DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN …etheses.iainponorogo.ac.id/10189/1/sendik thesis...

98
PENGARUH IKLAN MELALUI SELEBGRAM ENDORSE DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KOSMETIK IMPLORA (STUDI KASUS MAHASISWA IAIN PONOROGO) SKRIPSI Oleh : SENDIK WIJAYANTI 210716007 Pembimbing: MAULIDA NURHIDAYATI, M.Si. NIP. 198910222018012001 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Transcript of DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN …etheses.iainponorogo.ac.id/10189/1/sendik thesis...

  • PENGARUH IKLAN MELALUI SELEBGRAM ENDORSE

    DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI

    KONSUMEN KOSMETIK IMPLORA

    (STUDI KASUS MAHASISWA IAIN PONOROGO)

    SKRIPSI

    Oleh :

    SENDIK WIJAYANTI

    210716007

    Pembimbing:

    MAULIDA NURHIDAYATI, M.Si.

    NIP. 198910222018012001

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

    2020

  • ABSTRAK

    Wijayanti, Sendik. Pengaruh Iklan melalui Selebgram Endorse dan Citra merek

    terhadap Minat Beli Konsumen Kosmetik Implora (Studi Kasus

    Mahasiswa IAIN Ponorogo)

    Kata Kunci : Kosmetik Berbahaya, Produsen, Konsumen.

    Kosmetik merupakan suatu alat untuk meningkatkan penampilan tubuh

    manusia. Dengan adanya kosmetik, para pebisnis atau produsen berlomba

    untuk memproduksi kosmetik, tanpa memperhatikan campuran bahan yang

    digunakan dalam pembuatan kosmetik. Salah satu kosmetik yang sudah

    beredar dipasaran adalah kosmetik Implora, menurut sumber berita yang

    dilansir pada Orennyenews kosmetik Implora menurut BPOM berbahaya,

    tetapi tidak semua dari kosmetik Implora mengandung bahan yang berbahaya,

    selain itu iklan yang ditampilkan melalui selebgram endorse tidak terlalu

    terkenal dibandingkan dengan kosmetik lainnya. Namun, hal tersebut tidak

    menyurutkan minat beli para konsumen. Dari permasalahan tersebut penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel iklan melalui

    selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli konsumen kosmetik

    Implora (studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo).

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

    dengan teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket. Sampel penelitian

    ini berjumlah 100 responden mahasiswa IAIN Ponorogo. Teknik analisis data

    dengan menggunakan angket, yang menggunakan uji regresi linier sederhana

    dan berganda dengan bantuan SPSS 21. Penelitian ini menggunakan uji

    validitas, dan reliabilitas, analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis.f

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, iklan melalui selebgram

    endorse berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dengan nilai

    signifikansi 0,000 < 0,05, citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap

    minat beli konsumen dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05, iklan melalui

    selebgram endorse dan citra merek secara simultan dengan hasil Fhitung > Ftabel

    yaitu 46,465 > 3,09, sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Jadi, dapat

    disimpulkan bahwa X1 dan X2 berpengaruh secara simultan terhadap Y. Uji t

    menunjukkan hasil variabel independen yaitu iklan melalui selebgram endorse

    dan citra merek, mampu menjelaskan variabel dependen yakni minat beli

    konsumen sebesar 48,9% sedangkan sisanya 51,1% dipengaruhi oleh faktor

    lain.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Semakin pesat kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi di

    Indonesia membuat internet menjadi pilihan media yang banyak digemari oleh

    masyarakat. Dengan adanya internet membantu masyarakat untuk mencari

    informasi hal apa saja yang mereka inginkan, salah satunya adalah dalam hal

    berbelanja. Dalam hal ini, berbelanja dengan media online sangat efisien dan

    praktis bagi para konsumen. Internet membantu perusahaan ataupun pebisnis

    untuk berkomunikasi dengan para pelanggannya. Hal ini membuat para

    pengguna internet semakin meningkat di Indonesia setiap tahunnya. Jumlah

    pengguna internet di Indonesia semakin tahun semakin meningkat berdasarkan

    data tahun 2004 yang dikumpulkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

    Indonesia (APJII), diperkirakan kurang lebih mencapai sekitar 12 juta

    pengakses.1

    Sejak kehadiran internet dalam dunia bisnis tujuannya adalah untuk

    memberikan informasi kepada para konsumen. Internet membuat komunikasi

    menjadi berkembang dan penggunaannya sangat cepat serta efektif, yang

    menjadikan sebagai sarana alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat

    diabaikan. Selain itu internet juga digunakan sebagai media bisnis online, yang

    1 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif Dalam Periklanan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

    Persada, 2015), 319.

  • 2

    bisa menggunakan aplikasi apapun seperti facebook, website, whatsapp,

    instagram. Oleh sebab itu, gaya hidup masyarakat juga ikut berubah seiring

    banyaknya penggunaan internet. Salah satu media atau aplikasi yang sering

    digunakan oleh para perusahaan atau pebisnis dalam mempromosikan

    produknya adalah aplikasi instagram.

    Instagram adalah salah satu media online yang sering digunakan oleh para

    pebisnis untuk menawarkan barang maupun jasanya kepada konsumen, bisa

    melalui iklan, paid promote, endorse selebgram, endorse selebriti.2 Banyak

    sekali pebisnis yang menawarkan produknya melalui instagram salah satunya

    adalah kosmetik. Kosmetik adalah salah satu kebutuhan kaum wanita dalam

    menunjang penampilan mereka agar tampil cantik dan menarik. Kosmetik juga

    merupakan suatu barang konsumsi primer bagi semua orang baik laki – laki

    maupun perempuan. Dengan adanya instagram, penyebaran produk kosmetik

    menjadi sangatlah cepat. Kosmetik juga bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang

    bisa dioleskan atau dipercikkan, sentuhan tambahan yan bersifat mempermanis,

    sebagai penutup kekurangan yang ada di tubuh.3

    Penyebaran kosmetik sendiri cukup pesat di Indonesia, salah satunya di

    Kota Ponorogo, masyarakat mulai menganggap bahwa kosmetik sudah menjadi

    kebutuhan pokok. Adanya perubahan dari gaya hidup masyarakat Ponorogo

    yang juga mencontoh perubahan gaya hidup masyarakat di kota besar, sehingga

    membuat kosmetik sulit dilepaskan dari kehidupan sehari - hari. Semakin

    2 SFS, Endorsement, & Paid Promote Instagram, (SEOMuda), 8.

    3 Dorothea Rosa Herliany, Kecantikan Perempuan Timur, (Magelang : Indonesia Team

    Po Box, 1999), 173.

  • 3

    meningkatnya gaya hidup konsumen juga membuat semakin meingkatnya

    minat beli konsumen tersebut. Minat beli adalah respon yang muncul dari

    dalam individu sebelum bertindak untuk mengambil keputusan dalam

    mengkonsumsi barang ataupun jasa. membeli bagian dari dorongan individu

    untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang di inginkannya.atau bisa diartikan

    dengan komponen perilaku yang dilakukan sebelum mengambil tindakan atau

    keputusan dalam membeli.4 Selain gaya hidup faktor yang menimbulkan minat

    beli adalah berhubungan dengan emosi, seseorang merasa senang dan puas

    dalam membeli barang atau jasa, jika barang tersebut sesuai dengan

    keinginannya. Minat beli tersebut juga mendorong konsumen untuk

    mengkonsumsi barang yang mereka inginkan. Seperti halnya kosmetik,

    berdasarkan pengamatan awal pada tanggal 3 Desember 2019, peneliti

    mengamati di lingkungan sekitar kampus I dan II IAIN Ponorogo, peneliti

    mengamati konsumen khususnya konsumen perempuan, yang biasa

    menggunakan alat kecantikan yaitu kosmetik, seperti lipstick, powder, eye

    shadow, parfume, nail polish, parfume, lip tint, lip cream, blush on, eye brow,

    mascara, eye liner. Dari pengamatan ini peneliti dapat mengetahui bahwa

    kebanyakan perempuan sangat tertarik untuk membeli kosmetik dengan harga

    murah, serta memiliki hasil yang cepat demi memperoleh wajah yang cantik.

    Oleh sebab itu, perempuan lebih memilih jalan alternatif untuk membeli

    kosmetik lewat online shop melalui media instagram dengan harga yang murah

    4 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi

    Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.

  • 4

    tanpa memperhatikan keaslian produk tersebut. Dengan iklan yang ditampilkan

    di media sosial instagram membuat konsumen semakin tertarik.

    Melalui iklan para pebisnis berlomba untuk menarik minat konsumen

    untuk membeli barang yang mereka tawarkan. Keberadaannya menghubungkan

    produsen dengan konsumen. Selain sebagai kegiatan pemasaran, iklan juga

    merupakan kegiatan komunikasi, untuk itu rancangan iklan selalu

    menggunakan teknik tertentu unuk mencapai tujuannya. Dari sekian banyak

    iklan yang ada tujuannya adalah sama yaitu untuk mendekati khalayak sasaran

    mereka serta mengajak khalayak untuk membeli atau menggunakan produk

    barang maupun jasa yang mereka tawarkan.5 Penggunaan selebgram endorse

    sebagai sumber figur penarik dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif

    untuk menyampaikan pesan. Selebgram endorse yang sudah terlatih biasanya

    lebih mudah untuk bisa menarik konsumen dengan pesona kecantikan yang

    dimiliki.

