Denver

31
Tinjauan Pustaka Skrining Developmental Delay Bayi Usia 7 Bulan dengan Pemeriksaan Denver II Ni Wayan Mirah Wilayadi Kelompok: E-4 NIM: 102011392 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : mirah_pooh @yahoo.com Pendahuluan Penilaian tumbuh kembang perlu dilakuakan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidakm baik dilihat dari segi medis maupun dari statistik. Pertumbhan (growth) berkaiatan dengan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran berat (gram, kilogram, pound), ukuran panjang (centimeter, meter)m umur tulang dan kesemimbangan metabolik, sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fundi tubuih yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan, disini menyangkut adanya proses berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai interaksi dengan lingkunganya. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. Proses tumbuh kembang merupakan suatu proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti 1

description

ppt

Transcript of Denver

Tinjauan PustakaSkrining Developmental Delay Bayi Usia 7 Bulan dengan Pemeriksaan Denver IINi Wayan Mirah WilayadiKelompok: E-4NIM: 102011392Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : [email protected]

PendahuluanPenilaian tumbuh kembang perlu dilakuakan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidakm baik dilihat dari segi medis maupun dari statistik. Pertumbhan (growth) berkaiatan dengan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran berat (gram, kilogram, pound), ukuran panjang (centimeter, meter)m umur tulang dan kesemimbangan metabolik, sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fundi tubuih yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan, disini menyangkut adanya proses berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai interaksi dengan lingkunganya. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. Proses tumbuh kembang merupakan suatu proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter tertentu, salah satunya Denver II yang akan dibahas di makalah ini.1

1. Anamnesis Dalam dunia kedokteran, terdapat aforisme yang mengatakan bahwa dari 80% kasus, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, 10% berdasarkan pemerikasaan fisik dan dan 10% diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan penunjang. Anamnesis adalah antara langkah pertama yang harus dilakukan oleh dokter apabila berhadapan dengan pasien. Dengan melakukan anamnesis, data yang diperlukan dari pasien dapat dikumpulkan. Anamnesis adalah proses komunikasi antara dokter dengan pasien melalui proses wawancara secara langsung baik secara verbal maupun non verbal.2 Terdapat 2 jenis anamnesis yaitu: auto anamnesis merupakan anamnesis yang langsung antara dokter dengan pasien karena pasien mampu untuk melakuakan tanya jawab. Allo anamnesis merupakan anamnesis yang dilakukan tidak langsung antara dokter dengan pasien karena pasien tidak mampu untuk Tanya jawab dan dapat diwakilkan oleh ornag yang paling dekat dengan pasien, misalnya keluarga.3 Pada kasus kita yaitu : Seorang ibu membawa anak perempuanya yang berusia 7 bulan ke poliklinik karena belum bisa tengkurap. anamnesis yang dipilih dokter dengan melakukan allo anamnesis yaitu kepada ibunya.Teknik anamnesis yang pertama dilakukan adalah:1. Memberikan salam kepada pasien2. Menanyakan identitas pasien (bayi) dan orang tua. Proses ini sangat penting untuk menghindari kekeliruan yang dapat menyulitkan pasien maupun dokter.3. Menanyakan keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan pasien dan menentukan keluhan utama beserta waktunya. 4. Menanyakan riwayat penyakit sekarang atau alur dari awal timbulnya keluhan sampai datang ke rumah sakit atau klinik pada pasien dan ibu.5. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dan tumbuh kembang pasien.6. Menanyakan penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan ibu selama mengandung, biasanya riwayat penyakit seperti alergi, campak, HIV, syphilis dan penyakit lainnya.2Pada ibu pasien, hal-hal yang perlu ditanyakan pada saat melakukan anamnesis (menanyakan keluhan belum bisa tengkurap) yaitu: 1. Apakah pasien pernah mengalami trauma?2. Apakah pasien lahir pada usia prepatur atau cukup umur?3. Berapa berat, panjang pasien saat lahir?4. Adakah penyakit yang pernah pasien alami mulai dari lahir sampai sekarang?5. Apakah pasien pendapatkan ASI dan asupan nutrisi lain (PASI)?6. Jenis persalinan apa yang ibu pilih?7. Pasein anak ke berapa?8. Ibu menggandung pada usia berapa?9. Adakah keluhan atau penyakit yang pernah ibu derita selama hamil dahulu?10. Apakah ibu rutin untuk membawa pasien ke klinik untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhanya?11. Apakah pasien sudah mulai diajarkan (dibantu) oleh ibunya untuk tengkurap?12. Apakah pasien merasa senang ketika berhasil dibantu tengkurap?13. Apakah pasien pernah mencoba untuk tengkurap sendiri tanpa batuan?14. Apakah ada lagi gerakan yang tidak pasien dapat lakukan sesuai dengan pertambahan umurnya? 15. Apakah pasien sudah mendapatkan imunisasi?

