Cushing Syndrome 1

download Cushing Syndrome 1

of 34

Transcript of Cushing Syndrome 1

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    1/34

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    2/34

    Page | 2

    neurohipofisis. Diantara kedua bagian ini terdapat daerah kecil yang disebut sebagai

    pars intermedia yang pada manusia hampir tidak ada.1

    Secara embriologis, kedua bagian hipofisis berasal dari dua sumber yang

    berbeda, hipofisis anterior berasal dari kantong Rathke yang merupakan invaginasi

    epitel faring sewaktu pembentukan embrio, dan hipofisis posterior berasal dari

    penonjolan jaringan saraf hipotalamus.1

    Enam hormon peptida yang penting ditambah beberapa hormon yang kurang

    penting disekresikan oleh hipofisis anterior, dan dua hormon peptida penting

    disekresikan oleh hipofisis posterior. Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior

    berperan penting dalam pengaturan fungsi metabolik diseluruh tubuh.

    Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormon atau sinyal

    saraf yang berasal dari hipotalamus. Beberapa hormon pelepas dan penghambat

    hipotalamus yang akan mengatur sekresi kelenjar hipofisis anterior. Neuron khusus di

    dalam hipotalamus mensintesis dan mensekresi hormon pelepas (RH/realising

    hormon) dan hormon penghambat hipotalamus yang mengatur sekresi hormon

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    3/34

    Page | 3

    hipofisis anterior. Salah satu hormon pelepas (RH) yang disintesis di hipotalamus

    adalah CRH (corticotropin realising hormon) yang menyebabkan pelepasan

    adrenocortikotropin hormon (ACTH) oleh hipofisis anterior yang akan menstimulasi

    sintesis dan sekresi hormon adrenokortikal pada kelenjar adrenal.1

    Kelenjar Adrenal dan Mekanisme Pengeluaran Hormon-hormon Adrenal

    Kelenjar adrenal terletak di kutub superior dari kedua ginjal, kelenjar adrenal

    masing-masing mempunyai berat kira-kira 4 gram. Tiap kelenjar terdiri atas dua

    bagian yang berbeda, yakni medula adrenal dan kortek adrenal. Medula adrenal secara

    fungsional berkaitan dengan sistem saraf simpatis yang menyekresi hormon-hormon

    epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap rangsangan simpatis.1

    Kortek adrenal

    menyekresi kelompok

    hormon yang berbeda

    sama sekali, yakni

    kortikosteroid. Hormon

    ini seluruhnya disintesis

    dari kolesterol steroid

    dan semuanya

    mempunyai rumus kimia

    yang sama. Akan tetapi,

    perbedaan yang sangat

    sedikit dalam struktur molekulnya memberikan beberapa fungsi penting yang

    berbeda.1

    Katekolamin

    Kortikosteroid

    Kelenjar

    Medula

    Korteks Kortisol

    Aldosteron

    Hormon Seks

    Glukokortikoid

    Mineralokortikosteroid

    Androgen Estrogen

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    4/34

    Page | 4

    Kortek adrenal menyintesis dan menyekresi tiga kelompok utama hormon

    steroid yang berasal dari kolesterol :1,2

    1. Medula Adrenal

    Perangsangan saraf simpatis yang menuju medula adrenal menyebabkan

    pelepasan sejumlah besar epinefrin dan norepinefrin ke dalam darah sirkulasi, dan

    kedua hormon ini kemudian dibawa dalam sirkulasi darah ke semua jaringan

    tubuh.Rata-rata, hampir 80 persen hormon yang disekresikanadalah epinefrin dan

    20 persennya adalah noreepinefrin, walaupun dapat terjadi perubahan proporsi

    yang relatifbergantung pada bermacam-macam kondisi fisiologis.1

    Seperti halnya perangsangan serabut simpatis, epinefrin dan norepinefrin

    yang beredar dalam darah sirkulasi mempunyai efek yang sama terhadap berbagai

    organ, kecuali bahwa efek ini berlangsung 5 sampai 10 menit karena hormon-

    hormon ini dipindahkan dari tubuh secaralambat dalam waktu 2 sampai 4 menit.

    Norepinefrin yang ada dalam darah sirkulasi menyebabkan konstriksi

    seluruh pembuluh darah tubuh, hal inijuga menyebabkan peningkatan aktivitas

    jantung, penghambat saluran gastrointestinal, pelebaran pupil mata dan

    sebagainya.1

    Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih samadengan norepinefrin,

    tetapi efeknya berada dalam beberapa hal berikut ini: pertama, epinefrin, karena

    efeknya yang lebih besar dalam merangsang reseptor beta, memberi efek yang

    lebih besar pula terhadap perangsangan jantungdaripada norepinefrin. kedua, bila

    dibandingkan dengan noreepinefrin, efek epinefrin dalam mengonstriksikan

    pembuluh darah dalam otot lebih lemah. Karenapembuluh darah otot merupakan

    segmen utama daripembuluh darah tubuh maka perbedaan ini sangatlah penting

    sebab norepinefrin sangat meningkatkan tahanan perifer total dan tekanan arteri,

    sedangkan epinefrin meningkatkan tekanan arteri lebih sedikit tetapi

    meningkatkan curah jantung lebih besar lagi.1

    Perbedaan ketiga antara kerja epinefrin dan norepinefrin berkaitan dengan

    afeknya terhadap metabolisme jaringan. Epinefrin mempunyai efek metabolik 5

    sampai 10 kali lebih besar daripada norepinefrin. Tentu saja, epinefrin yang

    disekresikan oleh medula adrenal dapat meningkatkan kecepatan metabolisme di

    seluruh tubuh sampai 100 persendi atas aktivitas normal, sehingga dengan cara ini

    meningkatkankecepatan aktivitas metabolik lainnya, seperti glikogenolisisdalam

    hati dan otot serta pelepasan glukosa ke dalam darah.1

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    5/34

    Page | 5

    Ringkasannya, perangsangan medula adrenal menyebabkan pelepasan

    hormon epinefrin dan norepinefrin, yang bersama-sama mempunyai efek hampir

    sama ke seluruh tubuh seperti padaperangsangan langsung serabut simpatis,

    hanya saja efek yang ditimbulkan lebih lama, berlangsung 2 sampai 4 menit setelah

    perangsangan selesai.1

    2. Korteks Adrenal

    Kortek adrenal terdiri atas tiga lapisan yang relatif berbeda, yakni :

    1) Zona Glomerulosa, lapisan tipis sel-sel yang terletak tepat dibawah kapsul,

    membentuk sekitar 15 % korteks adrenal. Pada kelenjar adrenal, sel-sel tersebut

    merupakan satu-satunya yang menyekresi aldosterondalam jumlah yang berarti

    karena sel-sel tersebut mengandung enzim aldosteron sintase, yang dibutuhkan

    untuk sintesis aldosteron. Sekresi sel-sel tersebut diatur terutama oleh

    konsentrasi angiotensin II dan kalium cairan ekstrasel, yang keduanya

    merangsang sekresi aldosteron.1

    2)

    Zona Fasikulata, yakni lapisan tengah dan terlebar, membentuk sekitar 75 %

    korteks adrenal dan menyekresi glukokortikoid kortisol dan kortikosteron, dan

    sejumlah kecil androgen dan estrogen adrenal. Sekresi sel-sel tersebut diatur

    sebagian besar oleh sumbu hipotalamus-hipofisis lewat hormon

    adrenokortikotropik (ACTH).1

    3) Zona Retikularis, yang merupakan lapisan terdalam dari korteks adrenal,

    menyekresi androgen adrenal dehidroepiandrosteron (DHEA) dan

    androstenedion, juga sejumlah kecil estrogen dan beberapa glukokortikoid.

    ACTH juga mengatur sekresi sel-sel tersebut, walaupun faktor seperti hormon

    perangsang-androgen korteks, yang disekresi oleh hipofisis juga terlibat.

    Meskipun demikian mekanisme pengaturan produksi androgen adrenal tidak

    terlalu dimengerti seperti glukokortikoid dan mineralokortikoid.1

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    6/34

    Page | 6

    Sekresi aldosteron dan kortisol diatur oleh mekanisme yang berdiri sendiri.

