Desiminasi Awal New

62
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Umur harapan hidup penduduk suatu Negara sering kali dilihat sebagai salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Demikian juga di Indonesia yang merupakan salah satu Negara berkembang, dengan perkembangannya yang cukup baik menyebabkan makin tinggi pula umur harapan hidup masyarakatnya (Darmodjo, 2000). Hal ini berarti akan bertambah pula jumlah lansia, diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas dan mengakibatkan timbulnya berbagai masalah kesejahteraan di hari tua, kecuali bila sebelum umur tersebut proses menua telah terjadi lebih awal dilihat dari kondisi fisik, mental dan social (Rahardjo, 1994 dikutip oleh Budhi Darmojo, 2000). Menurut dr.S.A Nuhonni M. Jatim, Sp.RM, proses menua adalah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini menjadi penyebab atau berkaitan erat dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena berkurangnya kemampuan tubuh dalam proses-proses penyesuaian diri dalam maupun luar tubuh. Masalah yang umumnya terjadi pada lansia antara lain gangguan penyesuaian, kehilangan, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007, Jumlah lansia diIndonesia mencapai 18,96 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 14% di antaranya berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, atau yang merupakan daerah paling tinggi jmlah lansianya. Disusul Provinsi Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,14%), dan Bali (11,02%). 1

description

contoh Desiminasi Awal

Transcript of Desiminasi Awal New

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangUmur harapan hidup penduduk suatu Negara sering kali dilihat sebagai salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Demikian juga di Indonesia yang merupakan salah satu Negara berkembang, dengan perkembangannya yang cukup baik menyebabkan makin tinggi pula umur harapan hidup masyarakatnya (Darmodjo, 2000). Hal ini berarti akan bertambah pula jumlah lansia, diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari.Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas dan mengakibatkan timbulnya berbagai masalah kesejahteraan di hari tua, kecuali bila sebelum umur tersebut proses menua telah terjadi lebih awal dilihat dari kondisi fisik, mental dan social (Rahardjo, 1994 dikutip oleh Budhi Darmojo, 2000). Menurut dr.S.A Nuhonni M. Jatim, Sp.RM, proses menua adalah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini menjadi penyebab atau berkaitan erat dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena berkurangnya kemampuan tubuh dalam proses-proses penyesuaian diri dalam maupun luar tubuh. Masalah yang umumnya terjadi pada lansia antara lain gangguan penyesuaian, kehilangan, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007, Jumlah lansia diIndonesia mencapai 18,96 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 14% di antaranya berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, atau yang merupakan daerah paling tinggi jmlah lansianya. Disusul Provinsi Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,14%), dan Bali (11,02%).Dengan meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya adalah penyakit degeneratif, kronis dengan multiple patologi. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri.Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan merupakan salah satu sasaran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun kelompok. Berkaitan dengan kondisi diatas kami mahasiswa Program Profesi Ners STIKes Insan Cendekia Medika Jombang ingin menerapkan konsep asuhan keperawatan pada lansia secara langsung di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan pada tanggal 10 November-28 November 2014. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan pengalaman secara langsung untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada lanjut usia serta memberikan asuhan keperawatan baik secara bio-psiko-sosio-spiritual dan kultural.

1.2. Tujuan Kegiatan1.2.1. Tujuan UmumMahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan kelompok lanjut usia dalam kehidupan Panti secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif di UPT PSLU Pasuruan pada tanggal 10 November- 28 November 2014.1.2.2. Tujuan KhususSetelah selesai mengikuti praktek keperawatan gerontik mahasiswa dapat:1. Melakukan pengkajian keperawatan pada kelompok lanjut usia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan.2. Mengidentifikasi masalah kesehatan atau keperawatan yang timbul pada kelompok lanjut usia yang ada di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan.3. Membuat rencana strategis untuk memberikan solusi terhadap masalah kesehatan atau keperawatan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan, dengan mempertimbangkan sumber daya, dana, sarana dan prasarana, serta kebijakan pemerintah pusat dan daerah.4. Melaksanakan rencana strategis untuk mengatasi masalah kesehatan atau keperawatan pada kelompok lanjut usia yang ada di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan.5. Mengevaluasi hasil implementasi rencana strategis serta membuat kesimpulan dan saran.

1.3. Manfaat Kegiatan1.3.1. Bagi MahasiswaDapat menerapkan konsep teori tentang asuhan keperawatan kelompok gerontik yang tinggal di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan.1.3.2. Bagi Lansia1. Lansia mendapatkan pelayanan keperawatan secara komprehensif.2. Lansia dapat mengenal masalah kesehatannya.3. Lansia mendapat penjelasan tentang kesehatan secara sederhana.4. Lansia akan meingkat kwalitas hidupnya.1.3.3. Bagi Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Pasuruan.1. Dapat menerapkan pelayanan yang komprehensif (Bio-Psiko-Sosio-Spiritual)2. Mendapatkan masukan tentang masalah kesehatan pada lansia serta alternatif pemecahannya1.3.4. Bagi Institusi Pendidikan.Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik pada lansia di lingkungan Panti, sekaligus sebagai sarana evaluasi terhadap proses pembelajaran mahasiswa berkaitan dengan praktik profesi keperawatan.BAB IITINJAUAN TEORI

2.1Konsep Panti2.1.1PengertianUnit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia adalah Unit Pelaksana Tehnis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur yang melaksanakan tugas pelayanan, dan bimbingan sosial bagi lanjut usia terlantar, berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur

2.1.2Landasan Hukuma. Pancasila dan UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34.b. UU No. 11 Th 2009 Tentang kesejahteraan sosial.c. UU No.13 Tahun 1998 Tentang kesejahteraan Lanjut Usia.d. UU No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Jo No.32 Th 2004e. UU No. 25 Tahun 1999 Tentang, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Junto PP No. 25 Th. 2000.f. PP No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintahan, pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/Kotag. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerahh. Permendagri No. 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerahi. Perda Prov Jatim No. 5 tahun 2008 tentang Pembentukan Perda j. Perda Prov Jatim No. 7 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur.k. Pergub Prov Jatim No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jatim

2.1.3Tugas Pokok dan FungsiUPT Pelayanan sosial Lanjut Usia mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam pelayanan sosial lanjut usia terlantar Untuk melaksanakan tugas UPT mempunyai fungsi :a. Pelaksana program kerja UPTb. Pembinaandan pengendalian pengelolaan ketatausahaan, penyelenggaraan kegiatan pelayanan sosial bimbingan dan pembinaan lanjutc. Penyelenggaraan praktek pekerjaan sosial dalam bimbingan sosial lanjut usia d. Pemberian bimbingan umum kepada klien di lingkungan UPTe. Penyelenggaraan kerjasama dengan instansi / lembaga lain perorangan dalam rangka pengembangan progran UPT f. Pengembangan metodologi pelayanan kesejahteraan sosial dalam pelayanan sosial lanjut usia g. Penyelenggaraan penyebarluasan informasi tentang pelayanan tentang pelayanan kesejahteraan sosial h. Penyelenggaraan konsultasi bagi keluarga atau masyarakat yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial i. Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaanj. Pelaksanaan pelayanan masyarakat k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

2.2Pelayanan Lansia Dalam UPT PSLU2.2.1Prinsip Pelayanana) Menghormati harkat & martabat klienb) Menjaga kerahasiaan c) Tidak memberikan stigmad) Tidak mengucilkan e) Menghindari sikap sensitivef) Pemenuhan kebutuhan secara tepat g) Pelayanan secara komprehensif.h) Menghindari sikap belas kasihani) Pelayanan yang cepat dan tepatj) Pelayanan yang bermutuk) Pelayanan yang efisien dan efektifl) Pelayanan yang akuntabel

2.2.2Persyaratan masuk pantia) Laki / perempuan usia 60 tahun keatas b) Potensial dan tidak potensial.c) Atas kemauan sendiri dan tidak ada unsur paksaan d) Berbadan sehat tidak mempunyai penyakit menular yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat dari Dokter.e) Direkomendasi dari kantor sosial / Pemda setempat.f) Calon klien dinyatakan lulus seleksi oleh petugas panti.