Dari skenario, didapatkan bahwa seorang ibu membawa anak perempuanya yang berusia 7 bulan ke poliklinik karena belum bisa tengkurap. Dokter menjelaskan mengenai pemeriksaan Denver II dan kemudian memeriksa ke-4 sektor Denver pada anak perempuan tersebut. Dari keterangan ini, dokter mendiagnosis bahwa pasien mengalami Developmental Delay. Untuk memastikan hal tersebut dokter harus melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menegakakan diagnosis.

2. Diagnosis banding1. Plasi serebralPalsi serebral merupakan kelainan motorik yang cukup banyak dijumpai pada anak. Kelainan ini disebabkan oleh kerusakan otak yang menetap, tidak progresif, terjadi pada usia dini dan merintangi perkembangan otak normal. Penyebab rusaknya jaringan otak yang berakibat terjadinya palsi serebral demikian banyak, dapat mengenai satu area otak yang spesifik ataupun menyebar ke seluruh korteks sampai batang otak. Berbagai gangguan dapat menyerang bersamaataupun masing-masing pada waktu yang berbeda pada berbagai fase perkembangan jaringan otak. Manifestasi klinis palsi serebral tidak terbatas pada kelainan motorik sering disertai gangguan yang lain seperti pendengaran, penglihatan (strabismus), bahkan lebih dari 50% mereka juga menderita retardasi mental.Gambaran klinis palsi serebral tampaknya berubah progesif selama perkembangan anak, tetapi sebetulnya merupakan akibat perkembangan anak. Saat dia belajar bergerak, duduk, bereaksi terhadap sikap tubuh, proses itu dipandu oleh sistim sensorik dengan member informasi ke otak tentang keadaan abnormal fungsi tubuh baik tonus otot maupun pola gerakan. Keadaan abnormal ini yang terjadi berulang-ulang sepanjang hidup, akan memberi kesan pada otak yang menyebabkan reaksi berupa progesifnya kecacatan dengan bertambahnya umur terutama bila tak mendapat pengobatan. Pada tipe ataksia terjadi kelambatan kontrol mata, tangan, duduk maupun berdiri. Hal ini menyebabkan kelambatan perkembangan secara umum. Anak tidak mampu mempertahankan posisi tubuh atau cukup fixasi untuk menggerakkan tubuh. Pada palsi serebral tipe ataksik, juga terjadi gangguan nafas dan suara, kadang hanya timbul tangisan.42. RakhitisRakhitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena kekurangan vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Vitamin D sangat penting dalam penyerapan kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak untuk membangun tulang yang kuat. Kekurangan vitamin D membuat sulit untuk mempertahankan dengan tepat tingkat kalsium dan fosfor pada tulang. Jika seseorang kekurangan vitamin D, tubuh tidak akan menyerap kalsium dan fosfor dengan optimal.Ketika tubuh Anda merasakan ketidak seimbangan kalsium dan fosfor dalam aliran darah, bereaksi dengan mengambil kalsium dan fosfor dari tulang untuk meningkatkan kadar darah yang diperlukan tubuh. Hal ini lantas melemahkan struktur tulang, yang dapat menyebabkan cacat kerangka, seperti Bowlegs atau salah kelengkungan tulang belakang. Rakhitis dapat terjadi selama periode pertumbuhan yang cepat, ketika tubuh membutuhkan tuntutan kalsium dan fosfat yang tinggi. Rakhitis dapat terjangkit pada anak-anak 6 sampai 24 bulan dan jarang terjadi pada bayi baru lahir.5 Dalam proses tengkurap pada bayi diperlukan kekuatan tulang untuk menupang berat badanya serta saraf dan pengelihatan. Sesuai kasus bayi 7 bulan yang belum bisa tengkurap didiagnosa menderita rakhitis.

