Dari material ke Spiritual

22
DARI MATERIAL KE SPIRITUAL I. PENDAHULUAN 1. Dalam Bhagavad-Gita (13.27) Tuhan Krishna berkata, “Sattvam sthavara ja- ngamam ksetra-ksetrajna samyogat , segala yang hidup baik bergerak atau- pun tidak bergerak adalah kombinasi antara ksetra (badan jasmani) dengan ksetrajna (roh atau jiva)”. 2. Karena itu, setiap orang yang hidup terdiri dari dua unsur yaitu: a.Badan jas- mani yang material dan sementara. Dan b. Sang jiva (roh) yang spiritual dan kekal abadi. Karena fakta ini maka kesadaran ada dua macam yaitu: a. Kesa- daran material, dan b. Kesadaran spiritual. Berikut di-bahas tentang dua ma- cam kesadaran ini. II. PRINSIP-PRINSIP KESADARAN MATERIAL 1. Veda menyatakan, “Janasya moho’yam aham mameti , para makhluk hidup (jiva ) di dunia fana diliputi oleh paham ‘Aku’ dan www.narayanasmrti.com

Transcript of Dari material ke Spiritual

DARI MATERIAL

KE SPIRITUAL

I. PENDAHULUAN 1. Dalam Bhagavad-Gita (13.27) Tuhan Krishna berkata, “Sattvam sthavara ja- ngamam ksetra-ksetrajna samyogat, segala yang hidup baik bergerak atau- pun tidak bergerak adalah kombinasi antara ksetra (badan jasmani) dengan ksetrajna (roh atau jiva)”. 2. Karena itu, setiap orang yang hidup terdiri dari dua unsur yaitu: a.Badan jas- mani yang material dan sementara. Dan b. Sang jiva (roh) yang spiritual dan kekal abadi. Karena fakta ini maka kesadaran ada dua macam yaitu: a. Kesa- daran material, dan b. Kesadaran spiritual. Berikut di-bahas tentang dua ma- cam kesadaran ini.

II. PRINSIP-PRINSIP KESADARAN MATERIAL 1. Veda menyatakan, “Janasya moho’yam aham mameti, para makhluk hidup (jiva) di dunia fana diliputi oleh paham ‘Aku’ dan ‘Milik-ku’ (Perhatikan Bhag. 5.5.8). Selanjutnya dikatakan, “Maya-sukhaya bharam udvahato vimudha, pa- ra makhluk hidup (jiva) yang bodoh ini bekerja amat keras untuk menikmati www.narayanasmrti.com

maya-sukha, kesenangan duniawi semu dan sementara” (Bhag.7.9.43). 2. Dengan kata lain, kehidupan orang-orang yang berkesadaran materialistik berpondasi pada 3 (tiga) prinsip berikut.

a. AHANTA, AKU ADALAH BADAN JASMANI YANG DIPANGGIL SI ANU.

b. MAMANTA, SEGALA SESUATU YANG TERKAIT DENGAN BADAN JASMANIKU ADALAH MILKIKKU ATAU DAPAT MENJADI MILIKKU.

c. MAYA-SUKHA, KESENANGAN/KENIKMATAN SEMU DAN SEBENTAR YANG DIRASAKAN DARI KON TAK ANTARA INDRIYA JASMANI DENGAN OBYEKNYA DIANGGGAP KEBAHAGIAAN SEJATI.

3. Dicengkram kuat oleh ke-tiga prinsip hidup ini, sang jiva berjasmani manu- sia menjadi amat sibuk dalam beraneka-macam kegiatan pamerih dalam ikh tiarnya hidup bahagia di dunia fana melalui pemuasan indriya jasmani. III. PRINSIP-PRINSIP KESADARAN SPIRITUAL 1. Veda mengingatkan setiap orang bahwa dirinya sejati adalah jiva rohani nan abadi dengan prinsip-prinsip spiritual berikut.

a. AHAM BARHMASMI, AKU ADALAH ROH (JIVA) SPIRITUAL ABADI (BRHAD ARANYAKA UPA-NISAD 1.4.10).

b. TAT TVAM ASI, ANDA ADALAH JIVA SPIRITUAL ABADI (CHANDOGYA UPANISAD 6.14.3) YA- NG NIRMAMO NIRAHANKARAH, BEBAS DARI PAHAM KEPEMILIKAN DAN KE-AKU-AN MATE-

