DAMPAK FAKTOR FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP …digilib.unila.ac.id/59758/6/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of DAMPAK FAKTOR FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP …digilib.unila.ac.id/59758/6/SKRIPSI TANPA BAB...
DAMPAK FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
MOHAMMAD RHIDHO JAYA NEGARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
THE IMPACT OF EXTERNAL FACTORS TO ECONOMIC GROWTH IN
INDONESIA
By
MOHAMMAD RHIDHO JAYA NEGARA
The Gross Domestic Product (GDP) is one of the indicators of the success of the
economic growth. Economic growth can be achieved by a balance between the
development fund and the amount of capital needed. However, limited domestic
savings to finance this development led to the use of foreign debt as counterpart
funds to cover the lack of development funds. The type of research was
explanatory research with quantitative approach. Independent variables that are
used in this research are Indonesian External Debt , Indonesian Non Oil Exports
and Foreign Direct Investment (FDI) with the dependent variable is Economic
Growth. The data used in this study is that secondary data are quarterly time
series of the period 2010:1-2018:4. The data analysis technique in the study was
using the ECM (Error Correction Model). The results of the study showed that:
(1) The external debt, non oil export, and foreign direct investment(FDI) variable
had a positive effect on economic growth in the long term and the short term (2)
The external debt, non oil export, and foreign direct investment(FDI) variable
simultaneously significant effect on the economic growth of Indonesia.
Keywords : ECM, Economic Growth, Export, External Debt, Foreign Direct
Investment
ABSTRAK
DAMPAK FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Oleh
MOHAMMAD RHIDHO JAYA NEGARA
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah salah satu indikator keberhasilan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan adanya
keseimbangan antara dana pembangunan dan jumlah modal yang dibutuhkan.
Namun keterbatasan tabungan domestik dalam membiayai pembangunan ini
menyebabkan penggunaan utang luar negeri sebagai dana pendamping untuk
menutupi kekurangan dana pembangunan. Jenis penelitian dalam penelitian ini
menggunakan penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Variabel
dalam penelitian ini adalah Utang Luar Negeri Indonesia, Ekspor Non Migas
Indonesia dan Foreign Direct Investment (FDI) sebagai variabel independen dan
Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder triwulanan yang bersifat time series dari
periode tahun 2010:1-2018:4. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model ECM (Error Correction Model). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : (1) Variabel utang luar negeri, ekspor non migas dan
foreign direct investment (FDI) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek. (2) Variabel utang luar
negeri, ekspor non migas dan foreign direct investment (FDI) secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kata Kunci : ECM, Ekspor, Penanaman Modal Asing, Pertumbuhan Ekonomi,
Utang Luar Negeri.
DAMPAK FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Oleh
MOHAMMAD RHIDHO JAYA NEGARA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 17 Agustus 1996, anak
ketiga dari empat bersaudara, dari ayahanda Tabrani Am.KL dan Ibunda Siti
Maryam S.Pd .
Penulis mengawali pendidikan formal pada Tahun 2001 di TK Siti Menggopoh
Bandar Lampung dan kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 1
Tanjung Agung Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 31 Bandar Lampung
dan lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan di SMA Negeri 1 Bandar
Lampung dan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). setelah lulus
dari SMA Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2014, penulis diterima masuk
pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung, Program Studi
Ekonomi Pembangunan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN).
Semasa kuliah penulis aktif pada organisasi kemahasiswaan intra kampus
HIMEPA 2015/2016 sebagai anggota. Pada tahun 2017, penulis melaksanakan
Kegiatan KKL di Badan Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan, Kementrian
Koperasi dan UKM serta Kementrian Perindustrian. Kemudian pada tahun 2018
penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sadar Sriwijaya
Kecamatan Sribhawono Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin…segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat
limpahan rahmat dan nikmat yang diberikan serta shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Ku persembahkan karya
sederhana ini untuk :
Kedua orang tuaku yang tercinta, ayah dan ibu yang telah mendidik dan
membesarkanku dengan ketulusan disertai doa, kerja keras, kesabaran,
menyayangi, mengasihi, dan memberikan teladan yang baik tentang bagaimana
menjadi manusia yang bermanfaat. Terima kasih untuk pengertian, kepercayaan
yang begitu besar dalam mendukung semua cita-citaku, serta doa yang tiada henti
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua perjuangan
dan pengorbanan yang ayah dan ibu telah berikan, Allah SWT jadikan amal
ibadah. Aminn…
Dosen – dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan dan
sahabat – sahabat yang senantiasa memberikan arahan, nasehat dan motivasi yang
membangun. Serta Almamaterku tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
MOTO
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
merubah keadaaan diri mereka sendiri”
(Q.S. Ar Ra’du: 11)
“Sesungguhnya dibalik kesulitan selalu ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah 94: 6)
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya”
(Q.S. Ath Thalaq: 3)
“Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada Nya aku
bertawakal”
(Q.S. At Taubah: 129)
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”
yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
Dalam proses penyelesaian skripsi, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji dan Ketua Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
telah memberikan nasehat dan saran-saran yang bermaanfaat bagi penulis.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Asrian Hendicaya, S.E., M.E selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing dan memberikan arahan sejak semester awal hingga
akhir.
5. Ibu Dr. Marselina Muchtar, S.E., M.P.M selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan waktu, ilmu, motivasi dan kesabaran dalam mengarahkan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Thomas Andrian, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, nasihat dan saran-saran yang bermanfaat untuk
penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama
proses perkuliahan hingga selesai.
8. Keluarga tercinta, Ayah,Ibu dan Nenek, serta kakak dan adik saya Unda Tika,
Uni Pipit, dan Adek Wawan atas semua kasih sayang, nasehat, dukungan,
kepercayaan serta doa yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Yang Terkasih Tiara Anggreny, Terimakasih atas segala dukungan, semangat,
motivasi, kesabaran, dan waktu yang selalu diberikan selama ini.
10. Sahabat – Sahabatku, M.Vickry, Rycko Kennedy, Rizky Yogama, Citra,
Resty, dan Resky. Terimakasih atas dukungan dan motivasinya selama ini.
11. Teman seperjuangan, Muhammad Luthfi Arafah, Abdillah Siroja, M. Afwan
Abdillah, Rahmad Santoso, Lutfi Zhafran, Farid Syahputra, Agus Muhdiaji,
Rizzo Anindito, Ahmad Saprudin, Arnoldi Pradisco, Alfian Dwiky, Ruly
Septiyadi, Sofie Maghfira, Rahayu Sriwulan, Aulia Frisca, Dewy Astuti,
Intan Wulandari, Lupita Indahsari, yang telah berjuang bersama dan
memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi. Semoga silaturahim kita
tetap terjaga sampai kita mencapai kesuksesan masing – masing.
12. Keluarga besar Ekonomi Pembangunan 2014 yang selalu bersama - sama
dalam menuntut ilmu dan memberikan motivasi dari awal hingga saat ini,
Semoga kita semua dapat sukses bersama.
13. Teman - teman KKN Desa Sadar Sriwijaya, Rafiq, Andre Sambas, Atika,
Anggun Dp, Tiara, dan Zeita yang telah memberikan pengalaman hidup suka
duka selama 40 harinya.
14. Teman – teman Angkatan 2015 Rizka Malia, Rizka Amalia, Ahmad
Mudariksa, Meity Ona, Nono, Raffi, Shaula, Gemilang, Zelni, Alvin, Bahtiar,
Suci, Rynaldi, Wildan dll.
15. Publik Squad, Kesuma, Kurniadi, Sylendra, Andri, Dicky, Dewi Eva,
Dessinta, Dian, Tsara, Adinda, Dwi Wahyuningsih, Esa, Ismaya Inton, Nur
Amalia, dan Bella Anadia.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal
sampai dengan skripsi ini terselesaikan yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan
yang telah diberikan, dan semoga penelitian ini bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca.
Bandar Lampung,11 November 2019
Penulis
Mohammad Rhidho Jaya Negara
NPM. 1411021071
i
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI............................................................................................... iDAFTAR GAMBAR .................................................................................. iiiDAFTAR TABEL....................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN............................................................................... v
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1A. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Rumusan Masalah .......................................................................... 11C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13A. Utang Luar Negeri (ULN).............................................................. 13B. Pertumbuhan Ekonomi................................................................... 20
1. Pertumbuhan Ekonomi Klasik ................................................. 212. Teori Harrod-Domar ................................................................ 22
C. Ekspor ............................................................................................ 24D. Foreign Direct Investment(PMA) .................................................. 25E. Penelitian terdahulu ....................................................................... 28F. Kerangka Pemikiran....................................................................... 30G. Hipotesis ........................................................................................ 32
III. METODE PENELITIAN..................................................................... 34A. Jenis Penelitian.............................................................................. 34B. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 34C. Jenis dan Sumber Data.................................................................. 34D. Definisi Operasional Variabel....................................................... 35E. Metode Analisis ............................................................................ 35F. Prosedur Pengujian ....................................................................... 37
1. Uji Stationary (Unit Root Test)............................................... 372. Uji Kointegrasi Keseimbangan Jangka Panjang ..................... 383. Uji ECM.................................................................................. 39
G. Uji Hipotesis ................................................................................. 391. Uji t (Parsial) .......................................................................... 392. Uji F ........................................................................................ 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 42A. Uji Stasioneritas ............................................................................ 42B. Uji Kointegrasi Keseimbangan Jangka Panjang ........................... 44C. Hasil Jangka Pendek (ECM)......................................................... 45
ii
D. Hasil Estimasi Jangka Panjang ..................................................... 47E. Uji Hipotesis ................................................................................. 48
1. Uji t (Parsial) ........................................................................... 482. Uji F ......................................................................................... 50
F. Pembahasan................................................................................... 511. Pengaruh ULN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ................... 512. Pengaruh Ekspor Non Migas Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi................................................................................... 543. Pengaruh FDI Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .................... 58
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 63A. Kesimpulan ................................................................................... 63B. Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Grafik Laju Pertumbuhan Indonesia .................................................... 72. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 30
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 282. Ringkasan Variabel Yang Digunakan................................................... 353. Hasil Uji Stasioneritas........................................................................... 434. Hasil Uji Kointegrasi Keseimbangan Jangka Panjang.......................... 445. Hasil Estimasi ECM.............................................................................. 456. Hasil Estimasi Jangka Panjang.............................................................. 477. Hasil Uji t Utang Luar Negeri ............................................................... 488. Hasil Uji t Ekspor Non Migas............................................................... 499. Hasil Uji t Foreign Direct Invesment.................................................... 5010. Hasil Uji F ............................................................................................. 50
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data dari variabel-variabel yang digunakan ........................................... L-1
2. Uji Stasioneritas variabel-variabel penelitian tingkat level .................... L-2
3. Uji Stasioneritas variabel-variabel penelitian tingkat first different ....... L-3
4. Uji Kointegrasi Keseimbangan Jangka Panjang ..................................... L-4
5. Hasil Estimasi ECM................................................................................ L-5
6. Hasil Estimasi Jangka Panjang................................................................ L-6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu negara ditentukan oleh berbagai faktor yang
dimiliki masing-masing negara, yaitu diantara ketersediaan sumber daya alam,
sumber daya modal dan sumber daya manusia yang berkualitas (Anwar, 2012).
Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan menentukan seberapa besar
peran pemerintah dalam proses pembangunan tersebut, serta kebijakan yang
dilakukan. Indonesia menganut perekonomian terbuka di mana dalam
menjalankan perekonomiannya pemerintah akan berinteraksi dari pihak swasta
ataupun negara-negara lain.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator keberhasilan negara
dalam menjalankan roda perekonomian (Mariska, 2016). Dalam menjalankan roda
perekonomian Indonesia dan mensejahterakan rakyatnya, Pemerintah Indonesia
tentu memerlukan pembiayaan yang cukup besar, Namun hal tersebut tidak
dimbangi dengan penerimaan pemerintah yang belum maksimal terutama sektor
pajak.
Terbatasnya sumber dana dalam negeri membuat pemerintah memberlakukan
kebijakan utang luar negeri sebagai penutup defisit (Atmadja, 2000). Indonesia
sebagai negara berkembang wajar bila membutuhkan dana yang sangat besar bagi
pembangunan dan pertumbuhan ekonominya, jika tabungan dalam negeri belum
2
cukup maka cara termudah yaitu dengan melakukan pinjaman luar negeri. Setelah
krisis ekonomi menerpa Indonesia pada tahun 1998 hingga kini utang luar negeri
masih saja mendapat kontra menjadi imperatif yang dominan. Hal ini dikarenakan
pada saat itu nilai tukar rupiah mengalami pelemahan yang cukup dalam terhadap
dollar AS dan mata uang dunia lainnya, dimana nilai tukar terhadap dollar AS
yang awalnya hanya berkisar 2000 – 3000 rupiah tiap satu dollar saat itu setelah
krisis menjadi 16000 rupiah. Keadaan tersebut membuat utang luar negeri
indonesia meningkat drastis dan untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo,
pemerintah mengambil kebijakan penambahan utang baru. Penambahan utang
yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan pembayaran cicilan pokok dan
bunga dari utang tersebut makin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
sehingga kebijakan tersebut berpengaruh terhadap kinerja APBN yang semakin
menurun (Saputra, 2016).
Pemerintah Indonesia masih sangat bergantung pada penggunaan utang luar
negeri untuk membiayai pembangunan nasional karena memerlukan dana yang
relatif besar. Kebijakan penambahan utang baru yang sebagian besar hanya
digunakan untuk menutup utang yang sudah jatuh tempo. Jika kebijakan tersebut
terus menerus dilakukan oleh pemerintah, maka akan menyebabkan Indonesia
terjebak dalam perangkap utang (debt trap) yang akan membawa Indonesia
mengalami debt crises atau krisis utang (Widharma, 2013).
Indonesia pernah mengalami situasi apa yang disebut Fisher Paradox dalam
hubungannya dengan utang luar negerinya, yaitu situasi semakin banyak cicilan
utang luar negeri dilakukan semakin besar akumulasi utang luar negerinya
(Hernatasa, 2004). Ini disebabkan cicilan plus bunga utang luar negeri secara
3
substansial dibiayai oleh utang baru. Oleh karena nilai cicilan plus bunga utang
luar negeri lebih besar dari nilai pinjaman baru, maka terjadilah apa yang disebut
net transfer sumber-sumber keuangan dari Indonesia ke pihak-pihak kreditor
asing. Situasi Fisher Paradox dapat ditunjukkan misalnya dengan
membandingkan nilai kumulatif pertambahan utang luar negeri sektor pemerintah
jangka menengah dan panjang (Swasono dan Arief, 1999).
Namun demikian, para pakar yang mewakili pemerintah tampaknya tetap
mengambil sikap konservatif bahwa utang luar negeri masih dibutuhkan negeri ini
untuk memutar roda perekonomiannya, hanya saja diperlukan prinsip kehati-
hatian dalam manejemen utang luar negeri. Utang luar negeri digunakan oleh
Indonesia untuk membiayai pembangunan di dalam negeri seperti pembangunan
infrastruktur untuk menunjang kegiatan ekonomi, penyediaan lapangan pekerjaan
baru, meningkatkan produksi, penambahan cadangan devisa, dan lain sebagainya.
Kondisi perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia yang belum stabil
memaksa pemerintah untuk melakukan utang luar negeri sebagai salah satu
sumber pendanaan. Melalui pendanaan utang luar negeri secara optimal
diharapkan dapat memacu investasi dalam perbaikan struktural perekonomian.
Dampak perbaikan tersebut selanjutnya akan memberikan kestabilan ekonomi
secara bertahap pada negara tersebut sehingga kebutuhan akan modal asing
berangsur-angsur berkurang. Selain itu pemanfaatan utang luar negeri
diperuntukkan sebagai upaya mengatasi ketimpangan neraca pembayaran dalam
membantu melaksanakan pembangunan secara mandiri (Yustika, 2009). Sebagai
salah satu instrumen pembiayaan perekonomian, utang luar negeri dapat berupa
yaitu sektor publik terdiri dari pemerintah dan bank sentral (public external debt),
4
dan sektor swasta terdiri dari bank dan bukan bank (private external debt)
(Atanta, 2018).
Menurut Bank Indonesia (2014), utang luar negeri sektor publik (pemerintah)
dapat didefinisikan sebagai utang yang dimiliki pemerintah pusat berupa Surat
Berharga Negara (SBN) yang terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN). Sedangkan utang luar negeri sektor swasta
yaitu Fasilitas Kredit Ekspor (FKE), utang komersial, leasing dan utang bilateral
maupun multilateral. Utang luar negeri berkembang sejak Indonesia menganut
sistem devisa bebas, sehingga terjadi fluktuasi akibat nilai tukar yang berubah-
ubah.
Utang luar negeri mengalami kenaikan secara berkelanjutan setelah krisis
ekonomi pada tahun 1998 namun sempat mengalami penurunan yang terjadi pada
tahun 2006 menjadi 128.736 Milliar USD penurunan ini sangat signifikan hal ini
terjadi seiring pemulihan ekonomi Indonesia. Dan meningkat kembali pada tahun
2007 sebesar 136.640 Milliar USD dan tahun pada 2018 sebesar 376.839 Milliar
USD. Pada saat ini posisi utang luar negeri Indonesia yang terbesar memberi
pinjaman adalah Singapura sebesar US$55,67 Milliar ,disusul oleh Jepang sebesar
US$ 28,66 Milliar dan Cina di Posisi ketiga dengan US$16,32 Milliar (Sumber :
Bank Indonesia)
Menurut kelompok keynesian bahwa defisit fiskal yang di biayai utang luar negeri
mempengaruhi perekonomian. Paham ini melihat kebijakan peningkatan anggaran
belanja yang dibiayai dengan utang luar negeri akan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi akibat naiknya permintaan agregat
sebagai pengaruh lanjut dari terjadinya akumulasi modal (Mankiw,2007).
5
Menurut kelompok Keynesian, defisit anggaran akan meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan, dan konsumsi pada giliran berikutnya. Defisit anggaran yang
dibiayai utang akan menyebabkan peningkatan pendapatan yang siap
dibelanjakan. Peningkatan pendapatan yang siap dibelanjakan akan meningkatkan
konsumsi dan sisi permintaaan secara keseluruhan. Jika perekonomian belum
dalam kondisi kesempatan penuh, peningkatan sisi permintaan akan mendorong
produksi dan selanjutnya peningkatan pendapatan nasional. Pada periode
selanjutnya, peningkatan pendapatan nasional akan mendorong perekonomian
karena defisit anggaran meningkatkan konsumsi dan tingkat pendapatan
sekaligus, tingkat tabungan dan akumulasi kapital juga akan meningkat. Selain itu
model pertumbuhan Neoklasik dan Endogenous menyatakan bahwa ada hubungan
positif antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi. Model tersebut
menekankan bahwa utang adalah salah satu sumber untuk membiayai
pembentukan modal, dan jika pembentukan modal pembiayaan melalui ini berarti
berdampak positif pada investasi, itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
(Ali LB,2007).
Menurut Fairuz (2010) utang luar negeri berdampak positif bagi investasi dan
pertumbuhan ekonomi di situasi tertentu. Utang luar negeri akan menimbulkan
masalah jika dana tersebut tidak diinvestasikan pada kegiatan produktif yang
menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi untuk menutupi
pembayaran bunga. Pendapat tersebut juga didukung oleh penelitian Orji (2018)
menunjukkan hasil bahwa utang luar negeri berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemudian penelitian lain juga
dilakukan oleh Victor (2016) menunjukkan hasil bahwa utang luar negeri terhadap
6
pertumbuhan ekonomi di Nigeria dalam jangka panjang berpengaruh positif. Serta
Mahmoud (2015) yang menyatakan bahwa bahwa utang luar negeri berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan menurut teori Ricardian Equivalence (RE) bahwa defisit anggaran
yang dibiayai utang luar negeri tidak akan mempunyai pengaruh apa-apa terhadap
perekonomian (Mankiw,2007). Selain itu menurut teori Debt Overhang bahwa
tingkat akumulasi utang yang besar ternyata utang tersebut justru akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih rendah. Hal ini
dikarenakan dalam jangka panjang utang akan lebih besar dari kemampuan
membayar negara peminjam sehingga akhirnya menghambat pertumbuhan.
