Dameria Hutabarat
Transcript of Dameria Hutabarat
PENGARUH SINAR GAMMA TERHADAP TOLERANSI ALUMINIUM PADAPADI VARIETAS SENTANI MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN
Dameria Hutabarat*.
ABSTRAK
PENGARUH SINAR GAMMA TERHADAP TOLERANSI AJ.UHINIUM PADA PADI VARIUAS SENTANI
HELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN. Padi varietas Sentani yang peka AI, toleransi Al-nya
dapat dinaikkan atau diturunkan dengan sinar gamma melalui teknik kultur jaringan.
Terhadap gal ur-galur mutan yang didapat dari hasi! seleksi "in vi tro", dilakukan
pengujian pada kecambah yang mempunyai panjang nkar ± 3 cm, kemudinn ditanam pada
larutan Kimura pH 4 dan larutan Kimura pI! 4 ditambah Al 30 ppm selama 12 hart.
Galur-galur mutan yang berasal dari perlakuan awal 10 t 10 Gy t 8 ppm Al dan 20 Gy t14 ppm AI, toleransi Al-nya naik menjadi moderato Galur mutan yang berasal dari
perlakuan awal 15 t 15 Gy t 14 ppm AI, Al-nya turun menjadi sangat peka.
ABSTRACT
EFFECTS OF GAMMA RAYS ON ALUMINUM TOLERANCE ON SENTANI RICE VARIETY BY USING
TISSUE CULTURE TECHNIQUE. Sentani rice variety was sensitive to AI; its Al
sensitivity could be decreased or to be increased by applying gamma-rays in vitro
technique. Mutant lines derived from in vitro selection were examined to 30 ppm Al
stress. Seedlings with root length of ± 3 cm were planted on pI! 4 Kimura solution
enriched with Al 30 ppm, for 12 days. Mutant lines derived from in vitro treatment
of 10 t 10 Gy t 8 ppm Al and 20 Gy t 14 ppm AI, increased their Al tolerance to
intermediate state, while mutant lines derived from in vitro treatment of 15 t 15 Gy
t 14 ppm AI, decreased its Al tolerance to very sensitive state.
PENDAHULUAN
Al pada lahan masam merupakan penghambat pertumbuhan tanaman
padi karena keracunan Al menyebabkan terhambatnya pembelahan sel.
Pengaruh yang diakibatkan oleh ion Al pada tanaman adalah kerusakan
pada akar yang disertai gejala-gejala kelainan pada daun sehingga
* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
297
mengakibatkan turunnya hasil panen. Sudah banyak dibuktikan bahwa
sinar gamma dapat menghasilkan mutan yang mempunyai sifat lebih baik
BAHAN DAN METODE
Galur-galur mutan yang digunakan di sini berasal dari varietas
Sentani yang mendapat per lakuan awal pada stadia kalus secara "in
vitro" (1, laporan teknis 1988). Tanaman R1, turunan dari tanaman
yang berasal dari kalus dan tanaman R2, diseleksi seeara "in vivo",
pada larutan Al 30 ppm. Keeambah dengan akar terpanjang dipertahan
kan hingga panen, R3 sudah merupakan galur murni dan dilakukan perbanyakan.
Pada seleksi kalus "in vitro" digunakan 2 maeam konsentrasi Al
yaitu 8 dan 14 ppm dalam bentuk Al C13. 6 H20. Kalus diradiasi de
ngan sinar gamma dosis tunggal 20 Gy dan dosis berulang 10 + 10 Gy
dan 15 + 15 Gy dengan selang waktu radiasi 1 jam. Seleksi "in vivo"
dilakukan pada R1 dan R2 dengan eara : biji disemai selama 4 hari,
kemudian dipindahkan ke larutan Kimura dengan pH 4 yang berisi Al 30
ppm selama 2 minggu.
Untuk mengetahui perbaikan toleransi Al pada gaiur-galur mutan
yang didapat, dilakukan pengujian pada keeambah yang mempunyai pan
jang akar ± 3 em. Keeambah ditanam pada 2 macam larutan :
1. Kimura dengan pH 4
2. Kimura dengan pH 4 + Al 30 ppm. Kecambah berasal dari padi denganperlakuan awal :
a. Tidak ada periakuan, kontrol (Sentani normal).
b. 20 Gy + 8 ppm AI.
c. 10 + 10 Gy + 8 ppm AI.
d. 20 Gy + 14 ppm AI.
e. 15 + 15 Gy + 14 ppm AI.
Untuk tiap perlakuan digunakan 16 tanaman. Tanaman ditaruh didalam
"growth - chamber" dengan suhu 27 - 30 °C, eahaya 2,2 Klux selama 16jam per hari. Lama periakuan 12 hari.
