquran1.
Deskripsi Arkeologis Secara morfologis, surau ini mempunyai bentuk yang sama dengan surau-surau lainnya di Minangkabau (Sumatera Barat). Hal ini ditandai dengan bangunan/ruang utama yang berdenah bujur sangkar (persegi panjang), atapnya berbentuk tumpang (tingkat), dan lantai yang ditinggikan (panggung). Bangunan utama. Keseluruhan bangunan terbuat dari kayu beratap tumpang 3 (tiga) terbuat dari seng, bangunan sekarang merupakan hasil pemugaran Balai Pelestarian Purbakala pada tahun 2004. Bangunan utama ditopang oleh 44 buah. Tiang dalam 23 buah yang terdiri dari tiang utama sebanyak 9 buah tiang, tiang soko guru 1 buah dan berukir, tiang gantung 8 buah, tiang mihrab 4 buah dan 1 buah tiang utama yang disangga oleh pasak yang berbentuk mata angin. Susunan kayu ini dipasang dengan bentuk melintang diagonal. Bangunan utama
1 Berdasarkan penuturan Bapak Asril Maaz (44 tahun)yang merupakan keturunan ke 5 dari Syech Abdul Rahman.
Syech Abdul Rahman lebih dikenal dengan nama Syekh Bintungan Tinggi. Karena kakeknya juga bernama Syech Abdul Rahman, yang makamnya ada di dekat makam syech burhanuddin. Syech bintungan tinggi adalah khalifah dari syech burhanuddin. Khalifah adalah ulama penerus, seperti khalifah zaman Rasulullah. Syekh Bintungan Tinggi terkenal dermawan, setiap tahun beliau selalu memberangkatkan para muridnya yang berprestasi untuk menunaikan ibadah haji.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
berdenah bujur sangkar dengan ukuran panjang 11 m dan lebar 11 m, sementara bangunan mesjid berbentuk pamnggung dengan tinggi kolong 120 cm, untuk masuk ke ruang utama terdapat tangga naik dari bata berplester yang berspesi kapur. Ruang utama ini disangga oleh 1 (satu) buah tiang maco (suku guru) dengan ukuran diameternya 55 cm. Tiang macu berbentuk segi delapan dan bermotif hias ukiran sulur-suluran, tiang ini masih asli. Di bagian atas tiang macu mulai dari loteng/atap pertama sampai ke atap tinggkat 3 di ikat (disangga) oleh tiang-tiang melintang diagonal. Tiang maco ini dikelilingi oleh tiang-tiang penyangga lainnya berjumlah 8 (delapan) buah dengan ukuran diameternya 25 cm. Tiang-tiang penyangga ini yang masih asli sebanyak 7 (tujuh) buah, 2 (dua) buah lainnya sudah diganti dengan yang baru. Jendela dalam ruangan utama semuanya berjumlah 12 (dua belas) buah yang terdapat di sisi utara dan selatan masing-masing 4 buah, di sisi barat dan timur masing-masing 2 buah. Sekeliling ruang dari bagian tepi dinding ke bagian tengah bagian lotengnya diberi plafon selebar 1 m, keadaan ini terlihat seolah-olah terdapat lantai dua. Pintu masuk berada di sisi timur sebanyak dua buah, engsel-engsel pintu masih terlihat asli dengan ukuran besar. Di sisi selatan dari pintu masuk terdapat sebuah bedug, sampai sekarang bedug ini masih di tabuh ketika memanggil warga masyarakat untuk berkumpul wirid.
Mihrab. Ruang mihrab berdenah persegi panjang dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 1 m, di bagian depan mihrab terdapat kamar yang berukuran panjang 2 m dan lebar 1.5 m. kamar ini dipergunakan sebagai gudang tempat menyimpan naskah (kitab-kitab kuning) peninggalan Syech Abdul Rahman. Di samping kiri dan kanan ruangan mihrab terdapat sebuah jendela.
Serambi. Serambi ini berdenah persegi panjang dengan ukuran panjang 11 m dan lebar 2 m. Di bagian depan serambi terdapat tempat berwudhu berbentuk seperti bangunan rumah. Tempat wudhu ini terbuat dari bata berplester dengan spesi dari kapur. Dari serambi ke tempat wudhu diberi atap. Tempat wudhu ini berdenah bujur sangkar dengan ukuran pajang 4 m dan lebar 4 m. di dalam ruangan tempat wudhu terdapat bak air berukuran panjang 4 m dan lebar 2 m. Bangunan tempat wudhu ini berarsitektur colonial. Semua dinding diberi semacam pintu semu dengan lengkung khas arsitektur colonial, ketebalan dinding bangunan tempat wudhu ini sekitar 30 cm. Di bagian depan jalan masuk ke tempat
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
wudhu terdapat inskripsi NI KOELAH SLAMAT PAKAI 1329+1911, dengan artian koelah (tempat berwuduk) ini selesai pembangunannya pada tahun 1329 H atau 1911 M.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 11.5 m x 11.5 m Lahan 28 m x 41 m Batas-Batas Situs Utara Perkebunan masyarakat (kelapa) Selatan Jl. Simpang gobah Syekh Bintungan
Tinggi/Rumah Penduduk Timur Jl. Syekh Bintungan Tinggi/kebun Barat Makam Bintungan Tinggi Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Peribadatan Fungsi sekarang : Peribadatan
Pemilik Kaum Suku Panyalai Pengelola Kaum Suku Panyalai dan BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Surau Gadang Bintungan Tinggi (dari sisi barat) tahun
2015
Surau Gadang Bintungan Tinggi (dari sisi timur).
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Tampak bangunan tempat wudhu dengan atap yang juga berbentuk tumpang 3 tingkat tahun 2015
Foto tahun 2017
Bangunan tampak sisi barat
Bangunan tampak sisi selatan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto bagian dalam bangunan
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Surau Bintungan Tinggi.
Di sebelah barat surau terdapat bangunan (gobah) makam Syekh Bintungan Tinggi
Foto tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Keletakan bangunan Surau Gadang Bintungan Tinggi dengan Gobah Syekh Abdul Rahman
Denah Keletakan
Denah lokasi Surau Gadang Bintungan Tinggi
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
2. MAKAM SYEKH ABDUL RAHMAN
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
02/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Makam Syekh Abdurrahman Alamat
Jalan Simpang Gobah Syech Bintungan Tinggi
Dusun/Kampung/Jorong Korong Kampung Tangah
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Padang Bintungan
Kecamatan Nan Sabaris
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 26 km
Ibukota Prov. 45 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 30 mdpl dengan bentang lahan datar Aksesibilitas Situs Makam ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir jalan kampung beraspal dalam kondisi baik.
Letak Astronomis S 00°39'35.7” dan E 100°12'15.5” Deskripsi Historis Syech Abdul Rahman oleh masyarakat setempat lebih
dikenal dengan nama Syech Bintungan Tinggi, hal ini dikarenakan nama beliau sama dengan nama kakek beliau juga yaitu Syech Abdul Rahman. Makam kakek beliau (anak keturunannya menyebut kakek Syech Bintungan Tinggi dengan nama Syekh abdul Rahman Nan Tuo) sekarang berada di dekat makam Syekh Burhanuddin. Syekh Abdul Rahman Nan Tuo, adalah khalifah pertama setelah Syech Burhanuddin meninggal.2 Masa kebesaran Syech Bintungan Tinggi adalah antara tahun 1864 sampai dengan tahun 1923. Makam ini mulai dibangun pada tahun 1918 dan selesai pembangunannya pada tahun 1923. Makam ini dibangun semasa Syech Bintungan Tinggi masih hidup, ketika bangunan cungkup makam selesai pada tahun 1923, tidak berapa lama beliau wafat. Makam ini sampai sekarang masing ramai dikunjungi oleh para peziarah terutama bulan safar, maulud, dan puasa.
