DESAIN DAN VALIDITAS LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ...
Transcript of DESAIN DAN VALIDITAS LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ...
DESAIN DAN VALIDITAS LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
( LKPD ) PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI PADA MATERI
GAYA
SKRIPSI
oleh
TASRUN
10539116213
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
DESEMBER 2020
i
DESAIN DAN VALIDITAS LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
( LKPD ) PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI PADA MATERI
GAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
oleh
TASRUN
10539116213
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
DESEMBER 2020
ii
iii
iv
v
vi
Motto dan persembahan
Banyak kegagalan dalam hidup
karena orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya keberhasilan
ketika mereka menyerah.
Tetaplah bergerak maju meski lambat
Karena dalam keadaan tetap bergerakpun,
Anda menciptakan kemajuan.
Lebih baik bergerak sekalipun pelan
dari pada tidak bergerak sama sekali.
Nikmati prosesnya, jalani dan ikuti arusnya.
Terkait hasil kita serahkan kepada yang maha kuasa.
Persembahan skripsi ini untuk :
kedua orang tuaku, ayahanda La Ode Ndigawa dan
Ibunda Wa Ode Mamia, orang yang paling berharga
dan berjasa dalam hidupku.
vii
Tak ada yang dapat saya lalui tanpa doa dan restu mereka.
Begitu banyak pengorbanan yang mereka lakukan
tak kenal lelah dan putus asa demi melihat anaknya sukses. Dan juga teruntuk saudara-saudaraku tercinta
yang telah memberikan kasih sayang yang sangat
tulus, semangat, materi dan moral.
Manakalah diri ini gentar dan merasa dalam
kesendirian,
mereka selalu ada dan senantiasa memberikan
kepercayaan, motivasi dan doa.
viii
ABSTRAK
Tasrun. 2020. Desain Dan validasi lembar kerja peserta didik pembelajaran berbasis
literasi pada materi gaya. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Nurlina, dan Pembimbing II Riskawati.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana membuat lembar
kerja peserta didik (LKPD) pembelajaran berbasis literasi. Sehingga perangkat ini
bisa digunakan oleh pendidik bidang studi fisika sesuai dengan kurikukum 2013.
Penelitian bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
pembelajaran berbasis literasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( Research And
Development) yang mengembangkan suatu produk bahan ajar berupa LKPD
berbasis literasi. Pengembangan LKPD ini mengikuti prosedur 4-D yaitu dengan
tahapan: (1) definition, (2) design, (3) develop, (4) dissemine.
Namun dalam penelitian ini tidak dilaksanakan sampai dissemine
sehingga hasilnya berupa prototype akhir. LKPD yang dikembangkan dinyatakan
valid oleh 2 pakar dengan nilai yang diperoleh dari masing-masing validator yaitu
validator 1 (3,41) dan validator 2 (3,25) sehingga memperoleh nilai rata-rata 3,33.
Tugas-tugas peserta didik telah valid, memiliki tingkat kesulitan dengan kategori
sedang.
Berdasarkan Hasil validasi tersebut diatas, menjunjukan bahwa lembar
kerja peserta didik (LKPD) pembelajaran berbasis literasi telah layak digunakan
dengan sedikit revisi.
Kata kunci: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Literasi Pada Materi
Gaya.
ix
KATA PENGANTAR
Allah maha penyayang, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia
dan nikmat-nya. Jiwa ini takkan berhenti bertahmid dan anugerah pada detik
waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-mu sang khalik.
Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang saat di dekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan , tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua
orang tuaku La Ode Ndigawa Dan Wa Ode Mamia yang telah mengasuh,
membesarkan, mendidik, berjuang dan berdoa, dan membiayai penulis dalam
proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada keluarga
yang tak hentinya memberikan motivasi ketika aku terasa sendiri. Kepada Dr.
Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai pembimbing I dan Riskawati ,S.Pd., M.Pd sebagai
pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak
awal penyusunan proposal sehingga selesainya skripsi ini.
x
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada: Prof. Dr. H.
Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan
Fisika serta dosen dan para staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali
penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada saudaraku Alm. Marcelina
dan Taswandi yang selalu menemaniku dikala kusendiri, teman seperjuangan,
sahabat-sahabat terkasih serta seluruh rekan mahasiswa jurusan pendidikan fisika
angkatan 2013 atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada
penulis.
Akhirnya segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun, karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Amin Yaa Rabbal Alamin.
Makassar, Desember 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Landasan Teori ................................................................................. 8
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 30
A. Langkah – langkah Penelitian .......................................................... 30
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ........................................................... 34
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 35
D. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37
xii
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 32
A. Deskripsi Pengembangan LKPD Berbasis Literasi........................... 41
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 45
C. Hasil Analisis Validasi ...................................................................... 47
D. Pembahasan ...................................................................................... 48
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 50
A. Kesimpulan ...................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian .............................................................................. 35
3.2 Kriteria Pengkategorian Kevalidan Perangkat Pembelajaran ............................... 39
4.1 Distribusi Pernyataan Penilaian LKPD Berbasis Literasi Aspek Kelayakan Isi
Oleh Validator .................................................................................................... 43
4.2 Distribusi Pernyataan Penilaian LKPD Aspek Bahasa ........................................ 44
4.3 saran dan komentar validator terhadap LKPD berbasis literasi ............................ 45
4.4 hasil nilai rata-rata oleh validator ......................................................................... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pikir ............................................................................................... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran fisika adalah kumpulan dari berbagai teori, prinsip, aturan
dan hukum atau berbagai rumus-rumus yang terbangun sesuai pengkajiannya.
Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang tidak hanya cukup dengan
menghafal atau mengingat saja, namun diperlukan juga pemahaman pada setiap
sub materi yang diajarkan karena materi fisika adalah sekumpulan konsep-konsep
yang saling berhubungan satu sama lain. Pembelajaran fisika yang hanya dapat
diberikan sekumpulan fakta dan pengetahuan kepada peserta didik yang dapat
mengakibatkan pemahamannya kurang dan tidak mengembangkan kebebasan
intelektualnya.
PISA mendefenisikan literasin sains sebagai kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan untuk menggunakan kemampuan ilmiah,
mengidentifiksi pertanyaan dan menyimpulkan sesuatu berdasarkan fakta untuk
memahami dan membuat keputusan mengenai sifat dan perubahannya dari
aktivitas manusia (Rosdiana,2017). Literasi sains memiliki makna yakni dapat
mengaplikasikan konsep-konsep keilmuan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (Aisyah,2017. Selain itu lembar kegiatan merupakan salah
satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik untuk meambah
informasi tentang konsep kehidupan nyata mereka sehingga peserta didik dapat
mengetahui makna fisika dalam kehidupan sehari-hari.
2
Menurut Taelel dan zubzby (dalam gipayana,2010), konsep-konsep
pembelajaran litreasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Seseorang disebut literate apabila ia memiliki pengetahuan yang hakiki untuk
digunakan dalam aktifitas yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam
masyyrakat dan pengetahuan yang akan dicapainya dengan cara membaca dan
menulis, yang dapat memungkinkan dapat dimanfaatkan diri mereka sendiri dan
masyarakat (Gipayana,2010).
Ada beberapa hal yang menjadi landasan penting dalam konsep pengajaran
literasi ialah pembelajaran yang besifat praktik dan pengajaran literasi yang
bersifat proses social. Berbagai teori muncul dari beberapa ahli mengenai
perubahan teori Rosenbalt. Menurut clay, (1985, Teale dan Sulzby, 1986), para
peneliti mulai menekankan kepada semua guru-guru agar dapat menyajikan
pembelajaran membaca pemahaman peserta didik dalam perspektif yang lebih
luas, yaitunpembelajaran lterasi dalam (Gipayana: 2010). Perspektif itu sendiri
berpijak pada teori perkembangan literasi “ emergent literasi”, pemerolehan
bahasa ‘ language acquiasition’ dan sekamata ‘schema’.
Teori perkembangan literasi ialah suatu gagasan yang menjelaskan bahwa
kemampuan membaca dan menulis, perkembangan secara bersamaan dan bersifat
interaktif (Stickland:1990, Taele dan Sulzbyy, 1998 dalam Gipayana 2010).
Berdasarkan teori tersebut,konsep pembelajaran literasi elemen-elemen proses
komunikasi tidak lagi diajarkan secara diskrit.
Adapun salah satu contoh permasalahan yang sering ditemukan didalam
pembelajaran fisika saat ini yaitu rendahnya minat dan kualitas pembelajaran,
3
beberapa kendala yan sering ditemukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1)
adanya pemilihan model pembelajaran yang kurang cocok, dan motivasi belajar
kurang baik (2) kurangnya penggunaan media pembelajaran, dan (3) kondisi kelas
yang cenderung berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran yang
terjadi hanya satu arah, peserta didik kurang berani mengutarakan pendapat.
Peserta didikk lebih diarahkan untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk
memahami dan mengembangkan informasi, dan kurang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran fisika yang seperti ini belum
sepenuhnya mempunyai relevansi dengan tujuan yang diharapkan. Sehinga dapat
dikatakan bahwa pengajaran fisika lebih banyak menekankan fakta atau produk
sains saja dari pada mengembangkan pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ilmiah.
Salah satu permasalahan yang telah diketahui bahwa kurangnya motivasi
peserta didik terhadap pembelajaran fisika, sehingga kebanyakan peserta didik
tidak fokus pada mata pelajaran yang diajarkan didalam kelas. Adapun model
pembelajaran yang terapkan masih menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan mengggukan metode ceramah, seingga membuat peserta
didik hanya dapat mencatat, mendengarkan dan dengan keaktifan peserta didik
didalam proses pembelajaranpun masih sangat kurang.
Dengan rendahnya kualitas pembelajaran mengakibatkan keterampilan
proses belajar peserta didik yaitu memprediksi, mengukur menyimpulkan data,
mengklarifikasi, mengamati, dan mengkomunikasikan masi relative rendah,
dikarenakan peserta didik masi sangat kurang diberi kesempatan dalam
4
menemukan salah satu konsep dari materi fisika itu sendiri. Salah satu dampak
dari lemahnya peserta didik dalam menerima konsep tersebut,sering menjadikan
peserta didik berpendapat bahwa mata pelajran fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang rumit, sulit untuk dipahami, kurang menarik dan banyaknya
rumus-rumus sehingga membuat peserta didik tidak berminat terhadap
pembelajran fisika. Hal-hal tersebutlah yang memungkinkan sebagai penyebab
hasil belajar fisika peserta didik rendah.
Kenyataan yang selalu ditemui di lapangan dan berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi fisika, pembelajaran disika masih dianggap
oleh sebahagian peserta didik bahwa pembelajaran fisika merupakan pembelajran
yang sangat rumit, kurang menarik abstrak dan selalu berkaitan dengan rumus-
rumus. Dalam kondisi inilah yang membuat dampak terhadap hasil belajar peserta
didik terhadap pembelajaran fisika. Halini masih ada sebagian peserta didik yang
masi belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah diterapkan
oleh guru mata pelajran fisika yaitu 75. Rendahnya hasil belajar tersebut yang
menyebabkan target pembelajaran dari kebanyakan guru yaitu tertuju pada
penyelesaian materi saja, namun bukan pada bagaimana peserta didik dapat
menguasai dan memahami materi dan konsep-konsep fisika itu sendiri. Disisi lain,
salah satu faktor rendahnya hasil belajar peserta didikyaitu kurang tepatnyaguru
dalam memilih tekhnik yang akan digunakan dalam pembelajaran dikelas.