2.2.3Jenis Pelayanan Sosial Lanjut Usiaa. PengasramaanProses kegiatan penempatan klien ke masing-masing wismayang disesusikan dengan kondisi dan kapasitas yang ada b. PermakananPemberian makan klien yang sesuai dengan menu dan standart gizi yang direkomendasi oleh ahli gizi/dokter Puskesmas setempat.c. PakaianPakaian diberikan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan d. Kesehatan / obat-obatan.Pelayanan kesehatan bagi klien diberikan sewaktu-waktu pada saat klien membutuhkan perawatan. Pemeriksaan seluruh klien dilakukan setiap hari jumat bekerja sama dengan PUSKESMAS ( POSYANDU LANSIA )e. Pemberian higine dan obat-obatan, sesuai kebutuhan f. Melakukan rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit, apabila klien memerlukan perawatan lanjutan / rawat inap (opname)

2.2.4Proses Pelayanan1) Tahap Pendekatan Awala) SosialisasiKegiatan ini merupakan penyampaian informasi tentang program pelayanan sosial dalam panti kepada pihak-pihak yang terlibat agar terdapat kesamaan persepsi dan tindakan dalam pelayanan sosial lanjut usiab) Identifikasi dan seleksiProses menemukenali, menginfentarisasi memilih dan menetapkan calon klienc) Penerimaan dan Regristrasipenerimaan calon klien dari pihak keluargaatau pihak-pihak lain kepada pihak panti2) Tahap Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment)Proses untuk menilai situasi dan kondisi, kebutuhan dan permasalahan klien, serta situasi dan kondisi obyektif dari keluarga dan lingkungan sosialnya untuk dijadikan dasar dalam penyusunan rencana pelayanan yang akan diberikan kepada lanjut usia3) Tahap Perencanaa Program PelayananMerupakan proses penelaahan dan penyusunan rencana program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan klien4) Tahap Pelaksanaan Pelayanana. Pememenuhan kebutuhan pisikPemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan makan, pakaian, tempat tinggal

b. Bimbingan sosial.Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan kepada lanjut usia agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positip dan menjalankan peranan sosialnya dalam panti dan dalam lingkungan sosial masyarakatc. Bimbingan fisik dan kesehatan.Merupakan proses pelayanan yang ditujukan menjaga atau meningkatkan kondisi fisik dan kesehatan lanjut usia, sehingga dapat melaksanakan peran sosialnyad. Bimbingan Psikososial.Merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan situasi sosial psikologis seperti adanya perasaan rasa aman, nyaman, tenteram dan damaie. Bimbingan Mental Spiritual dan kerohanian.Merupakan upaya yang dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi mental-spiritual dan kerohanian klien.f. Bimbingan Ketrampilan.Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan bakat, minat dan potensi klien untuk menisi waktu luangnya sehingga merasa betah dan nyaman tinggal dalam panti.g. Bimbingan Rekreasi dan Hiburan.Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kreatifitas untuk meningkatkan semangat hidup klien agar bahagia dalam menjalankan kehidupannya.

2.2.5Tahap Pasca Pelayanana) EvaluasiEvaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai sejauhmana keberhasilan atau kegagalan program pelayanan yang telah diberikan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pihak panti kepada klien, keluarganya atau pemerintahb) Terminasidan RujukanTerminasi adalah proses pengakhiran pelayanan setelah klien meninggal dunia atau kembali ke keluarga atau karena sesuatu hal harus dilakukan.Rujukan adalah proses menghubungkan klen dengan pelayanan lain yang dibutuhkan sesuai masalah dan kebutuhannya.c) Pembinaan LanjutMerupakan kegiatan yang dilakukan setelah klien kembali ke keluarga, dan/atau ketika klien sudah dimakamkan karena klien tidak memiliki keluarga