Deskripsi Arkeologis Makam Syekh Abdurrahman berada dalam sebuah gobah (cungkup makam) berdenah bujur sangkar berukuran 9
2 Ibid.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
m x 9 m dan ruang utama berukuran 5 m x 5 m. Pintu masuk berada di sisi selatan. Lantai makam ditinggikan 1 m dari permukaan tanah. Bangunan asli dari gobah ini sudah hancur akibat gempa tahun 2009 yang lalu. Selain makam Syekh Abdurrahman, di dalam gobah ini juga terdapat beberapa makam lain, yaitu makam para murid Syekh. Secara morfologis, makam Syekh Bintungan Tinggi terdiri dari jirat dan nisan. Jirat makam berbahan mortar dengan denah persegi panjang berukuran panjang 3,5 m, lebar 2 m, dan tinggi 60 cm. Adapun nisannya berbahan batu berukuran tinggi 40 cm dan lebar 30 cm (nisan kepala) dan tinggi 35 cm dan lebar 25 cm. Sementara itu, makam lain hanya bernisan saja dan tidak ada yang berjirat.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 9 m x 9 m (bangunan gobah); 3,5 m x 2 m (Makam Syekh)
Lahan 43 m x 35.7 m (1535.1 m²) Batas-Batas Situs Utara Perkebunan masyarakat Selatan Jl. Simpang Gobah Syekh Bintungan Tinggi Timur Surau Bintungan Tinggi Barat Rawa-rawa/kolam Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Makam Fungsi sekarang : Pariwisata, pendidikan
Pemilik Kaum Suku Panyalai Pengelola Kaum Suku Panyalai , BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Makam Syekh Bintungan Tinggi tahun 2015
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Bangunan Gobah Makam Syekh Bintungan Tinggi
Nisan Makam Syekh Bintungan Tinggi
Makam Syekh Bintungan Tinggi tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Bangunan Gobah Makam Syekh Bintungan Tinggi 2017
Foto Lingkungan
Lingkungan Makam Syekh Bintungan Tinggi tahun 2015
Lingkungan Makam Syekh Bintungan Tinggi tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto keletakan gobah makam Syekh Abdul Rahman
dengan Surau Bintungan Tinggi Denah Keletakan
Denah lokasi Makam Syekh Bintungan Tinggi
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
3. PILBOX JEPANG PAKANDANGAN
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
04/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Pilbox Jepang Pakandangan Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Korong Simpang Galanggang
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Pakandangan
Kecamatan Kec. Enam Lingkung
Kabupaten/Kota Kab. Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 7,9 km
Ibukota Prov. 47 km
Keletakan Geografis Objek berada diketinggian 109 mdpl dengan bentang lahan datar.
Aksesibilitas Situs Pilbox Jepang ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir jalan beraspal (antar kecamatan) dalam kondisi baik. Lubang Jepang ini terletak di pertigaan (simpang tiga) SD 04 Enam Lingkung.
Letak Astronomis S 00° 37' 32.544" dan E 100° 15' 31.168" Deskripsi Historis Pilbox Jepang Pakandangan merupakan salah satu dari
sekian banyak bangunan pertahanan yang dibuat oleh tentara pendudukan Jepang (1942-1945) di wilayah pesisir Barat Sumatera pada era Perang Dunia II. Pilbox ini diperkirakan dibangun pada masa akhir kekuasaan Jepang 1944-1945, dimana tentara kekaisaran Jepang sudah mulai bersifat defensif (mempertahankan daerah kekuasaan dari serangan Sekutu).
Deskripsi Arkeologis Secara morfologis, Pilbox semacam bangunan pertahanan berbentuk boks (box) yang sebagian bangunannya terpendam di dalam tanah dan sebahagiannya berada di atas tanah. Denah Pilbox ini bersegi banyak tak beraturan dengan penampang terpanjang 7 m x 5 m. Pilbox ini dilengkapi lubang ventilasi dan lubang intai yang menonjol di bagian atap/atas objek.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 7 m x 5 m Lahan 7 m x 5 m Batas-Batas Situs Utara Kebun Selatan Kebun Timur Rumah Penduduk Barat Jalan Sarang Gagak
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Bangunan pertahanan Fungsi sekarang : dead monument
Pemilik Tanah Dt. Majo Basa Pengelola Ahli waris Dt. Majo Basa Foto Foto Bangunan
Pilbox Jepang Pakandangan
Lubang Intai Pilbox Jepang Pakandangan yang terdapat di
bagian atas pilbox
Foto objek tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto pintu masuk pillbox yang terdapat disisi utara
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Pilbox Jepang Pakandangan
Foto tahu 2017, keletakan Pilbox Jepang Pakandangan
Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah keletakan Pilbox Jepang Pasar Pakandangan
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
4. MASJID RAYA PINCURAN TUJUAH PAKANDANGAN
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
05/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Masjid Raya Pincuran Tujuah, Pakandangan Alamat
Jalan Syech Burhanuddin - Pakandangan
Dusun/Kampung/Jorong Korong Pasa Pakandangan
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Pakandangan
Kecamatan Kecamatan Enam Lingkung
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 7,9 km
Ibukota Prov. 47 km
Keletakan Geografis Dataran rendah ± 45 mdpl Aksesibilitas Situs Masjid ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir jalan beraspal (antar kecamatan) dalam kondisi baik.
Letak Astronomis 0°37'41.90” LS dan 100°15'16.28” BT Deskripsi Historis Masjid Raya Pincuran Tujuah, Pakandangan dibangun
pada tahun 1865 (pertengahan abad ke-19 M) oleh Labai Taluak, salah seorang ulama Pakandangan.3
Deskripsi Arkeologis Secara morfologis, Masjid Raya Pincuran Tujuah, Pakandangan ini mempunyai bentuk yang sama dengan masjid-masjid kuno lainnya di Minangkabau (Sumatera Barat). Hal ini ditandai dengan bangunan/ruang utama yang berdenah bujur sangkar (persegi panjang), atapnya berbentuk tumpang (tingkat), dan lantai yang ditinggikan. Masjid ini berada di areal seluas ± 900 m2 (30 m x 30 m). Masjid ini bisa diakses melalui pintu masuk yang ada di sisi timur (serambi). Bangunan utama masjid berukuran 18 m x 18 m, sedangkan ruang utamanya berukuran 14 m x 14 m dengan 1 buah tiang utama (maco) yang terletak di tengah-tengah ruangan dan 8 buah tiang pendamping yang terletak secara konsentris di sekitar tiang utama. Di sisi barat ruang utama terdapat mihrab berdenah persegi panjang berukuran 4 m x 2 m. Sementara itu, di sisi timur ruang utama terdapat serambi berdenah persegi panjang berukuran 7 m x 7 m. Di ruang serambi ini terdapat Bedug masjid. Di sebelah timur serambi terdapat tempat wudhu. Secara umum,
3 Berdasarkan penuturan Bpk. Zarli Naim (55 thn), tokoh masyarakat Pakandangan, sebagaimana
dilaporkan oleh Tumini (2010).
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
masjid ini terbuat dari mortar (campuran bata, batu dan plesteran), kecuali atap yang terbuat dari seng.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 18 m x 18 m (Bangunan utama); 14 m x 14 m (Ruang Utama)
Lahan 50 x 50 m (2500 m²) Batas-Batas Situs Utara Sungai Selatan Jalan raya Timur Jalan raya Barat Kolam Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal: Peribadatan Fungsi sekarang : Peribadatan
Pemilik Suku Koto Sariak Pengelola BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Masjid Raya Pincuran Tujuah, Pakandangan
Ruangan Dalam Masjid Raya Pincuran Tujuah,
Pakandangan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Tempat wudhu (lama) Masjid Raya Pincuran Tujuah,
Pakandangan
Foto tahun 2017, tampak keseluruhan Bangunan Masjid
Raya Pincuran Tujuah, Pekandangan
Foto tahun 2017 Masjid Raya Pincuran Tujuah,
Pakandangan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto papan nama baru yang menjadi dasar pergantian
nama bangunan dalam Daftar Inventaris BPCB Sumatera Barat
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Masjid Raya Pincuran Tujuah,
Pakandangan. Di sebelah barat masjid, tampak sebuah kolam dan bangunan surau yang sudah rusak.
