DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN …etheses.iainponorogo.ac.id/10189/1/sendik thesis...
Embed Size (px)
Transcript of DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN …etheses.iainponorogo.ac.id/10189/1/sendik thesis...
-
PENGARUH IKLAN MELALUI SELEBGRAM ENDORSE
DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN KOSMETIK IMPLORA
(STUDI KASUS MAHASISWA IAIN PONOROGO)
SKRIPSI
Oleh :
SENDIK WIJAYANTI
210716007
Pembimbing:
MAULIDA NURHIDAYATI, M.Si.
NIP. 198910222018012001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
-
ABSTRAK
Wijayanti, Sendik. Pengaruh Iklan melalui Selebgram Endorse dan Citra merek
terhadap Minat Beli Konsumen Kosmetik Implora (Studi Kasus
Mahasiswa IAIN Ponorogo)
Kata Kunci : Kosmetik Berbahaya, Produsen, Konsumen.
Kosmetik merupakan suatu alat untuk meningkatkan penampilan tubuh
manusia. Dengan adanya kosmetik, para pebisnis atau produsen berlomba
untuk memproduksi kosmetik, tanpa memperhatikan campuran bahan yang
digunakan dalam pembuatan kosmetik. Salah satu kosmetik yang sudah
beredar dipasaran adalah kosmetik Implora, menurut sumber berita yang
dilansir pada Orennyenews kosmetik Implora menurut BPOM berbahaya,
tetapi tidak semua dari kosmetik Implora mengandung bahan yang berbahaya,
selain itu iklan yang ditampilkan melalui selebgram endorse tidak terlalu
terkenal dibandingkan dengan kosmetik lainnya. Namun, hal tersebut tidak
menyurutkan minat beli para konsumen. Dari permasalahan tersebut penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel iklan melalui
selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli konsumen kosmetik
Implora (studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket. Sampel penelitian
ini berjumlah 100 responden mahasiswa IAIN Ponorogo. Teknik analisis data
dengan menggunakan angket, yang menggunakan uji regresi linier sederhana
dan berganda dengan bantuan SPSS 21. Penelitian ini menggunakan uji
validitas, dan reliabilitas, analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis.f
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, iklan melalui selebgram
endorse berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap
minat beli konsumen dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05, iklan melalui
selebgram endorse dan citra merek secara simultan dengan hasil Fhitung > Ftabel
yaitu 46,465 > 3,09, sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa X1 dan X2 berpengaruh secara simultan terhadap Y. Uji t
menunjukkan hasil variabel independen yaitu iklan melalui selebgram endorse
dan citra merek, mampu menjelaskan variabel dependen yakni minat beli
konsumen sebesar 48,9% sedangkan sisanya 51,1% dipengaruhi oleh faktor
lain.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin pesat kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi di
Indonesia membuat internet menjadi pilihan media yang banyak digemari oleh
masyarakat. Dengan adanya internet membantu masyarakat untuk mencari
informasi hal apa saja yang mereka inginkan, salah satunya adalah dalam hal
berbelanja. Dalam hal ini, berbelanja dengan media online sangat efisien dan
praktis bagi para konsumen. Internet membantu perusahaan ataupun pebisnis
untuk berkomunikasi dengan para pelanggannya. Hal ini membuat para
pengguna internet semakin meningkat di Indonesia setiap tahunnya. Jumlah
pengguna internet di Indonesia semakin tahun semakin meningkat berdasarkan
data tahun 2004 yang dikumpulkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII), diperkirakan kurang lebih mencapai sekitar 12 juta
pengakses.1
Sejak kehadiran internet dalam dunia bisnis tujuannya adalah untuk
memberikan informasi kepada para konsumen. Internet membuat komunikasi
menjadi berkembang dan penggunaannya sangat cepat serta efektif, yang
menjadikan sebagai sarana alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat
diabaikan. Selain itu internet juga digunakan sebagai media bisnis online, yang
1 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif Dalam Periklanan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2015), 319.
-
2
bisa menggunakan aplikasi apapun seperti facebook, website, whatsapp,
instagram. Oleh sebab itu, gaya hidup masyarakat juga ikut berubah seiring
banyaknya penggunaan internet. Salah satu media atau aplikasi yang sering
digunakan oleh para perusahaan atau pebisnis dalam mempromosikan
produknya adalah aplikasi instagram.
Instagram adalah salah satu media online yang sering digunakan oleh para
pebisnis untuk menawarkan barang maupun jasanya kepada konsumen, bisa
melalui iklan, paid promote, endorse selebgram, endorse selebriti.2 Banyak
sekali pebisnis yang menawarkan produknya melalui instagram salah satunya
adalah kosmetik. Kosmetik adalah salah satu kebutuhan kaum wanita dalam
menunjang penampilan mereka agar tampil cantik dan menarik. Kosmetik juga
merupakan suatu barang konsumsi primer bagi semua orang baik laki – laki
maupun perempuan. Dengan adanya instagram, penyebaran produk kosmetik
menjadi sangatlah cepat. Kosmetik juga bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang
bisa dioleskan atau dipercikkan, sentuhan tambahan yan bersifat mempermanis,
sebagai penutup kekurangan yang ada di tubuh.3
Penyebaran kosmetik sendiri cukup pesat di Indonesia, salah satunya di
Kota Ponorogo, masyarakat mulai menganggap bahwa kosmetik sudah menjadi
kebutuhan pokok. Adanya perubahan dari gaya hidup masyarakat Ponorogo
yang juga mencontoh perubahan gaya hidup masyarakat di kota besar, sehingga
membuat kosmetik sulit dilepaskan dari kehidupan sehari - hari. Semakin
2 SFS, Endorsement, & Paid Promote Instagram, (SEOMuda), 8.
3 Dorothea Rosa Herliany, Kecantikan Perempuan Timur, (Magelang : Indonesia Team
Po Box, 1999), 173.
-
3
meningkatnya gaya hidup konsumen juga membuat semakin meingkatnya
minat beli konsumen tersebut. Minat beli adalah respon yang muncul dari
dalam individu sebelum bertindak untuk mengambil keputusan dalam
mengkonsumsi barang ataupun jasa. membeli bagian dari dorongan individu
untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang di inginkannya.atau bisa diartikan
dengan komponen perilaku yang dilakukan sebelum mengambil tindakan atau
keputusan dalam membeli.4 Selain gaya hidup faktor yang menimbulkan minat
beli adalah berhubungan dengan emosi, seseorang merasa senang dan puas
dalam membeli barang atau jasa, jika barang tersebut sesuai dengan
keinginannya. Minat beli tersebut juga mendorong konsumen untuk
mengkonsumsi barang yang mereka inginkan. Seperti halnya kosmetik,
berdasarkan pengamatan awal pada tanggal 3 Desember 2019, peneliti
mengamati di lingkungan sekitar kampus I dan II IAIN Ponorogo, peneliti
mengamati konsumen khususnya konsumen perempuan, yang biasa
menggunakan alat kecantikan yaitu kosmetik, seperti lipstick, powder, eye
shadow, parfume, nail polish, parfume, lip tint, lip cream, blush on, eye brow,
mascara, eye liner. Dari pengamatan ini peneliti dapat mengetahui bahwa
kebanyakan perempuan sangat tertarik untuk membeli kosmetik dengan harga
murah, serta memiliki hasil yang cepat demi memperoleh wajah yang cantik.
Oleh sebab itu, perempuan lebih memilih jalan alternatif untuk membeli
kosmetik lewat online shop melalui media instagram dengan harga yang murah
4 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.
-
4
tanpa memperhatikan keaslian produk tersebut. Dengan iklan yang ditampilkan
di media sosial instagram membuat konsumen semakin tertarik.
Melalui iklan para pebisnis berlomba untuk menarik minat konsumen
untuk membeli barang yang mereka tawarkan. Keberadaannya menghubungkan
produsen dengan konsumen. Selain sebagai kegiatan pemasaran, iklan juga
merupakan kegiatan komunikasi, untuk itu rancangan iklan selalu
menggunakan teknik tertentu unuk mencapai tujuannya. Dari sekian banyak
iklan yang ada tujuannya adalah sama yaitu untuk mendekati khalayak sasaran
mereka serta mengajak khalayak untuk membeli atau menggunakan produk
barang maupun jasa yang mereka tawarkan.5 Penggunaan selebgram endorse
sebagai sumber figur penarik dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif
untuk menyampaikan pesan. Selebgram endorse yang sudah terlatih biasanya
lebih mudah untuk bisa menarik konsumen dengan pesona kecantikan yang
dimiliki.
