CRS Migrain

31
Nyeri Kepala 1. 1 Definisi Nyeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Menurut Mansjoer dkk, 2005, disebutkan bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di bagian atas ( superior ) kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher. 1.2 Epidemiologi Nyeri kepala merupakan keluhan bidang neurologik yang sering dikeluhkan oleh pasien yang datang berobat. Sebahagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala (sefalgia) pada sepanjang hidupnya. terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari Ho dkk didapati prevalensi lifetime nyeri kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, wanita 85% (p=0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih dari 70% penduduknya (pernah) mengalami nyeri kepala. Penelitian yang dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di RS 1

description

fk unand

Transcript of CRS Migrain

Page 1: CRS Migrain

Nyeri Kepala

1. 1 Definisi

Nyeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang

mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Menurut Mansjoer

dkk, 2005, disebutkan bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di

bagian atas ( superior ) kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke

wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher.

1.2 Epidemiologi

Nyeri kepala merupakan keluhan bidang neurologik yang sering dikeluhkan

oleh pasien yang datang berobat. Sebahagian besar orang pernah mengalami nyeri

kepala (sefalgia) pada sepanjang hidupnya. terbukti dari hasil penelitian population

base di Singapore dari Ho dkk didapati prevalensi lifetime nyeri kepala penduduk

Singapore adalah pria 80%, wanita 85% (p=0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu

tahun lebih dari 70% penduduknya (pernah) mengalami nyeri kepala.

Penelitian yang dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan bahwa di antara

6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya

didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta (1986)

didapatkan 273(17,4%) pasien baru dengan nyeri kepala di antara 1298 pasien baru

yang berkunjung selama Januari sd. Mei 1986.

1.3 Klasifikasi

Klasifikasi nyeri kepala telah dilakukan oleh International Headache Society

pada tahun 2004. Adapun klasifikasinya adalah :

1

Page 2: CRS Migrain

International Headache Society Classification of Headache

1. Migraine

- Migraine without aura

- Migraine with aura

- Ophtalmoplegic migraine

- Retinal migraine

2. Tension-type headache

- Episodic tension type

headache

- Chronic tension type

headache

3. Cluster headache and chronic

paroxysmal hemicranias

- Cluster headache

- Chronic paroxysmal

hemicrania

4. Miscellaneous headaches not

associated with structural

lesion

- Idiopathic stabbing

headache

- External compression

headache

- Cold stimulus headache

- Benign exertional

headache

- Headache assotiated with

sexual activity

5. Headache associated with head

trauma

- Acute posttraumatic

headache

- Chronic posttraumatic

- Childhood periodic

syndromes that may be

precursors to or associated

with migraine

- Migrainous disorder not

fulfilling above criteria

8. Headache associated with

substances or their withdrawal

- Headache induced by acute

substance use or exposure

- Headache induced by chronic

substance use or exposure

- Headache from substance

withdrawal (acute use)

- Headache from substance

withdrawal (chronic use)

9. Headache associated with

noncephalic infection

- Viral infection

- Bacterial infection

- Other infection

10. Headache associated with

metabolic disorder

- Hypoxia

- Hypercapnia

- Mixed hypoxia and

hypercapnia

- Hypoglycemia

- Dialysis

- Other metabolic abnormality

11. Headache or facial pain

associated with disorder of facial

2

Page 3: CRS Migrain

headache

6. Headache associated with

vascular disorders

- Acute ischemic

cerebrovascular disorder

- Intracranial hematoma

- Subarachnoid hemorrhage

- Unruptured vascular

malformation

- Arteritis

- Carotid or vertebral artery

pain

- Venous thrombosis

- Arterial hypertension

- Other vascular disorder

7. Headache associated with

nonvascular intracranial

disorder

- High CSF pressure

- Low CSF Pressure

- Intracranial infection

- Sarcoidosis and other

noninfectious

inflammatory disease

- Related to intrathecal

injections

- Intracranial neoplasm

- Associated with other

intracranial disorder

or cranial structures

- Cranial bone

- Eyes

- Ears

- Nose and sinuses

- Teeth, jaws, and related

structures

- Temporomandibular joint

disease

12. Cranial neuralgias, nerve trunk

pain, and deafferentation pain

- Persistent (in contrast to

ticlike) pain of cranial nerve

origin

- Trigeminal neuralgia

- Glossopharyngeal neuralgia

- Nervus intermedius neuralgia

- Superior laryngeal neuralgia

- Occipital neuralgia

- Central causes or head and

facial pain other than tic

douloureux

13. Headache not classifiable

1.4 Patofisiologi

Menurut H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan nyeri

kepala yang berasal dari sumber intrakranial :

3

Page 4: CRS Migrain

1. Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak

dan pergeseran sinus-sinus venosus utama.

