DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM i HALAMAN ... Landasan Teoritis..... 12 1.8 Metode Penelitian ........
Transcript of DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM i HALAMAN ... Landasan Teoritis..... 12 1.8 Metode Penelitian ........
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................... i
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ............... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI SKRIPSI ........................... iv
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................... ix
ABSTRAK .............................................................................................. xii
ABSTRACT ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 6
1.3 Ruang Lingkup Masalah ...................................................... 6
1.4 Orisinalitas Penelitian .......................................................... 7
1.5 Tujuan Penulisan .................................................................. 10
1.5.1 Tujuan Umum ............................................................. 10
1.5.2 Tujuan Khusus ........................................................... 11
1.6 Manfaat Penulisan ................................................................. 11
1.6.1 Manfaat Teoritis .......................................................... 11
1.6.2 Manfaat Praktis .......................................................... 12
x
1.7 Landasan Teoritis ................................................................. 12
1.8 Metode Penelitian ................................................................ 17
a. Jenis Penelitian ................................................................. 18
b. Jenis Pendekatan ............................................................. 18
c. Sifat Penelitian ................................................................. 19
d. Data dan Sumber Data .................................................... 19
e. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 20
f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian .............................. 21
g. Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 21
BAB II TINJAUAN UMUM PROGRAM JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN
2.1 Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ........................... 23
2.2 Pengertian Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja ................... 26
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial .................................. 28
BAB III EFEKTIVITAS UNDANG – UNDANG NOMOR 24 TAHUN
2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL TERKAIT PENDAFTARAN PESERTA
PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
DI KABUPATEN GIANYAR
3.1 Pengaturan Secara Normatif Pendaftaran Peserta
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan…………………. 35
xi
3.2 Pelaksanaan Pendaftaran Peserta
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Kabupaten
Gianyar.. ……………………………………………………. 43
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT YANG DIALAMI BPJS
KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG KABUPATEN
GIANYAR TERKAIT PENDAFTARAN PESERTA
PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI
KABUPATEN GIANYAR
4.1 Hambatan yang Dialami BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Bali Gianyar Dalam Pendaftaran Peserta Program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
………………………..… ............................................... 53
4.2 Upaya BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Gianyar
Dalam Mengatasi Hambatan Pada Pendaftaran Peserta
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Kabupaten
Gianyar ............................................................... ……….….
57
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................... . 60
5.2 Saran ................................................................................... . 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
RINGKASAN SKRIPSI
xii
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah Implementasi Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya disebut UU BPJS)
terkait pendaftaran peserta jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar.
Jaminan sosial merupakan hak asasi manusia yang dijamin, dilindungi dan
diperhatikan oleh Pemerintah. Pemenuhan perlindungan sosial ekonomi yang
merata dan tidak membeda-bedakan golongan sosial harus dilakukan oleh
Pemerintah karena hal tersebut tercantum didalam nilai-nilai luhur yang tertuang
pada Pancasila terutama sila ke-5 yang menyatakan “Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial
kepada masyarakat. Sesuai amanat Pasal 14 UU BPJS, peserta BPJS adalah setiap
orang yang bekerja di Indonesia wajib menjadi peserta program Jaminan Sosial,
tidak terkecuali Warga Negara Asing ( yang selanjutnya disebut WNA) yang
setidaknya bekerja 6 bulan di Indonesia. Jadi seluruh masyarakat Indonesia wajib
menjadi peserta jaminan sosial ketenagakerjaan.
Penelitian hukum yang dilakukan ini adalah penelitian hukum empiris yaitu
hukum dikonsepkan sebagai gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan
masyarakat yang nyata. Dalam hal ini penelitian akan bertumpu pada teori dan fakta
yang ada dan didalam penelitian ini penulis tetap berpijak pada disiplin ilmu
hukum.
