DDST Tinjauan teori

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Selain itu untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang. Tujuan dari penilaian tumbuh kembang ini yaitu untuk mempelajari tentang berbagai hal yang berhubungan dengan proses perkembangan dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial juga menegakkan diagnosis dini terhadap kelainan tumbuh kembang dan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah terjadinya keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Skining merupakan prosedur rutin dalam pemerikasaan tumbuh kembang sehari-hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian, sehingga diperlukan anamnese yang baik, pemerikasaaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar intervensi dapat dilakukan sebaik-baiknya. Dengan alasan tersebut maka penulis mengangkat penilaian perkembangan anak dengan menggunakan metode DDST.

description

ffff

Transcript of DDST Tinjauan teori

Page 1: DDST Tinjauan teori

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan

berkaitan dengan pematangan fungsi organ. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang

optimal tergantung pada potensi biologiknya. Selain itu untuk mengetahui apakah

pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan optimal bisa dilakukan penilaian

tumbuh kembang.

Tujuan dari penilaian tumbuh kembang ini yaitu untuk mempelajari tentang

berbagai hal yang berhubungan dengan proses perkembangan dan mengoptimalkan

tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial juga menegakkan diagnosis dini

terhadap kelainan tumbuh kembang dan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab

dan mencegah terjadinya keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

Skining merupakan prosedur rutin dalam pemerikasaan tumbuh kembang sehari-

hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian,

sehingga diperlukan anamnese yang baik, pemerikasaaan fisik yang teliti dan

pemeriksaan penunjang lainnya agar intervensi dapat dilakukan sebaik-baiknya. Dengan

alasan tersebut maka penulis mengangkat penilaian perkembangan anak dengan

menggunakan metode DDST.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek penilaian perkembangan anak dengan menggunakan

metoda DDST diharapkan mahasiswa mampu membuat laporan secara komprehensif.

b. Tujuan Khusus

Setelah mengadakan penilaian perkembangan anak dengan menggunakan metode

DDST, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Melakukan pengkajian data

2. Menentukan identifikasi diagnosa dan masalah

3. Membuat intervensi yang komprehensif

4. Melaksanakan tindakan yang sesuai dengan intervensi

Page 2: DDST Tinjauan teori

5. Menilai hasil tindakan

C. METODE PENULISAN

Laporan penilaian pada anak ini disusun dengan cara :

1. Observasi

Melakukan pengamatan langsung pada anak

2. Wawancara

Mengadakan tanya jawab langsung pada ibu guna mengetahui keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh ibu, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan

masalah perkembangannya

3. Praktek

Melakukan penilaian langsung pada anak dengan menggunakan metode DDST

4. Studi Pustaka

Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan dapat

membandingkan teori dan praktek

D. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHIJLUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Metode Penulisan

D. Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Tumbuh Kembang

B. Konsep Manajemen Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

Dengan SOAP

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: DDST Tinjauan teori

BAB II

TINJUAN TEORI

A. Konsep Tumbuh Kembang

1. Pengertian

1) Pertumbuhan (Growth)

Adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat

(gram, pound, kg), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolisme (retensi ca dan nitrogen tubuh).

(Soetjiningsih, 1995)

2) Pertumbuhan

Ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti

bertambahnya ukuran struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi

bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan

mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.

(IDAI, 2003)

3) Perkembangan (Development)

Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagian hasil dari

proses pemotongan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk

juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya.

(Soetjiningsih, 1995)

4) Perkembangan

Ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,

jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran

pertumbuhan

(IDAI, 2002)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Faktor internal

a. Perbedaan ras/etnik atau bangsa

Page 4: DDST Tinjauan teori

Tinggi badan tiap bangsa berlainan, umumnya ras orang kulit putih

mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang ras Mongol.

b. Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang

gemuk-gemuk.

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama

kehidupan dan masa remaja.

d. Jenis kelamin

Wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki-laki pada masa pubertas.

Setelah melewati masa pubertas, laki-laki akan lebih cepat.

e. Kelainan genetalik

Contoh : Sindrome Marfan dapat menyebabkan pertumbuhan tinggi badan

yang berlebihan.

f. Kelainan kromoson

Kelainan kromoson umumnya disertai kegagalan pertumbuhan, seperti

sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)

a. Faktor pranatal

1) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital, seperti

club foot.

3) Toksin/zat kimia

Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan

konginetal, seperti palatoskisis.

Page 5: DDST Tinjauan teori

4) Endokrin

DM dapat menyebabkan makrosomia.

5) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin, seperti mirkosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelianan kongenital mata, kelainan jantung.

6) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh Torch, PMS, serta penyakit

virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada jann, seperti katarak,

bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung.

7) Kelainan imunologi

Eritroblastasis foetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga menyebabkan hemalisis yang selanjutnya akan

mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern icterus yang menyebabkan

kerusakan jaringan otak.

8) Anoksia embrio

Disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta yang menyebabkan

pertumbuhan terganggu.

9) Psikologis ibu

Seperti kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/mental pada ibu

hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

b. Faktor persalinan

Komplikasi pada bayi, seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan

kerusakan pada jaringan otak.

c. Faktor pascanatal

a. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan adekuat.

b. Penyakit kronis/kelainan kongenital

TBC, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan jasmani.

c. Lingkungan fisik dan kimia

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan

sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, mercuci, rokok dan lain-lain)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

Page 6: DDST Tinjauan teori

d. Psikologis

Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang

selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam pertumbuhan

dan perkembangannya.

e. Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f. Sosio ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan

anak.

g. Lingkungan pengasahan

Pada lingkungan pengasahan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi, khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan.

i. Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama dapat menghambat pertumbuhan.

3. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak

a. Kebutuhan Fisi-Biomedis (ASUH)

1) Nutrisi yang adekuat seimbang

2) Perawatan dasar : imunisasi

3) Pakaian

4) Harga diri

5) Perumahan

6) Higiene diri dan sanitasi lingkungan

7) Kesegaran jasmani : olahraga, rekreasi

b. Kebutuhan akan kasih sayang/emosi (ASIH)

1) Kebutuhan akan sukses

2) Mandiri

3) Dorongan

4) Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman

5) Rasa memiliki

Page 7: DDST Tinjauan teori

c. Kebutuhan akan stimulasi (ASAH)

Merupakan cikal bakal perkembangan anak : pendidikan dan pelatihan. Stimulasi

adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak, antara lain berupa

latihan atau bermain.

B. Konsep Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh

kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun

statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila

diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat.

1. Paratemer penilaian pertumbuhan fisik

a. Ukuran antropometrik

1. Tergantung umur (age dependence)

a. BB terhadap umur

b. TB/BB terhadap umur

c. LK terhadap umur

d. LILA terhadap umur

2. Tidak tergantung umur

a) BB terhadap TB

b) LILA terhadap TB

BERAT BADAN

Sampai umur 1 tahun, bayi ditimbang tiap bulan, kemudian tiap 3 bulan

sampai berumur 3 tahun dan 2 kali setahun sampai bayi berumur 5 tahun. Di atas

umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahun, kecuali bila digunakan terdapat

kelainan atau penyimpangan BB.

Dalam keadaan normal, berat badan BBL rata-rata antara 3000-3500 gram.

1 Umur anak 4 bulan BB : 2 x BB lahir

2 Umur 1 tahun BB : 3 x BB lahir

3 Umur 2 tahun BB : 4 x BB lahir

4 > 2 tahun pertambahan BB umumnya 2000 gram dalam 1 tahun

5 Umur 6 tahun rata-rata 20 kg (anak laki-laki umunya sedikit lebih berat)

Page 8: DDST Tinjauan teori

Indikator BB dimanfaatkan untuk:

1) Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi, tumbuh kembang dan kesehatan

2) Memonitor perhitungan dosis obat atau makanan yang perlu diberikan

3) Dasar perhitungan dosis obat atau makanan yang perlu diberikan

TINGGI BADAN

Pada waktu lahir PB rata-rata adalah 50 cm

a. Umur 1 tahun PB : 1,5 x PB lahir ( 75 cm)

b. Umur 2 tahun PB : 85 cm

c. Umur 4 tahun PB : 2 x PB lahir ( 100 cm)

2 macam teknik pengukuran

1) Umur < 2 tahun : Posisi tidur terlentang (panjang supinasi)

2) Umur> 2 tahun : posisi berdiri

Panjang supinasi umumnya 1 cm lebih panjang daripada tinggi berdiri

LINGKAR LENGAN ATAS

Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan

otot, dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok

umur pra sekolah.

Pada BBL, LILA adalah 11 cm, umur 1 tahun LILA menjadi 16 cm dan

pada umur 5 tahun adalah 17 cm.

LINGKAR DADA

Umumnya hanya diukur pada bayi < 2 tahun. Caranya dengan meletakkan

pita mengelilingi dada melalui puting susu dalam keadaan ekspirasi maximal.

