contoh sudah lumayan baik.docx

14
Potongan dari latar belakang hadap total devisa, sementara itu, peranan sektor nonmigas hanya sekitar 26,5 % setahun. Tetapi, ketergantungan pada sektor migas pada periode berikutnya hingga tahun 1998 menurun, yaitu men- capai proporsi 54,38 %per tahun terhadap total devisa dan peranan sektor nonmigas meningkat menjadi 45,62 %per tahun. Kehidupan ekonomi juga tergantung pada ekspor dan impor. Selama kuartal pertama tahun 1999 nilai ekspor mencapai USD 18.462,4 juta, dengan rincian: sektor migas sebesar USD 10.165,8 juta dan dari sektor nonmigas sebesar USD 8.296,6 juta. Nilai ekspor selama periode januari–Maret tahun 1999 ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1998 justru turun sebesar 18,87 %: ekspor dari sektor migas turun sebesar USD 2.350,1 juta dan dari sektor nonmigas sebesar 1.945,4 juta. Nilai impor pada kuartal pertama tahun 1999 mencapai USD 10.416,3 juta, sehingga neraca perdagangan pada periode ini mengalami surplus sebesar USD 8.046,1 juts, lebih kecil 13,81 % dibanding dengan periode' yang sama tahun sebelumnya. Untuk mendapatkan penambahan nilai devisa darn sektor nonmigas, pemerintah, sebagai solusinya, terus berusaha melakukan terobosan melalui pemanfaatan dan penggalian potensi-potensi sumber lain untuk dikelola dan dieksploitasi secara ekonomis dan pasti agar dapat memberi manfaat umum yang positif bagi kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia, yang salah satunya adalah industri karbon aktif. Industri ini diharapkan dapat mem- berikaa kontribusi yang cukup besar pada ekspor nonmigas. Sektor industri ini di samping dituntut mampu meningkatkan devisa negara, juga harus menciptakan lapangan kerja baru. Perkembangan nilai ekspor karbon aktif Indonesia saat ini kontribusinya masih masih kecil karena belum dikelola secara sungguh-sungguh di samping adanya kendala eksternal. Peranan pemerintah dalam mendorong ekspor nonmigas cukup besar, balk yang berupa himbauan maupun fasilitas yang diberikan seperti keringanan pajak ekspor dan usaha menekan tingkat suku bunga, supaya pemberian kredit ekspor dapat dengan tingkat suku bunga yang relatif kecil. Di samping itu, pemerintah melalui BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) banyak membantu men dorong ekspor nonmigas, misalnya melakukan pamer-an produk Indonesia di luar negeri, memberi brosur acau bentuk promosi lainnya serta menindaklanjuti setiap permintaan produk dari luar negeri yang diberikan kepada produsen dalam negeri. Semua ini adalah sebagai perangsang dari pemerintah untuk menggalakkan ekspor agar produk-produk Indonesia termasuk karbon aktif dapat dikenal dan mampu bersaing di pasaran internasional. BAB-1: ASPEK PASAR DAN PEMASARAN A. Bentuk Pasar

Transcript of contoh sudah lumayan baik.docx

Page 1: contoh sudah lumayan baik.docx

Potongan dari latar belakang

hadap total devisa, sementara itu, peranan sektor nonmigas hanya sekitar 26,5 % setahun. Tetapi, ketergantungan pada sektor migas pada periode berikutnya hingga tahun 1998 menurun, yaitu mencapai proporsi 54,38 %per tahun terhadap total devisa dan peranan sektor nonmigas meningkat menjadi 45,62 %per tahun. Kehidupan ekonomi juga tergantung pada ekspor dan impor. Selama kuartal pertama tahun 1999 nilai ekspor mencapai USD 18.462,4 juta, dengan rincian: sektor migas sebesar USD 10.165,8 juta dan dari sektor nonmigas sebesar USD 8.296,6 juta. Nilai ekspor selama periode januari–Maret tahun 1999 ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1998 justru turun sebesar 18,87 %: ekspor dari sektor migas turun sebesar USD 2.350,1 juta dan dari sektor nonmigas sebesar 1.945,4 juta. Nilai impor pada kuartal pertama tahun 1999 mencapai USD 10.416,3 juta, sehingga neraca perdagangan pada periode ini mengalami surplus sebesar USD 8.046,1 juts, lebih kecil 13,81 % dibanding dengan periode' yang sama tahun sebelumnya.