Pendaftaran peserta jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar
belum terlaksana secara optimal, karena dapat dilihat dari 221.067 tenaga kerja aktif
yang dimiliki Kabupaten Gianyar, baru sejumlah 24.425 tenaga kerja aktif yang
terdaftar sebagai peserta jaminan sosial ketenagakerjaan, artinya baru 11,04%
tenaga kerja aktif yang terdaftar sebagai jaminan sosial ketenagakerjaan di BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bali Gianyar dan ketidak optimalan implementasi
UU BPJS dikarenakan adanya beberapa hambatan yang terjadi terdiri dari Faktor
Hukumnya, Faktor Pelaksana Penegak Hukum, Faktor Sarana dan Prasarana, dan
Faktor Prilaku Masyarakat, upaya-upaya pun telah di lakukan BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Bali Gianyar untuk menanggulangi hambatan agar
bisa mengoptimalkan pendaftaran peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan
sesuai dengan apa yang di amanatkan oleh UU BPJS.
Kata Kunci : BPJS Ketenagakerjaan, Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,
Tenaga Kerja
xiii
ABSTRACT
The title of this research is the implementation of Law No. 24 of 2011 of the
Social Security Agency (hereinafter referred BPJS) concerning registration of
participants of social security employment in Gianyar. Social security is a human
right which is guaranteed, protected and cared for by the Government. Fulfillment
of social protection equitable economic and social class distinction should be made
by the Government because it is stated in the noble values contained in Pancasila
especially sila 5th stating "Social justice for all Indonesian people".
Implementation of the social security program is one of the responsibilities and
obligations of the State to provide social protection to the public. As stipulated by
Article 14 of Law BPJS, BPJS participant is any person who works in Indonesia
must become participants of the Social Security program, is no exception
Foreigners (hereinafter referred to as foreigners) who work at least six months in
Indonesia. Therefore all the people of Indonesia shall be the participants of the
social security employment.
Conducted legal research is empirical legal research that is legal is
conceptualized as an empirical phenomenon that can be observed in real people's
lives. In this case study will rely on the theory and facts, and in this study the authors
remain grounded in the disciplines of law.
Registration for social security employment in Gianyar not implemented
optimally, as can be seen from 221 067 active labor owned Gianyar regency, some
24 425 new active labor registered for the social security of employment, which
means that 11.04% of new active labor registered as social security employment in
BPJS employment Branch Office Bali Gianyar and lack optimalan implementation
BPJS due to several obstacles that occur consisting of factor statute, factor
implementing Law Enforcement, factors Infrastructures, and factor Behaviour
Society, efforts had been in do BPJS employment Branch Office Gianyar Bali to
overcome obstacles in order to optimize the social security program participants
registration of labor according to what is mandated by law BPJS.
Keywords: BPJS Ketenagakerjaan, Social Security Employment, Labor
14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masuknya norma hak asasi manusia ke dalam Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan perjuangan yang panjang. Pada awal
negara ini dibentuk terjadi pertentangan antara pendiri negara dan perancang
konstitusi tentang perlu atau tidaknya hak asasi manusia dimasukan kedalam
Undang – Undang Dasar Negara Indonesia.1 Norma hak asasi manusia yang
terkandung dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
kini mempunyai dua posisi, yaitu sebagai norma pengarah atau pemandu bagi
hukum positif untuk mencapai cita-cita perlindungan hak asasi manusia dan sebagai
norma penguji undang-undang atau hukum positif apakah telah selaras dengan
semangat hak asasi manusia.2
Jaminan sosial merupakan hak asasi manusia yang dijamin, dilindungi dan
diperhatikan oleh Pemerintah. Pemenuhan perlindungan sosial ekonomi yang
merata dan tidak membeda-bedakan golongan sosial harus dilakukan oleh
Pemerintah karena hal tersebut tercantum didalam nilai-nilai luhur yang tertuang
1 Muladi, H, 2005, Hak Asasi Manusia (Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam Perspektif
Hukum dan Masyarakat), Refika Aditama, Badung, h.10
2 Ibid, h.13
1
2
pada Pancasila terutama sila ke-5 yang menyatakan “Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia” intinya Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan
pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.3 Pancasila
bukan satu-satunya yang menjamin mengenai hak asasi manusia dibidang sosial
ekonomi. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada
Pasal 28 H ayat (3) menyatakan “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat”. Sedangkan Pasal 34 ayat (2) menyatakan “Negara mengembangkan
mengembangakan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.