RIAL APAPUN (PERHATIKAN BG.2.71). c. BRAHMA-SUKHAM, KEBAHAGIAAN SPIRITUAL ABADI ADALAH KEBAHAGIAAN SEJATI BA-

GI SANG JIVA (PERHATIKAN BHAG.5.5.7). www.narayanasmrti.com

2. Dengan berpegang pada peringatan Veda tersebut, kehidupan orang-ora- ng yang berkesadaran spiritual berpondasi pada keinsyafan diri (self-rea- lization) bahwa dirinya sejati adalah sang jiva rohani-abadi, bukan badan jasmani yang material dan sementara dan tidak punya hubungan apapun dengan dirinya yang spiritual. 3. Berdasarkan pada ke-insyafan rohani demikian, mereka yang berkesadaran spiritual berjuang keras untuk mencapai brahma- sukha (kebahagiaan spiritual abadi tak terbatas) dengan cara mengendalikan indriya-indriya badan jasmaninya sesuai petun- juk kitab suci Veda. 4. Secara umum, orang-orang yang berkesadaran spiritual di se- but kaum brahmana. Mereka ber-pengetahuan spiritual Veda dan bertindak sebagai guru (pembimbing) rakyat untuk melepaskan diri dari kehidupan material dunia fana yang menyengsarakan.

IV. KESADARAN TINGKAT RENDAH PALSU DAN TINGKAT TINGGI SEJATI 1. Kesadaran material disebut kesadaran tingkat rendah dan palsu, karena ia hanya terkait dengan badan jasmani yang fana dan sementara. Seda- ngkan kesadaran spiritual disebut kesadaran tinggi dan sejati, karena ia terkait dengan sang jiva (roh) yang spirital-abadi. 2. Mengenai badan jasmani dan tingkatan unsur-unsurnya, Tuhan Krishna menjelaskan sebagai berikut,”Indriyany parany ahur, indriya jasmani le- bih halus dari pada obyeknya. Indriyebhyah param manah, pikiran lebih

www.narayanasmrti.com

halus dari pada indriya. Manasas tu para buddhir, kecerdasan lebih halus dari pada pikiran. Dan, yo buddheh paratas tu sah, sang jiva (yang diseli- muti ego) lebih halus dari pada kecerdasan” (Bg.3.42). 3. Berdasarkan sloka Gita tersebut, maka menurut Veda ada 4 (empat) ting- kat kesadaran material yaitu: 4. Sedangkan kesadaran spiritual dicapai ke- tika ego (ahankara/ke-aku-an palsu) “Aku adalah badan jasmani ber-nama si Anu”, berobah menjadi “Aku adalah sang jiva ro hani-abadi yang berkedudukan dasar seba gai pelayan kekal Tuhan Krishna”. Dengan kembali pada kedudukan da- sarnya, sang jiva mencapai kebahagiaan sejati (brahma-sukha). 5. Mereka yang berkesadaran material menganggap kenikmatan indriyawi semu dan sementara (maya-sukha) sebagai kebahagiaan sejati (brahma- sukha). Sebab, mereka pikir setelah ajal segala sesuatu yang terkait de- ngan badan jasmaninya jadi hilang, lenyap tanpa bekas. Mereka tidak pe- duli bahwa begitu banyak manusia kaya-raya hidup tak aman, tidak nya- man dan tidak damai, apalagi bahagia. 6. Sebaliknya, orang-orang bijak berkesadaran spiritual merasakan kebaha- giaan sejati (brahma-sukha) dari keinsyafan diri sebagai jiva rohani-abadi dalam kegiatan pelayanan cinta-kasih (bhakti) kepada Tuhan Krishna. 7. Tingkat kesadaran material dan spiritual dapat diringkas sebagai berikut.

a. KESADARAN SENSUALb. KESADARAN MENTAL

c. KESADARAN INTELEKTUALd. KESADARAN EGOISTIK

www.narayanasmrti.com

JIVA DAN UN- SUR JASMANI

TINGKAT KESADARAN

URAIAN JENIS KESADARAN

5. JIVA

4. EGO

3. KECERDASAN

2. PIKIRAN

1. INDRIYA

SPIRITUAL

EGOISTIK

INTELEKTUAL

MENTAL

SENSUAL

SEPENUHNYA SADAR BAHWA DIRI- NYA SEJATI ADALAH JIVA ROHANI ABADI PELEYAN KEKAL TUHAN. SADAR BAHWA DIRINYA BERBEDA DARI BADAN JASMANI, TAPI MELE- KAT PADA KESENANGAN JASMANI. SADAR BAHWA SEMUA MAKHLUK HIDUP MEMILIKI AKAL HINGGA BISA MEMBEDAKAN APA YANG BERGUNA DAN TAK BERGUNA BUAT DIRINYA.

SADAR BAHWA MAKHLUK LAIN SA- SAMA-SAMA MEMILIKI CIRI-CIRI KE- HIDUPAN SEPERTI DIRINYA.

HANYA MEMIKIRKAN SOAL MAKAN- AN DAN BENDA-BENDA KEBUTUHAN LAIN UNTUK HIDUP.