Seperti selebgram untuk meng endorse kosmetik, banyak sekali kosmetik
yang beredar di Kota Ponorogo, yang sudah bisa menembus mahasiswa
Ponorogo, khususnya mahasiswa IAIN Ponorogo, seperti bedak, lipstick,
lipgloss, liptint, eyeshadow, mascara, eyeliner, cream pemutih, masker, sabun,
minyak wangi, cream collagen, nail polish, eyebrow, blush on. Salah satu
diantaranya adalah kosmetik dengan merek Implora. Implora adalah salah satu
kosmetik yang sudah cukup terkenal dan sering digunakan oleh masyarakat.
Tak terkecuali mahasiswa IAIN Ponorogo yang juga banyak menggunakan
5 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, (Jakata : PT. Raja Grafindo,
2015), 66.
-
5
kosmetik Implora. Implora juga sudah banyak mengeluarkan berbagai macam
produk dengan variasi harga yang berbeda – beda diantaranya adalah6
Tabel 1.1
Daftar Produk-Produk dan Harga Kosmetik Implora
Nama Produk Harga Nama Produk Harga
Implora Urban Lip
Cream Matte
Rp. 20.000 Implora Make Up
Kit
Rp. 23.500
Implora Pensil
Alis
Rp. 5.000 Implora Body
Cologne
Rp. 13.000
Implora Deep
Black Maskara
Rp. 19.500 Implora Lipstik
Hitam
Rp. 12.500
Implora Eyeliner
Pen
Rp. 21.000 Implora Bedak
Suellut Powder Cake
Rp. 22.500
Implora Lipstik
Intense Matte
Rp. 20.000 Implora Lipstik
Mawar
Rp. 10.000
Implora Nail
Polish
Rp. 4.000 Imploa Eau De Rp. 33.000
Implora Parfum
Man Bebek Series
Rp. 23.500 Implora Eyeshadow
Pallete
Rp. 22.000
Implora Parfume
Zard Roxia
Rp. 20.000 Parfum Zard Melati
Large
Rp. 20.000
6 https://shopee.co.id/imploracosmetic. diakses pada Agustus 2019.
https://shopee.co.id/imploracosmetic
-
6
Nama Produk Harga Nama Produk Harga
Implora Bedak
Complate Love
Beauty Cake
Rp. 24.000 Implora Bedak Two
Way Cake
Rp. 19.500
Sumber : Shopee.co.id.Imploracosmetic
Produk – produk pada Tabel 1.1 merupakan produk kosmetik Implora
yang sudah sering digunakan oleh masyarakat, karena harga yang cukup
murah dan terjangkau, sehingga mudah untuk didapatkan. Untuk menarik
minat beli konsumen produk Implora yang sudah mempunyai citra merek
cukup terkenal itu juga mempromosikan lewat media iklan maupun selebgram
endrose, melalui media instagram.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peniliti pada tanggal 4
Desember 2019, di sekitar kampus I dan II IAIN Ponorgo, terhadap sedikitnya
50 mahasiswa dari berbagai jurusan, diketahui bahwa dari 50 mahasiswa yang
diwawancarai sekitar 40 mahasiswa menyatakan menggunakan kosmetik
Implora.7 Selain itu mereka juga lebih gampang mendapatkan kosmetik
tersebut lewat online shop di kota Ponorogo seperti online shop Beauty
Collection, Ladys.id, Septika Online Shop, By_KK, Design Olshop yang
mengiklankan kosmetik Implora melalui selebgram endorse pada sosial media
instagram. Dengan citra merek yang sudah cukup dikenal oleh mahasiswa
maupun masyarakat Implora bisa sukses untuk menarik minat beli
7 Peneliti, Hasil Observasi, Ponorogo, 4 Desember 2019.
-
7
para mahasiswa IAIN Ponorogo. Walaupun kosmetik Implora tidak terlalu
terkenal dibandingkan kosmetik lainnya seperti Wardah, Purbasari, Sari Ayu,
LT pro, Latulipe, Aishaderm, tetapi kosmetik Implora mampu menarik minat
beli para konsumen. Selain itu kosmetik Implora bisa menarik minat beli
konsumen dengan adanya iklan melalui selebgram endorse. Dengan melihat
adanya selebgram endroses dan menciptakan citra merek konsumen bisa lebih
tertarik yang serta memiliki hasrat untuk membeli kosmetik Implora tersebut.
Selebgram kosmetik Implora diantaranya adalah Melisahart yang memiliki
24,6rb follower, Erlinachang yang memliki jumlah follower 221rb, kemudian
ada Linkeengela yang memiliki 7.418 follower, Esthergracia yang memiliki
follower berjumlah 102rb, selebgram endorse selanjutnya adalah Lidiafang
yang memiliki follower berjumlah 122rb, dan ada juga Maryangline yang
memiliki 157rb follower.
Menurut sumber berita yang dilansir dari Orannyenews.com pada tahun
2019 oktober8 menurut BPOM dijelaskan bahwa sebagaian dari kosmetik
Implora sempat masuk ke dalam kategori kosmetik berbahaya. Menurut
BPOM kosmetik yang tergolong berbahaya adalah kosmetik yang
mengandung bahan kimia seperti merkuri, hidrokinon, asam retinoat, bahan
pewarna merah K3, merah K10 dan sudan IV, bahan – bahan tersebut bisa
menyebabkan terjadinya kanker kulit. Kosmetik Implora yang berbahaya
menurut berita Orannyenews.com pada tahun 2019 Oktober diantaranya
adalah
8 Ahmad Fauzi, https://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-
bpom-lengkap, diakses pada 30 Oktober 2019.
https://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-bpom-lengkaphttps://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-bpom-lengkap
-
8
1. Implora lipstick 01
2. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (lipstick)
3. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (eye shadow)
4. Implora fashionable cosmetic 707 (eye shadow)
5. Implora fashionable cosmetic 707 02 (eye shadow)
6. Implora fashionable cosmetic 707 02 (blush on)
7. Implora lipstick 03
Selain itu terdapat juga berita yang dilansir dari REPUBLIKA.co.id,
BPOM merilis 39 kosmetik yang berbahaya yang didalamnya juga terdapat
kosmetik Implora diantaranya adalah9
1. Implora lipstick (water shine diamonds)
2. Implora lipstick No. 2 (water shine diamonds)
3. Implora lipstick No. 3 (water shine diamonds)
4. Implora lipstick No. 5 (water shine diamonds)
5. Implora lipstick No. 6 (water shine diamonds)
6. Implora lipstick No. 6 (fluer rounge)
Selain berita yang disebutkan terdapat juga berita yang dilansir oleh
HarianSederhana yang menyebutkan bahwa BPOM telah merilis daftar
kosmetik berbahaya dan diantaranya kosmetik tersebut juga terdapat kosmetik
Implora yaitu10
9 Umi Nur Fadillah, Agus Yulianto, https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-
sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahaya, diakses pada
Selasa, 06 Desember 2016, 16 : 16 WIB 10 Bambang Banguntopo, https://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-
kosmetik-berbahaya/, diakses pada 23 Desember 2019, 08:38 WIB.
https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahayahttps://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahayahttps://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-kosmetik-berbahaya/https://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-kosmetik-berbahaya/
-
9
1. Implora lipstick 01
2. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (lipstick)
3. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (eye shadow)
4. Implora fashionable cosmetic 707 (eye shadow)
5. Implora fashionable cosmetic 707 02 (eye shadow)
6. Implora fashionable cosmetic 707 02 (blush on)
7. Implora lipstick 03
Kosmetik yang disebutkan diatas adalah kosmetik Implora yang tergolong
berbahaya untuk digunakan para konsumen, dari berita tersebut peran iklan
melalui selebgram endrose dan citra merek sangat diperlukan, apakah dengan
adanya berita tersebut bisa menyurutkan minat beli para konsumen atau malah
bisa meningkatkan minat beli. Tetapi tidak semua produk implora berbahaya,
banyak produk Implora yang aman dan sudah terdaftar di BPOM. Oleh karena
itu perlu adanya iklan salah satunya melalui selebgram endorse agar citra
merek kosmetik Implora tetap bisa bertahan dan bersaing dengan yang
lainnya.