Dalam keadaan normal, LD BBL adalah 2 cm lebih kecil dari LJ. Kemudian LD

menjadi lebih besar daripada kepala karena dada tumbuh lebih cepat daripada

kepala.

LIPATAN KULIT (SKIN FOLD)

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subscapular merupakan

refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit, yang mencerminkan

kecukupan energi. Dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,

khususnya pada kasus obesitas. Alat yang digunakan adalah kapiler lipatan kulit

(skin fold caipers).

Page 9: DDST Tinjauan teori

1. Keseluruhan fisik

Dilihat dari bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh, anggota.

2. Jaringan otot

Tumbuh kembang otot diperiksa pada lengan atas, pantat dan dengan cara cubitan

tebal.

3. Jaringan lemak

Diperiksa pada kulit dibawah triceps dan subkapuler dengan cubitan tipis.

4. Rambut

Diperiksa pertumbuhannya, warna, diameter (tebal/tipis), saat tanggal dan

pergantian (rupsi) gigi geligi permanen.

2. Penilaian Perkembangan

Perkembangan anak pada fase awal dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsi anak:

a. Motorik kasar

b. Motorik halus dan penglihatan

c. Berbicara, bahasa dan pendengaran

d. Sosial emosi dan perilaku

Tanda-tanda adanya keterlambatan perkembangan adalah;

a. Anak tetap mengalami kemajuan yang lambat, tetapi menyimpang dari rentang

normal menurut usianya dan kemungkinan perkembangannya mendatar (plateu)

atau mundur (regression)

b. Perbedaan antara perkembangan normal dan abnormal menjadi semakin besar dan

makin jelas dengan meningkatnya usia

c. Dapat dikategorikan menjadi ringan, sedang dan berat

d. Keterlambatan dapat mengenai ketrampilan khusus (specific development) atau

mempengaruhi seluruh kemampuan anka (global developmental delay)

Tahap-tahap penilaian perkembangan anak

a. Anamnesis

b. Skreening dengan gangguan perkembangan

Misalnya dengan menggunakan DDST, tes IQ atau tes psikologis lainnya

c. Evaluasi lingkungan anak

Misalnya dapat digunakan kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor

genetik dengan lingkungan bio-fisiko-psikososial.

d. Tes penglihatan dan pendengaran anak

Page 10: DDST Tinjauan teori

Tes penglihatan misalnya dengan kartu gambar dari Allien (umur 2½ - 3 tahun)

atau dengan huruf E (umur > 3 tahun)

Skrining pendengaran anak melalui anamnesis atau menggunakan audio-meter

(kalau ada).

e. Evaluasi bicara dan bahasa anak

Kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSPf, endokrin, ada/tidak

adanya kelainan bawaaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang

diberikan, emosi anak dan sebagainya).

f. Pemeriksaan fisik

Page 11: DDST Tinjauan teori

g. Pemeriksaan neurologis

Dimulai dari anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaaan yang diduga

dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan lama,

asfiksia berat dan sebagainya.

h. Evaluasi penyakit metabolik

Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh

penyakit metabolik.

i. Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan, dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari

gangguan perkembangan tersebut.

3 Stimulasi Tugas Perkembangan Usia 3-4 Tahun

1. Personal Sosial

a. Makan

Membantu anak untuk makan dengan menggunakan sendok dan garpu dengan

baik

b. Mencuci tangan dan kaki

Tunjukkanlah kepala anak bagaimana caranya memakai sabun, air dan handuk

ketika mencuci kaki dan tangannya. Setelah itu dapat dilakukannya, ajarilah

anak untuk mandi sendiri.

c. Mengancingkan

Bila anak dapat mengancingkan kancing besar, cobalah dengan kancing yang

lebih kecil. Ajarkanlah agar ia dapat menutup dan membuka kancing tarik di

bajunya.

d. Memasukkan

Biarlah anak membantu memasak dengan cara mengukur, menimbang,

membubuhkan sesuatu, mengaduk, memotong kue, dan sebagainya.

Berbicaralah kepada anak anda apa yang diperbuat oleh anda berdua.

a. Motorik hasul

a) Menggambar/menulis

Ajarilah anak bagaimana cara membuat garis dan balutan untuk kemudian

dijadikan tonggak, rumah, matahari, bulan, huruf, angka dan sebagainya. Anak

mngkin anak/ingin belajar “menulis” namanya ketika memainkan permainan

ini.