Untuk mendapatkan penambahan nilai devisa darn sektor nonmigas, pemerintah, sebagai solusinya, terus berusaha melakukan terobosan melalui pemanfaatan dan penggalian potensi-potensi sumber lain untuk dikelola dan dieksploitasi secara ekonomis dan pasti agar dapat memberi manfaat umum yang positif bagi kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia, yang salah satunya adalah industri karbon aktif. Industri ini diharapkan dapat memberikaa kontribusi yang cukup besar pada ekspor nonmigas. Sektor industri ini di samping dituntut mampu meningkatkan devisa negara, juga harus menciptakan lapangan kerja baru. Perkembangan nilai ekspor karbon aktif Indonesia saat ini kontribusinya masih masih kecil karena belum dikelola secara sungguh-sungguh di samping adanya kendala eksternal.

Peranan pemerintah dalam mendorong ekspor nonmigas cukup besar, balk yang berupa himbauan maupun fasilitas yang diberikan seperti keringanan pajak ekspor dan usaha menekan tingkat suku bunga, supaya pemberian kredit ekspor dapat dengan tingkat suku bunga yang relatif kecil. Di samping itu, pemerintah melalui BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) banyak membantu men

dorong ekspor nonmigas, misalnya melakukan pamer-an produk Indonesia di luar negeri, memberi brosur acau bentuk promosi lainnya serta

menindaklanjuti setiap permintaan produk dari luar negeri yang diberikan kepada produsen dalam negeri. Semua ini adalah sebagai perangsang dari pemerintah untuk menggalakkan ekspor agar produk-produk Indonesia termasuk karbon aktif dapat dikenal dan mampu bersaing di pasaran internasional.

BAB-1: ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Bentuk Pasar

1. Bentuk pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna karena industri karbon aktif dapat dijalankan oleh berbagai pihak selama mereka mampu.

2. Bentuk pasar konsumen yang dipilih adalah dengan mengutamakan pasar industri, walau tidak tetutup kemungkinan untuk memilih pasar konsumen dalam pemasaran produk ini.

B. Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran 1.

Produksi Dalam Negeri

Kapasitas produksi dan jumlah produksi karbon aktif yang dihasilkan di dalam negeri selama tahun 1993 sampai tahun 1998 adalah sebagai berikut:

Daftar Kapasitas dan Produksi Dalam Negeri

TahunKapasitas

(Ton)

Produksi(Ton)

Utilisasi(%)

1993 32.620 14.445 44,281994 39.220 14.177 36,151995 39.220 16.250 41,431996 50.000 47.000 94,001997 50.000 49.000 98,001998 50.000 43.000 86,00

sumber. Pusat Data & Informasi Deperindag

Page 2: contoh sudah lumayan baik.docx

364 STUD! KELAYAKAN BISNIS Contoh Pela

oran SKB 365

2. Impor

Sementara itu, data impor karbon aktif ke Indonesia disajikan sebagai berikut::

Perkembangan karbon aktif di Indonesia

or Tahun

Volume (Ton) N i l a i (US$)

1994 930,771.595.387

1995 1.523,29 2.998.9171996 1.688,91 3.949.2741997 2.453,24 5.485.4731998 3.484,61 3.202.1481999 (Jan–Apr) 685,62 692.111

Sumber: Pusat Data & Informasi Deperindag

Dalam daftar impor karbon aktif Indonesia di bawah ini, terlihat bahwa Indonesia melakukan impor terbesar dari negara Amerika Serikat baik berdasarkan volume maupun nilainya, dan urutan selanjutnya yang diolah berdasarkan rata-rata impor per tahun baik untuk volume impor ataupun nilai impor yang dihitung dari jumlah volume atau nilai impor selama tahun 1994 sampai dengan tahun 1998 dibagi dengan 5 (lima), dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(Disini ada tabel juga sebenarnya)

3. EksporSasaran pemasaran karbon aktif Indonesia diutamakan untuk ekspor ke negara Korea Selatan dan atau Jepang. Adapun pertimbangan tertentu seperti yang telah diungkapkan dalam sasaran pemasaran, pemasaran dapat pula sebagian ditujukan untuk lokal.