    Seperti selebgram untuk meng endorse kosmetik, banyak sekali kosmetik

    yang beredar di Kota Ponorogo, yang sudah bisa menembus mahasiswa

    Ponorogo, khususnya mahasiswa IAIN Ponorogo, seperti bedak, lipstick,

    lipgloss, liptint, eyeshadow, mascara, eyeliner, cream pemutih, masker, sabun,

    minyak wangi, cream collagen, nail polish, eyebrow, blush on. Salah satu

    diantaranya adalah kosmetik dengan merek Implora. Implora adalah salah satu

    kosmetik yang sudah cukup terkenal dan sering digunakan oleh masyarakat.

    Tak terkecuali mahasiswa IAIN Ponorogo yang juga banyak menggunakan

    5 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, (Jakata : PT. Raja Grafindo,

    2015), 66.

  • 5

    kosmetik Implora. Implora juga sudah banyak mengeluarkan berbagai macam

    produk dengan variasi harga yang berbeda – beda diantaranya adalah6

    Tabel 1.1

    Daftar Produk-Produk dan Harga Kosmetik Implora

    Nama Produk Harga Nama Produk Harga

    Implora Urban Lip

    Cream Matte

    Rp. 20.000 Implora Make Up

    Kit

    Rp. 23.500

    Implora Pensil

    Alis

    Rp. 5.000 Implora Body

    Cologne

    Rp. 13.000

    Implora Deep

    Black Maskara

    Rp. 19.500 Implora Lipstik

    Hitam

    Rp. 12.500

    Implora Eyeliner

    Pen

    Rp. 21.000 Implora Bedak

    Suellut Powder Cake

    Rp. 22.500

    Implora Lipstik

    Intense Matte

    Rp. 20.000 Implora Lipstik

    Mawar

    Rp. 10.000

    Implora Nail

    Polish

    Rp. 4.000 Imploa Eau De Rp. 33.000

    Implora Parfum

    Man Bebek Series

    Rp. 23.500 Implora Eyeshadow

    Pallete

    Rp. 22.000

    Implora Parfume

    Zard Roxia

    Rp. 20.000 Parfum Zard Melati

    Large

    Rp. 20.000

    6 https://shopee.co.id/imploracosmetic. diakses pada Agustus 2019.

    https://shopee.co.id/imploracosmetic

  • 6

    Nama Produk Harga Nama Produk Harga

    Implora Bedak

    Complate Love

    Beauty Cake

    Rp. 24.000 Implora Bedak Two

    Way Cake

    Rp. 19.500

    Sumber : Shopee.co.id.Imploracosmetic

    Produk – produk pada Tabel 1.1 merupakan produk kosmetik Implora

    yang sudah sering digunakan oleh masyarakat, karena harga yang cukup

    murah dan terjangkau, sehingga mudah untuk didapatkan. Untuk menarik

    minat beli konsumen produk Implora yang sudah mempunyai citra merek

    cukup terkenal itu juga mempromosikan lewat media iklan maupun selebgram

    endrose, melalui media instagram.

    Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peniliti pada tanggal 4

    Desember 2019, di sekitar kampus I dan II IAIN Ponorgo, terhadap sedikitnya

    50 mahasiswa dari berbagai jurusan, diketahui bahwa dari 50 mahasiswa yang

    diwawancarai sekitar 40 mahasiswa menyatakan menggunakan kosmetik

    Implora.7 Selain itu mereka juga lebih gampang mendapatkan kosmetik

    tersebut lewat online shop di kota Ponorogo seperti online shop Beauty

    Collection, Ladys.id, Septika Online Shop, By_KK, Design Olshop yang

    mengiklankan kosmetik Implora melalui selebgram endorse pada sosial media

    instagram. Dengan citra merek yang sudah cukup dikenal oleh mahasiswa

    maupun masyarakat Implora bisa sukses untuk menarik minat beli

    7 Peneliti, Hasil Observasi, Ponorogo, 4 Desember 2019.

  • 7

    para mahasiswa IAIN Ponorogo. Walaupun kosmetik Implora tidak terlalu

    terkenal dibandingkan kosmetik lainnya seperti Wardah, Purbasari, Sari Ayu,

    LT pro, Latulipe, Aishaderm, tetapi kosmetik Implora mampu menarik minat

    beli para konsumen. Selain itu kosmetik Implora bisa menarik minat beli

    konsumen dengan adanya iklan melalui selebgram endorse. Dengan melihat

    adanya selebgram endroses dan menciptakan citra merek konsumen bisa lebih

    tertarik yang serta memiliki hasrat untuk membeli kosmetik Implora tersebut.

    Selebgram kosmetik Implora diantaranya adalah Melisahart yang memiliki

    24,6rb follower, Erlinachang yang memliki jumlah follower 221rb, kemudian

    ada Linkeengela yang memiliki 7.418 follower, Esthergracia yang memiliki

    follower berjumlah 102rb, selebgram endorse selanjutnya adalah Lidiafang

    yang memiliki follower berjumlah 122rb, dan ada juga Maryangline yang

    memiliki 157rb follower.

    Menurut sumber berita yang dilansir dari Orannyenews.com pada tahun

    2019 oktober8 menurut BPOM dijelaskan bahwa sebagaian dari kosmetik

    Implora sempat masuk ke dalam kategori kosmetik berbahaya. Menurut

    BPOM kosmetik yang tergolong berbahaya adalah kosmetik yang

    mengandung bahan kimia seperti merkuri, hidrokinon, asam retinoat, bahan

    pewarna merah K3, merah K10 dan sudan IV, bahan – bahan tersebut bisa

    menyebabkan terjadinya kanker kulit. Kosmetik Implora yang berbahaya

    menurut berita Orannyenews.com pada tahun 2019 Oktober diantaranya

    adalah

    8 Ahmad Fauzi, https://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-

    bpom-lengkap, diakses pada 30 Oktober 2019.

    https://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-bpom-lengkaphttps://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-bpom-lengkap

  • 8

    1. Implora lipstick 01

    2. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (lipstick)

    3. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (eye shadow)

    4. Implora fashionable cosmetic 707 (eye shadow)

    5. Implora fashionable cosmetic 707 02 (eye shadow)

    6. Implora fashionable cosmetic 707 02 (blush on)

    7. Implora lipstick 03

    Selain itu terdapat juga berita yang dilansir dari REPUBLIKA.co.id,

    BPOM merilis 39 kosmetik yang berbahaya yang didalamnya juga terdapat

    kosmetik Implora diantaranya adalah9

    1. Implora lipstick (water shine diamonds)

    2. Implora lipstick No. 2 (water shine diamonds)

    3. Implora lipstick No. 3 (water shine diamonds)

    4. Implora lipstick No. 5 (water shine diamonds)

    5. Implora lipstick No. 6 (water shine diamonds)

    6. Implora lipstick No. 6 (fluer rounge)

    Selain berita yang disebutkan terdapat juga berita yang dilansir oleh

    HarianSederhana yang menyebutkan bahwa BPOM telah merilis daftar

    kosmetik berbahaya dan diantaranya kosmetik tersebut juga terdapat kosmetik

    Implora yaitu10

    9 Umi Nur Fadillah, Agus Yulianto, https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-

    sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahaya, diakses pada

    Selasa, 06 Desember 2016, 16 : 16 WIB 10 Bambang Banguntopo, https://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-

    kosmetik-berbahaya/, diakses pada 23 Desember 2019, 08:38 WIB.

    https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahayahttps://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahayahttps://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-kosmetik-berbahaya/https://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-kosmetik-berbahaya/

  • 9

    1. Implora lipstick 01

    2. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (lipstick)

    3. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (eye shadow)

    4. Implora fashionable cosmetic 707 (eye shadow)

    5. Implora fashionable cosmetic 707 02 (eye shadow)

    6. Implora fashionable cosmetic 707 02 (blush on)

    7. Implora lipstick 03

    Kosmetik yang disebutkan diatas adalah kosmetik Implora yang tergolong

    berbahaya untuk digunakan para konsumen, dari berita tersebut peran iklan

    melalui selebgram endrose dan citra merek sangat diperlukan, apakah dengan

    adanya berita tersebut bisa menyurutkan minat beli para konsumen atau malah

    bisa meningkatkan minat beli. Tetapi tidak semua produk implora berbahaya,

    banyak produk Implora yang aman dan sudah terdaftar di BPOM. Oleh karena

    itu perlu adanya iklan salah satunya melalui selebgram endorse agar citra

    merek kosmetik Implora tetap bisa bertahan dan bersaing dengan yang

    lainnya.

    Selebgram merupakan singkatan dari dua kata yaitu selebriti (seleb) dan

    instagram (gram). Selebriti adalah kata serapan dari bahasa Yunani yang

    berarti keadaan menjadi populer, maka selebgram dapat diartikan sebagai

    sebagai selebriti instagram atau seseorang yang memiliki popularitas di media

    sosial instagram.11 Dalam menarik minat beli konsumen tentunya selebgram

    endorse yang dipilih harus memiliki banyak pengikut (follower), mempunyai

    11 Sakinah, Etnosia : Jurnal Etnografi Indonesia, Meraih Popularitas Melalui Dunia

    Maya, Volume 3 Edisi 1, (Departemen Antropologi Fisip Unhas : 2018), 48.

  • 10

    daya tarik yang tinggi, pandai dalam mengiklankan atau mengendorse suatu

    produk, agar para konsumen semakin tertarik, sehingga semakin banyak

    pengikutnya, selebgram bisa lebih mudah menarik minat beli konsumen,

    selain itu selebgram juga digunakan sebagai juru bicara tentang citra merek

    agar bisa melekat di benak konsumen.

