CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
-
Upload
brenda-panjaitan -
Category
Health & Medicine
-
view
114 -
download
19
Transcript of CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
Skenario 4
CUTANEOUS LARVA MIGRANS( CREEPING ERUPTION )
DIAGNOSIS BANDING
Skabies
Herpes Zoster
Insect Bites
Skabies
• Definisi Penyakit kulit yang
disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabei.
Skabies dari bahasa latin scabere, yang artinya to scratch.
Sarcoptes scabei, yaitu kutu parasit yang mampu menggali terowongan dikulit dan menyebabkan rasa gatal.
Skabies ditularkan orang ke orang.
GAMBARAN KLINIS
• Gejala Klinis :( Menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai berikut ) : Pruritus nokturna Menyerang sekelompok
keluarga, misal : keluarga, asrama. Adanya terowongan
(kunikulus) Menemukan tungau Penyakit Skabies/ Kudis
Herpes Zoster
• Definisi
Herpes zoster atau shingles adalah
penyakit neurokutan dengan
manifestasi erupsi vesikular
berkelompok dengan dasar
eritematosa disertai nyeri radikular
unilateral yang terbatas pada satu
dermatom.( Reaktivasi infeski late
endogen viru varisela zoster )
• Etiologi
Virus Varisela – Zoster
Gambaran Klinis• Gejala Klinis :
Timbul gejala prodormal 1- 10 hari
( misal : malaise, demam)
Timbul erupsi terbatas dermatom
berupa makula kemerahan dan
disertai papul yang menjadi vesikel
jernih 3-5 hari
Vesikel menjadi vesikel keruh dan
pecah menjadi krusta 7- 10 hari.Penyakit Herpes Zoster
Hipersensitivity of Insect Bites Gigitan Serangga
• Definisi Satu penyakit kulit pada
bayi dan anak yang banyak dijumpai sehari hari oleh gigitan serangga, sengatan serangga atau kontak dengan bagian tubuh serangga.
• Etiologi Nyamuk Kutu berkaki 6 Kutu busuk ( Cimex
lectularius ) dll.
Gambaran Klinis
• Gejala Klinis : Urtikaria papularPada diagnosa klinis tampak adanya papul yang dipuncaknya terdapat pungtum ,papul yang dikelilingi urtika dan zona erimatosa pada tempat gigitan.
Gigitan Serangga
DIAGNOSIS
Anamnesis1. Identitas (NUPPAASS)2. KU?3. Onset?4. Dari mana mulainya?5. Munculnya bagaimana?
Menyebar ke mana saja?6. Bagaimana perubahannya?7. Keluhan yang dirasakan?
– Nyeri, gatal, atau malah tidak merasakan apa-apa?
– Kapan saja?– Kapan atau apa yang membuat
keluhan semakin berat?
8. Asal sumber penyakit?– Orang sekitar, lingkungan,
makanan, benda, faktor internal
9. Apakah sudah dikasih obat? Atau apa saja yang sudah dilakukan untuk meringankan keluhan?
10. Riwayat : Traveliing ke daerah Endemis
Pemeriksaan Jasmani
• Creeping eruption ditegakkan dengan gambaran klinis yang khas pada kulit :Kelainan seperti benang yang lurus atau
berkelok kelok, menimbul, terdapat papul atau vesikel diatasnya.
Gambaran Efloresensi
Tampak papul eritema ukuran miliar susunan linier dengan penyebaan sirkumskrip dan serpiginosa.
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi
Prinsip Pengambilan Spesimen
Informasi yang harus tercantum dalam label
Nama pasien :
No. Rekam medis :
Nama dokter pengirim :
No. Telpon dokter pengirim yang dapat dihubungi
:
Ruangan / Bagian / Poliklinik :
Tanggal pengambilan :
Waktu pengambilan :
Pengambilan bahan
Pada pengambilan bahan harus diperhatikan : - Jumlah spesimen untuk pemeriksaan * biakan kuman * tes resistensi antibiotika.