298
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil selengkapnya ter lihat pada Gambar 1. Sentani sebagai
kontrol mengalami 39% penurunan panjang akar pada larutan 30 ppm AI.
Mutan dengan perlakuan awal 20 Gy + 8 ppm Al tidak menunjukkan per
bedaan yang nyata terhadap Sentani normal pada larutan yang mengan
dung Al maupun pada larutan bebas AI. Mutan ini mengalami 40% pe
nurunan panjang akar pada larutan Al 30 ppm. Mutan dengan perlakuan
awal 10 + 10 Gy + 8 ppm Al menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
bila dibandingkan dengan Sentani normal, pada kedua macam larutan.
Pada larutan yang mengandung Al bed a nyata 5% = 1.1985; pada larutan
bebas AI, beda nyata 1% = 1.4071. Mutan ini mengalami 23% penurunan
panjang akar pada Iarutan Al 30 ppm.
Mutan dengan periakuan awal 20 Gy + 14 ppm Al menunjukkan per
bedaan yang sangat nyata bila dibandingkan dengan Sentani normal
pada kedua macam Iarutan, akan tetapi bila dibandingkan dengan mutan
yang berasal dari periakuan awal 10 + 10 Gy + 8 ppm AI, tidak me
nunjukkan perbedaan pada kedua macam larutan. Mutan ini mengalami
26% penurunan panjang akar pada larutan Al 30 ppm.
Mutan dengan perlakuan awal 15 + 15 Gy + 14 ppm AI, yang di
tanam pada larutan bebas AI, menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
bila dibandingkan dengan Sentani normal maupun mutan-mutan lainnya,
sehingga merupakan tanaman yang mempunyai akar terpanjang dari selu
ruh perlakuan. Akan tetapi pada larutan yang mengandung Al 30 ppm,
mutan ini tidak menunjukkan perbedaan bila dibandingkan dengan Sen
tani normal ataupun dengan mutan dengan perlakuan awal 20 Gy + 8 ppm
AI. Mutan ini mengalami 55% penurunan panjang akar pada larutan Al
30 ppm.
Pada penelitian yang dikemukakan disini toleransi Al didasarkan
pada panjang akar kecambah yang ditanam pada Iarutan Al 30 ppm.
Menuurut MOHIDIN yang dikutip oleh CHAUNDRY (2), padi Iebih peka
terhadap toksisitas Al pada stadia kecambah daripada stadia dewasa.
Ada kaitan antara panjang akar dan toleransi AI.
Konsentrasi Al 30 ppm mengikuti pengujian yang dilakukan oleh
CHAUNDRY (2). Beberapa penel iti lain menggunakan konsentrasi yang
berbeda, misalnya CAMARGO (3, 4, 5) menggunakan konsentrasi Al anta
ra 10 ppm hingga 50 ppm, d~mana pada konsentrasi 50 ppm semua tanam
an padi yang diujinya peka. Pada tanaman yang sangat peka, konsen-
299
trasi Al 10 ppm sudah sangat menghambat pertumbuhan. ZAINI (6) meng
gunakan konsentrasi 15 dan 30 ppm AI.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh CHAUNDRY (2), pada beberapa
vari~tas padi, padi toleran Al yaitu IAC-3 mengalami penurunan pan
jang akar 16,5 % pada larutan 30 ppm AI. Padi peka Al yaitu IR-45
dan Taichung-65 masing-masing mengalami penurunan panjang akar
30,1% dan 35,0 %. Pada peneli tian yang dilakukan disini, Sentani
mengalami penurunan panjang akar sebanyak 39% sehingga dikategorikan
dalam varietas peka. Ada dua galur mutan yang mengalami kenaikan
toleransi Al yaitu mutan yang berasal dari perlakuan awal 10 + 10 Gy
+ 8 ppm Al dan 20 Gy + 14 ppm AI, masing-masing mengalami penurunan
panjang akar 23% dan 26% pada larutan 30 ppm AI. Namun kedua mutan
tersebut belum dapat dikategorikan pada padi toleran AI, melainkan
moderat AI.
Mutan dengan perlakuan awal 15 + 15 Gy + 14 ppm Al berubah
menjadi padi sangat peka terhadap AI. Dengan demikian dosis sinar
gamma 15 + 15 Gy merupakan dosis yang memberi pengaruh penghambatan.
Walaupun demikian, dilihat dari panjang akar pada larutan bebas AI,
mutan ini baik untuk jenis padi gogo di lahan tak bermasalah, karena
untuk padi jenis ini diperlukan sistem perakaran yang dalam supaya
dapat mencapai kelembaban tanah.
