Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

30
Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu dengan Kadar Keton Urin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Nama Mahasiswa : Diki Akromal NIM : 1513353010 Jurusan : D.IV Analis Kesehatan No Nomor Kode Penelitian Jenis Kelamin Kadar L P Glukosa (mg/dl) Keton Urin (mg/dl) 1. 2019001 P 702 300 2. 2019002 L 258 10 3. 2019003 L 227 10 4. 2019004 P 226 10 5. 2019005 P 435 100 6. 2019006 P 483 100 7. 2019007 L 521 100 8. 2019008 P 799 300 9. 2019009 L 333 25 10. 2019010 P 228 10 11. 2019011 P 394 10 12. 2019012 L 431 100 13. 2019013 L 779 300 14. 2019014 P 438 100 15. 2019015 P 331 25 16. 2019016 P 337 25 17. 2019017 L 350 25 18. 2019018 L 460 100 19. 2019019 L 685 300 20. 2019020 P 428 100 21. 2019021 P 542 100

Transcript of Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Page 1: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 1

Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu

dengan Kadar Keton Urin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Nama Mahasiswa : Diki Akromal

NIM : 1513353010

Jurusan : D.IV Analis Kesehatan

No Nomor Kode Penelitian

Jenis Kelamin Kadar

L P Glukosa

(mg/dl)

Keton Urin

(mg/dl)

1. 2019001 P 702 300

2. 2019002 L 258 10

3. 2019003 L 227 10

4. 2019004 P 226 10

5. 2019005 P 435 100

6. 2019006 P 483 100

7. 2019007 L 521 100

8. 2019008 P 799 300

9. 2019009 L 333 25

10. 2019010 P 228 10

11. 2019011 P 394 10

12. 2019012 L 431 100

13. 2019013 L 779 300

14. 2019014 P 438 100

15. 2019015 P 331 25

16. 2019016 P 337 25

17. 2019017 L 350 25

18. 2019018 L 460 100

19. 2019019 L 685 300

20. 2019020 P 428 100

21. 2019021 P 542 100

Page 2: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

22. 2019022 L 654 300

23. 2019023 L 682 10

24. 2019024 L 735 300

25. 2019025 L 541 100

26. 2019026 P 319 25

27. 2019027 P 566 100

28. 2019028 P 334 25

29. 2019029 L 665 300

30. 2019030 L 745 300

31. 2019031 P 253 10

32. 2019032 P 236 10

33. 2019033 L 653 300

34. 2019034 P 507 100

Nilai Normal:

GDS <200 mg/dl

Keton Urin Negatif (<50 mg/dl)

Page 3: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 4: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 2

1. Output Distribusi Frekuensi GDS

Statistics

Kadar GDS

N Valid 34

Missing 0

Mean 471.29

Median 436.50

Std. Deviation 183.096

Minimum 226

Maximum 799

2. Output Distribusi Frekuensi Keton urin

Statistics

Kadar Keton Urin

N Valid 34

Missing 0

Mean 118.53

Median 100.00

Std. Deviation 116.369

Minimum 10

Maximum 300

3. Output Analisis Keton Urin

Kadar Keton Urin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 14 41.2 41.2 41.2

tinggi 20 58.8 58.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 5: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

4. Output Uji Normalitas GDS

Descriptives

Statistic Std. Error

Kadar GDS Mean 471.29 31.401

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 407.41

Upper Bound 535.18

5% Trimmed Mean 467.15

Median 436.50

Variance 3.352E4

Std. Deviation 183.096

Minimum 226

Maximum 799

Range 573

Interquartile Range 329

Skewness .276 .403

Kurtosis -1.226 .788

5. Output Uji Normalitas Keton Urin

Descriptives

Statistic Std. Error

Kadar Keton Urin Mean 118.53 19.957

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 77.93

Upper Bound 159.13

5% Trimmed Mean 114.48

Median 100.00

Variance 1.354E4

Std. Deviation 116.369

Minimum 10

Maximum 300

Range 290

Interquartile Range 279

Skewness .788 .403

Page 6: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Descriptives

Statistic Std. Error

Kadar Keton Urin Mean 118.53 19.957

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 77.93

Upper Bound 159.13

5% Trimmed Mean 114.48

Median 100.00

Variance 1.354E4

Std. Deviation 116.369

Minimum 10

Maximum 300

Range 290

Interquartile Range 279

Skewness .788 .403

Kurtosis -1.047 .788

6. Output Uji Korelasi Kadar GDS dengan Kadar Keton Urin

Correlations

Kadar GDS

Kadar Keton

Urin

Kadar GDS Pearson Correlation 1 .865**

Sig. (1-tailed) .000

N 34 34

Kadar Keton Urin Pearson Correlation .865** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 7: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 3