Secara normatif Indonesia sudah sangat menjamin mengenai hak asasi manusia
rakyatnya dalam bidang jaminan sosial.
Hak setiap rakyat Indonesia dalam bidang jaminan sosial yang sudah dijamin
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
tentunya harus dibarengi dengan pemenuhan hak setiap orang tersebut oleh
Pemerintah. Artinya pemerintah bertanggung untuk memenuhi hak setiap rakyat
Indonesia dalam bidang jaminan sosial agar hak tersebut dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan rakyat Indonesia.
3 Ni’matul Huda, 2011, Hukum Tata Negara Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, h.71
3
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab
dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat,
sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya
negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan
funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih
terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT JAMSOSTEK (Persero) mengalami proses yang
panjang, dimulai dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947 jo Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1951 tentang Kecelakaan Kerja, Peraturan Menteri Perburuhan
(selanjutnya disebut PMP) Nomor 48 Tahun 1952 jo PMP Nomor 8 Tahun 1956
tentang Pengaturan Bantuan untuk Usaha Penyelenggaraan Kesehatan Buruh, PMP
Nomor 15 Tahun 1957 tentang Pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP Nomor
5 Tahun 1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS),
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Pokok-pokok
Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja
semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan
hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977
diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1977 tentang Pelaksanaan Program Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha
4
swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP Nomor 34
Tahun 1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum
Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Melalui PP Nomor 36
Tahun 1995 ditetapkan PT JAMSOSTEK sebagai badan penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja. Program JAMSOSTEK memberikan perlindungan dasar
untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko
sosial.4 JAMSOSTEK diselenggarakan dengan pertimbangan selain untuk
memberikan keterangan kerja, juga karena dianggap mempunyai suatu dampak
yang positif terhadap usaha-usaha peningkatan disiplin dan produktifitas terhadap
seorang tenaga kerja.5
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(selanjutnya disebut UU SJSN). Undang-undang itu berhubungan dengan
Amandemen UUD 1945 tentang perubahan Pasal 34 ayat (2), yang kini berbunyi:
4 Toto T. Suriaatmadja, 2005, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Pustaka Bani Quraisy,
Bandung, h. 17
5 H.M.N.Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (3 Hukum
Pengangkutan), Penerbit Dijembatan, Jakarta, h.12
5
"Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada
pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun
produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT JAMSOSTEK (Persero) yang mengedepankan
kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan
perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus
berlanjutnya hingga berlakunya Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya di sebut UU BPJS).
Tahun 2011, ditetapkanlah UU BPJS dan sesuai dengan amanat undang-
undang, tanggal 1 Januri 2014 PT JAMSOSTEK berubah menjadi Badan Hukum
Publik. PT JAMSOSTEK (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JHT,
JKM dengan penambahan Jaminan Pensiun (Pasal 6 UU BPJS) mulai 1 Juli 2015.
Sesuai amanat Pasal 14 UU BPJS, peserta BPJS adalah setiap orang yang
bekerja di Indonesia wajib menjadi peserta program Jaminan Sosial, tidak
terkecuali Warga Negara Asing ( yang selanjutnya disebut WNA) yang setidaknya
6
bekerja 6 bulan di Indonesia. Kemudian pada Pasal 15 ayat (1) UU BPJS
menyatakan bahwa pemberi kerja wajib secara bertahap mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program jaminan sosial
yang diikuti , yang dimaksud adalah 5 (lima) program jaminan sosial yaitu jaminan
kesehatan yang bernaung di BPJS Kesehatan dan JKK, JHT, JKM dan Jaminan
Pensiunan yang bernaung di BPJS Ketenagakerjaan.
Berlandaskan latar belakang diatas, relevan untuk dilakukan penelitian dengan
judul Implementasi Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Terkait Pendaftaran Peserta Program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Di Kabupaten Gianyar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat dikembangkan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah efektivitas Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terkait pendaftaran peserta program
jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar ?
