Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling...

76
DESAIN KONSEPTUAL MESIN PENANGKAP DAN PENGANGKUT TANDAN BUAH SAWIT DI DALAM KEBUN RUSNADI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling...

Page 1: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

DESAIN KONSEPTUAL MESIN PENANGKAP DAN

PENGANGKUT TANDAN BUAH SAWIT DI DALAM KEBUN

RUSNADI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu
Page 3: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Konseptual

Mesin Penangkap dan Pengangkut Tandan Buah Sawit di dalam Kebun adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Rusnadi

NIM F14090063

Page 4: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

ABSTRAK

RUSNADI. Desain Konseptual Mesin Penangkap dan Pengangkut Tandan Buah

Sawit di dalam Kebun. Dibimbing oleh WAWAN HERMAWAN.

Dalam pemanenan kelapa sawit, tandan buah jatuh memiliki energi

potensial yang cukup besar, yang dapat ditangkap dan digunakan untuk daya

pengangkutan tandan buah. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur koefisien

tahanan gelinding roda angkong di lahan sawit, menganalisis energi potensial

jatuhnya buah sawit dan pemanfaatannya sebagai sumber energi untuk

mengevakuasi tandan buah sawit dari dalam kebun menuju tempat pengumpulan

hasil, serta untuk merancang sebuah konsep mesin penangkap dan pengangkut

tandan buah sawit di dalam kebun. Pengukuran tahanan gelinding dan tahanan

penetrasi dilakukan pada lintasan evakuasi TBS. Pengukuran energi potensial

dilakukan pada ketinggian buah sekitar 3, 8, 9 dan 15 m. Hasilnya menunjukkan

bahwa mobilitas roda mesin (angkong) di lahan sawit sangat baik dan tidak

mengalami amblas. Tahanan penetrasi tanah (kedalaman 0-5 cm) pada beberapa

daerah yang biasa dilintasi angkong berkisar antara 16.44 hingga 22.10 kgf/cm2.

Nilai koefisien tahanan gelinding roda angkong pada lintasannya di kebun rata-

rata 0.159. Energi potensial dari jatuhnya TBS berkisar antara 0.44-4.44 kJ.

Energi tersebut mampu menggerakkan perpindahan teoritis mesin pengangkut

TBS sejauh 2.27-22.98 m. Sebuah desain konseptual dari mesin penangkap dan

pengangkut TBS telah dirancang dengan mengkombinasikan mekanisme lengan

ayun, roda gigi, rantai dan sproket, mekanisme ratchet, mekanisme ”watch

spacement”, gear box serta mekanisme pegas.

Kata kunci: kelapa sawit, pemanenan, angkong, energi potensial, desain konseptual

ABSTRACT

RUSNADI. Conceptual Design of Catchment Flatform and Evacuation Machine

for Oil Palm Fruit Bunches. Supervised by WAWAN HERMAWAN.

In oil palm harvesting, falling fruit bunches have a considerable potential

energy, which can be captured and used to power the wheelbarrow in evacuating

the fruit bunches. This study was conducted to measure the coefficient of rolling

resistance of a wheel barrow, analyze the potential energy of falling fresh fruit

bunch, design a conceptual design of the catchment platform and evacuation

machine. Measurement of wheel rolling resistance and soil penetration resistance

were conducted at the evacuation track in the field. The energy potential of the

falling fruit bunches was measured during harvesting, with variations of the fruit

height of approximately 3 m, 8 m, 9 m and 15 m. The results showed that machine

mobility in the field was very good. Soil penetration resistance was in the range of

16.44-22.10 kgf/cm2. Average coefficient of rolling resistance of the wheels was

0.159. Potential energy of falling fruit bunches were in the range of 0.44-4.44 kJ.

Theoretical traveling distance of the wheel barrow using the captured potential

energy was in the range of 2.27 m - 22.98 m. A conceptual design of catchment

flatform and evacuation machine was designed.

Keywords: oil palm, harvesting, wheelbarrow, potential energy, conceptual design

Page 5: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DESAIN KONSEPTUAL MESIN PENANGKAP DAN

PENGANGKUT TANDAN BUAH SAWIT DI DALAM KEBUN

RUSNADI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu
Page 7: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

Judul Skripsi : Desain Konseptual Mesin Pynangkap dan Pengangkut Tandan Buah Sawit di dalam Kebun

Nama :Rusnadi NIM : F14090063

Disetujui oleh

Dr Ir W an Hermawan MS imbing Akademik

Tanggal Lulus: 2 3 AUG 2013

Page 8: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

Judul Skripsi : Desain Konseptual Mesin Penangkap dan Pengangkut Tandan

Buah Sawit di dalam Kebun

Nama : Rusnadi

NIM : F14090063

Disetujui oleh

Dr Ir Wawan Hermawan, MS

Pembimbing Akademik

Diketahui oleh

Dr Ir Desrial, MEng

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 9: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Desain Konseptual Mesin Penangkap dan Pengangkut Tandan Buah Sawit di

dalam Kebun”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Wawan Hermawan,

MS selaku dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Dr Ir Gatot Pramuhadi, MSi dan Dr Ir Radite Praeko AS, MAgrselaku dosen

penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan terhadap skripsi ini.

Tak lupa juga ucapan terima kasih penulis berikan kepada seluruh pihak yang

telah membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi

ini.

Penelitian berawal dari permasalahan pada saat melakukan praktik lapangan

di Perkebunan Kelapa Sawit PT SOCFINDO Seumanyam-Tripa Aceh.

Permasalahan yang ditemukan adalah proses pengangkutan tandan buah sawit

(TBS) hasil pemanenan masih dilakukan secara manual.Hal tersebutberpotensi

terjadinya kerusakan fisik pada TBS yang cukup tinggi. Kerusakan fisik yang

terjadi pada TBS akan sangat mempengaruhi mutu buah dan kualitas ekstraksi

CPO yang akan dihasilkan. Selain itu, proses pengangkutan TBS dari dalam

kebun menuju tempat pengumpulan hasil (TPH) masih dilakukan dengan cara

konvensional sehingga masih ditemukan kelemahan pada sisi penggunaan daya

pengangkutan yang masih sangat besar, waktu yang cukup lama dalam proses

pengutipan berondolan buah sawit serta proses loading TBS ke dalam alat

pengangkut (angkong) secara manual dengan menggunakan alat “gancu”.

Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi

yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi

pertanian.

Bogor, Agustus 2013

Rusnadi

Page 10: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan 3

Lingkup Pengukuran 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kelapa Sawit 4

Tandan Buah Kelapa Sawit 4

Pemanenan Tandan Buah Sawit (TBS) 5

Energi Potensial Gravitasi 6

Energi Potensial Pegas 7

Antropometri 7

Pesawat Sederhana (Tuas) 8

Pegas 9

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian 10

Bahan dan Alat 10

Tahapan Penelitian 14

Kriteria Desain 18

Konsep Rancangan 19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mobilitas dan Koefisiens Tahanan Gelinding Roda Angkong di Lahan Kebun

Kelapa Sawit 20

Potensi Energi Potensial TBS sebagai Energi untuk Pengangkutan TBS ke

TPH 22

Konsep Mesin Penangkap dan Pengangkut TBS 25

SIMPULAN DAN SARAN 51

DAFTAR PUSTAKA 52

LAMPIRAN 54

Page 11: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

DAFTAR GAMBAR

1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa

sawit 1

2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu paling lama dalam

pemanenan kelapa sawit 2

3. Kondisi lahan tanaman kelapa sawit 4

4. Bentuk tandan buah sawit di tempat pengumpulan hasil (TPH) 5

5. Posisi operator saat pemanenan TBS 5

6. Usaha gravitasi w pada waktu gerak lurus suatu benda dari suatu titik ke

titik lain dalam suatu medan gravitasi 6

7. Gaya bekerja terhadap pegas memperpanjangnya sebesar x, akan timbul

gaya pemulih F di dalam pegas dimana F = kx 7

8. Pengungkit jenis ke-II 8

9. Aplikasi tuas jenis ke-II 8

10. Beberapa bentuk pegas helix 9

11. Contoh skema pengukuran karakteristik teknik pemanenan TBS di lapangan 10

12. Contoh skema pengukuran dimensi TBS 12

13. Skema pengujian beberapa jenis bahan landasan penangkap TBS 12

14. Pengukuran mobilitas gelinding roda angkong di lahan kebun 13

15. Pengambilan sampel tanah dan pengukuran tahanan penetrasi di lahan sawit 14

16. Diagram alir konsep desain mesin penangkap dan pengangkut TBS 15

17. Tahapan kegiatan penelitian 16

18. Skema pemanfaatan energi potensial sebagai daya pengerak roda angkong 19

19. Luas kontak area roda traksi pada tire type 21

20. Mobilitas angkong dengan kapasitas maksimum 22

21. Energi potensial darijatuhnya tandanbuah sawitsaatpemanenan 23

22. Jarak tempuh teoritis mesin yang dihasilkan oleh energi potensial dari

jatuhnya TBS 24

23. Salah satu contoh konsep penangkap TBS 25

24. Salah satu konsep komponen penampung TBS 26

25. Salah satu konsep komponen roda penggerak 26

26. Konsep penangkapan TBS dengan sistem tali penarik 26

27. Konsep penangkapan TBS dengan sistem penampang tekan 27

28. Konsep A unit penangkap TBS 28

29. Konsep B unit penangkap TBS 28

30. Konsep C unit penangkap TBS 29

31. Konsep D unit penangkap TBS 29

32. Kondisi dan bentuk daerah piringan pokok sawit 30

33. Pola sebaran mengenai peluang area titik jatuhnya TBS dan berondolan

buah di dalam pringan pokok sawit 31

34. Analisis bentuk dan dimensi penampang penangkap TBS 32

Page 12: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

35. Bentuk dan dimensi umum dari penampang penangkap TBS 32

36. Struktur dasar komponen penangkap TBS 33

37. Frame dasar komponen penangkap TBS 34

38. Batang penyangga depan komponen penangkap TBS 34

39. Komponen peredam unit penangkap TBS 35

40. Konsep A unit penampung 36

41. Konsep B unit penampung 36

42. Konsep C unit penampung 37

43. Konsep D unit penampung 37

44. Bentuk unit penampung TBS 38

45. Mekanisme umum konsep kerja unit roda traksi dan daya penggerak 39

46. Beberapa bentuk pegas yang dapat digunakan sebagai komponen

penyimpan energi potensial jatuhnya TBS 40

47. Konsep komponen daya penggerak roda 41

48. Mekanisme penyimpanan energi potensial TBS ke pegas utama 42

49. Mekanisme pengeluaran energi potensial pegas untuk menggerakan roda

traksi 42

50. Rancangan bentuk kopling yang digunakan 43

51. Susunan gear pada unit gear box dengan rasio 1:16 44

52. Komponen pengatur gerakan release dari regangan pegas 44

53. Data simulasi penentuan titik center of gravity 45

54. Ilustrasi bentuk umum konsep unit rangka dan stang kemudi 46

55. Konsep unit rangka dan stang kemudi 46

56. Konsep mesin penangkap dan pengangkut TBS 47

57. Posisi mesin saat pemotongan TBS 48

58. Ilustrasi batang penyangga komponen penangkap TBS saat pemotongan

TBS 48

59. Posisi mesin saat evakuasi TBS 49

60. Posisi tuas kontrol pada stang kemudi 49

61. Grafik hasil simulasi pembebanan mekanis pada komponen mesin 50

DAFTAR TABEL

1. Tingkat kematangan buah sawit 6 6

2. Pengukuran dan Pengamatan Karakteristik Teknik Pemanenan TBS 11

3. Pengujian beberapa jenis bahan landasan penangkap TBS 12

4. Pengukuran mobilitas dan tanahan gelinding roda angkong di lahan sawit 13

5. Tahanan penetrasi tanah rata-rata di lahan sawit pada kedalaman 0-5 cm 20

6. Dry bulkdensity tanah rata-rata di lahan sawit pada kedalaman 0-10 cm 21

7. Koefisien tahanan gelinding roda angkong di lahan sawit 22

8. Seleksi konsep unit penangkap TBS melalui faktor pembobotan 30

9. Radius titik jatuh TBS dan berondolan buah saat pemanenan 30

Page 13: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

10. Seleksi material penangkap TBS 33

11. Seleksi konsep unit penampung TBS melalui faktor pembobotan 37

12. Karakteristik tandan sawit 59

13. Data antropometri posisi berdiri operator pemanen sawit di Indonesia 60

14. Data antropometri posisi duduk operator pemanen sawit di Indonesia 61

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan pemilihan bahan dan kekutatan bahan yang digunakan 54

2. Prosedur umum operasional pemanenan TBS di Indonesia 58

3. Tabel karakteristik tandan sawit 59

4. Tabel data antropometri posisi berdiri operator pemanen sawit di Indonesia 60

5. Tabel data antropometri posisi duduk operator pemanen sawit di Indonesia 61

6. Gambar teknik konsep mesin penangkap dan pengangkut TBS 62

Page 14: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanenan dan pengangkutan kelapa sawit merupakan kegiatan yang

paling intensive dilakukan di perkebunan kepala sawit. Sementara, di perkebuan-

perkebuan sawit di Indonesia pada umumnya, pemanenan dan pengangkutan

kelapa sawit masih dilakukan secara manual.Kegiatan pemanenan dan

pengangkutan kelapa sawit secara manual akan berpotensi terjadinya kerusakan

buah (Zulfahrizal 2005). Kerusakan fisik yang terjadi pada tandan buah sawit

(TBS) akan sangat mempengaruhi mutu buah dan kualitas ekstraksi CPO yang

akan dihasilkan. Menurut Pahan (2006), selama kegiatan panen dan

pengangkutan tandan, asam lemak bebas (ALB) dapat naik dengan cepat. Salah

satu upaya untuk menghindari terbentuknya ALB adalah pengangkutan buah

dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepatnya dan menggunakan alat/mesin

angkut yang baik (Djoehana 2006).

