daftar isi highlight · Penegakan Hukum Kolusi Tender Dalam Pengadaan Televisi DVD dan Antena di...
Transcript of daftar isi highlight · Penegakan Hukum Kolusi Tender Dalam Pengadaan Televisi DVD dan Antena di...
edisi 02/2009
daftar isi
What's New ?
Penegakan Hukum
Advokasi
News
Benny Pasaribu dan Didik
Akhmadi Ketua dan Wakil Ketua
KPPU Periode 2009 2010
Kolusi tender dalam pengadaan
televisi DVD dan antena di Dinas
Pendidikan Sumatera Utara
Persekongkolan pada tender alat
kesehatan Rumah Sakit Duren
Sawit
Persekongkolan dalam
pengadaan buku dan multimedia
Dinas Pendidikan Madiun
Persekongkolan pembangunan
jalan Disnakertrans Kalimantan
Timur
Putusan tender pengadaan
barang jasa konstruksi di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten
Kepahiang Bengkulu
Permasalahan kegiatan usaha
distribusi LPG
KPPU mendukung pemberlakuan
kebijakan zonasi dan trading
term
KPPU: ada kartel di bisnis BBM
:
-
, ,
/
,
!
!
!
!
!
!
!
!
!
highlightPersekongkolan pada Tender alat Kesehatan Rumah SakitDuren Sawit
Persekongkolan Pembangunan Jalan DisnakertransKalimantan Timur
Putusan Tender Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi di DinasPekerjaan Umum Kabupaten Kepahiang, Bengkulu
Permasalahan Kegiatan Usaha Distribusi LPG
KPPU Mendukung Pemberlakuan Kebijakan Zonasi danTrading Term
KPPU Ada Kartel di Bisnis BBM Nonsubsidi:
Pada 13 Januari 2009 KPPU menetapkan bahwa tender pengadaan alat kedokteran
berupa polysomnograph PSG di Rumah Sakit Duren Sawit telah terbukti melanggar pasal
22 UU No 5 Year 1999 kasus ini melibatkan Panitia Tender dan beberapa perusahaan
pemasok alat kesehatan...(hal. 3)
Dugaan pelanggaran terhadap hukum persaingan terjadi kembali terjadi dalam
pelaksanaan tender peningkatan ruas jalanporos penghubung Beras Jiring UPT Binangon
Kecamatan Muara Komam pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Kalimantan Timur Dalam sidang pembacaan putusan pada tanggal 13 Januari 2009
Majelis Komisi menetapkan bahwa panitia dan 3 pelaku usaha...(hal. 4)
Majelis Komisi KPPU memutuskan bahwa tender pengadaan barang jasa konstruksi di
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepahiang Bengkulu tahun anggaran 2007 terbukti
melanggar Pasal 22 UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat Sebagai terlapor dalam kasus ini adalah Panitia tender
dan 13 pelaku usaha ..(hal. 5)
Persaingan usaha dalam sektor industri telah menghadirkan berbagai persepsi dan dan
opini yang layak untuk ditelaah lebih lanjut Pemerintah dalam hal ini telah menunjuk
Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU sebagai suatu otoritas legal yang berperan
dalam mengawasi persaingan usaha di Indonesia ..(hal. 6)
Pada dewasa ini sektor industri ritel telah berkembang pesat dan merupakan sector
industri strategis setelah bidang pertanian yang diminati oleh para pelaku usaha Jadi
perkembangan usaha dari sector ini akan secara langsung berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi bangsa ini...(hal. 9)
,
( )
. .
/ -
. ,
/
,
.
.
.
. ,
( )
.
,
. ,
Kontroversi soal minyak toni bergulir ke bahan bakar minyak BBM nonsubsidi Wakil
Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU Didik Akhmadi menduga ada praktek
kartel dalam bisnis BBM nonsubsidi ..(hal. 11)
( ) .
( )
.
“Monopoli dan atau pemusatan kegiatan yang berkaitan dengan produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa yang menguasai hajat hidup orang banyak serta cabang cabang produksi yang penting bagi negara diatur
dengan undang undang dan diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara dan atau badan atau lembaga yang
dibentuk atau ditunjuk oleh Pemerintah”
-
-
(Pasal 51 UU No 5 Tahun 1999).
Newsletter Hukum Persaingan Usaha
Design & Layout oleh Yudanov Bramantyo Adi (Subdirektorat Publikasi Direktorat Komunikasi KPPU)
Benny Pasaribu dan Didik Akhmadi
Ketua dan Wakil Ketua KPPU
Periode 2009 2010
:
-
Memasuki tahun 2009 Komisi Pengawas
Persaingan Usaha KPPU telah siap melaksanakan
sejumlah program dan agenda kerja sebagaimana
yang telah tersusun dalam perencanaan kegiatannya
B e r b a g a i k e b i j a k a n p e m e r i n t a h y a n gdiimplementasikan di tahun 2009 ini akan terus ditinjau
agar selalu sesuai dengan prinsip prinsip dalam UU
No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat UU No 5 1999
Sejalan dengan hal ini pada awal tahun 2009
ini juga terjadi suksesi tampuk pimpinan di KPPU
Terhitung sejak tanggal 30 Desember 2008 terdapat
penggantian jabatan Ketua KPPU dengan terpilihnya
Syamsul Maarif Ketua KPPU saat itu sebagai salah
satu Hakim Agung di Mahkamah Agung Selanjutnya
Wakil Ketua Trena P Soemardi ditunjuk untukmengambil peran Ketua KPPU hingga terpilihnya Ketua
KPPU yang baru
Pada tanggal 14 Januari 2009 melalui proses
pemilihan secara demokratis yang diikuti oleh seluruh
anggota KPPU terpilihlah Benny Pasaribu sebagai
Ketua KPPU dan Didik Akhmadi sebagai wakil ketua
KPPU periode 2009 2010 Pelaksanaan tugas dan
wewenang bagi Ketua dan Wakil Ketua baruselanjutnya harus tetap berpegang pada independensi
dan tidak memihak siapapun Untuk itu jabatan
sebagai Ketua dan Wakil Ketua tidak bolehmempengaruhi dalam proses penanganan perkara
atau tugas konstitusional lainnya
( )
.