Peran seorang guru sangat penting didalam menentukan kualitas dan
kuantitas pelajaran. Seorang guru dapat diharapkan membuat peserta didik untuk
lebih berminat dalam mengikuti pembelajaran fisika dan dapat merubah asumsi
5
yang keliru tentang pembelajaran fisika itu sendiri. Jadi ompetensi guru dalam
penyajian materi sangatlah diharapkan demi keberhasilan peserta didik dalam
memahami pembelajaran fisika. Adapun penggunaan tekhnik pembelajaran yang
tepat merupakan salah satu alternative dalam mengatasi masalah rendahnya hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika. Penerapan suatu teknik
pembelajaran harus ditinjau dari segi keefisienan, kecocokan dan keefektifan
dengan karakteristik materi pembalajaran dan keadaan yang meliputi minat,
kecepatan belajar, waktu yang dimiliki, kemampuan dan keadaan social ekonomi
peserta didik sebagai objek. Jadi dengan tujuan yang berbeda guru harus
menggunakan teknik penyajian materi yang berbeda untuk mencapai tujuan dalam
suatu pembelajaran.
Kata literasi memliki berbagai makna baru pada abad ke-21. Secara
tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis. Orang
yang dapat dikatakan literat dalam pandangan ini adalah orang yang mampu
membaca dan menulis atau bebas buta huruf, dan berkembang menjadi
kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Dalam
implementasinya guru dan peserta didik harus memiliki kemampuan berpikir
kritis, berpikir kreatif, terampil berkomunikasi, dan memiiki semangat dan
motivasi bekerja baik secara individu maupun secara kooperatif.
Selama penerapan model, guru harus mencatat berbagai aktifitas dan hasil
kerja peserta didik untuk mengatur dan membentuk pola pikir, pola sikap, pola
perilaku belajar peserta didik serta mencoba mempengaruhi peserta didik secara
6
psikologi agar mereka terbiasa beraktifitas dengan baik, memlalui kegiatan
pembimbingan, pemotivasian, pemfasilitatoran belajar, dan pelatihan akademis.
Salah satu bentuk bahan ajar cetak yang di manfaatkan dalam proses
pembelajaran merupakan lembar kerja (LKPD). LKPD adalah materi ajar yang
sudah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didikkk diharapkan dapat
mempelajari bahan ajar tersebut secara mandiri.
Adapun upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk
mendapatkan minat seorang peserta didik yaitu mengajar dengan metode yang
mampu mebuat peserta didik tertarik, senang sehingga peserta didik dapat
memahami konsep dengan baik, yaitu dengan metode literature, namun sumber
belajar yang digunakan guru belum mendukung upaya berbaikan tersebut. Adapun
upaya yang dapat digunakan untuk memperbaiki pemahaman dan kemampuan
berliterasi siswa yaitu dengan media pembelajaran berupa LKPD yang dapat
memfasilitasi kemampuan berliterasi peserta didik adalah LKPD berbasis
literasi.hal ini juga dikarenakan LKPD yang digunakan saat ini disekolah
terkhusus di SMA Muhammadiyah Disamakan masi belum bias memfasilitasi
kemampuan berliterasi peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, kemampuan berliterasi tidak hanya melihat
saja, akan tetapi perlu bahan ajar yang digunakan berupa LKPD. Untuk itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa judul ‘’Analisis Validitas
Lembar Kerja (LKPD) Pembelajaran Berbasis Literasi Pada Materi Gaya”
7
B. Rumusan Masalah
Bagaimana validitas LKPD berbasis literasi pada materi gaya ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan validitas (LKPD) berbasis literasi pada materi
gaya
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses
belajar khususnya bidang ilmu Pendidikan Fisika.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pemahaman bagi penulis tentang peranan LKPD pada pengajaran fisika terhadap
hasil belajar .
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai peranan
LKPD pada pembelajaran fisika terhadap hasil belajar .
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Hakikat literasi dan pembelajaran literasi
Literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis. Dalam pengertian
luas, literasi meliputi juga kemampuan berbicara, menyimak, dan berpikir sebagai
elemen di dalamnya (Cooper, 1993). Seseorang disebut literat apa-bila memiliki
pengtahuandan kemampuan yang baik untuk digunakan dalam setiap kegiatan
yang menuntut fungsi literasi secara efektif dan koesien dalam masyarakat, dan
keliteratan yang diperoleh peserta didik melalui membaca, dan aritmetika itu
memungkinkan untuk dimanfaatkan bagi peserta didik dan perkembangan
masyarakat ( Baynham :1999).
Menurut Taelel dan zubzby (dalam gipayana,2010), konsep-konsep
pembelajaran litreasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Seseorang disebut literate apabila ia memiliki pengetahuan yang hakiki untuk
digunakan dalam aktifitas yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam
masyyrakat dan pengetahuan yang akan dicapainya dengan cara membaca dan
menulis, yang dapat memungkinkan dapat dimanfaatkan diri mereka sendiri dan
masyarakat (Gipayana,2010).
Ada beberapa hal yang menjadi landasan penting dalam konsep pengajaran
literasi ialah pembelajaran yang besifat praktik dan pengajaran literasi yang
bersifat proses social. Berbagai teori muncul dari beberapa ahli mengenai
9
perubahan teori Rosenbalt. Menurut clay, (1985, Teale dan Sulzby, 1986), para
peneliti mulai menekankan kepada semua guru-guru agar dapat menyajikan
pembelajaran membaca pemahaman peserta didik dalam perspektif yang lebih
luas, yaitunpembelajaran lterasi dalam (Gipayana: 2010). Perspektif itu sendiri
berpijak pada teori perkembangan literasi “ emergent literasi”, pemerolehan
bahasa ‘ language acquiasition’ dan sekamata ‘schema’.
Teori perkembangan literasi ialah suatu gagasan yang menjelaskan bahwa
kemampuan membaca dan menulis, perkembangan secara bersamaan dan bersifat
interaktif (Stickland:1990, Taele dan Sulzbyy, 1998 dalam Gipayana 2010).
Berdasarkan teori tersebut,konseppembelajaran literasi elemen-elemen proses
komunikasi tidak lagi diajarkan secara diskrit.
Adapun salah satu tori yang menyebutkan bahwa proses pemilihan bahasa
berlangsung secara terus menerus dengan melalui interaksi dan pengalaman social
(Cook Gumpres,1986, wells 1990 dan Gipayana:2010). Teori-teori pemerolehan
bahasa memberikan pemahaman tentang bagaimana peserta didik memperoleh
bahasa sendiri. Menurut cooper,1993 dalam Gipayana,2010) dengan cara
mendasar dapat disimpulkan bahwa anak-anak memperoleh bahasa:
1. Pada waktu mereka memiliki keperluan yang berarti dan nyata
2. Melalui interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa
3. Dengan menggunakan perkiraan bahasa secara nyata
4. Dengan kecepatan yang berbeda-beda meskipun mereka berangkat dari tahap
dan perkembangan yang sama
10
Dengan pemahaman-pemahaman tersebut dapat menjadi pijakan yang
kokoh untuk pengembangan program pengajaran berbasis literasi. Teori skemata
memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap konsep pembelajran literasi.
Teori ini menjelaskan bagaimana struktur-struktur yang lainnya (Gipayana,2010).
Skemata merupakan struktur-struktur yang mewakili konsep-konsep umum
pengetahuan dengan menghubungkan skemata yang ada dengan informasi-
informasi baru dalam teks. Walaupun slemata yang sudah ada tidak siap untuk
suatu topic atau konsep skemata baru akan dapat terbentuk apabila informasi yang
diperoleh mencukupi.
Pengembangan literasi pada hakikatnya dapat menolong peserta didik
untuk membangun makna “helping children construct meaning”, Cooper (1993)
mengemukakan bahwa ada empat prinsip bimbingan dalam mengembangkan
literasi dalam Gipayana, 2010, yaitu sebagai berikut:
1. Hasil-hasil penelitian mengenai pembelajaran literasi, perkembangan literasi
dan pemerolehan bahasa yang menunjukan bahwa seluruh aspek keterampilan
berbasa dapat berkembang bersamaan sejalan dengan perkembangan peserta
didik menjadi literate.
2. Tidak adanya kata yang mendukung gagasan yang mejnelaskan bahwa
keterampilan bahasa, menulis, berpikir dan membaca berkembang secara
diskrit.
3. Teori-teori dan hasil penelitian tentang priorknowlodge, schemata, dan
background knowlodge mendukung prinsip bahwa penetahuan dan latar
belakang dapat mempengaruhi keterampilan membangun makna.
11
4. Upaya menolong peserta dalam membangun makna yang meliputi pertolongan
untuk memilih feature teks yang relevan, yang berhubungan dengan
pengalaman sebelumnya.
Kata literasi itu sendiri memiliki berbagai makna baru pada abad ke-21.
Secara tradisional, literasi di pandang sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Orang yang dapat dikatakan literat dalam pandangan ini merupakan orang yang
mampu membaca dan menulis atau bebas buta huruf, dan berkembang menjadi
kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Dalam
implementasinya guru dan peserta didik harus memiliki kemampuan berpikir
kritis, berpikir kreatif, terampil berkomunikasi, dan memiiki semangat dan
motivasi bekerja baik secara individu maupun secara kooperatif.
Adapun salah satu bentuk upaya yang harus dilakukan olehseorang guru
yaitu mengajar fisika dengan metode yang dapat membuat peserta didik lebih
berminat sehingga peserta didik dapat memahami konsep dengan baik, yaitu
dengan metode pembelajaran literasi. Namun sumber belajar yang digunakan
untuk memperbaiki pemahaman dan kemampuan berliterasi peserta didik yaitu
dengan pembuatan media pembelajaran berupa lembar kerja peserta didik(LKPD)
berbasis literasi yang mampu memfasilitasi keterampilan literasi peserta didik.
Hal ini dikarenakan LKPD yang digunakan disekolah/madrasah masi kurang
memfasilitasi peserta didik.
Salah satu bentuk bahan ajar cetak yang di manfaatkan dalam proses
pembelajaran ialah lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD merupakan materi
12
ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
Selama penerapan model pembelajaran ini, guru harus mencatat berbagai
aktifitas dan hasil kerja untuk mengatur dan membentuk pola pikir, pola sikap,
pola perilaku belajar serta mencoba mempengaruhi secara psikologi agar mereka
terbiasa beraktifitas dengan baik, melalui kegiatan pembimbingan, pemotivasian,
pemfasilitatoran belajar, dan pelatihan akademis.
Sains adalah hasil yang diperoleh atas dasar penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah, landasan dalam penerapan disiplin ilmu, sehingga
dapat membuahkan hasil yang relevan dan seimbang dengan keadaan alam serta
kesejahteraan umat, sains adalah pengetahuan teoretis yang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyusunan teori dan penyimpulan teori (Abdullah dan Enny,2001).
Sains juga dapat dipandangdari berbagai segi, Abruscato mengemukakan
ada tiga pandangan dalam sains yaitu: (1) sain adalah sejumlah proses kegiatan
mengumpulkan informasi secara sistematik tentang dunia sekitar, (2) sains
merupakan pengetahuan yang diperoleh dari proses kegiatan tertentu, (3) sains
dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan dengan menggunakan proses
ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Sains merupakan proses kegiatan yang
dilakukan para saintis dalam memperoleh suatu pengetahuan dan sikap terhadap
proses kegiatan tersebut. Sains juga dapat dippahami dengan tiga aspek yaitu
proses, produk, sikap dan teknologi (Evans. DKK,2005:97). Dalam proses dains
13
mengandung arti cara atau aktifitas ilmiah untuk mendeskripsikan fenomena alam
sehingga diperoleh prosuk sains berupa prinsip, hukum, fakta dan teori.
