Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure - wdlens.net Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014...

4
Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014 Pada arkel kali ini akan dibahas mengenai konsep dasar penangkapan citra (gambar) oleh kamera, yaitu Exposure (paparan). Secara teknis islah ini mewakili jumlah paparan cahaya yang diterima oleh sensor, atau secara praks bisa diarkan sebagai ngkat terang foto. Pengaturan ngkat terang sangat penng agar foto bisa dimenger dan dinikma. Pemirsa akan kesulitan menangkap bentuk, tekstur, detail, dan juga pesan jika foto yang ditampilkan terlalu terang atau terlalu gelap. Dalam fotografi digunakan islah Under (dari “Under-Exposed”) jika foto terlalu gelap, dan OE atau Over (dari “Over-Exposed”) jika foto terlalu terang. DX + 12-24mm F/4 @ 24mm, ISO 100, F/11, 5 s Under Exposed (Under) Exposure Cukup Over Exposed (OE)

Transcript of Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure - wdlens.net Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014...

Page 1: Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure - wdlens.net Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014 Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai konsep dasar penangkapan citra (gambar)

Dasar Fotografi

Tiga Faktor Exposure

Ver #01, 9 Apr 2014

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai konsep dasar penangkapan citra (gambar) oleh kamera, yaitu Exposure (paparan). Secara teknis istilah ini mewakili jumlah paparan cahaya yang diterima oleh sensor, atau secara praktis bisa diartikan sebagai tingkat terang foto.

Pengaturan tingkat terang sangat penting agar foto bisa dimengerti dan dinikmati. Pemirsa akan kesulitan menangkap bentuk, tekstur, detail, dan juga pesan jika foto yang ditampilkan terlalu terang atau terlalu gelap. Dalam fotografi digunakan istilah Under (dari “Under-Exposed”) jika foto terlalu gelap, dan OE atau Over (dari “Over-Exposed”) jika foto terlalu terang.

DX + 12-24mm F/4@ 24mm, ISO 100, F/11, 5 s

Under Exposed (Under) Exposure Cukup Over Exposed (OE)

Page 2: Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure - wdlens.net Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014 Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai konsep dasar penangkapan citra (gambar)

ISO PenggunaanISO 100 ~ 200 Lokasi terang, kebutuhan detail tinggi, atau shutter speed rendahISO 400 ~ 800 Lokasi dengan pencahayaan yang sedang, semisal dibawah pohon atau teras

dan ruangan dengan penerangan yang cukupISO 800 ~ 1600 Foto indoor dengan cahaya yang agak redup, atau foto aksi kecepatan tinggiISO 1600 ~ Untuk lokasi dengan pencahayaan yang kurang (Lowlight).

Efek Samping ISO : NoisePenggunaan ISO tinggi akan menyebabkan penurunan detail gambar dan muncul bintik-bintik pada gam-bar yang dikenal sebagai ”noise” atau ”grain”. Aturlah ISO seperlunya agar diperoleh tingkat terang yang sesuai dengan detail yang tetap mencukupi.

ISO merupakan singkatan dari ”International Stand-ardization Organization”, dan dalam fotografi digu-nakan untuk mewakili tingkat sensitivitas sensor. Istilah ini serupa dengan ASA dan DIN pada era fotografi analog.

Pada ISO rendah (semisal ISO 100), sensor kamera menangkap gambar secara lebih detail tetapi butuh cahaya lebih banyak, sehingga gambar lebih gelap. Sebaliknya pada ISO tinggi (semisal ISO 6400), sen-sor kamera menjadi lebih sensitif sehingga gambar semakin terang.

Berikut ini acuan awal pengaturan ISO (bukan standar baku) :

1. ISO (Sensitivitas Sensor)

Saat anda menekan tombol shutter, kamera akan menangkap citra obyek menjadi foto dengan tingkat terang yang dipengaruhi oleh tiga faktor Exposure. Tiga faktor yang juga dikenal sebagai “Segitiga Exposure” ini terdiri dari :

1. ISO

2. Aperture

3. Shutter Speed

Detail ISO 3200Detail Pada ISO 100Obyek Foto

Menu Pengaturan ISO

Catatan : Disarankan langsung mempraktekkan artikel ini pada kamera anda dengan mode Manual. Jangan lupa untuk mengacu ke “manual book” apabila diperlukan.