2. Apa faktor penghambat yang dialami BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Kabupaten Gianyar terkait pendaftaran peserta program jaminan
sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar ?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
7
Begitu luas pembahasan mengenai penyelengaraan jaminan kesehatan nasional
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Kabupaten Gianyar dam untuk
membatasi penulisan pada skripsi ini agar tidak jauh melebar dari judul yang sudah
dirancang, sehingga perlunya suatu ruang lingkup masalah. Sehingga dalam
penulisan ini ruang lingkup masalah hanya dibatasi mengenai implementasi
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial terkait pendaftaran peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di
Kabupaten Gianyar.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Penulisan penelitian ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran, dan pemaparan
asli dari penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan dikembangkan sendiri
oleh penulis. Walaupun ada pembahasan yang menyerupai dengan judul penelitian
yang penulis ambil, tetapi dalam segi pembahasan penelitian ini lebih mengkhusus
studi pada Kantor Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
cabang Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 (tiga)
skripsi terdahulu sebagai pembanding yang menunjukan bahwa penelitian ini
orisinal, yaitu :
8
a) Skripsi yang ditulis oleh Kadek Rexy Dewata Putra dari Fakultas Hukum
Universitas Udayana pada tahun 2014, dengan judul “Penyelenggaraan
Program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota
Denpasar (Studi Kasus di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar)”.
Permasalahan yang diangkat yaitu mengenai penyelenggaraan Program
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota Denpasar
dan hambatan yang timbul dalam penerapan program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota Denpasar.
b) Skripsi yang ditulis oleh Suryani Risqi Amaliyah dari Fakultas Hukum
Universitas Hassanuddin pada tahun 2014, dengan judul “Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Bagi Pekerja Setelah Transformasi Kelembagaan
JAMSOSTEK Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)”.
Permasalahan yang diangkat yaitu mengenai pelaksanaan jaminan
kesehatan bagi pekerja setelah transformasi JAMSOSTEK menjadi BPJS
dan faktor penghambat pelaksanaan BPJS Kesehatan.
c) Skripsi yang ditulis oleh Elias Samba Rufus dari Fakultas Hukum
Universitas Atma Jaya pada tahun 2016, dengan judul “Pelaksanaan BPJS
Ketenagakerjaan Program Jaminan Hari Tua (JHT) di PT. Yogya Presisi
Tehniktama Industri (YPTI) di Yogyakarta”. Permasalahan yang diangkat
yaitu mengenai pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan program Jaminan Hari
Tua di PT. YPTI di Yogyakarta.
9
Untuk lebih jelasnya ketiga skripsi tersebut dapat disandingkan seperti pada
tabel berikut ini :
Tabel 1.1 Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan BPJS
No. Judul Penulis Rumusan Masalah
1.
2.
3.
Penyelenggaraan
Program Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
(BPJS) di Kota
Denpasar (Studi
Kasus di BPJS
Kesehatan
Kantor Cabang
Denpasar)
Pelaksanaan
Jaminan
Kesehatan Bagi
Pekerja Setelah
Transformasi
Kelembagaan
JAMSOSTEK
Menjadi Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
(BPJS)
Pelaksanaan
BPJS
Ketenagakerjaan
Program Jaminan
Hari Tua (JHT)
di PT. Yogya
Presisi
Tehniktama
Industri (YPTI)
di Yogyakarta
Kadek Rexy
Dewata Putra (
Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana ), tahun
2014
Suryani Risqi
Amaliyah
(Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas
Hassanuddin),
tahun 2014
Elias Samba Rufus
(Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas Atma
Jaya), tahun 2016
1. Bagaimana
penyelenggaraan Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan
di Kota Denpasar ?
2. Apakah terdapat hambatan
yang timbul dalam
penerapan program Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan
di Kota Denpasar ?
1. Bagaimanakah
pelaksanaan jaminan
kesehatan bagi pekerja
setelah transformasi
JAMSOSTEK menjadi
BPJS ?
2. Apakah faktor
penghambat pelaksanaan
BPJS Kesehatan ?