2. Tarikan pada A. Meningea media

3. Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada

cabang-cabangnya.

4. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intrakranial (A.Frontalis, A.

Temporalis, A. Discipitalies)

5. Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri

meliputi kulit kepala, periosteum, (m. frontalis, Ni temporalis,

m.orsipiutlis.

6. Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X saraf spinal dan

cervikalis bagian atas yang berisi banyak serabut aferen rasa nyeri.

Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak, ependim

ventrikel, pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid meningen

meliputi konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri tersebut dapat

dibangkitkan oleh karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan yang meningkatkan

tekanan intrakranial dan dapat memperburuk nyeri kepala berhubungan dengan

perdarahan atau massa intrakranial.

1.5 Pemeriksaan klinis

a. Anamnesis

Mula timbul

Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa

muda biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause, meskipun

pada beberapa kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri kepala tipe

tegang dapat mulai diderita setiap saat; Sedangkan nyeri kepala yang baru mulai

dirasakan pada usia yang lebih lanjut harus diselidiki kemungkinan penyebab

organiknya seperti arteritis temporalis, gangguan peredaran darah otak atau tumor.

Hati-hati terhadap nyeri kepala yang progresif memberat karena mungkin didasari

kelainan organik; makin lama nyeri kepala diderita tanpa berubah sifat, makin besar

kemungkinannya disebabkan oleh faktor-faktor yang jinak (benign).

4

Page 5: CRS Migrain

Lokasi, frekuensi, sifat dan gejala penyerta nyeri kepala.

Nyeri

kepala

Sifat nyeri Lokasi Lama

nyeri

Frekuensi Gejala

ikutan

Migren umum

Berdenyut Unilateral

Atau bilateral

6-48 jam Sporadic

Beberapa kali

sebulan

Mual, muntah,

malaise dan

fotofobia

Migren klasik

Berdenyut Unilateral 1-6 jam Beberapa kali Sindroma visual,

mual, muntah, dan

malaise

Klaster Tajam dan

menusuk

Unilateral orbita

5-120 menit

Serangan

berkelompok

dengan remisi

lama

Lakrimasi

ipsilateral, wajah

merah, hidung

tersumbat, Horner

Tipe tegang

Tumpul,

ditekan

Difus,bilateral

Terus

Menerus

Konstan Depresi ansietas

Neuralgia trigeminal

Ditusuk-tusuk

Dermatom

Saraf

Singkat Beberapa kali

Sehari

Zona Pemicu nyeri

Atipikal Tumpul Unilateral

atau

bilateral

Terus

Menerus

Konstan Depresi

kadang-

kadang

psikosis

Sinus Tumpul/ta

jam

Diatas sinus Bervariasi Sporadik dan

konstan

Rinore

Lesi desak bervariasi Unilateral (a Bervariasi Bervariasi Papil

5

Page 6: CRS Migrain

ruang wal) bilateral

(lanjut)

Progresif Semakin

sering

edema,deficit

neurologis

fokal,

gangguan

mental

dan

perilaku,keja

ng,dll

Faktor pencetus

Migren dapat dicetuskan oleh banyak hal, seperti alkohol, obat-obatan, cahaya

terang, rasa lelah, kurang tidur, stres, hipoglikemi; selain itu juga sering berkaitan

dengan menstruasi dan dalam banyak kasus sembuh selama hamil. Penderita migren

lebih suka duduk tegak, berbeda dengan nyeri kepala akibat tumor yang penderitanya

lebih suka berbaring dan menghindari perubahan posisi, terutama bangkit dari tidur.

Mengejan atau batuk dapat mencetuskan semua jenis nyeri kepala, kecuali tipe

tegang. Pasien nyeri kepala klaster tidak dapat tenang selama serangan, bahkan dapat

kelihatan panik; tanda ini khas karena tidak ditemui pada nyeri kepala jenis lain.