    Faktor-faktor seperti angiotensin II yang secara spesifik meningkatkan keluaran

    aldosteron dan menyebabkan hipertrofi zona glomerulosa tidak memberikan pengaruh

    pada kedua zona lain. Begitu juga faktor-faktor seperti ACTH yang meningkatkan

    sekresi kortisol dan adrenal androgen yang menyebabkan hipertrofi zona fasikulata

    dan zona retikularis hanya sangat sedikit atau sama sekali tidak mempengaruhi zona

    glomerulosa.1

    Semua hormon steroid manusia, termasuk yang diproduksi oleh korteks

    adrenal, dibentuk dari kolesterol. Walaupun sel-sel korteks adrenal dapat mensintesis

    secara de novo sejumlah kecil kolesterol dari asetat, sekitar 80% kolesterol yang

    digunakan untuk sintesis steroid disediakan oleh LDL dalam plasma yang

    bersirkulasi. LDL, yang mempunyai kolesterol dalam konsentrasi tinggi, berdifusi

    dari plasma ke cairan intersitisial dan melekat kereseptor spesifik yang terdapat dalam

    struktur yang disebut Coated pits (cekungan berselubung) pada membran sel

    adrenokortikal. Coated pits tersebut kemudian masuk ke dalam melalui proses

    endositosis, membentuk vesikel yang akhirnya bersatu dengan lisosom sel dan

    melepaskan kolesterol yang dapat digunakan untuk sintesis hormon steroid adrenal.1

    Pengangkutan kolesterol ke dalam sel-sel adrenal diatur oleh mekanisme

    umpan balik yang dapat secara bermakna mengubah jumlah kolesterol yang tersedia

    untuk sintesis steroid. Sebagai contoh ACTH, yang merangsang steroid adrenal,

    meningkatkan jumlah reseptor sel adrenokortikal untuk LDL dan juga aktivitas enzim

    yang membebaskan kolesterol dari LDL.1

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    7/34

    Page | 7

    Selain aldosteron dan kortisol, masih ada steroid lain yang mempunyai

    aktivitas mineralokortikoid dan glukokortikoid, atau keduanya. Normalnya

    disekresikan dalam jumlah yang sedikit oleh korteks adrenal. Dan beberapa hormon

    steroid kuat lainnya yang normalnya tidak dibentuk dalam kelenjar adrenal telah

    disintesis dan digunakan di berbagai bentuk terapi.1

    Beberapa hormon-hormon kortikosteroid dan steroid sintetik yang memiliki

    efek mineralokortikoid dan glukokortikoid adalah : 1

    Mineralokortikoid

    o Aldosteron (sangat kuat, mencakup kira-kira 90 persen dari seluruh aktivitas

    mineralokortikoid)

    o Desoksikortikosteron (1/30 kekuatan aldosteron tetapi sangat sedikit

    disekresikan)

    o Kortikosteron (aktivitas mineralokortikoidnya sangat lemah)

    o 9-Fluorokortisol (sintetik, sedikit lebih kuat daripada aldosteron)

    o Kortisol (aktivitas mineralokortikoidnya sangat lemah, tetapi disekresikan

    dalam jumlah banyak)

    o Kortison (sintetik, aktivitas mineralokortikoidnya lemah)

    Glukokortikoid

    o

    Kortisol (sangat kuat, mencakup kira-kira 95 persen dari seluruh aktivitas

    glukokortikoid)

    o Kortikosteron (kira-kira 4 persen seluruh aktivitas glukokortikoid, namun

    jauh lebih lemah daripada kortisol)

    o Kortison (sintetik, hampir sekuat kortisol)

    o Prednison (sintetik, empat kali lebih kuat daripada kortisol)

    o Metilprednison (sintetik, lima kali lebih kuat daripada kortisol)

    o

    Deksametason (sintetik, 30 kali lebih kuat daripada kortisol)

    Hormon adrenokortikal kortison sekitar kira-kira 90-95 persennya berikatan

    dengan protein plasma dalam darah, terutama globulin yang disebut globulin

    pengikat-kortisol atau transkortin, dan dalam jumlah yang lebih kecil, berikatan

    dengan albumin. Derajat pengikatan ke plasma protein yang tinggi memperlambat

    eliminasi kortisol kplasma; oleh karena itu kortisol mempunyai waktu 60 sampai 90

    menit. Hanya sekitar 60 persen aldosteron yang beredar berikatan dengan protein

    plasma, sehingga 40 persennya berada dalam bentuk bebas; hasilnya aldosteron

    mempunyai waktu paruh yang relatif pendek sekitar 20 menit. Hormon hormon ini,

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    8/34

    Page | 8

    baik dalam bentuk terikat atau dalam bentuk bebas, diangkut melewati kompartemen

    cairan ekstrasel.1

    Steroid adrenal terutama dipecahkan dihati dan dikonjugasi terutama dalam

    bentuk asam glukoronida, dan sedikit sulfat. Zat-zat tersebut bersifat tidak aktif dan

    tidak memiliki aktivitas mineralokortikoid dan glukokortikoid. Kira-kira 25 persen

    konjugat tersebut diekskresikan kedalam empedu dan selanjutnya ke dalam feses. Sisa

    konjugat yangdibentuk di hati memasuki sirkulasi darah namun tidak berikatan

    dengan protein plasma, bersifat sangat larut di dalam plasma, dan oleh karena itu siap

    difiltrasi oleh ginjal dan diekskresikan melalui urun. Penyakit pada hati secara

    bermakna menekan proses inaktivasi hormon adrenokortikal, dan penyakit ginjal

    menurunkan ekskresi konjugat inaktif tersebut.1

    Konsentrasi normal aldosteron dalam darah adalah kira-kira 6 nanogram

    (seperempat milyar gram) per 100 mililiter, dan kecepatan sekresinya mendekati 150

    g/hari (0,15 mg/hari). Konsentrasi kortisol dalam darah rata-rata 12g/100 ml, dan

    kecepatan sekresinya 15 sampai 20 mg/hari.1

    Kortikosteroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal :

    1) Mineralokortikoid

    Dinamakan mineralokortikoid karena hormon ini terutama

    mempengaruhi elektrolit (mineral) cairan ekstrasel terutama natrium (Na) dan

    kalium (K). Aldosteron merupakan mineralokortikoid yang paling utama, yang

    disintesin pada zona glomerulosa.1

    Sedikitnya 90 persen aktivitas mineralokortiokoid yang disekresi oleh

    adrenokortikal terdapat dalam aldosteron, namun demikian kortisol, yang

    merupakan glukokortikoid utama yang disekresi oleh korteks adrenal, juga

    mempunyai sejumlah aktivitas mineralokortikoid yang bermakna. Aktivitas

    mineralokortikoid aldosteron adalah sekitar 3000 kali lebih besar daripada

    kortisol, namun konsentrasi kortisol plasma mendekati 2000 kali dari

    konsentrasi plasma aldosteron.

    Fungsi mineralokortikoid-Aldosteron:

    Efek Aldosteron pada Gin jal dan Sir kulasi

    a. Aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium dan sekresi kalium di tubulus

    ginjal.

    Aldosteron meningkatkan absorpsi natrium dan secara bersamaan

    meningkatkan sekresi kalium oleh sel epitel tubulus ginjal, terutama sel

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    9/34

    Page | 9

    prinsipal di sel tubulus kolektivus dan sedikit di tubulus distal dan duktus

    koligentes. Oleh karena itu, aldosteron menyebabkan natrium disimpen

    dalam cairan ekstrasel sementara meningkatkan ekskresi kalium di dalam

    urine.

    Bila konsentrasi aldosteron dalam plasma tinggi maka keadaan ini akan

    mengurangi jumlah natrium yang hilang secara sementara ke dalam urine

    sedemikian kecil sehingga hanya beberapa miliekuevalen tiap hari. Pada saat

    yang sama, kalium yang hilang dalam urine meningkat beberapa kali lipat.

    Oleh karena itu, hasil akhir efek aldosteron dalam plasma adalah untuk

    meningkatkan jumlah total natrium dalam cairan ekstrasel sementara

    menurunkan jumlah kalium.

    Sebaliknyam tidak disekresikannya aldosteron samasekali dapat

    menyebabkan natrium yang hilang dalam urine mencapai 10-20 gram/hari,

    jumlah yang sesuai dengan seperepuluh sampai seperlima dari jumlah

    seluruh natrium dalam tubuh pada saat yang sama, kalium akan disimpan

    secara kuat dalam cairan ekstrasel.

    b. Aldosteron yang berlebihan meningkatkan volume cairan ekstrasel dan

    tekanan arteri tetapi hanya sedikit mempengaruhi konsentrasi natrium

    plasma.

    Walaupum aldosteron memiliki efek yang poten dalam menurunkan

    kecepatan ekskresi ion natrium oleh ginjal, konsentrasi natrium di dalam

    cairan ekstrasel seringkali hanya meningkat beberapa miliekuilaven.

    Alasannya adalah karena ketika natrium direabsorbsi oleh tubulus, secara

    bersamaan terjadi absorbsi air dalam jumlah yang hampir sama melalui

    proses osmotik. Sedikit peningkatan konsentrasi natrium cairan ekstrasel juga

    merangsang rasa haus dan meningkatkan asupan air, jka tersedia air. Oleh

    karena itu, volume cairan ekstrasel meningkat hampir sama banyaknya

    dengan natrium yang tertinggal terapi tanpa banyak mengubah konsentrasi

    natrium.

    Walaupun aldosteron di dalam tubuh merupakan hormon penahan

    natrium yang paling kuat, hanya sedikit natrium saja yang sementara tertahan

    saat natrium tersebut disekresikan dalam jumlah yang besar. Peningkatan

    volume cairan ekstrasel yang diperantarai aldosteron yang berlangsung

    selama lebih dari 1 sampai 2 hari djuga dapat mengarah kepada peningkatan

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    10/34

    Page | 10

    tekanan arteri. Peningkatan tekanan arteri kemundian meningkatkan ekskresi

    garam (disebut natriuresis tekana) dan air (disebut diuresis tekanan). Jadi,

    setelah voluma cairan ekstrasel meningkat kira-kira 5 sampai 15 persen di

    atas normal, tekanan arteri juga meningkat sampai 25 mmHg, dan

    peningkatan tekanan darah ini mengembalikan keluaran garam dan air oleh

    ginjal kembali ke normal walaupun ada kelebihan aldosteron.

    c. Aldosteron berlebihan menyebabkan hipokalemia dan kelemahan otot; terlalu

    sedikit aldosteron menyebabkan hiperkalemia dan keracunan jantung.

    d. Aldosteron berlebihan meningkatkan sekresi ion hidrogen tubulus, dan

    menyebabkan alkalosis ringan.