Ahli ekonom krugman dalam studinya menyebutkan utang luar negeri sebagai
salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi (Krugman,1988).
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Zouhaier and Fatma (2014)
menunjukkan hasil bahwa pengaruh Utang luar negeri dalam jangka pendek
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian
lain juga di lakukan oleh Azam (2013) menunjukkan hasil bahwa pengaruh utang
luar negeri mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
suatu negara. Selain itu pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator yang
dapat digunakan oleh suatu negara untuk menilai dan mengevaluasi kondisi
pembangunan ekonomi di dalam negaranya. Pertumbuhan ekonomi merupakan
proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
7
dipandang sebagai peningkatan output barang dan jasa riil di suatu negara
(Ajayi,1998). Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan
masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Di negara-negara berkembang seperti indonesia konsep produk domestik bruto
adalah konsep yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan suatu
negara daripada konsep pendapatan nasional lainnya. Produk domestik bruto yaitu
nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan atau dihasilkan oleh suatu
negara dalam jangka waktu tertentu (Sukirno,2000). Posisi tingkat pertumbuhan
ekonomi Indonesia di tahun 2001 sampai 2018 dalam bentuk grafik.
Sumber : Badan Pusat Statistik
Gambar 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Harga Konstan (%)
Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh keterbukaan suatu negara terhadap
perdagangan luar negeri. Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut
sistem tersebut. Indonesia telah melakukan hubungan kerjasama bilateral maupun
multilateral, salah satu dari kegiatan kerjasama tersebut adalah Kegiatan Ekspor
dan Impor.
8
Kegiatan ekspor maupun impor mempunyai peran yang sama pentingnya dalam
perdagangan internasional. Pada saat sebuah negara mempunyai keunggulan
sebuah produk yang tidak biasa dihasilkan oleh negara lain dan negara tersebut
membutuhkan produk tersebut, maka negara tersebut dapat mengekspornya dan
begitu juga sebaliknya. Kegiatan ekspor saat ini sudah menjadi suatu keharusan
bagi sebuah negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya (Bustami,
2013). Barang ekspor adalah keunggulan produk atau komiditi barang dari sebuah
negara yang dijual ke negara lain. Keunggulan itu akan menjadi pemicu
pertumbuhan ekonomi negara pengekspor (Todaro & Stephen, 2006). Indonesia
mengandalkan sektor ekspor sebagai sumber pemasukan devisa. Peran ekspor
sebagai sumber pendapatan devisa berfungsi dalam pendanaan impor dan
pembangunan sektor ekonomi dalam negeri (Tambunan, 2000).
Bank Indonesia mengklasifikasikan ekspor di Indonesia ke dalam dua sektor yaitu
migas dan non migas. Dimana komposisi dari sektor non migas itu adalah sektor
pertanian, pertambangan bukan migas, perikanan, kehutanan, kerajinan dan
industri dan jasa sedangkan sektor migas terdiri dari pertambangan minyak dan
gas alam. Ekspor non migas digunakan sebagai obyek studi karena ekspor
Indonesia yang didominasi oleh sektor non migas. Indonesia sudah tidak
bergantung pada ekspor migas sejak tahun 1981 ketika harga minyak dunia
hancur. Kegiatan ekspor yang mampu berkembang dengan baik memiliki peranan
yang strategis dan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ekspor akan
mampu mendatangkan devisa bagi negara untuk menambah cadangan devisa
dalam negeri yang nantinya akan digunakan sebagai pembayaran utang luar negeri
yang jumlahnya sangat besar dan juga devisa yang didapat dari hasil ekspor akan
dimanfaatkan untuk mengimpor bahan baku dan barang modal yang belum bisa
9
dihasilkan di dalam negeri yang diharapkan mampu memajukan pertumbuhan
industri di dalam negeri. Kemampuan industri dalam negeri dalam mengolah
bahan baku dan barang modal menjadi produk yang siap diperdagangkan dan
mampu memenangkan pasar akan meningkatkan permintaan agregat. Devisa yang
dihasilkan dari kegiatan ekspor akan berdampak pada pendapatan nasional, jadi
semakin tinggi ekspor maka akan semakin besar pula pendapatan nasional yang
dihasilkan dan itu akan membuat Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonominya (Soejoto, 2013).
Menurut teori Post Neoclassical dikenal dengan teori Endogenous Economic Growth
yang menerangkan bahwa perdagangan internasional baik ekspor maupun impor
memiliki pengaruh yang positif terhadap output dan pertumbuhan ekonomi (Romer,
1986). Hal ini juga di dukung oleh penelitian dari Fatmawati (2015) menunjukkan
hasil bahwa Ekspor dalam jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PDB.
Namun menurut teori Neo Klasik Exogenous Economic Growth menerangkan bahwa
peran ekspor tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
dikarenakan menurut teori neo klasik menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
hanya dipengaruhi oleh faktor input produksi seperti modal dan tenaga kerja serta
peningkatan teknologi (Solow, 1956). Hal ini juga di dukung oleh penelitian Ali
(2018) menunjukkan hasil bahwa Ekspor secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Selain ekspor faktor lain yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi adalah
Investasi. Investasi yang dilakukan antar negara atau suatu negara terhadap negara
lain merupakan upaya kerjasama suatu negara untuk mengembangkan modalnya
10
baik berupa dana, ilmu, ataupun teknologi di negara lain. Sehingga keuntungan
masing-masing dirasakan oleh investor dan penerima investor. Sumber – sumber
investasi itu sendiri berasal dari penanaman modal asing/FDI maupun penanaman
modal dalam negeri. FDI adalah pembelian saham yang cukup dalam perusahaan
untuk mendapatkan pengendalian manajemen yang signifikan (Ball,2014).
Shenkar (2004) berpendapat FDI adalah investasi langsung oleh investor asing ke
fasilitas produksi suatu perusahaan domestik dengan minimal rasio kepemilikan
10% dengan tujuan untuk mendapat kendali perusahaan dan keuntungan deviden.
Penanaman modal asing diperlukan untuk membangun percepatan ekonomi. Hal
ini dikarenakan modal asing dapat membantu dalam proses industrialisasi agar
menciptakan kesempatan yang lebih luas. Modal asing yang diberikan tidak hanya
melalui bantuan dana tetapi dapat berupa bantuan teknologi (Jhingan,2004).
Penanaman modal asing bagi Indonesia merupakan sumber dana yang dapat
digunakan sebagai pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Penggunaan penanaman modal asing ini ditujukan untuk menggantikan
penggunaan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan. Sebab dengan semakin
tidak terkendalinya suku bunga atas utang luar negeri dan nilai kurs rupiah
terhadap mata uang asing membuat Indonesia akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi pelunasan utang tersebut.
Menurut Sarwedi (2002) sumber pembiayaan yang berasal dari investasi asing
langsung merupakan pembiayaan luar negeri yang paling potensial jika
dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya. Hal ini di dukung oleh
penelitian Rizky (2016) menunjukkan hasil bahwa penanaman modal asing
berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
11
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
mengenai Dampak Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan rumusan masalah dari penelitian
ini yaitu :
1. Bagaimanakah pengaruh Utang Luar Negeri terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia ?
2. Bagaimanakah pengaruh Ekspor Non Migas terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia ?
3. Bagaimanakah pengaruh Penanaman Modal Asing/FDI terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ?
4. Bagaimanakah pengaruh Utang Luar Negeri,Ekspor Non-Migas,dan
Penanaman Modal Asing berpengaruh secara bersama-sama terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Untuk mengetahui pengaruh Utang Luar Negeri terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Ekspor Non Migas terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing/FDI terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Utang Luar Negeri,Ekspor Non-Migas, dan
12
Penanaman Modal Asing berpengaruh secara bersama-sama terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun maanfaat dari adanya penelitian ini yaitu
1. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi dari Perguruan Tinggi Universitas Lampung.
2. Penelitian ini bermanfaat untuk penulis sebagai bentuk pengapliaksian ilmu
yang telah tercermin selama proses perkuliahan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan referensi atau
bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian mengenai utang luar negeri
selanjutnya.
4. Bagi instansi terkait pembuat kebijakan, Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait
khususnya pemerintah dalam menentukan langkah langkah dan merumuskan
kebijakan-kebijakan yang tarkait dengan pengambilan keputusan dalam
perekonomian Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Utang Luar Negeri (ULN)
Utang atau dalam konteks ini utang negara berdasarkan Undang-Undang nomor 1
tahun 2004 tentang perbendaharaan negara merupakan jumlah uang yang wajib
dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai
dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian,
atau berdasarkan sebab lain yang sah. Utang sering kali menjadi permasalahan
yang pelik dalam lingkup nasional, karena telah tertanam dalam benak mayoritas
masyarakat sebuah doktrin general yang memberikan sinyal buruk terhadap utang,
khususnya utang negara. Namun ternyata utang merupakan salah satu bagian
penting dalam menetapkan kebijakan fiskal (APBN) dimana juga merupakan
begian dari suatu sistem besar yang disebut pengelolaan ekonomi.
Pengertian utang atau pinjaman luar negeri berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan
atau penerimaan hibah serta penerusan pinjaman dan atau hibah luar negeri adalah
setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang
dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diperoleh
dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan
tertentu. Pinjaman luar negeri bank sentral adalah pinjaman yang dimiliki oleh
bank Indonesia yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran
14
dan cadangan devisa. Pinjaman luar negeri swasta adalah pinjaman luar negeri
penduduk dalam negeri kepada bukan penduduk dalam bentuk valuta asing dan
atau rupiah berdasarkan perjanjian pinjaman atau perjanjian lainnya, kas dan
simpanan milik bukan penduduk, dan kewajiban lainnya kepada bukan penduduk.