-
.
( . / ).
,
.
,
( )
.
.
,
,
- .
. ,
.
What’s New ?What’s New ?What’s New ?
Benny Pasar ibu mengawal ikarirnya sebagai teknokrat diDepartemen Koperasi dan UKMsejak tahun 1981 dengan jabatanterakhir Kepala Biro PerencanaanDepartemenan Koperasi dan UKM
tahun 1998 Pada tahun1999 2000
menjabat Deputi Meneg BUMNb i d a n g I n d u s t r i S t r a t e g i s
Telekomunikasi Pertambangan
. -
, ,
Benny Pasaribu Ketua KPPU( )
dan Energi Selanjutnya pada tahun 2000 menjadi
anggota aktif DPR MPR RI di Senayan Selama
menjadi menjadi anggota DPR RI periode 1999 2004
.
/ .
- ,
Benny terpilih sebagai Ketua Komisi IX merangkap
Ketua Panitia Anggaran DPR RI sejak tahun 2000 2002
Gelar akademis Benny mulai dari Sarjana Ekonomi
Pertanian dari Institut Pertanian Bogor 1980
dilanjutkan dengan Master Ekonomi dari Williams
College Massachusetts USA 1989 dan meraih
gelarDoktor Ekonomi dengan spesialisasi OrganisasiIndustri dan Perdagangan Internasional dari Ottawa
University Kanada 1995 Benny menulis tesis
doktornya dengan judul Industrial and Trade Policies A
Multisectoral Model with Increasing Returns to Scale
and Impersect Competition Benny yang lahir di Medan
lima puluh tahun silam juga aktif di berbagai organisasi
antara lain ketua harian HKTI penasehat PB FORKI
dan sebagainya Benny juga aktif mengajar di berbagai
universitas termasuk mengajar mata kuliah ekonomi
persaingan di tingkat pasca sarjana MPKP FE
Universitas Indonesia Selain itu Benny juga aktif
menulis di berbagai media yang mengupas
permasalahan persaingan usaha dan monopoli serta
isu isu ekonomi nasional lainnya
- .
( ),
, , ( )
, ( ).
“ :
.”
,
, ,
.
,
. ,
,
- .
edisi 02/2009
Didik Akhmadi Wakil Ketua KPPU( )
Didik Akhmadi dipercaya sebagaiTenaga Ahli Panitia Anggaran DPR
pada tahun 2005 Profesi akuntan
dijalaninya pada awal karir denganpengalaman sebagai auditorpemerintah pada Badan PengawasKeuangan dan PembangunanPerwakilan Propinsi Jawa Timur di
Surabaya 1984 1987 dan Deputi
Pemeriksaan Khusus kantor pusat
BPKP Jakarta Selama di BPKP
.
( - )
. ,Didik bertugas mengaudit berbagai perusahaan Badan
Usaha Milik Negara BUMN dan instansi pemerintah
serta melakukan pemerikasaan pemeriksaan khusus
Meskipun hanya berlangsung selama 2 tahun Didik
pernah mengembangkan usaha dalam bisnis farmasidengan mengelola sebuah lembaga usaha
Perdagangan Besar Farmasi PBF Sebagai dosen
Didik pernah mengajar di Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara STAN dan program ekrtension FE UI Didik
yang lahir di Bantul empat puluh enam tahun yang lalu inimemperoleh pendidikan akuntansi di Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara pada tahun 1983 1991 Bidang
Akuntansi Manajemen didalaminya di Universitas
Wollongong New South Wales Australia 1992 1994
( )
- .
,
( ). ,
( ) .
- .
, , ( - ).
Penegakan HukumPenegakan HukumPenegakan Hukum
Kolusi Tender Dalam Pengadaan Televisi
DVD dan Antena di Dinas Pendidikan
Sumatera Utara
,
,
Majelis Komisi KPPU melakukan pemeriksaandan penyelidikan tentang dugaan pelanggaran Pasal 22
Undang undang Nomor 5 Tahun 1999 yang ditenggarai
dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang Dan JasaDana APBN Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2007 PT Pelita Jaya Mandiri PT Hari
Maju PT Gradita Utama dan Abdul Wahid Soenge
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut Majelis
Komisi memutuskan bahwa Panitia PT Pelita dan
Soenge terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar
Pasal 22 Undang undang Nomor 5 Tahun 1999 PT
Pelita dan Soenge juga dikenai denda sebesar Rp
1 900 000 000 satu milyar sembilan ratus juta rupiah
secara tanggung renteng
Kasus ini bermula dari dugaan terjadinyapersekongkolan antara para terlapor untuk
memenangkan PT Pelita sebagai pemenang tender
Selama proses pemeriksaan Majelis Komisi
mengumpulkan beberapa bukti yang memberatkan
seperti alamat PT Pelita dan PT Hari yang tidak sesuai
dengan alamat di Akta Pendirian Perusahaan masing
masing serta adanya post bidding yang dilakukan
antara Panitia PT Pelita dan Soenge Selain itu PT
Pelita bersama dengan Soenge juga terbuktimelakukan tindakan pinjam meminjam perusahaan dan
mengatur harga penawaran Dari pengaturan harga
tersebut PT Pelita terbukti mendapatkan keuntungan
yang tidak wajar
Dalam proses pemeriksaan ini Majelis Komisi
menilai adanya hal hal yang memberatkan Panitia
Pertama Panitia dinilai telah memfasilitasi PT Pelita
sebagai pemenang tender dengan cara tetapmeloloskan PT Pelita dalam setiap tahapan evaluasiwalaupun ia tidak melengkapi persyaratan yang
diperlukan Panitia juga dinilai tidak bersikap kooperatif
selama proses pemeriksaan Selain itu Ketua Panitia
dalam proses lelang ini juga pernah divonis bersalaholeh KPPU dalam perkara lelang pengadaan TV diDinas Pendidikan Propinsi Sumatra Utara tahun
anggaran 2006
Memperhatikan semua hal tersebut maka
Majelis Komisi dalam putusannya merekomendasikanKomisi untuk memberikan saran dan pertimbangankepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi SumateraUtara agar memberikan sanksi administrative kepada
-
, . , .