Page 3: Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure - wdlens.net Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014 Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai konsep dasar penangkapan citra (gambar)

Aperture atau bukaan diafragma lensa menentukan banyaknya cahaya yang diteruskan oleh lensa yang kemudian ditangkap oleh sensor. Penulisan yang sering dipakai adalah F per angka pembagi tertentu. Sebagai contoh adalah F/4, yang berarti lensa ter-buka dengan diameter sebesar 1/4 dari panjang focal lensa.

Efek Samping Aperture :Depth of Field (DoF)Penggunaan Aperture lebar (semisal F/2.0) akan menghasilkan ruang tajam yang tipis, sehingga hanya obyek pada jarak fokus saja yang terlihat tajam. Efek ini biasanya digunakan untuk membentuk blur (atau disebut bokeh) pada obyek-obyek lain di depan dan belakang obyek. Kebalikannya, pada Aperture sempit (semisal F/11) akan menghasilkan ruang tajam yang dalam, dan sering digunakan untuk foto landscape, produk, macro, dan sebagainya.

Bukaan LensaAperture F/2, F/4, dan F/11

DoF sebagai Efek SampingAperture F/2, F/4, dan F/11

2. Aperture (Bukaan Diafragma Lensa)

Semakin kecil angka Aperture (semisal F/2), berarti semakin lebar bukaan lensa, dan foto semakin terang. Semakin besar angka Aperture (semisal F/11), berarti semakin sempit bukaan lensa dan foto semakin gelap.

DIal Aperture Manual

Page 4: Dasar Fotografi Tiga Faktor Exposure - wdlens.net Fotografi Tiga Faktor Exposure Ver #01, 9 Apr 2014 Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai konsep dasar penangkapan citra (gambar)

Motion BlurShutter Speed 1/20 s

Motion FreezeShutter Speed 1/1000 s

3. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Shutter Speed atau dikenal juga sebagai Exposure Time menentukan lamanya sensor kamera menang-kap citra dari objek. Penulisan yang sering diguna-kan adalah 1 per sekian detik.

Pada Shutter Speed cepat (semisal 1/1000 detik), jumlah cahaya yang diterima oleh sensor menjadi sedikit, sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih gelap. Sedangkan dengan Shutter Speed yang lambat (semisal 1/25 detik), cahaya yang ditangkap sensor menjadi lebih banyak, dan gambar yang dihasilkan lebih terang.

Efek Shutter Shutter Speed : Freeze dan Motion BlurSelain mengatur tingkat terang gambar, pengaturan shutter speed juga menentukan tertangkap atau tidaknya pergerakan (motion) dari obyek. Pada shutter speed cepat (semisal 1/1000), obyek akan terlihat tidak bergerak, atau sering disebut dengan efek “freezing”. Dan sebaliknya pada shutter speed rendah (semisal 1/20), obyek akan terlihat kabur dan berbayang, umumnya disebut dengan “motion blur”.

Ketiga faktor diatas merupakan dasar kerja kamera dari jenis dan merk apapun, mulai dari kamera hand-phone, saku, DSLR, hingga Medium Format bahkan kamera Film Analog. Untuk mengaturnya anda bisa menggunakan Exposure Mode yang sesuai, semisal M (Manual), atau P, S (Tv), dan A (Av). Untuk aplikasi lebih lanjut akan dibahas pada artikel-artikel selanjutnya.

Tampilan Pengaturan Shutter Speed

Wahyu Dharsito

Penggemar fotografi dan penyusun beberapa buku bertema fotografi, diantaranya “Basic Photography : Perfect Shot”, “50+ Trik dan Ide Foto”, dan “Basic Lighting for Photography : Teknik dasar mengendalikan cahaya”. << [email protected] , wdlens.net , twitter : @w_dhars >>

Creative Commons, Attribution, Non Commercial. Anda dipersilahkan memperban-yak, mendistribusikan, mencampur-ulang, dengan menyebutkan sumber aslinya untuk keperluan non komersial.