Dengan merujuk dengan pengertian sains diatas, maka hakikat sains
meliputi empat unsur yaitu sebagai berikut; (1) produk berupa fakta, prinsip, teori
dan hukum, (2) Proses, yaitu prosedur dalam pemecahan masalah yang melalui
metode ilmiah, adapun metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, penujian
hipotesis melalui eksperimentasi evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan,
(3) Aplikasi, aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep
sains dalam kehidupan sehari-hari, (4) Sikap, sikap terwujud melalui proses ingin
tahu tentang objek, fenomena, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang
menimulkan masalah baru dapat dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
Ada tiga karakteristik yang dikemukakan oleh Harlen (1997:76) yaitu: (1)
setiap orang mempunyai kewenangan untuk menguji validitas prinsip dan teori
ilmiah, meskipun kelihatan logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, teori dan
prinsip hanya dapat digunakan jika sesuai dengan kenyataan yang ada, (2)
memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang
memungkinkan penyusunan prediksi sebelum sampai pada kesimpulan, (3) dapat
memberi makna bahwa teori sains bukanlah kebenaran yang akhir akan tetapi
berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini juga dapat
memberikan penekanan pada gagasan dan keraktifitas tentang perubahan yang
telah lalu dang memungkinkan perubahan dimasa depan, serta pengertian tentang
perubahan itu sendiri.
14
Pembelajaran sins juga merupakan integrasi antara proses literasi dan
pengetahuan yaitu sains sebagai proses menjleaskan bahwa temuan sains
diperoleh dari proses atau kerja ilmiah yang merupakan proses kontruksi
pengetahuan melalui aktifitas berpikir, memngembangkan keterampilan
menjelajahi lingkungan dan memecahkan masalah, mencadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajrai sendiri dan alam sekitar, melakukan ekperimen untuk
menyelesaikan maslah yang dihadapi serta proses pengmbangan lebih lanjut
dalam menerapkan dakam kehidupan sehari-hari (Susilo,2009:90).
B. Pembelajaran Literasi
Holbrook dan Rannikmae:(1998) Pembelajaran literasi adalah
pembelajaran yang berdasarkan pada pengembangan kemampuan pengetahuan
sains di berbagai sendi kehidupan, mencari solusi permasalahan, membuat
keputusan, dan meningkatkan kualitas hidup. Berkenaan dengan tujuan
pembelajaran literasi, perlu juga kiranya dikemukakan pendapat.
Adapun langkah-langkah pembalajaran literasi sain dapat diadopsi dan
diadaptasi dari proyek Chemie im Context atau Chik (Nentwi et al, 2002) yang
disesuaikan dengan kriteria pembelajaran pembelajaran berbasi literasi sains
Hoolbrok (1998) dengan urutan berikut ini:
1. Tahap kontak (Contak phase)
Pada tahap ini isu-isu awal atau masalah yang dikemukakan yang ada di
masyarakat atau menggali berbagai peristiwa yang terjadi disekita peserta didik
yang dapat bersumber dari berita, artikel, atau pengalaman peserta didik itu
sendiri. Kemudian topic tersebut dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
15
Dengan begitu diharapkan kepada peserta didik menyadari akan pentingnya
memahami materi yang akan dipejari.
2. Tahap kuriositi (Curiosity Phase)
Pada tahapan ini dikemukakan berupa permasalahan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat mengundang rasa penasaran dan keingin tahuan peserta
didik. Adapunn pertanyaan yang dikemukakan harus berkaitan dengan isu atau
masalah yang telah dibicarakan dan mampu untuk menjawabnya, peserta didik
juga memerlukanpengetahuan dari materi yang dipelajari.
3. Tahap elaborasi ( elaboration phase)
Pada tahap ini dilakukan eksplorasi, pembentukan dan pemantapan konsep
sampai pertanyaan pada tahap kuriositi dapa terjawab. Dengan tahapan tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya ceramah, didkusi dan kegiatan
praktikum, atau gabungan dari ketiganya. Melalui kegiatan inilah berbagai
kemampuan peserta didik akan tergali lebih mendalam, baik aspek pengetahuan,
keterampilan proses, maupun nilai dan sikap.
4. Tahap penambilan keputusan ( decision making phase)
Dalam tahap pengambilan keputusan bersama dari permasalahan yang
dimunculkan pada tahap koriositi dengan penyelsesaian dan permasalahan yang
muncul jelas dan benar-benar dapat dipahami oleh siswa tanpa ada keraguan.
5. Tahap nexus (nexux phase)
Dalam tahapan ini dikaukan proses pengambilan konsep dasar materi yang
akan dipelajari, kemudian mengaplikasikannya terhadap konteks yang lain,
artinya masalah yang sama yang diberikan dalam konteks yang berbeda dimana
16
konteks tersebut memerlukan konsep pengetahuan yang sama untuk
pemecahannya (Nentwinget al, 2002). Tahap ini dilakukan agar pengetahuan yang
diperoleh lebih apikasstif dan bermakna, tidak hanya disalam konteks
pembalajaran saja akan tetapi diluar konsep pembalajan.
6. Tahap penilaian (assessment phase)
Dalam tahapan ini dilakukan penilaian pembelajaran secara keseluruhan
yang bermanfaat untuk menilai keberhasilah peserta didik. Penilaian dilakukan
bukan hanya untuk menilai aspek pengetahuan atau konten saja, tetapi juga aspek
proses, apek konteks aplikasi dan aspek sains.
C. Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep dan
proses sains yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pribadi, berpartisipasi
dalam kegiatan masyarakat dan budaya, serta produktivitas ekonomi. Literasi
sains juga meliputi jenis kemampuan yang spesifik. Menurut Yusuf (2006),
literasi sains penting untuk dikuasai oleh peserta didik dalam kaitannya dengan
bagaimana peserta didik dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi,
dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat moderen sangat
bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.
Promosi literasi sains dapat dilakukan pengajar dengan cara memasukkan isu-isu
sosiosaintifik pada proses belajar mengajar. Isu sosiosaintifik adalah isu berbasis
konsep dan masalah sainstifik, kontroversi yang terjadi, dan diskusi public yang
banyak dipengaruhi sosial politik (Sadler &Zeidler , 2004).
17
Literasi sains seseorang setelah melakukan proses pembelajaran berbeda-
beda tergantung dari pemahaman sebelumnya, pemahaman saat proses
pembelajaran berlangsung dan kemampuan peserta didik dalam mengasosiasikan
pemahaman yang dimiliki dengan konsep atau situasi lain. Bybee (dalam
Holbrook & Rannikmae, 2009) menyarankan skala teoritis yang komprehensif
untuk penilaian literasi selama studi sains di sekolah menjadi empat tingkatan
yaitu:
1. Literasi sains nominal (Nominal ScientificLiteracy).Peserta didik mengenali
konsep yang terkaitdengan ilmu pengetahuan, tetapi tingkat pemahaman jelas
menunjukkan kesalah pahaman.
2. Literasi sains fungsional (Functional Scientific Literacy). Peserta didik dapat
menjelaskan konsep dengan benar, tetapi memiliki pemahaman yang terbatas
tentang konsep itu.
3. Literasi sains konseptual (Conceptual Scientific Literacy).Peserta didik
mengembangkan beberapa pemahaman utama skema konseptual dari suatu
disiplin ilmu dan mampu menghubungkan nyauntuk memperoleh suatu
pemahaman umum tentang sains termasuk di dalamnya kemampuan prosedural
dan pemahaman tentang proses penyelidikan ilmiah dan desain teknologi.
4. Literasi sains multidimensi (Multidimensional Scientific Literacy). Perspektif
literasi sains yang mampu menggabungkan pemahaman ilmu yang
melampaui konsep disiplin ilmu danprosedur penyelidikan ilmiah.
18
Ada beberapa prinsip-prinsip penting yang harus ada dalam sebuah
pembalajaran yang bertujuan untuk melatihkan kemampuan literasi sains pada
peserta didik, prinsip- prisip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat pembelajaran lebih konseptual, sehingga peserta didik mampu
mengintegrasikan konsep dengan kehidupan sehari-hari. Setelah peserta didik
memahami konsep, peserta didikkk dituntun agar dapat melihat aplikasi dari
konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
2. Agar peserta didi klebih termotivasi dalam belajar, makaguru harus dapat
menset pembelajaran yang interaktif.
3. Buat pembelajaran lebih konseptual, berikan informasi pada peserta didik
mengenai peristiwa terbaru yang terjadi dan berkaitan dengan konsep yang
dipelajari.
4.. Buat topic yang dipelajari ada kaitannya dengan isu social yang sedang hangat
dibicarakan.
5. diajak untuk memahami topik-topik secara lebih mendalam sehingga benar-
benar mengerti mulai dari konsep sampai aplikasi mengenai topik tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Eduran, dkk ( 2005:56) mengemukakan bahwa peranan penting dari
interaksi sosial dalam pembelajaran dan proses berpikir merupakan gambaran
dari literasi sains. Sains dalam hubungannya dengan lietrasi mengarah pada
pembentukan penjelasan saintifik memilki beberapa tujuan.Tujuan konseptual
19
mencapai pemahaman dari beberapa gagasan ilmiah untuk memahami fenomena
alam tertentu dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat perubahan manusia.
Tujuan kognitif meliputi pengetahuan peserta didik dan kapasitasnya untuk
menggunakan pengetahuan secara efektif dan melibatkan proses kognitif seperti
mengembangkan kemampuan dalam membuat alasan, menguji alasan,
membenarkan keyakinan untuk meningkatkan motivasi belajar.
D. Lembar Kerja (LKPD)
Permendiknas 41 tahun 2007, menurut standar proses suatu kegiatan
pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Kegiatan inti
pembelajaran sesuai standar prosesakan tercapai bila didukung tenaga pendidik
yang profesional. Pendidik yang professional mempunyai ciri proses
perencanaan pembalajaran yang baik, dengan menguasai materi dan
mengembangkannya kedalam bahan ajar. Bahan ajar menjadi penting mengingat
peserta didik memiliki kemampuan, kecenderungan, dan midal belajar yang
tidak sama.
Dapat disimpulkan juga bawa pentingnya bahan ajar untuk peserta didik,
salah satu bentuk bahan ajar yaitu LKPD sebagai alat bantu peserta didik dalam
proses pembelajaran sehingga akan dicapai hasil yang maksimal.
Abdurrahman, (2015)LKPD merupakan sejumlah lembar yang berisi
aktivitas yang bias dilakukan oleh untuk melaksanakan aktivitas realistik
berkaitan dengan bendadan/ permasalahan yang sedang dipelajari. LKPD berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik adalah materi yang sudah dikemas
20
sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut
secara mandiri, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas yang
berkaitan dengan materi, selain itu peserta didik dapat menemukan arahan yang
terstruktur untuk memahami materi yang diberikan serta dapat menjadi suatu
alternative bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu
kegiatan tertentu sebagai variasi dalam kegiatan belajar mengajar (Majid,2008).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa LKPD
merupakan suatu lembaran-lembaran tugas yang terstruktur sebagai panduan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran yang berbentuk tulisan dan berfungsi sebagai
bahan ajar cetak sehingga peserta didik dapat membangun secara mandiri
pengetahuan yang mereka miliki.