Foto tahun 2017, lingkungan sekitar Masjid Raya
Pincuran Tujuah, Pakandangan yang berada dipinggir jalan
Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah keletakan Masjid Raya Pincuran Tujuah,
Pakandangan Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
5. SURAU ATOK IJUAK
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
06/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Surau Atok Ijuak Alamat
Jalan Surau Atap Ijuk
Dusun/Kampung/Jorong Korong Pauh
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Sicincin
Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung
Kabupaten/Kota Kab. Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 9 km
Ibukota Prov. ± 42 km
Keletakan Geografis Bangunan berada di dataran rendah dengan elavasi ± 90 mdpl
Aksesibilitas Situs Masjid ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan roda dua maupun lebih. Hal ini karena Masjid ini terletak di pinggir jalan kampung beraspal dalam kondisi baik dan berada hanya sekitar 400 m dari Jalan Raya Padang-Bukitinggi dan Pasar Sicincin
Letak Astronomis 0°34'9.15” LS dan 100°16'23.94” BT Deskripsi Historis Surau ini didirikan oleh masyarakat setempat sekitar
tahun 1700-an.4 Deskripsi Arkeologis Secara morfologis, surau ini mempunyai bentuk yang
sama dengan surau-surau lainnya di Minangkabau (Sumatera Barat). Hal ini ditandai dengan bangunan/ruang utama yang berdenah bujur sangkar (persegi panjang), atapnya berbentuk tumpang (tingkat), dan lantai yang ditinggikan (panggung). Ruang utama surau ini berukuran 9,5 m x 9,5 m dengan 1 buah tiang utama (maco) yang terletak di tengah-tengah ruangan dan 8 buah tiang pendamping yang terletak secara konsentris di sekitar tiang utama. Di sisi barat ruangk utama terdapat mihrab berdenah persegi panjang berukuran 4 m x 1 m. Sementara itu, di sisi timur ruang utama terdapat teras pintu masuk berdenah persegi panjang berukuran 4 m x 4 m. Secara umum, surau ini terbuat dari kayu, kecuali atap yang terbuat dari ijuk. Adapun tangga masuk bangunan tempat wudhu (bangunan baru) yang terbuat dari mortar (bata merah berspesi).
4 Berdasarkan penuturan Mulyadi (44 thn), warga setempat, sebagaimana dilaporkan oleh Tumini (2010).
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 25 m x 25 m (lahan) 9,5 m x 9,5 m (Bangunan utama)
Lahan 25 x 25 m (625 m²) Batas-Batas Situs Utara Jalan setapak Selatan Kolam Timur Selokan Barat Kolam Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Peribadatan Fungsi sekarang : Peribadatan
Pemilik Nagari Pengelola BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Foto lama surau sebelum dipugar tahun 2015
Foto surau setelah dipugar tahun 2015
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Surau Atap Ijuk tampak samping tahun 2015
Ruang Utama Surau Atap Ijuk (2015)
Tiang Macu Surau Atap Ijuk
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017, Surau Atap Ijuk
Foto tahun 2017, tampak utara bangunan Surau Atap Ijuk
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Surau Atap Ijuk tahun 2015
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017, keletakan Surau Atap Ijuk
Denah Keletakan
Denah lokasi Surau Atap Ijuk
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
6. MAKAM ENGKU SUMANIK
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
07/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Makam Engku Sumanik Alamat
Jalan Jalan raya Bukittinggi - Padang
Dusun/Kampung/Jorong Korong Pasa Surau
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Guguak
Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Kabupaten/Kota Kab. Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 17,5 km
Ibukota Prov. ± 57 km
Keletakan Geografis Dataran rendah dengan elevasi ± 197 mdpl Aksesibilitas Situs Makam ini termasuk mudah diakses, baik dengan
kendaraan roda dua maupun empat, melalui jalan masuk ke Masjid Guguak. Hal ini karen makam ini terletak tidak jauh (± 300m) dari jalan raya Padang-Bukitinggi. Namun, untuk kendaraan roda empat harus diparkir sekitar 200 m dari lokasi, yaitu di sekitar pekarangan Masjid Guguk. Setelah itu, perjalanan bisa dilanjutkan dengan kendaraan roda dua atau jalan kaki. Hal ini karena akses ke lokasi hanya tersedia jalan setapak.
Letak Astronomis S0° 31' 58.411" dan E100° 20' 4.117" Deskripsi Historis Makam ini adalah tempat dikuburkannya Engku
Sumanik, salah seorang ulama penyebar agama Islam di daerah Guguk, Kayu Tanam yang hidup sekitar tahun 1600-an.5
Deskripsi Arkeologis Makam Engku Sumanik bukan makam tunggal, tapi merupakan kompleks makam yang terdiri dari 10 buah makam. Makam Engku Sumanik berjirat susunan batu kali tanpa perekat dengan ukuran jirat panjang 270 cm, lebar 170 cm, dan tinggi 160 cm. Nisannya terbuat dari batu kali, nisannya terdapat di bagian kaki dan kepala. Nisan bagian kepala berbentuk balok yang bagian atasnya melengkung. Ukuran nisan bagian kepala Tinggi 38 cm, lebar 18 cm dan tebal 12 cm. Nisan bagian kaki berbentuk balok dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar 20 cm, dan tebal 15 cm. Di bagian nisan kepala terdapat wadah untuk menampung air yang terbuat dari cangkang kerang, yang menurut istilah setempat disebut kemo. Kemo ini digunakan sebagai tempat penampung air
5 Berdasarkan penuturan Bapak Amirudin (72 tahun) juru pelihara situs makam ini.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
hujan, yang dipercaya sebagai air obat. Disebelah selatan makam Engku Sumanik terdapat makam dengan jirat yang sama, makam ini adalah makam kakak beliau. Di sisi utara di luar pagar makam terdapat sebuah bangunan semi permanen yang merupakan tempat para peziarah berdoa. Para peziarah ini biasanya ramai pada bulan Safar, Maulud, dan Puasa.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 20 m x 20 m (400 m²) Lahan 45 m x 45 m (2025 m²) Batas-Batas Situs Utara Sawah Selatan Kebun Timur Makam/kebun Barat Kebun Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Makam Fungsi sekarang : Pariwisata. pendidikan
Pemilik Kaum Dt. Muda Pengelola BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Makam Engku Sumanik
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Makam Engku Sumanik
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
7. SURAU SYEKH BURHANUDDIN
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
08/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Surau Syekh Burhanuddin Alamat
Jalan Simpang Ampek Tanjung Medan
Dusun/Kampung/Jorong Korong Tanjung Medan
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Ulakan
Kecamatan Kec. Ulakan Tapakis
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 30 km
Ibukota Prov. 49 km
Keletakan Geografis Dataran rendah dengan elevasi 15 mdpl
Aksesibilitas Surau ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir kampung beraspal.
Letak Astronomis S0° 40' 53.895" dan E100° 12' 16.193"
Deskripsi Historis
Surau ini dibangun sekitar tahun 1071 H (1650 M) oleh Syech Burhanuddin untuk kegiatan keagaamaan seperti shalat jamaah juga belajar ilmu agama Islam.6 Pada tahun 1980/1981 dilakukan pemugaran terhadap bangunan Surau Syech Burhanuddin dengan kegiatan pembongkaran rangka atap, atap, dinding mihrab, jendela dan pintu, serta pemasangan kembali dengan bahan yang baru untuk komponen yang sudah keropos kecuali tiang bangunan.
Deskripsi Arkeologis
Secara morfologis, surau ini mempunyai bentuk yang sama dengan surau-surau lainnya di Minangkabau (Sumatera Barat). Hal ini ditandai dengan bangunan/ruang utama yang berdenah bujur sangkar (persegi panjang), atapnya berbentuk tumpang (tingkat), dan lantai yang ditinggikan (panggung). Ruang utama surau ini berukuran 14 m x 14 m dengan 16 buah tiang utama dan 26 buah tiang pendamping. Selain itu, untuk kepentingan ventilasi udara, di sepanjang dinding ruang utama juga terdapat 16 buah jendela, masing-masing 5 buah di sisi utara dan selatan, 2 buah di sisi barat, dan 4 buah di sisi timur. Di sisi barat ruang utama terdapat mihrab berdenah
6 Berdasarkan penuturan Bapak Tuanku Bagindo M. Husein (57 Tahun), juru pelihara Surau Gadang
Syech Burhanuddin pada tanggal 28 Juli 2010.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
persegi panjang berukuran 6,5 m x 2 m. Sementara itu, di sisi timur ruang utama terdapat tangga masuk. Secara umum, surau ini terbuat dari kayu, kecuali atap yang terbuat dari seng dan tangga masuk yang terbuat dari mortar (bata merah berspesi).
Ukuran Bangunan :14,20 m x 15,90 m
Lahan : 20 m x 20 m Batas-Batas Situs Utara Replika Surau Syekh Burhanuddin Selatan Jalan Timur Jalan Barat MIS Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Peribadatan Fungsi sekarang : Peribadatan
Pemilik Nagari Pengelola BPCB Batusangkar; Yayasan Pesantren Luhur Foto Foto Bangunan
Foto: Surau Syech Burhanuddin tahun 2013
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto: Surau Syech Burhanuddin tahun 2015
Foto: Surau Syech Burhanuddin tahun 2017
Foto tahun 2017, bagian dalam Surau Syekh
Burhanuddin Foto Lingkungan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Lingkungan Surau Syech Burhanuddin
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017, lingkungan Surau Syekh Burhanuddin
Denah Keletakan
Denah keletakan Surau Syech Burhanuddin
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
8. MAKAM SYEKH BURHANUDDIN
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
09/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Makam Syekh Burhanuddin Alamat
Jalan Syech Burhanuddin
Dusun/Kampung/Jorong Korong Manggopoh Dalam
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Ulakan
Kecamatan Ulakan Tapakis
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 19 km
Ibukota Prov. 44 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 21 mdpl Aksesibilitas Situs Makam ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di dekat Jalan Raya Pariaman-Bandara (BIM).