Perlakuan dengan penyinaran awal dengan dosis tunggal 20 Gy + 8
ppm Al ternyata memberikan pengaruh yang beda dari periakuan dengan
penyinaran awal dengan dosis berulang 10 + 10 Gy + 8 ppm AI. Penga
ruh yang dihasilkan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, yaitu
pada dosis tunggal tidak merubah ketahanan mutan tersebut terhadap
toleransi AI, sedangkan pada dosis berulang merubah ketahanan tole
ransi Al dari padi peka Al menjadi padi moderat AI. Dengan demikian
penggunaan dosis berulang sinar gamma 10 + 10 Gy sangat baik untuk
memperbaiki ketahan padi terhadap AI. Perlakuan awal dengan dosis
tunggal 20 Gy dapat menaikkan toleransi Al apabiia dosis Al ditambah
dari 8 ppm menjadi 14 ppm. Dengan demikian dosis tunggal sinar
gamma 20 Gy di tambah dosis Al sama atau Iebih dari 14 ppm dapat
memperbaiki ketahan padi terhadap AI.
300
KESIMPULAN
1. Toleransi Al pada padi varietas Sentani dapat dinaikkan atau
diturunkan dengan bantuan sinar gamma melalui teknik kultur jari
ngan.
2. Galur-galur mutan dengan perlakuan awal 10 + 10 Gy + 8 ppm Al
dan 20 Gy + 14 ppm Al mendapat kenaikkan toleransi Al dari sifat
peka pada Sentani normal menjadi galur-galur mutan yang moderat
AI.
3. Galur mutan dengan perlakuan awa] 15 + 15 Gy + 14 ppm Al meng
alami penurunan toleransi Al dari sifat peka menjadi sHat sangat
peka terhadap AI.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Parno yang telah
membantu sehingga karya tulis ini terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
1. HUTABARAT, D., dan PARNO. Pengujian daya hasil lanjutan galur
mutan padi tahan garam dan selekai Ilntuk ketahanan Al melalui
kultur jaringan. II. Selekai ketahanan AI. Laporan teknis PAIR
BATAN, Jakarta (1988).
2. CHAUDHRY, M.A., YOSHIDA, S., and VERGARA, B.S., Induced mutations
for Aluminum tolerance after N-Methyl-N- Nitroao Urea treatment
of fertilized egg cells in rice. ENV. Exp. Bot. 27 (1987) 37.
3. CHAMARGO, C.E de 0., CIIAMARGO, O. B de A., and SOUZA, D.M. de ,
Different concentration of Al in nutritive solutions and to
lerance of rice cultivars. Rice Abstract ..1Q (2) (1987) 568.
301
4. IBID, Effects of different concentrations of Al in the nutrient
solution on the tolerance of rice cultivar. Rice Abstract ~ (3)
(1996) 1252.
5. CHAMARGO, C.E. de 0, The tolerance of rice cultivars of two con
centrations of Al in nutrient solutions of various strength.
Rice Abstract 9 (3) (1986) 1254.
6. FAGERIA, Influence of Al in nutrient solution on chemical compo
sition in two rice cultivars at different growth stages. Rice
Abstract ~ (6) (1986), 2732.
15
e~ 10··-
o
D Kimura
'.<·::1 . Kimura + AI 30 ppm
ABC D EPerlakuan pada stadia kalus
Ganbar 1. Rata-rata pdIljang akar (em) beberapa galur mutantahan AI. yang di tanam pada Iarutan Kimura pH 4,0clan KilTRlra 4,0 + Al 30 ppm
A = OGy; B = 20Gy. + Bppm AI; ..C = 10 + 10Gy + B ppm AI; D = 20 Gy + 14 ppm AI;D = 20Gy + 14 ppm AI;E = 15 + 15Gy + 14 ppm Al
302
DISKUSI
MINATYORINI
1. Mengapa yang Anda pilih untuk percoban ini varietas sentani.
2. Setelah didapat galur mlltan toleransi Al "ya moderat sampai
tahan, sedang pada tahap aklimatisasi mengalami kegagalan karena
serangan hama penyakit, ~andungan bijinya sedikit: Kira-kira
keluaran apa yang dapat Anda capai untuk meningkatkan toleransi
sentani terhadap AI.
DAMERIA HUTABARAT
1. Galur mutan yang dikemukakan di sini adalah yang terbaik dari
tiap perlakuan awai.
2. Galur mutan dengan perlakuan awal 10 + 10 Gy + 8 ppm Al dan 20
Gy + 14 ppm Al menunjukkan kenaikkan toleransi terhadap Al bila
dibandingkan dengan sentani normal.
YATI SUDARYATI S.
1. Apa yang dimaksud dengan istilah toleransi Al nya naik menjadi
moderat ?
2. Al nya turun menjadi sangat peka ?
Istilah ini ada pada abstrak.
3. Larutan Kimura itu apa saja isinya ?
DAMERIA HUTABARAT
1. Toleransi Al nya lebih balk dari sentani normal yang peka
terhadap AI, tetapl belum menjadi toleran AI.