Page 8: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 9: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 4

Page 10: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 5

Page 11: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 6

Page 12: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 13: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 14: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 15: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 16: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 17: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 8

Penelusuran data rekam medik pasien

Menjelaskan informed consent dan pengambilan sampel urin

Page 18: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Pemeriksaan Urinalisa

Page 19: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 9

Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah

dengan Alat Clinical Chemistry Analyzer

1. Melalui kontrol panel pilih “Analysis” kemudian pilih “Request”.

2. Pada kolom sampel ID, dimasukkan nomor ID pasien.

3. Tentukan posisi cup sampel yang akan kita letakkan dengan mengisinya pada kolom

“Position”.

4. Pilih tes yang akan diperiksa atau memilih profil test yang sudah dibuat.

5. Tekan “Demografic” untuk mengisi data pasien lebih lengkap (nama, alamat).

6. Tekan “Reserve” untuk menyimpan data yang telah dibuat, kemudian lanjutkan dengan

memasukkan data pasien selanjutnya.

7. Apabila sampel yang kita input ingin segera dikerjakan bisa langsung ke menu utama,

kemudian pilih “Sample” lalu “Sample List”, kemudian klik “Pending/reserved”, pilih

“Sample ID” lalu tekan “Compile”.

8. Dari layar utama kita klik “Analysis”, pilih menu “Operation”, kemudian akan muncul

tampilan operation.

9. Klik “Sample analysis” kemudian tekan “Start” untuk memulai pemeriksaan.

10. Alat akan melakukan pemeriksaan sampel.

11. Hasil sampel dapat dilihat dengan cara dari menu utama pilih “Sample” lalu “Sample

list”.

12. Pilih ID sampel yang akan kita lihat hasilnya, setelah itu klik “View sample”.

13. Hasil pemeriksaan akan keluar secara otomatis pada monitor komputer yang terhubung

dengan alat.

14. Apabila ingin mengulang tes, tekan “Repeat” kemudian ulangi langkah-langkah seperti

melakukan pemeriksaan yang di reserved.

15. Tekan “Close” untuk keluar.

Page 20: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 10

INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perkenalkan nama saya, Diki Akromal mahasiswa DIV Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Tanjung karang. Saya bermaksud akan melakukan penelitian mengenai “Korelasi

Kadar Glukosa Darah Sewaktu dengan Kadar Keton Urin pada Penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung”. Penelitian ini dilakukan sebagai

tahap akhir dalam penyelesaian studi di Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Penelitian ini

akan dilakukan pada bulan Maret-April 2019. Saya harap Bapak/Ibu bersedia untuk ikut serta

dalam penelitian ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar glukosa darah

sewaktu dengan keton urin, sehingga hasil penelitian ini dapat memberi informasi kepada

bapak/ibu tentang korelasi kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar keton urin di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Dalam penelitian ini saya akan mengambil urin

bapak/ibu secukupnya. Saya akan memberikan wadah untuk menampung urin bapak/ibu.

Pengambilan urin ini hanya dilakukan satu kali. Urin akan diperiksa untuk mengetahui kadar

ketonnya.

Seandainya Bapak/Ibu tidak menyetujui, Bapak/Ibu boleh tidak berpartisipasi dalam

penelitian ini. Untuk itu Bapak/Ibu tidak akan dikenakan sanksi apapun. Indentitas Bapak

serta hasil pemeriksaan dari penelitian ini akan saya jaga kerahasiaannya.