Ada tanda-tanda bahwa peluang ekspor karbon aktif ini akan semakin besar. Hal ini dapat dilihat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan dunia dan bahwa negara-negara konsumen karbon aktif skala besar semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Ini berarti ada kecenderungan untuk memesan karbon aktif pada produsen yang memiliki biaya murah.

Sama seperti data impor, dalam penyajian ini penulis menggunakan data ekspor karbon aktif Indonesia maupun dunia yang meliputi data makro, artinya termasuk data semua jenis karbon aktif. Untuk data dan analisis ekspor karbon aktif lebih lanjut, perhatikan informasi berikut:

Melihat data tahun 1998 ekspor karbon aktif Indonesia banyak ditujukan ke negara seperti: Jepang, Republik Korea, Amerika, Taiwan, Sri Langka, Belanda, Belgia, Itali,

Page 3: contoh sudah lumayan baik.docx

Inggris, Vietnam, Pakistan, dan Jerman.

Dalam perkembangan ekspor karbon aktif Indonesia terlihat volume ekspor meningkat dari tahun 1994 sampai tahun 1996 kemudian volume ekspor tersebut menurun di tahun 1997 sampai

Page 4: contoh sudah lumayan baik.docx

366 STUD! KELAYAKAN BISNIS Contoh Pelaporan

S K B 367

tahun 1998, tetapi perkembangan nilai ekspor tidak sama seperti perkembangan volume ekspor melainkan terjadi lonjakan nilai ekspor pada tahun 1998. Perkembangan ekspor karbon aktif di Indonesia dapat dilihat di bawah ini:

Perkembangan Ekspor Karbon Aktif Di Indonesia

Tahun Volume (Ton) Nilai (US$)

1994 7.644,94 6.734.7121995 8.450,25 7.869.2721996 12.324,95 11.462.6831997 8.435,42 8.251.6971998 6.576,11 12.645.537

1999 (Jan-Mar) 1.346,11 1.058.502

Sumber: BPS

Sumber: Pusat Data dan Informasi De erinda P g

Dilihat dari volume ekspor dan nilai ekspor, Indonesia mengekspor karbon aktif terbesar ke negara Jepang dan Korea Selatan. Urutan selanjutnya, berdasarkan rata-rata ekspor per tahun baik untuk volume ekspor maupun untuk nilai ekspor yang dihitung dari jumlah volume atau nilai ekspor selama tahun 1994 sampai tahun 1998 dibagi dengan 5 (lima), dapat dilihat di bawah ini sebagai berikut:

j

v

Selanjutnya, berdasarkan data produksi, impor dan ekspor, dapat diketahui permintaan efektif di dalam negeri, seperti tabel berikut ini.

Permintaan Efektif Karbon Aktif Indonesia

Tahun Produksi I) Impor) Ekspor3) Permintaan Efektif

1994 14.177 930,77 7.644,94 7.462,831995 16.250 1.523,29 8.450,25 9.323,04

1996 47.000 1.688,91 12.324,95 36.363,96

1997 49.000 2.453,24 8.435,42 43.017,821998 43.000 3.484.61 6.576,11 39.908,50

1) 2) 3) Sumber: Pusat Data & Informasi De erinda „ , Pg

4. Proyeksi Pasar

Dengan menggunakan alat peramalan statistik trend linier, proyeksi permintaan dan penawaran karbon aktif dunia diperkirakan adalah sebagai berikut:

Halaman bawah

Page 5: contoh sudah lumayan baik.docx

368 STUD! KEIAYAKAN BISNIS c o , u o h

Pelaporan s e t a 3 6 9

Proyeksi Permintaan dan Penawaran Karbon Aktif Dunia (dalam satuan ton)Tahun Permintaan