    Aldosteron Merangsang Transport Natr ium dan Kali um di Kelenjar ker ingat,

    Kelenjar L iur , dan Sel Epitel Usus

    2) Glukokortikoid

    Disebut glukokortikoid karena hormon ini mempunyai efek yang penting

    untuk meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Glukokortikoid juga

    mempunyai efek tambahan pada metabolisme protein dan metabolisme lemak

    yang sama pentingnya untuk fungsi tubuh seperti efek glukokortikosteroid pada

    metabolisme karbohidrat.1

    Kortisol merupakan glukokortikoid utama yang disintesi di zona

    fasikulata. Sedikitnya 95 % aktivitas glukokortikoid dari sekresi adrenokortikal

    merupakan hasil dari sekresi kortisol, yang dikenal juga sebagai hidrokortison.

    Yang terutama bermakna adalah selain aktivitas glukokortikoid kortisol juga

    mempunyai aktivitas mineralokortikoid yang lemah sebab pada beberapa

    sindrom dengan sekresi kortisol yang berlebihan dapat timbul efek

    mineralokortikoid yang bermakna, bersama efek glukokortikoid yang lebih

    kuat.1

    KORTISOL

    Dalam keadaan normal kadar kortisol plasma sesuai dengan irama sikardian

    atau periode diurnal, yaitu pada pagi hari kadar kortisol plasma mencapai 5-25

    Ug/dl (140-160 mmol/L) dan pada malam hari turun menjadi kurang dari 50%.4

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    11/34

    Page | 11

    Kortisol memiliki beberapa efek terhadap metabolisme didalam tubuh,

    antara lain :

    Efek Kor tisol Terhadap Metaboli sme Karbohidrat

    a)Perangsang glukoneogenesis

    Sejauh ini efek metabolik yang paling terkenal dari kortisol danglukokortikoid lainnya terhadap metabolisme adalah kemampuan kedua

    hormon ini untuk merangsang proses glukoneogenesis (reaksi yang merubah

    senyawa bukan karbohidrat menjadi karbohidrat) oleh hati, seringkali

    meningkatkan kecepatan glukoneogenesis sebesar 6 sampai 10 kali lipat.

    Keadaan ini terutama disebabkan oleh dua efek kortisol : 1

    -

    Kortisol meningkatkan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mengubah

    asam-asam amino menjadi glukosa dalam sel-sel hati. Hal ini dihasilkan

    dari efek glukokortikoid untuk mengaktifkan transkripsi DNA di dalam

    inti sel hati, disertai dengan pembentukan RNA messenger yang

    selanjutnya dapat dipakai untuk menyusun enzim-enzim yang dibutuhkan

    dalam proses glukoneogenesis.1

    -

    Kortisol menyebabkan pengangkutan asam-asam amini dari jaringan

    ekstrahepatik, terutama dari otot. Akibatnya,semakin banyak asam

    amino tersedia dalam plasma untuk masuk dalam proses glukoneogenesis

    di hati dan oleh karena itu akan meningkatkan pembentukan glukosa.1

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    12/34

    Page | 12

    b)Penurunan pemakaian glukosa oleh sel

    Kortisol juga menyebabkan penurunan kecepatan pemakaian glukosa

    oleh kebanyakan sel tubuh. Walaupun penyebab penurunan ini belum

    diketahui, sebagian besar ahli fisiologis percaya bahwa pada suatu tempat

    yang terletak diantara tempat masuknya glukosa ke dalam sel dan tempat

    pecahnya yang terakhir, kortisol secara langsung memperlambat kecepatan

    pemakaian glukosa. Dugaan mekanisme ini didasarkan pada pengamatan

    yang menunjukkan bahwa glukokortikoid menekan proses oksidasi

    nikotinamid-adenin-dinukleotida (NADH) untuk membentuk NAD+. Karena

    NADH harus dioksidasi agar menimbulkan glikolisis, efek ini dapat berperan

    dalam mengurangi pemakaian glukosa oleh sel.1

    c)

    Peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan diabetes adrenal

    Peningkatan kecepatan glukoneogenesis dan berkurangnya kecepatan

    pemakaian glukosa oleh sel-sel dapat menimbulkan konsentrasi glukosa

    darah. Peningkatan glukosa darah selanjutnya merangsang sekresi insulin,

    sehingga terjadi peningkatan kadar plasma insulin. Meskipun demikian,

    kadar insulin menjadi tidak efektif dalam menjaga glukosa plasma seperti

    ketika dalam kondisi normal. Karena alasan yang belum sepenuhnya jelas,

    tingginya kadar glukokortikoid menurunkan sensitivitas banyak jaringan,

    terutama otot rangka dan jaringan lemak, terhadap efek perangsang insulin

    pada ambilan dan pemakaian glukosa. Satu penjelasan yang mungkin adalah

    bahwa kadar asam lemak yang tinggi akibat dari pengaruh peningkatan

    glukokortikoid yang mengakibatkan mobilisasi lipid dari simpanan lemak,

    dapat merusak kerja insulin pada jaringan. Peningkatan konsentrasi gula

    darah kadangkala cukup besar (50 persen atau lebih diatas normal) yang

    merupaakan suatu keadaan yang disebut diabetes adrenal. Pada diabetes

    adrenal, pemberian insulin hanya sedikit menurunkan tingginya konsentrasi

    glukosa darah karena jaringan bersifat resisten terhadap pengaruh insulin.1

    Efek Korti sol Terhadap Metaboli sme Protein

    a)Pengurangan protein sel

    Salah satu efek utama kortisol terhadap sistem metabolisme tubuh

    adalah kemampuannya untuk mengurangi penyimpanan protein di seluruh sel

    tubuh kecuali protein dalam hati. Keadaan ini disebabkan oleh berkurangnya

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    13/34

    Page | 13

    sintesis protein dan meningkatnya katabolisme protein yang sudah ada di

    dalam sel. Kedua efek ini mungkin akibat dari berkurangnya pengangkutan

    asam amino ke dalam jaringan ekstrahepatik. Keadaan ini mungkin bukan

    merupakan satu-satunya penyebab, oleh karena kortisol juga menekan

    pembentukan RNA dan sintesis protein selanjutnya di sebagian besar

    jaringan ekstrahepatik, terutama di otot dan jaringan limfoid. Bila kelebihan

    kortisol sangat banyak, otot dapat menjadi begitu lemah sehingga orang

    tersebut tidak dapat berdiri dari posisi jongkok dan fungsi imunitas dari

    jaringan limfoid dapat menurun hingga sedikit kurang dari normal.1

    b)Kortisol meningkatkan protein hati dan protein plasma

    Bersamaan dengan berkurangnya protein diseluruh tubuh, ternyata

    protein di dalam hati justru meningkat. Selanjutnya, protein plasma (yang

    dihasilkan oleh hati dan kemudian dilepaskan ke dalam darah) juga akan

    meningkat. Peningkatan ini merupakan pengecualian untuk pengurangan

    protein yang terjadi di bagian tubuh yang lain. Diyakini bahwa perbedaan ini

    dihasilkan oleh suatu efek kemungkinan dari kortisol dalam meningkatkan

    pengangkutan asam amino ke dalam sel-sel hati (tetapi bukan ke dalam

    sebagian besar sel-sel lain) dan dalam meningkatkan jumlah enzim-enzim

    hati yang dibutuhkan untuk sintesis protein.1

    c)Peningkatan asam amino darah, berkurangnya pengangkutan asam amino ke

    sel-sel ekstrahepatik, dan peningkatan pengangkutan asam amino ke sel-sel

    hati

    Penelitian terkini pada jaringan yang diisolasi menunjukan bahwa

    kortisol menekan pengangkutan asam amino ke dalam sel-sel otot dan

    mungkin juga ke sel=sel ekstrahepatik lainnya. Berkurangnya asam amino

    yang diangkut ke sel-sel ekstrahepatik akan mengurangi konsentrasi asam

    amino intrasel dan akibatnya akan mengurangi sintesis protein. Namun,

    proses katabolisme protein yang terjadi di dalam sel terus melepaskan asam

    amino dari protein yang sudah ada, dan asam amino ini akan berdifusi keluar

    dari sel-sel untuk meningkatkan konsentrasi asam amino dalam plasma. Oleh

    karena itu, karena kortisol memobilisasi asam amino dari jaringan-jaringan

    nonhepatik akan mengurangi simpanan protein di dalam jaringan.1

    Konsentrasi asam amino yang meningkat dalam plasma

    meningkatkan pengangkutan asam amino oleh kortisol ke dalam sel-sel hati

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    14/34

    Page | 14

    dapat juga berperan dalam meningkatkan pemakaian asam amino oleh hati

    yang menyebabkan timbulnya pengaruh seperti; 1) peningkatan kecepatan

    deaminasi asam amino oleh hati, 2) peningkatan sintesis protein dalam hati,

    3) peningkatan pembentukan protein plasma dalam hati, dan 4) peningkatan

    perubahan asam amino menjadi glukosa yaitu meningkatkan

    glukoneogenesis. Jadi, mungkin sebagian besar efek kortisol terhadap sistem

    metabolisme tubuh terutama berasal dari kemampuan kortisol untuk

    memobilisasi asam amino dari jaringan perifer, sementara pada waktu ang

    sama meninvkatkan enzim-enzim hati yang dibutuhkan untuk menimbulkan

    efek hepatik.1

    Efek Korti sol Terhadap Metaboli sme Lemak

    a)Mobilisasi asam lemak

    Dengan pola yang sangat mirip dengan pola yang dipakai oleh

    kortisol untuk meningkatkan mobilisasi asam amino dari otot, kortisol juga

    meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak. Peristiwa ini akan

    meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, yang juga

    akan meningkatkan pemakaiannya untuk energi. Kortisol tampaknya juga

    memiliki efek langsung untuk meningkatkan oksidasi asam lemak di dalam

    sel.1

    Mekanisme apa yang di pakai oleh kortisol untuk meningkatkan

    mobilisasi asam lemak masih belum sepenuhnya diketahui. Akan tetapi

    sebagian efek itu mungkin dihasilkan dari berkurangnya pengangkutan

    glukosa kedalam sel-sel lemak. Perlu diingat bahwa -gliserofosfat, yang

    berasal dari glukosa dibutuhkan untuk penyimpanan dan mempertahankan

    jumlah trigliserida di dalam sel-sel lemak, dan bila bahan ini tidak ada maka

    sel-sel lemak itu akan mulai melepaskan asam-asam lemaknya.1

    Peningkatan mobilisasi lemak oleh kortisol digabungkan dengan

    peningkatan oksidasi asam lemak di dalam sel, membantu menggeser sistem

    metabolisme sel dari penggunaan glukosa untuk energi menjadi penggunaan

    asam lemak. Peningkatan penggunaan asam lemak untuk energi metabolisme

    merupakan faktor yang penting untuk penyimpanan glukosa tubuh dan

    glikogen jangka panjang.1

    b)Obesitas akibat kortisol berlebihan

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    15/34

    Page | 15

    Walaupun kortisol dapat menyebabkan timbulnya mobilisasi asam

    lemak secukupnya dari jaringan lemak, banyak pasien yang kelebihan sekresi

    kortisol seringkali menderita kegemukan yang khas dengan penumpukan

    lemak yang berlebihan di daerah dada dan daerah kepalanya sehingga

    badannya seperti sapi dan wajah bulat. Walaupun penyebabnya tidak

    diketahui, ada pendapat mengatakan bahwa kegemukan ini disebabkan oleh

    rang sangan asupan bahan makanan secara berlebihan disertai pembentukan

    lemak di beberapa jaringan tubuh yang berlangsung lebih cepat dari pada

    mobilisasi dan oksidasinya.1

    Efek pada Fungsi dan Jaringan-Jaringan Lain

    A. Jaringan Ikat : Glukokortikoid dalam jumlah yang berlebihan menghambat

    fungsi fibroblas, yang akan menyebabkan kehilangan jaringan kolagen dan

    jaringan ikat, sehingga mengakibatkan penipisan kulit, mudah mengelupas,

    pembentukan striae dan kesulitan penyembuhan luka.

    B. Tulang : Glukokortikoid secara langsung menghambat pembentukan tulang

    dengan menurunkan proliferasi sel dan sintesis RNA, protein, kolagen dan

    hialuronat. Glukokortikoid secara langsung juga menstimulasi sel-sel yang

    meresorbsi di tulang, menyebabkan osteolisis dan meningkatkan ekskresi

    hidroksiprolin di urin. Sebagai tambahan, juga memperkuat efek PTH pada

    tulang, dan hal tersebut akan berpengaruh lebih lanjut pada resorpsi akhir pada

    tulang.

    C. Metabolisme Kalsium : Glukokortikoid juga mempunyai efek utama pada

    homeostasis mineral. Glukokortikoid jelas akan mengurangi absorpsi kalsium

    dari usus, yang menyebabkan penurunan kadar kalsium serum. Hal ini

    menyebabkan peningkatan sekunder sekresi PTH, yang akan mempertahankan

    kadar kalsium serum dalam batasbbatas normal dengan menstimulasi resorpsi

    dari tulang. Glukokortikoid juga meningkatkan ekskresi kalsium di urin. Juga

    mengurangi reabsorpsi fosfor di tubulus, yang menyebabkan fosfaturia dan

    penurunan kadar fosfor dalam serum. Jadi, glukokortikoid berlebihan

    menyebabkan keseimbangan kalsium yang negatif, dengan penurunan absorpsi

    dan peningkatan ekskresi di urin. Kadar kalsium dalam serum tetap bertahan

    normal, tetapi ini akan merugikan karena terjadi resorpsi dari tulang. Penurunan

    pembentukan tulang dan peningkatan resorpsi akhirnya akan menyebabkan

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    16/34

    Page | 16

    osteopenia yang mungkin menjadi komplikasi utama dari glukokortikoid

    berlebihan spontan ataupun iatrogenik .

    D. Pertumbuhan dan Perkembangan : Glukokortikoid mempercepat

    perkembangan sejumlah sistem dan organ-organ pada fetus dan jaringan-

    jaringan yang berdiferensiasi. Contoh dari efek-efek yang mempercepat

    pertumbuhan ini adalah peningkatan produksi surfaktan di paru-paru pada fetus

    dan peningkatan perkembangan sistem-sistem enzim pada hepar dan

    gastrointestinal. Glukokortikoid dalam jumlah yang berlebihan a kan

    menghambat pertumbuhan pada anak-anak, dan efek yang merugikan ini

    merupakan komplikasi utama terapi dengan obat tersebut. Hal ini mungkin

    terjadi sebagai akibat adanya efek langsung pada sel-sel tulang, walaupun disini

    juga dipengaruhi oleh penurunan sekresi hormon pertumbuhan (GH) dan

    pembentukan somatomedin .

    E. Fungsi Kardiovaskular : Glukokortikoid mungkin dapat meningkatkan

    curah jantung, dan juga meningkatkan tonus vaskular di perifer, mungkin

    dengan meningkatkan efek vasokonstriktor-vasokonstriktor lain misalnya:

    katekolamin. Glukokortikoid juga mengatur ekspresi reseptor adrenergik. Jadi,

    dapat terjadi syok refraktori bila individu yang mengalami defisiensi

    glukokortikoid terkena stres. Glukokortikoid yang berlebihan sendiri dapat

    menyebabkan hipertensi yang berasal dari efek mineralokortikoidnya.

    Walaupun insidens dan penyebab yang pasti problem ini masih belum jelas,

    tampaknya mekanisme yang terlibat dalam sistem renin-angiotensin;

    glukokortikoid mengatur subtrat renin, prekursor angiotensin I.

    F. Fungsi Ginjal: Steroid-steroid akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan

    elektrolit dengan bekerja melalui reseptor-reseptor mineralokortikoid (retensi

    natrium dan air, hipokalemia, dan hipertensi) atau melalui reseptor

    glukokortikoid (meningkatkan kecepatan filtrasi glomerulus d engan

    meningkatkan curah jantung atau dengan efek langsung pada gnijal).

    Kortikosteroid seperti betametason atau deksametason mempunyai aktivitas

    mineralokortikoid ringan, meningkatkan ekskresi natrium dan air. Penderita

    penderita defisiensi glukokortikoid mengalami penurunan kecepatan filtrasi

    glomerulus dan tidak mampu mengekskresi beban cairan yang berlebihan. Hal

    ini dapat dipengaruhi dari akibat peningkatan sekresi ADH, yang dapat terjadi

    pada defisiensi glukokortikoid.

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    17/34

    Page | 17

    G. Fungsi Susunan Saraf Pusat: Glukokortikoid dapat masuk ke dalam otak,

    dan walaupun peranan fisiologis pada pada susunan saraf pusat belum diketahui,

    kelebihan dan defisiensinya jelas dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan

    tingkah laku.

    3) Steroid seks

    Selain mensintesis mineralokortikoid dan glukokortikoid korteks adrenal

    juga mensintesis sebagian kecil hormon seks seperti androgen dan estrogen

    yang disintesis di zona retikularis.1,2

    a)Androgen

    b)Estrogen

    3. Definisi

    Sindrom Cushing (Cushing Sydrome) adalah sekumpulan gejala dan tanda

    klinis yang disebabkan oleh efek metabolik gabungan akibat dari meningkatnya kadar

    glukokortikoid (kortisol) dalam darah.2,4,6

    Sindrom Cushing adalah pola khas obesitas yang disertai dengan hipertensi,

    adalah akibat dari rumatan kadar kortisol darah yang tinggi secara abnormal karena

    hiperfungsi korteks adrenal.3

    4. Etiologi dan Klasifikasi

    Pada bayi sindrom Cushing paling sering terjadi disebabkan oleh tumor

    adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tapi kadang-

    kadang adenoma benigna. Lebih dari 50 % tumor korteks terjadi pada anak berusia 3

    tahun atau lebih muda, dan 85 % terjadi pada anak berusia 7 tahun atau lebih muda.

