CORAL REEF ECOLOGY -...

26
MODUL PRAKTIKUM CORAL REEF ECOLOGY PENYUSUN: YOUDY J. H. GUMOLILI, S.Pi, M.Si KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN PARIWISATA PROGRAM STUDI MARINE ECOTOURISM

Transcript of CORAL REEF ECOLOGY -...

Page 1: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

MODUL PRAKTIKUM

CORAL REEF ECOLOGY

PENYUSUN:

YOUDY J. H. GUMOLILI, S.Pi, M.Si

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI MANADO

JURUSAN PARIWISATA

PROGRAM STUDI MARINE ECOTOURISM

Page 2: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan

penyertaannya penulis mampu menyelesaikan penulisan modul praktikum untuk mata kuliah

Coral Reef Ecology.

Penulisan modul ini bertujuan untuk memudahkan dalam kegiatan proses belajar

mengajar terutama dalam melakukan kegiatan praktikum bagi mahasiswa Program Studi

Marine Ecotourism / Ekowisata Bawah Laut Politeknik Negeri Manado. Modul ini dibuat

untuk para mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktek, namun dapat juga digunakan

untuk masyarakat umum yang membutuhkannya.

Dalam mempelajari Ekologi Terumbu Karang, mahasiswa tidak hanya memerlukan

pembekalan teori dari literatur saja namun juga memerlukan kunjungan lapangan agar

mahasiswa dapat melihat dan mengamati secara langsung serta menganalisis ekologi terumbu

karang, sehingga selanjutnya dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mereka.

Dengan melihat secara langsung dilapangan, mahasiswa diharapkan mempunyai

kompetensi dalam mata kuliah Ekologi Terumbu Karang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi

dukungan sehingga penulisan modul ini dapat terlaksana dengan baik.

Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan modul praktikkum ini.

i

Page 3: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Pustaka .................................................................................................. ii

Modul I. Ekosistem Terumbu Karang .......................................................... 1

Modul II Hewan dan Tumbuhan di Terumbu Karang .................................. 9

Modul III Interaksi Organisme-Organisme Terumbu Karang ....................... 16

Daftar Pustaka .................................................................................................. 22

ii

Page 4: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

MODUL 1

Ekosistem Terumbu Karang

Page 5: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Terumbu karang adalah ekosistem laut tropis. Berbagai hewan dan tumbuhan hidup di

terumbu karang. Hewan yang paling penting adalah karang itu sendiri yang mana

bertanggung jawab pada terbentuknya terumbu. Karang merupakan hewan-hewan yang

bentuknya seperti batu yang berwarna-warni dan memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang

berbeda-beda. Karang dan hewan-hewan lainya serta tumbuhan yang hidup di terumbu

karang membentuk sebuah ekosistem terumbu karang.

Terdapat tiga tipe utama terumbu karang yaitu terumbu tepi (finging reef), terumbu

penghalang (barrier reef) dan karang atol. Di dalam karang itu sendiri terdapat zonasi yang

berbeda-beda atau habitat. Zona yang paling umum di terumbu karang adalah front reef, reef

flat, lagoons dan reef back. Front reef biasanya juga terbagi atas reef crest dan reef slope.

Terumbu karang tepi merupakan terumbu karang yang mayoritas berkembang di

pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Karang ini dapat hidup yang mencapai kedalaman 40 m

dengan pertumbuhan ke atas dan keluar menuju laut lepas. Terumbu karang penghalang

terletak sekitar 1,5 – 2 km dari pulau ke arah laut lepas. Terumbu karang ini hidup diperairan

dengan kedalaman hingga 75 m. Terumbu karang cincin terletak disekeliling batas dari

pulau-pulau vulkanik yang tenggelam. Terumbu karang tipe ini hidup di perairan dengan

kedalaman rata-rata 45 m.

Terumbu karang umumnya terdapat di perairan tropis dan umumnya terletak antara

30o lintang utara dan 30o lintang selatan. Luas terumbu karang di dunia diperkirakan sebesar

600.000 km2 dan luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan sebesar 51.000 km2 atau

lebih dari 50 % terumbu karang di Asia tenggara.