UNTUK KULIT DAN JARINGAN PENUNJANGCARA PENGAMBILAN DAN TRANSPORTASI SPESIMEN:
• USAP• ASPIRAT• BIOPSI• DARAH• KEROKAN KULIT• SLIT SKIN SMEAR
Spesimen• - Bagian terpenting dalam mengawali suatu pemeriksaan
- Hasil pemeriksaan laboratorium tidak lebih baik dari mutu • spesimen yang diperoleh.
- Dalam pemeriksaan mikrobiologi, adanya cemaran mikroba • bukan penyebab infeksi akan sangat mengganggu.
- Mikroba penyebab harus dapat diperoleh dan dipertahankan hidup.
- Dilain pihak, sedapat mungkin mikroba penyebab tidak dibiarkan • berkembang biak sampai proses inokulasi, terutama bila akan di • lakukan kuantitasi.
- Oleh karena itu, cara pengambilan, penyimpanan dan transportasi • spesimen yang baik merupakan salah satu faktor penentu mutu • pemeriksaan.
Berdasarkan cara pengambilan, spesimen digolongkan menjadi 2 kelompok:
• Spesimen non-invasif: urin, sputum, feses, luka. Relatif mudah diambil ulang jika terjadi kesalahan identifikasi.
• Spesimen invasif: kultur darah, cairan tubuh steril, cairan amnion, spesimen yang diambil dalam kamar operasi (tetap diperiksa dengan persetujuan klinisi meski tidak memenuhi kriteria spesimen).
Perlu diperhatikan spesimen harus diambil dari tempat yang kemungkinan besar mengandung kuman penyebab infeksi.
LOKASI PENGAMBILAN SPESIMEN
1) Jumlah spesimen yang diambil harus cukup untuk dapat dipakai pada pemeriksaan yang dikendaki.
2) Waktu pengambilan juga harus tepat.3) Tempat/wadah spesimen harus steril dan dapat
ditutup dengan baik, mencegah kontaminasi dan juga mencegah pencemaran spesimen itu kepada petugas laboratorium kontak dengan kuman patogen yang mungkin terdapat pada spesimen tersebut.
Jumlah dan waktu pengambilan spesimen
1. Spesimen untuk pemeriksaan mikrobiologi harus segera dikirim ke laboratorium untuk mendapatkan hasil yang dipercaya.
2. Bila bahan disimpan terlalu lama maka hasil positif akan berkurang atau berlebihan (misalnya pada feses yang mengandung Salmonella / Shigella bila tidak segera ditanam maka sulit diisolasi karena terdesak oleh pertumbuhan kuman-kuman usus komensal).
3. Pada keadaan tertentu, laboratorium cukup jauh sulit pengiriman spesimen lebih cepat maka perlu ditanam pada perbenihan media transpor.
Pengiriman spesimen
4. Spesimen tertentu dapat juga disimpan ditempat yang dingin. Hati-hati dengan spesimen yang mengandung Nesseria meningitidis, sebab penyimpan pada suhu dingin akan cepat mati.
5. Untuk kuman-kuman anaerob, hindari kontak dengan oksigen. Pengiriman yang menggunakan media cair atau spesimen yang berupa cairan harus dimasukkan pada botol screwcap dan dibungkus berlapis untuk mencegah kerusakan dan dikemas dengan baik-baik.
6. Bahan perlu diperhatikan harus disertai keterangan-keterangan/data-data klinik yang lengkap.
Pengiriman spesimen
WORKING DIAGNOSA
CUTANEOUS LARVA MIGRANS / CREEPING ERUPTION
Definisi
Pendahuluan Merupakan peradangan
berbentuk linerar atau berkelok – kelok, menimbul dan progresif yang disebabkan invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing atau kucing.
( IPKK FK UI, 2015 )
ETIOLOGI
Etiologi
Larva cacing tambang :Ancylostoma brazilinseAncylostoma caninum
Hospes Definitif : Kucing dan Anjing
Menyebabkan Creeping Eruption pada manusia
Morfologi
Ancylostoma braziliense mempunyai dua pasang gigi yang tidak sama panjang
Panjang cacing :- Jantan : 4,7-6,3mm- Betina : 6,1 – 8,4mm
Morfologi
Ancylostoma caninum mempunyai tiga pasang gigi.