    Selain iklan dari selebgram endorse hal yang perlu diperhatikan dalam

    menarik minat beli konsumen adalah citra merek dari produk tersebut. Merek

    adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancanga, atau kombinasi dari

    semuanya, untuk mengidentifikasikan (membedakan) barang maupun jasa.

    Selain itu citra merek juga dapat didefinisikan sebagai suatu presepsi yang

    muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk

    tertentu.12

    Dari iklan dan citra merek tersebut menjadikan keinginan konsumen untuk

    membeli suatu produk yang ditawarkan. Sebagai observasi awal, yang

    dilakukan pada tanggal 5 Desember 2019 bertempat di kampus I dan II IAIN

    Ponorogo, peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa

    pengguna aktif instagram untuk mengetahui perilaku mahasiswa terhadap

    minat beli kosmetik Implora. Ada yang berpendapat bahwa, dengan

    menggunakan instagram konsumen lebih mudah mencari toko online shop di

    Ponorogo yang berjualan kosmetik Implora.13 Hasil wawancara kedua, yaitu

    menurut Diana Khoiriyah mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan

    12 M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek, (Pasuruan : Qiara Media,

    2019), 61. 13 Yayuk Indah Purnama Sari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

  • 11

    Agama Islam walaupun ada berita yang sudah beredar tidak menyurutkan

    minat beli untuk menggunakan kosmetik Implora.14 Fitri Widhi mahasiswa

    IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan Agama Islam , bependapat bahwa

    konsumen lebih tertarik dengan nama merek dari Implora, karena terlihat

    seperti merek luar negeri yang mewah.15 Menurut Rosidah Oktaviani,

    mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Perbankan Syari’ah berpendapat bahwa

    kosmetik Implora nyaman digunakan dan hasilnya bagus, karena hasilnya

    sama seperti yang dipakai oleh selebgram endorse.16 Pendapat selanjutnya

    yaitu dari Luluk Tri Mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan Agama

    Islam berpendapat bahwa walaupun kosmetik Implora hanya mempunyai iklan

    melalui selebgram endorse, menurut Luluk dia tidak tertarik melihat iklan

    tersebut, tetapi yang membuat Luluk tertarik menggunakan kosmetik Implora

    adalah harganya bukan dari iklan selebgram endors nya. Menurut Luluk

    selebgram endorse yang digunakan untuk iklan Implora kurang dikenal oleh

    masyarakat, dan kurang menarik, tidak seperti kosmetik Wardah yang

    menggunakan selebgram endorse nya yaitu artis Dewi Sandra, yang

    ditampilakan di televisi, sehingga bisa menarik minat beli masyarakat.17

    Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan terjadi antara kesenjangan

    teori dan praktik dalam teori dari swasta dan irawan menyebutkan bahwa yang

    mempengaruhi minat beli adalah citra merek dan iklan melalui selebriti.

    14 Diana Khoiriyah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

    15 Fitri Widhi Lestari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

    16 Rosidah Oktaviani, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

    17 Luluk Tri, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

  • 12

    Namun tetapi faktanya yang terdapat pada konsumen adalah yang

    mempengaruhi minat beli adalah harga yang murah dan kualitas dari kosmetik

    Implora tersebut. Dari latar belakang diatas, masalahnya yaitu bahwa sebagian

    dari kosmetik Implora menurut BPOM yang dilansir pada media berita yang

    beredar bahwa kosmetik Implora mengandung bahan yang berbahaya, dan

    para konsumen membeli karena harga dari kosmetik Implora murah, bukan

    dilihat dari citra merek maupun iklan melalui selebgram endorse nyasehingga

    perlu adanya peran dari selebgram endorse untuk membangun citra merek

    untuk mempengaruhi minat beli konsumen. Maka peneliti perlu melakukan

    penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh iklan melalui selebgram

    endorse dan citra merek terhadap minat beli kosmetik Implora studi kasus

    mahasiswa IAIN Ponorogo.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang

    dijadikan bahan kajian skripsi ini adalah :

    1. Apakah iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo ?

    2. Apakah citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli

    kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo ?

    3. Apakah iklan melalui selebgram endorse dan citra merek berpengaruh

    secara signifikan terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN

    Ponorogo ?

  • 13

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada pokok masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian

    yang hendak dicapai

    1. Untuk mengetahui pengaruh iklan melalui selebgram endorse terhadap

    minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

    2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap minat beli kosmetik

    Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

    3. Untuk mengetahui pengaruh iklan melalui selebgram endorse dan citra

    merek terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta kajian

    mengenai faktor yang paling mempengaruhi minat beli. Perbedaan dari

    penelitian ini dengan penlitian yang sudah ada adalah penilitian ini variabel

    Y yaitu minat beli menggunakan teori dari Kinner dan Taylor, selain itu

    faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli adalah iklan dan citra merek

    yang diambil dari teori Swastha dan Irawan pada buku yang ditulis oleh

    Donni Junni Priansa yang berjudul Perilaku Konsumen Dalam Persaingan

    Bisnis Kontemporer. Sedangkan untuk variabel X1 yaitu iklan penelitian ini

    menggunakan teori yang diambil dari buku Harman Malau yang berjudul

    Manajemen Pemaaran Teori dan Aplikasi Pemaaran Era Tradisional

  • 14

    Sampai Era Modernisasi Global, untuk variabel X2 yaitu citra merek yang

    diambil dari buku Freddy Rangkuti yang berjudul The Power Of Brands

    Teknik Mengelola Brand Equity dan Stategi Pengembangan Merek +

    Analisis Kasus SPSS.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Peneliti

    Memberikan alternatif penelitian lain dibidang manajemen

    pemasaran khususnya berkaitan dengan iklan melalui selebgram

    endorse dan citra merek yang berpengaruh pada minat beli. Penelitian

    ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti yang lain,

    maupun kalangan yang membutuhkan referensi pada bidang penelitian

    ini.

    b. Bagi Produsen Kosmetik Implora

    Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pemroduksi

    kosmetik Implora, supaya lebih memperhatikan bahan – bahan

    campuran yang digunakan untuk membuat kosmetik agar kosmetik

    Implora aman digunakan, sehingga bisa membangun citra merek yang

    baik, selain itu diharapkan kosmetik implora bisa membuat iklan di

    media televisi, dan menggunakan selebriti yang lebih terkenal, agar

    kosmetik implora lebih dikenal oleh masyaakat luas.

    c. Bagi Konsumen (Mahasiswa)

    Penelitian ini diharap bermanfaat bagi para konsumen khususnya

    mahasiswa yang sering menggunakan kosmetik, penelitian ini

  • 15

    diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam upaya mengatasi

    permasalahan berkaitan dengan yang diteliti dalam penelitian ini. Selain

    itu diharapkan para konsumen (mahasiswa) harus pandai dalam

    memilih kosmetik yang aman digunakan, yang memiliki citra merek

    yang baik, dan mahasiwa harus bisa melihat apakah kosmetik tersebut

    sudah terdaftar di BPOM atau belum, selain itu kosnumen harus melihat

    komposisi apa saja yang terkandung di dalam kosmetik yang

    digunakan, serta mahasiswa harus bisa melihat dan yakin terhadap

    pesan yang disampaikan dalam iklan melalui selebgram endorse.

    E. Sistematika Pembahasan

    Agar penelitian ini bisa disajikan secara sistematis, maka penyusunan

    skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang berkelanjutan dan berhubungan satu sama

    lain yaitu

    Bab I : PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang masalah untuk mendeskripsikan problem

    akademik yang mendorong peneliti melakukan penelitian.

    Selanjutnya, dijelaskan rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan

    penelitian, dan sistematika pembahasan.

    Bab II : LANDASAN TEORI

    Yang menguraikan dasar pustaka penelitian ini baik teoritis

    berupa penjelasan masing – masing variable, minat pembelian

    yang mempengaruhinya, yaitu iklan dan cira merek, maupun

  • 16

    empiris kajian penelitian - penelitian terdahulu. Dalam bab ini

    juga dijelaskan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian

    sebagai pondasi awal suatu penelitian dibangun.

    Bab III : METODE PENELITIAN

    Yang menguraikan metode – metode yang digunakan dalam

    penelitian ini, meliputi rancangan penelitian yang menjelaskan

    gambaran umum metode yang digunakan dalam penelitian ini,

    lokasi, populasi, dan sampel yang dijadikan responden, definisi

    operasional masing – masing variable, jenis dan sumber data,

    teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang

    menguraikan alat yang digunakan untuk mengumpulkandata, dan

    yang terakhir adalah teknik analisis data yang digunakan untuk

    menganalisis dan membaca hasil penelitian.

    Bab IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Menguraikan data – data yang diperoleh dari penelitian di

    lapangan yang mana data teresbut dikelompokkan ke dalam

    beberapa sub bab, dan hasil temuan atas variable penelitian.

    Selanjutnya dalam bab ini, data yang diperoleh tersebut dianalisis

    dengan metoe analisis yang telah dijabarkan pada bab tiga untuk

    kemudian diteliti lebih lanjut dan diambil kesimpulannya pada sub

    bab pembahasan dan interpretasi data.

  • 17

    Bab V : PENUTUP

    Menguraikan kesimpulan dari hasil peneliian ini, keterbatasan dari

    penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga penelitian ini

    belum mampu dianggap sempurna, dan rekomendasi yang peneliti

    sampaikan sebagai wujud tindak lanjut dari adanya penelitian ini.

