Data Di zaman sekarang ini hampir seluruh bagian besar...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of Data Di zaman sekarang ini hampir seluruh bagian besar...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar/Umum
Pada teori dasar atau umum ini akan menjelaskan teori yang sering
digunakan sebagai penunjang dalam pembuatan skripsi ini. Teori- teori ini
diambil dari buku sebagai acuan dalam metodelogi pembuatan skripsi.
2.1.2 Data
Di zaman sekarang ini hampir seluruh bagian besar perusahaan
telah menggunakan alat komputerisasi untuk menunjang proses
bisnisnya, maka terjadi suatu arus data yang cepat dan banyak, maka dari
itu perusahaan harus dapat mengatasi masalah tersebut dengan
menggunakan suatu sistem yang diimplementasi dalam perusahaan
Menurut Hoffer dan Prescott (2009, p46), Data adalah
representasi objek dan kejadian yang tersimpan dan mempunyai arti dan
kepentingan kepada lingkungan pengguna.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p70), Data merupakan
bagian terpenting dari komponen suatu basis data.
Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa Data adalah
komponen terpenting dalam basis data yang mempresentasikan objek
dan kejadian serta nilai yang tersimpan sehingga mempunyai arti dan
kepentingan kepada user
10
2.1.1 Informasi
Untuk memenangkan persaingan dagang dengan perusahaan lain,
perusahaan harus mampu memperoleh informasi-informasi dari luar
maupun dari dalam untuk mengetahui perkembangan dan bisa
menentukan pangsa pasar pada zaman sekarang untuk bisa
memajukan dengan pesat pada dan dapat mengembangkan produk
perusahaan dimasa mendatang. Menurut Hoffer dan Prescott (2009,
p47), Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga meningkatkan pengetahuan dari orang yang menggunakan
tersebut.
Menurut Kronke (2010, p5), Informasi adalah pengetahuan yang
berasal dari data, atau dalam definisi lain dapat disebut persentasi dari
data yang mempunyai arti.
Menurut Gelinas dan Dull (2008, p17), Informasi adalah data
yang disajikan dalam bentuk yang berguna dalam kegiatan pembuatan
keputusan.
Dapat disimpulkan bahwa, Informasi adalah data yang sudah
diolah dan diproses sehingaa memliki nilai dan pengetahuan dalam
mengambil sebuah keputusan
2.1.2 Basis Data
Perusahaan yang sudah terkomputerisasi di zaman sekarang
memerlukan suatu basis data yang besar untuk menampung data yang
11
akan dipakai dalam perusahaan dan mampu menghasilkan suatu arsip
dalam perusahaan.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), Basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan secara logical serta deskripsi
dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
suatu organisasi.
Menurut Kroenke (2010, p8), Basis data adalah kumpulan data
yang saling berhubungan dan struktur lainnya.
Menurut Robby (2009), Basis Data adalah koleksi dari yang
terkait secara logis dan diskripsi dari data-data tersebut, yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
Menurut A. O. Emmanuel, (2010), Basis Data adalah sumber
informasi utama dan acuan bagi penggunaan dan bimbingan konsultasi
dan berlatih insinyur, peneliti, dosen, mahasiswa, serta konsultan asing
yang ingin melakukan bisnis.
Menurut Vijaykumar S. (2011), Basis Data adalah sekumpulan
data – data yang saling terkait.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Basis data adalah
suatu penyimpanan data yang saling berhubungan dan terstruktur yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
12
2.1.3 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data merupakan kegiatan yang terpenting di
dalam membangun suatu sistem informasi. Perancangan ini dibutuhkan
juga untuk mendefinisikan data-data pada proses bisnis suatu
perusahaan.
Menurut Conolly dan Begg (2010, p71), untuk menyusun suatu
struktur data yang diidentifikasikan dalam tabel – tabel yang diperlukan
suatu metode dalam perancangan basis data.
Menurut Hoffer dan Prescott (2009, p37), perancangan basis data
yang baik adalah perancangan basis data yang dibuat bersamaan dengan
pembangunan sistem informasi dengan terlebih dahulu dimulai dengan
enterprise data model, di mana hal tersebut membatasi ruang lingkup
atau cakupan dan konten umum dari basis data keseluruhan suatu
organisasi.
Menurut Kronke (2010, p13), Merancang basis data adalah hal
yang sulit tapi penting. Dalam melakukan perancangan harus
mendeskripsikan dengan baik struktur tabel, relasi antar tabel dan
memperkirakan batasan data yang ada, dan juga memperhatikan
komponen struktur lainnya.
Menurut Zaenal (2008) DBMS menyimpan data kedalam sebuah
form table yang saling berelasi umumnya DBMS terdiri dari atas
beberapa bagian, yakni :
13
• Tabel
Tabel biasanya terdiri atas beberapa table dimana
semua informasi dari basis data disimpan
• Query
Digunakan untuk mengambil simpanan yang
mengandung informasi tertentu dari data yang
disimpan dalam tabel
• Form
Format yang dapat diubah – ubah untuk memasukan
dan melihat informasi tabel pada basis data
• Report
Menurut Swandy (2009), Perancangan Basis Data dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan, yaitu :
• Perancangan konseptual
Dalam tahap ini akan dilakukan pengidentifikasian dan
melakukan validasi model konseptual lokal dengan
transaksi pengguna.
• Perancangan logikal
Dalam tahapan ini dilakukan seleksi terhadap fitur
yang tidak membangun dan memvalidasi model data
logikal global.
14
• Perancangan fisikal
Dalam tahapan ini akan dilakukan penerjemahan
model data logikal global ke dalam DBMS, dan
menentukan mekanisme keamanan.