SPIRITUAL

MATERIAL

V. TINGKAT KESADARAN DAN TENAGA MATERIAL (MAYA) TUHAN 1. Veda (Taittiriya Upanisad 2.1- 5) menyatakan bahwa dalam hubungannya de ngan tenaga material (maya) Tuhan Krishna, tingkat kesadaran yang berjum lah 5 (lima) tersebut dijabarkan sebagai berikut.

4. Kriteria yang harus dipakai menentukan tingkat kesadaran seseorang ada- karma, perbuatan/kegiatannya sehari-hari.

www.narayanasmrti.com

TINGKAT KESADARAN

PADANAN TRI-GUNA KONDISI DAN STATUS KEHIDUPAN

KETERANGAN

5. ANANDA-MAYA

4. VIJNANA-MAYA

3. JNANA-MAYA

2. PRANA-MAYA

1. ANNA-MAYA

SPIRITUAL

EGOISTIK

INTELEKTUAL

MENTAL SENSUAL

(VISUDDHA- SATTVAM)

SATTVAM

RAJAS

TAMAS

(TAMAS- KASAR)

BEBAS DARI CENGKRA- MAN TRI-GUNA DAN DI- SEBUT BRAHMA-BHUTA.

DICENGKRAM TRI-GU- NA DAN DISEBUT JIVA- BHUTA.

TINGKAT SPIRI-TUAL,SENANTIA- SA BAHAGIA(BRAHMA-SUKHA)

TINGKAT MATE-RIAL,BEKERJA KERAS DALAMPENDERITAAN(MAYA-SUKHA)

2. Tingkat spiritual brahman-bhuta dijelaskan oleh Tuhan Krishna sebagai be rikut, “Brahma-bhuta prasannatma na socati na kanksati samah sarvesu bhutesu mad bhaktim labhate param, orang yang telah berada pa- da tingkat spiritual brahman-bhuta senantiasa bahagia. Dia tidak pernah sedih dan tidak lagi men-dambakan apapun yang material, dan ber-tindak sama ter hadap segala makhluk. Dalam kehidupan demikian, dia khusuk dalam pelayanan bhakti murni kepada Ku” (Bg.18.54). 3.Tingkat material jiva-bhuta dijelaskan oleh Tuhan Krishna sebagai

www.narayanasmrti.com

berikut, “Jiva-bhutam mahabaho yayedam dharyate jagat, para jiva-bhu- ta (=orang-orang yang berkesadaran materialistik) ini, O Arjuna yang ber- lengan perkasa, sibuk meng-eksploitir alam material (untuk kese- nangan hidupnya) – Bg. 7.5. Jiva - bhutah sanatanah manah sas- thanindriyani prakrti-sthani karsati, para jiva-bhuta yang berhake kat kekal dan berada di alam fana ini, berjuang keras dengan ke- enam indriya termasuk pikiran (agar hidup bahagia) – Bg.15.7”. 4. Veda menyatakan bahwa selama seseorang di-cengkram / di-ikat Tri-guna, maka dia berkesadaran materialistik dan ter- golong jiva-bhuta. Sebaliknya, bila seseorang bebas dari cengkraman/ikatan Tri-guna, maka dia dikatakan berkesadaran spiritual, berada pada tingkat rohani visud- dha-sattvam dan tergolong brahman-bhuta.

VI. TINGKAT KESADARAN IBARAT PROSES MEKARNYA BUNGA 1. Veda meng-ibaratkan kemajuan kesadaran setiap orang seperti proses mekarnya bunga. Pada awalnya bunga itu hanya berupa kuncup bulat dan kecil, lalu berangsur-angsur membesar dan pelan-pelan ber- kembang sampai akhirnya jadi mekar nan indah. 2. Bunga yang indah mekar adalah bagaikan orang ber- kesadaran spiritual yang sifat-sifat dan prilakunya menyenangkan dan tutur katanya menyejukkan hati. 3. Proses berkembangnya kesadaran yang seperti bunga ini dapat diringkas sebagai berikut.

www.narayanasmrti.com

TINGKAT KESADARAN

MAKNA PADANAN (TRI-GUNA)

TK KEINSYAFAN STANDAR PENGETAHUAN

5. PURVA VIKACI- TA-CETANA

4. VIKACETA-CE- TANA

3. MUKALITA-CE- TANA

2. SANKUCITA-CE- TANA

1. ABRUTA-CETA- NA

MEKAR SE- PENUHNYA

MEKAR

MEMBUKA

BERKUNCUP

TERTUTUP

SPIRITUAL(VISUDDHA- SATTVAM)

EGOISTIK (SATTVAM)

INTELEKTUAL (RAJAS)

MENTAL (TAMAS)

SENSUAL(TAMAS KA- SAR)

INSYAF DIRI SEMPURNA

BELUM SEPE- NUHNYA IN- SYAF DIRI

SEDIKIT IN- SYAF DIRI

MULAI INSYAF DIRI

TIDAK INSYAF DIRI

SANG JIVA HIDUP BAHAGIA JIKA MELAKUKAN PELAYAN- AN BHAKTI KEPADA TUHAN.