3. Pemeriksaaan fisik1. Pengukuran antropometriUntuk menilai pertumbuhan fidik anak, sering digunkanan ukuran-ukuran antopometri yang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:Berdasarkan umur (age dependence) Berat badan terhadap umur Tinggi/panjang badan terhadap umur Lingkar kepala terhadap umur Lingkar lengan atas terhadap umurKesulitan menggunakan cara ini adalah dengan menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahir.Tidak bergantung umur Berat badan terhadap tinggi badan Lingkar lengan atas terhadao tinggi badan Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar, lipatan kulit trisep, subskapular, abdominal dibandingan dengan baku. Kemudian hasil pengukuran antopometri tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS atau baku nasional.11. Berat badanBerat badan merupakan ukuran antopometri yang penting, dipakai pada setiapa kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil dari peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain: tulang, otot, lemak, cairan tuibuh lainya. Berat badan dipakai sebagai indicator terbaik dalam mengetahui keadaan gizi danntumbuh kembang anak sensitive terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan yang relative murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya, indicator berat badan uini tidak sensitive terharap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau kurus tinggi. Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari akibat masukan (intake) makananan dan minuman dengan keluaran (output) melalui uruin, feses, keringat dan bernafas. Indikator berat badan dalam klinik dimanfaatkan untuk:1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi yang akut maupun yang kronis tumbuh kembang dan kesehatan.2. Monitor keadaan kesehatan, misalnya pengobatan penyakit.3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang diperlukan nanti.12. Tinggi badanTinggi badan merupakan ukuran antopometri kedua yang penting. Keistimewaannya adalah tinggi badan pada masa pertumbuhana meningakat terus sampai tinggi maksimal dicapai,. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat saat bayi kemudian mnelambat dan menjadi pesat kembali (pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada usia 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh hingga 30 tahun, dengan pengisisan tulang pasa ujung atas dan bawah korpus-korpus ruas0 ruas tulang belakang, sehingga tinggi basan sedikit bertambah sekitar 3-5 mm. antara 30-45 tahun tinggi tetap statis dan akhirnya menyusut. Keuntungan indikator tinggi badan adalah pengukuran objektif dan dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguian pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap perubahan-perubahan relative, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas. Kerugiannya adalah perubahan tinggi relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan yang tepat, dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu diperlukan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur terlentang (panjang supinasi) dan pada umur lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi biasannya 1 cm lebih panjang dari pada tionggi berdiri pada anak yang sama meskipun diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik dan secara cermat.13. Lingkaran kepalaLingkaran kepala mencerminkan volume intracranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak, apabila otak tidak tumbuh maka kepala akan kecil,. Sehingga pada linggkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya kalau terjadi penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosepalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari pada normal. Saat ini yang digunakan sebagai acuan Lk adalah LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian didunia, dimana tidaj terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras, maupun secara geografi. Sehingga kurve LK Nellhaus (1968) tersebut dapat digunakan di Indonesia.Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu 34 cm pada waktu lahir dan menjadi 44 cm pada umur 6 bulan, sedangkan pada umur 1 tahun menjadi 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm, oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama hingga berumur 2 tahun, kecuali pada kasus hidrosedalus.4. Lingkar lengan atasLingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembangan jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingan dengan berat badan LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak berubah selama 3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaanyam dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Sedangkan kerugianya adalah untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi beat, sukar menentukan LLA tanpa ada kenaikan jaringan dan hanya dapat untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan dapat untuk anak mulai daro 6 bulan sampai 5 atau 6 tahun.15. Lipatan kulitTebal lipatan kyulit pada triseps dan subskapular merupaka refleksi tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energy. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebih. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.16. Pemeriksaan DenverPenggunaan tanda-tanda perkembangan untuk menilai perkembangan, berfokus pada prilaku khas yang klinis dapat diamati atau diterima berdasarkan pada perbandingan antara prilaku pasien dengan prilaku anak normal yang terjadi dalam urutan seragam dalam kisaran usia tertentu. Prilaku adalah respon dari sistem neuromotor terhadapkeadaan tertentu. Perkembangan sistem neuromotor ini, seperti organ lain yang mula-mula ditentukan oleh genetik dan kemudian dibentuk oleh pengaruh lingkungan. Peran orang tua dalam deteksi dini gangguan perkembangan sangat besar. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengetahui tahapan perkembangan anak yang normal. Apabila ibu merasa ada yang perlu dicemaskan maka hal tersebut dapat ditanyakan kepada dokter pada saat kunjungan rutin (check up) 2 bulanan. Apakah ada kemungkinan terjadi suatu keterlambatan perkembangan ataukah hanya sekedar variasi normal belaka. Agar dapat mendeteksi dini gangguan perkembangan, orang tua harus mengetahui perkembangan anak yang normal dengan skrining denver.6 Bagian Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bersama Unit Kerja Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia menyusun skema praktis perkembangan mental anak balita, yang dikenal dengan SKALA YAUMIL-MIMI, adapun perkembangantersebut:1. Dari lahir sampai 3 bulan: belajar mengangkat kepala; belajar mengkikuti objek dengan matanya; melihat ke muka orang yang tersenyum; bereaksi terhadap suara; mulai mengenal ibunya dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran dan kontak; menahan barang yang dipegangnya; mengoceh spontan.2. Dari 3 bulan samapi 6 bulan:mengangkat kepala 90 derajatn dan mengangkat dada dengan bertopang tangan; mulai belajr meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya; menaruh benda-benda d mulutnya; berusaha memperluas lapangan pandang; tertawa dan menjerit karena gembira dan diajak main; mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.3. Dari 6 bulan sampai 9 bulan: dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik sendiri; dapt merangkak meraih benda dan mendekati seseorang; memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain; memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk; bergembira dengan dengan melempar-lempar benda; mengeluarkan kata-kata tanpa arti; mengenal muka anggota keluarga dan takut kepada muka asing; mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan.4. Dari 9 bulan sampai 12 bulan: dapat berdiri sendiri tanpa dibantu; dapat berjalan dengan dituntunm menirukan suara; mengulang bunyi yang didengarkanya; belajar mengatakan satu atau dua kata; mengerti perintah sederhana atau larangan; memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitar, ingin menyentuh apa saja danmemasukan benda ke mulutnya; berpartisipasi dalam permainan.5. Dari 12 bulan sampai 18 bulan: berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekelilingh rumah; menyusun 2 atau 3 kotak; dapat mengucapkan 5-10 kata; memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.6. Dari 18 bulan sampai 24 bulan: naik turun tangga; menyusun 6 kotak; menunjuk mata dan hidungnya; menyusun 2 kata; belajar makan sendiri; menggambar garis di kertas atau dipasair; mulai belajar mengontrol buang air kecil dan air besar; menaruh minat pada orang-orang yang lebih besar; memperlihatkan minat pada orang lain dan bermain-main dengan mereka.7. Dari 2 tahun sampai 3 tahun: belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki; membuat jembatan dengan 3 kotak; mampu menyusun kalimat; mempergunakan kata saya bertanya; mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya; menggambar lingkaran; bermain bersama anak lain dan menyadari akan lingkuanga lain di luar keluarganya.8. Dari 3 tahun sampai 4 tahun: berjalan sendiri mengunjungi tetangga; berjalan pada jari kaki; belajar berpakaian dan membuka baju sendiri; menggambar garis silang; menggambar orang hanya kepala dan badan; mengenal 2 atau 3 warna; bicara dengan baik; menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya; banyak bertanya; mengenal sisi atas, bawah, muka dan belakang; mendengarkan cerita-cerita; bermain dengan anak lain; menunjukkan rasa kasih saying kepada saudara-saudaranya; mengerjakan tugas-tuigas sederhana.9. Dari 4 tahun sampai 5 tahun: melompat dan menari; menggambar orang dari kepala, lengan, badan,; menggambar segi empat dan segi tiga; pandai berbicara; dapat menghitung jari-jarinya; dapat meyebut hari-hari dalam seminggu; mendengar dan mengulang hal-hal dan bercerita; minat kepada kata baru dan artinya; protes bila dilarang keinginannya; mengenal 4 warna; memperkirakan bentuk dan besar, membedakan besar dan kecil; menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.1Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnostic atau tes IQ. Skrining merupakan suatu proses pemeriksaan rutin sederhana yang dilakukan pada anak. Tujuannya untuk mendeteksi apakah terjadi keterlambatan perkembangan. Apabila hasil skrining mencurigakan baru dilakukan pemeriksaan secara lebih mendetil (developmental assessment) yang seyogyanya dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak yang terlatih di bidang ini.1