Menurut Hamidi (2008), Perancangan Basis Data dibuat untuk
menjawab serangkaian pertanyaan spesifik yang relevan dengan
berbagai pemrosesan data.
Menurut Benmessahel Bilal (2008), Perancangan Basis Data
digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam sistem basis data
Menurut Inan Dedi Iskandar (2011), Perancangan Basis Data
sangat penting sehingga kita bisa memiliki basis data yang efektif dalam
desain, efisien dalam pengolahan, dan mudah untuk memanipulasi basis
data.
Menurut Siricharoen Waralak V. (2009), Perancangan Basis
Data terdiri dari lima langkah yaitu planning and analysis, conceptual
design, logical design, physical design, dan implementation.
Dari pengertian di atas, dapat diketahui perancangan basis data
adalah kegiatan untuk merancang tabel yang terkait dan hubungan antar
tabel dalam suatu organisasi.
15
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Database Management System (DBMS)
Untuk mempermudah dalam melakukan segala akses ke basis
data, perusahaan memerlukan sebuah DBMS untuk menunjang proses
bisnis tersebut.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p66) Database
Management System (DBMS) adalah suatu sistem software yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara
dan mengatur akses ke dalam basis data.
Menurut Hoffer dan Prescott (2009, p49), Database
Management System (DBMS) adalah sistem software yang berguna
untuk membuat dan menyediakan akses yang dikontrol dengan tujuan
memakai basis data.
Menurut Bassil Youssef (2012), Database Management System
adalah sistem yang digunakan untuk mengatur data ke dalam koleksi
yang dapat dicari dan diperbaharui.
Menurut Kitsuregawa Masaru (2012), Database Management
System adalah pengolahan database yang menghasilkan tugas baru
setiap kali data yang masing-masing diakses, sesuai dengan pluralitas
set data yang terdapat dalam database, tugas dari mana tugas baru
berasal pengolahan data setelah data yang diakses.
16
Menurut Hellerstein Joseph M. et. al. (2009), Database
Management System adalah komponen dari komputasi modern yang
sudah dikembangkan di mana – mana oleh akademis dan dalam dunia
industri.
Menurut Robby (2009), Database Management System sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.
Menurut Patents (2012), Database Management System adalah
sistem yang dibuat untuk mengolah, mengakses, dan memberikan hak
akses ke dalam basis data.
Menurut Vijaykumar S. (2011), Database Management System
adalah kumpulan program yang memungkinkan pengguna untuk
membuat dan memelihara database.
Menurut Abdilah Ahmad Sahid (2009), Database Management
System adalah sistem manajemen basis data yang digunakan untuk
mengatur dan menyimpan semua kumpulan data.
Menurut Connolly dan Begg, (2010, p66), DBMS menyediakan
fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
• DBMS memungkinkan pengguna untuk menentukan basis data,
menggunakan Data Definition Language (DDL). DDL berguna
untuk Pengguna agar dapat meng-spesifikasikan tipe dan struktur
suatu data dan batasan-batasan yang akan disimpan di dalam
sebuah basis data.
17
• DBMS memungkinkan pengguna agar dapat melakukan operasi
dasar di dalam basis data seperti insert, delete, update, dan retrieve
memakai Data Manipulation Language (DML).
• Menyediakan suatu kontrol ke basis data yang meliputi :
- Sistem Keamanan
Mencegah pengguna yang tidak terautorisasi untuk mengakses
sebuah basis data.
- Sistem Integritas
Mempertahankan konsistensi dari penyimpanan data agar tidak
terjadi tidak konsistensi data pada satu tempat data diganti
tetapi di tempat yang lain data tetap atau tidak berubah.
- Sistem kontrol Concurrency
Agar dapat berbagi akses ke dalam basis data.
- Sistem Kontrol Recovery
Mengembalikan sebuah basis data di keadaan konsisten
sebelumnya setelah sudah terjadi kegagalan hardware dan
software.
- User-Accesible Catalog
Mendeskripsikan data dalam suatu basis data.
• Komponen-komponen utama dalam DBMS menurut Connolly and
Begg, (2010, P68 - 71), yaitu :
- Hardware
Dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan application
program, seperti PC, mainframe, dan juga jaringan komputer.
18
- Software
Terdiri dari software DBMS itu sendiri seperti application
program, operation system, dan software jaringan jika DBMS
tersebut memakai suatu jaringan.
- Data
Komponen DBMS yang paling penting di mana nantinya akan
diolah dalam suatu DBMS.
- Prosedur
Instruksi dan aturan yang mengatur dalam perancangan dan
juga pemakaian basis data.
- Manusia
Manusia yang terlibat dengan sistem tersebut, seperti Database
Administrator (DBA), Programmer, dan pengguna akhir.
• Keuntungan DBMS menurut Connolly and Begg, (2010, P77-80)
adalah sebagai berikut :
- Mengontrol duplikasi data
Pendekatan basis data melakukan percobaan untuk dapat
menghilangkan data yang redudansi dengan cara mengintergasi
file sehingga data yang sama tidak lagi disimpan di dalam basis
data.
- Data konsisten
Dengan cara menghilangkan atau mengontrol data yang sudah
redudansi, sudah mengurangi resiko data yang tidak konsisten.
- Melakukan akses data yang dilakukan oleh beberapa pengguna
di waktu yang sama.
19
- Meningkatkan integritas data
Data yang sudah disimpan adalah data yang sudah akurat dan
konsisten.
- Meningkatkan kesatuan data yang menunjukan data yang
disimpan sudah valid dan konsisten.
- Meningkatkan keamanan data dengan cara melindungi basis
data dari orang yang tidak memiliki hak akses.
- Meningkatkan standarisasi yaitu data ditampilkan dengan
format yang sama.