Letak Astronomis S0° 41' 50.550" dan E100° 11' 2.786" Deskripsi Historis Makam ini merupakan tempat dikuburkannya Syekh
Burhanuddin, salah seorang penyebar dan tokoh agama Islam awal di Sumatera Barat. Syech Burhanuddin adalah seorang ulama yang menjadi tokoh penyebar agama Islam di Sumatera Barat. Beliau lahir pada hari selasa 17 Safar 1026 H. pada waktu usia muda ia belajar agama pada ulama besar bernama Tuanku Yahyudin yang dikenal dengan Syech Madinah, seorang pedagang dari Hadramaut, yang juga sebagai murid dari Syech Ahmad Qushashi dari Madinah al-Munawarah. Dalam usahanya mendalam mendalami syariat agam Islam, Syech Burhanuddin belajar kepada Syech Abdurrauf al-Fansuri di Singkel yang lebih dikenal dengan nama Teungku Syiah Kuala di Aceh. Beliau masih kakak kelas dengan Syeck Madinah. Kemudian Syech Burhanuddin mendalami agama di bidang Tasawuf yang bernama Thariqat Syatariyah, ilmu Tasawuf yang dikembangkan oleh Imam Kasthari. Pada bulan safar 1066 H beliau kembali ke kampong halaman dan mendirikan Surau di Tanjung Medan yang sekarang terkenal dengan sebutan Surau Gadang Syech Burhanuddin. Beliau telah berhasil mengembangkan agam Islam di kalangan masyarakat Sumatera bagian tengah dan pengaruhnya paling besar di kalangan masyarakat pedalaman. Pada 10 Safar 1111 H (20 Juni 1704 M)
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
beliau wafat dalam usia 84 tahun dan dimakamkan dalam kkompleks Makam Syech Burhanuddin di Ulakan. Sampai akhir hayatnya beliau tidak beristri7, sehingga kompleks makam ini berisi para murid dan para khalifahnya. Dalam meneruskan ajaran yang dikembangkan oleh beliau, diangkatlah seorang khalifah” yang dipilih , melalui musyawarah dan mufakat diantara murid-murid Syekh Burhanuddin. Tradisi tersebut masih berlangsung sampai sekarang. Khalifah sekarang adalah khalifah ke-16 yaitu Syahrillutan Tuanku Kuning. Sampai sekarang kompleks makam.
Deskripsi Arkeologis Makam Syekh Burhanuddin berada dalam sebuah gobah (cungkup makam) terbuat dari bata berplester dari keramik dan dipagari dari besi. Ukuran cungkup ini lebar 450 cm, panjang 500 cm, dan tingginya 200 cm. Dalam cungkup ini terdapat 3 (tiga) buah makam yaitu sisi timur makam Syech Abdurrahman (merupakan murid dan khalifah pertama pengganti Syech Burhanuddin, Syech Abdurrahman juga merupakan kakek dari Syech Bintungan Tinggi), sisi barat makam Syech Majolelo (salah satu murid Syech Burhanuddin), sementara makam Syech Burhanuddin berada di tengah-tengah. Masing-masing jirat berukuran panjang 210 cm dan lebar 110 cm, letak ketiga makam ini berhimpitan. Jirat makam Syech Burhanuddin seluruh pinggirnya telah diberi keramik, nisan makam terbuat dari batu kali dengan pengerjaan yang sangat sederhana hanya dibentuk balok dengan pengerjaan yang kasar. ukuran nisan kepala lebar 14 cm, tinggi 50 cm, dan tebal 12 cm. sedangkan ukuran nisan kaki lebar 17 cm, tinggi 40 cm dan tebal 10 cm. Di sisi utara jirat terdapat inskripsi dalam bahasa dan tulisan arab tentang tanggal wafatnya Syech Burhanuddin yaitu 10 Safar 1111 H (20 Juni 1704 M).
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 4,5 m x 5 m Lahan 40 m x 40 m Batas-Batas Situs Utara Surau Tigo Nagari Selatan Pasar Kuliner dan Souvenir Timur Masjid Agung Syekh Burhanuddin Barat Rumah Penduduk dan Komplek
Pemakaman Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Makam Fungsi sekarang : pariwisata, pendidikan, ziarah
Pemilik Nagari , Tanah Ulayat Amir Shahid Pengelola Nagari BPCB Sumatera Barat Foto
7 Menurut bapak Imam Khatib seorang pengurus kompleks makam ini, Syech Burhanuddin sampai
akhir hayatnya tidak beristri. Hal ini dikarenakan saat beliau masih dalam masa belajar agama, beliau melakukan kesalahan (zina) sehingga beliau dihukum oleh gurunya.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto Bangunan
Makam Syekh Burhanuddin
Bagian Dalam Kompleks Makam Syekh Burhanuddin
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Komplek Makam Syekh Burhanuddin di lihat dari luar
(halaman)
Foto tahun 2017
Denah Keletakan
Denah keletakan Makam Syekh Burhanuddin
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
9. TUGU BATAS PERJANJIAN RENVILLE
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
10/BCB-TB/A/12/2007
Nama Cagar Budaya Tugu Batas Perjanjian Renville Alamat
Jalan Padang Panjang-Lubuk Alung
Dusun/Kampung/Jorong Korong Batang Tapakih
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Sintuk
Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 8 km
Ibukota Prov. 37 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 36 mdpl Aksesibilitas Situs Tugu ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir Jalan Raya Padang-Bukitinggi.
Letak Astronomis S0°39'25.63” dan E100°16'52.02” Deskripsi Historis Tugu Batas Renville merupakan tugu peringatan yang
menandai batas wilayah Republik Indonesia dan Belanda pasca Perjanjian Renville, 17 Januari 1948.
Deskripsi Arkeologis Tugu ini berbentuk balok berukuran tinggi 3 m dan lebar 1 m, terbuat dari beton, pada kedua sisi tugu terdapat tulisan " Batas " dan " Renville "pada bagian bawahnya terdapat angka tahun 17 –1-1948. Posisi tugu berada di ditepi jalan Raya dan dipinggir Jembatan Sungai Batang Tapakih. Pada pinggir penyangga juga dihiasi dengan tiang besi sebanyak 9 buah dengan tinggi masing-masing 60 cm.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Tinggi : 3 m; Lebar : 1 m Lahan 3,25 m x 2,43 m Batas-Batas Situs Utara Sungai/Jembatan Selatan Masjid Renville Timur Jalan Barat Masjid Renville Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : batas wilayah Fungsi sekarang : Monumen
Pemilik Pemda Kab. Padang Pariaman Pengelola Pemda Kab. Padang Pariaman Foto Foto Bangunan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Tugu Batas Renville
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Tugu Batas Renville
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Tahun 2017
Foto keletakan tugu renville dan makam pejuang 45
Denah Keletakan
Denah Tugu Batas Renville
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
10. MAKAM BAHAUDDIN DAN MOEHAMAD NOER (PEJUANG 45)
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
11/BCB-TB/A/12/2007
Nama Cagar Budaya Makam Bahauddin dan Moehammad Noer (Pejuang 45)
Alamat
Jalan Raya Padang-Lubuk Alung
Dusun/Kampung/Jorong Korong Batang Tapakih
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Sintuk
Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 8 km
Ibukota Prov. 37 km
Keletakan Geografis Dataran rendah dengan elevasi ± 26 m dpl Aksesibilitas Situs Makam ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir Jalan Raya Padang-Bukitinggi.
Letak Astronomis 0°39'22.62” LS dan 100°16'49.80” BT Deskripsi Historis Makam ini merupakan tempat dikuburkannya 2 (dua)
orang pejuang Republik Indonesia, yaitu Bahauddin dan Moehammad Noer. Keduanya merupakan anggota Brigade Mobil Sumatera Barat yang gugur pada peristiwa Agresi Militer Belanda II, tanggal 19 Desember 1948.
