DAFTAR ISI -...
Transcript of DAFTAR ISI -...
D A F T A R I S I i
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................. 2
C. SEJARAH KOTA SEMARANG ......................................................... 2
D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG .................................. 5
E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG ............ 6
F. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ..................................... 8
G. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 10
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 13
A. VISI .......................................................... ........................................... 13
B. MISI .................................................................................................... 14
C. TUJUAN DAN SASARAN ................................................................ 15
D. INDIKATOR KINERJA UTAMA ............................ ........................ 17
E. PERJANJIAN KINERJA ................................................ .................... 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 20
A. RINGKASAN PENCAPAIAN KINERJA IKU .................................. 20
B. RINGKASAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA .................. 23
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ....................................................... 26
MISI I Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya
dan Berkualitas............................ ........................................... 26
MISI II Mewujudkan Pemerintahan Yang Semakin Handal Untuk
Meningkatkan Pelayanan Publik............ ................................ 61
MISI III Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan
Lingkungan ........................................................................... 74
MISI IV Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal
Dan Membangun Iklim Usaha Yang Kondusif...................... 93
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN.............. ........................................ 114
Pengelolaan Pendapatan Daerah ......................................................... 115
Pengelolaan Belanja Daerah ................................................................ 139
Pembiayaan Daerah .............................................................................. 149
SILPA Anggaran Tahun 2016 .............................................................. 150
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
P E N D A H U L U A N 1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 17 Februari 2016 bertempat di Simpang Lima telah dilaksanakan
pelantikan Walikota dan Bupati se Jawa Tengah oleh Gubernur Jawa Tengah atas nama
Presiden, dan selanjutnya dilakukan serah terima jabatan Walikota Semarang dari Pj
Walikota Semarang Bp. Drs Tavip
Supriyanto, Msi., kepada Walikota terpilih,
Bp. Hendrar Prihadi SE, MM (Hendi),
bersama Wakil Walikota terpilih Ibu
Hevearita G Rahayu. Jadi tahun 2016 ini
merupakan tahun transisi.
Kebijakan arahan pembangunan
untuk tahun 2016 tertuang dalam Peraturan
Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Tahun 2016 disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, karena belum adanya RPJMD 2016-2021.
Dengan dikeluarkanya Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016, maka kebijakan arahan pembangunan
telah disesuaikan dengan RPJMD Tahun 2016-2021.
Dalam RPJMD Tahun 2016-2021, tahun 2016 merupakan tahun dasar (baseline)
bagi pelaksanaan pembangunan untuk lima tahun ke depan. Program dan kegiatan di
tahun 2016 disusun dalam rangka menyiapkan landasan bagi pencapaian visi dan misi
Walikota dan Wakil Walikota sampai dengan tahun 2021 sesuai dengan target-target
dalam RPJMD Tahun 2016-2021 yang merupakan penjabaran dari tahapan
pembangunan periode ketiga pada RPJPD Tahun 2005-2025.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan amanat dari
Undang Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan LKjIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014, LKjIP tingkat
Pemerintah Kota disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan
P E N D A H U L U A N 2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Aparatur Negara dan Refornasi Birokrasi selambat lambatnya tiga bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini selain
untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang juga
sebagai bentuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota
Semarang dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah diperjanjikan serta
sebagai wujud transparansi atau keterbukaan publik terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan selama tahun 2016.
Tujuan dari penyusunan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
ini adalah :
1. Untuk bahan Laporan Kinerja Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016.
2. Untuk alat ukur pelaksanaan dan pencapaian tujuan, sasaran, program dan
kegiatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.
3. Untuk bahan evaluasi pencapaian target kinerja yang sudah yang sudah ditetapkan
dalam dokumen perjanjian kinerja.
4. Untuk alat kendali / controlling bagi Kepala Daerah untuk mendorong peningkatan
kinerja setiap unit organisasi.
5. Untuk bahan masukan demi perbaikan kinerja pelayanan publik dan
penyelenggaraan pemerintahan yang berkelanjutan.
C. SEJARAH KOTA SEMARANG
Sejarah Kota Semarang dimulai sejak kedatangan seseorang yang berasal dari
Kesultanan Demak bernama Pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan
Arang, yang meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat (daerah tersebut yang
kemudian bernama Pulau Tirang). Di daerah itu Pangeran dan putranya membuka hutan
dan kemudian mendirikan pesantren untuk menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke
waktu daerah itu menjadi semakin subur. Dari sela-sela kesuburan muncullah pohon -
pohon asam yang jarang (bahasa Jawa : Asem Arang), sehingga mereka memberikan
nama daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri daerah, kemudian beliau menjadi
kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Pandan Arang I yang kemudian dilanjutkan
oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Perkembangan daerah Semarang makin
menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan
Hadiwijaya dari Pajang. Akhirnya Pandan Arang II oleh Sultan Pajang melalui
konsultasi dengan Sultan Kalijaga dinobatkan menjadi Bupati Semarang yang pertama.
Penobatan tersebut bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW
tanggal 12 Rabiul Awal 954 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 M. Pada
tanggal tersebut ”secara adat dan politis berdirilah Kabupaten Semarang”. Berdasarkan
momentum itulah oleh Pemerintah Kota Semarang dengan persetujuan DPRD dalam
sidangnya pada tanggal 29 April 1978, maka pada setiap tanggal 2 Mei diperingati
sebagai ”Hari Jadi Kota Semarang”.
P E N D A H U L U A N 3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Masa pemerintahan Raden Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang dapat dinikmati penduduknya. Kawasan Semarang pada waktu itu
meliputi: Inderono (Gisik Drono), Tirang Amper, Jurang Suru, Tinjomoyo, Wotgalih,
Gajah Mungkur, Sejonilo dan Gedung Batu. Sesudah Bupati Pandan Arang II lalu
diganti oleh Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586),
kemudian disusul pengganti berikutnya yaitu Mas R. Tumenggung Tambi (1657-1659),
Mas Tumenggung Wongsorejo (1659-1666), Mas Tumenggung Prawiprojo (1666-
1670), Mas Tumenggung Alap-Alap (1670-1674), Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung
Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674-1701), Raden Martoyudo (1743-
1751), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Raden Martoyudo (1743-1751),
Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751-1773),
Surohadimenggolo IV (1773-1778), Adipati Surohadimenggolo V atau Kanjeng
Terboyo (1778-1841), Raden Tumenggung Surohadiningrat (1841), Putro
Surohadimenggolo (1841-1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860), RTP
Suryokusumo (1860-1887), RTP Reksodirjo (1887-1891), RMTA Purbaningrat (1891-
1891), Raden Cokrodipuro (1891-1927), RM Soebiyono (1897-1927), RM Amin
Suyitno (1927-1942).
Pada periode 1500-1700 Masehi, Kota Semarang mulai dikenal, terutama oleh
orang-orang asing yang singgah dan berdagang di pelabuhan Semarang. Status kawasan
yang semula berada dibawah kekuasaan Susuhunan Surakarta akhirnya berubah mejadi
daerah kekuasaan Belanda. Karena letaknya yang strategis, maka pada tahun 1678 Kota
Semarang dijadikan tempat pertahanan militer dan daerah perniagaan. Kemudian untuk
kepentingan politik kolonial Belanda, Kota Semarang dijadikan kota kedua setelah
Batavia. Pada periode 1700-1906, Kota Semarang mulai menampakkan dirinya sebagai
bentuk fisik sebuah kota. Wilayah pemukimannya semakin diperluas dengan adanya
Kampung Jawa di Kaligawe, Pengapon, dan Poncol, Kampung Pecinan di sekitar
Bubakan, Kampung Melayu di Melayu Darat. Peristiwa penting yang terjadi pada masa
itu adalah pelantikan Kyai Adipati Surahadimenggolo ke IV menjadi Bupati Semarang
ke 21 oleh pihak Belanda pada tanggal 6 Juli 1704.
Pada pertengahan abad ke 18, perkembangan Kota Semarang semakin pesat yaitu
dengan tumbuhnya perkantoran-perkantoran Pemerintahan Belanda. Kantor-kantor
dagang, fasilitas-fasilitas sosial dan lain-lain. Dengan demikian pemerintahan pada
masa itu terdiri dari pemerintahan pribumi dan pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda
di dalam benteng kota yang bernama Gubernur Jenderal Jawa Utara.
Pada tahun 1864 Nederlandsch Indisch Spoorrwagen (NIS), membangun jalan
kereta api yang pertama kali di indonesia, yaitu rute Semarang-Yogyakarta, dengan
stasiunnya di Tambak Sari. Kemudian pada tahun 1872 telah dibangun jalan kereta api
jurusan Semarang-Kedung Jati dan Solo dengan mempertimbangkan transportasi
tradisional yang semakin pesat.
Pada tahun 1900, jumlah ekspor meningkat, sehingga membuat kota perdagangan
Semarang menjadi semakin makmur. Jaringan kereta api ditambah yaitu jurusan
Semarang-Juwana dan Semarang-Cirebon. Pada tanggal 1 April 1906 dengan Statblat
P E N D A H U L U A N 4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Nomor 120 tahun 1906 dibentuk dan diresmikanlah Pemerintah Gemeente, yang berarti
Semarang menjadi Kotapraja (Stads Gemeente Van Semarang). Sehingga sejak saat itu
Kota Semarang terlepas dari Kabupaten dan memiliki batas kekuasaan Pemerintah
Kotapraja. Terdapat keterangan bahwa adanya Gemeente itu maka sejak tahun 1906
Semarang dipimpin oleh dua macam Pemerintahan. Yang menyangkut Pemerintahan
Bumiputra dikepalai oleh Bupati, sedang yang menyangkut pemerintah Kota Semarang
dikepalai oleh Burgermeester (Walikota).
Pemerintah Kota Besar Semarang buatan Belanda ini berakhir ketika tentara
Jepang menduduki Indonesia tahun 1942. Tentara Jepang membentuk Pemerintahan
Daerah Semarang yang dipimpin seorang militer (Shitjo). Didampingi dua orang wakil,
seorang Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Pemerintahan dijalankan secara sentral
dibawah pimpinan Kepala Daerah Karesidenan, sehingga Bupati Semarang saat itu
RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945) tidak mempunyai kedudukan atau
tugas sama sekali. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945, tidak lama kemudian yaitu tanggal 14 sampai 20 Oktober
1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur
melawan bala tentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada
pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama “Pertempuran Lima Hari”. Pada tanggal 16 Mei 1946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan Kota Semarang
kepada pihak Belanda. Pada tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak
Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, Walikota Semarang sebelum Proklamasi
Kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda hingga pemulihan kedaulatan yaitu
tanggal 27 Desember 1949 tidak ada Pemerintahan Daerah di Kota Semarang.
Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam pengungsian tersebut dapat berjalan hingga
bulan Desember 1949, berpindah-pindah mulai dari daerah Purwodadi, Gubug,
Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-
turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawoto Soedibyo dan Mr. Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha
membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dahulu di bawah
pimpinan R. Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena pada masa pemulihan
kedaulatan harus menyerahkan kepada komandan KMKB Semarang pada bulan Februari
1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB menyerahkan kepemimpinan Pemerintah
Daerah Semarang kepada Mr. Koesoebijono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam
Negeri di Yogyakarta. Beliau menyusun kembali Pemerintahan Daerah Kota Besar
Semarang sampai terbentuknya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang, maka saat
kepemimpinan Walikotamadya Kol. Hadijanto Kotamadya Semarang dimekarkan dari 5
Kecamatan menjadi 9 Kecamatan yaitu pada tanggal 19 Juni 1976 dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang dimana pemekaran tersebut sampai ke wilayah Tugu, Gunung Pati, Mijen,
P E N D A H U L U A N 5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
dan Genuk. Kemudian berlanjut dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 50
Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah
Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah, dimana secara administratif dari 9 Kecamatan yang ada di Kota
Semarang diadakan penataan menjadi 16 Kecamatan.
D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG
1. Batas dan Luas Wilayah
Kota Semarang adalah ibukota pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dengan luas
wilayah sebesar 373,70 km2 (BPS, 2016) yang lokasinya berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten
Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai
berkisar 13,6 km. Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ Lintang Selatan
dan garis 109º 50’ - 110º 35’ Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri
atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan.
2. Topografi
Secara topografi, Kota Semarang memiliki keunikan karena terdiri dari daerah
pantai dan daerah perbukitan, dengan elevasi topografi berada pada ketinggian antara
0,75 m sampai sekitar 350 m diatas permukaan laut.
Daerah pesisir pantai merupakan wilayah terendah di Kota Semarang yang dibatasi
Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Luas daerah pantai di Kota
Semarang adalah 1% dari luas wilayah total dengan ketinggian 0-0,75 m dpl (diatas
permukaan laut). Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian tengah, seperti
daerah simpang lima dan pusat kota, dengan kemiringan antara 2 – 15 % dan ketinggian
antara 0,75 – 3,5 m dpl seluas 33% dari luas wilayah total. Sedangkan wilayah dataran
tinggi di Kota Semarang seluas 66% dari luas wilayah dengan ketinggian antara 5-348 m
dpl. Daerah ini memiliki ketinggian yang bervariasi, seperti 136 m dpl di wilayah
Jatingaleh, 253 m dpl di wilayah Mijen, serta 259 dan 348 m dpl di wilayah Gunungpati.
Ketinggian Kota Semarang yang bervariasi ini menjadikan pemanfaatan bagian atas
P E N D A H U L U A N 6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Kota Semarang lebih difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota
Semarang bagian bawah.
E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG
Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di
tahun 2016 berjumlah 1.604.419 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah
797.625 jiwa (49,71%) dan penduduk perempuan sejumlah 806.794 jiwa (50,29%). Jika
dibandingkan dengan penduduk di tahun 2015, penduduk di tahun 2016 mengalami
pertumbuhan sebesar 0,6% atau bertambah 9.152 jiwa.
Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan
dengan penduduk terbanyak, dan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan penduduk
paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada tabel
berikut:
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2016
NO KECAMATAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)
1 Kecamatan Semarang Selatan 85.897 5,35
2 Kecamatan Semarang Utara 131.926 8,22
3 Kecamatan Semarang Barat 164.623 10,26
4 Kecamatan Semarang Timur 81.898 5,10
5 Kecamatan Semarang Tengah 74.391 4,64
6 Kecamatan Gunungpati 76.600 4,77
7 Kecamatan Tugu 31.255 1,95
8 Kecamatan Mijen 57.678 3,59
9 Kecamatan Genuk 93.392 5,82
10 Kecamatan Gajahmungkur 65.340 4,07
11 Kecamatan Tembalang 146.124 9,11
12 Kecamatan Candisari 82.557 5,15
13 Kecamatan Banyumanik 132.360 8,25
14 Kecamatan Ngaliyan 123.741 7,71
15 Kecamatan Gayamsari 76.024 4,74
16 Kecamatan Pedurungan 180.613 11,26
J U M L A H 1.604.419 100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2016
KELOMPOK UMUR JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)
0 – 4 128.948 8,04
5 – 9 128.132 7,99
10 – 14 124.303 7,75
15 – 19 148.644 9,26
20 – 24 156.654 9,76
25 – 29 151.623 9,45
30 – 34 141.479 8,82
35 – 39 127.136 7,92
40 – 44 120.670 7,52
45 – 49 107.925 6,73
50 – 54 91.311 5,69
55 – 59 65.022 4,05
60 – 64 37.057 2,31
65+ 75.515 4,71
JUMLAH 1.604.419 100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)
Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah
penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2016 sejumlah 1.147.521 jiwa, dan
jumlah penduduk usia tidak produktif (0-15 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah
P E N D A H U L U A N 7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
456.898 jiwa. Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan
penduduk yang produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan
(dependency ratio). Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2016
adalah sebesar 28,47%.
Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir
merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat,
SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar
22,88%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan
tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,78%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar
4,33% dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,44%. Berikut ini tabel penduduk
Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 2016 NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)
1 Tidak / belum sekolah 96.542 6,54
2 Tidak / belum tamat SD 301.282 20,40
3 Tamat SD/MI sederajat 337.997 22,88
4 Tamat SLTP/MTs / sederajat 299.785 20,29
5 Tamat SLTA/MA / sederajat 311.934 21,12
6 Tamat Diploma I / II / III 64.103 4,34
7 Tamat D IV / S1 / S2 / S3 65.569 4,44
J U M L A H 1.477.212 100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)
Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar
bekerja sebagai buruh industri (25,69%), PNS/TNI/POLRI (13,77%), pedagang
(12,53%) dan buruh bangunan (12,03%). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani
dan buruh tani (3,9%) serta nelayan (0,37%) adalah mata pencaharian yang paling
sedikit di Kota Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara
lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini :
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2016
NO JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH PERSENTASE
(JIWA) (%)
1 Petani Sendiri 27.297 3,89
2 Buruh Tani 18.713 2,67
3 Nelayan 2.528 0,36
4 Pengusaha 54.223 7,73
5 Buruh Industri 180.389 25,70
6 Buruh Bangunan 84.414 12,03
7 Pedagang 87.964 12,53
8 Angkutan 25.949 3,70
9 PNS/TNI/POLRI 96.693 13,78
10 Pensiunan 40.426 5,76
11 Lainnya 83.220 11,86
J U M L A H 701.816 100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)
Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan
manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan
indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level
P E N D A H U L U A N 8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
pembangunansuatu wilayah/negara.Di tahun 2016, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang
meningkat menjadi 80,28.
GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Keterangan : *) Target pada RPJMD 2016-2021
Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah )
F. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Permasalahan Pembangunan Daerah merupakan kesenjangan antara sasaran
pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat
perencanaan pembangunan disusun. Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih, maka diperlukan perumusan
yang tepat terkait analisis permasalahan daerah. Berdasarkan hasil analisis
permasalahan pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan
kondisi objektif Daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan
(stakeholder) pembangunan daerah maka diketahui permasalahan utama Kota Semarang.
Permasalahan utama ini dijabarkan ke dalam 4 (empat) pokok permasalahan
sebagai berikut :
1. Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih perlu ditingkatkan. Adapun rumusan
permasalahan atas Kualitas Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut :
a. Kualitas kelulusan pendidikan yang masih perlu ditingkatkan
b. Belum seluruh lapisan masyarakat mendapat akses ke pelayanan kesehatan
yang bermutu.
c. Tingginya tingkat pengangguran terbuka.
d. Masih belum tuntasnya pengentasan kemiskinan
e. Pengembangan kekayaaan dan keragaman budaya masih perlu ditingkatkan
f. Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
2. Penyelenggaraan Pemerintahan Tata Kelola yang baik (Good Governance) masih
belum sesuai harapan. Rumusan permasalahan dari Penyelenggaraan Tata Kelola
Pemerintahan adalah sebagai berikut :
a. Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan
b. Perlu peningkatan disiplin aparatur
c. Masih terdapat sarana dan prasarana yang belum sesuai standar
d. Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda
77.58
78.04
78.68
79.24
80.23 80.28
77
77.5
78
78.5
79
79.5
80
80.5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)
P E N D A H U L U A N 9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
3. Belum Optimalnya Penyediaan Infrastruktur Dasar dan Penataan Ruang. Rumusan
Permasalahan dalam penyediaan Infrastruktur & Penataan Ruang sebagai berikut :
a. Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan
rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun daya dukung lingkungan
b. Masih terjadinya genangan banjir dan rob.
c. Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu.
d. Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik.
e. Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
4. Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian masih
perlu ditingkatkan. Rumusan permasalahan Inovasi dan daya saing nilai tambah
adalah sebagai berikut :
a. Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan
rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun daya dukung lingkungan
b. Masih terjadinya genangan banjir dan rob
c. Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu.
d. Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik
e. Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
Dari 4 pokok permasalahan tersebut, terdapat isu-isu strategis terkait
pembangunan jangka menengah Pemerintah Kota Semarang antara lain :
1. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat dengan
2. Peningkatan pelayanan pendidikan
3. Peningkatan pelayanan kesehatan
4. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
5. Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi
6. Peningkatan pelayanan publik
7. Penanganan rob dan banjir
8. Peningkatan infrastruktur berkelanjutan
9. Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup
10. Peningkatan ekonomi dan daya saing
G. STRUKTUR ORGANISASI
a. Struktur Organisasi
Pemerintah Kota Semarang dipimpin oleh seorang Walikota dengan dibantu oleh
seorang Wakil Walikota dan perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah Kota
Searang terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, sebagai unsur staf yang membantu
penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2008. Sekretariat Daerah
dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan terdiri dari 13 bagian.
P E N D A H U L U A N 10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana urusan daerah dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008
c. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008.
d. Kecamatan dan Kelurahan, sebagai unsur kewilayahan dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2008.
e. Perubahan pada Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan menerbitkan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2010, guna membentuk lembaga baru yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang.
Adapun secara lengkap struktur organisasi Pemerintah Kota Semarang adalah
sebagai berikut :
b. Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Kota Semarang memiliki PNS sebanyak 12.174 orang dengan
perimbangan laki laki sebanyak 6.705 orang dan perempuan sebanyak 5.469 yang
menunjukkan perimbangan gender yang baik sebagaimana nampak dalam grafik berikut:
JUMLAH PNS BERDASARKAN GENDER
0
2000
4000
6000
8000
LAKI - LAKI PEREMPUAN
6705 5469
Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender
P E N D A H U L U A N 11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
RANGE USIA JUMLAH
20-30 Th 406
31-40 Th 1867
41-50 Th 3991
51-60 Th 5910
PENDIDIKAN JUMLAH
1. Tidak Sekolah/Belum Tamat SD 0
2. Tamat SD atau Sederajat 199
3. SMP dan Sederajat 360
4. SMA dan Sederajat 3.147
5. Akademi (DI, DII dan DIII) 917
6. Sarjana (S1) 6.719
7. Magister (S2) 828
8. Doktor (S3) 4
20-30 Th; 406
31-40 Th; 1867
41-50 Th; 3991
51-60 Th; 5910
JUMLAH PNS BERDASARKAN USIA
20-30 Th
31-40 Th
41-50 Th
51-60 Th
0 2000 4000 6000 8000
1. Tidak Sekolah/Belum
Tamat SD
2. Tamat SD atau Sederajat
3. SMP dan Sederajat
4. SMA dan Sederajat
5. Akademi (DI, DII dan
DIII)
6. Sarjana (S1)
7. Magister (S2)
8. Doktor (S3)
JUMLAH PNS BERDASARKAN PENDIDIKAN
JUMLAH PNS BERDASARKAN PENDIDIKAN
P E N D A H U L U A N 12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
GOLONGAN JUMLAH
1. Golongan I 213
2. Golongan II 2.289
3. Golongan III 5.937
4. Golongan IV 3.735
JENIS JABATAN JUMLAH
1. Eselon I 0
2. Eselon II 37
3. Eselon III 189
4. Eselon IV 1.610
5. Eselon V 37
6. Pejabat Fungsional Umum 3.674
7. Pejabat Fungsional Tertentu 6.627
2%
19%
49%
30%
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN
1. Golongan I
2. Golongan II
3. Golongan III
4. Golongan IV
1. Eselon I ; 0
2. Eselon II ; 37
3. Eselon III ; 189
4. Eselon IV ; 1610 5. Eselon V ; 37
6. Pejabat Fungsional
Umum; 3674
7. Pejabat Fungsional
Tertentu; 6627
JUMLAH PNS BERDASARKAN JENIS JABATAN
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
A. VISI
Suatu wilayah atau kota harus memiliki visi dan misi untuk perencananaan jangka
panjang yang tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD), maupun jangka menengah yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD kemudian dijabarkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan
untuk periode satu tahun.
LKj-IP ini berisi laporan penyelenggaraan pemerintahan Kota Semarang selama
tahun 2016, dan merupakan tahun akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) periode 2016–2021.
Sebagaimana tertuang dalam RPJMD periode 2016-2021, visi Pemerintah Kota
Semarang adalah :
SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU
MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan
berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan
dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang
kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan
politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.
HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk
mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan
modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan
perdagangan dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui
kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PDRB dan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin
meningkat, nilai investasi yang semakin besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap
tahun terus meningkat, serta luas genangan banjir dan rob yang semakin menurun.
SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat
Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan
kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana
penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui
peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG) serta penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran.
B. MISI
Untuk mewujudkan Visi ”SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA
YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA” dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut:
MISI 1 Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta
menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang.
MISI 2 Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk
Meningkatkan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi
daerah secara nyata, efektif,efisien dan akuntabeldengan menerapkan prinsip-
prinsiptata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga
mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai
dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.
MISI 3 Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan
Lingkungan
Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan
peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras,
serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
MISI 4 Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian
daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada
ekonomi kerakyatan dansektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing
baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan
investasi pada sektor industri besar untuk menyerap tenaga kerja (Penanaman
Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan
industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan
rumah tangga.
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota
Semarang dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat masyarakat semakin
sejahtera, maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan
kehidupan berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan
secara konsisten di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai
dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan.
Semangat baru tersebut tertuang dalam slogan:
“BERGERAK BERSAMA MEMBANGUN SEMARANG”
Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan satu sikap
yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan
tenaga dan pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan
untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya.
Melalui pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk
menjaga kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota
dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal.
C. TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang
diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Selaras. dengan
penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan
daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan
daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran
dari suatu kegiatan, program, dan sasaran.
SASARAN adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan
secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Hasil rumusan tujuan dan sasaran pembangunan Kota Semarang sebagai berikut :
MISI PEMERINTAH KOTA
SEMARANG TUJUAN SASARAN
KEHIDUPAN
MASYARAKAT YANG
BERBUDAYA DAN
BERKUALITAS
TAGLINE :
SEMARANG SEHAT DAN
CERDAS
1. Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia
1. Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat
2. Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Masyarakat
3. Meningkatnya Kualitas Daya
Saing Tenaga Kerja
4. Meningkatnya Kesejahteraan
Masyarakat
5. Meningkatnya Pembangunan
yang berperspektife Gender dan
Kapasitas Pemberdayaan
Masyarakat
2. Meningkatkan Nilai-
nilai Budaya
Masyarakat
6. Terwujudnya Pelestarian dan
Pengembangan Warisan Budaya
Lokal
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
MISI PEMERINTAH KOTA
SEMARANG TUJUAN SASARAN
MEWUJUDKAN
PEMERINTAHAN YANG
SEMAKIN HANDAL UNTUK
MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK
TAGLINE :
SEMARANG MELAYANI
3. Mewujudkan Tata
Kelola Pemerintahan
yang baik dan
melayani
7. Terwujudnya Pemerintah yang
Bersih dan Bebas KKN
8. Meningkatkan Kapasitas dan
Akuntabilitas Kinerja
9. Meningkatkan Integritas Aparatur
4. Kualitas Pelayanan
Publik
10. Terwujudnya Pelayanan Prima
5. Mewujudkan Kota
Semarang yang
Tentram, Tertib, dan
Nyaman
11. Meningkatkan Ketentraman dan
Kenyamanan Masyarakat
MEWUJUDKAN KOTA
METROPOLITAN YANG
DINAMIS DAN
BERWAWASAN
LINGKUNGAN
TAGLINE :
SEMARANG TANGGUH
6. Mewujudkan Tata
Ruang yang Terpadu
dan Berkelanjutan
12. Meningkatkanya Keterpaduan
Rencana Tata Ruang
7. Mewujudkan Sistem
Pengelolaan Drainase
Kota Semarang yang
Terintegrasi
13. Menurunnya Genangan Banjir
dan Rob
8. Mewujudkan Sistem
Transportasi Kota
Semarang yang
Terintegrasi dan
Berkelanjutan
14. Menurunya Kemacetan Jalan
9. Meningkatkan
Pelayanan Sarana dan
Prasarana Dasar
Perkotaan
15. Terwujudnya Sarana dan
Prasarana Dasar Perkotaan yang
Berkualitas
10. Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup
Perkotaan
16. Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
MEMPERKUAT EKONOMI
KERAKYATAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL DAN
MEMBANGUN IKLIM
USAHA YANG KONDUSIF
TAGLINE :
SEMARANG BERDAYA SAING
11. Menjamin Ketahanan
Pangan bagi Penduduk
17. Meningkatkan Kualitas dan
Kuantitas Ketersediaan Pangan
18. Meningkatnya Pendapatan Petani
19. Meningkatnya Kesejahteraan
Masyarakat Pelaku Usaha
Perikanan
12. Meningkatkan Sektor
Perdagangan dan Jasa
20. Meningkatnya Sektor Barang dan
Jasa Unggulan
13. Mendorong
Pengembangan
Investasi dan Ekonomi
Lokal Berdaya Saing
Global
21. Meningkatnya Produk-produk
Unggulan Daerah
22. Meningkatnya Daya Tarik Wisata
(DTW)
23. Meningkatnya Iklim Investasi
Kota
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
D. INDIKATOR KINERJA UTAMA KOTA SEMARANG TAHUN 2016
MISI 1 :
MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
TAGLINE : SEMARANG SEHAT DAN CERDAS
NO SASARAN
STRATEGIS NO
INDIKATOR
KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN
TARGET
TAHUN
2016
1 Meningkatkan kualitas
Sumber Daya
1 Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
Poin 80,28
2 Incident Rate (IR) Demam
Berdarah Dengue (DBD)
Per 100.000
penduduk
98,61
2 Meningkatnya Kualitas
Daya Saing Tenaga
Kerja
3 Tingkat Pengangguran
Terbuka
% 5,57
3 Meningkatnya
Kesejahteraan
Masyarakat
4 Angka Kemiskinan % 4,99
MISI 2 :
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDALUNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK
TAGLINE : SEMARANG MELAYANI
4 Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN
5 Opini BPK Opini/
Predikat
WDP
5 Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Evaluasi
atas penetapan SAKIP)
Kategori/
Nilai
CC
6 Terwujudnya Pelayanan
Prima
7 Survei Kepuasan Masyarakat
(SKM)
Angka Indeks
/OPD
77/20
MISI 3 :
MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN
TAGLINE : SEMARANG TANGGUH
7 Menurunnya luas
genangan banjir dan rob
8 Prosentase luas genangan
banjir dan rob
Persen 40,17
8 Terwujudnya sarana dan
prasarana dasar perkotaan
yang berkualitas
9 Luas Lingkungan Pemukiman
Kumuh
Persen 0,80
9 Pengendalian pencemaran
dan perusakan lingkungan
hidup
10 Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH)
Skor 45,38
MISI 4 :
MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN
MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
TAGLINE : SEMARANG BERDAYA SAING
10 Meningkatnya sektor
perdagangan dan jasa
unggulan
11 Kontribusi kategori
perdagangan dan jasa terhadap
PDRB
% 31,06
12 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,85
11 Meningkatnya produk-
produk unggulan daerah
13 Kontribusi kategori sektor
Industri Pengolahan terhadap
PDRB
% 27,34
12 Meningkatnya iklim
investasi kota
14 Nilai investasi Rupiah
(dalam juta)
10.500.000
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
E. PERJANJIAN KINERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2016
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
TAHUN 2016
1. Meningkatkan kualitas
Sumber Daya
1. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
Poin 80,28
2. Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 77,21
3. Angka Kematian Bayi (AKB) Kasus 225
4. Angka Kematian Balita (AKBa) Per 1.000 KH 20
5. Persentase Gizi % 0,39
6. Incident Rate (IR) Demam
Berdarah Dengue (DBD)
Per 100.000
penduduk
98,61
2. Meningkatnya kualitas
pendidikan masyarakat
7. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 10,35
8. Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 14,36
3. Meningkatnya kualitas
daya saing tenaga kerja
9. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja
% 63,35
10. Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,57
4. Meningkatnya
Kesejahteraan Masyarakat
11. Angka Kemiskinan % 4,99
5. Meningkatnya
pembangunan yang
berprespektif gender
12. Indeks Pembangunan Gender
(IPG)
Poin 95,65
13. Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG)
Poin 76,58
6. Terwujudnya pelestarian
dan pengembangan
warisan budaya lokal
14. Jumlah seni budaya dan tradisi
yang dilestarikan
Unit 11
7. Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN
15. Opini BPK Opini/
Predikat
WDP
8. Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja
16. Predikat Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Evaluasi atas
penetapan SAKIP)
Kategori/Nilai CC
9. Meningkatnya integritas
aparatur
17. Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Kategori
/Nilai
Kota dengan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah Terbaik
10. Terwujudnya Pelayanan
Prima
18. Survei Kepuasan Masyarakat
(SKM)
Angka Indeks
/OPD
77/20
11. Meningkatnya
ketentraman dan
kenyamanan masyarakat
19. Angka Kriminalitas Angka
Kriminalitas
2.500
12. Meningkatnya
keterpaduan rencana tata
ruang
20. Persentase kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan perencanaan Tata Ruang
(simpangan)
% 5,4
13. Menurunnya luas
genangan banjir dan rob
21. Prosentase luas genangan banjir
dan rob
Persen 40,17
14. Menurunnya kemacetan
jalan
22. Jumlah simpul kemacetan Simpul 8
15. Terwujudnya sarana dan
prasarana dasar
perkotaan yang
berkualitas
23. Persentase rumah tangga
pengguna air minum / jumlah
seluruh rumah tangga x 100%
Persen 88,5
24. Persentase rumah tangga ber
sanitasi
Persen 85,82
25. Luas Lingkungan Kumuh Persen 0,80
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
TAHUN 2016
16. Pengendalian
pencemaran dan
perusakan lingkungan
hidup
26. Indeks Kulaitas Lingkungan
Hidup (IKLH)
Skor 45,38
17. Meningkatnya kualitas
dan kuantitas
ketersediaan pangan
27. Ketersediaan pangan penduduk Kkl/Kapita
/hari
3.050
18. Meningkatnya
pendapatan petani
28. Pendapatan rumah tangga petani Rp/tahun 10.452.000
19. Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
pelaku usaha perikanan
29. Jumlah pendapatan per kapita
nelayan
Rp/tahun 18.000.000
20. Meningkatnya sektor
perdagangan dan jasa
unggulan
30. Kontribusi kategori perdagangan
dan jasa terhadap PDRB
% 31,06
31. Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,85
21. Meningkatnya produk-
produk unggulan daerah
32. Kontribusi kategori sektor
Industri Pengolahan terhadap
PDRB
% 27,34
22. Meningkatnya Daya
Tarik Wisata (DTW)
33. Jumlah kunjungan wisata Orang 4.660.822
23. Meningkatnya iklim
investasi kota
34. Nilai investasi Rupiah
(dalam juta)
10.500.000
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas adalah suatu wujud pertanggungjawaban dari suatu instansi
pemerintah atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam waktu satu tahun yang disusun
melalui media pelaporan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini disusun
dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan, dan program.
LKjIP Kota Semarang Tahun 2016 ini menyajikan data capaian kinerja setiap
sasaran yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan. Pengukuran Kinerja
dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan
realisasinya. Selain capaian setiap sasaran LKjIP Kota Semarang Tahun 2016 juga
menyajikan capaian kinerja kegiatan tahun 2016 yang dibiayai dari dana APBD Kota
Semarang.
Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran, program dan kegiatan merupakan
prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang
ditetapkan pada awal tahun melalui Perencanaan Kinerja (Performance Plan).
Selanjutnya pada akhir tahun 2016 target kinerja tersebut dibandingkan dengan
realisasinya, sehingga diketahui celah kinerja (Performance Gap). Selisih yang timbul
akan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang
(Performance improvement).
Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja setiap indikator, dilakukan
dengan menggunakan skala pengukuran dengan menggunakan pijakan Permendagri
nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut :
NO INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA KRITERIA
1 91< Sangat Tinggi
2 76 < 90 Tinggi
3 66 < 75 Sedang
4 51 < 65 Rendah
5 < 50 Sangat Rendah
Sumber : Permendagri 54 Tahun 2010, diolah
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
A. RINGKASAN PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA
TAHUN 2016
Bagian ini akan menguraikan ringkasan pencapaian kinerja indikator kinerja utama
sebagai berikut :
NO INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI % SKOR
1 Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
80,28 80,28 100 Sangat Tinggi 80,23
2 Incident Rate (IR) Demam
Berdarah Dengue (DBD)
98,50
Per 100.000
penduduk
25,22
Per 100.000
penduduk
390,56 Sangat Tinggi 98,61
Per 100.000
penduduk
3 Tingkat Pengangguran
Terbuka
5,57 % 5,77 % 103,59 Sangat Tinggi 5,77 %
4 Angka Kemiskinan 4,99 4,97 100,40 Sangat Tinggi 5,04
5 Opini BPK WDP WDP 100,00 Sangat Tinggi WDP
6 Predikat Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Evaluasi
atas SAKIP)
CC CC 100,00 Sangat Tinggi CC
7 Survei Kepuasan Masyarakat
(SKM)
77/20 78/20 101,3 Sangat Tinggi 75/15
8 Persentase Luas Genangan
Banjir dan Rob
40,17% 35% 125,32 Sangat Tinggi 41,6%
9 Luas lingkungan
permukiman kumuh
0,80 ha 0,79 ha 105,26 Sangat Tinggi 0,99 ha
10 Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup Perkotaan
44,84 44,84 100 Sangat Tinggi -
11 Kontribusi kategori-kategori
perdagangan dan jasa-jasa
terhadap PDRB
31,06 % 23,75 % 76,46 Tinggi 30,99 %
12 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 % 5,79 % 98,97 Sangat Tinggi 5,79 %
13 Kontribusi kategori-kategori
sektor Industri Pengolahan
terhadap PDRB
27,34 % 27,55 % 100,77 Sangat Tinggi 27,30 %
14 Investasi Kota Semarang 10.500.000.000.000 10.511.240.381.834 100,11 Sangat Tinggi 9.570.413.742.378
1. Di tahun 2016, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 80,28.
Pengukuran IPM dilihat dengan menggunakan metode pengukuran yang berbeda
dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf
(AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi
Per Kapita, mulai dari tahun 2014 digunakan indikator Angka Harapan Hidup
(AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan
Paritas Daya Beli.
2. Tahun 2016 pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir IR DBD Kota Semarang
dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota Semarang 25,22 per
100.000 penduduk atau 47,5 % lebih rendah dari IR DBD Jawa Tengah yang
mencapai 48,22 per 100.000 penduduk. Hal tersebut merupakan salah satu bukti
kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan (Gasurkes) mulai tahun 2015
dan 2016 dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk pengendalian
kegiatan demam berdarah.
3. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2016 sebesar 5,77%. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio perbandingan jumlah penganggur usia
angkatan kerja dengan jumlah angkatan kerja.
4. Angka Kesmiskinan Kota Semarang menurut BPS pada tahun 2016 sebesar 4,97
(angka sangat sementara). Pemerintah Kota Semarang telah membangun web site
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
mengenai Sistem Informasi Manajemen Warga Misikin (SIMGAKIN) yaitu
http://simgakin.semarangkota.go.id.
Pendataan Warga Miskin dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali. Pendataan terakhir
dilakukan pada tahun 2015, diperoleh data warga miskin Kota Semarang sebesar
114.939 KK/367.848 jiwa dengan rincian Penduduk Hampir Miskin sejumlah
97.564 KK/313.258 Jiwa, Penduduk Miskin sejumlah 17.336 KK/54.485 Jiwa, dan
Penduduk Sangat Miskin sejumlah 39 KK /105 Jiwa.
5. Hasil Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015, Pemerintah
Kota Semarang belum mampu mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Untuk LKPD tahun 2015, Pemerintah Kota Semarang mendapat opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP).
Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun
2016 belum diketahui, karena baru dalam proses pemeriksaan oleh BPK RI.
6. Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan
SAKIP) dari yang ditargetkan CC menjadi CC, atau berhasil mencapai target
sejumlah 100%.
NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI
2015 2016
a Perencanaan Kinerja 30 19,02 18,42
b Pengukuran Kinerja 25 9,17 10,11
c Pelaporan Kinerja 15 8,79 9,35
d Evaluasi Internal 10 5,55 5,66
e Capaian Kinerja 20 9,90 12,40
Nilai Hasil Evaluasi 100 52,43 55,94
Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC CC
Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang Semarang
memperoleh nilai 55,94 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 sebesar
52,43.
7. Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan indeks nilai
Survey Kepuasan Masyarakat dari yang ditargetkan sebesar 77 menjadi 78 atau
berhasil melebihi target 101.29% dan berhasil melampaui target pada indikator
8. Terkait dengan penanganan rob dan banjir, pada tahun 2016 persentase luas
genangan banjir dan rob mengalami penurunan menjadi hanya 35% dari 41,6%
pada tahun 2015. Upaya pengendalian banjir dan rob dilaksanakan melalui
peningkatan kapasitas pompa air, operasionalisasi polder seperti polder Kali
Banger dan Kali Semarang, serta Pemeliharaan sarana dan prasarana
Drainase/gorong-gorong Pengendali Banjir.
9. Persentase luas lingkungan permukiman kumuh yang ditargetkan 0.80% berkurang
menjadi 0.79% atau berhasil mencapai target sebesar 101.27%, hal ini menunjukan
adanya pengurangan presentase luas lingkungan permukiman kumuh dari tahun
2015 sebesar 0.99% menjadi 0.79% atau berkurang sebesar 0.20%.
10. Indeks Kualitas Lingkungan Hduo (IKLH) bertujuan memberikan informasi
tentang kondisi lingkungan hidup di suatu daerah. Struktur IKLH terdiri dari
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Indeks Pencemaran Air (IPA), Indeks Pencemaran Udara (IPU) dan Indeks
Tutupan Hutan (ITH). Dari table di atas maka IKLH Kota Semarang tahun 2016
adalah 44,84.
11. Pembangunan sektor perdagangan difokuskan pada koordinasi bidang ekonomi
keuangan dan industri perdagangan, peningkatan Produk Unggulan Daerah dan
Penguatan Kelembagaan Perekonomian dalam kebijakan Pengembangan Ekonomi
Daerah. Pertumbuhan perdagangan dapat dilihat dari kontribusi PDRB kategori
perdagangan dan jasa terhadap PDRB dimana pada tahun 2016 sebesar 23,75 %
dari total PDRB Atas Harga Berlaku sebesar 115.526,34 milyar rupiah.
12. Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dimana pada tahun 2015 LPE
Kota Semarang mencapai 5,80%, maka pada tahun 2016 angka LPE mencapai
5,85%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan LPE nasional 5,02% dan LPE
Provinsi Jawa Tengah 5,28%.
13. Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan industri secara
intensif dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan menengah melalui
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia. Perkembangan
urusan industri dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB dimana pada
tahun 2016 sebesar 27,55 % atau 30.777,45 milyar rupiah dari total PDRB sebesar
115.526,34 milyar rupiah.
14. Pada tahun 2016, investasi di Kota Semarang sampai dengan bulan Desember
mencapai sebesar Rp.10.511.240.381.834.- atau sudah melebihi target yang sudah
ditetapkan pada tahun 2016 yaitu mencapai 100 % sebanyak Rp. 10.500.000.000.-.
B. RINGKASAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
MISI I
MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
TUJUAN 1
MENINGKATKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
SASARAN 1 : MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 80,28 80,28 100 80,23
Angka Harapan Hidup (AHH) 77,21 77,18 99,96 77,18
Angka Kematian Bayi (AKB) 225 kasus 201 kasus 110,67 229 kasus
Angka Kematian Balita (AKBa) 20 per 1000 KH 8,81 per 1000 KH 155,95 10,35 per 1000 KH
Persentase Gizi 0,39 % 0,29 % 125,64 0,4 %
Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue
(DBD)
98,50
Per 100.000
penduduk
25,22
Per 100.000
penduduk
390,56 98,61
Per 100.000
penduduk
Rata-rata Capaian Sasaran 176,55 Sangat Tinggi
SASARAN 2 : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 10,35 11,94 115,36 10,20
Harapan Lama Sekolah (HLS) 14,36 14,33 99,79 14,33
Rata-rata Capaian Sasaran 107,57 Sangat Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
SASARAN 3 : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING TENAGA KERJA
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,35 % 66,96 % 105,70 63,05 %
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,57 % 5,77 % 103,59 5,77 %
Rata-rata Capaian Sasaran 104,65 Sangat Tinggi
SASARAN 4 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Angka Kemiskinan 4,99 4,97 100,40 5,04
Rata-rata Capaian Sasaran 100,40 Sangat Tinggi
SASARAN 5 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN YANG BERPRESPEKTIF GENDER DAN KAPASITAS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,65 poin 95,62 poin 99,97 95,62 poin
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,58 poin 76,53poin 99,93 76,53 poin
Rata-rata Capaian Sasaran 99,95 Sangat Tinggi
TUJUAN 2
MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT
SASARAN 6 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan 11 unit 11 unit 100 10 unit
Rata-rata Capaian Sasaran 100 Sangat Tinggi
MISI 2
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL
UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK.