JIVA YANG SPIRITUAL SAMA MENGHUNI TIAP BADAN JAS- MANI HINGGA BADAN JASMA- NI HIDUP.

JIVA YANG BERBEDA MENG- HUNI BADAN JASMANI YANG BERBEDA.

HANYA SIBUK BEKERJA UN- TUK MEMENUHI KEBUTUHAN BADAN JASMANI.

TIDAK TAHU HAKEKAT DIRI- NYA SENDIRI.

2. Meskipun seseorang tahu bahwa dirinya adalah jiva rohani-abadi, namun pengetahuan, kekayaan dan kesenangan material yang timbul dari sifat alam sattvam (kebaikan) tetap mengikat dirinya di dunia fana (perhatikan Bg.14.6), sehingga dia tetap tergolong berkesadaran material. www.narayanasmrti.com

3. Apakah seseorang berkesadaran material atau berkesadaran spiritual, itu ditentukan oleh perbuatan/kegiatan (karma) yang dilakukan setiap hari (li hat uraian IV.4). Oleh karena sifat alam rajas (kenafsuan) dan tamas (kege lapan) begitu tebal menyelimuti kesadaran penduduk Bhumi pada masa Kali-Yuga sekarang (perhatikan Bg.14.18, MS. dan Bhag.12. ) ma- ka praktis orang-orang yang di-sebut modern dewasa ini ber-kesadaran materialistik.

VII. TINGKAT KESADARAN DAN JALAN KEROHANIAN (YOGA) 1. Ajaran Veda disusun sedemikian rupa agar sang manusia dapat secara be- rangsur-angsur me-ningkatkan kesadarannya dari material ke spiritual un- tuk bisa kembali tinggal bersama Tuhan di dunia rohani dalam hubungan cinta-kasih (bhakti) denganNya. 2. Secara umum ada 4 (empat) jalan kerohanian (yoga) yang di- ajarkan oleh Veda sesuai dengan tingkat kesadaran sang manu sia yaitu karma, jnana, dhyana dan bhakti. 3. Veda meng-ibaratkan jalan kerohanian (yoga) sebagai suatu ta- ngga dengan 4 pijakan yaitu karma, jnana, dhyana dan bhakti. Pijakan tangga pertama (yaitu karma) di sebut yoga-ruruksa, sedangkan pijakan tangga ke-empat (ter-akhir yaitu bhakti) di- sebut yoga-rudha (perhatikan Bg.6.3). 4. Tingkat kesadaran dalam hubungannya dengan jalan kerohani- an (yoga) dapat diringkas sebagai berikut.

BHAKTI

DHYANA

JNANA

KARMA

www.narayanasmrti.com

TINGKAT KESADARAN

JALAN KE- ROHANIAN (YOGA)

BAGIAN PENGETAHUAN VEDA

SUMBER KITAB VEDA

TUJUAN YANG DICAPAI

5. SPIRITUAL

4. EGOISTIK

3. INTELEKTU- AL

2. MENTAL

1. SENSUAL

BHAKTI

DHYANA

JNANA

KARMA

UPASANA- KANDA

JNANA-KANDA

KARMA-KANDA

ARANYAKA

BRAHMANA

BERGAUL DALAM HUBU- NGAN CINTA-KASIH TIM- BAL-BALIK DENGAN KEPRI BADIAN TUHAN YME (BHA- GAVAN).

MEMILIKI KEKUATAN MIS- TIK MELALUI MEDITASI KE PADA TUHAN (PARAMAT- MA).

LEBUR-BERSATU DENGAN TUHAN IMPERSONAL (BRAHMAN).

HIDUP BAHAGIA DI ALAM SORGAWI.

VIII. PENJELASAN UMUM TENTANG JALAN KEROHANIAN (YOGA). 1. Bila kegiatan (mencakup kegiatan badan, pikiran dan kata-kata) itu sema- ta-mata dimaksudkan untuk meningkatkan standar kehidupan material su paya menjadi lebih baik dan lebih nikmat dengan lahir di alam Sorgawi se- suai petunjuk/aturan Veda, maka kegiatan ini disebut Karma-Yoga. Bagian