Selebgram merupakan singkatan dari dua kata yaitu selebriti (seleb) dan
instagram (gram). Selebriti adalah kata serapan dari bahasa Yunani yang
berarti keadaan menjadi populer, maka selebgram dapat diartikan sebagai
sebagai selebriti instagram atau seseorang yang memiliki popularitas di media
sosial instagram.11 Dalam menarik minat beli konsumen tentunya selebgram
endorse yang dipilih harus memiliki banyak pengikut (follower), mempunyai
11 Sakinah, Etnosia : Jurnal Etnografi Indonesia, Meraih Popularitas Melalui Dunia
Maya, Volume 3 Edisi 1, (Departemen Antropologi Fisip Unhas : 2018), 48.
-
10
daya tarik yang tinggi, pandai dalam mengiklankan atau mengendorse suatu
produk, agar para konsumen semakin tertarik, sehingga semakin banyak
pengikutnya, selebgram bisa lebih mudah menarik minat beli konsumen,
selain itu selebgram juga digunakan sebagai juru bicara tentang citra merek
agar bisa melekat di benak konsumen.
Selain iklan dari selebgram endorse hal yang perlu diperhatikan dalam
menarik minat beli konsumen adalah citra merek dari produk tersebut. Merek
adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancanga, atau kombinasi dari
semuanya, untuk mengidentifikasikan (membedakan) barang maupun jasa.
Selain itu citra merek juga dapat didefinisikan sebagai suatu presepsi yang
muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk
tertentu.12
Dari iklan dan citra merek tersebut menjadikan keinginan konsumen untuk
membeli suatu produk yang ditawarkan. Sebagai observasi awal, yang
dilakukan pada tanggal 5 Desember 2019 bertempat di kampus I dan II IAIN
Ponorogo, peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa
pengguna aktif instagram untuk mengetahui perilaku mahasiswa terhadap
minat beli kosmetik Implora. Ada yang berpendapat bahwa, dengan
menggunakan instagram konsumen lebih mudah mencari toko online shop di
Ponorogo yang berjualan kosmetik Implora.13 Hasil wawancara kedua, yaitu
menurut Diana Khoiriyah mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan
12 M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek, (Pasuruan : Qiara Media,
2019), 61. 13 Yayuk Indah Purnama Sari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
-
11
Agama Islam walaupun ada berita yang sudah beredar tidak menyurutkan
minat beli untuk menggunakan kosmetik Implora.14 Fitri Widhi mahasiswa
IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan Agama Islam , bependapat bahwa
konsumen lebih tertarik dengan nama merek dari Implora, karena terlihat
seperti merek luar negeri yang mewah.15 Menurut Rosidah Oktaviani,
mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Perbankan Syari’ah berpendapat bahwa
kosmetik Implora nyaman digunakan dan hasilnya bagus, karena hasilnya
sama seperti yang dipakai oleh selebgram endorse.16 Pendapat selanjutnya
yaitu dari Luluk Tri Mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan Agama
Islam berpendapat bahwa walaupun kosmetik Implora hanya mempunyai iklan
melalui selebgram endorse, menurut Luluk dia tidak tertarik melihat iklan
tersebut, tetapi yang membuat Luluk tertarik menggunakan kosmetik Implora
adalah harganya bukan dari iklan selebgram endors nya. Menurut Luluk
selebgram endorse yang digunakan untuk iklan Implora kurang dikenal oleh
masyarakat, dan kurang menarik, tidak seperti kosmetik Wardah yang
menggunakan selebgram endorse nya yaitu artis Dewi Sandra, yang
ditampilakan di televisi, sehingga bisa menarik minat beli masyarakat.17
Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan terjadi antara kesenjangan
teori dan praktik dalam teori dari swasta dan irawan menyebutkan bahwa yang
mempengaruhi minat beli adalah citra merek dan iklan melalui selebriti.
14 Diana Khoiriyah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
15 Fitri Widhi Lestari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
16 Rosidah Oktaviani, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
17 Luluk Tri, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
-
12
Namun tetapi faktanya yang terdapat pada konsumen adalah yang
mempengaruhi minat beli adalah harga yang murah dan kualitas dari kosmetik
Implora tersebut. Dari latar belakang diatas, masalahnya yaitu bahwa sebagian
dari kosmetik Implora menurut BPOM yang dilansir pada media berita yang
beredar bahwa kosmetik Implora mengandung bahan yang berbahaya, dan
para konsumen membeli karena harga dari kosmetik Implora murah, bukan
dilihat dari citra merek maupun iklan melalui selebgram endorse nyasehingga
perlu adanya peran dari selebgram endorse untuk membangun citra merek
untuk mempengaruhi minat beli konsumen. Maka peneliti perlu melakukan
penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh iklan melalui selebgram
endorse dan citra merek terhadap minat beli kosmetik Implora studi kasus
mahasiswa IAIN Ponorogo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
dijadikan bahan kajian skripsi ini adalah :
1. Apakah iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara signifikan
terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo ?
2. Apakah citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo ?
3. Apakah iklan melalui selebgram endorse dan citra merek berpengaruh
secara signifikan terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN
Ponorogo ?
-
13
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian
yang hendak dicapai
1. Untuk mengetahui pengaruh iklan melalui selebgram endorse terhadap
minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.
2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap minat beli kosmetik
Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.
3. Untuk mengetahui pengaruh iklan melalui selebgram endorse dan citra
merek terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta kajian
mengenai faktor yang paling mempengaruhi minat beli. Perbedaan dari
penelitian ini dengan penlitian yang sudah ada adalah penilitian ini variabel
Y yaitu minat beli menggunakan teori dari Kinner dan Taylor, selain itu
faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli adalah iklan dan citra merek
yang diambil dari teori Swastha dan Irawan pada buku yang ditulis oleh
Donni Junni Priansa yang berjudul Perilaku Konsumen Dalam Persaingan
Bisnis Kontemporer. Sedangkan untuk variabel X1 yaitu iklan penelitian ini
menggunakan teori yang diambil dari buku Harman Malau yang berjudul
Manajemen Pemaaran Teori dan Aplikasi Pemaaran Era Tradisional
-
14
Sampai Era Modernisasi Global, untuk variabel X2 yaitu citra merek yang
diambil dari buku Freddy Rangkuti yang berjudul The Power Of Brands
Teknik Mengelola Brand Equity dan Stategi Pengembangan Merek +
Analisis Kasus SPSS.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Memberikan alternatif penelitian lain dibidang manajemen
pemasaran khususnya berkaitan dengan iklan melalui selebgram
endorse dan citra merek yang berpengaruh pada minat beli. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti yang lain,
maupun kalangan yang membutuhkan referensi pada bidang penelitian
ini.
b. Bagi Produsen Kosmetik Implora
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pemroduksi
kosmetik Implora, supaya lebih memperhatikan bahan – bahan
campuran yang digunakan untuk membuat kosmetik agar kosmetik
Implora aman digunakan, sehingga bisa membangun citra merek yang
baik, selain itu diharapkan kosmetik implora bisa membuat iklan di
media televisi, dan menggunakan selebriti yang lebih terkenal, agar
kosmetik implora lebih dikenal oleh masyaakat luas.
c. Bagi Konsumen (Mahasiswa)
Penelitian ini diharap bermanfaat bagi para konsumen khususnya
mahasiswa yang sering menggunakan kosmetik, penelitian ini
-
15
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam upaya mengatasi
permasalahan berkaitan dengan yang diteliti dalam penelitian ini. Selain
itu diharapkan para konsumen (mahasiswa) harus pandai dalam
memilih kosmetik yang aman digunakan, yang memiliki citra merek
yang baik, dan mahasiwa harus bisa melihat apakah kosmetik tersebut
sudah terdaftar di BPOM atau belum, selain itu kosnumen harus melihat
komposisi apa saja yang terkandung di dalam kosmetik yang
digunakan, serta mahasiswa harus bisa melihat dan yakin terhadap
pesan yang disampaikan dalam iklan melalui selebgram endorse.
E. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini bisa disajikan secara sistematis, maka penyusunan
skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang berkelanjutan dan berhubungan satu sama
lain yaitu
Bab I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah untuk mendeskripsikan problem
akademik yang mendorong peneliti melakukan penelitian.
Selanjutnya, dijelaskan rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II : LANDASAN TEORI
Yang menguraikan dasar pustaka penelitian ini baik teoritis
berupa penjelasan masing – masing variable, minat pembelian
yang mempengaruhinya, yaitu iklan dan cira merek, maupun
-
16
empiris kajian penelitian - penelitian terdahulu. Dalam bab ini
juga dijelaskan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian
sebagai pondasi awal suatu penelitian dibangun.