Page 12: DDST Tinjauan teori

b) Angka

Ajarilah anak mengenal angka dari 1-10. tulislah masing-masing angka itu

disebuah kartu. Tunjukkan kartu-katu itu satu persatu dan mintalah ia

menemukan angka yang sama di buka majalah dan lain-lain

c) Menghitung

Letakkan sejumlah kacang atau benda-benda kecil lainnya didalam sebuah

wadah. Ajarilah bagaimana caranya menghitung jumlah benda-benada

tersebut, kemudian meletakkannya didalam wadah lain yang ditempatkan

disebelah wadah yang sama. Mula-mula anda yang menghitung benda-benda,

karena mungkin anak belum bisa menghitung lebih dari dua atau tiga tanpa

bantuan.

d) Menggambar dengan jari

Ajaklah anak menggambar dengan cara memakai jari-jarinya di selembar

kertas besar atau diselembar plastik. Buatlah agar ia mau memakai kedua

tangannya dan membuat balutan besar atau bentuk-bentuk lainnya.

e) Gambar tempelan

Bantulah anak menemukan benda-benda, misalnya berbagai jenis potongan

kain, kertas dinding dan gambar-gambar dan majalah. Mintalah agar ia mau

menempelkan benda-benda itu diselembar karton atau kertas tebal.

Gantunglah gambar itu dikamar anak.

b. Bahasa

a. Berbicara dengan anak

Buatlah agar anak mengajukan berbagai pertanyan. Buatlah agar jawaban tetap

sederhana, tetapi menggunakan lebih dari satu kata.

b. Bercerita

Buatlah agar anak mau bercerita tentang dirinya, hobinya atau mengenai anda.

Atau anda dapat bercerita mengenai sesuatu, dan kemudian meminta anak

anda menyelesaikan cerita itu.

c. Menyebutkan dan menjelaskan benda-benda

Masukkanlah benda-benda yang telah diketahui anak anda kedalam sebuah

kantung plastik. Mintalah anak anda mengeluarkan benda-benda itu satu

persatu dengan menjelaskannya, misalnya: warnanya, gunanya dan

sebagainya.

d. Lawan kata

Page 13: DDST Tinjauan teori

Sebutkanlah satu kata dan mintalah anak anda menyebut lawan katanya,

misalnya kalau anda mengatakan “atas” maka anak anda diharapkan

menjawab “bawah”, “panas”, “dingin”, “panjang”, “pendek” dan sebagainya.

a. Kemampuan gerak kasar

a. Menangkap

Pakailah sebuah bola kecil misalnya bola stenis, untu bermain “menangkap

bola” dengan anak anda. Sekali-kali lemparkanlah bola ke arah anak anda, dan

kadang-kadang lemparkanlah kepadanya secara timbal balik.

b. Melompat

Tunjukkanlah kepada anak bagaimana cara melompat dengan satu kaki. Bila

ia dapat melompat-lompat di tempat, maka tunjukkanlah cara melompat

melintasi ruangan, mula-mula dengan salat satu kaki, kemudian dengan kaki

lainnya.

c. Melempar benda-benda kecil ke atas

Ajarilah anak anda permainan melempar benda-benda kecil ke atas atau

menjatuhkan kerikil kedalam kaleng.

d. Berjalan mengikuti garis

Ajarilah anak anda cara-cara “berjalan di atas tali” dengan menggunakan

papan sempit. Tunjukkanlah kepadanya cara memakai kedua tangan dan

lengannya untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berjalan setapak itu.

(Depkes RI, 1995)

Page 14: DDST Tinjauan teori

e. Perkembangan pada Usia Baru Lahir – 4 Tahun

a. Dari lahir sampai 3 bulan

a) Belajar mengangkat kepala

b) Belajar mengikuti obyek dengan matanya

c) Melihat ke muka orang dengan tersenyum

d) Bereaksi terhadap suara/bunyi

e) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

b. Dari 3 sampai 6 bulan

a) Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan

b) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar

jangkauannya.

