Dedek Oktaviani 2012 121 116 Jurnal Matematika
-
Upload
dedek-oktaviani -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of Dedek Oktaviani 2012 121 116 Jurnal Matematika
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
Disusun Oleh
Nama : Dedek Oktaviani
Nim : 2012 121 116
Kelas : 6C
Progam Studi : Pendidikan Matematika
Mata kuliah : Seminar Matematika
Dosen Pengasuh : Dra.Andinasari , M.M
Tugas : Jurnal
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AJARAN 2015
Abstrak
Berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait dengan kepekaan terhadap
masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu
pikiran terbuka sertadapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah.
Salah satu kemampuan berpikir kreatif yang perlu di kuasai dalam pelajaran matematika yaitu
kemampuan berpikir kreatif. Menurut Guilfold ( dikutip Munandar : 31 ) Berpikir kreatif
adalah kemampuan untuk melihat bermacam- macam kemungkinan penyelesaian terhadap
suatu masalah. Dalam pembelajaran kemampuan berpikir kreatif ini sangat berperan untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan.
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menjajaki berbagai kemungkinan
jawaban atas suatu masalah. Menurut Munandar ( 2004 : 25 ) Berpikir kreatif adalah
kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk
memberikan gagasan – gagasan baru yang diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsuryang
sudah ada sebelumnya.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya berpikir
manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
Dalam pelajaran matematika disekolah sesuai dengan Kurikulum 2006 ( KTSP ) perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Agar
peserta didik dapat mengikuti perubahan –perubahan kurikulum yang berlaku, jika dia sudah
dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif serta mampu bekerjasama maka ia mampu
mengikutinya. Dengan demikian guru harus memotivasi siswa untuk belajar berpikir kreatif
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa benar-benar kreatif sehingga akan
berdampak pada ingatan siswa yang akan lebih lama bertahan tentang apa yang akan
dipelajari. Suatu konsep akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa jika konsep tersebut
disajikan melalui prosedur dan langkah- langkah yang tepat , jelas dan menarik.
Proses pembelajaran khsususnya pembelajaran matematika akan lebih efektif dan
bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif . Salah satu ciri kebermaknaan dalam proses
belajar mengajar adalah adanya keterlibatan atau partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar. Partisipasi merupakan suatu sikap berperan serta, ikut serta, keterlibatan, atau
proses belajar bersama saling memahami, menganalisis, meerencanakan dan melakukan
tindakan ( Hartono dalam Tutik Ningsih, 2006 )
Rumusan Masalah : Bagaimana kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving?
PEMBAHASAN
I. Kemampuan Berpikir Kreatif
I.1 Pengertian Kreatif
Menurut Gropley ( dalam Munandar , 2004 : 9 ) kreatif adalah menciptakan
gagasan, mengenal kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga,
meliliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang tidak lazim, dan sebagainya.
Menurut Moustakis ( dalam Munandar, 2004: 18 ) kreatif adalah
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain.
Maslow ( dalam Munandar, 2004: 18) kreatif adalah potensial yang ada pada
semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi sering hilang, terhambat atau terpendam
dalam proses pemberdayaan.
I.2 Berpikir Kreatif
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Berpikir
kreatif adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan – gagasan baru yang ditetapkan dalam
pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan – hubungan
baruantara unsur –unsur yang sudah ada sebelumnya.
Menurut Iskandar ( 2009 : 81 ) berpikir merupakan aktivitas akal dan rohani
yang berlaku pada seseorang akibat adanya kecenderungan mengetahui dan mengalami.
Sedangkan Nasution ( dalam Febrianti, 2010:17 ) berpikir adalah meletakkan
hubungan- hubungan antara bagian pengetahuan nenentukan hubungan antara bagian
pengetahuan yang diperoleh manusia, sebagai proses menentukan hubungan-hubungan
secara bermakna antara aspek –aspek dari suatu pengetahuan.
Menurut Suryosubroto ( 2009 : 192 ) proses berpikir merupakan suatu
pengalaman memperoses persoalan untuk mendapat dan menentukan suatu gagasan
yang baru sebagai jawaban dari persoalan yang dihadapi. Untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi sebagai upaya mencapai kemajuan memerlukan kemampuan
berpikir kreatif . Kemampuan berpikir kreatifakan mendorong siswa merasa memilki
harga diri, mampu mengelaborasi beberapa pendapat, suka bermain dan intuitif.
Kemampuan berpikir kreatif peserta didik tidak hanya menerima infomasi dari
pendidik, namun juga berusaha mencari dan memberi informasi dalam proses
pembelajaran.
Guilford ( dikutip Munandar, 2009 : 31 ) Kreativitas atau berpikir kreatif
sebagai kemampuan untuk melihat bermacam –macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih
kurang mendapat perhatian dalam pendidikan.