Setelah Bapak/Ibu membaca maksud dan tujuan penelitian tersebut, maka saya

berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi responden saya dan dapat mengisi lembar persetujuan

menjadi responden penelitian. Atas perhatian dan kerjasama dari pihak responden dan wali

responden, saya ucapan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Page 21: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 22: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 23: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 24: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...
Page 25: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Lampiran 12

Page 26: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Kadar Keton Urin

Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung

Diki Akromal

1, Iwan Sariyanto

2, Mimi Sugiarti

1

1Program Studi Diploma IV Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

2Program Studi Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Abstrak

DM tipe 2 disebabkan oleh menurunnya kemampuan insulin merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan

perifer dan menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi insulin, terjadi

defisiensi relatif insulin. Sehingga jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan sel kekurangan bahan

bakar. Agar tubuh mendapatkan energi maka terjadi glukoneolisis sehingga menyebabkan lipolisis.

Lipolisis yang terjadi dalam waktu lama menyebabkan pembentukan badan keton yang berlebihan disebut

ketonemia. Badan keton diekskresikan melalui urin disebut ketonuria. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui korelasi kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar keton urin pada penderita diabetes melitus tipe 2

di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross

sectional dan diuji dengan korelasi Pearson. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung pada bulan April - Mei 2019. Sampel penelitian yaitu 34 responden penderita DM tipe 2. Berdasarkan

hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar GDS yaitu 478.74 mg/dl dan rata-rata kadar keton urin yaitu 118.53

mg/dl. Terdapat korelasi yang bermakna dengan p-value = 0.000 (p < 0.05) dan pearson’s correlation 0.874. Hal

ini berarti apabila terjadi peningkatan kadar GDS maka kadar keton urin juga akan mengalami peningkatan.

Kata Kunci : DM Tipe 2, GDS, Keton Urin

Correlation Of Blood Glucose Levels As With Urine Ketones

In Patients With Type 2 Diabetes Melitus In Hospital Dr. H. Abdul

Moeloek Lampung Province

Abstract

Type 2 diabetes is caused by a decrease in the ability of insulin to stimulate glucose uptake by peripheral tissues

and inhibit the production of glucose by the liver. Β cells are not able to compensate for insulin resistance,

relative insulin deficiency. So that the amount of glucose into the cells a little and lack of fuel cells. In order for

the body to get energy then occurs glukoneolisis causing lipolysis. Lipolysis occurring in a long time cause

excessive formation of ketone bodies called ketonemia. Ketone bodies are excreted in the urine is called

ketonuria. The purpose of this study was to determine the correlation of random blood glucose levels with urine

ketones levels in patients with type 2 diabetes mellitus in Hospital Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province.

This research is an analytic with cross sectional design and tested with Pearson correlation. The study was

conducted at Hospital Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in April-May 2019. The research sample is 34

respondents with diabetes mellitus type 2. Based on the results, the average levels of GDS is 478.74 mg / dl and

average levels of ketones urine is 118.53 mg / dl. There is a significant correlation with a p-value = 0.000 (P

<0.05) and Pearson's correlation 0.874. This means that if the levels increase the levels of urine ketones GDS

will also increase.

Keywords : DM Type 2, GDS, Urine Ketone

Page 27: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

Pendahuluan

Berdasarkan laporan statistik dari

International Diabetes Federation (IDF) pada

tahun 2012 ada lebih dari 371 juta penderita

diabetes dengan kenaikan 3% atau sekitar 7 juta

orang per tahun. Pada tahun 2003 American

Diabetes Association memprediksi jumlah

diabetes akan mencapai 350 juta pada tahun

2025, ternyata sudah jauh terlampaui pada tahun

2012. Lebih dari setengah populasi diabetes

berada di Asia, terutama di China, India,

Pakistan, dan Indonesia. Diabetes menjadi

penyebab kematian terbesar ke-4 di dunia. Di

tahun 2012 ada 4,8 juta kematian yang

disebabkan oleh diabetes. Di Amerika yang

menjadi salah satu negara maju, angka kematian

akibat diabetes mencapai 200.000 orang per

tahun. Banyak orang pada awalnya tidak tahu

bahwa ia menderita diabetes. Berdasarkan

laporan dari negara-negara Asia, lebih dari 50

persen kasus diabetes tidak tahu dirinya sakit

diabetes sampai akhirnya komplikasi, kecuali di

Singapura hanya 20 persen (Sahala, 2013).

