Copy Lapkas Buerger Disease Gw
-
Upload
indah-rizky-almutaqqin -
Category
Documents
-
view
83 -
download
4
description
Transcript of Copy Lapkas Buerger Disease Gw
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
LAPORAN KASUS
BUERGER’S DISEASE
I.1 Identitas
Nama : Tn. AS
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumberjaya RT 24/RW 11, Cihaurbeti
Tanggal masuk : 04 Desember 2013
No. CM : 30 42 96
I.2 Anamnesis (Autoanamnesis)
A. Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri pada ibu jari kaki sebelah kiri
B. Keluhan tambahan :
Nyeri ketika berjalan, nyeri saat istirahat, perasaan terbakar atau kesemutan pada
kaki kiri dan kanan dan jari tampak berwarna kehitaman.
C. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke UGD RSUD Ciamis dengan keluhan nyeri pada ibu jari kaki
sebelah kiri sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengatakan awalnya ibu jari kaki kiri
luka akibat pasien memotong kuku, kemudian luka tidak juga sembuh, dan pasien
mulai merasakan nyeri pada ujung ibu jari kaki tersebut. Pasien mengatakan
sebelumnya luka pada ibu jari berwarna pucat, kemerahan lalu makin lama
tampak kehitaman sampai sekarang. Keluhan disertai nyeri ketika pasien berjalan,
nyeri saat istirahat, perasaan terbakar atau kesemutan pada kaki kiri dan kanan.
Pasien merasakan nyeri pada ibu jari kaki kiri makin lama bertambah nyeri
terutama bila keadaan dingin atau pada malam hari dan nyeri menghilang jika
kaki dalam keadaan menggantung. Riwayat merokok selama 15 tahun sampai
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 1
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
sekarang, merokok 1 bungkus/ hari. Buang air kecil dan buang air besar pasien
tidak ada keluhan.
D. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
E. Riwayat penyakit keluarga :
Pasien menyangkal bahwa dalam keluarganya ada yang pernah mengalami
keluhan seperti yang ia rasakan.
F. Riwayat pengobatan :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
I.3 Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum : tampak sakit sedang
B. Kesadaran : compos mentis
C. Vital sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 º C
D. Status Generalisata
Kepala : normocephal
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
isokor,
reflek cahaya (+/+)
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, mukosa tidak hiperemis,
sekret tidak ada, tidak ada deviasi septum
Telinga : Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Mulut : Bibir tidak sianosis, gusi tidak ada perdarahan, lidah tidak
kotor,faring tidak hiperemis
Leher : Tidak ada deviasi trakhea, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan getah bening, JVP tidak meningkat
Thorax
Paru-paru :
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan pernafasan kanan-kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan-kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapangan paru,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : Batas atas sela iga III garis mid klavikula kiri
Batas kanan sela iga V garis sternal kanan
Batas kiri sela iga V garis midklavikula kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I – II murni reguler, murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut datar simetris.
Palpasi : Hepar dan Lien tidak membesar, nyeri tekan
epigastrium (-), nyeri Lepas (-), defans muskuler (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior : Sianosis (-), oedem (-), ikterik (-)
Inferior : Sianosis (-), oedem (-), ikterik (-)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 3
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
E. Status Lokalis
Regio Pedis Sinistra
- Inspeksi : Tampak kulit kehitaman pada phalang distal digiti I, dan
tampak adanya jaringan nekrotik pada phalang distal digiti I.
- Palpasi : Akral dingin pada ujung jari, nyeri tekan phalang distal digiti I
pedis sinistra, arteri dorsalis pedis sinistra teraba lemah,
sensibilitas .
I.4 Resume
A. Anamnesis
Pasien laki-laki berumur 32 tahun datang dengan keluhan :
Nyeri pada ibu jari kaki sebelah kiri sejak 3 bulan yang lalu
Nyeri ketika berjalan
Nyeri saat istirahat
Perasaan terbakar pada ujung ibu jari kaki kiri
Perasaan baal atau kesemutan pada kaki kiri dan kanan
Terjadi trauma pada ibu jari kaki kiri
Nyeri dirasakan semakin hebat bila keadaan dingin dan malam hari
Nyeri berkurang bila kaki dalam keadaan menggantung
Awalnya ibu jari kaki kiri tampak kemerahan lalu makin lama tampak
berwarna kehitaman
Riwayat merokok selama 15 tahun sampai sekarang, merokok 1 bungkus/ hari
B. Pemeriksaan fisik
Status generalisata : Dalam batas normal
Status lokalis
- Regio Pedis Sinistra : Tampak kulit kehitaman pada phalang distal
digiti I, dan tampak adanya jaringan nekrotik
pada phalang distal digiti I, akral dingin pada
ujung jari, nyeri tekan pada phalang distal digiti
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 4
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
I, arteri dorsalis pedis sinistra teraba lemah,
sensibilitas .