Bab III : METODE PENELITIAN
Yang menguraikan metode – metode yang digunakan dalam
penelitian ini, meliputi rancangan penelitian yang menjelaskan
gambaran umum metode yang digunakan dalam penelitian ini,
lokasi, populasi, dan sampel yang dijadikan responden, definisi
operasional masing – masing variable, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang
menguraikan alat yang digunakan untuk mengumpulkandata, dan
yang terakhir adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
menganalisis dan membaca hasil penelitian.
Bab IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Menguraikan data – data yang diperoleh dari penelitian di
lapangan yang mana data teresbut dikelompokkan ke dalam
beberapa sub bab, dan hasil temuan atas variable penelitian.
Selanjutnya dalam bab ini, data yang diperoleh tersebut dianalisis
dengan metoe analisis yang telah dijabarkan pada bab tiga untuk
kemudian diteliti lebih lanjut dan diambil kesimpulannya pada sub
bab pembahasan dan interpretasi data.
-
17
Bab V : PENUTUP
Menguraikan kesimpulan dari hasil peneliian ini, keterbatasan dari
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga penelitian ini
belum mampu dianggap sempurna, dan rekomendasi yang peneliti
sampaikan sebagai wujud tindak lanjut dari adanya penelitian ini.
-
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Minat Beli
a. Pengertian Minat Beli
Menurut Kinner dan Taylor, minat beli merupakan bagian
dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
pembelian benar – benar dilaksanakan. Sedangkan menurut
Yoestini & Sheilla, minat beli diperoleh dari suatu proses belajar
dan proses pemikiran membentuk suatu persepsi. Minat pembelian
menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benak para
konsumen dan menjadi suatu keinginan yang kuat. Lalu pada
akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya
susai apa yang ada di dalam benaknya tersebut.1
Minat pembelian menurut Howard dan Sheth merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu.2 Dapat dikatan bahwa minat
1 Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, (Jogjakarta : Deepublish,
CV Budi Utama, 2018), 77 . 2 Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,
(Bandung : ALFABETA, 2017), 164.
-
19
pembelian merupakan pernyataan mental dari konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek
tertentu.
Assael menyatakan bahwa minat pembelian merupakan
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian. Minat pembelian menciptakan suatu motivasi dibenak
konsumen dan menjadi keinginan yang sangat kuat.3
b. Apek – Aspek dalam Minat Beli
Lutas dan Britt mengatakan bahwa aspek – aspek yang
terdapat dalam minat beli antara lain :
1. Perhatian
Adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu
produk, baik barang ataupun jasa.
2. Ketertarikan
Setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik
pada konsumen. Dalam dirinya konsumen bisa tertarik dengan
barang ataupun jasa yang ditawarkan.
3. Keinginan
Perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk
tersebut.
3 Nofian S, dkk, Teori dan Praktis Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Malang : UB
Press, 2018), 86.
-
20
4. Keyakinan
Keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut
sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk
memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli.
5. Keputusan
Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli
mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli,
dimana, kapan, bagaiaman, berapa jumlah, dan mengapa
membeli produk tersebut.4
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Swastha dan Irawan menyatakan menyatakan bahwa faktor
– faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan
perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam
membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat
membeli, dan jika gagal bisa menghilangkan minat beli konsumen.5
Minat beli pada dasanya merupakan suatu pembelian secara
subyektif pada diri setiap individu terhadap hal – hal yang
berhubungan secara langsung dengan transaksi ekonomi, beberepa
faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah :
1. Faktor Psikologis
Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa
4 Maria Fitriah, Komunikasi Pmeasara, 70.
5 Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen, 168.
-
21
lalu serta pengaruh sikap dan keyakinan individu,6 yang
terdapat pada beberapa teori berikut. :
A. Teori Stimulus Respon
Berdasarkan teori stimulus respon, faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen adalah konsumen akan
merasa puas jika mendapatkan produk, merek, citra merek,
serta pelayanan yang menyenangka. Jika suatu produk
memiliki citra merek yang baik akan menambah kepuasan
konsumen dalam menggunakan produk tersebut.
B. Teori Kognitif
Perilaku atau kebiasaan merupakan akibat dari proses
berpikir dan orientasi dalam mencapai tujuan.
2. Faktor Pribadi
Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud disini adalah kelompok acuan atau
kelompok anutan, kelompok acuan atau anutan merupakan
sekelompok orang yang mampu mempengaruhi sikap,
pendapat, norma, dan perilaku konsumen.7 Faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen melalui kelompok acuan
atau anutan adalah :
6 Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen, 170 – 171.
7 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), 89.
-
22
a. Daya Tarik Selebriti Dalam Iklan
Penggunaan nara sumber (source) sebagai figure penarik
dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk
menyampaikan pesan. Nara sumber yang digunakan dalam
iklan tersebut adalah endorser, celebrity endorse adalah
individu yang dikenal oleh public atas prestasinya.
Penggunaan celebrity endorse dalam iklan dimaksud untuk
memberikan kepada konsumen agar minat untuk membeli
produk semakin kuat, dan mempermudah tumbuhnya
keyakinan konsumen atas produk yang diiklankan.8
b. Daya Tarik Tenaga Ahli
Daya tarik tenaga ahli adalah orang yang karena
pekerjaannya, memiliki kemampuan khusus, karena
pelatihan atau pengalaman, berada dalam posisi yang unik
untuk membantu calon konsumen untuk menilai produk
atau jasa yang dipromosikan dalam iklan.9
c. Daya Tarik Orang Biasa
Daya tarik orang biasa merupakamn suatu pernyataan
pelanggan yang merasa puas terhadap pemakaian produk
tertentu. Keuntungan daya tarik orang biasa adalah
menunjukkan para calon para calon pelanggan bahwa
8 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, (Jakarta : PT Raja Grafindo,
2015). 69 – 71. 9 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan,. 91.
-
23
seseorang persis seperti mereka telah menggunakan dan
puas dengan produk atau jasa yang diiklankan.10
d. Indikator Minat Beli
Minat pembelian konsumen dapat diukur dengan berbagai
indikator.11 Secara umum, indikator tersebut adalah berkenan
dengan empat indikator pokok, diantaranya adalah :
1. Minat Transaksional
Minat Transaksional merupakan kecendurang konsumen untuk
selalu membeli produk (barang atau jasa) yang dihasilkan
perusahaan, ini didaarkan ata kepercayaan yang tinggi terhadap
perusahaan tersebut
2. Minat Referensional
Minat referensional merupakan kecenderungan konsumen
untuk mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat
tersebut muncul setelah konsumen memiliki pengalaman dan
informasi tentang produk tersebut.
3. Minat Prefensial
Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan
perilaku konsumen yang memiliki preferensi utama terhadap
produk – produk tersebut.
10 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, 90 – 91.
11 Donni Junni Priansa, Perilaku Konsumen, 168 – 169.
-
24
4. Minat Eksploratif
Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan
perilaku konsumen yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat – sifat positif dari produk tersebut.
2. Iklan
a. Pengertian Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi yang diatur sedemikan
rupa melalui diseminasi informasi tentang kegunaan, keunggulan
atau keuntungan suatu produk supaya menimbulkan keinginan
untuk melakukan pembelian. AMA (American Marketing
Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran
untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide barang, atau jasa
secara non personal oleh sponsor yang jelas.12
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan dalam mepromosikan produknya.
Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan
khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak
untuk membeli, menyegarkan informasi yang telah diterima
khalayak, dan menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu
khalayak menerima dan mencerna informasi. Iklan juga sebagai
12 Harman Malau, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era
Tradisional Sampai Era Modernisasi Global, (Bandung : Alfabeta, 2017), 85.
-
25
instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan
kepada masyarakat luas.
Iklan juga merupakan bagian dari upaya komunikasi yang
merupakan kandungan utama dari manajemen promosi yang
menggunakan ruang media untuk menyampaikan pesan sebagai
sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Setiap orang
mendefiniskan iklan sesuai dengan pengalamannya, iklan
merupakan ujung tombak promosi suatu produk atau jasa, banyak
fungsi iklan terkait dengan strategi pemasaran, akan tetapi fungsi
tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu fungsi
pemberian informasi dan fungsi membujuk.13
b. Sifat – Sifat Iklan
Iklan memiliki 4 fungsi utama, yaitu menginformasikan
khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak
untuk membeli, dan menyegarkan informasi yang telah diterima
khalayak, serta menciptakan suasanan yang menyenangkan
sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi.14 Selain itu
iklan juga mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1. Public Pesentation, iklan memungkinkan setiap orang
menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
13 Morissan, Priklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama, ( Jakarta :
Kencana, 2010), 18.
