Cts
-
Upload
tia-monita -
Category
Documents
-
view
189 -
download
1
Transcript of Cts
MEDIAN NEUROPATHY (CARPAL TUNNEL SYNDROME)
DEFINISI
Carpal Tunnel Syndrome (CTS), suatu neuropati akibat terjepitnya nervus medianus pada
pergelangan tangan, adalah neuropati kompresi yang paling sering terjadi pada ekstrimitas atas.
Sindrom ini menyebabka parestesia, mati rasa, nyeri, bengkak subjektif, dan pada kasus lebih
lanjut, atrofi otot dan kelemahan pada area yang dipersarafi oleh nervus medianus. Kondisi ini
sering bilateral, walaupun tangan dominan cenderung mendapat pengaruh lebih berat.
CTS dipikirkan sebagai hasil dari kompresi nervus medianus dimana nervus ini melewati carpal
tunnel. Manifestasi klinik CTS bervariasi. Mengingat adanya beberapa variasi mengenai apa
yang termasuk dalam definisi ini, CTS sering diperkirakan meliputi perubahan sensorik pada
radial 3 jari dengan rasa terbakar, kesemutan, mati rasa, dan bengkak secara subjektif. Gejala-
gejala ini sering muncul pertama kali pada malam hari.
Akan sangat membantu untuk berpikir tentang carpal tunnel sebagai struktur dengan empat
bagian, tiga diantaranya berupa tulang carpal dan yang keempat, bagian atas dari terowongan,
berupa transverse carpal ligament. Terowongan tersebut dilewati oleh nervus medianus dan
Sembilan tendon beserta lapisan synovial; termasuk juga flexor pollicis longus, empat flexor
digitorium superficialis, dan empat tendon flexor digitorium profundus. Tidak ada satu pun
bagian ini yang dapat melebar dengan adanya cairan atau struktur di dalam. Oleh karena itu,
pembengkakan akan meningkatkan tekanan di dalam tunnel dan mengakibatkan kompresi nervus
medianus. CTS lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan deengan pria, dengan prevalensi
5,8% pada wanita dan 0,6% pada pria; paling sering terjadi pada usia pertengahan antara 30-60
tahun. Orang dengan usia yang lebih tua memiliki klinis objektif dan bukti elektro-fisiologis
terhadap terjepitnya nervus medianus yang lebih berat. Sebuah survey terhadap pegawai yang
sering menggunakan komputer mendapatkan frekuensi terjadinya CTS sama dengan populasi
pada umumnya. Telah dilaporkan bahwa penggunaan computer tidak menambah bahaya kerja
dalam pengembangan gejala CTS.
GEJALA
Gejala klasik CTS meliputi mati rasa dan parestesia pada radial 3 jari. Keluhan awal yang khas
adalah terbangun pada malam hari dengan mati rasa atau nyeri pada jari. Gejala pada siang hari
sering muncul dengan aktivitas yang menyebabkan telapak tangan fleksi atau ekstensi, atau
dengan pergerakan berulang pada struktur yang melintasi carpal tunnel. Mati rasa dan nyeri pada
tangan dapat meliputi nyeri pada telapak tangan dan sakit pada lengan bawah. Pasien dapat
mendesripsikan bahwa gejala dipengaruhi posisi, dimana gejala berkurang dengan berjabat
tangan, sering juga disebut dengan flick sign. Pasien dapat mengeluh kesulitan menggunakan
perhiasan atau jam tangan, dimana sensasi ini naik-turun sepanjang hari atau minggu. Beberapa
pasien juga mengeluhkan kulit kering dan tangan dingin. Pada tahap selanjutnyam mati rasa
menjadi konstan dan mulai muncul gangguan motorik, dengan keluhan kelemahan yang ditandai
dengan penurunan kekuatan yang fungsional. Pasien dapat mengeluh menjatuhkan benda-benda.
PEMERIKSAAN FISIK
Observasi hati-hati pada tangan, yaitu membandingkan sisi tangan yang sakit dengan sisi tangan
yang tidak sakit dan membandingkan thenar dan hypothenar pada tangan yang sama, dapat
menyatakan peningkatan yang asimetris. Kelemahan otot thenar dibagian tangan bisa diperiksa
dengan menggunakan dinamometer atau dengan tes abduksi jempol dalam melawan tahanan.