Pinjaman luar negeri swasta meliputi pinjaman bank dan bukan bank.
Jenis – Jenis Utang Luar Negeri
Pinjaman luar negeri yang diterima negara-negara berkembang, secara garis besar
dapat dibedakan menjadi :
1. Pinjaman Resmi
Official Development Assistance (ODA) adalah pinjaman pemerintah secara
resmi bersyarat lunak, dari suatu negara untuk membantu pembangunan
negara-negara berkembang disalurkan melalui lembaga keuangan bilateral
maupun multilateral.
2. Pinjaman Swasta
Non Official Develpoment Assistance/Non-ODA, yakni pinjaman yang
diterima secara bilateral dari bank-bank dan lembaga swasta luar negeri yang
diberikan atas dasar pertimbangan komersial yang ditujukan untuk membantu
pembangunan di negara berkembang. Sekaligus untuk menunjang peningkatan
ekspor negara-negara industri luar negeri dengan syarat-syarat menurut
pinjaman komersial atau syarat-syarat berat,termasuk kredit ekspor dari luar
negeri. Bentuk lain dari pinjaman swasta adalah obligasi, obligasi ini banyak
dibeli oleh investor dibeberapa negara maju.
Dimana syarat-syarat pinjaman yang diajukan oleh negara kreditor biasanya
yakni menyangkut tingkat suku bunga (interest rate), masa tenggang waktu
15
(grace period)- jangka waktu yang tidak perlu dilakukan pencicilan hutang serta
jangka waktu pelunasan hutang (amotrization period)- jangka waktu dimana
pokok hutang harus dibayar lunas kembali secara cicilan.
Berikut jenis-jenis utang luar negeri dari berbagai aspek yaitu berdasarkan bentuk
pinjaman yang diterima, sumber dana pinjaman, jangka waktu peminjaman, dan
persyaratan pinjaman (Tribroto, 2001).
Berdasarkan bentuk pinjaman yang diterima, pinjaman dibagi atas :
a. Bantuan proyek, yaitu bantuan luar negeri yang digunakan untuk keperluan
proyek pembangunan dengan cara memasukkan barang modal, barang dan
jasa.
b. Bantuan teknik, yaitu pemberian bantuan tenaga-tenaga terampil atau ahli.
c. Bantuan program, yaitu bantuan yang dimaksudkan untuk dana bagi tujuan-
tujuan yang bersifat umum sehingga penerimanya bebas memilih
penggunaannya sesuai pilihan.
Berdasarkan sumber dana pinjaman, pinjaman dibagi atas :
a. Pinjaman dari lembaga internasional, yaitu merupakan pinjaman yang berasal
dari badan-badan internasional seperti World Bank Asia dan Development
Bank, yang pada dasarnya adalah pinjaman yang berbunga ringan.
b. Pinjaman dari negara-negara anggota IGGI/IGI, hamper sama seperti
pinjaman dari lembaga internasional, hanya biasanya pinjaman ini dari negara-
negara bilateral anggota IGGI/IGI. Biasanya berupa pinjaman lunak.
Berdasarkan jangka waktu peminjaman, pinjaman dibagi atas :
a. Pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman dengan jangka waktu sampai dengan
lima tahun.
16
b. Pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman dengan jangka waktu 5-15 tahun.
c. Pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman dengan jangka waktu diatas 15
tahun.
Berdasarkan persyaratan pinjaman, pinjaman dibagi atas :
a. pinjaman lunak, yaitu pinjaman yang berasal dari lembaga multilateral
maupun bilateral yang dananya berasal dari iuran anggota (untuk multilateral)
atau dari anggaran negara yang bersangkutan (untuk bilateral) yang ditujukan
untuk meningkatkan pembangunan.
b. Pinjaman setengah lunak, yaitu pinjaman yang memiliki persyaratan pinjaman
yang sebagian lunak dan sebagian komersial. Pinjaman komersial, yaitu
pinjaman yang bersumber dari bank atau lembaga keuangan dengan
persyaratan yang berlaku di pasar internasional pada umumnya.
Penjelasan lain mengenai jenis utang juga dikemukakan oleh Suparmoko (2000)
bahwa utang luar negeri dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Reproductive Debt adalah
hutang yang dijamin seluruhnya dengan kekayaan negara berhutang atas dasar
nilai yang sama besarnya. Pembayaran bunga dan cicilan pokok hutang biasanya
diambilkan dari pendapatan yang berasal dari kekayaan negara atau hasil usaha
negara tersebut dan biasanya hutang tadi harus dibayar paling lama sepanjang
umur dari barang-barang atau kekayaan yang dipakai sebagai jaminan. 2. Dead
Weigght Debt adalah hutang yang tanpa disertai dengan jaminan kekayaan.
Pembayaran bunga dan cicilan hutang harus diambilkan dari sumber penerimaan
negara yang lain, yang pada umumnya berasal dari pajak. Tidak ada ketentuan
lamanya hutang karena memang tidak ada kekayaan yang dikaitkan padanya.
17
Fungsi Utang Luar Negeri
Fungsi dari adanya utang luar negeri ini diantaranya :
1. Menutupi Defisit Anggaran
2. Menutupi kekurangan kas atas kebutuhan kas jangka pendek dalam
pelaksanaan belanja yang tidak dapat ditunda
3. Solusi dalam penataan portofolio utang pemerintah yang tentu dimaksud
untuk mengurangi beban belanja untuk membiayai utang dalam APBN di
tahun-tahun berikutnya
Dari fungsi-fungsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa utang merupakan cara
untuk menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan permasalahan baru. Namun
pendefinisian ini baru bisa dibenarkan bila utang dapat dikelola dengan baik
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Utang luar negeri biasanya timbul karena suatu negara mempunyai kekurangan
kapital sehingga sumber-sumber dana di dalam negeri memang cukup sedikit.
Alasan dilakukannya utang luar negeri oleh negara-negara maju kepada negara-
negara berkembang diantaranya : 1 .Membantu negara-negara yang menerima
bantuan mempercepat pembangunan ekonominya, 2. Membantu mengeratkan
hubungan ekonomi dan politik di antara negara yang menerima dan memberi
bantuan, 3. Membendung pengaruh ideologi yang bertentangan dengan yang
dianut oleh negara pemberi bantuan.
Peranan dari utang luar negeri itu adalah sebagai pelengkap dari dana yang berasal
dari dalam negeri guna mempercepat proses pembangunan ekonomi. sehingga
pinjaman yang didapat benar-benar dimanfaatkan untuk menggerakkan dan
mendorong pembangunan ekonomi di suatu negara berkembang. Selain itu utang
18
luar negeri akan menimbulkan masalah jika dana tersebut tidak diinvestasikan
secara produktif untuk kegiatan-kegiatan yang menghasilkan tingkat
pengembalian devisa yang tinggi untuk menutupi pembayaran bunga.
Menurut pandangan Ricardian atas utang pemerintah dalam jangka pendek utang
luar negeri meningkatkan pendapatan saat ini, Namun dalam jangka panjang tidak
mengubah pendapatan atau konsumsi masa depan (Mankiw,2007). Ricardian
dengan teorinya Ricardian Equivalence (RE) berpendapat bahwa defisit anggaran
yang dibiayai ULN tidak akan mempunyai pengaruh apa-apa terhadap
perekonomian. Selain itu menurut teori Debt Overhang atau teori ketergantungan
utang bahwa tingkat akumulasi utang yang besar ternyata utang tersebut justru
akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih rendah. Hal ini
dikarenakan dalam jangka panjang utang akan lebih besar dari kemampuan
membayar negara debitur, biaya dari bunga utang diperkirakan akan mendesak
investasi domestik dan asing sehingga akhirnya menghambat pertumbuhan.
(Pattilo, 2002).
Elbadawi et.al (1997) dalam studi telah membuktikan bahwa akumulasi pinjaman
luar negeri yang terjadi karena meningkatnya kebutuhan untuk melunasi utang-
utang yang lalu akan berdampak negatif terhadap investasi dan pertumbuhan
ekonomi setelah melampaui batas tertentu. Dalam hal ini Elbadawi menggunakan
Teori Laffer sebagai dasar penelitian nya. Teori Laffer yaitu teori yang
menggambarkan efek akumulasi utang terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut
teori ini, pada dasarnya utang diperlukan pada tingkat yang wajar. Penambahan
utang akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sampai
pada titik batas tertentu. Pada kondisi tersebut utang luar negeri merupakan
19
kebutuhan normal setiap negara. Namun, pada saat stock utang telah melebihi
batas tersebut maka penambahan utang luar negeri mulai membawa dampak
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi (listiani,2005).
Sedangkan kelompok Keynesian berpendapat bahwa defisit fiskal yang dibiayai
ULN mempengaruhi perekonomian. Paham ini melihat kebijakan peningkatan
anggaran belanja yang dibiayai dengan utang luar negeri akan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi akibat naiknya permintaan
agregat sebagai pengaruh lanjut dari terjadinya akumulasi modal (Mankiw, 2007).
Menurut kelompok Keynesian, defisit anggaran akan meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan, dan konsumsi pada giliran berikutnya. Defisit anggaran yang
dibiayai utang akan menyebabkan peningkatan pendapatan yang siap
dibelanjakan. Peningkatan pendapatan yang siap dibelanjakan akan meningkatkan
konsumsi dan sisi permintaaan secara keseluruhan. Jika perekonomian belum
dalam kondisi kesempatan penuh, peningkatan sisi permintaan akan mendorong
produksi dan selanjutnya peningkatan pendapatan nasional. Pada periode
selanjutnya peningkatan pendapatan nasional akan mendorong perekonomian,
karena defisit anggaran yang dibiayai utang meningkatkan konsumsi dan tingkat
pendapatan sekaligus, serta tingkat tabungan dan akumulasi kapital juga akan
meningkat. Menurut kaum Keynesian secara keseluruhan, defisit anggaran dan
utang dalam jangka pendek akan menguntungkan perekonomian dengan adanya
pertumbuhan ekonomi.