  • 18

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Deskripsi Teori

    1. Minat Beli

    a. Pengertian Minat Beli

    Menurut Kinner dan Taylor, minat beli merupakan bagian

    dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,

    kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

    pembelian benar – benar dilaksanakan. Sedangkan menurut

    Yoestini & Sheilla, minat beli diperoleh dari suatu proses belajar

    dan proses pemikiran membentuk suatu persepsi. Minat pembelian

    menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benak para

    konsumen dan menjadi suatu keinginan yang kuat. Lalu pada

    akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya

    susai apa yang ada di dalam benaknya tersebut.1

    Minat pembelian menurut Howard dan Sheth merupakan

    sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk

    membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang

    dibutuhkan pada periode tertentu.2 Dapat dikatan bahwa minat

    1 Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, (Jogjakarta : Deepublish,

    CV Budi Utama, 2018), 77 . 2 Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,

    (Bandung : ALFABETA, 2017), 164.

  • 19

    pembelian merupakan pernyataan mental dari konsumen yang

    merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek

    tertentu.

    Assael menyatakan bahwa minat pembelian merupakan

    kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau

    mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

    diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

    pembelian. Minat pembelian menciptakan suatu motivasi dibenak

    konsumen dan menjadi keinginan yang sangat kuat.3

    b. Apek – Aspek dalam Minat Beli

    Lutas dan Britt mengatakan bahwa aspek – aspek yang

    terdapat dalam minat beli antara lain :

    1. Perhatian

    Adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu

    produk, baik barang ataupun jasa.

    2. Ketertarikan

    Setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik

    pada konsumen. Dalam dirinya konsumen bisa tertarik dengan

    barang ataupun jasa yang ditawarkan.

    3. Keinginan

    Perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk

    tersebut.

    3 Nofian S, dkk, Teori dan Praktis Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Malang : UB

    Press, 2018), 86.

  • 20

    4. Keyakinan

    Keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut

    sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk

    memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli.

    5. Keputusan

    Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli

    mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli,

    dimana, kapan, bagaiaman, berapa jumlah, dan mengapa

    membeli produk tersebut.4

    c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

    Swastha dan Irawan menyatakan menyatakan bahwa faktor

    – faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan

    perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam

    membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat

    membeli, dan jika gagal bisa menghilangkan minat beli konsumen.5

    Minat beli pada dasanya merupakan suatu pembelian secara

    subyektif pada diri setiap individu terhadap hal – hal yang

    berhubungan secara langsung dengan transaksi ekonomi, beberepa

    faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah :

    1. Faktor Psikologis

    Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa

    4 Maria Fitriah, Komunikasi Pmeasara, 70.

    5 Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen, 168.

  • 21

    lalu serta pengaruh sikap dan keyakinan individu,6 yang

    terdapat pada beberapa teori berikut. :

    A. Teori Stimulus Respon

    Berdasarkan teori stimulus respon, faktor yang

    mempengaruhi minat beli konsumen adalah konsumen akan

    merasa puas jika mendapatkan produk, merek, citra merek,

    serta pelayanan yang menyenangka. Jika suatu produk

    memiliki citra merek yang baik akan menambah kepuasan

    konsumen dalam menggunakan produk tersebut.

    B. Teori Kognitif

    Perilaku atau kebiasaan merupakan akibat dari proses

    berpikir dan orientasi dalam mencapai tujuan.

    2. Faktor Pribadi

    Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan

    pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk.

    3. Faktor Sosial

    Faktor sosial yang dimaksud disini adalah kelompok acuan atau

    kelompok anutan, kelompok acuan atau anutan merupakan

    sekelompok orang yang mampu mempengaruhi sikap,

    pendapat, norma, dan perilaku konsumen.7 Faktor yang

    mempengaruhi minat beli konsumen melalui kelompok acuan

    atau anutan adalah :

    6 Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen, 170 – 171.

    7 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), 89.

  • 22

    a. Daya Tarik Selebriti Dalam Iklan

    Penggunaan nara sumber (source) sebagai figure penarik

    dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk

    menyampaikan pesan. Nara sumber yang digunakan dalam

    iklan tersebut adalah endorser, celebrity endorse adalah

    individu yang dikenal oleh public atas prestasinya.

    Penggunaan celebrity endorse dalam iklan dimaksud untuk

    memberikan kepada konsumen agar minat untuk membeli

    produk semakin kuat, dan mempermudah tumbuhnya

    keyakinan konsumen atas produk yang diiklankan.8

    b. Daya Tarik Tenaga Ahli

    Daya tarik tenaga ahli adalah orang yang karena

    pekerjaannya, memiliki kemampuan khusus, karena

    pelatihan atau pengalaman, berada dalam posisi yang unik

    untuk membantu calon konsumen untuk menilai produk

    atau jasa yang dipromosikan dalam iklan.9

    c. Daya Tarik Orang Biasa

    Daya tarik orang biasa merupakamn suatu pernyataan

    pelanggan yang merasa puas terhadap pemakaian produk

    tertentu. Keuntungan daya tarik orang biasa adalah

    menunjukkan para calon para calon pelanggan bahwa

    8 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, (Jakarta : PT Raja Grafindo,

    2015). 69 – 71. 9 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan,. 91.

  • 23

    seseorang persis seperti mereka telah menggunakan dan

    puas dengan produk atau jasa yang diiklankan.10

    d. Indikator Minat Beli

    Minat pembelian konsumen dapat diukur dengan berbagai

    indikator.11 Secara umum, indikator tersebut adalah berkenan

    dengan empat indikator pokok, diantaranya adalah :

    1. Minat Transaksional

    Minat Transaksional merupakan kecendurang konsumen untuk

    selalu membeli produk (barang atau jasa) yang dihasilkan

    perusahaan, ini didaarkan ata kepercayaan yang tinggi terhadap

    perusahaan tersebut

    2. Minat Referensional

    Minat referensional merupakan kecenderungan konsumen

    untuk mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat

    tersebut muncul setelah konsumen memiliki pengalaman dan

    informasi tentang produk tersebut.

    3. Minat Prefensial

    Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan

    perilaku konsumen yang memiliki preferensi utama terhadap

    produk – produk tersebut.

    10 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, 90 – 91.

    11 Donni Junni Priansa, Perilaku Konsumen, 168 – 169.

  • 24

    4. Minat Eksploratif

    Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan

    perilaku konsumen yang selalu mencari informasi mengenai

    produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk

    mendukung sifat – sifat positif dari produk tersebut.

    2. Iklan

    a. Pengertian Iklan

    Iklan adalah bentuk komunikasi yang diatur sedemikan

    rupa melalui diseminasi informasi tentang kegunaan, keunggulan

    atau keuntungan suatu produk supaya menimbulkan keinginan

    untuk melakukan pembelian. AMA (American Marketing

    Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran

    untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide barang, atau jasa

    secara non personal oleh sponsor yang jelas.12

    Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling

    banyak digunakan perusahaan dalam mepromosikan produknya.

    Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan

    khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak

    untuk membeli, menyegarkan informasi yang telah diterima

    khalayak, dan menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu

    khalayak menerima dan mencerna informasi. Iklan juga sebagai

    12 Harman Malau, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era

    Tradisional Sampai Era Modernisasi Global, (Bandung : Alfabeta, 2017), 85.

  • 25

    instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi

    perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan

    kepada masyarakat luas.

    Iklan juga merupakan bagian dari upaya komunikasi yang

    merupakan kandungan utama dari manajemen promosi yang

    menggunakan ruang media untuk menyampaikan pesan sebagai

    sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Setiap orang

    mendefiniskan iklan sesuai dengan pengalamannya, iklan

    merupakan ujung tombak promosi suatu produk atau jasa, banyak

    fungsi iklan terkait dengan strategi pemasaran, akan tetapi fungsi

    tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu fungsi

    pemberian informasi dan fungsi membujuk.13

    b. Sifat – Sifat Iklan

    Iklan memiliki 4 fungsi utama, yaitu menginformasikan

    khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak

    untuk membeli, dan menyegarkan informasi yang telah diterima

    khalayak, serta menciptakan suasanan yang menyenangkan

    sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi.14 Selain itu

    iklan juga mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

    1. Public Pesentation, iklan memungkinkan setiap orang

    menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

    13 Morissan, Priklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama, ( Jakarta :

    Kencana, 2010), 18.

    14 Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 85.

  • 26

    2. Pervasiveness, pesan iklan yang sama dapat diulang – ulang

    untuk memantapkan penerima informasi.

    3. Amplified Expressiveness, iklan mampu mendramatisasi

    perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk

    menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.

    4. Impersonality, iklan tidak bersifat memkasa orang untuk

    memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan

    komunikasi yang menolong (satu arah).

    c. Tujuan Iklan

    Menurut Kotler tujuan suatu iklan merupakan bentuk

    komunikasi yang spesifik untuk meraih khalayak yang khusus

    sepanjang periode waktu tertentu, tujuan iklan diantaranya adalah

    1. Memberikan informasi (to inform), dalam hal ini

    menyampaikan kepada konsumen tentang suatu produk baru.

    2. Membunjuk (to persuade), dalam hal ini mendorong calon

    konsumen untuk beralih pada produk berbeda.

    3. Mengingatkan (to remind), dalam hal ini mengingatkan

    pembeli di mana mereka dapat memperoleh suatu produk.15

    d. Daya Tarik Iklan

    Daya tarik iklan yang lazim digunakan diantaranya adalah :

    1. Daya Tarik Selebriti Endorse

    15 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2012), 73.