TUJUAN 3
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN MELAYANI
SASARAN 7
TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN)
Opini BPK WDP WDP 100,00 WDP
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
SASARAN 8 :
MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
(Evaluasi atas SAKIP) CC CC 100,00 CC
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
SASARAN 9 :
MENINGKATNYA INTEGRITAS APARATUR
Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
10 besar Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik
10 besar Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik 100% 10 besar Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
TUJUAN 4
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
SASARAN 10
TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 77/20 78/20 101,3 75/15
Rata-rata Capaian Sasaran 101,3 Sangat Tinggi
TUJUAN 5
MEWUJUDKAN KOTA SEMARANG YANG TENTRAM, TERTIB DAN NYAMAN
SASARAN 11
MENINGKATNYA KETENTRAMAN DAN KENYAMANAN PUBLIK
Angka kriminalitas 2500 2085 116,60 2792
Rata-rata Capaian Sasaran 116,60 Sangat Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
MISI 3
MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS
DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
TUJUAN 6
MEWUJUDKAN TATA RUANG YANG TERPADU DAN BERKELANJUTAN
SASARAN 12
MENINGKATKAN KETERPADUAN RENCANA TATA RUANG
Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai
dengan Penataan Tata Ruang (simpangan)
5,40 5,40 100 5,40
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
TUJUAN 7
MEWUJUDKAN SISTEM PENGELOLAAN DRAINASE KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI
SASARAN 13
MENURUNNYA GENANGAN BANJIR DAN ROB
Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob 40,17% 35% 125,32 41,6%
Rata-rata Capaian Sasaran 125,32 Sangat Tinggi
TUJUAN 8
MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN
SASARAN 14 :
MENURUNNYA KEMACETAN JALAN
Jumlah simpul kemacetan 8 simpul 7 simpul 87,50 8 simpul
Rata-rata Capaian Sasaran 87,50 Tinggi
TUJUAN 9
MENINGKATKAN PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN
SASARAN 15
TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN YANG BERKUALITAS
Persentase rumah tangga pengguna air minum /
jumlah seluruh rumah tangga x 100%
88,50% 89% 100,56 88,13%
Persentase rumah tangga bersanitasi 85,82% 85,87% 100,06 85,78%
Luas lingkungan permukiman kumuh 0,80 ha 0,79 ha 105,26 0,99 ha
Rata-rata Capaian Sasaran 101,96 Sangat Tinggi
TUJUAN 10
MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN
SASARAN 16
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan 44,84 44,84 100 -
Rata-rata Capaian Sasaran 100 Sangat Tinggi
MISI 4
MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN
MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
TUJUAN 11
MENJAMIN KETAHANAN PANGAN BAGI PENDUDUK
SASARAN 17
MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KETERSEDIAAN PANGAN
Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari) 3.050 kkal/kapita
per hari
3050 kkal/kapita
per hari
100 3049 kkal/kapita
per hari
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
SASARAN 18
MENINGKATNYA PENDAPATAN PETANI
Pendapatan Rumah Tangga Petani 10.452.000 10.488.000 100,34 10.355.300
Rata-rata Capaian Sasaran 100,34 Sangat Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
SASARAN 19
MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA PERIKANAN
Jumlah pendapatan per kapita nelayan 18.000.000 24.278.748 134,88 17.500.000
Rata-rata Capaian Sasaran 134,88 Sangat Tinggi
TUJUAN 12
MENINGKATKAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA
SASARAN 20
MENINGKATNYA SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA UNGGULAN
Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasa-
jasa terhadap PDRB
31,06 % 23,75 % 76,46 30,99 %
Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 % 5,79 % 98,97 5,79 %
Rata-rata Capaian Sasaran 87,72
TUJUAN 13
MENDORONG PENGEMBANGAN INVESTASI DAN EKONOMI LOKAL BERDAYA SAING GLOBAL
SASARAN 21
MENINGKATNYA PRODUK PRODUK UNGGULAN DAERAH
Kontribusi kategori-kategori sektor Industri
Pengolahan terhadap PDRB
27,34 % 27,55 % 100,77 27,30 %
Rata-rata Capaian Sasaran 100,77 Sangat Tinggi
SASARAN 22
MENINGKATNYA DAYA TARIK WISATA (DTW)
Jumlah kunjungan wisata 4.660.822 orang 4.683.974 orang 100,49 4.660.822 orang
Rata-rata Capaian Sasaran 100,49 Sangat Tinggi
SASARAN 23
MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI KOTA
Investasi Kota Semarang 10.500.000.000.000 10.511.240.381.834 100,11 9.570.413.742.378
Rata-rata Capaian Sasaran 100,11 Sangat Tinggi
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
MISI I :
MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN
BERKUALITAS
TAGLINE : SEMARANG SEHAT DAN CERDAS
TUJUAN 1 :
MENINGKATKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN
BERKUALITAS
SASARAN 1 : MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat dengan lima indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran
sebesar 176,55% dengan kategori predikat“sangat tinggi”.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 80,28 80,28 100 80,23
Angka Harapan Hidup (AHH) 77,21 77,18 99,96 77,18
Angka Kematian Bayi (AKB) 225 kasus 201 kasus 110,67 229 kasus
Angka Kematian Balita (AKBa) 20 per 1000 KH 8,81 per 1000 KH 155,95 10,35 per 1000 KH
Persentase Gizi 0,39 % 0,29 % 125,64 0,4 %
Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue
(DBD)
98,50
Per 100.000
penduduk
25,22
Per 100.000
penduduk
390,56 98,61
Per 100.000
penduduk
Rata-rata Capaian Sasaran 176,55 Sangat Tinggi
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
1. Di tahun 2016, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 80,28.
Pengukuran IPM dilihat dengan menggunakan metode pengukuran yang berbeda
dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf
(AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi
Per Kapita, mulai dari tahun 2014 digunakan indikator Angka Harapan Hidup
(AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan
Paritas Daya Beli.
2. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya.
ANGKA HARAPAN HIDUP KOTA SEMARANG
NO TAHUN JUMLAH
1 2010 77.17
2 2011 77.17
3 2012 77.18
4 2013 77.18
5 2014 77.18
6 2015 77.18
7 2016 77.18
Sumber Data : BPS Kota Semarang Tahun 2016
Angka Harapan Hidup Kota Semarang tahun 2016 adalah 77.18 tahun artinya
bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2016 akan dapat hidup sampai 77 atau
78 tahun lebih tinggi dibandingkan angka harapan hidup Indonesia yaitu 70.1
tahun.
3. Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan
maupun kematian.
4. Jumlah Kematian Bayi di Kota Semarang pada tahun 2016 sebesar 201 kasus atau
sebesar 7,63 per 1000 KH, jika dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami
penurunan, jumlah kematian bayi sebesar 229 kasus atau sebesar 8,41 per 1000
KH. Angka Kematian Balita mengalami penurunan yaitu di tahun 2015 sebesar
10,35 per 1.000 KH (20 kasus), dan pada tahun 2016 sebesar 8,81 per 1.000 KH
(16 kasus).
5. Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup mengalami kenaikan
yaitu pada tahun 2015 sebesar 91,62/1.000 KH dan pada tahun 2016 sebesar
92,48/KH.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
6. Tahun 2015 Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Kota Semarang
103,4 % lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah dan 10,4 % lebih tinggi dari IR
DBD Nasional. Tahun 2016 pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir IR DBD
Kota Semarang dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota
Semarang 25,22 per 100.000 penduduk atau 47,5 % lebih rendah dari IR DBD
Jawa Tengah yang mencapai 48,22 per 100.000 penduduk. Hal tersebut
merupakan salah satu bukti kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan
(Gasurkes) mulai tahun 2015 dan 2016 dalam peningkatan pemberdayaan
masyarakat untuk pengendalian kegiatan demam berdarah.
7. Prevalensi Gizi buruk,telah dilakukan upaya perbaikan gizi kepada masyarakat
yaitu pada tahun 2015 sebesar 0,4% dan pada tahun 2016 sebesar 0,34% , dan
100% telah mendapat perawatan.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Program ini diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu melahirkan dan
anak, dengan indikator sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
Pelayanan Kesehatan Ibu Melahirkan
1. Jumlah Kematian Ibu Maternal 33 Kasus 32 Kasus 100,00 35 Kasus
2. Jumlah Kematian Bayi 225 Kasus 201 Kasus 110,67 229 Kasus
3 Cakupan komplikasi kebidanan yg
ditangani (%)
33 orang 32 orang 99,00 35 orang
4 Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan (%)
97,8 % 97,58 % 97,53 %
5 Kunjungan ibu hamil K-4 95,5 % 97,5 % 97,46 %
6 Persalinan oleh Nakes di Faskes 95 % 97,58 % 95 %
7 Kunjungan nifas 85,5 % 88,23 % 85 %
8 Ibu hamil RESTI yang dirujuk 25 % 27,14 % 25 %
9 Bumil komplikasi yang ditangani 100 % 100 % 100 100 %
10 Puskesmas PONED 6 buah 6 buah 100 6 buah %
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016
Berdasarkan data indikator kinerja Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak dapat diketahui bahwa :
1) Angka Kematian Ibu ( AKI ) juga menjadi salah satu indikator penting dalam
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yg meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam
pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dapat dipengaruhi
status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan
melahirkan.
2) Jumlah Kematian Ibu Maternal (AKI) mengalami penurunan dari tahun 2015
sebesar 35 kasus dan pada tahun 2016 turun sebesar 32 kasus, hal ini terjadi karena
dilakukan berbagai upaya antara lain: (a). Pembinaan Walikota dan Wakil
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Walikota kepada Direktur Rumah Sakit, (b). Pembinaan Rumah Sakit PONEK ke
Puskesmas PONED, (c). Supervisi fasilitatif ke Bidan Praktek Mandiri (BPM),
Puskesmas dan Rumah Sakit, (d). Pemenuhan sarana dan prasarana di fasilitas
kesehatan, (e). Adanya tenaga surveilan kesehatan (GASURKES KIA) untuk
memantau dan mendampingi ibu hamil, sampai nifas terutama yang beresiko
tinggi, koordinasi dengan anggota profesi terutama POGI, PERSI dan IBI.
3) Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani, masih tetap yaitu pada tahun
2015 sebesar 100 % dan pada tahun 2016 sebesar 100 %.
4) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, mengalami penurunan
yaitu pada tahun 2015 sebesar 97,53 % dan pada tahun 2016 sebesar 97,58 %.
b. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Kematian Bayi 225 kasus 201 kasus 229 kasus
2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi per /
1000 kelahiran hidup (%)
91,7 per/1000 KH 92,48 per/1000
KH
100,85 91,62 per/1000
KH
3 Cakupan Kunjungan Bayi 95,5% 98,1% 102,72 98,03%
4 Angka Kematian Balita (AKaBa) 20 per 1000 KH 8,81 per 1000 KH 155,95 10,35 per 1000 KH
5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 93,9 % 93,96% 100,06 93,79%
6 Cak kunjungan Neonatal pertama (KN1) 94% 94,7% 100,74 94,56%
7 Cak Kunjungan Neonatal lengkap (KN
lengkap)
94% 94,7% 100,74 94,56%
8 Cak Neonatal Komplikasi yang di tangani 75% 83,49% 111,32 82,86%
9 Cak BBLR 0,5% 0,9% 180 1,05%
10 Kematian Bayi 8,23% 8,10% 98,42 8,38%
11 SDIDTK APRAS 86% 99,83% 116,08 113,93%
12 Cak Penjaringan Kesehatan siswa SD 95% 100% 105,26 100%
13 Cak Penjaringan Kesehatan siswa SMP 85% 95% 111,76 98,08%
14 Cak Penjaringan Kesehatan siswa SMA 85% 95% 111,76 93,23%
15 Cak Puskesmas yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Remaja
67% 80% 119,40 73,55%
16 Pencegahan dan penanganan Kekerasan
Perempuan & Anak
85% 100% 117,64 100%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016
Berdasarkan data indikator kinerja Pelayanan Kesehatan Anak Balita dapat
diketahui bahwa :
1) Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup mengalami kenaikan
yaitu pada tahun 2015 sebesar 91,62/1.000 KH dan pada tahun 2016 sebesar
92,48/KH.
2) Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan
maupun kematian.
3) Jumlah Kematian Bayi di Kota Semarang pada tahun 2016 sebesar 201 kasus atau
sebesar 7,63 per 1000 KH, jika dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami
penurunan, jumlah kematian bayi sebesar 229 kasus atau sebesar 8,41 per 1000
KH. Angka Kematian Balita mengalami penurunan yaitu di tahun 2015 sebesar
10,35 per 1.000 KH (20 kasus), dan pada tahun 2016 sebesar 8,81 per 1.000 KH
(16 kasus).
4) Cakupan BBLR meningkat karena BBLR dipengaruhi keadaan kesehatan ibu saat
kehamilan, terutama ibu hamil yang mengalami anemia dan kekurangan energy
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
kronis (KEK). Dari data yang didapatkan ibu hamil yang anemia meningkat dari
tahun 2015 yaitu sebesar 18,34% menjadi 20,19% di tahun 2016. Sedangkan ibu
hamil KEK meningkat dari 5,72% di tahun 2015 menjadi 6,95% di tahun 2016.
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Incident Rate (IR) Demam Berdarah
Dengue (DBD)
98,50
Per 100.000
penduduk
25,22
Per 100.000
penduduk
390,56 98,61
Per 100.000
penduduk
2. Penemuan dan penanganan penderita
DBD (%)
100% 100% 100 100%
3 Kasus Demam Berdarah yang dilakukan
PE ≤ 48 jam
60% 63,5% 105,83 68%
4 Kasus Demam Berdarah yang di fogging
sesuai standart ≤ 5 hari 75% 97,1% 129,46 75%
5 Case Fatality Rate Demam Berdarah
(CFR)
1,5% 2,05% 136,66 1,2%
6 Penderita Demam Berdarah yang
ditangani
100% 100% 100 100%
7 Penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC, BTA (%)
76% 78% 102,63 60%
8 Angka keberhasilan pengobatan TB 84% 84% 100 83%
9 Cakupan kelurahan UCI (Universal
Child Imunization ) (%)
100% 100% 100 100%
10 AFP rate per 100.000 penduduk usia <15
th
2% 2% 100 2%
11 Kelurahan engalami KLB PD3I dan
keracunan makanan yang ditangani <24
jam
100% 100%% 100 100%
12 Jejaring surveilens PTM di RS & pusk
yang mantap
80% 80% 100 80%
13 Puskesmas yang melakukan deteksi dini
PTM tertentu
85% 85% 100 85%
14 Ketepatan laporan penyakit tidak
menular
80% 80% 100 80%
15 Kelengkapan laporan penyakit tidak
menular
90% 90% 100 90%
16 Cakupan BIAS 97% 98% 101,03 97%
17 Cakupan imunisasi CJH 100% 100% 100 100%
18 Cakupan pelacakan K3JH 100% 100% 100 100%
19 Penemuan penderita pneumonia balita
(cakupan)
90% 110% 122,22 90%
20 Angka kematian Diare 1% 0,02% 2 1%
21 Proporsi kasus TB yang berhasil diobati
dengan DOTS (suskses rate)
84% 84% 100 83%
22 Prosentase kasus IMS yang diobati 76% 90% 118,42 74%
23 Penderita yang selesai pengobatan Kusta
(RFT)
73% 90% 123,28 70%
24 Prevelensi HIV/AIDS persen dari total
populasi per 10.000 penduduk
1,5
Per 10.000
penduduk
0,88
Per 10.000
penduduk
58,66 2
Per 10.000
penduduk
25 Persentase ODHA yang aktif minum
ARV
40% 40% 100 40%
26 Proporsi penduduk usia 15-24 tahun
yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS
(5)
67% 70% 104,47 65%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016
Berdasarkan data indikator kinerja Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit
Menular dapat diketahui bahwa :
1) Tahun 2015 Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) Kota Semarang
103,4 % lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah dan 10,4 % lebih tinggi dari IR
DBD Nasional. Tahun 2016 pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir IR DBD
Kota Semarang dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Semarang 25,22 per 100.000 penduduk atau 47,5 % lebih rendah dari IR DBD
Jawa Tengah yang mencapai 48,22 per 100.000 penduduk. Hal tersebut
merupakan salah satu bukti kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan
(Gasurkes) mulai tahun 2015 dan 2016 dalam peningkatan pemberdayaan
masyarakat untuk pengendalian kegiatan demam berdarah.
2) Incidence Rate DBD Kota Semarang menduduki peringkat ke-29 IR DBD. Hasil
tersebut diatas disebabkan karena adanya definisi opersional dari Komisi Ahli
DBD (Komli DBD) Jawa Tengah di Tahun 2016 yang mengacu pada criteria
WHO Tahun 1997. Masih terjadi over diagnosis DBD dengan adanya perbedaan
pada hemokonsentrasi ≥ 20% dari yang sebelumnya dengan ≥ 10% dan atau dengan hasil pemeriksaan (+) pada IgG dan IgM.
3) Kasus Demam Berdarah yang di fogging sesuai standart ≤ 5 hari pada tahun 2016 mengalami kenaikan yaitu sebesar 97,1 % dibandingkan pencapaian tahun 2015
sebesar 75%.
4) Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC, BTA (%) pada tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 2,63 % dari target tahun 2016 sebesar 76% menjadi
78 %
5) Kegiatan Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular berupa jejaring surveilens PTM di Rumah
Sakit dan Puskesmas, deteksi dini PTM tertentu yang di lakukan oleh Puskesmas,
ketepatan pelaporan penyakit tidak menular dan kelengkapan penyakit tidak
menular telah dicapai 100% dari masing-masing target kegitan tahun 2016.
6) Penemuan penderita pneumonia balita, presentase kasus IMS yang diobati,
proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif
tentang HIV dan AIDS (5), dan prosentase penderita yang selesai pengobatan
kusta (RFT) mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,66%. Kenaikan persentase
tertinggi pada kegiatan pengobatan kusta (RFT) yaitu sebesar 23, 29 % dari target
tahun 2016.
7) Peningkatan realisasi kasus IMS yang diobati menjadi 90% disebabkan karena 37
puskesmas telah dapat melaksanakan pemeriksaan IMS dan 37 Puskesmas telah
dilatih LKB.
8) Presentase ODHA yang aktif minum ARV dan proporsi kasus TB yang berhasil di
obati dengan DOTS pencapaian 100% sesuai dengan masing-masing target
kegiatan tahun 2016.
9) Realisasi jumlah kasus HIV/AIDS baik penderita lama dan baru tahun 2016
mengalami penurunan yaitu sebesar 0,88 dibandingkan dengan pencapaian tahun
2015 sebesar 2 per 10.000 penduduk.
d. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan LANSIA
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Kelompok usia lanjut aktif 91 % 97,78 % 107,5 90 %
2 Persentase Pelayanan Lansia 65 % 69,78 % 107,4 60 %
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Berdasarkan data indikator kinerja program peningkatan pelayanan kesehatan
lansia dapat diketahui bahwa kelompok usia lanjut aktif pada tahun 2015 sebesar 90 %
dan pada tahun 2016 naik sebesar 97,78 %.
e. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Presentase penerapan penggunaan obat
rasional
75,00% 83,5% 111,33 75,00%
2. Proporsi pelayanan kefarmasian di
puskesmas sesuai standar
80% 80% 100 80,00%
3. Ketersediaan obat & perbekalan kesehatan
sesuai kebutuhan
100% 100% 100 100%
4. Penerapan Pelayanan Informasi Obat di
Puskesmas
86% 86,5% 100,58 85%
5. Persentase Pelayanan Kefarmasian di
Apotek yang sesuai standart
70% 70% 100 70%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016
Tingkat ketersediaan obat sesuai dengan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
tahun 2016 sebesar 100%. Angka tersebut diperoleh dari jumlah persediaan obat dari
seluruh sumber anggaran pada tahun 2016. Perencanaan dan pengadaan obat di Kota
Semarang, seluruh jenis obatnya adalah obat esensial dan generik sesuai dengan
pedoman pengadaan obat dari kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil kinerja
lainnya adalah :
1) Presentase penerapan penggunaan obat rasional, pada tahun 2015 sebesar 75
%,dan pada tahun 2016 naik sebesar 83,5 %
2) Ketersediaan obat & perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan pada tahun 2015
sebesar 100 %,dan pada tahun 2016 tetap yaitu sebesar 100 %
3) Penerapan Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas pada tahun 2015 sebesar 86
%,dan pada tahun 2016 naik sebesar 86,5 %.
f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Jumlah Unit Reaksi Cepat Layanan
Kesehatan
5 unit 5 unit 100
2 Jumlah puskesmas Branding 10 % 10,8 % 108,1 10%
3 Persentase puskesmas prespektif Gender 10% 10% 100 3%
4 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan penduduk x 1000
0,23 0,23 100 0,23
5 Rasio Fasilitas Kesehatan Dasar / 100.000
penduduk
22 22 100 20
6 Rasio dokter per satuan penduduk 1,7 1,67 98,23 1,53
7 Rasio tenaga medis per satuan penduduk x
1.000
2,12 1,97 92,92 1,97
8 Cakupan puskesmas (%) 231,3 231,35 100 231,25
9 Cakupan pembantu puskesmas 21,5 19,45 90,46 19,45
10 Proporsi Puskesmas yang telah
menerapkan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD)
0 0 0 0
11 Persentase FKTP yang dibina dan
memenuhi standar
91 91 100 91
12 Presentase tenaga kesehatan yang
memiliki ijin
94 94 100 94
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
Berdasarkan data indikator capaian kinerja Program Upaya Kesehatan Masyarakat
dapat diketahui bahwa :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
1) Jumlah puskesmas branding sebanyak 4 puskesmas;
2) Capaian jumlah Puskesmas BLUD tahun 2016 masih 0 karena masih dalam tahap
persiapan dan akan dimulai pada tahun 2017.
3) Persentase puskesmas prespektif Gender pada tahun 2016 sebesar 10 % sama
dengan 4 buah puskesmas prespektif gender.
4) Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk x 1000, pada tahun 2015
sama dengan tahun 2016 yaitu sebesar 0,23 %
5) Cakupan puskesmas (%) pada tahun 2015 sebesar 231,25 % dan pada tahun 2016
naik menjadi 231,35%
6) Sama halnya dengan Cakupan pembantu puskesmas pada tahun 2015 sebesar
19,45% dan pada tahun 2016 naik sebesar 21,5%
7) Rasio Fasilitas Kesehatan Dasar / 100.000 penduduk pada tahun 2015 sebesar 20
% dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar 20 %
g. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Prosentase promosi kesehatan melalui
media elektronik
80,00 % 100,00 % 125,00
2. Prosentase rumah tangga berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
50,00 % 92,29 % 184,58 90,94%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
Perkembangan PHBS dari tahun ke tahun telah menunjukan kecenderungan
peningkatan hal ini dapat dilihat indikator Persentase rumah tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) pada tahun 2015 sebesar 90,94 % dan target tahun 2016 adalah
50%. Realisasi tahun 2016 sebesar 92,29% (ini merupakan hasil total dari indikator
paripurna 27,39% dan indikator utama sebesar 64,90%). Dalam melaksanakan survey
rumah tangga sehat tidak hanya melibatkan petugas kesehatan saja tetapi juga
melibatkan peran serta TPPKK dan hal ini menjadi kinerja pokja IV TPPKK.
h. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Angka Bebas Jentik (ABJ) 84% 85% 101,19 84%
2. Presentase kelurahan yang melaksanakan
sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
80% 94% 117,5 80%
3 Cakupan masyarakat miskin yang terlayani
jaminan kesehatan
100% 100% 100 100%
4 Cakupan masyarakat miskin yang dijamin
BPJS
55% 58% 105,45 56%
5 Rumah sehat 86% 88% 104,76 86%
6 Tempat-tempat umum sehat 82% 85% 103,65 82%
7 Proporsi kelurahan siaga aktif mandiri 20% 24% 120 20%
8 Cakupan air bersih 93,8% 94% 100,21 93,8%
9 Kualitas air minum memenuhi syarat 82% 82% 100 82%
10 Kualitas air bersih memenuhi syarat 77% 97% 125,97 77%
11 Penduduk yang memanfaatkan jamban 96% 99% 103,12 96%
12 Rumah yang mempunyai Saluran
Pembuangan Air Limbah
88% 89% 101,36 88%
13 Tempat pembuangan sampah yang
memenuhi syarat kesehatan
92% 92% 100 92%
14 Tempat pengelolaan Pestisida sehat 98% 98% 100 98%
15 Institusi yang di bina 82% 84% 102,43 82%
16 Industri rumah tangga makanan minuman
yang memenuhi syarat kesehatan
81% 86% 106,17 81%
17 Tempat Pengelolaan Makanan Sehat 82% 86,59% 105,59 82%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
1) Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 2015 sebesar 84 % dan pada tahun 2016
sebesar 84% hasil ini masih jauh dari angka ideal sebesar 95%.
2) Di Kota Semarang presentase kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) tahun 2015 sebesar 80 % dan naik pada tahun 2016
sebesar 94 % dari target sebesar 80% hal ini disebabkan karena didukung oleh
kegiatan Hibah Intensif Kota/Daerah (HIK/HID) yang mewajibkan kelurahan
untuk melaksanakan STBM .
3) Cakupan masyarakat miskin yang terlayani jaminan kesehatan dari tahun ketahun
tetap yaitu pada tahun 2015 sebesar 100% dan pada tahun 2016 sebesar 100%
4) Penduduk yang memanfaatkan jamban, keberadaan jamban sehat dan
pemanfaatannya juga merupakan barrier bagi penularan penyakit. Kepala
Keluarga yang telah memanfaatkan jamban keluarga semakin baik yaitu pada
tahun 2015 sebesar 96 % dan pada tahun 2016 naik sebesar 99 %.
5) Rumah yang mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah pada rumah tangga
juga dapat menjadi sumber penularan penyakit, hal ini dapat dicegah melalui
pengelolaan sederhana terhadap air limbah tersebut,dimana cakupan mengalami
peningkatan dari tahun 2015 sebesar 88 % dan pada tahun 2016 naik sebesar 89 %.
6) Tempat pengelolaan makanan sehat dari tahun 2015 sebesar 82 % dan pada tahun
2016 naik sebesar 86,59%. Upaya penyehatan tempat pengelolaan makanan tidak
hanya mengawasi sanitasi dan pengelolaan makanan di restoran/rumah makan
serta jasa boga yang sangat mendesak dan penting adalah upaya pengawasan
terhadap penggunaan bahan tambahan makanan yang dilarang.
i. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Prevalensi balita gizi buruk 0,39 % 0,29 % 125,64 0,4 %
2. Persentase puskesmas yang
memiliki Gizi Center
20 % 0 % 0 % -
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan
dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dari hasil
penimbangan bayi dan balita setiap bulan di posyandu.
1) Capaian gizi center masih 0 karena baru akan dimulai di tahun 2017 sehingga
sekarang sedang dalam tahap persiapan.
2) Prevalensi Gizi buruk,telah dilakukan upaya perbaikan gizi kepada masyarakat
yaitu pada tahun 2015 sebesar 0,4% dan pada tahun 2016 sebesar 0,34% , dan 100
% telah mendapat perawatan.
3) Bayi mendapat ASI Eksklusif dari tahun ke tahun semakin baik yaitu pada tahun
2015 sebesar 64,69% dan pada tahun 2016 sebesar 67,16 %.
4) Prevalensi Gizi kurang balita mengalami kenaikan dari 10,67 % pada Tahun 2015
menjadi 12,11 % pada tahun 2016 karena kasus gizi buruk mengalami penurunan
dan menjadi gizi kurang. Dari semua kasus gizi kurang sudah mendapatkan PMT
Pemulihan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
5) Prevalensi ibu hamil KEK mengalami kenaikan dari 5,72 % pada Tahun 2015
menjadi 6,95 % pada tahun 2016 namun telah diupayakan dengan pemberian
PMT bagi ibu hamil.
6) Cakupan Anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan dari 18,34% pada tahun
2015 menjadi 20,19 % pada tahun 2016, walaupun capaian ibu hamil yang
mendapat 90 tablet Fe meningkat dari 97,05% pada Tahun 2015 menjadi 97,64 %
pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan ibu dalam meminum tab Fe
masih kurang dan adanya faktor-faktor penghambat dalam penyerapan Fe pada
ibu hamil (misal kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi teh, mual muntah, atau
kurang intake makanan yang mengandung Fe). Namun demikian untuk ibu hamil
Anemia telah diupayakan memperoleh PMT ibu hamil.
j. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Persentase Industri Rumah Tangga pangan
yang menerapkan CPP BIRT
80% 81,5% 101,87 80%
2. Persentase kelulusan peserta penyuluhan
kemanan pangan
85% 85% 100 85%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
1) Persentase Industri Rumah Tangga pangan yang menerapkan CPP BIRT, pada
tahun 2015 sebesar 80 %,dan pada tahun 2016 naik sebesar 81,5 %
2) Persentase kelulusan peserta penyuluhan kemanan pangan pada tahun 2015
sebesar 75 %,dan pada tahun 2016 naik sebesar 83,5 %
k. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Persentase Puskesmas yang telah terakreditasi 10 % 35,14 % 351,4 10
2. Persentase puskesmas yang nilai
kinerjanya > 8687
10,00% 72,97% 729,70
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan
khususnya di Puskesmas. Hasil kinerja pada tahun 2016 adalah Persentase puskesmas
yang telah terakreditasi adalah 35,14% atau sebanyak 13 puskesmas. Sedangkan
persentase puskesmas yang nilai kerjanya>8687 adalah 72,97% atau 27 puskesmas.
l. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas / Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Persentase puskesmas prespektif Gender 10 % 10 % 100
2. Pengadaan Sarana Prasarana Puskesmas 10 paket 10 paket 100 10 paket
3. Rehab Puskesmas dan Pustu 10 paket 10 paket 100 10 paket
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
Hasil kinerja pada tahun 2016 adalah Persentase puskesmas yang sudah prespektif
gender sebanyak 10 % atau 4 puskesmas.
Pengadaan Sarana Prasarana Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas
dengan memperhatikan usulan-usulan yang berasal dari puskesmas, pada tahun 2015
sebesar 10 paket dan pada tahun 2016 sebesar 10 paket sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
m. Program Informasi Kesehatan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Rumah Sakit yang terkoneksi 1 unit 5 unit 500 1 unit
2. Database pelayanan kesehatan terpadu 3 data 3 data 100 3 data
3 Persentase ketersediaan data /Informasi
Bidang Kesehatan akurat dan tepat waktu
(profil)
70% 90% 128,57 90%
4 Persentase ketersediaan profil kesehatan Tk
Puskesmas
70% 100% 142,85 70%
5 Persentase Puskesmas yang mengisi data /
informasi yang lengkap dan valid di Bank
Data Kesehatan
85% 85% 100 80%
6 Pengembangan sistem informasi kesehatan 2 sistem 2 sistem 100 2 sistem
7 Persentase Permasalahan sistem informasi
yang selesai di tangani
80% 86% 107,5 80%
8 Jumlah masyarakat yang mendapat informasi 60.000 orang 70.565 orang 117,60 50.000 orang
9 Jumlah Penyuluhan melalui media
Elektronik
3 kali 12 kali 400 2 kali
10 Jumlah Penyuluhan melalui media cetak 3 kali 4 kali 133.33 2 kali
11 Jumlah Penyuluhan luar gedung 6 kali 9 kali 150 6 kali
12 Jumlah kegiatan dialog interaktif bidang
kesehatan
2 kali 6 kali 300 2 kali
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2016.
Berdasarkan data indikator capaian kinerja Program Informasi Kesehatan dapat
diketahui bahwa :
1) Jumlah Rumah Sakit yang terkoneksi pada Tahun 2016 mengalami peningkatan
yaitu menjadi 5 unit dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 1 unit, hal ini
dikarenakan oleh adanya koordinasi yang baik dengan Rumah Sakit.
2) Perhatian puskesmas terhadap pentingnya data kesehatan semakin meningkat, hal
ini dapat dilihat oleh adanya peningkatan presentase puskesmas yang mengisi
data/informasi yang lengkap dan valid di bank data kesehatan.
3) Upaya promotif dan preventif ditingkatkan melalui promosi dengan media cetak,
media elektronik dan dialog interaktif lebih diutamakan sehingga ada dukungan
anggaran yang meningkat.
n. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Terpenuhinya sarana dan prasarana RS B
Pendidikan
68,00% 68,00% 100 65
Sumber Data :Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2016.
Program berhasil meningkatkan pelayanan melalui pengembangan dan pengadaan
infrastruktur Rumah Sakit diantaranya Pembangunan Gedung Private Wings, Pengadaan
Alat Kesehatan dan pengadaan alat Penunjang lainnya.
o. Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit Badan Layanan Umum
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Kinerja BLUID (indeks) 80,00 79,40 99,25 81,85
Sumber Data :Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2016.
Program ini berhasil meningkatkan kualitas pelayanan dengan operasional
pelayanan berjalan dengan baik dan lancar sesuai harapan pelanggan. Nilai Indeks
Kinerja BLUD pada tahun 2016 adalah 79,40 dan pada tahun 2015 dengan nilai 81,85
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
penurunan ini disebabkan adanya penurunan nilai Indikator Kinerja Keuangan terutama
masih adanya pituang yang tidak tertagih pada saat tutup buku. Evaluasi kinerja BLUD
RSUD Kota Semarang disusun disusun setiap tahun dengan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No.1164 /MENKES/SK/2007 tentang Penyusunan Rencana Bisnis
dan Anggaran Rumah Sakit BLU.
KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
1. INDIKATOR KINERJA KEUANGAN
2. INDIKATOR KINERJA PELAYANAN
a. Indikator Kinerja Operasional
Nilai indikator kinerja operasional 2016=30,40 x 1,02 (nilai
koefisien)=31,00 (Masih berpotensi tinggi untuk tumbuh>22,80 s/d 35,20)
b. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat bagi Masyarakat
NILAI HAPER NILAI
1 Return on Invesment (ROI) 2 (0,34) 0,2
2 Rasio Kas (Cash Ratio) 3 189,75 3,0
3 Rasio Lancar (Current Ratio) 3 340,77 3,0
4 Periode Penagihan Piutang (Collection Period) 3 392,83 0,0
5 Perputaran Persediaan (PP) 3 83,79 2,4
6 Total Asset Turn Over (TATO) 3 7,44 3,0
7 Ratio Total Modal Sendiri terhadap Total Total Asset (TMS terhadap TA) 3 96,41 1,8
Jumlah 20 13,4
INDIKATOR KINERJA KEUANGAN
NO INDIKATORTAHUN 2016
PER DESEMBER 2016
BOBOT NILAI
NILAI RIIL
A. PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS
1 Rata-rata kunjungan Rawat Jalan/hari 2 1,12 1,20
2 Rata-rata kunjungan Rawat Darurat/hari 2 1,16 1,60
3 Pertumbuhan Pasien Rawat Inap 2 1,1 1,20
4 Pemeriksaan Radiologi / hari 1,5 1,04 1,20
5 Pemeriksaan Laboratorium / hari 1,5 1,12 1,20
6 Rata-rata operasi / hari 1 1,03 0,80
7 Rata-rata rehab medik / hari 1 1,29 2,00
B. EFISIENSI PELAYANAN
1 Rasio pasien Rawat Jalan dengan Dokter 1 26,8 1,00
2 Rasiopasien Rawat Jalan dengan Perawat 1 22,01 0,50
3 Rasio pasien Rawat Darurat dengan Dokter 1 14,39 0,50
4 Rasio pasien Rawat Darurat dengan Perawat 1 5,04 1,00
5 Rasio pasien Rawat Inap dengan Dokter 1 11,22 0,25
6 Rasio pasien Rawat Inap dengan Perawat 1 1,83 0,25
7 B O R 2 80,38 2,00
8 A V L O S 2 5,11 1,50
9 B T O 2 70,58 0,50
10 T O I 2 1,1 1,50
C. PERTUMBUHAN DAYA SAING
1 Sales Growth (SALG) 2 1,10 1,20
D. PENGEMBANGAN SDM
1 Program Pendidikan dan Latihan 2
ada program
dilaksanakan
sebagian1,50
2 Penghargaan dan Sanksi 1
ada program
dilaksanakan
sebagian1,50
E. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1 Pengembangan produk baru bidang pelayanan 2ada program
dilaksanakan 2,00
2 Pengembangan sistem manajemen 1
Tidak ada
pengembangan
sistem
manajemen
0,00
3 Peningkatan Penguasaan Teknologi 1
Tidak ada
program
Peningkatan
Penguasaan
Teknologi
0,00
F. ADMINISTRASI
1 Rancangan RBA 2 Tepat waktu 2,00
2 Laporan Triwulan (Ketepatan) 2 Tepat waktu 2,00
3 Laporan Tahunan (Ketepatan) 2 Tepat waktu 2,00
Total Indikator Kinerja Operasional 40 30,40
Kinerja Operasional RSUD Kota Semarang Tahun 2016
No. INDIKATOR HAPER
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Nilai indikator kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat tahun 2016
adalah 35,00 (Termasuk dalam Klafisikasi Tinggi> 27,70).
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Kesehatan 189.966.117.515 176.469.005.136 92,89
Rumah Sakit Umum Daerah 262.559.324.206 226.295.426.422 86,19
JUMLAH 452.525.441.721 402.759.729.560 89,00
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Masih tingginya kasus DBD
2. Angka Bebas Jentik ( ABJ ) masih dibawah target
3. Masih tingginya angka kematian Ibu melahirkan
4. Masih banyaknya Maskin yang kurang tertib tentang administrasi kependudukan
misalnya mengurus KTP dan KK ketika sakit.
5. Keterbatasan tempat pelayanan penjaminan yang tidak memadai untuk
menampung jumlah maskin yang mengurus jamkesmaskot.
6. Pada kegiatan Perubahan APBD Kota Semarang Tahun 2016 alokasi
anggaran yang bersumber Bantuan Pajak Rokok sebesar Rp.
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) pada Kegiatan Pengadaan
Elektronik Rumah Sakit, dan Kegiatan Pengadaan alat kesehatan pajak rokok tidak
dapat direalisasikan dikarenakan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Pajak Rokok untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, hal ini
disebabkan bahwa pada saat perencanaan kegiatan anggaran peraturan Menteri
BOBOT NILAI
NILAI RIIL
A. MUTU PELAYANAN
1 Emergency respone time 3 5 Menit 3,00
2 Angka kematian di gawat darurat 3 0,34 % 3,00
3 Angka kematian > 48 jam 3 7,31 %o 3,00
4 Angka pasien rawat inap yang dirujuk 3 0,80 % 3,00
5 Post Operative Death Rate 3 0,60 % 3,00
6 Angka infeksi nosokomial 3 0,37 % 3,00
7 Kecepatan pelayanan resep obat jadi 3 30 Menit 2,00
8 Waktu tunggu sebelum operasi 3 2 hari 2,00
B. EFISIENSI PELAYANAN
1 Pembinaan kepada puskesmas dan sarana kesehatan lain 1 0,50
2 Penyuluhan kesehatan (PKRS) 1 0,50
3 Rasio tempat tidur kelas III 1 72,97 % 1,00
4 Pemanfaatan TT (BOR) kelas III 1 79,60 % 0,50
5 Prosentase pasien tidak mampu 1 31,77 % 1,00
C. KEPUASAN PELANGGAN
1 Prosentase komplain 2 1,00
2 Lama waktu tunggu di poliklinik 2 30 sd 60 menit 1,50
3 Kemudahan pelayanan 2 2,00
D. KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN
1 Kebersihan lingkungan 2,5 2,50
2 Hasil Uji AMDAL 2,5 2,50
Total Indikator Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat 35,00
ada program
dilaksanakan semua
ada petunjuk lengkap
ada SOP dilaksanakan
seluruhnya
ada tindak lanjut
sampai selesai
dilaksanakan sebagian
Nilai Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat bagi Masyarakat Tahun 2016
No. INDIKATOR HAPER
dilaksanakan sebagian
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
dimaksud belum disosialisasikan di RSUD Kota Semarang sehingga menjadikan
SILPA RSUD Kota Semarang cukup besar dan sarana prasarana yang diusulkan
menggunakan dana Pajak Rokok yang digunakan sebagian besar melengkapan
sarana pelayanan Gedung Private Wings
SOLUSI
1. Penegakan Perda DBD ( Pengawasan dan pengendalian DBD di Masyarakat
2. Meningkatkan Peran serta masyarakat
3. Mulai mengimplementasikan PERDA keselamatan ibu dan anak,
mengintensifkan Pendampingan Ibu Hamil resiko tinggi sampai nifas oleh
petugas Puskesmas, Kader, dan petugas surveilans kesehatan.
4. Meningkatkan pelayanan ANC ( 10 T) pada pelayanan Primer
5. Pemanfaatan ambulance hebat dalam rangka rujukan ibu hamil resiko tinggi ke
sarana kesehatan
6. Optimalisasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) melalui forum Kesehatan Kelurahan
7. Optimalisasi kegiatan keluarga ibu hamil dan kelas balita di masyarakat
8. Program Jampersal untuk pembiayaan kesehatan bagi ibu hamil dalam rangka
mendekatkan akses ke pelayanan kesehatan
9. Integrasi Jamkesmaskot ke BPJS.
10. Tidak dapat direalisasikannya anggaran Pajak Rokok APBD Perubahan Tahun
2016 akan diusulkan kembali terutama yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan gedung Private Wings (Gatotkaca) di Tahun Anggaran 2017 melalui
dana APBD Kota Semarang.
PRESTASI
1. Akreditasi Pelayanan Rumah Sakit LULUS PARIPURNA
2. Penilaian Pelayanan Publik Terbaik No 2 bersama (Dispenduk, BPPT, RSUD Kota
Semarang) oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi
(Menpan RB).
SASARAN 2 : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Masyarakat dengan dua indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran
sebesar 107,57% dengan kategori predikat“sangat tinggi”.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 10,35 11,94 115,36 10,20
Harapan Lama Sekolah (HLS) 14,36 14,33 99,79 14,33
Rata-rata Capaian Sasaran 107,57
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah terdapat peningkatan.
Rata-Rata Lama Sekolah dari 10,35 tahun meningkat menjadi 11,94 tahun dengan
capaian sebesar 115,36%, sedang Harapan Lama Sekolah sampai hari ini masih sama
dengan tahun 2015 yaitu 14,33 karena belum ada data resmi dari BPS untuk Tahun
2016. Untuk peningkatan kinerja di bidang pendidikan dapat dilihat antara lain dari
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD sebesar 113,13%, dan Angka Partisipasi Murni
(APM)-nya sebesar 96,63%, sementara APK SMP menunjukkan angka 118,01% serta
APM sebesar 86,03% dan di tingkat SMA, APK-nya sebesar 128,92% dengan APM
88,62%. Adapun angka kelulusan SD sebesar 99,98%, SMP sebesar 99,95% dan SMA
sebesar 99,9%.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6 tahun) yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebihlanjut. Pendidikan PAUD dilayani dengan satuan pendidikan/lembaga Taman
Kanak-kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD sejenis.
Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan program PAUD terutama untuk usia
3-6 tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD.Pada Tahun 2015
APK PAUD 60,36% meningkat menjadi 76,78% di tahun 2016. Perkembangan PAUD
dapat dilihat pada tabel dibawah :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1 APK PAUD 3-6 tahun 76,40 76,78 100,48 60,36
2 Jumlah lembaga PAUD Holistik - 126 100 -
3 Jumlah Siswa pada jenjang TK / RA 45.798 47.039 100 44.571
Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016
Pada Tahun 2016 ini pendidikan PAUD diarahkan pada pendidikan PAUD holistik
integrative yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-nilai dalam pendidikan seperti
nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial dalam kesatuan yang dilakukan
secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek material dan aspek spiritual untuk
memenuhi kebutuhan esensial anak. Disebut PAUD holistik integratif karena pelayanan
yang diberikan dalam PAUD holistik integratife tidak hanya dalam satu bidang
pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan yang berkaitan
dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak. Satuan
PAUD yang melaksanakan pendidikan PAUD Holistik Integratif meningkat pesat pada
Tahun 2016 sudah ada 126 satuan PAUD.
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Selama tahun 2016 hasil yang dicapai yang dihasilkan sangat baik di atas 90%.
Bisa dilihat antara lain SD berakreditasi minimal B dari target 90,00% realisasi tahun
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
2016 sebesar 89,65% sehingga capaian kinerja 99,61%. Demikian juga SMP
berakreditasi Minimal B target yang dipasang 85,04% realisasi tahun 2016 sebesar 81,76
capaian kinerjanya sebesar 96,14%.
Capaian akreditasi dipengaruhi oleh : (i) sekolah SD mengalami merger (ii)
Sekolah Baru, (iii) masa berlakunya akreditasi yang harus di tinjau lagi akreditasinya.
Bahkan ada yang belum dipasang target akan tetapi tahun 2016 sudah ada realisasi.
Jumlah SD yang melaksanakan pendidikan karakter Tahun 2016 belum dipasang target
akan tetapi pendidikan karakter ada di dalam mata pelajaran yang diajarkan di setiap
satuan pendidikan. Akan tetapi ada yang capaiannya hanya 50,425% yaitu Jumlah Siswa
SMP penerima Beasiswa prestasi/Miskin, akan tetapi ini di karenakan jumlah siswa
miskin/keluarga miskin yang menerima beasiswa berkurang. Sedangkan bagi yang
berprestasi mendapatkan penghargaan pada saat menjuarai lomba prestasi baik tingkat
Kota, tingkat Provinsi, tingkat Nasional dan tingkat Internasional.
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1 % SD berakreditasi minimal B 90,00% 89,65% 99,61 90%
2 % SMP berakreditasi Minimal B 85,04% 81,76% 96,14 85,4%
3 Jumlah SD yg melaksanakan muatan local
pendidikan karakter dan pembelajaran luar
kelas
- 512 sekolah 100 -
4 Jumlah SMP yg melaksanakan muatan local
pendidikan karakter dan pembelajaran luar
kelas dan pengembangan nasionalisme
substansi
- 181 sekolah 100 -
5 Jumlah Siswa SD penerima Beasiswa
prestasi/Miskin
5.712
siswa miskin
5.680
siswa miskin
99,43 11.565
siswa miskin
6 Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa
prestasi/Miskin
8.028
siswa miskin
4.048
siswa miskin
50,42 8.027
siswa miskin
7 Jumlah SD Inklusi 16 sekolah 25 sekolah 156,25 -
8 Jumlah SMP Inklusi 6 sekolah 5 sekolah 83,33 -
9 Rasio guru / murid (SD) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 100 544,61 (1:18)
10 Rasio guru / murid per rata-rata (SD) 1,702
(1:20:32)
1,702
(1:20:32)
100 1,702
(1:20:32)
11 Rasio guru/ murid (SMP) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 100 700,71 (1:17)
12 Rasio guru / murid per rata-rata (SMP) 2,366
(1:17:30)
2,366
(1:17:30)
100 2,366
(1:17:30)
13 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
bangunan baik
93,94% 94,82% 100,93 93,36%
14 Kondisi Sekolah SMP/MTs 98,48% 98,74% 100,26 98,43%
15 Angka Kelulusan SD/MI (%) 99,98% 99,98% 100 99,98%
16 Angka Kelulusan SMP/MTs (%) 99,82% 99,95% 100,13 99,82%
Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016
c. Program Pendidikan Menengah
Capaian yang dihasilkan pada Tahun 2016 program pendidikan menengah sangat
tinggi bisa dilihat bahwa capaian program pendidikan menengah diatas 99% atau
minimal 100%.