Salah satu faktor kritis dalam produksi crude palm oil (CPO) adalah proses

pemanenan TBS yang harus dilakukan dengan cara yang tepat dan proses yang

benar. Jika dinding sel buah sawit pecah atau rusak karena proses pembusukan

atau karena pelukaan mekanik, tergores atau memar karena benturan, enzim

akan bersinggungan dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan berlangsung

dengan cepat sehingga membentuk gliserol dan asam lemak bebasnya (Ponten

1994). Buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya

mengandung 0.1 % ALB, tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat

mengandung ALB sampai 50 % hanya dalam waktu beberapa jam saja. Apabila

buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 jam

kandungan ALB dapat mencapai 67 % (Ponten 1994).

Menurut Putrianti (2013) aktivitas pemanenan kelapa sawit merupakan

pekerjaan yang berat sehingga dapat menyebabkan tejadinya fenomena rasa sakit

yang timbul akibat kerja berlebihan pada otot atau yang sering disebut muscular

fatigue. Putranti (2013) pun menjelaskan bahwa terdapat beberapa elemen

pekerjaan yang melelahkan dan membutuhkan waktu yang paling lama dalam

pemanenan kelapa sawit. Data mengenai hal tersebut disajikan pada Gambar 1

dan Gambar 2.

Gambar 1 Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam

pemanenan kelapa sawit (Putranti 2013)

(orang)

Page 15: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

2

Dari Gambar 1 dan Gambar 2 tersebut, menjelaskan bahwa pekerjaan memungut

berondolan dan mengangkong merupakan kegiatan yang paling

melelahkan.Khusus untuk pekerjaan memungut berondolan, pekerjaan ini juga

tergolong ke dalam pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang paling lama.

Pekerjaan memungut berondolan sangat banyak dikeluhkan oleh pemanen

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada kaki dan pinggang pemanen. Untuk

mengatasi hal tersebut perlu adanya alat bantu untuk memungut berondolan

tersebut tanpa harus membungkuk atatupun berjongkong (Putianti 2013).

Berdasarkan uraian di atas maka fokus permasalahan yang akan

diselsaikan dalam penelitian ini yang pertama adalah mengenai pengurangan

potensi kerusakan fisik buah sawit akibat kegiatan pemanenanserta efektivitas

pengangkutan TBS saat pemanenan. Sedangkan masalah yang kedua adalah

masalah penanganan kegiatan pemungutan berondolan dan mengangkong agar

kegiatan tersebut tidak termasuk ke dalam pekerjaan yang paling melelahkan

serta tidak membutuhkan waktu kerja yang paling lama.Peningkatan efektivitas

waktu pemanenan dapat dilakukan dengan cara mengurangi/mempercepat waktu

pemindahan TBS ke dalam “angkong”, mempercepat proses pengutipan

berondolan buah sawit yang tercecer serta peningkatan volume “angkong” agar

dapat memuat TBS dengan kapasitas yang lebih banyak.

Tindakan untuk menghasilkan output yang maksimal dalam pemanenan

TBS adalah dengan menerapkan teknologi, diantaranya pada alat/mesin

pengangkut TBS di dalam kebun yang mampu mengurangi kerusakan fisik pada

TBS, sehingga penurunan kualitas CPO dapat diminimalisir. Penerapan

teknologi pada alat/mesin pengangkut TBS di dalam kebun diharapkan dapat

meningkatkan efektivitas kegiatan evakuasi TBS dari dalam kebun menuju

tempat pengumpulan hasil (TPH). Selain itu, perancangan alat/mesin penangkap

jatuhnya TBS dan berondolan buah dibutuhkan untuk mengatasi masalah

kelelahan pemanen dan penggunaan waktu kerja yang lama dari kegiatan

memungut berondolan secara manual.

Masalah dari kegiatan mengangkong akan diatasi dengan perancangan

desain alat/mesin pengangkut yang tidak membutuhkan tenaga yang besar dan

atau merancang sebuah konsep sumber daya tambahan. Penerapan

teknologiyang prespektif untuk daya penggerak tambahan pada alat/mesin

pengangkut TBSadalah dengan memanfaatkan energi potensial jatuhnya TBS.

Menurut Nazzamudin (2013), besarnya energi potensial dari jatuhnya TBS

berkisar pada 0.45-4.45 kJ. Potensi tersebut diharapkan dapat memberikan daya

Gambar 2 Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu paling

lama dalam pemanenan .kelapa sawit (Putranti 2013)

(orang)

Page 16: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

3

tambahan untuk menggerakan alat/mesin pengangkut TBS. Hal tersebut

dilakukan agar pekerjaan mengangkong tidak tergolong ke dalam salah satu

pekerjaan paling melelahkan pada kegiatan pemanenan TBS.

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sangat dibutuhkannya perancangan

sebuah konsep desain mesin yang mampu menangkap dan mengangkut TBS,

yakni dengan memanfaatkan energi potensial jatuhnya TBS sebagai daya

penggerak tambahan mesin tersebut. Konsep desain yang dikembangkan

bertujuan agar kegiatan pemungutan berondolan buah dan TBS ke dalam bak

pengangkut tidak dilakukan lagi secara manual dan satu per satu. Pemanen

dirancang untuk tidak lagi melakukan kegitan pemungutan berondolan buah

sehingga efektivitas pengangkutan TBS ke TPH dapat lebih cepat dan maksimal.

Oleh sebab itu, dibutuhkannya sebuah penelitian mengenai rancangan konsep

desain mesin yang dapat menyelsaikan masalah penangkapan dan pengangkutan

TBS di dalam kebun. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menyelsaikan

masalah kerusakan mekanis buah sawit akibat pemanenan secara manual,

kelelahan pemanen akibat pemungutan berondolan secara manual serta masalah

dibutuhkannya energi operator pemanen untuk mengoperasikan unit pengangkut

TBS menuju TPH.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur mobilitas roda angkong dan

koefisien tahanan gelinding roda angkong di lahan kebun kelapa

sawit,menganalisis potensi energi potensial jatuhnya TBS dan pemanfaatannya

sebagai sumber energi untuk pengangkutan TBS ke TPH serta merancang

sebuah konsep desain mesin penangkap dan pengangkut TBS di dalam kebun

berdasarkan pemanfaatan energi potensial jatuhnya TBS saat pemanenan.

Lingkup Pengukuran

Lingkup pengukuran pada penelitian ini yakni kondisi lahan yang diamati

dibatasi pada daerah lintasan (yang sering dilewati) oleh angkong saat proses

evakuasi TBS dari dalam kebun menuju TPH. Selain itu, kondisi lahan kebun

kelapa sawit yang diamati adalah kondisi lahan yang memiliki kontur datar dan

bukan merupakan lahan gambut.

Page 17: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

4

Gambar 3 Kondisi lahan tanaman kelapa sawit

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit memiliki batang kelapa sawit yang tumbuh tegak ke atas

dengan diameter batang sekitar 60 cm. Pohon kelapa sawit hanya memiliki satu

titik terminal ujung batang berbentuk kerucut diselimuti oleh daun-daun muda

yang masih kecil dan lembut (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008). Menurut

Fauzi et al. (2008) pertambahan tinggi batang baru terlihat secara jelas sesudah

tanaman berumur empat tahun. Pertambahan tinggi tanaman kelapa sawit dapat

mencapai 45 cm per tahun. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2008),

daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan

bertulang daun sejajar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 7.5-9 m jumlah

anak daun perpelepah adalah 250-400 helai. Pertumbuhan pelepah daun

mempunyai filotaksi 1/8, yang artinya setiap satu kali berputar melingkari

batang terdapat 8 pelepah daun. Produksi daun per tahun tanaman dewasa dapat

mencapai 20-24 helai.

Tandan Buah Kelapa Sawit

Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan

bergerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai 1-600

buah, berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang buah berkisar 2-5 cm dan

beratnya sampai 30 gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah),

mesokarp (sabut), dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp sedangkan

biji terdiri atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel). Inti (kernel) terdiri atas

endosperm (putih lembaga) dan embrio. Bagian-bagian buah yang menghasilkan

minyak adalah mesokarp dan inti. Buah kelapa sawit mencapai kematangan (siap

untuk panen) sekitar 5-6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Warna buah

bergantung pada varietas dan umurnya (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).

Page 18: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

5

Gambar 4 Bentuk tandan buah sawit di tempat pengumpulan hasil (TPH)

Pemanenan Tandan Buah Sawit (TBS)

Sistem panen terdiri dari dua, yaitu ancak tetap dan ancak giring. Ancak

tetap adalah setiap pemanen diberi ancak panen yang sama dengan luasan

tertentu dan harus selesai pada hari itu. Ancak giring adalah setiap pemanen

diberikan ancak per baris tanaman dan digiring bersama-sama (Koedadiri et al.

2005).

Gambar 5 Posisi operator saat pemanenan TBS

Page 19: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

6

Energi Potensial Gravitasi

Energi potensial merupakan suatu bentuk energi yang tersimpan, yang

dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

potensial tidak dapat dikaitkan dengan gaya tak konservatif seperti gaya gesekan,

karena tenaga kinetik dalam sistem demikian tidak kembali ke harga semula

ketika sistem mencapai konfigurasi mula – mula. Pada suatu sistem ada yang

dikenal dengan tenaga potensial dan tenaga kinetik dan ini dikenal dalam sistem

konservatif. Tenaga potensial sendiri merupakan tenaga yang belum dikeluarkan

dan masih tersimpan (Suryadi 2012).

Gambar 6 Usaha Gravitasi w pada waktu gerak lurus suatu benda dari suatu

titik ke titik lain dalam suatu medan gravitasi (Suryadi 2012)

Sebuah benda bermassa m (dan beratnya w = mg) bergerak vertikal seperti

Gambar 6 dari sebuah titik dimana pusat beratnya ada pada ketinggian y1 di atas

suatu bidang yang dipilih sembarang menuju sebuah titik yang tingginya y2.

Disini akan dibicarakan perpindahan di dekat bumi saja, sehingga perbedaan

gaya gravitasi akibat perbedaan jarak benda ke pusat bumi dapat diabaikan.

Gaya gravitasi ke bawah terhadap benda nilainya konstan (sebesar w). Andaikan

P adalah resultan semua gaya lainnya yang bekerja terhadap benda itu, dan

Tabel 1 Tingkat kematangan buah sawit

Fraksi Jumlah Brondrolan yang Jatuh Kematangan

00 Tidak ada buah berwarna hitam Sangat mentah

0 Satu brondolan s.d. 12.5% buah segar Mentah

1 12.5-25% buah luar Kurang matang

2 25-50% buah luar Matang I

3 50-75% buah luar Matang II

4 75-100% buah luar Lewat matang I

5 Buah dalam ikut membrodol Lewat matang II

Sumber: Semangun (2003).

Page 20: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

7

andaikan pula W’ adalah usaha gaya – gaya ini. Arah gaya gravitasi w

berlawanan dengan perpindahan ke atas dan usaha gaya ini adalah

( ) ( )

Dapat dikatakan bahwa usaha gaya gravitasi adalah ( ) , tidak memperhatikan apakah benda itu bergerak naik atau turun.

Energi Potensial Pegas

Pada Gambar 7 dapat dilihat sebuah benda bermassa m di atas sebuah

permukaan datar. Salah satu ujung pegas direkatkan pada benda tersebut dan

ujung lainnya diikat tetap. Kemudian ditentukan pangkal koordinat benda

tersebut pada saat pegas tidak regang seperti pada Gambar 7 (a). Suatu gaya luar

P menarik pegas tersebut sampai meregang. Begitu gaya P menarik, ada suatu

gaya F yang ada dalam pegas tersebut berlawanan arahnya terhadap

pertambahan panjang x dan berlawanan terhadap gaya tarik P. Gaya F ini

dinamakan gaya elastik. Kalau gaya P diperkecil atau dibuat nol, gaya elastik ini

akan memulihkan pegas kembali bentuk semula (tidak meregang). (Suryadi

2012)

Gambar 7 Gaya bekerja terhadap pegas memperpanjangnya sebesar x, akan

timbul gaya pemulih F di dalam pegas dimana F = kx (Suryadi

2012)

Robert Hooke pada tahun 1678 mengamati bahwa apabila perpanjangan x

sebuah pegas tidak begitu besar sehingga tidak terjadi cacat permanen pada

pegas itu sehingga gaya tersebut berbanding langsung dengan perpanjangan dan

dapat ditulis

( )

yang merupakan persamaan Hooke. Konstanta perbandingan k disebut

konstanta gaya atau koefisien (angka) kekakuan. Besaran ⁄ , yaitu

setengah kali konstanta gaya dengan kuadrat koordinat benda disebut energi

potensial elastik, EP, benda tersebut (Suryadi 2012).

Antropometri

Antropometri adalah cabang dari lmu manusia yang berhubungan dengan

pengukuran tubuh, terutama dengan pengukuran ukuran tubuh, bentuk tubuh,

kekuatan tubuh dan kapasitas kerja tubuh Pheasant (2003). Data antropometri

dibedakan berdasarkan selang usia dan jenis kelamin. Data pengukuran

(1)

(2)

(3)

Page 21: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

8

antropometri manusia sangat diperlukan dalam perhitungan desain berbagai alat

kendali mesin, perlengkapan kerja dan dimensi ruang kerja agar tercapai

kenyamanan,keamanan dan efisiensi kerja bagi operator.

Pesawat Sederhana (Tuas)

Pengungkit/tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras

yang dapat memutari suatu titik (Ikhlasul 2012).

Gambar 8 Pengungkit jenis ke-II (Ikhlasul 2012)

Keterangan:

U = titik upaya (tempat gaya bekerja)

B = titik beban

T = titik tumpu

db (lengan beban) = jarak B–T

du (lengan upaya) = jarak A–T

Fb = gaya beban

Fu = gaya upaya

maka

Prisnsip kerja tuas adalah dengan memperbesar gaya, artinya dengan gaya

yang kecil dapat mengangkat atau memindahkan beban yang berat atau

memindahkan benda lebih jauh. Pada tuas berlaku hubungan berikut:

(Fb x db) = (Fu x du )

Keterangan:

Fb = berat beban

Fu = gaya upaya

Gambar 9 Aplikasi tuas jenis ke-II (www.imzaroncikgusains.blogspot.com)

(4)

(5)

Page 22: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

9

Pegas

Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk memberikan

gaya,torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi disimpan

pada bendapadat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover

dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki

kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja

pada pegas dapat berbentuk gaya tarik,gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas

umumnya beroperasi dengan “high working stresses” dan beban yang bervariasi

secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik aplikasi pegas adalah :

1. untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti misalnya

pada “gun recoil mechanism”,

2. untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu,

3. untuk meredam getaran dan beban kejut,

4. untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan,

5. untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada “brake

pedal”.

Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang

bekerja yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi.

Tetapi klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya.

Klasifikasi berdasarkan bentuk fisik adalah :

1. Pegas kawat(Wire form spring),

2. Pegas cincin(Spring washers),

3. Pegas daun(Flat spring),

4. Pegas volut(Flat wound spring).

Gambar 10 Beberapa bentuk pegas helix (Masmukti 2011)

Page 23: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

10

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menjadi 2 tahap penelitian, yakni penelitian

pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan meliputi kegiatan

identifikasi kebutuhan hingga proses pembuatan model 3 dimensi dari mesin yang

dirancang. Penelitian lanjutan meliputi kegiatan pembuatan prototipe mesin,

proses pengujian kinerja mesin hingga proses perbaikan kinerja mesin. Kegiatan

penelitian pendahuluan tersebut dilakukan pada tingkat Strata 1 (S1) sedangkan

untuk kegiatan penelitian lanjutan akan dilakukan pada tingkat Magister (S2).

Penelititan yang dilakukan pada tingkat S1 ini fokus pada kegiatan

penelitian pendahuluan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai jenis

kegiatan, waktu pelaksanaan dan tempat pelaksanaan penelitian pendahuluan.

Kegiatan identifikasi kebutuhan dan pengambilan data penelitian di lapangan

dilaksanakan di Medan, tepatnya di perkebunan kelapa sawit Tanah Gambus PT

Socfin Indonesia pada 27 Maret 2013 hingga 2 April 2013. Proses perancangan

konsep desain dilakukan pada 3 April 2013 hingga 15 Juli 2013 di Laboratorium

Engineering Design Studio (EDS) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Bahan dan Alat

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini akan dikelompokan ke

dalam beberapa tahap, yakni tahap perencanaan dan pengukuran, tahap

pembuatan konsep desain serta tahap pengujian desain. Penjelasan secara

lengkapnya akan dijelaskan pada tiap-tiap tahapan penelitian tersebut.

Pada tahap perencanaan dan pengukuran bahan yang digunakan adalah

kertas, tandan buah sawit (TBS), tanaman kelapa sawit, egrek, angkong, serta

beberapa perlengkapan panen manual TBS. Alat yang digunakan dalam tahap ini

adalah alat tulis dan beberapa peralatan instumen pengukuran untuk mengetahui

dimensi dan berat dari bahan penelitian yang akan diukur serta untuk mengetahui

besaran-besaran lainnya yang dibutuhkan dalam pembuatan konseptualisasi desain

(seperti instrumen pengukur beban kerja, gaya, dan waktu). Rincian dari

instrumen yang akan digunakan tersebut akan disajikan ke dalam tabel-tabel

berikut ini.

Gambar 11 Contoh skema pengukuran karakteristik teknik pemanenan TBS di lapangan

Tinggi Buah

Jarak Operator Titik Jatuh TBS

Page 24: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

11

Tabel 2 Pengukuran dan pengamatan karakteristik teknik pemanenan TBS

Pengukuran/Pengamatan

Peralatan

yang

digunakan

Metode

Tinggi buah sawit yang

dipanen

Meteran,

galah egrek

Mengukur tinggi buah (posisi

tandan) dari permukaan tanah

menggunakan galah egrek, lalu

diukur panjangnya.

Posisi pemanen Meteran Mengukur jarak berdiri pemanen

dari pohon sawit

Posisi jatuhnya buah

sawit

Meteran,

kamera

video

Jatuhnya TBS direkam dengan

kamera video, jarak posisi jatuh

buah dari pohon sawit diukur dengan

meteran

Bobot dan ukuran buah

Timbangan

digital,

meteran

Bobot buah ditimbang dengan

timbangan digital. Ukuran buah

diukur pada dua posisi: panjang

(arah tandan), diameter TBS (arah

melintang)

Sudut penarikan egrek

()

Meteran,

kamera

Sudut penarikan dihitung

menggunakan data tinggi buah dan

jarak pemanen ke pohon sawit. Hasil

perhitungan divalidasi dengan foto

Gambar 12 Contoh skema pengukuran dimensi TBS

Page 25: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

12

Tabel 3 Pengujian beberapa jenis bahan landasan penangkap TBS

Pengukuran/Pengamatan

Peralatan

yang

digunakan

Metode

Kekuatan bahan

landasan penangkap TBS

Kamera Bentuk bahan landasan penangkap

TBS setelah mengalami impact force

dengan TBS didokumentasikan

menggunakan kamera foto.

Efek kerusakan fisik

buah sawit

Kamera,

timbangan

digital

Bobot buah yang memberondol dari

tandan ditimbang menggunakan

timbangan digital. Bentuk kerusakan

fisik yang terjadi pada buah akan

didokumentasikan kedalam bentuk foto

sebagai bahan pembanding.

Perilaku tandan buah

sawit saat mengalami

benturan fisik dengan

landasan penangkap

Meteran,

kamera video

Jarak pantulan buah dan radius daerah

tercecernya buah sawit akan diukur

menggunakan meteran. Perilaku

pergerakan dan tumbukan buah serta

lepasnya buah sawit akan direkam

menggunakan kamera video.

Gambar 13 Skema pengujian beberapa jenis bahan landasan penangkap TBS

Page 26: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

13

Tabel 4 Pengukuran mobilitas dan tanahan gelinding roda angkong di lahan sawit

Pengukuran/Pengamatan

Peralatan

yang

digunakan

Metode

Bentuk permukaan tanah

dan kondisi fisik lahan

sawit

Kamera Mengidentifikasi beberapa jenis dan

kondisi permukaan tanah dari lahan

sawit. Gambaran menganai

bentuk/kondisi fisik lahan sawit

didokumntasikan dalam bentuk foto.

Tahanan penetrasi tanah

dan bulk density tanah

Penetrometer,

ring sample,

timbangan

digital, oven,

janka sorong,

stopwatch

Tahanan penetrasi pada beberapa

kondisi tanah dilakukan dengan

menggunakan penetrometer.

Pengambilan sampel tanah dilakukan

dengan metode alur menggunakan ring

sample sebanyak 5 buah untuk setiap

kondisi tanah. Pengukuran bulk density

tanah dilakukan dengan

membandingkan berat basah tanah dan

berat kering tanah (setelah di oven

selama 24 jam dengan suhu 105oC).

Berat tanah diukur dengan

menggunakan timbangan digital.

Volume ring sample diukur dengan

menggunakan jangka sorong.

Koefisien tahanan

gelinding roda angkong

(CRR)

Timbangan

digital

Berat total beban kerja meliputi berat

angkong kosong ditambah berat TBS

yang dimuat dan diukur menggunakan

timbangan digital. Gaya tarik yang

dibutuhkan oleh angkong akan diukur

menggunakan timbangan digital. CRR

dapat diperoleh dari perbandingan gaya

penarikan angkong terhadap berat total

beban kerja pada angkong.

Gambar 14 Pengukuran mobilitas gelinding roda angkong di lahan kebun

Page 27: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

14

Gambar 15 Pengambilan sampel tanah dan pengukuran tahanan

penetrasi di lahan sawit

Pada tahap pembuatan konsep desain, bahan yang digunakan adalah salah

satu software computer aided desain (CAD) yaitu “SolidWorks Premium 2012”.

Peralatan yang yang digunakan adalah alat tulis, mesin hitung, software

“Microsoft Excel 2010”, seperangkat komputer dan mesin cetak (printer).

Tahap pengujian hasil konsep desain akan menggunakan software

“SolidWorks Premium 2012”, yakni digunakan untuk menganalisis stress dan

strain dari konsep desain yang telah dibuat serta untuk proses simulasi gerakan

operasi dari model alat yang akan dibuat. Selain itu, peralatan lain yang yang

digunakan adalah alat tulis, mesin hitung, software “Microsoft Excel 2010”,

seperangkat komputer dan mesin cetak (printer).

Tahapan Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu rangkaian penelitian yang besar, yakni

mencakup tahapan koseptualisasi desain, pembuatan prototipe hingga pengujian

kinerja. Pada tingkat S1 ini, penelitian dilakukan untuk pembuatan konsep desain

dari mesin penangkap dan transporter TBS di dalam kebun. Oleh sebab itu,

kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kegiatan pembuatan

konseptualisasi desain hingga menjadi sebuah model gambar 3D dari rancangan

mesin yang akan dibuat serta kegiatan pengujian model 3D mesin yang telah

dibuat.

Penelitian ini dibagi ke dalam beberapa kegiatan besar (lihat Gambar 17).

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meliputi pengukuran

mobilitas tahanan gelinding roda angkong hingga perancangan konsep mesin

penangkap dan pengangkut TBS. Sedangkan pelaksanaan penelitian merujuk pada

Page 28: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

15

Mulai

Perumusan dan penyempurnaan

konsep desain mesin penangkap dan

transpoter TBS di dalam kebun

Uji fungsional model 3D mesin

Uji kinerja model 3D mesin

Selesai

Modifikasi

Data dan informasi

penunjang

Pembuatan beberapa alternatif konsep desain

Uji seleksi

konsep desain

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Analisis teknik/perhitungan

perancangan desain mesin

Identifikasi masalah pengangkutan TBS

di dalam kebun

,,

Pembuatan model 3D alat

Berhasil

Lolos

diagram alir konsep desain mesin penangkap dan pengangkut TBS di dalam

kebun yang disajikan pada Gambar 16.

Gambar 16 Diagram alir konsep desain mesin penagkap dan pengangkut TBS

Page 29: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

16

Gambar 17 Tahapan kegiatan penelitian

Berikut ini merupakan penjelasan lebih rinci menganai tahapan-tahapan

penelitian yang dilakukan:

a. Identifikasi Masalah

Tahapan penelitian ini adalah melakukan identifikasi kondisi lapangan

dan pencarian data lapangan terkait dengan beberapa data yang digunakan

dalam proses desain. Uraian dari kegiatan tersebut adalah mencakup beberapa

hal, yakni identifikasi kebutuhan dan masalah pengangkutan TBS di dalam

kebun yang dihadapi oleh pemanen (users), pengamatan pada beberapa

potensi lapangan yang bisa dimanfaatkan untuk memecahkan masalah

mengenai pengangkutan TBS dan pengumpulan data lapangan (kebun sawit),

mempelajari cara pengangkutan TBS secara manual, mengumpulkan literatur

alat atau mesin pengangkut TBS serta penentuan batasan-batasan desain atau

spesifikasi (karakteristik dari mesin yang akan dirancang) bardasarkan

kebutuhan calon pengguna (users).

Beberapa data dari tanaman kelapa sawit yang dikumpulkan adalah data-

data menganai tinggi tanaman sawit, jarak antar tanaman sawit, jumlah rata-

rata tandan buah tiap pohon tanaman sawit dan letak tandan pada batang

tanaman sawit, dimensi dan berat rata-rata tandan buah sawit, bentuk dan

tekstur TBS, posisi tandan dan pelepah daun sawit, serta beberapa data

pendukung lainnya.

Kegiatan pengamatan yang dilakukan pada proses pengangkutan TBS

secara manual di dalam kebun adalah (1) mempelajari prosedur kegiatan

pemanenan TBS, (2) mengamati pola gerakan jatuhnya TBS dari batang

tanaman sawit, (3) mengamati sebaran titik jatuhnya TBS di atas piringan

tanaman sawit, (4) mengamati bentuk kerusakan fisik yang dialami oleh TBS

saat mengenai permukaan tahan, (5) mempelajari mekanisme pengangkutan

Page 30: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

17

TBS dan berondolan TBS ke dalam mesin transportasi di dalam kebun

(angkong), (6) mempelajari prosedur pengangkutan TBS dari dalam kebun

menuju tempat pengumpulan hasil (TPH).

Tahap selanjutnya adalah kegiatan pengumpulan informasi dari beberapa

literatur tentang mesin atau mesin pengangkut TBS yang telah. Dari beberapa

informasi yang diperoleh akan dikembangkan untuk proses penentuan

beberapa spesifikasi (karakteristik dari mesin yang dapat dirancang).

b. Perumusan dan Penyempurnaan Konsep Desain

Tahap penelitian ini adalah tahapan pembuatan konsep desain yang

dilakuakan untuk menyelsaikan masalah transportasi TBS dari dalam kebun

menuju TPH. Spesifikasi dari konsep desain dirumuskan berdasarkan kondisi

aktual lapangan dan batasan spesifikasi mesin yang diinginkan oleh operator

pemanen TBS (users).

Masalah yang coba diselesaikan dari penelitian ini adalah masalah pada

proses pengangkutan TBS ke dalam angkong menuju TPH membutuhkan

tenaga yang cukup besar apabila dilakukan secara manual, selain itu proses

pemungutan berondolan buah sawit yang tercecer di sekitar piringan tanaman

sawit membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari permasalahan tersebut

telah dirumuskan ke dalam sebuah konsep desain mesin penangkap dan

transpoter TBS dari dalam kebun menuju TPH yang memiliki efisiensi lebih

tinggi bila dibandingkan dengan alat/mesin pengangkutan TBS yang

konvensional (sudah ada saat ini).

Dari perumusan masalah kebutuhan rancangan tersebut, dilakukan proses

pengembangan desain fungsional mesin yang sesuai untuk memenuhi

kebutuhan rancangan mesin penangkap dan transpoter TBS. Selanjutnya

dilakukan perancangan desain struktural dari komponen-komponen mesin

yang akan dibuat.