2.2.6KetenagaanKebutuhan tenaga di panti sebaiknya berimbang antara tenaga pelaksanaan pelayanan dengan penerima pelayanan. Tenaga pelaksana yang memenuhi persyaratan pendidikan sesuai dengan bidang tenaga, secara umum ketenagaan dibagi dalam dua bidang yaitu tenaga administrasi dan tenaga teknis.2.2.7Peralatan pelayananPeralatan yang diperlukan oleh lanjut usia meliputi :1. Peralatan penginapan2. Peralatan makan3. Peralatan ketrampilan4. Peralatan pembinaan mental spiritual5. Peralatan olah raga6. Peralatan terapi7. Peralatan hiburan8. Peralatan pelayanan kesehatan2.3Teori TentangAging Proses2.3.1PengertianLanjut Usia Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Proses penuaan dipandang sebagai sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan adalah sebuah proses berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya karena usia tua. Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik, sosial, psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap orang. Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang mengalami pengalaman traumatik baik fisik maupun emosional yang bisa melemahkan kemampuan seseorang untuk memperbaiki atau mempertahankan dirinya. Akhirnya periode akhir dari hidup yang disebut senescence terjadi saat organisme biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi mekanisme Pengrusakan dan Perbaikan.2.3.2Teori tentang Proses menuaa. Teori Biologik Menurut Mary Ann Christ et al. (1993)Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.Faktor intrinsik, peranan enzym seperti DNA polymerase yang berperan besar pada penggandaan dan perbaikan DNA, serta enzym proteolytik yang dapat menemukan sel yang mengalami degradasi protein sangat penting. Sedangkan pada faktor ekstrinsik yang penting dikemukakan adalah radikal bebas, fungsi kekebalan seluler dan humoral, oksidasi stress, cross link serta mekanisme dipakai dan aus sangat menentukan dalam proses penuaan yang terjadi . Adanya faktor pengaruh intrinsik dan ekstrinsik tadi pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat perubahan pada sel , sel otak dan saraf, gangguan otak , serta jaringan tubuh lainnya.1) Teori Genetik dan MutasiGenetic Clock Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.2) Teori ERROR Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis "Error Castastrophe" (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.3) Pemakaian dan Rusak, wear and tear theory Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah4) Autoimune Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati. Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari Nuryati, 1994).5) Teori Stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.6) Teori Radikal Bebas Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati.7) Teori Kolagen Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.b. Teori Sosial1. Teori Aktifitas.Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.2. Teori Pembebasan.Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni : a)Kehilangan peran b)Hambatan kontrol sosial c)Berkurangnya komitmen 3. Teori Kesinambungan.Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia. Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :a) lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkanb) Peran lansia yang hilang tak perlu digantic) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi. 4. Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory).Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961) dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya untuk melakukan tukar menukar.Pokok-pokok Social Exchanger Theory sebagai berikut :a) Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing.b) Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu.c) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor akan mengeluarkan biaya.d) Aktor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian.e) Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya. 5. Teori Penarikan Diri (Disengagament Theory).Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Selain hal tersebut, dari pihak masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para lansia menarik diri. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas maupun secara kuantitas.Pokok pokokdisenggagement theory adalah :a) Pada pria, kehilangan peran utama hidup terjadi pada masa pensiun. Pada wanita terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang misalnya saat anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untukbelajar dan menikah.b) Lansia danmasyarakat menarik manfaat dari hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas.c) Tiga aspek utama dalam teori ini adalah :1) Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup2) Proses tak dapat dihindari3) Hal ini diterima lansia dan masyarakat. 6. Teori Aktivitas (Activity theory)Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang mengatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.Pokok-pokok teori aktivitas adalah :a) Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat.b) Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.7. Teori Perkembangan (Development Theory)Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud, Buhler, Jung dan Erikson. Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan balita . Erikson (1930) membagi kehidupan menjadi 8 fase dan lansia perlu menemukan integritas diri melawan keputusasaan (ego integrity versus despair).. Havighurst dan Duvall menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (development tasks) selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu ; a)Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis b)Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan c)Menemukan makna kehidupan d)Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan e)Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga f)Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia g)Menerima dirinya sebagai calon lansia Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase kehidupannya.Pokok-pokok dalam development theory adalah : a)Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya. b)Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda. c) Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya. 8. Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory) Wiley (1971)menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya. Pokok-pokok dari teori ini adalah : a)Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat b) Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok c)Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di antara penduduk.c. Teori Psikologi1. Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki Maslow Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan terbsebut tercapai. Semua kebutuhan ini sering digambarkan seperti sebuah segitiga dimana kebutuhan dasar terletak paling bawah/di dasar.2. Teori Individual Jung Carl Jung (1960) menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran seseorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan/diorientasikan terhadap dunia luar (ekstroverted) atau ke arah subyektif, pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.3. Teori Proses Kehidupan Manusia Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang menggambarkan perkembangan manusia yang didasarkan pada penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui wawancara. Fokus dari teori ini adalah mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia yang melewati klima fase proses perkembangan. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang sehat dan itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan diri berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara. Pada tahun 1968 Buhler mengembangkan awal pemikirannya yang secara jelas mengidentifikasi lima fase yang terpisah dalam pencapaian tujuan kehidupan yang dilewati manusia. Pada masa kanak-kanak belum terbentuk tujuan hudup yang spesifik dan pada masa depan pengakhiran kehidupan juga tidak jelas. Masa remaja dan masa dewasa muda dicapai hanya sekali dalam kehidupan. Seseorang mulai mengkonsep tujuan-tujuan hidup yang spesifik dan memperokleh pengertian terhadap kemampuan individu. Saat berumur 25 tahun seseorang menjadi lebih konkrit mengenai tujuan hidupnya dan secara aktif diterapkan dalam diri mereka. Buhler melihat fase akhir dari lansia (usia 65 atau 70 tahun) sebagai usia untuk mengakhiri cita-citanya yang muluk untuk mencapai tujuan hidup.

2.4Perubahan Yang Terjadi Pada LansiaPerubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 2.4.1Perubahan fisik a.Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra seluler b.Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin c.Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang. d. Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi. e.Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun. f.Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin.g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali. h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron. i.Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh. j.Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan tremor.

2.4.2Perubahan Mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah: a.Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa b.Kehatan umum c.Tingkat pendidikan d.Keturunan e.Lingkungan Kenangan (memori) ada 2 : a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu b.kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk Intelegentia Question : a.Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal b.Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.

2.4.3Perubahan Psikososial a.Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan b.Merasakan atau sadar akan kematian c.Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.

\

LANSIA

G3 istirahat/tidurPerubahan psikososialPerasaan tak tenangTakut (ansietaas)Merasa kurang diperhatikanMudah marah/tersinggungPerasaan sedihDmensia penurunan cara hidup (masuk PSTW)Fungsi sosial menurun kehilangan hub familiSumber keuangan menurunFungsi intelektualDemensiaPenurunan daya ingat tingkat pendidikan rendahPenurunan fungsi sendi,otot,pendengaran,penglihatanPerubahan aktifitasPerubahan masukan nutrisiPerubahan kejiwaanPerubahan sosialPerubahan biologis/fisik

Menarik dari sosialMembahayakan diri sendiri

2.5Masalah Keperawatan Yang Mungkin Timbul2.5.1Fisik / Biologis a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. b. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan. c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam merawat diri. d. Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi tubuh tidak adekuat. e. Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif, peristaltik lemah. f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri. g. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas / adanya skrit pada jalan napas. h. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropis serabut otot.

2.5.2Psikologis-sosiala. Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.b. Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.c. Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.d. Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.e. Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan menghilangkan perasaan secara tepat.f. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.

2.5.3Spiritual a. Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan. b. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan kematian. c. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami. d. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara tepat.

BAB IIIPENGKAJIAN

3.1Pengkajian kelompok usia lanjut UPT PSLU PasuruanLangkah pertama dalam kegiatan pelaksanaan praktek keperawatan gerontik di UPT PSLU Pasuruan adalah menganalisa situasi. Hasil analisa situasi dapat menggambarkan situasi umum tempat praktek yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam merencanakan tindakan berikutnya: data yang diperoleh dalam pelaksanaan analisa situasi adalah indentitas panti, latar belakang pendirian panti, misi, visi dan motto panti, tujuan panti, struktur panti, kapasitas panti, sarana dan prasarana panti, kegiatan dalam panti, hubungan lintas sektoral dan lintas sektor, distribusi pendanaan, data kesehatan yang disajikan dalam bentuk analisa SWOT.

3.2Identitas PantiNama Panti :UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUANAlamat : Jl Dr. Soetomo, Pandaan, PasuruanPengelola : Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur

3.3Latar Belakang Berdirinya Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pauruan.a. Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan ini didirikan pada tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama SASANA TRESNA WERDHA ( STW ) "SEJAHTERA" PANDAAN yang pada awalnya melayani 30 orang, b. Pada tanggal 17 Mei 1982 diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Sosial Bapak Saparjo dengan dasar KEP.MENSOS RI NO. 32/HUK / KEP/VI/82 di bawah pengendalian Kanwil Depsos Propinsi Jawa Timur dengan kapasitas tampung 110 orang dan menempati areal seluas 13.968 M c. Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan UPT Pusat / Panti / Sasana dilingkungan Departemen Sosial dengan SK. Mensos RI No.14/HUK/1994 dengan nama Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera " Pandaan.d. Dalam perkembangan waktu dan perkembangan kebutuhan akan pelayanan lanjut usia terjadi perubahan dengan Melalui SK.Mensos RI. No.8/HUK/1998 ditetapkan menjadi Panti percontohan Tingkat Propinsi dengan kapasitas 110 orang.e. Pada tahun 1988 ketika Departemen Sosial RI Dihapus, panti ini sempat di kelola melalui Badan Kesejahteraan Sosial Nasional Pusat. Dan pada tahun 2000 pada saat pelaksanaan otonomi daerah diberlakukan maka semua perangkat pusat termasuk aset-asetnya diserahkan pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melalui Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2000. tentang Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Pandaan, merupakan Unit Pelaksana Tehnis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur.f. Sejalan dengan perkembangan jangkauan pelayanan pada lanjut usia melalui Perda No.14 Tahun 2002 tentang perubahan atas Perda No.12 Tahun 2000 tentang Dinas Sosial, bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan berubah nama menjadi : Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan- Bangkalan, yang jangkauan pelayanannya bertambah untuk wilayah Madura dengan penambahan Unit Pelayanan Sosial lanjut Usia di Bangkalan g. Berdasarkan pada Peraturan Gubernur No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan- Bangkalan berubah menjadi : Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruandengan jangkauan pelayanan wilayah Kabupaten Pasuruan dan Kab./Kota sekitarnya ditambah Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Lamongan dengan jangkauan pelayanan wilayah Kabupaten Lamongan dan Kabupaten sekitarnya