Pada sekolah berakreditasi minimal B untuk SMA dari target 69,00% realisasi
tahun 2016 sebesar 73,26% sehingga capaian kinerjanya sebesar 106,17% dan untuk
SMK pada Tahun 2016 dari target 25,00% realisasi tahun 2016 sebesar 78,4% sehingga
capaian kinerjanya sebesar 313,6%. Ini dikarenakan perhitungan akreditasi SMK
berdasarkan akreditasi masing-masing jurusan atau program keahlian pada satuan
pendidikan bukan di hitung berdasar satuan pendidikan itu sendiri. Capaian kinerja dapat
dilihat seperti dibawah ini :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1 % SMA berakreditasi minimal B 69,00 % 73,26 % 106,17 75,23 %
2 % SMK berakreditasi minimal B 25,00 % 78,4 % 313,6 75,23 %
3 Jumlah SMA yg melaksanakan muatan lokal
pendidikan karakter dan pembelajaran luar
kelas
- 73 % 100 -
4 Jumlah SMK yg melaksanakan muatan lokal
pendidikan karakter dan pembelajaran luar
kelas dan pengembangan nasionalisme
substansi
- 89 % 100 -
5 Jumlah Siswa SMA/K penerima Beasiswa
prestasi/Miskin
1.952
siswa miskin
4.181
siswa miskin
214,19 1.952
siswa miskin
6 Jumlah SMA Inklusi 2 sekolah 2 sekolah 100 -
7 Jumlah SMK Inklusi 1 sekolah 1 sekolah 100 -
8 Rasio guru / murid (SM) 863,93 (1:14) 863,93 (1:14) 100 863,93 (1:14)
9 Rasio guru / murid per rata-rata (SM)
2,880
(1:14:30)
2,880
(1:14:30)
100 2,880
(1:14:30)
10 Kondisi Sekolah SMA/SMK/ MA 99,14 % 99,28 % 100,14 99,06 %
11 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%) 99,85 % 99,9 % 100,05 99,83 %
Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016
Meskipun sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pendidikan menengah akan menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi. Akan tetapi Pemerintah Kota Semarang Pada Tahun
2016 tetap memperhatikan dan melaksanakan kewenangan dengan baik, ini dibuktikan
dengan besarnya hasil capaian indikator pada Tahun 2016.
d. Program Pendidikan Non Formal
Program Pendidikan Non Formal memberi pelayanan pendidikan kepada warga
masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau buta aksara, putus sekolah,
dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalur
pendidikan formal serta pendidikan life skill.
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1 Jumlah Kelurahan VOKASI 14 kelurahan 14 kelurahan 100 14 kelurahan
2 Penduduk yang berusia> 15 tahun melek
huruf (tidak buta aksara)
99,96% 99,96% 100 99,96%
3 Jumlah Kelembagaan PKBM (akreditasi) - 2 kelembagaan 100 -
4 Jumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan
Rujukan
- - - -
5 Jumlah master penguji dan penguji kursus
dan pelatihan mengikuti uji kompetensi
5 5 100 -
Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016
Pada Tahun 2016 jumlah kelurahan Vokasi masih sama tahun sebelumnya
sebanyak 14 kelurahan, Karena mengacu pada pasal 298 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Untuk bisa mendapatkan bantuan
hibah, lembaga dan organisasi kemasyarakatan harus mengurus legalitas di Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Indikator Jumlah kelembagaan
PKBM yang terakreditasi ada 2 Lembaga walaupun Tahun 2016 belum terpasang target.
Jumlah master penguji dan penguji kursus dan pelatihan mengikuti uji kompetensi hasil
yang dicapai sebesar 100%.
e. Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan, program ini
diarahkan pada mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
dalam rangka peningkatan potensi diri, pengetahuan dan keterampilan. Hasil yang
dicapai dari masing-masing jenjang diatas 95% bahkan ada yang melebihi 100% seperti
terlihat dalam table dibawah :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Jenjang SD / MI 77,50 84,79 109,41 77,50
Jenjang SMP/MTs 92,41 92,29 99,87 92,41
Jenjang SMA/SMK/MA 96,30 94,89 98,54 96,30
Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016
Peningkatan kualitas pendidik (guru) dan tenaga kependidikan dilaksanakan
melalui : (i) penambahan jumlah SDM pendidik (guru) dan tenaga kependidikan;
dan/atau (ii) peningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM pendidik (guru) dan tenaga
kependidikan (bimbingan teknis/bintek serta pelatihan-pelatihan), dan (iii)
Pendidikan/penyesuaian kualifikasi Universitas Terbuka (UT) khususnya Guru SD.
Adapun jumlah persentase kualitas dan rasio guru dipengaruh oleh 3 (tiga) faktor,
yakni: (i) usia pensiun pegawai; (ii) perpindahan pegawai; dan (iii) kematian pegawai.
f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
Pelayanan pendidikan di kota semarang pada tahun 2016 terbilang baik, ini dapat
dilihat bahwa indikator pelayanan pendidikan selama tahun 2016 tinggi diatas 90%.
Angka Partisipasi Kasar (APK) baik jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA diatas
100%, ini menunjukkan di Kota Semarang penduduk usia sekolah semua terlayani
pendidikan sesuai jenjangnya. Sedangkan angka putus sekolah sedikit ini bisa dilihat
dari realisasinya yang lebih kecil dari target, Angka putus sekolah SD target 0,02 dan
realisasinya sebesar 0,01, sedangkan angka putus sekolah SMP realisasinya 0,04 dengan
target sebesar 0,07dan SMA/SMK/MA sebesar 0,15 target yang ingin di capai sebesar
0,32 data bisa dilihat sebagaimana di bawah :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1 APM SD/MI 92,00 96,63 105,03 92,08
2 APK SD/MI 100 113,13 113,13 107,54
3 Angka putussekolah SD/MI 0,02 0,01 150,00 0,02
4 APM SMP/MTs 81,20 86,03 105,95 81,24
5 APK SMP/MTs 100 118,01 118,01 110,07
6 Angka putus sekolah SMP/MTs 0,07 0,04 142,86 0,07
7 Angka melanjutkan SMP/MTs 100 102,38 102,38 104,65
8 Rasio APM P/L SD/MI 100 91,91 91,91 91,11
9 Rasio APM P/L SMP/MTs 100 95,17 95,17 101,63
10 APM SMA/K/MA 76 88,62 116,61 76,41
11 APK SMA/K/MA 100 128,92 128,92 113,81
12 Angka putus sekolah SMA/K/MA 0,32 0,15 153,13 0,32
13 Angka melanjutkan SMA/K/MA 100 116,06 116,06 114,95
14 Rasio APM P/L SMA/K/MA 100 96,63 96,63 97,22
Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 2016
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Pendidikan 316.949.887.000 245.515.607.675 77,46
JUMLAH 316.949.887.000 245.515.607.675 77,46
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
1. Kegiatan DAK sesuai Pasal 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 81 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2016 menentukan bahwa pengadaan
barang/jasa pada DAK Bidang Pendidikan TA 2016 dilakukan dengan mekanisme
pembelian langsung (e-purchasing) berdasarkan Katalog Elektronik (e-cata!ogue).
Ketentuan ini merupakan tindak lanjut Pasal 110 Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
yang mewajibkan pembelian secara e-purchasing apabila barang sebagaimana
dimaksud telah tersedia di Katalog Elektronik (e-catalogue) LKPP. Akan tetapi
spesifikasi barang yang dibutuhkan tidak tersedia dalam E-Katalog.
2. Ada penolakan dari penyedia barang/jasa pada E-Katalog karena over kapasitas,
sehingga tidak melayani sejak tanggal 16 November 2016.
3. DAK Luncuran SMP tidak dapat dilaksanakan karena sampai bulan November
2016 belum terbit Juklak-juknis DAK.
SOLUSI
1. Terbatasnya waktu pelaksanaaan maka Silpa DAK akan dilaksanakan pada APBD
Tahun 2017.
2. Koordinasi dengan kementerian terkait berkaitan dengan Juklak-Juknis DAK.
PRESTASI
Kota Semarang dalam penyelenggaraan pendidikan selama kurun waktu satu tahu yaitu
tahun 2016 telah menorehkan prestasi baik tingkat provinsi maupun Internasional.
Perolehan prestasi terdiri 60 medali tingkat provinsi, 39 Medali Tingkat nasional dan 3
medali tingkat Internasional.
SASARAN 3 : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING TENAGA
KERJA
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga
Kerja dengan dua indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
104,65% dengan kategori predikat“sangat tinggi”.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Daya Saing
Tenaga Kerja disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,35 % 66,96 % 105,70 63,05 %
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,57 % 5,77 % 103,59 5,77 %
Rata-rata Capaian Sasaran 104,65
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
1. Jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2016 sebesar
66,96% dibandingkan tahun 2015 sebesar 63,05%. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) merupakan rasio perbandingan jumlah angkatan kerja dan jumlah
penduduk usia kerja.Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi
yang dapatmenciptakan kesempatan kerja.
2. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2016 sebesar 5,77%. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio perbandingan jumlah penganggur usia
angkatan kerja dengan jumlah angkatan kerja.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja.
Pada tahun 2016, hasil kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan
kompetensi dan keterampilan bagi pencari kerja melalui Pendidikan dan Pelatihan.
Adapun hasil kinerjanya sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Persentase tenaga kerja terampil 40,00 % 40,00 % 100,00 -
2 Persentase tenaga kerja kompeten 25,00 % 25,00 % 100,00 -
3 Pengadaan Sarpras Balai Latihan kerja 1 lokasi 1 lokasi 100,00 -
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2016
Pelaksanaan program ini didukung oleh pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Pelatihan ketrampilan bagi Pencari Kerja 400 orang 500 orang 125 528 orang
2 Fasilitasi pelatihan tenaga kerja 80 orang 60 orang 75 80 orang
3 Pelatihan berbasis pe-magangan 80 orang 60 orang 75 60 orang
4 Pelatihan peningkatan produktivitas tenaga
kerja
100 orang 80 orang 80 70 orang
5 Uji kompetensi instruktur LPK 40 orang 20 orang 50 20 orang
6 Peningkatan profesional-isme pengelola
LPK
40 orang 40 orang 100 40 orang
7 Peningkatan profesional-isme instruktur
LPK
20 orang 20 orang 100 0
Sumber data : Disnakertrans Kota Semarang Tahun 2016.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensiseluruh tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sehingga kualitas dan kompetensi tenagakerja
dari Kota Semarang mampu bersaing dan memadai sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
JUMLAH PELATIHAN YANG DILAKSANAKAN
NO PELATIHAN 2016 (ORG)
1. Pelatihan yg dilaksanakan BLK 500
2. Pelatihan yg dilaksanakan Disnakertrans 850
3. Pelatihan yg dilaksanakan LPK BinaanDisnakertrans 11.771
Sumber data : Disnakertrans Kota Semarang Tahun 2016.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan
penyerapan tenaga kerja. Dengan demikiankesempatan kerja dapat diartikan sebagai
permintaan atas tenaga kerja. Pada tahun 2016, hasil kinerja yang dicapai adalah
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
meningkatkan kesempatan kerja bagi pencari kerjamelalui penyebarluasan Informasi
Bursa Tenaga Kerja. Penyebarluasan Bursa Informasi Tenaga Kerja dilaksanakan untuk
memperoleh informasi pasar kerja yang berisi antara lain tentang pencatatan lowongan
kerja dan pencari kerja yang mendaftar. Penyebarluasan Bursa Informasi Tenaga Kerja
dilaksanakan melalui pelaksanaan bursa kerja (job fair), dimana Tahun 2016
dilaksanakan sebanyak 2 kali di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang.
Adapun hasil kinerjanya sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Persentase Pencari kerja yang di-
tempatkan (Jml pencaker ditem-patkan/
Jml pencaker mendaftar x 100%)
91,46 % 91,46 % 100,00 99,81 %
2 Jumlah tenaga kerja yang menda-pat
pelatihan berbasis kewira-usahaan.
320 orang 340 orang 106,25 100 %
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2016
Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan masyarakat, dengan
arahan pada optimalisasi jejaring pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi
sertapelatihan berbasis kewirausahaan, meningkatkan jaringan tenaga kerja, dengan
arahan padapeningkatan kesempatan kerja serta peningkatan pencari kerja yang
ditempatkan.
Pelaksanaan program ini didukung oleh pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Ketersediaan lowongan kerja 11.000 orang 17.631 orang 160,29 30.129 orang
2 Pencari kerjayang mendaftar 15.000 orang 9.359 orang 62,40 8.152 orang
3 Penempatan pencari kerja 11.000 orang 8.559 orang 77,81 8.136 orang
Penempatan Lokal (AKL) 10.748 orang 8.387 orang 78,04 7.943 orang
Penempatan Antar Daerah (AKAD) 12 orang 8 orang 66,67 0 orang
Penempatan Antar Negara (AKAN) 240 orang 164 orang 68,34 193 orang
4 Pelatihan tenaga kerja siap pakai/TKSP 175 orang 160 orang 91,43 250 orang
5 Pemberdayaan masyarakat berwirausaha secara mandiri (dana apbd ) :
Pelatihan WUB 80 orang
(8 kelp)
140 org
(14 kelp)
175 160 org
(16 kelp)
Pelatihan TKM 50 orang 40 orang 80 0
6 Penciptaan WUB &Pembina-an TKM (dana dbhcht) :
Pelatihan WUB 270 orang
(27 kelp)
200 org
(20 kelp)
74,07 80 org
(8 kelp)
Pelatihan TKM 50 orang 43 orang 86 100 orang
7 Pemberdayaan TKI/W purna penempatan 10 orang 10 orang 100 0
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan ketersediaan
lowongan kerja dari yang ditargetkan sejumlah 11.000 orang menjadi sejumlah 17.631
orang, berhasil mencapai target tahun 2016 sebesar 160,29%. Kegiatan ini dilaksanakan
melalui Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja.
Untuk Pencari kerja yang mendaftar adalah sejumlah 9.359 orang meningkat
sebesar 14,81 % dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 8.152 orang. Sedangkan
Penempatan pencari kerja adalah sejumlah 8.559 orang meningkat jika dibandingkan
tahun 2015 sebanyak 8.136 orang.
Demikian halnya dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk
berwirausaha melalui pelatihan Wira Usaha Baru (WUB, APBD murni) dari yang
ditargetkan sejumlah 80 orang menjadi sejumlah 140 orang, berhasil mencapai target
tahun 2016 sebesar 175 %.Pemberdayaan masyarakat berwirausaha secara mandiri
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
(APBD) melalui pelatihan tenaga kerja mandiri (TKM) adalah sejumlah 40 orang.
Penciptaan WUB dan pembinaan TKM melalui pengelolaan DBHCHTdengan pelatihan
wira usaha baru adalah sejumlah 200 orang, dan melalui pelatihan tenaga kerja mandiri
adalah sejumlah 43 orang.
c. Program Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Industrial Serta
Jaminan Sosial.
Program ini diarahkan pada pemberian layanan penyelesaian perselisihan dan
pembinaan hubungan industrial guna perwujudan kesejahteraan tenaga kerja dan
kelangsungan hubungan kerja di perusahaan.
Hasil kinerja pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Harmonisasi hubungan industrial
pekerja pengusaha (perusahaan)
150 persh 241 persh 160,67% -
2 Jumlah Penyelesaian
perselisihan hubungan industrial
PHI/PHK (kasus)
180 persh /
kasus
213 persh /
kasus
118,33% 175 kasus
3 Besaran penyelesaian
perselisihan hubungan industrial
dengan perjanjian bersama (PB)
75 kasus 98 kasus 130,67% 72 kasus
4 Penanganan mogok kerja/ unjuk
rasa
10 kasus 10 kasus 100 10 kasus
5 Pembinaan pembentukan/
pembaharuan PP/PKB
150 persh 208 persh 138,67 204 persh
Penyusunan Peraturan
Perusahaan (PP)
130 persh 185 persh 142,31 175 persh
Pembinaan pembuatan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
20 persh 23 persh 115 29 persh
6 Pembinaan pembentukan LKS
(Lembaga Kerja Sama) Bipartite
30 persh 33 persh 110 40 persh
7 Pembinaan PWKT (Perjanjian
Kinerja Waktu Tertentu)
-- 91 persh -- 133 persh
8 Sosialisasi pelaksanaan
peraturan ketenaga-kerjaan
200 persh 200 persh 100 125 persh
Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2016.
Tahun 2016 kinerja yang dicapai pada indikator penyelesaian PHI/ PHK dengan
Persetujuan Bersama (PB) adalah berhasil meningkatkan kualitas mediasi hubungan
industrial dengan PB sejumlah 98 kasus.
Demikian halnya dengan kinerja yang dicapai pada indikator pembinaan
pembentukan PP/PKB adalah berhasil meningkatkan pengaturan hubungan kerja antara
pekerja dan pengusahadari yang ditargetkan sejumlah 150 perusahaan menjadi 208
perusahaan, terinci dalam bentuk PP sejumlah 185 perusahaan dan PKB sejumlah 23
perusahaan.Serta kinerja yang dicapai tahun 2016 pada indikator pembentukan Lembaga
Kerja Sama (LKS) Bipartite meningkat sejumlah 33 perusahaan dari yang ditargetkan
sejumlah 30 perusahaan. Sedangkan untuk sosialisasi pelaksanaan peraturan
ketenagakerjaan dapat dilaksanakan terhadap 200 perusahaan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
DATA PENYELESAIAN KASUS PERSELISIHAN
URAIAN PENYELESAIAN KASUS
TAHUN 2015 TAHUN 2016
Jumlah kasus yang ditangani : 175 208
Penyelesaian :
1 Dalam bentuk PB 72 28
2 Tahap anjuran mediator 56 13
3 Secara bipartite usai mediasi 26 4
4 Diasumsikan selesai bipartite tidak melapor. 21 163
PERMASALAHAN
1. Belum optimalnya dalam penyiapan daya saing tenaga kerja/ pencari kerja dalam
pasar kerja era MEA maupun global.
2. Masihkurangnya pemahaman pelaku proses produksi dalam mengimplementasikan
peraturan ketenagakerjaan guna kelangsungan hubungan kerja.
SOLUSI
1. Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan tenaga kerja/ pencari kerja
berbasis kompetensi kebutuhan pasar kerja.
2. Upaya perluasan peluang/ kesempatan kerja bagi pencari kerja dengan
peningkatan penyebarluasan informasi pasar kerja.
3. Peningkatan kualitas pembinaan dan sosialisasi kepada pelaku proses produksi
tentang pemahaman pembentukan dan fungsi sarana hubungan industrial di
perusahaan, serta pelaksanaan ketentuan peraturan ketenagakerjaan.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 11.893.497.000 10.503.201.177 88,31
JUMLAH 11.893.497.000 10.503.201.177 88,31
PRESTASI
Dalam tahun 2016 prestasi penghargaan yang diperoleh perusahaan di wilayah Kota
Semarang berupa : “ penghargaan Zero Accident “, dimana dalam kurun waktu yang
telah ditentukan tidak terjadi kecelakaan kerja bagi pekerjanya.
SASARAN 4 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 99%
dengan kategori predikat“sangat tinggi”.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kesejahteraan
Masyarakat disajikan dalam tabel berikut ini:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 49
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Angka Kemiskinan 4,99 4,97 100,40 5,04
Rata-rata Capaian Sasaran 100,40 Sangat Tinggi
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Angka Kesmiskinan Kota Semarang menurut BPS pada tahun 2016 sebesar 4,97 (angka
sangat sementara).
Pemerintah Kota Semarang telah membangun web site mengenai Sistem Informasi
Manajemen Warga Misikin (SIMGAKIN) yaitu http://simgakin.semarangkota.go.id.
Pendataan Warga Miskin dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali. Pendataan terakhir
dilakukan pada tahun 2015, dengan dikeluarkannya Keputusan Walikota Semarang
Nomor 050/680 Tahun 2015 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun
2015 dimana Hasil Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun
2015 diperoleh data warga miskin Kota Semarang sebesar 114.939 KK / 367.848 jiwa
dengan rincian :
a. Penduduk Hampir Miskin sejumlah 97.564 KK / 313.258 Jiwa
b. Penduduk Miskin sejumlah 17.336 KK / 54.485 Jiwa
c. Penduduk Sangat Miskin sejumlah 39 KK / 105 Jiwa
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
No INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
%
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Cakupan PMKS yang ditangani 6,00% 4,86% 81,00 -
2. Jumlah keluarga miskin yg memperoleh
bantuan sosial
7.100 orang 7.100 orang 100 -
Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Indikator cakupan PMKS yang ditangani sangat tinggi yang melibatkan beberapa
SKPD antara lain untuk Raskin oleh Bagian Perekonomian dan Data Warga miskin oleh
Bappeda. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain pelatihan keterampilan, pemberian
dana bantuan lewat PKH, bantuan untuk KUBE.
b. Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
No INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 % REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan
prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial
bagi PMKS
300 orang 300 orang 100
2. PMKS yang memperoleh bantuan sosial 44,00 % 44,00 % 100
Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Adapun Kegiatan yang mendukung adalah Peningkatan kualitas pelayanan, sarana
dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS. Dikarenakan mekanisme
Hibah dan Bansos yang mengalami penyempurnaan aturan, maka realisasi PMKS yang
memperoleh bantuan sosial tidak tercapai 100%. Kegiatan yang mendukung adalah
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial
bagi PMKS.
c. Program Pembinaan Anak Terlantar
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. cakupan anak terlantar yang ditampung
dalam panti
430 orang 430 orang 100 360 orang
Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Untuk pelaksanaan Program Pembinaan Anak Terlantar dilaksanakan dengan
memperoleh hasil 100% dengan cakupan 430 orang mengalami kenaikan dari tahun
2015 sebesar 360 orang. Kegiatan yang mendukung antara lain pelatihan keterampilan
dan peringatan Hari Anak Nasional.
d. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Dan Trauma
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang
cacat dan ekstrauma
1.060 orang 1.060 orang 100 250 orang
2 cakupan disabilitas yang mendapat bantuan 16,00
(1.060 orang)
16,00
(1.060 orang)
100
Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Adapun Capaian Indikator atas pelaksanaan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
bagi penyandang cacat dan ekstrauma memperoleh hasil sebesar 100% dan untuk
cakupan bantuan yang telah diterima bagi penderita disabilitas sebanyak 16 % .
Sedangkan Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan ekstrauma sebanyak
1.060 orang atau 100% dari yang ditargetkan. Kegiatan yang mendukung adalah
Pelatihan Keterampilan Batik, Pelatihan Kewirausahaan dan Peringatan Hari Disabilitas
Internasional tingkat Kota Semarang.
e. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 prosentase panti sosial yang memperoleh
bantuan
35,00 100 285,71
2 Pendidikan dan Pelatihan bagi penghuni
panti Asuhan / Jompo
76 orang 76 orang 100 76 orang
Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Panti Rehabilitasi Sosial milik Pemerintah Kota Semarang adalah Panti
Rehabilitasi Sosial Among Jiwo. Panti Sosial pada tahun 2016 memperoleh bantuan
sosial berupa pelatihan ketrampilan untuk meningkatkan kemandirian dan menambah
potensi tambahan penghasilan.
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 prosentase panti sosial non pemerintah
yang memperoleh bantuan
35,00% 35,00% 100
Sumber : Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam mendukung Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial antara lain :
1) Operasional panti khusus among jiwo
2) Penyantunan bagi lanjut usia potensial luar panti
3) Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
4) Pembinaan dan pengembangan kesetiakawanan sosial serta pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan
5) Peningkatan petugas pelaksana pengelolaan jaminan kesejahteraan sosial
6) Pemberdayaan dan pengembangan Karang taruna
7) Fasilitasi terhadap Organisasi Sosial
8) Pemberdayaan dan pengembangan Pekerja Sosial Masyarakat
g. Program Pembinaan Keagamaan, Kesehatan dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
NO INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah kegiatan keagamaan dan pendidik
keagamaan
60
kali
60
kali
100 -
2. Jumlah kegiatan sosial kemasyarakatan 10
kali
10
kali
100 -
3. Jumlah SDM pembinaan mental dan sosial
keagamaan
1.730
orang
1.730
orang
100 -
Kebijakan Program ini adalah pengembangan manusia yang berdaya saing,
peningkatan interaksi sosial, budaya dan kemasyarakatan serta mewujudkan kehidupan
harmoni intern dan antar umat beragama. Program ini dilaksanakan melalui peningkatan
koordinasi dan fasilitasi kegiatan keagamaan, kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga 9.223.603.000 5.643.317.159 61,18
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 5.315.887.000 4.858.371.012 91,39
Bagian Kesejahteraan Rakyat 8.050.855.000 7.553.889.400 93,83
JUMLAH 22.590.345.000 18.055.577.571 79,93
PERMASALAHAN
1. Penguatan kapasitas PSKS belum simultan dengan kegiatan penanganan PMKS.
Pembinaan Tagana, Karang taruna, TKSK yang ditangani Bidang PSKS belum
dapat mengimplementasikan kegiatan dan ketrampilan serta pengetahuannya untuk
mendukung layanan kesejahteraan sosial PMKS.
2. Masih kurangnya penanganan database yang tertib dan akuntabel, baik database di
bidang PMKS/Sosial
3. Panti Rehabilitasi Sosial terpadu di Kota Semarang belum ada
SOLUSI
1. Pelaksanaan peningkatan kualitas kelembagaan PSKS dilakukan antara lain
dengan pelatihan motivasi PSKS sebagai relawan masyarakat agar dapat membina
PMKS yang sudah ditangani. Sehingga penanganan PMKS menjadi lebih
berkesinambungan.
2. Pembangunan aplikasi dan Website khusus terkait PMKS dan database
pendukungnya secara terencana dan yang tertib dan akuntabel.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
3. Tindak lanjut permasalahan belum adanya panti rehabsos adalah dengan
mengoptimalkan fungsi dan keberadaan Panti Rehabilitasi Among jiwo. Sehingga
penanganan PGOT tetap dapat dilaksanakan.
PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Launching Elektronik Warung Gotong Royong (E- Warong) yaitu :
1. Launching 1 (satu) E-Warong Kube di Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen oleh
Menteri Sosial Republik Indonesia Ibu Khofifah Indar Parawansa pada tanggal 20
Agustus 2016 .
2. Launching 15 (lima belas) E-Warong KUBE PKH di Kelurahan Padangsari
Kecamatan Banyumanik oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan Republik Indonesia Ibu Puan Maharani pada tanggal 28 Oktober
2016.
SASARAN 5 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN YANG BERPRESPEKTIF
GENDER DAN KAPASITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Pembangunan Yang
Berprespektif Gender dan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat dengan indikator kinerja
mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 99,95% dengan kategori
predikat“sangat tinggi”.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,65 poin 95,62 poin 99,97 95,62 poin
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,58 poin 76,53poin 99,93 76,53 poin
Rata-rata Capaian Sasaran 99,95
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2016 sebesar 95,62 poin. IPG
merupakan suatu indikator yang menjelaskan bagaimana penduduk suatu wilayah
mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu pembangunan sebagai
bagian dari haknya dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya dengan membedakan capaian antara laki-laki dan perempuan
2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) pada tahun 2016 sebesar 76,53 poin. Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks komposit yang tersusun dari
beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan perempuan dalam
proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan ekonomi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 53
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Partisipasi perempuan di lembaga
pemerintahan
6,20% 6,70% 108,60 6,50%
Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan Partisipasi
perempuan di lembaga pemerintahan dari yang ditargetkan 6,20% menjadi 6,70%.
Program ini didukung oleh kegiatan Perumusan Kebijakan Peningkatan Peran dan Posisi
Perempuan di Bidang Politik dan Jabatan Publik.
b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah organisasi perempuan dalam
pembangunan
4 organisasi 4 organisasi 100 4 organisasi
2. Jumlah kelurahan ramah anak 2 Kelurahan 3 Kelurahan 150 2 Kelurahan
Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil memberdayakan organisasi
perempuan sebanyak 4 organisasi atau berhasil mencapai target 100%. Pemberdayaan
organisasi tersebut meliputi PKK, GOW, Dharma Wanita dan GOP TKI dan fasilitasi
kegiatan organisasi-organisasi perempuan seperti PKK, GOW, Dharma Wanita dan GOP
TKI, adapun kegiatan - kegiatan yang di fasilitasi Pemerintah Kota Semarang yaitu :
1) PKK dengan kegiatan pembinaan administrasi di tingkat Kecamatan maupun
Kelurahan ; Terlaksananya Lomba - Lomba Dalam Rangka HKG PKK;
Penghargaan Kader Berprestasi; Terlaksananya Talk Show Pola Asuh Anak;
Berikut tabel tentang hasil dari fasilitasi kegiatan organisasi perempuan khususnya PKK:
DATA UMUM PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)
TAHUN 2015-2016
NO DATA UMUM PKK TAHUN 2015 TAHUN 2016
1 Tim Penggerak PKK Kelurahan 177 177
2 Kelompok PKK RW 1.449 1449
3 Kelompok PKK RT 9.759 9759
4 DasaWisma 21.176 21.172
5 Jumlahkader PKK :
a. Anggota tim penggerak PKK 3.800 3.779
b. Umum 129.654 131.138
DATA KEGIATAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA
TIM PENGGERAK PKK TAHUN 2015-2016
NO JENIS DATA KEGIATAN TAHUN 2015 TAHUN 2016
1. Jumlah Kader :
Kader PPBN 1.915 1915
Kader Kadarkum 2.815 2815
Kader Pola Asuh 2.238 2238
2. Jumlah Kelompok Simulasi :
Kelompok Simulasi PPBN 361 355
Kelompok Simulasi Kadarkum 489 486
Kelompok Simulasi Pola Asuh 480 470
3. Jumlah Pelaksanaan Penyuluhan :
Pelaksanaan Penyuluhan PPBN 709 704
Pelaksanaan Penyuluhan Kadarkum 893 886
Pelaksanaan Penyuluhan Pola Asuh 801 795
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
DATA KEGIATAN GOTONG ROYONG TIM PENGGERAK PKK TAHUN 2016
NO JENIS KELOMPOK KEGIATAN TAHUN 2016
1 Kerja Bakti 26.218
2 Rukun Kematian 8.064
3 Keagamaan/Rohani 5.381
4 Jimpitan 11.852
5 Arisan 12.568
DATA KEGIATAN EKONOMI DAN INDUSTRI PKK TAHUN TAHUN 2016
NO JENIS KADER DAN
KEGIATAN TAHUN 2016
1 Jumlah Kader :
Pangan 5.732
Sandang 3.020
Perumahan 2.746
2 Pemanfaatan Pekarangan :
Peternakan 26.924
Perikanan 5.274
Warung Hidup 33.705
TOGA 49.273
Tanaman Keras 71.976
3 Jumlah Industri Rumah Tangga :
Pangan 18.413
Sandang/Konveksi 564
Jasa 17.208
Lainnya 3.972
DATA KEGIATAN BIDANG KESEHATAN PEREMPUAN DAN ANAK
TIM PENGGERAK PKK TAHUN TAHUN 2015-2016
NO JENIS KADER DAN KEGIATAN TAHUN2016
1 Jumlah Kader :
Posyandu 14.744
Gizi 7.088
Kesehatan Lingkungan 4.650
2 Jumlah POSYANDU
Pratama 42
Madya 335
Purnama 595
Mandiri 621
2) Dharma Wanita Persatuan (DWP) dengan hasil kegiatan adalah Terlaksananya
Musyawarah Kota DWP; Pelatihan Ketrampilan (sulam payet); Seminar
Kesehatan; Partisipasi dalam kegiatan TMMD I dan II; Pengajian Jum’at Legi;
Terlaksananya Pelatihan ketrampilan Membuat Nugget
3) Terlaksananya kegiatan donor darah dengan 3 periode pelaksanaan Gabungan
Organisasi Wanita (GOW) dengan kegiatan antara lain HUT GOW ke 53; Lomba
UP tergiat; Pelatihan IT , melukis diatas kain; Seminar, Leadership, membuat
nugget; Partisipasi di TMMD; Terlaksananya Pasar Murah Idul Fitri.
4) GOP TKI dengan melaksanakan kegiatan HUT GOP TKI; Pelatihan Implementasi
Pendidikan Karakter PAUD bagi Guru TK; Pelatihan pendidikan yang tepat bagi
anak usia dini dan Partisipasi TMMD
c. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Terfasilitasinya kegiatan yang mengarah
kesetaraan gender
100 % 100 % 100 100 %
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 55
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
2. Cakupan program pengarusutamaan gender 64 % 100 % 156 64%
Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil memfasilitasi kegiatan yang
mengarah ke kesetaraan gender dari yang ditargetkan 100% menjadi 100%. Program ini
dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Seminar Pengarustamaan Gender pada tanggal 22 April 2016 dengan peserta 90
peserta, terdiri dari ketua TP PKK Kelurahan dengan narasumber Suwignyo
Rahman, MM Direktur IRC Krisis dan Ani Purwanti,SH dari Lembaga
Pengabdian Masyarakat UNDIP Semarang bertempat di Gedung Juang 45
Semarang dengan Tema Perempuan danapam mengupayakan Kesetaraan Gender.
2) Bintek PPRG di Gedung PKK Kota Semarang tanggal 29-30 Nopember 2016 di
Hotel Banaran Resort dengan narasumber dari BP3AKB Provinsi Jawa Tengah,
adapun peserta dari kegiatan dimaksud adakah seluruh Kasub bag perencanaan
SKPD Kota Semarang.
3) Penyusunan Buku Profil Gender Kota Semarang Tahun 2016, buku tersebut
bertujuan sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap upaya mendorong
kesetaraan gender di Kota Semarang dan diharapkan dapat bermanfaat tentang
pencarian solusi dan penerapan rekomendasi yang tepat bagi perbaikan dan
kebijakan kesetaraan gender di kota Semarang.
d. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Terfasilitasinya kegiatan yang mengarah ke
kesetaraan gender
100% 100 % 100 100 %
2. Jumlah petugas perlindungan di kecamatan 16 orang 16 orang 100 -
3. Penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindak kekerasan
100 % 100 % 100 100 %
Sumber Data : Bapermasper dan KB Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan
terfasilitasinya kegiatan yang mengarah ke kesetaraan gender menjadi 100% atau
berhasil mencapai target.
1) Terfasilitasinya penanganan kasus Kekerasan
Pemerintah Kota Semarang melalui Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI
Kota Semarang dan 16 (enam belas) Pusat Pelayanan Terpadu (PPT ) tingkat
Kecamatan melakukan advokasi baik litigasimaupun non litigasi terhadap kasus
KDRT, Kekerasan dalam pacaran (KDP). Kekerasan terhadap Anak, Pelecehan
Seksual, perkosaan dan masalah Anak yang berhadapan dengan hukum .
RINCIAN KASUS YANG DITANGANI BAPERMASPER DAN KB
KOTA SEMARANG DAN PPT SERUNI TAHUN 2016
NO KASUS
2015 2016
JUMLAH
KASUS
TERTANGA
NI
JUMLA
H
KASUS
TERTANGA
NI
1. Kekerasan Dalam Rumah Tangga 129 129 121 121
2 Kekerasan Dalam Pacaran 5 5 10 10
3 Kekerasan Terhada Anak 29 29 25 25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 56
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
NO KASUS
2015 2016
JUMLAH
KASUS
TERTANGA
NI
JUMLA
H
KASUS
TERTANGA
NI
4 Perkosaan/kekerasan sexual 29 29 28 28
5 Anak berhadapan dengan hukum 3 3 1 1
JUMLAH 195 195 185 185
2) Terlaksananya Sosialisasi Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB), sosialisasi
tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 Pebruari 2016 di Gedung Komisi A dan D
Gedung Moch, Ichsan , dengan jumlah peserta 60 orang terdiri drai Camat dan
organisasi masyarakat .
3) Terlaksananya Gerakan Peningkatan Produktifitas Ekonomi Perempuan sebagai
pengganti program pengganti P2MBG , dilaksanakan selama 2 tahap sesuai
dengan pelaksanaan TMMD , yaitu tahap I tanggal 20 Mei 2016 di Kelurahan
Kedung Pane, peserta 50 orang dengan materi pengelolaan limbah berbahan perca,
tahap Iitanggal 13 Oktober 2016 di Rusunawa Genuk dengan peserta 50 orang
dengan materi pengelolaan bandeng duri lunak.
4) Terlaksananya rakor pemenuhan data pilah gender / SIGA , yaitu Sistem Informasi
Gender dan Anak, bertujuan untuk mengetahui ketersediaan data pilah gender dan
anak sehingga kesetaraaan gender di Pemerintah Kota Semarang dapat terukur,
dilaksanakan tanggal 25 bJuli 2016 bertempat di gedung Arsip Kota Semarang.
5) Terlaksananya kegiatan Rakor Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 7
Desember 2016 bertempat di R. Lokakrida Gd. M Ichsan dengan peserta 250
orang dari organisasi wanita se-Kota Semarang .
6) Peringatan Hari Ibu di Kota Semarang
7) Dalam rangka pengembangan Semarang Kota Layak Anak (KLA),Pemerintah
Kota Semarang telah melaksanakan beberapa upaya / kegiatan, yaitu :
- Terlaksananya penyusunan buku profil anak Kota Semarang tahun 2016,
buku dimaksud berisi tentang Kebijakan , Program dan Kegiatan yang
terintegrasi dan terukur dalam mewujudkan Kota Layak Anak dan buku
profil ini merupakan salah satu indikator Kota LayakAnak.
- Terfasilitasinya Kecamatan ramah anak ,yaitu di duakelurahan di dua
kecamatan yang berbedaya itu kelurahan Ngaliyan dan kelurahanTugu.
- Terfasilitasinya Forum Anak Tingkat Kota danKecamatan , dengan tujuan
untuk memberikan ruang dan peluang bagi anak-anak dalam menyampaikan
aspirasi kebutuhan dan keinginan dalam pembangunan yang berhubungan
anak di lingkungannya melalui Musyawarah Rencana Pembangunan
(Musrenbang )
- Pelaksanaan Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2016, yaitu pada tanggal
29 Juli 2016 bertempat di Balaikota dengan berbagai kegiatan diantaranya
yaitu Lomba senam, lomba pantomim, menyanyi, menari, tembang dolanan.
8) RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental)
Rumah Duta Revolusi Mental ( RDRM ) yang dibangunoleh Pemerintah Kota
Semarang merupakan terobosan inovasi untuk menindaklanjuti arahan Menteri
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak Republik Indonesia yang
disampaikan dalam acara Rakor Forum Pimpinan/ Wakil Pimpinan Daerah
Perempuan se-Indonesia di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta padatanggal 8
September 2016. Sampai dengan bulan Desember 2016 ini, Pemerintah Kota
Semarang telah membangun sarana dan prasarana guna mendukung berhasilnya
program RDRM ini dengan :
a) Pembangunan gedung RDRM, di Jl. Simongan raya Nomor 49 Semarang (ex
Kantor Kelurahan Panjangan )
b) Bintek Kompetensi Psikologi, dilaksanakan tanggal 06 Desember 2016, di
Hotel Siliwangi dengan peserta Full Timer dan SKPD terkait ,
c) Bintek Penyusunan SOP Penanganan Kasus dan SOP Pendampingan
Korban dilaksanakan pada tanggal 06 - 09 Desember 2016 di hotel
Siliwangi Semarang
d) Sosialisasi Program RDRM pada stakeholder terkait, pada tanggal
15 Desember 2016 di Gd. Balaikota Semarang
e) Bintek Kompetensi Mediasi dan Advokasi Perempuan dan Anak dengan
peserta Full Timer dan Guru BK SMP dan SMA se-Kota Semarang,
dilaksanakan tanggal 17 - 20 Desember di Hotel Siliwangi Semarang.
f) Launching RDRM , bertempat di gedung RDRM, Jl. Simongan Raya No. 49
Semarang, dihadiri oleh unsur pimpinan di Kota Semarang.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB 7.038.702.000 6.560.646.135 93,21
JUMLAH 7.038.702.000 6.560.646.135 93,21
PERMASALAHAN
Belum semua pemangku kepentingan/pengelola pembangunan yang memahami
Pengarustamaan Gender sebagi sebuah strategi pembangunan.
SOLUSI
Melaksanakan sosialisasi tentang anggaran resposif gender ke seluruh pemangku
kepentingan/pengelola pembangunan dan Meningkatkan kualitas SDM dalam
perencanaan anggaran responsif gender
TUJUAN 2 : MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT
SASARAN 6 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Pembangunan Yang
Berprespektif Gender dan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat dengan indikator kinerja
mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 100% dengan kategori
predikat“sangat tinggi”.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 58
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Jumlah seni budaya dan tradisi yang
dilestarikan
11 unit 11 unit 100 10 unit
Rata-rata Capaian Sasaran 100
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Hasil kinerja sasaran ini dapat dilihat dari jumlah seni budaya dan tradisi yang
dilestarikan sebanyak 11 unit.
Adapun seni budaya dan tradisi yang dilestarikan adalah :
1. Wayang Kulit
2. Sesaji Rewanda
3. Dugderan
4. Gambang Semarang
5. Keroncong
6. Ketoprak
7. Atraksi Budaya
8. Wayang Orang
9. Pengantin Semarangan
10. Permainan Tradisional
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pengembangan Nilai Budaya
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Jumlah seni budaya dan tradisi yang
dilestarikan
11 unit 11 unit 100 10 unit
2 Persentase Pelestarian Budaya Lokal 64 % 64 % 100 60%
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
Hasil kinerja penyelenggaraan program ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan
kegiatan kebudayaan yang dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dan pelestarian
terhadap tradisi budaya dengan capaian pelestarian budaya lokal mencapai 64%.
Kegiatan pengembangan nilai kebudayaan yang dilaksanakan seperti kegiatan
Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah, Penyelenggaraan Upacara Tradisional
Dugderan, dan Penyelenggaraan Simfoni Kota Lama.
b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan
12 Kawasan 12 Kawasan 100 12 kawasan
2. Jumlah Situs Budaya yang dilestarikan 1 Lokasi 3 Lokasi 300 1 lokasi
3. Jumlah Bangunan Cagar Budaya yang
dilestarikan
315 Bangunan 315 Bangunan 100 315 Bangunan
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
Pada tahun 2016 untuk Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak 12
Kawasan dimana sebelumnya kawasan yang dilestarikan 12 Kawasan (tidak ada
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 59
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
penambahan), sedangkan untuk Situs Budaya yang dilestarikan mengalami penambahan
lokasi sebanyak 2 lokasi disbanding tahun 2015 yaitu :
Untuk Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan yaitu : Kota Lama; Pecinan; Jalan
Petudungan; Kampong Kulitan; Tugu Muda; Taman Diponegoro; Perumahan PJKA
(Gergadji Wooning Park); Kampong Melayu; Kampong Kauman; Kampong Mlaten;
Perumahan Sompok dan Kampong Karang Barat
Kegiatan yang mendukung keberhasilan pelaksanaan Pengelolaan Kekayaan
Budaya adalah Fasilitasi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya;
Sosialisasi Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah; Pengelolaan dan
Pengembangan Pelestarian Peninggalan Sejarah Purbakala, Museum dan Peninggalan
Bawah Air; Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata serta Pengembangan Nilai dan
Geografi Sejarah.
c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya
222 Kegiatan 228 Kegiatan 102,70 233 Kegiatan
2. Jumlah Sarana Penyeleggaraan Seni dan
Budaya
174 Kegiatan 220 Kegiatan 126,44 174 Kegiatan
3. Jumlah Kelompok yang dibina 428 Group 481 Group 112,38 428 Group
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
Untuk Capaian Kinerja pada Program Pengelolaan Keragaman Budaya difokuskan
melalui Indikator Kinerja penyelenggaraan Festival Kesenian Budaya dan Pembinaan
Kelompok Seni Budaya serta sarana pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan seni dan
budaya, dimana dari hasil capaian kinerja mengalami peningkatan di tahun 2016.
Capaian kinerja berdasarkan target tersebut dapat dikatakan baik, karena telah melebihi
target.
JENIS KEGIATAN TAHUN 2015 TAHUN 2016
JENIS PAGELARAN/ FESTIVAL/ PENTAS SENI DAN BUDAYA
1. Pentas Wayang kulit 28 12
2. Pentas Wayang orang 4 5
3. Pentas Kethoprak 3 4
4. Pameran Tosan Aji 0 0
5. Festival Silat Pantai 0 0
6. Pentas Jathilan 0 0
7. Pagelaran Musik Tradisi 22 22
8. Pentas Tari 30 28
9. Pameran Seni Lukis 1 1
10. Pentas Band/Vokal Grup 1 1
11. Lomba mewarnai 1 1
JUMLAH KEGIATAN UNTUK MENGEMBANGKAN KESENIAN DAN
KEBUDAYAAN
1. Sarasehan dan Temu Pelaku Budaya 2 2
2. Dialog Kebudayaan 1 1
3. Pameran 4 4
4. Promosi Kesenian/ Kebudayaan 1 1
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
d. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Pentas Seni dalam rangka Promosi
Seni Budaya
4 Kegiatan 4 Kegiatan 100 4 Kegiatan
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2016 telah memberikan dukungan terhadap
pengembangan dan pelestarian kesenian dan budaya daerah dengan memfasilitasi
penyelenggarakan pagelaran/ festival /pentas seni dan budaya. Adapun Indikator kinerja
pada program ini adalah jumlah pentas seni dalam rangka promosi seni budaya sebanyak
4 kegiatan yaitu :
1) Promosi Pentas Seni di TMII Jakarta; Pentas Seni dan Pameran Seni Budaya di
Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah, 21 Mei 2016)
2) Pelaksanaan Pameran di Yogyakarta; Pameran Seni Budaya pada enent EATOF
(East Asia Inter Regional Tourism (Exhibition And Forum) Expo 2016 di Jogja
Expo Center Yogyakarata, Tanggal 20 – 23 Oktober 2016)
3) Pelaksanaan Pameran di Semarang; Pameran Seni Budaya di event Semarang TC
(Tourism Craft and Invesment) Expo 2016 di Java Supermal, Tanggal 3 – 6
November 2016)
4) Pelaksanaan Pameran di Jakarta. Pameran dan pentas seni pada event Gebyar
Wisata Budaya Nusantara 2016 di Jakarta Convention Center, Tanggal 26 – 29
Mei 2016.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 10.840.266.000 10.574.326.045 97,55%
JUMLAH 10.840.266.000 10.574.326.045 97,55%
PERMASALAHAN
1. Kurangnya minat dan kepedulian generasi muda terhadap seni budaya tradisional
sehingga sulit untuk menelurkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi
dan regenerasi anggota komunitas seni terkait dengan kurangnya minat dan
kepedulian generasi muda terhadap seni budaya.
2. Perlunya sinergi antara komunitas seni dengan media TV atau radio untuk
mempromosikan komunitas seni.
3. Regenerasi anggota komunitas seni terkait dengan kurangnya minat dan
kepedulian generasi muda terhadap seni budaya.
SOLUSI
1. Peningkatan penyelenggaraan gelar seni dengan melibatkan generasi muda.
2. Ketersediaan sajian seni untuk duta seni dalam rangka pengenalan seni tradisi ke
luar daerah/ luar negeri.
3. Ketersediaan kegiatan pagelaran seni dalam rangka pengenalan seni dengan
menggandeng generasi muda supaya termotivasi untuk bergabung menjadi
anggota komunitas seni.
PRESTASI
1. Juara II Lomba Keroncong Tingkat Jawa Tengah.
2. Juara I Penampil Terbaik Parade Seni Budaya Jawa Tengah 2016.
3. Juara Harapan II Jogya Fashion Week 2016 Kategori Lomba Carnaval Agustus
2016.
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 61
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
MISI 2 :
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK
MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK.