, . .
,
,
- .
. . . ( )
.
.
,
,
-
,
, . ,
.
,
.
,
- .
,
.
. ,
.
,
Panitia dan kepada Gubernur Propinsi Sumatera Utarauntuk memantau pelaksanaan tender agar menerapkan
prinsip persaingan usaha yang sehat Rekomendasi
juga ditujukan bagi Kejaksaan BPK dan Badan Peng-
awas Daerah agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut
terhadap proyek pengadaan TV DVD dan Antena ini
.
,
, .
Persekongkolan pada Tender alatKesehatan Rumah Sakit Duren Sawit
Pada 13 Januari 2009 KPPU menetapkan
bahwa tender pengadaan alat kedokteran berupa
polysomnograph PSG di Rumah Sakit Duren Sawit
telah terbukti melanggar pasal 22 UU No 5 Year 1999
kasus ini melibatkan Panitia Tender dan beberapa
perusahaan pemasok alat kesehatan yakni PT Tiara
Kencana PT Bhakti Wira Husada PT Ilong Prayatna
dan PT Kamara Idola
Persekongkolan yang terjadi dalam proses
tender ini melibatkan ke 4 terlapor Dalam pemeriksaan
KPPU diketahui bahwa PT Tiara Kencana menyusun
skenario persekongkolan dengan 3 terlapor lain untukmembuat PT Bhakti Wira Husada memenangkan
tender tersebut Dalam persekongkolan tersebut PT
Ilong dan PT Kamara secara sengaja menyerahkandokumen tender yang tidak sesuai dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan sementara PT Tiara memberikan
penawaran harga yang tinggi
Berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis
Komisi akhirnya menjatuhkan sanksi administratifkepada 4 pelaku usaha tersebut dalam rentang antara
22 juta hingga 144 juta sedangkan panitia tender
dinyatakan tidak bersalah karena tidak terlibat secara
langsung dalam persekongkolan tesebut Namun
demikian panitia tender dinilai lalai karena telah
menetapkan spesifikasi alat yang mengarah pada suatu
merek tertentu
Untuk itu Majelis Komisi
memperhatikan proses tender agar memberikesempatan kepada semua merek alat kesehatan agar
dapat ikut berkompetisi
Dinas Kesehatan Propinsi
DKI Jakarta untuk lebih meningkatkan kapasitas
administratif di unit unit kerjanya agar dapat
mendukung pelaksanaan tender yang berazaskan
prinsip persaingan usaha yang sehat
,
( )
. .
, ; .
, . , .
. .
- .
,
. ,
,
.
,
,
.
,
.
.
-
.
merekomendasikan
kepada Direktur Rumah Sakit Duren Sawit untuk
Majelis Komisi juga
merekomendasikan kepada
edisi 02/2009
Penegakan HukumPenegakan HukumPenegakan Hukum
Persekogkolan dalam Pengadaan Bukudan Multimedia Dinas Pendidikan Madiun
P e r s e k o n g k o l a n t e n d e r d i l e m a g a
pemerintahan kembali terjadi Kali ini KPPU mengusut
tentang dugaan pelanggaran pasal 22 UU No. 5 Tahun1999 yang terjadi dalam tender pengadaan alat peraga
buku pengayaan referensi dan multimedia di Dinas
Pendidikan Kota Madiun Kasus ini melibatkan panitia
tender dan 3 pelaku usaha sebagai terlapor yaitu PT
Damata Sentra Niaga CV Fajar Jaya dan CV Eka Jaya
Berdasarkan hasil pemeriksaan KPPU menilai
bahwa Panitia tender secara sengaja telah meloloskanPT Damata pada setiap tahap evaluasi tender dan
menetapkannya sebagai pemenang tender walaupun
kompetensi yang dimiliki oleh PT Damata terbukti tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan
KPPU juga menemukan bukti bahwa ketigaterlapor telah bersekongkol untuk membuat persaingan
semu dalam tender tersebut Persekongkolan tersebut
terjadi karena ketiga perusahaan tersebut mempunyai
hubungan kepemilikan yang sama persekongkolan
dilakukan oleh ketiga perusahaan bersama dengan
panitia tender ini telah mengakibatkan praktik monopoli
yang mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat
mengikuti proses tender secara wajar
Dalam proses pemeriksaan salah satu terlapor
mengajukan gugatan perdata tentang perbuatanmelawan hukum kepada KPPU di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat dengan register Nomor 332 Pdt G
2008 PN JKT PST Terkait dengan gugatan tersebut
maka para terlapor lain tidak bersedia memberikan
keterangan pada proses Pemeriksaan Lanjutan
Majelis Komisi selanjutnya memutuskanbahwa seluruh terlapor terbukti melanggar Pasal 22 UU
No 5 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat serta melarang mereka
untuk mengikuti tender di seluruh instansi Pemerintah
Daerah Kota Madiun selama 2 dua tahun sejak
Putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap
.
/
.
, .
, . . .
,
,
.
.
.
,
.
,
/ .
/ / . . . ,
.
. /
,
( )
.