Penawaran Selisih Peluang

1 299.455,92 223.945,31 75.500,61 25,21%

2 322.419,11 245.698,88 76.720,23 23,80%

3 345.392,29 267.452,44 77.939,85 22,57%

4 368.365,48 289.206,01 79.159,48 21 ,9%

5 391.338,67 310.959,57 80.379>1 20,54%

Y

Peluang pasar yang terlihat pada tabel proyeksi permintaan dan penawaran karbon aktif dunia memang cenderung turun dari tahun ke tahun, dan juga persentase peluangnya relatif kecil secara global. Tidaklah terlihat demikian apabila kita bandingkan dengan rencana penjualan perusahaan, di mana peluang penjualan relatif lebih besar dan juga ekspor perusahaan hanya dapat meraih peluang pangsa pasar sekitar 3 %dari sekitar 95 % peluang yang ada. Perhatikan tabel di bawah ini:

Peluang dan Pangsa Pasar Perusahaan Di Dunia

Tahun

Peluang

(Ton)

R e n c a n a

P e n j u a l a n

( T o n )Selisih(Ton)

Peluang

Pangsa

Pasar

1 75.500,61 2.400,00 73.100,61 96,82 % 3,18%

2 76.720,23 2.550,00 74.170,23 96,68 % 3,32 %

3 77.939,85 2.700,00 75.239,85 96,54 % 3,46

4 79.159,48 2.850,00 76 309,48 96,40 % 3 , 6 0 %

5 80.379,10 3.000,00 77379,10 96,27 % 3,73 %

Sesuai dengan sasaran pemasaran, penulis juga memproyeksikan permintaan efektif negara Indonesia untuk masa mendatang sesuai dengan rencana tahun penjualan dengan alat analisis statistik trend linier.

Permintaan karbon aktif di Indonesia semakin meningkat. Jumlah permintaan setiap tahunnya hampir mencapai 10.000 ton atau dalam persentase sekitar belasan persen. Melihat perkembangan produksi industri karbon aktif yang akan ditawarkan, maka dapat dikatakan bahwa peluang di dalam negeri sebenarnya juga ada, akan tetapi karena penggunaan karbon aktif pada industri pengelolaan air minum masih pada kualitas yang lebih rendah atau kualitas jumlah iodine sebesar 800 mg/g, maka harga belinya juga rendah seperti harga beli karbon aktif jenis powder PT. Thames PAM Jaya pada bulan agustus 1999 (kontrak 1 tahun) hanya seharga Rp 4.000,-. Selain daya beli, juga persaingan di dalam negeri untuk karbon aktif berkualitas dengan jumlah iodine di bawah 800 mg cukup ketat, yaitu dilihat dari volume produksi dalam negeri. Sehingga pasar dalam negeri hanya menjadi pantauan sementara dan bila keadaan membaik tidak ada ruginya memasuki pasar di dalam negeri. Perhatikan tabel di bawah ini:

Proyeksi Permintaan Efektif Indonesia

TahunPermintaan

IndonesiaRencana

PenjualanPangsa

Pasar

PertumbuhanPermintaan

1 66.649,68 2.400,00 1,43 %2 76.508,29 2.850,00 1,35 % 12,40 %

3 86.366,90 2.700,00 1,29 % 11,03 %

4 96.225,51 2.850,00 1,24 % 9,94 %5 106.084,13 3.000,00 1,20 % 9,04 %

C. Segm.entasi-Target-Posisi di Pasar

Target pasar utama karbon aktif yang akan diproduksi pada awal-nya adalah negara Korea Selatan dan Jepang karena spesifikasi produk yang akan dihasilkan merupakan spesifikasi produk yang sudah biasa digunakan di sana. Selain itu, kedua negara tersebut merupakan negara pengimpor karbon aktif cukup besar di dunia.

Page 6: contoh sudah lumayan baik.docx

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Tujuan ekspor ke negara Korea Selatan dan Jepang merupakan langkah awal sasaran pemasaran dan strategi jangka pendek bagi perusahaan dalam usaha melakukan pemasaran karbon aktif, tetapi hal ini tidaklah mutlak, karena seiring berjalannya waktu dan setelah melalui evaluasi atas hasil peninjauan pangsa pasar dunia dan dalam negeri maka pertimbangan seperti perkembangan produk, kondisi penjualan, harga jual, dan hal yang lain dapat mengubah target pemasaran. Berdasarkan informasi dari SDE, grup mereka merupakan salah satu pemasok karbon aktif terbesar untuk industri pengolahan air minum dan industri farmasi di Korea Selatan. Group SDE sendiri mempunyai pabrik karbon aktif di Korea Selatan, mereka sanggup memasok sekitar 12.000 ton karbon aktif setiap tahunnya, di samping 6 (enam) perusahaan karbon aktif lainnya yang terdapat di Korea Selatan. Untuk memenuhi target pemasaran yang selaras dengan kapasitas produksi pabrik, pihak manajemen harus menempuh berbagai usaha, antara lain dengan memanfaatkan kesungguhan para pembeli dengan mengikat kontrak pemasaran seperti yang dijelaskan di atas, baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