14 Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 85.
-
26
2. Pervasiveness, pesan iklan yang sama dapat diulang – ulang
untuk memantapkan penerima informasi.
3. Amplified Expressiveness, iklan mampu mendramatisasi
perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk
menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.
4. Impersonality, iklan tidak bersifat memkasa orang untuk
memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan
komunikasi yang menolong (satu arah).
c. Tujuan Iklan
Menurut Kotler tujuan suatu iklan merupakan bentuk
komunikasi yang spesifik untuk meraih khalayak yang khusus
sepanjang periode waktu tertentu, tujuan iklan diantaranya adalah
1. Memberikan informasi (to inform), dalam hal ini
menyampaikan kepada konsumen tentang suatu produk baru.
2. Membunjuk (to persuade), dalam hal ini mendorong calon
konsumen untuk beralih pada produk berbeda.
3. Mengingatkan (to remind), dalam hal ini mengingatkan
pembeli di mana mereka dapat memperoleh suatu produk.15
d. Daya Tarik Iklan
Daya tarik iklan yang lazim digunakan diantaranya adalah :
1. Daya Tarik Selebriti Endorse
15 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2012), 73.
-
27
Penggunaan nara sumber (source) sebagai figure penarik
perhatian dalam iklan merupakan suatu cara kreatif untuk
menyampaikan pesan. Nara sumber yang menarik akan lebih
mudah untuk menarik perhatian konsumen. Nara sumber yang
digunakan dalam iklan disebut endorse, endorse dibagi ke
dalam dua tipe oleh Terence Shimp dalam Periklanan Promosi,
yaitu celebrity endorse, dan typical – person endorse. Mereka
disebut sebagai brand endorse atau brand ambassador.
Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet), yang
dikenal karena prestasinya di dalam bidang – bidang yang
berbeda, dari golongan produk yang didukungnya. Sedangkan
selebriti pendukung (celebrity endorse) adalah individu yang
terkenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk
yang didukungnya, dan selebriti yang mempromosikan atau
mendukung produk lewat aplikasi atau sosial media instagram
disebut dengan selebgram endorse.16
Fungsi dari selebgram/celebrity endorse yaitu :
1. Memberi kesaksian (testimonial)
2. Memmberikan dorongan dan penguatan (endorsement)
3. Bertindak sebagai aktor dalam iklan.
4. Bertindak sebagai juru bicara perusahaan.17
16 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif, 69 – 70.
17 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, 89.
-
28
2. Daya Tarik Tenaga Ahli
Daya tarik tenaga ahli adalah orang yang karena
pekerjaannya, memiliki kemampuan khusus, karena pelatihan
atau pengalaman, bearada dalam posisi yang unik untuk
membantu caln konsumen untuk menilai produk atau jaa yang
di promosikan iklan. Sehingga sesuai dengan apa yang
dikerjakan oleh tenaga ahli tersebut.
3. Daya Tarik Orang Biasa
Daya tarik orang biasa merupakan suatu pernyataan merasa
puas terhadap pemakaian produk tertentu. Keuntungan daya
tarik orang biasa adalah menunjukkan para calon pelanggan
bahwa seseorang persis seperti mereka telah menggunakan dan
puas dengan produk atau jasa yang diiklankan.
e. Indikator Iklan
Indikator iklan menurut Kotler dan Keller yang dapat
dipahami melalui model AIDA adalah :
1. Perhatian (Attention)
Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu
produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan,
selain itu calon pelanggan juga mmpelajari produk atau jasa
yang ditawarkan.18
18 Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 164.
-
29
2. Tertarik (Interest)
Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan, setelah
mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai produk
atau jasa yang ditawarkan.
3. Hasrat (Desire)
Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi
mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, karena harat dan
keinginan untuk membeli mulai timbul. Dalam tahapan ini
calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya
minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan
mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.
4. Tindakan (Action)
Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai
kemantapan yang tinggi untuk membeli atau menggunakan
produk atau jasa yang ditawarkan.19
3. Citra Merek
a. Pengertian Citra Merek
Citra Merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang yang
terbentuk di benak konsumen.20 Konsumen yang terbiasa
19 Ibid,. 167.
-
30
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi
terhadap citra merek atau hal ini disebut juga dengan kepribadian
merek. Selain itu juga terdapat beberapa definisi Citra Merek
diantaranya yaitu :
1. Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen
mengenai merek tertentu.
2. Citra Merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek
yang saling berkaitan yang ada dalam pikiran manusia.
3. “Brand image can be defined as a perception about brand as
reflected by the brand association held in consumer memory”.
Hal ini berarti citra merek adalah persepsi tentang merek yang
digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan
konsumen.21
b. Fungsi Citra Merek
Boush dan Jones mengemukakan bahwa citra merek (brand
image) memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Pintu masuk pasar
Citra merek memilik peran yang sangat penting, sehingga
jika produk memiliki citra merek yang kuat akan berfungsi
untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.
20 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.
21 M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek (Planning Strategy), (Pasuruan : Qiara Media, 2019), 61.
-
31
2. Sumber nilai tambah produk
Sebagai sumber nilai tambah produk, para pemasar
mengakui bahwa citra merek tidak hanya merangkum
pengalaman konsumen dengan produk dari merek tersebut, tapi
benar-benar dapat mengubah pengalaman itu.
3. Kekuatan dalam penyaluran produk, citra merek sangatlah
berperan penting dalam penyaluran untuk menghadapi
pesaing.22
c. Indikator Citra Merek
Menurut Biel ada beberapa indikator citra merek atau brand
image yaitu :
1. Corporate Image (Citra Pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yaang
membuat suatu barang atau jasa.
2. User Image (Citra Pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
suatu barang atau jasa.
3. Product Image (Citra Produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Yang
meliputi atribut dari product, mnfaat bagi konsumen,
pelayanan.
22 Ibid,. 64.
-
32
d. Manfaat Citra Merek
Manfaat citra merek bagi produsen menurut Keller yaitu :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau
pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam
pengorganisasian persediaan dan pencatatan akuntansi.
2. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga
mereka bisa dengan mudah memilih dan mmbelinya di lain
waktu.
3. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang
membedakan produk para pesaing.23
B. Kajian Pustaka
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh
Iklan dan
Brand Image
terhadap
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa24 :
1. Iklan dan
1. Mengguna
kan teori
dari Kotler
dan Keller.
1. Perbedaan
dari
variabel
penelitian.
23 Ibid,. 72.
24 Veronika, Pengaruh Iklan dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen, dengan
Brand Image Sebagai Variabel Medias, Kasus Calon Konsumen Shampoo Dove di Pusat
Perbelanjaan : Garden Departement Store & Supermaket Yogyakarta, (Skripsi Manajemen –
Fakultas Ekonomi Universitas Santa Dharma Yogyakarta, 2016).
-
33
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Minat Beli
Konsumen,
dengan
Brand Image
Sebagai
Variabel
Mediasi
(Kasus Calon
Konsumen
Shampoo
Dove di
Pusat
Perbelanjaan:
Gardena
Derpatement
Store &
Supermaket
Yogyakarta)
/ Veronika /
2016.
brand image
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
minat beli
konsumen
secara
sendiri –
sendiri.
2. Iklan
berpengaruh
positif
terhadap
3. Brand
image
Brand image
tidak memediasi
pengaruh iklan
terhadap minat
beli konsumen
2. Membahas
tentang
minat beli,
iklan dan
citra merek.
3. Indikator
tentang
iklan sama
yaitu :
a. Dapat
menimbulk
an
perhatian.
b. Menarik.
c. Dapat
menimbulk
an
keinginan.
d. Menghasilk
an suatu
tindakan.
Pada
penelitian
terdahulu
brand
image
digunakan
sebagai
variabel
mediasi.
Sedangkan
penelitian
ini brand
image atau
cira merek
menjadi
variabel X2,
dan tidak
terdapat
variabel
mediasi.
2. Perbedaan
-
34
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
dilihat dari
segi
indikator
yaitu yang
citra merek
dan minat
beli.