Persekongkolan Pembangunan JalanDisnakertrans Kalimantan Timur
Dugaan pelanggaran terhadap hukumpersaingan terjadi kembali terjadi dalam pelaksanaan
tender peningkatan ruas jalan poros penghubung
Beras Jiring UPT Binangon Kecamatan Muara Komam
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Kalimantan Timur Dalam sidang pembacaan putusan
pada tanggal 13 Januari 2009
Majelis Komisi menetapkan bahwa panitia dan
3 pelaku usaha yaitu PT Madya Sejahtera PT
Multipuri Sejahtera dan PT Al Fajar Sejahtera terbukti
bersalah melanggar pasal 22 UU No 5 Tahun 1999
Majelis Komisi menetapkan denda administratif bagi PT
Madya sebesar Rp 936 juta dan Rp 117 juta bagi 2
pelaku usaha lainnya Sementara bagi panitia tender
Majelis Komisi Gubernur Kaltim
agar memberi sanksi sesuai dengan ketentuanadministratif yang berlaku kepada Panitia tender danKepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Kalimantan
Berdasarkan hasil pemeriksaan KPPU menilai
bahwa telah ter jadi persekongkolan untukmemenangkan PT Madya Sejahtera dalam tender
proyek pembangunan jalan tersebut Kasus ini bermula
saat Panitia Tender dan Kepala Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Propinsi Kalimantan Timur melakukantender ulang dalam rentang waktu lima hari setelah
tender pertama dilaksanakan Pada tender ulang ini
ketiga pelaku usaha tersebut memasukkan nilaipenawaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai
penawaran saat mereka mengikuti tender pertama
KPPU melihat hal ini sangat tidak wajarmengingat jangka waktu pengunduran tender hanya
lima hari Dalam pemeriksaan selanjutnya kemudian
diketahui bahwa ketiga perusahaan tersebut memiliki
hubungan kepemilikan yang sama KPPU selanjutnya
memutuskan bahwa dalam tender proyek tersebutterdapat praktik monopoli dan persekongkolan tidak
sehat yang mengakibatkan tender tersebut hanya
dapat diikuti oleh ketiga terlapor dan tertutup bagi
pelaku usaha lain
/
-
.
,
, . , .
.
. .
.
. ,
.
,
.
. ,
.
.
.
,
.
merekomendasikan
edisi 02/2009
Majelis Komisi KPPU memutuskan bahwa
tender pengadaan barang jasa konstruksi di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kepahiang Bengkulu
tahun anggaran 2007 terbukti melanggar Pasal 22 UU
No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Sebagai terlapor
dalam kasus ini adalah Panitia tender dan 13 pelaku
usaha Dalam keputusannya Majelis Komisi
menetapkan bahwa 13 terlapor terbukti bersalahmelanggar pasal 22 dan 1 pelaku usaha tidak terbukti
bersalah
Berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis
Komisi menilai telah terjadi persekongkolan baik secarahorizontal dan vertikal dalam tender paket
pembangunan 6 enam kantor Dinas atau Instansi
Kabupaten Kepahiang Tahun 2007 Tim pemeriksa
KPPU menemukan fakta bahwa panitia tender tidak
mengumumkan pelaksanaan tender di media
sebagaimana disyaratkan dalam Keppres 80 2003 dan
Perpres 8 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tindakan
Panitia Tender ini mengakibatkan peserta tendermenjadi berkurang dan merupakan tindakan untukmembatasi peserta pada beberapa pelaku usaha
tertentu
Tim pemeriksa KPPU juga menemukan adanya
kesamaan dokumen antara 6 yang ternyata
dibuat oleh satu orang yang sama Sementara 3
yang lain dengan sengaja tidak memenuhi
kelengkapan dokumen penawaran dengan tujuan untuk
memenangkan peserta tender lain Panitia juga dinilai
telah melakukan diskriminasi dalam evaluasi
administrasi PT Saribina Jasa
Kontrindo sebagai pemenang tender.
/
,
.
.
. ,
.
,
( )
.
,
/
/
.
.
.
.
.
terlapor
terlapor
untuk memudahkan
Atas pelanggaran yang telah dilakukan olehpara terlapor tersebut maka Majelis Komisi memberikanrekomendasi kepada Bupati Kabupaten Kepahianguntuk memberikan sanksi adminitratif kepada Panitia
Tender sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang berlaku serta kepada segenap instansi
pemerintah di Propinsi Bengkulu agar melaksanakan
tender sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang berlaku dan memperhatikan prinsip prinsip
persaingan usaha yang sehat
Majelis Komisi juga memberikan rekomendasi
kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Publik LKPP
agar dapat lebih mengawasi pelaksanaan tender diseluruh Indonesia sehingga potensi terjadinya
persekongkolan dapat dicegah Sedangkan kepada 12
pelaku usaha yang menjadi terlapor Majelis Komisi
menetapkan sangsi administratif dengan kisaran antara
77 juta hingga 450 juta Para terlapor juga dilarang
untuk mengikuti tender di wilayah Propinsi Bengkulu
selama 1 satu tahun semenjak keputusan ini memiliki
kekuatan hukum tetap
-
,
-
-
.
( )
.
,
.
( )
.
edisi 02/2009
Putusan Tender Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi di Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Kepahiang Bengkulu
Penegakan HukumPenegakan HukumPenegakan Hukum
Persaingan usaha dalam sektor industri telahmenghadirkan berbagai persepsi dan dan opini yang
layak untuk ditelaah lebih lanjut Pemerintah dalam hal
ini telah menunjuk Komisi Pengawas Persaingan
Usaha KPPU sebagai suatu otoritas legal yang
berperan dalam mengawasi persaingan usaha di
Indonesia Dalam sektor usaha faktor efisiensi dan
efektivitas memegang peranan penting dalam
meningkatkan taraf mereka dalam
persaingan sehat
Pada akhir tahun 2007 pemerintah telah
menetapkan kebijakan konversi minyak tanah ke LPGyang telah memberikan berbagai dampak di
masyarakat Terkait dengan kebijakan tersebut
pemerintah memberikan kemudahan bagi rakyatIndonesia dengan memberikan 1 set tabung dankompor beserta juga pengenalan tentang pemakaian
kompor gas Saaat ini tabung LPG yang beredar di
masyarakat dapat dibagi menjadi dua yakni LPG PSO
dan LPG Non PSO LPG PSO adalah tabung LPG
ukuran 3 kg yang masih disubsidi oleh pemerintah
Sedangkan LPG Non PSO adalah tabung LPG ukuran
12kg 50kg yang tidak masuk dalam subsidi pemerintah
Munculnya kelangkaan gas yang terjadi padatahun 2008 telah memberikan suatu dampak yang
signifikan dalam kehidupan masyarakat KPPU selaku
otoritas legal pemerintah mempunyai peranan penting
dalam mengawasi dan menyoroti distribusi gas tersebut
.
