Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

70
Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 1 RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /MENKES/PER/ /2009 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perizinan Rumah Sakit Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (.Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 165 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

description

Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Transcript of Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Page 1: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 1

RANCANGANPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: /MENKES/PER/ /2009

TENTANG

PERIZINAN RUMAH SAKIT

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota perlu menetapkanPeraturan Menteri Kesehatan tentang Perizinan Rumah Sakit

Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan(Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, TambahanLembaran Negara Nomor 3495);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389)

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang PraktikKedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telahdiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(.Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Nomor 4438)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang TenagaKesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1996 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang PedomanPembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 165 ,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

Page 2: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 2

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentangPenyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara RI Tahun2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang OrganisasiPerangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentangPenataan Organisasi Perangkat Daerah.

M E M U T U S K A N :Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERIZINAN

RUMAH SAKIT

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :1. Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakanpelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

2. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanankesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit dari yang bersifat dasarsampai dengan sub spesialistik sesuai dengan kemampuan klasifikasi yangditetapkan.

3. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanankesehatan pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkandisiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit.

4. Rumah Sakit Pemerintah adalah rumah sakit yang diselenggarakan olehpemerintah di bawah Departemen, Lembaga Pemerintahan Non Departemen,TNI maupun POLRI atau pemerintah daerah.

5. Rumah Sakit Swasta adalah rumah sakit yang diselenggarakan olehmasyarakat dalam bentuk badan hukum.

6. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum atau rumah sakit khususyang menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan danpenelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran danpendidikan kedokteran berkelanjutan.

Page 3: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 3

7. Izin rumah sakit adalah pemberian kewenangan kepada pihak tertentu untukmendirikan dan menyelenggarakan rumah sakit.

8. Izin penyelenggaraan sementara adalah pemberian kewenanganpenyelenggaraan rumah sakit kepada Rumah Sakit yang baru berdiri dan belummemenuhi semua sarana, prasarana, peralatan, dan tenaga sesuai ketentuan.

9. Izin Penyelenggaraan tetap adalah pemberian kewenangan penyelenggaraanrumah sakit yang telah memenuhi semua persyaratan sesuai ketentuan.

10. Registrasi Rumah Sakit adalah pencatatan resmi tentang status rumah sakit diIndonesia.

11. Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintahkepada manajemen rumah sakit yang telah memenuhi standar yang telahditetapkan.

12. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) adalah upaya yang dilakukan olehpenanggung jawab usaha dan/kegiatan dalam penanganan komponenlngkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencanausaha dan/atau kegiatan.

13. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah upaya yang dilakukan olehpenanggung jawab usaha dan/kegiatan dalam pemantauan komponenlngkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencanausaha dan/atau kegiatan.

14. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besardan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkunganhidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

15. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Peraturan Menteri ini mengatur mengenai perizinan rumah sakit yang meliputiizin pendirian dan izin penyelenggaraan rumah sakit.

(2) Sesuai tugas pokok dan fungsi, rumah sakit wajib menyelenggarakan danmenyediakan :a. pelayanan gawat daruratb. pelayanan medisc. pelayanan penunjang medis dan non medisd. pelayanan keperawatane. pelayanan rujukanf. administrasi dan manajemen

Page 4: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 4

BAB IIIJENIS DAN KLASIFIKASI

Bagian KesatuJenis Rumah Sakit

Pasal 3

(1) Berdasarkan pelayanannya Rumah Sakit dibagi menjadi :a. Rumah Sakit Umumb. Rumah Sakit Khusus

(2) Berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit dibagi :a. Rumah Sakit Pemerintah.b. Rumah Sakit Swasta.

(3) Berdasarkan fungsinya rumah sakit dibagi menjadi :a. Rumah Sakit Pendidikanb. Rumah Sakit Non Pendidikan

Bagian KeduaKlasifikasi Rumah Sakit

Pasal 4

Rumah Sakit diklasifikasikan berdasarkan tugas, fungsi, kemampuan pelayanankesehatan dan kapasitas sumber daya organisasi.

Pasal 5(1) Rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi :

- Rumah sakit kelas A- Rumah sakit kelas B pendidikan- Rumah sakit kelas B non pendidikan- Rumah sakit kelas C- Rumah sakit kelas D

(2) Rumah sakit khusus diklasifikasikan menjadi :- Rumah sakit kelas A- Rumah sakit kelas B- Rumah sakit kelas C

(3) Ketentuan tentang klasifikasi rumah sakit diatur tersendiri dengan peraturanMenteri.

Page 5: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 5

BAB IVPERIZINAN RUMAH SAKIT

Bagian KesatuJenis Perizinan

Pasal 6

(1) Untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi seluruh pihak yangterkait, maka setiap rumah sakit harus memiliki izin.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari izin pendirian dan izinpenyelenggaraan rumah sakit.

(3) Izin pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan izin yangdiberikan untuk mendirikan rumah sakit.

(4) Izin penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan izinyang diberikan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

(5) Izin penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari izinpenyelenggaraan sementara dan izin penyelenggaraan tetap.

Bagian KeduaPersyaratan Izin Pendirian

Pasal 7

(1) Persyaratan untuk memperoleh izin pendirian rumah sakit meliputi, studikelayakan, master plan, status kepemilikan, rekomendasi izin mendirikan, izinundang-undang gangguan (HO), persyaratan pengolahan limbah, sertifikattanah, izin mendirikan bangunan (IMB), izin penggunaan bangunan (IPB) dansurat izin tempat usaha (SITU).

(2) Studi kelayakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi nama,jenis dan klasifikasi rumah sakit, kajian terhadap kebutuhan akan layananrumah sakit, kebutuhan sarana/fasilitas, peralatan medik/non medik, dan tenagayang di butuhkan, serta kemampuan pembiayaan.

(3) Master plan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi identifikasiproyek perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modaldan biaya berulang dan pelaksanaan strategi.

(4) Persyaratan pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas,meliputi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya PemantauanLingkungan (UPL) dan atau Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yangdilaksanakan sesuai jenis dan klasifikasi rumah sakit sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 8

Page 6: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 6

(1) Luas lahan untuk rumah sakit dengan bangunan tidak bertingkat, minimal 1½(satu setengah) kali luas bangunan dan untuk bangunan bertingkat minimal 2(dua) kali luas bangunan lantai dasar.

(2) Nama rumah sakit menggunakan nama dalam bahasa Indonesia.(3) Jumlah tempat tidur berdasarkan jenis dan klasifikasi rumah sakit ditetapkan

oleh Menteri.

Bagian KetigaPersyaratan Izin Penyelenggaraan

Pasal 9

(1) Persyaratan untuk mendapatkan izin penyelenggaraan meliputi:a. Bangunan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, kamar operasi, ruang

laboratorium, ruang farmasi, ruang radiologi dan ruang perkantoran telahselesai dibangun sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

b. Direksi rumah sakit yang purna waktu, tenaga medis, tenaga keperawatan,tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan telah terpenuhi sesuaidengan jenis dan klasifikasinya.

c. Peralatan/perlengkapan medik dan non medik untuk rawat jalan, rawat inap,gawat darurat, kamar operasi, laboratorium, farmasi, perkantoran telahterpenuhi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

(2) Izin penyelenggaraan sementara diberikan kepada rumah sakit yang baruberdiri namun belum memenuhi semua persyaratan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dengan kemampuan pelayanan minimal gawat darurat, rawatjalan, rawat inap dan 2 (dua) pelayanan medik spesialistik dasar.

(3) Izin Penyelenggaraan tetap diberikan kepada rumah sakit yang memenuhisemua persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan telah mendapatpenetapan kelas dan sesuai ketentuan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) termuat dalam lampiran peraturan ini.

Bagian KeempatPersyaratan Izin Rumah Sakit Dalam Rangka Penanaman Modal

Pasal 10

(1) Penanaman modal terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) danPenanaman Modal Asing (PMA).

(2) Persyaratan pendirian Rumah Sakit PMDN/PMA meliputi:a. Permohonan izin pendirian Rumah Sakit dari pemilik Rumah Sakit kepada

Menteri Kesehatan RI melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 7: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 7

b. Persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).c. Studi kelayakan.d. Rekomendasi izin pendirian dari Dinas Kesehatan Provinsi.e. Sertifikat tanah atas nama pemilik RS.f. Salinan pengesahan badan hukum pemilik RS dari Departemen Hukum dan

HAM.

(3) Persyaratan penyelenggaraan Rumah Sakit PMDN/ PMA meliputi:a. Permohonan Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit dari pemilik kepada

Menteri Kesehatan melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.b. Berita Acara Pemeriksaan Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan.c. Rekomendasi Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan

Provinsi.d. Pernyataan sanggup mentaati peraturan dibidang kesehatan dari Pemilik.e. Dokumen UKL/UPL/AMDAL disahkan oleh Pejabat yang berwenang.f. Struktur Organisasi RS.g. Daftar Ketenagaan Rumah Sakit.m. Daftar peralatan/perlengkapan Rumah Sakit.

BAB VTATALAKSANA PERIZINAN

Bagian KesatuTatalaksana Izin Pendirian

Pasal 11

(1) Permohonan izin pendirian rumah sakit diajukan oleh calon pemilik rumah sakitsesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

a. Izin pendirian Rumah Sakit Umum kelas A, Rumah Sakit Umum kelas Bpendidikan, Rumah Sakit Khusus kelas A dan Rumah Sakit PMDN/PMAdiberikan oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi Dinas KesehatanProvinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

b. Izin pendirian Rumah Sakit Umum kelas B non pendidikan, Rumah SakitKhusus kelas B diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi setelahmendapat rekomendasi dari Menteri dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota.

c. Izin pendirian Rumah Sakit Umum kelas C, Rumah Sakit Umum kelas Ddan Rumah Sakit Khusus kelas C diberikan oleh Dinas KesehatanKabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari Dinas KesehatanProvinsi.

(2) Rumah sakit harus mulai dibangun, selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelahmendapatkan izin pendirian.

(3) Izin pendirian berlaku 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kalidengan lama berlaku 1 (satu) tahun.

Page 8: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 8

Bagian KeduaTatalaksana Izin Penyelenggaraan

Pasal 12

(1) Pemilik rumah sakit mengajukan permohonan izin penyelenggaraan denganketentuan :a. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas A, Rumah Sakit Umum

kelas B pendidikan, Rumah Sakit Khusus kelas A dan Rumah SakitPMDN/PMA diberikan oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi DinasKesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

b. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas B non pendidikan, RumahSakit Khusus kelas B diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi setelahmendapat rekomendasi dari Menteri dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota.

c. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas C, Rumah Sakit Umumkelas D dan Rumah Sakit Khusus kelas C diberikan oleh Dinas KesehatanKabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari Dinas KesehatanProvinsi.