    Penderita tumor korteks sering menunjukkan bentuk campuran hiperkortisolisme

    karena kelebihan produksi steroid lain seperti androgen, estrogen, dan aldosteron.3

    Berdasarkan pengaruh hormon adrenokortikotropik terhadap terjadinya

    hipersekresi glukokortikoid, maka sindrom Cushing dapat dibagi menjadi dua

    kelompok yaitu tergantung ACTH (ACTH-dependent) dan tidak tergantung ACTH

    (ACTH-independent).1,2,3,4,5

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    18/34

    Page | 18

    Dependent ACTH (Tergantung ACTH)

    Penyakit Cushing (Adenoma Hipofisis)

    Sindrom ACTH ektopik

    Independen ACTH (Tidak tergantung ACTH)

    Hiperplasia korteks adrenal autonom

    Hiperfungsi korteks adrenal tumor

    o Adenoma

    o Karsinoma

    Iatrogenik

    Klasifikasi Sindrom Cushing2,5

    4.1Sindrom Cushing tergantung ACTH (ACTH-dependent).

    Pada tipe ini hipersekresi glukokortikoid disebabkan oleh hipersekresi

    ACTH. Hipersekresi kronik ACTH menyebabkan hiperplasia zona fasikulata dan

    zona retikularis korteks adrenal. Akibat dari hiperplasia ini mengakibatkan

    hipersekresi hormon adrenokortikal yaitu glukokortikoid dan androgen, sehingga

    pada tipe ini ditemukan peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik dan kadar

    glukokortikoid dalam darah. Yang termasuk dalam sindrom ini adalah :4

    Adenoma hipofisis (penyakit Cushing)

    Penyakit cushing atau adenoma hipofisis merupakan tipe sindroma cushing

    yang paling sering ditemukan dan berjumlah kira-kira 70% dari kasus yang

    dilaporkan. Penyakit cushing kebih sering pada wanita dari pada pria (rasio wanita

    daripada pria 8:1) dan umur saat didiagnosis biasanya antara 20 dan 40 tahun.5

    Pada adenoma hipofisis, sel-sel kortikotropik secara spontan mensekresi

    hormon-hormon adrenokortikotropik (ACTH) secara berlebihan. Keadaan ini

    mengakibatkan hiperplasia adrenal bilateral yang selanjutnya menyebabkan

    hipersekresi glukokortikoid. Keadaan tersebut berbeda dengan gangliostoma

    hipotalamus benigna yang mengakibatkan hiperplasia sel-sel kortikotropik

    hipofisis dan selanjutnya menyebabkan hipersekresi ACTH dan hipersekresi

    glukokortikoid.4

    Sindrom ACTH ektopik

    Sindrom ACTH ektopik merupakan sindrom Cushing yang penyebab

    primernya berupa tumor jaringan nonendokrin yang mensekresi ACTH atau zat

    yang mempunyai aktivitas seperti ACTH secara berlebihan.4 ACTH ini dapat

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    19/34

    Page | 19

    disekresi berlebihan pada pasien-pasien dengan neoplasma yang memiliki

    kapasitas untuk mensintesis dan melepaskan peptida mirip ACTH baik secara

    kimia maupun secara fisiologik. ACTH berlebihan yang dihasilkan dalam keadaan

    ini menyebabkan rangsangan yang berlebihan terhadap sekresi kortisol oleh

    korteks adrenal, dan terjadi penekaan pelepasan ACTH hipofisis. Jadi, kadar

    ACTH yang tinggi pada penderita ini berasal dari neoplasma dan bukan dari

    kelenjar hipofisisnya.2

    Tumor-tumor penyebab sindroma ACTH ektopik :5

    1. Karsinoma small cell di paru-paru (sekitar 50% kasus)

    2. Tumor-tumor sel pulau-pulau pankreas

    3. Tumor-tumor karsinoid (paru-paru, timus, usus, pankreas, ovarium)

    4.

    Karsinoma modular ACTH tiroid

    5. Feokromositoma dan tumor-tumor yang berkaitan

    Kadang-kadang tumor jaringan nonendokrin ini ada yang mensekresi CRH

    (Corticotropin Releasing Hormon) secara berlebihan, sehingga mengakibatkan

    hipersekresi ACTH sehingga menyebabkan hipersekresi glukokortikoid oleh

    kelenjar adrenal. Ini disebut sebagai sindrom CRH ektopik.4

    4.2

    Sindrom Cushing tidak tergantung ACTH (ACTH-independent).

    Pada tipe ini tidak ditemukan adanya pengaruh ACTH terhadap hipersekresi

    glukokortikoid, atau hipersekresi glukokortikoid tidak berada di bawah pengaruh

    jaras hipotalamus-hipofisis.4

    Pada tipe ini ditemukan peningkatan kadar glukokortikoid di dalam darah,

    sedangkan kadar ACTH menurun karena mengalami penekanan. Yang termasuk

    dalam sindrom ini adalah tumor adrenokortikal, hiperplasia adrenal nodular yang

    mempunyai kemampuan untuk mensekresi kortisol secara autonomi dalam korteks

    adrenal, dan iatrogenik.2,4

    Tumor korteks adrenal yang akhirnya menjadi sindroma caushing dapat

    jinak (adenoma) atau ganas (karsinoma). Adenoma korteks adrenal dapat

    menyebabkan sindrom cushing berat, namun biasanya berkembang secara lambat,

    dan gejala dapat timbul bertahun-tahun sebelum diagnosis ditegakkan. Sebaliknya,

    karsinoma adrenokortikal berkembang secara cepat dan dapat menyebabkan

    metastasis serta kematian.2

    Tumor adrenokortikal

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    20/34

    Page | 20

    Tumor adrenokortikal primer seperti adenoma ataupun karsinoma yang

    mensekresi glukokortikoid secara berlebihan, menyebabkan kadar glukokortikoid

    plasma meningkat.4

    Hiperplasia adrenal nodular

    Yang dapat menyebabkan keadaan ini antara lain, primary pigmented

    nodular adrenocortica diseasedan sindrom McCune Albright.4

    Iatrogenik (Eksogen)

    Pemberian obat-obatan glukokortikoid dalam jangka waktu lama dapat

    menyebabkan meningkatnya kadar glukokortikoid dalam darah.4

    5. Manifestasi Klinis

    Sebagaimana gangguan endokrin yang lain, sindrom Cushing menimbulkan

    perubahan pada banyak sistem tubuh. Tanda dan gejalanya bergantung pada derajat

    dan durasi hiperkortisolisme, ada tidaknya kelebihan androgen dan efek tambahan

    yang berkaitan dengan tumor.7Efek dari glukokortikoid dapat mempengaruhi hampir

    semua sel didalam tubuh, sehingga dampak dari peningkatan kortisol dapatmempengaruhi banyak sistem fisiologis didalam tubuh, seperti misalnya peningkatan

    glukoneogenesis, lipolisis, katabolisme protein dan lain-lain.9

    Sindrom Cushing hendaknya dipertimbangkan jika seorang pasien

    memperlihatkanHabitus Cushingoid(wajah bulat dan badan tak berpinggul), diabetes

    militus dan/atau hipertensi. Ciri-ciri tambahan yang membuat diagnosis lebih

    mungkin antara lain ekimosis, kelemahan otot, hipokalemia dan osteoporosis.6

    Perjalanan sindrom Cushing bervariasi. Awitan sindrom ini ada yang timbul

    secara tiba-tiba dan ada yang perlahan-lahan. Gejala dan tanda klinis ada yang segera

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    21/34

    Page | 21

    tampak jelas dan ada yang samar. Gejala klinis pada bayi tampak lebih berat dan lebih

    jelas dibandingkan pada anak.4 Gejala dapat mulai pada masa neonatus dan telah

    dikenali setidaknya pada 35 bayi yang berusia kurang dari satu tahun. Pada awal

    kehidupan anak perempuan melebihi anak laki-laki 3:1. Kelainannya tampak lebih

    berat dan tanda-tanda klinis lebih jelek pada bayi daripada bila mulainya terjadi pada

    anak yang lebih tua. Muka bulat, dengan pipi menonjol dan tampak kemerahan (moon

    facies). Dagu berdekik, ada punuk kerbau (buffalo hump), dan obesitas menyeluruh.

    Tanda-tanda maskulinisasi abnormal karena produksi androgen tumor sering terjadi,

    karenanya, mungkin ada hipertrikhosis (pertumbuhan rambut yang berlebihan pada

    tempat atau bagian yang tidak semestinya) pada muka dan batang tubuh, rambut

    pubis, jerawat, suara mendalam, pembesaran klitoris pada anak perempuan.

    Hipertensi lazim ada dan dapat menyebabkan gagal jantung.3

    Pada anak yang lebih tua hiperplasi adrenal bilateral merupakan lesi yang

    paling lazim dan insiden jenis kelamin adalah sama. Selain obesitas perawakan

    pendek merupakan tanda lazim yang tampak. Mulainya obesitas bertahap dan

    melambat atau berhentinya pertumbuhan mungkin satu-satunya manifestasi awal.