www.narayanasmrti.com

pengetahuan Veda yang mengajarkan tentang Karma-Yoga ini disebut Kar- ma-Kanda dan ber-sumber pada kitab Catur-Veda. Kegiatan Karma-Kan- da ini pada umumnya berupa ritual ke-agamaan untuk memuja para Deva. 2. Bila kegiatan (badan, pikiran dan kata-kata) dilandasi oleh penge- tahuan Veda dengan tujuan untuk membebaskan diri dari reaksi (phala) kerja (karma) yang mengikat di dunia fana, maka kegiatan ini disebut Jnana-Yoga. Bagian pengetahuan Veda yang meng- ajarkan Jnana-Yoga disebut disebut Jnana-Kanda dan bersumber pada kitab Upanisad. Kegiatan Jnana-Kanda ini pada umum nya berupa diskusi pengetahuan Veda tentang Tuhan impersonal ya- itu Brahman. 3. Jika kegiatan (badan, pikiran dan kata-kata) dilandasi keinginan memperoleh kekuatan mistik melalui pemusatan pikiran kepada Tuhan sesuai aturan/petunjuk Veda agar bisa pergi dan menikma- ti dimana saja di alam fana, maka kegiatan ini disebut Dhyana-Yo ga. Bagian pengetahuan Veda yang mengajarkan Dhyana-Yoga disebut Jnana-Kanda pula dan bersumber pada kitab-kitab Upa- nisad. Pada umumnya kegiatan ini berupa meditasi kepada Tu- han sebagai Paramatma. 4. Bila kegiatan (badan, pikiran dan kata-kata) dilandasi semata-ma- ta oleh ke-inginan menyenangkan Kepribadian Tuhan YME (Bha- gavan) degan menyibukkan seluruh indriya jasmani dalam pela-www.narayanasmrti.com

yanan berdasarkan cinta kepadaNya sesuai petunjuk Veda, maka kegiatan demikian menjadi spiritual dan disebut Bhakti-Yoga. Bagian pengetahuan Veda yang mengajarkan Bhakti-Yoga di-sebut Upasana- Kanda dan ber- sumber pada kitab - kitab Veda-Sruti (Vedanta dan Bhagavad-Gita). Pada umumnya kegiatan bhakti ini berupa pemujaan Arca-vigraha Tuhan. 5. Telah dijelaskan bahwa Yoga adalah ibarat tangga menuju dunia rohani, sedangkan ke-empat macam Yoga tersebut (yaitu Karma, Jnana, Dhyana dan Bhakti) adalah 4 (empat) pijakan tangga Yoga dari bawah ke atas. Ka- rena itu dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. KEGIATAN MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP SESUAI ATURAN VEDA = KARMA b. KARMA + PENGETAHUAN VEDA = JNANA. c. JNANA + MEDITASI KEPADA TUHAN = DHYANA. d. DHYANA + PELAYANAN BERDASAKAN CINTA KEPADA TUHAN = BHAKTI.

6. Bhakti adalah pijakan tertinggi dalam tangga Yoga, sebab hanya dengan bhakti sang makhluk hidup (jiva) bisa mengerti dan mencapai Tuhan dan bergaul bersamaNya dalam hubungan cinta-kasih timbal-balik ( perhati- kan Bg. 4.3, 8.10, 8.22, 9.34, 11.54, 13.19, 18.55, 18.65 dan 18.67).

IX. TINGKAT KESADARAN DAN GOLONGAN/KELOMPOK/JENIS DAN STATUS SERTA ARAH TUJUAN SANG MAKHLUK HIDUP (JIVA) SETELAH AJAL.

www.narayanasmrti.com

IX. TINGKAT KESADARAN DAN GOLONGAN/KELOMPOK/JENIS/ ILMU SERTA ARAH TUJUAN SANG MAKHLUK HIDUP (JIVA) SETELAH AJAL 1. Hubungan antara tingkat kesadaran dengan golongan/kelompok/jenis ma- khluk hidup, pengetahuan serta arah tujuan sang makhluk hidup (jiva) se- telah ajal dapat diringkas sebagai berikut.

TINGKAT KESADARAN

GOLONGAN MAKHLUK HIDUP

KELOMPOK MAKHLUK HIDUP

JENIS MAKHLUK HIDUP

PENGETAHUANDAN ARAH KE- HIDUPAN

1. SPIRITUAL

2. MATERIAL (EGOISTIK, INTELEKTUAL, MENTAL DAN SENSUAL)

SURA (DEVA)

ASURA (DE- MON)

BRAHMANA, KAVI, MUNI, RISHI, PANDI- TA, TAPASVI, YOGI DAN ROHANIAWAN LAIN NYA.

KSATRIYA, VAISYA, SUDRA, CANDALA DLL. YANG SIBUK MENGEJAR KESE- NANGAN DUNIAWI.

MAHATMA, BUDHA, YOGI, NAROTTAMA, SUKRTINA, SUBU- DHI, TATTVA-VADI, ARYA DAN KEPRI- BADIAN MULIA LAIN NYA.