c) Menaruh benda-benda di mulutnya

d) Berusaha memperluas lapangan pandangan

e) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

f) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

c. Dari 6 sampai 9 bulan

1) Dapat duduk tanpa dibantu

2) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

3) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain

4) Memegang benda kceil dengan ibu jari ke telunjuk

5) Bergembira dengan melempar benda-benda

6) Mengelaurkan kata-kata yang tanpa arti

7) Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain

8) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

d. Dari 9 bulan sampai 12 bulan

1. Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu

2. Dapat berjalan tanpa dituntun

3. Menirukan suara

4. Mengulang bunyi yang didengarnya

5. Belajar menyatakan satu/dua kata

6. Mengerti perintah sederhana/larangan

7. Berpartisipasi dalam permainan

e. Dari 12 – 18 bulan

1. Belajar dan mengeskplorasi rumah serta sekeliling rumah

Page 15: DDST Tinjauan teori

2. Menyusun 2 atau 3 kotak

3. Dapat mengatakan 5-10 kata

4. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

f. Dari 18 sampai 24 bulan

1. Naik turun tangga

2. Menyusun 6 kotak

3. Menunjuk mata dan hidungnya

4. Menyusun dua kata

5. Belajar makan sendiri

6. Menggambar garis di kertas/pasir

7. Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK

8. Menaruk minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar

g. Dari 2 sampai 3 tahun

1. Belajar melompat, memanjat, melompat dengan satu kaki

2. Membuat jembatan dengan 3 kotak

3. Mampu menyusun kalimat

4. Menggambar lingkaran

5. Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukkan

kepadanya

h. Dari 3 sampai 4 tahun

1. Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

2. Berjalan pada jari kaki

3. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

4. Menggambar garis silang

5. Menggambar orang hanya kepala dan badan

6. Mengenal 2 atau 3 warna

7. Berbicara dengan baik

C. Konsep DDST

1. Pengertian

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,

tes ini bukanlah diagnostik/tes IQ.

2. Aspek perkembanganyang dinilai

a. Personal sosial (perilaku sosial)

Page 16: DDST Tinjauan teori

Berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan interaksi dengan

lingkungan

b. Fine motor adoptive (motorik halus)

Berhubungan denegan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan

gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot kecil,

tapi memerlkan koordinasi yang cermat.

c. Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan

berbicara spontan.

d. Gross motor (motorik kasar)

Berhubungan denga pergerakan dan sikap tubuh

3. Alat yang digunakan

a. Alat peraga 1 Benang wol merah

2 Kismis/manik-manik

3 Kubus warna merah-kuning hijau-biru

4 Permainan anak

5 Botol kecil

6 Bola tenis

7 Bel kecil

8 Pensil

9 Kertas

b. Lembar formulir DDST

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan

cara penilaiannya.

4. Prosedur DDST

1. Tahap pertama

Secara periodik dilakukan pada semua anak berusia:

A 3-6 bulan D 3 tahun

B 9-12 bulan E 4 tahun

C 18-24 bulan F 5 tahun

2. Tahap kedua

Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada

tahap pertama, dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik lengkap.

3. Penilaian DDST

Page 17: DDST Tinjauan teori

a. Lulus : P (passed)

b. Gagal :F (Failed)

c. Tidak mendapat kesempatan melakukan tugas : No (no opportunity

Hasil tes diklasifikasikan:

a. Abnormal

1. Didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih

2. Dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus satu

sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut

tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

b. Meragukan (questionable)

1. Pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

2. Pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlembatan dan pada sektor yang

sama tidak ada yang lulus pada kotak yag berpotongan dengan garis vertikal

usia

c. Tidak dapat di tes (untestable)

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau

meragukan.

d. Normal

Semua yang tidak tercantum pada kriteria tersebut diatas

1 Pelaksanaan DDST

a. Menetapkan umur anak dengan patokan :

1. 30 hari 1 bulan

2. 12 bulan 1 tahun

3. 15 hari 1 bulan

Perhitungan umur:

Misal tanggal tes 2006 – 2 – 7 (7 Februari 2006)

Tanggal lahir 2004 – 1 – 9 (9 Januari 2004)

2 – 0 – 28

Berarti umur anak saat tes dilakukan adalah 2 tahun 1 bulan

b. Menarik garis vertikal usia paada lembar formulir DDST

c. Memperhatikan tanda/kode pada ujung kotak sebelah kiri:

1. R tugas perkemebangan cukup ditanyakan pada orang tua

2. Nomor tugas perkembangan di tes sesuai petunjuk di balik formulis

d. Menyimpulkan hasil DDST

Page 18: DDST Tinjauan teori

Normal/untestable/questionable/abnormal

ASUHAN KEBIDANAN PADA An”L” Menilai Perkembangan Usia 15 Bulan

Di RB AL HAZMI SIDOARJO

Page 19: DDST Tinjauan teori

DISUSUN OLEHNAMA : WIDIYA PRASTIAN NURIL FITRIYANINIM : 0807.15401.194

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYAGAMA HUSADA MALANG2011