    Striae agak ungu pada pinggul, abdomen dan paha lazim ada. Perkembangan pubertas

    mungkin terlambat, atau amenorhea dapat terjadi pada anak perempuan setelah

    minarkhe.3 Pada masa bayi dan anak dapat ditemukan urolitiasis. Dapat ditemukan

    gangguan psikologis, antara lain gangguan emosi, insomnia, euforia.4

    Gejala umum yang ditemukan pada semua usia adalah obesitas dengan

    distribusi lemak sentripetal. Gejala ini ditandai bentuk wajah yang bulat dan dagu

    ganda, serta sifat pletorik yang khas, dan dapat ditemui adanya punuk kerbau (Buffalo

    hump).4

    Tanda dan gejalanya dapat berupa :1, 9

    a)

    Lemak tubuh (Body Fat)

    Kenaikan berat badan

    Obesitas sentral

    Moon face

    Buffalo hump

    Dalam jaringan adiposa pengaruh utama adalah peningkatan lipolisis

    dengan pembebasan gliserol dan asam lemak bebas. Sebagian disebabkan oleh

    stimulasi langsung lipolisis oleh glikokortikoid, tetapi juga atas pengaruh

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    22/34

    Page | 22

    penyerapan glukosa yang berkurang dan peningkatan oleh glukokortikoid terhadap

    pengaruh hormon lipolitik. Walaupun glukokortikoid bersifat lipolitik, terjadi

    peningkatan penimbunan lemak yang merupakan manifestasi klasik dari kelebihan

    glukokortikoid. Keadaan yang paradoksal ini dapat diterangkan dengan

    meningkatnya selera makan yang disebabkan oleh karena kadar steroid yang tinggi,

    dan karena pengaruh lipogenikdari keadaan hiperinsulinemia yang terjadi pada

    keadaan ini.

    Pada penderita sindrom Cushing terjadi gangguan distribusi lemak tubuh

    yang khas. Lemak akan terkumpul secara berlebihan pada depot lemak seperti yang

    disebutkan di atas, sebaliknya lemak didaerah ekstremitas akan menghilang.

    Hipotesis yang menerangkan hal tersebut adalah bahwa jaringan adiposa yang

    mengalami hipertrofi bereaksi terhadap efek lipogenik dan antilipolotik insulin

    yang kadarnya meningkat akibat hiperglikemia yang ditimbulkan oleh

    kortikosteroid. Sedangkan, sel lemak diekstremitas kurang sensitif terhadap insulin

    dan lebih sensitif terhadap efek lipolitik hormon lain.4

    b)Kulit (Skin)

    Facial plethora

    Kulit tipis dan rapuh

    Mudah memar

    Stretch marks (tanda peregangan) yang luas dan berwarna ungu/striae

    Jerawat

    Hirsutisme (Tumbuhnya rambut yang tidak seharusnya pada wanita)

    Glukokotikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein,

    menyebabkan penurunan kemampuan sel-sel pembentuk protein untuk mensintesis

    protein. Sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit,

    otot, pembuluh darah dan tulang. Secara klinis kulit mengalami atrofi dan mudah

    rusak; luka-luka sembuh dengan lambat. Ruptur serabut-serabut elastis pada kulit

    menyebabkan tanda regang berwarna ungu, atau striae. Otot-otot juga mengalami

    atrofi dan menjadi lemah. Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya

    jaringan penyokong perivaskular menyebabkan mudah timbul luka memar.

    Keadaan ini dapat cukup parah sehingga menimbulkan petekie atau ekimosis yang

    luas pada lengan atas bila pasien diukur tekanan darahnya.2

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    23/34

    Page | 23

    Glukokortikoid dalam jumlah yang berlebihan menghambat fungsi

    fibroblas, yang akan menyebabkan kehilangan jaringan kolagen dan jaringan ikat,

    sehingga mengakibatkan penipisan kulit, mudah mengelupas, pembentukan striae

    dan kesulitan penyembuhan luka.11

    c)Tulang (Bone)

    Osteopenia (Berkurangnya kepadatan tulang)

    Osteoporosis

    Penurunan pertumbuhan linier pada anak-anak

    Penggunaan kortikosteroid pada anak untuk jangka panjang atau kelebihan

    hormon ini dapat menghambat pertumbuhan karena efek antagonisnya terhadap

    kerja hormon pertumbuhan di perifer. Kortikosteroid dapat menghambat maturitas

    dan proses pemanjangan tulang yang disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain

    hambatan somatomedin oleh hormon pertumbuhan, hambatan sekresi hormon

    pertumbuhan, berkurangnya proliferasi sel di kartilago epifisis, dan hambatan

    aktivitas osteobas di dalam tulang.4

    d)Otot (Muscle)

    Kelemahan otot

    Miopati proksimal (atrofi menonjol dari gluteal dan otot kaki bagian atas)

    e)Kardiovaskuler (Cardiovascular System)

    Hipertensi

    Hipokalemia

    Edema

    Aterosklerosis

    f) Metabolisme (Metabolism)

    Intoleransi glukosa / diabetes

    Intoleransi glukosa / diabetes terjadi karena kortisol memiliki

    kemampuan untuk merangsang proses glukoneogenesis (reaksi yang merubah

    senyawa bukan karbohidrat menjadi karbohidrat) oleh hati, seringkali

    meningkatkan kecepatan glukoneogenesis sebesar 6 sampai 10 kali lipat.

    Keadaan ini terutama disebabkan oleh dua efek kortisol :

    1.Kortisol meningkatkan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mengubah asam-

    asam amino menjadi glukosa dalam sel-sel hati. Hal ini dihasilkan dari efek

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    24/34

    Page | 24

    glukokortikoid untuk mengaktifkan transkripsi DNA di dalam inti sel hati,

    disertai dengan pembentukan RNA messenger yang selanjutnya dapat

    dipakai untuk menyusun enzim-enzim yang dibutuhkan dalam proses

    glukoneogenesis.

    2.Kortisol menyebabkan pengangkutan asam-asam amini dari jaringan

    ekstrahepatik, terutama dari otot. Akibatnya,semakin banyak asam amino

    tersedia dalam plasma untuk masuk dalam proses glukoneogenesis di hati

    dan oleh karena itu akan meningkatkan pembentukan glukosa.

    Selain itu kortisol juga menyebabkan penurunan kecepatan pemakaian

    glukosa oleh kebanyakan sel tubuh. Walaupun penyebab penurunan ini tidak

    diketahui, sebagian besar ahli fisiologis percaya bahwa pada suatu tempat yang

    terletak diantara tempat masuknya glukosa kedalam sel dan tempat pecahnya

    yang terakhir, kortisol secara langsung memperlambat kecepatan pemakaian

    glukosa.

    Oleh karena itu, dengan meningkatnya kecepatan glukoneogenesis dan

    ditambah dengan berkurangnya kecepatan pemakaian glukosa oleh sel-sel dapat

    meningkatkan konsentrasi glukosa darah.

    Dislipidemia

    g)

    Sistem reproduksi

    Penurunan libido

    Pada wanita aminorhea (karena kortisol menghambat pelepasan gonadotropin)

    h)Sistem saraf pusat

    Iritabilitas

    Emosi labil

    Depresi

    Kadang-kadangcacat kognitif pada kasus yang berat psikoparanoid

    i) Darah dan sistem imun

    6. Diagnosa

    Diagnosa sindroma cushing memerlukan tiga tahapan :4

    a. Kecurigaan berdasarkan tanda dan gejala pasien

    b.

    Ditemukan adanya hiperkortisolemia

    c. Menentukan penyebabnya

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    25/34

    Page | 25

    Sindroma cushing hendaknya dipertimbangkan kalau seorang pasien

    memperlihatkan habitus cushingoid (wajah bulat dan badan tak berpinggul), diabetes

    melitus, dan/atau hipertensi. Ciri-ciri tambahan yang membuat diagnosis lebih

    mungkin adalah antara lain ekimosis, kelemahan otot, hipokalemia dan osteoporosis.6

    Membedakan obesitas biasa dari sindroma cushing ringan sering sulit. Banyak pasien

    dengan obesitas mengalami hipertensi, mempunyai kulit yang halus, menderita

    amenore, dan mudah terkena gangguan psikiatri. Diabetes melitus dapat juga timbul

    pada pasien-pasien itu. Obesitas pada lengan atau tungkai tidak cocok dengan

    diagnosis sindroma cushing.6

    7. Pemeriksaan penunjang4

    Untuk menegakkan diagnosa dan menentukan penebab sindrom cushing,

    diperlukan pemeriksaan klinis serta serangkaian pemeriksaan laboratorium. Langkah

    pertama pmeriksaan laboratorium ditunjukkan untuk menguji apakah diagnosis

    sindrom cushing sudah benar. Beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan yaitu :

    a.

    Pemeriksaan kadar kortisol plasma

    Dalam keadaan normal kadar kortisol plasma sesuai dengan irama sikardian

    atau periode diurnal, yaitu pada pagi hari kadar kortisol plasma mencapai 5-25

    Ug/dl (140-160 mmol/L) dan pada malam hari turun menjadi kurang dari 50%.

    Bila pada malam hari kadarnya tidak menurun atau tetap berarti irama sikardian

    sudah tidak ada, dengan demikian sndrom Cushing sudah dapat ditegakkan.