,
( )
. ,
.
,
. ,
.
.
.
,
, .
.
.
daya saing
AdvokasiAdvokasiAdvokasi
Permasalahan Kegiatan Usaha DistribusiLPG
Dan KPPU telah mengidentifikasi sejumlah isu penting
dalam distribusi komoditi LPG yaitu kelangkaan
penetapan harga dan terjadinya hambatan masuk bagi
pelaku usaha di sektor tersebut entry barrier
Berdasarkan analisis KPPU terjadinya kelangkaan
terhadap ketersediaan LPG di pasaran disusul denganmahalnya harga jenis LPG non PSO di tingkat
konsumen Isu kelangkaan muncul setelah Pertamina
melakukan koreksi dengan menaikan harga LPG non
PSO 12Kg pada pertengahan tahun 2008 Di sisi lain
penetapan harga terjadi karena kedua jenis LPG telahterdapat ketentuan bahwa harga LPG PSO ditetapkan
oleh pemerintah dan LPG Non PSO oleh Pertamina
Pada prinsipnya peluang usaha untuk industri LPG
Non PSO masih sangat terbuka bagi pelaku usaha
swasta Apalagi hal tersebut dimungkinkan sesuai
kebijakan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah PP
No 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak
dan Gas Bumi yang pada Pasal 51 menyebutkan
bahwa
(1) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niagayang melaksanakan kegiatan niaga LPG wajibmemiliki atau menguasai fasilitas dan saranapenyimpanan dan pengisian tabung LPG
bottling plant
(2) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib
mempunyai dan menggunakan merek dagang
tertentu
(3) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niagabertanggung jawab atas standar dan mutu
LPG tabung LPG
Hanya saja industri LPG menjadi tidak menarikbagi investor karena mereka menilai bahwa harga jual
LPG yang masih dibawah harga keekonomian Untuk
menyelami dampak yang berpotensi muncul dari
kebijakan pemerintah di sektor LPG tersebut KPPU
mencermati tiga kebijakan pemerintah untuk industri
LPG PSO Tiga kebijakan tersebut adalah
1. Peraturan Presiden Perpres No 104
Tahun 2007 tentang Penyediaan
Pendistribusian dan Penetapan Harga
LPG PSO Pasal pasal yang dicermati
dalam Perpres tersebut adalah sebagai
berikut
Pasal 9
Pemerintah menugaskan badanusaha sebagai penyedia dan
, ,
( ).
,
.
( ) . ,
.
,
.
, ( )
.
,
:
( ).
( )
.
, .
.
,
. :
( ) .
,
. -
:
:
http://themotorreport.com.au/wp-content/uploads/2008/06/ipg.jpg
edisi 02/2009
pendistribusi LPG PSO dilakukan
dengan cara penunjukan langsung
apabila hanya ada satu badan
usaha dan atau lelang
Pasal 11
Badan Usaha penyedia danpendistribusi LPG PSO melakukanp e n g a w a s a n p e l a k s a n a a npenjualan dan pendistribusianLPG PSO
Pasal 15
Menteri melakukan pengawasandalam pelaksanaan kegiatanpenyediaan dan pendistribusian
LPG PSO
KPPU menilai bahwa meskipun telah terdapat
ketentuan sebagaimana di atas tetapi pengawasan
yg dilakukan oleh Menteri terkait masih belum jelas
Ketidakjelasan tersebut tergambar pada kondisi
timbulnya kelangkaan pasokan LPG
2. Peraturan Menteri Permen ESDM No 21 Tahun
2007 tentang Penyelenggaraan Penyediaan dan
Pendistribusian LPG PSO Pada Pasal 5 ayat 2
memuat ketentuan persyaratan penugasanpenyediaan dan pendistribusian LPG PSO sebagai
berikut
- memiliki lzin Usaha Niaga Umum LPGuntuk melaksanakan penyediaan danpendistribusian LPG PSO
- memiliki aset kilang pengolahan BBMdan LPG dalam negeri termasukpengembangannya dalam jangka panjang
- jaminan ketersediaan pasokan- memiliki kemampuan dalam
menyediakan infrastruktur dan jaringanuntuk penyediaan dan pendistribusianLPG PSO di NKRI
3. Keputusan Menteri Kepmen ESDM No 1661
Tahun 2008 tentang Harga Patokan LPG PSOTahun Anggaran 2008 adalah Kepmen yang
mengatur harga patokan LPG PSO yaitu
- Harga Patokan ditetapkan berdasarkan
Contract Price CP Aramco rata rata pada
periode bulan bersangkutan ditambah
dengan biaya distribusi termasuk
handling dan margin keuntungan
- Harga patokan LPG PSO ditetapkan
sebesar 141 21 dari CP Aramco
ditambah Rp 390 10 kg yang akan
digunakan sebagai dasar perhitungan
,
(
) / .
:
:
.
,
.
.
( ) .
. ,
:
( ) .
, :
( ) -
(
) .