Data hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan dianalisis untuk

menentukan besarnya gaya mekanis dan beban kerja mekanis yang

dibutuhkan dalam kegiatan penangkapan TBS dan pengangkutan TBS dari

dalam kebun menuju TPH. Analisis teknik dan perhitungan rancangan

dilakukan untuk menentukan secara akurat dari bentuk, ukuran, bahan, dan

cara pembuatan mesin yang akan dirancang. Analisis tersebut juga dilakukan

untuk menentukan mekanisme rancangan mesin yang sesuai dengan

spesifikasi desain. Hasil analisis teknik digunakan untuk menentukan dimensi

dari desain konstruksi mesin penangkap dan transpoter TBS yang akan

dimodelkan dengan menggunakan Computer Aided Desain (CAD).

Rancangan fungsional dan srtuktural selanjutnya disajikan ke dalam beberapa

bentuk desain mesin yang memungkinkan untuk dibuat.

c. Uji Optimasi Konsep Desain

Tahap ini dilakukan proses seleksi dari beberapa desain konsep rancangan

mesin yang telah dimodelkan dalam CAD. Tahap ini dilakukan pemilihan

perangkat lunak yang dapat memodelkan proses seleksi konsep desain mesin

secara mudah dan tepat. Perangkat lunak yang dipilih selanjutnya dibuat

format bahasa pemrograman yang digunakan untuk menjalankan instruksi

pada proses seleksi konsep desain. Parameter seleksi konsep desain

diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman sebagai bentuk kodingan

proses simulasi seleksi konsep desain.

Page 31: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

18

Kriteria seleksi lebih ditekankan kepada unjuk kerja rancangan mesin

yang dibuat dan kesesuaian konsep desain terhadap spesifikasi desain dan

kondisi lapangan tanaman kelapa sawit. Beberapa parameter yang digunakan

sebagai kriteria seleksi desain adalah kemudahan operasi, kemudahan

pembuatan, biaya pembuatan, kelincahan gerak dan kesesuaian mekanisme.

Parameter tersebut akan digunakan sebagai kriterian untuk proses go/no-go

screening dari konsep desain yang akan dirancang.

d. Pembuatan Model 3 Dimensi (3D)

Tahap ini dilakukan proses pemodelan konsep desain hasil dari proses

seleksi desain rancangan mesin ke dalam bentuk gambar 3D menggunakan

software “SolidWorks Premium 2012”. Hasil dari pemodelan ini sebagai

bentuk visualisasi rancangan struktural dari mesin yang akan dibuat.

e. Uji Kinerja dari Model 3D Mesin Hasil Rancangan

Proses uji kinerja model 3D mesin dilakukan dengan memanfaatkan

fasilitas simulasi analisis gaya dan pembebanan mekanis yang disediakan

pada software “SolidWorks Premium 2012”. Hasil dari pemodelan gambar 3D

digunakan sebagai bahan pengujian analisis pergerakan mesin dan analisis

penyebaran gaya.

Kriteria Desain

Konsep mesin penangkap dan pengangkut TBS dirancang dengan

mempertimbangkan kondisi aktual di lahan kebun kelapa sawit, kriteria

desain/masukan dari para operator pemanen TBS di lapangan serta pertimbangan

aspek ergonomika (antropometri) dari para pemanen. Bentuk dan dimensi

rancangan mesin akan disesuaikan dengan data antropometri operator pemanen

sawit di Indonesia.

Konsep desain mesin yang dirancang diharapkan dapat meningkatkan

efektivitas waktu pengangkutan TBS dari dalam kebun menuju TPH. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara membuat mesin yang didesain mampu

mempersingkat waktu serta tenaga kerja saat pemanenan. Konsep mesin

dirancang agar mesin dapat memanfaatkan energi jatuh bebasnya TBS untuk

menggerakan roda mesin pengangkut. Dengan hal tersebut, pemanfaatan energi

potensial dari jatuhnya buah diharapkan mampu mengurangi tenaga

pengoperasian mesin. Jatuhnya TBS dan berondolan buah akan langsung

ditangkap oleh unit penangkap sehingga pemanen tidak lagi memungut

berondolan buah dan TBS secara manual. Hal tersebut diharapkan dapat

mengurangi waktu untuk kegiatan loading TBS dan pemungutan berondolan buah

ke dalam unit pengangkut. Energi potensial dari proses tumbukan buah sawit

dengan unit penangkap akan dikonversi sebagai tenaga penggerak roda

pengangkut melalui mekanisme penyimpanan dan pengubahan energi pada sebuah

unit konverter.

Page 32: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

19

Konsep Rancangan

Konsep rancangan desain mesin yang dibuat adalah dengan memanfaatkan

energi potensial dari gerakan jatuh bebas TBS yang akan dikonversi ke dalam

bentuk energi kinetik sebagai daya penggerak pada roda mesin pengangkut TBS.

Konsep tersebut diterapkan untuk mengurangi penggunaan daya operator

pemanen (users) saat mengoperasikan mesin. Ilustrasi untuk menjelaskan masalah

pemanfaatan energi potensial menjadi energi kinetik dari gerakan jatuhnya TBS

disajikan dalam Gambar 18. Masalah tercecernya berondolan buah sawit akibat

gaya impact TBS dengan permukaan tanah akan diselesaikan dengan suatu

rancangan komponen untuk menangkap/merangkap TBS yang jatuh. Komponen

penangkap TBS tersebut didesain untuk mengurangi waktu kerja dalam

pemungutan berondolan buah sawit serta menjaga mutu buah sawit yang dipanen

agar tidak mengalami kerusakan fisik yang besar.

Gambar 18 Skema pemanfaatan energi potensial sebagai daya penggerak

roda .angkong

Page 33: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mobilitas dan Koefisien Tahanan Gelinding Roda Angkong

di Lahan Kebun Kelapa Sawit

Mobilisasi mesin dalam mengangkut TBS di dalam kebun akan

dipengaruhi oleh faktor dari kondisi tanah, kondisi mesin, dan kondisi iklim

kebun sawit. Pada penelitian ini lebih menganalisis kemampuan mobilitas

angkong untuk melintasi lahan kebun sawit berdasarkan faktor tanah dan mesin.

Faktor dari tanah yang mempengaruhi mobilisasi agkong adalah tekstur tanah,

struktur tanah, kadar air tanah, densitas tanah, tahanan penetrasi tanah, konsistensi

tanah, serta kuat geser tanah. Faktor dari mesin (angkong) yang mempengaruhi

mobilisasinya adalah gaya penekanan terhadap tanah dan luas permukaan kontak

antara bagian traksi dan permukaan tanah.

Kemampuan mobilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan roda angkong untuk melintasi lahan sawit pada kondisi kering

dengan kontur yang cukup datar dan bukan termasuk lahan gambut. Parameter

yang digunakan untuk menentukan mobilitas angkong (kereta sorong) di dalam

kebun adalah tahanan penetrasi tanah pada beberapa daerah lintasan roda angkong

serta koefisien tahanan gelinding roda angkong di lahan sawit. Pada Tabel 5

merupakan hasil pengukuran pada beberapa daerah lintasan roda angkong di

dalam kebun kelapa sawit. Pengukuran tahanan penetrasi dilakukan hanya pada

kedalaman 0-5 cm saja. Hal tersebut dikarenakan pada kedalam 5-10 cm, besarnya

tahanan penetrasi telah melebihi batas skala pada penetrometer yang digunakan.

Tabel 5 Tahanan penetrasi tanah rata-rata di lahan sawit pada kedalaman 0-5 cm

Kedalaman

Penetrasi

Tahanan Penetrasi Rata-rata (kgf/cm2)

Daerah

Piringan

Daerah

JalurLintasan

Roda

Angkong

Daerah

Rumpukan

Daerah

TPH

0-5 cm 18.83 22.10 16.44 20.22

Dari data hasil pengukuran tahanan penetrasi tanah, daerah jalurlintasan

roda angkongmemiliki tahanan penetrasi yang paling tinggi. Hal tersebut

dikarenakan pada daerah tersebut memiliki kerapatan tanah yang padat. Kerapatan

tanah yang padat terjadi karena intensitas mobilitas angkong yang tinggi pada

jalur lintasan tersebut sehingga terbentuk efek pemadatan tanah. Berbeda pada

daerah rumpukan, daerah rumpukan merupakan daerah untuk menumpukan sisa-

sisa material organik tanaman sawit yang membuat tanah relatif gembur sehingga

tahanan penetrasi yang dimiliki pun paling kecil dibandingkan dengan daerah

lainnya.

Page 34: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

21

Tabel 6 Dry bulkdensity tanah rata-rata di lahan sawit pada kedalaman 0-10 cm

Kedalaman Dry Bulk Density Tanah Rata-rata (gram/cm

3)

Daerah

Piringan

JalurLintasan

Roda Angkong

Daerah

Rumpukan

Daerah

TPH

0-5 0.855 0.902 0.833 0.880

5-10 0.962 0.994 0.950 0.980

Pengukuran dry bulkdensity tanah dilakukan pada kedalaman 0-10 cm.

Hasil pengukuran pada Tabel 6 menunjukan adanya korelasi antara dry

bulkdensity terhadap tahanan penetrasi tanah. Semakin besar dry bulkdensity tanah

maka semakin besar pula tahanan penetrasi yang diperoleh. Untuk karakteristik

tanah pada lahan sawit (kedalam 0-10 cm) menunjukan bahwa semakin dalam

tanah maka tanah akan semakin bulky.

Gambar 19 Luas kontak area roda traksi pada tire type (Bekker 1955)

Nilai ground pressure mesin dipengaruhi oleh besarnya bobot total statis

mesin dan luas kontak roda mesin terhadap permukaan tanah. Bila diasumsikan

luas kontak permukaan roda traksi terhadap tanah = 0.78 (5)(7) = 27.3 cm2. Bobot

statis mesin yang dirancang diasumsikan sebesar 55 kg dan bobot muatan

maksimum sebesar 15 TBS x 15 kg/TBS (lihat Gambar 20) maka bobot total statis

mesin dan muatannya diperoleh sebesar 280 kgf. Dari bobot total statis mesin dan

luasan kontak roda angkong terhadap tanah yang ada tersebut maka diperoleh nilai

ground pressure mesin. Ground pressure mesin diperoleh sebesar = 280 kgf/27.3

cm2= 10.56 kgf/cm

2.

Mobilitas roda angkong yang melintasi permukaan tanah kering (bukan

lahan rawa) di lahan sawit akan cenderung tidak mengalami amblas. Hal tersebut

dikarenakan tahanan penetrasi tanah pada beberapa daerah jalur lintasan roda

angkonglebih besar dari pada nilai ground pressure mesin yang ada. Analisis

mobilitas roda angkong pada penelitian ini dibatasi hanya pada kondisi lahan

sawit yang memiliki kontur datar dan pada lahan kering (bukan lahan rawa). Nilai

rata-rata tahan penetrasi tanah pada lahan sawit berkisar pada 16.44-22.10

kgf/cm2. Nilai tersebut menunjukan bahwa dengan ground pressure sebesar

Page 35: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

22

10.56.kgf/cm2, mobilitas roda angkong yang melintasi lahan sawit tersebut akan

stabil. Hal tersebut dikarenakan dengan nilai tahanan penetrasi tanah yang lebih

besar dari pada ground pressure mesin maka roda angkong tidak amblas, sehingga

mobilitas roda angkong di dalam lahan sawit akan stabil.

Gambar 20Mobilitas angkong dengan kapasitas maksimum

Selain tahanan penetrasi tanah dan dry bulk density tanah, koefisien

rolling resistance (Crr) juga berpengaruh pada kinerja mobilitas mesin

(angkong) di lahan sawit. Pengukuran Crr dilakukan pada kondisi lahan dengan

kemiringan 0o. Crr pada tanah yang sedikit berpasir akan lebih besar bila

dibandingkan dengan pada tanah keras tidak berpasir. Hal tersebut dikarenakan

pada tanah sedikit berpasir roda angkong akan mengalami sedikit amblas

(sinkage) sehingga akan menggambat laju dari roda angkong tersebut. Melihat

data Crr yang ada maka mobilitas mesin akan memiliki performa yang cukup

baik karena gaya yang dibutukan untuk menggerakan/mendorong mesin (mesin)

angkong berkisar 15.9 % - 17.2% dari berat total mesin dan muatannya.

Tabel 7 Koefisien tahanan gelinding roda angkong di lahan sawit

Kondisi Lahan Sawit Crr

Tanah Sedikit Berpasir 0.172

Tanah Keras (Tidak Berpasir) 0.159

Potensi Energi Potensial TBS sebagai Energi

untuk Pengangkutan TBS ke TPH

Energi dari gerak jatuh bebas TBS setelah pemotongan merupakan salah

satu bentuk energi potensial dan sangat dipengaruhi oleh ketinggian posisi buah

serta massa TBS. Potensi energi dari jatuhnya TBS secara teoritis berkisar pada

0.44 kJ hingga 4.44 kJ. Besarnya nilai tersebut pada dasarnya akan dipengaruhi

juga oleh varietas pokok sawit. Varietas tersebut akan menentukan tingkat

produktifitas dan perkembahan buah sawit. Dapat dikatakan bahwa pada

ketinggian posisi buah yang sama maka pada pokok yang memiliki berat jenis

Page 36: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

23

rata-rata (BJR) tandan lebih besar akan menghasilkan energi potensial yang lebih

besar pula. Data hasil pengukuran karakteristik energi potensial pada beberapa

ketinggian buah disajikan pada Gambar 21.

Gambar21Energi potensial darijatuhnya tandanbuah sawitsaatpemanenan

Perhitunganenergi potensial darijatuhnya tandanbuahsetelah

pemotongan,menghasilkanrata-rataenergi potensialpada ketinggianbuah3 m, 9 m,

dan15 madalah0.6kJ, 2.0kJ, dan 3.6kJ, masing-masing.Energi potensialsetinggi itu,

jikaditangkap, disimpandan dimanfaatkan, dapatdigunakan untuk menggerakkan

angkongdalam mengevakuasiTBS. Besarnya jarak teoritis traveling distance

angkong dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini :

EP = m g h = F s

s = (mb g h) / (mt x Crr x g)

dimana,

EP : energi potensial TBS (kJ),

mb : massa TBS (kg),

g : kecepatan gravitasi (kgm/s2),

h : posisi ketinggian TBS (m),

mt : massa total angkong dan muatan (kg),

Crr : koefisien roliing resistance roda angkong,

s : traveling distance teorotis angkong (m).