(2) Izin penyelenggaraan sementara yang berlaku 2 (dua) tahun, apabila pihakrumah sakit belum memenuhi semua sarana, prasarana, peralatan, dan tenagasesuai ketentuan.

(3) Setelah mendapat izin penyelenggaraan sementara, rumah sakit harusmengajukan penetapan kelas untuk mendapatkan izin penyelenggaraan tetap.

(4) Izin penyelenggaraan tetap berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjangkembali.

Pasal 13

(1) Setiap rumah sakit yang telah mendapakan izin penyelenggaraan harusmelakukan proses registrasi dan akreditasi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai registrasi dan akreditasi ditetapkan olehMenteri.

Bagian KetigaTatalaksana Perizinan Rumah Sakit PMDN/PMA

Pasal 14

(1) Permohonan diajukan kepada Departemen Kesehatan c.q. Direktorat JenderalBina Pelayanan Medik dengan melampirkan data-data :a. Studi kelayakan (feasibility study)

Page 9: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 9

b. Formulir isian pendirian rumah sakit yang telah dilengkapi(2) Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik mengeluarkan surat rekomendasi

apabila permohonan memenuhi persyaratan.(3) Berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas,

pemohon mengajukan persetujuan penanaman modal ke Badan KoordinasiPenanaman Modal (BKPM).

(4) Setelah diterbitkannya persetujuan, maka pemohon wajib mengajukan izinpendirian dan penyelenggaraan rumah sakit sesuai ketentuan.

Bagian KeempatPencabutan Izin

Pasal 15

Izin penyelenggaraan rumah sakit dapat dicabut apabila :a. Penyelenggaraan rumah sakit tidak memenuhi standar dan ketentuan yang

ditetapkan.b. Terbukti melakukan tindakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan.c. Ada perintah Pengadilan dalam rangka penegakan hukum.

Bagian KeempatTatacara Pencabutan Izin

Pasal 16

Pencabutan Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit dilaksanakan dengan ketentuan :d. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas A, Rumah Sakit Umum kelas

B pendidikan, Rumah Sakit Khusus kelas A dan Rumah Sakit PMDN/PMAdicabut oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsidan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

e. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas B non pendidikan, RumahSakit Khusus kelas B dicabut oleh Dinas Kesehatan Provinsi setelah mendapatrekomendasi dari Menteri dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

f. Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum kelas C, Rumah Sakit Umum kelas Ddan Rumah Sakit Khusus kelas C dicabut oleh Dinas KesehatanKabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi.

g. Pejabat yang berwenang melakukan pencabutan izin sesuai dengan klasifikasirumah sakit membentuk tim pemeriksa untuk melakukan penilaian.

h. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim Pemeriksa, Pejabatyang berwenang melakukan pencabutan Izin memberitahukan rencanapenutupan rumah sakit ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pemilikrumah sakit.

i. Pejabat yang berwenang melakukan pencabutan izin tersebut berkoordinasidengan Kepala Daerah Kabupaten/Kota untuk memberikan pengumumankepada masyarakat tentang rencana penutupan rumah sakit.

Page 10: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 10

j. Pejabat yang berwenang melakukan pencabutan izin membuat surat keputusanpenutupan rumah sakit.

k. Kepala Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dengan Kepala DinasTenaga Kerja setempat untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan sesuaiketentuan yang berlaku.

l. Kepala Daerah Kabupaten /Kota melakukan koordinasi dengan Kepala DinasKesehatan Provinsi untuk mengatasi masalah evakuasi pasien.

BAB VIPENETAPAN DAN PENINGKATAN KELAS RUMAH SAKIT

Bagian KesatuUmum

Pasal 17

(1) Setiap rumah sakit wajib mendapatkan penetapan kelas oleh Menteri.(2) Rumah sakit yang mampu meningkatkan dan memenuhi persyaratan yang

ditentukan dapat melakukan peningkatan kelas.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi rumah sakit diatur tersendiri.

Bagian KeduaTatalaksana Penetapan dan Peningkatan Kelas

Pasal 18

(1) Pengajuan usulan penetapan/peningkatan kelas rumah sakit ditujukan kepadaMenteri dengan melampirkan :a. Surat usulan penetapan/peningkatan rumah sakit dari pemilik rumah sakit

kepada Menteri Kesehatan RI.b. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan

Provinsi.c. Profil dan data rumah sakit.d. Isian Instrument Self Assesment penetapan kelas

(2) Menteri akan membentuk Tim untuk melakukan penilaian kelayakan rumahsakit berdasarkan kriteria klasifikasi.

(3) Menteri menetapkan klasifikasi berdasarkan hasil penilaian kelayakan rumahsakit.

BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 19

(1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan dalam peraturan menteri inikepada pemerintah daerah provinsi

Page 11: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 11

(2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan dalam perizinan rumah sakitkepada pemerintah daerah Kabupaten / Kota

(3) Apabila Gubernur belum mampu melakukan pembinaan dan pengawasandalam kebijakan perizinan setelah dilakukan pembinaan sebagaimanadimaksud ayat (1) maka untuk sementara pembinaan dan pengawasandilakukan oleh Menteri

(4) Pembinaan dan pengawasan yang dimaksud pada ayat (1) berupa pemberianbimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan latihan dan kegiatanpemberdayaan lain.

BAB VIIIPEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 20

(1) Untuk menjamin sinergi kesinambungan dan efektivitas langkah-langkah secaraterpadu dalam pelaksanaan kebijakan dan program perizinan rumah sakitmenteri, gubernur dan bupati/ walikota melakukan pemantauan dan evaluasi

(2) Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan danprogram klasifikasi perizinan di provinsi

(3) Gubernur melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan danprogram perizinan rumah sakit di kabupaten/ kota

(4) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan hambatan dalampelaksanaan kebijakan dan program perizinan rumah sakit di daerah

Pasal 21

(1) Bupati dan walikota berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaankebijakan dan program klasifikasi rumah sakit di daerahnya kepada gubernur

(2) Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan danprogram klasifikasi rumah sakit di daerahnya kepada Menteri

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

(1) Seluruh peraturan yang terkait dengan perizinan rumah sakit masih tetapberlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan ini.

(2) Pelaksanaan ketentuan mengenai perizinan rumah sakit sebagaimanaketentuan dalam peraturan ini dilaksanakan paling lambat dalam jangka waktu 6(enam) bulan sejak peraturan ini ditetapkan.

Page 12: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 12

BAB XPENUTUP

Pasal 23

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :pada tanggal :

MENTERI KESEHATAN RI,

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SpJP (K)

Page 13: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 13

LampiranPeraturan Menteri KesehatanNomor :Tanggal :

PERSYARATAN PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT

a. Bangunan Umum1. Rasio bangunan minimal 50 m2 setiap penyediaan 1 (satu) tempat tidur.2. Bangunan meliputi :

a. Bangunan atau ruangan untuk rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dankamar operasi.

b. Bangunan instalasi penunjang medik yang terdiri dari yaitu laboratorium,radiologi, farmasi dan sterilisasi.

c. Bangunan administrasi, ruang komite medik/ruang tenaga medis, ruangtenaga keperawatan dan ruang pertemuan staf.

d. Bangunan atau ruangan penunjang sarana rumah sakit meliputi dapur,gudang, cuci, bengkel, kamar jenazah dan lain sebagainya.

3. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatandan ruang isolasi sebagai berikut :a. Ruang bayi : Ruang perawatan minimal 2 m2/ tempat tidur Ruang isolasi minimal 3, 5 m2/ tempat tidur

b. Ruang dewasa/ anak : Ruang perawatan minimal 4,5 m2/ tempat tidur Ruang isolasi minimal 6 m2/ tempat tidur

4 Seluruh bangunan harus memenuhi aspek keselamatan dan keamanan,sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.Aspek keselamatan dan keamanan pasien antara lain :a. Pegangan sepanjang tangga.b. Toilet dilengkapi pegangan dan belc. Pintu dapat dibuka dari luar.

5 Seluruh ruangan memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, bebaspolusi, ventilasi, penerangan dan sistem keselamatan kerja, kebakaran dankewaspadaan bencana.

b. Bangunan Khusus

1. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawatdarurat

24 jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan :o Melakukan pemeriksaan awal kasus – kasus gawat darurato Melakukan resusitasi dan stabilisasi.

Lokasi Gedung IGD mudah diakses langsung oleh masyarakat dari dalamdan maupun luar rumah sakit dengan tanda-tanda yang jelas.

Page 14: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 14

Mempunyai pintu masuk dan keluar yang menghadap kejalan dan berbedadengan pintu utama, yang dapat diakses langsung oleh ambulans tanpadiundur.

Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai didepan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan : untuklantai IGD yang tidak sama tinggi dengan dengan jalan ambulans harusmembuat ramp).

Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung minimal 2ambulans (sesuai dengan beban RS).

Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar. Mempunyai area dekontaminasi yang ditempatkan didepan / diluar IGD

atau terpisah dengan IGD. Mempunyai area yang dapat digunakan untuk penanganan korban massal

akibat bencana Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga :

o Arus penderita dapat lancar dan tidak ada “cross infection”o Harus dapat menampung korban bencana sesuai dengan

kemampuan kelas RSo Kegiatan mudah dikontrol oleh kepala perawat

Minimal memiliki ruangan untuk :o Ruang Triase untuk seleksi pasien sesuai dengan tingkat

kegawatan penyakitnyao Ruang Resusitasi yang cukup luas dan tenang yang berdekatan

dengan ruang triase.o Ruang tindakan yang terpisah antara tindakan bedah dan non

bedaho Ruang Observasio Ruang tunggu untuk publik area yang memiliki toileto Ruang administrasio Ruang istirahat untuk petugas (dokter & Perawat)

Memiliki peralatan medis yang dapat digunakan untuk mendiagnosa,

menangani, momonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta alat

medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat darurat :

Trauma (Bedah)

Non Trauma :

Kegawat daruratan Jantung

Kegawatdaruratan Penyakit dalam

Page 15: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 15

Kegawatdaruratan Kebidanan

Kegawatdaruratan Anak dan neonatus

Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri,

Memiliki sarana penunjang pelayanan sebagai berikut (bangunan dapatbergabung dengan IGD atau terpisah tetapi dapat diakses 24 jam) :o Penunjang Medis :

Radiologi, laboratorium klinik, depofarmasi dan Bank Darah RS /Instalasi Transfusi Darah RS

o Penunjang Non Medis :Komunikasi khusus (telepon, radiomedik) dan ambulans

2. Kamar Operasia) Kamar operasi adalah unit kerja tempat dilakukan tindakan operasi.b) Rancang bangunan kamar operasi harus memenuhi syarat:

1. Mudah dicapai, baik untuk kasus rutin maupun kasus darurat.2. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan

non-steril.3. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brancard) pasien dengan

sedikit persimpangan.4. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non-steril yang dibuat

sedemikian rupa sehingga mendorong peningkatan disiplin pemakaianbaju steril.

c) Ruangan kamar operasi harus memenuhi syarat :1. Kamar yang tenang, tempat pasien menunggu tindakan anestesi, dan

dilengkapi dengan fasilitas untuk induksi anestesi.2. Kamar pulih (recovery).3. Ruang ganti pakaian petugas pria dan wanita terpisah.4. Kamar operasi yang berhubungan langsung dengan kamar induksi.5. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, Obat/farmasi

termasuk bahan narkotik.6. Ruang/tempat pengumpulan/pembuangan peralatan dan linen bekas

pakai operasi.7. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas

yang harus berada di Kamar Operasi dalam jangka lama.d) Perlengkapan kamar operasi harus memenuhi syarat :

1. Alat pengatur temperatur dan kelembaban yang aman bagi pasienyang dibius. Peralatan ini diperiksa oleh petugas pemeliharaan(maintenance) secara teratur.