DURATMA, MUDHA, BHOGI, NARADHA- MA, DUSKRTINA, DURBUDHI, VEDA- VADI, MLECCHA DAN KEPRIBADIAN RENDAH LAINNYA

BRAHMA-TATTVA APAVARGA-VARTMANI (=MUKTI).

MAYA-TATTVA

SAMSARA-VART-MANI.

2. Mereka yang berkesadaran materialistik sibuk dalam bermacam-macam ke giatan pamerih agar hidup bahagia di dunia fana dengan memuaskan indri-

www.narayanasmrti.com

ya-indriya jasmani yang tidak terkendali dan tidak pernah bisa dipuaskan dengan cara dan upaya material apapun. 3. Dalam hubungan ini, Inkarnasi Tuhan Vamanadeva berkata kepada Vali Maharaja, sang Pemimpin para Daitya, “Wahai sang Raja, meskipun sega la benda pemuas kebutuhan hidup yang ada di seluruh Tri-Lo- ka ini diberikan kepada orang yang indriya-indriya jasmaninya tak terkendali, dia akan tetap saja tidak merasa puas” (perhati- kan Bhag. ). 4. Orang berbahagia hanya jikalau hatinya tenang dan damai, be- bas dari rasa pemilikan dan ke-akuan palsu. Sebab di-katakan, “Asantausah kutah sukham, jikalau hati tak damai, bagaimana mungkin bahagia? (Bg.2.66). Sa santim apnoti na kama kami, orang me- rasa damai bukan dengan bekerja keras memenuhi beraneka-macam ke inginan indriyawi (Bg.2.70). Dan, nirmamo nirahankarah sa santim adhi- gacchati, orang merasa damai bila dia bebas dari rasa pemilikan dan ke aku-an palsu (Bg.2.71)”.

X. TINGKAT KESADARAN, ISI HATI, JENIS KEGIATAN DAN SUASANA KEHI- DUPAN 1. Isi hati, jenis kegiatan dan suasana kehidupan setiap orang bergantung pada tingkat kesadarannya. Mereka yang ber-kesadaran spiritual hidup berdasarkan prinsip-prinsip dharma. Sedangkan mereka yang ber-kesa- www.narayanasmrti.com

XI. KESADARAN MATERIALISTIK PENYEBAB DERITA DAN SENGSARA 1. Ketidak-puasan atas hasil dan kemajuan material yang telah dicapai mela- hirkan ber-aneka-macam watak/sifat/perangai/prilaku buruk dan jahat (asu- ri-sampad). Semua sifat buruk dan jahat ini lalu menghimpun diri ke dalam 6 (enam) kelompok musuh yang di sebut sad-ripu dan tiada henti mendera

daran material tidak sadar bahwa dirinya hidup berdasarkan prinsip-prin- sip adharma. 2. Hubungan antara tingkat kesadaran dengan isi hati, jenis kegiatan dan su asana kehidupan dapat diringkas sebagai berikut.

TINGKAT KESADARAN

ISI HATI JENIS KEGIATAN

SUASANA KEHIDUPAN

1. SPIRITUAL

2. MATERIAL (EGOISTIK, INTELEKTUAL MENTAL, SENSUAL)

INSYAF DIRI SEBAGAI JIVA ROHANI-ABADI DAN HOR- MAT KEPADA SEMUA MAK- HLUK.

DIBUAI OLEH KEBANGGA- AN PALSU ATAS PENGE- TAHUAN, KEKUASAAN DAN KEKAYAAN MATERI- AL.

DHARMA a. TAPA (SEDERHANA) b. SAUCAM (SUCI) c. DAYA (KASIH) d. SATYAM (JUJUR) (BHAG.1.17.24).

ADHARMA a. PANAM (MABUK) b. STRIYAH (ZINAH) c. SUNAH (KEKERASAN) d. DYUTAM (JUDI) (BHAG.1.17.38).

TERKENDALI DIRI, TE- NANG, DAMAI, BERPU AS HATI DAN BERBA- HAGIA.

TAK TERKENDALI DI- RI, TAK PERNAH ME- RASA PUAS, SELALU KHAWATIR, TAKUT, CEMAS DAN SENGSA- RA.

www.narayanasmrti.com

dan menyiksa sang jiva-bhuta berjasmani manusia materialistik.

a. KAMA, NAFSU YANG BAGAIKAN PENYAKIT KRONIS AMAT MENYENGSARAKAN. b. KRODHA, KEMARAHAN YANG MEMBAKAR BAGAIKAN API. c. MOHA, KHAYALAN YANG MEMBENAMKAN KEDALAM MIMPI-MI MPI INDAH TAK BERGUNA.d. LOBHA, KESERAKAHAN YANG BAGAIKAN MUSUH AMAT TANGGUH. e. MADA, MABUK YANG MENYEBABKAN BUTA PADA KEBENARAN. f. MATSARYA, IRI-DENGKI YANG MENYEBABKAN PIKIRAN TAK PERNAH DAMAI.