Deskripsi Arkeologis Makam ini berada dalam sebuah lahan berukuran 12 m x 10 m. Dalam lahan tersebut, makam ini berada dalam sebuah pagar besi berukuran 4 m x 3,5 m. Kedua makam tampaknya sudah direhab dan sekarang diberi jirat dengan bahan mortar (campuran bata dan semen) dan dilapisi dengan ubin keramik (porselen). Jirat kedua makam ini masing-masing berukuran panjang 1,5 m x 0,5 m. Pada nisan ditulis sebuah prasasti yang berisi identitas ahli kubur dan waktu meninggalnya.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 4 m x 3,5 m Lahan 12 m x 10 m Batas-Batas Situs Utara Rumah Penduduk Selatan Rumah Penduduk Timur Jalan raya Barat Rumah Penduduk Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : makam Fungsi sekarang : pendidikan, pariwisata
Pemilik Ibu Willberti
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Pengelola Brigade Mobil Polda Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Makam Pejuang 45
Pagar Makam Pejuang 45 tahun 2015
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Konteks lingkungan Makam Pejuang 45 tahun 2015
Foto tahun 2017 keletakan makam pejuang 45 dan tugu
renville Denah Keletakan
Denah keletakan Makam Pejuang 45 Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
11. PILBOX JEPANG TOBOH BARU SINTUK 1
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
12/BCB-TB/A/12/2007
Nama Cagar Budaya Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I Alamat
Jalan Lb.Alung - Pariaman
Dusun/Kampung/Jorong Korong Toboh Baru Sintuk
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Sintuk
Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 15 km
Ibukota Prov. 38 km
Keletakan Geografis Dataran rendah ± 24 mdpl Aksesibilitas Situs Pilbox ini sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan
roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir Jalan Raya Pariaman-Lubuk Alung.
Letak Astronomis S0°40'41.40” dan E100°15'26.36” Deskripsi Historis Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I merupakan salah satu
dari sekian banyak bangunan pertahanan yang dibuat oleh tentara Jepang pada masa pendudukannya (1942-1945) di wilayah pesisir Barat Sumatera pada era Perang Dunia II. Pilbox ini diperkirakan dibangun pada masa akhir kekuasaan Jepang 1944-1945, saat dimana tentara kekaisaran Jepang sudah mulai bersifat defensif (dari sebelumnya ofensif) guna mempertahankan daerah kekuasaan dari serangan Sekutu.
Deskripsi Arkeologis Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I: secara morfologis, Lubang Jepang ini berbentuk bungker (bunker), yaitu semacam bangunan pertahanan atau penyerangan berbentuk boks (box) yang sebagian bangunannya terpendam di dalam tanah. Penampang atau denah Pilbox ini berbentuk persegi banyak tak beraturan. Penampang terpanjang berukuran 3 m x 3 m. Di bagian atas bungker, terdapat beberapa lubang ventilasi.
Sebagai informasi di Nagari Sintuk setidaknya terdapat 2 pilbox yang saling berdekatan yakni Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk II.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I: 3,90 x 1,65 meter
Lahan Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I: 3,90 x 1,65 meter
Batas-Batas Situs Utara Rumah
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Selatan Jalan Timur Rumah Barat Rumah Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi lama: pertahanan Sekarang: bukti sejarah dan tinggalan arkelogis yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pariwisata.
Pemilik Sintuk I: Ibu Maryulis Pengelola Belum dikelola Foto Foto Bangunan
Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I tahun 2015
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I
tahun 2015 Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah keletakan Pilbox Jepang Toboh Baru Sintuk I
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
12. SITUS BATU LESUNG KERAMAT
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
14/BCB-TB/A/12/2007
Nama Cagar Budaya Situs Batu Lesung Keramat Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Batang Gasang
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari III Koto Aur Malintang
Kecamatan IV Koto Aur Malintang
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 61 km
Ibukota Prov. 93 km
Keletakan Geografis Bentang lahan miring dengan ketinggian 133 mdpl Aksesibilitas Situs Lokasi dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 2
dan 4 kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki (jalan setapak) lebih kurang sejauh 500 m
Letak Astronomis S0° 24' 24.679" dan E100° 1' 55.890" Deskripsi Historis Lesung merupakan salah satu bentuk tinggalan tradisi
megalitik. Menurut mitos masyarakat setempat batu ini bisa membawa berkah bagi masyarakat kampung Balai Baik. Masyarakat setempat juga percaya bahwa mereka berasal dari daerah situs ini.
Deskripsi Arkeologis Situs ini terletak di dalam areal komplek pemakaman. Lingkungan situs di tumbuhi oleh rumput ilalang, pohon kelapa dan semak belukar. Di situs ini terdapat dua buah lesung batu yang berukuran 89 x 40 x 32 cm dan dimater lesung 24 dan kedalaman 15 cm. Batu lesung kedua berukuran 180 x40 x 28 cm dan diameter lesung 22 dan kedalaman 14 cm. Objek dilindungi oleh cungkup yang dibuat masyarakat berukuran 6,5 m x 3,5 m dengan kondisi yang sudah rusak.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Lesung 1 : 89 cm x 40 cm x 32 cm Lesung ₂ : 180 cm x 40 cm x 28 cm
Lahan 6,5 m x 3,5 m Batas-Batas Situs Utara Semak belukar dan kompleks
pemakaman Selatan Semak belukar dan kompleks
pemakaman Timur Semak belukar dan kompleks
pemakaman Barat Semak belukar
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Pemujaan/perkakas pertanian/pengobatan Fungsi sekarang : Pemujaan/artefak
Pemilik Wakaf kaum Suku Tanjung Pengelola Masyarakat sekitar Foto Foto Bangunan
Foto: Lesung batu keramat tahun 2008
Foto tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Foto tahun 2017. Kondisi lingkungan sekitar Lesung
Keramat
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017. Kondisi akses masuk ke lokasi Lesung
Keramat Denah Keletakan
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
13. MAKAM SYEKH TAMPEK TALANG
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
15/BCB-TB/A/12/2007
Nama Cagar Budaya Makam Syekh Tampek Talang Alamat
Jalan
Dusun/Kampung/Jorong Korong Koto Bangko
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Kuranji Hulu
Kecamatan Sungai Garingging
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 49 km
Ibukota Prov. 82 km
Keletakan Geografis Dataran tinggi 295 m dpl Aksesibilitas Situs Akese ke lokasi Makam Syech Tampek Talang relatif
mudah, dpaat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan roda 4.
Letak Astronomis S 00˚ 25’ 42.6” E 100˚ 07’ 37.4” Deskripsi Historis Syech Tampek Talang merupakan salah satu murid Syech
Burhanuddin Menurut Mak daran Tuanku Iman, Syeh Tampek Talang ini bukan nama sebenarnya karena mengajar dekat talang (bambu) maka disebut Syech Tampek Talang.
Deskripsi Arkeologis Situs ini merupakan kompleks makam yang diberi tembok pagar keliling dari bata berplester semen dengan ukuran panjang 10 m, lebar 4.8 m, dan tinggi 1 m, dengan pintu masuk berada di sisi selatan. Di Dekat lokasi terdapat sebuah pohon besar. Kompleks makam ini terbagi menjadi 3 (tiga) ruang yang masing-masing disekat oleh tembok bata dan besi. Makam Syech Tampek Talang berada di bagian tengah dan diberi pagar keliling dari besi. Jirat makam telah diberi keramik dengan ukuran tinggi 40 cm, panjang 260 cm, dan lebar 55 cm. Di bagian atas jirat di beri penutup dari kain putih yang diikatkan pada 4 buah besi yang berada di tiap sudut jirat. Nisan makam berupa batu kali tanpa pengerjaan dengan ukuran nisan kepala tinggi 25 cm, tebal 20 cm, dan lebar 27 cm, sementara ukuran nisan kaki tinggi 25 cm, lebar 30 cm, dan tebal 10 cm. Di bagian nisan kaki dan nisan kepala terdapat kemo.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 10 x 5 m (50 m²) Lahan 30 x 60 m (1800 m²)
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Batas-Batas Situs Utara Perkebunan Selatan Rumah penduduk Timur Sungai Garingging Barat Masjid Koto Bangko Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Makam Fungsi sekarang : pendidikan, wisata religi/ziarah
Pemilik Kaum Suku Piliang Pengelola Kaum Suku Piliang Foto Foto Bangunan
Foto. Makam Syech Tampek Talang tahun 2010
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto. Makam Syech Tampek Talang tahun 2017
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Foto.Lingkungan Makam Syech Tampek Talang tahun
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
2010
Foto.Lingkungan Makam Syech Tampek Talang tahun
2017
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
14. MAKAM TUANGKU JOHOK
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
17/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Makam Tuangku Johok Alamat
Jalan Limau Purut
Dusun/Kampung/Jorong Korong Limau Purut
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Limau Purut
Kecamatan Kecamatan V Koto Timur
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 33 km
Ibukota Prov. 66 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 108 m dpl Aksesibilitas Situs Akses ke lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan roda
2 dan roda 4. Letak Astronomis S 00˚ 32’ 37.9” E 100˚ 08’ 59.6” Deskripsi Historis Syech Tuanku Johok merupakan seorang tokoh yang
berjasa dalam mengembangkan agama Islam di Kabupaten Padang Pariaman bagian Utara.
