Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel
-
Upload
khandar-yosua -
Category
Documents
-
view
60 -
download
0
description
Transcript of Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel
![Page 1: Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082518/55cf96e4550346d0338e779f/html5/thumbnails/1.jpg)
Defesiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan
Pengaruhnya pada Membran Sel
Khandar Yosua , Retno Pangesti, Dewi S
[email protected] ; [email protected] ; [email protected]
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia
Pendahuluan
Defisiensi Glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD) merupakan defek enzim herediter dari
eritrosit manusia yang paling sering ditemukan.1 Juga merupakan penyakit genetik terpaut
kelamin yang telah menyerang kurang lebih 400 juta orang di seluruh dunia dan mempunyai
frekuensi yang tinggi di Afrika, Mediterranean, dan populasi Asia yang merupakan wilayah
endemik malaria.2 Diwariskan secara x-linked, oleh karena itu mutasi pada gen G6PD,
ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan.1 Defisiensi G6PD dapat
menyebabkan anemia hemolitik.3
Enzim Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase
Enzim G6PD mengkatalis langkah pertama dalam jalur fosfat pentosa, glukosa mengkonversi
ke ribusa 5 fosfat dan melindungi sel terhadap stres oksidatif dalam bentuk Nicotinamide
adenine dinucleotide phosphate hydrogen (NADPH).1 Karena fungsi utama dari jalur fosfat
pentosa adalah untuk memproduksi NADPH, sel darah merah akan menjadi sangat sensitif
terhadap serangan oksidasi apabila fungsi jalur fosfat pentosa ini terganggu.3
Saat ini ditemukan sekitar 160 mutasi bersama dengan lebih dari 400 varian biokimia telah
dijelaskan.1 Varian G6PD oleh World Health Organitazion di klasifikasikan ke dalam empat
kategori berdasarkan pada aktifitas residu enzim dan manifestasi klinik. Varian kelas I
memiliki defisiensi enzim yang berat (kurang dari 10% dari normal) yang berhubungan
dengan anemia hemolitik kronis non-spherocytic. Varian kelas II juga memiliki defisiensi
enzim berat (kurang dari 10% dari normal), varian kelas III memiliki defisiensi enzim ringan
(10% sampai 60% dari normal). Varian Kelas IV tidak memiliki defisiensi enzim (60%
sampai 150% dari normal).1
1 | Universitas Kristen Krida Wacana
![Page 2: Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082518/55cf96e4550346d0338e779f/html5/thumbnails/2.jpg)
G6PD berfungsi sebagai penghambat hemolisis pada sel darah merah. G6PD adalah enzim
housekeeping yang melakukan fungsi-fungsi vital di seluruh sel tubuh. Namun, dalam
eritrosit tidak memiliki nukleus, mitokondria, organel lainnya, ada hambatan tertentu pada
metabolisme dan enzim ini memiliki peran penting.1 Peran ini berupa menjadi katalis dalam
proses pembentukan NADPH.
Peran G6PD pada metabolisme eritrosit
Pada sel eritrosit terjadi metabolism glukosa untuk menghasilkan energy (ATP), yang
digunakan untuk kerja pompa ionic dalam rangka mempertahankan milieu ionic yang cocok
bagi eritrosit.1 Pembentukan ATP ini berlangsung melalui jalur Embden Meyerhof yang
melibatkan sejumlah enzim seperti glukosa fosfat isomerase dan piruvat kinase, sebagian
kecil glukosa mengalami metabolisme dalam eritrosit melalui jalur heksosa monofosfat
dengan bantuan enzim G6PD untuk menghasilkan glutation yang penting untuk melindungi
hemoglobin dan membrane eritrosit dari oksidan.1 Defisiensi enzim piruvat kinase, glukosa
fosfat isomerase dan G6PD dapat mempermudah dan mempercepat hemolisis.1 Yang paling
sering mengalami defisiensi adalah G6PD.1
Metabolisme glukosa melalui jalur heksosa monofosfat meningkat beberapa kali ketika
eritrosit terpapar dengan obat-obatan atau toksin yang membentuk radikal bebas.1 G6PD
menginisiasi jalur ini dengan menjadi katalis oksidasi glukosa-6-fosfat menjadi 6-
phosphogluconolactone oleh ko-enzim nikotinamida adenin-dinucleotidephosphate (NADP),
yang dikurangi menjadi NADPH.1 6-phosphogluconolactone menghidrolisis secara spontan
untuk 6-phosphogluconate.1 Ini berfungsi sebagai substrat untuk 6-phosphogluconate
dehidrogenase dan NADP.1 Langkah kedua dalam jalur enzimatik ini juga berhubungan
dengan pengurangan NADP+ untuk NADPH.1 NADPH dihasilkan sebagai akibat dari reaksi
mengurangi glutation teroksidasi (GSSG) untuk mengurangi glutation (GSH) dalam reaksi
dikatalisis oleh glutation reduktase.1 GSH kemudian mengurangi hidrogen peroksida, oksidan
kuat yang dihasilkan dalam metabolisme sel dan sebagai konsekuensi dari respon inflamasi,
dan oksidan endogen dan eksogen lainnya, pada reaksi katalis oleh glutathione peroksidase.1