Penyusunan LKPD yang akan dikembangkan oleh peneliti secara mandiri
disekolah disesuaikan dengan tujuan penyusunan LKPD, berbagai persyaratan
seperti ddaktik dak teknis, bahan ajar yang akan difokuskan untuk dikaji, metode
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dan juga pertimbangan dari
sudut kepentingan peserta didik serta prinsip penggunaan LKPD
(Abdurrahman,2015, Prastowo,2011, Darmodjo Dan Kaligis,1993, Kartriani,
2014:86).
Dari penjelasan diatas yang merupakan syarat-syarat penysunan LKPD
yaitu sebagai berikut:
21
a. Syarat didaktik
Menurut Darmogo dan Kaligis (1993), LKPD harus mengikuti
pembelajaran yang efektif yaitu:
1. Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dapat digunakan oleh
seluruh peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda. LKPD dapat digunakan
oleh peserta didik lamban, sedang, maupun pandai. Kekeliruan yang umum adalah
kelas yang dianggap homogen.
2. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai mediadan kegiatan peserta didik,
sehinggad apat memberkesempatan kepada peserta didik untuk menulis,
bereksperimen, praktikum dan lain
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi emosisocial, emosional, moral dan
estetika pada diri peserta didik, sehingga tidak hanya ditunjukkan untuk
mengenal fakta-fakta dan konsep-konsep akademis maupun juga kemampuan
social dan psikologis.
4. sebagainya Menekankan pada prosesuntuk menemukan konsep-konsep
sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi peserta didik untuk mencari informasi
bukan alat pemberi informasi.
5. menentukan pengalaman belajar dengan tujuan pengembangan pribasi peserta
didik bukan materi pembelajaran.
22
b. Syarat kontruksi
Berdasarkan dengan syarat-syarat penggunaan bahasa, susunan kalimat,
kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan LKPD. Menurut Darmogo dan Kaligis
(1993:46), syarat-syarat kontruksi LKPD sebagai berikut:
1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik.
2. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, mengacu padabuku standar
dalam kemampuan keterbatasan peserta didik.
3. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik, artinya dalam hal-hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks.
4. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
5. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta
didik untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang peserta didik ingin
sampaikan.
6. Menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami
7. Menggunakan lebih banyak ilustrasi dari pada kata-kata
8. Dapat digunakan untuk peserta didik baik yang lambat menangkat pelajaran
maupun yang cepat menangkap pembelajaran
9. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari itu sebagai sumber
motivasi
10. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
23
c. Syarat teknik
Syarat teknik merupakan syarat-syarat dalam penyusunan LKPD yang
meliputisyarat-syarat tulisan, gambar dan susunan tampilan (Darmodjo dak
Kaligis,1993:54).
1. Tulisan
Tulisan dalam pembuatan LKPD diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (a) menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf
latin/romawi, (b) menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topic
minimal 10 kata dalam 10 baris, (c) menggunakan bingkai yang dapat
menggunakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, dan (d)
menggunakan perbandingan antara huruf dan gambar dengan serasi.
2. Gambar
Gambar yang baik merupakan gambar yang menyampaikan pesan secara
efektif pada penggunaan LKPD.
3. Penampilan
Penampilan dalam pembuatan LKPD harus terlihat menarik perhatian peserta
didik saat proses pembelajaran.
Adapun mengenai dalam format pembuatan LKPD yang akan
dikembangkan di adaptasi dari Abdurrahman (2015) dan Katriani (2014), dengan
memperhatikan pemahaman dan kemampuan berliterasi peserta didik yang
disajikan secara tercetak. Menurut (Abdurrahman,2015:99-98), format dalam
pembuatan LKPD adalah sebagai berikut:
24
1. Kriteria dan penyusunan LKPD
Berikut ini merupakan kriteria penyusunan dan penulisan LKPD literasi yang
dapat dikembangkan oleh guru secara mandiri dalam pembelajaran sains
disekolah.
a. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembelajaran adalah memperkuat dan menunjang tujuan
pembelajaran dan ketercapaian indicator serta kompetensi dasar dan
kompetensi inti yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan membuat
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Bahan
Dalam bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru dalam memudahkan
proses pembelajaran harus sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1. Tersusun logis secara sistematis, penyusunan bahan perlu mrnyeleksi konsep
yang akan diajarkan dan urutan rantai kognitifnya harus diperhatikan.
2. Sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik, dalam hal
ini peserta didik SMA berada dalam tahap perkembangan kognitif peralihan
antara operasional konkrit ke dalam operasional formal, sehingga peserta didik
masih mudah untuk berpikir konkrit dan sudah mulai dapat diajak berpikir
secara abstrak.
3. Bahan ajar yang merangsang dan memotifasi keingin tahuan peserta didik.
4. Bahan ajar mutakhir dan memiliki kontekstualitas yang tinggi.
25
c. Metode
Dalam proses penyusunan LKPD yaitu memperkaya kegiatan di dalam
kelas, contohnha dapat berupa kegiatan diluar kelas atau kegiatan laboratorium,
memotifasi, mengembangkan keterampilan proses dan kemampuan peserta didik
untuk memcahkan maslah serta menanamkan sikap ilmiah melalui proses
pembelajaran.
Pertimbangan dapat dilihat dari kepentingan peserta didik, yaitu menarik
minat siswaatraktif dan impulsive, menambahkan keyakinan dan rasa berhasil
bagi peserta didik dan memotifasi peserta didik untuk mengetahui lebih lanjut
sebagai berikut:
1. Prinsip penggunaan LKPD
Adapun prinsip penggunaan LKPD adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan LKPD bukan menjadi pengganti tanggung jawab seorang guru
dalam pembelajaran namunsebagai sarana untuk mempercepat tujuan
pembelajaran.
b. Penggunaan LKPD sebaiknya dapat menumbuhkan minat peserta didik
terhadap pembelajaran sains melalui diskusi dan pelaksanaan langkah kerja.
c. Guru sebaiknya memiliki kesiapan dalam pengelolaan kelas.
2. Langkah-langkah penulisan LKPD
Langkah-langkah penulisan LKPD dalam pembelajaran sains disekolah yaitu
melakukan analisis kurikulum KI, KD, indikator dan materi pembalajaran.
26
Penyusunan peta kebutuhan, meentukan judul, menulis dan menentukan alat
penilaian LKPD
3. Struktur LKPD secara umum
Adapun struktur LKPD secara umum yaitu sebagai berikut:
a. Judul kegiatan, tema, sub tema, kelas dan semester, berisi kegiatan yang sesuai
dengan KD dan identitas kelas.
b. Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan KD
c. Alat dan bahan, jika alat dan bahan memerlukan alat dan bahan, maka dapat
dituliskan alat dan bahan yang akan diperlukan.
d. Langkah kerja. Berisi petunjuk kerja yang berfungsi memudahkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar.
e. Table data. Berisi table data dimana siswa dapat mencatat hasil pengamatan
atau pengukuran.
f. Bahan diskusi. Adapun bahan diskusi berisi pertanyaan-pertanyaan yang
menuntun peserta didik melakukan analisis data dan melakukan
konseptualitas.
4. Evaluasi LKPD
Evaluasi LKPD secara umum meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap,
prosuk kerja yang sesuai dengan kriteria standar, batasan waktu yang telah di
tetapkan dan kunci jawaban/penyelesaian (Katriani,2014:76).
27
d. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Literasi
Dalam kehidupan persekolahan, LKPD sering dipandangi sebagai
rangkuman materi yang disertai berbagai soal yang harus dikerjakan oleh peserta
didik, padahal keonsep awal lembar kerja adalah serangkaian aktivitas yang
dilakukan peserta didikkk selama pembelajaran.
Beradasarkan pengertian diatas, LKPD berbasis literasi berisi seperangkat
tugas yang menuntut peserta didikkk untu beraktivitas dan mencatat seluruh
altivitas pada lembar kerja tersebut. Lembar kerja berbasis literasi bersifat
formatif sehingga penilaian atas hasil ccapaian yang tertuang di dalam LKPD
dapat dikatak sebagai penilaian proses. Penilaian proses sendiri adalah penilaian
yang dilakukan terhadap setiap capaian terhadap aktivitas belajar peserta didikkk.
Penilaian akhir capaian aktivitas belajar peserta didikkk sendiri sebagai penilaian
sumatif.
Salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran adalah lembar kerja (LKPD). Lembar kerja peserta merupakan
materi atau bahan ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta
didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru yaitu mengajar
fisika dengan metode yang mampu membuat peserta didik senangs sehingga dapat
membuat peserta didik memahami konsep dengan baik, adapun metode tersebut
adalah metode literasi. Namun sumber belajar yang digunakan belum mendukung
upaya perbuatan tersebut, maka upaya lainnya yang dapat digunakan untuk
memperbaiki pemahaman dan kemampuan berliterasi peserta didik adalah
28
pembuatan media pembelajaran berupa lembar kerja berbasis literasi yang mampu
memfasilitasi kemampuan berliterasi peserta didik. Hal ini karenakan LKPD yang
digunakan disekolah/madrasah belum sepenuhnya memfasilitasi berliterasi siswa.
2. Kerangka Pikir
Prestasi seorang peserta didik dipengaruhi oleh praktek peubahan yang
dilakukan guru, guru yang professional mempunyai ciri dan perencanaan proses
pembelajaran yang baik, diantaranya adalah menguasai materi dan
mengembangkannya kedalam bahan ajar. Keberhasilah guru dalam mengelola
bahan ajar dengan mengoptimalkan potensi dan karakteristik peserta didik dalam
mengimplementasikan model pembelajaran menjadi salah satu faktor penentu
dalam mengembangkan kemampuan atau kompetensi peserta didik.
Bahan ajar menjadi penting mengingat siswa memliki kemauan,
kemampuan, kecenderungan, dan modal belajar yang tidak sama antara siswa satu
dengan yang lain. Pentingnya bahan ajar bagi peserta didik dan salah satu
bentuknya adalah LKPD sebagai bahan bantu dalam proses pembelajaran
sehingga akan dicapai hasil yang maksimal. LKPD yang digunakan bertujuan
agar peserta didik dapat memecahkan maslah pada satu topik pembelajaran sains
dengan cara menyatakan argumentasi tiap peserta didik. Kemampuan
berargumentasi dan keterampilan pemecahan masalah yang diasah melalui
penggunaan LKPD yang tetap diharapkan dapat meningkatkan literasi sains
siswa.
29
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Permasalahan yang ditemukan disekolah:
1. LKPD yang di gunakan masi monoton
2. Peran peserta didikkk masi kurang aktif dalam
pembelajaran
3. LKPD Fisika yang digunakan belum
menggunakan pendekatan literasi
4. Pendidik belum mengembangkan pembelajaran
berupa LKPD berbasis literasi
Pengembangan LKPD berbasis literasi
LKPD berbasis literasi
Validasi LKPD untuk pakar
Valid atau tidak valid LKPD
berbasis literasi
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Langkah-langkah penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan
(research and devopment) yang mengembangkan suatu produk bahan ajar berupa
LKPD berbasis kemampuan literasi. LKPD yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah LKPD berbasis literasi dan akan di validasi oleh para ahli
yang akan d menguji kevalidan LKPD yang akan digunakan disekolah.