URAIAN

2

Page 6: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Terumbu karang merupakan habitat biota laut: beranekaragam avertebrata laut (hewan

tidak bertulang belakang) terutama karang batu (stony corals), juga krustasea, siput dan

kerang-kerangan. Ekinodermata (bulu babi, teripang laut, bintang laut dan lili laut);

beranekaragam ikan dimana 50-70% ikan karnivora oportunistik, 15% ikan herbivora dan

sisanya omnivora; Reptile umumnya ular laut dan penyu laut; ganggang laut dan rumput laut:

alga koralin, alga hijau berkapur dan rumput laut.

Setiap karang di terumbu karang mempunyai berbagai bentuk pertumbuhan yang

berbeda-beda yaitu bercabang (branching), merayap (encrusting), lembaran (foliose),

massive, soliter, dan berbagai bentuk lainnya.

Berbagai jenis karang hidup di terumbu karang. Beberapa jenis karang diantaranya

adalah Pocillopora, Madrascis, Seriatopora, Acropora, Montipora, Astreopora, Halomitra,

Heliofungia, Diaseris, Zoopilus, dan berbagai jenis lainnya.

Kelangsungan hidup dan distribusi

terumbu karang dibatasi oleh

beberapa faktor yaitu cahaya, suhu

perairan, up welling, salinitas,

kejernihan air, arus, kedalaman,

pengendapan dan faktor biologis

lainnya.

Cahaya matahari merupakan salah satu parameter utama yang berpengaruh dalam

pembentukan terumbu karang. Cahaya yang tidak cukup akan mengurangi laju fotosintesis

dan bersamaan dengan itu laju pembentukan terumbu lewat kalsifikasi juga akan berkurang.

Kedalaman juga membatasi kehidupan terumbu karang, umumnya karang dapat

bertumbuh dengan baik yaitu pada kedalaman kurang dari 25 meter dan paling bagus

pertumbuhannya pada kedalaman 3-10 meter.

3

Page 7: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Suhu perairan yang ideal bagi pertumbuhan karang dan perkembangbiakkannya pada

suhu rata-rata tahunan antara 25-29 oC dan batas minimum suhu perairan berkisar 16-17 oC.

Beberapa jenis karang mampu hidup pada suhu yang tinggi, misalnya Acropora dapat hidup

pada kisaran suhu air laut 16 – 40 oC dan kisaran suhu air laut harian paling rendah 10 oC.

jenis karang seperti Porites lutea dan Goniastrea merupakan spesies/genus karang yang

paling tahan terhadap suhu air yang ekstrim.

Kadar garam perairan atau salinitas perairan yang baik untuk pertumbuhan karang

yang optimal adalah 30 – 35 o/oo dan masih dapat hidup dalam jangka waktu yang tidak lama

pada kisaran salinitas 17,5 – 52,5 o/oo.

Arus sangat diperlukan hewan karang terkait dengan suplai makanan mikroplankton

dan suplai oksigen serta pembersihan dari endapan-endapan material. Oleh karena itu

terumbu karang berkembang pada daerah-daerah berarus sedang. Perairan yang cerah,

bergelombang dengan arus yang relative kuat, serta bebas dari sedimen atau pengaruh

sedimentasi.

Secara umum terumbu karang tersusun atas dua komponen yaitu komponen abiotik

(bukan biota) dan komponen biotik (biota). Komponen abiotik pada suatu ekosistem terumbu

karang terdiri atas karang mati (dead coral), yaitu suatu koloni-koloni karang yang telah mati

tetapi masih tetap berdiri (standing) seperti layaknya suatu koloni karang yang hidup. Selain

itu juga karang mati dapat berbentuk suatu rataan karang yang benar-benar mati, strukturnya

kompak, terhampar cukup luas dan mendominasi dasar terumbu, dan tipe karang mati ini

disebut reef pavement; patahan karang mati (rubbles) seringkali disebut juga coral debris,

yaitu patahan-patahan karang mati yang telah terlepas dari koloni induknya dan terhampar di

dasar suatu system terumbu; pasir, yaitu suatu patahan atau hancuran karang mati berukuran

kecil.