1. Segmentasi

Untuk membedakan banyaknya pembeli karbon aktif dengan perbedaan dalam hal seperti manfaat yang dicari, tingkat penggunaan, sikap pembeli dan kemampuan membeli, maka penulis melakukan segmentasi pasar. Dalam hal ini sasaran dari pemasaran produk berdasarkan segmentasi pasar lebih ditujukan pada sektor perindustrian seperti industri air minum, industri pengolahan makanan, industri farmasi atau obat-obatan dan industri lainnya yang membutuhkan karbon aktif sebagai bahan baku atau bahan peno- long dalam proses produksinya.

2. Pasar Sasaran

Setelah menentukan segmen-segmen pasar, penulis mencoba berkonsentrasi pada salah satu segmen sebagai target pemasaran

karbon aktif. Hal ini juga karena segmen tersebut, sesuai jenis dan spesifikasi yang diproduksi serta ukuran pasarnya, memang cukup besar. Sehingga, industri pengolahan air minum merupakan pangsa sasaran yang dituju dalam pemasaran karbon aktif yang akan dilakukan.

3. Posisi Pasar

Berdasarkan keunggulan kompetitif, seperti jenis bahan-baku yang digunakan dan spesifikasi produk seperti iodine yang tinggi, sera proses produksinya yang tanpa menggunakan zat kimia, penulis menentukan posisi pasar produk ini sebagai produk karbon aktif yang berkualitas dan bermutu tinggi.

D.Situasi Persaingan di Lingkungan Industri

Berdasarkan tabel berikut, diperlihatkan tiga belas perusahaan yang memproduksi karbon aktif; beserta kapasitas produksi mereka per tahun. Dengan data ini dapat diketahui total produksi mereka serta dapat pula dihitung market share-nya.

E. Sikap, Perilaku, dan Kepuasan Konsumen

Oleh karena pasar konsumen produk arang aktif ini lebih diutamakan pada pasar industri, dengan demikian kajian sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen lebih kepada kemampuan produsen memasok kebutuhan industri, baik dalam hal jumlah, ketepatan waktu, dan kualitas yang telah ditentukan.

F.Manajemen Pemasaran

Dalam hal manjemen pemasaran, analisis akan mengacu pada bauran pemasaran, yaitu mengenai kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi. Paparannya adalah seperti di bawah ini.

Page 7: contoh sudah lumayan baik.docx

3 7 2 S4vw KeurexAn Brnvu c o w

s I C E I 3 7 3J

1. Kebijakan Produk

Produk karbon aktif yang akan diproduksi adalah jenis karbon aktif dengan bahan Baku dari arang tempurung kelapa dan dapat diproduksi dengan kapasitas optimal sebanyak 3.000 ton per tahun. Produk karbon aktif tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

Particle Size (mesh) 8 – 30

Iodine Number (m/g) 1,100 – 1,150

Hardness (%) 85 (min) – 90 (max)

Density (g/cm3) 0.43 – 0.50

Moisture Content (%) 5

Ash Content (%) 8 (max)

Over Size (%) 5 (main)

Under Size (%) 5 (mac)

Dari hasil dari produksi di atas diperoleh jenis karbon aktiF yang berbentuk granular atau butiran-butiran kecil dengan ukuran 8 sunpai 32 mm, tetapi karma ada sebagian kecil yang pada scat crusher hancur, maka diperoleh juga karbon aktif yang berbentuk tepung atau serbuk. Setelah keluaz dari proses akhir, maka produk karbon aktif akan segera dikemas dalam kantong plascik yang tebal dan kertas tebal sebagai pembungkus luarnya. Ini dimaksudkan untuk menjaga mute agar ttcap sesuai dengan hasil akhir produksi.