  • 27

    Penggunaan nara sumber (source) sebagai figure penarik

    perhatian dalam iklan merupakan suatu cara kreatif untuk

    menyampaikan pesan. Nara sumber yang menarik akan lebih

    mudah untuk menarik perhatian konsumen. Nara sumber yang

    digunakan dalam iklan disebut endorse, endorse dibagi ke

    dalam dua tipe oleh Terence Shimp dalam Periklanan Promosi,

    yaitu celebrity endorse, dan typical – person endorse. Mereka

    disebut sebagai brand endorse atau brand ambassador.

    Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet), yang

    dikenal karena prestasinya di dalam bidang – bidang yang

    berbeda, dari golongan produk yang didukungnya. Sedangkan

    selebriti pendukung (celebrity endorse) adalah individu yang

    terkenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk

    yang didukungnya, dan selebriti yang mempromosikan atau

    mendukung produk lewat aplikasi atau sosial media instagram

    disebut dengan selebgram endorse.16

    Fungsi dari selebgram/celebrity endorse yaitu :

    1. Memberi kesaksian (testimonial)

    2. Memmberikan dorongan dan penguatan (endorsement)

    3. Bertindak sebagai aktor dalam iklan.

    4. Bertindak sebagai juru bicara perusahaan.17

    16 Rama Kertamukti, Strategi Kreatif, 69 – 70.

    17 Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, 89.

  • 28

    2. Daya Tarik Tenaga Ahli

    Daya tarik tenaga ahli adalah orang yang karena

    pekerjaannya, memiliki kemampuan khusus, karena pelatihan

    atau pengalaman, bearada dalam posisi yang unik untuk

    membantu caln konsumen untuk menilai produk atau jaa yang

    di promosikan iklan. Sehingga sesuai dengan apa yang

    dikerjakan oleh tenaga ahli tersebut.

    3. Daya Tarik Orang Biasa

    Daya tarik orang biasa merupakan suatu pernyataan merasa

    puas terhadap pemakaian produk tertentu. Keuntungan daya

    tarik orang biasa adalah menunjukkan para calon pelanggan

    bahwa seseorang persis seperti mereka telah menggunakan dan

    puas dengan produk atau jasa yang diiklankan.

    e. Indikator Iklan

    Indikator iklan menurut Kotler dan Keller yang dapat

    dipahami melalui model AIDA adalah :

    1. Perhatian (Attention)

    Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu

    produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan,

    selain itu calon pelanggan juga mmpelajari produk atau jasa

    yang ditawarkan.18

    18 Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 164.

  • 29

    2. Tertarik (Interest)

    Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk

    membeli produk atau jasa yang ditawarkan, setelah

    mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai produk

    atau jasa yang ditawarkan.

    3. Hasrat (Desire)

    Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi

    mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, karena harat dan

    keinginan untuk membeli mulai timbul. Dalam tahapan ini

    calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk atau

    jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya

    minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan

    mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.

    4. Tindakan (Action)

    Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai

    kemantapan yang tinggi untuk membeli atau menggunakan

    produk atau jasa yang ditawarkan.19

    3. Citra Merek

    a. Pengertian Citra Merek

    Citra Merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang yang

    terbentuk di benak konsumen.20 Konsumen yang terbiasa

    19 Ibid,. 167.

  • 30

    menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi

    terhadap citra merek atau hal ini disebut juga dengan kepribadian

    merek. Selain itu juga terdapat beberapa definisi Citra Merek

    diantaranya yaitu :

    1. Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen

    mengenai merek tertentu.

    2. Citra Merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek

    yang saling berkaitan yang ada dalam pikiran manusia.

    3. “Brand image can be defined as a perception about brand as

    reflected by the brand association held in consumer memory”.

    Hal ini berarti citra merek adalah persepsi tentang merek yang

    digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan

    konsumen.21

    b. Fungsi Citra Merek

    Boush dan Jones mengemukakan bahwa citra merek (brand

    image) memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

    1. Pintu masuk pasar

    Citra merek memilik peran yang sangat penting, sehingga

    jika produk memiliki citra merek yang kuat akan berfungsi

    untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

    20 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.

    21 M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek (Planning Strategy), (Pasuruan : Qiara Media, 2019), 61.

  • 31

    2. Sumber nilai tambah produk

    Sebagai sumber nilai tambah produk, para pemasar

    mengakui bahwa citra merek tidak hanya merangkum

    pengalaman konsumen dengan produk dari merek tersebut, tapi

    benar-benar dapat mengubah pengalaman itu.

    3. Kekuatan dalam penyaluran produk, citra merek sangatlah

    berperan penting dalam penyaluran untuk menghadapi

    pesaing.22

    c. Indikator Citra Merek

    Menurut Biel ada beberapa indikator citra merek atau brand

    image yaitu :

    1. Corporate Image (Citra Pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi

    yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yaang

    membuat suatu barang atau jasa.

    2. User Image (Citra Pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang

    dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan

    suatu barang atau jasa.

    3. Product Image (Citra Produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang

    dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Yang

    meliputi atribut dari product, mnfaat bagi konsumen,

    pelayanan.

    22 Ibid,. 64.

  • 32

    d. Manfaat Citra Merek

    Manfaat citra merek bagi produsen menurut Keller yaitu :

    1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau

    pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam

    pengorganisasian persediaan dan pencatatan akuntansi.

    2. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga

    mereka bisa dengan mudah memilih dan mmbelinya di lain

    waktu.

    3. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang

    membedakan produk para pesaing.23

    B. Kajian Pustaka

    Tabel 2.1

    Penelitian terdahulu

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    1. Pengaruh

    Iklan dan

    Brand Image

    terhadap

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    bahwa24 :

    1. Iklan dan

    1. Mengguna

    kan teori

    dari Kotler

    dan Keller.

    1. Perbedaan

    dari

    variabel

    penelitian.

    23 Ibid,. 72.

    24 Veronika, Pengaruh Iklan dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen, dengan

    Brand Image Sebagai Variabel Medias, Kasus Calon Konsumen Shampoo Dove di Pusat

    Perbelanjaan : Garden Departement Store & Supermaket Yogyakarta, (Skripsi Manajemen –

    Fakultas Ekonomi Universitas Santa Dharma Yogyakarta, 2016).

  • 33

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    Minat Beli

    Konsumen,

    dengan

    Brand Image

    Sebagai

    Variabel

    Mediasi

    (Kasus Calon

    Konsumen

    Shampoo

    Dove di

    Pusat

    Perbelanjaan:

    Gardena

    Derpatement

    Store &

    Supermaket

    Yogyakarta)

    / Veronika /

    2016.

    brand image

    mempunyai

    pengaruh

    positif

    terhadap

    minat beli

    konsumen

    secara

    sendiri –

    sendiri.

    2. Iklan

    berpengaruh

    positif

    terhadap

    3. Brand

    image

    Brand image

    tidak memediasi

    pengaruh iklan

    terhadap minat

    beli konsumen

    2. Membahas

    tentang

    minat beli,

    iklan dan

    citra merek.

    3. Indikator

    tentang

    iklan sama

    yaitu :

    a. Dapat

    menimbulk

    an

    perhatian.

    b. Menarik.

    c. Dapat

    menimbulk

    an

    keinginan.

    d. Menghasilk

    an suatu

    tindakan.

    Pada

    penelitian

    terdahulu

    brand

    image

    digunakan

    sebagai

    variabel

    mediasi.

    Sedangkan

    penelitian

    ini brand

    image atau

    cira merek

    menjadi

    variabel X2,

    dan tidak

    terdapat

    variabel

    mediasi.

    2. Perbedaan

  • 34

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    dilihat dari

    segi

    indikator

    yaitu yang

    citra merek

    dan minat

    beli.

    2. Analisis

    Pengaruh

    Citra Merek,

    Daya Tarik

    Iklan, Dan

    Harga

    Terhadap

    Minat Beli

    Smartphone

    Nokia Lumia

    (Studi Pada

    Konsumen

    Smartphone

    Hasil akhir dari

    analisis ini

    adalah Y =

    0.273 X1 +

    0.163X2 +

    0.462 X3

    Artinya bahwa

    semua variabel

    independen

    yaitu citra

    merek, daya

    tarik iklan, dan

    harga

    1. Indikator

    dari minat

    beli sama.

    2. Mengguna

    kan teori

    dari Kotler

    dan Keller.

    1. Pada

    penelitian

    terdahulu

    terdapat

    variabel

    harga.

    2. Penelitian

    terdahulu

    lebih

    membahas

    tentang

    daya tarik

    iklan, tidak

  • 35

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    di Kota

    Semarang)/

    Rizky

    Anugerah

    Pratama/

    2014.

    mempunyai

    pengaruh positif

    terhadap

    variabel

    dependen.25

    hanya iklan

    saja.

    3. Analisis

    Pengaruh

    Iklan, Brand

    Trust, dan

    Brand Image

    Terhadap

    Minat Beli

    Konsumen

    Telkom

    Speedy di

    Kota

    Semarang/Eli

    sabeth Desi

    Hasil dari

    penelitian ini

    adalah Y =

    0,237 X1 +

    0,334 X2 – 0,57

    X3

    Variabel

    independen

    yang paling

    berpengaruh

    terhadap

    variabel

    dependen

    1. Jumlah

    sampel

    yang

    diteliti 100

    2. Teori citra

    merek

    menggunak

    an teori

    dari Kotler

    dan Keller.

    1. Pada

    penelitian

    terdahulu

    terdapat

    teori

    konsep

    pasar, dan

    perilaku

    konsumen.