2. Ada persediaan gas medis yang cukup.3. Ada pengisap lendir yang berfungsi baik.4. Ada kotak kontak listrik yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan.5. Cukup tersedia cadangan gas medis, listrik diesel, UPS dan pengisap

lendir yang dapat bekerja bila sumber listrik utama mati.e) Persyaratan kamar operasi lainnya :

1. Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang kedap air.2. Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung.

Page 16: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 16

3. Berwarna terang.4. Tinggi langit-langit rata-rata 2,70 – 3,30 m dari lantai.5. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan

berwarna terang.7. Tersedia lampu operasi dengan pemasangan balance/keseimbangan

baik jumlah lampu operasi dan ketinggian pemasangan memperhatikannorma.

8. Semua kotak kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari lantai.

9. Suhu diusahakan 22 - 25 0 C dan kelembaban 50 - 60%.10.Pencahayaan 300 - 500 lux, meja operasi 10.000 - 20.000 lux.11.Ventilasi digunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan

dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ totalpressure.

12.Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas kebawah.

13.Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.14.Tidak boleh terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu

harus dibuat ruang antara.15.Tersedianya ruangan cuci tangan/scrub-up16.Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang

operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril daribagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ditutup.

17.Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit.

18.Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang dibawah lantai.

19.Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman.

3. Ruang Laboratoriuma. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang kedap air.b. Tinggi langit-langit antara 2,70 – 3.30 m dari lantai.c. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 md. Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai.e. Semua kotak kontak dan saklar dipasang sekitar meja kerja beton.f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang

dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia.g. Lokasi mudah dicapai pasienh. Luas ruangan minimal 30 m2

i. Meja beton dilapisi dengan porselin/ keramik dengan tinggi 0, 80 – 1, 00m.

j. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.k. Dinding ruang dapur, kamar mandi/toilet dilapisi porselin atau keramik

minimal 1, 50 m dari lantai.l. Dilengkapi wastafel/ tempat cucim. Dipasang exhaust fan untuk menghilangkan bau kimia.n. Ruang harus memiliki pencahayaan yang baik.o. Ruang harus memiliki ventilasi yang baik.

Page 17: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 17

p. Terdapat penataan ruang (ruang tunggu, ruang penerimaan/pengambilan spesimen).

q. Tersedianya sumber air bersih.r. Sumber listrik yang baik dan aman, voltage yang stabil dan dapat

dimonitor.s. Tersedia sumber gas.t. Tersedianya unit transfusi darah/bank darah rumah sakit

4. Ruang Sterilisasia. Dinding dan langit-langit dari bahan yang kedap air.b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air dan

berwarna terang.c. Langit-langit terbuat dari bahan-bahan yang kuat.d. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m.e. Ambang bawah jendela minimal 1, 00 m dari lantai.f. Meja beton dilapisi porselin atau keramik dengan tinggi 0, 80 – 1,

00 m dari lantai.g. Semua kotak kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1, 40 m

dari lantai.h. Gudang untuk ruang sterilisasi harus benar-benar steril.i. Perlu handswitch untuk sterilisasi dengan kapasitas daya listrik besar.

5. Ruangan Radiologia. Ruangan untuk Diagnostik Radiologi (Ruang Radiodiagnostik)

1. Dinding ruangan terbuat dari pasangan batu bata dengan campuran 1semen : 3 pasir, bagian dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam(Plumbum/Pb), setebal 2 mm, sebelum diplester minimal setinggi 2 mdari lantai Atau dinding ruangan terbuat dari beton setebal 15 cm,dengan plesteran (bahan beton dari split dengan densitas 2,3 gr/cm3

atau batu koral dengan densitas 1,8 gr/cm3.2. Semua pintu kayu dan kusen bagian dalamnya, harus dilapisi timah

hitam (Pb) setebal 2 mm.3. Jendela harus minimal setinggi 2 (dua) meter dari lantai ruangan

periksa.4. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah

dibersihkan.5. Langit-langit terbuat dari bahan multiplek, dengan ketinggian 2, 70

meter dari lantai.6. Stop kontak khusus untuk pesawat X-ray dipasang pada ketinggian

1,40 meter dari atas lantai.7. Jendela yang membatasi ruangan X-ray dengan ruang operator

memakai kaca timbal/lead glass dengan ketebalan equivalen 2 mmPb, ukuran kaca Pb 40 cm x 60 cm.

8. Tembok pembatas antara ruang X-ray dengan kamar gelap dilengkapidengan transfer cassette, dan harus dilapisi plumbum 2 mm .

9. Pemasangan AC pada ruang pesawat X-ray bukan merupakan suatukeharusan tetapi merupakan anjuran agar pesawat tidak cepat rusak.

10.Kalau pesawat X-ray yang dipasang dalam ruangan ini dilengkapidengan fasilitas untuk penyinaran tembus (fluoroscopy) tanpa layar

Page 18: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 18

monitor, maka ruang ini hanya kedap cahaya dan perlu dipasang lampumerah.

b. Kamar Gelap1. Langit-langit terbuat dari multiplek dengan tinggi 2,70 m dari lantai.2. Lebar daun pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.3. Semua kotak kontak dan saklar dipasang minimal setinggi 1,40 m dari

lantai.4. Pencahayaan pada kamar gelap menggunakan safelight berwarna

merah tidak merusak film.5. Perlu adanya persediaan air bersih dan exhause fan dengan

pemasangan yang kedap cahaya.6. Jika dilengkapi dengan transfer cassette box, maka pemasangan harus

menjamin bahwa sinar X dan cahaya tidak dapat masuk ke kamargelap.

c. Ruang dengan Radioisotop.Ruang radioisotop / ruang isolasi harus terpisah dengan ruang tunggupasien.Oleh karena memakai sinar pengion berenergi tinggi maka denganketebalan dinding memerlukan perhitungan.

d. Ruangan untuk melakukan pelayanan radioterapi memerlukan persyaratandan penghitungan khusus, berhubungan dengan sinar pengion yangdipakai berenergi sangat tinggi. Untuk itu mengacu pada standarpelayanan radioterapi .

e. Ruangan untuk melakukan pelayanan kedokteran nuklir memerlukanpersyaratan dan penghitungan khusus, berhubungan denganradiofarmaka/ radionukleida. Untuk itu mengacu pada standar pelayanankedokteran nuklir.

6. Ruang Pendingin untuk ruang gizi/ dapura. Luas/besar ruangan minimal dapat menyimpan bahan pangan untuk

kebutuhan selama 3 (tiga) hari.b. Suhu di dalam ruang pendingin antara –10 C sampai 5 C.c. Dilengkapi rak untuk menyimpan bahan makanan, dengan tinggi rak paling

bawah antara 20 - 25 cm dari lantai.d. Bebas tikus dan serangga khususnya kecoa.

7. Kamar Mayata. Dinding dilapisi porselin atau keramik.b. Lebar pintu minimal 1, 20 m dan tinggi minimal 2,10 m.c. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan

berwarna terang.d. Dilengkapi dengan sarana pembuangan air limbah.

8. HCU ( High Care Unit )a. Lokasi : Tergantung dari model yang dipilih

1. Integrated : bergabung dengan Intensive Care Unit ( ICU )2. Pararel : bersebelahan dengan Intensive Care Unit ( ICU )3. Separated : terpisah dengan Intensive Care Unit (dapat dibuat di setiap

bagian : bagian bedah, bagian neurologi, penyakit dalam, anak, bagiankebidanan dll)

Page 19: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 19

b. Disain :a. Ukuran ruangan per satu tempat tidur minimal 3 x 3 meter untuk satu

pasienb. Mempunyai alat pendingin ruangan (AC)c. Ventilasi baikd. Memiliki exhaust fane. Pencahayaan cukupf. Lantai bersihg. Memiliki sumber energi listrik cadanganh. Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhani. Jumlah tempat tidur disesuaikan dengan kebutuhanj. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung)k. Memiliki wastafel untuk 1 (satu) ruangan

9. Kamar IsolasiDisain :a. Pasien didalam satu ruangan tersendiri, bila tidak tersedia, penempatan

pasien dapat secara kohorting dan jarak antar tempat tidur minimal 2 meterdan disekat

b. Ruangan bertekanan negatif dengan 6 – 12 ACH per jam ataumenggunakan HEPA filter

c. Pintu harus tertutupd. Jendela berukuran tinggi 0,5 m dan lebar 0,5 m, membuka keluar dan tidak

mengarahkan ke daerah publike. Alur masuk tidak sama dengan alur keluarf. Memiliki ruang ganti anteroomg. Memiliki kamar mandi pasien dan petugash. 1 wastafel tiap 6 TTi. Kamar Isolasi Khusus misalnya : Avian Influenza, kamar mandi petugas

dilengkapi dengan shower

10.Kamar bersalina. Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGDb. Luas minimal : 6 m2 per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2

penolong diperlukan 4 x 4 m2 = 16 m2

c. Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 (6m2 untuk masing-masing pasien)d. Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisahe. Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapt hadirf. Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orangg. Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak ada

keharusan melintas pada ruang bersalinh. Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umumi. Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk

memudahkan transpor bayi dengan kompikasi ke ruang rawatj. Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi : kala 1, kala

2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4bagi ibu bersama bayinya-secara privasi. Bila tidak memungkinkan, makadiperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2

k. Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station)agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum

Page 20: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 20

dibawa ke ruang rawat (postpartum). Selanjutnya bila diperlukan operasi,pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamarbersalin

l. Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan dengan kamar bersalinm. Ruang postpartum harus cukup luas, standar : 8 m2 per tempat tidur (bed)

dalam kamar dengan multibed atau standar 1 bed minimal : 10 m2

n. Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemario. Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimum

1 m s/ d 2 m dan antara dinding 1 mp. Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 (empat)q. Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara

cukupr. Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangans. Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor)t. Kamar periksa/diagnostik berisi : tempat tidur pasien/obgin, kursi

pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USGmobile dan troli emergensi

u. Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m2, Bila adabeberapa tempat tidur maka per pasien memerlukan 7 m2. Perludisediakan toilet yang dekat dengan ruang periksa

v. Ruang perawat-nurse station-berisi : meja, telepon, lemari berisiperlengkapan darurat/obat

w. Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamarbersalin

x. Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk kuret,penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu sorot, lemariperlengkapan operasi kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin anestesi,inkubator, perlengkapan kuret (MVA) dsb

y. Ruang tunggu bagi keluarga pasien minimal 15 m2, berisi meja, kursi-kursiserta telepon.