Selain itu model pertumbuhan neoklasik dan endogenous menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi. Model
tersebut menekankan bahwa utang adalah salah satu sumber untuk membiayai
20
pembentukan modal, dan jika pembentukan modal pembiayaan melalui ini berarti
berdampak positif pada investasi, itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
(Ali LB,2007).
B. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Mankiw (2007) pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dan
sebagai penentu adanya kebijakan pembangunan selanjutnya. Suatu negara dapat
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi kenaikan pendapatan
nasional dan peningkatan output. Kenaikan pendapatan nasional ini dapat dilihat
dari besarnya jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan setiap tahun.
Bagi suatu daerah untuk melihat pendapatan daerahnya dilihat dari jumlah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan setiap tahun. Indonesia sebagai
negara berkembang memiliki karakter yang tidak berbeda jauh dengan negara
berkembang lainnya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
proses pembangunannya dihadapkan dengan keterbatasan modal untuk investasi
pembangunan.
Sedangkan Menurut Todaro (2004) Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan
dimana terjadinya pertambahan atau perubahan pendapatan nasional (produksi
nasional/GDP/GNP) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan
pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi. Karena penduduk dan kebutuhan ekonomi semakin
bertambah, maka penambahan pendapatan sangat dibutuhkan setiap tahunnya. Hal
ini hanya bisa didapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau
21
Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi
makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang berarti juga
penambahan pendapatan nasional (Tulus Tambunan,2001). Secara umum,
pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif
(quantitative change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data produk
domestik bruto (PDB), atau pendapatan atau output perkapita yang dihasilkan
selama periode teretentu. Dimana PDB merupakan total nilai pasar (total market
value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang
dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya
satu tahun).
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Adam Smith merupakan salah satu tokoh klasik yang mengagas mengenai teori
ekonomi, termasuk teori pertumbuhan ekonomi. Adam Smith berpendapat bahwa
proses pertumbuhan ekonomi terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :
a. Tersedianya sumber daya alam yang menjadi batas maksimum bagi
pertumbuhan suatu perekonomian. Apabila sumber daya alam yang tersedia
belum dimanfaatkan secara maksimal, maka jumlah penduduk dan persediaan
barang modal yang tersedia akan ikut berperan dalam pertumbuhan output.
Namun, jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara
maksimal, maka pertumbuhan ouput tersebut akan terhenti.
b. Sumber daya manusia (jumlah penduduk) dalam proses pertumbuhan output
akan beradaptasi dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.
jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten maka
akan meningkatkan jumlah penduduk. Tingkat upah yang berlaku ditentukan
22
oleh tarik-menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Sementara itu permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat
output masyarakat.
c. Persediaan barang modal termasuk dalam unsur produksi sebagai penentuan
tingkat output dan berperan dalam proses pertumbuhan output. Persediaan
barang modal berpengaruh terhadap tingkat output total. Persediaan barang
modal berpengaruh terhadap tingkat output total dapat secara langsung,
sedangkan stok modal berpengaruh terhadap tingkat output total secara tidak
langsung.
Berdasarkan keyakinan ini para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa di setiap
perekonomian akan selalu mencapai kesempatan kerja penuh.tingkat kegiatan
ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan negara tersebut
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk memproduksi barang
dan jasa. Penentuan produksi nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan
persamaan berikut:
Y = f(K,L,Q,T)
Dimana :Y = Pendapatan Nasional yang diwijudkan dalam perekonomian
K = Jumlah barang modal yang tersedia
L = Jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia
Q = Jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan
T = Tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan produksi
2. Teori Harrod Domar
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah
Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori ini pada hakekatnya
23
menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu setiap usaha ekonomi harus
menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah
stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Hubungan tersebut telah
kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR). Menurut Harrod-Domar ada
hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal (K) dan jumlah
produksi nasional (Y).Hal ini dapat disusun dari model sederhana (Suryana,
2000).
a. Tabungan (S) adalah beberapa proporsi (s) dari pendapatan nasional (Y),
b. sehingga S = s . Y
c. Investasi (I) sebagai perubahan stok modal (ΔK) maka I = ΔK
d. Stok modal membawa hubungan langsung dengan pendapatan nasional
(Y), maka: ΔK = K. ΔY
e. S harus sama dengan I, maka S = I, maka
S = s . Y = K . ΔY = ΔK = I, disederhanakan menjadi:
s . Y = K. ΔY dibagi dengan Y dan K, sehingga:
s/k = ΔY/Y, dimana ΔY/Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. Persamaan
pertumbuhan yang sederhana seperti diatas dapat digunakan untuk
meramalkan dan merencanakan perekonomian di negara-negara yang sedang
berkembang. Teori Harrod-Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari
segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila
pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah secara terus–
menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan (tingkat pertumbuhan itu
dinamakan tingkat pertumbuhan yang perlu dijamin atau warranted rate of
growth).
24
Dalam model Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi akan ditentukan oleh dua
unsur pokok, yaitu tingkat tabungan (investasi) dan produktivitas modal (capital
output ratio). Agar dapat tumbuh secara berkelanjutan, masyarakat dalam suatu
perekonomian harus mempunyai tabungan yang merupakan sumber investasi.
Makin besar tabungan, yang berarti makin besar investasi, maka akan semakin
tinggi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, makin rendah produktivitas kapital atau
semakin tinggi capital output ratio, makin rendah pertumbuhan ekonomi.
C. Ekspor
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem
pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui
oleh pihak eksportir dan importer (Sukirno, 2011). Proses ekspor pada umumnya
adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri
untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya
membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional.
Penjualan barang oleh eksportir keluar negeri dikenai berbagai ketentuan dan
pembatasan serta syarat-syarat khusus pada jenis komoditas tertentu termasuk
cara penangan dan pengamanannya. Setiap negara memiliki peraturan dan
ketentuan perdagangan yang berbeda-beda. Ekspor sendiri merupakan suatu
indikator dari perhitungan GDP dimana ekspor ini akan menambah nilai GDP bila
jumlah nilai ekspor lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah nilai impor.
Menurut teori Post Neoclassical dikenal dengan teori Endogenous Economic Growth
yang menerangkan bahwa perdagangan internasional baik ekspor maupun impor
memiliki pengaruh yang positif terhadap output dan pertumbuhan ekonomi (Romer,
1986).
25
Kemudian Salvator (2014) menegaskan bahwa ekspor merupakan salah satu
mesin pendorong pertumbuhan ekonomi. Kajian yang dilakukan oleh Salvator
menunjukkan bahwa ekspor merupakan salah satu faktor utama bagi negara
berkembang untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
ekspor dan investasi yang dilakukan oleh negara berkembang dapat mendorong
output dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan menurut teori Neo Klasik Exogenous Economic Growth menerangkan
bahwa peran ekspor tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal
ini dikarenakan menurut teori neo klasik menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi hanya dipengaruhi oleh faktor input produksi seperti modal dan tenaga
kerja serta peningkatan teknologi (Solow, 1956).
Ekspor sendiri juga mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia karena
akan membuat pasar dari pada barang lokal lebih luas dan meningkatkan
pendapatan para produsen lokal. Ekspor non-migas sendiri pengertianya adalah
barang yang di jual keluar negeri yang merupakan barang-barang yang bukan
berupa minyak bumi dan gas, seperti hasil perkebunan, pertanian, peternakan,
perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.
Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada negara lain atau bangsa asing sesuai dengan peraturan pemerintah dengan
mengharapakan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi
dengan bahasa asing (Amir, 2004).
D. Foreign Direct Investment/Penanaman Modal Asing
Penanaman Modal Asing menurut UU No.25 tahun 2007 adalah kegiatan
menanam aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki
26
oleh asing baik dalam perorangan maupun badan usaha. Penamanan modal asing
diperlukan bagi negera berkembang untuk membantu mempercepat pertumbuhan
ekonominya. Hal ini dikarenakan peran modal asing membantu dalam
industrialisasi dan pembaharuan teknologi yang digunakan dalam negara
berkembang tersebut. Selain itu modal asing diperlukan untuk menciptakan
kesempatan lapangan kerja baru dan menambah keterampilan kehalian dari tenaga
kerja. Didalam UU No.25 tahun 2007 menjelaskan bahwa penanaman modal
mempunyai tujuan yaitu:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Menigkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan tidak
merusak ekosistem lingkungan
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
5. Meningkatkan kapasitas dan kemapuan teknologi nasional
6. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri
8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Terdapat tiga sumber utama investasi asing dalam suatu negara yang menganut
sistem perekonomian terbuka. Pertama pinjaman luar negeri (debt) dimana
pinjaman luar negeri dilakukan oleh pemerintah secara bilateral maupun
multilateral. Kedua adalah penanaman modal asing langsung (Foreign Direct
Investment/FDI) merupakan investasi yang melibatkan pihak investor secara
langsung dalam operasional usaha yang dilaksanakan sehingga dinamika usaha
yang menyangkut kebijakan perusahaan yang ditetapkan, tujuan yang hendak
27
dicapai, tidak lepas dari pihak yang berkepentingan (investor asing). Ketiga
adalah investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi yang dilakukan
melalui pasar modal, investor membeli utang atau ekuitas, dengan harapan
mendapat manfaat finansial dari investasi tersebut. Bentuk investasi portofolio
yang sering ditemui adalah pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh orang
atau perusahaan asing.
Penanaman Modal Asing diperlukan untuk membangun percepatan ekonomi. Hal
ini dikarenakan modal asing dapat membantu dalam proses industrialisasi. agar
menciptakan kesempatan yang lebih luas. Modal asing yang diberikan tidak hanya
melalui bantuan dana tetapi dapat berupa bantuan teknologi (Jhingan,2004). PMA
atau investasi asing merupakan investasi yang dilakukan oleh pemilik modal asing
di dalam negeri untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilakukan. PMA
merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional disamping
ekspor, tabungan domestik dan bantuan luar negeri (Kuncoro, 2000).