Fungsi utama dari jalur fosfat pentosa adalah menghasilkan kapasitas pengurangan melalui
produksi NADPH dan akhirnya GSH.1 Hanya ini mekanisme yang tersedia bagi eritrosit
2 | Universitas Kristen Krida Wacana
![Page 3: Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082518/55cf96e4550346d0338e779f/html5/thumbnails/3.jpg)
untuk menghasilkan kapasitas pengurangan dan sehingga penting untuk kelangsungan hidup
sel, sedangkan pada sel lain dari tubuh berarti produksi NADPH tetap ada dan jalur pentosa
fosfat hanya untuk 60% dari produksi NADPH.1
GSH dihasilkan melalui jalur fosfat pentosa, seperti diuraikan di atas, melindungi hanya
terhadap stres oksidan dalam eritrosit.1 Dalam eritrosit yang normal tanpa tekanan G6PD,
aktivitas G6PD hanya sekitar 2% dari total kapasitas.1 Ini meningkatkan kemungkinan
terhadap tantangan dari stres oksidan dan GSH dipertahankan pada tingkat stabil.1 Namun,
eritrosit defisiensi G6PD telah sangat mengurangi aktivitas G6PD (10 sampai 20% dari
normal pada G6PD A (-) dan 0 sampai 10% dari normal pada G6PD Mediteranian dan varian
serupa).1 Peningkatan stress oksidan dapat menyebabkan penipisan GSH ditandai sebagai
kemampuan dari defisiensi G6PD untuk menghasilkan NADPH terlampaui oleh tingginya
tingkat kehilangan GSH.1
Stres oksidan tidak terkompensasi dalam eritrosit normal (atau lebih mudah dalam eritrosit
defisiensi G6PD) menghasilkan oksidasi hemoglobin menjadi methem-globin, pembentukan
Heinz body, dan kerusakan membran.1 Jika terjadi sangat berat akan mengakibatkan
hemolisis, sementara bila terjadi lebih ringan tetapi stres oksidan tidak terkompensasi akan
mengurangi kemampuan eritrosit dan meningkatkan kemungkinan bahwa eritrosit akan
dikeluarkan dari sirkulasi ke sistem retikuloendotelial.1 Akibat hilangnya eritrosit ,
hematopoiesis ditingkatkan karena tubuh berusaha untuk mempertahankan fungsi normal
vaskular, dan ada banyak retikulosit yang dikeluarkan (eritrosit muda dilepaskan dari
sumsum tulang).1 Retikulosit biasanya mencapai kurang dari 1% eritrosit total, tapi berikut
hemolisis dapat terdiri sampai 15% dari eritrosit.1
Fungsi dan Struktur Membran Sel
Membran plasma atau membran sel adalah suatu struktur membranosa yang sangat tipis yang
membungkus setiap sel.4 Membran ini tersusun atas fosfolipid dan 200 jenis protein yang
berbeda.5 Fosfolipid pada membran sel memiliki kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor
non polar (hidrofobik).6 Fosfolipid-fosfolipid ini tersusun dalam barisan dengan posisi kedua
ekor saling berhadapan, sehingga daerah non polar membentuk region hidrofobik di antara
kepala hidrofilik yang terletak di sebelah dalam dan luar permukaan membran. 6
3 | Universitas Kristen Krida Wacana
![Page 4: Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082518/55cf96e4550346d0338e779f/html5/thumbnails/4.jpg)
Jenis protein membran plasma menentukan perbedaan variasi perilaku membran dari satu
jenis sel ke jenis sel yang lain atau dari satu jenis organela ke organela lain.7 Protein
membran plasma mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai transporter (carrier) senyawa
yang melewati membran plasma, menerima isyarat (signal) hormonal dan meneruskan isyarat
tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya serta sebagai pangkal pengikat komponen-
komponen sitoskeleton dengan senyawa senyawa ekstraseluler.7
Karbohidrat merupakan senyawa penting membran plasma dan berperan dalam proses
pengenalan sel dengan sel atau sel dengan substansi antar sel. Komponen fraksi karbohidrat
membran plasma dapat berupa oligosakarida maupun polisakarida yang terikat secara
kovalen pada protein untuk membentuk glikoprotein atau berupa rantai oligosakarida yang
terikat secara kovalen pada lipida membran untuk membentuk glikolipida.
Kolesterol merupakan komponen penting lain dari membran sel yang terbenam di dalam
daerah hidrofobik di dalam regio ekor.6 Kolesterol menyebabkan fleksibilitas membran sel.
Setidaknya 50% dari membran plasma haru dalam keadaan setengah cari agar pertumbuhan
sel terjadi.5
Fungsi utama dari membran sel ini adalah menjaga agar cairan intrasel tetap berada di dalam
sel dan cairan ekstrasel tetap berada di luar sel. Selain dari fungsi utama tersebut ada
beberapa fungsi lain dari membran sel yang cukup penting, yaitu:
1. Sebagai pembatas lingkungan sitosolik dan lingkungan non sitosolik.
2. Mengatur permeabilitas terhadap senyawa-senyawa atau ion yang melewatinya.
3. Protein selaput berfungsi sebagai protein pengenal atau sebagai reseptor molekul-
molekul khusus (hormon, antigen, metabolit) dan agensia khas (bakteri, virus).