- Penghematan biaya dengan cara menggabungkan data
operasional suatu organisasi ke dalam basis data dan juga
membuat aplikasi yang beroperasi dengan sumber data.
- Menyeimbangkan kebutuhan berdasarkan suatu masalah yang
ada.
- Meningkatkan pengaksesan data.
DBMS menyediakan bahasa query dan laporan penulis yang
memungkinkan pengguna dapat bertanya dan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
- Meningkatkan produktifitas.
DBMS menyederhanakan suatu pengembangan dari aplikasi
basis data untuk meningkatkan produktivitas seorang
programmer dan juga mengurangi waktu pengembangan.
- Meningkatkan pemeliharaan melalui data yang independent.
- Meningkatkan concurrency. Mengakses data secara
bersamaan, tidak akan kehilangan informasi atau integritasnya.
20
- Meningkatkan pelayanan back-up data dan recovery.
• Kelemahan DBMS menurut Connolly dan Begg, (2010, p80), sebagai
berikut :
- Kompleksitas
DBMS adalah bagian dari perangkat lunak yang kompleks.
Jika terdapat kesalahan terhadap sistem dan pengertiannya
akan mengakibatkan keputusan yang buruk pada organisasi.
Sehingga perancang basis data, database administrator, dan
end-user harus mengerti tentang keuntungan fungsional
DBMS.
- Ukuran
Memerlukan tempat penyimpanan data yang besar dan juga
memori yang cukup agar berjalan secara efisien.
- Biaya
Biaya yang sudah dikeluarkan untuk DBMS bervariasi
tergantung dari lingkungan dan juga kegunaan yang sudah
disediakan oleh DBMS tersebut.
- Tambahan biaya hardware
Kebutuhan tempat penyimpanan data untuk DBMS dan juga
basis data mengharuskan pembelian tempat penyimpanan data
tambahan.
- Biaya konversi
Biaya yang digunakan untuk DBMS dan hardware tambahan
menjadi tidak penting jika dibandingkan dengan biaya
21
konversi dari aplikasi yang ada agar berjalan di DBMS dan
hardware yang baru.
- Performa
Performa dari DBMS tersebut bagaimanapun dibuat agar
menjadi lebih umum, untuk dapat menangani aplikasi-aplikasi
daripada satu saja.
- Kemungkinan kegagalan yang lebih tinggi
Kemungkinan yang ada seperti kerentanan sistem yang
diakibatkan semua pengguna dan aplikasi bergantung pada
ketersediaan DBMS, dan kegagalan dari suatu komponen dapat
mengakibatkan operasi berhenti.
Dapat disimpulkan bahwa Database Management System adalah
suatu sistem yang secara khusus dibuat dengan tujuan untuk
memudahkan pengguna dalam mengelola basis data.
2.2.2 The Database System Development Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), untuk merancang
aplikasi sistem basis data dan diperlukan tahapan-tahapan yang
dinamakan dengan The Database System Development Lifecycle (Siklus
Hidup Aplikasi Basis Data). Tahapan tersebut terdapat pada gambar.
Menurut Taya Sanjaya (2011), The Database System
Development Lifecycle merupakan siklus yang diterapkan pada
pengembangan produk perangkat lunak dan hal ini sering dianggap
sebagai subset dari siklus kehidupan sistem.
22
Menurut Ibrahim Rosziati (2011), The Database System
Development Lifecycle adalah proses penting selama dalam
pengembangan sistem. Proses ini terdiri dari empat fase utama yaitu
adalah perencanaan, analisis, desain dan implementasi.
Menurut Leau Yu Beng (2012), The Database System
Development Lifecycle merupakan proses membangun dan memelihara
sistem perangkat lunak.
23
Gambar 2.1 The Database System Development Lifecycle (Sumber : Connolly and Begg, 2010, p314)
24
2.2.2.1 Database Planning
Dari siklus hidup basis data tadi adanya tahapan-
tahapan yang harus diterapkan tahap pertama yaitu
perencanaan basis data, perusahaan harus mengintegrasikam
dengan strategi dan perencanaan sistem informasi dalam
organisasi.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), Database
Planning merupakan perencanaan bagaimana setiap tahapan
dari siklus dapat diintergrasikan menjadi lebih efisien dan
efektif. Ada tiga hal yang terlibat dalam merumuskan strategi
sistem informasi tersebut, yaitu :
1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan untuk
menerapkan kebutuhan sistem informasi.
2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk
memastikan kelebihan dan kekurangan pada
perusahaan.
3. Menilai kesempatan TI (Teknologi Informasi) yang
mungkin menghasilkan keunggulan kompetitif.
Langkah yang penting dalam perencanaan basis data
yaitu mendefinisikan mission statement untuk sistem basis
data dan mendefinisikan mission objective. Ada juga tiga
fungsi dari mission statment sebagai berikut :
1. Mendefinisikan tujuan utama dari pengembangan basis
data.
25
2. Membantu memperjelas,mengkalrifikasi proyek basis
data.
3. Menyediakan arah yang jelas terhadap aplikasi basis
data yang akan dibangun.
Mission objective mengidentifikasikan bagian mana
dari tugas-tugas utama yang harus didukung.
2.2.2.2 System Definition
Adapun System Definition yang menggambarkan ruang
lingkup dan boundary dari sistem yang dibuat, ini adalah
tahapan kedua dari siklus hidup basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), System
Definition adalah mendeskipsikan cakupan dari batasan dari
aplikasi basis data, baik pengguna dan area aplikasi tersebut.