Perbedaan sensoris dua titik menjadi teknik pemeriksaan bedside yang paling sensitif. Ini
termasuk kemampuan membedakan sensoris pada dua titik di median dengan distribusi nervus
ulnaris pada tangan. Tes khusus yang lebih sering digunakan adalah tes Phalen,tes Tinel, dan tes
penekanan saraf. Tes Phalen meliputi fleksi pergelangan tangan membentuk sudut 90⁰ selama
satu menit, hasil positif jika terdapat gejala CTS. Reverse Phalen manuever adalah tes yang sama
yang ditambah dengan ekstensi pergelangan tangan. Tes Tinel termasuk ketukan secara tajam
pada aspek volar pergelangan tangan sampai pada lipatan distal. Hasil tes positif ketika
kerusakan sensori menyebar pada regio penjalaran nervus medianus. Tes penekanan saraf
dilakukan dengan cara dua jempol ditempatkan diatas carpal tunnel dengan penekanan selama 1
menit. Positif jika gejala dihasilkan di area penjalaran nervus medianus. Penelitian sebelumnya
menunjukkan perkiraan 68% sensitifitas dan 73% spesifisitas untuk tes Phalen. 50% sensitifitas
dan 77 % spesifisitas untuk tes Tinel dan 64% sensitifitas dan 83% spesifisitas untuk tes
penekanan carpal. Perbedaan dua titik dan tes atropi atau kekuatan dari abduktor pollicis brevis
terbukti spesifik tapi tidak terlalu sensitif.
KETERBATASAN FUNSIONAL
Keterbatasan fungsi pada CTS sering termasuk kesulitan tidur karena sering terbangun dengan
adanya gejala. Karena gerakan berkelanjutan atau berulang tertentu yang sulit, tugas-tugas yang
sering menjadi lebih sulit termasuk mengendarai mobil dan menggunakan keyboard komputer di
tempat kerja. Gejala kelemahan lebih lanjut pada bagian thenar dapat menyebabkan kesulitan
mempertahankan pegangan. CTS yang lebih dalam dapat mengakibatkan keterbatasan fungsional
seperti ketidakmampuan untuk mengikat sepatu, mengancing kemeja, dan untuk menempatkan
kunci dalam lubang kunci.
STUDI DIAGNOSTIK
Mengingat CTS merupakan sindrom bukan sebuah temuan tunggal, sering dianjurkan bahwa
"baku emas" uji CTS adalah pengujian elektrodiagnostik. Elektromiografi dan studi konduksi
saraf dapat mengkonfirmasi diagnosis, menentukan keparahan (jika ada) dari kerusakan saraf,
panduan dan mengukur dampak pengobatan, dan mengesampingkan kondisi lain seperti
radiculopathy dan plexopathy brakialis. Ultrasound studi, yang mengungkapkan pembesaran
nervus medianus, dapat membantu diagnosis.
Peneliti lain telah menganjurkan injeksi kortikosteroid atau bupivakain ke dalam carpal tunnel.
Jika suntikan disertai dengan berkurangnya gejala, hal itu memberikan bukti diagnostik CTS.
Radiografi pergelangan tangan dapat membantu jika dicurigai terdapat patah tulang atau
penyakit sendi degeneratif.
Tes darah harus dilakukan jika diduga terdapat penyakit rheumatologic yang mendasari atau
gangguan endokrin. Ini termasuk kadar glukosa darah puasa, laju endapan darah, fungsi tiroid,
dan faktor rheumatoid.
DIAGNOSIS BANDING
• Radiculopathy servikal pada C5 sampai T1
• Brakialis plexopathy
• Neuropati proksimal median
• Neuropati ulnaris atau radialis
• Generalized neuropathy
• Arthritis pada sendi carpal-metacarpal ibu jari
• De Quervain tenosynovitis
• Tendinitis pada flexor carpi radialis
• Fenomena Raynaud
• Hand-arm vibration syndrome
• Arthritis pergelangan tangan
• Gout
PENATALAKSANAAN
Inisial
Setelah diagnosis ditegakkan, pengobatan harus dimulai dengan manajemen konservatif.