Menurut Iskandar ( 2009 : 88 ) Kemampuan berpikir kreatif dilakukan dengan
menggunakan pemikiran dalam mendapat ide- ide yang baru, kemungkinan yangbaru,
ciptaan yang baru, ciptaan baru berdasarkan kepada keaslian dalampenghasilannya.
Menurut Sagala ( 2011 : 129 ) Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak
hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang di kontrol oleh
akal. Sedangkan berpikir berarti meletakkan hubungnh antara bagian pengetahuan yang
diperoleh manusia. Berpikir sebagai proses menentukan hubungan – hubungan secara
bermakna aspek – aspek dari suatu bagian pengetahuan.
Sagala ( 2011 : 129 ) mengemukakan bahwa berpikir merupakan proses
dinamis yang menempuh tiga langkah berpikir yaitu :
1. Pembentukkan pengertian yaitu melalui proses mendeskripsi ciri-ciri objek yang
sejenis mengklasifikasi ciri- ciri yang sama mengabstraksi dengan menyisihkan ,
membuang dan menganggap ciri- ciri yang hakiki.
2. Pembentukkan pendapat , yaitu meletakkan hubungan antar dua buah pengertian
atau lebih yang hubungan itu dapat dirumuskan secara verbal berupa pendapat
menolak, pendapat menerima atau mengiakan dan pendapat asumtif yaitu
mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan suatu sifat pada suatu hal, dan
3. Pembentukkan keputusan , yaitu penarikan kesimpulan yang berupan keputusan
sebagai hasil pekerjaan akal berupa pendapat baru yang dibentuk berdasrkan
pendapat – pendapat yang suah ada .
Munandar ( 2009 : 12 ) Mengemukakan bahwa kreativitas adalah hasil dari
interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungan dimana ia berada,dengan demikian baik perubah di dalam individu
maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.
Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Berpikir ktreatif adalah suatu kemampuan berpikir yang berawal dari adanya
kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa situasi itu terlihat atau
teridentifikasi adanya masalah yang ingin harus diselesaikan. Selanjutnya ada unsur
originalitas gagasan yang muncul dalam benak seseorang terkait dengan apa yang
teridentifikasi.
Jonshon ( dikutip Siswono, 2004 : 2 ) mengatakan bahwa berpikir kreatif yang
mengisyaratkan ketekunan, disiplin pribadi dan perhatian melibatkan atifitas – aktifitas
mental seperti mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan in formasi-informasi baru
dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka membuat hububungan-
hubungan, khususnya antara sesuatu yang serupa, megaitkan satu denganyang lainnya
dengan bebas, menerapakan imajinasi pasa ssetiap situasi yang membangkitkan ide
baru dan berbeda dan memperhatikan intuisi.
Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang sebagai orientasi atau disposisi
tentang intruksi matematika, termasuk tugas penemuan dan pemecahan masalah.
Aktivitas tersebut dapat membawa siswa mengembangkan pendekatan yang lebih
kreatif dalam matematika.
Kemmapuan berpikir kreatif dapat menggunkan dua pendekatan. Pendektan
pertama adalah memperhatikan jawaban siswa dalam memecahkan masalah yang
proses kognitifnya dianggap sebagai proses berpikir kreatif. Pendekatan kedua adalah
menentukan kriteria bagi sebuah produk yang diindikasikan sebagai hasil dari berpikir
kreatif atau produk-produk divergen.
Munandar( 2009:18) mengemukakan bahwa salah satu konsep yang amat
penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara kreativitas dan akualisasi diri,
menurut psikologi humanistik seperti abraham Maslow dan Carl Rogers,akualisasi diri
adalah apabila seseorang menggunakan semua bakat atau talentanya untuk menjadi apa
yang ia mampu menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia
mampu menjadi- mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya.
Rogers 1996 ( dikutip Munandar 2009:18) mengemukakan bahwa sumber dari
kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Treffinger ( dikutip Munandar 2009:35) mengatakan bahwa pribadi kreatif
baisanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal
mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan
masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.
Munandar ( 2009:32 ) dalam Teori Freud, kemampuan berpikir kretaif
merupakan ciri keperibadian yang menentap pada lima tahun pertama dari kehidupan.
Kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan hal yang telah dimiliki seseorang sejak
lahir. Berpikir kreatif ini harus terus dikembangkan dan dilatih, guru dapat melihat
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam suasana pembelajaran dikelas, salah satunya
menerapkan pembelajaran yang memberikan siswa untuk mengemukakan dan
mengembangkan gagasan mereka secara bebas namaun tetap dibawah bimbingan guru
sebagai fasilitator.