Komponen biotik pada suatu ekosistem terumbu karang merupakan masyarakat

organisme (tumbuhan dan fauna) dengan struktur yang sangat beragam

4

Page 8: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Materi Praktikum : Ekosistem Terumbu Karang

Unit : Coral Reef Ecology

Tujuan Intruksional: Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan

bentuk-bentuk pertumbuhan karang, jenis-jenis karang,

tipe terumbu karang dan zona-zona di daerah terumbu

karang

Waktu : 2 jam

Metode : Pengamatan lapangan (survey), diskusi kelompok

Peralatan yang dibutuhkan:

- Perahu

- Skin diving gear/scuba gear

- Underwater camera

- Buku Terumbu Karang

- Termometer dan Refraktometer

- GPS

- ATM

- Secchi Disc

- Dive Computer

Ragam/Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan:

- Pengukuran Suhu, Kecerahan dan Salinitas Perairan

- Identifikasi tipe terumbu karang

- Identifikasi bentuk pertumbuhan karang

5

Page 9: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Prosedur Praktikum

Pengukuran Suhu

- Tentukan Lokasi untuk pengambilan suhu dan salinitas perairan.

- Gunakan Alat thermometer/dive computer untuk mengukur suhu dan

refraktometer untuk mengukur kadar garam / salinitas perairan.

- Catat suhu yang tertera pada thermometer / dive computer

Identifikasi tipe terumbu dan bentuk pertumbuhan karang.

- Tentukan lokasi praktikum/pengamatan

- Gunakan GPS untuk mendapatkan posisi geografis lokasi praktikum.

- Mahasiswa berenang menjelajahi daerah terumbu karang yang telah

ditentukan.

- Mengamati dan mencatat dengan seksama jenis-jenis karang dan bentuk

pertumbuhan karang yang dijumpai.

- Menentukan tipe terumbunya.

- Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum.

Tabel Isian Pengamatan

Ekosistem Terumbu Karang I S I A N

Lokasi: Waktu:

Tanggal : Visibility:

Koordinat: Kedalaman:

Surveyor : Tipe Terumbu:

Suhu : Salinitas: No Jenis Karang Bentuk Pertumbuhan Deskripsi Umum

6

Page 10: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Bentuk Pertumbuhan Karang

Bentuk Pertumbuhan Karang Acropora

Acropora digitate

Acropora Table

Acropora Submassive

Acropora Branching

Acropora Encrusting

7

Page 11: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Bentuk Pertumbuhan Karang Non Acropora

Coral Encrusting

Coral Branching

Coral Tubipora

Coral Massive

Coral Foliose

Coral Mushroom

Coral Millepora

Coral Submassive

Coral Heliopora

Beberapa Peralatan Yang Dibutuhkan

Refraktometer

Secchi Disc

Perahu

GPS

Camera

Dive Computer

8

Page 12: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

MODUL 2 Hewan dan Tumbuhan

Di Terumbu Karang

Page 13: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Istilah tumbuhan-tumbuhan di terumbu karang secara umum merujuk pada semua

bentuk kehidupan yang umum dijumpai di terumbu karang yang bisa berfotosintesis.

Organisme ini terbagi dalam dua sub divisi yaitu tumbuhan berbunga dan alga. Kedua jenis

tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang pertumbuhannya cepat dan laju produksi yang

tinggi dan dapat berkontribusi pada jaring makanan di terumbu karang.

Terumbu karang tidak akan eksis tanpa tumbuhan laut, hal ini dikarenakan tumbuhan

laut sangat berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan makanan bagi semua hewan;

berkontribusi pada sedimentasi di daerah lagoon dan berkontribusi untuk membentuk

framework pada terumbu karang. Tumbuhan menyediakan makanan bagi semua mahkluk

hidup lainnya melalui proses fotosintesis. Mereka mungkin dimakan oleh hewan-hewan

lainnya (contoh parrot fish) atau melepaskan makanan secara langsung ke jaringan hewan

tersebut (contoh zooxanthellae).