I.5 Diagnosis Kerja
Buerger’s Disease (Tromboangitis Obliterans)
I.6 Diagnosis Banding
Ulkus Diabetikum
1.7 Usulan Pemeriksaan
Arteriogram Ekstremitas superior dextra,sinistra dan Ekstremitas inferior dextra,
sinistra
Kimia Darah
I.8 Terapi
Operatif : Amputasi Phalanx Distal Digiti I Sinistra
I.9 Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 5
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
TINJAUAN PUSTAKA
BUERGER’S DISEASE
II.1. DEFINISI
Penyakit Buerger atau Tromboangiitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi
kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai
pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan superior. Penyakit pembuluh darah arteri dan
vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam.
Penyakit Tromboangiitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali terjadinya
obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah mengalami konstriksi atau
obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi sehingga mengurangi aliran darah ke
jaringan.
Gambar 1. Buerger Disease
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 6
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
II.2. ANATOMI PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah terdiri atas 3 jenis : arteri, vena, dan kapiler.
1. Arteri
Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh
melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm,
dinamakan arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis. Pada arteri
tidak terdapat katup.
End arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya
tidak mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang arteri yang memperdarahi daerah
yang berdekatan. End arteri fungsional adalah pembuluh darah yang cabang-cabang
terminalnya mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang terminal arteri yang
berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk mempertahankan jaringan
tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat.
2. Vena
Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke jantung,
banyak vena mempunyai kutup. Vena yang terkecil dinamakan venula. Vena yang lebih
kecil atau cabang-cabangnya, bersatu membentuk vena yang lebih besar, yang seringkali
bersatu satu sama lain membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang sering
diikuti oleh dua vena masing-masing pada sisi-sisinya, dan dinamakan venae cominantes.
3. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang
menghubungkan arteriol dengan venula. Pada beberapa daerah tubuh, terutama pada
ujung-ujung jari dan ibu jari, terdapat hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa
diperantai kapiler. Tempat hubungan seperti ini dinamakan anastomosis arteriovenosa.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 7
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Gambar 2. Anatomi Pembuluh Darah
II.3. HISTOLOGI PEMBULUH DARAH
Tunica intima.
Merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan ini dibentuk terutama oleh
sel endothel.
Tunica media.
Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia, disebut juga lapisan media.
Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and jaringan elastic.
Tunica adventitia.
Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh jaringan ikat.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 8
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Gambar 3. Histologi Pembuluh Darah
II.4. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak ada
hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini umumnya perokok
berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah .
Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini.
Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat
dengan penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun dampak dari
tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut.
Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans dapat memiliki
sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung. Sebagian besar
peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem
imun.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 9
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
II.5. PATOGENESIS
Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa
penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak
berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien dengan penyakit ini
memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami
peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer
anti endothelial antibody sel , dan merusak endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah
perifer. Meningkatkan prevalensi dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada
pasien ini, yang diduga secara genetic memiliki penyakit ini.
Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi perubahan
patologis : (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang mengalami osteoporosis
dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi
osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi atrofi, (e) fibrosis perineural
dan perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari.
II.6. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia. Gejala
yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam tingkatnya.
Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri terjadi justru waktu
istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan akan berkurang
bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat bersifat paroksimal dan
sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud. Pada keadaan lebih lanjut, ketika telah ada
tukak atau gangren, maka nyeri sangat hebat dan menetap.
Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki yang
patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin penyakit oklusi
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 10
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea. Nyeri istirahat iskemik timbul
progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga jari tangan dan jari yang terkena
bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila bergantung. Sering terjadi radang lipatan
kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal
yang bisa berlanjut menjadi gangren atau ulserasi kronis yang nyeri.
Tanda dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada tungkai dan
penomena Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas distal : jari, tumit, tangan, kaki,
menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan gangren pada jari kaki sering terjadi pada
penyakit buerger (gambar 4). Sakit mungkin sangat terasa pada daerah yang terkena.
Gambar 4. Manifestasi Klinis Buerger Disease
Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang nyata.
Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama di ujung jari. Pada fase lebih
lanjut tampak vasokonstriksi yang ditandai dengan campuran pucat-sianosis-kemerahan bila
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 11
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
mendapat rangsangan dingin. Berbeda dengan penyakit Raynaud, serangan iskemia disini
biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang
rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang penting.
Tromboflebitis migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum
tampaknya gejala sumbatan penyakit Buerger. Fase akut menunjukkan kulit kemerahan,
sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras sepanjang beberapa milimeter
sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat pada
ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu tampak bekas
yang berbenjol-benjol. Tanda ini tidak terjadi pada penyakit arteri oklusif, maka ini hampir
patognomonik untuk tromboangitis obliterans.
Gejala klinis Tromboangiitis Obliterans sebenarnya cukup beragam. Ulkus dan
gangren terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan dicetuskan
oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada ujung jari kaki sebatas kuku.
Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari kemerahan sampai ke tanda
selulitis.
Gambar 5 merupakan gambar jari pasien penyakit Buerger yang telah terjadi gangren.
Kondisi ini sangat terasa nyeri dan dimana suatu saat dibutuhkan amputasi pada daerah yang
tersebut.
Gambar 5. Ujung jari pada Buerger Disease
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 12
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit
berkembang secara intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari demi
jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat diramalkan.
Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin keduanya. Penderita
biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya terganggu oleh nyeri iskemia.
Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi penyakit
ini sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria diagnosis
walaupun kriteria tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu dengan yang
lainnya.
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit Buerger :
1. Adanya tanda insufisiensi arteri
2. Umumnya pria dewasa muda
3. Perokok berat
4. Adanya gangren yang sukar sembuh
5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah
6. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami nyeri
iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau jari-jari kaki.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 13
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Gambar 6. Kaki penderita dengan penyakit Buerger
Ulkus iskemik pada jari kaki pertama, kedua dan kelima. Walaupun kaki kanan
penderita ini kelihatan normal, dengan angiographi aliran darah terlihat terhambat pada kedua
kakinya.
II.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis penyakit
Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti angka sedimen
eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah normal.
Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya vaskulitis
termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati; determinasi
konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka sedimen, pengujian
antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada CREST (calcinosis cutis,
Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis) sindrom dan scleroderma dan
screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi pemeriksaan antibodi antifosfolipid
dan homocystein pada pasien buerger sangat dianjurkan.
Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis
penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri
yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 14
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau
stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.
Gambar 7. Gambaran angiogram
Gambar Sebelah kiri merupakan angiogram normal dan sebelah kanan merupakan
angiogram abnormal dari arteri tangan yang ditunjukkan dengan adanya gambaran khas
“corkscrew” pada daerah lengan. Perubahannya terjadi pada bagian kecil dari pembuluh
darah lengan kanan bawah pada gambar (distribusi arteri ulna).
Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan
ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 15
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Gambar 8. Hasil Angiogram abnormal dari tangan
Meskipun iskemik (berkurangannya aliran darah) pada penyakit Buerger terus terjadi
pada ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak menyebar ke organ lainnya , tidak
seperti penyakit vaskulitis lainnya. Saat terjadi ulkus dan gangren pada jari, organ lain sperti
paru-paru, ginjal, otak, dan traktus gastrointestinal tidak terpengaruh. Penyebab hal ini terjadi
belum diketahui.
Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini,
yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.
Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah
oleh trombus yang mengandung PMN dan mikroabses, penebalan dinding pembuluh darah
secara difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan
rekanalisasi.
Metode penggambaran secara modern, seperti computerize tomography (CT) dan
Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari penyakit
Buerger masih belum dapat menjadi acuan utama. Pada pasien dengan ulkus kaki yang
dicurigai Tromboangiitis Obliterans, Allen test sebaiknya dilakukan untuk mengetahui
sirkulasi darah pada tangan dan kaki.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 16
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
II.8. DIAGNOSIS BANDING
Penyakit Buerger harus dibedakan dari penyakit oklusi arteri kronik aterosklerotik.
Keadaan terakhir ini jarang mengenai ekstremitas atas. Penyakit oklusi aterosklerotik
diabetes timbul dalam distribusi yang sama seperti Tromboangitis Obliterans, tetapi neuropati
penyerta biasanya menghalangi perkembangan klaudikasi kaki.