Guncangan kepala (head jolt) memperberat nyeri kepala, terutama akibat tumor;

kadang- kadang dijumpai juga pada nyeri kepala di saat demam, pasca trauma atau

meningitis; nyeri kepala tipe tegang tidak banyak dipengaruhi. Gangguan tidur yang

menyertai nyeri kepala biasanya disebabkan oleh anxietas atau depresi. Riwayat

keluarga umumnya dijumpai di kalangan pasien migren.

b. Pemeriksaan Fisik

- fungsi vital : tekanan darah, frekuensi, nadi, pernapasan, suhu tubuh untuk

menyingkirkan penyakit-penyakit sistemik;

- funduskopi penting untuk mendeteksi adanya papiledema dan/atau tanda-

tanda hipertensi.

- Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi kelainan

lokal.

6

Page 7: CRS Migrain

- Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku kuduk),

fungsi saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan

motorik dan refleks, fungsi sensorik/sensibilitas,

- Pemeriksaan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan

kebiasaan.

c. Pemeriksaan tambahan

Bila anamnesis/riwayat penyakitnya sesuai dengan salah satu jenis

nyeri kepala, dan pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menemukan

kelainan, umumnya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan

tambahan seperti pemeriksaan radiologik (foto Röntgen kepala, CT scan),

pemeriksaan elektrofisiologik (EEG, EMG, potensial cetusan) atau

pemeriksaan laboratorium lain dilakukan hanya bila terdapat kecurigaan

adanya penyakit gangguan struktural otak atau penyakit sistemik yang

mendasarinya.

1.6 Migren

Migren adalah nyeri kepala yang episodik, berulang, dengan karateristik nyeri

kepala berdenyut dengan penyebab vascular biasanya unilateral. Sering disertai oleh

rasa mual, muntah, fotofobia (peka cahaya), fonofobia (peka bunyi) dan rasa lemas.

Migren lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria,2/3-3/4 kasus dijumpai pada

wanita.

Kata migren berasal dari bahasa prancis, dibentuk dari bahasa Yunani

hemicranias (separuh kepala), namun migren dapat melibatkan kedua sisi kepala sejak

dari mula serangan pada 40% pasien. Empat puluh persen lainnya mengalami nyeri

kepala sesisi saja dan sekitar 20 % lainnya nyeri kepala bermulai darisatu sisi

kemudian menjadi umum.

Faktor turunan diduga ada peranannya pada migren. Penelitian epidemiologi

menunjukkan bahwa risiko terdapat migren pada keluarga derajat satu penderita

migren ialah 4 kali lebih besar pada migren dengan aura dan 1,9 kali lebih besar pada

yang tanpa aura dibanding populasi umum. Cukup lama diduga bahwa peranan

vascular penting pada migren seperti fase nyeri diperkirakan disebabkan oleh

7

Page 8: CRS Migrain

pembuluh darah yang melebar sementara aura disebabkan oleh penyempitan

pembuluh darah. Namun, akhir-akhir ini teori ini tidak memadai untuk menerangkan

kelainan migren. Walau belum terungkap dengan baik petofisiologi migren ini diduga

beberapa factor memiliki peranan diantaranya adalah disposisi genetik,

hipereksitabilitas neuron pusat, depresi kortikal yang menjalar melebar, aktivasi

batang otak dan aktivasi vascular trigeminal.

Gambaran gejala yang paling sering dijumpai adalah :

1. Nyeri kepala berulang, jenis vascular (berdenyut), nyeri meningkat bila

penderita membungkuk atau mengedan, diperburuk oleh keadaan yang

menyebabkan vasodilatasi (melebarkan pembuluh darah) seperti

bergerak badan, alcohol dan demam dan berkurang nyerinya oleh

keadaan yang memicu vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh darah)

seperti oleh obat jenis ergot.

2. Mulai muncul pada usia muda. Sering pada masa anak-anak, ± 25%

bermula pada dasawarsa pertama, 55% pada usia sebelum 20 tahun dan

lebih dari 90% telah mengalami serangan sebelum 40 tahun.

3. Biasanya nyeri sesisi kepala (hemicranial)

4. Disertai rasa tidak nyaman di saluran gastrointestinal (pencernaan),

rasa mual, dan muntah

5. Terdapat riwayat keluarga yang menderita migren pada sekitar 60%

penderita.

6. Sering serangan migren muncul pada pagi hari dan berlangsung

beberapa jam

Gejala migren bervariasi luas, dan manifestasinya sering berbeda dari pasien

yang satu dengan yang lainnya, dan juga pada satu pasien gejalanya dapat pula

berubah. Nyeri kepala yang diderita dapat disertai banyak gejala lain mencakup rasa

mengantuk, perubahan suasana hati, gampang tersinggung, iritabel, banyak kencing

beserta gejala gangguan penglihatan dan saraf fokal lain.