Tumbuhan laut termasuk alga dan rumput laut. Alga dapat juga disebut ganggang laut,

terbagi atas empat kelompok berdasarkan warna pigmen pada jaringan tumbuhan yaitu: alga

hijau (Rhodophyta), alga coklat (Phaeophyta), alga merah (Rhodophyta) dan alga hijau biru

(Cyanophyta). Dua kelompok alga yang sangat penting adalah diatom dan dinoflagellata,

mereka umumnya planktonik dan terdiri dari satu sel (unicellular). Diatom dan dinoflagellata

membentuk phytoplankton.

Kelompok sumberdaya alga yang ditemukan pada suatu ekosistem terumbu karang

ialah alga koralin yang mengandung kapur, alga merah, alga hijau, alga coklat serta

kelompok alga uniseluler. Alga berkapur (calcareous algae) seperti alga hijau Halimeda

(Chlorophyta) dan dan beberapa alga merah juga berkontribusi dalam stabilisasi terumbu.

Alga golongan tinggi yang tumbuh di rataan terumbu dan laguna antara lain Sargassum,

Caulerpa, Turbinaria, Padina, Ulva dan Valonia (Kusen, dkk. 2016).

Tumbuhan laut yang penting lainnya adalah rumput laut (seagrass). Tumbuhan ini

lebih kompleks dari alga dan relatif berbunga seperti tumbuhan yang hidup di daratan. Semua

tumbuhan laut mempunyai klorofil untuk fotosintesis. Alga coklat, merah atau biru

mempunyai pigment yang mana menyembunyikan warna hijau dari klorofil. Akan tetapi

warna dari alga tergantung pada habitat dimana mereka hidup.

URAIAN

9

Page 14: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Rumput laut (seagrass) biasanya ditemukan di dasar lagoon yang dalam. Mereka

biasanya dimakan oleh beberapa hewan karang. Mereka sangat penting dalam ekosistem

terumbu karang. Hamparan rumput laut, kenyataannya berfungsi sebagai daerah asuhan bagi

berbagai organisme laut.

Alga merupakan tumbuhan yang esensial bagi pertumbuhan terumbu karang.

Beberapa alga menghasilkan sedimen dan yang lainnya secara bersamaan menyemen

fakmen-frakmen karang (http://www.coral-reef-info.com)

Rumput laut atau seagrass merupakan tumbuhan laut yang paling sering ditemukan

diperairan dangkal dan estuary. Seagrass merupakan tipe satu-satunya dari tumbuhan

berbunga yang sangat berhasil mengkolonisasi perairan laut.

Penyebaran rumput laut di dalam system terumbu karang hanya terbatas pada bagian perairan

lagoon yang terlindungi (back reef). Tumbuhan ini sering kali membentuk formasi yang lebat

dan membentuk padang rumput yang luas pada sebuah tipe habitat yang khusus didalam

ekosistem terumbu karang.

Padang rumput berperan penting dalam kehidupan hewan-hewan di terumbu karang

termasuk ikan, reptile laut dan mamalia laut. Mereka dimanfaatkan sebagai daerah mencari

makanan dan pengasuhan dan atau sebagai daerah perkembangbiakkan. Seagrass juga

menyediakan makanan dan tempat berlindung.

Hewan-hewan di terumbu karang merupakan komponen paling menyolok di terumbu

karang, dengan jumlah dan variasi yang sangat banyak pada ekosistem terumbu. Dua

kelompok utama hewan yang mendiami terumbu karang yaitu hewan bertulang belakang

(vertebrata) dan tidak bertulang belakang (avertebrata). Diantara beberapa hewan-hewan

vertebrata, relative hanya beberapa kelompok hewan yang secara regular dapat ditemukan di

10

Page 15: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

dalam komunitas terumbu karang, yaitu: Ikan, ular laut, penyu dan dugong. Dari kesemuanya

itu hanya ikan yang secara normal kehadirannya dalam jumlah dan variasi yang besar.

Terumbu karang merupakan habitat beberapa jenis biota laut mulai dari avertebrata

yang diam (sessile animals) hingga ikan-ikan pelagis yang mampir mencari makan

disekitarnya (Nikijuluw, dkk. 2013).