Dengan mengasumsikanbahwa beratstatis mesin adalah 55 kg, berat muatan

rata-rataadalah(3 TBS x 23 kg/TBS), dankoefisienrolling resistancedari

rodaangkongadalah 0.159,potensijaraktempuhteoritis mesin pengangkutsarat

dengan muatantigatandanakan menjadi dikisaran2.27 sampai 22.98m(lihat

Gambar 22). Jarak minimum antarapohonadalah9 m, potensi energi yang

dihasilkanharus cukup untukmemindahkangerobakyang berisi muatan TBS dari

pohonke pohon lain minimal sejauh 9 m.

Dari persaman y = 1.349x - 0.9793 pada Gambar 25, dapat digunakan

untuk menentukan rekomendasi ketinggian buah minimum yang dapat

mengerakan angkong sejauh 9 m. Dengan memasukan nilai y = 9 m, nilai x

(ketinggian posisi buah) minumum yang dianjurkan adalah sebesar 7.4 m. Oleh

y = 0.2606x - 0.1892 R² = 0.9232

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

Ener

gi

Po

tensi

al (

kJ)

Tinggi Buah (m)

(6)

Page 37: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

24

sebab itu, konsep pemanfaatan energi potensial jatuhnya TBS akan efektif bila

dilakukan pada tanaman sawit dengan posisi ketinggian buah minimal sebesar 5.3

m.

Gambar22Jarak tempuh teoritismesinyang dihasilkan olehenergi potensial

darijatuhnya TBS

Hasil analisis pada Gambar 22 menunjukan bahwa tinggi buah yang

kurang dari 7.4 m akan menghasilkan potensi traveling distance kurang dari 9 m.

Pemanfaatan energi potensial ini tidak direkomendasikan pada ketinggian buah

yang kurang dari 7.4m. Hal tersebut disebabkan oleh efektifitas pemanfaatannya.

Mekanisme pemanfaatan energi potensial ini tentunya akan mengakibatkan

bertambahnya komponen dan bobot mesin pengangkut. Jika pemanfaatan

dilakakukan pada ketinggian yang tidak direkomendasikan maka berpotensi

mengakibatkan bobot mesin dari pemanfaatan tersebut akan lebih dominan dari

pada traveling distance yang dihasilkan. Hal tersebut diduga akan bepotensi

mengakibatkan beban kerja yang tidak efektif.

Daya yang dibutuhkan operator untuk mendorong mesin pengangkut(tanpa

menggunakan daya penggerak roda traksi dari komponen pegas) dengan bobot

muatan tertentu akan dipengaruhi oleh besarnya nilai koefisien tahanan gelinding

roda di lahan sawit, gaya untuk mendorong mesin serta kecepatan maju operator.

Kecepatan maju operator ketika mendorong angkong diasumsikan sebesar 0.5 m/s

atau setara dengan 1.8 km/jam. Kecepatan tersebut diasumsikan bahwa kecepatan

jalan operator pemanen saat mengoperasikan mesin lebih rendah dari pada

kecepatan jalan manusia rata-rata sebesar 2.5 km/jam. Dengan asumsi kecepatan

maju tersebut, daya yang dibutuhkan untuk mendorong mesin pengangkut

diperkirakan sebesar = (0.5m/s)(205 kg x 0.159 x 9.8 m/s2) =159.72 Watt = 0.21

HP. Daya tersebut merupakan daya yang dibutuhkan operator untuk mendorong

mesin pengangkut dengan kapasitas pengangkutan, yakni 10 TBS (BJR = 15

kg/TBS). Daya sebesar 0.21 HP hampir setara dengan daya yang dihasilkan oleh 2

orang laki-laki dewasa (0.1 HP/orang). Besarnya daya yang ada diperlukan ketika

daya yang berasal dari komponen pegas telah habis atau tidak lagi kuat untuk

menggerakan roda traksi. Jika daya dari komponen pegas masih sanggup untuk

menggerakan roda traksi maka daya yang dibutuhkan operator untuk

y = 1.349x - 0.9793 R² = 0.9232

0

5

10

15

20

25

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

Tra

veli

ng D

ista

nce

Teo

riti

s (m

)

Tinggi Posisi TBS (m)

Page 38: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

25

mengoperasikan mesin tersebut hanya sebesar daya untuk menyeimbangkan stang

kemudi mesin tersebut.

Konsep Mesin Penangkap dan Pengangkut TBS

Konsep rancangan akan dijabarkan ke dalam beberapa perumusan

alternatif konsep dari setiap unit komponen utama. Komponen utama tersebut

dibagi ke dalam 4 unit, yaitu unit penangkap, unit penampung, unit traksi dan

daya penggerak serta unit rangka dan stang kemudi. Berikut ini adalah penjabaran

dari beberapa alternatif konsep bentuk dan mekanisme masing-masing komponen

mesin yang diajukan.

Rancangan Fungsional Mesin

Konsep rancangan mesin yang didesain memiliki beberapa fungsi utama,

yakni menangkap tandan buah sawit yang jatuh dari pohon tanaman sawit,

menampung TBS ke dalam bak pengangkut dan mengangkut TBS dari dalam

kebun menuju tempat pengumpulan hasil (TPH). Untuk mendukung fungsi

tersebut dibutuhkan beberapa mekanisme pendukung kinerja komponen

fungsional dari rancangan mesin pengangkut TBS yang dirancang.

Berikut ini adalah penjelasan secara umum mengenai konsep rancangan

fungsional mesin penangkap dan transpoter TBS yang didesain :

a. Fungsi menagkap TBS dan berondolan buah sawit

Fungsi ini didukung oleh beberapa batang penyangga dan

penampang/jaring penangkap TBS. Komponen tersebut dikombinasikan

dengan engsel dan dudukan batang sebagai titik tumpu batang penyangga.

Komponen penangkap TBS ini akan diletakan pada daerah titik jatuhnya TBS

dan dilengkapi dengan kaki-kaki penyangga komponen penangkap TBS

terhadap permukaan tanah.

Gambar 23 Salah satu contoh konsep komponen penangkap TBS

b. Menampung TBS Hasil Pemanenan

Fungsi ini didukung oleh komponen bak penampung TBS dan jaring-

jaring penyangga dinding bak penampung. Proses penyaluran TBS dari jaring

perangkap menuju bak penampung dilakukan dengan memasang komponen

penyalur TBS dengan kemiringan tertentu ke arah bak. Komponen bak

penampung ini ditempatkan dan menempel di atas rangka dasar.

Ftekan TBS ∆

s

Ɵ

Posisi

Awal

Posisi

Akhir

Page 39: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

26

Gambar 24 Salah satu contoh konsep komponen penampung TBS

c. Mengangkut TBS Hasil dari dalam Kebun Menuju TPH

Fungsi ini didukung oleh komponen roda dan tuas kendali operator. Roda

tersebut akan digerakan dengan 2 buah sumber tenaga penggerak, yaitu tenaga

dorong operator langsung dan tenaga putar dari komponen pegas yang telah

dikonversi dalam bentuk energi kinetik.

Gambar 25Salah satu konsep komponen roda penggerak

Mekanisme Penangkapan TBS

Terdapat 2 konsep umum menganai cara penangkapan dan pemanfaatan

energi jatuh bebasnya TBS dari pangkal pokok. Ilusrasi mengenai kedua konsep

tersebut disajikan pada Gambar 26 dan 27.

Gambar 26 Konsep penangkapan TBS dengan sistem tali penarik

Volume

Angkong

Roda

Komponen

Penggerak

Vmaju angkong

Page 40: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

27

Gambar 27 Konsep penangkapan TBS dengan sistem penampang tekan

Dari 2 konsep mekanisme penangkapan TBS yang ada, masing-masing memiliki

kekurangan dan kelebihan. Konsep pada Gambar 26 memiliki beberapa

kelemahan yakni berondolan yang jatuh tidak semuanya dapat tertampung,

dibutuhkannya sistem pengait tali penarik pegas dan batang tumpu yang tinggi

dan sangat kuat serta sistem pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosedur

pemanenan pada umumnya karena buah yang jatuh perlu dikaitkan terlebih dahulu

pada talik penarik pegas. Keunggulan dari mekanisme pada Gambar 26 adalah

tidak dibutuhkannya penampang penangkap TBS yang besar dan memiliki

dimensi panjang total mesin yang tidak terlalu panjang dan lebar. Untuk

mekanisme pada Gambar 27 merupakan mekanisme yang lebih mendekati faktor-

faktor batasan desain di lapangan. Karakteristik jatuhnya TBS yang sulit

ditentukan sangat cocok untuk mekanisme pada Gambar 27. Selain itu,

berondolan yang jatuh saat proses pemotongan TBS akan langsung tertampung

oleh penampang penangkap TBS. Namun, mekanisme pada Gambar 27

membutuhkan dimensi ukuran penampang penangkap jatuhnya TBS yang cukup

besar sehingga dimensi ukuran mesin total akan lebih besar dibandingkan dengan

mekanisme pada Gambar 26. Oleh sebab itu, dengan menganalisis kekurangan

dan kelebihan masing-masing mekanisme tersebut maka dipilih mekanisme pada

Gambar 26sebagai mekanisme yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Konsep Unit Penangkap TBS

Unit penangkap yang didesain harus mampu menangkap dan meredam

jatuhnya TBS serta berondolan buah yang kemudian disalurkan menuju bak

penampung. Terdapat beberapa faktor atau batasan dari desain bentuk unit

penangkap, yakni :

1. bentuk pokok sawit,

2. posisi buah matang di pokok sawit,

3. dimensi dan bentuk piringan pokok,

Page 41: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

28

4. karakteristik sebaran jatuhnya TBS,

5. jarak operator pemanen terhadap pokok, serta

6. tahanan penetrasi tanah di daerah piringan pokok.

Unit penangkap TBS secara umum tersusun dari beberapa bagian, yakni :

1. frame dan penampang penangkap TBS,

2. batang dan alas penyangga penagkap TBS, serta

3. peredam tumbukan TBS dengan unit penangkap TBS.

Berikut ini adalah beberapa bentuk konsep dari komponen penangkap TBS dan

berondolan yang dapat diajukan :

Gambar 28 Konsep A penangkap TBS

Gambar 29 Konsep B penangkap TBS

Page 42: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

29

Gambar 30 Konsep C penangkap TBS

Gambar 31 Konsep D penangkap TBS

Dari keempat konsep tersebut akan dipilih satu konsep unit penagkap TBS

berdasarkan beberapa faktor seleksi, yakni :

1. kesesuaian konsep terhadap kondisi jatuhnya TBS dan berondolan buah

yang sulit untuk diprediksi pada satu titik jatuh TBS (FS1),

2. kesetimbangan mesin dan unit penangkap saat dikenai impact force dari

jatuhnya TBS (FS2), serta

3. kesesuaian dengan bentuk dan dimensi piringan pokok sawit (FS3).

Berikut ini adalah simulasi seleksi konsep desain unit penangkap menggunakan

faktor pembobotan yang disajikan pada Tabel 8.

Page 43: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

30

Tabel 8 Seleksi konsep unit penangkap TBS melalui

faktor pembobotan

Faktor FS1 FS2 FS3 Skor

Total Konsep (0.50) (0.33) (0.17)

A 1 1 4 1.50

B 3 2 2 2.50

C 3 2 4 2.83

D 4 3 2 3.33

Hasil simulasi seleksi dengan metode pembobotan menunjukan bahwa konsep D

memiliki skor total yang tertinggi sehingga peluang untuk dipilih semakin besar.

Oleh sebab itu, rancangan konsep untuk bentuk unit penangkap TBS akan

menggunakan dan mengembangkan konsep D.

Perumusan mengenai bentuk luasan penampang unit penagkap TBS didekati

dengan menganalisis daerah sebaran jatuhnya TBS di daerah piringan pokok sawit.

Dari data penelitian pendahuluan yang telah dilakukan mengenai karakteristik

jatuhnya TBS saat pemotongan, diperoleh beberapa data mengenai jarak jatuhnya

TBS yang disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Radius titik jatuh TBS dan berondolan buah saat pemanenan

Parameter Mean Max

(m) (m)

Jarak operator terhadap sisi luar pokok. 2 3

Radius titik jatuh TBS terhadap sisi luar pokok. 0.96 1.4

Radius sebaran berondolan terhadap sisi luar

pokok. 1.94 2.6

Secara umum, jatuhnya TBS dan berondolan buah saat pemanenan akan

cenderung berada di dalam daerah piringan pokok. Dari data pada Tabel 9 tersebut

dibuat pola sebaran mengenai peluang area titik jatuhnya TBS dan berondolan

buah di dalam piringan pokok sawit dan disajikan ke dalam Gambar 33. Gambar

33 digunakan untuk menganalisis bentuk dan ukuran dari penampang penangkap

TBS yang sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

Gambar 32 Kondisi dan bentuk daerah piringan pokok sawit

Page 44: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

31

Gambar 33 Pola sebaran mengenai peluang area titik jatuhnya TBS dan

berondolan buah di dalam pringan pokok sawit

Daerah A, B dan C pada Gambar 33 menunjukan area yang berpotensi

sebagai titik jatuhnya TBS dan sebaran berondolan buah pada saat proses

pemanenan. Bentuk dan luasan daerah arsiran tersebut akan digunakan untuk

menentukan ukuran penampang penangkap TBS yang ideal. Daerah A merupakan

daerah yang cenderung memeiliki peluang lebih besar untuk jatuhnya TBS dan

berondolan buah dibandingkan dengan daerah B dan C. Untuk daerah C

merupakan daerah yang berpeluang lebih rendah untuk jatuhnya TBS dan

berondolan buah dibandingkan dengan daerah A dan B.Hasil dari analisis tersebut

disajikan pada Gambar 34. Dan untuk bentuk dan dimensi umum dari penampang

penangkap disajikan pada Gambar 35.