    Namun pemeriksaan ini tidak dapat digunakan pada anak berusia kurang dari 3

    tahun, karena irama sikardian belum dapat ditentukan pada usia kurang dari 3

    tahun.

    b.

    Pemeriksaan kadar kortisol bebas atau 17-hidroksikortikosteroid urin 24 jam

    Pada sindrom Cushing kadar kortisol bebas dan 17-hidroksikortikosteroid

    dalam urine 24 jam meningkat.

    c.

    Tes supresi adrenal (tes supresi deksametason dosis tunggal)

    Deksametason 0,3 mg/m2diberikan per oral pada pukul 23.00, kemudian

    pada pukul 08.00 esok harinya kadar kortisol plasma diperiksa. Bila kadar

    kortisol plasma kurang dari 5 g/dl maka telah terjadi penekanan terhadap

    sekresi kortisol plasma dan kesimpulannya normal. Pada sindrom Cushing

    kadar kortisol plasma > 5 g/dl.

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    26/34

    Page | 26

    Langkah kedua adalah menelusui kemungkinan penyebabnya. Banyak macam

    pemeriksaan yang dapat digunkan, dan dibawah ini merupakan salah satu

    rangkaian pemeriksaan yang bisa dipakai.

    1) Pemeriksaan supresi deksametason dosis tinggi

    Pemeriksaan ini ditujukan untuk membedakan sindrom Cushing yang

    disebabkan oleh kelainan hipofisis atau non hipofisis. Deksametason per oral

    diberikan dengan dosis 20 mg/kgBB setiap 6 jam selama 2 hari berturut-turut.

    Kemudian diperiksa kadar kortisol plasma, kadar kortisol bebas, dan kadar 17-

    hidroksikortikosteroid dalam urine 24 jam. Bila kadar kortisol plasma kurang

    dari 7 g/dl, dan kadar kortisol bebas serta kadar 17-hidroksikortikosteroid

    turun sampai di bawah 50% maka telah terjadi penekanan dan berarti terdapat

    kelainan pada hippfisis.

    2) Pemeriksaan kadar ACTH plasma

    Pemeriksaan ini menggunakan alat yang dikenal sebagai

    immunoradiometric assay (IRMA). Pemeriksaan ini ditujukan untuk

    membedakan sindrom Cushing yang tergantung ACTH dengan yang tidak

    tergantung ACTH. Bila kadar ACTH plasma kurang dari 5 pg/ml maka

    penyebabnya adalah tipe tidak tergantung ACTH. Bila kadar ACTH lasma

    lebih dari 10 pg/ml, maka penyebabnya adalah tipe tergantung ACTH.

    Kesimpulan pemeriksaan langkah kedua ini dapat dilhat pada tabel berikut :

    Tes Supresi

    Deksametason

    Immunoradiometric

    Assay

    Kemungkinan

    Penyebab

    Penekanan (-)

    Penekanan (-)

    Penekanan (+)

    < 5 pg/ml

    > 10 pg/ml

    > 10 pg/ml

    Kelainan adrenokortikal

    Sindrom ACTH ektopik

    Kelainan hipofisis

    Pemeriksaan selanjutnya adalah untuk menentuka lokasi penyebab primer.

    Pada kelainan hipofisis, diperlukan pemeriksaan lanjutan menggunakan MRI

    (Magnetic Resonance Imaging)dan CT Scan kelapa. Apabila masih dicurigai

    adenoma hipofisis tetapi beum ditemukan dalam pemeriksaan maka perlu

    dilakukan evaluasi secara periodik.

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    27/34

    Page | 27

    Pada sindrom ACTH ektopik dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa CT Scan

    toraks dan abdomen untuk menemukan lokasi tumor non endokrin yang

    menyebabkan peningkatan kadar ACTH plasma.

    Pada kelainan adrenokortikal dilakukan pemeriksaan CT Scan adrenal.

    8. Penatalaksanaan

    Membedakan penyebab hipofisis, adrenal, atau ektopik pada hiperkortisolisme

    merupakan tindakan esensial bagi pelaksanaan terapi yang efektif dan spesifik untuk

    mengatasi penyebab kelebihan kortisol serta meliputi medikasi, radiasi dan

    pembedahan. Terapi yang mungkin dilakukan meliputi :7

    Pembedahan bagi tumor adreal dan kelenjar hipofisis atau jaringan lain (seperti

    paru)

    Terapi radiasi (tumor)

    Terapi obat yang dapat meliputi pemberian ketokonazol, metirapon, dan

    aminoglutethimid untuk menghambat sintesis kortisol; mitotane untuk

    menghancurkan sel-sel korteks adrenal yang menyekresi kortisol; dan

    bromokriptin serta siproheptadin untuk menghambat sekresi kortikotropin.7

    Pada dasarnya tatalaksana sindrom Cushing disesuaikan dengan penyebab,

    sarana dan sumberdaya yang tersedia, itulah mengapa sangat penting bagi kita

    mengetahui penyebab dari sindrom Cushing ini.4

    a. Adenoma Hipofisis

    Pengobatan sindrom Cushing dependent ACTH tidak sama, bergantung

    pada sumber ACTH apakah hipofisis atau ektopik.jika dijumpai tumor hipofisis,

    sebaiknya diusahakan reseksi tumor transfenoidal. Tetapi jika terdapat bukti

    hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan, dapat dilakukan radiasi

    kobalt pada kelenjar hipofisis. Modalitas pengobatan sangat efektif, erutama pada

    orang muda dengan sindrom Cushing.2

    Obat-obat kimia yang mampu menyekat (ketokonazol, aminoglutetimid)

    atau merusak sel-sel korteks adrenal penghasil kortisol (mitotane) juga mampu

    mengontrol kelebihan kortisol.2

    b. Sindrom ACTH Ektopik

    Pengobatan sindrom ACTH ektopik berdasarkan pada (1) reseksi

    neoplasma yang menyekresi ACTH atau (2) adrenalektomi atau supresi kimia

    fungsi adrenal seperti yang dianjurkan pada pasien dengan hipofisis jenis

    dependent ACTH.

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    28/34

    Page | 28

    Penyembuhan sindroma ACTH ektopik Penyembuhan sindroma ACTH

    ektopik hanya dapat dilakukan pada tumor-tumor yang bersifat lebih "benigna"

    seperti karsinoid-karsinoid bronkial atau timus, atau feokromositoma. Terapi

    dipersulit oleh adanya tumor-tumor metastase yang maligna dan disertai dengan

    hiperkortisolisme yang berat. Terapi yang ditujukan terhadap tumor primer

    biasanya tidak berhasil, dan tindakan-tindakan lain harus dilakukan untuk

    mengoreksi keadaan steroid berlebihan.5

    Hipokalemia berat mungkin membutuhkan penggantian kalium dalam dosis

    besar serta spironolakton untuk memblokade efek mineralokortikoid. Obat-obat

    yang memblokade sintesis steroid (ketokonazol, metirapon, dan aminoglutetimid)

    bermanfaat, tetapi obat-obat ini dapat menyebabkan hipoadrenalisme, dan sekresi

    steroid harus dimonitor dan diberikan steroid pengganti bila perlu. Dosis

    ketokonazol ialah 400-800 mg/hari terbagi dalam dosis dan biasanya ditoleransi

    dengan baik. Adrenalektomi bilateral jarang dibutuhkan, tapi mungkin dibutuhkan

    jika hiperkortisolisme sulit dikontrol.5

    c. Hiperplasia korteks adrenal autonom

    Bila ketergantungan ACTH hipofisis dapat diperlihatkan, hiperplasia

    makronodular dapat diobati seperti kasus-kasus penyakit Cushing lainnya. Ketika

    ketergantungan tidak ada, seperti hiperplasia mikronodular dan pada beberapa

    kasus hiperplasia makronodular, maka adrenalektomi bilateral dapat dilakukan.5

    d.

    Hiperfungsi korteks adrenal tumor (adenoma/karsinoma)

    Bila diagnosis adenoma atau karsinoma lebih doitegakkan, dilakukan eksplorasi

    adrenal dengan eksisi tumor. Oloh karena kemungkinan atrofi kontra lateral,

    pasien diobati pre dan pascaoperatif jika akan dilakukan adrenalektomi total, bila

    disangka lesi unilateral, rutin menjalani tindakan bedah elektif.8

    Adenoma-adenoma adtenal

    Pasien-pasien dengan berhasil diterapi dengan adrenalektomi unilateral,

    hasilnya sangat baik, karena aksis hipotalamushipofisis dan adrenal

    kontralateral tersupresi oleh adanya sekresi kortisol yang berlangsung lama,

    penderita-penderita ini dapat mengalami insufisiensi adrenal pada masa

    postoperatif dan membutuhkan terapi glukokortikoid selama maupun sesudah

    tindakan pembedahan sampai adrenal yang tersisa pulih berfungsi kembali.5

    Karsinoma-karsinoma adrenal

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    29/34

    Page | 29

    Terapi pada karsinoma adrenokortikal kurang memuaskan, sebagian besar

    penderita telah mengalami metastasis pada saat diagnosis dibuat, biasanya ke

    retroperitoneum, hepar dan paru-paru.3,5,8

    Terapi operatif- Jarang terjadi penyembuhan dengan tindakan pembedahan,

    tetapi eksisi bermanfaat untuk mengurangi massa tumor dan derajat

    hipersekresi steroid. Sekresi steroid yang menetap tidak dapat disupresi segera

    setelah periode operasi menunjukkan adanya sisa metastasis tumor.