Diabetic Foot Buerger’s Disease
Usia geriatri <45 tahun
Faktor Risiko = faktor risiko DM Perokok
Jenis Kelamin Perempuan=laki-laki Laki- laki lebih banyak
Etiologi Diabetes Mellitus Smokers
Keluhan Utama Luka sukar sembuh Nyeri terutama malam hari
Patofisiologi Polineuropati
Angiopati
Angiopati
Predileksi Pada daerah2 yang sering terkena tekanan
(bagian dorsal ibu jari dan bagian proksimal dan dorsal plantar
metatarsal)
Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan
superior
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 17
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Terapi Sesuai derajat Wagner Konservatif : berhenti merokok
Operasi : amputasi
Tabel 1. Perbedaan kaki Diabetikum Dan Buerger’s Disease
II.9. PENATALAKSANAAN
Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif untuk
meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti merokok, maka
penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi diberikan. Sayangnya,
kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu ada progresivitas penyakit.
Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi (pelebaran) dengan obat vasodilator,
misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup. Perawatan luka lokal, meliputi mengompres
jari yang terkena dan menggunakan enzim proteolitik bisa bermanfaat. Antibiotik
diindikasikan untuk infeksi sekunder.
Terapi bedah untuk penderita buerger meliputi debridement konservatif jaringan
nekrotik atau gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan panjang maksimum
bagi jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi telapak tangan
atau simpatektomi jari walaupun kadang jarang bermanfat.
Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai terjadi
penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung (bypass) pada arteri
distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka kegagalan pencangkokan
tinggi. Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa iskemik pada pembuluh darah
distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog sebaiknya dipertimbangkan.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 18
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
Gambar 9. Bypass arteri
Simpatektomi dapat dilakukan untuk menurunkan spasme arteri pada pasien penyakit
Buerger. Melalui simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu dan
penyembuhan luka ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu
yang lama keuntungannya belum dapat dipastikan.
Simpatektomi lumbal dilakukan dengan cara mengangkat paling sedikit 3 buah
ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi akan dihilangkan
dan pembuluh darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki atau tangan dirasakan
lebih hangat.
Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang terus
mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers, gangrene
yang progresif, atau nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan penanganan lainnya
gagal. Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika dibutuhkan, lakukanlah operasi
dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak mungkin.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 19
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
II.10. KOMPLIKASI
- Ulcerations
- Ganggren
- Infeksi
- Amputasi
II.11. PENCEGAHAN
Beberapa usaha berikut sangat penting untuk mencegah komplikasi dari penyakit buerger:
- Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan
panas atau juga luka karena kimia lainnya.
- Lubrikasi dan perawatan kaki dengan pelembab.
- Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada luka untuk menghindari
terjadinya infeksi.
- Menghindar paparan terhadap suhu yang ekstrim.
II.12. PROGNOSIS
Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi;
apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangrene, angka kejadian
amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang tetap
merokok, sekitar 43% dari mereka berpeluang harus diamputasi selama periode waktu 7
sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan multiple amputasi. Pada
pasien ini selain umumnya dibutuhkan amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan
klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) atau fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-benar
berhenti mengkonsumi tembakau.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 20
GANDES PN_08310129 LAPORAN KASUS BUERGER’S DISEASE
DAFTAR PUSTAKA
1. Eric J Hanly, MD, Resident, Department of Surgery, The Johns Hopkins University School of Medicine; Fellow, Department of Surgery, The Johns Hopkins University School of Medicine. Buerger Disease (Thromboangiitis Obliterans). http://emedicine.medscape.com/article/460027-media. [diakses tanggal 11Desember 2013]
2. 2.Schwartz’s. Principle of surgery. eighth edition. United States of America. Mc Graw Hill, 2005; 792-793.
3. 3.Sabiston. Textbook of Surgery, The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 18 edition. Philadelphia. Saunders Elsevier, 2008; 1944.
4. 4.Penyakit Buerger (Thromboabgiitis Obliterans) http://doctorology.net/?p=172. [diakses tanggal 11 Desember 2013]
5. Diabetes Foot Care. Last Up Date at Desember, 2013. Available from file //www.diabetes.org/
6. Powers A C, Diabetes Mellitus in Horrison”s Principles ofInternal Medicine –15 th Edition [monographin CD Room] , Mc GrawHill ; 2001.
7. Scope Management of type 2 diabetes : prevention and management of Foot problems. Diabetes Care, Volume 25, June 2002;S 1085 - 1094. Available at http://w w w .nice.org.uk/nice medi a/pdf/footcare_s cope.pdf
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD CIAMISFK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 21