Sebelum mencoba untuk merencang basis data, pertama-tama
harus mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan kita
inertigasi dan bagaimana membuat anatarmuka dengan sistem
informasi tipa bagian organisasi. Dalam mendefinisikan
sistem, harus ditentukan oleh userview, yaitu mendefiniskan
apa yang dibutukan oleh aplikasi basis data berdasarkan
pandangan dari tiap bagian tugas seperti manager atau
supervisor atau area aplikasi perusahaan seperti marketing,
personnel, atau stock control.
26
2.2.2.3 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2005, p288),
Requirement Collection and Analysis adalah sesuatu proses
pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian
organisasi yang didukung oleh sistem basis data dan
menggunakan informasi, informasi tersebut untuk
mengidentifikasi kebutuhan pada pengguna yang baru.
Informasi dikumpulkan untuk user view untuk meliputi
deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan dan beberapa
kebutuhan ditambahakan untuk aplikasi basis data yang baru.
Ada banyak teknik yang dapat untuk identifikasi dan
pengumpulan data salah satunya fact-finding technique.
Menurut definisi di atas dapat diartikan bahwa
Requirement Collection and Analysis adalah tahapan di mana
pencarian dan pengumpulan data dilakaukan analisis.
Informasi dikumpulkan untuk setiap user view utama
meliputi :
− Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
− Detail mengenai bagaimana data digunakan atau
dihasilkan.
− Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data
baru.
Terdapat tiga aktifitas pendekatan penting untuk
menentukan bagaimana mengatur aplikasi basis data dengan
multiple user view yaitu :
27
− Pendekatan terpusat
Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi
sekumpulan kebutuhan.
− Pendekatan integrasi view
Kebutuhan untuk setiap user view digunakan untuk
membangun model data terpisah untuk
memepresentasikan user view tersebut. Hasil dari
model data tersebut nantinya akan digabungkan dalam
tahapan desain basis data.
− Kombinasi dari kedua pendekatan diatas
2.2.2.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), Database
Design adalah proses menciptakan desain untuk basis data
yang akan mendukung mission statement dan mission objective
untuk kebutuhan sistem basis data.
Menurut definisi di atas dapat diartikan bahwa
perancangan basis data merupakan suatu proses pembuatan
sebuah desain basis data yang akan mendukung tujuan dan
operasi suatu perusahaan.
Dalam perancangan basis data memiliki beberapa
pendekatan ,yaitu :
• Bottom – Up
Pendekatan ini dimulai dari atribut dasar (sifat – sifat
entitas dan relasi) dengan analisis dari penggabungan
28
antar atribut yang dikelompokkan ke dalam suatu relasi
yang mempresentasikan tipe dari entitas dan relasi antar
entitas.
• Top – Down
Pendekatan ini diawali dengan pembentukan model
data yang berisi beberapa entitas high-level dan relasi
dan lalu memperbaiki top-down berturut – turut untuk
mengidentifikasikan entitas lower level, relasi, dan
atribut lainnya.
• Inside – out
Pendekatan ini berhubungan dengan pendekatan
bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan identifikasi
awal entitas utama dan kemudian menyebar ke entitas,
relasi, dan atribut lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.
• Mixed
Pendekatan ini menggunakan pendekatan bottom-up
dan top-down untuk bagian yang berbeda sebelum pada
akhirnya digabungkan.
Dalam perancangan basis data, memiliki tiga proses di
dalamnya yaitu :
1. Perancangan Basis Data Konseptual
Pada proses ini, proses pengembangan dari
pembangunan sebuah model data dari pembangunan sebuah
model dari data yang digunakan dalam perusahaan.
29
Menurut Connolly dan Begg (2010, p322), langkah
pertama dalam perancangan basis data adalah dengan
membangun model data konseptual lokal bagi setiap view.
Proses ini bertujuan untuk membangun model data konseptual
local dari sebuah perusahaan bagi setiap view tertentu.
Perancangan basis data konseptual melibatkan
beberapa aktifitas, yaitu :
- Mengidentifikasi entitas
Pada tahap ini, metode yang dilakukan untuk
mengidentifikas entitas adalah dengan memeriksa
spesifikasi kebutuhan pengguna. Dari spesifikasi
ini, akan dapat diidentifikasi kata benda. Tahap
ini bertujuan untuk mengidentifikasi entitas
utama yang dibutuhkan oleh view dan juga
mencari objek utama.
- Mengidentifikasi relasi
Pada tahap ini, bertujuan untuk mengidentifikasi
relasi penting yang terdapat antara entitas yang
telah diidentifikasi. Secara khusus, relasi ditandai
dengan kata kerja.
- Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut
dengan entitas
Pada tahap ini, bertujuan untuk menghubungkan
atribut dengan entitas atau relasi yang sesuai.
30
atribut dapat diidentifikasi di mana kata benda
merupakan sebuah sifat, identifier, atau
karateristik dari entitas atau relasi.
- Menentukan domain attribute
Pada tahap ini, domain merupakan sebuah kolom
nilai dari satu atau lebih atribut yang
menggambarkan nilai dari masing – masing
atribut. Menentukan domain atribut bertujuan
untuk menentukan domain bagi atribut di dalam
model data konseptual lokal.
- Menentukan atribut primary key dan candidate
key
Pada tahap ini, bertujuan untuk mengidentifikasi
candidate key bagi setiap entitas dan jika terdapat
lebih dari satu candidate key, pilihlah satu yang
akan dijadikan primary key .
- Mempertimbangkan penggunaan konsep
permodelan lebih lanjut
Pada tahap ini, bertujuan untuk
mempertimbangkan penggunaan konsep
pemodelan lebih lanjut, seperti spesialisasi /
generalisasi, agregasi, dan composition.
31
- Memeriksa model untuk pengulangan
Pada tahap ini, berfungsi untuk memeriksa
kembali relasi one-to-one dan menghilangkan
relasi yang berulang dan memeriksa keberadaan
berbagai pengulangan di dalam model.
- Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi
user
Pada tahap ini, bertujuan untuk memastikan
bahwa model konseptual mendukung transaksi
yang diperlukan proses.
- Me-review model data konseptual dengan user
Pada tahap ini, nertujuan untuk me-review model
data konseptual dengan pengguna untuk
memastikan bahwa model tersebut merupakan
gambaran yang sebenarnya.
2. Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2010, p322), langkah
kedua dalam merancang basis data adalah dengan membangun
dan memvalidasi model data logical untuk setiap view.
Dalam perancangan basis data logikal, terdapat
beberapa aktifitas, yaitu :
- Menghilangkan fitur – fitur yang tidak sesuai
dengan relational model (optional)
32
Langkah – langkah yang dilakukan pada tahap
ini, yaitu :
1. Menghilangkan tipe relasi many-to-many
(*..*)
2. Menghilangkan tipe relasi recrusive
many-to-many (*..*)
3. menghilangkan tipe relasi kompleks
4. menghilangkan atribut multi-valued
- Membuat relasi untuk model data logikal
Pada tahap ini, bertujuan untuk membuat
suatu relasi untuk model data yang
mempresentasikan suatu entitas, relasi, dan juga
atribut yang telah diidentifikasi.
- Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi
Pada tahap ini, normalisasi memiliki
beberapa langkah, yaitu :
1. First Normal Form (1NF) untuk
menghilangkan repeating group.
2. Second Normal Form (2NF) untuk
menghilangkan partial dependencies pada
primary key.
3. Third Normal Form (3NF) untuk
menghilangkan transitive dependencies
pada primary key.
33
4. Boyce-codd Normal Form (BCNF) untuk
menghilangkan anomali – anomali yang
masih tersisa dalam functional
dependencies.
- Memvalidasi relasi pada transaksi – transaksi
user
Pada tahap ini, bertujuan untuk memastikan
bahwa relasi dalam model data logikal lokal
mendukung transaksi – transaksi yang diperlukan
dalam penggambaran.
- Mendefinisikan integrity constraints
Integrity constraints memiliki lima tipe, yaitu
:
1. Required data
2. Attribute domain constraint
3. Entity integrity
4. Referential integrity
5. Enterprise constraint
34
- Meninjau ulang indeks data logikal dengan user
Pada tahap ini, bertujuan agar model data
logikal dapat menggambarkan model nyata dari
suatu view.
- Menggabungkan model-model data logikal ke
dalam model data global
Hal – hal yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu :
1. Memeriksa kembali nama dan isi dari
setiap entitas dari candidate key.
2. Memeriksa kembali nama dan isi dari
relationship foreign key.
3. Menggabungkan entitas dari model data
logikal.
4. Memasukkan entitas yang unik ke dalam
setiap model data.
5. Menggabungkan foreign key dari model
data logikal lokal.
6. Memasukkan foreign key yang unik ke
dalam setiap model data tanpa
menggabungkannya.
35
7. Memeriksa apakah ada entitas dan foreign
key yang tertinggal.
8. Memeriksa kembali foreign key.
9. Memeriksa integrity constraints.
10. Menggambarkan diagram ER / relasi
global.
11. Meng-update dokumentasi.
3. Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2010, p324), langkah
terakhir dalam merancang basis data adalah menerjemahkan
model data logikal kedalam target DBMS.
Dalam perancangan basis data fisikal, terdapat
beberapa aktivitas, yaitu :
- Merancang relasi dasar
Pada tahap ini, bertujuan untuk
memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi
dasar yang diidentifikasi dalam model data
logikal pada DBMS yang dipakai.
- Merancang representasi dari data turunan
Pada tahap ini, bertujuan untuk
memutuskan bagaimana merepresentasikan suatu
36
data turunan pada model data logikal pada DBMS
yang dipakai.
- Analisis transaksi
Pada tahap ini, bertujuan untuk
menganalisis setiap transaksi agar dapat
mengetahui setiap fungsi dari suatu transaksi
yang dijalankan pada basis data dan untuk
menganalisis transaksi.
- Memilih organisasi file
Pada tahap ini, bertujuan untuk menentukan
organisasi file yang efisien untuk setiap relational
data.
- Memilih indeks
Pada tahap ini, bertujuan untuk menentukan
apakah penambahan indeks akan meningkatkan
performa dan kinerja dari suatu sistem.
- Memperkirakan kapasitas disk yang dibutuhkan
untuk menyimpan basis data
Pada tahap ini, betujuan untuk
mengestimasi jumlah besarnya ukuran kapasitas
disk yang diperlukan untuk sistem basis data.
37
- Merancang user view
Pada tahap ini, bertujuan untuk merancang
tampilan user interface yang diidentifikasi dan
analisis dari siklus hidup aplikasi sistem basis
data.
- Merancang mekanisme keamanan
Pada tahap ini, bertujuan untuk merancang
ukuran keamanan untuk basis data yang telah
ditentukan oleh pengguna.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan,
database design merupakan sebuah rancangan aplikasi basis
data yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah organisasi
perusahaan yang tentunya berdasarkan pada suatu masalah
yang sedang dihadapi suatu organisasi.
2.2.2.5 DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2010,p325) DBMS
Selection yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data.
Langkah- langkah yang dilakukan untuk memilih DBMS
adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan terminology studi referensi
Kerangka acuan untuk pemilihan DBMS didirikan,
menyatakan tujuan dan ruang lingup studi dan
tugas-tugas yang perlu dilakukan
38
2. Daftar dua atau tiga produk
Kriteria yang dianggap penting untuk implementasi
yang sukses dapat digunakan untuk mengghasilkan
dafatar awal DBMS untuk evaluasi.