    Sedangkan

    penelitian

    ini hanya

    menggunak

    25 Rizky Anugerah Pratama, Analisis Pengaruh Citra Merek, Daya Tarik Iklan, dan

    Harga Terhadap Minat Beli Smartphone Nokia Lumia (Studi Pada Konsumen Smartphone di Kota

    Semarang), (Skripsi : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2014).

  • 36

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    Arista/2011.

    26

    adalah variabel

    brand trust

    (0,334), diikuti

    oleh variabel

    iklan (0,237)

    dan terakhir

    adalah variabel

    brand image (-

    0,57). Hasil Uji

    t membuktikan

    bahwa variabel

    iklan (0,023)

    dan brand trust

    (0,001)

    mempunyai

    pengaruh positif

    terhadap minat

    beli Telkom

    speedy

    an teori

    iklan, citra

    merek, dan

    minat beli.

    2. Dalam

    penelitian

    terdahulu

    terdapat

    variabel

    brand trust.

    26 Elisabeth Desi Arista, Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust dan Brand Image

    Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy di Kota Semarang, ( Skripsi – Fakultas Ekonomi,

    Universitas Diponegoro Semarang, 2011).

  • 37

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    sedangkan

    brand image

    (0,531)

    mempunyai

    pengaruh negate

    terhadap minat

    beli Telkom

    Speedy.

    4. Pengaruh

    Iklan dan

    Cita Merek

    Terhadap

    Keputusan

    Pembelian

    Ditinjau

    Dalam

    Perspektif

    Ekonomi

    Islam (Studi

    Kasus

    Pengguna

    1. Iklan dan

    citra merek

    berpengaruh

    teradap

    keputusan

    pembelian

    yang

    ditunjukkan

    dengan

    kontribusi

    yang

    diberikan

    oleh

    1. Indikator

    iklan dan

    citra merek

    sama.

    2. Mengguna

    kan spss

    21.

    3. Variabel X1

    dan X2

    sama.

    1. Penelitian

    terdahulu

    ditinjau

    dari

    perspektif

    ekonomi

    Islam.

    2. Variabel Y

    menggunak

    an

    keputusan

    pembelian.

    3. Teori yang

  • 38

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    Sepeda

    Motor Honda

    Beat di

    Kelurahan

    Mulya Asri

    Kabupaten

    Tulang

    Bawang

    Barat)/Inaya

    h

    Fitri/2017.27

    variabel

    iklan dan

    citra merek

    terhadap

    keputusan

    pembelian

    sebesar

    62,8%

    sisanya

    dipengaruhi

    oleh faktor

    lain.

    Sedangkan

    dalam

    perspektif

    ekonomi

    Islam, iklan

    dan citra

    digunakan

    oleh iklan

    dan citra

    merek

    berbeda.

    4. Terdapat

    teori

    pemasaran

    dalam

    Islam.

    27 Inayah Fitri, Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ditinjau

    Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Pengguna Sepeda Motor Honda Beat di Kelurahan

    Mulya Asri Kabupaten Tulang Bawang Barat), (Skripsi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

    Universitas Ilam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.

  • 39

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    merek

    sepeda

    motor honda

    beat sejalan

    dengan

    agama

    ajaran

    agama

    Islam.

    5. Pengaruh

    Iklan

    OLX.CO.ID

    di Televisis

    Terhadap

    Minat Jual

    Beli Online

    (Studi Pada

    Mahasiswa

    Jurusan Ilmu

    Komunikasi

    Fakultas

    Pengumpulan

    data

    menggunakan

    kuesioner yang

    disebarkan

    kepada

    responden

    degan metode

    probability

    sampling

    dengan teknik

    stratified

    1. Variabel X

    dan Y

    sama, yaitu

    iklan dan

    minat beli.

    2. Tujuan dari

    iklan sama

    yaitu

    menggunak

    an teori

    dari Philip

    kotler dan

    1. Indikator

    iklan dan

    citra merek

    berbeda.

    2. Hanya

    terdapat

    dua

    variabel

    yaitu X1

    sebagai

    iklan dan Y

    sebagai

  • 40

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    Dakwa dan

    Komunikasi

    UIN

    Alauddin

    Makassar)/A

    hmad

    Riyadi/2014.

    28

    random

    sampling,

    dengan jumlah

    sampel ebanyak

    77 orang yang

    merupakan

    mahasiswa

    jurusan Ilmu

    Komunikasi

    Fakultas

    Dakwah dan

    Komunikasi

    UIN Alauddin

    Makassar

    angkatan 2010

    – 2013.

    Hasil penelitian

    membuktikan

    Keller. minat beli.

    28 Ahmad Riyadi, Pengaruh Iklan OLX.CO.ID di Televisis Terhadap Minat Jual Beli

    Online (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwa dan Komunikasi UIN

    Alauddin Makassar), (Skripsi – Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alaudin Makassar, 2014).

  • 41

    NO Judul/Nama/

    Tahun

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    bahwa iklan

    OLX.CO.ID di

    televise secara

    signifikan

    mempengaruhi

    minat jual beli

    online

    mahasiswa

    jurusan Ilmu

    Komunikai

    Fakultas

    Dakwad dan

    Komunikasi

    UIN Alauddin

    Makasar.

    Pengaruhnya

    sebesar 10,1%

    dan sisanya

    sebesar 89,9%.

  • 42

    C. Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran diturunkan dari suatu teori yang relevan

    dengan permasalahan yang telah dirumuskan, kerangka ini dibuat dalam

    bagan alur yang saling berhubungan. Sehingga alur berpikir dalam

    penelitian ini adalah iklan melalui selebgram endorse dan iklan

    berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

    Gambar 2.1

    Bagan Kerangka Pemikiran

    Keterangan :

    = Pengaruh secara parsial (sendiri – sendiri, X1 terhadap Y

    dan X2 terhadap Y)

    = Pengaruh secara simultan (bersama – sama, X1 dan X2

    Terhadap Y)

    Bagan kerangka berpikir diatas menjelaskan bahwa, iklan melalui

    selebgram endorse dan citra merek berpengaruh terhadap minat beli

    Iklan melalui

    Selebgram

    Endorse (X1)

    Citra Merek (X2)

    Minat Beli (Y)

  • 43

    konsumen kosmetik Implora pada studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo,

    baik secara parsial maupun secara simultan.

    D. Hipotesis

    Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

    terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

    terkumpul29. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji

    keberlakuannya atau merupakan suatu jawab atas pertanyaan penelitian30.

    Berdasarkan tinjauan pustaka dan teori, serta rumusan masalah

    yang diambil maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :

    1. H01 :

    Ha1 :

    Iklan melalui Selebgram Endorse tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa

    IAIN Ponorogo.

    Iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara

    signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik Implora

    mahasiswa IAIN Ponorogo

    2. H02 :

    Ha2 :

    Citra merek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

    minat beli konsumen kosmetik Implora mahasiswa IAIN

    Ponorogo.

    Citra Merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli

    29 Suharsimi Ariskunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Skripsi (Jakarta :

    PT. Bhinneka Cipta, 2006), 71.

    30 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta ; PT Grafindo Persada,

    2011), 76.

  • 44

    konsumen kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

    3. H03 :

    Ha3 :

    Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek tidak

    berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen

    kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

    Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek berpengaruh

    secara signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik

    Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

  • 45

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Berikut ini adalah jenis dan sumber data yang digunakan dalam

    penelitian ini :

    1. Jenis Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

    kuantitatif dalam penelitian ini berupa data hasil kuesioner dan

    dokumentasi. Untuk menggali data terkait iklan melalui selebgram

    endorse, citra merek dan minat beli konsumen.

    2. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    data primer. Pendekatan data primer penelitian ini adalah kuesioner

    yang dibagikan kepada responden pada sebanyak 100 mahasiswa IAIN

    Ponorogo.

    B. Lokasi dan Periode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Agama Islam Negeri

    Ponorogo dengan periode penelitian yang digunakan adalah 3 bulan

    terakhir yaitu pada bulan Desember 2019 – Maret 2020.

  • 46

    C. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian adalah proses yang diperlukan dalam

    perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari, jenis penelitian

    dan pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang

    digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif

    merupakan metode yang digunakan untuk menguji teori tertentu dengan

    cara dilakukannya meliniti hubungan antar variabel. Selain itu penelitian

    kuantitif juga bertujuan utnuk, membangun fakta, memberikan deskripsi

    statistik, dan menguji teori. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang

    analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah

    dengan metode statistika.1

    D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang diteliti. Variabel

    tersebut yaitu:

    1. Variabel Independent (Variabel X)

    Variabel independen adalah variabel stimulus, predictor,

    antencedent. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel

    bebas.2 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah iklan

    melalui selebgram endorse dan citra merek.

    1Saifudin Azwar, Metode Penelitian Skripsi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 5

    2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018,) 57.

  • 47

    2. Variabel Dependen (Variabel Y)

    Variabel dependen adalah variabel terikat, atau variabel yang

    di pengaruhi.3 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

    tentang minat beli.

    Tabel 3.1

    Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    Variabel

    Penelitian

    Definisi Indikator Sumber

    Iklan melalui

    Selebgram

    Endorse (X1)

    Iklan adalah bentuk

    komunikasi yang

    diatur sedemikan

    rupa melalui

    diseminasi informasi

    tentang kegunaan,

    keunggulan atau

    keuntungan suatu

    produk supaya

    menimbulkan

    keinginan untuk

    melakukan

    pembelian.4

    1. Perhatian

    2. Tertarik

    3. Hasrat

    4. Tindakan

    Di ambil dari

    bukunya

    Harman Malau

    yang berjudul

    “Manajemen

    Pemasaran

    Teori dan

    Aplikasi

    Pemasaran Era

    Tradisional

    Sampai Era

    Modernisasi

    Global”.