2. Analisis
Pengaruh
Citra Merek,
Daya Tarik
Iklan, Dan
Harga
Terhadap
Minat Beli
Smartphone
Nokia Lumia
(Studi Pada
Konsumen
Smartphone
Hasil akhir dari
analisis ini
adalah Y =
0.273 X1 +
0.163X2 +
0.462 X3
Artinya bahwa
semua variabel
independen
yaitu citra
merek, daya
tarik iklan, dan
harga
1. Indikator
dari minat
beli sama.
2. Mengguna
kan teori
dari Kotler
dan Keller.
1. Pada
penelitian
terdahulu
terdapat
variabel
harga.
2. Penelitian
terdahulu
lebih
membahas
tentang
daya tarik
iklan, tidak
-
35
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
di Kota
Semarang)/
Rizky
Anugerah
Pratama/
2014.
mempunyai
pengaruh positif
terhadap
variabel
dependen.25
hanya iklan
saja.
3. Analisis
Pengaruh
Iklan, Brand
Trust, dan
Brand Image
Terhadap
Minat Beli
Konsumen
Telkom
Speedy di
Kota
Semarang/Eli
sabeth Desi
Hasil dari
penelitian ini
adalah Y =
0,237 X1 +
0,334 X2 – 0,57
X3
Variabel
independen
yang paling
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen
1. Jumlah
sampel
yang
diteliti 100
2. Teori citra
merek
menggunak
an teori
dari Kotler
dan Keller.
1. Pada
penelitian
terdahulu
terdapat
teori
konsep
pasar, dan
perilaku
konsumen.
Sedangkan
penelitian
ini hanya
menggunak
25 Rizky Anugerah Pratama, Analisis Pengaruh Citra Merek, Daya Tarik Iklan, dan
Harga Terhadap Minat Beli Smartphone Nokia Lumia (Studi Pada Konsumen Smartphone di Kota
Semarang), (Skripsi : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2014).
-
36
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Arista/2011.
26
adalah variabel
brand trust
(0,334), diikuti
oleh variabel
iklan (0,237)
dan terakhir
adalah variabel
brand image (-
0,57). Hasil Uji
t membuktikan
bahwa variabel
iklan (0,023)
dan brand trust
(0,001)
mempunyai
pengaruh positif
terhadap minat
beli Telkom
speedy
an teori
iklan, citra
merek, dan
minat beli.
2. Dalam
penelitian
terdahulu
terdapat
variabel
brand trust.
26 Elisabeth Desi Arista, Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust dan Brand Image
Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy di Kota Semarang, ( Skripsi – Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro Semarang, 2011).
-
37
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
sedangkan
brand image
(0,531)
mempunyai
pengaruh negate
terhadap minat
beli Telkom
Speedy.
4. Pengaruh
Iklan dan
Cita Merek
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ditinjau
Dalam
Perspektif
Ekonomi
Islam (Studi
Kasus
Pengguna
1. Iklan dan
citra merek
berpengaruh
teradap
keputusan
pembelian
yang
ditunjukkan
dengan
kontribusi
yang
diberikan
oleh
1. Indikator
iklan dan
citra merek
sama.
2. Mengguna
kan spss
21.
3. Variabel X1
dan X2
sama.
1. Penelitian
terdahulu
ditinjau
dari
perspektif
ekonomi
Islam.
2. Variabel Y
menggunak
an
keputusan
pembelian.
3. Teori yang
-
38
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Sepeda
Motor Honda
Beat di
Kelurahan
Mulya Asri
Kabupaten
Tulang
Bawang
Barat)/Inaya
h
Fitri/2017.27
variabel
iklan dan
citra merek
terhadap
keputusan
pembelian
sebesar
62,8%
sisanya
dipengaruhi
oleh faktor
lain.
Sedangkan
dalam
perspektif
ekonomi
Islam, iklan
dan citra
digunakan
oleh iklan
dan citra
merek
berbeda.
4. Terdapat
teori
pemasaran
dalam
Islam.
27 Inayah Fitri, Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ditinjau
Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Pengguna Sepeda Motor Honda Beat di Kelurahan
Mulya Asri Kabupaten Tulang Bawang Barat), (Skripsi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Ilam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.
-
39
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
merek
sepeda
motor honda
beat sejalan
dengan
agama
ajaran
agama
Islam.
5. Pengaruh
Iklan
OLX.CO.ID
di Televisis
Terhadap
Minat Jual
Beli Online
(Studi Pada
Mahasiswa
Jurusan Ilmu
Komunikasi
Fakultas
Pengumpulan
data
menggunakan
kuesioner yang
disebarkan
kepada
responden
degan metode
probability
sampling
dengan teknik
stratified
1. Variabel X
dan Y
sama, yaitu
iklan dan
minat beli.
2. Tujuan dari
iklan sama
yaitu
menggunak
an teori
dari Philip
kotler dan
1. Indikator
iklan dan
citra merek
berbeda.
2. Hanya
terdapat
dua
variabel
yaitu X1
sebagai
iklan dan Y
sebagai
-
40
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Dakwa dan
Komunikasi
UIN
Alauddin
Makassar)/A
hmad
Riyadi/2014.
28
random
sampling,
dengan jumlah
sampel ebanyak
77 orang yang
merupakan
mahasiswa
jurusan Ilmu
Komunikasi
Fakultas
Dakwah dan
Komunikasi
UIN Alauddin
Makassar
angkatan 2010
– 2013.
Hasil penelitian
membuktikan
Keller. minat beli.
28 Ahmad Riyadi, Pengaruh Iklan OLX.CO.ID di Televisis Terhadap Minat Jual Beli
Online (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwa dan Komunikasi UIN
Alauddin Makassar), (Skripsi – Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alaudin Makassar, 2014).
-
41
NO Judul/Nama/
Tahun
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
bahwa iklan
OLX.CO.ID di
televise secara
signifikan
mempengaruhi
minat jual beli
online
mahasiswa
jurusan Ilmu
Komunikai
Fakultas
Dakwad dan
Komunikasi
UIN Alauddin
Makasar.
Pengaruhnya
sebesar 10,1%
dan sisanya
sebesar 89,9%.
-
42
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran diturunkan dari suatu teori yang relevan
dengan permasalahan yang telah dirumuskan, kerangka ini dibuat dalam
bagan alur yang saling berhubungan. Sehingga alur berpikir dalam
penelitian ini adalah iklan melalui selebgram endorse dan iklan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Pengaruh secara parsial (sendiri – sendiri, X1 terhadap Y
dan X2 terhadap Y)
= Pengaruh secara simultan (bersama – sama, X1 dan X2
Terhadap Y)
Bagan kerangka berpikir diatas menjelaskan bahwa, iklan melalui
selebgram endorse dan citra merek berpengaruh terhadap minat beli
Iklan melalui
Selebgram
Endorse (X1)
Citra Merek (X2)
Minat Beli (Y)
-
43
konsumen kosmetik Implora pada studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo,
baik secara parsial maupun secara simultan.
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul29. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji
keberlakuannya atau merupakan suatu jawab atas pertanyaan penelitian30.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan teori, serta rumusan masalah
yang diambil maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :
1. H01 :
Ha1 :
Iklan melalui Selebgram Endorse tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa
IAIN Ponorogo.
Iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara
signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik Implora
mahasiswa IAIN Ponorogo
2. H02 :
Ha2 :
Citra merek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
minat beli konsumen kosmetik Implora mahasiswa IAIN
Ponorogo.
Citra Merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
29 Suharsimi Ariskunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Skripsi (Jakarta :
PT. Bhinneka Cipta, 2006), 71.
30 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta ; PT Grafindo Persada,
2011), 76.
-
44
konsumen kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.
3. H03 :
Ha3 :
Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen
kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.
Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek berpengaruh
secara signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik
Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.
-
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berikut ini adalah jenis dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini :
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif dalam penelitian ini berupa data hasil kuesioner dan
dokumentasi. Untuk menggali data terkait iklan melalui selebgram
endorse, citra merek dan minat beli konsumen.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Pendekatan data primer penelitian ini adalah kuesioner
yang dibagikan kepada responden pada sebanyak 100 mahasiswa IAIN
Ponorogo.
B. Lokasi dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo dengan periode penelitian yang digunakan adalah 3 bulan
terakhir yaitu pada bulan Desember 2019 – Maret 2020.
-
46
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari, jenis penelitian
dan pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif
merupakan metode yang digunakan untuk menguji teori tertentu dengan
cara dilakukannya meliniti hubungan antar variabel. Selain itu penelitian
kuantitif juga bertujuan utnuk, membangun fakta, memberikan deskripsi
statistik, dan menguji teori. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statistika.1
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang diteliti. Variabel
tersebut yaitu:
1. Variabel Independent (Variabel X)
Variabel independen adalah variabel stimulus, predictor,
antencedent. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel
bebas.2 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah iklan
melalui selebgram endorse dan citra merek.