11.ICU (Intensive Care Unit)a. Prasarana

1. Lokasi : Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamarpulih, berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke Unit GawatDarurat, laboratorium dan radiologi

2. Disain : Standar ICU yang memadai ditentukan disain yang baik danpengaturan ruang yang adekuat

a. Bangunan ICU : Terisolasi (dirancang khusus agar terhindar dari faktor luar

ruang, misal: bakteri, udara kotor, kebisingan suara, dll) Mempunyai standar tertentu terhadap : Bahaya api, Ventilasi,AC,

Exhaust Fan, Pipa air, Komunikasi, Bakteriologis, Kabel monitor Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata

b. Area Pasien: Unit terbuka 12 – 16 m2/ tempat tidur Unit tertutup 16 – 20 m2/ tempat tidur Jarak antara tempat tidur : 2 m

Page 21: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 21

Unit terbuka mempunyai 1 (satu) tempat cuci tangan setiap 2tempat tidur

Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU.

ICU tersier paling sedikit 3 outlet udara-tekan, dan 3 pompahisap dan minimal 16 stop kontak untuk tiap tempat tidur

Pencahayaan cukup dan adaekuat untuk observasi klinisdengan lampu TL day light 10 watt/m2. Jendela dan aksestempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil. Disaindari unit juga memperhatikan privasi pasien.

c. Area Kerja Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual

perawat dengan pasien Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi

dan penyimpanan obat dan alat (termasuk alat pendingin) Ruang yang cukup untuk mesin X- Ray mobile dan mempunyai

negatif skop Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain, komputer dan

koleksi data, juga tempat untuk penyimpanan alat tulis danterdapat ruang yang cukup untuk resepsionis dan petugasadministrasi

d. LingkunganMempunyai pendingin ruangan/ AC yang dapat mengontrol suhudan kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 220-250 Ckelembaban 50 – 70 %

e. Ruang IsolasiDilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaiansendiri

f. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersihUntuk menyimpan monitor, ventilator, pompa infurs dan pompasyringe, peralatan dialistis, alat-alat sekali pakai, cairan,penggantung infus, troli, penghangat darah, alat hisap, linen dantempat penyimpanan barang dan alat bersih

g. Ruang tempat pembuangan alat/ bahan kotorRuang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine,pengosongan dan pembersihan pispot dan botol urine. Disain unitmenjamin tidak ada kontaminasi

h. Ruang perawatTerdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yangbertugas dan pimpinannya

i. Ruang staf DokterTempat kegiatan organisasi admistrasi termasuk kantor KepalaBagian dan staf , dan kepustakaan

j. Ruang tunggu keluarga pasienk. Laboratorium

Harus dipertimbangkan pada unit yang tidak mengandalkanpelayanan terpusat

Page 22: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 22

b. Peralatan1. Jumlah dan macam peralatan bervariasi tergantung tipe, ukuran dan

fungsi ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU, disesuaikandengan standar yang berlaku

2. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat3. Peralatan dasar meliputi: Ventilator Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas Alat hisap Peralatan akses vaskuler Peralatan monitor invasif dan non invasif Defibrilator dan alat pemacu jantung Alat pengatur suhu pasien Peralatan drain thorax Pompa infus dan pompa syringe Peralatan portable untuk transportasi Tempat tidur khusus Lampu untuk tindakan Continous renal replacement theraphy

4. Peralatan lain (seperti peralatan hemodialisa dan lain-lain) untukprosedur diagnostik dan atau terapi khusus hendaknya tersedia bilasecara klinis ada indikasi dan untuk mendukung fungsi ICU.

5. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan para medik perlutersedia untuk penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah untukmengatasi apabila terjadi malfungsi.

6. Peralatan monitoring (termasuk peralatan portable yang digunakanuntuk transportasi pasien), meliputi :1) Tanda bahaya kegagalan pasokan gas2) Tanda bahaya kegagalan pasokan oksigen

Alat yang secara otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunantekanan pasokan oksigen, yang selalu terpasang di ventilator

3) Pemantauan konsentrasi oksigenDiperlukan untuk mengukur konsentrasi oksigen yang dikeluarkanoleh ventilator atau sistem pernafasan

4) Tanda bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistempernafasanPada penggunaan ventilator otomatis, harus ada alat yang dapatsegera mendeteksi kegagalan sistim pernafasan atau ventilatorsecara terus-menerus

5) Volume dan tekanan ventilatorVolume yang keluar dari ventilator harus terpantau. Tekanan jalannafas dan tekanan sirkuit pernafasan harus terpantau terusmenerus dan dapat mendeteksi tekanan yang berlebihan

6) Suhu alat pelembang (humidifier)Ada tanda bahaya bila terjadi peningkatan suhu udara inspirasi

7) ElektrokardiografTerpasang pada setiap pasien dan dipantau terus menerus

8) Pulse oximeterHarus tersedia untuk setiap pasien di ICU

Page 23: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 23

9) Emboli udaraApabila pasien sedang menjalani hemodialisis, plasmapheresis ataualat perfusi harus ada pemantauan untuk emboli udara

10)Bila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan untuk mengukurvariabel fisiologis lain seperti tekanan intra arterial dan tekananarteri pulmonalis, curah jantung, tekanan inspirasi dan aliran jalannafas, tekanan intrakaranial, suhu, transmisi neuromuskular, kadarCO 2 ekspirasi

Ditetapkan di :pada tanggal :

MENTERI KESEHATAN RI,

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SpJP (K)

Page 24: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 24

FORMULIR ISIAN PENDIRIAN RUMAH SAKIT

1. Nama rumah sakitSebutkan nama rumah sakit tersebut : ................................................

2. Badan hukum pemilik rumah sakit (untuk RS swasta)a. Nama dan bentuk badan hukum pemilik rumah sakit:.................................……

b. Nomer dan tanggal akte badan hukum pemilik rumah sakit:..........................…(lampirkan akte badan hukum pemilik rumah sakit )

c. Alamat badan hukum rumah sakit :............................………..............................

d. Apakah badan hukum pemilik rumah sakit telah memiliki rumah sakit saranakesehatan lainnya, bila ya, sebutkan nama dan alamat rumah sakit atausarana kesehatan lainnya yang telah dimiliki oleh badan hukum tersebut.NAMA ALAMAT

1. ………………………..

2. …………………………

dst………………………….

3. Jenis ijin pendirian yang diajukan :a. Permohonan ijin pendirian rumah sakitb. Permohonan ijin perpanjangan pendirian rumah sakit( lingkari jawaban yang sesuai )

4. Kelas dan jenis rumah sakita. Rumah sakit Umum,

1) Kelas D2) Kelas C3) Kelas B Non pendidikan4) Kelas B Pendidikan(lingkari jawaban yang sesuai)

b. Rumah sakit Khusus1) Kelas C2) Kelas B3) Kelas A(lingkari jawaban yang sesuai)

5. Lokasi Rumah sakit

Page 25: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 25

a. Letak rumah sakitDesa/kelurahan :Kecamatan :Kabupaten/Kotamadya :Provinsi :

b. Apakah sudah ada persetujuan lokasi dari pemerintah daerah atau apakahlokasi sudah sesuai dengan rencana umum tata ruang kabupaten/kota ?Sudah/Belum

c. Luas tanah lokasi rumah sakit ................................. M2Pemilik tanah1) Perorangan, sebutkan nama pemilik tanah ...............2) Badan hukum, sebutkan nama badan hukum pemilik tanah tersebut

..............................................3) No akte sertifikat tanah(lampirkan foto copy sertifikat tanah)

d. Rumah sakit terletak di daerah1) Pemukiman2) Perkantoran3) Pertokoan4) Sekolahan5) Pariwisata6) Kawasan industri7) Lain-lain, sebutkan ..........................................( Lingkari sesuai daerah letak rumah sakit Saudara)

6. Keadaan sekitar

a. Sebutkan apa yang bersebelahan dengan kompleks rumah sakit ini :Sebelah utara :Sebelah selatan :Sebelah barat :Sebelah timur :

b. Apakah ada rumah sakit lain disekitar/daerah rencana lokasi rumah sakit yangdiusulkan (dalam radius 5 Km2) ? Ada/tidakBila ya, sebutkan tiga rumah sakit terdekat :

RS I RS II RS III Ket.Nama rumah sakitKepemilikanJenis rumah sakit(Umum/Khusus)Kelas rumah sakitJml TT

Page 26: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 26

Jarak dng rumah sakit iniBORLOSJml hari rawatRata-2 kunjungan/hari

Catatan : Lampirkan peta dengan skala dan berilah tanda pada peta letakrumah sakit yang diusulkan dan letak tiga rumah sakit lainnya

c. Apakah letak rumah sakit di daerah rawan bencana ya atau tidakBila ya, sebutkan jenis bencana: banjir, gempa bumi, longsor, dan lain-lain

d. Apakah letak rumah sakit di perpanjangan jalur startbaan/landingsstriplapangan terbang? ya/tidak

e. Apakah letak rumah sakit dekat rel kereta api? Ya/tidak

f. Apakah letak rumah sakit dekat dengan aliran listrik tegangan tinggi? Ya/Tidak

g. Apakah ada industri di sekitarnya? Ya/TidakBila ya, agar disebutkan jenis industri, jarak dari rumah sakit, pencemaranyang diakibatkan (udara, tanah dan air tanah di sekitarnya)

h. Apakah ada kampung dengan bangunan darurat serta padat yang berada disekitar rumah sakit yang diusulkan? Ya/Tidak

i. Bagaimana keadaan sanitasi di sekitar rumah sakit dan bagaimana kesadaranpenduduk mengenai sanitasi di daerah ini1) Baik2) Cukup3) Kurang4) Buruk(Lingkari jawaban yang sesuai)

j. Sebutkan sepuluh penyakit terbanyak di daerah rencana rumah sakit yangdiusulkan

k. Sebutkan jumlah penduduk dan kepadatannya pada lokasi rumah sakit yangdiusulkan.