Panjang cacing :- Jantan : 10mm- Betina : 14mm
Faktor Risiko
Faktor Risiko
Anak Anak lebih besar dari DewasaHiginitas yang buruk- berjalan tanpa alas kaki - tidak mencuci tangan setelah kontak dengan pasir atau tanah.Pekerja kebun - ex : petani Memelihara hewan ( anjing atau kucing)
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
• Insidens yang sebenarnya sulit diketahui.• Predileksi terjadi di negara tropis dan
subtropis (Amerika tengah dan selatan, Karibia, Afrika, Australia, Asia tenggara termasuk Indonesia)
• Di Amerika serikat ( Florida, Texas, New Jersey) tercatat 6,7% dari 13.000 wisatawan mengalami CLM setelah berkunjung kedaerah tropis.
Emedicine.medscape.com
CDC.gov
Patofisiologi
Pendahuluan
Life Cycle
Patofisiologi
Kontak : tanah lembap, kotoran
anjing atau kucing
Larva melakukan penetrasi dengan enzim protease,
hyaluronidase, dan sekresi-sekresi protein litik
Melewati Folikel rambut, kelenjar sebasea, fissura,
menembus stratum corneum
Mencerna molekul-molekul besar dan jaringan
kulitmenghancurkan komponen-komponen dari
matriks ekstraseluler
Larva stadium tiga menembus kulit manusia dan
bermigrasi beberapa sentimeter perhari, di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan
sepanjang dermoepidermal.
Menginduksi reaksi inflamasi
eosinofilik setempat
Papula eritema dan vesikel
Terbatas pada epidermis : larva tidak mempunyai enzim kolagenase yang cukup untuk
penetrasi membran basalis sampai ke dermis
Timbulnya Keluhan
Larva bermigrasi pada Epidermis tepat di atas membran basalis dan jarang menembus ke
dermis.
Berkelok –kelok, menimbulkan burrow /
terowongan ( Serpiginosa )
Enzim proteolitik Menyababkan inflamasi sehingga terjadi rasa gatal
dan progresi lesi.
Manifestasi Klinis
Gatal dan Panas
Papul khas
Linier dan berkelok, burrow
Penatalaksanaan
Pengobatan
Semprotan Kloretil ( Ethyl Chloride
Spray) dengan penekanan selama
45’’ – 60’’ selama 2 hari berturut –
turut.
Albendazol 400mg selama 3 hari
berturut-turut.
Tiabendazol 25-50mg/kgBB sehari 2
kali.
Pada anak < 2 tahun albendzaol
diberikan dalam bentuk salep 2%
PENCEGAHAN
• Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau anjing pada tempat pembuangan khusus.
• Pakailah alas kaki jika menginjak tanah.
• Cuci Kaki dan Tangan
KOMPLIKASI
Ekskoriasi dan infeksi sekunder oleh bakteri akibat garukan. Infeksi umum disebabkan oleh streptococcus pyogenes.
SelulitisSelulitis disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, yang paling sering adalah Streptococcus dan Staphylococcus tetapi biasanya terbatas di daerah yang lebih sempit
Jika kulit terluka, maka bakteri bisa masuk dan tumbuh di dalam tubuh, menyebabkan infeksi dan peradangan. Jaringan kulit yang terinfeksi menjadi merah, panas dan nyeri.
Loeffler’s Syndrome
• Reaksi hipersensitivitas akibat
dari migrasi larva dari kulit hingga
ke paru terjadi infiltrate pada
paru (menyebabkan sesak napas )
• Pada pasien dengan keterlibatan
paru-paru didapatkan larva dan
eosinofil pada sputumnya.
Prognosis
CLM tidak mengancam kehidupan.Prognosis penyakit ini biasanya baik dan
merupakan penyakit self-limited, dimana larva akan mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8 minggu. Dengan pengobatan progresi lesi dan rasa gatal akan hilang dalam waktu 48 jam.