, %
, /
AdvokasiAdvokasiAdvokasi
harga untuk setiap kilogram LPG PSO
Selain menyikapi kebijakan terkait maka
dalam kajian industri ini KPPU juga melakukan analisis
terhadap perkembangan industri dan struktur
industrinya Hasil analisis KPPU menunjukkan bahwa
LPG merupakan industri yang saat ini masihterkonsentrasi dimana Pertamina berperan sebagaipelaku usaha tunggal yang mempunyai akses dari hulu
sampai ke hilir Padahal sejalan dengan arah konversi
energi LPG menjadi salah satu komoditi strategis yang
diperlukan masyarakat luas sebagai pengganti minyak
tanah Lebih lanjut ternyata dalam implementasi
keb i j akannya kemud ian te r j ad i beberapapermasalahan terutama setelah dilakukannya program
konversi
Kelangkaan LPG merupakan permasalahan
utama Hal ini dipicu oleh mekanisme pengawasan di
sisi distribusi yg kurang memadai infrastruktur yg
terbatas dan keterbatasan pasokan LPG Industri LPG
pada prinsipnya terbuka bagi siapa saja Hanya saja
beberapa kebijakan mengakibatkan pelaku usaha
menjadi sulit untuk masuk dalam industri LPG baik
untuk LPG PSO maupun LPG Non PSO
Harga LPG Non PSO yang masih mendapatsubsidi dari Pemerintah menimbulkan suatu entry
barrier bagi pelaku usaha swasta Pertamina di satu sisi
ingin mencapai harga keekonomiannya denganmenaikkan harga LPG PSO agar memungkinkan
kondisi terbukanya pasar bagi pelaku usaha lain Tapi
pada saat yang bersamaan pula pemerintah melakukan
intervensi dengan menunda kenaikan tersebut Hal ini
memperlihatkan bahwa LPG sepenuhnya telah menjadikomoditas yang diatur dan tidak dapat diserahkan kepasar sehingga status quo terhadap entry barrier
tersebut masih ada
Sementara untuk LPG PSO kebijakan yang
mensyaratkan kepemilikan kilang BBM dan LPG sertapembangunan dalam rentang jangka panjang jelas
menimbulkan entry barrier Hal ini terjadi akibat
sejumlah persyaratan kewajiban diberlakukan danpada outputnya akan semakin mempersulit pelakuusaha swasta yang ingin masuk sebagai penyedia dan
pendistribusi LPG PSO Fakta bahwa pasokan LPG
domestik ternyata tidak mencukupi kebutuhan LPG
selama ini dan masih tingginya ketergantungan impor
maka kemudian pilihan program konversi minyak tanah
ke LPG menjadi suatu pertanyaan besar Seharusnya
pemerintah dalam hal ini melakukan pilihan komoditilain dengan mempertimbangkan ketersediaan pasokan
domestik yang ada
,
,
.
. ,
,
. ,
.
.
,
.
. ,
,
.
.
. ,
.
.
,
.
.
,
.
.
edisi 02/2009
Berdasarkan atas evaluasi terhadap dampak
kebijakan KPPU telah menyampaikan beberapa
rekomendasi utama terkait dengan sektor industri
LPG agar industri ini dapat mengadopsi nilai nilai
persainan sehat yaitu
1 Perlunya grand strategy perencanaan yang tepat
dari pemerintah terkait dengan program konversi
energi dan konsekuensinya
Dalam hal ini seolah olah LPG bukan lagi
merupakan komoditas yang dibebaskan ke pasar
baik untuk LPG PSO dan Non PSO sehingga
dengan menahan laju harga untuk LPG Non PSO
pemerintah juga perlu konsekuen siap mensubsidi
Pertamina selaku pelaku usaha murni Apabila
pemerintah telah mengambil alih peran penetapan
harga maka pemerintah perlu memikirkan bahwa
tidak akan terjadi pesaing baru dalam industri LPG
2 Perlunya pengawasan yang ketat dalam
pendistribusian LPG sampai ke tingkat konsumen
Dengan demikian maka Pemerintah harus
menjamin distribusi berjalan lancar sehingga dapatmenjamin ketersediaan pasokan LPG bagikonsumen akhir serta jaminan harga jual LPG di
titik konsumen yang wajar
3 Perlunya penetapan formula harga jual LPG seperti
halnya untuk komoditi LPG PSO
Berdasarkan penetapan formula tersebut maka
proses penetapan harga akan menjadi transparan
Penetapan formula ini juga akan melindungikonsumen jika terjadi eksploitasi produsen dalam
menetapkan excessive pricing Formula ini baik
untuk diterapkan khususnya pada produk produk
yang menyangkut hajat hidup orang banyaksehingga setiap kenaikan harganya akan jelas dan
transparan sebab sebabnya
4 Pemerintah perlu memikirkan bentuk konversi
energi yang dapat dipenuhi
Saat ini sesuai dengan data kecenderungan impor
yang terus meningkat pemerintah perlu
memikirkan bentuk konversi energi yang sumber
supply nya secara full terpenuhi di dalam negeri
Apabila LPG dianggap pemerintah sebagai energi
alternatif terbaik maka perlu adanya langkah
langkah agar tidak terjadi ketergantungan impor
dan perbaikan masalah infrastruktur agar
menjamin supply LPG Atau benar benar mencari
,
, -
, :
.
.
, -
,
,
.
,
.
.
.
,
.
.
.
.
.
-
- .
.
.
,
,
- .
, -
,
. -
alternatif konversi energi lainnya seperti city gasyang didukung oleh pasokan gas alam domestik
yang berlimpah
5 Perlunya harmonisasi dengan Menteri ESDM
terkait dengan beberapa kebijakan yang dapatmenimbulkan entry barrier bagi pelaku usaha di
industri LPG
6 Perlu adanya monitoring terhadap potensi perilaku
anti persaingan dari Pertamina selaku pelaku
utama dalam industri LPG
7 Hal ini dilakukan untuk meminimasi kelangkaan di
tingkat distribusi
.
.
.
.
.
.