1. Bagaimanakah
Pelaksanaan BPJS
Ketenagakerjaan Program
Jaminan Hari Tua (JHT) di
PT. YPTI di Yogyakarta ?
10
Sedangkan penelitian atau skripsi penulis kerangkanya seperti tabel dibawah ini :
Tabel 1.2 Daftar Kerangka Penelitian Penulis
No. Judul Penulis Rumusan Masalah
1. Implementasi
Undang –
Undang Nomor
24 tahun 2011
tentang Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
Terkait
Pendaftaran
Peserta Program
Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
di Kabupaten
Gianyar
I Putu Yogi Indra
Permana ( Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas Udayana ),
tahun 2016
1. Bagaimana
efektivitas Undang –
Undang nomor 24
tahun 2011 tentang
Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
terkait pendaftaran
peserta program
jaminan sosial
ketenagakerjaan di
kabupaten gianyar ?
2. Apa faktor
penghambat yang
dialami BPJS
Ketenagakerjaan
Kantor Cabang
Kabupaten Gianyar
terkait pendaftaran
peserta program
jaminan sosial
ketenagakerjaan di
kabupaten gianyar ?
Bila dilihat perbandingan skripsi diatas, jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada
persamaan antara penelitian penulis dengan ketiga skripsi pembanding. Dengan
11
kata lain, penelitian skripsi ini merupakan hasil buah karya asli dari penulis,
merupakan sebuah pemikiran yang dikembangkan sendiri oleh penulis. Dalam
penulisan skripsi ini penulis mengangkat permasalahan mengenai efektivitas
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial terkait pendaftaran peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di
Kabupaten Gianyar dan faktor hambatan yang dialami BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Cabang Kabupaten Gianyar terkait pendaftaran peserta program jaminan
sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar.
1.5 Tujuan Penulisan
Agar penelitian ini memiliki maksud yang jelas, maka harus memiliki tujuan
sehingga dapat memenuhi target yang dikehendaki. Adapun tujua dari penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan penelitian ini untuk mengetahui implementasi
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial terkait pendaftaran peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di
Kabupaten Gianyar
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan penelitian ini adalah :
12
1. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas Undang – Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terkait
pendaftaran peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten
Gianyar ?
2. Untuk mengetahui apa faktor penghambat yang dialami BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Kabupaten Gianyar terkait pendaftaran
peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar ?
1.6 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1.6.1 Manfaat Teoritis
1) Untuk memberikan gambaran dasar mengenai implementasi Undang – Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terkait
pendaftaran peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten
Gianyar.
2) Untuk menjadi evaluasi bagi pemerintah untuk menjalankan UU BPJS.
3) Untuk menambah literatur bagi mahasiswa pada umumnya dan penulis pada
khususnya dalam hal pengetahuan hukum yang terkait dengan implementasi
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
13
Jaminan Sosial terkait pendaftaran peserta program jaminan sosial
ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar
1.6.2 Manfaat Praktis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang permasalahan –
permasalahan yang menyangkut tentang implementasi Undang – Undang Nomor
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terkait pendaftaran
peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di Kabupaten Gianyar.
1.7 Landasan Teoritis
Landasan teoritis yang nantinya digunakan didalam penelitian hukum
merupakan sebuah pijakan dasar yang kuat dalam membedah permasalahan –
permasalahan hukum yang terkait. Landasan teoritis yang digunakan dalam
penelitin ini berupa Teori Negara Hukum, Teori Kewenangan, dan Teori Efektivitas
Hukum.