7. Perhubungan

a. Bagaimana keadaan jalan menuju ke rumah sakit ini ?1) Baik/rusak2) Satu jalur/Dua jalur3) Di lewati kendaraan umum atau tidak

b. Apakah jalan di depan lokasi rumah sakit yang diusulkan sering terjadikemacetan ? Ya/Tidak

c. Apakah ada sambungan telepon/radio ke rumah sakit ini ? Ya/Tidak

Page 27: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 27

d. Bila tidak, apakah ada cara telekomunikasi lainnya ?,sebutkan ...............

e. Berapa jumlah ambulan yang direncanakan ?

8. Perencanaan Pelayanan RS

Sebutkan jenis pelayanan spesialisasi yang direncanakan.

9. Perencanaan Bangunan RS

a. Luas seluruh bangunan yang direncanakan ............... m2

b. Apakah sudah ada Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ?

c. Apakah bangunan bertingkat atau tidak, bila bangunan bertingkat, berapajumlah tingkatnya dan berapa luas lantai dasar yang direncanakan ?

1) Jumlah tingkat yang direncanakan2) Bila bertingkat, jumlah luas lantai dasar ......................... m2

d. Berapakah rencana jumlah tempat tidur dan rencana proporsi tempat tidur disetiap kelas perawatan

Kelas PerawatanRumah Sakit

Jumlah TT Jml TT / Kamar

ViP/UtamaKelas IKelas IIKelas IIIJumlah TT seluruhnya

e. Apakah dalam bangunan rumah sakit yang diusulkan ada unit-unit sebagaiberikut ?

Bangunan ada/tidak Keterangan1. Unit rawat jalan/polikinik2. Unit gawat darurat3. Unit rawat inap4. Kamar operasi5. Kamar bersalin6. Laboratorium7. Radiologi8. Farmasi9. Sterilisasi10.Ruang administrasi11. Dapur, dst

Catatan : Lampirkan denah situasi rencana bangunan rumah sakit

Page 28: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 28

10. Peralatan rumah sakitBagaimana rencana pengadaan peralatan medis rumah sakit

a. Pembelian dalam negeri

b. Import (lampirkan peralatan yang akan diimport yang akan dimintakanpembebasan beaya masuk : nama alat,merk, tahun pembuatan, negara asal,jumlah, harga,dll)

c. Sumbangan

d. Lain-lain, sebutkan ............................................

11.Prasarana rumah sakit

a. Penyediaan listrik

1) Apakah listrik dapat tersedia 24 jam terus menerus ?Bila ya, sebutkan dari sumber manakah diperoleh penyediaan tenagalistrik?a. PLNb. Perusahaan/Organisasi lain, sebutkan ...........c. Pembangkit sendiri

2) Berapa rencana KVA yang tersedia.........................

3) Berapakah cycle dan voltagenya ? .....................................4) Apakah disediakan pembangkit listrik darurat dan disambung dengan

bagian-bagian manakah ?5) Berapa KVA pembangkit tersebut ?

6) Berapa jumlah mesin pembngkit listrik ?(lampirkan denah listrik)

b. Penyediaan air1) Dari sumber manakah air untuk rumah sakit ini ?

a) PAMb) Sumber sendiric) Organisasi laind) Sumur artesise) Sumur biasaf) Air permukaan, sungai dengan instalasi penjernihan airg) Lain-lain, sebutkan...............................

2) Apakah air dapat tersedia 24 jam terus menerus ? .....................

3) Bilamana digunakan pompa-pompa hydropheer, penjernihan, apakahkemungkinan pemeliharaan/perbaikan dapat baik sehingga kontinuitaspenyediaan air terjamin ?...........................................

Page 29: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 29

4) Apakah ada pengaruh dari musim kemarau/hujan pada penjernihan air....................................................................................................

5) Pemeriksaan kualitas air secara rutin bakteriologis dan kimia dapatdilakukan oleh laboratorium mana dan bagaimana hasilnya ?(Hasil pemeriksaan air agar dilampirkan)

c. Pengelolaan limbah dan pembuangan sampah1) Bagaimana rencana sistem pengolahan limbah cair ?

a) Direncanakan ada instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)b) Sistem septic-tank sendiri-sendiric) Lain-lain, sebutkan..........................

( Lingkari jawaban yang sesuai )

2) Bagaimana rencana pengolahan limbah padat termasuk pembuangansampah ?a) Apakah diangkut dengan truck/gerobak/dan lain-lain ketempat lain dan

bagaimanakah tempat penampungan di rumah sakit sebelum diangkutke luar , apakah dalam tempat tertutup atau terbuka ?

b) Apakah tersedia tempat pembakaran (incenerator) dengan mesinpembakar atau cara konvensional ?

12.Ketenagaan

a. Direktur rumah sakit :1) Nama : ...............................

2) Pendidikan : ................…...........

b. Daftar rencana ketenagaanJenis tenaga Jml Rekruitmen *) FT **) PT ***)

Dokter spesialisDokter umumDokter gigiPerawatTenaga kesehatan lainNon medislain-lainKeterangan :*) Rekruitment bisa ditulis dari : rumah sakit lain, Depkes, Departemen

lain, Pensiunan, TNI/Kepolisian, dll**) FT = Full time***) PT = Part time

Page 30: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik’09, 01/07//09 30

13.Sumber dana

a. Dana sendiri

b. Pinjam bank

c. Sumbangan

d. Lain-lain, sebutkan .........................................

Page 31: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 31

FORMULIR II

FORMULIR ISIAN PENYELENGGARAAN

RUMAH SAKIT UMUM SWASTA

UMUM

1. Nama rumah sakit

2. Alamat rumah sakit

3. Pemilik rumah sakit

4. Alamat pemilik rumah sakit

5. Jenis rumah sakit a. RS Umum

b. RS Khusus

6. Kelas rumah sakit a. Kelas D

b. Kelas C

c. Kelas B

7. Jenis ijin yang

Diajukan

a. Ijin sementara penyelenggaraan

b. Ijin tetap penyelenggaraan

c. Ijin perpanjangan penyelenggaraan

8. Direktur rumah sakit a. Nama :

b. Pendidikan :

9. Luas tanah

10. Luas bangunan

11. Untuk bangunan Bertingkat :

Jumlah tingkat

Luas lantai dasar

12. Jumlah tempat tidur

Page 32: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 32

KETENAGAANJenis tenaga Jml Rekruitmen *) FT **) PT ***) Keterangan

Dokter spesialis

Dokter umum

Dokter gigi

Perawat

Tenagakesehatan lain

Non medis

lain-lainKeterangan :*) Rekruitment bisa ditulis dari : rumah sakit lain, Depkes, Departemen lain,

Pensiunan, TNI/Kepolisian, dll**) FT = Full time***) PT = Part time

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

No. KRITERIA YA/TIDAK

1. Apakah rumah sakit sudah mempunyai struktur organisasiyang sekurang-kurangnya meliputi bidang pelayanan medik,bidang pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang, rekammedis, komite medik dan komite etik rumah sakit.

Bila sudah, mohon disebutkan nama penanggung jawabbidang-bidang tersebut dan kualifikasinya (pendidikannya)dan sebutan jabatannya (Direktur/kepala bidang/kepakaseksi/ketua,dll):

a. Bidang pelayanan medik

- Nama : …………………………………….

- Pendidikan : …………….………………………

- Sebutan jabatannya : …………………………………….

Page 33: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 33

No. KRITERIA YA/TIDAK

b. Bidang pelayanan keperawatan,

- Nama : …………………………………….

- Pendidikan : …………….………………………

- Sebutan jabatannya : ………………………………………

c. Bidang pelayanan penunjang,

- Nama : …………………………………….

- Pendidikan : …………….………………………

- Sebutan jabatannya : ………………………………………

d. Komite medik

- Nama : …………………………………….

- Pendidikan : …………….………………………

- Sebutan jabatannya : ………………………………………

e. Komite etik rumah sakit.

- Nama : …………………………………….

- Pendidikan : …………….………………………

- Sebutan jabatannya : ………………………………………

f. Bagian rekam medis,

- Nama : …………………………………….

- Pendidikan : …………….………………………

- Sebutan jabatannya : ………………………………………

2. Apakah rumah sakit sudah mempunyai uraian tugas,prosedur, manual,dan lain -lain?

3. Apakah rumah sakit sudah mempunyai hospital- bylaws ?

4. Apakah rumah sakit sudah mempunyai sistem keselamatankerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana ?

Yang dimaksud sistem K-3 disini adalah rumah sakitmempunyai alat komunikasi, alat pemadam kebakaran,bangunan yang memperhatikan aspek keamanan pasien dankebijakan prosedur tentang K-3)

Page 34: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 34

PELAYANAN MEDIK

No. KRITERIA YA/TIDAK

1. PELAYANAN RAWAT JALAN

a. Apakah rumah sakit mempunyai poliklinik penyakit dalam ?

Bila ya, sebutkan kualifikasi yang memberikan pelayanan :Dokter umum/dokter spesialis penyakit dalam

b. Apakah rumah sakit mempunyai poliklinik bedah ?

Bila ya, sebutkan kualifikasi yang memberikan pelayanan :

Dokter umum/dokter spesialis bedah

c. Apakah rumah sakit mempunyai poliklinik penyakit anak ?

Bila ya, sebutkan kualifikasi yang memberikan pelayanan :

Dokter umum/dokter spesialis anak

d. Apakah rumah sakit mempunyai poliklinik obstetri dan ginekologi?

Bila ya, sebutkan kualifikasi yang memberikan pelayanan :

Dokter umum/dokter spesialis obstetri dan ginekologi

e. Apakah rumah sakit mempunyai poliklinik penyakit gigi dan mulut

Bila ya, sebutkan kualifikasi yang memberikan pelayanan :

Dokter gigi umum/dokter gigi spesialis

f. Apakah rumah sakit mempunyai poliklinik spesialis lainnya dansub

spesialis ?

Bila ya, sebutkan jenis poli spesialis kualifikasi yang memberikanpelayanan :

Dokter umum/dokter spesialis …………..

Dokter sub spesialis

2. PELAYANAN GAWAT DARURAT

a. Apakah rumah sakit mampu memberikan pelayanan gawatdarurat spesialistik bidang bedah, medik, obstetri dan ginekologi

Page 35: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 35

dan spesialis lain dan sub spesialis ?

Bila tidak, mohon dapat dijelaskan pelayanan gawat darurat yangmampu dilaksanakan oleh rumah sakit :

-

-

-

b. Apakah rumah sakit mempunyai/telah menyiapkan dokter jaga24 jam ?

c. Bila jawaban yang diatas ya, apakah dokter jaga tersebut pernahmengikuti pelatihan kegawatdaruratan ?

d. Apakah rumah sakit mempunyai/telah menyiapkan perawat jaga24 jam di unit gawat darurat ?