1. Tahap studi pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk
menghimpun data dengan kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan dengan
produk yang akan digunakan untuk pengembangan tujuan dari studi
pendahuluan (Sukmadinata, 2011). Tahap studi pendahuluan dalam penelitian
dan penmbangan ini ditempuh langah-langkah sebagai berikut yaitu studi
literature, studi pengumpulan dat a dilapangan dan deskripsi atau gambaran
serta analisis hasil temuan dilapangan.
a. Studi literature
Studi literatu merupakan tujuan yang dilakukan untuk menggali
informasi terhadap kebutuhan yang berhubungan denan landasan dan konsep-
konsep teori yang mendasari produk yang akan dikembangkanm mengkaji
kurikulum dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipublikasi sebagai acuan
31
untuk mengembangkan LKPD pembelajaran berbasis literasi. Studi literatur ini
dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam hal ini berkaitan dengan
kemampuan berargumentasi, keterampilan pemecahan masalah dan literasi sains
peserta didik.
b. Studi lapangan
Studi lapangan diperoleh dari kegiatan penelitian survei di SMA untuk
melakukan analisis kebutuhan. Tujuan utama dari studi ini adalah tidak hanya
untuk mengui hipotesis melainkan untuk mengumpulkan informasi tentang
inovasi pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, model pembelajaran yang
digunakan guru, kendala-kendala dilapangan, serta pengamatan terhadap
perilaku peserta didik dalam pembelajaran (meliputi: kemampuan literasi,
keterampilan pemecahan masalah pada topic pelajaran dan literasi sains, serta
memperoleh data tentang penggunaan bahan ajar berupa LKPD.
2. Tahap Pengembangan
Tahapan ini merupakan perancangan/desain. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan maka peneliti menyusun sebuah rancangan model LKPD yangakan
digunakan, yaitu LKPD berbasis literasi. Tahap pengembangan ini meliputi: (a)
rancangan perangkat pembelajaran, (b) rancangan produk, (c) validasi ahli.
Tahapan ini disusun secara berurutan, dalam hal ini setelah draf perangkat
pembelajaran berhasil disusun, kemudian disusun rancangan LKPD sebagai model
produk yang dikembangkan.
Tahapan pengembangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
32
a. Rancangan perangkat pembelajaran
Langkah kegiatan dalam penyusunan perangkat pembalajaran yaitu: (1)
desain draft pembeajaran literasi yang memuat komponen-komponen
pembelajaran, sintaks pembelajaran, aktifitas guru dan fase setiap pembelajaran.
(2) menyusun karakteristik materi, keluasan dan kedalaman materi dan lokasi
waktu. (3) menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran yang meliputi
ketercapaian indikator penguasaan konsep sebagai dasar untuk menyusun
instrument hasil belajar. (4) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.
b. Rancangan Produk
Tahap ini dilakukan untuk membuat rancangan produk yaitu sebuah
rencana untuk mengembangkan bahan ajar berupa LKPD fisika pembelajaran
berbasis literasi..
Rancangan produk ini memperhatikan kriteria petunjuk format LKPD
berbasis litrasi yang baik. Perancangan model LKPD ini disertai penyusunan teori
yang melandasinya. Berkaitan dengan hal tersebut, perancangan model LKPD
bentuk format semi struktur yang mengarahkan penulisan argumen untuk
melaporkan hasil diskusi dan investigasi kelompok dengan menggunakan
komponen pertanyaan (questions), pengujian(test), pengamatan (observation),
kesimpulan (conclusion), bukti atau fakta (evidence), dan refleksi (reflection)
dalam pembelajaran sains.
33
C. Validasi Ahli
Validasi ahli, berupa hasil lembar validitas yang diisi oleh ahli pendidikan
yang memenuhi setidaknya satu atau lebih dari kriteria berikut: diakui sebagai ahli
dibidangnya atau menjadi seorang praktisi. Validasi tersebut yang dilakukan oleh
ahli berupa validasi konten (isi) dan ahli pada bidang pendidikan fisika serta
berpengalaman dalam penelitian pengembangan serta seorang ahli bahasa. Hasil
validasi ahli digunakan untuk merevisi produk LKPD yang dikembangkan,
prosedur proses validasi ahli meliputi:
(1) Penilaian ahli tentang kelayakan draf LKPD dan perangkatnya. Lembar
validasi digunakan validator untuk melakukan penilaian, memberi saran dan
perbaikan.
(2) Analisis terhadap penilaian validator untuk melakukan langkah
selanjutnya, analisis tersebut antara lain validator menyatakan:
a) valid atau layak tanpa revisi.
b) valid atau tidak dengan revisi maka dilakukan revisi terhadap draf
LKPD dan perangkatnya kemudian dikoreksi kembali oleh validator
sampai mendapat persetujuan.
c) tidak valid atau tidak layak maka dilakukan revisitotal terhadap LKPD dan
perangkatnya kemudian validator melakukan penilaian kembali. Analisis
ketiga ini memungkin kanterjadinya siklus penilaian ahli.
34
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi dan Subyek Penelitian Tahap Studi Pendahuluan
Pada tahap studi pedahuluan, untuk mendapatkan data pada studi lapangan
yaitu menetukan lokasi dan subyek penelitian yang dipilih dengan menggunakan
prinsip purposive sampling, yaitu mempertimbangkan sampel penelitian untuk
mendapatkan data tentang kepentingan subjek yang akan diteliti dalam usaha
memperoleh informasi yang relevan tentang tujuan penelitian.
Tujuan pemilihan sampel ini dimaksudkan untuk mencari informasi dari
guru fisika tentang inovasi pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, model
pembelajaran yang digunakan guru, pengamatan terhadap perilaku peserta didik
dalam pembelajaran fisika meliputi: kemampuan peserta didik dalam berliterasi,
kemampuan pemecahan masalah pada topik pelajaran dan kemampuan literasi
peserta didik serta memperoleh data tentang pemakaian bahan ajar yang selama
ini digunakan oleh guru fisika.
Tujuan inipun untuk menyaring pendapat peserta didik tentang
pengalaman belajar yang telah peserta didik dapatkan selama ini meliputi:
kemampuan berargumentasi, kemampuan pemecahan masalah pada topik
pelajaran dan literasi, serta pendapat tentang kemampuan yang dimiliki oleh guru
fisika. Lokasi dan subyek penelitian untuk maksud ini maka dipilihlah kelas X
Lokasi dan subyek penelitian padatahap studi lapangan dicantumkan pada
tabel di bawah ini:
35
Tabel 3.1.Lokasi dan subyek penelitian dalam studilapangan
No Lokasi sekolah Sekolah (subyek)
1 SMA MUHAMMADIYAH
DISAMAKAN
1
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan datanya sebagai berikut:
a. Pada studi pendahuluan dipilih teknik angket, digunakan untuk mengungkap
pembelajaran yang saat ini terjadi meliputi: inovasi pembelajaran, model
pembelajaran, pemakaian bahan ajar berupa LKPD, aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran berupa kemampuan berargumentasi dan literasi sains
peserta didik.
b. Tahap pengembangan dilakukan dengan memberikan angket/lembar validasi
ahli meliputi: uji isi materi, uji konstruksi dan uji kemenarikan LKPD berbasis
literasi. Data hasil validasi ahli berupa penilaian LKPD yang divalidasi oleh
pakar fisika. Teknik pengumpulan datanya menggunakan instrumen lembar
validasi berupa pernyataan beserta saran perbaikan.
36
2 . Alat/Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang dikembangkan dalam penelitian ini
berkaitan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada masing-masing
tahap penelitian, yaitu:
a. Angket Analisis Kebutuhan.
Angket analisis kebutuhan berupa daftar pertanyaan yang dilakukan pada
studi pendahuluan. Daftar pertanyaan yang digunakan bertujuan untuk
mengungkap fakta-fakta terhadap perilaku peserta didik dalam pembelajaran.
Mendata tentang pemakaian bahan ajar yang digunakan guru dan model
pembelajaran yang digunakan guru. Data tersebut berikutnya dirujuk kepada
kriteria konseptual pembelajaran yang ideal seperti yang telah dideskripsikan
pada kajian pustaka.
b. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran
Lembar ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat
observer terhadap perangkat pembelajaran yang disusun pada draft awal, sehingga
menjadi acuan/pedoman dalam merevisi perangkat pembelajaran yang disusun.
c. Lembar Uji Validasi Produk.
Lembar ini digunakan dalam rangka mengukur validasi isi materi,
validasi konstruk dan validasi kemenarikan LKPD berbasis literasi serta menilai
dampak penerapan model produk LKPD berbasis literasi yang dikembangkan.
37
D . Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dijelaskan dalam tiga tahap yaitu: studi
pendahuluan, tahap pengembangan dan tahap pengujian/ implementasi produk.
1. Analisis Data Tahap Studi Pendahuluan
Temuan atau fakta tentang implementasi pembelajaran yang dilaksanakan
berupa angket analisis kebutuhan yang dideskripsikan dalam bentuk persentase,
kemudian dianalisis atau diinterpretasikan secara kualitatif. Adapun kegiatan
dalam teknik analisis data angket dilakukan dengan cara:
a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
pertanyaan pada angket.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pertanyaan pada angket dan banyaknya sampel penelitian.
c. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi
tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih dalam setiap angket
pertanyaan.
d. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase
setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis
sebagai suatu temuan dalam penelitian.
38
2. Analisis Data Tahap Pengembangan
Tahap ini dengan melakukan analisis data validasi rancangan RPP, analisis
data validasi rancangan produkdan analisis data.
A. Analisis Data Rancangan Perangkat Pembelajaran.
Tahap pengembangan dilakukan teknik analisis data untuk menentukan
kategori kevalidan suatu perangkat pembelajaran data menggunakan lembar
validasi LKPD. Data hasil penilaian lembar LKPD berbasis literasi selanjutnya
dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut (S. Eko putro
widoyoko,2013:110-1150).
a. Tabulasi data validator
Tabulasi data dilakukan dengan melakukan pada aspek penilaian dengan
pedoman pada acuan penilaian pada tabel
Skor Kategori
1 Sangat kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat baik
39
b. Menghitung skor rata-rata dari seluruh aspek yang dinilai dengan rumus:
X =∑x
n
Dengan:
X = skor rata-rata seluruh aspek
∑x = skor total
n = banyak butir pertanyaan
Tabel 3.2. Kriteria pengkategorian kevalidan perangkat
pembelajaran
Interval skor Kategori kevalidan
4 ≤VR ≤5 Sangat valid
3 ≤VR <4 Valid
2 ≤VR <3 Kurang valid 1 ≤VR <2 Tidak valid
VR adalah rata-rata total hasil penilaian validator terhadap perangkat
pembelajaran berupa LKPD berbasis literasi. Kemudian VR diubah kedalam
bentuk persentase, tujuannya untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban
dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis secara deskriptif.
b. Analisis Data Tahap Validasi Rancangan Produk
Tahap validasi dilakukan teknik analisis perolehan data produk LKPD
yang akan dikembangkan dengan menggunakan lembar validasi kesesuaian isi
materi, lembar validasi kontruksi dan lembar validasi kemenarikan LKPD. Tahap
40
ini dilakukan dengan cara mengkode atau klasifikasi data. Validasi kesesuaian isi
65 materi, kontruksi dan kemenarikan LKPD dilihat dari hasil lembar validitas
yang diisi oleh pakar pendidikan sains. Setelah dilihat validitas, praktikalitas dan
efektifitas dari LKPD tersebut, LKPD direvisi akhir dan terbentuk LKPD yang
akan dikembangkan.
Kegiatan dalam teknik analisis data validasi kesesuaian isi, konstruksi,
dan kemenarikn LKPD dilakukan dengan cara:
1) Mengkode atau klasifikasi data
2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat
3) Memberi skor jawaban validator.