Migren Komplikata

Pada migren komplikata, didapatkan deficit saraf (neurologi) yang

berlangsung lebih lama dari nyeri kepalanya, misalnya lumpuh otot

8

Page 9: CRS Migrain

bola(oftalmoplegia), atau lumpuh separuh badan (hemiparese). Dari 500 pasien yang

menderita serangan migren berat, raskin (1998), mendapatkan 87% menderita nausea,

82% menderita fotofobia, 72% merasa “enteng’ di epala, 65% kulit kepala menjadi

peka nyeri, 56% mengalami muntah, 36% mengalami gangguan visual.

Migren tanpa Aura

Migren tanpa aura disebut juga sebagai migren umum (common migraine).

Nyeri kepala ini tidak menunjukkan gejala neurologi lain yang khas sebelum atau

selama adanya nyeri kepala.

Kriteria diagnostic bagi migren tanpa aura, yang dikemukakan oleh HIS bagi migren

tanpa aura adalah :

A. Sekurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D

B. Nyeri kepala berlangsung 4-74 jam (bila tidak diobati atau tidak berhasil

diobati)

C. Nyeri kepala sekurangnya mempunyai dua dari criteria berikut :

1. Lokasi unilateral (satu sisi)

2. Sifat berdenyut

3. Intensitas nyerinya sedang (moderat) atau berat

4. Agravasi (bertambah berat) oleh atau menyebabkan menghindari

aktivitas rutin (misalnya jalan atau menaiki tangga)

D. Sewaktu berlangsung nyeri kepala terdapat sekurangnya satu dari gejala

berikut:

1. Nausea (rasa mual) dan/atau muntah

2. Fotofobia (rasa takut atau peka cahaya) dan fonofobia (takut atau peka

bunyi)

E. Tidak disebabkan oleh gangguan lainnya.

Migren dengan Aura (Migren Klasik)

Terdiri dari aura visual yang muncul secara gradual yang mendahului nyeri

kepala dan berlangsung sekitar 15-30 menit. Gangguan visual dapat berupa skotoma

(bercak hitam) yan bergerak dan dapat juga berupa gangguan dilapang penglihatan

seperti garis, spectra fortifikasi ( garis terang bergerigi atau dikemukakan oleh pasien

9

Page 10: CRS Migrain

sebagai cahaya berbintang-bintang, lampu senter, garis bergerigi atau distorsi

penglihatan yang muncul disebahagian atau seluruh lapangan pandangan.

Gejala nonvisual, yang tidak berkaitan dengan penglihatan dapat berlangsung

singkat seperti hemiparesis (lemah separuh badan) atau hemihipestesia (kurang

merasa separuh badan), yang dapat juga mendahului nyeri kepala sebagai aura.

Kriteria diagnostic bagi migren dengan aura yang dikemukakan HIS:

1. Sekurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D

2. Aura terdiri dari satu gejala berikut, namun tanpa adanya kelemahan motorik.

1. Gejal visual ( penglihatan) yang putih sempurna (reversible). Mencakup

gejala positif (yaitu cahaya kunang-kunang, bercak-bercak), atau garis-garis)

dan/atau gejala negative (yaitu “penglihatan hilang”)

2. Gejala sensorik yang pulih sempurna , termasuk gejala positif (yakni rasa

seperti kesemutan) dan atau negative (yaitu rasa baal)

3. Gejala gangguan bicara (berbahasa, disfasia) yang pulih sempurna.

3. Sekurangnya dua dari gejala berikut:

1. Gejala visual homonym dan atau gejala sensorik unilateral

2. Sekurangnya satu gekala autra yang muncul gradual ≥ 5 menit dan atau

berbagai gejala aura muncul beraturan selam ≥ 5 menit

3. Tiap gejala berlangsung ≥ 5 menit, namun ≤ 60 menit.

4. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria migren tanpa aura (B-D). Nyeri kepala

mulai sewaktu aura atau mengikuti aura dalam waktu 60 menit.