3. Mengevaluasi produk
Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi produk DBMS. Untuk tujuan
evaluasi, fitur ini dinilai sebagai kelompok atau
individu.
4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk
2.2.2.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), tahap
Application Design meliputi proses perancangan tampilan
pengguna dan aplikasi yang digunakan serta dapat mengolah
basis data.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Application
Design adalah tahapan di mana perancangan aplikasi yang
terhubung dengan basis data perusahaan.
Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas
paralel yang meluputi dua aktifitas penting yaitu :
1. Transaction Design
Transaksi adalah satu atau lebih aksi yang
dilakukan oleh pengguna tunggal atau aplikasi,
yang mengakses atau mengubah isi dari basis
data. Kegunaan dari Transaction Design yaitu
39
untuk menetapkan data dan keterangan
karakteristik high-level dari suatu transaksi yang
dibutuhkan pada basisi data. Terdapat tiga tipe
transaksi, yaitu :
• Retrievel transaction, untuk pemanggilan
data yang ditampilkan di layar utuk suatu
laporan.
• Update transaction, untuk menambahkan
record baru, mengahapus record lama,
atau mengubah record yang sudah ada
dalam basis data.
• Mixed transaction, meliputi pemanggilan
dan perubahan data.
2. User Interface Design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan
user interface :
• Meaningful title, pemberian nama suatu
form cukup jelas menerangkan kegunaan
suatu report/form.
• Comprehensible intructions, penggunaan
terminology yang banyak dikenal untuk
menyampaikan intruksi ke pengguna dan
jika informasi tambaan dibutuhkan, maka
harus disediakan helpscreen
40
• Logical grouping and sequenceing of
field, field yang saling berhubungan
ditempatkan pada report/form yang sama.
Urutan field harus logis dan konsisten
• Visually applealing layout of the report,
tampilan report/form harus menarik,
sesuai dengan hardcopy agar konsisten.
• Familiar field labels, penggunaan label
yang familiar.
• Consistent terminology and abbreviation,
terminology dan singkatan yang
digunakan harus konsisten.
• Consostemt use of color.
• Visible space and boundaries for data –
entry fields, jumlah tempat yang
disediakan untuk data entry harus
diketahui oleh pengguna.
• Convenient cursor movement, pengguna
dengan mudah menjalankan oprasi yang
diinginkan dengan menggerakan cursor
pada report/form
• Error correction for individual characters
and entire fields, user dengan mudah
menjalakan oprasi yang diinginkan dan
melakukan perubahan terhadap field.
41
• Error message for unacceptable values.
• Optional fields market clearly.
• Explanatory messages for fields, ketika
pengguna meletakan cursor pada suatu
field, maka keterangan mengenai field
tersebut harus dapat dilihat.
• Completion signal, indicator yang
menjelaskan bahwa suatu proses telah
selesai dilaksanakan.
2.2.2.7 Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2010,p33), tahap
Prototyping merupakan tahap pembuatan model kerja dari
sistem basis data sebelum diterapkan pada organisasi.
Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa
prototype adalah suatu model aplikasi basis data yang memiliki
fitur minimal.
Terdapat dua macam strategi prototyping, yaitu :
1. Requirement prototyping, menggunakan prototype
untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data
yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi
maka prototype akan dibuang
2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan
yang sama. Perbedaannya, prototype tidak dibuang
tetapi dengan pengembagan lanjutan menjadi
aplikasi basis data yang digunakan.
42
2.2.2.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010), p371),
Implementation merupakan tahap yang merealisasikan desain
basis data logika dan desain fisik dari aplikasi basis data.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
Implementation merupakan tahap penggunaan basis data yang
telah dibuat berdasarkan desain data logika dan desain fisik.
2.2.2.9 Data Convertion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334),
menerangkan bahwa Data Conversion and Loading
merupakan tahap pemindah semua data yang ada ke dalam
basis data baru dan mengubah semua aplikasi yang ada guna
menjalankan sistem basis data baru.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan Data
Conversion and Loading adalah sebuah tahapan untuk
memisahkan data - data penting perusahaan yang terdapat
pada sistem lama untuk dimasukan ke sistem baru yang baru
selesai dirancang, pemindahan disertai dengan penggantian
beberapa aplikasi yang menunjang kelancaran aplikasi basis
data baru.
2.2.2.10 Testing
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing
merupakan proses implementasi aplikasi basis data pada
periode tertentu, guna menemukan kesalahaan yang ada pada
sistem.
43
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
Testing merupakan pengujian atau pengimplementasian
terhadap suatu basis data untuk mencari apakah masih
memiliki error agar dapat diambil tidak lanjut.
2.2.2.11 Oprational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2010, p335), proses
Operational Maintenance merupakan proses pemantauan dan
pemeliharaan dari aplikasi basis data yang telah dipasang.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
Oprational Maintenance merupakan sebuah proses
pemeliharaan sebuah aplikasi basis data agar semua
kekurangan, error dan pembaruan teknologi dapat terpantau
dengan baik agar dapat diambil tidakan pemulihan sistem dan
pembenaran sistem.
2.2.3 Entity Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg (2010, p371), kenyataan bahwa
perancangan, programmer, dan pengguna cenderung melihat suatu data
dengan cara yang berbeda. Secara ilmiah dari data dan bagaimana data
digunakan oleh perusahaan, dibutuhkan sebuah komunikasi yang tidak
langsung dan lepas dari kesulitan. Aspek tersebut sering menyulitkan
dalam perancangan sebuah basis data.
2.2.3.1 Diagram Entity Relationship (ERD)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p371),
mendefinisikan bahwa Diagram Entity Relationship (ERD)
adalah pendekatan top-down untuk merancang basis data yang
44
dimulai dengan mendefinisikan data penting yang sering
disebut entitas dan relasi antara data yang ditampilkan dalam
model.