    Terapi medis- Mitotan merupakan obat pilihan. Dosisnya 6-12 g/hari peroral

    dibagi 3-4 dosis. Dosis ini sering harus dikurangi karena timbulnya efek

    samping pada 80% penderita (diare, nausea, muntah-muntah, depresi,

    somnolen)semua pasien yg diobati dengan mitotan harus menjalani terapi

    pemeliharaan jangka panjang, dan pada beberapa pasien dbutuhkan

    penggantian mineralokortikoid.8 Sekitar 70% penderita berhasil mencapai

    reduksi sekresi steroid, tetapi hanya 35% yang berhasil dikecilkan ukuran

    tumornya. Ketokonazol, metirapon dan aminoglutetimid (tunggal atau

    dikombinasi) berguna untuk mengontrol hipersekresi steroid pada penderita-

    penderita yang tidak berespons terhadap mitotan. Radioterapi dan kemoterapi

    konvensional tidak berguna pada penyakit ini.5

    e.

    Iatrogenik

    Penatalaksanaan penderita yang sedang mengalami adrenalektoimi

    memerlukan terapi pengganti dengan kortikosteroid yang cukup prabedah dan

    pascabedah.tumor yang menghasilkan kortikosteroid biasanya menyebabkan atrofi

    jaringan adrenal yang normal, dan penggantian dengan kortisol dan ACTH

    diperlukan.3

    Pertimbangan Khusus

    Pasien sindrom Cushing perlu dikaji dengan sangat teliti dan perlu mendapat

    perawatan suportif yang intensif :7

    Pantau tanda-tanda vital dengan sering, khususnya tekanan darah. Amati dengan

    cermat keadaan pasien hipertensi yang juga memiliki penyakit jantung.

    Periksa laporanlaboratorium untuk hipernatremia, hipokalemia, hiperglikemia

    dan glikosuria.

    Karena pasien cushingoid kemungkinan besar mengalami retensi natrium dan

    cairan, lakukan pemeriksaan untuk mendeteksi gejala edema dan pantau setiap

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    30/34

    Page | 30

    hari berat badan pasien serta asupan dan pengeluaran cairan dengan cermat.

    Untuk meminimalkan kenaikan berat badan, edema, dan hipertensi, minta

    bagian gizi untuk menyediakan makanan yang kaya protein dan kalium, tetapi

    rendah kalori, karbohidrat dan natrium.

    Awasi timbulnya infeksi yang merupakan masalah khusus pada sindrom

    Cushing.

    Jika pasien menderita osteoporosis dan harus berbaring total, lakukan latihan

    rentang pergerakan sendi (RPS) pasif dengan hati-hati karena pasien beresiko

    tinggi mengalami fraktur patologis.

    Ingat, sindrom Cushing menimbulkan ketidakstabilan emosi. Catatlah kejadian

    yang membuat pasien jengkel dan upayakan agar situasi tersebut tidak terulang

    kembali. Bantu pasien menjalani istirahat fisik maupun mental menurut

    kebutuhannya-yang jika diperlukan, bisa dengan pemberian obat-obat sedatif.

    Beri dukungan kepada pasien yang emosinya labil selama melewati periode

    pemeriksaan yang sulit.

    Sesudah adrenalektomi bil ateral dan pembedahan hi pofisis :7

    Jangan lupa laporkan cairan drainase luka atau kenaikan suhu tubuh dengan

    segera kepada dokter yang merawat pasien tersebut. Gunakan tehnik steril

    dengan ketat ketika mengganti kasa pembalut.

    Berikan obat-obat analgetik dan terapi sulih steroid sebagaimana diinstruksikan.

    Pantau pengeluaran urine dan cek tanda-tanda vital dengan cermat, awasi

    timbulnya tanda-tanda syok (penurunan tekanan darah, peningkatan frukuensi

    denyut nadi, gejala pucat, dan kulit yang dingin serta basah). Untuk mengatasi

    syok, berikan obat vasopresor dan tingkatkan kecepatan pemberian cairan infus

    sebagaimana diinstruksikan dokter. Karena mitotan, aminoglutethimid, dan

    metirapon menurunkan kesadaran dan menimbulkan kelemahan fisik, periksa

    status neurologi serta perilaku, dan ingatkan pasien tentang efek samping obat

    yang merugikan pada SSP, dan juga awasi kemungkinan nausea berat, vomitus

    dan diare.

    Periksa laporan laboratorium untuk menemukan keadaan hipoglikemi akibat

    pengangkatan sumber kortisol, yaitu hormon yang mempertahankan kadar

    glukosa darah.

    Periksa distensi abdomen dan pulihnya bising usus sesudah adrenalektomi.

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    31/34

    Page | 31

    Cek secara teratur tanda-tanda hipofungsi adrenal (hipotensi ortostatik, keadaan

    apatis, kelemahan, rasa cepat lelah) yang menunjukkan bahwa terapi sulih

    steroid tersebut belum memadai.

    Pada pasien yang menjalani pembedahan hipofisis, periksa tanda-tandapeningkatan tekanan intrakranial (bingung, berontak-berontak, perubahan

    tingkat kesadaran, mual dan muntah) dan segera laporkan jika timbul tanda-

    tanda ini. Awasi kemungkinan hipopituitarisme.

    Beri kan pengajaran komprehensif untuk membantu pasien beradaptasi terhadap

    terapi jamgka panjang :7

    Nasehati pasien agar menggunakan steroid bersama antasid atau sesudah makan

    untuk mengurangi iritasi lambung. (Biasanya keadaan ini dapat diatasi dengan

    pemberian dua pertiga dosis steroid pada pagi hari dan sepertiga sisanya pada

    sore hari untuk meniru sekresi adrenal diurnal).

    Beritahu kepada pasien agar selalu membawa kartu identifikasi medis dan

    segera melaporkan semua situasi yang secara fisiologis menimbulkan stres,

    seperti infeksi yang memerlukan peningkatan dosis steroid.

    Instruksikan pasien agar mengawasi dengan ketat tanda-tanda pemberian steroid

    yang dosisnya kurang memadai (keluhan mudah lelah, rasa lemah, pusing) atau

    yang dosisnya berlebihan (edema berat, kenaikan berat badan). Dengan

    menunjukkan empati, ingatkan agar tidak menghentikan pemakaian steroid

    secara tiba-tiba karena tindakan ini dapat menimbulkan krisis adrenal yang fatal.

    9. Prognosis

    Sindrom Cushing yang tidak diobati biasanya fatal. Hal ini bisa disebabkan oleh

    tumor penyebabnya sendiri seperti pada sindro ACTH ektopik dan karsinoma adrenal,

    atau oleh hiperglukokortioid beserta penyulitnya seperti hipertensi, tromboemboli,

    dan keadaan mudah terinfeksi.

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    32/34

    Page | 32

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    33/34

    Page | 33

  • 8/11/2019 Cushing Syndrome 1

    34/34

    Daftar Pustaka

    1. Guyton AC, Hall JE. Hormon Adrenokortikal. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi

    sebelas. Jakarta: EGC; 2007. h. 964-967, 992-1009.

    2. Price SA, Wilson LM. Gangguan Hipersekresi Adrenal. Patofisiologi Konsep Klinis

    Proses-proses Penyakit. Edisi enam. Jakarta: EGC; 2005. h. 1237-1253.

    3. Behram RE, Kligman RM, Arvin AM. Sindrom Cushing. Ilmu Kesehatan Anak

    Nelson. Vol. I. Edisi Lima Belas. Jakarta: EGC; 1999. h. 1977-1981.

    4.

    Pulungan AB, Siregar CD, dkk. Korteks Adrenal dan Gangguanya. Dalam: Batubara

    JR, dkk. Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi satu. Jakarta: Ikatan Dokter Anak

    Indonesia; 2010. h. 278-293.

    5.

    Anwar Ruswana. Kelainan-kelainan Adrenokortikal. Fakultas Kedokteran Universitas

    Padjajara. 2005. h. 16-31.

    6.

    Speicher CE, Smith JW. Pemilihan Uji Laboratorium Yang Efektif. Jakarta: EGC;

    1996. h. 254-258.

    7. Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2011. h.

    514-517.

    8. Piliang S, Bahri C. Hiperkortisolisme. Dalam: Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu

    Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi Lima. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

    2009. h. 2062-2068.

    9. Disorders of the Adrenal Cortex. In Principle of Internal Medicine. Longo DL, Fauci

    AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Edisi ke-18. The McGraw Hill

    Companies : 2012

    10.Longmore M, Wilkinson IB, Rajagopalan SR. Adrenal Cortex and Cushings

    Syndrome. Dala: Oxford Handbook of Clinical Medicine. Edisi keenam. Oxford

    Univeersity Press: 2004.

    11.Anwar Ruswana. Fungsi Kelenjar Adrenal dan Kelainannya. Fakultas Kedokteran

    Universitas Padjajara. 2005. h. 1-25.