Bila jawaban yang diatas ya, apakah perawat jaga tersebutpernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan ?

e. Apakah unit gawat darurat mempunyai ruang sendiri dan terdiridari ruang/tempat tindakan, ruang/tempat observasi ?

f. Apakah sudah ada kebijakan dan prosedur-prosedur untuktindakan penanganan gawat darurat ?

g. Apakah ada sarana komunikasi (telepon) ?

h. Apakah ada ambulans untuk rujukan pasien

i. Apakah ada peralatan-peralatan yang dapat melakukan tindakan-tindakan resusitasi kardio-pulmuner dan untuk menyelamatkanhidup ?

g. Apakah tersedia obat-obatan untuk penanggulangan gawatdarurat ?

3. PELAYANAN RAWAT INAP

a. Apakah pelayanan rawat inap dilaksanakan oleh dokterspesialistik ?

Bila ya, sebutkan pelayanan spesialistik yang bisa dilaksanakanoleh rumah sakit :

-

-

Page 36: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 36

-

b. Bila tidak, apakah pelayanan rawat inap dilaksanakan oleh dokterumum ?

c. Apakah rumah sakit mempunyai ruang isolasi ?

Bila ya, berapakah perbandingan jumlah tempat tidur dengan luaslantai ruang isolasi ……………………..

d. Apakah fasilitas perawatan sudah sesuai dengan standar fasilitasruang perawatan ?

Bila ya, berapakah perbandingan jumlah tempat tidur dengan luaslantai untuk ruang perawatan ……………….

e. Apakah rumah sakit telah mempunyai perawat dengan pendidikansarjana keperawatan (S.Kp) ?

f. Apakah tersedia suction (alat penghisap) dan oksigen di setiapruang perawatan ?

g. Apakah semua tempat tidur pasien dilengkapi pegangan padatepinya dengan jarak terali lebih kecil dari kepala anak ?

h. Apakah toilet pasien dilengkapi dengan bel dan dapat dibukadari luar ?

4. PERAWATAN INTENSIF

(Catatan : apabila rumah sakit tidak mempunyai ruang intensif maka kolom ketigaagar ditulis NA = Not aplicable)

a. Apakah perawatan intensif/perawatan kritis dilaksanakan olehdokter spesialis ?

Bila ya, mohon disebutkan jenis spesialisasinya :

-

-

-

b. Bila jawaban diatas tidak, apakah perawatan intensif/perawatankritis dilaksanakan oleh dokter umum ?

Bila ya, sebutkan jenis pelatihan yang telah dipunyai oleh dokterumum :

Page 37: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 37

-

-

-

c. Apakah telah tersedia perawat yang terlatih dalam bidangperawatan intensif/kritis ?

Bila ya, sebutkan jenis pelatihan yang telah diikuti oleh perawat :

-

-

-

d. Apakah sudah ada SOP untuk pelayanan intensif ?

Bila ya, sebutkan SOP yang telah ada :

-

-

-

f Apakah ada peralatan yang dapat memantau dan monitoring terusmenerus fungsi-fungsi vital pasien (respirator, EKG, dll)?

5. PELAYANAN REHABILITASI MEDIK

(Catatan : apabila rumah sakit tidak mempunyai pelayanan rehabilitasi medikmaka kolom ketiga agar ditulis NA = Not aplicable)

a. Apakah rumah sakit mampu melaksanakan rehabilitasi sistemkardiovaskuler ?

Bila ya, sebutkan kualifikasi petugas yang memberikan pelayanan…………………………….

b. Apakah rumah sakit mampu melaksanakan rehabilitasi sistempernafasan?

Bila ya, sebutkan kualifikasi petugas yang memberikan pelayanan…………………………….

c. Apakah rumah sakit mampu melaksanakan rehabilitasi sistemneuromuskular

Bila ya, sebutkan kualifikasi petugas yang memberikan pelayanan…………………………….

Page 38: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 38

d. Apakah rumah sakit mampu melaksanakan rehabilitasi mental danspiritual ?

Bila ya, sebutkan kualifikasi petugas yang memberikan pelayanan…………………………….

e. Apakah rumah sakit mampu melaksanakan rehabilitasi sosial ?

Bila ya, sebutkan kualifikasi petugas yang memberikan pelayanan…………………………….

f. Apakah tersedia peralatan untuk fisioterapi ?

Bila ya, mohon dilampirkan daftar alat fisoterapi.

PELAYANAN PENUNJANG MEDIKNo. KRITERIA YA/TIDAK

1. LABORATORIUM

a. Apakah penanggung jawab pelayanan laboratorium dokterspesialis Patologi Klinik?

Bila ya, sebutkan status kepegawaiannya (full time atau part time)

- Status kepegawaian ……………………..

b. Bila jawaban diatas tidak, apakah penanggung jawab pelayananlaboratorium dokter umum ?

Bila ya, sebutkan jenis pelatihan yang sudah diikuti dan statuskepegawaiannya (full time atau part time )

- jenis pelatihan ……..

- status kepegawaian ………

c. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Hematologi ?

d. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Hemostasis ?

e. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Urin dan cairan tubuh lainnya ?

f. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan tinja ?

Page 39: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 39

No. KRITERIA YA/TIDAK

g. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Kimia Klinik ?

h. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Imunologi ?

i. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Mikrobilogi biakan ?

j. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan Uji Kepekaan Kuman ?

k. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan

Parasitologi ?

l. Apakah laboratorium rumah sakit mampu melaksanakanpemeriksaan

Patologi Anatomi ?

m. Apakah pelayanan laboratorium rumah sakit tersedia/akandisediakan selama 24 jam ?

n. Apakah ada tenaga analis kesehatan ?

Bila ya, sebutkan jumlahnya, status kepegawaiannya danpendidikannya ?

Jumlah ……………………………………

Status kepegawaian …………………….

Jenis Pendidikan ………………………...

o. Apakah laboratorium rumah sakit juga sebagai tempat BankDarah ?

Apakah juga melakukan pemeriksaan untuk darah dan komponendarah yang akan ditransfusikan ?

p. Apakah ada tenaga kesehatan khusus untuk melayani BankDarah?

Bila ya, sebutkan jumlahnya, status kepegawaian danpendidikannya.

Status Kepegawaian ………………………………….

Page 40: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 40

No. KRITERIA YA/TIDAK

Jenis Pendidikan ……………………………………...

q. Daftar peralatan Laboratorium agar dilampirkan.

2. PELAYANAN RADIOLOGI

a. Apakah penanggung jawab pelayanan radiologi adalah dokterradiologi ?

Bila ya, sebutkan status kepegawaiannya : Full time/Part time

Bila tidak, sebutkan kualifikasi penanggung jawab radilogi danstatus kepegawiannya :

- dokter umum/radiografer

- full time/part time

b. Apakah dapat melakukan pelayanan radiodiagnostik tanpa bahankontras ?

c. Apakah dapat melakukan pelayanan radiodiagnostik denganbahan kontras ?

d. Apakah dapat melakukan pemeriksaan invasif (arteriografi,bronchografi, limfografi, kateterisasi jantung,dll)?

Bila ya, sebutkan jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan :

-

-

-

-

e. Apakah dapat melakukan pemeriksaan nuclear scaning (thyroidscaning, liver scaning, renal scaning,dll) ?

Bila ya, sebutkan jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan :

-

-

-

-

f. Apakah pelayanan radiologi tersedia/akan disediakan 24 jam ?

Page 41: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 41

No. KRITERIA YA/TIDAK

g. Apakah tersedia tenaga radiografer ?

Bila ya, sebutkan jumlah dan status kepegawaiannya

- jumlah

- status kepegawaian

h. Daftar peralatan radiaologi agar dilampirkan dan denah

3. KAMAR OPERASI(Catatan : apabila rumah sakit tidak wajib mempunyai Kamar Operasi,misalnya RS Jiwa maka kolom ketiga agar diisi N.A. (Not Applicable)

a. Apakah penanggung jawab kamar operasi dokter spesialis ?

Bila ya, sebutkan jenis spesialisasinya dan statuskepegawaiannya

- jenis spesialis

- status kepegawaiannya : full time/part time

Bila tidak, sebutkan kualifikasi penanggung jawab kamar operasidan status kepegawaiannya :

- kualifikasi …………….

- status kepegawaiannya ……..

b. Apakah kamar operasi mampu memberikan pelayanan bedahumum ?

c. Apakah kamar operasi mampu memberikan pelayanan bedahspesialis dan sub spesialis ?

Bila ya, sebutkan jenis spesialis yang akan memberikanpelayanan di kamar operasi

-

-

-

d. Apakah penanggung jawab dan pemberi pelayanan anesthesidilakukan oleh dokter spesialis anesthesi ?

Bila ya, sebutkan jumlah dokter anestesi dan statuskepegawaiannya :

Page 42: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 42

No. KRITERIA YA/TIDAK

Jumlah : ……

Status kepegawaiannya :

Bila tidak, sebutkan kualifikasi pemberi pelayanan anestestesi danstatus kepegawaiannya

- kualifikasi

- status kepegawaiannya :

e. Apakah kamar operasi mempunyai tenaga perawatanestesi/penata anestesi ?

Bila ya, jumlah dan status kepegawainnya

Jumlah :

Status kepegawaiannya :

f. Apakah kamar operasi mempunyai perawat mahir ?

Bila ya, jumlah dan status kepegawaiannya

Jumlah :

Status kepegawaiannya :

g. Apakah tersedia kamar pulih ?

h. Apakah tersedia suction dan oksigen di kamar operasi ?

i. Apakah tersedia tempat cuci tangan ?

j Apakah dibawah meja operasi ada kabel petir yang dipasangdibawah lantai ?

k. Lampirkan daftar peralatan bedah dan anestesi dan denah kamaroperasi

4. FARMASI

a. Apakah penanggung jawab farmasi adalah apoteker yangmerupakan tenaga full time rumah sakit ?

Bila tidak sebutkan kualifikasi penanggung jawab farmasi rumahsakit dan status kepegawaiannya

- kualifikasi

- status kepegawaiannya

Page 43: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 43

No. KRITERIA YA/TIDAK

b. Apakah tersedia tenaga asisten apoteker ?

Bila ya, berapa jumlahnya …………

c. Apakah apotek rumah sakit mempunyai izin apotek tersendiri ?

d. Apakah pelayanan farmasi dilaksanakan 24 jam ?

Lampirkan daftar alat di farmasi dan denah pelayanan farmasi

5. PELAYANAN STERILISASI

a. Apakah penanggung jawab pelayanan sterilisasi adalahapoteker?