Deskripsi Arkeologis Makam ini merupakan kompleks makam yang terdiri dari 4 (empat) buah makam dengan keletakan makam berjajar. Kompleks makam tersebut diberi cungkup berupa bangunan rumah dengan dua pintu di sisi barat dan timur dan diantaranya terdapat 4 (empat) buah jendela. Cungkup ini beratap gonjong dengan serambi dari plesteran semen. Lantai bagian dalam telah diberi keramik. Keempat makam ini sekelilingnya diberi penutup dari kain berwarna putih. Makam Tuanku Johok berada di tengah dengan jirat berkeramik putih. Ukuran jirat panjang 210 cm dan lebar 120 cm. Dibagian atas jirat diberi penutup dari kain berwarna putih juga. Nisan makam terbuat dari batu kali berbentuk balok dengan teknik pengerjaan yang kasar. ukuran nisan kepala tinggi 45 cm, lebar 17 cm, dan tebal 15 cm, sementara ukuran nisan kaki tinggi 40 cm, lebar 18 cm, dan tebal 15 cm.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 3.65 m x 2.30 m Lahan 25 x 30 m Batas-Batas Situs Utara Perkebunan Selatan Mushola Timur Perkebunan Barat Jl. Limau Purut Fungsi awal dan fungsi Fungsi awal : Makam
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
sekarang Fungsi sekarang : Pendidikan, Pariwisata (wisata religi/ziarah)
Pemilik Wakaf Sikumbang ke Nagari Pengelola Keluarga keturunan suku Sikumbang Foto
Foto Bangunan
Foto. Cungkup Makam Syech Tuanku Johok (2010)
Foto Jirat dan nisan Makam Syech Tuanku Johok (2010)
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto. Cungkup Makam Syech Tuanku Johok 2017
(2017 Foto Jirat dan nisan Makam Syech Tuanku Johok (2017)
Foto Jirat dan nisan Makam Syech Tuanku Johok (2017)
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto Lingkungan
Foto. Lingkungan Makam Syech Tuanku Johok (2010)
Foto. Lingkungan Makam Syech Tuanku Johok (2017)
Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah keletakan Makam Tuanku Johok
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
15. MASJID RAYA BATANG PIAMAN
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
18/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Masjid Raya Batang Piaman Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Korong Bintungan Kajai
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Gunung Padang Alai
Kecamatan V Koto Timur
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 31 km
Ibukota Prov. 75 km
Keletakan Geografis Dataran rendah Aksesibilitas Situs Akses ke lokasi masjid relatif mudah. Lokasi masjid
berada 50 meter dari jalan desa Batang Piaman-Mutiah. Lokasi ini relatif rendah dibandingkan dengan tanah di sekitarnya
Letak Astronomis S 00˚ 30’ 49,9” dan E 100 ˚11’ 05,0”. Deskripsi Historis Masjid didirikan pada masa yang bersamaan dengan
Silaga-laga oleh Data Hitam ninik makam masyarakat Batang Piaman.
Deskripsi Arkeologis Masjid didirikan dengan konstruksi bangunan kayu model rumah panggung. Denah bangunan berukuran 16 x 12 meter. Pada bagian paling bawah yang merupakan kaki bangunan terdiri dari tiang-tiang kayu berjumlah 55 buah. Rata-rata tiang kayu berdiameter 25 cm. Khusus tiang utama (tiang macu/soko guru) berdiameter 65 cm. Tiang utama ini menembus lantai bangunan dan menjulang sampai ke atap yang paling tinggi yaitu 15 meter. Ruangan utama masjid ini dilengkapi dengan pintu masuk 2 buah yang berada di depan (sebelah timur), dan jendela sebanyak 10 buah. Masing-masing pintu dan jendela mempunya daun pintu dan jendela sebanyak 2 buah. Lantai masjid terbuat dari kayu, kondisinya masih cukup terawat dan kuat. Untuk masuk kedalam ruangan dapat naik melalui tangga masuk yang berjumlah dua buah. Tangga masuk terbuat dari kayu yang masih kokoh kondisinya. Dinding ruangan masjid terbuat dari papan dengan model pemasangan menyerong (diagonal). Begitu juga dengan daun pintu dan jendela memakai model pemasangan yang serupa. Pada bagian depan masjid
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
dibuatkan semacam teras yang berfungsi untuk melindungi bedug yang diletakkan de depan pintu masuk, sekaligus berfungsi untuk melindungi tangga naik ke dalam masjid. Atap masjid terbuat dari seng, dibuat model tumpang tiga. Bentuk atap ruangan utama masjid adalah model limas, sedangkan atap bagian mihrab dibuat model gonjong. Pada bagian antar atap tumpang terdapat hiasan kayu berukiran motif sulur-suluran dengan cat (sudah kusam) warna hijau, putih, dan merah. Di sebelah selatan masjid, berjarak sekitar 10 meter, terdapat bangunan semacam aula untuk tempat bersidang ninik makam dan tokoh masyarakat. Bangunan ini berdenah 5 x 5 meter, dan tinggi 6 meter. Bangunan tempat sidang ini pada bagian bawah dibuat dengan konstruksi batu kali yang dipasang dengan spesi pasir dan kapur, sedangkan bagian atasnya yang merupakan lantai kedua dibuat dengan konstuksi kayu, baik lantai maupun dindingnya. Atapnya terbuat dari seng dengan model atap limas.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 16 m x 12 m (192 m2) Lahan 35 m x 35 m (1225 m2) Batas-Batas Situs Utara Persawahan Selatan Persawahan Timur Sungai Batang Piaman Barat Persawahan Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Peribadatan Fungsi sekarang : Peribadatan
Pemilik Nagari Pengelola Masyarakat nagari dan BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
Foto: Masjid Raya Batang Piaman tahun 2008
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto: Masjid Raya Batang Piaman tahun 2017
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Masjid Raya Batang Piaman tahun 2008
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto: Lingkungan Masjid Raya Batang Piaman tahun 2017
Foto: Lingkungan Masjid Raya Batang Piaman tahun 2017
Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah keletakan Masjid Raya Batang Piaman
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
16. BALAI SILAGA-LAGA
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
19/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Balai Silaga-Laga Alamat
Jalan Jl. Batang Piaman
Dusun/Kampung/Jorong Korong Bintungan Kajai
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Gunung Padang Ala
Kecamatan Kecamatan V Koto Timur
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 31 km
Ibukota Prov. 75 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 175 m dpl Aksesibilitas Situs Akses ke lokasi relatif mudah, dapat ditempuh dengan
kendaraan roda 2 dan roda 4. . Situs Rumah Silaga-laga berjarak sekitar 5 km dari Nagari Limau Purut, atau sekitar satu jam perjalanan karena jalannya masih jalan tanah berbatu dan licin.
Letak Astronomis S 00˚ 30’ 42.4” E 100˚ 11’ 16.1” Deskripsi Historis Rumah Silaga-laga merupakan bangunan berbentuk
rumah panggung yang dari permulaan didirikan memang dipergunakan sebagai tempat belajar ilmu silat. Rumah berkontruksi kayu ini didirikan oleh Ninik Mamak Batang Piaman yang bernama Data Hitam sekitar tahun 1800-an. Bahkan tempat ini merupakan awal mula sejarah penduduk V Koto bermula.