Beberapa cacing Polychaeta menempati celah dikerangka kapur karang, sedangkan

sedangkan yang lain tumbuh bersama dengan karang misalnya kelompok tubeworm (Family

Sabellidae), Christmas tree worms (Spirobranchus, Family Serpulidae), Spaghetti worms

(Family Terebellidae) (Kusen, dkk. 2016). Krustase juga merupakan biota yang hidup di

daerah terumbu karang. Diperairan terumbu karang Indonesia terdapat jenis udang karang

yaitu Panullirus homarus, P. penicillatus, P. polyphagus, P. versicolor, P. ornatus. Beragam

jenis moluska terdapat di terumbu karang baik yang berasosiasi positif misalnya Tridacna

gigas di terumbu karang yang dapat tumbuh mencapai berat total 200 kg dengan berat daging

60 kg. Ada pula moluska yang bersifat predator misalnya Charonia tritonis, Cassis cornuta,

Tonna perdis dan Conus sp. (Kusen, dkk. 2016).

Selain itu juga terumbu karang dihuni oleh beberapa jenis kelompok Echinodermata

seperti bulu babi (sea urchin), teripang, bintang laut (sea star), bintang ular. Dari kelompok

reptile yang menghuni terumbu karang yang sering ditemukan adalah penyu laut (sea turtle)

dan ular laut (sea snake). Selain itu juga di dibeberapa daerah sering ditemukan buaya air asin

yang hidup berkeliaran di daerah terumbu karang.

Materi Praktikum : Hewan dan Tumbuhan Yang hidup di daerah Terumbu Karang

Unit : Coral Reef Ecology

Tujuan Intruksional : Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan jenis-jenis hewan

dan tumbuhan yang hidup di daerah terumbu karang.

Waktu : 2 jam

Metode : Pengamatan lapangan (survey), diskusi kelompok

11

Page 16: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Peralatan yang dibutuhkan:

- Perahu

- Skin diving gear/scuba gear

- Underwater camera

- Buku Terumbu Karang

- Termometer dan Refraktometer

- GPS

- ATM

- Dive Compouter

Ragam/Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan:

- Pengukuran Suhu dan Salinitas

- Identifikasi dan mengenal hewan-hewan di terumbu karang

- Identifikasi dan mengenal tumbuhan-tumbuhan di terumbu karang

Prosedur Praktikum

Pengukuran Suhu

- Tentukan Lokasi untuk pengambilan suhu dan salinitas perairan.

- Gunakan Alat thermometer/dive computer untuk mengukur suhu dan refraktometer

untuk mengukur kadar garam / salinitas perairan.

- Catat suhu yang tertera pada thermometer / dive computer

Identifikasi jenis hewan dan tumbuhan.

- Tentukan lokasi praktikum/pengamatan

- Gunakan GPS untuk mendapatkan posisi geografis lokasi praktikum.

- Mahasiswa berenang menjelajahi daerah terumbu karang yang telah ditentukan.

- Mengamati dan mencatat dengan seksama jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang

dijumpai.

12

Page 17: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

- Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum.

Hewan dan Tumbuhan di Terumbu Karang I S I A N

Lokasi: Waktu:

Tanggal : Visibility:

Koordinat: Kedalaman:

Surveyor : Tipe Terumbu:

Suhu : Salinitas: No Jenis Hewan/Tumbuhan Deskripsi Umum Gambar

13

Page 18: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Beberapa Jenis Hewan di Terumbu Karang

Sea star

Shell

Fish

Klomang

Sea Star

Sea Urchin

Giant Clam

Nudibranch

Crab

COT’s

Sea Snake

Lobster

Worm

Christmas Tree

Shell

Sea Cucumber

Turtle

Fish

Shell

Nudibranch

14

Page 19: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Beberapa Jenis Tumbuhan di Terumbu Karang

15

Page 20: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

MODUL 3 Interaksi Organisme-Organisme

Terumbu Karang

Page 21: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Setiap organisme di terumbu karang mempunyai ekologi nichenya sendiri. Dua

organisme (hewan) yang hidup di habitat yang sama bisa mempunyai niche yang berbeda.

Sebagai contoh giant clams dan seacucumbers keduanya ditemukan di terumbu karang.

Namun, giant clams merupakan hewan yang sessile sedangkan seacucumbers merupakan

hewan yang motil. Giant clams adalah filter feeder yaitu menyaring makanannya yang ada di

perairan sedangkan sea cucumbers adalah deposit feeder, yaitu memakan makanan yang

berada di dalam sedimen. (Musso dan Hutchison, 1996).