4) Mengolah jumlah skor jawaban validator.
5) Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin =∑𝑠
Smaks X 100%
(Sudjana, 2005)
Keterangan:
%Xin = Persentase jawaban lembar validasi LKPD
∑S = Jumlah skor jawaban
Smaks = Skor maksimum
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pengembangan LKPD Berbasis Literasi
1. Deskripsi hasil tahap perancangan
a. Penyusunan tes
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas dan analisis konsep yang
dirumuskan dalam spesifikasi tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti
tidak menyusun teks awal, melainkan hanya menyusun tes akhir ( termasuk
instrumen ) yang diberikan kepada peserta didik, tes ini bertujuan untuk
mengetahui pemahaman terhadap materi sekaligus mengukur kemampuan
literasinya.
Untuk merancang tes hasil belajar , terlebih dahulu dibuatkan lembar kerja
dan disesuaikan dengan aspek kemampuan literasi peserta didik. Format
pembuatan soal, dan penskoran disajikan dalam lampiran.
b. Pemilihan format
Pemilihan format dalam pengembangan LKPD berbasis literasi pada sub
pokok bahasan materi gaya ini meliputi format untuk merancang isi pemilihan
strategi pembelajaran dan sumber belajar. Dalam penembangan LKPD berbasis
literasi, penulis berpedoman pada kriteria pengembangan LKPD berbasis literasi
yang telah dijelaskan secara lengkap dalam bab ii, bahwa setiap bagian dari lkpd
teridentifikasi dengan jelas, materi yang luas dan akurat, sesuai dengan
42
perkembangan , menarik secara visual, serta kesesuaian/ketepatan ilustrasi dengan
materi. Model Pembelajaran yang dipilih dalam pembelajaran ini adalah model
pembelajaran berbasis literasi dengan menggunakan sumber belajar berupa LKPD
berbasis literasi.
c. Perancangan awal
Rancangan awal (desain awal) yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
LKPD berbasis literasi yang dikembangkan dalam penelitian ini berisi petunjuk
kgeiatan yang mengarahkan menuju pada penguasaan konsep penting yang
terdapat pada pokok bahasan. Dalam LKPD berbasis literasi yang disediakan
tempat untuk menyelesaikan soal.
Dalam tahap pengembangan LKPD berbasis literasi, permasalahan yang
dipilih adalah permasalahan sehari-hari dan sering di temui oleh sehingga
memungkinkan untuk mengerjakan soal yang diberikan.
d. Instrumen penilaian LKPD berbasis literasi
Pembuatan instrument penilaian lkpd mengadaptasi pada kriteria LKPD
berbasis literasi yang baik menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Instrument LKPD berbasis literasi ini terdiri dari penilaian aspek materi dan
penilaian dari aspek kegrafisan. Intrumen penilaian LKPD berbasis literasi
tersebut berupa angket dengan skala likert terdiri dari butir pernyataan dengan 5
alternatif jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. anka-angka tersebut berturut-turut
menyatakan sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat baik. Instrumen
tersebut digunakan untuk menilai LKPD berbasis literasi yang dikembangkan
43
berdasarkan komponen isi, bahasa dan kaerakteristik literasi serta kegrafisan yang
di gunakan oleh validator untuk meliai LKPD berbasis literasi yang akan di
gunakan.
1. Kelayakan isi
Pada instrument penilaian LKPD berbasis literasi kelayakan isi terdiri
dari 7 butir pernyataan yan terbagi menjadi 2 aspek penilaian oleh validator.
Kedua aspek tersebut diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Pernyataan Penilaian LKPD Berbasis Literasi Aspek
Kelayakan Isi Oleh Validator
Aspek penilaian
Banyak butir
pernyataan
Cakupan materi 3
Akurasi meteri 4
Total 7
Deskripsi dari butir-butir pernyataan pada komponen kelayakan isi secara
rinci disajikan dalam lampiran.
44
2. Kelayakan bahasa
Komponen kelayakan bahasa dalam LKPD berbasis literasi yang akan
digunakan diberi penilaian terdiri dari 8 butir pernyataan yang terbagi dalam 2
aspek. Kedua aspek tersebut diuraikan dalam bentuk table beriut:
Tebel 4.2
Distribusi Pernyataan Penilaian LKPD Aspek Bahasa
Aspek penilaian Banyak butir
penilaian
Kesesuaian dengan kaidah
bahasa Indonesia y ang benar
3
Istilah yang digunakan mudah
dipahami
3
Total 6
Deskripsi dari butir-butir pernyataan pada komponen kelayakan isi secara
rinci disajikan dalam lampiran.
e. Draf LKPD Berbasis Literasi
Berikut adalah tampilan awal LKPD dengan pembelajaran berbasisi
literasi pada materi gaya yang diwakili dengan halaman sampul
f. Deskripsi hasil pengembangan
45
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan draf LKPD
berbasis literasi yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli. Berikut
disajikan saran dan koreksi oleh para validator
Table 4.3
Saran dan komentar validator terhadap LKPD berbasis literasi
Saran dan koreksi Alasan
Kalimat dalam wacana dibuat lebih
sederhana atau kontekstual
Agar lebih memahami wacana yang
diberikan
Lengkapi arah gaya dalam wacana
untuk menentukan resultan
Agar peseta didik lebih mudah di
pahami arah mana yang akan di
tentukan resultannya
Perhatikan kesalahan pengetikan Agar kalimat yang disajikan lebih jelas
dan teratur
Saran komentar dari masing-masing validator kemudian ditindaklanjuti
dengan melakukan revisi guna memperoleh LKPD berbasis literasi bias
dinyatakan valid atau tidaknya LKPD berbasis literasi yang akan digunakan.
B. Hasil
Berikut adalah hasil pemeriksaan LKPD berbasis literasi yang telah di
validasi oleh ahli:
46
a. Draf LKPD berbasis literasi
Draf akhir LKPD berbasis literasi ini tersusun dari beberapa bagian yaitu
sampul dan halaman isi yang berkaitan kompetensi-kompetensi yang akan dicapai
oleh . Halaman isi terdiri dari 9 halaman termasuk halaman sampul.
Halaman Sampul
Sampul depan LKPD berisi judul LKPD pembelajaran berbasis literasi dan
diperuntukan untuk . Sampul LKPD berbasis literasi ini dibuat sesederhana
mungkin agar tidak bosan untuk membaca, mempelajari dan mengerjakan LKPD
berbasis literasi.
Standar Isi
LKPD berbasis literasi ini dibuat disertai dengan kompetensi inti (KI) dan
kompetensi (KD) yang diambil dari Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum Sekolah Menengah Atas.
Lembar Kerja (LKPD) Berbasis Literasi
LKPD ini terdiri dari kegiatan belajar yaitu menyeleaikan soal-soal
kontekstual yang berhubungan dengan fungsi gaya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam setiap kegiatan belajar, LKPD berbasis literasi ini selalu menggunakan
permasalahan nyata sebagai titik tolak untuk isi materi LKPD berbasis literasi
yang kemudian dikerjakan oleh peseta didik.
47
Kuci Jawaban
kunci jawaban LKPD berbasis literasi ini merupakan contoh jawaban
tugas-tugas yang harus diselesaikan secara individu. Jawban yang berbeda
dengan kunci jawaban tersebut dapat menjadi alternative jawaban dan sangat
diharapkan kemunculannya.
b. Sistem kerja LKPD berbasis literasi
LKPD ini dikembangkan dalam rangka memfasilitasi kemampuan literasi ,
sehingga dalam implementasinya LKPD berbasis literasi ini melibatkan semua
sebagai objek penelitian.
C. Hasil Analisis Validasi
Ada dua validator yang dilibatkan dalam proses validasi yang diberi
penilaian terhadap LKPD berbasis literasi, penilaian dari validator disajikan
dalam bentuk table:
No Hasil Uji Validasi
Validator 1 Validator 2
3,41 3,25
VR 3,33
Dari hasil penilaian validator yang diperoleh setelah dilakukan revisi maka
nilai yang diberikan masing-masing validator yaitu: validator 1 (3,41) dan
48
validator 2 ( 3,25 ), sehingga VR rata-rata yang diperoleh yaitu 3,33. Pada tahap
ini menunjukan bahwa LKPD tersebut sudah layak digunakan atau valid.
Berdasarkan saran-saran dari masing-masing validator yang di tulis
dilembar penilaian validator 1 dan validator 2 pendidik menyatukan saran-saran
tersebut untuk melakukan revisi agar LKPD yang digunakan dalam proses belajar
mengajar layak untuk digunakan. Setelah peneliti melakukan revisi maka dapat
diperoleh nilai rata-ratanya yaitu 3,33, pada tahap ini menunjukan bahwa LKPD
layak digunakan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di kemukakan bahwa Lembar Kerja
(LKPD) berbasis literasi pada materi gaya setelah di revisi sehingga LKPD
tersebut layak digunakan dengan sedikit revisi.
LKPD pembelajaran berbasis literasi yang dihasilkan telah dinilai oleh 2
orang ahli dan mendapatkan penilaian yang cukup baik. Masing-masing ahli
pertama memberikan nilai sebesar 3,41 dan ahli kedua memberikan nilai yang
yaitu sebesar 3,25, sehingga rata-rata kevalidan dari segi materi sebesar 3,33 yang
berarti bahwa LKPD berbasis literasi ini masuk dalam kategori valid atau baik dan
layak digunakan.
D. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, menghasilkan suatu
produk serta menguji kevalidannya oleh ahli. Produk yang dihasilkan berupa
lembar kerja (LKPD) berbasis literasi yang istilah ini dimunculkan pada
kurikulum 2013. LKPD bebrbasis literasi ini ini dikembangkan dengan
49
pendekatan pembelajaran berbasis literasi yang diharapkan dapat memfasilitasi
kemampuan literasi .
Penelitian ini menggunakan desain model 4-D yang terdiri dari 4 tahap
yaitu tahap pendefenisian (define), tahap perancangan (design), tahap
pengembangan (develop), dan penyebaran (dessiminate).
LKPD berbasis literasi hasil pengembangan ini terdiri dari 9 halaman
ditambah halaman sampul. Sampul depan berisi judul LKPD yaitu LKPD
pembelajaran berbasis literasi dan diperuntukan untuk kelas X semester ganjil.
Sampul LKPD berbasis literasi ini dibuat sesederhana mungkin agar tidak bosan
dalam membaca dan mengerjakan LKPD berbasis literasi.
LKPD berbasis literasi yang di kembangkan oleh peneliti LKPD terlebih
dahulu diuji kevalidannya oleh beberapa ahli sebelum digunakan, dari hasil
validasi yang dihasilkan oleh 2 orang validator terdapat beberapa kekuraangan
dalam penyusunan LKPD berbasis literasi pembelajaran berbasis literasi ini
yaitu: (a) Kalimat dalam wacana dibuat lebih sederhana atau konstektual, (b)
lengkapi arah gaya dalam wacana untuk menentukan resultan, (c) perhatikan
kesalahan pengetikan. Dan kemudian LKPD tersebut lalu direvisi kembali oleh
peneliti.
LKPD berbasis literasi yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid
karena sudah melalui proses validasi oleh para validator dengan kriteria kevalidan
dan selanjutnya LKPD berbasis literasi yang sudah dinyatak valid dapat
digunakan dengan sedikit revisi.