5. Tidak disebabkan gangguan lain.

Klasifikasi HIS untuk migren

1. Migren

1.1 Migren tanpa Aura

1.2 Migren dengan aura

1.2.1 Aura yang khas dengan nyeri kepala migren

1.2.2 Aura yang khas dengan nyeri kepala non migren

1.2.3 Aura yang khas tanpa nyeri kepala

1.2.4 Migren hemiplegic familial

1.2.5 Migren hemiplegic sporadic

1.2.6 Migren jenis basilar

10

Page 11: CRS Migrain

1.3 Sindrom periodic pada anak yang umumnya prekusor migren

1.3.1 Muntah siklik

1.3.2 Migren abdominal

1.3.3 Vertigo paroksismal benigna pada anak

1.4 Migren retina

1.5 Komplikasi migren

1.5.1 Migren kronis

1.5.2 Status Migren

1.5.3 Aura persisten tanpa infark

1.5.4 Infark migren

1.5.5 Migren dipacu bangkitan/kejang

1.6 Probabel (kemungkinan migren)

1.6.1 Probabel migren tanpa aura

1.6.2 Probabel migren denagna ura

1.6.3 Probabel migren kronis

Pada migren dapat diidentifikasi empat fase, namun tidak tiap pasien

mengalaminya. Keempat fase tersebut adalah:

1. Fase prodormal, terdapat 1-24 jam sebelum nyeri

kepala

2. Fase aura, terjadi 0-60 menit, sebelum atau

bersamaan dengan timbulnya nyeri kepala

3. Fase nyeri kepala, yang berlangsung 4-72 jam

4. Fase nyeri kepala berhenti, biasanya nyeri kepala

menghilang dengan tidur

5. Fase postdrom dapat berlangsung beberapa jam

atau hari setelah fase nyeri kepala.

1.7 Terapi Migren

Penatalaksaan Pengobatan Migren

Tatalaksana pengobatan migren dapat dibagi kepada 4 kategori :

A. Langkah Umum

Pasien perlu menghindari pencetus nyeri, seperti perubahan pola tidur,

makanan ( coklat, makanan yang mengandung MSG dan tyramin), keadaan

lapar, stress, suara yang bising, bau-bauan tertentu yang tajam, kontraseptive

11

Page 12: CRS Migrain

oral, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada di tempat yang

tinggi seperti gunung dan pesawat udara. Faktor pencetus ini bervariasi pada

setiap pasien.

B. Terapi Abortif

Pada serangan yang ringan sampai sedang atau serangan berat yang

berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai : analgetik OTCs

(over the Counters), NSAIDs (oral). Pengobatan NSAID ini dapat

menggunakan parasetamol, Aspirin, ibuprofen, Naproxen sodium,

ketorolac dan diclofenac potassium.

Bila tidak berespon terhadap NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti :

Triptans (naratriptans, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan), Dihydro

ergotamine (DHE), obat kombinasi (misalnya : aspirin dengan

asetaminofen dan kafein)

Yang tidak berespon terhadap obat-obat diatas dapat dipakai opiate dan

analgetik yang mengandung butalbital.

C. Terapi preventif

Prinsip umum terapi preventif adalah untuk mengurangi frekuensi berat dan

lamanya serangan, meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan,

meningkatkan aktivotas sehari-hari serta pengurangan disabilitas. Indikasi

terapi preventif berdasarkan factor-faktor sebagai berikut :

a. Serangan berulang yang mengganggu aktivitas

b. Nyeri kepala yang sering

c. Adanya kontra indikasi terhadap terapi akut

d. Kegagalan terapi atau “overuse”

e. Efek samping yang berat terhadap terapi akut

f. Munculnya gejala-gejala dan kondisi yang luar biasa umpamanya

migren basilar hemiplegic, aura yang memanjang.

Obat yang digunakan dapat berupa golongan beta bloker (seperti atenolol, metaprolol,

nadolol dan propanolol), Calcium channe blockers (flunarizine dan verapamil),

Serotonin reseptor antagonist (methylsergide), Pizotyline (pizotifen), trysiclic

analgesics (amitriptilin, nortriptiline), anti epileptic (divalproex, sodium valproate,

valproic acid), gabapentin atau topiramate. Pemilihan obat preventif dilakukan

berdasarkan pertimbangan kondisi penderita.

12

Page 13: CRS Migrain

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : M/ Perempuan/ 23 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : Mahasiswi

c. Alamat : Lubuk Buaya, Padang.

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Belum menikah

b. Jumlah saudara : anak ke 1 dari 2 bersaudara

c. Status Ekonomi Keluarga : cukup mampu, penghasilan orang tua Rp.