Menurut Jhingan (2004) Penanaman Modal Asing (PMA) mempunyai peran
dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertama modal asing dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Kedua pertumbuhan ekonomi yang meningkat harus diikuti dengan
peningkatan struktur produksi dan perdagangan di negara tersebut. Terakhir
modal asing sebagai mobilisasi dana yang mempunyai peran penting. Ketiga hal
tersebut harus didukung juga oleh peran pemerintah yang menggunakan modal
asing tersebut untuk keperluan membangun infrastruktur.
Selain itu menurut Todaro (2004) menjelaskan bahwa FDI memiliki peranan
yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut terjadi karena FDI
28
dinilai dapat mengisi kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam
negeri, menambah cadangan devisa, memperbesar penerimaan pemerintah dan
mengembangkan keahlian manajerial bagi perekonomian di negara penerimanya.
E. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian terdahulu yang membahas mengenai Utang Luar
Negeri,Ekspor dan FDI telah banyak dilakukan, baik di luar negeri maupun di
dalam negeri dengan metode dan hasil yang beragam. Berikut ini Tabel 1. yang
menunjukkan ringkasan dari berbagai penelitian terdahulu.
Tabel 1.Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Metode Hasil Penelitian
1 Orji,
Onyebuchukwu
.(2018)
The Effect of
Foreign Debt
on the
Economic
Growth of
Nigeria
Ordinary Least
Square
menunjukkan hasil
bahwa utang luar
negeri berpengaruh
positif tetapi tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
2 Victor
Ushahemba
Ijirshar.
(2016)
The
Relationship
between
External Debt
and Economic
Growth in
Nigeria.
Deskriptif dan
ekonometrik(Au
gmented Dickey
Fuller Test
(ADF)
Utang eksternal
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Nigeria
dalam jangka panjang
berpengaruh positif.
3 Mahmoud,L.
O., Mohamed.(
2015 )
The Role of
External Debt
on Economic
Growth :
Evidence from
Mauritania
Ordinary Least
Square
menunjukkan hasil
bahwa utang luar
negeri berpengaruh
positif terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
4 Zouhaier,
Hadhek &
Fatma, Mrad.
(2014)
Debt and
Economic
Growth.
Arellano-Bond
dynamic panel
data estimator
menunjukkan hasil
bahwa pengaruh
Utang luar negeri
dalam jangka pendek
mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
29
5 Azam,
Muhammad.
(2015)
The Role of
External Debt
in Economic
Growth of
Indonesia –A
Blessing or
Burden?
Ordinary Least
Square
menunjukkan hasil
bahwa pengaruh
utang luar negeri
mempunyai pengaruh
yang negatif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
6 Fatmawati, R.
Yani (2015)
Analisis
Pengaruh
Perdagangan
Internasional
dan Utang
Luar Negeri
Terhadap
Gross
Domestic
Product
Indonesia.
ECM
Ekspor dalam jangka
pendek maupun
jangka panjang
mempunyai pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
GDP Indonesia.
7 Elias,
Igwebuike
Agbo
(2018)
Impact of
International
Trade on the
Economic
Growth of
Nigeria.
Ordinary Least
Square
Ekspor dalam jangka
jangka panjang
mempunyai pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
8 Yee, Chia
(2015)
Export-Led
Growth
Hypotesis:
Empirical
Evidence from
Selected Sub-
Saharan
African
Countries
FMOLS dan
DOLS
dalam jangka jangka
panjang Ekspor
mempunyai pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
9 Ali,A.K Ali.
(2018)
The Impact of
Imports and
Exports
Performance
on the
EconomicGro
wth of Somalia
Ordinary Least
Square
menunjukkan hasil
bahwa Ekspor secara
signifikan berpengaruh
negatif terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi.
10 Wahiba, Nasfi
Fkili (2014)
Impact of
Foreign Direct
Investment on
Economic
Growth in
Tunisia.
Ordinary Least
Square
menunjukkan hasil
bahwa foreign direct
invesment
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi .
30
11 Aga, A. A. K.
(2014)
The Impact of
Foreign Direct
Investment on
Economic
Growth : A
Case Study of
Turkey 1980-
2012
VAR menunjukkan hasil
bahwa foreign direct
invesment
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi .
12 Rizky, R.
Lainatul
(2016)
Pengaruh
Penanaman
Modal Asing,
Penanaman
Modal Dalam
Negeri Dan
Belanja Modal
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Provinsi Di
Indonesia
panel regression
analysis
menunjukkan hasil
bahwa penanaman
modal asing
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teoritis yang telah dipaparkan, maka disimpulkan model
ekonomi dari penelitian ini adalah PE = f(ULN,EX,FDI). Kemudian penulis
mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian yang digambarkan dalam bagan
kerangka pemikiran sebagai berikut:
31
Menurut kelompok Keynesian bahwa defisit fiskal yang dibiayai utang luar negeri
mempengaruhi perekonomian. Paham ini melihat kebijakan peningkatan anggaran
belanja yang dibiayai dengan utang luar negeri akan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi akibat naiknya permintaan agregat
sebagai pengaruh lanjut dari terjadinya akumulasi modal (Mankiw, 2007). Selain
itu model pertumbuhan neoklasik dan endogenous menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi. Model
tersebut menekankan bahwa utang adalah salah satu sumber untuk membiayai
pembentukan modal, dan jika pembentukan modal pembiayaan melalui ini berarti
berdampak positif pada investasi, itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
(Ali LB,2007).
Menurut Fairuz (2010) utang luar negeri berdampak positif bagi investasi dan
pertumbuhan ekonomi di situasi tertentu. Utang luar negeri akan menimbulkan
masalah jika dana tersebut tidak diinvestasikan pada kegiatan produktif yang
menghasilkan tingkat pengembalian devisa yang tinggi untuk menutupi
pembayaran bunga.
Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh keterbukaan suatu negara terhadap
perdagangan luar negeri. Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut
sistem tersebut. Indonesia telah melakukan hubungan kerjasama bilateral maupun
multilateral, salah satu dari kegiatan kerjasama tersebut adalah Kegiatan Ekspor
dan Impor. Kegiatan ekspor maupun impor mempunyai peran yang sama
pentingnya dalam perdagangan internasional. Kegiatan ekspor saat ini sudah
menjadi suatu keharusan bagi sebuah negara untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonominya (Bustami, 2013). Indonesia mengandalkan sektor ekspor sebagai
32
sumber pemasukan devisa. Devisa yang dihasilkan dari kegiatan ekspor akan
berdampak pada pendapatan nasional, jadi semakin tinggi ekspor maka akan
semakin besar pula pendapatan nasional yang dihasilkan dan itu akan membuat
Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya (Soejoto, 2013).
Ekspor non migas digunakan sebagai obyek studi karena ekspor Indonesia yang
didominasi oleh sektor non migas. Indonesia sudah tidak bergantung pada ekspor
migas sejak tahun 1981 ketika harga minyak dunia hancur.
Selain ekspor faktor lain yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi adalah
Investasi. Sumber – sumber investasi itu sendiri berasal dari penanaman modal
asing/FDI maupun penanaman modal dalam negeri. Penanaman modal asing/FDI
Menurut Sarwedi (2002) sumber pembiayaan bagi Indonesia merupakan sumber
dana yang dapat digunakan sebagai pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi yang berasal dari investasi asing langsung merupakan pembiayaan luar
negeri yang paling potensial jika dibandingkan dengan sumber pembiayaan
lainnya. Kemudian Todaro (2004) menjelaskan bahwa FDI memiliki peranan
yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut terjadi karena FDI
dinilai dapat mengisi kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam
negeri, menambah cadangan devisa, memperbesar penerimaan pemerintah dan
mengembangkan keahlian manajerial bagi perekonomian di negara penerimanya.
G. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu,maka hipotesis yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
a. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan utang luar negeri dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia
33
b. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan Ekspor Non-Migas dengan
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
c. Diduga ada pengaruh positif dan signifikan Penanaman Modal Asing/FDI
dengan Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
d. Diduga ada pengaruh secara bersama-sama semua variabel independen
terhadap Pertumbuhan ekonomi Indonesia
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
penelitian empiris dimana data adalah dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung
atau angka dan menggunakan statistik (Sugiyono,2009). Metode penelitian
kuantitatif memiliki ciri utama yakni berkaitan dengan data numerik dan memiliki
realitas obyektif yang bias di ukur.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkup wilayah
Indonesia. Waktu Penelitian adalah dari tahun 2010Q1 – 2018Q4 .Variabel data
yang digunakan adalah Pertumbuhan Ekonomi,Utang Luar Negeri ,Ekspor Non
Migas dan Penanaman Modal Asing/FDI.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh dari,Statistik Utang
Luar Negeri Indonesia(SULNI) ,Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan
dari refrensi lainnya yang berkaitan penelitian ini. Data yang digunakan adalah
data time series tahunan dan diambil mulai dari periode tahun 2010Q1-2018Q4.
Data sekunder yaitu data yang sudah jadi dikumpulkan oleh pihak lain.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan pada Tabel 2.
35
Tabel 2. Ringkasan Variabel yang Digunakan
Variabel Simbol Satuan Sumber data
Utang Luar Negeri ULN Million USD SULNI
Ekspor Non Migas EX Million USD Badan Pusat Statistik
FDI
Pertumbuhan
Ekonomi(GDP)
FDI
Y
Million USD
Million USD
Bank Indonesia
Bank Indonesia
D. Definisi Operasional Variabel
Pengertian dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang dan terdapat perubahan tingkat perekonomian yang dinamis dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari
Perkembangan Gross Domestic Product (GDP)nya.
2. Utang Luar Negeri adalah pinjaman yang berasal dari orang-orang atau
lembaga-lembaga keuangan asing.