TAGLINE : SEMARANG MELAYANI
TUJUAN 3 :
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN
MELAYANI
SASARAN 7 :
TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI,
KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN)
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan indikator kinerja mendapatkan angka
capaian kinerja sasaran sebesar 100,00% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Opini BPK WDP WDP 100,00 WDP
Rata-rata Capaian 100,00
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Hasil Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015, Pemerintah Kota
Semarang belum mampu mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk
LKPD tahun 2015, Pemerintah Kota Semarang mendapat opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP).
Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun 2016
belum diketahui, karena baru dalam proses pemeriksaan oleh BPK RI.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pengelolaan Aset Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Terwujudnya pengelolaan aset daerah yang
optimal, tertib, dan akuntabel sesuai
peraturan perundang-undangan
100 % 100 % 100 100 %
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil peningkatan kualitas
pengelolaan aset daerah melalui penelusuran aset daerah, pensertifikatan dan
pengadministrasian aset daerah, pengamanan aset daerah, penghapusan aset daerah, serta
peningkatan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah semakin meningkat dan
berjalan dengan lancar dan baik dari target yang ditetapkan 100 % dengan realiasasi
rata-rata mencapai 100 %.
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 62
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/ Kota
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
100 % 100 % 100 100%
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil dalam peningkatan kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah melalui asistensi penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah kepada SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Semarang dari target
yang ditetapkan 100 % dengan realiasasi rata-rata mencapai 100 % semakin meningkat
dan berjalan dengan lancar dan baik.
c. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Peningkatan pengelolaan keuangan daerah 100% 100% 100 100%
2 Ketersediaan pranata standarisasi harga
dalam pelaksanaan APBD
1 Dok 1 Dok 100 1 Dok
3 Jumlah dokumen pengelolaan barang milik
daerah (BMD)
8 Dok 8 Dok 100 8 Dok
4 Tingkat kemandirian keuangan daerah
(Rasio PAD dibandingkan pendapatan
daerah)
35,48% 36,39% 102,56 36,72%
Sumber Data : DPKAD Kota Semarang dan Bagian Perlengkapan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil peningkatan dan
pengembangan pengelolaan keuangan daerah dari target yang ditetapkan 100 % dengan
realisasi rata-rata mencapai 100 %. Program kegiatan ini mendukung dalam pencapaian
kenaikan PAD yang secara signifikan mampu memberikan konstribusi bagi pendapatan
daerah adalah optimalisasi pendapatan daerah dari sektor pajak daerah dengan tercapai
target yang ditetapkan, program dan kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan berhasil dengan baik.
Ketersediaan pranata standarisasi harga dalam pelaksanaan APBD dibantu dengan
penyusunan Standar Satuan Harga (SSH) Kota Semarang dan Pengelolaan Barang Milik
Daerah (BMD) di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Semarang.
Salah sumber Pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun
2016 (PAD) Kota Semarang adalah sebesar Rp. 1.491.645.900.065, dengan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sebesar itu, maka tingkat kemandirian daerah Pemerintah Kota
Semarang Tahun 2016 sebesar 36,39 persen.
d. Program Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tersusunnya Pranata, koordinasi dan
evaluasi pelaksanaan pembangunan di Kota
Semarang secara baik dan tepat waktu
100,00%
100,00%
100 100%
2. Terselenggaranya koordinasi dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan pembangunan secara
periodik
100,00%
100,00%
100 100%
3. Fasilitasi Penyelenggaraan dan Pengelolaan
pembangunan sarana dan prasaran umum
100,00% 100,00% 100 100%
4. Optimalisasi Unit Layanan Pengadaan
Barang dan Jasa (ULP) serta terlaksananya
pengadaan melalui LPSE
100,00% 100,00% 100 100%
Sebagai sarana pendukung dalam peningkatan kualitas pengadaan barang/jasa dan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, persaingan sehat dan
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 63
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
akuntabilitas, pada tahun 2016 telah disusun buku pedoman pengadaan barang dan jasa
pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang yang didistribusikan kepada
semua SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang dan Buku Analisa Harga
Satuan Bahan dan Upah untuk kegiatan pembangunan (Konstruksi) dan Buku Pedoman
Pelaksanaan APBD.
Pada tahun 2016, pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kota Semarang
jumlah SKPD yang melakukan pelelangan melalui ULP pada tahun 2016 sebanyak 29
SKPD dengan jumlah paket yang dilelangkan sebanyak 479 paket dan yang gagal lelang
serta kembali ke SKPD sebanyak 28 paket. Sedangkan pada tahun 2015 Jumlah SKPD
yang melakukan pelelangan melalui Unit Layanan pengadaan (ULP) sebanyak 31 SKPD
dengan jumlah yang dilelangkan sebanyak 396 paket, dengan perincian bahwa 355
paket selesai lelang, dan sisanya yang sebanyak 13 paket mengalami gagal lelang serta
sebanyak 28 paket kembali ke SKPD.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 125.737.333.589 106.038.937.165 84,33
JUMLAH 125.737.333.589 106.038.937.165 84,33
PERMASALAHAN
1. Penyajian pelaporan keuangan daerah dari unit kerja yang kurang tepat waktu.
2. Masih banyaknya permintaan pembayaran mayoritas bertumpu di akhir tahun.
3. Dalam penelusuran aset daerah saksi-saksi atas keberadaaan aset/alas hak sulit
ditemui dan bukti administrasi atas alas hak aset sulit ditemukan.
SOLUSI
1. Diadakannya bimbingan teknis dan kaderisasi dibidang akuntansi dan pengelolaan
keuangan daerah.
2. Diadakan sosialisasi agar dalam permintaan pembayaran tidak bertumpu di akhir
tahun dan dokumen persyaratan harus lengkap dan benar.
3. Intensif melakukan penelusuran dan pendekatan kepada tokoh masyarakat.
SASARAN 8 :
MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
kinerja dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
100,00% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
(Evaluasi atas SAKIP)
CC CC 100,00 CC
Rata-rata Capaian 100,00
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan Sakip)
dari yang ditargetkan CC menjadi CC, atau berhasil mencapai target sejumlah 100%.
NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI
2015 2016
a Perencanaan Kinerja 30 19,02 18,42
b Pengukuran Kinerja 25 9,17 10,11
c Pelaporan Kinerja 15 8,79 9,35
d Evaluasi Internal 10 5,55 5,66
e Capaian Kinerja 20 9,90 12,40
Nilai Hasil Evaluasi 100 52,43 55,94
Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC CC
Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang Semarang
memperoleh nilai 55,94 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 sebesar 52,43.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1. Kesesuaian Program di RPJMD dengan
Program di RKPD tahunan
90 % 99,63 % 110,70 89,69 %
2. Kesesuaian Program di RKPD tahunan
dengan Program di APBD tahunan
100 % 100 % 100 100 %
3. Kesesuaian kegiatan di RKPD tahunan
dengan kegiatan di APBD tahunan
99,12 % 99,87 % 100,76 99,81 %
4. Ketepatan waktu penetapan dokumen
perencanaan sesuai ketentuan
100 % 66,67 % 66,67 -
5. Ketepatan pelaksanaan tahapan
penyusunan perencanaan pembangunan
100 % 100 % 100 -
Sumber Data : BAPPEDA Tahun 2016
Program ini diarahkan pada peningkatan kesesuaian program dan kegiatan antar
dokumen perencanaan serta antara dokumen perencanaan dengan dokumen pelaksanaan.
Pada tahun 2016, kesesuaian Program pada RPJMD dengan Program di RKPD
Tahunan mencapai 99,63 % dari yang ditargetkan sebesar 90 %, dimana program RKPD
yang sesuai program RPJMD tahun berkenaan adalah 268 program dari total 269
program yang terdapat pada RPJMD tahun berkenaan. Capaian ini meningkat jika
dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya sebesar 89,69 %. Sedangkan kesesuaian
Program pada RKPD Tahunan dibanding dengan Program di APBD Tahunan mencapai
100 %.
Kesesuaian Kegiatan di RKPD Tahunan dengan Kegiatan di APBD Tahunan
mencapai 99,87 % dari target sebesar 99,12 %. Capaian ini meningkat jika dibandingkan
capaian pada tahun sebelumnya sebesar 99,81 %.
b. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1. Predikat Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Evaluasi atas
penerapan Sakip)
CC CC 100% CC
2. Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
10 besar
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
terbaik
10 besar
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
terbaik
100% 10 besar
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
terbaik
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 65
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
3. Tersusunnya Laporan Kinerja Pemerintah
Daerah yang baik, benar dan tepat waktu
(LKPJ ATA/AMA, LKJiP, LPPD, ILPPD)
4 laporan 4 laporan 100 % 100%
4. Persentase Perangkat Daerah yang
mempunyai akuntabilitas baik dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
70 73,00 104 % 100%
Pada tahun 2016 kinerja juga berhasil meningkatkan Persentase Perangkat Daerah
yang mempunyai akuntabilitas baik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dari yang
ditargetkan 70 menjadi 73, atau mencapai target sejumlah 73%.
Terkait dengan kewajiban penyusunan Laporan Kinerja Walikota Semarang, pada
tahun 2016 kinerja yang juga dicapai adalah berhasil meningkatkan Tersusunnya
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah yang baik, benar dan tepat waktu (LKPJ
ATA/AMA, LKJiP, LPPD, ILPPD) dari yang ditargetkan 4 laporan menjadi 4 laporan,
atau berhasil mencapai target sejumlah 100%. Berkaitan dengan kewajiban pelaporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, pada tahun 2016 telah disusun Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang dan telah disampaikan
dengan tepat waktu kepada DPRD serta telah dilakukan pembahasan, sedangkan untuk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), telah disampaikan kepada
Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, Kewajiban pelaporan lain yang telah berhasil
dilaksanakan adalah terkait dengan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, dimana
pada tahun 2015 telah berhasil disusun dan disampaikan 1 dokumen Laporan
Akuntabilitas Instansi pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015 ke
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Bagian Otonomi Daerah 2.217.434.150 2.052.536.705 92,56
BAPPEDA 18.196.132.000 15.750.401.139 86.56
JUMLAH 20.413.566.150 17.802.937.844 87,21%
PERMASALAHAN
1. Perlunya koordinasi dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah yang berkualitas dan tepat waktu.
2. Proses Penyusunan RKPD Perubahan Tahun 2016 tidak dapat dilaksanakan tepat
waktu dikarenakan menunggu penetapan Perda RPJMD Kota Semarang Tahun
2016-2021 untuk menyelaraskan dengan visi misi Walikota dan Wakil Walikota
terpilih. Hal ini kemudian berimbas pada Penyusunan KUA PPAS Perubahan yang
harus menunggu penetapan Perwal RKPD Perubahan Tahun 2016.
SOLUSI
1. Penyusunan aplikasi E-SAKIP dan E-Laporan yang terintegrasi dan terpadu.
2. Dalam mengatasi hal tersebut, langkah yang telah dilakukan adalah setelah Perda
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 ditetapkan pada tanggal 16 Agustus
2016, segera disusun Perwal Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 66
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Perwal Nomor 9 Tahun 2015 tentang RKPD Kota Semarang Tahun 2016 pada
tanggal 31 Agustus 2016. Selanjutnya segera dilakukan penyusunan
SASARAN 9 :
MENINGKATNYA INTEGRITAS APARATUR
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya Integritas Aparatur dengan
indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 100,00% dengan
kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
10 besar
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
terbaik
10 besar
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
terbaik
100% 10 besar
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
terbaik
Rata-rata Capaian 100,00
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Semarang meraih Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik dan Kota Semarang telah 3 tahun berturut turut meraih
Penghargaan dengan Predikat Kota dengan Penyelenggaraan Pemerintahan Terbaik
Nasional.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan
BPK, Inspektorat provinsi,inspektorat kota
75,00% 75,21%
100,28 85,37%
2 Tingkat Maturitas SPIP 1 2 200 1
Untuk Tingkat maturitas SPIP, Kota Semarang telah mencapai tingkat 2 melampaui dari
target yang ditetapkan. Istilah Maturitas SPIP menunjukkan ukuran kualitas dari sistem
pengendalian intern organisasi itu. Maturitas sendiri berarti kematangan atau
kedewasaaan. Adapun penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP mengacu pada
Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2008 dengan berpedoman pada peraturan Kepala
BPKP Nomor 4 Tahun 2016 dengan penilaian meliputi unsur unsur Lingkungan
Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi
serta Pemantauan yang dirinci menjadi 25 fokus penilaian maturitas.
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good
governance), salah satu hal yang harus dilakukan adalah peningkatan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan, baik secara ekstern maupun intern. Secara Intern,
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh Inspektorat. Pada
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 67
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
tahun 2016, Inspektorat Kota Semarang telah melakukan pemeriksaan internal secara
berkala (reguler) di 161 obyek pemeriksaan dan 60 kali pemeriksaan kasus/khusus.
b. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Tingkat leveling kapabilitas APIP 1 level 1 level 100
Untuk meningkatkan leveling kapabilitas APIP diperlukan dukungan dan
komitmen dari seluruh pimpinan kementerian, lembaga, pemerintah daerah sebagai
stakeholders APIP, serta pimpinan APIP sendiri. Adapun tiga variabel utama yang
mempengaruhi kapabilita APIP adalah aktivitas audit internal, lingkungan organisasi di
mana unit audit internal bernaung, lingkungan sektor public di suatu
Negara/pemerintahan.
Untuk Kota Semarang, pada tahun 2016 kondisi leveling IACM yaitu :
1. Peran dan Layanan (Level 1);
2. Manajemen Sumber Daya Manusia (Level 1);
3. Praktik Profesional (Level 1);
4. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas (Level 2);
5. Hubungan dan Budaya Organisasi (Level 2);
6. Struktur Tata Kelola (Level 1).
Terkait dengan peningkatan kualitas pengawasan, salah satunya dilakukan dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM pengawas intern melalui Pelatihan
Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja sebanyak 85 orang, yang
diselenggarakan oleh Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, BPKP Perwakilan Provinsi
Jawa Tengah, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Inspektorat Kota Semarang dan
Kantor Diklat Kota Semarang.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Inspektorat 6.281.655.000 5.745.100.913 91,46
JUMLAH 6.281.655.000 5.745.100.913 91,46
PERMASALAHAN
1. Munculnya regulasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
2. Banyaknya aparat pengawas lain seperti Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Irjen
Kementerian, BPKP dan BPK, yang waktu pemeriksaannya masih bersamaan
dengan pemeriksaan Inspektorat Kota Semarang.
3. Perubahan struktur organisasi, yaitu Pejabat Eselon IV dibawah Inspektur
Pembantu Wilayah menjadi Fungsional Pengawas Pemerintah Urusan
Pemerintahan Daerah (P2UPD).
SOLUSI
1. Perlu diadakan peningkatan pengetahuan tentang regulasi yang terbaru secara terus
menerus kepada aparatur Inspektorat baik melalui Pendidikan dan Pelatihan.
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 68
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
2. Meningkatkan berkoordinasi dengan Aparat Pengawas lain melalui forum
Rakorwas.
3. Meningkatkan kualitas para Pejabat Fungsional P2UPD dengan melakukan
pendidikan dan pelatihan.
PRESTASI
Parasamya Purna Karya Nugraha. Kota Semarang 3 tahun berturut turut meraih
Penghargaan dengan Predikat Kota dengan Penyelenggaraan Pemerintahan Terbaik
Nasional. Penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden pada tanggal 25 April 2016.
TUJUAN 4 :
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
SASARAN 10 :
TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran terwujudnya Pelayanan Prima dengan
indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 101,30% dengan
kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 77/20 78/20 101,3 75/15
Rata-rata Capaian 101,3
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan indeks nilai Survey
Kepuasan Masyarakat dari yang ditargetkan sebesar 77 menjadi 78 atau berhasil
melebihi target 101.29% dan berhasil melampaui target pada indikator
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Prosentase Pengaduan Masyarakat yang
tertangani dan terselesaikan
100 % 100 %
100 100 %
Sumber Data : Bagian Organisasi Tahun 2016
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Penanganan Pengaduan
Masyarakat secara transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan pemerintah yang baik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas penanganan pengaduan masyarakat,
Pemerintah Kota Semarang telah memiliki Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
(P3M) dan LAPOR HENDI.
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 69
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Adapun pada tahun 2016, Pusat Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (P3M)
Pemerintah Kota Semarang telah menerima pengaduan masyarakat atas pelaksanaan
pelayanan publik sebanyak 2.326 pengaduan. Dari 2.326 pengaduan tersebut yang telah
ditindaklanjuti oleh SKPD yang bersangkutan sebanyak 2.326 pengaduan atau 100%.
b. Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Survey Kepuasan Masyarakat 77/20 78/20 101,3 75/15
2. Tersedia pranata dlm penataan / peningkatan
organisasi / kelembagaan perangkat daerah
8 Dokumen 9 Dokumen 100 100%
3. Perangkat Daerah yang menerapkan Standar
Pelayanan (SP), dan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
15 SKPD 15 SKPD 100 15 SKPD
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah Tersedianya pranata dalam
peningkatan organisasi / kelembagaan pemerintahan dan Pedoman Pelaksanaan
Reformasi Pemerintah Kota Semarang dari yang ditargetkan sebanyak 8 dokumen
menjadi 8 dokumen.
Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan pemerintahan
dan Pedoman Pelaksanaan Reformasi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 9 dokumen.
Dan berhasil meningkatkan Persentase PD yg menerapkan SPM dan sesuai
peraturan mengenai kewenangan Pemerintah Kota Semarang dari yang ditargetkan 1 Na
dan Raperda Revisi Perda kewenangan, 1 Data Inventarisasi P3D berhasil mencapai
target sejumlah 100 %.
Demikian juga kinerja yang dicapai dalam meningkatkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Pemerintah Kota Semarang dari yang ditargetkan 15 SPM menjadi 15
SPM, atau berhasil mencapai target sejumlah 100 %.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Bagian Organisasi 2.439.250.000 2.018.935.250 82,77
JUMLAH 2.439.250.000 2.018.935.250 82,77
PERMASALAHAN
1. Meskipun telah melakukan peningkatan pelayanan publik secara terus menerus
namun Pemerintah Kota Semarang belum sepenuhnya dapat menyediakan kualitas
pelayanan publik sesuai dengan tantangan yang dihadapi, yaitu perkembangan
kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang semakin
ketat;
2. Belum semua unit pelayanan publik menerapkan standar pelayanan secara jelas
dan transparan, memberitahukan hak dan kewajiban masyarakat sebagai penerima
pelayanan publik, serta belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, murah, transparan
dan akuntabel
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 70
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
SOLUSI
1. Akan melakukan inovasi-inovasi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dan peningkatan pelayanan publik sesuai dengan perkembangan jaman;
2. Akan memacu unit-unit pelayanan publik untuk menerapkan pelayanan sesuai
dengan standar operasional yang telah ditetapkan serta memanfaatkan teknologi
informasi sebagai salah satu standar pelayanan
PRESTASI
1. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi kembali mendapatkan penghargaan sebagai
Kepala Daerah Inovatif tahun (KDI) 2016 dalam kategori Tata Kelola
Pemerintahan. Hendi, sapaan akrabnya, dianggap memiliki dedikasi, loyalitas serta
inovatif untuk kemajuan Kota Semarang.
2. Anugerah Jawa Tengah Naik Kelas 2016 kepada Hendrar Prihadi selaku Walikota
Semarang dalam Penguatan Pelayanan Publik Kota Semarang
TUJUAN 5 :
MEWUJUDKAN KOTA SEMARANG YANG TENTRAM, TERTIB DAN
NYAMAN
SASARAN 11 :
MENINGKATNYA KETENTRAMAN DAN KENYAMANAN PUBLIK
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya ketentraman dan kenyamanan
publik dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
116,60% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Angka kriminalitas 2500 2085 116,60 2792
Rata-rata Capaian 116,60
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Penurunan angka kriminalitas dari target maksimal kejadian kriminalitas di Kota
Semarang sebesar 2500 kejadian tapi pada kenyataannya hanya terjadi 2085 kejadian
kriminalitas di Kota Semarang selam tahun 2016. Menurun dibandingkan kejadian
kriminalitas Kota Semarang Tahun 2015 yang mencapai angka 2792.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan
INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2016 % REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah kejadian konflik sosial yang berlatar 2 0 0
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 71
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2016 % REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
belakang suku agama ras dan antar golongan
2. Jumlah kejadian gangguan stabilitas
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya
dan Agama yang berdampak terhadap
kehidupan dan penghidupan masyarakat
2 0
0
3. jumlah analisa intelijen sosial politik dengan
kejadian ancaman, tantangan, gangguan dan
hambatan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan
80 75 93,75 70 %
Sumber : Badan Kesbangpoldagri Kota Semarang Tahun 2016
1) Jumlah kejadian konflik social yang berlatar belakang suku, agama, ras dan atar
golongan yang ditargetkan maksimal 2 kejadian setiap tahunnya tapi pada
kenyataannya, pada tahun 2016 ini di Kota Semarang tidak terjadi konflik social
yang berlatar belakang suku,agam,ras,dan atar golongan. Hal ini sama dengan
capaian pada tahun 2015 sebanyak 0 kehadian konflik social yang berlatar
belakang suku,agam,ras,dan atar golongan.
2) Jumlah gangguan stabilitas ideologi, poltik,ekonomi dan agama berdampak pada
kehidupan dan penghidupan masyarakat dari yang ditargetkan 2 menjadi 0 pada
tahun 2016. Capaian ini sama dengan capaian tahun 2015 sebersar 0 kejadian.
b. Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Cakupan petugas perlindungan masyarakat /
Linmas) 1 petugas linmas tiap 1 RT
8.008
Petugas Linmas
7.812
Petugas Linmas
82% 7.768
Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 2016
Indikator kinerja dalam program ini adalah terpenuhinya Anggota Satlinmas.
Jumlah anggota Satlinmas sampai dengan tahun 2016 adalah sebanyak 7.812 orang yang
tersebar di 177 Kelurahan. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 44 orang dari capaian
tahun 2015 sebanyak 7.768 orang. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84
tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat, pengertian Perlindungan
Masyarakat adalah suatu keadaan dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan
dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan
bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan.
Organisasi yang menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat adalah Satuan
Perlindungan Masyarakat (Satlinmas).
c. Program Pengendalian dan Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Umum
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Cakupan penanganan gangguan trantibum 78% 78% 100
2. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
jumlah 10.000 penduduk
1,54 1,41 92 1,43
3. Cakupan patroli siaga ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat
4.320 patroli 4.320 patroli 100 3.600 patroli
4. Jumlah unjuk rasa 8 kejadian 6 kejadian 133 9 kejadian
5. Peningkatan jumlah wilayah tertib dan
tenteram masyarakat
31 lokasi 29 lokasi 100 31 lokasi
Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 2016
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 72
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Capaian untuk Program Pengendalian dan Penanganan Trantibum ditandai dengan
tercapainya indikator program yaitu :
1) peningkatan jumlah wilayah tertib dan tentram masyarakat. Indikator ini telah
tercapai100% pada tahun 2016 yaitu sebanyak 31 ruas jalan protokol, meningkat
dari tahun 2015 dengan capaian 29 ruas jalan protokol.
2) Salah satu indikator program ini adalah rasio jumlah Polisi Pamong Praja yaitu
jumlah dari pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas
sebagai penegak peraturan daerah dan penyelenggara ketertiban umum dan
ketentaraman masyarakat diluar tenaga administrasi /kesekretariatan. Kondisi ideal
untuk Pemerintah Kota Semarang adalah 351 orang, namun saat ini hanya tersedia
227 orang.
3) Peningkatan jumlah wilayah tertib dan tentram masyarakat. Indikator ini telah
tercapai100% pada tahun 2016 yaitu sebanyak 31 ruas jalan protokol, meningkat
dari tahun 2015 dengan capaian 29 ruas jalan protokol. Kegiatan pendukung dari
pencapaian program adalah jumlah petugas Tibum, pengamanan objek vital
maupun pengamanan kegiatan, dan juga jumlah masyarakat yang dilibatkan
d. Program Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah peraturan perundang - undangan
daerah yang ditegakkan
26 Peraturan
Daerah
26 Peraturan
Daerah
100 25 Peraturan
Daerah
Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 2016
Capaian untuk Program Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah
ditandai dengan tercapainya indikator program yaitu Cakupan penegakan peraturan
perundang-undangan daerah sebanyak 26 Perda yang ditegakkan pada tahun 2016.
Jumlah tersebut meningkat dari capaian 2015 sebanyak 25 Perda. Pada tahun 2016
tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak 438 operasi penertiban, sedangkan
penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang dilanjutkan dengan sidang di
tempat kejadian sebanyak 3 kali.
e. Program Pengembanganpotensi Dan Pemberdayaan Satlinmas
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah anggota Linmas yang difasilitasi dan
diberdayakan
3.081 anggota
linmas
3.621 anggota
Linmas
117 2.364 anggota
Linmas
2. Menurunnya angka kriminalitas 2500 Kejadian 2.115 kejadian 118 2.792 kejadian
3. Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk 49,67 48,67 98 48,46
4. Rasio Siskamling per jumlah Kelurahan 31,71 31,66 100 31,71
5. Cakupan rasio petugas perlindungan
masyarakat (Linmas) di Kota
0,84 0,82 98 0,82
6. Prosentase kejadian gangguan keamanan dan
kenyamanan yang dilaporkan dibandingkan
yang ditindaklanjuti per tahun
100 % 100 % 100 100 %
7. Prosentase keikutsertaan dalam kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan Provinsi per
tahun
100 % 100 % 100 100 %
8. Jumlah pos kamling yang telah
melaksanakan sistem keamanan lingkungan
5.613 siskamling 5.613 siskamling 100 5.603 siskamling
9. Jumlah Linmas yang dibina dan diberi
pelatihan peningkatan SDM Linmas
770 orang 690 orang 90 177 orang
Sumber : Satpol PP Kota Semarang Tahun 2016
MISI 2 :MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK 73
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Capaian untuk Program Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan
Satlinmas ditandai dengan :
1) Peningkatan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas.
Sampai dengan tahun 2016 anggota Linmas yang telah difasilitasi dan dipenuhi
kebutuhannya tersebut sebanyak 3.621 orang atau sebanyak 46 % dari keseluruhan
anggota Linmas.
2) Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota Linmas
untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan sarana
pendukung berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar hampir
di setiap RW di seluruh Kota Semarang sejumlah 5.613 pos/siskamling.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Badan Kesbang, Politik dan Linmas 8.628.316.400 7.871.599.303 91,23
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 17.262.214.000 16.724.557.578 96,89
JUMLAH 25.890.530.400 24.590.706.881 94,98
PERMASALAHAN
1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah, menciptakan
ketertiban umum ketenteraman masyakat serta perlindungan masyarakat (setelah
dilakukan penertiban, pelanggaran terus diulang).
2. Belum optimalnya koordinasi dalam penyelenggaraan ketertiban umum,
ketentraman masyarakat, perlindungan masyarakat dan penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota.
3. Tidak adanya ketersediaan dan sinergi data permasalahan pada masing – masing
SKPD.
4. Belum optimalnya pencapaian SPM (pelaksanaan patroli 3xsehari dalam satu
wilayah dan pemenuhan (1 Linmas/RT), dikarenakan kurangnya sarana dan
personil.
SOLUSI
1. Pelaksanaan kegiatan penertiban sesuai pengaduan, sidang tindak pidana ringan,
pengawasan pelanggaran perda serta patroli secara intensif (3xsehari) pada
wilayah rawan.
2. Pelaksanaan koordinasi Ketentraman, Ketertiban Umum dan Penegakan Perda.
3. Pelaksanaan pengendalian data Tibum tranmas, Gakda dan Linmas.
4. Pengajuan sarana dan prasarana, pemberian pakaian serta peningkatan SDM
Linmas.
PRESTASI
1. Juara I Lomba Parade dan Defile Dalam Rangka HUT Linmas Tingkat Provinsi
Jawa Tengah.
2. Juara III Lomba Parade dan Defile Dalam Rangka HUT Satpol PP Tingkat
Provinsi Jawa Tengah.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 74
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
MISI 3 :
MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
TAGLINE : SEMARANG TANGGUH
TUJUAN 6 :
MEWUJUDKAN TATA RUANG YANG TERPADU DAN BERKELANJUTAN
SASARAN 12 :
MENINGKATKAN KETERPADUAN RENCANA TATA RUANG
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatkan keterpaduan rencana tata
ruang dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
100,00% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang
sesuai dengan Penataan Tata Ruang
(simpangan)
5,40 5,40 100 5,40
Rata-rata Capaian 100,00
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai dengan Penataan Tata Ruang
(simpangan) Kota Semarang pada tahun 2016 adalah 5,40 sama dengan capaian pada
tahun 2015.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Perencanaan Tata Ruang.
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Dokumen Perencanaan Tata Ruang yang
disusun
2 Dokumen 5 Dokumen 250 9
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Tahun 2016
Jumlah dokumen perencanaan Tata Ruang yang telah disusun Pemerintah Kota
Semarang selama tahun 2016 melalui Program Perencanaan Tata Ruang sebanyak 5
Dokumen melebihi dari target 2 dokumen, terdiri dari dokumen RTBL Mijen, Dokumen
RTBL Batas Kota dan Tambaklorok, Dokumen Peta Planing, Dokumen DED RTH
Tambaklorok dan Dokumen DED Pasar Tradisional Tambaklorok.
b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Rasio Ruang Terbuka Hijau 43.26% 43.31% 98.97 43.26%
2. Presentase Bangunan ber-IMB per jumlah
bangunan
55% 53.35% 97.00 53.25%
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Tahun 2016
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 75
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Persentase bangunan di Kota Semarang yang telah memiliki ijin ber IMB pada
tahun 2015 sebesar 53,25 % mengalami kenaikan di tahun 2016 sebesar 0.1% menjadi
53.35%.
c. Program Pengelola Reklame
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah seluruh titik reklame yang telah
terpasang dan terpelihara
435 titik 623 titik 143.2 623 titik
2. Jumlah reklame yang ditertibkan/dibongkar 27.031 28.867 106.08 27.031
3. Jumlah kegiatan penertiban reklame 60 Kegiatan 60 Kegiatan 100 60 Kegiatan
4. Sosialisasi Kebijakan tentang Reklame 2 Kali 2 Kali 100 2 Kali
Sumber : Dinas Penerangan Jalan dan Papan Reklame
Dari hasil kegiatan operasi penertiban reklame yang telah habis masa ijin dan tidak
berijin selama tahun 2016 sebanyak 28.867 reklame yang tersebar dibeberapa titik.
Operasi Penertiban tersebut mengalami peningkatan Capaian Kinerja dibandingkan hasil
realisasi pada tahun 2015 sebanyak 27.031 reklame.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Tata Kota dan Perumahan 22.056.895.125 21.135.117.682 95,82
Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame 4.592.323.000 3.753.760.300 81,74
JUMLAH 26.649.218.125 24.888.877.982 93,39
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
1. Kurangnya sumber daya manusia yang merupakan modal dasar bagi kelangsungan
aktivitas kerja organisasi ;
2. Kurangnya perhatian/dukungan dari masyarakat dalam hal pemasangan reklame
dan penerangan jalan umum.
SOLUSI
1. Perlunya peningkatan sumber daya manusia dalam hal ini kualitas dan kuantitas
manusianya, karena suatu organisasi akan mampu mengembangkan potensinya hal
ini sangat ditentukan oleh seberapa jauh kemampuan sumber daya manusianya.
Dan yang lebih penting adalah bagaimana sumber daya yang dimiliki dapat
didayagunakan secara tepat ;
2. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat umum terutama dalam hal pemasangan
reklame dan penerangan jalan umum untuk menghindari maraknya pemasangan
reklame dan penerangan jalan umum illegal.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 76
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
TUJUAN 7 :
MEWUJUDKAN SISTEM PENGELOLAAN DRAINASE KOTA SEMARANG
YANG TERINTEGRASI
SASARAN 13 :
MENURUNNYA GENANGAN BANJIR DAN ROB
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran menurunnya genangan rob dan banjir
dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 125,32%
dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob 40,17% 35% 125,32 41,6%
Rata-rata Capaian 125,32
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Terkait dengan penanganan rob dan banjir, pada tahun 2016 persentase luas
genangan banjir dan rob mengalami penurunan menjadi hanya 35% dari 41,6% pada
tahun 2015. Upaya pengendalian banjir dan rob dilaksanakan melalui peningkatan
kapasitas pompa air, operasionalisasi polder seperti polder Kali Banger dan Kali
Semarang, serta Pemeliharaan sarana dan prasarana Drainase/gorong-gorong Pengendali
Banjir.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pengendalian Banjir Dan Rob
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Persentase wilayah bebas banjir 80 % 80 % 100 79.5 %
2. Prosentase luas genangan banjir dan rob 40,17% 35% 125,32 41,6%
Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai yaitu Persentase wilayah bebas banjir adalah
berhasil meningkatkan 80% dari yang ditargetkan 80% atau berhasil mencapai target
sejumlah 100 %. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 79,5 %
Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah
dilaksanakan, yaitu :
1) Peningkatan Pembangunan Pusat-pusat Pengendali Banjir
2) Pembangunan Sistem Polder Kali Banger
3) Operasional dan Pemeliharaan Sistem Polder Kali Banger
4) Operasional Sistem Polder Kali Semarang
5) O dan P Pompa Banjir
6) O dan P Pintu Air dan Polder
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 77
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b. Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong – Gorong
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Prosentase jumlah masyarakat yang
terlayani pada akhir tahun terhadap jumlah
masyarakat yang seharusnya mendapatkan
pelayanan sistem drainase.
59,50 % 55% 92,44 -
Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah Prosentase jumlah masyarakat yang
terlayani pada akhir tahun terhadap jumlah masyarakat yang seharusnya mendapatkan
pelayanan sistem drainase berhasil meningkatkan sebesar 55% dari yang ditargetkan
59.5%. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015. Indikator kinerja tersebut
berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu :
1) Perbaikan Saluran Drainase/gorong-gorong Sistem Wilayah Timur meliputi
Pembangunan Saluran Drainase Kaw sigarbencah, Peningkatan Saluran Jl.
tlogosari raya I/II, Peningkatan Saluran Jl Fatmawati
2) Perbaikan Saluran Drainase/gorong-gorong Sistem Wilayah Barat meliputi
Peningkatan Saluran Tugurejo dan Peningkatan Saluran Gatot Subroto
3) Perbaikan Saluran Drainase/gorong-gorong Sistem Wilayah Mangkang meliputi
Pembangunan saluran kali tapak dan pembangunan saluran kawasan industri
wijaya kusuma.
c. Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Lainnya
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah jaringan irigasi yang berfungsi baik
dibandingkan jumlah jaringan irigasi yang
ada
75 % 75 % 100 74 %
2. Luas irigasi Kota dalam kondisi baik 80.5 % 80.5 % 100 80 %
3. Drainase dalam kondisi baik / pembuangan
aliran air tidak tersumbat
80.5 % 80.5 % 100 80 %
4. Sempadan sungai yang dipakai bangunan
liar
44.1 % 44.1 % 100 44.2 %
Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai pada Indikator kinerja tersebut berhasil
dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu :
a) Perencanaan Tehnis
b) Rehabilitasi / Pemeliharaan Jaringan Irigasi
c) Operasional dan Pemeliharaan Drainase Kota
d) Pemeliharaan Saluran Drainase Wilayah Kerja UPTD
d. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Drainase
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. tersedianya prasarana drainase 52 Unit 53 unit 101,92 -
Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah tersedianya prasarana drainase
sebanyak 53 unit. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Operasional dan
Pemeliharaan Peralatan Pengairan; Pengadaan Alat Alat Berat dan Pemeliharaan Sarana
Dan Prasarana Drainase Dan Pengendalian Banjir.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 78
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
DINAS PSDA DAN ESDM 191.353.732.680 133.045.890.259 69,53
JUMLAH 191.353.732.680 133.045.890.259 69,53
PERMASALAHAN
Pembebasan tanah bagi kepentingan umum dalam rangka penanganan banjir dan rob
merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Kegiatan
tersebut merupakan kegiatan di luar konstruksi, namun merupakan sarana pendukung
kegiatan fisik yang harus dilalui. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi sulit diukur dan
diperkirakan.
SOLUSI
Perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia pada personil yang menangani
kegiatan pembebasan tanah terutama tentang pembebasan tanah bagi kepentingan
umum, sebagai landasan perencanaan pengadaan lahan.
PRESTASI :
Penghargaan Jalan Hijau Indonesia Periode November 2016 Tingkat Nasional
TUJUAN 8 :
MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SEMARANG YANG
TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN
SASARAN 14 :
MENURUNNYA KEMACETAN JALAN
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran menurunnya kemacetan jalan yang
terintegrasi dan berkelanjutan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian
kinerja sasaran sebesar 87,50% dengan kategori predikat“tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Jumlah simpul kemacetan 8 simpul 7 simpul 87,50 8 simpul
Rata-rata Capaian 87,50
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Untuk pembangunan di bidang perhubungan, Selama tahun 2016 berhasil
menurunkan simpul kemacetan menjadi 7 simpul. Upaya yang telah dilakukan dalam
penataan sistem transportasi antara lain pengoperasian ATCS (Area Traffic Control
System), dimana telah bertambah menjadi 25 simpang pada tahun 2016, pengadaan
rambu rambu lalu lintas, marka jalan, pagar pengamanan jalan, traffic cone dan lampu
flashing.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 79
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tingkat fasilitas transportasi terpantau 100.00 % 100% 100 100
2 Studi transportasi lokal 30 dok 30 dok 100 21
3 Rencana Pembangunan MRT/LRT 1 dok 1 dok 100 1
4 Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis 9 9 100 9
Sumber data: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 2016
1) Tingkat fasilitas transportasi terpantau tercapai melalui kegiatan :
Pemantauan Traffic Light
Pemantauan / Pendataan Lalu lintas dan penumpang Kapal/pesawat
Survey inventarisasi kapal (gt<7) dan survey lokasi kebutuhan navigasi
pelayaran / penerbangan
2) Studi transportasi lokal mengalami dicapai melalui pembuatan studi-studi
manajaemen transportasi seperti :
Kajian Perlintasan Sebidang
DED Perlintasan Sebidang
FS Fasilitas Parkir Terboyo
DED Fasilitas Parkir Terboyo
FS Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron
DED Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Penggaron
Studi Evaluasi Pelayanan Angkutan
FS Parkir Meter
Kajian CCTV Kemanan Kota
3) Untuk kajian rencana pembangunan MRT/LRT terdapat dokumen FS MRT
4) Jumlah pelabuhan laut / udara / terminal bus masih tetap sama yaitu : Pelabuhan
Tanjung Mas, Bandara A. Yani, Terminal Mangkang, Terminal Terboyo, Terminal
Penggaron, Terminal Cangkiran, dan Terminal Gunungpati.
b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Llaj
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah arus penumpang angkutan umum
di Terminal
4.503.777 orang 4.513.638 orang 100,2 4.259.190 orang
2 Persentase Sarana dan Prasarana
Perhubungan dalam Kondisi Baik
42.85 % 42,85 % 100 42,85 %
3 Jumlah arus angkutan penumpang umum 22.263.142 orang 20.875.550 orang 93,76 20.061.038 orang
Sumber data: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 2016
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penumpang di terminal meningkat dari
tahun 2015 sebanyak 4.259.190 orang menjadi 4.447.122 orang pada tahun 2016.
1) Jumlah arus penumpang yang naik dan turun di terminal bus sudah sesuai dengan
harapan, hal ini dikarenakan pelayanan di terminal-terminal sudah berjalan dengan
baik.
2) Untuk total arus penumpang angkutan umum belum sesuai harapan dikarenakan
target penumpang bus BRT yang belum bisa terpenuhnya sebagai akibat dari
ditundanya pengoperasian BRT Koridor 5 dan 6.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
c. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Jumlah trayek utama 33 trayek 38 115 33
2 Jumlah trayek cabang 11 trayek 13 118 13
3 Jumlah trayek ranting 51 trayek 32 62,75 32
4 Jumlah koridor BRT 6 koridor 4 66,67 4
5 Jumlah penumpang BRT 9.787.580 7.725.490 78,93 8.023.869
6 Rasio ijin trayek 0,002018 0,001747 86,59 0,0018
7 Parkir on street 1.115 titik 1.051 titik 94,26 1.127 titik
8 Parkir off street 242 252 104 212 titik
Sumber data: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 2016
1) Jumlah trayek ranting mengalami penurunan dikarenakan banyak pengusaha
angkutan kota yang tidak mampu meremajakan armadanya sehingga trayek yang
sudah ada menjadi kosong / tidak aktif lagi. Hal ini juga berpengaruh terhadap
rasio ijin trayek yang juga menurun.
2) Pada tahun 2016 direncakan beroperasi BRT Koridor 5 dan 6 namun dalam
perjalanan proses pengoperasian terdapat kendala berupa jalan yang rencana
dilalui sedang dalam perbaikan disamping itu terjadi gagal lelang pengadaan jasa
operator. Sehingga pengoperasian BRT kor 5 dan 6 ditunda pada tahun 2017.
d. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah halte BRT 232 unit 239 unit 103,02 232 unit
Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 2016
Pada tahun 2016 telah dibangun 43 halte / shelter BRT. Shelter-shelter tersebut
berupa shelter permanen maupun portable yang difungsikan untuk mendukung
pelayanan BRT koridor lama maupun untuk mendukung rencana pengoperasian BRT
koridor 5 dan 6. Disamping pengadaan / pembangunan shelter baru pemerintah juga
melaksanakan perbaikan / perawatan shelter lama yang mengalami kerusakan guna
mendukung pelayanan BRT.
e. Program Pelayanan BLU UPTD Terminal Mangkang
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tersedianya pendukung pelayanan BRT 100 % 100 % 100 100 %
2 Jumlah penumpang BRT 9.787.580 org 7.725.490 78,93 8.023.869
Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang tahun 2016
Dalam program ini kegiatan difokuskan pada pendukung pelayanan BRT antara
lain biaya rutin perkantoran BLU/BRT, gaji karyawan tidak tetap, perawatan peralatan,
perawatan shelter dan biaya operasioanal BRT kor 1. Sebagian besar kegiatan
pendukung pelayanan BRT tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Pada program ini
pendanaan berasal dari pemasukan tiket pengguna BRT.
f. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Hasil kinerja program peningkatan dan pengamanan lalu lintas, dapat dilihat
beberapa indikator kinerja yaitu tingkat ruas simpul kemacetan lalu lintas. Adapun hasil
kinerjanya sebagai berikut :
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 81
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan
(rambu, marka, dan guardrill)
55.00 % 55,00% 100 53
2 APIL (alat pemberi isyarat lalu lintas 81 81 100 81
3 Jumlah simpang ATCS 22 simpang 25 simpang 113,64 22 simpang
4 Jumlah simpul kemacetan 8 simpul 7 simpul 87,50 8 simpul
5 Pemasangan rambu-rambu 3.322 3.394 102,17 3.203
Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang Tahun 2016
Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan melalui antara lain pengadaan rambu-
rambu lalu lintas, marka jalan, pagar pengaman jalan, Traffic Cone dan Lampu
Flashing;
2) Penurunan simpul kemacetan menjadi 7 simpul;
3) Pengoperasian ATCS (Area Traffic Control System) pada 22 persimpangan pada
tahun 2015 telah bertambah 2 persimpangan pada tahun 2016 sehingga secara
keseluruhan jumlah persimpangan yang dilengkapi dengan ATCS berjumlah 25
simpang yang dikendalikan dari CC Room ATCS. Masyarakat juga dapat
mengakses pantauan lalu lintas di persimpangan yang dilengkapi dengan ATCS
secara live menggunakan android dengan mengunduh aplikasi ATCS Lalin
Semarang di play store;
g. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah kendaraan lulus uji laik jalan 93.355 kendaraan 90.114 kendaraan 96,53 92.661
2 Jumlah uji kir angkutan umum 8.175 6.840 83,67 8.095
3 Kepemilikan KIR angkutan umum 5.279 3.443 65,22 4.810
4 Biaya pengujian kelaikan angkutan umum Rp 30.000 30.000 100 30.000
Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang Tahun 2016
Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor pada tahun 2016 mengalami penurunan
jumlah kendaraan yang diuji sebesar 2.547 kendaraan (2,7%), dimana pada tahun 2015
kendaraan yang diuji sebesar 92.661 kendaraan menjadi 90.114 kendaraan pada tahun
2016. Penurunan ini disebabkan beberapa hal antara lain banyaknya kendaraan angkutan
umum yang secara fisik maupun aturan sudah tidak layak lagi beroperasi. Di samping itu
juga terdapat banyak kendaraan yang melakukan numpang uji di luar daerah.
h. Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tingkat ketertiban pembangunan tower
telekomunikasi
100.00 % 100,00 % 100,00 100
Sumberdata: Dishubkominfo Kota Semarang Tahun 2016
Ketertiban pembangunan menara telekomunikasi baru di Kota Semarang sudah
berjalan dengan baik. Hal ini berarti tidak ada pembangunan tower di luar masterplan
yang sudah ditetapkan. Kegiatan yang mendukung antara lain melalui pengendalian
tower bersama dan pembinaan jaringan komunikasi dan informatika (penyuluhan wartel,
warnet dam jastip).
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 82
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Perhubungan 104.551.071.765 91.580.585.955 87,6
JUMLAH 104.551.071.765 91.580.585.955 87,6
PERMASALAHAN
1. Masih terdapat simpang / ruas jalan rawan kemacetan.
2. Masih terdapat fasilitas perhubungan khususnya bangunan fisik terminal yang
kurang layak sehingga kurang maksimal dalam melayani masyarakat.
3. Banyaknya permintaan masyarakat akan penambahan pelayanan transportasi
umum massal.
SOLUSI
1. Pengembangan simpang ATCS dan Penerapan jalan Sistem Satu Arah (SSA) di
beberapa ruas jalan rawan kemacetan lalu lintas. Disamping itu juga dilaksanakan
patroli pengaturan lalu lintas oleh petugas.
2. Rehab / pembangunan bangunan terminal type C.
3. Pengembangan koridor baru BRT dan penyusunan perencanaan pembangunan
angkutan umum massal berbasis rel (LRT)
PRESTASI
Penghargaan ”Wahana Tata Nugraha ” yang merupakan penghargaan dibidang tertib
lalu lintas dan angkutan tingkat nasional untuk kategori Kota Metropolitan. (Keputusan
Menteri Perhubungan No: KP 588 Tahun 2016 tentang Penerima Penghargaan Wahana
Tata Nugraha Untuk Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota Tahun 2016). Penghargaan
ini telah diraih selama 6 kali berturut-turut. Hal ini menunjukkan Kota Semarang sebagai
kota yang tertib di bidang lalu lintas dan angkutan.