2.500.000,-/bulan,

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

- Rumah permanen, kamar 3 buah, perkarangan cukup luas.

- Ventilasi dan sirkulasi udara baik

- Listrik ada

- Sumber air : PDAM

- Jamban ada 1 buah di dalam rumah

- Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara dan

diangkut petugas.

Kesan : hygiene dan sanitasi baik

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal bersama orang tua dan 1 orang adik kandung yang

masih sebagai siswa SMA.

- Tinggal di daerah yang cukup padat penduduk.

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Hubungan dengan anggota keluarga baik

13

Page 14: CRS Migrain

- Saat ini pasien sedang menyusun tugas akhir kuliah sehingga hal ini

sering menjadi faktor pemicu stress dan sering menyebabkan pasien

telat tidur.

4. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga

- Riwayat menderita penyakit yang sama sejak 3 tahun yang lalu tetapi

tidak terlalu sering kira-kira 2 kali dalam setahun, muncul jika pasien

mengalami stress menghadapi ujian atau karena sering telat tidur

mengerjakan tugas. Sakit kepala yang dirasakan kadang-kadang

mengganggu aktivitas harian. Jika sakit kepala, pasien hanya memakai

koyo dan istirahat, dan bila sakit kepala tidak berkurang, pasien

membeli obat paracetamol dan diminum 1 tablet, sakit kepala

berkurang sedikit. Sakit kepala menghilang paling cepat setelah 4 jam

dan paling lama 2-3 hari.

- Riwayat bersin-bersin pada pagi hari dan alergi lainnya tidak ada.

- Riwayat menderita penyakit hipertensi tidak ada.

- Tidak ada anggota keluarga yang lain menderita penyakit yang sama

dengan pasien.

5. Keluhan Utama

Sakit kepala sebelah sejak 1 hari yang lalu.

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Sakit kepala sebelah sejak 1 hari yang lalu. Sakit kepala dirasakan

seperti berdenyut-denyut dan disertai mata silau ketika melihat cahaya,

sakit kepala menyebabkan pasien tidak bisa melakukan pekerjaan

sehari-hari, pasien sudah minum obat parasetamol namun keluhan

tidak berkurang, sakit kepala bertambah jika pasien beraktivitas.

Satu minggu terakhir pasien sering begadang karena mengerjakan

tugas kuliah, makan tidak teratur, waktu istirahat berkurang, dan sering

merasa kelelahan.

Sakit kepala tidak didahului pandangan kabur, melihat cahaya kunang-

kunang, dan kesemutan.

14

Page 15: CRS Migrain

Sakit kepala yang dirasakan pasien tidak dipicu menstruasi, cahaya

kelap-kelip, makan coklat, atau makanan yang berbahan penyedap

rasa.

Sakit kepala disertai mual tetapi tidak disertai muntah, ataupun takut

mendengar bunyi.

Pasien memakai kacamata minus ¼ sejak 6 bulan yang lalu.

Riwayat trauma di daerah kepala tidak ada.

Riwayat penurunan berat badan tidak ada

Riwayat demam tidak ada.

Keluhan pusing berputar tidak ada.

BAB dan BAK tidak ada kelainan.

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : sedang

Kesadaran : CMC

Nadi : 80 x/ menit

Nafas : 18 x/menit

TD : 110/70 mmHg

Suhu : 36,7 0C

BB : 60 kg

TB : 162 cm

IMT : 22,8 Gizi Baik

Status Internus

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Kulit : Turgor kulit normal

THT : tidak ada kelainan

Leher : tidak ditemukan pembesaran KGB

Dada :

Paru

Inspeksi : simetris kiri = kanan

15

Page 16: CRS Migrain

Palpasi : fremitus kiri = kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

Status Neurologis

1. Kesadaran CMC, GCS 15 (E4 M6 V5)

2. Tanda Rangsangan Meningeal (-)

kaku kuduk : (-) kernig : (-)

laseque : (-) brudzunski I : (-)

brudinski II : (-)

3. Tanda Peningkatan Intra Kranial (-)

Sakit kepala progresif (-)

Muntah proyektil (-)

16

Page 17: CRS Migrain

4. Nervus Kranialis :

Nervus I : penciuman baik

Nervus II : pupil isokhor, diameter 3mm, reflek cahaya

+/+

Nervus III,IV,VI : bola mata bisa digerakkan ke segala

arah,nistagmus (-)