Page 45: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

32

Gambar 34 Analisis bentuk dan dimensi penampang penangkap TBS

Gambar 35 Bentuk dan dimensi umum dari penampang penangkap TBS

Page 46: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

33

Gambar 36 Struktur dasar komponen penangkap TBS

Rancangan struktur dasar komponen penangkap TBS secara umum

ditampilkan pada Gambar 36. Perhitungan mengenai pemilihan material dan

ukuran bahan perlu dilakukan agar frame, kaki penyangga dan landasan dasar dari

struktur komponen dapat kuat menahan beban mekanis yang ada di lapangan.

Berikut ini ilustrasi mengenai pemilihan jenis bahan yang digunakan sebagai

rangka dasar komponen penangkap TBS. Alternatif bahan yang tersedia

dipasaran :

1. besi hollow(50 x 50 mm),

2. pipa SCH 40,

3. besi INP.

Faktor seleksi yang digunakan adalah :

1. kekuatan bahan (FSa),

2. dimensi bahan (FSb), dan

3. bobot bahan (FSc).

Simulasi mengenai seleksi material bahan yang digunakan, dilakukan melalui

seleksi pemilihan bahan dengan metode pembobotan dan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Seleksi material penangkap TBS

Bahan FSa FSb FSc Skor

Total (0.50) (0.17) (0.33)

1 2 2 3 2.33

2 2 3 2 2.17

3 3 1 1 2.00

Dari skor total yang ada pada Tabel 10, dipilih bahan dengan jenis material

berupa besi hollow 50mm x 50 mm dengan tebal 2.5 mm. Bentuk struktur dari

rancangan frame penangkap TBS yang didesain dissajikan ke dalam Gambar 37.

Page 47: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

34

Gambar 37Frame dasar komponen penangkap TBS

Komponen penangkap berondolan buah dan TBS didukung oleh beberapa

bagian, yakni frame utama, batang penekan pegas, poros engsel, landasan

permukaan dan sisi penyangga samping. Frame utama dan batang penekan pegas

berfungsi sebagai material yang menekan komponen pegas dan menahan impact

force dari jatuhnya TBS ke komponen penangkap. Gerakan ayunan komponen

penangkap akan disangga oleh poros engsel dengan diameter 35 mm. Untuk

perhitungan dimensi dan pemilihan bahan komponen penangkap TBS disajikan

pada Lampiran 1.

Beberapa bahan yang tersedia di pasaran sebagai material landasan

komponen penangkap TBS adalah :

1. plat besi,

2. wire mesh,

3. extended plat, dan

4. anyaman kawat baja.

Berdasarkan tingkat kemudahan dibentuk kekuatan dan bobot bahan maka

digunakan anyaman kawat baja diameter kawat baja yang digunakan adalah 6

mm.Untuk menjaga berondolan buah tidak tercecer maka digunakan alas berupa

lapisan karet dengan ketebalan 5 mm agar berondolan buah tidak terlalu memar.

Gambar 38 Batang penyangga depan komponen penangkap TBS

Pillow block&Bearing

Batang penyangga utama

Engsel batang hubung

frame utama

batang penekan

pegas

poros engsel

sisi penyangga

samping

Page 48: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

35

Batang penyangga komponen penangkap TBS terdiri atas batang penyang

depan (lihat Gambar 38) dan batang penyangga belakang (yang menyatu pada

rangka dasar angkong). Masing-masing terdiri atas 2 buah batang penyangga

sehingga total batang penyangga adalah 4 buah. Batang penyangga komponen

penangkap TBS ini berfungsi sebagai kaki-kaki penyangga dan penyeimbang

beban mekanis pada komponen penangkap TBS. Pada batang penyangga bagian

belakang terdapat komponen peredam unit penangkap TBS. Komponen tersebut

berfungsi untuk meredam getaran dan menjaga posisi ketinggian komponen

penangkap TBS setelah mengayun akibat beban mekanis. Komponen tersebut

dirancang agar ayunan batang penekan pegas dari komponen penangkap TBS

dapat mengayun sejauh 30 cm. Komponen tersebut tersusun ataspegas peredam

dan tabung pegas peredam berdiameter 114 mm. Komponen batang penyangga

didesain agar dapat dibongkar pasang dari bagian mesin dengan mudah, sehingga

operator dapat menggunakan mesin pada tanaman sawit muda (ketinggian buah di

bawah 3 m)

Gambar 39 Komponen peredam unit penangkap TBS

Mempertimbangkan kondisi permukaan tanah pada lahan sawit yang tidak

rata maka komponen batang penyangga disarankan untuk dibuat dengan 3 batang

penyangga. Penggunaan 4 batang panyangga akan mempunyai peluangtidak

semua batang penyangga dapat menyentuh tanah yang cukup besar.

Konsep Unit Penampung

Unit penampung yang didesain harus mampu menampung TBS dengan

kapasitas tertentu serta mampu melakukan proses loading dan unloading bahan

dengan mudah. Beberapa faktor yang memepengaruhi dari desain unit penampung

adalah :

1. bentuk dan dimensi buah sawit,

2. perkiraan rata-rata persen masak buah dalam satu jalur pengangkutan, serta

3. kemampuan tenaga operator untuk mengangkut/mengangkong suatu beban.

Secara umum unit penampung TBS terdiri atas bak penampung serta pintu/jalur

loading dan unloading buah sawit.Beberapa alternatif konsep dari bentuk unit

penampung akan disajikan pada Gambar 40 hingga Gambar 43. Secara umum

konsep yang diajukan merupakan modifikasi sederhana dari bentuk angkong yang

sudah beredar di pasaran. Dalam penyajiannya, konsep ditampilkan dengan

mengilustrasikan penampang samping 2 dimensi dari bentuk angkong yang akan

dirancang.

Pegas peredam

Tabung pegas

peredam

Defleksi 30 cm

Page 49: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

36

Gambar 40 Konsep A unit penampung

Konsep A menyerupai penampang samping dari bentuk bak penampang

samping dumb truck pengangkut batu bara. Dari bentuk geometri tersebut, akan

menimbulkan peluang area volume pada bagian bawah yang cukup besar untuk

tidak termanfaatkan. Dari segi kemudahan loading dan unloading, konsep A

memiliki keunggulan dalam kemudahan prosesnya dimana bak penampung

ssangat memungkinkan untuk didesain dengan kemiringan yang sesuai untuk

buah sawit. Namun, hal tersebut tentunya akan menimbulkan pengurangan

volume pada bak penampung.

Gambar 41 Konsep B unit penampung

Konsep B memiliki bentuk geometri yang cukup sulit untuk proses

unloading, terkecuali jika pada jalur unloading diberikan pintu atau engsel agar

buah dapat keluar dengan mudah. Dari sisi titik berat, pada konsep B akan

cenderung menjauhi poros roda (fulkrum) yang berpotensi untuk menimbulkan

distribusi gaya semakin jauh dari titik tumpu beban (poros roda). Tinggi dasar bak

penampung terhadap tanah (Z) cenderung lebih tinggi (minimal sama dengan

diameter roda), maka hal tersebut akan menimbulkan peluang area volume yang

tidak termanfaatkan akan semakin tinggi.

Page 50: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

37

Gambar 42 Konsep C unit penampung

Pada konsep C ini hampir menyeruapi penampang samping dari bentuk

angkong di pasaran. Geometri yang seperti ini akan lebih mudah untuk mengatur

konsentrasi titik berat bak penampung (gaya pembebanan) agar mendekati titik

tumpuan bebab (fulkrum). Dari sisi kapasitas, bentuk seperti ini dapat didesain

dengan kapasitas yang cukup besar. Selain itu, konsep C ini memiliki tingkat

kemudahan operasi loading dan uloading yang lebih mudah bila dibandingkan

dengan konsep B dan konsep D.

Gambar 43 Konsep D unit penampung

Konsep C memiliki bentuk geometri yang cukup sulit untuk proses

loading dan unloading, karena bentuknya tidak dapat didesain agar sesuai dengan

kemiringan optimal untuk buah sawit.. Dari sisi titik berat, pada konsep C akan

cenderung menjauhi poros roda (fulkrum) yang berpotensi untuk menimbulkan

distribusi gaya semakin jauh dari titik tumpu beban (poros roda). Tinggi dasar bak

penampung terhadap tanah (Z) cenderung lebih tinggi (minimal sama dengan

diameter roda), maka hal tersebut akan menimbulkan peluang area volume yang

tidak termanfaatkan akan semakin tinggi.

Proses seleksi dari keempat konsep unit penampung yang diajukan akan

dilakukan dengan metode pembobotan. Dalam proses seleksi, terdapat beberapa

batasan atau faktor seleksi dari konsep yang diajukan. Berikut ini adalah beberapa

faktor seleksi tersebut :

1. kapasitas muatan (FSa),

2. kemudahan pengaturan titik pembebanan untuk mendekati titik tumpu

(fulkrum) (FSb), serta

3. kemudahan proses loading dan unloading bahan (FSc).

Page 51: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

38

Berikut ini adalah simulasi seleksi konsep desain unit penangkap menggunakan

faktor pembobotan yang disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Seleksi konsep unit penampung TBS melalui

faktor pembobotan

Faktor FSa FSb FSc Skor

Total Konsep (0.33) (0.50) (0.17)

A 2 3 3 2.67

B 1 2 2 1.67

C 3 3 3 3.00

D 1 1 1 1.00

Dari hasil seleksi konsep pada Tabel 11maka konsep yang dipilih dan

dikembangkan dalam desain ini adalah dengan menggunakan konsep C.

Berikut ini merupakan konsep rancangan struktural dari unit penampung.

Unit penampung terdiri dari bak penampung dan penyangga samping bak

penampung. Penggunaan penyangga samping ini adalah untuk menambah

kapasitas muatan dan mengurangi bobot material bak penampung. Bak

penampung didesain untuk dpat memuat 15 TBS dengan BJR 15 kg/tandan.

Dimensi dari unit penampung ini memiliki panjang 130 cm, lebar 90 cm dan

tinggi 80 cm. Material yang digunakan adalah plat besi 2 mm, besi cor diameter

15 mm dan besi hollow (20x20) mm.

Gambar 44 Bentuk unit penampung TBS

Penyangga samping Bak penampung

Page 52: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

39

Konsep Unit Daya Penggerak dan Traksi

Konsep yang akan dikembangkan untuk komponen daya penggerak dan

traksi harus mampu :

1. menyimpan energi potensial dari jatuhnya TBS,

2. mampu mengubah energi potensial tersebut menjadi sumber daya

penggerak roda mesin pengangkut, serta

3. mampu menggerakan mesin dengan hingga jarak tertentu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dari desain unit ini adalah :

1. potensi energi yang terkandung dari jatuh bebasnya TBS,

2. efisiensi dari mekanisme penyimpanan dan konversi energi yang dilakukan,

dan

3. koefisien tahanan gelinding (Crr) dari roda mesin pengangkut di lahan sawit.

Secara umum unit daya penggerak dan traksi ini terdiri atas beberapa komponen,

yakni unit penarik komponen pegas, unit transmisi, unit penyimpan energi (unit

pegas), kopling, gear box dan roda (lihat Gambar 45).

Gambar 45 Mekanisme umum konsep kerja unit roda traksi dan daya

penggerak

Konsep umum dari mekanisme kerja kompoenen daya penggerak adalah

momentum tumbukan yang timbul akibat jatuhnya TBS terhadap unit penangkap

TBS akan menekan unit pegas. Besarnya energi yang tersimpan pada unit pegas

akan membuat defleksi pada pegas yang sebanding dengan gaya yang

mengenainya. Pemilihan pegas sebagai unit penyimpan disebabkan oleh sifat

pegas yang mampu meredam/menyimpan aksi gaya yang bekerja terhadapnya

Page 53: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

40

yang mampu ditranformasi menjadi suatu bentuk gaya reaksi dari gaya yang

mengenainya. Besarnya gaya reaksi yang keluar dari unit pegas akan diatur oleh

sebuah mekanisme ratchet. Gaya reaksi tersebut diteruskan menuju gear box agar

terjadi penggandaan putaran. Putaran yang dihasilkan akan diatur oleh sebuah

kopling dan ditransmisikan menuju roda traksi menggunakan rantai dan sproket.

Konsep yang lebih dikembangkan pada unit ini adalah konsep untuk

penyimpan energi serta mekanisme pentransmisian daya. Berikut ini adalah

beberapa tipe pegas yang dapat digunakan sebagai unit penyimpan enegi (lihat

Gambar 46).

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 46Beberapa bentuk pegasyang dapat digunakan sebagai

komponen penyimpan energi potensial jatuhnya TBS

Dari segi kemudahan dan ketersediaan bahan baku dalam proses pembuatan maka

pegas Gambar 46(c) lebih cocok untuk dipilih. Konsep penyimpanan energi yang

digunakan adalah dengan memanfaatkan sifat kompresi dan regangan dari pegas.

Impact force dari TBS pada komponen penangkap buah akan menekan pegas dan

gaya reaksi pegas untuk kembali ke posisi semula akan ditransmisikan sebagai

sumber daya penggerak roda mesin.

Mekanisme komponen ini didukung oleh pegas utama, batang tekan, gear,

gearbox, clutch serta mekanisme ratchet. Melihat dimensi yang tersedia cukup

sempit untuk komponen penggerak, sehingga tidak memungkinkan untuk

diaplikasikannya komponenen fly wheel sebagai balancer pada komponen

Page 54: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

41

penggerak tersebut.Ilustrasi mengenai komponen penggerak disajikan pada

Gambar 47.