Gambar 1. Formulir penilaian Denver II.7Test ini mudah dan cepat (13-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Digunakan untuk skrining anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dinilai terdiri dari 125 gugus tugas perkembangan. Dari pemeriksaan ini akan didapatkan hasil normal atau suspek (terduga). Semua tugas perkembangan ini disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut dengan sektor perkembangan, yang meliputi:1. Personal social (prilaku social)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkunganya, kemandirian dan rasa tanggung jawab. Contohnya: menatap muka, dag-dag tangan, membantu di rumah, membuka dan memakai bajum menyebut nama teman, menyiapakan makanan sendirim, tersenyum, gosok gigi, cuci tangan. Pola asuh sangat berpengaruh pada sektor personal social ini.2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakuan gerakan yang melihatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakuan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, pemecahan masalah, cikal-bakal perkembangan kognitif, prewriting skill, handprehension. Contonya: melihat, mengikuti objek, menggenggam pinset, membuang manit-manik dari botol, membuat menara dari kubus, menggambar orang, membuat garis lurus, lingkaran, dan tanpa plus (+),3. Language (bahasa)Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan, kosa kata, artikulasi, keutuhan kata dan pemahaman. Contohnya: bersuara, tertawa, memekik, mengoceh, menyebut kata, mengenal bagian tubuh, mengenal warna, menunjuk dan menyebut gambar, mama-papa spesifik dan non spesifik dan bereaksi terhadap bunyi: bel, suara, kecekan. 4. Gross motor ( motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Contohnya: tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, lari, lompat, lari, keseimbangan tubuh.1,6Alat-alat yang dipergunakan dalam pemeriksaan Denver II:a. Alat peraga: benang sulaman merah (pom-pom), manik-manik atau kismis, krincingan dengan gagang kecil, balok-balok warna (1inci),bel kecil, bola tenis, botol kecil dengan lubang 5 inci, pensil merah, boneka kecil dengan botol susu atau sendok, cangkir palstik dengan pegangan, kertas kosong, krayon dan bolpen.b. Lembar formulir Denver IIc. Buku petunjuk untuk referensi yang menjelaskan test dan cara melakuakan penilaian.1Prosedur Denver II terdiri dari 2 tahap: a. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak dengan usia: 3 sampai 6 bulan 9 sampai 12 bulan 18 samapai 24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahunb. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan pertumbuhan perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnosis yang lengkap.1Penilaian Denver IIDari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bangaimana melakukan penilaian apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), atau anak tidak dapat melalukan tugas karena tidak mendapat kesempatan untuk mencoba ( No Opportunity =N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir Denver II. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa P dan berapa F, selanjutnya berdasarkan pedoman selanjutnya hasil test diklasifikasikan dalam normal, abnormal, meragukan dan tidak dapat melakuakan. Pengujian Denver II dimulai dari 3 kotak tugas sebelum terkena garis horizontal dan berhenti jika ditemuai tiga hasil pemeriksaan yang gagal dan tetap tanya gugus tugas yang ada di sektor yang berbeda. a. Abnormal Bila terdapat atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan ditambah 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

b. Meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan garis vertikel usia.c. Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.d. Normal Semua yang tidak tercantum dalam criteria tersebut diatas.Dalam pelaksanaan skrining dengan Denver II ini, umur anak perlu ditetapkan dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur anak kurang dari 8 hari dibulatkan ke bawah, antara 9 sampai 22 hari menjadi setengah bulan dan diatas 23 bulan dibulatkan ke bulan di atasnya. Contoh perhitungan umur sebagai berikut: Astri lahir tanggal 15 Mei 2012 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakuakn pada tanggal 24 Desember 2012, maka perhitungannya sebagai berikut:2012 12 - 242012 5 - 15 -0 7 9 Usia Astri adalah 7 bulan 9 hari, karena 9 hari lebih besar dari 8 hari maka dibulatkan menjadi setengah bulan, sehingga usia Astri 7 setengah bulan. Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir Denver II yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis tersebut, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Astri (7 bulan). Apabila Astri gagal mengejakan tugas sesuai dengan skenario yang didapat maka berarti suatu keterlambatan dialami Astri pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak terpotong oleh garis vertical umur, maka itu bukan suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula kotak-kotak disebelah kanan garis umur. Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua, sedangkan bila terdapat kode dengan nomer nmaka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk dibalik formulir. Agar lebih cepat dalam melakuakn skrining, makan dapat digunakan tahap pra-skrining dengan menggunakan:a. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya terdapat 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaaan DDST Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap.b. PDQ (Pra-screening Developmental Questionnaire)Bentuk kuisisoner ini digunakan bagi orang tua yang pendidikan SLTA ke atas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak, kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakuakan test DDST lengkap.17. Pemeriksaan fisik umumPemeriksaan fisik umum yang dapat dilakuan:a. Pemeiksaan tanda-tanda vital1. Tekanan darahUntuk mengukur tekanan darah pada bayi padat digunakan metoda Dopper atau sfigmomanometer air raksa. Tekanan darah dapat diukur di lengan atau tungkai. Caranya sama seperti pengukuran pada orang dewasa. Teklana darah normal pada bayi:Usia Sistolik (2SD) mmHgDiastolik (2SD) mmHg