3.4Visi, Misi, dan Motto Panti1) Visi :Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Misi :a. Melaksanakan tugas pelayanan dan rehabilitasi bagi lanjut usia dalam upaya memenuhi kebutuhan rohani, jasmani dan sosial sehingga dapat menikmati hari tua yang diliputi kebahagiaan dan ketentraman lahir batin.b. Mengembangkan sumber potensi bagi lanjut usia potensial, sehingga dapat mandiri dan dapat menjalankan fungsi sosial secara wajar.c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan lanjut usia terlantar.3) MottoLansia Kreatif dan Energic

3.5Maksud dan Tujuan 1) Maksud. Memberikan tempat pelayanan sosial serta kasih sayang terhadap para Lanjut Usia terlantar ( potensial dan tidak potensial ) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2) Tujuan.a. Terpenuhinya kebutuhan rohani meliputi:Ibadah sesuai dengan Agama masing-masing, kebutuhan kasih sayang, peningkatan semangat hidup dan rasa percaya diri.b. Terpenuhinya kebutuhan jasmani meliputi :Kebutuhan pokok secara layak ( Sandang, pangan dan papan ), pemeliharaan kesehatan, pemenuhan kebutuhan rekreatif untuk mengisi waktu luang c.Terpenuhinya kebutuhan sosial, terutama bimbingan sosial antar penghuni panti, pembina maupun dengan masyarakat.

3.6Denah

38

3.7 Struktur Kepengurusan Panti

KEPALA UPTDrs. JABISTON LIMBONG, M.M.NIP. 19580221 198503 1 011

VISITerwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kasub. Bag. Tata Usaha

Drs. SUGIYONO, M.Si.NIP. 19650315 199303 1 001

Staf Tata UsahaMISIMelaksanakan tugas pelayanan dan rehabilitasi bagi lanjut usia dalam upaya memenuhi kebutuhan rohani, jasmani dan sosial sehingga dapat menikmati hari tua yang diliputi kebahagiaan dan ketentraman lahir batin.Mengembangkan sumber potensi bagi lanjut usia potensial, sehingga dapat mandiri dan dapat menjalankan fungsi sosial secara wajar.Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan lanjut usia terlantar.SUPRIANTO NAZULUL, S.H.NIP. 19660111 198010 1 002SUSIAMI, S.Sos.NIP. 19630812 198603 2 015SOLIKIN, S.S.T.NIP. 19670807 199010 1 001DARMANTO, A.K.S.NIP. 19630517 198901 1 001Staf Binjut.

DYA IRIANTI, S.Sos. NIP. 19690124 198901 2 001

MARYANI, S.Sos.NIP. 19650703 198910 2 002KASIE. PELAYANAN SOSIALKASIE. BINJUT.

PROBO NOEGROHONIP. 19630813 198910 1 001Rr. DEWI ROZAINA, S.H.NIP. 19580710 197812 2 001SUKRISNO, S.Sos.NIP. 19630323 198303 1 014

KHUSNAN MULYADINIP. 19600417 200604 1 016Staf Pelayanan SosialPekerja Sosial

LISTIYO, A.K.S.NIP. 19641017 198910 1 002M. UMAR SAID, S.H.NIP. 19600711 198303 1 023

DANNY CAHYADI ISDIANTORONIP. 19750424 201001 1 002NINUK FIRONIKANIP. 19610613 198503 2 009

DIDIK HARIYANTONIP. 19701231 200801 1 033DEWI SENJAYATINIP. 19650926 200701 2 009RINI ASTUTI SETYOWATINIP. 19680921 199303 2 005

SARTININIP. 19820930 200901 2 002SAKURNIP. 19690831 200801 1 006MOHAMAD TOLIBNIP. 19670805 201001 1 003SITI ALFIAHNIP. 19831020 200901 2 009TAUFAN ALMUSTAKIMNIP. 19700202 200901 1 003ISMAWANNIP. 19791106 200901 1 002INDAH SETIYO WIJAYANTINIP. 19790512 201403 2 0013.8Manajemen Unit3.8.1. MANKetenagaan :Jumlah tenaga yang ada di panti ada 28 pegawai dengan perincian sebagai berikut : PNS: 20 orang PTT: 8 orangSelain 21 pegawai tetap, pihak UPT PSLU Pandaan juga merekrut 13 orang PTT dengan perincian sebagai berikut : Satpam 2 orang Perawat : 4 orang Petugas dapur : 4 orang Pengasuh staf : 3 orangKapasitas PantiJumlah lanjut usia berdasarkan kriteria WHO adalah :1) Usia 60 tahun ke atas : 107 jiwaJumlah hunian yang berada di wisma berdasarkan jenis kelaminNama WismaJumlah Hunian

Laki-lakiPerempuan

Wisma Teratai08

Wisma Anggrek81

Wisma Kemuning91

Wisma Mawar07

Wisma Cendana010

Wisma Dahlia70

Wisma Perawatan Khusus128

Wisma Seruni100

Wisma Kenanga08

Wisma Melati17

Total

Total hunian107

Berdasarkan hasil pendataan pada 12 November 2014

3.8.2 METHOD :A. Pripsip Pelayanan1. Menghormati harkat & martabat klien2. Menjaga kerahasiaan 3. Tidak memberikan stigma4. Tidak mengucilkan 5. Menghindari sikap sensitive6. Pemenuhan kebutuhan secara tepat 7. Pelayanan secara komprehensif.8. Menghindari sikap belas kasihan9. Pelayanan yang cepat dan tepat10. Pelayanan yang bermutu11. Pelayanan yang efisien dan efektif12. Pelayanan yang akuntabel

B. Persyaratan Masuk Pantia. Laki / perempuan usia 60 tahun keatas b. Potensial dan tidak potensial.c. Atas kemauan sendiri dan tidak ada unsur paksaan d. Berbadan sehat tidak mempunyai penyakit menular yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat dari Dokter.e. Direkomendasi dari kantor sosial / Pemda setempat.f. Calon klien dinyatakan lulus seleksi oleh petugas panti.

C. Jenis Pelayanan Lanjut Usia1. PengasramaanProses kegiatan penempatan klien ke masing-masing wisma yang disesusikan dengan kondisi dan kapasitas yang ada 2. Permakanan Pemberian makan klien yang sesuai dengan menu dan standart gizi yang direkomendasi oleh ahli gizi/dokter Puskesmas setempat.3. PakaianPakaian diberikan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan 4. Kesehatan / obat-obatan.Pelayanan kesehatan bagi klien diberikan sewaktu-waktu pada saat klien membutuhkan perawatan. Pemeriksaan seluruh klien dilakukan setiap hari jumat bekerja sama dengan PUSKESMAS ( POSYANDU LANSIA )5. Pemberian higine dan obat-obatan, sesuai kebutuhan6. Melakukan rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit, apabila klien memerlukan perawatan lanjutan / rawat inap ( opname ).