.
edisi 02/2009
Praktek
Saja
MonopoliLaporkan
KPPU
RE
P U B L I K I N D O N E SI A
KO
MIS
IP
ENGAWAS P E RS AINGAN
US
AH
A
AdvokasiAdvokasiAdvokasi
KPPU Mendukung PemberlakuanKebijakan Zonasi dan Trading Term
Pada dewasa ini sektor industri ritel telah
berkembang pesat dan merupakan sektor industristrategis setelah bidang pertanian yang diminati oleh
para pelaku usaha Jadi perkembangan usaha dari
sektor ini akan secara langsung berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi bangsa ini Dengan makin
pesatnya pertumbuhan di sektor ritel ini maka secara
sinergis akan membawa beberapa permasalahan yang
muncul kedepannya Melihat kondisi tersebut maka
Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU selaku
lembaga pemerintah mencoba untuk ikut berperan aktif
dalam mereduksi permasalahan yang ada KPPU
mencermati bahwa pada dasarnya terdapat dua
permasalahan utama dalam industri ritel Indonesia
yaitu permasalahan ritel besar modern versus ritel
kecil tradisional dan permasalahan pemasok versus
peritel modern
Hasil kajian KPPU menunjukkan bahwa inti daripermasalahan tersebut terletak pada munculnya
kekuatan pasar market power dari ritel yang
besar modern Jika pada kondisi ritel modern versus
ritel tradisional yang terjadi adalah pertumbuhan riteltradisional dari tahun ke tahun cenderung tidakmengalami peningkatan yg signifikan bahkan dapat
dikatakan terjadi stagnansi sementara pertumbuhan
ritel modern terus mengalami peningkatan maka
permasalahan pemasok versus ritel modern lebihkepada pemberlakuan persyaratan perdagangan
trading term yang semakin memberatkan pemasok
Permasalahan yang terjadi dalam industri ritel tersebutmerupakan produk dari persaingan yang tidaksebanding daripada persaingan usaha tidak sehat
,
. ,
.
,
. ,
( )
.
,
/
/
.
( )
/ .
,
,
( ) .
sebagaimana didefinisikan dalam UU No 5 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
KPPU telah memberikan saran kepadaPemerintah selaku regulator untuk melakukanpengaturan yang mendorong terciptanya equal playing
field dalam dua permasalahan ritel tersebut Mengingat
akar permasalahan yang ada terdapat pada market
power ritel modern maka solusi kebijakan yang diambil
harus diarahkan pada upaya pembatasan potensipenyalahgunaan market power untuk mereduksi
kondisi imbalance tersebut
Pemerintah dalam hal ini telah mengeluarkandua kebijakan dalam industri ritel melalui Peraturan
Presiden Perpres 112 2007 dan Peraturan Menteri
Perdagangan Permendag No 53 2008 tentang
Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Kedua
kebijakan tersebut memuat ketentuan ketentuan
tentang industri ritel yang dilakukan melalui
pembatasan ruang gerak ritel modern melalui
penetapan zonasi pembatasan luas tempat
pembatasan waktu buka perizinan diperketat
pembatasan jumlah dan besaran trading term dan
keharusan menjalin kemitraan dengan UKM
Kajian analisis KPPU telah menunjukkanbahwa terdapat dua kebijakan yang memiliki posisisangat penting untuk menyelesaikan permasalahandalam industri ritel yaitu Kebijakan Zonasi dan
Pembatasan jenis serta besaran Trading term
Kebijakan Zonasi merupakan sebuah bagian dariblueprint industri ritel yang telah memperhatikananalisis dampak sosial dan budaya akibat kehadiran
ritel modern
Pada dasarnya sistem zonasi merupakansebuah sistem yang membatasi lokasi di mana ritel
modern beroperasi Pembatasan lokasi memiliki makna
bahwa jumlah gerai ritel modern juga akan dibatasi
Melalui strategi pembatasan zonasi ini maka ritel
kecil tradisional memiliki kesempatan berusaha yang
relatif terlindungi dari persaingan head to head dengan
ritel modern Selanjutnya maka dengan jumlah gerai
yang terbatas ritel modern juga memiliki bargaining
position yang tidak terlalu besar terhadap pemasok
mengingat terbatasnya jumlah gerai mereka Pemasok
masih memiliki secercah harapan untuk dapatmemasarkan produknya pada peritel lain yangjumlahnya masih potensial untuk kegiatan sirkulasi
pemasaran
Apabila operasional dari kebijakan zonasi ini
. /
.
.
,
,
.
( ) /
( ) /
,
, .
-
:
(
, ,
, ),
,
.
.
.
.
.
/
. ,
,
,
.
.
http://farm1.static.flickr.com/17/22725413_4a81cb9d43_b.jpg
edisi 02/2009
AdvokasiAdvokasiAdvokasi
dilaksanakan dengan sungguh sungguh maka dapat
menjadi solusi potensial untuk menyelesaikan
persoalan utama ritel yang telah muncul Syarat utama
dari kebijakan ini adalah adanya pemetaan potensi
zona zona tertentu yang masih dapat dimasuki peritel
modern
Sedangkan bila dilihat dari dimensi besarnya
proses eksploitasi pemasok oleh peritel modern upaya
lain yang juga dapat ditempuh adalah denganmembatasi jenis dan besaran trading term yang
diberlakukan Namun terkait dengan ungkapan
kebebasan berkontrak maka terdapat suatu paradoks
bahwa Indonesia bukanlah penganut sistem pasar
bebas yang sebebas bebasnya dimana doktrin ini
harus pula memperhatikan doktrin yang lain yaitu
perjanjian harus memperhatikan undang undang
kepentingan umum dan kesusilaan Dengan kata lain
Pemerintah dapat melakukan intervensi apabila melihatmekanisme pasar justru bergerak liar dan merugikan
masyarakat secara keseluruhan
Di Perancis trading term dibatasi maksimal
20 dari harga jual produk Dutreil Law Melalui model
seperti ini maka efisiensi yang dihasilkan oleh produsen
sebagian besar akan dinikmati oleh konsumen
sementara oleh peritel akan terbatas pada batas atas
besaran trading term Hipotesis harga akan bergerak
mahal apabila pembatasan besaran trading term
diberlakukan karena tidak ada insentif bagi peritel
menjual dengan harga kompetitif akan terbantahkan
dengan fakta bahwa persaingan antar pemasok terjadi
dengan sangat ketat yang akan memaksa mereka
menerapkan strategi harga Pembatasan meski tidak
100 akan mengembalikan ritel pada konsep awal
KPPU telah mendukung adanya pengaturanyang dilakukan oleh Pemerintah yang bertujuanmendorong sebuah harmonisasi yang lebih baik dalamindustri ritel Indonesia sebagaimana yang dilakukan
melalui Perpres 112 2007 dan Permendag 53 2008
Melihat nilai strategis industri ritel KPPU akan terus
melaksanakan tugasnya sebagai pengawas
persaingan usaha dalam industri ritel termasuk
didalamnya jika pelanggaran terhadap Perpres
112 2007 dan Permendag 53 2008 ternyata berpotensi
melanggar UU No 5 tahun 1999
-
.