1Saifudin Azwar, Metode Penelitian Skripsi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 5
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018,) 57.
-
47
2. Variabel Dependen (Variabel Y)
Variabel dependen adalah variabel terikat, atau variabel yang
di pengaruhi.3 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
tentang minat beli.
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Sumber
Iklan melalui
Selebgram
Endorse (X1)
Iklan adalah bentuk
komunikasi yang
diatur sedemikan
rupa melalui
diseminasi informasi
tentang kegunaan,
keunggulan atau
keuntungan suatu
produk supaya
menimbulkan
keinginan untuk
melakukan
pembelian.4
1. Perhatian
2. Tertarik
3. Hasrat
4. Tindakan
Di ambil dari
bukunya
Harman Malau
yang berjudul
“Manajemen
Pemasaran
Teori dan
Aplikasi
Pemasaran Era
Tradisional
Sampai Era
Modernisasi
Global”.
3 Ibid,. 57.
4 Harman Malau, Manajemen Pemasaran,.85.
-
48
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Sumber
Citra Merek
(X2)
Citra Merek adalah
sekumpulan asosiasi
merek yang yang
terbentuk di benak
konsume.
Konsumen yang
terbiasa
menggunakan merek
tertentu cenderung
memiliki konsistensi
terhadap citra merek
atau hal ini disebut
juga dengan
kepribadian merek.5
1. Corporate
Image
(Citra
Pembuat).
2. User Image
(Citra
Pemakai)
3. Product
Image
(Citra
Produk).
Diambil dari
bukunya
Freddy
Rangkuti yang
berjudul “The
Power Of
Brands Teknik
Mengelola
Brand Equity
dan Strategi
Pengembangan
Merek +
Analisis Kasus
SPSS”.
Minat Beli
(Y)
Minat beli
merupakan bagian
dari komponen
perilaku konsumen
dalam sikap
1. Minat
Transaksio
nal
2. Minat
Referensio
Diambil dari
bukunya M.
Anang
Firmansyah
yang berjudul
5 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.
-
49
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Sumber
mengkonsumsi,
kecenderungan
responden untuk
bertindak sebelum
keputusan
pembelian benar –
benar dilaksanakan.6
nal
3. Minat
Prefensial
4. Minat
Eksploratif
“Pemasaran
Produk dan
Merek
(Planning
Strategy)”.
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya.7 Adapaun populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa IAIN Ponorogo yang populasinya yaitu 9.685 mahasiswa,
yang terdiri dari 4 fakultas mulai dari mahasiswa 2016, 2017, 2018,
dan 2019 dengan jumlah mahasiswa sebagai berikut :
6 M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk., 62.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018) 130.
-
50
Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa IAIN Ponorogo Tahun 2016 – 2019
Sumber : Data Akademik IAIN Ponorogo, 9 Desember 2019.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilik
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan tenaga, dana, dan waktu, maka peneliti menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.8 Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul
represntaif (mewakili).9
Dengan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
8 Sugiyono, Metode Penelitian,. 81. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DAN R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016), 80 – 81.
Fakultas Jumlah Mahasiswa (2016 – 2019)
FEBI 2.243
SYARIAH 1.324
FATIK 5.196
FUAD 922
Total 9.685
-
51
Keterangan :
n = Sampel
N= Populasi
e= Perkiraan Tingkat Kesalahan
Merujuk pada rumus diatas, penetuan jumlah sampel dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁𝑒2
𝑛 = 9.685
1 + 9.685(0,1)2
𝑛 = 9.685
0,09686
𝑛 = 99,9896 = 100 mahasiswa
Dari 100 mahasiswa tersebut dapat diketahui dari hitungan sebagai
berikut :
1. 𝑛𝐹𝐸𝐵𝐼 = 𝑁𝐹𝐸𝐵𝐼
𝑁 × 𝑛 =
2.243
9.685 × 100 = 23, 16 = 23
2. 𝑛𝐹𝑈𝐴𝐷 = 𝑁𝐹𝑈𝐴𝐷
𝑁 × 𝑛 =
922
9.685 × 100 = 9,51 = 9
3. 𝑛𝐹𝐴𝑇𝐼𝐾 = 𝑁𝐹𝐴𝑇𝐼𝐾
𝑁 × 𝑛 =
5.196
9.685 × 100 = 53,64 = 54
4. 𝑛𝐹𝐴𝑆𝑌𝐴 = 𝑁𝐹𝐴𝑆𝑌𝐴
𝑁 × 𝑛 =
1.324
9.685 × 100 = 13,67 = 14
Dari jumlah mahasiswa yang telah dihitung dapat di jumlahkan
menjadi sebagai berikut :
-
52
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Mahasiswa
No Fakultas Sampel
1. FEBI 23
2. FUAD 9
3. FATIK 54
4. FASYA 14
TOTAL 100
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Penelitian ini
menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
menggunakan teknik, proportionate stratified random sampling, yaitu
teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau
unsur yang tidak homogen dan berstarta secara proporsional.10
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode kuesioner (angket) untuk
mengumpulkan data. Metode kuesioner (angket) adalah suatu daftar yang
berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang
yang akan diteliti, dengan alat ini orang dapat diketahui tentang keadaan
10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2018), 134.
-
53
data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan lain-lain.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Adapun pelaksanaannya, angket diberikan
kepada pengguna kosmetik Implora khususnya para agar mereka mengisi
sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya.11
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok terhadap fenomena atau gejala sosial yang
telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian disebut sebagai variabel
penelitian.12 Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya
menunjukkan sikap terhadap suatu obyek tertentu yang akan diukur. Untuk
setiap pertanyaan disediakan sejumlah alternatif yang berjenjang atau
bertingkat.13 Nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumahkan
sehingga mendapatkan nilai total. Dalam penelitian ini jawaban responden
diberi skor berdasarkan skala likert sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
TS : Tidak Setuju = 2
S : Setuju = 4
SS : Sangat Setuju = 5
11 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, 142. 12 Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), 73. 13Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Tehnik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 77.
-
54
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang di ukur. Adapun dasar pengambilan keputusan
suatu item valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara
mengorelasikan antara skor butir dengan skor total. Bila korelasi tiap
faktor tersebut positif dan besarnya 0,361 ke atas maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid sebaliknya jika
korelasi r di bawah 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa butir
instrument tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau
dibuang.14
2. Reliablitas
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik. Untuk mengetahui alat ukur
tersebut reliable dapat diuji dengan menggunakan rumus Alpha sebagai
berikut :15
r = N
N − 1[1 −
∑ab2
𝜎t2]
Keterangan :
r : koefisien reliabilitas instrument (Cronbach’s Alpha)
14 Ibid,. 254.
15 Ibid,. 156.
-
55
N : banyaknya pertanyaan
∑𝜎b2 : total varians pertanyaan
t : total varians
Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) >
60% (0,6) maka variabel tersebut dikatakan reliabel, sebaliknya jika
cronbach’s alpha (α) < 60% (0,6) maka variabel tersebut tidak
reliabel. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.16
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.
Persamaan regresi yang dikatakan baik jika mempunyai data
variabel bebas dan data variabel terikat. Kriteria uji residual
apabila sig residual > 0,05, bisa dikatakan untuk normalitas
berdistribusi normal, dan jika nilai sig residual < 0,05 maka tidak
berdistribusi normal.17
b. Uji Hesterokedastisitas
16 Achmad Sani Supriyanto dan Masyhuri Machfudz, Metodologi Riset, 249.
17 Maulida Nurhidayati, Statistika II Analisis Data dengan SPSS, ( t.tp.: t.p., t.th) 6 - 7.
-
56
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji
mengenai sama atau tidak varian residual dari observasi yang satu
dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian
yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya
tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. Persamaan
regresi baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai sig
semua variabel X dengan harga mutlak residual, lebih besar dari
0,05 (alpha 5%) maka tidak terjadi heterokedastisitas.18
c. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki
masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan
tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak diprediksi.19 Tidak
terjadi autokorelasi ketika dU < Dw < 4 – Du. Untuk
mengdiagnosis adanya autokorelasi dalam model regresi bisa
dilihat dari tabel pengujianteradap ujiDurbin Watson (uji DW) :
Tabel 3.4
Kriteria Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada auokolerasi
positif
Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokolerasi
positif
No decision dL < d < dU
18 Ibid,. 125.
19 Ibid,. 134.
-
57
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada kolerasi
negative
Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada kolerasi
negative
No decision 4 – dU < d < 4 – dL
Tidak ada autokolerasi
positif dan negative
Terima dU < d
-
58
sebuah fungsi hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel
independen (X).21 Persamaan rgresi linier sederhana adalah :
Y = α + bX + ε
Keterangan :
Y = minat beli
X = iklan melalui selebgram endorse atau citra merek
b = koefisien variabel X
α = konstanta
ε = standard error
3. Uji Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh yang signifikan dan bersama – sama antara
iklanmelalui selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli
konsumen. Analisis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + error
Keterangan
Y : minat beli
X1 : iklan melalui selebgram endorse
X2 : citra merek
a : konstanta
21 Setyo Tri Wahyudi, Statistika Ekonomi Konsep, Teori dan Penerapan, (Malang : UB
Press, 2017)162.