D. Proses Pelayanan1. Tahap Pendekatan Awal.a. Sosialisasi Kegiatan ini merupakan penyampaian informasi tentang program pelayanan sosial dalam panti kepada pihak-pihak yang terlibat agar terdapat kesamaan persepsi dan tindakan dalam pelayanan sosial lanjut usia b. Identifikasi dan seleksi Proses menemukenali, menginfentarisasi memilih dan menetapkan calon klien.c. Penerimaan dan Regristrasi Penerimaan calon klien dari pihak keluarga atau pihak-pihak lain kepada pihak panti 2. Tahap Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment)Proses untuk menilai situasi dan kondisi, kebutuhan dan permasalahan klien, serta situasi dan kondisi obyektif dari keluarga dan lingkungan sosialnya untuk dijadikan dasar dalam penyusunan rencana pelayanan yang akan diberikan kepada lanjut usia.3. Tahap Perencanaan Program PelayananMerupakan proses penelaahan dan penyusunan rencana program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan klien4. Tahap Pelaksaan Pelayanana) Pememenuhan kebutuhan pisikPemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan makan, pakaian, tempat tinggalb) Bimbingan sosial.Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan kepada lanjut usia agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positip dan menjalankan peranan sosialnya dalam panti dan dalam lingkungan sosial masyarakatc) Bimbingan fisik dan kesehatan.Merupakan proses pelayanan yang ditujukan menjaga atau meningkatkan kondisi fisik dan kesehatan lanjut usia, sehingga dapat melaksanakan peran sosialnyad) Bimbingan Psikososial.Merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan situasi sosial psikologis seperti adanya perasaan rasa aman, nyaman, tenteram dan damaie) Bimbingan Mental Spiritual dan kerohanian.Merupakan upaya yang dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi mental-spiritual dan kerohanian klien.f) Bimbingan Ketrampilan.Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan bakat, minat dan potensi klien untuk menisi waktu luangnya sehingga merasa betah dan nyaman tinggal dalam pantig) Bimbingan Rekreasi dan Hiburan.Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kreatifitas untuk meningkatkan semangat hidup klien agar bahagia dalam menjalankan kehidupannya.5. Tahap pasca pelayanana) Evaluasi. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai sejauhmana keberhasilan atau kegagalan program pelayanan yang telah diberikan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pihak panti kepada klien, keluarganya atau pemerintah.b) Terminasi dan Rujukan. Terminasi adalah proses pengakhiran pelayanan setelah klien meninggal dunia atau kembali ke keluarga atau karena sesuatu hal harus dilakukan.Rujukan adalah proses menghubungkan klen dengan pelayanan lain yang dibutuhkan sesuai masalah dan kebutuhannya.c) Pembinaan LanjutMerupakan kegiatan yang dilakukan setelah klien kembali ke keluarga, dan/atau ketika klien sudah dimakamkan karena klien tidak memiliki keluarga

E. Pemberdayaan1. Keterampilan : lansia di UPT PSLU Pandaan diarahkan untuk membuat keterampilan yang mempunyai nilai ekonomis sebagai upaya untuk pemberdayaan lansia.2. Pertanian : lansia di UPT PSLU Pandaan pernah diberikan pengarahan untuk menanam pohon dan merawat pekarangan disekitar UPT PSLU Pandaan.3. Peternakan : lansia di UPT PSLU Pandaan diarahkan untuk memelihara kambing dan ikan serta merawat dari peliharaan tersebut.

F. Maping lokasi 1. Total care (perawatan khusus) diperuntukkan bagi lansia yang tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Adapun ruangannya yaitu di wisma flamboyan dan cempaka. 2. Partial care (perawatan sebagian) diperuntukkan bagi lansia yang bisa memenuhi kebutuhan dasar namun dengan bantuan orang lain. Adapun ruangannya yaitu di wisma anggrek3. Self care (perawatan mandiri) diperuntukkan bagi lansia yang mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Adapun ruangannya yaitu di wisma teratai, melati, dahlia, mawar, cendana, kenanga

3.8.3. MATERIAL1) Kondisi geografis pantiUPT PSLU Pasuruan yang terletak di Jl. Dr. Sutomo Pandaan, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan merupakan lokasi yang sangat strategis, karena mudah untuk dicapai seluruh lapisan masyarakat Luas tanah 13.968 m2, kondisi cuaca kabupaten Pasuruan yang sejuk sepanjang tahun, merupakan faktor yang sangat mendukung bagi lansia untuk mempertahankan kenyamanan lansia mudahnya sumber-sumber pendukung bagi kelangsungan panti, seperti sumber air,sumber listrik, akses terhadap pasar dan transportasi yang memadai akan sangat mendukung dalam operasional panti. Namun demikian lokasi yang cenderung pada daerah menurun menjadikan tempat ini riskan dengan resiko injuri. Akan tetapi modifikasi tempat disiasati dengan pemasangan pagar pegangan yang sekaligus pengaman menurunkan resiko meskipun tetap ada resiko tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang terus menurus. 2) Dukungan pemerintahDukungan pemerintah terhadap keberadaan UPT PSLU Pasuruan ini sangat besar, hal ini terlihat dari Perda Pemprov jawa Timur yang menjadikan panti ini sebagai suatu lembaga sosial yang berada langsung dibawah pemerintah propinsi dengan pertimbangan untuk mempermudah pengembangan terutama yang berhubungan dengan pendanaan dan pengembangan sumber daya manusia. Namun anggaran yang dikeluarkan pemerintah kurang bisa memenuhi kebutuhan lansia sehingga menyulitkan dalam pengelolaan bagi kebutuhan lansia.3) Sarana dan prasaranaSecara umum saran dan prasarana di UPT PSLU Pasuruan sudah cukup lengkap namun ada beberapa hal yang masih perlu menjadi perhatian khusus yaitu : Model tempat tidur yang digunakan Model tempat tidur yang digunakan oleh klien lansia kurang ergonomis, yaitu semua tempat tidur tidak ada pengaman samping (Side Rail) sehingga kurang memberi keamanan pada klien terutama resiko jatuh dengan tinggi tempat tidur relative tinggi (50 cm) belum cukup memadai untuk meminimalkan resiko cedera akibat dari jatuh dari tempat tidur. Bangunan perumahan Bangunan panti merupakan bangunan permanen dengan dinding tembok, lantai keramik, atap genting, ventilasi dan pencahayaan cukup, yang terdiri dari :a. Wisma klien: 11 buah, luas 858m 2b. Kantor : 1 buah, luas 94,5 m2c. Aula : 1 buah, luas141,75 m2d. Musholla: 1 buah, luas 157,5 m2e. Ruang keterampilan : 1 buah, luas 81 m2f. Ruang poliklinik: 1 buah, luas 26,25 m2g. Gudang : 1 buahh. Pos Penjagaan : 1 buah, 9 m2i. Ruang perawatan khusus: 1 buah, luas 70 m2j. Rumah dinas Kepala: 1 buah, luas 63 m2k. garasi: 1 buah,luas 15 m2l. Dapur: 1 buahm. Lokal kerja: 1 buahn. Ruang Bimbingan: 1 buaho. Show room: 1 buahp. Taman dan jalanq. Tanah makam(Sumber data sekunder UPT PSLU Pasuruan 2014).a. Sarana Air bersih Sumber air bersih dari PDAMb. Jamban KeluargaJamban keluarga sejumlah 20 buah, hampir keseluruhan jamban masih baik, sebagian jamban menggunakan kloset jongkok dan sebagian lagi menggunakan kloset duduk.c. Sarana Pembuangan air limbahPengelolaan pembuangan air limbah menggunakan SPAL tertutup dengan septictank menjadi satu dengan jamban.Untuk wisma: saluran air dialirkan langsung ke resapanPerumahan: disalurkan kekolamDapur: disalurkan ke gotd. Sarana IbadahSarana ibadah berupa 1 buah musholla.e. Model tempat tidurTempat tidur masih ada yang tinggi, lebih dari 30 cm tanpa pengaman.