4. Protein membran berfungsi sebagai enzim khusus
5. Membran sebagai kelompokan molekul yang dapat berfungsi sebagai reseptor
terhadap perubahan lingkungan seperti perubahan suhu, macam dan intensitas cahaya.
6. Sebagai membran semi permeable dan transportasi zat terlarut
7. Elektron transport dan oksidasi fosforilasi
8. Eksresi eksoenzim hidrolitik dan protein patogenesitas
9. Fungsi biosintesis
10. Sistem kemotastis
4 | Universitas Kristen Krida Wacana
![Page 5: Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082518/55cf96e4550346d0338e779f/html5/thumbnails/5.jpg)
Defesiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase
Defesiensi Glukosa 6 fosfat dehidrogenase atau G6PD adalah penyakit genetik terpaut
kelamin yang telah menyerang orang di seluruh dunia dan mempunyai frekuensi yang tinggi
di Afrika, Mediterranean, dan Asia. Kelainan enzim yang pa1ing umum terjadi pada manusia
ini menyebabkan bayi yang baru lahir berwarna kuning, yang dapat menyebabkan kematian
atau kelumpuhan.2
Manifestasi klinis yang paling sering pada defisiensi G6PD adalah penyakit kuning neonatal,
dan anemia hemolitik akut, yang biasanya dipicu oleh agen eksogen.1 Beberapa varian G6PD
menyebabkan hemolisis kronis,anemia hemolitik bawaan non-spherocytic. Manajemen yang
paling efektif pada defisiensi G6PD adalah mencegah hemolisis dengan menghindari stres
oksidatif.1
Lebih dari 400 varian alelik G6PD telah dideskripsikan pada tingkat protein melalui
identifikasi karakteristik secara biokimiawi.2 Dewasa ini penelitian tentang varian G6PD
dilakukan pada tingkat molekular dan terdapat 97 mutasi atau kombinasi mutasi pada
berbagai lokasi sepanjang gen G6PD.2
Sebagian besar individu defisiensi G6PD adalah asimtomatik sepanjang hidup mereka, dan
tidak menyadari keadaan ini.1 Pada umumnya bermanifestasi sebagai anemia hemolitik akut,
favism, neonatal jaundice, atau anemia kronis non-hemolitik sferositik. yang biasanya
muncul ketika eritrosit mengalami stres oksidatif yang dipicu oleh zat oksidan seperti obat-
obatan, infeksi, atau mengkonsumsi kacang fava.1 Defisiensi G6PD tampaknya tidak
mempengaruhi angka harapan hidup, kualitas hidup atau aktivitas individu.1 Beberapa
gangguan klinis, seperti diabetes dan infark miokard dan latihan fisik berat, telah dilaporkan
memicu hemolisis pada individu defisiensi G6PD; walaupun paparan bersama antara infeksi
atau oksidan obat dapat menyebabkan hal ini. Mekanisme yang tepat yang meningkatkan
sensitifitas terhadap kerusakan oksidatif menyebabkan hemolisis tidak sepenuhnya diketahui.
penyebab hemolisis akut pada defisiensi G6PD ditandai dengan kelelahan, sakit punggung,
anemia, dan jaundice.Peningkatan bilirubin tak terkonjugasi, laktat dehidrogenase,dan
retikulositosis adalah marker kelainan tersebut.1
5 | Universitas Kristen Krida Wacana
![Page 6: Defisiensi Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase dan Pengaruhnya pada Membran Sel](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082518/55cf96e4550346d0338e779f/html5/thumbnails/6.jpg)
Kesimpulan
Defisiensi G6PD adalah penyakit genetik terpaut kelamin yang diturunkan melalui kromosom
X, sehingga penyakit ini lebih banyak di temukan pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Penyakit ini juga tidak secara langsung merusak membran sel, melainkan
menggangu proses pembentukan NADPH pada jalur fosfat pentosa. Selain itu defesiensi
G6PD juga menyebabkan metabolisme sel darah merah menurun sehingga terjadi hemolisis
dengan cepat. Cara terbaik untuk menghindari ini adalah menghindari stress oksidatif.
Daftar Pustaka
1. Engli K. Defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase. Universitas Brawijaya; 2012.
2. Wargasetia T. Varian Molekular Defisiensi Glukosa-6-fosfat Dehidrogenase.
Universitas Kristen Maranatha; 2013.
3. Murray R. Harper's illustrated biochemistry. New York: McGraw-Hill Medical;
2009. p.173, p.597-8.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2012.p.25.
5. Jumpowati M. Molekuler Membran Plasma Pada Sistem Transpor Bakteri.
Universitas Sanata Dharma; n.p.
6. Unknown. Sejarah, struktur dan fungsi sel secara umum.; n.p.
7. Brooks G. Jawetz, Melnick & Adelberg's medical microbiology. New York: McGraw-
Hill Medical; 2010.p.15-21.
6 | Universitas Kristen Krida Wacana