Pembidaian pergelangan tangan malam hari dalam posisi netral dapat membantu mengurangi
atau sepenuhnya menghilangkan gejala CTS. Penggunaan sepanjang hari, jika memungkinkan,
dapat memberikan peningkatan yang lebih besar dalam mengurangi gejala dan pengukuran
elektrofisiologik. Pemenuhan dengan penggunaan sepanjang hari lebih sulit. Sebagian besar
pasien akan mencapai peringangan gejala maksimal melalui splinting dalam waktu 2 sampai 3
minggu. Panjang optimal waktu untuk penempatan bidai sebelum diputuskan untuk melanjutkan
dengan teknik yang lebih invasif tidak sepenuhnya jelas. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid
(OAINS) sering diresepkan sebagai tambahan untuk pembidaian pergelangan tangan. Namun,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa OAINS sering tidak lebih efektif dibandingkan plasebo
dalam mengurangi gejala CTS. Penggunaan steroid oral (prednisone dalam dosis 20 mg setiap
hari selama minggu pertama dan 10 mg sehari selama minggu kedua, atau prednisolon dalam
dosis 25 mg sehari selama 10 hari) telah terbukti memiliki beberapa keuntungan, meskipun tidak
mengesankan seperti hasil yang didapatkan melalui injeksi. Periode istirahat pergelangan tangan
yang sering harus diberitahukan, terutama pada kegiatan yang melibatkan posisi fleksi
berkelanjutan atau berulang-ulang dan pemaksaan fleksi atau ekstensi pergelangan tangan. Es
setelah penggunaan pergelangan tangan mungkin efektif untuk menghilangkan gejala. Posisi
tubuh saat tugas sedang dilakukan harus ditinjau untuk meredakan ketegangan yang tak perlu
selama gerakan dilakukan.
Rehabilitasi
Rehabilitasi harus menangani masalah penggunaan yang berlebihan, yang memperburuk gejala
CTS pada banyak individu. Seperti semua gejala pada penggunaan berlebihan, terapis okupasi
dapat membantu dalam menginstruksikan pasien dalam pengistirahatan relatif dan peningkatan
ergonomi. Selama periode istirahat ini, peregangan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan dan
lengan bawah mungkin berguna, dengan pasien menggunakan tangan yang tidak sakit. Meskipun
banyak terapis menganjurkan penguatan sebagai bagian program pengobatan, latihan penguatan
secara agresif harus dihindari sampai peringanan gejala hampir sempurna.
Karena sindrom pada penggunaan yang berlebihan melibatkan derajat edema, pemberian es
setelah penggunaan yang lama dianjurkan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Selain itu, penting agar pasien diinstruksikan dalam program pengkondisian fisik secara umum;
deconditioning secara umum memperburuk gejala CTS.
Prosedur
Pasien juga dapat diobati dengan suntikan kortikosteroid ke dalam carpal tunnel. Sejumlah
penulis telah menyarankan berbagai teknik injeksi untuk menghindari cedera langsung pada saraf
median.
Untuk injeksi ke dalam carpal tunnel, 1 ml steroid (triamcinolone 40 mg/ml) dapat disuntikkan
pada kondisi steril. Untuk pengiriman, harus menggunakan jarum 5/8-inch, 27-gauge,
menempatkan jarum proksimal ke lipatan pergelangan tangan distal dan ulnar ke tendon palmaris
longus. Jarum harus diarahkan dengan bagian belakang dan membentuk sudut 30 derajat ke
kedalaman sekitar 5/8 inci (panjang jarum) atau kontak dengan tendon fleksor. Perlahan-lahan
suntikkan 1 ml kortikosteroid. Anestesi biasanya tidak digunakan dalam injeksi ini kecuali untuk
verifikasi diagnostik. Pada individu yang kekurangan satu tendon palmaris longus (sekitar 2%
sampai 20% dari populasi), jarum dapat diletakkan pada titik tengah antara processus styloideus
ulnaris dan radialis. Penyuntikan akan meningkatkan volume cairan dalam carpal tunnel dan
dapat memperburuk rasa ketidaknyamanan selama beberapa jam, peringanan diduga terjadi
dalam 24 sampai 48 jam setelah injeksi.