    3 Ibid,. 57.

    4 Harman Malau, Manajemen Pemasaran,.85.

  • 48

    Variabel

    Penelitian

    Definisi Indikator Sumber

    Citra Merek

    (X2)

    Citra Merek adalah

    sekumpulan asosiasi

    merek yang yang

    terbentuk di benak

    konsume.

    Konsumen yang

    terbiasa

    menggunakan merek

    tertentu cenderung

    memiliki konsistensi

    terhadap citra merek

    atau hal ini disebut

    juga dengan

    kepribadian merek.5

    1. Corporate

    Image

    (Citra

    Pembuat).

    2. User Image

    (Citra

    Pemakai)

    3. Product

    Image

    (Citra

    Produk).

    Diambil dari

    bukunya

    Freddy

    Rangkuti yang

    berjudul “The

    Power Of

    Brands Teknik

    Mengelola

    Brand Equity

    dan Strategi

    Pengembangan

    Merek +

    Analisis Kasus

    SPSS”.

    Minat Beli

    (Y)

    Minat beli

    merupakan bagian

    dari komponen

    perilaku konsumen

    dalam sikap

    1. Minat

    Transaksio

    nal

    2. Minat

    Referensio

    Diambil dari

    bukunya M.

    Anang

    Firmansyah

    yang berjudul

    5 Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi

    Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.

  • 49

    Variabel

    Penelitian

    Definisi Indikator Sumber

    mengkonsumsi,

    kecenderungan

    responden untuk

    bertindak sebelum

    keputusan

    pembelian benar –

    benar dilaksanakan.6

    nal

    3. Minat

    Prefensial

    4. Minat

    Eksploratif

    “Pemasaran

    Produk dan

    Merek

    (Planning

    Strategy)”.

    E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

    obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

    kesimpulannya.7 Adapaun populasi dalam penelitian ini adalah

    mahasiswa IAIN Ponorogo yang populasinya yaitu 9.685 mahasiswa,

    yang terdiri dari 4 fakultas mulai dari mahasiswa 2016, 2017, 2018,

    dan 2019 dengan jumlah mahasiswa sebagai berikut :

    6 M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk., 62.

    7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018) 130.

  • 50

    Tabel 3.2

    Jumlah Mahasiswa IAIN Ponorogo Tahun 2016 – 2019

    Sumber : Data Akademik IAIN Ponorogo, 9 Desember 2019.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilik

    oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

    mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

    keterbatasan tenaga, dana, dan waktu, maka peneliti menggunakan

    sampel yang diambil dari populasi itu.8 Apa yang dipelajari dari

    sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

    Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul

    represntaif (mewakili).9

    Dengan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

    𝑛 =𝑁

    1 + 𝑁𝑒2

    8 Sugiyono, Metode Penelitian,. 81. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DAN R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016), 80 – 81.

    Fakultas Jumlah Mahasiswa (2016 – 2019)

    FEBI 2.243

    SYARIAH 1.324

    FATIK 5.196

    FUAD 922

    Total 9.685

  • 51

    Keterangan :

    n = Sampel

    N= Populasi

    e= Perkiraan Tingkat Kesalahan

    Merujuk pada rumus diatas, penetuan jumlah sampel dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    𝑛 = 𝑁

    1 + 𝑁𝑒2

    𝑛 = 9.685

    1 + 9.685(0,1)2

    𝑛 = 9.685

    0,09686

    𝑛 = 99,9896 = 100 mahasiswa

    Dari 100 mahasiswa tersebut dapat diketahui dari hitungan sebagai

    berikut :

    1. 𝑛𝐹𝐸𝐵𝐼 = 𝑁𝐹𝐸𝐵𝐼

    𝑁 × 𝑛 =

    2.243

    9.685 × 100 = 23, 16 = 23

    2. 𝑛𝐹𝑈𝐴𝐷 = 𝑁𝐹𝑈𝐴𝐷

    𝑁 × 𝑛 =

    922

    9.685 × 100 = 9,51 = 9

    3. 𝑛𝐹𝐴𝑇𝐼𝐾 = 𝑁𝐹𝐴𝑇𝐼𝐾

    𝑁 × 𝑛 =

    5.196

    9.685 × 100 = 53,64 = 54

    4. 𝑛𝐹𝐴𝑆𝑌𝐴 = 𝑁𝐹𝐴𝑆𝑌𝐴

    𝑁 × 𝑛 =

    1.324

    9.685 × 100 = 13,67 = 14

    Dari jumlah mahasiswa yang telah dihitung dapat di jumlahkan

    menjadi sebagai berikut :

  • 52

    Tabel 3.3

    Jumlah Sampel Mahasiswa

    No Fakultas Sampel

    1. FEBI 23

    2. FUAD 9

    3. FATIK 54

    4. FASYA 14

    TOTAL 100

    3. Teknik Sampling

    Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

    Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

    terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Penelitian ini

    menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan

    sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

    (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini

    menggunakan teknik, proportionate stratified random sampling, yaitu

    teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau

    unsur yang tidak homogen dan berstarta secara proporsional.10

    F. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini digunakan metode kuesioner (angket) untuk

    mengumpulkan data. Metode kuesioner (angket) adalah suatu daftar yang

    berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang

    yang akan diteliti, dengan alat ini orang dapat diketahui tentang keadaan

    10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2018), 134.

  • 53

    data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan lain-lain.

    Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

    responden untuk dijawabnya. Adapun pelaksanaannya, angket diberikan

    kepada pengguna kosmetik Implora khususnya para agar mereka mengisi

    sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya.11

    Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert yaitu

    skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

    seseorang atau sekelompok terhadap fenomena atau gejala sosial yang

    telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian disebut sebagai variabel

    penelitian.12 Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya

    menunjukkan sikap terhadap suatu obyek tertentu yang akan diukur. Untuk

    setiap pertanyaan disediakan sejumlah alternatif yang berjenjang atau

    bertingkat.13 Nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumahkan

    sehingga mendapatkan nilai total. Dalam penelitian ini jawaban responden

    diberi skor berdasarkan skala likert sebagai berikut:

    STS : Sangat Tidak Setuju = 1

    TS : Tidak Setuju = 2

    S : Setuju = 4

    SS : Sangat Setuju = 5

    11 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, 142. 12 Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan

    Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), 73. 13Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Tehnik Penelitian Bidang

    Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 77.

  • 54

    G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    1. Validitas

    Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

    mengukur apa yang di ukur. Adapun dasar pengambilan keputusan

    suatu item valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara

    mengorelasikan antara skor butir dengan skor total. Bila korelasi tiap

    faktor tersebut positif dan besarnya 0,361 ke atas maka dapat

    disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid sebaliknya jika

    korelasi r di bawah 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa butir

    instrument tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau

    dibuang.14

    2. Reliablitas

    Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrument

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

    karena instrument tersebut sudah baik. Untuk mengetahui alat ukur

    tersebut reliable dapat diuji dengan menggunakan rumus Alpha sebagai

    berikut :15

    r = N

    N − 1[1 −

    ∑ab2

    𝜎t2]

    Keterangan :

    r : koefisien reliabilitas instrument (Cronbach’s Alpha)

    14 Ibid,. 254.

    15 Ibid,. 156.

  • 55

    N : banyaknya pertanyaan

    ∑𝜎b2 : total varians pertanyaan

    t : total varians

    Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) >

    60% (0,6) maka variabel tersebut dikatakan reliabel, sebaliknya jika

    cronbach’s alpha (α) < 60% (0,6) maka variabel tersebut tidak

    reliabel. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana

    suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.16

    H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

    1. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas menguji data variabel bebas (X) dan data

    variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.

    Persamaan regresi yang dikatakan baik jika mempunyai data

    variabel bebas dan data variabel terikat. Kriteria uji residual

    apabila sig residual > 0,05, bisa dikatakan untuk normalitas

    berdistribusi normal, dan jika nilai sig residual < 0,05 maka tidak

    berdistribusi normal.17

    b. Uji Hesterokedastisitas

    16 Achmad Sani Supriyanto dan Masyhuri Machfudz, Metodologi Riset, 249.

    17 Maulida Nurhidayati, Statistika II Analisis Data dengan SPSS, ( t.tp.: t.p., t.th) 6 - 7.

  • 56

    Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji

    mengenai sama atau tidak varian residual dari observasi yang satu

    dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian

    yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya

    tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. Persamaan

    regresi baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai sig

    semua variabel X dengan harga mutlak residual, lebih besar dari

    0,05 (alpha 5%) maka tidak terjadi heterokedastisitas.18

    c. Uji Autokorelasi

    Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki

    masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan

    tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak diprediksi.19 Tidak

    terjadi autokorelasi ketika dU < Dw < 4 – Du. Untuk

    mengdiagnosis adanya autokorelasi dalam model regresi bisa

    dilihat dari tabel pengujianteradap ujiDurbin Watson (uji DW) :

    Tabel 3.4

    Kriteria Durbin Watson

    Hipotesis Nol Keputusan Jika

    Tidak ada auokolerasi

    positif

    Tolak 0 < d < dL

    Tidak ada autokolerasi

    positif

    No decision dL < d < dU

    18 Ibid,. 125.

    19 Ibid,. 134.

  • 57

    Hipotesis Nol Keputusan Jika

    Tidak ada kolerasi

    negative

    Tolak 4 – dL < d < 4

    Tidak ada kolerasi

    negative

    No decision 4 – dU < d < 4 – dL

    Tidak ada autokolerasi

    positif dan negative

    Terima dU < d

  • 58

    sebuah fungsi hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel

    independen (X).21 Persamaan rgresi linier sederhana adalah :

    Y = α + bX + ε

    Keterangan :

    Y = minat beli

    X = iklan melalui selebgram endorse atau citra merek

    b = koefisien variabel X

    α = konstanta

    ε = standard error

    3. Uji Regresi Linier Berganda

    Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk

    mengetahui pengaruh yang signifikan dan bersama – sama antara

    iklanmelalui selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli

    konsumen. Analisis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Y = a + b1 X1 + b2 X2 + error

    Keterangan

    Y : minat beli

    X1 : iklan melalui selebgram endorse

    X2 : citra merek

    a : konstanta

    21 Setyo Tri Wahyudi, Statistika Ekonomi Konsep, Teori dan Penerapan, (Malang : UB

    Press, 2017)162.