Bila tidak, sebutkan kualifikasi tenaga penanggung jawabpelayanan anestesi dan status ketenagaannya

- kualifikasi

- status ketenagaan

Catatan : apabila pelayanan sterilisasi tidak dilakukan secarasentralisasi maka kolom ke 3 agar diisi NA = Not Aplicable

b. Lampirkan daftar alat untuk pelayanan sterilisasi dan denahruangan sterilisasi

PELAYANAN PENUNJANG

No. KRITERIA YA/TIDAK

1. PENGADAAN AIR

a. Apakah rumah sakit mampu menyediakan air bersih untukkeperluan minum, mandi, cuci selama 24 jam terus menerus ?

Bila tidak, sebutkan alasannya:

……………………………………………………………………………..

b. Apakah sumber air bersih dari PAM ?

Bila tidak, sebutkan sumber air bersih yang dipakai oleh rumahsakit :

-

Page 44: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 44

-

-

c. Apakah rumah sakit mempunyai menara air/reservoir ?

d. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan air ?

Bila ya, agar dilampirkan hasil pemeriksaan 6 bulan terakhir

2. PENYEDIAAN LISTRIK

a. Apakah rumah sakit mampu menyediakan listrik selama 24 jamterus menerus ?

Bila ya, dari mana sumber listrik rumah sakit , sebutkan

-

-

-

Berapa KVA tersedia ……………..

b. Apakah rumah sakit menyediakan cadangan tenaga listrik ?

c. Bila ya, apakah untuk seluruh tenaga listrik rumah sakit?

d. Bila jawaban c) tidak, maka apakah hanya untuk kamar operasi,kamar bersalin dan gawat darurat ?

e. Apakah rumah sakit mempunyai rumah generator sendiri ?

3. SANITASI/KEBERSIHAN LINGKUNGAN

a. Apakah rumah sakit mempunyai Instalasi pembuangan air limbah(IPAL) ?

Bila jawaban tidak, jelaskan cara pembuangan limbah cair dirumah sakit : ………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

b. Apakah rumah sakit mempunyai incenerator ?

Bila jawaban tidak, jelaskan cara pembuangan limbah padat(limbah medis/infectious)

………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

Page 45: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

Draft Ditjen Bina Pelayanan Medik ‘ 09 45

c. Apakah rumah sakit mempunyai tempat pembuangan sampahyang ada penutupnya ?

Page 46: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 1/25

BLOGnya MAKMUR

CONTOH METODE PELAKSANAANPEKERJAAN BANGUNAN

Posted on 31 Oktober 2010 by MAKMUR ACHANK1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :

I PEKERJAAN PERSIAPAN

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR URUG

III PEKERJAAN PASANGAN & BETON

IV PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

V PEKERJAAN KAP, PENUTUP ATAP

VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

VII PEKERJAAN PENGECATAN

1. 2. PEKERJAAN PENDAHULUAN1. Pekerjaan Persiapan

1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telahdisiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.

2. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapanadministrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.

3. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatanbahan / material dan lalu lintas.

4. Situasi dan Ukuran-ukuran1. S i t u a s i

v Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal yang harusdipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.

v Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan pekerjaanserta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor.

Page 47: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 2/25

v Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untukmengajukan tuntutan.

1. U k u r a n

Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera melaporkankepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-gambarRKS ini, dan tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum berkonsultasian dari Direksi.Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikanpatokan.Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai kesepakatandalam peninjauan lokasi.

Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalampelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dankedalaman.Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangandengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus selalu berpedoman padatitik duga patok (peil nol).Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih dahulumengambil Foto Nol.

1. Pekerjaan Pembersihan1. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi

pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembanguna.2. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak

merusak struktur tanah.3. Memasang Papan Bouwplank

1. Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan kls.III yangdiketam rata pada sisi kerjanya.

2. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harusdibicarakan dan mendapat persetujuan dengan Direksi.

3. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkanpersetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

2. 3. PEKERJAAN TANAH & PASIR1. Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbungan (Fill).

1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai bangunan,penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil sesuai dengan gambar rencana.

1. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :1. Galian Tanah

1. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam

Page 48: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 3/25

gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawaslapangan.

2. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

3. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian iniharus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.

4. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siapsegera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

1. U r u g a n

a. Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembalieks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.

1. 4. PEKERJAAN PONDASI1. Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar diikutiberdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas

1. Lingkup

Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang mengandunglumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

Ketentuan-ketentuanPondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutubaek yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar rencana.2. Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan

permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternyaantar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasangdengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batugunung dibuat sesuai gambar rencana.

3. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baiksatu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran airbersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahanlunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambarrencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.

1. 5. PEKERJAAN BETON1. Penjelasan Umum

Page 49: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 4/25

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untukmenghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alatbantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standartperaturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

1. RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef. Molom, kolom praktisdan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Bahan1. Portland camen

- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuandalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi SemenIndonesia.

- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalamkeadaan fresh (belum mulai mengeras)

- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syaratpenyimpangan bahan tersebut.

1. Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih,tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapatmenurungkan mutu beton.

1. Kerikil/Batu Pecah

- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syaratkekerasannya.

- Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

1. Pasir

- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alatpemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik,tidak porous cukup syarat kekerasannya.

- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

1. Besi Beton

Page 50: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 5/25

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI71.

Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat sepertiserpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujukgambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.

Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasipekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.

Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuhseng.

Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

1. Kayu

- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dankekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak ataumengurangi nilai konstruksi.

- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harusmengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.

- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakaiharus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.

1. Pengecoran Beton

Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr : 5krldipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik,neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K -225.Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-225.Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui oleh DireksiPelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga kerja.

1. Pekerjaan Besi beton

Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton yangterpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulanganharus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidakdiperkenankan.Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi

Page 51: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 6/25

beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnyapada beton.Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengandiameter minimum 1mm.Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanyasertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.

1. Berkesting dan Acuan

ü Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun acuanyang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.

ü Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.

ü Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.

ü Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14(empat belas) hari.

1. 6. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP1. Penjelasan Umum

Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu baik, pekerja yangterampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik.

1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan seluruh detail yangdisebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai denganpetunjuk Direksi / Pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Bahan atap yang dipakai adalah atap Genteng metal roof dan Nok mental roof dengan kualitasBaik stadart SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana. Pemasangan atap harus sesuaidengan petunjuk teknis pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.Untuk rangka atap menggunakan Kayu Kls 11 sesuai dengan syarat-syarat, Sambungan-sambungan dilengkapi beugel / mur / baut / plat penyampung sesuai gambar rencana.Balok Gording menggunakan kayu Kls 11Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-11 dengan ukuran 2/25 cm.

1. 7. PEKERJAAN LANTAI1. Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar rencana. Warna dan motifberdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas.

1. Ruang Lingkup

Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi /konsultan pengawas.

Page 52: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 7/25

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.

Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan. Sebelum pemasangan keramiklantai, harus direndam dalam air sampah jenuh.

Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak, gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi ubin keramik harus siku,penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanandank ke kiri.Bahan lantai gedung digunakan keramik 40 x 40 cm sedangkan pada jenis keramik kualitasKW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk Direksi.Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-benar ahli danharus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Naad harus didisi denganbahan grouting / pasta semen / okker yang warnanya disesuiakan dengan warna ubin yangdipakai. Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasangserta celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoranyang menghambat masuknya cairan bahan pengisi. Segera setelah pengisian naad dengansemen, permukaan lantai harus segera dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya akibatdari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti sehingga memuaskan Direksi.

1. 8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK1. Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, untuk mendapatkan hasil yang baik.

1. Ruang Lingkup

Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material, perlengkapan/peralatan danmelaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beropersai secara sempurna.

Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yangsudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT danSurat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuaiperaturan pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.

- Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen listriktermasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit, panel listrik danpengetesannya.

- Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Material

- Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara. Tipe armature

Page 53: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 8/25

- Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara. Tipe armatureaotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu lainnya seperti yang ditujukkan dalamgambar..

- Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK atau.

- Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M, legrand atau yangsekualitas.

- Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau yang sekualitas.Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.

- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yangbenar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang denganpersetujuan pihak Direksi/Pengawas.

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untukmendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biayaKontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain :

- Kabel,

- Stop kontak,

- Saklar,

- Lampu (setiap jenisnya),

- Konduit, Ballast, dll

1. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Material

- Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau sekualitas. Sambungan(copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.

- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yangbenar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang denganpersetujuan pihak Direksi/pengawas.

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untukmendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biayakontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain : Pipa, Konduit, Ballast,dll.

9. PEKERJAAN CAT

1. Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, serta tenaga yang terampil untuk mendapatkan hasilyang baik.Ruang Lingkup

Page 54: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 9/25

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan yang kelihatan seperti yang disebutkan /ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan petunjuk Direksi/ konsultanpengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

- Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaannya harus diberi acian semen dandibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan dinding harusdigosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi bagian-bagian permukaan tembokberlubang dan yang terdapat celah-celah kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaanmenjadi halus lalu dicat paling sedikit tiga kali.

- Untuk Pekerjaan pengecatan kolom menggunakan cat tembok merk Metrolite atau setara,warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi/ Pengawas.

- List plank dan semua Pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/Besi sekualitasproduk Avian, Glotex atau yang setara.

Keseluruhan Warna Pengecatan akan ditentukan kemudian oleh Direksi/Pengawas.

10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajibmembersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela, plafonddan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan yangdiperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkunganpekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.

11. MASA PEMELIHARAAN

Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material yangtidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item pekerjayang telah dikerjakan.

12. KETENTUAN TAMBAHAN

A. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam RKS iniatau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka pemborong wajibmenyelesaikan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.

B. Selain Bestek ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan bahan danmutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang menyangkut pelaksanaanpekerjaan pembangunan termasuk pula sebagai pedoman penyelenggara pekerjaan yang harusditaati oleh Rekanan. Satu dan lain-lain menurut petunjuk Unsur Teknis yang tidak bertentangandengan uraian dan syarat-syarat ini.

…………………., ………………………..

Kontraktor Penawar,

Page 55: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 10/25

……………………………………………

Filed under: UMUM Ditandai: | BANGUNAN, Departments and Agencies, KONTRAKTOR,PNPM P2KP, Schools and Instruction

« KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (PEL) PROFIL DESA BANYUANYARA »

49 Tanggapan

MAKMUR ACHANK, on 3 Maret 2011 at 12:07 PM said:Kepada Pengunjung yg terhormat:Saran dan Kritikannya kami butuhkanthanks udah berkunjung

6

0

iRate This

Balas

Muhammad Isnain, on 21 Mei 2011 at 8:34 PM said:terima kasih pak Makmur Chank atas tulisan nya.jika anda punya metode pelaksaan untuk pekerjaan irigasi, saya mohon diberikan kepadasaya.Thans sebelumnya

0

3

iRate This

Balas

MAKMUR ACHANK, on 2 Juni 2011 at 7:42 PM said:Iya makasih balik…. tuk metode pekerjaan lain sebenarnbya masih banyak tp nantilahaku berbagi. thanks telah berkunjung gang….