Pembedahan
Operasi untuk membuang karpal tunnel harus dipertimbangkan pada pasien dengan gejala yang
tidak member respon terhadap tindakan konservatif dan pada pasien yang berdasarkan tes
elektrodiagnostik dipastikan menderita neuropati median pada pergelangan tangan. Operasi juga
diindikasikan bila ada tanda-tanda atrofi atau kelemahan otot. Keberhasilan keseluruhan dari
prosedur operasi baik, dan telah dilaporkan bahwa gejala dan neurofisiologis hasil dari
membuang carpal tunnel lebih baik dibandingkan dengan injeksi steroid pada pasien dengan
idiopatik CTS selama periode 20 minggu. Membuang ligamentum karpal transversal secara
terbuka merupakan prosedur standar dan dapat dilakukan dengan membagi ligamentum karpal
transversal melalui sayatan kecil secara terbuka pada pergelangan tangan. Teknik endoskopik
diperkenalkan di akhir 1980-an untuk invasif yang minimal dan bertujuan untuk mencegah
jaringan parut pada telapak tangan. Kedua metode tersebut memiliki keberhasilan yang sama
dalam mengurangi gejala CTS. Sebuah tinjauan Cochrane Collaboration menyimpulkan bahwa
dengan pengecualian kemungkinan pemulihan lebih cepat setelah operasi endoskopi, tidak ada
perbedaan signifikan dalam hasilnya. Namun, penelitin yang lain melaporkan bahwa operasi
endoskopi berhubungan dengan nyeri pasca operasi yang lebih sedikit daripada operasi terbuka
tetapi tidak memiliki keuntungan mengenai panjang tidak absen kerja dengan 28 hari absen pada
kedua kelompok.
KOMPLIKASI AKIBAT PENYAKIT
Karena sering mengenai saraf perifer, CTS yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguan
sensorik kronis atau gangguan motorik pada area yang dipersarafi oleh nervus medianus. Penting
bagi dokter untuk waspada terhadap hal ini dan tidak membiarkan gangguan saraf memburuk
menjadi kerusakan saraf permanen.
KOMPLIKASI AKIBAT PENGOBATAN
Meskipun analgesik oral mungkin penting untuk mengurangi gejala pada tahap awal CTS,
komplikasi pada lambung, ginjal, dan hati dari OAINS harus dipantau. Komplikasi dari suntikan
kortikosteroid lokal termasuk infeksi, pendarahan, depigmentasi kulit, atrofi kulit, potensi ruptur
tendon, dan potensi cedera pada saraf median pada saat injeksi.
Komplikasi bedah hanya sedikit tercatat dalam literatur, termasuk transeksi nervus medianus
secara tidak sengaja, dengan kehilangan fungsi permanen bagian distal sampai tempat transeksi
tersebut. Di samping itu, beberapa penulis telah menduga bahwa operasi arthoscopic dapat
merusak cabang Berrettini dari nervus medianus, sebuah cabang sensorik. Meskipun komplikasi
intervensi bedah dianggap relatif jarang terjadi, satu kasus pernah dilaporkan. Komplikasi yang
paling umum dari intervensi bedah adalah pemotongan yang tidak lengkap dari ligamentum
carpal transversal. Komplikasi potensial lainnya termasuk cedera pada nervus medianus, , palmar
cutaneous branch, recurrent motor branch, dan superficial palmar arch; jaringan parut hipertrofi
atau menebal karena tidak sesuai penyayatan; perlekatan tendon karena hematoma pada luka;
kambuh karena perbaikan ligamen; bowstringing fleksor tendon; malposisi dari nervus
medianus; pemisahan tidak tepat serabut saraf dari bekas luka di sekitarnya, dan distrofi refleks
simpatis.