Gambar 47 Konsep komponen daya penggerak roda

Mekanisme Penyimpanan dan Pengeluaran Energi Penggerak Mesin

Mekanisme penyimpanan energi potensial dari TBS menuju pegas adalah

dengan memanfaatkan ayunan komponen penangkap TBS untuk menekan pegas

peredammaksimal sejauh 30 cm. Gerakan penekanan tersebut akan memutar gear

penggerak atas sebanyak 1.5 putaran (searah jarum jam). Putaran dari gear

penggerak atas menuju gear penggerak batang penekan pegas utama akan

dihungkan menggunakan rantai dan sproket. Putaran dari gear penggerak atas

akan langsung memutar 1.5 putaran gear penekan batang penekan pegas utama

sejauh 15 cm. Penekanan tersebut akan menimbulkan defleksi pegas utamasejauh

20 cm. Agar defleksi pada pegas utama dapat disimpan/dipertahankan maka gaya

reaksi pegas untuk kembali meregang ke posisi semula akan diatur oleh

komponen ratcher dan gear. Ilustrasi mengenai penyimpanan energi potensial

TBS ke dalam komponen pegas utama disajikan pada Gambar 48.

Page 55: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

42

Gambar 48 Mekanisme penyimpanan energi potensial TBS ke pegas utama

Mekanisme pengeluaran energi potensial dari pegas untuk menggerakan

roda adalah dengan memanfaatkan gaya reaksi pegas untuk meregang kembali

menuju posisi seimbang pegas. Pengeluaran energi potensial dari pegas diatur

oleh ratchet. Gaya reaksi dari pegas akan kembali mendorong batang penekan

pegas sejauh 20 cm. Gerakan tersebut akan langsung memutar 1.5 putaran (searah

jarum jam) gear poros penggerak gear box. Putaran yang terjadi akan digandakan

oleh gear box dengan rasio 1:16. Output putaran gear box akan langsung

menggerakan poros pemutar sproket pemutar roda traksi. Putaran pada poros

pemutar sproket tersebut akan dijembatani oleh sepasang plat kopling. Kopling

akan berfungsi untuk mengatur hubungan putaran dari gear box menuju sproket

pemutar roda traksi. Saat plat kopling saling terhubung maka putaran dari gear

box akan langsung memutar rantai dan sproket penggerak roda traksi. Ilustrasi

mengenai penyimpanan energi potensial TBS ke dalam komponen pegas utama

disajikan pada Gambar 49.

(tampak depan) (tampak atas)

Gambar 49 Mekanisme pengeluaran energi potensial pegas untuk menggerakan

roda traksi

Penekanan

Defleksi

(200 mm)

Meregang

(200 mm)

Page 56: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

43

Gambar 50 Rancangan bentuk kopling yang digunakan

Konsep Rancangan Transmisi Komponen Penggerak Roda Traksi

Rancangan roda traksi menggunakan roda dengan diameter total sebesar 54

cm. Jika slip yang terjadi adalah 35% maka satu putaran roda hanya akan

menempuh jarak sejauh 110.27 cm. Kebutuhan kecepatan putar roda traksi per

detik (rps) jika kecepatan jalan operator saat mengangkong adalah 0.5 m/s, maka

dapat dihitung sebagai berikut :

Putaran sproket penggerak roda traksi (nb) akan sama dengan putaran roda traksi

per detik. Jika rasio jumlah mata gear antara sproket a dan sproket b adalah 40:15

maka putaran sproket a (na) adalah :

Jika minimum traveling distance adalah 9 m, maka perhitungan rasio gear

boxyang digunakan adalah :

( )

( )

Jika defleksi sejauh 20 cm pada pegas utama dapat memutar gear poros

penggerak gear box sebanyak 1.5 putaran, maka rasio minumum gear box yang

digunakan adalah 1:16.

Per kopling

Plat kopling

Poros in

Poros out

(7)

(8)

Page 57: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

44

Mekanisme penggandaan putaran yang dilakukan gear box menggunakan

gear dan gear. Untuk menghasilkan penggandaan putaran sebanyak 16 kali maka

susunangeardi dalam gear box adalah seperti pada Gambar 51.

Gambar 51Susunan gear pada unit gear box dengan rasio 1:16

Susunan gear di atas berfungsi untuk mentransformasikan defleksi pegas utama

sejauh 2000 mm menjadi 16 putaran poros penggerak sproket pemutar roda traksi.

Gaya reaksi pegas (regangan) akan bersifat mengejutkan/spontan sehingga perlu

dilengkapi dengan mekanisme pengatur release regangan pegas. Mekanisme ini

secara umum diatur melalui mekanisme “watch spacement”. Jumlah gear

spacementdirancang agar proses release regangan pegas dilakukan setiap ruas

mata gear r. Setiap satu ruas gear spacement akan menggerakan roda traksi sejauh

0.5 m dalam waktu 1 detik atau sebesar 0.45 putaran roda traksi per detik. Oleh

sebab itu, jumlah ruas gear ratchet dirancang sebanyak 13 buah agar regangan

pegas sebesar 200 mm dapat memutar roda sejauh 9 m. Bentuk rancangan

mekanisme“watch spacement” yang digunakan disajikan pada Gambar 52.

Gambar 52Komponen pengatur gerakan release dari regangan pegas

Gear 1

(8 mata gear)

Gear 3

(32 mata gear) Gear 4

(8 mata gear)

Gear 2

(32 mata gear)

Input

(1 putaran searah jarum jam)

Output

(16 putaran searah jarum jam)

13 mata gear

Page 58: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

45

Konsep Unit Rangka dan Stang Kemudi

Konsep dari unit rangka dan stang kemudi didesain agar mampu

menyangga seluruh bobot komponen mesinserta memudahkan operator untuk

mengontrol dan mengendalikan laju mesin pengangkut. Bentuk rangka dan stang

kemudi akan disesuaikan berdasarkan bentuk konsep dari unit penangkap dan

penampung yang dipilih. Secara umum beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan dalam mendesain bentuk rangka dan stang kemudi

adalahkemampuan operator untuk mengangkong dan data antropometri mengenai

radius jangkauan/lebar genggaman tangan operator, tinggi posisi genggaman

tangan operator.

Unit rangka dan stang kemudi secara umum terdiri atas komponen rangka

dasar, komponen penyangga, lengan stang kemudi dan tuas kendali kopling. Unit

ini didesain dengan menganalisis faktor center of gravityserta kesetimbangan

momen dari unit penangkap TBS dan unit penampung TBS agar mendekati titik

fulkrum (poros as roda mesin pengangkut).

Analisis center of gravity dari beban yang ada pada bak penampung

dilakukan dengan memanfaatkan data dari software “SolidWorks Premium 2012”

mengenai data posisi pusat titik berat dari beban pada komponen rangka mesin.

Data mengenai hal tersebut disajikan pada Gambar 53.

Gambar 53 Data simulasi penentuan titik center of gravity

Posisi titik pusat massa dari beban pada bak penampung berada pada (x = 152 mm,

y = 306). Dari data tersebut maka perhitungan kesetimbangan momen dapat

dihitung sebagai berikut :

2744 N x 155 mm = Fa x 1475 mm

Fa = 288.35 N = 29.42 kg

Stuktur rangka mesin dibuat dengan memperhitungka prinsip keseimbangan

momen dan menghasilkan gaya angkat sebesar 288.35 N operator untuk

mengangkat/mengoperasikan mesin dengan muatan (15 TBS x 15 kg/TBS) dan

berat total mesin yang mencapai 55 kg. Rangka didesain agar operator hanya

menerima beban sebesar 10.5% dari beban total mesin yang ada.

(9)

Page 59: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

46

Gambar54 Ilustrasi bentuk umum konsep unit rangka dan stang kemudi

Gambar55 Konsep unit rangka dan stang kemudi

Rangka dibuat dari pipa dengan diameter 33 mm dan ketebalan 3 mm.

Untuk desain lebar stang kemudi, menggunakan data antropometri jarak

genggaman stang kemudi operator pemanen sawit. Jarak lebar stang kemudi

didesain dengan lebar sebesar 63 cm dengan ketinggian awal terhadap tanah

sebesar 55 cm. Panjang total lengan kemudi menuju fulkrum adalah sebesar 147.5

cm. Rangka dasar ini merupakan komponen dasar untuk melekatnya komponen-

komponen utama lainnya saat proses assembly.

Berat total mesin (tanpa muatan) adalah 55 kg. Dengan panjang, lebar dan

tinggi total mesin adalah 2.5 m, 2.1 m dan 1.3 m. Konsep assembly mesin secara

umum disajikan pada Gambar 56.

Stang kemudi

Rangka utama

Batang penyangga

belakang

Box gear

penggerak atas

Bantalan poros

roda traksi

Page 60: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

47

Gambar 56 Konsep mesin penangkap dan pengangkut TBS

Mekanisme pengoperasian mesin

Pengoperasian mesin disesuaikan dengan prosedur umum dari proses

pemanenan TBS di dalam kebun. Pemanen akan melakukan proses identifikasi

buah yang layak untuk dipanen sambil membawa mesin. Setelah pemanen

menemukan TBS, pemanen akan meletakan mesin tepat di bawah pokok tersebut.

Komponen batang penangkap TBS harus diposisikan pada posisi batang

penyangga utama menyentuh permukaan tanah (lihat Gambar 57). TBS yang

jatuh saat pemotongan akan langsung mengarah menuju komponen penangkap

TBS. Impact force yang terjadi akibat tumbukan TBS dengan komponen

penangkap TBS akan menggerakan batang tekan pegas utama (sejauh ∆Y) untuk

menyimpan energi dari tumbukan TBS tersebut. TBS dan berondolan yang jatuh

akan langsung ditangkap dan selanjutnya akan dialirkan menuju bak penampung

oleh operator. Mesin ini didesain agar pemanen tidak melakukan pekerjaan

pemungutan berondolan buah dan TBS secara manual.

Komponen penangkap TBS

Bak penampung

Stang kemudi & tuas kendali

Komponen penggerak

Batang penyangga

Roda traksi

Page 61: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

48

Gambar 57 Posisi mesin saat pemotongan TBS

Gambar 58 Ilustrasi batang penyangga komponen penangkap TBS saat

pemotongan TBS

∆Y

Penangkap TBS

Tabung batang

penekan pegas

utama

Batang

penyangga

penangkap TBS

Komponen

penangkap TBS

Page 62: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

49

∆h

15o

Setelah TBS hasil pemotongan telah berada pada bak panampung, pemanen

akan berpindah menuju pokok sawit berikutnya. Saat mesin dioperasikan untuk

mengevakuasi TBS/berpindah dari satu titik menuju titik lain, operator harus

mengangkat batang penyangga komponen TBS pada posisi tertentu (lihat Gambar

59). Daya yang digunakan untuk mendorong mesin bisa bersumber dari energi

yang tersimpan dalam pegas atau daya dari dorogan operator tersebut. Mekanisme

penggunaan energi yang tersimpan pada pegas dilakukan dengan menekan tuas

kontrol pada stang kemudi. Terdapat 2 tuas kontrol, tuas pertama (sebelah kiri)

merupakan tuas clutch dan tuas kedua (sebelah kanan) adalah tuas ratchet.

Operator harus menarik tuas clutch apabila operator ingin menggunakan energi

yang tersimpan pada pegas untuk menggerakan roda mesin. Jika energi yang

tersimpan di dalam pegas sudah habis maka operator harus melepas tuas clutch

tersebut agar putaran roda tidak terhambat oleh sistem transmisi pada mesin.

Besarnya energi dari pegas yang digunakan untuk memutar roda diatur oleh tuas

ratchet. Tuas ratchet tersebut bersifat seperti tuas gas pada sepeda motor.

Gambar 59 Posisi mesin saat evakuasi TBS

Gambar 60 Posisi tuas kontrol pada stang kemudi

Titik tumpu

linkage bar

Linkage bar

Tuas ratchet

Tuas clutch

Page 63: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

50

Hasil Simulasi Pembebanan pada Komponen Mesin

Proses uji kinerja model 3D mesin dilakukan dengan memanfaatkan

fasilitas simulasi analisis gaya dan pembebanan mekanis yang disediakan pada

software “SolidWorks Premium 2012”. Pembebanan dilakukan dengan

memberikan beban mekanis akibat impact force jatuhnya TBS dari ketinggian 15

dengan massa TBS sebesar 45 kg. Pembenanan tersebut setara dengan 7722 N.

Hasil dari grafik stress dan strain menunjukan bahwa seluruh komponen utama

mesin, terutama rangka dan frame penangkap TBS berada dalam batas aman dan

tidak melebihi batas titik plastis komponen. Hasil dari analisis penyebaran gaya

akibat pembebanan mekanis disajikan pada Gambar 61.

Gambar 61 Grafik hasil simulasi pembebanan mekanis pada komponen rangka

mesin

Page 64: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

51

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Mobilitas roda mesin (angkong) di lahan sawit sangat baik dan tidak

mengalami amblas. Tahanan penetrasi tanah (kedalaman 0-5 cm) pada

beberapa daerah yang biasa dilintasi angkong berkisar antara 16.44 hingga

22.10 kgf/cm2.

2. Nilai koefisien tahanan gelinding roda angkong pada lintasannya di kebun

rata-rata 0.159.

3. Energi potensial dari jatuhnya TBS berkisar antara 0.44-4.44 kJ. Energi

tersebut mampu menggerakkan perpindahan teoritis mesin pengangkut TBS

sejauh 2.27-22.98 m.

4. Sebuah desain konseptual dari mesin penangkap dan pengangkut TBS yang

memanfaatkan energi potensial jatuhnya TBS telah dirancang dengan

mengkombinasikan mekanisme lengan ayun, roda gigi, rantai dan sproket,

mekanisme ratchet, mekanisme ”watch spacement”, gear box serta

mekanisme pegas.