Page 56: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 11/25

1

0

iRate This

Johnny Chalid Rafiqi, on 5 Februari 2012 at 10:50 PM said:bro untuk metode sangant baik, tapi kalau ada tolong metode untuk bangunan menara airyang menggunakan beton K 175 kapasitas 15000 m3,dan metode perpipaan untuk airminum dia meter pipa 2 ‘ dan 1 1/2 ” thanks

Johnny

0

0

iRate This

Balas

frans sukma, on 18 April 2012 at 6:15 PM said:thank ya bro infonya….itu sangat brguna bgi saya….

0

0

iRate This

Balas

dinar, on 6 Juni 2011 at 10:17 AM said:thks….usefull….

Page 57: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 12/25

0

1

iRate This

Balas

nurfiah, on 11 Juli 2011 at 2:39 PM said:pak kalo metode pelaksanaan untuk marka jalan ada ngga pak?terimakasih.

0

0

iRate This

Balas

sinyo ireng, on 19 Juli 2011 at 12:26 AM said:kalau bisa ditambahkan flowchat nya sekalian mas..

1

0

iRate This

Balas

MAKMUR ACHANK, on 21 Juli 2011 at 2:18 PM said:aku udah coba pasang tapi gagal trus… maklum ru tahap belajar buat blogheheheheheheeee

0

0

iRate This

Page 58: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 13/25

Balas

nazer, on 19 Juli 2011 at 12:43 AM said:Bro kalau buat bangunan kayu ada nggak… thanks

0

0

iRate This

Balas

MAKMUR ACHANK, on 21 Juli 2011 at 2:19 PM said:ADA tp ga kayak di atas bro…..

0

0

iRate This

Balas

Andre, on 11 November 2011 at 5:36 PM said:Izin membaca….Terima kasih untuk inspirasinya…..

1

0

iRate This

Balas

taibdano, on 6 Desember 2011 at 8:44 PM said:bro klu boleh di tamba aitem metode pelaksanaan bangunan pekrjaan dinding dan pelesterandinding ga ada bro, klu booleh ditambahkan, dan metoda pelaksanaan jalan dan jembatan,thanks bro

Page 59: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 14/25

0

0

iRate This

Balas

taibdano, on 6 Desember 2011 at 8:47 PM said:bro klu boleh ditambah dengan spesifikasi teknis,

0

0

iRate This

Balas

acam, on 16 Desember 2011 at 9:11 PM said:mintol bro, metode pelaksanaan kerja ruko lantai 2 aq lg pkl ne… sbg bahan acuan q… tq..

0

0

iRate This

Balas

novianto, on 11 Februari 2012 at 6:12 AM said:wah…bagus euy

0

0

iRate This

Balas

Page 60: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 15/25

samsir, on 23 Februari 2012 at 3:24 PM said:bos ini spesifikasi teknis bukan Metode pelaksanaan…

0

2

iRate This

Balas

samsir, on 23 Februari 2012 at 3:47 PM said:maaf gan menurut pemahaman saya yang masih minim ini yang agan paparkan di atas itSPESIFIKASI TEKNIS bukan METODE PELAKSANAAN

berikut saya lapirkan sedikit rincian tentang spesifikasi teknis

contoh : METHODE PELAKSANAAN

PROSES PEKERJAAN : SURVEY TERPERINCI

Instruksi Pekerjaan

Buat tambahan BM pada lokasi kerja yangdiketahui level dan koordinatnya (level X, Y)Buat marking pinjaman untuk membantu prosespelaksanaan pekerjaan sesuai gambar kerjaCek posisi hasil kerja terhadap gambar kerjaPindahkan marking (absis, ordinat, level)mengikuti ketinggian bangunanBuat data/record hasil survey paengukuranterperinci dengan klienHasil pengukuran di plot dalam gambar as builddrawing pelaksanaan survey pengukuran terperinci

Alat yg dipakai

TheodoliteWaterpassBak ukurMeteran

Keteranganpelaksanaan secara umum mengikuti gambar kerja

Page 61: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 16/25

2

0

iRate This

Balas

andreandeka, on 25 Februari 2012 at 7:04 PM said:Sangat membantu…

Kalo bisa, metoda untuk jalan dan jembatan gan… urgent!!

0

0

iRate This

Balas

ari, on 7 Maret 2012 at 10:37 AM said:Matur nuwun Pak Makmurrrrr..

0

0

iRate This

Balas

hamdany m. sanady, on 17 Maret 2012 at 11:40 PM said:Makasih atas infonya, sangat membantu. jika tak keberatan tolong dong metode pelaksanaanpemasangan bronjong dan saluran

Page 62: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 17/25

0

0

iRate This

Balas

Leni, on 23 Maret 2012 at 8:52 PM said:siph2 bagus, boleh di copy yaa, trmksh

0

0

iRate This

Balas

mudin, on 29 Maret 2012 at 12:46 AM said:terima kasih atas metode pelaksanaannya,,semoga sukses terus,,dan sehat selalu

0

0

iRate This

Balas

oldy, on 23 April 2012 at 11:34 AM said:bagus

Page 63: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 18/25

0

0

iRate This

Balas

Asmi darna, on 3 Mei 2012 at 11:46 AM said:terimkasih atas bantuanya, ini sangat berguna bagi kami…

0

0

iRate This

Balas

Victor, on 3 Mei 2012 at 7:51 PM said:thanks bt infonya

0

0

iRate This

Balas

Herman, on 18 Mei 2012 at 6:56 PM said:Terimas kasih Atas bantuan nya,info ni Banyak menbatu rekan2 dikontraktor.

0

0

iRate This

Balas

Page 64: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 19/25

Bambang, on 24 Mei 2012 at 12:45 PM said:trims ya…..

0

0

iRate This

Balas

Anton Berserah Diri, on 24 Mei 2012 at 8:37 PM said:siipppp…..sesuai

0

0

iRate This

Balas

zulkarnaini, on 27 Mei 2012 at 11:02 AM said:bro apa itu asphal counting

0

0

iRate This

Balas

zulkarnaini, on 27 Mei 2012 at 11:04 AM said:Oooo, ya bro aku lagi buat metode pelaksanaan jalan, di salah satu item ada asphal countingkalau B.inggris nya perhitungan aspal ya, jadi aku kewalahan menyusun kata tolong deck bro.

Page 65: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 20/25

0

0

iRate This

Balas

alex, on 3 Juni 2012 at 4:09 PM said:thanks atas infonya

1

0

iRate This

Balas

budi yuwono, on 6 Juni 2012 at 7:24 PM said:kayaknya ini bukanlah metode pekerjaan, tetapi spesifikasi tehnik dari suatu perencanaanbangunan.

0

0

iRate This

Balas

zulkarnain, on 13 Juni 2012 at 11:37 PM said:mas gimana ya contoh metode pelaksanaan bronjong

0

0

iRate This

Page 66: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 21/25

Balas

haltin, on 16 Juni 2012 at 5:27 PM said:thanks atas tambahan ilmunya tentang metode pelaksanaan pekerjaan dan sangat berhargabagi dunia kontraktor.

0

0

iRate This

Balas

zulkarnain, on 16 Juni 2012 at 6:32 PM said:terimakasih mas, tolong dikirimkan contoh metode pelaksanaan pekerjaan revetmen pantai

0

1

iRate This

Balas

entus, on 18 Juni 2012 at 9:21 PM said:kalau bisa metode pekerjaan yang lainnya dong, jalan dan jembatan. trims

0

0

iRate This

Balas

Bonar, on 19 Juni 2012 at 11:27 AM said:Yang lebih spesifik ada ngk gan…….???

Page 67: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 22/25

0

0

iRate This

Balas

Darwis, on 28 Juni 2012 at 7:10 AM said:boleh di download kan mas

0

0

iRate This

Balas

MAKMUR ACHANK, on 28 Juni 2012 at 11:42 AM said:ok. silahkan gang…..

0

0

iRate This

Balas

sijuntak, on 6 Juli 2012 at 10:38 PM said:ok…mo nanya ni…hal2 apa sj yg hrs diperhatikan dlm membuat metode pelaksanaanpekerjaan….tk’s

0

0

iRate This

Page 68: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 23/25

Balas

tebaklah, on 29 Juli 2012 at 7:01 PM said:wahhh salahhh ini. ini bukan sebuah metode tapi cuma spesifikasi teknis doang tuh yg di tulis.

1

0

iRate This

Balas

dendi, on 1 Agustus 2012 at 3:42 PM said:ma’af bro.. ini cuma spesifikasi teknis, kalau metode di jabarkan sesuai Jadwal pelaksanaan &lengkap dgn alat kerja, bahan, tenaga kerja dan waktu kerja.. trimsss..

1

0

iRate This

Balas

MAKMUR ACHANK, on 13 September 2012 at 10:46 AM said:betul……

0

0

iRate This

Balas

yuhu, on 31 Agustus 2012 at 10:46 AM said:maaf bro..ini spesifikasi teknis. klo metode pelaksanaan itu dari cara penulisannya terdiri darilangkah2 pengerjaan di lapangan.

Page 69: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 24/25

1

0

iRate This

Balas

Hasim Rifai, on 10 September 2012 at 8:11 PM said:Makasih sudah bagi bagi ilmu semoga, mudah2han ente sehat selalu Amiiin . . .

0

0

iRate This

Balas

wayanandiarsa, on 5 Oktober 2012 at 7:12 PM said:saya sangat berterima kasih atas metode yg telah di jelaskan ,untuk meningkatkan lagi,kamiperlu mendetail mengenai yg berlanatai samapai 4,dan info mengenai sewa alat alat tg diperlukan, tq dari wayan andiarsa

0

0

iRate This

Balas

wawan setyawan, on 23 Oktober 2012 at 8:13 AM said:suangat suangat bermanfaat sekali, trimakasih buanget ……………..

Page 70: Contoh Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 2 Beserta Kepusingan Nya II

07/03/13 CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN | BLOGnya MAKMUR

panritacikal.wordpress.com/2010/10/31/contoh-metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan/ 25/25

0

0

iRate This

Balas

verromirza, on 22 Februari 2013 at 3:29 PM said:bagus nice inpo gan

follow us @escapestorehttp://www.grahamitrautamacv.blogspot.com

0

0

iRate This

Balas

Blog pada WordPress.com. Tema: Digg 3 Column oleh WP Designer.