3. Penanaman Modal Asing/FDI adalah investasi yang dilakukan oleh pemilik
modal asing di dalam negara untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang
dilakukan.
4. Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada negara lain atau bangsa asing sesuai dengan peraturan pemerintah
dengan mengharapakan pembayaran dalam valuta asing.
E. Metode Analisis
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk data time series adalah model
koreksi kesalahan atau ECM (Error Correction Model) dengan syarat utama
bahwa data tidak stationer di tingkat level, dan variabel terkointegrasi. Model
36
ECM ini digunakan untuk melakukan koreksi keseimbangan jangka pendek
menuju jangka panjang. Sedangkan model dari persamaan jangka panjang yang
dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
Selanjutnya setelah menguji persamaan jangka panjang, maka dilakukan
pengujian terhadap variabel bebas yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi
dalam jangka pendek. Persamaan yang akan terbentuk dengan menggunakan
metode ECM sebagai berikut:
Dimana :
: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
: Utang Luar Negeri
: Ekspor Non-Migas Indonesia
: Foreign Direct Invesment
β0 : Konstanta
β1, β2,β3 : Koefisien Regresi
: Eror Correction Term
Regresi yang menggunakan data time series sering tidak stationer pada level, jika
tidak stationer pada level kemungkinan besar akan menghasilkan regresi lancung
(spurious regression). Regresi lancung terjadi jika koefisien determinasi cukup
tinggi tapi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak
mempunyai makna. Hal ini terjadi karena hubungan keduanya yang merupakan
data time series hanya menunjukan tren saja (Widarjono, 2013). Untuk itu perlu
dilakukan koreksi kesalahan dengan Error Correction Model (ECM) dengan
37
menggunakan uji kointegrasi Enggle Granger untuk variabel independen yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Variabel independen
yang digunakan dalam jangka pendek yaitu, utang luar negeri, ekspor non migas
dan FDI. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak
(software) yaitu Eviews.
F. Prosedur Pengujian
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan teori-teori dan data-data yang berhubungan
dengan penelitian. Analisis data digunakan untuk menyederhanakan data yang
telah diperoleh kedalam bentuk yang lebih mudah di baca dan di interpretasikan.
Analisis data menggunakan software Microsoft Excel dan kemudian di estimasi
menggunakan E-views. Adapun tahapan analisis data sebagai berikut :
1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test)
Uji stasioneritas akar unit (Unit Root Test) merupakan uji yang pertama harus
dilakukan sebelum melakukan analisis regresi dari data yang dipakai. Tujuan uji
stasioneritas adalah untuk melihat apakah rata-rata varians data konstan sepanjang
waktu dan kovarian antara dua atau lebih data runtun waktu hanya tergantung
pada kelambanan antara dua atau lebih periode waktu tersebut. Pada umumnya
data time-series sering kali tidak stasioner. Jika hal ini terjadi, maka kondisi
stasioner dapat tercapai dengan melakukan diferensiasi satu kali atau lebih. Dalam
penelitian ini metode pengujian unit root yang digunakan adalah Dickey-Fuller
Prosedur uji unit root adalah:
a. Dalam uji unit root yang pertama dilakukan adalah menguji masing-masing
variabel yang kita gunakan untuk penelitian dari setiap level series.
38
b. Jika semua variabel adalah stasioner, maka estimasi terhadap model yang
digunakan adalah regresi Ordinary Least Square (OLS).
c. Dan jika seluruh data dinyatakan tidak stasioner, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan first difference dari masing-masing variabel tersebut dan
kemudian melakukan uji unit root kembali terhadap first difference dari series.
d. Jika pada tingkat first difference dinyatakan telah stasioner, maka estimasi
terhadap model tersebut dapat menggunakan uji kointegrasi.
2. Uji Kointegrasi (Keseimbangan Jangka Panjang)
Uji kointegrasi adalah uji ada tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel -
variabel bebas dan terikat. Uji ini merupakan kelanjutan dari uji stasioneritas.
Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah residual regresi
terkointegrasi stationary atau tidak. Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat
hubungan yang stabil dalam jangka panjang dan sebaliknya, jika tidak terdapat
kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan
dalam jangka panjang.
Dalam penelitian ini uji kointegrasi menggunakan uji Engle-Granger dengan
diawali melakukan regresi persamaan antara variabel pertumbuhan ekonomi,utang
luar negeri,ekspor non migas dan FDI, kemudian mendapatkan residualnya. Dari
residual ini kemudian kita uji dengan uji stasionary Augmented Dickey Fuller
(ADF test) Kemudian dari hasil estimasi nilai statistik Augmented Dickey Fuller
dibandingkan dengan nilai kritisnya. Jika nilai statistiknya lebih besar dari nilai
kritisnya maka variabel-variabel yang diamati saling berkointegrasi atau
mempunyai hubungan jangka panjang dan sebaliknya jika nilai statistiknya lebih
39
kecil dari nilai kritisnya maka variabel yang diamati tidak terkointegrasi,
(Widarjono, 2013).
3. Model Koreksi Kesalahan (ECM)
Setelah melakukan uji kointegrasi, diketahui bahwa model penelitian memiliki
keseimbangan jangka panjang. Selanjutnya untuk jangka pendeknya, sangat
mungkin terjadi ketidakseimbangan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan (disequilibrium) jangka
pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut dengan Error Correction
Model (ECM). Model ini diperkenalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh
Engle-Granger. Dalam ekonometrika model ini berguna untuk mengatasi data
runtun waktu yang tidak stasioner dan Spurious regression. Model ECM pada
umumnya merupakan suatu konsep model ekonometrik yang bertujuan untuk
menyeimbangkan kondisi jangka pendek dengan kondisi keseimbangan jangka
panjang melalui suatu proses penyesuaian.
G. Uji Hipotesis
1. Uji – t
Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen (Parsial) dengan menganggap variabel
bebas lainnya tetap (ceteris paribus). Rumusan dalam pengujian hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
a. Utang Luar Negeri
Ho: = 0, artinya variabel utang luar negeri tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.
40
Ha: ≠ 0, artinya variabel utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan pengaruh positif
maupun negatif.
b. Ekspor Non Migas
Ho: = 0, artinya variabel ekspor non migas tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi
Ha: > 0, artinya variabel ekspor non migas berpengaruh secara positif
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi
c. Penanaman Modal Asing/FDI
Ho: = 0, artinya variabel FDI tidak berpengaruh dan signifikan terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi
Ha: > 0, artinya variabel FDI berpengaruh positif terhadap variabel
pertumbuhan ekonomi
Kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika nilai t-statistik > nilai t-tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha
b. Jika t-statistik < nilai t- tabel maka H0 diterima
Jika H0 ditolak, berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat. Jika H0 diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
2. Uji F
Pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau pengaruh antara variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.H0 diterima (tidak
signifikan) jika F hitung < F tabel & H0 ditolak (signifikan) jika F hitung > F
41
tabel. df = (n1 = k), ( n2 = n – k - 1) Dimana,k : Jumlah variabel dan n : Jumlah
pengamatan. Pengujian dilakukan menggunakan distribusi F dengan cara
membandingkan nilai F-hitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan F-
tabelnya, Perumusan hipotesis :
Ho = β1 = β2= β3= 0
Ha = paling tidak ada 1 parameter yang ≠ 0
Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
dari perumusan dalam pengujian hipotesis secara bersama-sama, maka pengujian
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Ho: β0 = β1 = β2= β3= 0, artinya variabel utang luar negeri,ekspor non migas,
penanaman modal asing, tidak berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap variable pertumbuhan ekonomi.
b. Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, artinya variabel utang luar negeri,ekspor non migas,
penanaman modal asing berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut;
1. Berdasarkan hasil analisis dalam jangka pendek utang luar negeri memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Namun dalam jangka panjang variabel utang luar negeri
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.
2. Berdasarkan hasil analisis baik dalam jangka pendek dan jangka panjang
variabel ekspor non migas memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3. Berdasarkan hasil analisis baik dalam jangka pendek dan jangka panjang
variabel FDI memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4. Pengujian secara bersama-sama (Uji F) menyatakan bahwa variabel utang
luar negeri,ekspor non migas, dan FDI secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi.
64
B. Saran
1. Bagi Pemerintah Indonesia diharapkan memilih utang luar negeri yang
berbunga ringan,bersyarat mudah dan mengggunakan utang tersebut pada
sektor –sektor yang produktif seperti melakukan pembangunan proyek
strategis nasional , pembangunan pelabuhan, pembangunan pembangkit
listrik, peningkatan mutu pendidikan , dan pemenuhan sarana kesehatan
sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan
terdorong pertumbuhan ekonomi maka kedepan nya Indonesia bisa
terlepas dari ketergantungan dengan utang luar negeri. Mengingat adanya
resiko jangka panjang penggunaan utang luar negeri akan menjadi beban
bagi pemerintah untuk membayar cicilan bunganya. Maka, perlu kehati-
hatian dalam pengelolaan utang luar negeri sehingga penggunaannya bisa
efisien dan efektif .
2. Pemerintah diharapkan membuat peraturan-peraturan dan kebijakan yang
memudahkan eksportir dalam menjual barang nya ke luar negeri, misalnya
melalui penyederhanaan perizinan ekspor, penurunan biaya ekspor, dan
peningkatan infrastruktur sehingga merangsang peningkatan ekspor non
migas. Serta diperlukan strategi pemerintah untuk mendorong dan
memfasilitasi masyarakat agar memperbaiki struktur komoditi ekspor dari
ekspor komoditas bahan mentah menjadi produk hasil manufaktur.
3. Pemerintah harus meningkatkan kepastian hukum terkait dengan
investasi,yakni dengan memberikan kemudahan dalam hal perizinan untuk
berinvestasi sehingga investor tertarik untuk investasi di Indonesia dengan
65
begitu transfer teknologi yang terjadi saat FDI yang masuk dapat terserap
dengan baik oleh sumber daya manusia masyarakat Indonesia.