Saran

Perlu dikembangkan lagi mengenai alternatif konsep penangkap jatuhnya

TBS dan berondolan buah agar desain unit penangkap yang dirancang tidak

memiliki dimensi yang terlalu besar. Dibutuhkan pengembangan lebih lanjut

terhadap efisiensi dari mekanisme penyimpanan energi potensial pada pegas untuk

menggerakan roda mesin.Penggunaan pegas tipe spiral sangat dianjurkan dengan

alasan kemudahan untuk mengatur proses release gaya pegas untuk memutar roda

yang seimbang dengan kecepatan maju operator. Selain itu, konsep batang

penyangga komponen penangkap TBS disarankan menggunakan prinsip 3 batang

penyangga. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah keseimbangan

komponen penangkap TBS di lahan sawit yang cenderung tidak datar. Dari desain

yang telah dilakukan, kebutuhan daya untuk mendorong mesin pengangkut secara

manual yakni sebesar 0.21 HP sehingga ke depannya desain mesin harus

dirancang dengan daya yang lebih kecil. Kendala utama dari masalah tersebut

adalah kapasitas muatan dan bobot statis mesin yang tinggi sehingga gaya yang

dibutuhkan untuk menggerakan mesin tersebut menjadi besar. Agar tujuan untuk

meringankan beban kerja pemanen terpenuhi maka kapasitas muatan TBS

hendaknya disesuaikan dengan kemampuan operator di lapangan.

Page 65: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

52

DAFTAR PUSTAKA

Arisandy, IR. 2013. Studi Antropometri dan Gerak Kerja Pemanen Kelapa Sawit

serta Aplikasinya untuk Penyempurnaan Desain Alat Panen (Egrek dan

Dodos) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Bekker, M.G. 1955. A Proposed System of Physical and Geometrical Terrain

Values for the Determination of Vehicle Performance and Soil Trafficability.

Makalah pada Interservice Vehicle Mobility Symposium, Stevens Institute

of Technology, April 18 – 20.

Djoehana S. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan.

Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.

Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Hartono R. 2008. Kelapa Sawit.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Hendra, Rahardjo S. 2009. Risiko ergonomi dan keluhan musculoskeletal

disorders (MSDs) pada pekerja panen kelapa sawit. Makalah pada Seminar

Nasional Ergonomi IX, 17-18 November 2009, Semarang (ID).

Ikhlasul. 2012. Pesawat Sederhana [internet]. [diacu 2013 Januari 22]. Tersedia

dari:rwww.ebookbrowse.com/diktat-kuliah-fisika-kerja-dan-pesawat

sederhana-0-pdf-d420200104.

Koedadiri AD, Sutarta ES, Darmosarkoro W, Purba P, Fadli L dan Rahutomo S.

2005. Panen, hal 8.1 – 8.8 Dalam L. Buana, D. Siahaan dan S. Adiputra,

(Eds). Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Sumatera Utara (ID).

Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat

Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar. Sumatera Utara.

Mangoensoekarjo S, Semangun H. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Masmukti. 2011. Pegas [internet]. [diacu 2013 Januari 22]. Tersedia dari:

www.wordpress.com.

Nazzamudin MI. 2013. Karakteristik Pemanenan Buah Sawit dan Analisis

Pemanfaatan Energi Potensial Buah Sawit untuk Pengangkutan TBS ke

TPH [skripsi]. Bogor (ID): Isntitut Pertanian Bogor.

Pheasant, S. 2003. Bodyspace Anthropometry, Ergonomics and the Design of

Work. London (UK): Taylor & Francis L.td.

Ponten, M. 1994. Studi Karakteristik Minyak Sawit Dan Minyak Inti Sawit. (ID):

PDII-umu.

Prabowo IHS. 2009. Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dI PT

Eramitra Agro Lestari, Bakrie Sumatera Plantation, Jambi (dengan Aspek

Khusus Pemanenan). [laporan praktik lapangan]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Purianti KA. 2013. Studi waktu (time study) pada aktivitas pemanenan kelapa

sawit di Perkebunan Sari Lembah Subur, Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Semangun SHM. 2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID):

Gajah Mada University Press.

Sularso, Suga K. 1987. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta

(ID): PT Pradnya Paramita.

Page 66: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

53

Suryadi. 2012. Energi Potensial [internet]. [diacu 2013 Januari 21]. Tersedia dari:

www.scribd.com/doc/88860556/Energi-Potensial.

Zulfahrizal. 2005. Konsep Desain Lengan Mesin Pemanen Tandan Sawit (Elaeis

Guineensis Jacq). Dan Simulasi Cara Kerjanya [tesis]. Bogor (ID): Program

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 67: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

54

Lampiran 1 Perhitungan pemilihan bahan dan kekutatan bahan yang digunakan

Uji kekuatan bahan :

( )

( )

( )

( )( )

( )( )

Impact force jatuhnya TBS : m = 45 kg

h = 15 m

V1 = 20 m/s

√ ( )( )

( ) ( )

Penentuan dimensi bahan komponen frame penangkap TBS:

( )( ( ))

( )

Maka bahan yang dipilih adalah besi hollow (50x50) mm dengan ketebalan 2.3

mm.

Page 68: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

55

Analisis defleksi pada bahan :

M=p/2x (untuk 0<x<L/2)

(untuk 0<x<L/2)

(

)

(

)

( )

( ⁄ ( )

√( ) ( )( )

Perhitungan diameter kawat baja untuk penampang komponen penangkap TBS :

( )

(

)

( )

( )

( bahan layak)

Page 69: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

56

Pemilihan bahan batang penyangga frame penangkap TBS :

( )( )

P < Pcr (maka batang penyangga layak)

Perhitungan unit pegasperedam komponen penangkap TBS:

Beban awal =

( )

√ ( )( ) ⁄

√ ( )( ) ⁄

m1 = 10 kg

( )( ) ( )( )

Ftekan defleksi awal = 26.33 kg

Beban 34.73 kg

D = 90 mm d = 7mm

Lendutan = 527 mm

Misalkan

K = 1.11

( )( )

( ) ( )

( ) ( )

n=49.98 50

Page 70: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

57

Diameter kawat pegas = 12 mm; Diameter pegas = 100 mm,

Panjang pegas : 50 cm; n = 10

Bahan kawat pegas yang digunakan adalah baja pegas (SUP)

( )( )

( )( )

Hf = 787 mm

Hs = 760 mm

Wo = (787-760)x 0.0066 = 8.58 kg

= 527-130 = 397 mm H1 = 760 – 397 = 363 mm

Hc = (n+1.5)d = (50+1.5)7 = 360.5 mm

Perhitungan pemilihan bahan poros engsel :

F=772.2 kg

( )( )

D = 23.85 mm

Jika Sf dipilih 0.8 =>

Untuk keamanan dipilih Ø 35 mm

Bearing dan pillow block : ucp207 kekuatan 25700 N = 2.6 ton

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )( )

Perhitungan pegas layak karena khitungan> k.

Page 71: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

58

Lampiran 2 Prosedur umum operasional pemanenan TBS di Indonesia

Berikut ini adalah prosedur operasional kegiatan pemanenan yang secara

umum dilakukan oleh beberapa pekebunan kelapa sawit di Indonesia (Prabowo

2009) :

1. Pemanen berjalan di daerah pasar pikul sambil mengamati dan memeriksa

buah masak dengan cara mengelilingi pohon. Panen buah dengan cara

memotong tandan buah menurut kriteria matang panen. setelah itu potong

tangkai buah serapat mungkin (maksimal 3 cm).

2. Pemanen memotong pelepah sampai menyisakan 2 pelepah di bawah

tandan paling bawah (songgo dua).

3. Semua brondolan dibersihkan dari ketiak pelepah dengan mencungkil

menggunakan egrek.

4. Pelepah yang terpotong disusun di gawangan mati, tidak boleh dibuang di

pasar pikul.

5. Tandan buah dan brondolan dikeluarkan dari piringan ke TPH

menggunakan angkong. Brondolan harus bersih dari segala macam

sampah dan kotoran.

6. Tandan buah di TPH disusun dengan teratur dengan susunan 5 – 10 baris

gagang di sebelah atas supaya mudah dalam perhitungan. Selain itu nomor

potong pemanen dituliskan pada gagang tandan buah.

7. Brondolan yang terkutip dan sudah bersih diletakkan disebelah susunan

tandan buah di TPH.

Page 72: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

59

Lampiran 3 Tabel karakteristik tandan sawit

Tabel 12 Karakteristik tandan sawit

Karakteristik Uraian

Berat tandan 3-42 kg

Keliling tandan 120-140 cm

Panjang dan lebar tandan 44-56 cm dan 43-49 cm

Panjang tangkai tandan 35-40 cm

Keliling dan diameter tangkai tandan 19-24 cm dan 5-7 cm

Ruang potong tangkai tandan 6-9.5 cm

Bentuk penampang tangkai tandan Bulat-elips

Jumlah tandan per pohon Maksimum 8 tandan dan bisa 3-4

tandan sekali panen

Tempat tumbuh Pada ketiak pelepah

Posisi 30-50% tertutup pelepah,

kemiringan maks. 45º

Jarak jatuh sewaktu dipanen Maksimum 0.75 m dari batang

pohon

Sumber: Zulfahrizal (2005).

Page 73: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

60

Lampiran 4 Tabel data antropometri posisi berdiri operator pemanen sawit di

Indonesia

Tabel 13 Data antropometri posisi berdiri operator pemanen sawit di Indonesia

Pengukuran Percentile

5

Percentile

50

Percentile

95

(Posisi Berdiri) (dalam cm)

1. Berat badan 46.00 55.00 71.00

2. Tinggi badan 149.50 160.00 170.00

3. Tinggi mata 137.40 149.10 160.00

4. Tinggi bahu 123.00 133.50 141.20

5. Tinggi siku tangan 91.20 99.50 109.00

6. Tinggi pinggang 83.50 93.50 103.50

7. Tinggi pinggul 77.60 86.00 95.00

8. Tinggi genggaman tangan (knuckle) 60.00 68.10 76.00

9. Tinggi ujung tangan 51.50 57.90 63.00

10. Jangkauan tangan keatas terbuka 187.80 202.00 217.80

11. Jangkauan tangan keatas

menggenggam 178.00 192.00 208.00

12. Jangkauan tangan kedepan terbuka 66.50 77.00 85.00

13. Jangkauan tangan kedepan

menggenggam 57.70 66.00 73.50

14. Jengkal 2 tangan kesamping terbuka 152.50 167.30 178.00

15. Jengkal 2 tangan kesamping

menggenggam 135.50 147.00 157.90

16. Jengkal 2 siku 73.00 84.60 93.00

17. Panjang telapak kaki 22.00 24.40 26.50

18. Lebar telapak kaki 9.30 10.50 11.50 Sumber: Arisandy (2013).

Pecentile 5 merupakan data antropometri yang kurang dari atau sama dengan 5%

dari jumlah populasi yang ada. Pecentile 50 merupakan data antropometri yang

kurang dari atau sama dengan 50% dari jumlah populasi yang ada. Pecentile 95

merupakan data antropometri yang kurang dari atau sama dengan 95% dari jumlah

populasi yang ada.

Page 74: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

61

Lampiran 5 Tabel data antropometri posisi duduk operator pemanen sawit di

Indonesia

Tabel 14 Data antropometri posisi duduk operator pemanen sawit di Indonesia

Pengukuran Percentile

5

Percentile

50

Percentile

95

(Posisi Duduk) (dalam cm)

1. Lebar telapak tangan 8.10 9.10 11.10

2. Diameter genggaman tangan

(antara ibu jari dan jari tengah) 5.50 7.40 8.50

3. Panjang telapak tangan 16.40 18.00 20.00

4. Keliling genggaman tangan

(antara ibu jari dan jari tengah) 23.60 27.00 29.20

5. Panjang ibu jari 5.60 6.20 7.20

6. Panjang jari telunjuk 6.60 8.80 9.90

7. Panjang jari tengah 7.20 9.80 11.20

8. Panjang jari manis 6.80 9.00 10.50

9. Panjang jari kelingking 5.20 7.00 8.50

10. Panjang jengkal tangan 17.50 20.50 23.00

11. Tinggi duduk 76.00 82.30 88.20

12. Tinggi mata 64.00 71.20 77.00

13. Tinggi bahu 50.40 56.10 60.80

14. Tinggi siku tangan 16.70 21.00 26.00

15. Jangkauan tangan ke atas terbuka 114.20 125.40 135.60

16. Jangkauan tangan ke atas

menggenggam 105.00 114.30 126.80

17. Jangkauan tangan ke bawah

terbuka 67.20 73.70 79.00

18. Jangkauan tangan ke bawah

menggenggam 56.00 62.00 69.20

19. Panjang lengan atas 26.00 31.00 35.00

20. Panjang lengan bawah terbuka 39.40 44.00 48.00

21. Panjang lengan bawah

tergenggam 30.00 34.00 39.30

22. Jarak pantat lutut 48.10 53.50 58.00

23. Jarak pantat lipatan lutut dalam 37.90 43.40 49.00

24. Panjang kepala 16.60 18.00 20.00

25. Lebar bahu (biacromial) 23.00 31.40 35.50

26. Lebar bahu (bideltoid) 38.50 42.90 48.00

27. Lebar pinggul 28.00 32.00 35.90

28. Tebal dada 17.60 20.30 24.00

29. Tinggi dudukan paha 10.16 26.50 53.50

30. Panjang lengan 46.70 55.50 80.00 Sumber: Arisandy (2013).

Page 75: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu
Page 76: Desain Konseptual Mesin Penangkap & Pengangkut TBS di ... · 1. Grafik elemen kerja yang paling melelahkan dalam pemanenan kelapa sawit 1 2. Grafik elemen kerja yang membutuhkan waktu

69

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 26Agustus 1991 dari

pasangan Darsa dan Ruminah. Penulis adalah putra pertama dari dua bersaudara. Tahun

2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sindang Indramayu dan pada tahun yang sama

penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB dan diterima di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif sebagai beberapa kegiatan

organisasi seperti jurnalis Koran Kampus IPB, pengurus dan badan pengawas organisasi

Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Indramayu (IKADA Bogor), ketua umum Himpunan

Mahasiswa Teknik Pertanian IPB (Himateta IPB 2011-2012) serta pengurus Engineering

Design Club (EDS TMB-IPB). Bulan Juni – Agustus 2012 penulis melakukan Praktik

Lapangan di PT Socfin Indonesia, Perkebunan Seumanyam-Tripa Aceh dengan judul

Aplikasi Mesin dalam Budidaya, Pemanenan dan Pengolahan Kelapa Sawit di PT Socfin

Indonesia, Seumanyam-Tripa Aceh.