2.2.3.2 Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010, p372),
mendefinisikan bahwa Entity type adalah sebuah grup dari
objek dengan properti yang sama, didefinisikan dari
perusahaan seperti mendapatkan sebuah eksistensi independen
2.2.3.3 Relationship Type
Ketika entitas sudah didapat, maka relasi antara satu
entitas dengan entitas lain harus dibuat sesuai dengan kejadian
sebenarnya.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p374),
mendefinisikan bahwa Relationship Type adalah sebuah set
sari asosiasi yang bermakna antara entity type.
Gambar 2.2 Relationship Type (Sumber : Connolly dan Begg, 2010, p374)
Entity name
Staff Branch
45
Staff
staffNo {PK}
name
position
salary
/totalStaff
2.2.3.4 Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2010, p379),
mendefinisikan bahwa atribut adalah properti dari suatu entitas
atau tipe relasi yang berguna.
Gambar 2.3 Attribute (Sumber : Connolly dan Begg, 2010, p382)
2.2.3.5 Attribute Domain
Menurut Connolly dan Begg (2010, p379),
mendefinisikan bahwa atributte domain adalah nilai-nilai yang
diizinkan untuk satu atau lebih atribut. Pada setiap atribut
memiliki nilai yang disebut domain. Contoh-contoh dari atribut
:
1. Simple attribute adalah terdiri dari komponen tunggal
dengan keberadaan independen dan tidak dapat dibagi
menjadi komponen yang kecil.
2. Composite attribute adalah terdiri dari beberapa komponen,
masing-masing dengan keberadaan independen. Beberapa
atribut dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil.
46
Staff
staffNo {PK}
name
position
salary
/totalStaff
3. Singel-valued attribute adalah atribut yang memegang nilai
tunggal untuk setiap kemunculan suatu entitas.
4. Multi-value attribute adalah atribut yang memegang
beberapa nilai tunggal untuk setiap kemunculan suatu
entitas.
5. Derived attribute merupakan nilai turunan dari nilai atribut
yang terkait
2.2.3.6 Key
Menurut Connolly dan Begg (2010, p381-382) Keys
dapat dikatakan sebagai atribut pada suatu entitas.
Contoh-contoh dari keys :
1. Candidate key adalah set minimal dari atribut yang unik
diidentifikasi setiap kejadian dari sebuah tipe entitas
2. Primary key adalah antribut yang dipilih untuk
mengidentifikasi secara unik suatu entitas dan harus
memiliki nilai yang unik dan berbeda.
Primarykey
Gambar 2.4 Primary key (Sumber : Connolly dan Begg, 2010, p382)
47
Branch
branchNo {PK}
address
street
city
postcode
telNo[1..3]
3. Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua
atau lebih atribut.
Gambar 2.5 Composite key (Sumber : Connolly dan Begg 2010, p382)
2.2.4 Normalization
Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), Normalization adalah
suatu teknik untuk menghasilkan hubungan dengan properti yang
diinginkan berdasarkan kebutuhan data perusahaan. Normalisasi
bertujuan untuk menghilangkan redudansi data dan menghasilkan suatu
bentuk data yang ternormalisasi sehingga hubungan menjadi dibatasi
dan peka terhadap anomali.
Tahap-tahap normalisasi sebagai berikut :
1. Menurut Connolly dan Begg (2010, p430), Un-
normalized From (UNF), sebuah tabel berisi data yang
berulang.
2. Menurut Connolly dan Begg (2010, p430), First Normal
From (1NF), sebuah hubungan dalam yang persimpangan
dari setiap baris dan kolom berisi satu dan hanya satu
nilai.
Composite
attribute
48
3. Menurut Connolly dan Begg (2010, p434), Second
Normal From (2NF), sebuah hubungan yang di dalam
1NF dan non-primary key attributte adalah fully
functionally dependent dalam primary key .
4. Menurut Connolly dan Begg (2010, p435), Third Normal
From (3NF), sebuah hubungan yang terdapat pada bentuk
normalisasi pertama dan kedua, yang mana atribut non
primary key bergantung pada primary key nya.
2.2.5 SQL Server 2008
Menurut Leither, (2008, p3), SQL Server 2008 sangat terkenal
sebagai Relational Database Management System atau RDBMS.
Namun tidak hanya itu, tetapi lebih akurat digambarkan sebagai data
enterprise platform yang dibangun di atas banyak fitur yang pertama
kali didirikan di dalam SQL Server 2008. Sementara, SQL Server 2008
memperluas penawaran yang berguna untuk menyertakan beberapa
perbaikan dan juga penambahan. Karena perannya sebagai RDBMS
tradisional, SQL Server 2008 juga menyediakan kemampuan seperti
reporting, analisis data dan data mining. SQL Server 2008 juga
memiliki banyak fitur yang mendukung aplikasi data yang berbeda,
data driven event notification dan masih banyak lagi
Menurut Leither (2008, p7), SQL Server 2008 diciptakan dengan
berbagai edisi yang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dan masing-
masing edisi dari SQL Server 2008 juga memiliki tempat khusus dalam
infrastruktur pengelolaan data, kecuali pada edisi Enterprice Evaluation
yang hanya berfungsi untuk evaluasi produk jangka pendek selama 180
49
hari. Edisi-edisi yang berbeda pada tingkat teratas seperti edisi
Enterprise Edition, di mana edisi tersebut benar-benar mendukung
semua yang SQL Server 2008 tawarkan .Sebaliknya adalah Express
Edition, di mana edisi tersebut menawarkan fitur-fitur yang terbatas.