Tahun 1995 jumlah penderita diabetes

melitus Indonesia menempati urutan ke-7 di

dunia dan pada tahun 2025 diperkirakan naik

menjadi urutan ke-5 di dunia. Dilaporkan di

masyarakat kota besar seperti Jakarta dan

Surabaya, jumlah penduduk yang mengidap

diabetes mencapai hampir 10 persen (Sahala,

2013).

Berdasarkan hasil survei Riset

Kesehatan Dasar pada tahun 2018 oleh

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

diperoleh hasil prevalensi penderita diabetes

melitus berdasarkan diagnosis dokter pada

penduduk umur ≥ 15 tahun di Provinsi Lampung

mengalami kenaikan dari sebelumnya 0,7% pada

tahun 2013 menjadi 1,4% pada tahun 2018

(Badan Penelitian, 2018).

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.

Abdul Moeloek merupakan rumah sakit tipe B

yang menerima rujukan dari berbagai daerah di

Provinsi Lampung. Jumlah pasien diabetes

melitus di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung diperoleh data pada tahun 2013

terdapat 6.972 kunjungan dan pada tahun 2014

pada bulan Januari-Agustus terdapat 581

kunjungan (Amtiria, 2016).

Diabetes melitus merupakan penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia

kronik pada diabetes berhubungan dengan

kerusakan jangka panjang, disfungsi atau

kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata,

ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah

(Suyono, 2013).

Diabetes melitus dibagi menjadi 2

macam yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes

melitus tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah gangguan

autoimun dimana terjadi penghancuran sel-sel β

pankreas penghasil insulin. Biasanya terjadi pada

usia di bawah 30 tahun, tergantung pada terapi

insulin, dan cenderung lebih mudah mengalami

ketosis. Diabetes melitus tipe 2 adalah diabetes

yang disebabkan oleh insensitivitas jaringan

terhadap insulin/resistensi insulin dan tidak

adekuatnya respons sel β pankreas terhadap

glukosa plasma yang khas (Rubenstein, 2005).

Penderita diabetes melitus tidak

mendapatkan energi yang cukup karena kelainan

sekresi insulin atau gangguan kerja insulin.

Sehingga membutuhkan energi dari bahan bakar

alternatif. Otot dan hati mengoksidasi asam

lemak dan hati membentuk badan keton dari

asam lemak untuk diekspor ke otot dan jaringan

lain. Badan keton (asetoasetat, β-hidroksibutirat,

dan aseton) dibentuk di mitokondria hati jika

laju oksidasi asam lemak tinggi (Murray, 2006).

Badan keton adalah bahan bakar yang

penting bagi jaringan ekstrahepatik. Asetoasetat

dan β-hidroksibutirat mudah dioksidasi oleh

jaringan ekstrahepatik, aseton sulit dioksidasi in

vivo dan dikeluarkan melalui paru atau urin.

Pada keadaan ketosis, β-hidroksibutirat secara

kuantitatif merupakan badan keton utama yang

terdapat dalam darah dan urin (Murray, 2006).

Asetoasetat dan β-hidroksibutirat bersifat asam,

sedangkan aseton tidak karena merupakan

elektro-netral (Sibuea, 2009).

Berdasarkan penelitian Firdaus (2014)

terdapat 4% penderita diabetes melitus tipe 2

yang mengalami ketonuria. Penelitian Karimu,

dkk (2017) terdapat hubungan yang signifikan

antara glukosa darah sewaktu dengan keton urin

pada penderita diabetes melitus.

Berdasarkan latar belakang tersebut,

peneliti melakukan penelitian tentang korelasi

kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar keton

urin pada penderita diabetes melitus tipe 2 di

RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

distribusi frekuensi kadar glukosa darah sewaktu

pada penderita diabetes melitus tipe 2, distribusi

frekuensi kadar keton urin pada penderita

diabetes melitus tipe 2, dan mengetahui korelasi

kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar keton

Page 28: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

urin pada penderita diabetes melitus tipe 2 di

RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Metode

Jenis penelitian analitik dengan desain

penelitian cross sectional. Variabel independen

adalah kadar glukosa darah sewaktu. Variabel

dependen adalah kadar keton urin. Populasi

dalam penelitian ini adalah 48 pasien diabetes

melitus tipe 2 yang menjalani rawat inap di

RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Sampel yang digunakan sebanyak 34 pasien.

Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Patologi

Klinik RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan April

s.d. Mei 2019. Data hasil pemeriksaan dianalisa

menggunakan uji korelasi Pearson.

Hasil Penelitian

A. Analisa Univariat

Analisa univariat menggambarkan

distribusi frekuensi kadar glukosa darah sewaktu

dan kadar keton urin.

1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

distribusi frekuensi kadar glukosa darah sewaktu

penderita diabetes melitus tipe 2 sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kadar Glukosa

Darah

Sewaktu Penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung

Variabel Rata-rata Terendah Tertinggi

Glukosa

Darah

Sewaktu

(mg/dl)

478.74 226 799

Dari data pada Tabel 1, dapat diketahui

bahwa kadar GDS rata-rata pada responden

adalah 478.74 mg/dl. Kadar terendah 226 mg/dl

sedangkan kadar tertinggi 799 mg/dl.

2. Kadar Keton Urin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

distribusi frekuensi kadar keton urin penderita

diabetes melitus tipe 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kadar Keton Urin

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di

RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung

Variabel Rata-

rata Terendah

Tertinggi

Keton

Urin

(mg/dl)

118.53 10 300

Dari data pada Tabel 2, dapat diketahui

bahwa kadar keton urin rata-rata pada responden

adalah 118.53 mg/dl. Kadar terendah 10 mg/dl

sedangkan kadar tertinggi 300 mg/dl.

Tabel 3 Hasil Analisis Kadar Keton Urin

Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. H.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Keton Urin Jumlah

(N) Persentase

(%)

Rentang GDS

Normal (Negatif

(<50 mg/dl)) 14 41.2

226-399

Tinggi (≥50

mg/dl) 20 58.8

400-799

Total 34 100 -

Dari data pada Tabel 3, dapat diketahui

bahwa dari 34 responden, pasien dengan kadar

keton urin normal sebanyak 14 orang (41.2%)

dengan rentang GDS 226-399 mg/dl. Pasien

dengan kadar keton urin tinggi sebanyak 20

orang (58.8%) dengan rentang GDS 400-799

mg/dl.

B. Analisa Bivariat

1. Uji Normalitas Data

Analisa bivariat dengan uji korelasi

pearson untuk mengetahui korelasi antar variabel

dapat dilakukan dengan syarat data terdistribusi

normal. Uji normalitas dapat menggunakan nilai

Skewness dan Standar Error. Jika nila Skewness

dibagi Standard Error menghasilkan nilai ≤ 2,

maka data tersebut terdistribusi normal.

Berdasarkan uji normalitas data didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4 Uji Normalitas Data Kadar Glukosa

Darah

Sewaktu dan Kadar Keton Urin

Penderita DM Tipe 2

Variabel Skewness

Standard

Error

(SE)

Skewness

/SE

GDS 0.213 0.403 0.529

Keton

Urin 0.788 0.403

1.955

Dari data pada Tabel 4, dapat diketahui

bahwa uji normalitas glukosa darah sewaktu

yaitu 0.529 dan uji normalitas keton urin yaitu

1.955. Kedua data tersebut menghasilkan angka

Page 29: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

≤2, maka kedua data tersebut terdistribusi

normal.

2. Korelasi Glukosa Darah Sewaktu dengan

Keton urin

Berdasarkan uji korelasi Pearson antara

glukosa darah sewaktu dengan keton urin

didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 5 Uji Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu

Dengan Kadar Keton Urin Pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. H. Abdul

Moeloek

Variabel Jumlah

(N)

Pearson

Correlation

p

Value

GDS dengan

keton urin 34 0.874

0.000

Dari data pada Tabel 5, dapat diketahui

bahwa nilai p = 0.000 yang berarti p <0.05,

sehingga ada hubungan yang bermakna antara

glukosa darah sewaktu dengan keton urin.

Korelasi antara kadar glukosa darah sewaktu

dengan kadar keton urin mempunyai hubungan

sangat kuat dengan nilai Pearson Correlation

0.874 (r = 0.76 - 1.00). Hubungan antara glukosa

darah sewaktu dengan keton urin menunjukkan

pola positif yang berarti bahwa semakin tinggi

kadar glukosa darah sewaktu semakin tinggi

kadar keton urin.