1.7.1 Teori Negara Hukum
Secara Konstitusional Negara Republik Indonesia adalah negara hukum,
sebagaimana di atur pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara
hukum”. Negara dapat disebut Negara hukum haruslah memiliki dua unsur pokok
14
yakni perlindungan Hak Asasi Manusia serta adanya pemisahan kekuasaan dalam
Negara.6
Dalam perkembangan terkait dengan negara hukum ada 2 (dua) konsep yang
dapat dikemukakan yaitu konsep Rechtsstaat dan konsep Rule of law . Unsur-unsur
Rechtsstaat dikemukakan oleh Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum
Eropa Barat Kontinental, sebagai berikut :
1) Mengakui dan melindungi hak-hak manusia;
2) Untuk melindungi hak asasi tersebut maka penyelenggaraan negara harus
berdasarkan teori Trias Politica;
3) Dalam menjalankan tugas-tugasnya, pemerintah berdasarkan Undang-
Undang (wetmatigbestuur);
4) Apabila dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasarkan Undang-
Undang pemerintah masih melanggar hak asasi (campur tangan pemerintah
dalam kehidupan pribadi seseorang) maka ada pengadilan administrasi yang
akan menyelesaikanya.7
Lain halnya dengan AV Dicey dari kalangan hukum Anglo Saxon
mengemukakan unsur-unsur dengan the rule of law, sebagai berikut :
6 Moh Kusnandi dan Bintang R.Saringgih, 2000, Ilmu Negara, Edisi Revisi, Cet 4, Gaya Media
Pratama, Jakarta, h.132.
7 Ibid.
15
1) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan,
sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum;
2) Kedudukan yang sama di depan hukum aik rakyat ataupun pejabat;
3) Terjaminya hak-hak manusia oleh Undang-Undang dan Keputusan-
keputusan pengadilan.8
Selanjutnya “International Commision of Jurist” pada konferensinya di
Bangkok pada tahun 1965 menekankan bahwa disamping hak – hak politik rakyat
harus diakui pula adanya hak-hak sosial dan ekonomi sehingga perlu dibentuk
standar-standar dasar ekonomi. Komisi ini dalam konferensi tersebut juga
merumuskan syarat-syarat (ciri-ciri) pemerintah demokratis di bawah rule of law
sebagai berikut :
1) Perlindungan konstitusional, artinya seain menjamin hak-hak individu,
konstitusi haruslah pula menentukan cara procedural untuk memperoleh
hak-hak yang dijamin.
2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3) Pemilihan umu yang bebas.
4) Kebebasan menyatakan pendapat.
5) Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6) Pendidikan kewarganegaraan.9
Ciri- ciri negara hukum (material) tersebut, menurut Anwar. C memperlihatkan
adanya perluasan makna negara hukum formil dan pengakuan peran pemerintah
yang lebih luas sehingga dapat menjadi rujukan bagi berbagai konsepsi Negara
8 Anwar. C, 2011, Teori dan Hukum Konstitusi, Intrans Publishing, h.47.
9 Ibid
16
Hukum.10 Berdasarkan atas uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa ciri-ciri suatu
negara hukum adalah adanya pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi
manusia, pengadilan yang bebas dari pengaruh suatu kekuasanan atau kekuatan lain
dan tidak memihak, dan legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.
1.7.2 Teori Kewenangan
Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang
berasal dari yang diberikan oleh undang-undang, yaitu kekuasaan legislatif dan
kekuasaan eksekutif atau administratif. Antara kewenangan dan wewenang, ada
yang membedakanya, wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu
tindakan hukum publik, misalnya wewenang menandatangani atau menerbitkan
surat izin dari seorang pejabat atas nama Menteri atau Gubernur Kepala Daerah.
Sedangkan kewenanga tetap berada di tangan Menteri atau Gubernur Kepala
Daerah, dalam hal ini terdapat pendelegasian wewenang. Jadi, didalam kewenangan
terdapat wewenang-wewenang.11
Seiring dengan pilar utama negara hukum, yaitu asas legalitas, maka
berdasarkan prinsip ini wewenang pemerintahan berasal dari peraturan perundang-
undangan, artinya sumber wewenang bagi pemerintah adalah peraturan perundang-
undangan.12 Kewenangan secara teoritik dapat diperoleh melalui 3 (tiga) cara yaitu