Edisi-edisi yang tersedia seperti :
1. Enterprise edition
2. Standar edition
3. Developer edition
4. Compact edition
5. Express edition
6. Workgroup edition
7. Web edition
2.3 Teori Pendukung
2.3.1 Jasa
Jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditwarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Menurut Muhajir Nasri (2009), mengemukakan sifat – sifat jasa
yang dapat dikelompokan menjadi 8 dimensi yaitu :
- Performance (kinerja)
Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
50
- Feature
yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain
yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu
menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan.
- Reliability (kehandalan)
yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena
keandalannya atau karena kemungkinan kerusakan yang
rendah.
- Conformance (kesesuaian)
yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar yang telah ditetapkan
- Urability (daya tahan)
yaitu tingkat ketahanan atau berapa lama produk dapat terus
digunakan.
- Service ability
Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan
dalam pemeliharaan, dan penanganan keluhan yang
memuaskan.
- Estetika
yaitu keindahan menyangkut corak, rasa, dan daya tarik
produk.
- Perceived
yaitu fanatisme konsumen menyangkut citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
51
Menurut Pudjo Karsono (2009), Jasa adalah sesuatu yang tidak
berwujud berupa aktifitas atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain
2.3.2 Jasa Ekspedisi
Usaha ekspedisi adalah usaha yang bertujuan mewakili tugas
pengiriman barang ataupun mewakili tugas penerimaan barang yang di
perlukan untuk terlaksananya pengiriman barang ekspor maupun impor
baik melalui darat, laut, maupun udara.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan jasa ekspedisi, yaitu :
- Shipper
Adalah pelanggan ritel atau korporat yang memanfaatkan jasa
layanan pengiriman barang.
- Consignee
Adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia jasa
layanan pengiriman barang.
- Agent
Adalah pihak penyedia layanan pengiriman barang yang
bertanggung jawab atas pengiriman setelah barang berangkat
dari pelabuhan untuk selanjutnya dikirim kepada Consignee.
52
- Notify
Adalah pihak yang bertanggung jawab atas penerimaan
barang.
- Shipping / Shipment
Adalah kegiatan pengiriman barang yang melibatkan shipper,
penyedia jasa, consignee, dan armada pengangkut mitra bisnis
penyedia jasa pengiriman barang.
- Shipping instruction
Adalah surat perintah pengiriman barang yang diberikan oleh
shipper kepada pihak penyedia jasa pengiriman barang.
- Bill of loading
Adalah surat tanda bukti pengiriman barang dengan tanda
nomor tertentu yang telah disetujui oleh pihak penyedia jasa
pengiriman barang dan armada pengangkutan mitra bisnis.
- Invoice
Adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang dikeluarkan
oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada client atau
agent.
53
- Manifest
Adalah pembukuan pendapatan atau laporan yang dihasilkan
dari data – data order transaksi yang terjadi dan biasanya
dibuat dalam suatu periode tertentu.
- Packing list
Adalah dokumen dengan nomor tertentu yang berisi informasi
barang – barang yang telah di packing ke dalam suatu suatu
package yang sama.
2.3.3 Pengiriman Barang
Menurut Himayati (2008, p149) Pengiriman Barang adalah
fasilitas transaksi yang digunakan untuk menginput dan menjurnal
barang atau jasa yang dikirim atau yang dijual kepada pelanggan
berdasarkan Sales Order (SO) yang sudah dikirim sebelumnya. Fungsi
pengiriman bertanggung jawab untuk menyerahkan barang ke
konsumen beradasarkan surat pengiriman barang yang telah dicatat
sebelumnya.
Menurut Suwardi (2011), Pengiriman Barang merupakan
kegiatan untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan selamat.
Menurut Sitompul Nelson Patar Marua (2011), Pengiriman
Barang adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengirim barang dengan
54
cara menentukan jalur yang akan dilalui sehingga barang sampai ke
tempat tujuan.
2.3.4 Pembayaran
Menurut Yunirman Rijan (2009, p36) Pembayaran dalam arti
sempit adalah pelunasan hutang oleh debitur kepada kreditur yang bisa
dilakukan dalam bentuk uang ataupun barang.
Pembayaran yang sudah dilaksanakan biasanya disertai bukti
atau tanda bukit pembayaran. Bukti tanda pembayaran tersebut dapat
berupa kuitansi atau tanda bukti pembayaran dari bank bila transaksi
pembayaran tersebut terjadi di bank. Tujuan dari bentuk pembayaran itu
adalah sebagai alat bukti di kemudian hari apabila terjadi penyangkalan
dari kedua belah pihak.
Pembayaran dalam arti luas dapat dikatakan sebagai
pemenuhan suatu prestasi karena hal ini berlaku bagi pihak yang
menyerahkan uang.
Menurut Rezkiawan Dindie (2008), Pembayaran adalah
transaksi jual beli dengan menggunakan uang kartal, kartu kredit,
ataupun dengan mata uang elektronik (electronic currency).
Menurut Wijayanti Erni (2011), Pembayaran adalah proses
pengendalian usaha kerja sama antar kelompok manusia untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
55
Menurut E. Eberlein et. al. (2012), Pembayaran adalah aliran
proses bisnis yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan cara tunai
ataupun transfer dengan kesepakatan masing-masing.
Menurut Jugastru Calina (2012), Pembayaran adalah eksekusi
layanan sukarela dengan mentransfer sejumlah uang atau pelaksanaan
layanan lain yang mewakili objek yang sebenarnya dari kewajiban.
Menurut Rose Randall L. (2011), Pembayaran adalah ketika
konsumen mengevaluasi kewajiban dengan menggunakan kartu kredit
dan tunai.
2.3.5 Kerangka Pikiran Pemecahan Masalah
Gambar 2.6 Kerangka Pikiran Pemecahan Masalah