Deskripsi Arkeologis Bangunan rumah Silaga-laga yang ada sekarang merupakan hasil pemugaran swakelola BPCB Sumatera Barat sebanyak 3 (tahap) .Rumah Silaga-laga berada di dekat jalan desa Dusun Batang Piaman. Rumah ini terletak sekitar 20 km dari Kota Pariaman dan berjarak sekitar 5 km Nagari Limau Purut. Perjalanan menuju lokasi sangat sulit ditempuh, meskipun jalan bisa dilalui oleh kendaraan roda 2 (dua) namun jalannya mendaki dan menurun dengan kondisi jalan sangat rusak karena paska gempa 30 September 2009. Sebagian jalan terkikis oleh longsor sehingga lebar jalan menjadi sempit, disamping itu jalan juga terbelah, sebagian jalan masih tanah berbatu dan ketika hujan jalannan menjadi sangat licin. Rumah Silaga-laga berdenah bujur sangkar dengan ukuran panjang masing-masing sisi adalah 10 m, dan tinggi 15 m. Bangunan ini merupakan bangunan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
panggung dengan arsitektur Minangkabau dan berlantai dua. Bangunan ini ditopang oleh 9 (Sembilan) buah tiang utama yang berbentuk segi delapan dengan ukuran tiang berdiameter 40 cm, selain ditopang oleh tiang utama bangunan ini juga ditopang oleh 12 tiang pembantu yang tersebar di sekeliling bangunan. Tiang pembantu ini juga berbentuk segi delapan dengan ukuran berdiameter 25 cm. Seperti halnya bangunan rumah panggung pada umumnya untuk akses masuk ke dalam rumah memakai tangga naik yangterbuat dari plesteran semen dan berada di sisi Barat. Tinggi panggung rumah adalah 1 meter dari permukaan tanah. Panggung rumah ditopang oleh 9 (Sembilan) tiang utama yang berada di sekeliling sisi bangunan, sedang tiang pembantu lainnya berjumlah 12 (dua belas) tersebar dibagian dalamnya. Atap rumah ini merupakan atap model tumpang dua yang terbuat dari seng. Atap tumpang pertama berbentuk limas ditopang dengan kontruksi kasau dan reng kayu. Sedangkan atap tumpang kedua berbentuk gonjong dengan kontruksi kasau dari bambu betung yang dibelah dan dikombinasi dengan reng kayu.
Lantai Pertama. Ruang utama berdenah bujur sangkar dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 10 m. Untuk akses masuk ke dalam ruangan terdapat 2 (dua) buah pintu yang masing-masing berdaun pintu 2 (dua) buah, pintu masuk tersebut berada di sisi barat. Di sekeliling dinding bangunan ini terdapat jendela sebanyak 10 (sepuluh) buah yiatu 2 (dua) buah masing-masing berada di sisi barat, utara, dan selatan, sedangkan 4 (empat) buah berada di sisi timur. Seluruh dinding rumah silage-laga ini terbuat dari papan kayu setebal 2 cm, dengan model pemasangan diagonal/menyerong. Lantai ruang utama terbuat dari kayu yang terbuat dari potongan-potang bambu, lantai ini merupakan tempat kegiatan belajar ilmu silat. Disekeliling ruangan utama ini pada bagian sisi dekat dinding terdapat balai-balai dari kayu setinggi 40 cm lebarnya 2 m, namun pada sisi barat yang terdapat pintu masuk tidak terdapat bentuk balai-balai tersebut, sehingga balai-balai tersebut membentuk denah huruf “U”. Balai-balai ini berfungsi sebagai tempat duduk bagi Ninik Mamak dan para tetua adat yang menyaksikan proses belajar ilmu silat. Dahulu ilmu silat yang dipelajari agak rahasia, sehingga tidak sembarang orang boleh masuk untuk menonton. Disudut ruangan tepi barat daya terdapat lemari kayu tempat menyimpan peralatan. Didekatnya terdapat tangga naik yang terbuat dari papan kayu bagian luarnya sementara bagian pijakannya terbuat dari bambu.
Lantai Kedua. Pada lantai kedua ruangannya
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
berdenah bujur lebih kecil dengan ukuran panjang dan lebar masing-masing 5 m. Lantai ruangan terbuat dari papan kayu setebal 3 cm. Ruangan di lantai dua disekeliling dindingnya terdapat jendela yang masing-masing sisi berjumlah 2 (buah) sehingga jumlah seluruh jendela di lantai dua adalah 8 (delapan) buah. Di sudut ruangan sisi tenggara, terdapat sebuah bilik/kamar dengan menyekat ruangan lantai dua. Bilik tersebut berukuran panjang 2 m dan lebar 2 m yang dilengkapi 1 (satu) buah pintu dan 2 (dua) buah jendela. Menurut informan bilik/kamar tersebut dahulu dipergunakan sebagai penjara bagi yang berzina/berselingkuh dan bagi keluarga yang berselisih/bertikai. 8 langit-langit bilik merupakan loteng yang sekaligus dapat dipergunakan untuk menyimpan peralatan/barang. Di depan pintu bilik diletakan bedug sepanjang 1,5 m dengan diameter 50 cm, namun membrane bedug sudah tidak ada lagi.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 9,05 m x 8.06 m Lahan 15 m x 15 m Batas-Batas Situs Utara Rumah Penduduk Selatan Rumah Penduduk Timur Jl. Batang Piaman Barat Perkebunan Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Hunian Fungsi sekarang : Hunian
Pemilik Nagari Pengelola BPCB Sumatera Barat Foto Foto Bangunan
8 Ibid.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto. Rumah Silaga-laga tampak samping tahun 2013
Foto. Rumah Silaga-laga tampak samping tahun 2017
Foto. Rumah Silaga-laga tampak samping tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto Lingkungan
Foto.Lingkungan Rumah Silaga-laga
Foto.Lingkungan Rumah Silaga-laga
Foto.Lingkungan Rumah Silaga-laga
Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah Keletakan Rumah Silaga-laga Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
17. PILBOX JEPANG PAGUH DUKU I
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
20/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Pilbox Jepang Paguh Duku I Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Korong Paguh Duku
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Kurai Taji
Kecamatan Nan Sabaris
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 17 km
Ibukota Prov. 51 km
Keletakan Geografis Dataran rendah ± 45 mdpl Aksesibilitas Situs Pilbox Jepang Paguh Duku I ini sangat mudah diakses,
baik dengan kendaraan roda dua maupun lebih, karena terletak di pinggir jalan kampung beraspal dalam kondisi baik dan berada sekitar 150 m dari Jalan Raya Pariaman-Lubuk Alung.
Letak Astronomis S0°38'18.52” dan E100°10'49.95” Deskripsi Historis Pilbox Jepang Paguh Duku I merupakan salah satu dari
sekian banyak bangunan pertahanan yang dibuat oleh tentara Jepang pada masa pendudukannya (1942-1945) di wilayah pesisir Barat Sumatera pada era Perang Dunia II. Pilbox ini diperkirakan dibangun pada masa akhir kekuasaan Jepang 1944-1945, saat dimana tentara kekaisaran Jepang sudah mulai bersifat defensif (dari sebelumnya ofensif) guna mempertahankan daerah kekuasaan dari serangan Sekutu.
Deskripsi Arkeologis Pilbox Jepang Paguh Duku I merupakan bangunan pertahanan atau penyerangan berbentuk boks (box) yang sebagian bangunannya terpendam di dalam tanah dan sebahagian berada diatas tanah. Penampang atau denah pilbox ini tidak diketahui dengan pasti karena seluruh bagan atapnya tertutup tanah dan semak belukar. Akan tetapi, kira-kira berukuran 3 m x 3 m. Benteng ini terbuat dari campuran semen dengan kerikil yang sangat kuat.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 3 m x 3 m Lahan 3 m x 3 m Batas-Batas Situs Utara Kebun Selatan Rel kereta api Timur Kebun
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Barat Kebun Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Pertahanan Fungsi sekarang : Dead monument
Pemilik Suryaningsih Pengelola Belum dikelola Foto Foto Bangunan
Pilbox Jepang Paguh Duku I
Seluruh permukaan atasnya tertutup tanah dan semak belukar (2015)
Pintu masuk Pilbox Jepang Paguh Duku I (2015)
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Pilbox Jepang Paguh Duku I (2015)
Denah Keletakan
Denah keletakan Pilbox Jepang Paguh Duku I
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
18. PILBOX JEPANG PUNGGUNG KASIAK I
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
21/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Pilbox Jepang Punggung Kasiak I Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Korong Ambacang
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Punggung Kasiak
Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 13 km
Ibukota Prov. 38 km
Keletakan Geografis Dataran rendah 39 m dpl Aksesibilitas Situs Pilbox Jepang Ambacang I ini termasuk mudah diakses,
baik dengan kendaraan roda dua maupun lebih, karena terletak tidak jauh tidak jauh (± 100 m) dari Jalan Raya Pariaman-Lubuk Alung. Akan tetapi, akses untuk masuk ke lokasi masih berupa jalan tanah. Di dekat Pilbox Jepang ini terdapat Surau Ambacang yang juga masuk dalam Daftar Inventaris BPCB Sumatera Barat.