Selanjutnya pemerintah sebaik nya mengawasi atas perusahaan yang sudah
ditanamkan modal oleh asing. agar tidak mengeksploitasi kekayan alam
selain yang tercantum dalam MOU yang sudah ditandatangani bersama.
Sehingga tujuan dari investasi asing di Indonesia berjalan sesuai didalam
undang-undang yang telah ditetapkan yaitu mendorong pertumbuhan
ekonomi serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan tidak
merusak ekosistem lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aga, A. A. K. 2000. The Impact of Foreign Direct Investment on EconomicGrowth : A Case Study of Turkey 1980-2012. International Journal ofBusiness and Social Science.Vol. 6, No.7. p.71–84
Ajayi SI.1996. Macroeconomic approach to external Debt: the case ofNigeria.AERC 8:1-78.
Ali,A.K Ali. 2018. The Impact of Imports and Exports Performance on theEconomic Growth of Somalia. International Journal of Economics andFinance, Vol. 10.
Ali LB, Mshelia MO. 2007. Effect of external debt on economic growth anddevelopment of Nigeria. International journal of business and social science3: 297-304.
Amir MS.2004. Strategi Memasuki Pasar Ekspor. Jakarta: PPM.
Anwar, K. 2012. Analisis Dampak Defisit Anggaran terhadap Ekonomi Makro diIndonesia Periode 1998-2008. Jurnal Administrasi Publik UniversitasAirlangga. Surabaya.
Atanta, Alfikranta. 2018. Hubungan Sebab Akibat Utang Luar Negeri dan Kurs DiIndonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Syiah Kuala BandaAceh.
Atmadja, Adwin Surya. 2000. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia:Perkembangan dan Dampaknya. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 2(1), 83-94
Azam, Muhammad.2013. The Role of External Debt in Economic Growth ofIndonesia –A Blessing or Burden ?. World Applied Sciences Journal, 25 (8):1150-1157.
Badan Pusat Statistik. Indikator Ekonomi. Berbagai Edisi.
Ball, Donald A., et al (Penerjemah Ika Akbarwati dan Eni Fauziah). 2014. BisnisInternasional. Jakarta: Salemba Empat
Bank Indonesia. Laporan Tahunan Perekonomian. Bank Indonesia. Jakarta.
Bank Indonesia. Statistik Utang Luar Negeri,SULNI.Jakarta : Bank Indonesia.
Buffie EF, Atolia M. 2012 . Trade, growth, and poverty in Zambia: Insights froma dynamic GE model. Journal of Policy Modeling, 34: 211-229
Bustami, Budi Ramanda. 2013. Analisis Daya Saing Produk Ekspor ProvinsiSumatra Utara. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. No.2
Chinaemerem O.C. 2013. Impact of External Debt Financing on EconomicDevelopment in Nigeria. Research Journal of Finance and Accounting ,4:92-99.
Draz, M. U., & Ahmad, F. (2015). External Debts and Exchange Rates of Oil-Producing and Non-Oil-Producing Nations: Evidence from Nigeria andPakistan. Journal of Advanced Management Science, Vol. 3, Hal. 8-12.
Elbadawi, Ibrahim, Benno Ndulu, and Njuguna Ndung’u. 1997. Debt Overhangand Economic Growth in Sub-Saharan Africa. External Finance for LowIncome, IMF Institute Washington DC.
Elias, Igwebuike Agbo. 2018. Impact of International Trade on the EconomicGrowth of Nigeria. European Journal of Business and Management.Vol.10,No.18.
Fairuz. 2010. Analisis Kemampuan Pembayaran Kembali Pinjaman Luar Negeridi Indonesia Periode 1998-2008. Jurnal Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Lampung. Lampung.
Fatmawati , R. Yani. 2015. Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional danUtang Luar Negeri Terhadap Gross Domestic Product Indonesia Periode1990-2010. JESP-Vol. 7, No 1 Maret 2015.
Hernatasa. 2004. Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Indonesia TerhadapPertumbuhan Ekonomi. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Jhingan, M.L. 2004. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Edisi 1cetakan Ke-10. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Kementrian Keuangan. Perkembangan Utang Negara .Berbagai Edisi.
Kopcke, Richard W, et.al. 2006. Introduction: The Macroeconomics of FiscalPolicy.
Kuncoro, Mudrajat. 2000. Teori masalah dan kebijakan. YKPN. Yogyakarta
Krugman RP. 1988. Financing vs. Forgiving a Debt Overhand. Journal ofDevelopment Economics, 29: 253-268.
Lipsey, Richard. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro Terjemahan.Jakarta: BinarupaAksara.
Listiani,Nurlia. 2005. Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap PertumbuhanEkonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Indonesia.
Majid, M. Khairin. 2013. Pengaruh Utang Luar Negeri (ULN) dan PenanamanModal Asing (PMA) Terhadap pertumbuhan Ekonnomi Indonesia Tahun1986-2011. Skripsi. Universitas Brawijaya.
Mankiw, N. Gregory.(2007). Teori Makro ekonomi Terjemahan : Edisi Keenam.Penerbit Salemba Empat.
Mahmoud, L. O., Mohamed. 2015. The Role of External Debt on EconomicGrowth : Evidence from Mauritania. International Journal of Economics &Management Sciences, 4 : 4.
Mariska, I.R. 2016. Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal AsingTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode Tahun 2009Q3-2014Q4. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi,Manado.
Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung : PT Refika Aditama.
Naufan F.H, Mochammad Al ,dan Ari D. 2017. Pengaruh Foreign DirectInvestment,Nilai Tukar dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap EksporPeriode 2005-2015. Jurnal Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya.
Orji, Onyebuchukwu. 2018. The Effect of Foreign Debt on the Economic Growthof Nigeria. Journal of Accounting and Financial Management, ISSN 2504-8856 Vol. 4.
Pattillo, C. A., Poirson, H., & Ricci, L. A.2002. External External debt and growthInternationalMonetaryFund.https://www.researchgate.net/profile/luca_Riccipublication/227471647_External_Debt_and_Growth/links/0c96051cb75a30c13b000000.pdf.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.2 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengadaan Pinjaman dan atau penerimaan hibah serta penerusan pinjamandan atau hibah luar negeri.
Rizky, R. Lainatul. 2016. Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman ModalDalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan EkonomiProvinsi Di Indonesia. JESP-Vol. 8
Romer, P. 1986. Increasing Returns and Long-Run Growth. Journal of PoliticalEconomy. Vol.94(5), pp.1002-37.
Salomo, Ronny. 2007. Peranan Perdagangan Internasional Sebagai Salah SatuSumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Program Pasca SarjanaUniversitas Indonesia.
Salvatore, D. 2014 . Ekonomi Internasional. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Saputra, I.G. 2016. Pengaruh Utang Luar Negeri, Ekspor Dan Impor TerhadapPertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode Tahun 1996-2013. E-JurnalEkonomi Pembangunan Universitas Udayana.
Sarwedi.2002. Investasi Asing Langsung Di Indonesia Dan Faktor YangMempengaruhinya. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.4, No.1,17-35.Jember : Universitas Kristen Petra.
Shenkar, Oded dan Yadong Luo. 2004.International Business. Danvers:JohnWiley & Sons, Inc.
Soejoto, Adi. 2013. Eksternalitas Ekspor ASEAN ke Jepang dan Amerika Serikat.E-Jurnal Ekonomi Universitas Brawijaya Vol. 9, No 3, pp: 418-438.
Solow, R.M..1956.A Contribution to the Theory of Economic Growth.TheQuarterly Journal of Economics. Vol.70(1). pp.65-94.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis(Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif danR&D). Bandung: Alfabeta.
Suryana, 2000. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi. Ekonomi Pembangunan:Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN Yogyakarta..
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Moderen Perkembangan Pemikiran DariKlasik Hingga Keynes Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono.1998. Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi 2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sukirno, Sadono.2011. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana.
Sumitro, D. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi : Dasar Teori EkonomiPertumbuhan dan Pembangunan. Jakarta : LP3ES.
Suparmoko. 2000. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta : BPFE
Swasono., & Arief. 1999. Pembangunan Tanpa Utang : Utang Luar Negeri DanEkonomi Indonesia. Republika. Jakarta
Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran.Jakarta : Pustaka LP3S.
Tambunan, Tulus. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia.Jakarta : PenerbitSalemba Empat.
Todaro. Michael P., & Stephen C, Smith . 2004. Pembangunan Ekonomi. EdisiDelapan . Jakarta : Erlangga.
Tribroto. 2001. Kebijakan dan Pengelolaan Pinjaman Luar Negeri TerhadapFaktor-Faktor Yang Berpengaruh. Jurnal Bank Indonesia.
Todaro. Michael P., & Stephen C, Smith . 2006. Pembangunan Ekonomi. EdisiSembilan . Jilid 2 . Jakarta : Erlangga.
Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Usul dan Laporan Skripsi. BandarLampung:Universitas Lampung.
Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 2007 tentang PenanamanModal
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 12.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perbendaharaan Negara.Victor, Ushahemba Ijirshar. 2016. The Relationship between External Debt and
Economic Growth in Nigeria. International Journal of Economics &Management Sciences.
Wahiba, Nasfi Fkili. 2014. Impact of Foreign Direct Investment on EconomicGrowth in Tunisia. Journal Academic Research International. Vol 5.pp. 186-195.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi 4.Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Wiradharma, I Wayan Gayun. 2013. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia :Kajian Terhadap Faktor-Faktor Yang Berpengaruh. Jurnal EkonomiUniversitas Udayana. Vol 2, No 2 .pp. 88-107.
Yee, Chia E.2016. Export-Led Growth Hypotesis: Empirical Evidence fromSelected Sub-Saharan African Countries. Economics and Finance .Vol.35.pp. 232-240.
Yustika, Ahmad Erani. 2009. Ekonomi Politik:Kajian Teoritis dan AnalisisEmpiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zouhaier, Hadhek., & Fatma, Mrad. 2014. Debt and Economic Growth.International Journal of Economics and Financial Issues , Vol. 4.pp. 440-448.