TUJUAN 9 :
MENINGKATKAN PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA DASAR
PERKOTAAN
SASARAN 15 :
TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN YANG
BERKUALITAS
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran terwujudnya sarana dan prasarana dasar
perkotaan yang berkualitas dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja
sasaran sebesar 87,72% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 83
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Persentase rumah tangga pengguna air
minum / jumlah seluruh rumah tangga x
100%
88,50% 89% 100,56 88,13%
Persentase rumah tangga bersanitasi 85,82% 85,87% 100,06 85,78%
Luas lingkungan permukiman kumuh 0,80 ha 0,79 ha 105,26 0,99 ha
Rata-rata Capaian 101,96
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
1) Persentase rumah tangga pengguna air minum mencapai 89% dari jumlah seluruh
tumah tangga, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 88,13%.
2) Persentase rumah tangga bersanitasi yang ditargetkan 85.82% bertambah menjadi
85.87% atau berhasil mencapai target sebesar 100.06%, hal ini menunjukkan
adanya peningkatan presentase rumah tangga bersanitasi dari tahun 2015 sebanyak
85.78% menjadi 85.87% atau meningkat sebesar 0.90%.
3) Persentase luas lingkungan permukiman kumuh yang ditargetkan 0.80% berkurang
menjadi 0.79% atau berhasil mencapai target sebesar 101.27%, hal ini menunjukan
adanya pengurangan presentase luas lingkungan permukiman kumuh dari tahun
2015 sebesar 0.99% menjadi 0.79% atau berkurang sebesar 0.20%.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Lingkungan Sehat Perumahan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tertatanya perumahan yang sehat 75% 75% 100
2. Tertanganinya RTLH 1.598 unit 0 unit 0
3. Tertanganinya Kawasan Kumuh 369.83 Ha 329.04 Ha 112.40 389.83 Ha
4 Penurunan Kawasan Kumuh 20 Ha 60.79 Ha 304
5 Persentase Luas Lingkungan Pemukiman
Kumuh
0.80% 0.79% 101.27 0.99%
6 Terwujudnya Rumah Tangga Bersanitasi 377.969 Unit 379.369 unit 100.37 371.448 unit
7 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi 85.82% 85.87% 100.06 85.78
8 Persentase rumah tangga pengguna air
minum
88.50% 89% 100,56 87%
Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 2016
1) Tertanganinya Kawasan kumuh yang pada kondisi awal tahun 2015 seluas 389.83
Ha berkurang 60.79 Ha menjadi 329.04 Ha ditahun 2016, dimana target capaian
kinerja pada tahun 2016 sebesar 20 Ha dapat terealisasi sebesar 60.79 Ha ( capaian
304% )
2) Terwujudnya rumah tangga bersanitasi yang ditargetkan 377.969 Unit bertambah
menjadi 379.369 unit atau berhasil mencapai target sebesar 100.37%, hal ini
menunjukan adanya peningkatan rumah tangga bersanitasi dari tahun 2015
sebanyak 371.448 unit menjadi 379.369 unit atau bertambah sebesar 7.921 unit.
Program Lingkungan Sehat Perumahan, meliputi kegiatan :
1) Penanganan jalan dan saluran di kawasan Pasar Waru di kelurahan Kaligawe.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 84
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
2) Infrastruktur sanitasi, Pendampingan Infrastruktur Sanitasi, Penanganan dan
Penataan Permukiman Kumuh, Pembangunan dan perbaikan MCK, Monitoring
dan Evaluasi IPALKomunal Skala Kawasan,
3) Pendampingan fasilitas program urban sanitasi and rural infrastruktur (USRI)
suport to PNPM, Pendampingan kegiatan Neighborhood Urban Shelter Project
(NUSP).
4) Peningkatan dan penanganan sarana prasarana lingkungan permukiman,
Optimalisasi pengelolaan sarpras lingkungan permukiman, Pemeliharaan dan
perbaikan sarana prasarana lingkungan permukiman, DED kawasan permukiman.
5) Perbaikan dan peningkatan sarpras lingkungan pemukiman di kecamatan
Gunungpati, Tembalang dan Banyumanik serta perbaikan dan peningkatan sarpras
lingkungan permukiman di Kota Semarang.
b. Program Penyedia dan Pengelola Air Baku
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Presentase tersedianya air baku untuk
memenuhi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari
87 % 87,5% 100,57 87%
2. Persentase rumah tangga pengguna air
minum / jumlah seluruh rumah tangga x
100%
88.50% 89% 100,56 87%
Sumber Data : Dinas PSDA dab ESDM Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai yaitu Presentase tersedianya air baku untuk
memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari mencapai 87,5% dari yang ditargetkan
87% atau berhasil meningkat 0,5 %. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun
2015 sebesar 87%. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan
yang telah dilaksanakan, yaitu :
1) Pembangunan Sumur-sumur Air Tanah
2) Peningkatan Sumur-sumur Dalam
3) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum Sederhana
c. Program Pengembangan Perumahan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Terpeliharanya Rusun dan Rusunawa yang
layak huni
8 Twinblok 8 Twinblok 100 -
2. Tertanganinya Rumah Tidak Layak Huni 1.598 Unit - Unit - 1.598 Unit
Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 2016
Pemeliharaan Rusun dan Rusunawa di 8 twinblok meliputi Rusun Kudu
(5 Twinblok), Kaligawe (1 Twinblok), Karangroto (1 Twinblok) dan Rusun Jrakah
(1 Twinblok) yang berupa perbaikan atap, kamar mandi, jalan masuk rusun dan garasi
motor. Pada tahun 2016, Program Pengembangan Perumahan dilaksanakan melalui
kegiatan :
1) Kegiatan Updating Data Perumahan dan Permukiman melalui pelaksanaan
pendataanjumlah lokasi Kecamatan RTLH, Dokumen DED dan studi jumlah
pengembang di Kota Semarang.
2) Kegiatan Pembangunan dan Peningkatan Sarpras Rusun, Rusunawa dan Rumah
Pondok Boro / Sosial dengan hasil terwujudnya bangunan dan sarpras rusun dan
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 85
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
rusunawa sebanyak 8 rusun serta rumah pondok borososial yang nyaman, aman
dan bersih
3) Pemeliharaan Rusun, Rusunawa dan Rumah Pondok Boro / Sosial
d. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Terwujudnya tertib adminis- trasi Rusun/
Rusunawa
60% 60% 100
Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 2016
Program ini bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi Rusun/Rusunawa
dengan hasil kinerja 60% pada tahun 2016. Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
kegiatan ini adalah Fasilitasi Peningkatan Pemahaman Kebijakan Perumahan dan
Permukiman dan Pembinaan Penghuni Rumah Sewa / Rusunawa.
e. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Pemenuhan sarpras gedung dan sarpras dasar
perkotaan yang representatif
17 unit 24 unit 141,18 10 unit
Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 2016
Terdiri dari Pembangunan 10 kantor Kelurahan, 2 kantor Kecamatan dan 12
Gedung Kantor pemerintah kota dan Fasilitas Publik
Pembangunan Kantor Kelurahan 10 unit :
Kantor Kelurahan Kramas Kantor Kelurahan Wonoplumbon
Kantor Kelurahan Srondol Wetan Kantor Kelurahan Pandansari
Kantor & Balai Kelurahan Wonosari Kantor Kelurahan Kebonagung
Kantor Kelurahan Kalibanteng Kidul Kantor Kelurahan Tambakrejo
Kantor Kelurahan Dadapsari Kantor Kelurahan Bendan Duwur
Pembangunan Kantor Kelurahan 2 unit :
pembangunan gedung kantor dan sarpras kecamatan
Tembalang
Pembangunan Gedung Kantor (2 lantai) dan Sarpras
Kec. Semarang Utara
Pembangunan Gedung dan Kantor Aset Pemerimtahan 12 unit :
Renovasi gedung pramuka Perbaikan gudang kpu
Rehabilitasi gor tri lomba juang tahap iii Pembuatan garasi mobil jenazah
Pembangunan sarpras kantor diklat Pembangunan gedung upt metrologi
Pembangunan gedung asrama 3 lantai, gedung
perpustakaan dan kantin kantor Diklat Kota Semarang
Pelaksanaan pembangunan gedung BLK
Disnakertrans kota semarang
Pembangunan Gedung Basecamp / Gudang Terpadu di
Banjardowo
Renovasi rumah Dinas Walikota ( renovasi aula dan
taman belakang aula )
Pembangunan gedung aula dan sarpras
BAPERMASPER
Perbaikan loby driving range lapangan golf gombel
f. Program Pengembangan Teknologi Dan Jasa Konstruksi
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan 700 ijin 1.075 ijin 153,57 375 ijin
Sumber Data : Dinas Tata Kota dan Perumahan 2016
Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan sejumlah 1.075 ijin atau berhasil
mencapai target sebesar 153,57%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan Ijin Usaha
Jasa Konstruksi dari tahun sebelumnya sebesar 375 ijin
Program Pengembangan teknologi dan jasa konstruksi, meliputi kegiatan Workshop
peningkatan SDM pengadaan barang jasa yang sudah bersertifikat; Sosialisasi peraturan
perundang-undangan untuk Asosiasi Jasa Konstruksi; Monitoring bidang jasa
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 86
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
konstruksi; Bintek tenaga pelaksana bangunan; Operasional IPTB (Ijin Bekerja Pelaku
Teknis Bangunan Gedung); Bintek dan ujian sertifikasi tenaga ahli dan tenaga teknis
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Tata Kota dan Perumahan 215.041.173.490 205.226.291.563 95,44
JUMLAH 215.041.173.490 205.226.291.563 95,44
PERMASALAHAN
Tidak tercapainya target indikator Tertanganinya rumah tidak layak huni dan indikator
Presentase jumlah rumah layak huni karena pada tahun anggaran 2016 kegiatan
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni tidak dianggarkan, hal ini dikarenakan
Penyusunan Peraturan Walikota tentang Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni sebagai
dasar hukum pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Rumah tidak layak huni belum selesai.
SOLUSI
Untuk menindaklanjuti kendala tersebut, maka ditahun 2016 ditargetkan untuk
penyelesaian penyusunan Perwal pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Rumah tidak layak
huni dan pada tahun anggaran 2017 sudah dianggarakan untuk kegiatan Rehabilitasi
Rumah Tidak Layak Huni sehingga diharapkan capaian indikator pada tahun 2017 bisa
direalisasikan.
TUJUAN 10 :
MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN
SASARAN 16 :
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran
sebesar 100,77% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Perkotaan
44,84 44,84 100 -
Rata-rata Capaian 100
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Indeks Kualitas Lingkungan Hduo (IKLH) bertujuan memberikan informasi tentang
kondisi lingkungan hidup di suatu daerah. Struktur IKLH terdiri dari Indeks Pencemaran
Air (IPA), Indeks Pencemaran Udara (IPU) dan Indeks Tutupan Hutan (ITH). Dari table
di atas maka IKLH Kota Semarang tahun 2016 adalah 44,84.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 87
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah usaha dan atau kegiatan yang
mentaati persyaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air
70 Perusahaan 70 perusahaan 100 100
2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
AMDAL
150 Dokumen 150 dokumen 100 100
3 Dokumen Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
1 Dokumen 1 dokumen 100 0
4 Persentase jumlah titik pantau Adipura yang
tertangani
100% 99,69 99,69 100
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Tahun 2016
1) Meningkatnya jumlah industri dan/atau kegiatan usaha yang mentaati pesyaratan
administrasi dan teknis pencegahan air dan udara dari tahun sebelumnya sebesar
10 %
2) Meningkatnya jumlah perusahaan yang mengikuti penilaian kinerja perusahaan
tingkat nasional (PROPERNAS) sebanyak 14 industri
3) Terlaksananya koordinasi penilaian dan pemeriksaan dokumen kajian lingkungan
(AMDAL, UKL/UPL, SPPL)
4) Meningkatnya jumlah industry / kegiatan usaha yang menaati peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1) Terpeliharanya kebersihan dan RTH di wilayah Kota Semarang melalui
pencapaian Anugerah Adipura Kirana pada Tahun 2016.
PERSENTASE JUMLAH TITIK PANTAU ADIPURA YANG TERTANGANI
NO KECAMATAN JUMLAH
1 Kecamatan Semarang Selatan 39 titik pantau
2 Kecamatan Semarang Utara 3 titik pantau
3 Kecamatan Semarang Barat 24 titik pantau
4 Kecamatan Semarang Timur 3 titik pantau
5 Kecamatan Semarang Tengah 29 titik pantau
6 Kecamatan Gunung Pati 2 titik pantau
7 Kecamatan Tugu 3 titik pantau
8 Kecamatan Mijen 5 titik pantau
9 Kecamatan Genuk 2 titik pantau
10 Kecamatan Gajahmungkur 8 titik pantau
11 Kecamatan Tembalang 12 titik pantau
12 Kecamatan Candisari 13 titik pantau
13 Kecamatan Banyumanik 16 titik pantau
14 Kecamatan Ngaliyan 10 titik pantau
15 Kecamatan Gayamsari 2 titik pantau
16 Kecamatan Pedurungan 16 titik pantau
2) Terlaksananya penerapan SPM Pengendalian Pencemaran Udara.
Kota Semarang memperoleh penghargaan dalam Public Expose Evaluasi Kualitas
Udara Perkotaan Tahun 2016 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan sebagai Kota Bersih nomor dua setelah Palembang.
3) Terlaksananya penerapan SPM pengendalianpencemaran air
Di Tahun 2016, Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang telah melakukan
pengawasan dan pemantauan industri di 360 (tiga ratus enam puluh) industri
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
potensi pencemar yang ada di Kota Semarang dan hasilnya adalah sebagai
berikut :
a) Meningkatnya jumlah industri dan/atau kegiatan usaha yang mentaati
pesyaratan administrasi dan teknis pencegahan air dan udara dari tahun
sebelumnya sebesar 40 %
b) Meningkatnya jumlah perusahaan yang mengikuti penilaian kinerja
perusahaan tingkat nasional (PROPERNAS) sebanyak 14 industri
4) Kajian / Penelitian /Perencanaan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh Badan
Lingkungan Hidup Kota Semarang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kota Semarang
b) Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Kota Semarang
c) Kajian Penyusunan Peta Ekoregion Kota Semarang
d) Kajian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Kecamatan
Tembalang
e) Kajian Daya Dukung Sungai Kaligarang
f) Kajian Kualitas Badan Air di Kota Semarang
g) Kajian Daya Tampung dan Mutu Kelas Air Sungai Tapak
h) DED Pembangunan Bank Sampah
i) DED Rumah Kompos
j) Penyusunan Data Base Lingkungan Hidup
k) Penyusunan Laporan Inventarisasi GRK
l) Tersusunnya Buku Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Semarang
m) Uji kualitas udara ambient
n) Penyusunan Kajian Pesisir
5) Terwujudnya peningkatan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam
mewujudkan lingkungan kota Semarang yang bersih, hijau dan nyaman, melalui :
a) Meningkatnya jumlah Kelurahan Ramah Lingkungan di Kota Semarang dari
80 Kelurahan pada tahun 2015 menjadi 96 Kelurahan pada tahun 2016.
b) Meningkatnya jumlah Bank Sampah dari 50 buah pada tahun 2015 menjadi
65 buah pada tahun 2016
6) Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan melalui penaatan dan penanganan
kasus pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau
perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti pada tahun 2016 sebanyak 44
kasus.
7) Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan melalui pencegahan, pengendalian,
pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan, dengan hasil sebagai berikut ;
a) Cakupan pelaksanaan pengawasan Amdal yang dilaksanakan pada tahun
2016 sebesar 435 industri/kegiatan.
b) Meningkatnya jumlah industri/kegiatan usaha yang telah menyusun
dokumen kajian lingkungan dari 290 industri/kegiatan pada tahun 2015
menjadi 435 industri/kegiatan usaha pada tahun 2016.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 89
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
c. Program Perlindungan dan Konservasi SDA
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor
dan sumber mata air
41 Ha 41 Ha 100 -
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 2016
1) Meningkatnya kapasitas laboratorium lingkungan BLH dalam melaksanakan
pemantauan kualitas lingkungan.
2) Meningkatnya upaya pemulihan cadangan air tanah pada daerah tangkapan air.
3) Meningkatnya pengelolaan kualiats lingkungan kegiatan usaha penambangan
minerba dan pemanfaatan air bawah tanah (ABT) serta pengelolaan kegiatan
reklamasi pantai.
4) Terlaksananya penerapan SPM informasi status kerusakan tanah untuk produksi
biomassa.
5) Terwujudnya penyelenggaraan pembangunan yang memperhatikan daya tampung
lingkungan yang serasi dan keberlanjutan
6) Terlaksananya kegiatan pengendalian dan perlindungan SDALH
7) Meningkatnya jumlah DED Pembangunan Bank Sampah dan DED Rumah
Kompos yang disusun
8) Terwujudnya peningkatan mitigasi/adaptasi daerah rawan kekeringan akibat
dampak perubahan iklim dengan dibangunnya Rain Harvesting / pemanen air
hujan dari 65 unit pada tahun 2015 menjadi 73 unit pada tahun 2016
9) Meningkatnya cadangan sumber daya air melalui pembuatan sumur resapan
sebanyak 8unit di seluruh wilayah Kota Semarang
10) Meningkatnya cakupan wilayah yang melaksanakan program “Biopori” dari 33
% pada tahun 2015 menjadi 36 % pada tahun 2016
d. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Laporan inventarisasi penurunan GRK 1 Dokumen 1 dokumen 100% -
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Tahun 2016
1) Tersedianya indikator kinerja utama urusan lingkungan hidup sebagai tolak ukur
capaian kinerja BLH; Tersedianya dokumen perencanaan lingkungan hidup yang
berkelanjutan
2) Tersedianya laporan inventarisasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di Kota
Semarang
3) Tersedianya data base capaian kinerja pengelolaan lingkungan hidup Kota
Semarang
e. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA Dan LH
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Perkotaan
44,84 44,84 100% -
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil ;
1) Penerbitan Buletin Lingkungan Hidup “Green” 6 kali/tahun
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 90
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
2) Penerbitan leaflet bidang lingkungan hidup
3) Sosialiasasi/penyebaran informasi lingkungan melalui media massa “Harian
Kompas” 4) Pembuatan iklan layanan masyarakat “Public Service Advertisement (PSA)
Program Kantong Plastik Berbayar yang ditayangkan di Kompas TV
5) Pembuatan film dokumentasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6) Pembuatan Banner Pelayanan Publik dan Program-Program Kegiatan BLH Kota
Semarang
7) Jaringan internet dan Website Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang
www.blh.semarangkota.go.id
8) Jaringan internet BLH Kota Semarang merupakan sarana teknologi informasi yang
digunakan untuk menghubungkan seluruh bidang di lingkungan Badan
Lingkungan Kota Semarang.
f. Program Pengendalian Polusi
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Bank Sampah yang terbangun 7 unit 9 unit 128,57 2 Unit
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah
1) Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan melalui penerapan hari bebas
kendaraan bermotor (car free day) di kawasan Simpanglima, Jl. Pemuda dan Jl.
Pahlawan setiap minggu sekali atau sebanyak 52 kali dalam setahun. Kegiatan ini
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
mencegah polusi udara dari sumber bergerak.
2) Terwujudnya penurunan tingkat pencemaran limbah padat dan limbah cair
kegiatan domestik, dengan hasil :
Terlaksananya sosialisasi pengembangan teknologi
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menerapkan
pilah dan olah sampah di 96 kelurahan
Pendampingan dan desiminasi untuk Komposting dan Bank Sampah
Pembangunan instalasi biogas
g. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tingkat Cakupan Pelayanan Penanganan
Sampah
87,50 % 87,50% 100 87%
2. Persentase vol sampah terangkut dari TPS
ke TPA (di 16 kecamatan)
- 629.139,00
m3 - -
Sumber Data : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah
1) Kemampuan pelayanan persampahan di Kota Semarang meningkat dari 87% pada
tahun 2015 menjadi 87,5 % di tahun 2016 dimana volume sampah yang terangkut
sebesar 4.348 m3/hari pada tahun 2015 meningkat menjadi 4.445 m
3/hari pada
tahun 2016.
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 91
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
2) Jumlah total produksi sampah di Kota Semarang meningkat dari 4.679
m3/hari di tahun 2015 menjadi 4.757 m
3/hari pada tahun 2016.
Pemerintah Kota Semarang hanya memiliki sebuah TPA (Tempat Pemrosesan
Akhir) yaitu TPA Jatibarang. Sedangkan TPA Jatibarang mempunyai luas 46,1830
ha dengan pembagian 27,7098 ha untuk lahan buang dan 18,4732 ha untuk
infrastruktur kolam lindi (leachate), sabuk hijau dan lahan cover sedangkan daya
tampung TPA mencapai 4,15 juta m3 namun saat ini sampah yang tertimbun
melebihi kapasitas sehingga perlu penerapan sistem 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)
secara intens.
3) Jumlah kelurahan yang terlayani sebanyak 134 kelurahan dari 177 kelurahan serta
ada 2 kecamatan yang belum terlayani yaitu Kecamatan Gunungpati dan
Kecamatan Mijen karena di kedua kecamatan tersebut lahan yang tersedia masih
luas sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat
setempat.
4) Pengelolahan sampah di Kota Semarang melbatkan 16 Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM).
h. Program Pengelolaan RTH
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Terbangunnya dan terpeliharanya taman-
taman di setiap wilayah
244 taman 244 taman 100% -
Sumber Data : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai Urusan Wajib Lingkungan Hidup adalah
peningkatan jumlah pengelolaan RTH, khususnya RTH Publik Taman Kota. Taman
yang seyogyanya menjadi salah satu ruang publik dengan fungsi ekologis dan estetika
untuk lingkungan sekitarnya menjadi ruang pembentuk lingkungan sosial. Ruang ini
dapat menjadi ruang bagi masyarakat kota untuk mendapatkan nilai ekologis yang ada
pada lingkungan sekitar aktivitas mereka, di Kota Semarang dalam meningkatkan RTH
melalui peningkatan penghijauan turus jalan dan peningkatan taman-taman kota sebagai
sarana publik, Trobosan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang diantaranya adalah
dengan merehabilitasi dan meningkatkan fungsi taman kota berupa mainan anak – anak
di Taman Lalu lintas. Jumlah taman yang dikekola oleh Pemerintah Kota Semarang
sebanyak 244 taman yang meliputi taman aktif maupun pasif.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Badan Lingkungan Hidup 15.364.509.060 14.586.388.381 94,94
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 79.035.879.026 74.076.006.754 93,72
JUMLAH 94.400.388.086 88.662.395.135 93,92
PERMASALAHAN
1. Belum optimalnya penerapan sanksi bagi pelaku kegiatan usaha yang tidak
menerapkan kaidah konservasi didalam melaksanakan penambangan minerba eks
galian C di wilayah Kota Semarang
MISI 3 : MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
2. Belum optimalnya pelaksanaan penanganan pemulihan kerusakan lingkungan
hidup dan konservasi SDA.
SOLUSI
1. Melakukan penyelidikan perkara kasus penambangan minerba eks galian C
2. Pengajuan usulan penambahan jumlah personil / SDM Badan Lingkungan Hidup
yang mempunyai kompetensi dan keahlian teknis
3. Menggerakkan peran serta sektor swasta dalam penanganan pemulihan kerusakan
lingkungan serta konservasi sumberdaya alam melalui CSR serta mendorong peran
SKPD untuk mainstreaming kebijakan yang pro llingkungan hidup, khususnya
terhadap issue perubahan iklim.
PRESTASI
1. Anugerah Adipura Kirana sebagai Kota Metropolitan terbersih.
2. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional yang diberikan kepada sekolah yang
dinilai berjasa dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup, yaitu kepada:
a. SD Antonius 02
b. SD Lamper Kidul 02
c. SD K Sang Timur
d. SD Srondol Wetan
e. SD Kalicari 02
f. SD Al – Azhar 29
g. SD Padangsari 02
h. SD Srondol Wetan
i. SD Sarirejo 01
j. SMP N 33
k. SMA N 7
l. SMA N 11
m. SMA N 14
3. Penghargaan Kalpataru Tingkat Provinsi diberikan kepada tokoh yang berjasa
dalam perlindungan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
a. Penghargaan Kalpataru Sebagai Pembina Lingkungan Hidup Tahun 2016
Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Dr. Lianah dari UIN Walisongo
b. Penghargaan Kalpataru Sebagai Pengabdi Lingkungan Hidup Tahun 2016
Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Bapak Suparno, SH, Lurah Krobokan.
c. Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 2016
Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Ibu Ika Yudha Kurniasari, SKM
d. Penghargaan Kalpataru Sebagai Perintis Lingkungan Hidup Tahun 2016
Tingkat Propinsi Jawa Tengah kepada Ibu Mulyani, seorang guru dari
Gunungpati.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 93
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
MISI 4 :
MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN
LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
TAGLINE : SEMARANG BERDAYA SAING
TUJUAN 11 :
MENJAMIN KETAHANAN PANGAN BAGI PENDUDUK
SASARAN 17 :
MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KETERSEDIAAN PANGAN
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas
ketersediaan pangan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja
sasaran sebesar 100,00% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari)
3.050 kkal/kapita per
hari
3050 kkal/kapita per
hari
100 3049 kkal/kapita per
hari
Rata-rata Capaian 100,00
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan ketersediaan pangan
penduduk berdasarkan 9 kelompok pangan menjadi 3.050 kkal/kapita/hari, atau berhasil
mencapai target ketersediaan pangan penduduk sejumlah 100 %, meningkat bila
dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 3.049 kkal/kapita/hari
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Ketahanan Pangan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari)
3.050 kkal/kapita per hari
3050 kkal/kapita per hari
100 3049 kkal/kapita per hari
2
Pola Pangan Harapan (satuan skor) 91,1 91.0 99,89 90,9
3 Ketersediaan pangan utama (beras) (kg/1000 penduduk)
192.718,8 (kg/1000 penduduk)
193.114 (kg/1000 penduduk)
100,20 191.760 (kg/1000 penduduk)
4 Ketersediaan pangan utama (beras)(ton) 307.385 ton 307.941 ton 100,2% 305.857 ton
Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2016
Capaian ketersediaan pangan utama tahun 2016 menjadi 193.114 kg/1000
penduduk, lebih tinggi daripada tahun 2015 sebesar 191.760 kg/1000 penduduk.
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program ini ada\ah sebagai berikut ;
1) Pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan dengan hasil skor pola
pangan harapan (PPH) 91 dan tingkat konsumsi energi rata-rata sebesar 1992,6
kkal/kapita/hari, meningkat dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang
besarnya 1979,3. Capaian ini didukung oleh adanya pelatihan optimalisasi
pemanfaatan pekarangan dalam rangka peningkatan kualitas pangan di tingkat
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
rumah tangga, pelatihan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dalam
upaya edukasi peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani dan sayur-
buah.
2) Pengembangan distribusi dan peningkatan akses pangan melalui pemantauan harga
pangan sehingga tersedia informasi harga bahan pangan bulanan dan tahunan,
Penyusunan peta Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi dan Peta Ketahanan dan
Kerentanan Pangan sebagai dasar pengambilan kebijakan penanganan daerah
rentan rawan pangan serta pembinaan Kelompok Distribusi Pangan Masyarakat
dalam rangka peningkatan akses pangan bagi masyarakat.
3) Pembinaan dan fasilitasi penanganan mutu dan keamanan pangan melalui survei
keamanan pangan dengan tingkat keamanan pangan 88,31 %.
b. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TARGET REALISASI % TAHUN 2015
1 Penanganan Daerah Rentan Rawan Pangan
88 kelurahan 89 kelurahan 101,14 78 kelurahan
Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan
penanganan kelurahan rentan rawan pangan dari tahun 2015 sebanyak 78 kelurahan
menjadi 89 kelurahan pada tahun 2016. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan program
ini adalah Aksi Desa Mandiri melalui pelatihan teknis pengembangan pangan sebanyak
20 kegiatan, pelatihan manajemen warung desa 1 kegiatan, pelatihan manajemen
ekonomi rumah tangga 1 kegiatan, pembinaan produk pangan lokal sebanyak 10
kegiatan yang diarahkan pada penanganan daerah rentan rawan pangan.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Kantor Ketahanan Pangan 4.369.522.000 4.328.759.838 99,07
JUMLAH 4.369.522.000 4.328.759.838 99,07
PERMASALAHAN
1. Kota Semarang bukan daerah produksi pangan, sehingga ketersediaan pangan
sangat bergantung dari pasokan daerah sekitar
2. Masih banyak beredar bahan pangan yang kurang memenuhi standar mutu pangan,
terutama penggunaan bahan tambahan non pangan yang ditambahkan ke dalam
jajanan anak sekolah.
3. Masih adanya kelurahan yang rentan rawan pangan.
SOLUSI
1. Koordinasi yang intensif dan pemantauan secara kontinyu untuk memastikan
pasokan pangan lancar.
2. Pengawasan dan pembinaan bagi pedagang agar menggunakan bahan tambahan
yang aman pada makanan yang dijual serta edukasi pada masyarakat agar
menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih pangan.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 95
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
3. Pemberdayaan kelurahan rentan rawan pangan dengan berbagai pembekalan,
keterampilan dan motivasi agar konsumsi pangan meningkat dengan
meningkatkan pakan pangan lokal.
PRESTASI
Pada tanggal 28 - 29 Mei 2016 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadakan
Lomba Makanan Khas Jawa Tengah bertempat di Anjungan Jawa Tengah TMII dan
Kota Semarang mendapatkan prestasi sebagai Juara II Kategori Beras dan Juara II
Kategori Non Beras Lomba Makanan Khas Jawa Tengah.
SASARAN 18 :
MENINGKATNYA PENDAPATAN PETANI
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya pendapatan petani dengan
indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 100,34% dengan
kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Pendapatan Rumah Tangga Petani 10.452.000 10.488.000 100,34 10.355.300
Rata-rata Capaian 100,34
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Salah satu indikator kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan yang
meningkat Tingkat pendapatan Rumah Tangga Petani pada tahun 2016 sebesar Rp.
10.488.000 meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 10.335.300. Peningkatan
pendapatan dapat diperoleh dengan penganekaragaman usahatani serta adanya
pendapatan lain di luar usahatani. Untuk meningkatkan pendapatan petani dilakukan
dengan melaksanakan upaya peningkatan produksi dan perbaikan kualitas hasil
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah kelompok tani yang telah melakukan diversivikasi usaha pertanian sampai dengan pemasaran
33 kelompok tani 33 kelompok tani 100 30 kelompok tani
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai Urusan pilihan Pertanian berhasil mencapai
jumlah kelompok tani yang telah melakukan diversifikasi usaha sampai dengan
pemasaran sesuai yang ditargetkan yaitu 33 kelompok, atau berhasil mencapai target
100%. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 10%. Indikator
kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan
yaitu promosi atas hasil produksi pertanian/ perkebunan unggulan daerah.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 96
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah Produksi hasil pertanian dan perkebunan
54.976,00 Ton 54,978,09 ton 100 54.649,00
2. Jumlah Wilayah Pengem-bangan Pertanian Perkotaan
5 wilayah 5 wilayah 100 4 wilayah
3 Tingkat produksi pertanian 54.976,00 Ton 54.978,09 Ton 100 54.649,00 Ton
4 Produksi tanaman pangan 44.161,00 Ton 43.642,29 Ton 98,83 43.941 Ton
5 Produksi tanaman hortikultura 10.567,00 Ton 10.546,00 Ton 99,80 10.462 Ton
6 Produksi tanaman perkebunan 248,00 Ton 789,80 Ton 318,47
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil mencapai jumlah wilayah
pengembangan pertanian perkotaan sesuai yang ditargetkan yaitu 5 wilayah kelurahan,
atau berhasil mencapai target 100%. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun
2015 sebesar 20%.
Kinerja yang belum berhasil dicapai yaitu produksi pertanian khususnya produksi
tanaman pangan dari yang ditargetkan 44.161,00 ton menjadi 43.642,29 ton atau
mencapai target 98,83% dan produksi tanaman hortikultura dari yang ditargetkan
10.567,00 ton menjadi 10.546,00 ton atau mencapai target 99,80%. Indikator tersebut
gagal dicapai antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pengembangan
sarana dan prasarana pertanian yang dimaksudkan untuk pengembangan infrastruktur
pertanian terutama irigasi dan jalan pertanian baru dapat diselesaikan pada bulan-bulan
terakhir tahun 2016 sehingga belum bisa memberikan dampak bagi peningkatan
produksi pertanian. Selain itu faktor iklim basah (curah hujan tinggi) menyebabkan
peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik tanaman pangan
maupun hortikultura sehingga produktivitas turun.
c. Program Pengembangan SDM Pertanian
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah SDM pertanian (petani & penyuluh) yang ditingkatkan kapasitasnya
557 orang 596 orang 107 361
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah jumlah SDM pertanian yang
ditingkatkan kapasitasnya dari yang ditargetkan 557 orang menjadi 596 orang, atau
berhasil mencapai target 107%. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015
sebesar 65%. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena kegiatan yang
telah dilaksanakan, yaitu : (1) pembinaan dan pendampingan petani, (2) peningkatan
SDM petani, dan (3) peningkatan SDM penyuluh.
d. Program Penjamin Bahan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal
(ASUH)
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah sertifikat dan rekomendasi penjaminan BAH (sertifikat NKV)
5 sertifikat 5 sertifikat 100 -
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil mencapai jumlah sertifikat
dan rekomendasi penjaminan BAH (sertifikat NKV) sesuai yang ditargetkan yaitu 5
sertifikat, atau berhasil mencapai target 100%. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai
antara lain karena kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu pemeriksaan bahan asal
hewan (BAH).
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 97
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
e. Program Peningkatan Usaha Peternakan dan Kesejahteraan Petani Peternak
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah sertifikat dan rekomendasi penjaminan BAH (sertifikat NKV)
2 kelompok 2 kelompok 100 -
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil mencapai jumlah kelompok
tani ternak yang difasilitasi sesuai yang ditargetkan yaitu 2 kelompok, atau berhasil
mencapai target 100%. Indikator kinerja tersebut berhasil dicapai antara lain karena
kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu fasilitasi pemasaran produk peternakan.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
BAGIAN PEREKONOMIAN 562.747.000 560.135.700 99.54
DINAS PERTANIAN 21.864.556.000 20.978.595.371 95,95
JUMLAH 22.427.303.000 21.538.731.071 96,04
PERMASALAHAN
1. Meskipun secara teknis budidaya banyak petani yang kemampuannya sudah bagus
tetapi secara kelembagaan sistem organisasi dan manajemen kelompok tani belum
berjalan maksimal. Hal ini terlihat dari meskipun jumlah kelompok tani bertambah
tetapi dari segi kualitas kelembagaan masih relatif rendah.
2. Keterbatasan sumber daya penyuluh pertanian menyebabkan keterbatasan juga
dalam pembinaan petani.
3. Berkurangnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan ke penggunaan non
pertanian seperti pemukiman dan kawasan bisnis.
4. Infrastruktur pertanian seperti irigasi, transportasi, dan unit pengolahan belum
optimal.
SOLUSI
1. Meningkatkan kemampuan berorganisasi dan managerial kelompok tani.
2. Memberdayakan penyuluh-penyuluh swadaya yang berasal dari kalangan petani
sendiri.
3. Memanfaatkan lahan-lahan pekarangan terutama di kawasan perkotaan untuk
budidaya pertanian.
4. Meningkatkan insfrastruktur pertanian melalui pembangunan dan rehabilitasi
terutama pada jaringan irigasi dan jalan pertanian.
PRESTASI
1. Juara 3 Lomba Kelompok Tani Ternak Tingkat Nasional yang diraih oleh PKT
Kuncen Farm Kelurahan Bubakan Kecamatan Mijen.
2. Juara 3 Lomba Kelompok Tani Ternak Kerbau Tingkat Propinsi Jawa Tengah
yang diraih oleh PKT Mbangun Karso Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 98
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
SASARAN 19 :
MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA
PERIKANAN
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat
pelaku usaha perikanan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja
sasaran sebesar 134,88% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Jumlah pendapatan per kapita nelayan 18.000.000 24.278.748 134,88 17.500.000
Rata-rata Capaian 134,88
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Jumlah pendapatan per kapita nelayan mengalami peningkatan, pada tahun 2015 sebesar
Rp. 17.500.000,- atau sebesar Rp. 1.333.000,-/kapita/th dan meningkat pada tahun 2016
sebesar Rp. 24.278.748,-. Atau sebesar Rp. 2.023.229,-/kapita/th
Pencapaian indikator sasaran ini dilaksanakan melalui peningkatan pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal, dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan melalui peningkatan kualitas SDM, pengelolaan potensi kelautan dan
perikanan dan pengembangan perikanan.
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Kelompok pelaku usaha perikanan 388 Kelompok 388 kelompok 100 370 kelompok
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 hasil kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan target
pembinaan kelompok pelaku usaha perikanan, dimana pada tahun 2015 sebesar 370
kelompok meningkat menjadi 388 kelompok pada Tahun 2016. Kelompok pelaku usaha
perikanan ini meliputi Pengelolaan usaha perikanan terpadu, mulai dari pembudidayaan,
pengolahan dan pemasaran pada satu daerah tertentu. Secara umum data pelaku bidang
perikanan sebagai berikut :
1) Jumlah nelayan di Kota Semarang pada tahun 2015 sebanyak 1.404 orang dan di
tahun 2016 sebanyak 1.566 orang.
2) Adapun rata-rata pendapatan nelayan mengalami peningkatan , pada tahun 2015
sebesar Rp. 1.333.000,-/kapita/th dan meningkat pada tahun 2016 sebesar Rp.
2.023.229,-/kapita/th.
3) Sedangkan rata-rata pendapatan tenaga kerja yang bekerja di sektor kelautan dan
perikanan selain nelayan sebagai berikut :
Petambak, pada tahun 2015 memiliki rata-rata pendapatan sebesar
Rp. 1.933.000,- per orang per bulan meningkat menjadi sebesar
Rp. 2.068.310,- per orang per bulan pada tahun 2016.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 99
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Pengolah, pada tahun 2015 memiliki rata-rata pendapatan sebesar
Rp. 2.099.350,- per orang per bulan meningkat menjadi sebesar
Rp. 2.309.000,- per orang per bulan pada tahun 2016.
Petani ikan, pada tahun 2015 memiliki rata-rata pendapatan sebesar
Rp. 1.731.000,- per orang per bulan meningkat menjadi sebesar
Rp. 1.852.170,- per orang per bulan pada tahun 2016.
b. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah produksi perikanan budidaya 2.840,44 ton 3.200,57 ton 112,68 2.705, 19 Ton
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Capaian kinerja pada program ini adalah berhasil meningkatkan produksi
perikanan budidaya baik hasil budidaya air tawar berupa kolam maupun budidaya air
payau berupa tambak, dari yang ditargetkan 2.840,44 ton tercapai 3.200,57 ton, atau
berhasil mencapai target produksi perikanan budidaya sebesar 112,68 %. Hal ini
meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 2.705,19 ton.
Nilai hasil perikanan darat meningkat 67 %, dari Rp. 22.256.704.000,- pada
tahun 2015 menjadi Rp. 37.280.230.000,- pada tahun 2016.
Luas lahan budidaya perikanan berupa kolam dan tambak, dengan luas kolam
meningkat 1,47 % dari 58,56 ha menjadi 59,42 ha, sedangkan luas tambak berkurang
dari 1.570 ha pada tahun 2015 menjadi 1548,6 ha pada tahun 2016. Berkurangnya luas
tambak disebabkan abrasi.
c. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah produksi perikanan tangkap 2.243,10 2.392,56 106,66 2.136,29 Ton
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan produksi
perikanan hasil tangkap oleh nelayan dari yang ditargetkan 2.243,10 ton menjadi
2.392,56 ton, atau berhasil mencapai target produksi perikanan tangkap sejumlah
106,66%. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 2.136,29 ton.
Peningkatan nilai ikan hasil tangkapan dari laut sebesar 7,5 %, dari Rp.
26.591.007.000,- pada tahun 2015 menjadi Rp. 28.452.377.000,-pada tahun 2016.
Jumlah pengolah hasil laut pada tahun 2015 sebanyak 525 orang dan pada tahun 2016
jumlahnya meningkat sebanyak 600 orang mencakup 14 jenis usaha.
d. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Peningkatan konsumsi ikan perkapita 30,71 Kg/ kapita/tahun
30,94 Kg /kapita /tahun
100,7 30,26 Kg/ kapita /tahun
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan
konsumsi ikan perkapita masyarakat Kota Semarang dari yang ditargetkan 30,71
Kg/kapita/tahun menjadi 30,94 Kg/kapita/tahun, atau berhasil mencapai target konsumsi
ikan perkapita sejumlah 100,74 %. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015
sebesar 30,26 Kg/kapita/tahun. Adapun kegiatan promosi ikan produk perikanan
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
dilaksanakan melalui lomba masak ikan, pameran produksi hasil perikanan dan
pelaksanaan FORIKAN.
e. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Produk olahan hasil perikanan 15.885,65 ton 16.427,90 ton 103,41 15.650,89 ton
2. Kelompok pelaku usaha perikanan . 388 kelompok 388 kelompok 100 370
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan
produksi pengolahan hasil perikanan dari tahun 2015 sebesar 15.650,89 ton menjadi
16.427,90 ton.
f. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Luas lahan konservasi (hektar) 15 Hektar 0 0 0
2. Pengelolaan lahan (%) 40 % 0 0 0
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang ingin dicapai adalah menyiapkan Tim Persiapan
Pengadaan Lahan yang ditargetkan 100 % untuk pengadaan lahan ekoeduwisata di
Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk, serta tersedianya dokumen kajian penanganan
kerusakan pesisir. Panjang garis pantai yang rawan abrasi di Kota Semarang pada tahun
2015 adalah 36,63 km dan pada tahun 2016 menjadi 31,22 km. Luas keseluruhan hutan
mangrove yang ada di Kota Semarang yang ditangani oleh Pemerintah Kota Semarang
melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang pada tahun 2015 adalah 96,89 ha
dan pada tahun 2016 luasnya 186,17 ha.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Dinas Kelautan dan Perikanan 7.060.470.000 6.691.033.681 94,81
JUMLAH 7.060.470.000 6.691.033.681 94,81
PERMASALAHAN
1. Dengan tidak adanya pemberian bantuan peralatan pada masyarakat pesisir
setelah diberi pelatihan dikhawatirkan ilmu selama pelatihan tidak dapat
digunakan untuk wirausaha karena tidak ada bantuan peralatan, sedangkan
masyarakat tidak memiliki modal untuk wirausaha.
2. Kurangnya pemanfaatan lahan tidur untuk perikanan darat terutama lahan-lahan
yang memiliki sumber air untuk kegiatan perikanan sehingga produksi perikanan
budidaya air tawar belum optimal.
3. Dengan dibangunnya kawasan kampung bahari memiliki dampak bagi penghasilan
nelayan karena pembangunan kawasan tersebut menyebabkan terjadinya
pendangkalan sungai sehingga perahu nelayan sulit untuk keluar masuk TPI.
4. Masih kurangnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan terutama bagi
kalangan anak-anak, sehingga diperlukan berbagai upaya penyuluhan yang
menarik minat anak-anak.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 101
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
SOLUSI
1. Membantu kelompok-kelompok pelaku usaha perikanan untuk mengurus badan
hukum berdirinya kelompok supaya memenuhi syarat menerima bantuan dari
pemerintah.
2. Dilakukan identifikasi lahan-lahan tidur yang dekat dengan sumber air untuk dapat
dikembangkan sebagai lahan budidaya ikan air tawar, serta memberikan sosialisasi
dan pelatihan-pelatihan budidaya ikan pada masyarakat dengan membentuk
kelompok-kelompok pembudidaya ikan.
3. Mengadakan koordinasi dengan BBWS dalam menangani pendangkalan alur
pelayaran kapal-kapal nelayan, dan telah dilakukan pengerukan pada alur muara
dan alur pelayaran menuju TPI.
4. Untuk meningkatkan konsumsi ikan perkapita dilakukan inovasi pengolahan hasil
perikanan dengan membuat aneka jenis menu olahan berbahan ikan dan
mensosialisasikan danmemberi pelatihan pada masyarakat.
TUJUAN 12 :
MENINGKATKAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA
SASARAN 20 :
MENINGKATNYA SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA UNGGULAN
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya sektor perdagangan dan jasa
unggulan dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
87,72% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB
31,06 % 23,75 % 76,46 30,99 %
Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 % 5,79 % 98,97 5,79 %
Rata-rata Capaian 87,72
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
1. Pembangunan sektor perdagangan difokuskan pada koordinasi bidang ekonomi
keuangan dan industri perdagangan, peningkatan Produk Unggulan Daerah dan
Penguatan Kelembagaan Perekonomian dalam kebijakan Pengembangan Ekonomi
Daerah. Pertumbuhan perdagangan dapat dilihat dari kontribusi PDRB kategori
perdagangan dan jasa terhadap PDRB dimana pada tahun 2016 sebesar 23,75 %
dari total PDRB Atas Harga Berlaku sebesar 115.526,34 milyar rupiah.
2. Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dimana pada tahun 2015 LPE
Kota Semarang mencapai 5,80%, maka pada tahun 2016 angka LPE mencapai
5,85%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan LPE nasional 5,02% dan LPE
Provinsi Jawa Tengah 5,28%.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 102
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Peningkatan nilai ekspor ($,000) 1.193.300.000 1.218.036.901 102,07
Neraca perdagangan
- Nilai total ekspor 1.218.036.901 USD 1.218.036.901 USD 100 1.155.342.967 USD
- Nilai total impor 122.056.321.637 USD 122.056.321.637 USD 861.951.832 USD
- Nilai ekspor non-migas 1.218.036.901 USD 1.218.036.901 USD 1.155.245.825 USD
- Nilai impor non-migas 122.056.321.637 USD 122.056.321.637 USD 100 861.951.832 USD
2 Nilai ekspor komoditi non-migas
Total 1.218.036.901 USD 1.218.036.901 USD 100 1.155.342.966,83 USD
Furniture 244.430.081,18 USD 244.430.081,18 USD 100 406.200.004,20 USD
Pakaian Jadi 233.779.008,58 USD 233.779.008,58 USD 100 427350.545,04 USD
Hasil laut 8.617.757,16 USD 8.617.757,16 USD 100 26.145.875,23 USD
Suku cadang elektronik 114.619.449,00 USD 114.619.449,00 USD 100 41.443.325,56 USD
Produk plastik 1.857.923,08 USD 1.857.923,08 USD 100 23.906.026,99 USD
Hasil perkebunan 28.724.859,13 USD 28.724.859,13 USD 100 14.920.952,84 USD
Komoditi lainnya 586.007.823,21 USD 586.007.823,21 USD 100 215.376.236,97 USD
3 Negara yang menjadi tujuan ekspor dengan nominal yang cukup besar
China, Amerika, Jerman
China, Amerika, Jerman
100 China, Amerika, Jerman
4 Tingkat inflasi 2,56% 2,56% 100 2,56%
5 Jumlah toko swalayan (pusat perbelanjaan/mall, minimarket, department store, hypermart)
635 buah 635 buah 100 508 buah
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2016
Melihat dari data tabel di atas nilai ekspor Kota Semarang Tahun 2016
sebesar 1.218.036.901 US$ mengalami kenaikan dibanding Tahun 2015 yang
hanya 1.155.342.967 US$. Dengan kenaikan nilai ekspor maka tingkat ekonmi
masyarakat menjadi lebih baik.
b. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan yang representatif
11 pasar 11 pasar 100 9 pasar
2. Jumlah IKM yang produk produknya dipasarkan
1.440 IKM 1.440 IKM 100 -
Sumber data : Dinas Pasar dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja tentang pasar adalah meningkatkan tingkat ketersediaan
sarana dan prasarana perdaganagan yang representatif dari yang 9 pasar pada tahun 2015
menjadi 11 pasar, terlaksananya pembangunan Pasar Peterongan sebagai Pasar
Bangunan Cagar Budaya, pembangunan Pasar Pedurungan, penyempurnaan Pasar
Purwogondo, Pasar Dargo dan dilakukannya perbaikan pasar-pasar di beberapa pasar
Kota Semarang.
c. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Jumlah komoditas yang diawasi 1.375 Unit 1.375 Unit 100 -
2. Persentase alat UTTP (Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya) yang sesuai standar
60,00 % 60,00% 100 -
3. Program dan kegiatan untuk melindungi kepentingan konsumen
4 kegiatan 4 kegiatan 100 3 kegiatan
4. Jumlah Penyelesaian Sengketa Konsumen 9 kali 9 kali 100 12 kali
5. Jumlah Pengawasan Barang yang beredar 241 kali 241 kali 100 260 kali
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2016
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 103
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Kegiatan untuk melindungi konsumen dilakukan melalui kegiatan Pengawasan
kemetrologian, pengawasan barang yang beredar dari berbagai komoditas dan
penyelesaian sengketa konsumen yang dilakukan oleh Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK). Penyerahan urusan metrologi legal berupa pelayanan tera dan
pengawasan sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah saat ini sudah ditindaklanjuti dengan :
1. Penyerahan Personil, Pendanaan, Sarana dan Prasarana serta Dokumen (P3D) dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ke Pemerintah Kota Semarang pada tanggal 26
September 2016.
2. Kota Semarang sudah membentuk UPTD Metrologi Legal dan saat ini sudah
beroperasional.
d. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
6 sentra 6 sentra 100 5 sentra
Sumber data : Dinas Pasar Kota Semarang
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai adalah berhasil meningkatkan cakupan bina
kelompok pedagang/usaha formal menjadi 6 sentra atau berhasil mencapai target
sejumlah 100%. Hal ini meningkat dibandingkan capaian tahun 2015 sebanyak 5 sentra.
Dalam tahun 2016 pelaksanaannya penataan PKL Pasar Kembang Kali Sari dan
pembuatan shelter PKL samping di kantor diklat, shelter PKL Kelurahan Bulu Lor serta
pembangunan pagar tembok shelter Suryokusumo.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Bagian Perekonomian 883.090.000 703.431.000 79,66
Dinas Pasar 78.807.555.000 73.449.407.190 93,20
Dinas Perindustrian dan Perdagangan 7.686.805.000 6.684.466.675 86,96
JUMLAH 87.377.450.000 80.837.304.865 92,52
PERMASALAHAN
Pada tahun 2016 ada satu kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu
pembangunan Pasar Karangayu, hal tersebut dikarenakan adanya penolakan warga
Kelurahan Karangayu tentang tempat relokasi sementara, yang rencananya di lapangan
sepak bola Kenconowungu dan Jalan Cempolorejo.
SOLUSI
Untuk mengatasi permasalahan pembangunan Pasar Karangayu pada anggaran
perubahan APBD Tahun 2016 dilakukan review terhadap DED Pembangunan Pasar
Karangayu, kajian lingkungan dan kajian lalu lintas pasar Karangayu. Sedangkan untuk
pelaksanaan pembangunan fisik Pasar Karangayu dilaksanakan dengan mekanisme
tahun jamak.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 104
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
PRESTASI
Indonesia's Attractivenness Award 2016 yang diselenggarakan atas kerjasama
antara Tempo Media Group dengan Frontier Consulting Group di Hotel Mulia Jakarta,
Kamis Malam (22/9). Penilaian Indonesia's Attractiveness Index dilakukan terhadap
kabupaten/kota dengan melihat indikator besaran pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut, dan kontribusinya bagi PDRB Provinsi. Dari
penilaian tersebut, terdapat 99 kabupaten dan 38 kota yang lolos nominasi.
TUJUAN 13 :
MENDORONG PENGEMBANGAN INVESTASI DAN EKONOMI LOKAL
BERDAYA SAING GLOBAL
SASARAN 21 :
MENINGKATNYA PRODUK PRODUK UNGGULAN DAERAH
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya produk produk unggulan
daerah dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
100,77% dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Kontribusi kategori-kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB
27,34 % 27,55 % 100,77 27,30 %
Rata-rata Capaian 100,77
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan industri secara intensif
dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan menengah melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia. Perkembangan urusan industri
dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB dimana pada tahun 2016 sebesar
27,55 % atau 30.777,45 milyar rupiah dari total PDRB sebesar 115.526,34 milyar rupiah
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Peningkatan industri kecil menjadi industri menengah
726 IKM 726 IKM 100 -
2 Jumlah Usaha Industri 3.672 unit 3.672 unit 100 3.644 unit
3 Laju pertumbuhan industri kecil dan menengah
0,007% 0,007% 100 0,21%
4 Volume ekspor produk industri dalam total ekspor daerah
1.155.342.967 1.060.220.245
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2016
Meningkatnya jumlah industri yang ada di Kota Semarang, tahun 2015 sebesar
3.644 unit sedangkan tahun 2016 sebesar 3.672 unit terdapat peningkatan sebesar 28 unit
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 105
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
usaha. Pada tahun 2016, peningkatan industri kecil menjadi industri menengah sebanyak
726 IKM. Pembinaan terhadap IKM melalui pelatihan, dimana pada tahun 2016
sebanyak 1420 IKM telah mengikuti diklat dan kegiatan penyuluhan di tahun 2016
diadakan sebanyak 20 kali kegiatan.
b. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Bertambahnya peman-faatan teknologi industri
40 IKM 40 IKM 100
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2016
Kegiatan yang mendukung adalah Pengembangan dan Pelayanan Teknologi
Industri yang di dalamnya memuat kegiatan Sosialisasi SNI, sosialisasi barcode, lomba
karya teknologi industri serta mengadakan pelatihan-pelatihan. Semua kegiatan yang ada
dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan menambah wawasan IKM
terhadap pemanfaatan teknologi industri. Mengingat kegiatan pemanfaatan teknologi
industri baru dilaksanakan di Tahun 2016 sehingga realisasi Tahun 2015 belum ada
kegiatan tersebut sehingga tidak bisa dilaporkan dalam laporan pertanggungjawaban di
Tahun 2016.
c. Program Peningkatan Struktur Industri
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Tercapainya pembinaan lingkungan sosial 760 orang 760 orang 100
2. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Cukai
13 kali 13 kali 100 47 kali
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2016
Penumbuhan wirausaha baru dilakukan dengan mengadakan berbagai macam
pelatihan antara lain sebagai berikut : pelatihan menjahit, lukis kain, membatik,
pengolahan makanan/minuman, membuat design batik serta pelatihan kain perca. Untuk
kegiatan pengawasan cukai sendiri diadakan supaya masyarakat khususnya para
produsen serta konsumen produk rokok dihimbau agar tidak membuat/memasarkan
rokok dengan cukai ilegal. Minimal dengan adanya pengawasan cukai rokok ilegal ini
dapat menekan dan membuat efek jera pada para pelakunya.
d. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1. Penguatan Sentra Industri yang ada 2 sentra 5 sentra 250 2 sentra
Sumber Data : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2016
Pembinaan penguatan sentra pada tahun 2016 ada 5 sentra sebagai berikut sentra
olahan pangan Kandri, sentra batu bata Pedurungan Kidul, sentra tempe miroto dan
sekayu, sentra ikan asap Bandarharjo dan sentra bandeng Krobokan. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan populasi sentra-sentra industri potensial. Kegiatan yang
mendukung antara lain :
1) Kegiatan Penyediaan Sarana Informasi yang dapat Diakses Masyarakat melalui
pembuatan leaflet/brosur sebanyak 1.500 buah, pengembangan dan pembinaan
sentra industri.
2) Kegiatan Penyusunan Data Informasi Industri dan Perdagangan Kota Semarang
dengan hasil Buku Informasi Industri dan Perdagangan dan pengelolaan website.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 106
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
Bagian Perekonomian Setda 431.960.000 382.958.000 88,66
Dinas Perindustrian dan Perdagangan 4.709.605.000 4.570.582.254 97,05
JUMLAH 5.141.565.000 4.953.540.254 96,34
PERMASALAHAN
1. Infrastruktur terutama jalan di dalam wilayah kawasan industri beserta fasilitasnya
banyak yang rusak.
2. Kawasan industri banyak yang ditinggalkan pengelola kawasan.
3. Pemasaran hasil produk IKM belum mempunyai tempat showroom ruang pamer
dan promosi yang memadai.
SOLUSI
1. Menyarankan agar infrastruktur terutama jalan yang ada di wilayah kawasan
industri diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah kota Semarang agar dapat
diperbaiki oleh pemerintah kota
2. Sosialisasi peraturan PP 142 Tahun 2016 tentang kawasan industri agar kawasan
industri menjadi tanggung jawab pengelola kawasan sesuai dengan ijin kawasan
industri yang dimiliki.
3. Mengusulkan kepada pemerintah kota tempat display promosi berupa ruang pamer
di tempat yang strategis.
PRESTASI
Penganugrahan Penghargaan Bidang Industri Tahun 2016 berupa Anugrah Cinta Karya
Bangsa dari Kementerian Perindustrian.
SASARAN 22 :
MENINGKATNYA DAYA TARIK WISATA (DTW)
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya daya tarik wisata (DTW)
dengan indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 100,49%
dengan kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
TAHUN 2016
REALISASI
TAHUN 2016 %
Jumlah kunjungan wisata 4.660.822 orang 4.683.974 orang 100,49 4.660.822 orang
Rata-rata Capaian 100,49
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Dari data tersebut diatas menunjukan adanya perkembangan yang positif pada bidang
pariwisata di Kota Semarang dari tahun ke tahun. Dilihat dari jumlah wisatawan yang
berkunjung pada tahun 2016 sebanyak 4.683.974 orang, sedangkan target kunjungan
wisatawan tahun 2016 adalah sebanyak 4.660.822 orang, berarti melebihi target sebesar
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 107
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
100,49 %. Kondisi kepariwisataan kota Semarang dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir, dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan
wisatawan nusantara (wisnus) adalah sebagai berikut
NO TAHUN JUMLAH
1 Tahun 2010 1.915.892 orang
2 Tahun 2011 2.100.926 orang
3 Tahun 2012 2.712.442 orang
4 Tahun 2013 3.157.658 orang
5 Tahun 2014 3.750.351 orang
6 Tahun 2015 4.660.822 orang
7 Tahun 2016 4.683.974 orang
Sumber data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Jumlah kunjungan wisata 4.660.822 orang 4.683.974 orang 100,49 4.660.822 orang
2 Persentase peningkatan kunjungan wisata 6,50 % 7,00 % 107,69 6,50 %
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
Persentase kenaikan peningkatan kunjungan wisata mencapai 7%, kenaikan
tersebut tidak lepas dari usaha Pemerintah Kota Semarang dalam mengembangkan
mendorong kemajuan Pariwisata yang ada di Kota Semarang. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata melalui Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata pada tahun 2016
secara terus menerus melakukan berbagai promosi dalam memperkenalkan Daerah
Wisata untuk menarik Wisatawan baik Domestik maupun Luar Negeri seperti
tercantum pada tabel dibawah ini :
SARANA PROMOSI 2015 2016
- Situs Online www.wisata semarang.net
www.semarang-tourism.com
www.pariwisata.semarangkota.go.id
- Buku
Guide book & Kalender Event : 1750 buku
Direktori Kebudayaan dan Pariwisata 2015 ; 70 buku
- Guide book&kalender event : 2.000 buku
- Buku Direktori Kebudayaan dan Pariwisata 2016, 50 buku
- Brosur / Leaflet
Kota Lama
Wisata Kota semarang
Peta Wisata
5000 lembar
5000 lembar
7000 lembar
2500 lembar
6000 lembar
10.000 lembar
- DVD Wisata Kota Semarang
1 kegiatan 1 kegiatan
- Baliho 6 kegiatan 7 kegiatan
- Majalah Penerbangan 1 kegiatan
1 kegiatan
- Majalah Pariwisata 2 kegiatan 2 kegiatan
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang tahun 2016
Kegiatan pameran pemasaran pariwisata yang diselenggarakan atau
diikuti oleh Pemerintah Kota Semarang selama tahun 2016 antara lain ;
1) Borobudur travel mart and expo 2016
2) Pameran kepariwisataan pecan raya Sulawesi Selatan 2016
3) Medan TTI expo 2016
4) Batam IITT expo 2016
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 108
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Selain melakukan Promosi seperti tersebut di atas Pemerintah Kota
Semarang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga melakukan
pelatihan untuk menambah Sumber Daya Manusia bagi masyarakat serta membina
wilayah-wilayah potensial yang dapat mendukung dan mempromosikan Kota
Semarang sebagai Kota Tujuan Wisata.
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Jumlah obyek wisata yang dikelola dengan baik
63 Buah 64 Buah 101,59 63 Buah
2 Jumlah Sarpras MICE 175 Buah 175 Buah 100 175 Buah
3 Jumlah Event MICE 1 Kegiatan 1 Kegiatan 100 1 Kegiatan
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai pada program ini adalah pengelolaan obyek
wisata sebanyak 64 buah.
DESTINASI PARIWISATA 2016
KATEGORI NAMA DAYA TARIK WISATA ALAMAT
A. WISATA ALAM 1 GOA KREO Desa Talun Kacang Kandri
2 HUTAN WISATA TINJOMOYO Desa Tinjomoyo Sukorejo Gunungpati
3 PANTAI MARINA Jl. Villa Marina Kompleks Taman Sari
4 MANGROVE EDUCATION CENTER Jl. Tapak Tugurejo Tugu Semarang
5 DESA WISATA KANDRI Desa Talun Kacang Kandri Gunungpati
6 DESA WISATA WONOLOPO Desa Wonolopo Mijen
7 DESA WISATA NONGKOSAWIT Desa Nongkosawit Gunungpati
8 DESA WISATA JAMALSARI Desa Jamalsari Kel. Kedungpane
9 DESA WISATA JATIREJO Desa Jatirejo Gunungpati Semarang
10 KEBUN AGRO BISNIS Desa Cepoko Gunungpati
11 RIVER TUBING NGITIR KALIJOGO KANDRI Desa Kandri Gunungpati
B. WISATA BUDAYA
12 TAMAN BUDAYA RADEN SALEH Jl. Sriwijaya No. 29 Semarang
13 GEREJA BLENDUK/KAWASAN KOTA LAMA Jl. Letjen Suprapto No. 32 Semarang
14 GEDUNG LAWANG SEWU Jl.Pemuda Kompleks Tugu Muda
15 MASJID AGUNG JAWA TENGAH Jalan Gajah
16 KLENTENG SAM POO KONG GEDUNGBATU Jl. Simongan No.129 Semarang
17 MUSEUM JAMU NYONYA MENEER Jl. Raya Kaligawe KM. 4 Semarang
18 VIHARA MAHAVIRA Kompleks Marina Semarang
19 PURI AGUNG GIRINATHA Jl. Sumbing Semarang
20 MUSEUM MANDALA BHAKTI Jl. Tugu Muda No.1 Semarang
21 MUSEUM MURI DAN JAMU JAGO Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 4 Semarang
22 PAGODA AVALOKITESVARA Jl. Perintis Kemerdekaan
23 MAKAM KI AGENG PANDANARAN Jl. Mugas Dalam 2 No.4 Mugasari
24 MUSEUM PERADABAN ISLAM Jl. Gajah Raya Gayamsari Semarang
25 WIDYA MITRA PUSAT KEBUDAYAAN BELANDA
Jl. MT. Haryono No. 360 Semarang
26 SEMARANG ART GALERY Jl. Letjen Suprapto Taman Srigunting No.5-6 Semarang
27 MASJID LAYUR KAMPUNG MELAYU Jl. Layur Dadapsari Semarang
28 PETILASAN WASIS JOYO KUSUMO Desa Mundingan Kel. Cepogo Gunungpati
29 MAKAN KYAI SAFI’I WONOSARI Desa Plalangan Gunungpati
30 MAKAM RAJA PRAGOLAPATI GUNUNGPATI
Desa Karanganyar Gunungpati
31 MAKAM PANGERAN HARTO GUMILAR NONGKO
Kelurahan Nongkosawit
32 KAWASAN PECIANAN TAY KAK SI Gg. Lombok Semarang
33 MAKAM SYECH JUMAIDIL QUBRO Jl. Yos Sudarso No.1 Terboyo
34 MUSEUM RONGGOWARSITO Jl. Abdul Rahman Saleh No.1 Semarang
35 GEDUNG SOBOKARTI
Jl. Dr. Cipto No. 31-33 Semarang
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 109
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
KATEGORI NAMA DAYA TARIK WISATA ALAMAT
C. WISATA BUATAN
36 TUGU MUDA Kompleks Tugu Muda Semarang
37 TAMAN MARGASATWA SEMARANG Jl. Raya Mangkang Semarang
38 KAMPOENG WISATA TAMAN LELE Jl. Raya Tugu KM. 10 Semarang
39 KAWASAN SIMPANG LIMA Kompleks Simpang Lima
40 WATER BLASTER Jl. Bukit Candi Golf No.7 Semarang
41 TAMAN REKREASI MARINA Jl. Villa Marina Kompleks Taman Sari
42 BANDENG PRESTO Jl. Pandanaran Semarang
43 LOENPIA EXPRESS Jl. Gajahmada Semarang
45 WINGKO BABAT Jl. Teungku Umar
46 MALL PARAGON Jl. Pemuda No. 118 Semarang
47 MALL CIPUTRA Jl. Simpang Lima No.1 Semarang
48 DP MALL Jl. Pemuda No.150
49 JAVA MALL Jl. MT. Haryono No. 992-994 Semarang
50 KAMPOENG BATIK Jl. Batik Bubakan Semarang
51 PURI BATIK Jl. Dr. Sutomo No.11 Semarang
52 KAMPOENG SEMARANG Jl. Kaligawe KM.1 No.98 Semarang
53 PLAY SETOZ INDOOR THEME PARK Jl. Inspeksi Gajahmada Semarang
54 CLUB MERBY Jl. MT. Haryono No.653 Semarang
55 PUSAT OLEH OLEH PANDANARAN Jl. Pandanaran Semarang
56 WARUNG SEMAWIS PECINAN Gang Waru Pecinan Kranggan Semarang
57 KAMPUNG LAUT Jl. Komplek PRPP Maerokoco Semarang
58 WONDERIA Jl. Sriwijaya No.29 Semarang
59 GARDU PANDANG Taman Tabanas Gombel
60 WISATA MICE (EVENT-EVENT DI KOTA SEMARANG)
Semarang Night Carnival ,Semarang Great Sale ,Symphoni Kota Lama, Dugderan Semarang, Festival Perahu Warak, Mahakarya Legenda Goa Kreo
61 PUJASERA SIMPANG LIMA Kawasan Simpang Lima Semarang
62 PUJASERA TAMAN MENTERI SUPENO Jl. Menteri Supeno Semarang
63 GALERI BUNGA POJOK TAMAN KB Jl. Menteri Supeno
64 JUNGLE TOON Perumahan Graha Wahid Manyaran
Adapun obyek wisata yang potensial tersebut terus dikembangkan dan dikemas
dalam Program Ayo Wisata Ke Semarang, antara lain :
1) Wisata Sejarah, seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Kawasan Kota Lama, Museum
Ronggowarsito, Museum Mandala Bhakti, Peringatan Pertempuran Lima Hari di
Semarang, Replika Kapal Laksamana Cheng Ho, dan sebagainya ;
2) Wisata Religi, seperti Masjid Agung Kauman, MAJT, Gereja Blenduk, Klenteng
Gedung Batu / Sam Poo Kong, Klenteng Tay Kak Sie, Vihara Avalokiteswara,
Makam Ki Ageng Pandanaran, Makam Kyai Soleh Darat, Makam Syech Jumadil
Kubro, dan sebagainya ;
3) Wisata Alam, seperti Goa Kreo, Taman Margasatwa Wonosari (Bonbin
Mangkang), Kampoeng Wisata Taman Lele, Agrowisata Sodong, Pantai Marina,
Pantai Maron, Kampung Laut, Danau Bukit Semarang Baru (BSB), Taman
Tabanas, dan sebagainya ;
4) Wisata Tradisi/ Budaya, seperti Upacara Dugderan dengan Warak Ngendhog,
Sesaji Rewandha, Upacara Apitan/ Merpi Deso/ Sedekah Bumi, Taman Budaya
Raden Saleh (TBRS), PRPP/ Taman Mini Jateng, Ibu Suri Huang Dai Ho Gallery
Dekranasda Kota Semarang, Gallery Kriya Megrania, dan sebagainya ;
5) Wisata Kuliner, seperti Pusat Oleh-oleh Makanan Khas Semarang Jl.Pandanaran,
Pujasera Simpang Lima, Pujasera Taman Menteri Soepeno, berbagai makanan
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 110
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
khas yakni Lunpia, Bandeng Presto, Wingko Babat, Warung Semawis dengan
aneka makanan tempo dulu (wedang tahu, ganjel rel), dan sebagainya ;
6) Wisata Belanja, seperti, Pusat Batik Semarangan (Kp. Batik, Sobokarti), Pusat
Souvenir Khas Semarang, Kaos Sembarangan, Pasar Johar, Pasar Ikan Higienis,
Sango Ceramics, Webe Tas, Pusat Tas Elisabeth, Paragon Mal, DP Mal/ Care
Four, Java Mal, Swalayan Ada, dan sebagainya ;
7) Wisata Permainan, seperti Out Bond Tinjomoyo, Wonderia, Istana Majapahit,
Water Blaster di Bukit Candi Golf, Water Park Kampoeng Semawis, Bukit Kali
Pancur, Bukit Wahid Manyaran, dan sebagainya ;
8) Wisata Edukasi, seperti Melihat langsung proses cetak koran Suara Merdeka,
proses pembuatan mie instan (Indo Mie), Agrowisata Tanaman Obat PT. Sido
Muncul, Museum Jamu Ny Meneer, Museum Muri dan Museum Jamu Jago, dan
sebagainya .
9) Wisata Event, seperti Pandanaran Art Festival, Pemilihan Denok Kenang,
Semarang Night Carnival, Semarang Great Sale, dan sebagainya .
c. Program Pengembangan Kemitraan
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
% REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI
1 Jumlah SDM pariwisata yang dibina 520 Orang 800 Orang 153,85 520 Orang
Sumber Data : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2016
Pelaksanaan program ini didukung melalui kegiatan koordinasi pembangunan
kemitraan pariwisata dengan hasil sebagai berikut :
1) Terlaksananya Bina Pelaku Usaha Pariwisata; Pembinaan pelaku usaha pariwisata
dalam rangka menghadapi MEA.
2) Peningkatan SDM Pariwisata; Pelatihan untuk pemandu wisata yang menjadi
anggota Himpunan Pariwisata Indonesia.
3) Pelayanan Usaha Pariwisata; Tanda Daftar Usaha Pariwisata jumlah perijinan
yang dikeluarkan selama tahun 2016 sebanyak 884 ijin.
4) Kajian Kepuasan Masyarkat terhadap pelayanan publik.
Pemerintah Kota Semarang menyadari bahwa upaya pengembangan
kepariwisataan tidak mungkin dapat dilakukan tanpa campur tangan para stakeholder
daerah, untuk itu perlu dilakukan sinkronisasi kerjasama pengembangan kepariwisataan
dengan berbagai pihak termasuk asosiasi pelaku pariwisata di Kota Semarang, sehingga
peran serta masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan dapat semakin tumbuh dan
terarah sesuai dengan kebijakan pemerintah.
PERMASALAHAN
1. Belum adanya branding yang secara masif disosialisasikan untuk meningkatkan
citra Kota Semarang.
2. Sumber Daya Manusia SKPD belum mempunyai yang berlatar belakang
pendidikan teknik sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
infrastruktur kesulitan.
3. Kurangnya kajian tentang pemasaran sehingga target pasar kurang fokus.
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 111
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
4. Kesulitan pengembangan UPTD karena keterbatasan dalam hal investasi.
SOLUSI
1. Segera diintrusikan untuk menetapkan dan mensosialisasikan branding Kota
Semarang.
2. Menempatkan Sumber Daya Manusia dengan latar belakang pendidikan teknik
yang sesuai dengan pembangunan insfrastruktur.
3. Meningkatkan kajian pemasaran.
4. Kerjasama dengan pihak ke tiga dengan terlebih dahulu UPTD dikelola BUMD.
PRESTASI
1. Juara I Stand Terbaik Pameran Gebyar Wisata Budaya Nusantara di Jakarta.
2. Juara III Stand Terbaik Pameran EATOF Expo 2016 di Yogyakarta.
3. Juara II Stand Terbaik Pameran Semarang Tourism Craft and Expo 2016 di Java
Mall Semarang.
4. Juara III Stand Terbaik Batam Indonesia Invesment Tourism and Trade Expo 2016
5. Juara Hararpan I Stand Terbaik Pameran Pekan Raya Sumsel 2016.
6. Juara II Stand Terbaik Expo di Borobudur Travel Mart 2016.
7. Anugerah Indeks Pariwisata Indonesia dari Kementerian Pariwisata, Kota
Semarang peringkat ke 5 dari 10 Peringkat Tertinggi Indeks Pariwisata.
SASARAN 23 :
MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI KOTA
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya iklim investasi kota dengan
indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 100,11% dengan
kategori predikat“sangat tinggi”. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran disajikan dalam tabel berikut ini:
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA REALISASI TAHUN
2015 TARGET TAHUN
2016
REALISASI TAHUN
2016 %
Investasi Kota Semarang 10.500.000.000.000 10.511.240.381.834 100,11 9.570.413.742.378
Rata-rata Capaian 100,11
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Pada tahun 2016, investasi di Kota Semarang sampai dengan bulan Desember
mencapai sebesar Rp.10.511.240.381.834.- atau sudah melebihi target yang sudah
ditetapkan pada tahun 2016 yaitu mencapai 100 % sebanyak Rp. 10.500.000.000.- .
PROGRAM DAN INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PENCAPAIAN SASARAN
a. Program Peningkatan Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1. Nilai Realisasi PMDN dan PMAJumlah Investor
5.064 4.899 97 4.405
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 112
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai sampai dengan bulan Desember adalah
4.899 investor atau sudah mencapai 97 % dari target Tahun 2016 sebanyak 5.064.
INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI TAHUN 2016
1 Jenis dan jumlah potensi investasi di Kota Semarang Jumlah potensi 16
2 Peningkatan promosi dan kerjasama investasi % 100 %
3 Jumlah kegiatan dan jenis promosi untuk mendatangkan investasi (Forum PPTSP, RKPPMD, Sem BIZ, Temu Bisnis dll)
Jumlah kegiatan 13
4 Laju pertumbuhan investasi % 10 %
5 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Peru sahaan 4.899
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1. Investasi Kota Semarang 10.500.000.000.000 10.511.240.381.834 100,11 9.570.413.742.378
2. Peningkatan Nilai Investasi 10 % 940.826.639.456 10 1.645.897.892.452
Sumber Data : BPPT Kota Semarang dan RPJMD Kota Semarang
Pada tahun 2016 kinerja yang dicapai sampai dengan bulan Desember adalah
sebesar Rp.10.511.240.381.834.- atau sudah melebihi target yang sudah ditetapkan pada
tahun 2016 yaitu mencapai 100 % sebanyak Rp. 10.500.000.000.- .
INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI
TAHUN 2015
REALISASI
TAHUN 2016
1 Jumlah tenaga kerja yang terserap (RPJMD) orang 41.847 50.181
2 Jumlah jenis perijinan yang mendapatkan pengakuan ISO 9001 : 2008
Jumlah per ijinan
29 29
3 Jumlah dan nilai persetujuan investasi selama setahun Jumlah rupiah
- Penanaman Modal Asing (PMA) 1.398.793.197.537 804.834.988.747
$ 171.293.106
- Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 1.540.981.800 263.125.084.353
4 Jumlah permohonan penanaman modal Permohonan
penanaman modal asing (PMA) 45 52
penanaman modal dalam negeri (PMDN) 4.773 4.847
5 Nilai investasi penanaman modal asing (PMA) Rupiah 5.397.756.206.300 4.424.504.124.801
6 Nilai investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rupiah 5.432.000.000.000 6.086.736.257.033
7 Jumlah persetujuan investasi yang diterbitkan (IKK) ijin 4.817 4.899
8 Jumlah Perijinan yang dilayani ijin
Investasi 16.721 17.160
Non Investasi 3.563 4.560
JUMLAH PELAYANAN PERIJINAN TAHUN 2016
NO INDIKATOR KINERJA
JUMLAH PERMOHONAN
PELAYANAN PERIJINAN
PELAYANAN PERIJINAN
YANG DITERBITKAN
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2015 TAHUN
2016
TOTAL PERIJINAN 20.456 21.928 20.284 21.720
1. Bidang Kesra dan Lingkungan 4.393 5.538 4.280 5.396
2. Bidang Perekonomian 11.457 11.934 11.434 11.881
3. Bidang Pembangunan 4.631 4.456 4.570 4.443
Sumber Data : BPPT Kota Semarang Tahun 2016
c. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya Sarana dan Prasarana Daerah
INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
1. Jumlah Pranata 2 dokumen 2 dokumen 100 2 dokumen
Sumber Data : BPPT Kota Semarang dan RPJMD Kota Semarang
Pada Tahun 2016 Realisasi Jumlah Pranata adalah 2 dokumen sesuai dengan yang
direncanakan yaitu 2 dokumen atau 100 %. Faktor-faktor penyebab terpenuhinya target
kinerja program/kegiatan adalah adanya perencanaan yang matang dalam penyusunan
MISI 4 : MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 113
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
rencana kinerja untuk tahun yang bersangkutan sehingga target kinerja dapat dicapai
sesuai harapan.
Dalam hal ini koordinasi dan pemahaman tugas sangat perlu guna penyeimbangan
dalam pelaksanaan program/kegiatan yang terarah serta elevansi antara program dan
pagu anggaran yang tersedia.
REALISASI DANA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN
SKPD ANGGARAN (Rp) REALISASI
ANGGARAN (Rp)
PERSEN
TASE (%)
BPPT 4.767.735.000 4.677.612.349 98.11
BagianPerekonomian 1.673.360.000 1.573.159.392 94,01
BagianKerjasama 2.285.000.000 1.959.705.342 85,76
JUMLAH 8.726.095.000 8.210.477.083 94,09
PERMASALAHAN
1. Masih perlunya peningkatan infrastruktur khususnya gedung kantor yang kurang
representative dalam menunjang pelaksanaan pelayanan perijinan.
2. Masih perlunya identifikasi potensi dan promosi investasi yang lebih mengarah
pada upaya percepatan peningkatan invenstasi.
SOLUSI
1. Diusulkan untuk dibuatkan gedung kantor baru yang representatif.
2. Pelaksanaan kajian potensi investasi dan inovasi bentuk dan pola promosi yang
lebih efektif dan efisien.
PRESTASI
Prestasi dan penghargaan pada tingkat Provinsi Jawa Tengah. Nasional dan Internasional
yang diperoleh pada tahun 2016 adalah :
1. Penghargaan Kota Pro Investasi se Jawa Tengah dengan Kategori Istimewa.
2. Mempertahankan Sertifikasi ISO 9001:2008.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 114
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas
keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan.
Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang
oleh instansi pemerintah sedangkan transparansi dibangun atas dasar kebebasan
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang
berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang
membutuhkan.
Implementasinya adalah seluruh pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan
daerah hendaknya diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan
tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
berbasis akrual sebagaimana dipersyaratkan oleh PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah yang dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali diubah
dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan
Umum APBD (KUA) berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Penyusunan APBD Tahun Anggaran
2016 diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2016.
Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih dahulu
disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA Tahun Anggaran 2016 Kota Semarang disusun
berdasarkan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 yang merupakan RKPD yang
penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005 – 2015 karena
RPJMD periode ketiga (2016-2020) belum ditetapkan.
Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat target pencapaian kinerja yang
terukur dari program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2016 untuk setiap urusan
Pemerintahan Daerah. Dokumen KUA juga memuat kondisi ekonomi makro daerah,
asumsi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD),
kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah,
dan strategi pencapaiannya yang memuat langkah- langkah konkrit dalam pencapaian
target yang ditetapkan.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 115
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Anggaran Pendapatan Daerah Kota Semarang tahun 2016, terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 1.337.039.529.000,-
2. Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.447.698.516.000,-
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. 983.172.252.000,-
Total Pendapatan Daerah sebesar Rp. 3.767.910.297.000,-
1. Kebijakan Pendapatan
Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah
Kebijakan APBD perubahan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1) Melakukan optimalisasi peningkatan pendapatan melalui perkiraan yang
terukur secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi pendapatan asli
daerah sampai dengan semester I tahun 2016;
2) Penyesuaian kebijakan dana perimbangan yang bersumber dari pemerintah
pusat maupun provinsi. Pada Perubahan APBD TA 2016 ini terdapat
pemangkasan dana transfer sebesar total Rp. 314.971.502.000 yang meliputi
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi
Hasil.
3) Penyesuaian terhadap alokasi Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah yang
belum dimasukkan pada APBD TA 2016 karena APBD TA 2016 Kota
Semarang yang ditetapkan lebih dulu daripada APBD TA 2016 Provinsi Jawa
Tengah.
4) Penyesuaian terhadap Hibah dari Pemerintah Pusat untuk penyelesaian utang
PDAM.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Upaya-upaya untuk mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2016 dilakukan
melalui hal-hal sebagai berikut:
1) Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang
dengan memerhatikan potensi pendapatan yang ada dengan tetap mendasarkan
kepada aspek pelayanan, keadilan, serta kepentingan umum;
2) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyediaan sarana dan prasarana
untuk memudahkan masyarakat dalam membayarkan kewajibannya kepada
Pemerintah Kota Semarang
3) Meningkatkan kapasitas aparatur pemungut serta sistem prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat, sederhana dan akuntabel;
AKUNTABILITAS KEUANGAN 116
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
4) Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dan wajib
pajak/retribusi untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak dan retribusi
daerah sesuai ketentuan yang berlaku;
5) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan
daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan
peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;
6) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah;
7) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan Rencana
Bisnis Anggaran untuk berkontribusi terhadap pendapatan Pemerintah Kota
Semarang. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian target pendapatan
daerah adalah sebagai berikut : Membenahi manajemen data penerimaan
Pendapatan Asli Daerah;
Secara umum di Tahun 2016 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang
telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan realisasinya melampaui target.
Namun masih terdapat jenis pendapatan yang realisasinya belum mencapai target.
Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 sebagai berikut :
Target Pendapatan Rp. 3.767.910.297.000,-
Realisasi Pendapatan Rp. 4.103.151.795.483,- _
Selisih lebih Rp. 335.241.498.483,-
Realisasi Pendapatan mencapai 108,90 % dari target Pendapatan Tahun 2016.
Target dan Realisasi pendapatan secara rincian adalah sebagai berikut :
NO JENIS
PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH
PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pendapatan Asli
Daerah
1.337.039.529.000 1.491.645.900.065 154.606.371.065 111,56 1.244.594.020.738
2. Dana
Perimbangan
1.447.698.516.000 1.644.277.729.716 196.579.213.716 113,58 1.270.371.271.674
3. Lain-lain
Pendapatan yang
Sah.
983.172.252.000 967.228.165.702 (15.944.086.298) 98,38 875.207.156.305
JUMLAH
PENDAPATAN
DAERAH
3.767.910.297.000 4.103.151.795.483 335.241.498.483 108,90 3.390.172.448.717
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
a) Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan pendapatan yang berasal dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :
Target Rp. 1.337.039.529.000,-
Realisasi Rp. 1.491.645.900.065,- _
Selisih Lebih Rp. 154.606.371.065,-
AKUNTABILITAS KEUANGAN 117
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Realisasi PAD mencapai 111,56 % dari target PAD Tahun 2016.
NO JENIS
PENDAPATAN
ANGGARAN
2016 REALISASI 2016 SELISIH
PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pendapatan Pajak
Daerah
886.964.751.000 1.006.487.472.776 119.522.721.776 113,48 816.208.853.784
2. Pendapatan Retribusi
Daerah
127.522.601.000 121.124.927.429 (6.397.673.571) 94,98 89.728.179.483
3. Pendapatan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
51.979.633.000 52.309.979.748 330.346.748 100,64 10.530.576.700
4. Lain-lain PAD yang
Sah
270.572.544.000 311.723.520.112 41.150.976.112 115,21 328.126.410.771
JENIS PENDAPATAN
ASLI DAERAH (PAD)
1.337.039.529.00
0 1.491.645.900.065 154.606.371.065 111,56 1.244.594.020.738
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Rincian Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :
1) Pajak Daerah :
Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah (Perda)
Kota Semarang.Pengelolaan Pajak dilakukan oleh SKPD Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang.
Adapun Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun 2016 adalah :
Target Rp. 886.964.751.000,-
Realisasi Rp. 1.006.487.472.776,- _
Selisih lebih Rp. 119.522.721.776,-
Realisasi Pajak Daerah mencapai 113,48 % dari target Pajak Daerah Tahun 2016.
Rincian Pajak Daerah adalah sebagai berikut :
NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN
2016 REALISASI 2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. Pajak Hotel 56.356.000.000 66.374.406.216 10.018.406.216 117,78 55.445.095.950
2. Pajak Restoran 87.500.000.000 91.789.276.983 4.289.276.983 104,90 78.155.642.554
3. Pajak Hiburan 17.000.000.000 17.601.177.831 601.177.831 103,54 15.728.927.946
4. Pajak Reklame 28.135.001.000 29.428.875.424 1.293.874.424 104,60 25.910.827.083
5. Pajak Penerangan Jalan 186.000.000.000 189.895.462.761 3.895.462.761 102,09 185.505.501.940
6. Pajak Pengambilan Bahan
Galian Golongan C
200.000.000 105.999.850 (94.000.150) 53,00 120.188.240
7. Pajak Parkir 10.000.000.000 11.379.780.905 1.379.780.905 113,80 9.574.487.370
8. Pajak Air Tanah 5.343.750.000 6.296.980.828 953.230.828 117,84 5.543.419.678
9. Pajak Sarang Burung
Walet
50.000.000 750.000 (49.250.000) 1,50 0
10. Pajak BPHTB 254.505.000.000 331.793.233.942 77.288.233.942 130,37 232.877.793.324
11. Pajak PBB 241.875.000.000 261.821.528.036 19.946.528.036 108,25 207.346.969.699
PAJAK DAERAH 886.964.751.000 1.006.487.472.776 119.522.721.776 113,48 816.208.853.784
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
2) Retribusi Daerah
Retribusi Daerah adalah PAD yang tarifnya telah diatur dengan Perda dan
pemungutan Retribusi ini berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh
Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Pendapatan Retribusi dan
Pemungutannya dilakukan oleh SKPD penghasil.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 118
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Target dan Realisasi Retribusi Daerah adalah :
Target Rp. 127.522.601.000,-
Realisasi Rp. 121.124.927.429,- _
Selisih kurang Rp. ( 6.397.673.571,-)
Realisasi Retribusi Daerah mencapai 94,98 % dari target Retribusi Daerah Tahun
2016. Rincian Penerimaan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. DINAS KESEHATAN 3.548.453.000 3.876.771.000 328.318.000 109,25 3.564.854.400 Retribusi Pelayanan
Kesehatan
3.548.453.000 3.876.771.000 328.318.000 109,25 3.564.854.400
2. DINAS BINA MARGA 0 56.000.000 56.000.000 100,00 45.000.000 Retr. Ijin Persewaan Alat
Berat
0 56.000.000 56.000.000 100,00 45.000.000
3. DINAS PSDA & ESDM 0 0 0 0 1.140.000 Retr. Ijin Persewaan Alat
Berat
0 0 0 0 1.140.000
4. DINAS KEBAKARAN 113.140.000 187.522.500 74.382.500 165,74 183.897.500
Retr.Pemeriksaan Alat
Pemadam Kebakaran
101.390.000 157.272.500 55.882.500 155,12 115.147.500
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
11.750.000 30.250.000 18.500.000 257,45 68.750.000
5. DINAS TATA KOTA &
PERUMAHAN
37.861.560.000 28.622.046.900 (9.239.513.100) 75,60 24.061.757.000
Retr.Pelayanan
Pemakaman & Pengabuan
Myt
654.691.000 849.052.000 194.361.000 129,69 696.904.000
Retr.Penggantian Biaya
Cetak Peta
1.667.097.000 1.345.473.000 (321.624.000) 80,71 1.586.986.500
Retr. Ijin Pemakaian
Kekayaan Daerah
1.224.328.000 1.695.910.000 471.582.000 138,52 840.697.500
Retr. Ijin Mendirikan
Bangunan
26.119.175.000 19.259.130.800 (6.860.044.200) 73,74 15.811.316.600
Retr. Ijin Gangguan /
Keramaian
8.196.269.000 5.472.481.100 (2.723.787.900) 66,77 5.125.852.400
6. PENERANGAN JALAN
& P. REKLAME
6.000.000.000 6.489.987.250 489.987.250 108,17 5.887.733.480
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
6.000.000.000 6.489.987.250 489.987.250 108,17 5.887.733.480
7. DISHUB KOMINFO 18.819.671.000 16.567.163.475 (2.252.507.525) 88,03 11.620.435.250 Retr. Pelayanan Parkir
Tepi Jalan Umum
3.850.000.000 3.012.751.000 (837.249.000) 78,25 2.804.290.000
Retr. Pengujian Kendaraan
Bermotor
6.040.753.375 6.043.205.700 2.452.325 100,04 6.119.204.000
Retr. Pengendalian Menara
Telekomunikasi
2.000.000.000 487.690.150 (1.512.309.850) 24,38 0,00
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
5.308.495.625 5.308.495.625 - 100,00 1.364.420.750
Retr. Terminal 1.147.860.000 904.826.000 (4.403.669.625) 78,83 645.988.500
Retr.Tempat Khusus
Parkir
397.412.000 731.620.000 (416.240.000) 184,10 617.382.000
Retr. Ijin Trayek 75.150.000 78.575.000 3.425.000 104,56 69.150.000
8. BADAN LINGKUNGAN
HIDUP
393.050.000 525.450.000 132.400.000 133,69 331.900.000
Retr.Hasil Sewa
Laboratorium Air
393.050.000 525.450.000 132.400.000 133,69 331.900.000
9. DINAS KEBERSIHAN
& PERTAMANAN
12.597.919.000 15.373.320.500 2.775.401.500 122,03 14.384.499.286
Retr.Pelayanan
Persampahan
11.568.165.000 15.167.582.500 3.599.417.500 131,11 14.059.141.286
Retr. Penyedotan Kakus 189.754.000 205.738.000 15.984.000 108,42 199.358.000
Retr. Sewa Lapangan
Simpang Lima
840.000.000 0 (840.000.000) 0 126.000.000
10. D. SOSIAL PEMUDA &
OLAHRAGA
1.818.760.000 2.036.930.000 218.170.000 112,00 1.641.669.500
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
768.520.000 1.011.105.000 242.585.000 131,57 698.850.000
AKUNTABILITAS KEUANGAN 119
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE
REALISASI
2015
Retr.Tempat Rekreasi &
Olah Raga
1.050.240.000 1.025.825.000 (24.415.000) 97,68 942.819.500
12. DINAS TENAGA
KERJA &
TRANSMIGRASI
3.500.000.000 3.408.400.050 (91.599.950) 97,38 3.694.595.700
Retr. Perpanjangan Ijin
Memperkerjakan Tenaga
Kerja Asing
3.500.000.000 3.408.400.050 (91.599.950) 97,38 3.694.595.700
13. DINAS KEBUDAYAAN
DAN PARIWISATA
6.057.952.000 5.914.603.300 (143.348.700) 97,63 4.955.301.700
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
1.107.947.000 2.265.864.300 1.157.917.300 204,51 780.255.200
Retr.Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa
469.000.000 372.200.000 (96.800.000) 79,36 417.400.000
Retr.Tempat Rekreasi &
Olahraga
4.481.005.000 3.276.539.000 (1.204.466.000) 73,12 3.757.646.500
14. SEKRETARIAT 798.627.000 823.486.000 24.859.000 103,11 899.573.000
Retr. Pemakaian
Kekayaan Daerah
109.495.000 119.200.000 9.705.000 108,86 118.700.000
Retr.Tempat Penginapan /
Villa
689.132.000 704.286.000 15.154.000 102,20 780.873.000
15. D P K A D 21.084.047.000 24.084.560.360 3.000.513.360 114,23 4.037.436.321 Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah
21.084.047.000 24.084.560.360 3.000.513.360 114,23 4.037.436.321
Retr.Sewa Aset Tanah 6.671.787.000 7.533.797.578 862.010.578 112,92 2.245.739.139
Retr.Sewa Lahan
Jembatan Ciputa-Anggrek
22.973.000 22.973.425 425 100,00 20.884.932
Sewa Lahan Jembatan
Ciputa-Achmad Dahlan
160.179.000 202.728.657 42.549.657 126,56 180.203.250
Retr.Kerjasama Lantai
dasar Pertokoan Simp.5
242.037.000 715.734.000 473.697.000 295,71 349.609.000
Retr.Kerjasana Bengkok
Pujasera Ngaliyan
34.625.000 41.000.000 6.375.000 118,41 41.000.000
Retr.Kerjasana PT.