50
BAB V
Simpulan dan saran
A. Simpulan
Peneltian ini telah menghasilkan sebuah LKPD fisika pembelajaran
berbasis literasi pada materi pokok gaya. LKPD fisika ini dikembangkan yang
berdasar pada model pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu define,
design, development dan desismate akan tetapi dalam tahap akhir yang dilakukan
untuk peneliti yaitu pada tahap development atau pengembangan yang divalidasi
oleh 2 pakar.
LKPD pembelajaran berbasis literasi yang dihasilkan telah dinilai oleh 2
orang ahli dan mendapatkan penilaian yang cukup baik. Masing-masing ahli
pertama memberikan nilai sebesar 3,41 dan ahli kedua memberikan nilai yang
sama yaitu sebesar 3,25, sehingga rata-rata kevalidan dari segi materi sebesar 3,33
yang berarti bahwa LKPD ini masuk dalam kategori cukup baik.
Instrument penilaian berupa LKPD telah dilakukan uji validasi oleh ahli,
perhitungan tingkat kesulitan dan kesesuaian materi dengan judul yaitu LKPD
Pembelajaran Literasi sudah memenuhi kriteria dan telah dinyatakan valid oleh
validator dengan sedikit revisi.
B. Saran
Beberapa saran yang diajukan oleh peneliti setelah melakukan uji
kelayakan LKPD oleh para ahli yaitu:
51
1. Saran pemanfaatan
a. LKPD ini dikembangkan dalam rangka memfasilitasi agar dapat
meningkatkan kemampuan literasi sehingga LKPD ini lebih cocok di
terapkan untuk sekolah.
b. Pemilihan masalah realistis yang digunakan dalam pembalajaran
hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan literasi peserta
didikkk. Bobot masalah yang terlalu tinnggi dapat berdampak pada tidak
akan mampu menyelesaikan masalah yang diberikan sehingga tujuan
pembelajaran sulit tercapai.
2. Saran pengembangan
a. LKPD dengan pembelajaran berbasis literasi ini perlu didesain lebih
menarik dan dipermudah kalimatnya agar lebih mudah dipahami
b. LKPD dengan pembelajaran berbasis literasi ini perlu di uji agar dapat
LKPD yang digunakan benar-benar layak untuk digunakan disekolah.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, yunus.2015. pembelajaran multiliterasi abad ke-21. Bandung :PT refika
aditama
Arikunto,S. 2010 . Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Hamruni. 2012 .Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Martawijaya, A dan Natsir, M. Model-Model Pembelajaran IPA-Fisika. 2008.
Makassar: Jurusan Fisika UNM
Sanjaya, W. 2010.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Semiawan, dkk. 1988. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia
Sudjana, N. 2001. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Zaini, . 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani
53
LAMPIRAN (A)
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Kunci Jawaban
54
Lembar kerja peserta didik
Petunjuk
1. Siapkan alat tulis
2. Tulislah nama dan nis pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Jawablah terlebih dahulu soal yang kamu anggap benar .
4. Periksa dan bacalah soal dengan baik sebelum menjawab.
Nama : ..............................................
NIS : .............................................
Kelas : .............................................
BERANI JUJUR ITU HEBAT!
---Selamat Mengerjakan---
55
Wacana 1
Ari dan devi adalah kakak beradik yang rukun. Saat ini Adi berada di
kelas 9 SMPN 4 jakarta, sedangkan devi berada di kelas 7 pada SMP yang sama.
Ari dan Devi selalu melakukan pekerjaan secara bersama, saling membantu satu
sama lain, juga berpetualang bersama. Mereka sering berlibur bersama keluarga
untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta.
Liburan kali ini Ari dan devi berkunjung ke rumah neneknya. Rumah
nenek mereka ada di Desa petamburan, jakarta Timur. Di sekitar rumah nenek
mereka ada hamparan hutan pinus yang sangat indah. Devi seringkali meminta Ari
untuk memotret dirinya di hutan pinus itu. Devi bergaya sesuka hatinya. Kadang,
karena merasa sebal, Ari tidak mau mengambil gambar devi. Akhirnya devi
bergaya selfie dengan tongsisnya. Agar handphonenya tidak jatuh, devi harus
memberi gaya pada tongsisnya sehingga semakin lama tangannya terasa pegal.
1. a. Dari kalimat diatas apakah ada perbedaan arti dari kedua kata yang digaris
bawahi?
b. jelaskan pendapatmu mengapa devi merasa pegal saat memegangi tongsis
agar handphonenya tidak jatuh?
2. Mengapa saat tongsis tidak diberi gaya, tongsis dan handphonenya akan
terjatuh ke tanah? Jelaskan!
56
Wacana 2
Hari kemerdekaan biasanya dirayakan dengan aneka perlombaan, seperti
lomba balap karung, panjat pinang dan tarik tambang. Pada perlombaan tahun ini,
Ari dan Devi satu tim pada lomba tarik tambang, yaitu tim merah. Lawan mereka
adalah tim biru yang diisi oleh teman mereka lainnya. Tiap tim terdiri atas 5
orang, masing-masing 2 perempuan dan 3 laki-laki. Devi memberikan tarikan
sebesar 15 N, Ari memberikan tarikan sebesar 20 N, dan ketiga temannya yang
lain memberikan tarikan sebesar 60 N kearah sebelah kanan. Tim biru yang juga
diisi oleh 5 orang memberikan tarikan masing-masing anggotanya sebesar 10 N,
15 N, 15 N, 15 N dan 20 N kearah kiri.
3. Jelaskan pendapatmu berdasarkan arah gaya resultannya, tim manakah yang
akhirnya memenangkan perlombaan tarik tambang?
Wacana 3
Hari libur adalah hari yang dinanti banyak keluarga Indonesia. Berkumpul
di rumah bersama keluarga, ayah, ibu, adik, dan kakak bercengkeraman bersama.
Ari dan ani menghabiskan hari libur mereka dengan berkunjung kerumah kakek.
Melihat Andi membantu Ayahnya memindahkan barang-barang yang
sudah tidak terpakai ke gudang, Nia tidak mau kalah dengan ikut memindahkan
lukisan yang sebelumnya di ruang tamu ke ruang keluarga. Karena lukisan
tersebut cukup berat dan besar, Adi datang untuk membantu Nia. Berbeda dengan
57
Nia, Adi tidak ingin meletakkan lukisan di ruang keluarga. Akhirnya mereka
saling menarik lukisan dengan posisi berlawanan arah, adi menarik ke arah kanan
dan nia kearah kiri hingga Ibu datang menengahi dengan meletakkan lukisan
tersebut di kamar tidur.
4. a. Jika massa lukisan adalah 6 kg, dan saat Andi dan Ani saling menarik
lukisan, andi menarik lukisan dengan memberi gaya sebesar 25 N dan ani
sebesar 10 N, berapakah percepatan yang dialami oleh lukisan?
b. Gambarkan diagram gayanya!
5. Jika Ibu tidak datang menengahi mereka, siapakah yang dapat merebut
lukisan?
Wacana 4
Pada hari jum’at, kelas X D mengawali pelajaran sekolah dengan mata
pelajaran IPA. Kali ini Guru IPA menyiapkan sesuatu yang istimewa. Pelajaran
IPA yang biasanya mencatat dan mengerjakan tugas, hari ini diisi dengan menimbang
berat badan dan cek golongan darah siswa. Kegiatan tersebut bermanfaat untuk
siswa agar mengetahui golongan darah dan berat badan mereka. Ayu mendapat
giliran ke 10 untuk menimbang berat badan yang dilanjutkan dengan cek
golongan darah.
Sesampainya di rumah, Indah menceritakan kegiatan menimbang dan cek
golongan darahnya kepada Ayahnya dan ibunya. Ternyata, berat Ayu ½ berat
Ayahnya. Ayu juga bercerita tentang kesalahan pengertian antara berat dengan
58
massa. Ayu menjelaskan denga detail bahwa yang sebenarnya kita timbang
adalah massa tubuh kita bukan berat kita. Ayahnya memuji bahwa Ayu sudah
belajar dengan baik.
6. Jika jumlah berat badan Ayu dan Ayahnya adalah 882 N, Hitunglah:
a. Massa Ayu.
b. Massa ayahnya. (g= 9,8 m/s2)
7. Jelaskan yang kamu ketahui apakah nama alat yang digunakan untuk
mengukur gaya?
Wacana 5
Olahraga merupakan kegiatan yang bermanfaat untuk tubuh. Kita bisa
melakukan olahraga sederhana seperti lari pagi, bersepada, bulu tangkis, sepak
bola dan lainnya untuk menjaga kebugaran tubuh. Mengetahui hal itu, Ari dan
Devi sadar akan pentingnya olahraga. Mereka memutuskan untuk bersepeda ke
sekolah setiap hari. Selain bermanfaat untuk menyehatkan badan, bersepeda juga
menghemat ongkos, terlebih membantu mengurangi polusi kendaraan bermotor.
devi dan ari mengayuh sepeda dengan riang menuju ke sekolah. Tapi, di tengah
jalan, Devi terjatuh dari sepedanya. Padahal Devi sudah mengerem sepedanya.
Ternyata ban sepeda Devi sudah sangat tipis. Ari pun panik dan segera menolong
adiknya itu.
59
8. Jelaskan mengapa Devi bisa terjatuh padahal Devi sudah menarik tuas rem
sepedanya? Apa yang seharusnya Devi lakukan agar terhindar dari peristiwa
tersebut?
9. Mengapa jika Ari melaju dengan sepeda yang tidak dikayuh lagi, maka
semakin lama sepeda Ari akan berhenti?
10. Jelaskan bagaimana sistem kerja rem yang kamu ketahui?
Wacana 6
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Kalimat tersebut sudah sering kita
dengarkan tetapi jarang kita terapkan. Padahal, menjaga kebersihan memiliki
manfaat untuk diri kita sendiri. Lingkungan yang bersih akan memberikan suasana
yang indah dan penuh semangat. Oleh karena itu, Ari dan Devi rutin bekerja bakti.
Pada hari Minggu, Ari dan Devi bergotong royong untuk membersihkan
gudang. Ari dan Devi juga bekerja sama dalam mendorong meja kayu yang sangat
berat. Berat meja kayu tersebut adalah 70 N. Ari dan Devi masing-masing
memberikan gaya sebesar 35 N dan 40 N dengan arah yang sama.
11. a. Berapakah gaya total yang bekerja pada meja tersebut?
b. Gambarkan diagram gayanya!
12. Hitunglah percepatan meja kayu tersebut!
60
Wacana 7
Pada pelajaran kali ini, Pak Dudung mengadakan pertandingan bola basket
hanya untuk siswa laki-laki kelas X sedangkan untuk siswa perempuan ada
pertandingan bola gotongi. Salah satu siswa yang mengikuti pertandingan bola
basket adalah Lois. Teman-teman Lois yang tidak mengikuti pertandingan
menonton di pinggir lapangan sambil menyoraki Lois dan teamnya agar semangat.
Mendengar sorakan teman-temannya, Rois semangat mendribel bola basket
sampai mendekati ring, Lois melempar bola basket ke atas dan masuk! Teman-
teman Lois takjub melihat kelihaiannya mendribel bola. Lois memukul bola
basket ke lantai dengan tenang dan cekatan, bola memantul dari lantai ke tangan
Lois lagi. Karena permainan yang indah dari Lois dan teamnya, kelas Loispun
memenangkan pertandingan.
13. a. Bagaimana bunyi Hukum III Newton?
b. Jelaskan aplikasi Hukum III Newton pada wacana di atas!