Kemampuann berpikir ktreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang
digunakan ketika seseorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru.
Ide baru tersebut merupakan gabungan ide- ide sebelumnya yang belum pernah
diwujudkan . Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk
memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum
terwujud atau masih dalam pemikiran. Pemikiran berpikir kreatif ini ditandai adanya
ide baru yang dimunculkan sebagai hasil proses berpikir kreatif tersebut.
I.3 Ciri – ciri Berpikir Kreatif
Carl Rogers ( 1902 – 1987 )(dikutip Munandar 2009 : 34 ) Tiga kondisi dari
pada pribadi yang kreatif ialah :
a. Keterbukaan terhadap pengalaman
b. Kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang ( internal
locus of evaluation ) dan
c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “ bermain” dengan konsep-konsep.
Menurut Munandar ( 2009 : 35 ) ciri-ciri keperibadian kreatif biasanya anak
selalu ingin tahu , memiliki minat yang luas , dan menyukai kegemaran dan aktivitas
yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa
percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko ( tetapi dengan perhitungan )
daripada anak-anak umunya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat
berarti, penting dan disukai , mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari
orang lain .
Menurur Munandar ( 2009 : 192 ) ada 4 ciri – ciri perilaku siswa berpikir
kreatif dari ranah kognitif antara lain :
a. Berpikir lancar
- Menghasilkan banyak gagasan / jawaban yang relevan
- Arus pemikiran lancar
b. Berpikir luwes ( Fleksibel )
- Menghasilkan gagasan- gagasan yang seragam
- Mampu mengubah cara atau pendekatan
- Arah pemikiran yang berbeda- beda
c. Berpikir Orisinal
- Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang
diberikan kebanyakan orang.
d. Berpikir terperinci ( Elaborasi )
- Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
- Memperinci detail – detail
- Memperluas suatu gagasan
Sedangkan empat kemampuan dari ranah afektif – perasaan antara lain ;
a. Mengambil resiko
- Tidak takut gagal atau kritik
- Berani membuat dugaan
- Mempertahankan pendapat
b. Merasaka tantangan
- Mencari banyak kemungkinan, kekurangan – kekurangan dan bagaimana
seharusnya
- Melibatkan diri dalam masalah – maslaah atau gagasan – gagasan sulit
c. Rasa ingin tahu
- Mmempertanyakan sesuatu
- Bermain dengan gagasan
- Tertarik pada kegaiban ( misteri )
- Senang menjajaki hak-hal baru
d. Imajinasi / firasat
- Mampu membayangkan
- Membuat gambaran mental
- Menampilkan hal-hal yang belum pernah terjadi
- Menjajaki hal – hal yang diluar kenyataan indrawani
II. Metode Pembelajaran Problem Solving
II.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Pembelajaran tidak diartikan sebagai sesuatu yang statis melainkan suatu
konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan
yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud
pengembangan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian, pengertian
pembelajaran ialah kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien
terhadap komponen – komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga
mengahasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma / standar yang
berlaku.
Menurut Anita W ( 2009 : 12.4 ) Metode adalah cara yang digunakan guru
dalam membelajarkan siswa. Joni ( 1992 / 1993) ( dikutip Anita W 2009 : 1.24)
mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapi tujuan tertentu.
Menurut Fathurahman Pupuh( 2007 ) ( dikutip Hamruni 2012 : 7 ) Metode
secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umu, metode diartikan sebagai suatu
cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalamkaitannya
dengan pembelajaran, metode didefiniskan sebagai cara-cara menyajikan bahwa
pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
II.2 Pengertian Metode Pebelajaran Problem Solving
Hamruni ( 2012 : 19 ) mengemukakan bahwa Problem Solving adalah
memecahkan masalah. Pada tingkat ini para peserta didik belajar merumuskan
memecahkan masalah,memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan
atau membangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang
telah dikuasainya. Menurut Hamruni ( 2012 :19 ) Belajar memecahkan masalah
berlangsung sebgai berikut : Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada
situasi keraguan dan kekaburan, sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.
Metode problem solving bukan haya sekedar metode mengajar tetapi juga
merupak suatu metode berpikir sebab dalam problem solving dapat mengunakan
metode – metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan ( Djamarahdan Zain, 2010 : 91 )
Hamdani ( 2011 : 84 ) menjelaskan bahawa metode problem
solving merupakan metode dalam kegiatan pembelajaram dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbgai masalah,baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untk
dipecahkan sendiri atau secara bersama –sama. Adapun keunggulan metode problem
solving adalah sebagai berikut :
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
b. Berpikir dan bertindak aktif
c. Memecshksn masalah yang dihadapi secara reslistik
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hsil pengamatan
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat
g. Dapat membuat pendidiksn sekolah menjadilebih relevan dengan
kehidupan,khususnya dengan dunia kerja.