Mesin-mesin produksi perusahaan SD.E yang modern dapat menghasilkan karbon aktif bermutu, yaitu karbon aktif dengan jumlah iodine yang tinggi dan standac lain seperti di atas yang sudah disesuaikan dengan permintaan pasar di Korea Selatan dan Jepang serta dunia pada umumnya. Ditunjang dengan adanya kecenderungan terjadinya peralihan penggunaan dari jenis Powder Activated Carbon ke jenis Granular Activated Carbon pada banyak aplikasi, maka permintaan terhadap jenis granular akan menjadi semakin banyak.

i

a. Penggunaan Produk

Produk karbon aktif juga dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, antara lain:

1) Dalam Industri Pangan

Pemurnian minyak dan lemak. Pada pengolahan minyak nabati, hasil yang lebih ekonomis akan diperoleh bila dalam proses pemurniannya digunakan campuran karbon aktif dengan full earth. Fungsi karbon aktif di sini adalah untuk menghilangkan zat-zat wazna dan peroksida. Untuk minyak yang mengalami proses hidrolisa, karbon aktif berfungsi menghilangkan zat katalis yang masih tersisa.

Pemurnian gula tebu, gula bit, gula jagung, dan glukosa. Pemakaian karbon aktif dalam industri gula dimulai pada tahun 1974 di Inggris. Selain untuk menghilangkan zat-zat warna, karbon aktif juga dapat menyerap senyawa-senyawa nitrogen dan lyophilic koloid sehingga proses penyaringan menjadi lebih senpurna, busa yang timbul pada proses penguapan menjadi berkurang dan dapat mempercepat proses kristalisasi.

Penjernihan air minum perkotaan. Pemakaian chlorine sebagai disinfektan pada penjernahan air PAM menimbulkan bau dan rasa yang tidak sedap akibat dari reaksi antara chlorine dengan mikro organisme. Di samping itu, di dalam air tentu masih tertinggal sisa polusi air (polutan) yang menambah tingkat bau dan rasa yang tidak sedap itu. Untuk mengatasi semua hal ini digunakan karbon aktif:

Penggunaan pada industri minuman ringan dan industri bir. Dalam industri minuman ringan sangat diperlukan air steril yang tidak mempunyai rasa, sedangkan untuk sterilisasi dipergunakan chlorine

Page 8: contoh sudah lumayan baik.docx

kadar tinggi. Karbon aktif sangat efek

of untuk menghilangkan sisa-sisa chlorine, warna, dan rasa dalam sekali penggunaan saja.

Penggunaan pada industri bahan makanan lainnya. Karbon aktif digunakan dalam pengolahan bahan makanan yang tidak dapat dimurnikan dengan pengkristalan dan destilasi bahan kimia. Karbon aktif memperbaiki warna, flour dari makanan seperti gelatin, cuka, "soap stock", dan lain-lainnya. Karbon aktif tidak larut dan tidak bereaksi dengan makanan seperti bermacam-macam perlakuan kimia, ia bahkan menyerap bahan-bahan asing dalam makanan tersebut.

2) Penggunaan dalam Industri Non Pangan Industri Kimia.

Antara lain pada:

• Karbon aktif digunakan dalam industri plastik, nylon monomer, glycorin, glycol, pentaerythoriol, sorbitol, dan jenis lain dari alkohol polyhidrat.

• Industri bahan kimia photografi.• Industri gas untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diperlukan atau

zat-zat yang terkontaminasi seperti karbon dioksida, karbon monoksida, hydrogen, acetylene, dan lain-lain.

Industri Farmasi. Antara lain pada:

· Karbon aktif digunakan dalam pembuatan obat-obatan yang mengandung sulfat, antibiotik, vitamin sintesis, asamasam organik seperti asetat, asam sirat, benzonic, fumaric, malefic, dan lain-lainnya.