-
59
b1 : koefisien iklan melalui selebgram endorse
b2 : koefisien citra merek.22
4. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F juka dikenal dengan istilah anova (analysis of
variance), yang tergolong analisis komparatif yamg terdiri dari dua
variabel atau lebih yaitu :
Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel. Jika Ha diterima artinya signifikan.
H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel. Jika H0 diterima artinya tidak
signifikan.23
Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap metode
regresi linier berganda adalah untuk mengetahui antara variabel X1
dan X2 terhadap variabel Y, pengujian menggunakan tingkat
signifkansi 0,05.
b. Uji t
Analisis perbandingan satu variabel bebs dikenal dengan uji
t. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan variabel yang
dihipotesiskan yaitu seperti :24
Ha diterima, jika |thitung| > ttabel dan jika sig < α (0,05).
22 Nyoman Dantes, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Andi 2012), 84.
23 Ibid,. 132 – 137.
24 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika, 116 – 123.
-
60
Sedangkan H0 diterima jika |thitung| < ttabel dan jika sig > α (0,05). Ha
bersifat positif, sedangkan H0 bersifat negatif.
Langkah – langkah uji t sebagai berikut :25
1. Merumuskan Hipotesis
2. Menentukan thitung dan signifikansi
3. Menentukan ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistic pada signifikansi
0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n – 2 (n = jumlah
responden).
4. Kriteria Pengujian
Jika – ttabel > thitung < ttabel sehingga H0 diterima.
Jika – Thitung < - ttabel atau thitung > ttabel H0 ditolak.
5. Berdasar Signifikan
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
6. Membandingkan ttabel dengan thitung
Tujuan membandingkan antara ttabel dengan thitung adalah
untuk mengetahui H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah
pengujian.
7. Membuat Keputusan
25 Slamet Santoso, Penelitian Kuantitaif Metode dan Langkah Pengolahan
Data,(Ponorogo : Umpo Press, 2015), 40.
-
61
Tujuan dari pembuatan keputusan adalah untuk mengetahui
hipotesis mana yang terpilih H0 atau Ha.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi yang dikuadratkan (R2) dinamakan
dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien
dterminasi merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya
presentase antara variabel X dengan variabel Y jika dikalikan
dengan 100%. Oleh karena itu koefisien determinasi adalah 0 < R2
< 1 dan tidak ada koefisien determinasi yang bertanda negative
karena dikuadratkan.26 Berikut ini adalah tabel nilai R2 beserta
artiannya27 dalam tingkat hubungan antar variabel :
Tabel 3.5
Tabel Interpretasi Nilai R2
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
26 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika, 116 – 123.
27 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung : Refika Aditama, 2012), 122.
-
62
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah IAIN Ponorogo
a. Sejarah Singkat Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Keberadaan IAIN Ponorogo tidak terlepas dari Akademi
Syari’ah Abdul Wahhab (ASA) sebagai embrionya, yang didirikan
pada tanggal Februari 1968 atas ide KH. Syamsuddin dan KH.
Chozin Dawoedy. Kemudian, akademi ini di negerikan pada
tanggal 12 Mei 1970 menjadi Fakultas Syari’ah Ponorogo IAIN
Sunan Ampel yang dipimpin oleh R.M.H Aboe Amar Syamsuddin
dengan menyelenggarakan Program Sarjana Muda. Kemudian,
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 1997 , Fakultas Syari’ah Sunan Ampel berubah menjadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan tidak lagi
menjadi bagian dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dan pada tahun
2016 ini berdasarkan Perpres 75 tahun 2016 STAIN Ponorogo
resmi menjadi IAIN Ponorogo dengan akreditasi B.1
b. Ketua IAIN Ponorogo Tahun 1997 – 2020
Keberadaan STAIN Ponorogo berakhir pada tahun 2016
seiring dengan alih status menjadi IAIN Ponorogo. Selama berdiri
1 https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/
https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/
-
63
kurang lebih 19 tahun, telah terjadi empat kali pergantian Ketua
STAIN Ponorogo. Berikut adalah daftar Ketua STAIN/IAIN
Ponorogo sejak tahun 1997 hingga 2020 :
1. H. Anshor M. Rusydi, Ketua STAIN Ponorogo Tahun 1998 –
2002.
2. H. Sugihanto, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun 2002 –
2006.
3. H. A. Rodli Makmun, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun
2006 – 2010.
4. Hj. S. Maryam Yusuf, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun
2010 – 2020.
2. Visi dan Misi IAIN Ponorogo
a. Visi
Sebagai pusat kajian dan pengembangan ilmu keislaman
yang unggul dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri
b. Misi
1. menghasilkan sarjana – sarjana yang unggul dalam Ilmu
Keislaman.
2. Menghasilkan sarjana yang mampu mewujudkan civil society.
3. Menghasilkan sarjana yang berkarakter dan toleran.2
2 Pedoman Penyelenggara Pendidikan Tahun Akademik 2017/2018 IAIN Ponorogo, 6 –
7.
-
64
3. Fakultas IAIN Ponorogo
a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
1. Ekonomi Syariah
2. Perbankan Syariah
3. Manajemen Zakat dan Wakaf
b. Fakultas Syari’ah
1. Hukum Ekonomi Syari’ah
2. Hukum Keluarga Islam
c. Fakultas Ushluhudin, Adab dan Dakwah
1. Ilmu Al – Qur’an dan Tafsir
2. Komunikasi dan Penyiaran Islam
3. Bimbingan Penyuluhan Islam
d. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan Bahasa Arab
3. Tadris Bahasa Inggris
4. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
5. Pendidikan Islam Anak Usia Dini
6. Manajemen Pendidikan Islam
7. Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
8. Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial3
3 https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/
https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/
-
65
B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya, peneliti terlebih
dahulu melakukan uji coba yang diberikan kepada 30 responden
dengan membandingkan nilai thitung (corrected item total correlation)
dengan rtabel. Kriteria uji validitas dikatakan valid adalah jika rhitung >
rtabel (rhitung > 0,361). Hasil uji validitas masing – masing indikator
dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Iklan melalui Selebgram Endorse
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan
CM1 0,847 0,361 Valid
CM2 0,566 0,361 Valid
CM3 0,420 0,361 Valid
CM4 0,760 0,361 Valid
CM5 0,659 0,361 Valid
CM6 0,598 0,361 Valid
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa hasil dari uji
validitas pada item pertanyaan variabel iklan melalui selebgram
endorse (X1) memiliki nilai corrected item – total correlation rhitung >
rtabel. Dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan variabel iklan melalui
selebgram endorse (X1) valid dan dapat digunakan. Sehingga dengan
-
66
demikian tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel iklan
melalui selebgram endorse (X1) yang diubah atau dihilangkan.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Citra Merek
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan
OM1 0,759 0,361 Valid
OM2 0,406 0,361 Valid
OM3 0,534 0,361 Valid
0M4 0,621 0,361 Valid
OM5 0,731 0,361 Valid
OM6 0,544 0,361 Valid
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.
Berdasarkan Tabel 4.2, bahwa hasil dari uji validitas pada
item pernyataan variabel citra merek (X2) memiliki nilai corrected
item – total correlation rhitung > rtabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
item pernyataan variabel citra merek (X2) valid dan dapat digunakan.
Sehingga tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel citra
merek (X2) yang diubah maupun dihilangkan.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Konsumen
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan
P1 0,783 0,361 Valid
P2 0,513 0,361 Valid
-
67
Item Pertanyaan rhit