Kompetisi diantara hewan karang biasanya untuk mendapatkan ruang/tempat hidup.

Kebanyakan hewan karang adalah sessile. Beberapa dari mereka berkoloni, seperti karang,

sponge dan karang lunak. Oleh karena itu untuk bertumbuh mereka memerlukan ruang yang

lebih banyak. (Musso dan Hutchison, 1996).

Persaingan dapat terjadi pada setiap jenis karang. Misalnya persaingan memperoleh

cahaya matahari pada karang bercabang dan karang pembentuk hamparan atau massif.

Bisanya karang bercabang bertumbuh lebih cepat dari karang massif. Disamping itu, karang

bercabang sering memperluas koloninya kebagian atas sehingga lebih tinggi dari pada karang

masif. Akan tetapi, karang berbentuk masif dapat menghambat pertumbuhan karang

bercabang, yaitu dengan memakan jaringan koloni karang yang menutupi tubuhnya.

(Rangkuti, dkk. 2017).

URAIAN

17

Page 22: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Predasi sangat umum di daerah terumbu karang. Ini merupakan cara dari berbagai

secondary dan tertiary konsumer untuk makan. Grazing merupakan interaksi antara hewan

dan tumbuhan yang ada di terumbu karang. Grazing merupakan cara dari kebanyakan

herbivore – herbivore di terumbu karang untuk makan. Para herbivore ini disebut juga

sebagai primary consumers. (Musso dan Hutchison, 1996).

Predator dapat merusak koloni karang dan memodifikasi struktur terumbu karang,

seperti bintang laut (Achantaster plancii) dan beberapa jenis ikan. Disamping itu pemangsaan

koloni-koloni karang yang dilakukan oleh ikan pada keadaan yang cukup berat dapat

menyebabkan koloni terumbu karang mati. (Rangkuti, dkk. 2017).

Banyak hewan karang yang mempertahankan daerah dimana mereka hidup dan

makan. Ini merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa hewan lain tidak akan

menggunakan sumberdaya yang mereka miliki. Banyak damselfish dan surgeon fish bersifat

territorial. (Musso dan Hutchison, 1996).

Banyak hewan dan tumbuhan laut hidup bersimbiosis. Dengan melakukan hal ini

mereka menyediakan makanan dan atau habitat yang essensial untuk bertahan hidup satu

sama lain. Simbiosis yang sangat penting di terumbu karang adalah simbiosis antara karang

batu dengan alga zooxanthellae. (Musso dan Hutchison, 1996).

Grazing merupakan mekanisme yang dapat mengendalikan kelimpahan makroalga.

Pertumbuhan makroalga yang tidak dikendalikan menyebabkan komunitas makroalga

mendominasi terumbu karang. Dominasi makroalga memberi pengaruh negative pada

komunitas karang batu. Grazing menyediakan ruang kosong sebagai temapt penempelan

larva karang. Bagian terumbu yang terbuka akan segera ditumbuhi pleh bakteri dan layak

untuk menjadi tempat penempelan larva planula karang (Rangkuti, dkk. 2017).

Sebagian besar spesies karang bersimbiosis dengan alga zooxanthelae yang hidup di

dalam jaringannya. Zooxanthelae menghasilkan beberapa zat seperti oksigen dan senyawa

organic melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang. Di sisi lain, karang

menghasilkan komponen organic berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk

kelangsungan hidup zooxanthelae (Rangkuti, dkk. 2017).

Banyak ikan yang berasosiasi di daerah terumbu karang. Diperkirakan sekitar 75%

ikan yang hidup di daerah karang merupakan ikan yang bersifat diurnal (ikan yang

beraktivitas di siang hari). Di sisi lain, sekitar 10% ikan yang hidup di terumbu karang aktif

pada malam hari (nokturnal) (Rangkuti, dkk. 2017).