NARPATI
580.000.000 1.740.000.000 1.160.000.000 300,00 0
Retr.Sewa Lahan Sam Po
Kong
39.235.000 132.420.000 93.185.000 337,50 0
Retr.Sewa Lahan Tk. Roti
Purimas
29.282.000 144.477.700 115.195.700 493,40 0
Retr.Sewa Lapangan Golf 1.350.000.000 1.550.000.000 200.000.000 114,81 1.200.000.000
Retr.Sewa Lahan
Dr.Cipto PT.Indosat
55.995.000 55.995.000 0 100,00 0
Retr.Sewa Lahan PT.
Tirto Podo Moro
55.500.000 103.000.000 47.500.000 185,59 0
Retr.Sewa Lahan PT. XL
Axiata Tbk
55.995.000 55.995.000 0 100,00 0
Retr.Sewa Lahan Hotel
Tentrem
11.786.439.000 11.786.439.000 0 100,00 0
16. DINAS KELAUTAN &
PERIKANAN
70.477.000 80.850.915 10.373.915 114,72 85.076.625
Pemakaian Kekayaan
Daerah
32.035.000 42.339.000 10.304.000 132,16 48.570.000
Retr. Tempat pelelangan
Ikan
38.442.000 38.511.915 69.915 100,18 36.506.625
17. DINAS PASAR 14.858.945.000 13.077.835.179 (1.781.109.821) 88,01 14.333.309.721 Retr. Pelayanan Pasar 9.370.366.000 9.305.604.465 (64.761.535) 99,31 10.406.375.343
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
5.488.579.000 3.772.230.714 (1.716.348.286) 68,73 3.926.934.378
RETRIBUSI DAERAH 127.522.601.000 121.124.927.429 (6.397.673.571) 94,98 89.728.179.483
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang dipisahkan :
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah PAD yang berasal
dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota Semarang
AKUNTABILITAS KEUANGAN 120
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah.Pendapatan ini dikelola
dan diterima melalui Sekretariat Daerah Kota Semarang.
Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah :
Target Rp. 51.979.633.000,-
Realisasi Rp. 52.309.979.748,- -
Selisih lebih Rp. 330.346.748,-
Realisasi HPKD mencapai 100,64 % dari target HPKD yang dipisahkan Tahun
2016. Rincian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah
sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Perusahaan Daerah RPH &
BHP
150.000.000 77.623.330 (72.376.670) 51,75 0
2 Perusahaan Daerah
Percetakan
210.000.000 120.038.570 (89.961.430) 57,16 69.361.514
3 Perusahaan Daerah Bank
Pasar
368.280.000 249.489.648 (118.790.352) 67,74 91.006.744
4 Perusahaan Daerah BPR /
BKK
1.251.353.000 1.071.546.959 (179.806.041) 85,63 1.035.606.835
5 Bank Jateng Cabang
Semarang
50.000.000.000 50.791.281.241 791.281.241 101,58 9.334.601.607
JUMLAH 51.979.633.000 52.309.979.748 330.346.748 100,64 10.530.576.700
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
4) Lain-lain PAD yang Sah :
Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari 7
(tujuh) Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan
Kota, RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial, Pemuda dan Olah
raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kelautan dan
Perikanan dan Dinas Pertanian
Target Rp. 270.572.544.000,-
Realisasi Rp. 311.723.520.112,-
Selisih lebih Rp. 41.150.976.112,-
Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 115,21 % dari target Lain – lain
PAD yang sah Tahun 2016. Lain – lain PAD yang Sah dapat dirinci sebagai
berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. DINAS KESEHATAN
KOTA
27.720.627.000 28.928.389.955 1.207.762.955 104,36 29.224.121.000
Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada
FKTP
27.720.627.000 28.928.389.955 1.207.762.955 104,36 29.224.121.000
2. RUMAH SAKIT UMUM 132.000.000.000 130.264.266.621 (1.735.733.379) 98,69 118.549.358.953 Pendapatan BLUD RSUD
Kota Semarang
132.000.000.000 130.264.266.621 (1.735.733.379) 98,69 118.549.358.953
3. DISHUB KOMINFO 27.611.643.000 22.661.268.137 (4.950.374.863) 82,07 23.498.212.750 Fasilitas Umum 278.058.000 251.306.500 (26.751.500) 90,38 251.869.250
Penr.lain2 BLU
27.333.585.000 22.409.961.637 (4.923.623.363) 81,99 23.246.343.500
AKUNTABILITAS KEUANGAN 121
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
4. DINAS
KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL
489.800.000 384.900.000 (104.900.000) 78,58 871.900.000
Pendapatan Denda
Administrasi Kependudukan
489.800.000 384.900.000 (104.900.000) 78,58 871.900.000
5. D P K A D 82.072.436.000 130.836.857.571 48.764.421.571 159,42 154.961.698.693
Pelepasan Hak Atas Tanah 100.000.000 0 (100.000.000) 0,00 0
Penj.Peralatan/
Perlengk.Kant. Yg tdk
terpakai
200.000.000 1.379.824.770 1.179.824.770 689,91 1.931.938.925
Jasa Giro Kas Daerah 18.961.903.000 19.823.411.810 861.508.810 104,54 30.346.141.136
Rekening Deposito pada
Bank
56.991.249.000 59.778.995.932 2.787.746.932 104,89 56.044.693.347
Pendapatan dari
Pengembalian kerugian
daerah
4.634.070.000 4.634.070.387 387 100,00 -
Pendapatan dari
Pengembalian hibah KPU
1.115.214.000 0 (1.115.214.000) 0,00 -
Hasil Pengelolaan Dana
Bergulir dari Kel Masy.
70.000.000 144.077.823 74.077.823 205,82 126.228.471-
Denda Pajak 0 742.968.508 742.968.508 100,00 8.600.484.283
Lain-lain DPKAD 0 41.708.276.668 41.708.276.668 100,00 57.912.212.531
6. DINAS KELAUTAN &
PERIKANAN
19.288.000 30.125.000 10.837.000 156,19 22.265.000
Penjualan Hasil Perikanan 19.288.000 30.125.000 10.837.000 156,19 22.265.000
7. DINAS PERTANIAN 658.750.000 1.242.944.501 584.194.501 188,68 998.854.375
Penjualan Hasil Pertanian 90.000.000 109.910.800 19.910.800 122,12 82.213.500
Penjualan Hasil Peternakan 568.750.000 1.133.033.701 564.283.701 199,21 916.640.875
PENERIMAAN LAIN-
LAIN PAD YANG SAH
270.572.544.000 311.723.520.112 41.150.976.112 115,21 328.126.410.771
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
b) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.
Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah :
Target Rp. 1.447.698.516.000,-
Realisasi Rp. 1.644.277.729.716,- -
Selisih lebih Rp. 196.579.213.716,-
Realisasi Dana Perimbangan mencapai 113,58 % dari target Dana Perimbangan
Tahun 2016.
Rincian Dana Perimbangan adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Bagi Hasil Pajak 196.616.059.000 182.951.352.221 (13.664.706.779) 93,05 95.124.155.500
2. Bagi Hasil Bukan
Pajak/ Sumber Daya
Alam
3.088.834.000 2.731.426.525 (357.407.475) 88,43 1.738.332.174
3. Dana Alokasi Umum. 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000
4 Dana Alokasi Khusus 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000
Dana Perimbangan 1.447.698.516.000 1.644.277.729.716 196.579.213.716 113,58 1.270.371.271.674
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
AKUNTABILITAS KEUANGAN 122
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
1) Bagi Hasil Pajak :
Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak
Penghasilan Pasal 21, DBHCHT dan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29.
Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah :
Target Rp. 196.616.059.000,-
Realisasi Rp. 182.951.352.221,- -
Selisih kurang Rp. (13.664.706.779,-)
Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 93,05 % dari target Bagi Hasil Pajak
Tahun 2016. Adapun Rincian Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. Bagi Hasil Pajak Bumi &
Bangunan
12.814.294.000 15.351.809.483 2.537.515.483 119,80 15.042.001.500
2. Bagi Hasil dari PPH OPDN
& Pasal.21
107.756.042.000 97.729.343.222 (10.026.698.778) 90,70 66.219.562.200
3 PPH Pasal 25/29 69.045.723.000 62.675.208.552 907.000 90,77 7.281.907.000
4 DBHCHT 7.000.000.000 7.194.990.964 194.990.964 102,79 6.580.684.800
Bagi Hasil Pajak 196.616.059.000 182.951.352.221 (13.664.706.779) 93,05 95.124.155.500
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) :
Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam adalah dana yang berasal dari
Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan
minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.
Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah :
Target Rp.3.088.834.000,-
Realisasi Rp.2.731.426.525,- -
Selisih kurang Rp. (357.407.475,-)
Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 88,43 % dari target BHBP / SDA Tahun 2016.
Rincian Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam adalah sebagai
berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Pertambangan Umum 286.000 186.000 (100.000) 65,03 26.900.686
2 Panas Bumi 15.498.000 17.945.050 2.447.050 115,79 11.570.897
3 Minyak Bumi 71.465.000 36.187.500 (35.277.500) 50,64 57.172.500
4 Gas Bumi 1.727.546.000 2.054.062.013 326.516.013 118,90 739.162.200
5 Kehutanan 184.845.000 171.020.423 (13.824.577) 92,52 200.261.858
6 Perikanan 1.089.194.000 452.025.539 (637.168.461) 41,50 703.264.033
Bagi Hasil Bukan Pajak/
Sumber Daya Alam
3.088.834.000 2.731.426.525 (357.407.475) 88,43 1.738.332.174
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3) Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari pendapatanAPBN yang
dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
dalam rangka mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 123
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Target Rp. 992.311.186.000,-
Realisasi Rp. 1.211.708.204.000,- -
Selisih lebih Rp. 219.397.018.000,-
Atau realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 122,11 % dari target Dana Alokasi
Umum Tahun 2016. Rincian Dana Alokasi Umum adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Dana Alokasi Umum 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000
Jumlah Dana Alokasi Umum
(DAU)
992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Pelampauan pencapaian Target Pendapatan DAU adalah karena terbitnya PMK
125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran sebagian DAU Tahun 2016,
dimana untuk Kota Semarang ditunda untuk 4 bulan (mulai September – Desember)
sehingga Pemkot Semarang menurunkan Target Pendapatan DAU pada Perubahan
APBD 2016 sesuai dengan besaran penundaan, namun ternyata penundaan hanya
untuk bulan September dan Oktober 2016, sedangkan DAU bulan Nopember dan
Desember tidak ada penundaan. Adapun penundaan bulan September dan Oktober
telah ditransfer oleh Pemerintah Pusat pada 31 Desember 2016.
4) Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu yang bertujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.
Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah :
Target Rp. 255.682.437.000,-
Realisasi Rp. 246.886.746.970,- -
Selisih Kurang Rp. (8.795.690.030,- )
Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 96.56 % dari target Dana Alokasi Khusus
Tahun 2016. Rincian Dana Alokasi Khusus adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Dana Alokasi Khusus Fisik 75.222.635.000 64.575.055.970 (10.647.579.030) 85,85 0
2 Dana Alokasi Khusus Non
Fisik
180.459.802.000 182.311.691.000 1.851.889.000 101,03 0
Dana Alokasi Khusus
(DAK) 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000
Jumlah Dana Alokasi Khusus
(DAK)
255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
AKUNTABILITAS KEUANGAN 124
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
c) Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang berasal
dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
Target dan Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah :
Target Rp. 983.172.252.000,-
Realisasi Rp. 967.228.165.702,-
Selisih kurang Rp. 15.944.086.298,-
Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 98,38 % dari target
Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2016.
Rincian Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. Pendapatan Hibah dari
Pemerintah Pusat
492.005.508.000 497.402.508.000 5.397.000.000 101,10 0
2 Dana Bagi Hasil dari Provinsi
dan Pemerintah Daerah
Lainnya
448.160.000.000 427.901.413.702 (20.258.586.298) 95,48 432.645.344.655
3 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
0 0 0,00 355.298.952.000
4 Bantuan Keuangan dari
Propinsi
43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650
5 Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000
Lain – lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
983.172.252.000 967.228.165.702 (15.944.086.298) 98,38 875.207.156.305
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
1) Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat
Adanya pendapatan hibah dari pemerintah pusat adalah berdasarkan Permendagri RI
Nomor 48 Tahun 2015 tentang pedoman penerimaan hibah dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah dan penyertaan Modal pemerintah Daerah PDAM dalam
rangka penyelesaian hutang PDAM kepada Pemerintah Pusat secara Non Kas.
Target dan Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah :
Target Rp. 492.005.508.000,-
Realisasi Rp. 497.402.508.702,- _
Selisih lebih Rp. 5.397.000.000,-
Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat mencapai 101,10 % dari target
Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Tahun 2016.
Rincian Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISAS
I 2015
1 Hibah Non Kas dari
Pemerintah Pusat
492.005.508.000 492.005.508.000 0 100,00 0
2 Hibah dari
Pemerintah Pusat
0 5.397.000.000 5.397.000.000 100,00 0
Pendapatan Hibah
dari Pemerintah
Pusat
492.005.508.000 497.402.508.000 5.397.000.000 101,10 0
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
AKUNTABILITAS KEUANGAN 125
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Hibah Non Kas sebesar Rp.492.005.508.000,- merupakan Dana Hibah Non Kas
yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kota Semarang untuk
digunakan sebagai dasar penyertaan modal kepada PDAM dalam rangka
mengoptimalkan perbaikan kondisi keuangan PDAM dan penyelesaian piutang
negara kepada PDAM. Sedangkan Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar
Rp.5.397.000.000,- terdiri dari :
a. Program hibah air minum bantuan bantuan Pemerintah Australia Tahap II Kota
Semarang sebesar Rp.2.337.000.000,-
b. Program hibah air minum APBN Tahun 2016 Kota Semarang sebesar
Rp.3.060.000.000,-
2) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi adalah dana yang berasal dari pendapatan
APBD Provinsi yang dialokasikan kepada kabupaten/kota se Provinsi yang
bersangkutan berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah.
Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya adalah :
Target Rp. 448.160.000.000,-
Realisasi Rp. 427.910.413.702,-
Selisih kurang Rp. 20.258.586.298,-
Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
mencapai 95,48 % dari target Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya Tahun 2016.
Rincian Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya adalah
sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. Pajak Kendaraan
Bermotor
150.000.000.000 156.311.497.647 6.311.497.647 104,21 143.012.429.266
2. BBNKB 125.000.000.000 114.990.167.765 (10.009.832.235) 91,99 117.200.774.862
3. Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor
120.000.000.000 100.727.744.843 (19.272.255.157) 83,94 119.988.102.162
4. P2 & PAP 160.000.000 160.325.000 325.000 100,20 167.180.027
6. Bagi Hasil Pajak Rokok 53.000.000.000 55.711.678.447 2.711.678.447 105,12 52.276.858.338
Bagi Hasil Pajak dari
Propinsi dan Pemda
Lainnya
448.160.000.000 427.901.413.702 (20.258.586.298) 95,48 432.645.344.655
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3) Dana Penyesuaian
Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam
rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang terdiri dari Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah dan Tunjangan Profesi. Mulai Tahun 2016 Dana Tambahan Penghasilan
AKUNTABILITAS KEUANGAN 126
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Guru ( DTP-Guru PNSD ) dan Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru
PNSD) menjadi DAK Non Fisik, hal ini berdasarkan Perpres Nomor 137/2015
tentang rincian APBN Tahun 2016.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1. Tambahan Penghasilan
Guru PNSD dan Tunj.
Prof
0 0 0 0,00 355.298.952.00
0
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
0 0 0 0,00 355.298.952.00
0
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)
tanggal 16 Agustus 2016 nomor S-579/PK/2016 tentang Penyampaian Informasi
kepada Daerah tentang penghentian penyaluran Dana Tunjangan Profesi Guru dan
Tambahan Penghasilan Tahun Anggaran 2016 untuk triwulan III & IV ,
dikarenakan masih ada SILPA Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan
Guru PNSD. Tahun 2016 yang diperhitungkan oleh Pemerintah Pusat masih cukup
untuk membayar Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD
sampai dengan akhir Tahun 2016 sehingga kekurangan pembayaran TPG PNSD
menggunakan SILPA Tahun 2015 sebesar Rp. 154.137.387.000,-
4) Bantuan Keuangan Provinsi
Bantuan keuangan provinsi adalah bantuan dalam penggunaannya dan teknis
penganggarannya dibedakan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus.
Bantuan ini diberikan provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah :
Target Rp. 43.006.744.000,-
Realisasi Rp. 41.924.244.000,- _
Selisih kurang Rp. (1.082.500.000,-)
Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 97,48 % dari target Tahun 2016.
Adapun rincian dari Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Bantuan Keuangan dari
Propinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650
Bantuan Keuangan dari
Propinsi Tk.I
43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
AKUNTABILITAS KEUANGAN 127
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
5) Dana Insentif Daerah
Dana Insentif Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang bertujuan
memberikan reward kepada pemerintah daerah atas penilaian capaian kinerja-nya di
atas rata-rata nasional, dan digunakan dalam rangka pelaksanaan fungsi
pendidikan yang menjadi urusan / kewenangan daerah. Untuk tahun 2016
penggunaan DID tidak terikat pada pendidikan. Kriteria pengalokasian DID yaitu :
1). Kriteria Utama : kriteria yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai penentu
kelayakan daerah penerima yang terdiri atas :
* Opini BPK atas LKPD : WTP atau WDP.
* Penetapan APBD tepat waktu.
2). Kriteria Kinerja : kriteria penilaian terhadap kinerja daerah terdiri dari :
* Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan daerah (termasuk pengelolaan
pajak dan retribusi daerah ) dengan bobot 50%
* Pelayanan dasar publik, yang meliputi pendidikan, Kesehatan, Air Minum
Layak, Sanitasi untuk masyarakat dengan bobot 25%
* Ekonomi dan kesejahteraan (termasuk pengendalian tingkat inflasi) dengan
bobot 25% .
Namun untuk tahun 2016 Pemerintah Kota Semarang tidak memperoleh Dana
Insentif Daerah (DID) karena opini BPK atas Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015 adalah Wajar Dengan Pengecualian
(WDP). Adapun rincian dari Dana Insentif Daerah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Dana Insentif
Daerah
0 0 0 0,00 20.730.023.000
Dana Insentif
Daerah
0 0 0 0,00 20.730.023.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3. Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah
Dalam upaya mengoptimalisasi mengelola pendapatan daerah Pemerintah Kota
Semarang sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan yang timbul
pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut :
a. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD
a) Permasalahan Pajak Daerah
1) Kurangnya kesadaran dan transparansi sebagai wajib pajak dalam
melaporkan besaran pendapatan dan besaran pembayaran pajaknya.
2) Keterbatasan aparat/SDM Pemeriksa Pajak yang memenuhi kriteria
pemeriksa pajak yang bersertifikat dan latar belakang pendidikan yang
sesuai.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 128
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
3) Kesulitan dalam pemungutan Pajak Daerah yang tidak jelas
kepemilikannya.
4) Peraturan Daerah terkait pajak daerah yang sudah tidak relevan dengan
kondisi saat ini
5) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C tidak mencapai target
karena wilayah di Kota Semarang hanya ada 2 (dua) obyek pajak yang
bisa dikenakan pajak yaitu PT.Dibya Jaya Makmur dan PT.Berkah
Rowosari Indah. Pajak yang ada pada Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan termasuk yang harus diatur terkait dengan lingkungan (ijin) dan
dimana semua usaha yang terkait dengan mineral bukan logam dan
bantuan harus dipungut pajak secara adil. Sesuai dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Jawa Tengah,
Bupati/Walikota menerbitkan WIUP Mineral Bukan Logam dan atau
Batuan setelah mendapat rekomendasi teknis dari Gubernur.
6) Pajak Sarang Burung Walet realisasinya tidak mencapai target
dikarenakan banyak obyek sarang burung walet yang tidak diketahui
pemiliknya/pengelolanya.
b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Dilaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan pemasangan on
line sistem (pembayaran dan pelaporan melalui sistem elektronik)
terhadap Wajib Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan akan dilakukan
terhadap obyek pajak lain yaitu Pajak Hotel dan Pajak Parkir.
2) Diselenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan terkait
pengelolaan dan pemeriksaan pajak daerah bagi pegawai di lingkungan
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang
3) Melakukan perubahan data obyek pajak secara berkala, dengan
melakukan updating Pajak Daerah dan telah dilaksanakan yustisi pajak
daerah bagi wajib pajak yang telah melalaikan kewajibannya.
4) Telah diselesaikannya 5 (lima) Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah dan telah diusulkan untuk dibahas dalam Program
Legislasi Daerah (Prolegda) Tahun 2017.
5) a). Melakukan sosialisasi terhadap aktifitas/kegiatan pengambilan
mineral bukan logam dan batuan agar mengajukan ijin ke Dinas ESDM
Provinsi Jawa Tengah.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 129
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b). Berkoordinasi dengan Kecamatan untuk memberikan data obyek
Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan yang ada di wilayah
kecamatan masing-masing.
6) Bekerjasama dengan kecamatan untuk mendata dan mengetahui alamat
pemiliknya/pengelolanya.
b. Permasalahan Retribusi Daerah
Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi permasalahan
dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi Daerah bersangkutan.
Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai berikut :
Dinas Tata Kota dan Perumahan
Permasalahan :
1) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Penggantian Cetak Peta
dikarenakan :
a) Pada tahun 2016 pengajuan ijin didominasi oleh pemohon
perorangan/perumahan kecil.
b) Pada tahun 2016 pengajuan permohonan KRK dari sektor kegiatan usaha
dan industri sedikit.
2) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan
dikarenakan :
a. Wajib Retribusi IMB yang masuk pada TA 2016 sebagian besar nilai
retribusinya kecil (rata-rata sekitar Rp.10.000,- per meter).
b. Banyak berkas yang berhenti karena persyaratan belum lengkap,
terutama terkait persyaratan rekomendasi dari instansi lain.
c. Proses IMB yang masih rumit dan tidak sesuai SPM, sehingga
masyarakat enggan mengurus IMB.
d. Dalam memproses IMB belum memanfaatkan IT secara maksimal
sehingga efisien dan efektifitas masih kurang.
e. Banyak berkas yang masuk dalam kondisi pengecekan di lapangan
terdapat banyak pelanggaran, sehingga berkas tidak bisa diproses.
f. Personil yang menangani sangat terbatas.
2) Tidak tercapainya Target Pendapatan Retribusi Ijin Gangguan (HO)
dikarenakan :
a. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Ijin Gangguan
dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Perijinan
Tertentu bahwa permohonan daftar ulang bagi pemohon Ijin Gangguan
tidak dikenakan pembayaran retribusi kembali.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 130
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b. Pemberlakuan peraturan baru/edaran mengenai persyaratan yang harus
dilengkapi dalam permohonan Ijin Gangguan menjadi hambatan bagi
pengajuan penerbitan Ijin Gangguan maupun daftar ulang Ijin Gangguan,
karena belum didukung peraturan teknis pelaksanaannya di daerah.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Sosialisasi berkaitan dengan perijinaan (KRK, IMB, HO dan Pelayanan
Pemakaman) perlu ditingkatkan dari tingkat kelurahan dan kecamatan.
2) Perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap bulan terhadap prosedur
perijinan yang berlaku.
Dinas Perhubungan, Komunikasi& Informatika
Permasalahan :
1) Tidak tercapainya target pendapatan parkir tepi jalan umum dikarenakan
banyak jalan yang direnovasi dan adanya perubahan lahan parkir.
2) Tidak tercapainya target retribusi pengendalian menara telekomunikasi
karena :
a) Menara Telekomunikasi di Kota Semarang ada yang tidak ada identitas
b) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah retribusi baru,
karena waktunya sangat sempit sehingga perlu sosialisasi kepada
pemilik Menara Telekomunikasi
c) Pencairan Anggaran sosialiasi II baru diterima tanggal 5 Desember 2016
3) Tidak tercapainya target retribusi terminal dikarenakan :
a) Terminal Terboyo, Jalan Kaligawe menuju Terminal Terboyo tergenang
air/rob. Pintu akses masuk Terminal banjir dan rusak. Hal ini
mengakibatkan bus tidak bisa masuk terminal dan kios/warung banyak
yang tutup.
b) Terminal Penggaron, penarikan retribusi tidak di depan pintu terminal
sehingga angkutan banyak yang putar balik untuk menghindari petugas
di lapangan dengan alasan kondisi didalam terminal sepi/tidak ada
penumpang.
c) Terminal Mangkang, berkurangnya bus kota dengan alasan sudah tidak
layak pakai, bus besar sulit diarahkan masuk ke dalam terminal dengan
alasan jalan didalam terminal rusak parah, serta penerangan jalan banyak
yang sudah mati sampai sekarang, beroperasinya kembali agen-agen bus
di wilayah Krapyak dan sekitarnya, belum maksimal pemanfaatan
terhadap Terminal Mangkang dan hanya digunakan sebagai lintasan saja
jadi jarang bus-bus yang istirahat/menginap.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 131
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
d) Terminal Cangkiran, banyaknya bus angkutan yang tidak
beroperasi/berkurang dengan alasan Buku KIR dan KP yang habis masa
berlakunya, bertambahnya Bus BRT sehingga mengurangi jumlah bus
kota.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Parkir di tepi jalan umum
a) Koordinasi dengan instansi terkait
b) Mencari titik-titik parkir yang belum terdata
c) Menaikkan target per titik parkir
2) a) Sudah ada himbauan secara lisan maupun tertulis dari Dinas kepada
pemilik Menara Telekomunikasi tetapi belum ditindak lanjuti. Data
Mentel dan operator sangat dinamis, sehingga diperlukan data dari
pemilik menara
b) Sosialisasi I sudah dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016, namun
peserta belum bisa menyampaikan data mentel yang dimilikinya
c) Sosialisasi II dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2016
3) a) Terminal Terboyo : akan dialihfungsikan untuk parkir angkutan barang.
b) Terminal Penggaron : Penertiban di depan gapura/gerbang terminal
setiap bulan, memberi sosialisasi peraturan-peraturan terminal dan tata
tertib pada sopir-sopir dan PO yang ada di terminal.
c) Terminal Penggaron : Petugas sudah berupaya memasukkan bus-bus
penumpang yang melintas untuk diarahkan masuk ke dalam terminal
namun sulit karena faktor-faktor tersebut.
d) Terminal Cangkiran : Melakukan/mengadakan sosialisasi peraturan-
peraturan terminal dan tata tertib kepada para sopir dan PO yang ada di
terminal dan petugas mengupayakan supaya bus penumpang untuk
masuk dalam terminal.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Permasalahan :
Retribusi Sewa Lapangan Simpang Lima tidak mencapai target dikarenakan di
tahun 2016 tidak ada pemohon untuk menggunakan Lapangan Simpang Lima.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Dalam memberikan ijin sewa Lapangan Simpang Lima lebih selektif dan
diprioritaskan pada kegiatan yang tidak bersifat komersil.
Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga
Permasalahan :
Tidak tercapainya retribusi pemakaian kekayaan daerah dikarenakan :
AKUNTABILITAS KEUANGAN 132
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
1) Berkurangnya obyek retribusi akibat adanya pinjam pakai lapangan Citarum
2) Adanya obyek retribusi yaitu GOR Trilomba Juang yang masih dalam taraf
perbaikan atau pembangunan sehingga tidak dapat dioperasionalkan
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Obyek retribusi yang masih dalam perbaikan apabila sudah selesai agar segera
dioperasionalkan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Permasalahan :
1) Masa perpanjangan telah habis, sehingga untuk kembali bekerja di kota
Semarang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bersangkutan harus mengurus
ijin baru ke Jakarta dimana DPKK dibayarkan di BNI sesuai dengan
rekening Kementerian.
2) Ada beberapa Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kontraknya tidak
diperpanjang oleh perusahaan.
3) Tenaga Kerja Asing (TKA) pindah lokasi kerja di luar kota Semarang.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Sebenarnya Retribusi Perpanjangan Tenaga Kerja Asing tidak bisa ditarget karena
Tenaga Kerja Asing yang ada baru bisa ditarik retribusi di tahun ke-2 (dua) setelah
ijin dikeluarkan dari Kementerian, itupun kalau diperpanjang. Jadi kondisi yang
ada boleh dikatakan secara kebetulan ada Tenaga Kerja Asing di Kota Semarang,
di samping itu Pemerintah Kota Semarang tidak ada kewenangan untuk
memperlama Tenaga Kerja Asing.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Permasalahan :
1) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa tidak memenuhi target
dikarenakan akses masuk ke Hotel Taman Lele dari arah barat tertutup
media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat harus memutar sejauh ± 3
km sampai daerah Jerakah dan adanya pekerjaan bongkar pasang pipa PGN
(Perusahaan Gas Negara) dan pembuatan saluran air yang letaknya tepat di
depan Kampoeng Wisata Taman Lele
2) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
a) Retribusi Tempat Rekreasi di Taman Lele tidak dapat memenuhi
Target dikarenakan akses masuk ke obyek wisata Taman Lele dari arah
barat tertutup media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat harus
memutar sejauh ± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya pekerjaan
bongkar pasang pipa PGN (Perusahaan Gas Negara) dan pembuatan
AKUNTABILITAS KEUANGAN 133
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
saluran air yang letaknya tepat di depan Kampoeng Wisata Taman
Lele.
b) Target Obyek Wisata Taman Margasatwa dan Goa Kreo terlalu tinggi
sedangkan Perda Retribusi Jasa Usaha belum disahkan sehingga tiket
masuk belum naik dan di Taman Margasatwa naik tiket arena
permainan maupun tiket menaiki hewan masih belum naik
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka
median jalan yang tepat di depan Taman Lele
2) a) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka
median jalan yang tepat di depan Taman Lele
b) Mengajukan Perda Kenaikan Harga Karcis yang sekarang sedang
dalam proses
Dinas Pasar :
Permasalahan :
Tidak tercapainya Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dikarenakan :
1) Pungutan retribusi PKL belum sesuai dengan Perda sehingga perhitungan
potensi retribusi PKL masih kurang dari target yang ditetapkan
2) Pengelolaan dan pungutan retribusi PKL pada lima belas kecamatan dan
break down ke kelurahan-kelurahan bahwa dengan ketiadaan (MOU) antara
Dinas Pasar dengan wilayah maka hasilnya tidak optimal bahkan jauh dari
target
3) Banyak toko yang ditutup
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Menghitung potensi retribusi PKL dengan updating data
2) Sosialisasi kepada pedagang kaki lima tentang tarif PKL sesuai Perda
3) Membuat surat peringatan kepada pedagang pasar yang tidak aktif, dan
dibuatkan surat untuk diambil tindakan.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan :
Perusda Percetakan
Pada tahun 2016 ada pengeluaran yang tidak dianggarkan sebesar
Rp.365.839.000,- yaitu untuk membayar biaya pesangon karyawan yang perusda
yang purna tugas sebanyak 4 orang dan 1 orang karyawan yang meninggal dunia.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
AKUNTABILITAS KEUANGAN 134
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Pemberian pesangon terhadap karyawan yang purna tugas dan meninggal dunia
terakhir diberikan pada tahun 2016 ini. Mulai tahun 2017 dan seterusnya,
pemberian dana pesangon akan dicadangkan setiap tahunnya sehingga tidak
membebani laba/rugi tahun bersangkutan.
Perusda RPH dan BHP
Panen budidaya sapi yang ditargetkan 3 kali dalam 1 tahun hanya tercapai 1 kali
karena lelang pengadaan hewan sapi 4 bulan dan memperoleh sapi bakalan dengan
bobot 225 kg dari rencana 400 kg maka waktu pemeliharaan menjadi mundur dari
rencana hanya 4 bulan menjadi 6 bulan
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Membongkar monopoli harga sapi siap potong dengan cara memotong sendiri dan
menjual daging sendiri langsung ke user (bakso, rumah makan, rumah sakit, Hotel,
Cafe)
PD. BPR Bank Pasar
PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2016 karena :
1) Penyertaan modal Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp.1.000.000.000,-
pada akhir bulan Desember 2015 yang rencananya untuk modal kerja tahun
2015 belum dapat digunakan untuk operasional tahun 2015 karena masih
menunggu persetujuan dari OJK.
2) Persaingan anatar BPR, Bank umum, lembaga keuangan lainnya dan
koperasi yang semakin kompetitif di Kota Semarang.
3) Efisiensi jaringan pelayanan kantor yang sulit diakses oleh nasabah UMKM
disebabkan belum adanya jaringan pelayanan lain sehingga pemanfaatan
SDM kurang efisien.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) Modal disetor tahun 2015 mendapat persetujuan OJK berdasar surat Nomor
S-36/KR.412/2016 tanggal 29 Januari 2016 dan surat persetujuan pencairan
atas modal disetor Nomor: S-85/KR.031/2016 tanggal 30 Juni 2016,
sehingga saat ini modal sdh bisa digunakan Bank.
2) Untuk menghadapi persaingan yang makin tajam bank berusaha
mengembangkan produk baru sehingga tenaga pemasaran dana bias cross
selling untuk produk kredit sehingga dapat meningkatkan penjualan kredit.
Di samping itu bank juga menekan harga bunga kredit agar dapat bersaing
dengan competitor yang ada yang semula 1,5% menjadi 1,25% anuitas, serta
membuka kantor baru.
3) Pengembangan jaringan kantor mengalami hambatan bekaitan susunan
pengurus yang belum lengkap (Dewan Pengawas masih 1). Bank telah
AKUNTABILITAS KEUANGAN 135
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
mengajukan Calon Dewan Pengawas ke OJK dengan surat Nomor: 137/BP-
SMG/X/16 tanggal 4 Oktober 2016 dan telah mendapatkan undangan
klarifikasi (fit and Proper test) dari OJK dalam surat nomor:
S141/KR.03121/2016 tanggal 21 November 2016; namun sampai saat ini
belum mendapatkan hasil/jawaban dari OJK.
PD. BPR BKK Kota Semarang
PD BPR BKK Kota Semarang tidak mencapai target di tahun 2016 karena
outsanding kredit tidak tercapai dikarenakan persaingan pasar yang cukup ketat,
adanya koreksi PPAP dari OJK sebesar Rp.200.000.000,- akibat pemberlakuan
PBI 13/26 tentang KAP dan PPAP, adanya koreksi fiskal PPh Ps 25 (Pajak Badan)
oleh Akuntan Publik sebesar Rp.100.000.000,-, adanya denda pajak tahun lalu
sebesar Rp.39.900.00,- dan pemberian pesangon kepada 3 karyawan yang
mengundurkan diri sebesar Rp.51.000.000,-
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Melakukan promosi pemasaran kredit berupa :
1) Menurunkan tingkat suku bunga kredit
2) Jangka waktu kredit yang diperpanjang
3) Memperlakukan suku bunga deposito sesuai maksimal yang ditentukan LPS
4) Penyesuaian suku bunga tabungan dengan rate diatas lebih tinggi dibanding
dengan bank umum
5) Melakukan efisiensi tehadap biaya operasional perusahaan.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
RSUD
Pendapatan BLUD RSUD tidak mencapai target disebabkan klaim belum terbayar
yaitu :
1) BPJS
ii. bulan Oktober 2016 sebesar Rp.7.815.869.499
2) Jamkesda
iii. Jamkesmas bulan September 2016 sebesar Rp.2.096.521.306
iv. Jamkesda bulan Oktober 2016 sebesar Rp.1.756.355.035
Jamkesmas bulan September dan Oktober tersebut klaimnya belum terbayar
karena terlambatnya verifikasi dari DKK karena dana dari pusat dropingnya
terlambat sehingga tidak bisa membayar klaim tepat waktu sesuai perjanjian.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) BPJS harus membayar klaim tepat waktu
2) Ke depan verifikasi dari DKK tidak terlambat sehingga pembayaran klaim
tepat waktu
AKUNTABILITAS KEUANGAN 136
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Penerimaan lain-lain BLU tidak memenuhi target karena :
1) Fasilitas Umum tidak mencapai target karena banyaknya fasilitas umum
yang belum dimanfaatkan (kurang peminat)
2) Retribusi Penumpang BRT
a) Koridor 5 dan 6 belum beroperasi dikarenakan adanya jalan di rute
tersebut dalam perbaikan sehingga tidak layak untuk dilewati
b) Kekurangan armada di koridor 1 sampai 4
c) Gagal lelang untuk pengadaan operator
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) Dilaksanakan sosialisasi dan memberikan potongan/disetor sewa
2) a) Segera mengoperasionalkan Koridor 5 dan 6 dengan memperbaiki jalan
rute koridor 5 dan 6
b) Menambah jumlah armada yang saat ini masih kurang terutama koridor
1, 2 dan 4 dan diharapkan tahun 2017 sudah dapat dioperasionalkan.
c) Lelang untuk pengadaan operator dilaksanakan 2017
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan tidak tercapainya penerimaan denda disebabkan karena ada
pembebasan denda pengurusan akta kelahiran dan akta kematian dalam rangka
HUT Kota Semarang ke 469 dan HUT Kemerdekaan Indonesia sampai dengan 31
Desember 2016.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Membebaskan denda dengan keputusan Walikota Semarang nomor 477/10/2007
tanggal 3 Januari 2017 tentang pembebasan denda administratif terhadap
keterlambatan pelaporan dokumen kependudukan di kota Semarang.
DPKAD
1. Pelepasan hak atas tanah tidak terealisasi karena di tahun 2016 tidak ada
permohonan pelepasan hak atas tanah. Kegiatan tersebut dianggarkan
dengan maksud untuk mengakomodir jika ada permohonan pelepasan hak
atas tanah untuk jalan, waduk, tol, dsb. Namun berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah, jika ada
permohonan pelepasan hak atas tanah harus diganti dalam bentuk tanah,
sehingga Pemerintah Kota tidak menerima ganti rugi berupa uang.
2. Pendapatan dari Pengembalian Hibah KPU realisasi 0 % karena
pengembalian dana dari KPU sebesar Rp.1.115.214.000,- secara otomatis
mengurangi belanja di tahun 2016.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 137
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah,
kegiatan pelepasan hak atas tanah akibat terkena proyek/kegiatan untuk
kepentingan publik tidak dianggarkan dalam APBD.
2. Pendapatan pengembalian hibah KPU tidak akan dianggarkan dalam
pendapatan karena apabila ada pengembalian akan secara otomatis
mengurangi belanja.
e. Pendapatan Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak Pusat yang terdiri dari :
- PPh. Ps. 21
- PPh. Ps. 25/29
- PBB
- SDA
tidak mencapai target dikarenakan :
1) Transfer triwulan IV tahun 2016 belum disalurkan sampai dengan 31
Desember 2016 dan kebijakan tersebut berlaku secara Nasional. Pemerintah
Pusat akan menyalurkan kekurangan tersebut di tahun 2017.
2) Target penerimaan pajak pusat tidak tercapai sehingga realisasi bagi hasil
pajak kepada daerah juga tidak tercapai, karena bagi hasil pajak
perhitungannya berdasarkan realisasi penerimaan pajak pusat.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Perlu meningkatkan upaya dalam rangka optimalisasi penerimaan Bagi Hasil
Pajak yaitu dengan implementasi perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota
Semarang dengan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I tentang
Optimalisasi Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21 dan PPH WPOPDN Pasal 25/29),
sehingga apabila ada kebijakan Pemerintah Pusat tentang penundaan penyaluran
transfer, tidak berpengaruh pada pencapaian target Pendapatan Bagi Hasil Pajak
pada APBD.
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) tidak mencapai target
dikarenakan :
1) Transfer triwulan IV tahun 2016 belum disalurkan sampai dengan 31
Desember 2016 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan
kekurangan tersebut di tahun 2017 sesuai PMK Nomor 48/PMK.07/2015
dengan mekanisme kurang bayar.
2) Harga minyak mentah dunia masih sangat rendah, sehingga realisasi tidak
tercapai.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 138
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Terkait dengan harga minyak mentah dunia, Pemerintah Kota sifatnya hanya
menerima, namun setiap triwulan rekonsiliasi lifting (penjualan) migas antara
Kementrian ESDM Migas dengan DJPK, DJA , Kemendagri dan daerah yang
diselenggarakan oleh Kementerian ESDM.
Dana Alokasi Khusus tidak mencapai target karena :
Tidak tercapainya pendapatan dari DAK Tahun 2016 yang terdiri dari DAK
Reguler dan Infrastruktur Publik Daerah (IPD) adalah karena :
1) Adanya kegiatan yang terlambat dilaksanakan karena ada Surat Edaran
Menteri Kauangan nomor SE-10/MK.07/2016 tanggal 8 April 2016 tentang
pengurangan / pemotongan DAK Fisik secara mandiri Tahun Anggaran 2016
sehingga menyebabkan mundunya pelaksanaan.
2) Beberapa SKPD antara lain Dinas Bina Marga kurang cepat menyerap dana
DAK yang disebabkan lelang ulang, Dinas Pendidikan tidak sesuai Juknis
sehingga capaian output kegiatan sesuai tahapan triwulan tidak dapat
dipenuhi.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
SKPD pelaksana DAK harus dipacu untuk merencanakan dan melaksanakan
kegiatan tepat waktu sehingga penyerapan bisa lebih cepat dan minimal
penyerapan 75% atau 90% untuk capaian output kegiatan triwulan II atau III yang
merupakan syarat pengajuan pencairan tahap selanjutnya dapat dipenuhi.
f. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi tidak mencapai target dikarenakan:
1) Khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) tidak tercapai
target pendapatan karena masyarakat beralih pada pembelian mobil murah
dan ada program pembebasan BBNKB di tahun 2016 untuk kendaraan dari
luar kota, sehingga realisasi pendapatan BBNKB menjadi lebih kecil.
2) Dan untuk PBBKB tidak tercapai karena ada penundaan penyaluran pada
bulan Nopember 2016.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Terkait dengan daya beli dan selera masyarakat dalam pembelian mobil murah,
Pemerintah Provinsi berupaya memonitor ketepatan data, sehingga diharapkan WP
BBNKB dapat terjaring semua dan meningkatkan koordinasi dengan Provinsi.
Bantuan Keuangan dari Propinsi
Realisasi Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi terserap sebesar 97,48 % dari
target yang ditetapkan, hal tersebut disebabkan karena :
AKUNTABILITAS KEUANGAN 139
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
1) Kegiatan tidak dapat dilaksanakan berdasar Surat Walikota Semarang Nomor
978.3/2791 tanggal 13 Juni 2016 perihal kegiatan bantuan Keuangan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan antara lain karena :
v. Nomenklatur tidak sesuai
vi. Sudah dianggarkan di APBD
vii. Kesalahan kode rekening belanja
viii. Regulasi hibah bansos yang belum memungkinkan
2) Bantuan Beasiswa SMA/SMK untuk keluarga kurang mampu yang tidak
dapat diserap sebesar Rp. 184.000.000,- karena banyak siswa yang telah
mendapatkan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah Pusat.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) SKPD melaksanakan kegiatan lebih responsif dan perencanaan pelaksanaan
lebih baik dan tepat waktu. sehingga dapat mengantisipasi adanya gagal
lelang dan penyerapan anggaran optimal.
2) Memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar penetapan
APBD Provinsi lebih awal baik murni maupun perubahan, sehingga
Pemerintah Kota tidak terkendala dalam pelaksanaan proses lelang serta
terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Pengelolaan Belanja Daerah Pemerintah Kota Semarang disusun berdasarkan
prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian target kinerja terukur yang ditetapkan
untuk meningkatkan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran guna
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Orientasi anggaran berbasis
kinerja adalah pencapaian keluaran dan hasil (output dan outcome) dari masukan (input)
yang dimanfaatkan untuk pencapaian target kinerja Pemerintah Kota Semarang dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok, fungsi dan kewenangan
yang dimiliki. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri dari
urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang
tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah
atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
1. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH
Kebijakan belanja daerah pada tahun 2016 disusun dengan memperhatikan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
AKUNTABILITAS KEUANGAN 140
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah
disusun dengan berbasis kinerja dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan kota, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Kebijakan belanja daerah pada
tahun 2016 ( APBD murni ) disusun dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Kebijakan belanja di tahun 2016 diarahkan pada:
1. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah
yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, dengan peningkatan
proporsi belanja program dan kegiatan yang berdampak langsung kepada publik
terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan memerhatikan visi dan misi
pada RPJPD Tahun 2005-2025.
2. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahun 2016 yang
tercantum dalam RKPD Tahun 2016, terutama untuk urusan pemerintahan wajib
yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal.
3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi
kepada pencapaian indikator kinerja yang direncanakan untuk meningkatkan
akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
4. Dana DAK yang telah disalurkan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Kota
Semarang dan belum seluruhnya digunakan atau dihabiskan akan dianggarkan
kembali dalam APBD Tahun Anggaran 2016 .
Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Tahun 2016
Keterbatasan kemampuan keuangan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 perlu
dilaksanakan kebijakan belanja daerah yang diarahkan pada:
1. Penyesuaian terhadap kebijakan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat.
2. Efisiensi terhadap belanja daerah yang memungkinkan untuk dilakukan efisiensi
dengan tetap mengutamakan pelayanan ke masyarakat.
3. Belanja yang berasal dari dana perimbangan dan bantuan keuangan Provinsi
dialokasikan sesuai peruntukaannya dengan mengacu pada ketentuan pennggunaan
dana tersebut.
4. Belanja yang berasal dari SiLPA APBD Tahun Anggaran 2015 yang telah
ditetapkan penggunaannya, dialokasikan sesuai dengan ketentuan tentang petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku.
5. Pergeseran anggaran antar SKPD, antar kegiatan dan antar jenis belanja, antar
obyek belanja dan antar rincian obyek yang disebabkan capaian target kinerja
AKUNTABILITAS KEUANGAN 141
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
program dan kegiatan yang harus dikurangi atau ditambah dalam perubahan
APBD apabila asumsi kebijakan umum anggaran tidak dapat tercapai atau
melampaui asumsi KUA.
Penganggaran Belanja Daerah tahun 2015 terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung.
Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan Dan Belanja Tidak Terduga.
Kebijakan untuk belanja tidak langsung tahun 2016, diarahkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1. Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dianggarkan dengan berpedoman pada
ketentuan yang ditetapkan dalam Peratutan Pemerintah tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil. Di tahun 2016 belanja gaji PNSD disusun dengan
mengantisipasi rencana pemberian gaji ke-13 dan gaji ke-14, accress dan kenaikan
tunjangan-tunjangan.