f. Lampu peneranganLampu penerangan cukup.g. Lantai rumahKondisi lantai baik, kebersihan perlu dijaga untuk mencegah resiko cedera.h. Kamar mandi dan WCKondisi cukup bersih, belum terdapat pegangan tangan (kecuali wisma flamboyan, wisma anggrek dan wisma cempaka terdapat pegangan tangan) untuk menghindari lansia jatuh (cedera).i. Ruang ketrampilanTerletak didepan ruang pertemuan, luas ruangan tidak mampu menampung seluruh lansia.j. Tempat Olah RagaOlah raga dilaksanakan di halaman panti setiap hari selasa kamis pelaksanaan senam dimulai pukul 07.30 WIB. k. Ruang perawatan khusus Sudah adanya ruangan khusus bagi perawat yang full obsereasi pada ruang perawatan khusus. Namun belum maksimal dalam penggunaannyal. Ruang makanRuang makan bersama belum ada, lansia makan di wisma masing-masing. m. Transportasi Mobil : 2 buahSepeda motor: 1 buahn. asrama Terletak di sebelah barat musholla, yang terdiri dari 16 ruangan dengan luas 72 m2 yaitu 8 ruangan di lantai 2 dan 8 ruangan dilantai bawah.o. koperasi Ruangan ini terletak di sebelah tangga, bagian lantai bawah sebelah kamar asrama. dengan terdapat kursi yang terletak didepan koperasi. koperasi ini menjual berbagai barang dagangan misalnya : softdrink, sabun, mie instan, snack, kopi, gula, dan lain lain.

3.8.4. MONEYDistribusi pendanaana. DonaturDonator diperoleh dari lembaga swasta terdiri dari :a) Organisasi masyarakatb) Kelompok pengajianc) Perorangand) PerusahaanMacam donatur :a) Uang Donatur berupa uang, dikumpulkan dan penggunaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien yang kurang dan penambahan sarana prasarana panti.b. Dinas sosiala) Biaya dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur ( APBD )yang diberikan setiap bulan. b) Biaya dari pemerintah digunakan untuk DIPA (Daftar Isian Proyek Anggaran) yang dibentuk oleh panti termasuk gaji PTT.c) Pembimbing wisma (Pegawai UPTPS) gaji disesuaikan dengan tingkat golongan masing-masing pegawai.

3.8.5. MARKETDalam mengenalkan UPT PSLU kepada masyarakat, pihak panti menggunakan media social seperti membuat blog, memalui facebook. Selain itu, upaya pelayanan di panti yang baik mampu meningkatkan pemasaran panti di masyarakat. Dimulai dari masyarakat lingkungan panti yang menginformasikan kepada sanak keluarga dan masyarakat diluar panti lainnya. Selain itu, alur penerimaan klien juga terstruktur. Dimulai dari identifikasi klien sampai dengan tahap seleksi. Adanya kerjasama UPT PSLU Pasuruan dengan UPT lain, akan meningkatkan jumlah klien dengan proses yang lebih cepat karena telah diproses sebelumnya oleh pihak UPT lain. Adanya lansia dengan keterampilan tertentu Jenis keterampilan lansia yang variatif seperti: Merajut Membuat kemucing Membuat jampel Membuat bros Membuat keset, dll

3.9 Pengkajian wisma binaan1) Wisma AnggrekTingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma anggrek mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7 orang, sedangkan 2 orang termasuk dalam indeks katz B (kemandiriaan dalam semua aktifitas hidup sehari-hari kecuali 1 dari fungsi tersebut).Secara keseluruhan,lansia di wisma anggrek dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing,akan tetapi masih harus di ingatkan.Sosialisasi antar lansia di wisma anggrek sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma, 3 dari 9 mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di wisma anggrek menggunakan bahasa jawa.Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma anggrek adalah sebagai berikut:NoKeluhan KlienPersentase

1Nyeri11/9 = 11,11%

2Gangguan penglihatan11/9 = 11,11%

3Diabetes Melitus11/9 = 11,11%

4Hipertensi11/9 = 11,11%

5Pegal linu22/9 = 22,22%

6Tidak Ada Keluhan33/9 = 33,35%

Jumlah9100%

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa tanggal 11 November2014NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

103(33,33%)6(66,67%)- tidak ada kemauan untuk sholat- 1 nasrani

9 (100%)

2) Wisma MawarTingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma arjuna mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7 orang.Secara keseluruhan,lansia di wisma mawar dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing.Sosialisasi antar lansia di wisma mawar sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di wisma mawar menggunakan bahasa jawa.Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma mawar adalah sebagai berikut:NoKeluhan KlienPersentase

1Gangguan penglihatan22/7 = 28,57 %

2Asma 11/7 = 14,28 %

3Hipertensi 22/7 = 28,57 %

4Tidak Ada Keluhan22/7 = 28,58%

Jumlah7100%

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa tanggal 11 November 2014Kegiatan Spiritual lansia di Wisma mawar adalah sebagai berikut:NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

12 (28,57%)4(57,14%)1(14,29%)- Gangguan Jiwa

7 (100%)

3) Wisma CendanaTingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma shinta mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 10 orang.Secara keseluruhan,lansia di wisma Cendana dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing.Sosialisasi antar lansia di wisma shinta sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di wisma Cendana menggunakan bahasa jawa.Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma Cendana adalah sebagai berikut:NoKeluhan KlienPersentase

1Batuk 11/10 = 10%

2Sesak napas 22/10= 20%

3Pegal linu22/10 = 20%

4Tidak Ada Keluhan55/10 = 50%

Jumlah10100%

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Cendana adalah sebagai berikut:NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

15 (50%)5 (50%)- 1 nasrani- 4 Keterbatasan fisik

10 (100%)

4) Wisma terataiTingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma srikandi mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 8 orang.Secara keseluruhan,lansia di wisma teratai dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing. Sosialisasi antar lansia di wisma teratai sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu srikandi mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di wisma srikandi menggunakan bahasa jawa.Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma teratai adalah sebagai berikut:NoKeluhan KlienPersentase

1Hipertensi 22/8 = 25%

2Pegal linu33/8 = 37,5%

3Tidak Ada Keluhan33/8 = 37,5%

Jumlah8100%

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014Kegiatan Spiritual lansia di Wisma teratai adalah sebagai berikut:NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

17 (87,5%)0(0%)1 (12,5%)- nasrani

8 (100%)

5) Wisma KemuningTingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma bima mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 9 orang, dan 1 yang termasuk dalam indeks katz B (kemandiriaan dalam semua aktifitas hidup sehari-hari kecuali 1 dari fungsi tersebut).Secara keseluruhan,lansia di wisma Kemuning dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing,akan tetapi masih harus di ingatkan.Sosialisasi antar lansia di wisma Kemuning sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di wisma Kemuning menggunakan bahasa jawa.

Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma Kemuning adalah sebagai berikut:NoKeluhan KlienPersentase

1Hipertensi 55/10 = 50%

2Sesak napas11/10 = 10%

3Gatal-gatal22/10 = 20%

4Linu-linu11/10 = 10%

5Gangguan jiwa11/10 = 10%

Jumlah10100%

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Kemuning adalah sebagai berikut:NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

101 (10%)9(90%)- 7 Tidak Mau Sholat- 1 gangguan jiwa- nasrani

10 (100%)

6) Wisma DahliaTingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma Dahlia mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7 orang.Secara keseluruhan,lansia di wisma Dahlia dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing,akan tetapi masih harus di ingatkan. Sosialisasi antar lansia di wisma Dahlia sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di wisma Dahlia menggunakan bahasa jawa.NoKeluhan KlienPersentase

1Hipertensi 41/7 = 14,28%

2Gangguan Jiwa11/7 = 14,28%

3Tidak Ada Keluhan25/7 = 71,43%

Jumlah7100%

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari selasa 11 November 2014Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Dahlia adalah sebagai berikut:NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

11 (14,28%)06(85,71%)- Tidak Mau Sholat- Gangguan jiwa

7 (100%)

7) Wisma Perawatan KhususTingkat kemandirian lansia yang tinggal di perawatan khusus mayoritas termasuk dalam indeks katz F (kemandirian dalam aktifitas sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan) sebanyak 7 orang, 13 orang termasuk dalam indeks katz E (kemandirian dalam aktifitas sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, dan satu fungsi tambahan) dan 9 yang termasuk dalam indeks katz A (kemandiriaan dalam semua aktifitas hidup sehari-hari).Secara keseluruhan,lansia di perawatan khusus tidak dapat menjaga kebersihan dirinya masing-masing secara mandiri ,akan tetapi di bantu oleh petugas dalam melakukan ADL. 2 lansia yang melakukan shalat. Komunikasi antar lansia di perawatan khusus kurang berjalan dengan baik.Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma Perawatan Khusus adalah sebagai berikut:NoKeluhan KlienPersentase

1Hipertensi 44/29 = 13,80 %

2Gatal-gatal22/29 = 6,90 %

3Rematik 33/29 = 10,34 %

4Nyeri tulang/ linu-linu66/29 = 20,69 %

5Tidak ada keluhan1414/29 = 48,27 %

Jumlah 29100 %

Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari selasa 11 November 2014Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Perawatan Khusus adalah sebagai berikut:NoSholat di MusholahSholat di WismaTidak SholatAlasan Tidak Sholat

10 (0%)2 (6,90%)27(93,10%)- 27 keterbatasan fisik

29 (100%)

3.10. Analisa Data Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari hasil pengkajian yang telah dilakukan maka disusun analisa, yaitu sebagai berikut :No.BidangData SubyektifData ObyektifMasalah

1

BIOLOGIS Sebagian lansia pusing-pusing= ( Anggrek 1+ Mawar 2 + Teratai 2 + Kemuning 5 + Dahlia 4 + PK 4) : 80 x 100%= 22,5 % = 18 orang

Sebagian lansia mengeluhkan linu-linu= (Anggrek 2 + Cendana 2 + Teratai 3 + Kemuning 1 + PK 6 +) : 80 x 100%= 17,5 % orang = 14 orang

Dari 8 wisma terdapat wisma yang kurang bersih perawatannya yaitu PK dan Anggrek Sebanyak 14 lansia mengeluhkan linu-linu

Data pada 12 November 2014 lansia yang menderita Hipertensi 14 orang Post Stroke 4 orang

Kondisi panti yang berada di daerah pegunungan

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada lansia

2PSIKOLOGIS Semua pembimbing wisma selalu mengadakan bimbingan mental di masing-masing wisma pada tiap minggu Terdapat program rekreasi untuk lansia penghuni panti yang dilakukan setiap tahunPotensial.

3SOSIAL Semua klien dari 8 wisma mengatakan melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa jawa. Sosialisasi antar lansia di setiap wisma sudah cukup baik Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma.Potensial peningkatan interaksi social komunitas (lansia)

4SPIRITUAL Sebagian besar lansia mengatakan jarang melakukan sholat dan mengaji = ( anggrek 6 + mawar 1 + cendana 5 + teratai 1 + Dahlia 6 + PK 27) : 80 x 100%= 57,5 % = 46 orang Sebanyak 4 lansia nasrani Alasan lansia tidak sholat: Tidak bisa sholat Keterbatasan fisik/ stroke/ badan kaku/ Linu-linu Tidak mau sholat/ malasHambatan Religiositas

BAB IVANALISA SWOT

ELEMENSTRENGTHWEAKNESSOPPORTUNITYTHREATH

Man Terdapat pengelola UPT PSLU pasuruan sebanyak 50 orang dengan rincian 1. PNS : 30 orang 2. CPNS : 4 orang3. Tenaga honorer : 16 orang yang terdiri Satpam 5 oarang Perawat : 1 orang Petugas dapur : 3 orang Tukang kebun 2 orang Asisten perawat 1 orang Pesuruh 2 orang Tukang cuci 1 orang Tenaga administrasi 1 orang Petugas pendukung (kerja sama dengan pihak lain):1. Dokter dari puskesmas (sebagai konsultan)2. Perawat puskesmas Belum mencukupinya tenaga perawat yang bertanggung jawab di ruang perawatan khusus secara full yang memadai sesuai jumlah lansia Belum adanya tenaga ahli gizi dan fisioterapi yang semestinya dibutuhkan oleh lansia Kurang adanya interaksi sosial antar wisma bagi lansia yang memiliki keterbatasan gerak

Adanya kerja sama dengan lembaga diantaranya Stikes ICME jombang, PSIK UNAIR, Stikes Majapahit Mojokerto, Akademi keperawatan dan intitusi kesehatan lain. Dijadikan lahan praktek bagi institusi yang memerlukan praktek tentang lansia Dijadikan lahan penelitian bagi mahasiswa dari institusi kesehatan Berdirinya PSTW magetan yang dikelola Dinas Sosial Pen Prov Jatim yang menyediakan SDM yang professional, ditunjang peralatan yang memadai Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesejasteraan lansia Semakin meningkatnya jumlah lansia yang memiliki masalah kesehatan

metode System kepengurusan panti sudah baik. Telah terdapat suatu pembagian struktur organisasi System yang digunakan adalah model asuhan langsung yang dijalankan seluruh pegawai. Semua pegawai dipanti bias melakukan tindakan vokasi tanpa memerlukan pendidikan khusus Pegawai yang bekerja di panti memiliki motivasi social yang tinggi Jadwal untk pegawai (Perawat) adalah 1 shift Adanya pemeriksaan kesehatan lansia secara rutin setiap hari rabu Setiap hari selalu ada kegiatan ibadah bersama di mushola Kegiatan senam pagi dilakukan 3 kali seminggu hari selasa, rabu dan kamis. Senam ini menjaga kebugaran lansia Adanya jadwal pengaturan istirahat bagi lansia (siang dan malam) Masing-masing lansia memiliki tempat tidur sendiri Adanya kegiatan tambahan seperti ketrampilan,karawitan, dan hiburan menyanyi Adanya kegiatan memelihara hewan ternak dan merawat kebun Kurang support dari karyawan untuk melatih dan memotivasi lansia dalam melakukan latihan ROM mandiri Kurangnya motivasi dari lansia untuk mengikuti kegiatan panti,seperti senam, dan kerjabakti

Panti dapat digunakan sebagai lahan praktek dan penelitian bagi mahasiswa dan institusi lain Adanya kesempatan bekerja sama dengan instansi lainya dalam mengadakan bimbingan social spiritual dan kesehatan Terbatasnya petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan kesehatan di UPT PSLU Pandaan, Pasuruan.