Pembahasan

Dari data penelitian pada Tabel 1, dapat

diketahui bahwa rata-rata kadar glukosa darah

sewaktu pada penderita diabetes melitus tipe 2

yang menjadi responden sebesar 478.74 mg/dl.

Menurut Kemenkes nilai normal glukosa darah

sewaktu adalah <200 mg/dl. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar glukosa darah

sewaktu penderita diabetes melitus sangat tinggi.

Jika kadar glukosa darah tidak dikontrol dan

berlangsung dalam waktu yang lama maka akan

menimbulkan komplikasi akibat kelainan

metabolik salah satunya yaitu ketoasidosis

diabetik. Ketoasidosis diabetik disebabkan

produksi badan keton yang berlebihan dalam

waktu yang lama (Murray, 2009).

Dari data penelitian pada Tabel 2, dapat

diketahui bahwa rata-rata kadar keton urin pada

penderita diabetes melitus tipe 2 yang menjadi

responden sebesar 118.53 mg/dl. Nilai normal

keton urin adalah negatif (<50 mg/dl). Hal ini

menunjukkan bahwa kadar keton urin pada

penderita diabetes melitus tinggi. Kadar keton

urin yang tinggi menggambarkan kadar keton

dalam darah yang sangat tinggi (Murray, 2009).

Dari data pada Tabel 3, dapat diketahui

bahwa persentase responden dengan kadar keton

urin tinggi yaitu 58.8%, sedangkan persentase

responden dengan kadar keton urin normal yaitu

41.2%. Persentase responden dengan kadar

keton urin tinggi, lebih besar dari persentase

responden dengan kadar keton normal. Kadar

keton urin mulai ditemukan pada pasien dengan

kadar GDS 226 mg/dl. Tetapi masih dalam batas

normal yaitu <50 mg/dl. Kadar keton urin tinggi

mulai ditemukan pada pasien dengan kadar GDS

400 mg/dl. Penderita DM harus dipantau kadar

keton urinnya. Karena berdasarkan penelitian

ini, semua pasien DM yang menjadi responden

terdeteksi kadar keton urinnya walaupun

sebagian masih dalam batas normal.

Hasil analisa statistik dengan uji korelasi

Pearson pada tabel 5, menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna antara kadar glukosa

darah sewaktu dengan kadar keton urin pada

penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nila p-

value 0.000 (p < 0.05). Nilai korelasi Pearson

sebesar 0.874 menunjukkan korelasi sangat kuat

berbanding lurus antara kadar glukosa darah

sewaktu dengan kadar keton urin. Apabila terjadi

peningkatan pada kadar glukosa darah sewaktu

akan diikuti dengan peningkatan kadar keton

urin.

Dari 34 responden pada penelitian ini

petugas medis tidak melakukan pemeriksaan

kadar keton urin, padahal berdasarkan hasil

penelitian ini terdapat korelasi antara kadar

glukosa darah sewaktu dengan kadar keton urin.

Selama ini pemeriksaan kadar keton urin tidak

dimasukkan ke dalam pemeriksaan rutin pasien

diabetes melitus tipe 2. Oleh karena itu, petugas

medis disarankan untuk melakukan pemeriksaan

kadar keton urin pada penderita diabetes melitus

tipe 2.

Pada penderita diabetes melitus terjadi

peningkatan kadar keton urin disebabkan oleh

peningkatan badan keton dalam darah karena

terjadi lipolisis. Hal ini akan mengakibatkan

ketoasidosis diabetik apabila berlangsung dalam

waktu yang lama. Produksi yang berlebihan dari

asam keton yang difiltrasi melalui ginjal dan

dikeluarkan bersama urin, mengikat sangat

banyak natrium, kalium, dan amonium yang

mengakibatkan defisiensi natrium dengan

dehidrasi ekstraseluler dan edema intraseluler

serta defisit kalium (Sibuea, 2009).