  • 59

    b1 : koefisien iklan melalui selebgram endorse

    b2 : koefisien citra merek.22

    4. Uji Hipotesis

    a. Uji F

    Uji F juka dikenal dengan istilah anova (analysis of

    variance), yang tergolong analisis komparatif yamg terdiri dari dua

    variabel atau lebih yaitu :

    Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel. Jika Ha diterima artinya signifikan.

    H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel. Jika H0 diterima artinya tidak

    signifikan.23

    Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap metode

    regresi linier berganda adalah untuk mengetahui antara variabel X1

    dan X2 terhadap variabel Y, pengujian menggunakan tingkat

    signifkansi 0,05.

    b. Uji t

    Analisis perbandingan satu variabel bebs dikenal dengan uji

    t. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan variabel yang

    dihipotesiskan yaitu seperti :24

    Ha diterima, jika |thitung| > ttabel dan jika sig < α (0,05).

    22 Nyoman Dantes, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Andi 2012), 84.

    23 Ibid,. 132 – 137.

    24 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika, 116 – 123.

  • 60

    Sedangkan H0 diterima jika |thitung| < ttabel dan jika sig > α (0,05). Ha

    bersifat positif, sedangkan H0 bersifat negatif.

    Langkah – langkah uji t sebagai berikut :25

    1. Merumuskan Hipotesis

    2. Menentukan thitung dan signifikansi

    3. Menentukan ttabel

    Ttabel dapat dilihat pada tabel statistic pada signifikansi

    0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n – 2 (n = jumlah

    responden).

    4. Kriteria Pengujian

    Jika – ttabel > thitung < ttabel sehingga H0 diterima.

    Jika – Thitung < - ttabel atau thitung > ttabel H0 ditolak.

    5. Berdasar Signifikan

    Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

    Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

    6. Membandingkan ttabel dengan thitung

    Tujuan membandingkan antara ttabel dengan thitung adalah

    untuk mengetahui H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah

    pengujian.

    7. Membuat Keputusan

    25 Slamet Santoso, Penelitian Kuantitaif Metode dan Langkah Pengolahan

    Data,(Ponorogo : Umpo Press, 2015), 40.

  • 61

    Tujuan dari pembuatan keputusan adalah untuk mengetahui

    hipotesis mana yang terpilih H0 atau Ha.

    c. Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi yang dikuadratkan (R2) dinamakan

    dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien

    dterminasi merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya

    presentase antara variabel X dengan variabel Y jika dikalikan

    dengan 100%. Oleh karena itu koefisien determinasi adalah 0 < R2

    < 1 dan tidak ada koefisien determinasi yang bertanda negative

    karena dikuadratkan.26 Berikut ini adalah tabel nilai R2 beserta

    artiannya27 dalam tingkat hubungan antar variabel :

    Tabel 3.5

    Tabel Interpretasi Nilai R2

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,80 – 1,00 Sangat kuat

    0,60 – 0,799 Kuat

    0,40 – 0,599 Cukup kuat

    0,20 – 0,399 Rendah

    0,00 – 0,199 Sangat Rendah

    26 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika, 116 – 123.

    27 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan

    dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung : Refika Aditama, 2012), 122.

  • 62

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

    A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

    1. Sejarah IAIN Ponorogo

    a. Sejarah Singkat Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

    Keberadaan IAIN Ponorogo tidak terlepas dari Akademi

    Syari’ah Abdul Wahhab (ASA) sebagai embrionya, yang didirikan

    pada tanggal Februari 1968 atas ide KH. Syamsuddin dan KH.

    Chozin Dawoedy. Kemudian, akademi ini di negerikan pada

    tanggal 12 Mei 1970 menjadi Fakultas Syari’ah Ponorogo IAIN

    Sunan Ampel yang dipimpin oleh R.M.H Aboe Amar Syamsuddin

    dengan menyelenggarakan Program Sarjana Muda. Kemudian,

    berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11

    Tahun 1997 , Fakultas Syari’ah Sunan Ampel berubah menjadi

    Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan tidak lagi

    menjadi bagian dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dan pada tahun

    2016 ini berdasarkan Perpres 75 tahun 2016 STAIN Ponorogo

    resmi menjadi IAIN Ponorogo dengan akreditasi B.1

    b. Ketua IAIN Ponorogo Tahun 1997 – 2020

    Keberadaan STAIN Ponorogo berakhir pada tahun 2016

    seiring dengan alih status menjadi IAIN Ponorogo. Selama berdiri

    1 https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/

    https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/

  • 63

    kurang lebih 19 tahun, telah terjadi empat kali pergantian Ketua

    STAIN Ponorogo. Berikut adalah daftar Ketua STAIN/IAIN

    Ponorogo sejak tahun 1997 hingga 2020 :

    1. H. Anshor M. Rusydi, Ketua STAIN Ponorogo Tahun 1998 –

    2002.

    2. H. Sugihanto, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun 2002 –

    2006.

    3. H. A. Rodli Makmun, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun

    2006 – 2010.

    4. Hj. S. Maryam Yusuf, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun

    2010 – 2020.

    2. Visi dan Misi IAIN Ponorogo

    a. Visi

    Sebagai pusat kajian dan pengembangan ilmu keislaman

    yang unggul dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri

    b. Misi

    1. menghasilkan sarjana – sarjana yang unggul dalam Ilmu

    Keislaman.

    2. Menghasilkan sarjana yang mampu mewujudkan civil society.

    3. Menghasilkan sarjana yang berkarakter dan toleran.2

    2 Pedoman Penyelenggara Pendidikan Tahun Akademik 2017/2018 IAIN Ponorogo, 6 –

    7.

  • 64

    3. Fakultas IAIN Ponorogo

    a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    1. Ekonomi Syariah

    2. Perbankan Syariah

    3. Manajemen Zakat dan Wakaf

    b. Fakultas Syari’ah

    1. Hukum Ekonomi Syari’ah

    2. Hukum Keluarga Islam

    c. Fakultas Ushluhudin, Adab dan Dakwah

    1. Ilmu Al – Qur’an dan Tafsir

    2. Komunikasi dan Penyiaran Islam

    3. Bimbingan Penyuluhan Islam

    d. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    1. Pendidikan Agama Islam

    2. Pendidikan Bahasa Arab

    3. Tadris Bahasa Inggris

    4. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    5. Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    6. Manajemen Pendidikan Islam

    7. Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

    8. Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial3

    3 https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/

    https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/

  • 65

    B. Analisis Data

    1. Uji Validitas

    Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya, peneliti terlebih

    dahulu melakukan uji coba yang diberikan kepada 30 responden

    dengan membandingkan nilai thitung (corrected item total correlation)

    dengan rtabel. Kriteria uji validitas dikatakan valid adalah jika rhitung >

    rtabel (rhitung > 0,361). Hasil uji validitas masing – masing indikator

    dijelaskan pada tabel berikut :

    Tabel 4.1

    Hasil Uji Validitas Variabel Iklan melalui Selebgram Endorse

    Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

    CM1 0,847 0,361 Valid

    CM2 0,566 0,361 Valid

    CM3 0,420 0,361 Valid

    CM4 0,760 0,361 Valid

    CM5 0,659 0,361 Valid

    CM6 0,598 0,361 Valid

    Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

    Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa hasil dari uji

    validitas pada item pertanyaan variabel iklan melalui selebgram

    endorse (X1) memiliki nilai corrected item – total correlation rhitung >

    rtabel. Dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan variabel iklan melalui

    selebgram endorse (X1) valid dan dapat digunakan. Sehingga dengan

  • 66

    demikian tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel iklan

    melalui selebgram endorse (X1) yang diubah atau dihilangkan.

    Tabel 4.2

    Hasil Uji Validitas Citra Merek

    Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

    OM1 0,759 0,361 Valid

    OM2 0,406 0,361 Valid

    OM3 0,534 0,361 Valid

    0M4 0,621 0,361 Valid

    OM5 0,731 0,361 Valid

    OM6 0,544 0,361 Valid

    Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

    Berdasarkan Tabel 4.2, bahwa hasil dari uji validitas pada

    item pernyataan variabel citra merek (X2) memiliki nilai corrected

    item – total correlation rhitung > rtabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

    item pernyataan variabel citra merek (X2) valid dan dapat digunakan.

    Sehingga tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel citra

    merek (X2) yang diubah maupun dihilangkan.

    Tabel 4.3

    Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Konsumen

    Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

    P1 0,783 0,361 Valid

    P2 0,513 0,361 Valid

  • 67

    Item Pertanyaan rhit