II.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving
Kelebihan dari metode problem solving menurut Djamarah dan Zain ( 2010:
92 ) antara lain sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat pendidikan diskeolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
b. Proses belajar mengajar dengan melalui pemecahan masalah dapat membiasakan
para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil , apabila
mengahadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat dan
bekerja kelak, suatu kemampuan yang bermakna bagi kehidupan manusia.
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikirsiswa secara kreatif
dan menyeluruh, karena dalam proses belajaranya, siswa melakukan mental dengan
menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.
Sedangkan kekurangan dari metode problem solving ini antara lain :
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berpikir siswa,tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan
guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan
waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran
lain.
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan banyak berpikir memecahkan
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memcahkan
permasalahan sendiri atau kelompok yang kadang – kadang memerlukan
berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
III. Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran Matematika Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Solving
Menurut Hamruni ( 2012 : 20 ) Langkah – langkah memecahkan masalah
adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan dan menegaskan masalah, individu melokalisasi letak sumber
kesulitan untuk memungkinkan mencari jalan pemecahannya.Ia menandai
aspek mana yang mungkin dipecahkan dengan menggunakan prinsip atau dalil
serta kaidah yang diketahuinya sebagai pegangan.
b. Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis. Individu menghimpun
berbagai informasi yang relevan termasuk pengalaman orang lain dalam
mengahadapi pemecahan masalah yang serupa. Kemudian mengidentifikasi
berbagai alternatif kemungkinan pemecahannya yang dapat dirumuskan
sebagai pertanyaan dan jawaban sementara yang memerlukan pembuktian
(hipotesis).
c. Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan. Setiap alternatif
pemecahan ditimbang dari segi untung ruginya. Selanjutnya dilakukan
pengambilan keputusan memilih alternatif yang dipandang paling mungkin
(feasible) dan menguntungkan.
d. Mengadakan pengujian atau verifikasi. Mengadakan pengujian atau vetifikasi
secara eksperimental alternatif pemecahan yang dipilih, dipraktikkan atau
dilaksanakan. Dari hasil pelaksanaan itu diperoleh informasi untu
membuktikan benar atau tidaknya yang telah dirumuskan.
Kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan hal yang telah dimiliki
seseorang sejak lahir. Berpikir kreatif ini harus terus dikembangkan dan dilatih, guru
dapat melihat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam suasana pembelajaran
dikelas, salah satunya menerapkan pembelajaran yang memberikan siswa untuk
mengemukakan dan mengembangkan gagasan mereka secara bebas namun tetap
dibawah bimbingan guru sebagai fasilitator .
Hubungan antara pembelajaran matematika menggunakan metode
pembelajaran problem solving terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa adalah
bahwa berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan
memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan,
membuka sudut pandang yang mengajukan dan membangkitkan ide- ide yang tidak
terduga. Metode problem solving bukan haya sekedar metode mengajar tetapi juga
merupakan suatu metode beripikir sebab dalam problem solving dapat menggunakan
metode- metode lainnya yang dimulai dengan mencari data kepada menarik
kesimpulan ( Djamarah dan Zain, 2010 : 91 ).
PENUTUP
1. Saran
Dalam jurnal ini diharapkan bagi pembaca adalah sebagai bahan bacaan atau
referensi untuk membuka wawasan mengenai kemampuan berpikir kreatif dalam
pembelajaran matematia dengan menggunakan metode pembelajaran problem
solving. Kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan hal yang telah dimiliki
seseirang sejak lahir. Berpikir kreatif ini harus terus dikembangkan dan dilatih, guru
dapat melihat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam suasana pembelajaran dikelas,
salah satunya menerapkan pembelajaran yang memberikan siswa untuk
mengemukakan dan mengembangkan gagasan mereka secara bebas namun tetap
dibawah bimbingan guru sebagai fasilitator
2. Kesimpulan
Berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan daripikiran yang dilatih dengan
memperhatikan intuisi , menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan,
membuka sudut pandang yang mengajukan dan membangkitkan ide- ide yang tidak
terduga.
Kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode problem solving
mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan, dapat
memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam
proses memecahkan masalah. Berpikir kreatif dan metode problem solving pada siswa
diharapkan untuk mampu mengembangkan ide- ide baru dalam memecahkan suatu
masalah dan memberikan tantangan kepada siswa melalui penugasan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulllah, Sani.2013. Inovasi Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.
Djamara. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamruni.2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Cipayung : Gaung Persada.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka
Cipta
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka
Cipta
Sagala, Syaiful. 2011 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfa Beta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif . Surabaya:
Prenada Media.
W Anit, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.