2. Tanpa sadar disiksa oleh sad-ripu, para jiva bhuta berjasmani manusia mo- dern melakukan beraneka-ragam kegiatan pamerih untuk membuat hidup- nya nyaman di dunia fana. Begitulah, dengan mengembangkan maya-tattva (pengetahuan material) yang disebut teknologi, mereka pikir hidupnya bisa tambah nyaman dan sejahtera. 3. Tetapi semua kegiatan pamerihnya yang dilandasi sad-ri- pu hanya membuat dirinya bersaing semakim sengit da- lam memperebutkan kekayaan Ibu Prthivi (Bhumi) demi kesenangan pribadinya masing-masing. 4. Persaingan hidup sengit demikian memaksa mereka be- kerja-keras siang malam. Dan dalam persaingan keras ini hanya segelintir orang muncul sebagai pemenang deng- an cara-cara tak bermoral.

www.narayanasmrti.com

5. Mayoritas penduduk yang tersisih dari persaingan tak bermoral ini, hidup semakim sulit. Dan supaya bisa bertahan hidup, para manusia pecunda- ng (=kalah bersaing) ini ter-paksa juga menempuh cara-cara licik, dusta, dan berdosa dalam mencari nafkah agar hidup bahagia. 6. Sementara itu, pembangunan beraneka-macam pabrik, produk- si bermacam-macam sarana transport, penebangan hutan ya- ng tak terkendali, penambangan minyak dan berbagai mineral lain, pembukaan areal perkebunan komoditas yang bukan ke- butuhan hidup pokok (seperti tembakau, karet, teh, kopi, dsb.) serta pola hidup hedonistik dan individualistik yang semakim meluas, adalah kegiatan-kegiatan asurik yang : a. Menyebabkan rusak dan hancurnya alam sehingga berbagai macam bencana alam semakim sering terjadi, dan b. Mengakibatkan polusi dan pemanasan global yang semakim menakutkan sang manusia. 7. Bukan itu saja. Kecerdasannya sebagai makhluk paling tinggi dan paling beradab, dimanfaatkan untuk memuaskan lidah de- ngan membunuh jutaan binatang dan makhluk rendah lain se- bagai makanan. Mereka tidak mau mengerti bahwa penyakit, kecelakaan perang, teror bom dan berbagai macam tindak kekerasan lain adalah re- aksi (phala) dari perbuatan bengis dan kejam (himsa-karma) nyembelih binatang setiap hari untuk dimakan. www.narayanasmrti.com

8. Sementara menikmati kesenangan material semu dan sementara (maya-su kha) yang di-dapat dari kerja-keras, dari hari ke hari mereka yang berkesa- material dan di-sebut asura, prabhavanty ugra karmanah, semakim sering melakukan perbuatan jahat dan amoral yang tambah ksayaya jagato’ hitah, merusakkan Bhumi tempat tinggalnya sendiri (perhatikan Bg.16.9). 9. Demikianlah kesadaran materialistik yang kini mendominasi penduduk Bhu mi bukan saja semakim me-nyengsarakan hidup sang manusia tetapi juga menyengsarakan kehidupan berbagai jenis makhluk lain.

XII. CARA DAN UPAYA MATERIALISTIK YANG TIDAK BERMANFAAT 1. Mereka yang disebut kaum intelektual modern berkesadaran material deng- an ber-aneka-macam gelar akademik, tahu dan sadar terhadap kerusakan alam yang semakim mengkhawatirkan. Tetapi mereka tidak sa- dar bahwa beraneka-macam “Teori me-muaskan indriya badan jasmani agar hidup bahagia didunia fana” yang mereka ajarkan adalah penyebab utama kerusakan alam. 2. Dengan menuruti teori-teori seperti itu, rakyat menjadi amat me- lekat dan ketagihan pada kenikmatan indriya jasmani. Sehingga bermacam-macam aturan pembatas dan larangan yang di- keluarkan oleh Pemerintah untuk me-lindungi hutan, sumber mata air, bukit dan gunung,

www.narayanasmrti.com

satwa dan cagar alam, dsb. tidak diperdulikan oleh penduduk, apalagi di turuti oleh mereka. 3. Mengeluarkan aturan dan peraturan larangan, menyelenggarakan diskusi, seminar, perundingan atau penyuluhan tentang pelestarian alam, adalah cara-cara materialistik yang tidak bermanfaat. Sebab, semua cara ini tidak mampu membersihkan sifat-sifat asurik (kecan- duan pada kenikmatan indriyawi) yang telah be- gitu tebal mengotori hati mayoritas manusia Ka- li-Yuga yang disebut modern. “Jikalau aku tidak kaya, bagaimana mungkin aku bahagia?”, begi- tu mereka ber-argumen. 4. Sementara para Pejabat/Pemimpin/Kepala negara sibuk membuat dan me rindingkan aturan dan peraturan baru untuk mengurangi kerusakan alam, polusi dan pemanasan global, Bhumi semakim dan semakim rusak, dan rakyat hidup semakim sulit dan sengsara.