10 Ibid, h.48
11 Juanda, 2008, Hukum Pemerintahan Daerah, P.T Alumni, Bandung, h.271.
12 Ridwan HR, 2013, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, h.101.
17
atribusi, delegasi, dan mandat. H.D. Van Wijk / Willem Koenijnenbelt
mengidentifikasi sebagai berikut :
a) Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-
undang kepada organ pemerintah.13 Pada atribusi terjadi pemberian
wewenang pemerintahan yang baru oleh suatu ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan, yang selanjutnya melahirkan suatu wewenang baru.14
b) Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ
pemerintahan kepada organ pemerintahan yang lainya.15 Pada delegasi
terjadi pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh Badan atau Pejabat
tata Usaha Negara yang teah memperoleh wewenang pemerintahan secara
atribusi kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara lainya. Jadi delegasi
selalu didahului oleh adanya suatu atribusi wewenang.16
c) Mandat terjadi ketika organ pemerintahan telah mengizinkan
kewenangannya dijalankan organ lain atas namanya.17 Pada mandat tidak
dibicarakan penyerahan wewenang, tidak pula pelimpahan wewenang.
Dalam mandat tidak terjadi perubahan wewenang apapun. Namun secara
yuridis wewenang dan tanggungjawab tetap berada di tangan pemberi
mandat.
13 Ibid, h.102.
14 Ibid, h.101.
15 Ibid, h.102.
16 Ibid, h.101.
17 Ibid, h.102.
18
1.7.3 Teori Efektivitas Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukanya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman prilaku dalam
lalu lintas atau hubungan – hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.18 Efektivitas penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor
yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti netral,
sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor hukumnya sendiri;
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum;
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum; dan
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan; dan
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.19
Dalam penulisan ini, yang mejadi substansi adalah Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Undang-undang
tersebut tidak akan bisa berjalan secara baik dan efektiv, apabila tenagakerja dan
pemberi kerja tidak mendaftarkan dirinya menjadi peserta jaminan sosial pada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan aturan yang berlaku, ini dikarenakan
kurangnya kesadaran tenagakerja dan pemberi kerja atas tujuan peraturan tersebut.
18 Soerjono Soekanto, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali
Pers, Jakarta, h.5
19 Ibid, h.8
19
Pemerintah dan penegak hukum terkait harus dengan tegas dalam menegakan
sanksi dan mengawasi berjalanya aturan tersebut.
1.8 Metode Penelitian
Mencari dan menemukan suatu kebenaran mengenai suatu permasalahan
hukum tentu saja ada caranya, yaitu melalui metode ilmiah.20 Metode ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dengan
kata lain ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Ideal
dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis.21 Penelitian Hukum
Empiris yaitu perkembangan ilmu hukum, tidak cukup hanya dilakukan dengan
melakukan studi mengenai sistem norma saja. Hukum yang pada kenyataanya
dibuat dan ditetapkan oleh manusia yang hidup dalam masyarakat, Artinya,
keberadaan hukum tidak bisa dilepaskan dari keadaan sosial masyarakat serta
perilaku manusia yang terkait dengan lembaga hukum tersebut. Penelitian Hukum
Normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah
bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas,
norma, kaidah dari peraturan perundangan, putusan pengadilan, perjanjian serta
doktrin ( ajaran ). 22
a. Jenis Penelitian
20 M. Syamsudin, 2007, Operasionilasasi Penelitian Hukum, Rajawali Pers , Jakarta, h.21
21 Bambang Sunggono, 2007, Metodelogi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta, h.44
22 Mukti Fajar ND, Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) h.34
20
Penelitian hukum yang dilakukan ini adalah penelitian hukum empiris yaitu
hukum dikonsepkan sebagai gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan
masyarakat yang nyata. Dalam hal ini penelitian akan bertumpu pada teori dan fakta
yang ada dan didalam penelitian ini penulis tetap berpijak pada disiplin ilmu
hukum. Penelitian hukum ini adalah penelitian hukum empiris. Soerjono Soekanto
juga menjelaskan mengenai penelitian hukum empiris atau sosiologis, yang terdiri
dari penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap
efektivitas hukum. 23
b. Jenis Pendekatan
Secara umum, dalam penelitian hukum ada beberapa macam pendekatan, yaitu
Pendekatan Kasus (The Case Approach), Pendekatan Perundang-undangan (The
Statute Approach), Pendekatan Fakta (The Fact Approach), Pendekatan Analis
Konsep Hukum (Analitical & Conseptual Approach), Pendekatan Frasa (Words &
Phrase Approach), Pendekatan Sejarah (Historicall Approach), dan Pendekatan
Perbandingan (Comparative Approach).24 Sedangkan dalam penelitian ini
digunakan pendekatan penelitian berupa Pendekatan Perundang-undangan (Statute
Approach) dan Pendekatan Fakta (Fact Approach). Artinya dalam menelaah
permasalahan yang ada dikaji berdasarkan fakta dilapangan dan ditunjang dengan
23 Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, h.