-
.
,
. ,
,
- ,
- ,
. ,
.
,
% ( ).
,
.
,
,
,
. ,
%, .
/ / .
,
,
/ /
.
edisi 02/2009
Kode Etik KPPU
Sebagaimana ketentuan dalam Undang – undang Nomor 5Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli danPersaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999), anggota KPPUperiode 2006 – 2011 adalah warga negara Indonesia yangdipilih sesuai ketentuan mengenai persyaratan keanggotanKPPU. Hanya saja, dalam UU No.5/1999 belum dijabarkandengan jelas perihal kode etik bagi anggota KPPU.
Kondisi ini tentu memancing sejumlah pihak yang kerapmempersoalkan kredibilitas anggota KPPU. Padahal, sejakberdiri, KPPU telah memiliki Kode Etik yang kini disempurnakankembali dan mulai berlaku pada tanggal 28 Januari 2009. KodeEtik tersebut diatur dalam SK No. 22/KPPU/KEP/I/2009 denganpasal yang memuat sejumlah ketentuan mengikat yang harusdipatuhi.
Secara singkat larangan bagi Kode Etik, diantaranya adalahmenyalahgunakan wewenang, melakukan korupsi, kolusi,memiliki saham mayoritas, dan mempunyai kepentingandengan perkara yang bersangkutan.
Hal yang dilarang adalah juga bertemu atau berhubungan untukmembicarakan perkara dengan pihak – pihakyang berkaitandengan perkara yang sedang ditangani di luar prosespemer iksaan , pers idangan dan d i lua r kan to r.Implementasi yang cermat dalam Kode Etik harus disikapidengan prinsip independensi dan transparan. Dengandemikian, pada Kode Etik juga dicantumkan ketentuan baru,yaitu Majelis Kehormatan dan kewenangan memberikansanksi.
AdvokasiAdvokasiAdvokasi
NewsNewsNews
JAKARTA Kontroversi soal minyak toni
bergulir ke bahan bakar minyak BBM nonsubsidi
Wakil Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha
KPPU Didik Akhmadi menduga ada praktek
kartel dalam bisnis BBM nonsubsidi
Ia menuduh PT Pertamina Persero PT
Petronas Niaga Indonesia dan Shell Indonesia
terlibat dalam kartel Ketiganya bergerak di bisnis
stasiun pengisian bahan bakar umum SPBU di
Indonesia
Dasar tuduhan Didik adalah lambannyapenurunan harga BBM nonsubsidi yang tidaksebanding dengan turunnya harga minyak
internasional Harga minyak dunia sudah jauh
turun hingga di bawah US 40 per barel tapi harga
BBM nonsubsidi hanya turun sedikit cetus Didik
kepada KONTAN kemarin
Alhasil ia menduga ketiga perusahaan itu
mengatur berapa penurunan harga BBM
nonsubsidi Jika tudingan ini benar maka
ketiganya bisa terjerat Pasal 11 UU No 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
Selain kartel ia juga punya dugaan lain
yakni praktek oligopoli Menurut Didik ketiga
perusahaan itu boleh jadi menggelar praktek
leadership follower model Pertamina yang
bertindak sebagai pemimpin pasar memberi sinyal
awal untuk menahan penurunan harga Shell dan
Petronas kemudian mengikut inya Buat
memastikan semua dugaanitu KPPU berniat
menggelar pertemuan Nanti bisa kami tentukan
bagaimana bentuk pasti kartelnya imbuh Didik
Praktek ini juga telah merembet pada
harga bahdn bakar lain yang tak tersedia di SPBL
Sebut saja avtur yang penurunan harganya juga
lambat Maka tiket pesawat terbang pun enggan
meluruh
Pertamina tentu saja menampik tudingan
tersebut Harus dicermati kami sudah beberapa
kali menurunkanharga BBM nonsubsidi jauh
.
( ) .
( )
.
,
,
.
( )
.
. "
$ ,
,"
, .
,
. ,
.
.
,
. ,
.
.
,
. "
," .
.
,
. ,
.
. " ,
KPPU Ada Kartel di Bisnis BBM Nonsubsidi:
sebelum harga BBM subsidi Pertamina
menetapkan harga yang wajar cetus Vice Pi esi
dent Communication Pertamina Anang Rizkani
Noor Meski demikian ia mengaku siap
memberikan penjelasan kepada KPPU
Fathia Syarif Media Relations External
Communications Manager Shell Indonesia juga
membantah Kami selalu menjalankan bisnis
sesuai aturan katanya
Sebetulnya ada cara mudah untuk
membantah ada praktek kartel Ketiga pebisnis itu
tinggal menurunkan harga BBM nonsubsidi
sejalan dengan penurunan harga minyak dunia
Toh mereka juga tetap untung dan konsumen
senang KPPU pun pasti tak bisa menuduh ada
kartel
.
," - -
. ,
.
,
. "
," .
,
.
.
,
,
.
Sumber: Harian Kontan/20 Januari 2009/Hal. 1
edisi 02/2009
SeharusnyaAdaHarga
DitanganAnda
KPPU
RE
P U B L I K I N D O N E SI A
KO
MIS
IP
ENGAWAS P E RS A INGAN
US
AH
A