14. a. Sebutkan bunyi Hukum I Newton!
b. Berikan contoh yang kamu ketahui dalam kehidupan sehari-hari!
15. a. Sebutkan bunyi Hukum II Newton!
b. Berikan contoh yang kamu ketahui dalam kehidupan sehari-hari!’
61
Wacana 8
Sore hari setelah pulang dari sekolah, Nia menonton Upin & Ipin di salah
satu stasiun televisi swasta. Pada saat itu, Upin & Ipin mengisahkan tentang tugas
Upin & Ipin menceritakan tentang cita-cita mereka. Upin ingin ke luar angkasa
menggunakan roket sedangkan Ipin ingin menjadi ilmuwan yang menciptakan
roket agar dia bisa bekerja bersama Upin. Ipin mempelajari bagaimana roket
dapat meluncur ke atas.
Setelah menonton Upin & Ipin, Nia membantu ibunya menyapu lantai, dan
kemudian mandi. Nia merasa tangannya pegal karena banyak melakukan
pekerjaan rumah. Nia menggerakkan lengannya ke atas kemudian meluruskannya
kembali sampai Nia merasa tangannya lebih baik.
16. Bantulah Ipin untuk menjelaskan bagaimana cara kerja roket yang dapat
meluncur ke atas secara sederhana!
17. Menurut wacana di atas, otot apakah yang bekerja saat Nia menggerakan
tangannya ke atas dan kemudian meluruskan kembali? Disebut apakah gerakan
tangan Nia tersebut?
Wacana 9
Liburan kali ini, Adi pergi berkarya wisata ke Bali bersama teman satu
angkatannya. Untuk sampai di Bali, mereka harus menyeberangi selat Bali
menggunakan kapal ferry. Adi takjub melihat indahnya lampu-lampu yang
berkelap- kelip karena saat itu malam hari. Adi bersama teman-temannya berdiri
62
di ujung kapal, Adi memerhatikan ujung kapal yang lancip seolah membelah air
selat Bali.
Pukul 01:00 WIB, Adi sampai di pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya,
Kabupaten Jembrana Bali. Menginjakkan kakinya pertama kali di Bali, Adi
merasa gembira sekali. Dia tidak sabar mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali
dan menceritakannya pada Nia saat pulang nanti.
18. Menurut wacana di atas, ujung kapal dibuat lancip. Jelaskan pendapatmu
mengapa ujung kapal dibuat lancip!
19. Sebutkan dampak negatif pada gaya yang bekerja pada ujung kapal dibuat
lancip beserta solusinya!
63
KUNCI JAWABAN
Nomor
Soal
Kunci jawaban skor
1 (a) Tahapan 1
Ada.
Tahapan 2
Perbedaan artinya adalah:
Gaya pada kalimat “Nia bergaya sesuka hatinya”
berarti gaya sebagai bentuk ekspresi tubuh.
Tahapan 3
Sedangkan gaya pada kalimat “….Nia harus memberi
gaya pada tongsisnya” berarti gaya dalam fisika yang
diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang dapat
mengakibatkan peruban gerak pada suatu benda
1 (b) Nia merasa pegal karena Nia memberikan gaya pada
tongsisnya agar handphonenya tidak jatuh
2 Handphone Nia akan jatuh ke tanah karena adanya
gaya tarik bumi atau gaya gravitasi.
64
Tahap 1
FTIM MERAH = 10 N + 20 N + 50 N = 80 N.
FTIM BIRU = 15 N + 10 N + 10 N + 15 N + 20 N = 70 N
Tahapan 2
FR = FTIM MERAH - FTIM BIRU
= 80 N – 70 N =
10 N
Tahapan 3
Tim yang memenangkan pertandingan tarik tambang
adalah Tim Merah, karena gaya yang diberikan lebih
besar.
4 (a)
Diketahui:
m = 5 N
F1 =25 N
F2 =5 N
FR= F1+F2
= -25N + 5N
Selanjutnya
65
F = m x a
20 = 5 x a
5a = 20
A = 4 m/s
4 ((b)
25 N 5 N
5 Andi. Karena Andi mengeluarkan gaya yang lebih
besar dari pada Ani.
6 (a)
wIndah = ½ wAyah
wAyah = 2 wIndah
wIndah + wAyah = 882 N
Misal wIndah = x; dan wAyah= y; maka
x = ½y
y = 2x
3x= 882 N
x = 294 N
5 Kg
66
Berat Indah = 294 N
Jadi, massa Indah adalah mIndah = 29,4/9,8 = 30 kg
6 (b) mAyah = 2 x 30 kg
7 Dinamometer atau neraca pegas
8 Nia bisa terjatuh dari sepedanya padahal Nia sudah
mengerem dikarenakan ban sepeda Nia sudah aus dan
licin. Hal tersebut menyebabkan rem tidak bekerja
secara maksimal. Untuk menghindari kejadian tersebut,
sebaiknya Nia mengganti ban sepedanya.
9 Karena adanya gesekan antara ban dan as roda.
10 Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan
(memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta
memberikan kemungkinan
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.
Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga
gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Ada beberapa tahapan dalam sistem kerja rem, yaitu:
1. Sebelum rem Bekerja
2. Setengah Pengereman
3. Rem Bekerja Penuh
4. selepasan Rem
67
11 a w= 70N
F1= 35N
F2= 40N
FR= F1+F2
= 35N + 40N
= 75 N
11 b
40 N
35 N
12 w= m x g 70N=m x 10 m/s2
m= 7kg
F= m x a
75N= 7 x a
a= 10,71m/s2
13 a Hukum III Newton:
Pada waktu kita memberikan gaya pada suatu benda,
75 kg
68
maka benda itu memberikan gaya yang besarnya sama
dengan gaya yang kita berikan tetapi arahnya
berlawanan.
13 b Aplikasi Hukum III Newton pada wacana di atas
adalah saat Rois mendribel bola basket. Bola basket
memberi gaya aksi ke lantai kemudian lantai memberi
gaya reaksi sehingga bola basket memantul kembali.
14 a Hukum I Newton:
Sebuah benda terus dalam keadaan diam atau terus
bergerak dengan kelajuan tetap, kecuali jika ada gaya
luar yang memaksa benda tersebut mengubah
keadaannya.
14 b Ketika kamu berada dalam mobil yang diam.
Kemudian tiba-tiba mobil tersebut bergerak, tubuhmu
akan terasa seperti terdorong ke belakang. Hal ini
terjadi karena tubuhmu cenderung mempertahankan
posisinya yang diam.
69
LAMPIRAN (B)
Analisis Instrument
Lembar Validasi LKPD
70
ANALISIS INSTRUMEN
Ada dua validator yang dilibatkan dalam proses validasi yaitu dosen dari
Universitas Muhammadiyah Makassar. Penilaian yang diberikan yakni penilaian
terhadap lembar kerja peserta didik (LKPD).
Menentukan kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
ini menggunakan uji gregory menggunakan rumus: r = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷. Jika r ≥ 0,75,
maka instrumen dapat digunakan. Berikut hasil analisis validasi instrumen yang
digunakan dalam penelitian:
Validator 1 dan 2
Lemah kuat
(1-2) (3-4)
A B
C D
A. Hasil Analisis LKPD
No Aspek yang Dinilai Validator
Keterangan 1 2
1
Format
1. Kejelasan pembagian materi
2. Sistem penomoran jelas
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai
4
4
4
4
D
D
71
4. Kesesuaian tata letak gambar, grafik
maupun tabel
5. Teks dan ilustrasi seimbang
4
2
2
4
2
2
D
B
B
2 Isi
1. Isi LKPD mudah dipahami dan
konstektual
2. Aktivitas siswa dirumuskan dengan
jelas dan operasional
3. Kesesuaian isi materi dan tugas-tugas
dengan alokasi waktu yang ada
3
3
3
3
3
3
D
D
D
D
3
Bahasa
1. Bahasa dan istilah yang digunakan
dalam LKPD mudah dipahami
2. Bahasa yang digunakan benar sesuai
EYD dan mengunakan
arahan/petunjuk yang jelas sehingga
tidak menimbulkan penafsiran ganda.
4
4
3
3
D
D
72
4 Manfaat/Kegunaan LKPD
1. Penggunaan LKPD Sebagai bahan
ajar bagi guru
2. Penggunaan LKPD sevagai
pedoman belajar bagi peserta didik
4
4
4
4
D
D
r = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
r = 11
0+0+0+13=
11
13= 0,85 (Layak Digunakan)
73
LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN PESRTA DIDIK (LKPD)
PETUNJUK
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Validitas
Lembar Kerja Pesera Didik (LKPD) Pembelajaran Berbasis Literasi Pada
Materi Gaya” penelitian mengunakan perangkat “lembar kerja peserta didik
(LKPD)”. Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda ceklist pada kolom
yang sesuai dalam matiks uraian aspek yang dinilai. Penilaian mengunakan
rentang penilaian sebagai berikut:
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Selain Bapak/Ibu memberikan penilaian, dapat juga Bapak/Ibu
memberikan komentar langsung di dalam lembar pengamatan. Atas bantuan
penilaian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
No Aspek yang dinilai
SkorPenilaian
1 2 3 4
1 Format
1. Kejelasan pembagian materi
2. Sistem penomoran jelas
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai
74
4. Kesesuaian tata letak gambar, grafik maupun
tabel
5. Teks dan ilustrasi seimbang
2 Isi.
1. Isi LKPD mudah dipahami kontekstual
2. Aktivitas siswa dirumuskan dengan jelas dan
operasional
3. Kesesuaian isi materi dan tugas-tugas dengan
alokasi waktu yang ada.
3 Bahasa
1. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam
LKPD Mudah dipahami
2. Bahasa yang digunakan benar sesuai EYD dan
menggunakan arahan/petunjuk yang jelas
sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda
4 Manfaat/ Kegunaan LKPD
1. Penggunaan LKPD Sebagai bahan ajar bagi
guru
2. Penggunaan LKPD sebagai pedoman belajar
bagi peserta didik
75
PenilaianUmum
LKPD ini:
1. Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi
2. Dapat digunakan dengan banyak revisi
3. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
4. Dapat digunakan tanpa revisi
Komentar/saran :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Makassar, ……………………...…….
Validator
(……………..)
36%SIMILARITY INDEX
37%INTERNET SOURCES
0%PUBLICATIONS
9%STUDENT PAPERS
1 21%
2 6%
3 4%
4 2%
5 2%
Exclude quotes Off
Exclude bibliography Off
Exclude matches < 2%
’Analisis Validitas Lembar Kerja (LKPD) Pembelajaran BerbasisLiterasi Pada Materi GayaORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
digilib.unila.ac.idInternet Source
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
maryothogothog.blogspot.comInternet Source
sainsedutainment.blogspot.comInternet Source
www.scribd.comInternet Source
RIWAYAT HIDUP
TASRUN. Lahir di Ghai, pada tanggal 13 Januari 1995.
Anak keenam dari 10 bersaudara dan merupakan buah
kasih sayang dari pasangan La Ode Ndigawa dan Wa Ode
Mamia. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD
Negeri 27 Katobu sekarang telah berganti nama menjadi
SD Negeri 9 Duruka Kabupaten Muna mulai tahun 2001
sampai tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 7 Raha sekarang telah di ganti nama menjadi SMP Negeri 1 Duruka
dan tamat pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 6 Kendari, Kota Kendari dan tamat pada tahun 2013.
Kemudian pada tahun 2013 penulis mendaftar dan lulus pada jurusan
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar Program Strata 1 (SI) Kependidikan.