Letak Astronomis S0° 40' 47.449" dan E100° 15' 41.980" Deskripsi Historis Pilbox Jepang Punggung Kasiak I merupakan salah satu
dari sekian banyak bangunan pertahanan yang dibuat oleh tentara Jepang pada masa pendudukannya (1942-1945) di wilayah pesisir Barat Sumatera pada era Perang Dunia II. Pilbox ini diperkirakan dibangun pada masa akhir kekuasaan Jepang 1944-1945, saat dimana tentara kekaisaran Jepang sudah mulai bersifat defensif (dari sebelumnya ofensif) guna mempertahankan daerah kekuasaan dari serangan Sekutu.
Deskripsi Arkeologis Pilbox Jepang Punggung Kasiak I merupakan bangunan pertahanan atau penyerangan berbentuk boks (box) yang sebagian bangunannya terpendam di dalam tanah dan sebahagiannya lagi di atas tanah. Penampang atau denah pilbox ini berbentuk persegi banyak tak beraturan. Penampang terpanjang berukuran 5,4 m x 2,7 m. Di bagian atas bangunan, terdapat beberapa lubang ventilasi. Tinggi bangunan dari permukaan tanah adalah 55 cm.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 6 m x 3 m Lahan 6 m x 3 m Tinggi 55 cm
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Batas-Batas Situs Utara Kebun/rumah penduduk Selatan Irigasi/Surau Ambacang Timur Kebun Barat Kebun/rumah penduduk Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Pertahanan Fungsi sekarang : monument
Pemilik Tanah milik Ramli Pengelola Belum dikelola Foto Foto Bangunan
Pilbox Jepang Punggung Kasiak I tahun 2015
Foto tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto tahun 2017
Foto Lingkungan
Konteks lingkungan Pilbox Jepang Punggung Kasiak I
tahun 2015
foto tahun 2017
Denah Keletakan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Denah Pilbox Jepang Punggung Kasiak I (2015)
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
19. PILBOX JEPANG SUNGAI LIMAU
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
23/BCB-TB/A/13/2007
Nama Cagar Budaya Pilbox Jepang Sungai Limau Alamat
Jalan Jl. Tanah Lapang
Dusun/Kampung/Jorong Korong Pasir Sungai Limau
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Kuranji Hilir
Kecamatan Sungai Limau
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 38 km
Ibukota Prov. 71 km
Keletakan Geografis Bentang lahan datar dan rendah dengan ketinggian 12 mdpl.
Aksesibilitas Situs Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4. Letak Astronomis S0° 31' 28.361" dan E100° 3' 35.738" Deskripsi Historis Pilbox Jepang Sungai Limau merupakan salah satu dari
sekian banyak bangunan pertahanan yang dibuat oleh tentara Jepang pada masa pendudukannya (1942-1945) di wilayah pesisir Barat Sumatera pada era Perang Dunia II. Pilbox ini diperkirakan dibangun pada masa akhir kekuasaan Jepang 1944-1945, saat dimana tentara kekaisaran Jepang sudah mulai bersifat defensif (dari sebelumnya ofensif) guna mempertahankan daerah kekuasaan dari serangan Sekutu.
Deskripsi Arkeologis Pilbox ini berbentuk segi enam dengan masing-masing sisi berukuran 2,10 m dengan diameter atas 4,3 m. Tinggi bangunan dari tanah adalah1,5 m dengan ketebalan bangunan rata-rata 25 cm. Arah hadap pillbox adalah barat, dengan pintu masuk berada di sisi timur. Pintu masuk ini berukuran lebar 90 cm, tinggi 1,5 m. Pada bangunan juga terdapat 5 buah lubang tembak pada masing-masing sisi (kecuali pintu masuk) yang berukuran panjang 1,3 m x 30 cm. Namun kondisi lubang tembak yang berada di sisi utara sudah ditutupi dengan coran semen, dan dijadikan sebagai taman.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 14,52 m2 Lahan 14,52 m2 Batas-Batas Situs Utara SKB Sungai Limau Selatan Kebun Timur Kebun/Rumah penduduk
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Barat Kebun kelapa Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal : Pertahanan Fungsi sekarang : Monumen
Pemilik Tanah Ibuk Jus Pengelola Belum dikelola Foto Foto Bangunan
Foto: Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2008
Foto: Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2008
Foto: Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto: Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2017
Foto: Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2017
Sisi utara yang dijadikan taman dan lubang yang ditembok
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2008
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto: Lingkungan Pilbox Jepang Sungai Limau tahun 2017
Denah Keletakan
Denah Keletakan Pilbox Jepang Sungai Limau
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
20. MASJID TUA LUBUK BAREH
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
24/BCB-TB/A/13/2011
Nama Cagar Budaya Masjid Tua Lubuk Bareh Alamat
Jalan Masjid Tua Lubuk Bareh
Dusun/Kampung/Jorong Korong Kampuang Bendang
Desa/Kelurahan/Nagari Nagari Sungai Sariak
Kecamatan Kecamatan VII Koto
Kabupaten/Kota Padang Pariaman
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 16 km
Ibukota Prov. 57 km
Keletakan Geografis Bangunan berada dalam bentang lahan miring dengan ketinggian 52 mdpl
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda dua dan empat dari simpang jalan raya Sungai Sariak-Pariaman/Sicincin.
Letak Astronomis S 00 34’ 26.8” E 100 12’ 52.4” Deskripsi Historis Masjid Lubuak Bareh adalah masjid tertua ketiga yang
didirikan atas prakarsa Syekh Burhanuddin. Dua masjid yang lain adalah Masjid Syekh Burhanuddin di Ulakan dan Masjid Baitul Makmur di Kapalo Koto, Balai Basuo Nan Sabaris. Mesjid ini didirikan pada tahun 1727 M dengan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Syekh Burhanuddin9. Gempa Bumi 30 September 2009 yang telah meluluhlantakkan Kabupaten Padang Pariaman juga membuat masjid ini mengalami kerusakan hampir 50% dari bangunan yang ada. Untuk segera merehabilitasi masjid ini dengan hanya mengandalkan dana APBD Padang Pariaman tentulah sulit. Sehingga perlu dicarikan donatur-donatur baik dalam maupun luar negeri. Berkat kepedulian Prince Cluas Fund (PCF) bersama Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) masjid ini akhirnya mendapat sentuhan perbaikan walaupun belum 100% sempurna. Setidaknya sudah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan masyarakat akan sarana peribadatan.
Deskripsi Arkeologis Masjid berdenah bujur sangkar berukuran 23,3 m x 23,2 m. Bangunan ini berorientasi arah barat, serta atapnya bertumpang tiga. Bangunan ditopang oleh 9 buah tiang, dengan 1 buah tiang utama terdapat di bagian tengah
9 Dalam website resmi Pemda Padang Pariaman, www.padangpariamankab.go.id.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
tiang penyangga lainnya, dengan bentuk berukir dan ukuran yang lebih besar. Mihrab masjid terdapat di sisi barat berukuran 3,55 m x 4,6 m. Pintu utama masjid terdapat pada sisi barat. Pada sisi ini juga terdapat serambi berukuran 7,2 m x 7 m. Pada sisi utara-selatan serambi ini terdapat kulah (tempat berwuduk) berbentuk kolam berukuran 2,3 m x 1,8 m. Pada bagian luar masjid (teras), terdapat ornament berupa hiasan berbentuk melengkung setengah lingkaran.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 23,3 m x 23,2 m Lahan 76,4 m x 33,2 m Batas-Batas Situs Utara Surau Jambak Selatan Surau Ambacang Sikumbang Timur Tempat Wudlu dan Pustaka Barat Kolam/kebun Fungsi awal dan fungsi sekarang
Tempat ibadah
Pemilik Wakaf/hibah Pengelola Nagari/Pengurus Masjid Foto Foto Bangunan Foto tahun 2010
Foto pasca gempa, yang merusak dinding luar (teras)
bangunan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Masjid Tua Lubuk Bareh sebelum gempa
Foto tahun 2017
Foto tampak masjid keseluruhan
Foto serambi masjid sisi timur
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau Tahun 2017
Foto masjid pada bagian dalam
Foto Lingkungan
Foto lingkungan sekitar masjid
Tahun 2017 Denah Keletakan
Tanggal Pendataan September 2017 Pengentri Data Marjohan Syarif, SH
Rafki. R, SS