Neonatus 80 (16)45 (15)

6-12 bulan 90 (30)60 (10)

2. NadiDenyut nadi bervariasi dan lebih sensitive terhadap adanya penyakit, olah raga atau emosi dibandingkan orang dewasa. Caranya palpasi arteri femoralis di daerah tungkai inguinal atau palpasi arteri brakialis di fosa antekubiti. Pengukuran dilakuakan selama 1 menit penuh. Nadi normal bayi sebagai berikut:Usia Rata-rataKisaran

Baru lahir14090-190

0-6 bulan 13080-180

6-12 bulan 11575-155

3. Frekuensi nafasSama seperti nadi, bila dibandingkan dengan dewasa frekuensi napas bayi lebih sensitive terhadap pengaruh penyakit, olah raga dan emosi. Menghitung frekuensi nafas paling tepat pada waktu tidur, dapat dilakukan dengan inspeksi (melihat gerakan abdomen), palpasi (meletakan tangan pada dinding abdomen), auskultasi (mendengarkan dengan menggunakan stetoskop). Cara yang dianjurkan yaitu palapsi dan kisaran normal frekuensi nafas pada neonatus dan bayi adalah 30-60 kali/menit.4. SuhuAdanya demam pada bayi paling sering dijumpai. Pengukuran suhu tubuh di aksila tidahlah akurat bagi anak-anak. Pengukuran yang dianjurakan yitu pengukuran pada rectal. Caranya letakkan bayi pada posisi tengkurap di atas pangkuan ibunya. Suhu rectal rata-rata lebih tinggi pada bayi dan anak kecil, biasanya tidak dibawah 37,20C.b. Pemeriksaan kulitc. Pemeriksaaan kepala dan wajahd. Pemeriksaan lehere. Pemeriksaan mataf. Pemeriksaan telingag. Pemeriksaan hidung, mulut dan faringh. Pemeriksaan torak dan parui. Pemeriksaan jantungj. Pemeriksaan abdomenk. Pemeriksaan genitalia.3