XIII. ROBAH KESADARAN DARI MATERIAL KE SPIRITUAL 1. Telah dijelaskan bahwa selama se-seorang ber-kesadaran material, maka selama itu dia hanya sibuk bekerja keras dalam penderitaan, meskipun te- lah kaya-raya. 2. Veda menganjurkan agar, dalam kondisi kehidupan bagaimana pun, sang manusia harus merobah kesadarannya dari material ke spiritual jika ber-www.narayanasmrti.com

keinginan hidup tenang, damai dan bahagia dalam suasana alam lestari. 3. Adapun cara yang diberikan Veda untuk merobah kesadaran dari material ke spiritual dapat diringkas sebagai berikut.

KESADARANMATERIAL

(EGOISTIK, INTE-LEKTUAL, MEN-

TAL DAN SENSU- AL)

PANCA YAMA VRATA

a. AHIMSA, TIDAK MENYAKITI/MEMBU-NUH MAKHLUK LAIN.

b. BRAHMACARYA, HIDUP SELIBAT. c. SATYAM, BERWATAK JUJUR. d. ASTEYA, TIDAK KORUP. e. APARIGRAHA, BEBAS DARI RASA

PEMILIKAN.

PANCA NIYAMA VRATA

a. SAUCAM, HIDUP SUCI. b. SANTOSA, HATI TENANG DAN DA-

MAI. c. TAPASYA, HIDUP SEDERHANA. d. SVADHYAYA, TEKUN MEMPELAJA-

RI VEDA. e. ISVARA-PRANIDHANA, BERSERAH

DIRI KEPADA TUHAN.

KESADARANSPIRITUAL

4. Tetapi dalam masa Kali-Yuga sekarang, Veda memberikan cara yang lebih praktis, lebih manjur dan lebih mujarab untuk merobah kesadaran dari ma terial ke spiritual yaitu dengan melaksanakan Hari-nama-sankirtana.

www.narayanasmrti.com

KESADARANMATERIAL

(EGOISTIK, INTE-LEKTUAL, MEN-

TAL DAN SENSU- AL)

KESADARANSPIRITUAL

a. MENGUCAPKAN NAMA-NAMA SUCI TUHAN HARI (KRISHNA)

YANG TERSUSUN BERUPA MA- HA-MANTRA KALI-SANTARA-NA-UPANISAD BERIKUT:

HARE KRSNA HARE KRSNAKRSNA KRSNA HARE HARE

HARE RAMA HARE RAMARAMA RAMA HARE HARE

b. MENGKONSUMSI PRASADAM, MAKANAN YANG TELAH DIPER-

SEMBAHKAN KEPADA TUHANHARI (KRISHNA).

5. Dengan mengucapkan nama-nama suci Tuhan Hari (Krishna) secara tekun dan teratur plus mengkonsumsi prasadam setiap hari, maka secara otoma- tis segala sifat-sifat asurik yang mengotori hati dan pikiran dihancurkan. Ke- mudian semua sifat-sifat kedewataan (surik) sebagimana di rinci dalam Pan- nca Yama dan Panca Niyama Vrata, berangsur-angsur berkembang di dalam hati sang bhakta. 6. Selanjutnya, seseorang men-jadi insyaf diri, “Aku adalah jiva rohani abadi, pelayan kekal Tuhan Krishna”, dan cinta-kasih (bhakti) kepada Nya tumbuh subur di hatinya. Sehingga, dengan hanya ingat Beliau pada saat ajal, sang www.narayanasmrti.com

bhakta (sebagai jiva rohani-abadi) kembali pulang ke dunia rohani yang kekal dan penuh kebahagiaan Vaikuntha-loka.

XIV. LAIN-LAIN Banyak sekali sloka-sloka Veda yang menyatakan bahwa Hari-nama-sankirta- na adalah praktek kerohanian yang diajurkan untuk dituruti oleh setiap manu sia Kali-Yuga sekarang guna merobah kesadarannya dari material ke spiritual.

XV. PENUTUP Demikianlah saya telah jelaskan secara ringkas tentang tingkat-tingkat kesa- daran dari material ke spiritual. Semoga bermanfaat. Haribol!

Bandung, 18 Juni 2007.

www.narayanasmrti.com