51.
24 Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum
Universitas Udayana, Denpasar, h.80
21
disiplin ilmu hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada kaitanya dengan
permasalahan yang akan dibahas.
c. Sifat Penelitian
Sifat penelitian didalam penulisan penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala
dengan gejala lain dalam masyarakat.25
d. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan
sekunder. Data primer bersumber dari penelitian lapangan yaitu data yang diperoleh
langsung dari sumber pertama di lapangan baik dari responden maupun informan.
Data sekunder bersumber dari penelitian kepustakaan, yang berupa bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder.26
Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, dalam
penelitian ini terdiri dari perundang-undangan terkait yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
25 Ibid, h.81.
26 Ibid.
22
Sedangkan bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang
bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi
buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-
komentar atas putusan hukum.27 Dalam penelitian ini bahan hukum sekunder yang
utama berupa buku-buku teks karena berisikan prinsip-prinsip dasar ilmu hukum
para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi.
e. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Soejono Soekanto, dalam penelitian lazimnya dikenal terdapat 3 jenis
pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau
observasi, wawancara atau interview.28 Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan melakukan teknik wawancara (Interview) dan teknik studi dokumen.
Teknik wawancara (Interview) digunakan untuk mengumpulkan data primer
dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden maupun
informan terkait dengan permasalahan penelitian. Sedangkan teknik studi dokumen
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder sebagai langkah awal yang
dilakukan dalam setiap penelitian hukum dan sebagai penunjang data primer untuk
menyelesaikan permasalahan dalam penelitian.
f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian
27 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h.144
28 Soejono Soekamto, 1990, Ringkasan Metodelogi Penelitian Hukum Empiris, Cet. Ke-1,
IND-HILL-CO, Jakarta, h. 114
23
Teknik penentuan sampel penelitian yang digunakan adalah Teknik Non
Probability Sampling, teknik ini digunakan karena data tentang populasi sangat
langka atau tidak diketahui secara pasti jumlah populasinya dan penelitian ini
bersifat deskriptif. Teknik penentuan sampel penelitian mengambil bentuk
Purposive Sampling yang penarikan sampelnya dilakukan berdasarkan tujuan
tertentu, yaitu sampel dipilih atau ditentukan sendiri oleh penulis, yang mana
penunjukan dan pemilihan sampel didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah
memenuhi kreteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri
utama dari populasinya.29
g. Pengolahan dan Analisi Data
Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah Analisis Kualitatif yang
dimana diterapkan pada penelitian yang sifatnya deskriptif. Dalam hal ini data yang
dikumpulkan adalah data naturalistik yang terdiri atas kata-kata (narasi), data sukar
diukur dengan angka, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga
tidak dapat disusun ke dalam struktur klasifikasi, hubungan antar variabel tidak
jelas, sampel lebih bersifat non probabilitas, dan pengumpulan data menggunakan
pedoman wawancara dan observasi.
Dalam penelitian dengan teknik analisis kualitatif atau yang juga sering dikenal
dengan analisis deskriptif kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul baik
dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara
29 Fakultas Hukum Universitas Udayana, Op.Cit, h.87
24
menyusun data secara sistimatis, digolongkan dalam pola dan thema,
diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan
interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan
penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruahan kualitas data.
Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di
lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis
secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan
sistimatis. 30
30 Fakultas Hukum Universitas Udayana, Op.Cit, h.88