4. Pemeriksaan penunjangApabila dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dokter belum bisa menegakkan diagnosis utama, maka dilakukan pemeriksaan penunjang. Pada Developmental Delay, diagnosis klinik digambarkan dengan belum mampunya bayi perempuan berusai 7 bulan untuk tengkurap. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium:a. Pemeriksaan darah rutinDalam pemriksaan darah lengkapa adapun yang diperiksa: Eritrosit ( Hb, Jumlah sel, Ht, MCV, MCH, MCHC, RDW dan Rt), leukosit (jumlah sel dan DC), trombosit ( jumlah sel).b. Test mantouxTest mantoux adalah suatu cara yang digunakan untuk mendiagnosis TBC. Tes mantoux itu dilakukan dengan menyuntikan suatu protein yang berasal dari kuman TBC sebanyak 0,1ml dengan jarum kecil di bawah lapisan atas kulit lengan bawah kiri dengan dosis yang tepat. Kemudian, reaksi yang dihasilkan harus dibaca tepat waktu. Untuk memastikan anak terinfeksi kuman TBC atau tidak, akan dilihat indurasinya setelah 48-72 jam. Indurasi ini ditandai dengan bentuk kemerahan dan benjolan yang muncul di area sekitar suntikan. Bila nilai indurasinya 0-4 mm, maka dinyatakan negatif. Bila 5-9 mm dinilai meragukan, sedangkan di atas 10 mm dinyatakan positif.c. Test rongent toraks AP-latePemeriksaan radiologis terutama untuk menilai umur biologis yaitu umur tulang, biasanya dilakukan kalau ada kecurigaan gangguan pertumbuhan. Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thorax menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray. Gambaran yang berbeda dari thorax dapat diperoleh dengan merubah orientasi relatif tubuh dan arah pancaran X-ray. Gambaran yang paling umum adalah posteroanterior (PA), anteroposterior (AP) dan lateral.1. Posteroanterior (PA)Pada PA, sumber X-ray diposisikan sehingga X-ray masuk melalui posterior (back) dari thorax dan keluar dari anterior (front) dimana X-ray tersebut terdeteksi. Untuk mendapatkan gambaran ini, individu berdiri menghadap permukaan datar yang merupakan detektor X-ray. Sumber radiasi diposisikan di belakang pasien pada jarak yang standard, dan pancaran X-ray ditransmisikan ke pasien.2. Anteroposterior (AP)Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan PA. AP chest X-ray lebih sulit diinterpretasi dibandingkan dengan PA dan oleh karena itu digunakan pada situasi dimana sulit untuk pasien mendapatkan normal chest x-ray seperti pada pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Pada situasi seperti ini, mobile X-ray digunakan untuk mendapatkan CXR berbaring (supine film). Sebagai hasilnya kebanyakan supine film adalah juga AP.4. LateralGambaran lateral didapatkan dengan cara yang sama dengan PA namun pada lateral pasien berdiri dengan kedua lengan naik dan sisi kiri dari thorax ditekan ke permukaan datar (flat).d. CT scan kepalaCT Scan digunakan dalam pemeriksan trauma kepala untuk menentukan adanya kelainan intracranial terutama pada cedera kepala berat. 8

5. Etiologi Developmental DelayPerkembangan yang terlambat (Developmental Delay) adalah ketertinggalan secara signifikanpada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya. Beberapa etiologi yang diturunkan secara genetik. Seorang anak dengan Developmental Delay akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan kemampuannya. Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besarhingga semua tahapan perkembangan pada usianya. Ciri khas GDD biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah dari pada anak seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi yang cukupberarti, keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya. Lima etiologi terbanyak: 21,9% disgenesis cerebral; 11,9% palsi cerebral; 9,9% infeksi TORCH 7,3% sindrom genetik dan 4,6% kelainan metabolikkongenital.4 Banyak faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik menurut antara lain ialah:a. Faktor genetik: Individu mempunyai beberapa faktor ketrunan yang dapat menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik, cerdas menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat.b. Faktor kesehatan pada periode prenatal: Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kurang vitamin, dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak.c. Faktor kesulitan dalam kelahiran: Bayi yang mengalami kesulitan dalam kelahiran, misalnya dalam perjalanan kelahiran dengan bantuan alat (vacum, tang) sehingga bayi mengalami kerusakan otak, akam memperlambat perkembangan motorik bayi.d. Kesehatan dan gizi: Kesehatan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat perkembangan motorik bayi.e. Rangsangan: Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakan semua bagian tubuh, akan mempercepat perkembangan motorik. f. Perlindungan: Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh, akan menghambat perkembangan motorik anak.g. Prematur: Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya memperlambat perkembangan motorik.h. Kelainan: Individu yang mengalami kelainan, baik fisik maupun psikis, social, mental, biasanya mengalami hambatan perkembangan motorik.1

6. Epidemiologi Developmental DelayPrevalensi GDD diperkirakan 5-10% dari populasi anak di dunia, sedangkan angka kejadian GDD diperkirakan 1%-3% anak-anakberumur