Material UPT PSTW Pandaan Jl. Dr. Sutomo Pandaan, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan Luas tanah 13.968 m2 Suhu udara 350-360C Fasilitas yang tersedia a. Wisma klien : 11 buah, luas 858 m 2b. Kantor : 1 buah, luas 94,5 m2c. Aula : 1 buah, luas141,75m2d. Musholla : 1 buah, luas 157,5 m2e. Ruang keterampilan : 1 buah, luas 81 m2f. Ruang poliklinik : 1 buah, luas 26,25 m2g. Gudang : 1 buahh. Pos Penjagaan : 1 buah, 9 m2i. Ruang perawatan khusus : 1 buah, luas 247 m2j. Rumah dinas Kepala: 1 buah, luas 63 m2k. garasi: 1 buah,luas 15 m2l. Dapur: 1 buahm. Lokal kerja: 1 buahn. Ruang Bimbingan: 1 buaho. Show room : 1 buahp. mobil 2 buahq. Taman dan jalanr. Tanah makam Adanya pegangan tangan sepanjang jalan Sudah adanya ruangan khusus untuk perawatan yang memerlukan observasi penuh. Semua tempat tidur belum memakai pengaman samping (side rail) sehingga klien beresiko jatuh Belum memaksimalkan fungsi klinik sebagai tempat pemberian tindakan dasar / tindakan infasif sederhana ketinggian antar anak tangga terlalu tinggi belum adanya tombol darurat di wisma yang dihubungkan dengan ruangan perawat atau poliklinik.

Adanya anggaran untuk penggadaan alat material adanya kerjasama dengan instansi pendidikan dalam pengembangan pembangun UPT

adanya potensial resiko terjadinya injury karena tidak adanya pengaman mobilisasi untuk lansia banyaknya souvenir yang diberikan oleh mahasiswa praktek menyebabkan kerusakan dinding

Money APBD Pem Prov Jatim Biaya operasional berasal dari donator swasta dan swadaya dari pihak panti dan mahasiswa dalam menggalang dana misalnya untuk memperbaiki atau menambahkan sarana prasarana. Adanya bantuan dana pihak luar (Kunjungan spontanitas) yang peduli pada kesejasteraan lansia Produk kerajinan yang diperjualbelikan dan hasil dibagi dengan para lansia yang terlibat. UPT PSLU Pasuruan memiliki apotek hidup yang ditanam di depan wisma dan di kebun Adanya lansia yan memiliki kemampuan membuat kerajinan tangan

Sebanyak lansia tidak memiliki keluarga atau sebatang kara, sehingga jika terjasdi sesuatu yang memerlukan tindakan khusus yang membutuhkan persetujuan dari pihak ketiga (keluarga) mengalami kesulitan Tidak adanya donator tetap selain dana dari APBD Pem Prov Jatim Pengelolaan uang terutama untuk gizi lansia disesuaikan kondisi keuangan panti Pemberdayaan tanaman obat untuk mengobati masalah kesehatan lansia yang belum optimal Tidak ada dana khusus untuk transportasi bila ada lansia sakit UPT PSLU Pasuruan mempunyai otonomi khusus dalam menjalankan menejementnya Beberapa lansia yang tinggal di UPT PSLU Pasuruuan memiliki kemampuan membuat keajinan tangan sehingga bisa menjadi alternatif incame dan mampu melatih senam sehingga tidak memerlukan instruktur senam khusus Adanya donator swasta Adanya tuntutan dari lansia dalam peningkatan pelayanan Terbatasnya dana kesehatan bagi lansia

marketAdanya lansia dengan ketrampilan tertentuJenis ketrampilan lansia yang bervariatif seperti : 1. Merajut2. MenjahitAdanya penurunan fungsi motorik sensorik dan mental lansia karena proses penuaan Sistem marketing hasil ketrampilan lasia kurang maksimal Digunakannya UPT PSLU sebagai lahan praktek dapat meningkatkan kesempatan lansia untuk meningkatkan kemampuannya Produksi terbatas karena kurang tenaga Banyaknya produk lain yang serupa dengan harga yang kompetitif

PERENCANAAN

4.1. BIOLOGIS1. Bidang Kesehatana. Tujuan1) Tujuan UmumAgar terjadi peningkatkan status kesehatan kepada para lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.2) Tujuan Khususa) Mengikuti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangb) Mengikuti penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Mahasiswa Stikes ICME Jombangc) Mengikuti terapi aktifitas kelompok yang dilakukan oleh Mahasiswa Stikes ICME Jombangb. Waktu Pelaksanaan17 November 2014c. Penanggung JawabDiah erviana, S.Kep.d. Rencana Kegiatan1) Mengidentifikasi bersama pasien kemungkinan penghambat perubahan perilaku sehat2) Melakukan Senam (Senam otak dan lomba ketajaman panca indera) yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang3) Melakukan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Mahasiswa Stikes ICME Jombang2. Bidang Rekreasi dan Olahragaa. Tujuan1) Tujuan UmumMenciptakan kegiatan yang bersifat rekreatif dan olahraga kepada para lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.2) Tujuan Khususa) Mengikuti acara hiburan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangb) Mengikuti acara perlombaan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangc) Mengikuti kegiatan Senam yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangb. Waktu Pelaksanaan18 November 2014c. Penanggung JawabErwin sukiswanti, S.Kep.d. Rencana Kegiatan1) Melakukan acara hiburan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang2) Mengadakan acara perlombaan (Lomba berhias + fashion show, Lomba nyanyi) yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang3) Melakukan kegiatan Senam yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang4) Melakukan kegiatan lomba kebersihan wisma yang dilakukan oleh mahasiswa Stikes ICME Jombang

4.2. PSIKOSPIRITUAL1. Bidang Kerohaniana. Tujuan1) Tujuan UmumMembantu meningkatkan pemenuhan kebutuhan spiritual kepada para lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.2) Tujuan Khususa) Mengikuti kegiatan mengaji bersama yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangb) Mengikuti Tausiah yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangb. Waktu Pelaksanaan20 November 2014c. Penanggung JawabM. noor , S.Kep.d. Rencana Kegiatan1) Melakukan kegiatan bimbingan mental dan Spiritual2) Melakukan kegiatan mengaji bersama dan yasinan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang3) Melakukan Tausiah yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang

4.3. BIDANG SOSIAL1. Tujuana. Tujuan UmumAgar terjadi peningkatkan dalam hal kegiatan bersosialisasi kepada para lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.b. Tujuan Khusus1) Mengikuti kegiatan bakti sosial yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang2) Mengikuti kegiatan keterampilan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang2. Waktu Pelaksanaan19 21 November 20143. Penanggung JawabEvie Mayangsari, S.Kep.4. Rencana Kegiatana. Mengikuti kegiatan bakti sosial membersihkan makam yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangb. Mengikuti kegiatan keterampilan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombangc. Melakukan terapi aktifitas kelompok yang dilakukan oleh Mahasiswa Stikes ICME Jombang