2. Anggaran untuk Tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS di tahun 2016
direncanakan naik rata-rata sebesar 75% dengan berpedoman pada ketetapan
tentang tambahan penghasilan bagi PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah
Kota Semarang. TPP ini diberikan kepada PNS dengan memperhatikan kinerja
pegawai yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemberian TPP ini
merupakan rintisan bagi pemberlakuan remunerasi berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
3. Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk kegiatan
yang sifatnya tida biasa/tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya,
diluar kendali dan pengaruh Pemerintah. Penganggaran belanja tidak terduga
dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran
2015 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya.
4. Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang tata cara
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, dan Pelaporan
serta Monitoring dan Evaliasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, dan Pelaporan
serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
AKUNTABILITAS KEUANGAN 142
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penganggaran Hibah dan Bansos di
tahun 2016 dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketentuan dalam UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kebijakan Belanja Langsung
Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2016 diarahkan melalui kebijakan sebagai
berikut :
1. Penganggaran Belanja Langsung diimplementasikan melalui program dan kegiatan
berdasarkan prioritas pembangunan yang tertuang dalam RKPD 2016 dan RPJPD
2005-2025 dengan memperhatikan isu-isu strategis dan permasalahan mendesak
yang harus ditangani di tahun 2016.
2. Penganggaran Belanja Langsung disusun berdasarkan target capaian kinerja yang
jelas dan terukur yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran dan memperjelas efektifitas serta efisiensi penggunaan anggaran.
3. Penganggaran Belanja Langsung disusun dengan memperhatikan asas kepatutan,
kewajaran, dan rasionalitas dalam rangka pencapaian sasaran program dan
kegiatan secara efektif dan efisien.
4. Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan prioritas
pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan prioritas pembangunan di
Provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas
pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional di Tahun 2016.
5. Pekerjaan pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pengadaan
tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Perubahan Kebijakan Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 diarahkan dengan
kebijakan sebagai berikut :
1. Penambahan, pengurangan, dan penggeseran program/kegiatan Belanja Langsung
disusun secara selektif berdasarkan prioritas untuk melaksanakan:
Program/kegiatan yang berasal dari SiLPA APBD TA 2015.
Program/kegiatan yang telah ditentukan penggunaannya yang bersumber
dari dana transfer dan Bantuan Keuangan Provinsi.
Program/kegiatan yang merupakan komitmen dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi.
Program/kegiatan yang mendukung capaian kinerja RPJMD Tahun 2016-
2021.
Kewajiban Pemerintah Kota terhadap keputusan pengadilan yang harus
dilaksanakan terkait dengan pengembalian barang bukti Kejaksaan.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 143
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Kewajiban pembayaran lahan yang telah ditentukan besarannya.
2. Pelaksanaan program/kegiatan harus memperhatikan sisa waktu pelaksanaan pada
tahun anggaran 2016.
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kebijakan Pembangunan Daerah dan Prioritas Pembangunan Daerah Yang
Disusun Secara Terintegrasi Dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
Yang Akan Dilaksanakan di Daerah
Selain untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang ada di
RPJPD 2005-2025, terutama di lima tahun ketiga, belanja daerah juga disusun dengan
mempertimbangkan kebijakan dan prioritas pembangunan Pemerintah Pusat yang
tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Sinkronisasi dilakukan
melalui proses komunikasi, konsultasi, dan koordinasi dengan pemangku kepentingan,
Kementerian dan SKPD terkait di Provinsi dengan mengedepankan sinergitas
pelaksanaan pembangunan nasional.
Prioritas Pembangunan Daerah
Prioritas pembangunan pada RKPD Kota Semarang Tahun 2016 dirumuskan
dengan mempertimbangkan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan Kota Semarang,
berbagai isu strategi serta permasalahan-permasalahan pembangunan daerah. Mengacu
pada isu-isu strategis dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 dan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2016, maka Prioritas
Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 adalah:
1. Peningkatan Kualitas SDM;
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan;
3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan;
4. Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan;
5. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi;
6. Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Daya Saing Daerah;
7. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup;
8. Pengembangan Teknologi dan Informasi;
9. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran.
Berdasarkan prioritas pembangunan dalam mewujudkannya, maka pada tahun
2016 ditetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kota Semarang Yang Berkualitas, dengan
arahan prioritas sebagai berikut :
a. Peningkatan Kualitas Pendidikan;
AKUNTABILITAS KEUANGAN 144
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD;
c. Menuju Semarang Kota Sehat;
d. Peningkatan Kualitas Hidup Bermasyarakat;
e. Peningkatan Kegiatan dan Aktivitas Kemasyarakatan.
2. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan
politik yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan arahan prioritas sebagai
berikut :
a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan;
b. Keterbukaan Informasi Publik;
c. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur;
d. Peningkatan Sarana Prasarana dan Pelayanan Publik Berbasis IT.
3. Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah, dengan arahan prioritas untuk
peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan lokal yang
difokuskan pada :
a. Peningkatan produksi perikanan dan pertanian;
b. Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;
c. Pemberdayaan dan peningkatan daya saing wirausaha, UMKM dan
Koperasi;
d. Pengembangan industry kecil dan menengah;
e. Peningkatan pasar-pasar tradisional;
f. Peningkatan kualitas destinasi wisata serta daya saingnya berbasis
keunggulan dan potensi yang dimiliki;
g. Peningkatan ketahanan pangan dengan memperhatikan perubahan pola
konsumsi dan budaya lokal masyarakat.
4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang berkelanjutan, dengan
arahan prioritas sebagai berikut :
a. Peningkatan Infrastruktur, yang difokuskan pada Pengembangan Wilayah
Strategi dan Wilayah Pengembangan, Pengembangan Dekorasi Kota,
Peningkatan Layanan Air Minum;
b. Peningkatan dan Pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian banjir
dan rob;
c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang difokuskan pada Peningkatan RTH,
Peningkatan Pengelolaan Persampahan;
d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut, yang difokuskan pada Pengadaan
Lahan Pesisir, Konservasi Pesisir;
AKUNTABILITAS KEUANGAN 145
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup, yang difokuskan pada
Pengurangan Resiko Bencana, Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan
Iklim, Pengembangan Ekowisata;
f. Pengembangan Transportasi Massal, yang difokuskan pada Peningkatan
Layanan Angkutan Massal/ Bus Rapid Transfer (BRT), Pengadaan Bus
Sharing melalui Pengadaan Bus Sekolah;
g. Peningkatan Sarpras & Manajemen Transportasi, dengan fokus pada
kegiatan Pengoptimalan Terminal, Peningkatan ATCS, Rambu, APILL, dan
Peningkatan Pemanfaatan Kendaraan Tidak Bermotor.
5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dengan arahan prioritas sebagai
berikut :
a. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga Miskin;
b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin;
c. Pemantapan Penurunan Angka Pengangguran;
d. Peningkatan Kesetaraan & Keadilan Gender.
3. TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH
Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah
Anggaran Rp. 4.414.701.354.680,-
Realisasi Rp. 3.931.979.128.661,- _
Selisih kurang Rp. (482.722.226.019,-)
Realisasi belanja sebesar 89,07 % atau kurang belanja sebesar 10,93 % dari
Anggaran Belanja Tahun 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Belanja Tidak
Langsung
1.641.349.152.800 1.518.488.621.149 (122.860.531.651) 92,51 1.361.662.523.163
2 Belanja Langsung 2.773.352.201.880 2.413.490.507.512 (359.861.694.368) 87,02 1.657.195.629.330
Belanja 4.414.701.354.680 3.931.979.128.661 (482.722.226.019) 89,07 3.018.858.152.493
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut :
a. BELANJA TIDAK LANGSUNG
Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah :
Anggaran Rp.1.641.349.152.800,-
Realisasi Rp.1.518.488.621.149,- _
Selisih kurang Rp (122.860.531.651,-)
Realisasi sebesar 92,51 % atau kurang belanja sebesar 7,49 % dari Anggaran
Belanja Tidak Langsung Tahun 2016.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 146
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Belanja Pegawai 1.588.313.324.659 1.478.723.234.727 (109.590.089.932) 93,10 1.323.678.903.513
2 Belanja Bunga 0 0 0 0,00 0
3 Belanja Subsidi 0 0 0 0,00 0
4 Belanja Hibah 25.506.799.218 24.482.212.342 (1.024.586.876) 95,98 34.097.478.825
5 Belanja Bantuan Sosial 20.091.772.000 11.472.700.000 (8.619.072.000) 57,10 1.998.500.000
6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0,00 0
7 Belanja Bantuan
Keuangan
1.102.861.425 1.016.840.775 (86.020.650) 92,20 865.658.275
8 Belanja Tidak terduga 6.334.395.498 2.793.633.305 (3.540.762.193) 44,10 1.021.982.550
Belanja Tidak
Langsung 1.641.349.152.800 1.518.488.621.149 (122.860.531.651) 92,51 1.361.662.523.163
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Adapun selisih kurang Belanja pada Belanja Tidak langsung dapat diuraikan
sebagai berikut :
a) Belanja Pegawai :
Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai, pegawai yang
cuti dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada setiap SKPD dengan
selisih terkecil di SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan terbesar di
SKPD Kecamatan Tugu.
b) Belanja Bunga :
Belanja Bunga tidak dianggarkan.
c) Belanja Subsidi
Belanja subsidi tidak dianggarkan.
d) Belanja Hibah
Pemberian hibah berdasarkan pada Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai
perubahan Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Serta
ketentuan pasal 298 ayat (5) huruf d Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka organisasi
kemasyarakatan yang diperbolehkan untuk menerima hibah adalah organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Sehingga dikarenakan peraturan
tersebut, maka SKPD pengelola Hibah lebih berhati-hati dalam mengajukan
pencairan Hibah. Di tahun 2016 selisih kurang hibah disebabkan karena pencairan
dana Hibah KONI yang sesuai dengan kebutuhan, dan Pencairan Hibah OP PAUD
terdapat 8 (delapan) lembaga PAUD yang mengundurkan diri.
e) Belanja Bantuan Sosial :
Belanja bantuan sosial diberikan sesuai dengan ketentuan Permendagri nomor 39
tahun 2012 sebagai perubahan Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
AKUNTABILITAS KEUANGAN 147
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Belanja Daerah. Kebijakan Pemerintah dalam pemberian bantuan sosial diberikan
secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak wajib
dan tidak harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan tertentu serta memiliki
kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah. Di tahun 2016 selisih kurang berasal dari pencairan bantuan sosial
bersifat insidentil, hanya diberikan kepada warga semarang yang telah terdaftar
sebagai warga miskin meninggal dunia, warga kota Semarang yang terkena musibah
bencana alam. Sedangkan dana bantuan sosial Beasiswa Fasilitasi SPP/SPI bagi
siswa SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK tidak terserap secara keseluruhan
disebabkan karena banyak siswa yang telah mendapatkan Dana Program Indonesia
Pintar (PIP) dari Pemerintah pusat .
f) Belanja Bantuan Keuangan :
Selisih kurang Belanja Bantuan Keuangan dikarenakan Partai Persatuan
Pembangunan tidak mengajukan permohonan pencairan disebabkan persyaratan
yang tidak lengkap yaitu kepengurusan partai yang belum definitif karena
menunggu surat dari Kemenkumham mengenai penetapan kepengurusan partai
secara definitif.
g) Belanja Tidak Terduga :
Belanja Tidak Terduga digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau
tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial
yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
B. BELANJA LANGSUNG
Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah :
Anggaran Rp. 2.773.352.201.880,-
Realisasi Rp. 2.413.490.507.512,- -
Selisih kurang Rp. (359.861.694.368,-)
Atau kurang sebesar 87,02 % dari target Belanja Langsung Tahun 2016:
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSE
N TASE REALISASI 2015
1 Belanja Pegawai 238.598.116.330 218.919.199.418 (19.678.916.912) 91,75 133.048.408.412
2 Belanja Barang dan Jasa 1.304.835.060.980 1.167.854.403.278 (136.980.657.702) 89,50 838.106.540.994
3 Belanja Modal 1.229.919.024.570 1.026.716.904.816 (203.202.119.754) 83,48 686.040.679.924
Belanja Langsung 2.773.352.201.880 2.413.490.507.512 (359.861.694.368) 87,02 1.657.195.629.330
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut :
a) Belanja Pegawai :
Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena :
AKUNTABILITAS KEUANGAN 148
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
Sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing SKPD. Kurang Belanja
Langsung Pegawai antara lain terdapat pada SKPD Sekretariat DPRD, Dinas Bina
Marga, Dinas PJPR, Dinas PSDA dan ESDM, Bappeda, Dishubkominfo,
Disnakertrans, DPKAD, dan RSUD.
b) Belanja Barang dan Jasa :
Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena :
1) Belanja barang jasa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang dilaksanakan.
2) Pemakaian telepon, listrik, dan air disesuaikan dengan kebutuhan kedinasan.
3) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor, dan pengadaan dan penyediaan peralatan gedung kantor
disesuaikan dengan harga pasar dan menyesuaikan dengan E-Catalog.
4) Adanya kegiatan yang dilaksanakan tetapi target dan penyerapan belanjanya
tidak mencapai 100% dan ada beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau
0% .
Kurang Belanja Barang dan Jasa antara lain terdapat pada SKPD Dinas PSDA dan
ESDM, Sekretariat DPRD, Dinas Pasar, Dinas Kebakaran,Dinas Pendidikan,
Bappeda, Dishubkominfo, DPKAD,Kesbangpolinmas, Disnakertrans, Bina Marga
dan Sekretariat Daerah
c) Belanja Modal :
Pada belanja modal selisih kurang belanja disebabkan karena :
1) Pembelian barang modal memiliki kualitas , kuantitas dan pelaksanaannya di
bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan.
2) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu dengan melakukan
perbandingan harga yang menguntungkan bagi pemerintah daerah yaitu melalui
mekanisme lelang.
3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.
4) Kegiatan yang tidak mencapai 100% antara lain terdiri dari SKPD : Dinas
Pendidikan, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Bappeda, Disperindag,
Dishubkominfo, Sekretariat Daerah, DPKAD ,Kecamatan Pedurungan,
Sekretariat DPRD, Disnakertrans, Dinas Bina Marga, DKK, sedangkan
kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%) yaitu dari SKPD : Dinas Bina Marga,
Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Dinas Tata Kota dan Perumahan, Dinas Pasar,
Sekretariat DPRD, Dinas PJPR, Bappeda dan Kecamatan Gajahmungkur.
4. PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Permasalahan Belanja daerah yang timbul dalam pelaksanaan Tahun
Anggaran 2016 adalah masih adanya beberapa program dan kegiatan dari pusat
AKUNTABILITAS KEUANGAN 149
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
yang ditetapkan belum diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan tepat
waktu sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan waktu
dan kondisi di lapangan.
Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah melakukan koordinasi dan
komunikasi dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan dengan Petunjuk
Pelaksanaan (juklak) dari pusat.
C. PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun berikutnya. Pembiayaan dalam struktur APBD merupakan akibat dari
penerapan surplus/defisit anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran disebut
sebagai penerimaan pembiayaan, sedangkan pembiayaan yang dilakukan untuk
memanfaatkan surplus disebut pengeluaran pembiayaan. Sehingga penyusunan anggaran
pembiayaan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran.
1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN
a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2016 direncanakan akan
berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SiLPA). Penganggaran SilPA
Tahun Anggaran 2016 didasarkan pada :
Penghitungan SiLPA mengikat, yaitu SilLPA kegiatan di tahun anggaran 2015
yang telah ditentukan peruntukkannya dan harus dianggarkan kembali;
Perkiraan pelampauan pendapatan daerah di tahun 2015;
Perkiraan efisiensi belanja daerah dan yang tidak terserap sampai dengan akhir
tahun anggaran 2015.
b. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan
Anggaran Rp. 1.194.348.850.680,-
Realisasi Rp. 1.194.348.650.680,- _
Selisih kurang Rp 200.000,-
Atau mencapai 100 % dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 2016.
Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) Tahun 2015, yaitu sebesar Rp.1.194.348.650.680,-.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 150
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
1.194.348.850.680 1.194.348.650.680 200.000 100,00 1.073.208.844.976
2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0,00 0
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
0 0 0 0,00 0
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 0,00 0
5 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
0 0 0 0,00 0
6 Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 0,00 0
Penerimaan Pembiayaan 1.194.348.850.680 1.194.348.650.680 200.000 100,00 1.073.208.844.976
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN
a. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik
pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan tertentu sehingga
terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah.
b. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan
Anggaran Rp. 547.557.793.000,-
Realisasi Rp. 547.557.793.000,- -
Selisih Rp. 0,-
Atau mencapai sebesar 100 % dari Target Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2016.
NO URAIAN ANGGARAN
2016
REALISASI
2016 SELISIH
PERSEN
TASE
REALISASI
2015
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0,00 0
2 Penyertaan Modal (Bank Jateng) 48.901.000.000 48.901.000.000 0 100,00 41.686.000.000
3 Penyertaan Modal (Dana Bergulir
UKM, LKM,dan Koperasi
2.350.000.000 2.350.000.000 0 100,00 0
4 Penyertaan Modal (PDAM) 492.005.508.000 492.005.508.000 0 100,00 0
5 Penyertaan Modal BPR/BKK 1.000.000.000 1.000.000.000,00 0 100,00 0
6 Penyertaan Modal Bank Pasar 2.000.000.000 2.000.000.000,00 0 100,00 0
7 Penyertaan Modal (Perusda
Percetakan)
1.124.945.000 1.124.945.000 0 100,00 0
9 Pembayaran Pokok
Utang(Pembayaran pengembalian
barang bukti perkara pidana)
176.340.000 176.340.000 0 100,00 874.742
10 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0,00
Pengeluaran Pembiayaan 547.557.793.000 547.557.793.000 0 100,00 41.686.874.742
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
D. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN 2016
1. Kebijakan SILPA Tahun Berjalan.
Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan
pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan RAPBD.
Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah memanfaatkan
untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang dibutuhkan dan/atau
pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan terjadi negatif maka
pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus pengeluaran pembiayaan yang bukan
AKUNTABILITAS KEUANGAN 151
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas
dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
2. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2016.
sebagai berikut :
a. Realisasi Pendapatan Rp. 4.105.777.027.156
Realisasi Belanja Rp. 3.931.979.128.661
Surplus Anggaran Rp. 171.172.666.822
b. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp. 1.194.348.650.680
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp. 547.557.793.000
Surplus Pembiayaan Rp. 646.790.857.680
c. Sisa Lebih Pembiayaan Rp. 817.963.524.502
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2016 sebesar Rp. 817.963.524.502,-
terdiri dari :
1) Over Target Pendapatan sebesar Rp.335.241.298.483,-
2) Sisa Belanja sebesar Rp. 482.722.226.019,- terdiri dari :
a. Sisa belanja Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar 133.099.145.265 yang
berasal dari dana-dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan ketentuan tidak
dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang lain maupun sisa
dana yang bersifat umum atau bebas penggunaannya untuk mendanai program
dan kegiatan.
Rincian Silpa dari Dana Perimbangan/Dana Transfer adalah sebagai berikut :
1. Silpa DBHCHT tahun 2016 sebesar Rp. 1.155.702.550,- akan dianggarkan
kembali pada APBD perubahan 2017.
2. Silpa DAK terdiri dari :
a). Bidang Pendidikan, pada Dinas Pendidikan.
1) DAK Fisik
- silpa dari tahun 2010 – 2015 sebesar Rp. 79.969.299.423,- yang
dianggarkan dan dilaksanakan tahun 2016, masih terdapat silpa
Rp. 49.257.532.423,- yang terdiri : SD Rp. 24.817.121.000,- dan
SMP Rp. 24.440.411.423,-.
- Silpa tahun 2016 sebesar Rp. 744.816.000,-.
2) DAK Non Fisik
- Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru ) PNSD Tahun
2016 terdapat silpa sebesar Rp. 35.383.458.497,-.
- Dana Tambahan Penghasilan Guru ( DTP Guru ) PNSD tahun
2016 terdapat silpa sebesar Rp. 3.715.750.000,-.
AKUNTABILITAS KEUANGAN 152
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
- PAUD tahun 2016 terdapat silpa sebesar Rp. 179.524.200,-.
b) Bidang Kesehatan pada :
1) RSUD.
a. Silpa DAK Tambahan 2015 yang dianggarkan dan dilaksanakan
tahun 2016 yang terdiri dari :
- UD (Urusan Daerah), sebesar Rp. 8.000.000.000,- setelah
dilaksanakan di 2016 masih terdapat silpa Rp. 55.250.000,-
- P3K2 (Program Percepatan Pembangunan Kabinet Kerja),
tahun 2015 sebesar Rp. 6.879.189.391,- setelah dilaksanakan
di 2016 masih terdapat silpa Rp. 625.190.369,-
b. Silpa DAK Fisik tahun 2016 sebesar Rp. 468.449.987,- Seluruh
silpa RSUD tersebut akan dianggarkan kembali pada APBD
perubahan tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 1.148.890.356,-
2) DKK.
a. DAK Non Fisik
Tahun 2016 terdapat silpa dak Non Fisik sebesar
Rp. 1,945.211.809,- dengan rincian sebagai berikut :
1. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Rp. 75.205.000,-
2. Akreditasi Puskesmas Rp. 318.769.029,-
3. Jampersal Rp.1.551.237.780,-
b. DAK Fisik
Tahun 2016 terdapat silpa sebesar Rp. 142.846.451,- Seluruh
silpa tersebut akan dinggarkan kembali pada APBD
perubahan 2017.
3) Bapermas
a. DAK Non Fisik yaitu BOKB (Bantuan Operasional Keluarga
Berencana) tahun 2016 terdapat silpa Rp. 221.924.700,-
b. DAK Fisik, tahun 2016 terdapat silpa Rp. 12.528.000,-
Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali di APBD
Perubahan tahun 2017.
c). Bidang Infrastruktur Air Minum.
Pada PSDA Silpa tahun 2015 Rp. 869.168.543,- yang telah
dianggarkan pada APBD Perubahan 2016 tidak dilaksanakan karena
rencana akan digunakan bersama anggaran DAK tahun 2016, namun
berdasarkan SE Menteri Keuangan Nomor SE. 10/MK . 07/2016
tentang Pengurangan /Pemotongan Dana Alokasi Khusus Fisik secara
mandiri Tahun Anggaran 2016 maka Walikota Semarang membuat
AKUNTABILITAS KEUANGAN 153
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
surat kepada DJPK dengan Nomor 910/2081 tanggal 28 April 2016
tentang Pemotongan DAK 10% maka untuk bidang tersebut di nolkan.
d). Bidang Infrastruktur , pada Dinas Bina Marga.
1. Silpa 2015 yang dilaksanakan pada APBD Perubahan 2016 sebesar
Rp. 635.717.002,- masih terdapat silpa Rp. 2,-
2. Untuk DAK – IPD (Infrastruktur Publik Daerah) tahun 2016 dari
alokasi anggaran Rp. 25.751.375.000,- Pemerintah Kota Semarang
hanya bisa menyerap anggaran s/d triwulan III yaitu sebesar Rp.
20.601.100.000,- namun dari anggaran Output telah tercapai dan
masih terdapat silpa Rp. 299.415.000,-
e). Bidang Transportasi pada Dinas Perhubungan,
1. melaksanakan silpa akumulasi s/d tahun 2015 ditambah dari silpa
bidang-bidang lain total sebesar Rp. 102.764.039,- di tahun 2016
dan masih terdapat silpa Rp. 646.639,-
2. Untuk pelaksanaan alokasi DAK tahun 2016, terdapat silpa sebesar
Rp. 16.465.000,- seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali
pada APBD Perubahan 2017.
f). Bidang Lingkungan Hidup pada BLH
1. Silpa tahun 2015 yang dianggarkan dan dilaksanakan di tahun 2016
masih terdapat silpa Rp. 3.065.550,-
2. Alokasi DAK tahun 2016 masih terdapat silpa Rp. 149.577.431,
Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali pada perubahan
APBD 2017.
g). Bidang Kehutanan pada bidang Dinas Pertanian.
Melaksanakan silpa akumulasi s/d 2015 ditambah dari silpa bidang
lain, total silpa Rp. 155.616.000,- yang dianggarkan dan dilaksanaka di
tahun 2016. Serta masih terdapat silpa di tahun 2016 Rp. 4.166.940,-
h). Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan.
Pelaksanaan alokasi DAK tahun 2016 sebesar Rp. 3.150.000.000,-
masih terdapat silpa Rp.153.539.802,-
3. Dana Bantuan Keuangan Provinsi.
1) Silpa Luncuran tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 157.500.000,- yang
dilaksanakan tahun 2016, masih terdapat silpa Rp. 130.891.000,-
dengan penjelasan kegiatan bantuan fasilitasi penelitian IPA & IPS
siswa SMA, RSBI sebesar Rp. 40.000.000,- tidak dapat dilaksanakan
karena terkendala nomenklatur kegiatan dan kegiatan bantuan
pembangunan RKB SMA/SMK sebesar Rp. 90.000.000,- . Tidak dapat
AKUNTABILITAS KEUANGAN 154
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
dilaksanakan karena keterbatasan waktu pelaksanaan, mengingat
penganggaran silpa ada pada APBD Perubahan 2016. Sedangkan silpa
Rp. 891.000,- merupakan efisiensi kegiatan.
2) Silpa Luncuran Tahun 2014 sebesar Rp. 400.000.000,-, dianggarkan
pada APBD perubahan 2016, hanya terealisasi Rp. 40.000.000,-,
sehingga masih terdapat silpa Rp. 360.000.000,- dengan penjelasan
keterbatasan waktu pelaksanaan & regulasi belum memungkinkan.
3) Silpa Luncuran Tahun 2015 sebesar Rp. 40.000.000,- dianggarkan
pada APBD perubahan 2016, masih terdapat silpa Rp. 1.220.000,-
karena efisiensi kegiatan.
4) Tahun 2016, dari realisasi Bantuan keuangan sebesar Rp.
41.924.244.000,-, masih terdapat silpa Rp. 6.468.002.100,-, dengan
penjelasan adanya efisiensi kegiatan sebesar Rp. 6.378.002.100,- dan
Rp. 90.000.000,- tidak dilaksanakan adalah karena bantuan tersebut
untuk SMA& SMK yang fungsinya beralih ke Provinsi.
4. Pajak Rokok
Silpa Pajak Rokok sampai dengan tahun 2016 sebesar Rp. 30.612.726.632,-
dan belum dianggarkan kembali di tahun 2017 terdiri :
1) Silpa s/d tahun 2015 Rp. 9.388.143.020,- baru dianggarkan pada
APBD murni 2016 sebesar Rp. 1.526.152.788,- sehingga masih ada
silpa sebesar Rp. 7.861.990.232,-
2) Silpa 2016 sebesar Rp. 22.750.736.400,- karena pada tahun 2016, baru
mengalokasikan anggaran belanja dari pajak rokok sebesar Rp.
5.836.928.500,-
5. Dana Insentif Daerah (DID)
Dari Silpa tahun 2015 Rp. 2.686.972.200,-, dianggarkan dan dilaksanakan di
tahun 2016 oleh Dinas Pendidikan masih terdapat silpa Rp. 122.075.140,-
B. Sisa belanja diluar Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar
Rp.349.623,080.754,- terdiri dari :
- Kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%) sebesar Rp.16.601.278.500,- antara
lain pada SKPD Dinas PSDA dan ESDM, Dinas Bina Marga, Sekretariat
DPRD, Dinas Pasar, Dinas PJPR, Bappeda, RSUD dan Kecamatan
Gajahmungkur.
- Selisih HPS dengan nilai kontrak sebesar Rp.63.520.390.825,-
- Efisiensi atau sisa dari program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
SKPD sebesar Rp.269.501.411.429,-
P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Instansi Pemerintah (LKj-IP) Kota
Semarang Tahun 2016 yang telah selesai disusun menunjukkan bagaimana
kualitas kinerja seluruh elemen Pemerintah Kota Semarang. Seluruh kerja keras
yang dilakukan untuk mencapai visi dan misi Pemerintah Kota Semarang melalui
program dan kegiatan serta alur proses manajemen yang baik, mulai dari
perencanaan yang matang hingga evaluasi yang efektif.
2. Pencapaian kinerja Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016 diukur dengan
pencapaian Tujuan Strategis dan Sasaran Strategis, yang mengacu pada Indikator
Kinerja Pemerintah Kota Semarang berdasarkan realisasi tahun 2016 dengan hasil
“sangat baik”.
3. Secara keseluruhan, rekapitulasi capaian Kinerja Pemerintah Kota Semarang pada
tahun 2016 dengan capaian sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
MISI I
MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
TUJUAN 1
MENINGKATKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
SASARAN 1 : MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 80,28 80,28 100 80,23
Angka Harapan Hidup (AHH) 77,21 77,18 99,96 77,18
Angka Kematian Bayi (AKB) 225 kasus 201 kasus 110,67 229 kasus
Angka Kematian Balita (AKBa) 20 per 1000 KH 8,81 per 1000 KH 155,95 10,35 per 1000 KH
Persentase Gizi 0,39 % 0,29 % 125,64 0,4 %
Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue
(DBD)
98,50
Per 100.000
penduduk
25,22
Per 100.000
penduduk
390,56 98,61
Per 100.000
penduduk
Rata-rata Capaian Sasaran 176,55 Sangat Tinggi
SASARAN 2 : MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 10,35 11,94 115,36 10,20
Harapan Lama Sekolah (HLS) 14,36 14,33 99,79 14,33
Rata-rata Capaian Sasaran 107,57 Sangat Tinggi
SASARAN 3 : MENINGKATNYA KUALITAS DAYA SAING TENAGA KERJA
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,35 % 66,96 % 105,70 63,05 %
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,57 % 5,77 % 103,59 5,77 %
Rata-rata Capaian Sasaran 104,65 Sangat Tinggi
SASARAN 4 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Angka Kemiskinan 4,99 4,97 100,40 5,04
Rata-rata Capaian Sasaran 100,40 Sangat Tinggi
SASARAN 5 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN YANG BERPRESPEKTIF GENDER DAN KAPASITAS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,65 poin 95,62 poin 99,97 95,62 poin
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,58 poin 76,53poin 99,93 76,53 poin
Rata-rata Capaian Sasaran 99,95 Sangat Tinggi
TUJUAN 2
MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT
SASARAN 6 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan 11 unit 11 unit 100 10 unit
Rata-rata Capaian Sasaran 100 Sangat Tinggi
P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
MISI 2
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK.
TUJUAN 3
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN MELAYANI
SASARAN 7 : TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME
(KKN)
Opini BPK WDP WDP 100,00 WDP
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
SASARAN 8 : MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
(Evaluasi atas SAKIP) CC CC 100,00 CC
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
SASARAN 9 :
MENINGKATNYA INTEGRITAS APARATUR
Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
10 besar Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik
10 besar Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik 100% 10 besar Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah terbaik
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
TUJUAN 4
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
SASARAN 10 : TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 77/20 78/20 101,3 75/15
Rata-rata Capaian Sasaran 101,3 Sangat Tinggi
TUJUAN 5
MEWUJUDKAN KOTA SEMARANG YANG TENTRAM, TERTIB DAN NYAMAN
SASARAN 11 : MENINGKATNYA KETENTRAMAN DAN KENYAMANAN PUBLIK
Angka kriminalitas 2500 2085 116,60 2792
Rata-rata Capaian Sasaran 116,60 Sangat Tinggi
MISI 3
MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS
DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
TUJUAN 6
MEWUJUDKAN TATA RUANG YANG TERPADU DAN BERKELANJUTAN
SASARAN 12 : MENINGKATKAN KETERPADUAN RENCANA TATA RUANG
Persentase kesesuaian pemanfaatn ruang sesuai
dengan Penataan Tata Ruang (simpangan)
5,40 5,40 100 5,40
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
TUJUAN 7
MEWUJUDKAN SISTEM PENGELOLAAN DRAINASE KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI
SASARAN 13 : MENURUNNYA GENANGAN BANJIR DAN ROB
Persentase Luas Genangan Banjir dan Rob 40,17% 35% 125,32 41,6%
Rata-rata Capaian Sasaran 125,32 Sangat Tinggi
TUJUAN 8
MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SEMARANG YANG TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN
SASARAN 14 : MENURUNNYA KEMACETAN JALAN
Jumlah simpul kemacetan 8 simpul 7 simpul 87,50 8 simpul
Rata-rata Capaian Sasaran 87,50 Tinggi
TUJUAN 9
MENINGKATKAN PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN
P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 REALISASI
TAHUN 2015 TARGET REALISASI %
SASARAN 15 : TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA DASAR PERKOTAAN YANG BERKUALITAS
Persentase rumah tangga pengguna air minum /
jumlah seluruh rumah tangga x 100%
88,50% 89% 100,56 88,13%
Persentase rumah tangga bersanitasi 85,82% 85,87% 100,06 85,78%
Luas lingkungan permukiman kumuh 0,80 ha 0,79 ha 105,26 0,99 ha
Rata-rata Capaian Sasaran 101,96 Sangat Tinggi
TUJUAN 10
MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERKOTAAN
SASARAN 16 : PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan 44,84 44,84 100 -
Rata-rata Capaian Sasaran 100 Sangat Tinggi
MISI 4
MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN
MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
TUJUAN 11
MENJAMIN KETAHANAN PANGAN BAGI PENDUDUK
SASARAN 17 : MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KETERSEDIAAN PANGAN
Ketersediaan pangan penduduk (kkal/kapita/hari) 3.050 kkal/kapita
per hari
3050 kkal/kapita
per hari
100 3049 kkal/kapita
per hari
Rata-rata Capaian Sasaran 100,00 Sangat Tinggi
SASARAN 18 : MENINGKATNYA PENDAPATAN PETANI
Pendapatan Rumah Tangga Petani 10.452.000 10.488.000 100,34 10.355.300
Rata-rata Capaian Sasaran 100,34 Sangat Tinggi
SASARAN 19 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA PERIKANAN
Jumlah pendapatan per kapita nelayan 18.000.000 24.278.748 134,88 17.500.000
Rata-rata Capaian Sasaran 134,88 Sangat Tinggi
TUJUAN 12
MENINGKATKAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA
SASARAN 20 : MENINGKATNYA SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA UNGGULAN
Kontribusi kategori-kategori perdagangan dan jasa-
jasa terhadap PDRB
31,06 % 23,75 % 76,46 30,99 %
Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,85 % 5,79 % 98,97 5,79 %
Rata-rata Capaian Sasaran 87,72
TUJUAN 13
MENDORONG PENGEMBANGAN INVESTASI DAN EKONOMI LOKAL BERDAYA SAING GLOBAL
SASARAN 21 : MENINGKATNYA PRODUK PRODUK UNGGULAN DAERAH
Kontribusi kategori-kategori sektor Industri
Pengolahan terhadap PDRB
27,34 % 27,55 % 100,77 27,30 %
Rata-rata Capaian Sasaran 100,77 Sangat Tinggi
SASARAN 22 : MENINGKATNYA DAYA TARIK WISATA (DTW)
Jumlah kunjungan wisata 4.660.822 orang 4.683.974 orang 100,49 4.660.822 orang
Rata-rata Capaian Sasaran 100,49 Sangat Tinggi
SASARAN 23 : MENINGKATNYA IKLIM INVESTASI KOTA
Investasi Kota Semarang 10.500.000.000.000 10.511.240.381.834 100,11 9.570.413.742.378
Rata-rata Capaian Sasaran 100,11 Sangat Tinggi
Dengan hasil tersebut diatas, kinerja Pemerintah Kota Semarang pada tahun
2016 dapat dinilai “berhasil”. Hal ini tentunya tidak hanya melihat pencapaian
P E N U T U P
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016
angka semata, namun ini sebuah hasil karya nyata bahwa keseriusan seluruh
elemen
4. Beberapa program dan kegiatan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di Kota Semarang yang sukses dilaksanakan merupakan hasil dari
adanya sinergitas dan harmonisasi hubungan serta dukungan dari anggota DPRD
dan masyarakat Kota Semarang.
B. UPAYA PERBAIKAN KE DEPAN
1. Mengingat masih terdapat beberapa masalah yang belum dapat terselesaikan
secara maksimal dikarenakan berbagai keterbatasan dalam pelaksanaan dan
pemanfaatan sumber daya yang ada, maka dibutuhkan upaya perbaikan dan
pembenahan di segala lini dan bidang untuk mencapai kinerja yang optimal seperti
yang diharapkan
2. Kami memiliki harapan besar bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini
dapat menjadi media informasi kepada masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Kota Semarang serta dapat memberikan
manfaat bagi Pemerintah Kota Semarang di masa yang akan datang dalam
mewujudkan Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat menuju
Masyarakat Semakin Sejahtera
TARGET
KINERJA
RKPD
TAHUN 2016
REALISASI
KINERJA S.D
TRIWULAN IV
TAHUN 2016
CAPAIAN
KINERJA
TERHADAP
TARGET
RKPD 2016
STATUS S.D 2016
TRW IV
SANGAT TINGGI X>90,
TINGGI 90≥X>75, SEDANG 75≥X>65, RENDAH 65≥X>50,
SANGAT RENDAH X≤50
TARGET
KINERJA
AKHIR
RPJMD
REALISASI
KINERJA S.D
TRIWULAN IV
TAHUN 2016
CAPAIAN
KINERJA
TERHADAP
TARGET
AKHIR RPJMD
STATUS S.D 2016
TRW IV
SANGAT TINGGI X>90,
TINGGI 90≥X>75, SEDANG 75≥X>65, RENDAH 65≥X>50,
SANGAT RENDAH X≤50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) poin 80.28 80.28 100.00% Sangat Tinggi 81,96 80.28 97.95% Sangat Tinggi Bappeda
2 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 77 77.18 99.96% Sangat Tinggi 77,24 77.18 99.92% Sangat Tinggi Bappeda
3 Angka Kematian Bayi (AKB)
Jml kasus Per
1.000 kelahiran
hidup
225/26.337 *1.000 201/26.337 *1.000 110.00% Sangat Tinggi 205 201.00 101.95% Sangat Tinggi Dinas Kesehatan
4 Angka Kematian Balita (AKBa)Per 1.000
kelahiran hidup20.00 8.81 155.95% Sangat Tinggi 14,75 8.81 140.27% Sangat Tinggi Dinas Kesehatan
5 Persentase Gizi Buruk % 0.39 0.29 125.64% Sangat Tinggi 0,34 0.29 114.71% Sangat Tinggi Dinas Kesehatan
6 Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD)Per 100.000
penduduk98.50 25.22 174.40% Sangat Tinggi 96.00 25.22 173.73% Sangat Tinggi Dinas Kesehatan
7 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 10.35 11.94 115.36% Sangat Tinggi 11,10 11.94 107.57% Sangat TinggiBappeda /
D. Pendidikan
8 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 14.36 14.33 99.79% Sangat Tinggi 14,54 14.33 98.56% Sangat TinggiBappeda /
D. Pendidikan
9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 63.35 66.96 105.70% Sangat Tinggi 64,85 66.96 103.25% Sangat Tinggi Bappeda
10 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5.57 5.77 96.41% Sangat Tinggi 4,57 5.77 73.74% Sedang Bappeda
11Meningkatnya kesejahteraan
masyarakatAngka Kemiskinan % 4.99 4.97 100.40% Sangat Tinggi 4,55 4.97 90.77% Sangat Tinggi Bappeda
12 Indeks Pembangunan Gender (IPG) poin 95.65 95.62 99.97% Sangat Tinggi 96.00 95.62 99.60% Sangat Tinggi Bappeda (data 2015)
13 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) poin 76.58 76.53 99.93% Sangat Tinggi 79,08 76.53 96.78% Sangat Tinggi Bappeda (data 2015)
14
Terwujudnya pelestarian dan
pengembangan warisan budaya
lokal
Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Unit 11 11.00 100.00% Sangat Tinggi 16 11.00 68.75% Sedang Disbudpar
15Terwujudnya pemerintah yang
bersih dan bebas KKNOpini BPK
Opini/
PredikatWDP WDP 100.00% Sangat Tinggi WTP WDP 75.00% Sedang Inspektorat
16Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
(Evaluasi atas penerapan Sakip)
Kategori
/ nilaiCC CC 100.00% Sangat Tinggi A CC 69.92% Sedang Otda
17 Meningkatnya integritas aparatur Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kategori / nilai
Kota dengan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terbaik (3,2920)
Kota dengan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terbaik kedua
(3,2432)
98.52% Sangat Tinggi
Kota dengan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terbaik (3,2920)
Kota dengan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Terbaik kedua
(3,2432)
98.52% Sangat Tinggi Otda
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021
SAMPAI DENGAN TAHUN 2016 TRIWULAN IV
NO SASARAN INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2016 EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2016-2021
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Meningkatnya kualitas pendidikan
masyarakat
Meningkatnya kualitas daya saing
tenaga kerja
Meningkatnya pembangunan yang
berperspektif gender dan kapasitas
pemberdayaan masyarakat
Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik
1
TARGET
KINERJA
RKPD
TAHUN 2016
REALISASI
KINERJA S.D
TRIWULAN IV
TAHUN 2016
CAPAIAN
KINERJA
TERHADAP
TARGET
RKPD 2016
STATUS S.D 2016
TRW IV
SANGAT TINGGI X>90,
TINGGI 90≥X>75, SEDANG 75≥X>65, RENDAH 65≥X>50,
SANGAT RENDAH X≤50
TARGET
KINERJA
AKHIR
RPJMD
REALISASI
KINERJA S.D
TRIWULAN IV
TAHUN 2016
CAPAIAN
KINERJA
TERHADAP
TARGET
AKHIR RPJMD
STATUS S.D 2016
TRW IV
SANGAT TINGGI X>90,
TINGGI 90≥X>75, SEDANG 75≥X>65, RENDAH 65≥X>50,
SANGAT RENDAH X≤50
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021
SAMPAI DENGAN TAHUN 2016 TRIWULAN IV
NO SASARAN INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2016 EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2016-2021
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
18 Terwujudnya pelayanan prima Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
Angka
Indeks /
Perangkat
Daerah
77 / 20 78 / 20 101.30% Sangat Tinggi 87 / 30 78 / 20 69.83% Sedang Organisasi
19Meningkatnya ketentraman dan
kenyamanan masyarakatAngka Kriminalitas
Angka
Kriminalitas2,500 2,085 116.60% Sangat Tinggi 1,800 2,085 84.17% Tinggi
Kesbang
polinmas
2
TARGET
KINERJA
RKPD
TAHUN 2016
REALISASI
KINERJA S.D
TRIWULAN IV
TAHUN 2016
CAPAIAN
KINERJA
TERHADAP
TARGET
RKPD 2016
STATUS S.D 2016
TRW IV
SANGAT TINGGI X>90,
TINGGI 90≥X>75, SEDANG 75≥X>65, RENDAH 65≥X>50,
SANGAT RENDAH X≤50
TARGET
KINERJA
AKHIR
RPJMD
REALISASI
KINERJA S.D
TRIWULAN IV
TAHUN 2016
CAPAIAN
KINERJA
TERHADAP
TARGET
AKHIR RPJMD
STATUS S.D 2016
TRW IV
SANGAT TINGGI X>90,
TINGGI 90≥X>75, SEDANG 75≥X>65, RENDAH 65≥X>50,
SANGAT RENDAH X≤50
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021
SAMPAI DENGAN TAHUN 2016 TRIWULAN IV
NO SASARAN INDIKATOR SATUAN
EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2016 EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2016-2021
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
20Meningkatnya keterpaduan rencana
tata ruang
Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan
perencanaan Tata Ruang (simpangan)% 5.40 5.40 100.00% Sangat Tinggi 2.00 5.40 0.00% Sangat Rendah DTK dan P
21Menurunnya luas genangan banjir
dan robProsentase luas genangan banjir dan rob % 40.17 35.00 112.87% Sangat Tinggi 33.00 35.00 93.94% Sangat Tinggi PSDA dan ESDM
22 Menurunnya kemacetan jalan Jumlah simpul kemacetan simpul 8 7 112.50% Sangat Tinggi 3 7 0.00% Sangat Rendah Dishubkominfo
23Persentase rumah tangga pengguna air minum /
jumlah seluruh rumah tangga x 100%% 88.50 89.00 100.56% Sangat Tinggi 97.00 89.00 91.75% Sangat Tinggi PSDA dan ESDM
24 Persentase rumah tangga bersanitasi % 85.82 85.87 100.06% Sangat Tinggi 86.07 85.87 99.77% Sangat Tinggi DTKP
25 Luas lingkungan permukiman kumuh % 0.80 0.79 105.26% Sangat Tinggi 0.00 0.79 20.20% Sangat Rendah DTKP
26Pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidupIndeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) skor 44.84 44.84 100.00% Sangat Tinggi 55.00 44.84 81.53% Tinggi BLH
27Meningkatnya kualitas dan
kuantitas ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan
penduduk
Kkl / kapita /
hari3,050.00 3,050.00 100.00% Sangat Tinggi 3,055.00 3,050.00 99.84% Sangat Tinggi Ketahanan Pangan
28 Meningkatnya pendapatan petani Pendapatan rumah tangga petaniRp /
tahun10,452,000 10,488,000.00 100.34% Sangat Tinggi 10,972,600 10,488,000.00 95.58% Sangat Tinggi D. Pertanian
29
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat pelaku usaha
perikanan
Jumlah pendapatan per kapita nelayanRp /
tahun18,000,000 24,278,748.00 134.88% Sangat Tinggi 24,989,180 24,278,748.00 97.16% Sangat Tinggi
D. Kelautan &
Perikanan
30Kontribusi kategorikategori perdagangan dan jasa-jasa
terhadap PDRB% 31.06 23.75 76.46% Tinggi 31.41 23.75 75.61% Tinggi Bappeda
31 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5.85 5.79 98.97% Sangat Tinggi 6.10 5.79 94.92% Sangat Tinggi Bappeda
32Meningkatnya produk-produk
unggulan daerah
Kontribusi kategori sektor Industri Pengolahan terhadap
PDRB% 27.34 27.55 100.77% Sangat Tinggi 27.54 27.55 100.04% Sangat Tinggi Bappeda
33Meningkatnya daya tarik wisata
(DTW)Jumlah kunjungan wisatawan orang 4,660,822 4,683,974 100.50% Sangat Tinggi 6,847,543 4,683,974 68.40% Sedang Disbudpar
34 Meningkatnya iklim investasi kota Nilai InvestasiRupiah
(dalam juta)10,500,000 10,511,240 100.11% Sangat Tinggi 24,500,000 10,511,240 42.90% Sangat Rendah BPPT
Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
Terwujudnya sarana dan prasarana
dasar perkotaan yang berkualitas
Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Meningkatnya sektor perdagangan
dan jasa unggulan
3