18

Page 23: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Materi Praktikum : Interaksi Organisme-Organisme Terumbu Karang

Unit : Coral Reef Ecology

Tujuan Intruksional : Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan mengenai niche

ekologi, kompetisi, predasi, grazing, asosiasi dan simbiosis

Waktu : 2 jam

Metode : Pengamatan lapangan (survey), diskusi kelompok

Peralatan yang dibutuhkan:

- Perahu

- Skin diving gear/scuba gear

- Underwater camera

- Buku Terumbu Karang

- Termometer dan Refraktometer

- GPS

- ATM

- Dive Computer

Ragam/Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan:

- Mengamati niche ekologi di daerah terumbu karang

- Mengamati kompetisi di daerah terumbu karang

- Mengamati predasi di daerah terumbu karang.

- Mengamati grazing yang terjadi di daerah terumbu karang

- Mengamati asosiasi dan simbiosis yang terjadi di daerah terumbu karang

Prosedur Praktikum

Pengukuran Suhu

- Tentukan Lokasi untuk pengambilan suhu dan salinitas perairan.

- Gunakan Alat thermometer/dive computer untuk mengukur suhu dan refraktometer

untuk mengukur kadar garam / salinitas perairan.

- Catat suhu yang tertera pada thermometer / dive computer

19

Page 24: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Mengamati niche ekologi, kompetisi, predasi, grazing, asosiasi dan simbiosis.

- Tentukan lokasi praktikum/pengamatan

- Gunakan GPS untuk mendapatkan posisi geografis lokasi praktikum.

- Mahasiswa berenang menjelajahi daerah terumbu karang yang telah ditentukan.

- Mengamati dan mencatat dengan seksama niche ekologi, kompetisi, predasi, grazing,

asosiasi dan simbiosis yang terjadi di daerah terumbu karang.

- Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum.

Beberapa Interaksi Organisme di daerah Terumbu Karang

Sponge yang menempel pada

karang

Alga Yang Menempel pada

Karang

Alga sebagai parasit

Nudibranch Yang Menempel di Sponge

Penyu Beristirahat di

Terumbu Karang

Beberapa Crinoid bertumbuh

pada karang

Simbiosis Parasitisme

Christmas Tree dan Coral

Simbiosis Mutualisme

Sea Urchin dan Coral

Lion Fish Memakan Polip

Karang

Interaksi Ikan dengan karang

Persaingan Karang dan

Sponge akan ruang

Persaingan dua jenis

karang akan ruang

Persaingan antar karang

Acropora dan Massive

Pemangsaan Karang oleh

COT’s

Persaingan akan ruang antara

dua jenis karang

Pemangsaan Polip

Karang oleh Drupella

20

Page 25: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

Seekor Ikan Yang Beristirahat di atas

Karang

Sekelompok Ikan Memakan

Polip Karang

Polip Karang Yang Rusak di

Makan Ikan

Kompetisi Mendapatkan

ruang oleh 3 jenis karang

21

Page 26: CORAL REEF ECOLOGY - pariwisata.polimdo.ac.idpariwisata.polimdo.ac.id/.../2019/02/MODUL-MK-CORAL-REEF-ECOLO… · - Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum. Tabel Isian

http://www.coral-reef-info.com. Coral reef plants – common plant life of coral reef

ecosystem

Kusen, J.D., L.J.L. Lumingas dan M. Rondo. 2016. Ekologi Laut Tropis. Penerbit FPIK

Unsrat. 378 halaman.

Musso, B dan E. Hutchison, 1996. Corals and Coral Reefs. Tropical Marine Studies 3.

UNESCO Project. Marine Science Curriculum Material for South Pasific Schools. 75

pages.

Nikijuluw, V., L. Adrianto, D. G. Bengen, M.F.A. Sondita, D. Monintja, H.Y. Siry, P.

Nainggolan, H.A. Susanto, R. Megawanto, A.F. Koropitan, I. Amin, B. Wiryawan, R.

A. Kinseng, N. Zubainarni, S.H. Suryawati, A.H. Purnomo, R. Djohani, dan J.

Subijanto. 2013. Coral Governance. Penerbit IPB Press. Kampus IPb Taman

Kencana. 511 halaman.

Rangkuti, A.M., M.R. Cordova, A. Rahmawati, Yulma dan H.E. Adimu. 2017. Ekosistem

Pesisir dan Laut Indonesia. Penerbit Bumi Aksara. 482 halaman.

22