Nervus V : buka mulut (+), mengigit (+), menguyah (+)

Nervus VII : raut muka simetris kiri dan kanan, menutup

mata +/+, mengerutkan dahi (+)

Nervus VIII : fungsi pendengaran baik

Nervus IX : Refleks muntah (+)

Nervus X : menelan(+), artikulasi baik

Nervus XI : dapat menoleh dan mengangkat bahu kiri dan

kanan

Nervus XII : kedudukan lidah normal, deviasi (-)

5. Motorik : Kekuatan 555 555

555 555

Anggota gerak : reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Oedem tungkai -/-

8. Laboratorium Anjuran : -

9. Pemeriksaan Anjuran : Pemeriksaan visus

10. Diagnosis Kerja: Migren tanpa Aura

11. Diagnosis Banding : -

12. Manajemen

a. Preventif :

- Menghindari faktor pemicu timbulnya sakit kepala sebelah seperti

stress, sebelum menghadapi ujian hendaknya pasien mempersiapkan

diri jauh sebelum hari ujian.

- Hindari tidur terlalu larut malam karena kurang tidur merupakan salah

satu pemicu sakit kepala sebelah.

- Biasakan makan secara teratur tiga kali sehari dan hindari terlambat

makan.

17

Page 18: CRS Migrain

- Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu masing-masing

selama minimal 30 menit, seperti jogging atau aerobic.

- Hindari kelelahan dengan istirahat yang cukup minimal 6 jam sehari.

- Makan makanan dengan gizi seimbang untuk membantu meningkatkan

daya tahan tubuh.

b. Promotif :

- Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya, bahwa tidak

ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau dalam otaknya

sehingga dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau

penyakit intrakranial lainnya

- Menjelaskan kepada pasien cara menghindari penyakit tersebut dan

keadaan-keadaan yang dapat memperburuk penyakitnya seperti stress,

kelelahan, kurang tidur, terlambat makan dan lain-lain.

- Menjelaskan pada pasien mengenai obat-obat analgetik yang tidak

boleh digunakan secara berlebihan.

- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini juga dapat dihindari

dengan membiasakan hidup sehat seperti dengan berolah raga rutin dan

makan makanan dengan gizi seimbang.

c. Kuratif :

- Ibuprofen tablet 400 mg diminum maksimal 3 kali sehari sesudah

makan, bila keluhan berkurang maka obat tidak perlu diminum lagi.

- Domperidon tablet 10 mg diminum maksimal 3 kali sehari, bila

keluhan mual sudah hilang maka obat tidak perlu diminum lagi.

- Vit B komp diminum 3 kali sehari.

d. Rehabilitatif :

- Rujuk ke bagian neurologi bila sakit kepala tidak berkurang.

- Hindari penggunaan analgetik secara berlebihan, bila sakit kepala

sudah hilang maka obat analgetik tidak perlu diminum lagi.

- Jika serangan semakin bertambah berat, maka segera ke puskesmas

atau RS terdekat, atau spesialis neurologi.

18

Page 19: CRS Migrain

19

Page 20: CRS Migrain

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastrodiwijo S, Kusuma P, Markum S, Nyeri Kepala Menahun. Bagian Neurologi:

FKUI. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 1986.

2. Nyeri Kepala. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Editor Mansjoer A. Penerbit

Media Ausclapius. FKUI. Jakarta . 2000 : hal 34 – 36.

3. Sjahrir, Hasan. Konsensus nasional II Diagnostik dan Penatalaksanaan nyeri

kepala. Kelompok Studi Nyeri Kepala (PERDOSSI). 2005

4. Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi dalam neurologi. Salemba

Medika.Jakarta, 2001.

5. Lumbantobing. Nyeri Kepala, Nyeri punggung Bawah, Nyeri kuduk. FKUI.

Jakarta, 2008.

20

Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Lubuk Buaya

Dokter : Desty Ria Tiffani

Tanggal : 13 Desember 2012

R/ Ibuprofen tab 400 mg No. XV

Sprn (max 3dd tab I) pc £

R/ Domperidon tab 10 mg No. XV

Sprn (max 3 dd tab I) £

R/ Vitamin B komp tab No. XV

S 3 dd tab I £

Pro : M

Umur : 23 tahun

Alamat : Lubuk Buaya, Padang.

Page 21: CRS Migrain

Lampiran

21

Page 22: CRS Migrain

22

Page 23: CRS Migrain

23