· Industri minyak bumi· Pemurnian udara dan air dari polusi· Pemurnian zat pelarut· Industri ban mobil· Industri penyimpanan dan pendinginan• Sebagai katalis dan reaksi

Page 9: contoh sudah lumayan baik.docx

Contoh Pelaporan SKB 377

Dengan semakin kerasnya undang-undang anti polusi di negara maju, apalagi setelah diadakannya KTT Bumi, maka saat ini banyak digunakan karbon aktif untuk pemurnian air limbah industri, air sungai maupun air danau. Bahkan beberapa perusahaan Jepang dan Amerika Serikat terus mengembangkan peralatan baru yang menggunakan karbon aktif seperti pemanas saku (Harakon), serta penggunaan karbon aktif untuk memisahkan nitrogen dari udara.

American Drug Company telah membuat produk baru yang diberikan nama KIMCO yaitu karbon aktif berbentuk kemasan yang berguna untuk menghilangkan bau dalam lemazi es dan mobil serta dapat menjadi penyegar sayur-sayuran. Sedangkan Hokeku Carbon Industry Company di Jepang sedang meneliti pemakaian karbon aktif dalam penyerapan air raksa dari buangan pabrik.

2. Kebi jakan Harga •

Strategi penetapan harga yang diusulkan adalah berdasarkan pada harga dari Ikaindo (Industri Kazbon Aktif Indonesia) dan juga berdasazkan penawaran harga untuk jangka wakru panjang dari salah satu perusahaan dagang di Korea Selatan yang juga merupakan group dari SDE.

Harga jual karbon aktif sangat dipengaruhi oleh jumlah iodine dan kekerasan dari produk karbon aktif. Untuk spesifikasi produk yang akan dipasazkan di atas, harga jual saat ini di tahun 1999 untuk negara Jepang, Korea Selatan, Eropa atau Amerika masih cukup baik yairu sebesar kisaran antara Rp. 6.600,- sampai dengan Rp. 7.500,- atau (USD 1.100 sampai dengan USD 1.250) per ton, dengan menggunakan asumsi 1US$ sebesar Rp. 6.600,. Sedangkan harga jual dari pesaing lokal yang mempunyai spesi fikasi jumlah iodine yang lebih rendah adalah sekitar Rp. 6.500,sampai Rp. 7.500,-. Sedangkan penawaran dari group SDE untuk kontrak dalam jangka waktu tenenru adalah sebesar USD 900 atau dengan kurs Rp. 6.000,-/USD menjadi Rp. 5.600,-.

Melihat data dan informasi harga karbon aktif di atas, penulis mencoba menerapkan strategi harga yang mampu bersaing danmemperoleh posisi pasar. Dalam hal ini penetapan harga jual mengacu pada harga jual karbon

aktif oleh perusahaan ekspor produk sejenis di Indonesia, sehingga penulis menetapkan harga jual 10 3% lebih rendah daripada harga jual karbon aktif PT. Ikaindo yang sudah diproyeksi ke tahun mendatang dengan trend linier. Selain bertujuan untuk mampu bersaing dan memperoleh posisi pasar, dalam menetapkan harga jual ini penulis juga sudah melihat faktor-faktor yang menentukan Batas-Batas harga pasar seperti mutu produk, biaya produk dan harga pasaran karbon aktif di Korea Selatan dan Jepang serta harga jual ekspor negara Fhilipina.

3. Kebijakan Promosi

Untuk memudahkan pelaksanaan penjualan dilakukan usaha promosi. Promosi utama ditujukan kepada tingkat penjual dan distributor, dan aktivitas promosi lebih ditekankan pada saat setelah penjualan, misalnya undangan datang ke Indonesia meninjau lokasi pabrik, pengenalan produk, dan pengenalan proses karbon aktif serta wisata setempat.

Sedangkan promosi pengenalan industri karbon Indonesia dan atau perusahaan karbon aktif yang ada di Indonesia akan dilakukan bekerja sama dengan pihak BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) dengan cara melakukan pameran dagang internasional di luar negeri terutama di negara Korea Selatan dan Jepang.

Dalam hal ini BPEN cukup membantu, karena selain melakukan promosi, BPEN juga melakukan upaya bila ada inquiry atau permintaan dari luar negeri dengan meneruskan prosesnya ke perusahaan-perusahaan karbon aktif di Indonesia untuk ditindaklanjuti.

4. Kebijakan Distribusi

Perencanaan pendistribusian karbon aktif disesuaikan dengan kontrak, target produksi, dan penjualan. Pendistribusian dilakukan