Pada hiperglikemia, air akan berpindah

keluar dari sel dan masuk ke dalam cairan

Page 30: Data Hasil Penelitian Korelasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu ...

interstitial. Tekanan osmotik akan menjadi tinggi

sehingga reabsorpsi air yang difiltrasi di dalam

tubulus ginjal akan sedikit karena membutuhkan

banyak energi. Darah mengalami dehidrasi dan

volume darah yang bersirkulasi menjadi kecil.

Hal ini merangsang mekanisme aldosteron untuk

menghemat natrium, tetapi asam keton bekerja

berlawanan dengan membantu pengeluaran

natrium dan kalium (Sibuea, 2009).

Keton yang keluar melalui urin

menyebabkan bau napas seperti buah. Pada

ketosis, pH turun di bawah 7,3 menyebabkan

asidosis metabolik dan menstimulasi

hiperventilasi yang disebut pernapasan

Kussmaul, karena tubuh berusaha untuk

mengurangi asidosis dengan mengeluarkan

karbon dioksida (asam volatil) (Corwin, 2009).

Penderita diabetes melitus dengan

ketoasidosis diabetik sering mengalami mual dan

nyeri abdomen. Dapat terjadi muntah, yang

memperparah dehidrasi ekstrasel dan intrasel.

Kadar kalium total tubuh turun akibat poliuria

dan muntah berkepanjangan (Corwin, 2009).

Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan

sebagai evaluasi diabetes melitus, gangguan

fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan

hematologi, dan infeksi saluran kemih

(Kemenkes RI, 2011).

Kesimpulan, dari 34 responden didapatkan

rata-rata kadar glukosa darah sewaktu sebesar

478.74 mg/dl, kadar tertinggi sebesar 226 mg/dl,

dan terendah sebesar 799 mg/dl. Rata-rata kadar

keton urin sebesar 118.53 mg/dl, kadar tertinggi

sebesar 300 mg/dl, dan kadar terendah sebesar

10 mg/dl.

Terdapat hubungan yang bermakna

antara kadar glukosa darah sewaktu dengan

kadar keton urin (p = 0.000) dan korelasi yang

sangat kuat dengan nilai korelasi pearson sebesar

0.874. Artinya apabila kadar glukosa darah

sewaktu meningkat, maka akan meningkat pula

kadar keton urin.

Saran dari penelitian ini adalah perlunya

petugas medis melakukan pemantauan kadar

keton urin pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Dilakukan penelitian tentang hubungan kadar

keton urin dengan kadar natrium dan kalium

pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Daftar Pustaka

Amtiria, Rahma, 2016, Hubungan Pola Makan

Dengan Kadar Gula Darah Pasien Penderita

Diabetes Melitus Tipe II Di Poli Penyakit

Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung tahun 2015, Skripsi

Sarjana, Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung, Lampung.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

2018, Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2018, Jakarta.

Corwin, Elizabeth J, 2009, Buku Saku

Patofisiologi, diterjemahkan oleh Nike

Budhi Subekti, EGC, Jakarta.

Firdaus, Ruby, 2014, Identifikasi Badan Keton

Pada Urin Penderita Diabetes Melitus Tipe

2 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan, Skripsi Sarjana, Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Sumatera Utara.

Karimu, Sitti Asry Muliati, Andri Sukeksi, Tulus

Ariyadi, 2017, Hubungan Glukosa Darah

Sewaktu Dengan Keton Urin Pada Penderita

Diabetes Melitus, Skripsi Sarjana, Fakultas

Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang,

Semarang.

Kemenkes RI, 2011, Pedoman Interpretasi Data

Klinik, Jakarta.

Murray, Robert K; Daryl K. Granner; Victor W.

Rodwell, 2006, Biokimia Harper,

diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, EGC,

Jakarta.

Rubenstein, David; David Wayne; John Bradley,

2003, Lecture Notes: Kedokteran Klinis,

diterjemahkan oleh Annisa Rahmalia,

Erlangga, Jakarta.

Sahala, Aldo (Ed.), 2013, Life Healthy With

Diabetes, Rapha Publishing Yogyakarta.

Sibuea, Herdin; Marulam M. Panggabean; S.P.

Gultom, 2009, Ilmu Penyakit Dalam,

Rineka Cita, Jakarta.

Suyono, Slamet; at all, 2013, Penatalaksanaan

Diabetes Melitus Terpadu, Balai Penerbit

FKUI, Jakarta.