2. Toleransl Al nya lebih rendah dari sentani normal yang peka
terhadap AI.
3. Komposisi larutan Kimura (mg/liter)
Makro:
(NH4)2S04 48,2 KH2P04 24,8
Ca(N03)2 59,9 K2S04 15,9
303
NaMo04
RI
H3B03
MnS04
ZnCl2
ZURHAN M.
0,100
g,g20
2,480
4,000
1,572
Mikro:
CuS04
CoCl
FeS04Na EDT A
0,010A
0,0107,000j
16,000
1. Produksi tunas dari kalus yang diradiasi + Al bagaimana ?
2. Konsentrasi Al di tanahjlapangan bagaimana ? Mohon dijelaskan.
3. Apakah dicoba tanggapan kalus embovid terhadap Al yang tinggi ?
DAMERIA HUTABARAT
1. Bisa dilihat pada makalah.
2. Belum dilakukan uji lapangan dilahan yang bermasalah dengan AI.
3. Ya, konsentrasi 40 ppm.
EKA SUGIYARTA
1. Apakah setiap kalus pada tiap perlakuan hanya menghasi lkan satu
mutan saja ?2. Untuk sasaran screening mutan tahan Al tinggi akan lebih baik
apabila sejak kalus terus ditingkatkan kadar Al dalam media,
sehingga pada saat keluar dari tabung ("invi tro") tinggal diuj i
keragamannya dilapangan.
DAMERIA HUTABARAT
1. Lebih dari satu.
2. Ketahanan Al dipengaruhi oleh 2 gen. Dengan demikian seleksi
ketahanan terhadap Al harus dilakukan sedikitnya pada dua genera
si.Selama dalam tabung yang terjadi adalah perbanyakan vegetatif
sehingga semuanya hanya berasal dari satu generasi saja.
IRWANSYAH
1. Apa yang diharap dari radiasi ulang ?
304
2. Apa dapat percobaan pengujian kecambah dilakukan dengan cara non
kultur jaringan (mengingat biaya kedua sistem kultur).
DAMERIA HUTABARAT
1. Pada radiasi berulang ada jarak waktu penyinaran sedikitnya satu
jam yang berguna bagi jaringan tanaman itu untuk memperbaiki
kerusakan yang disebabkan oleh radiasi.
2. Pengujian kecambah dilakukan di luar tabung.
OTIH ROSTIANA
Apakah galur-galur mutan yang dihasilkan/terseleksi benar-benar
mutan tetap sehingga pada uji lapang tidak berubah lagi sifatnya dan
pada generasi berikutnya/turunannya tidak lagi bersegresi. Ciri apa
yang paling spesifik yang dapat menunjukkan bahwa galur tersebut
merupakan mutan tetap toleran terhadap AI.
DAMERIA HUTABARAT
Ya, galur-galur mutan ini sudah mantap. Ini terlihat dari kesera
gamannya pada pertumbuhan dan produksi dan dari pengujian pada akar
terhadap AI.
DWI RETNO LUKIWATI
Andaikan sudah kita temukan varietas padi yang tinggi toleransinya
terhadap AI, berarti dalam tubuh tanaman tersebut otomatis akan
mengandung Al tinggi (dalam jaringan tanaman. Apakah keadaan terse
but tidak cukup berbahaya bagi manusia yang memakan/mengkonsumsi
varietas padi tersebut ? Sampai batas berapa kandungan Al tanaman
cukup aman bagi kita ?
DAMERIA HUTABARAT
Saya tidak melakukan pengamatan kandungan Al dalam tanaman, maka
pertanyaan belum bisa dijawab.
ROSMIARTI A. WAIIID
1. Apa dasar pemilihan konsentrasi Al pada medium diferensiasi,
apakah ada penelitian pendahuluan, sebab ada literatur yang me-
305
nyatakan adanya sensitifitas yang berbeda-beda dari varietas padi
terhadap Al (misalnya sentani yang jenis Indica dan jenis padi
gogO) •
2. Berapa persen kemampuan kalus setiap perlakuan yang berhasil
bergenerasi dan uji pemantapan adaptasi ke tanah setelah tanaman
berhasil muneul dari kalus, dan kalau dapat diberikan komposisi
hormaon untuk medium regenerasi.
DAMERIA HU'l'ABARAT
1. Sudah dilakukan penelitian pendahuluan lihat makalah yang
disajikan
2. Kemampuan kalus berdifferensiasi terdapat pada makalah.
Adaptasi tanaman dad "invitro" ke tanah sangat baik hampir 100% .
Komposisi hormon untuk medium regenerasi NAA 0,37 ppm, Kinetin
10,8 ppm.
30G