Contoh Makalah Manajemen Agribisnis
-
Upload
bithles-victor -
Category
Documents
-
view
3.133 -
download
63
Transcript of Contoh Makalah Manajemen Agribisnis
CONTOH MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS
DISUSUN
OLEH:NAMA: KETUA : ADI RAHMAN
ANGGOTA :1. ARI BAGITO 2. DAHLIA
DOSEN PEMBIMBING : NOVEGYA RATIH P, SE
UNIVERSITAS BATURAJA UNBARA
Jl. Ratu penghulu No 02301 Karang Sari 32115 Telp./fax. (0735)326122BATURAJA –SUMATERA SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pengertian Agribisnis
Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya pertanian
dan Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara
sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan
terkait dengan pertanian yang berorientasi profit. Dan beberapa menurut para ahli:
Pengertian Agribisnis menurut Soekartawi (1993):
Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa
Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan.
Pengertian agribisnis menurut Wikipedia adalah :
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya,
baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan
pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain).
Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya,
pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Pengertian Agribisnis Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004):
Agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang
meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga
pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.
Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan
pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan
dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan,
hingga tahap pemasaran.
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1987) dalam Saragih (1998):
Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian
dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan
kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha
yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Pengertian Agribisnis menurut Arsyad dkk:
Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari
matarantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya
dengan pertanian dalam arti luas.
Pengertian Agribisnis Menurut Wibowo dkk, (1994):
Pengertian agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing,
penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau
agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Pengertian Manajemen
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan
bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
Manajemen sebagai suatu proses,
1. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
2. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda
definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen
menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the
Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu
tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang
ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun
sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu
pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang
diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para
manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk
melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan
pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja.
Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal.
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari
proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling
mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
4t6
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis
mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur
manajemen. Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan
dikemukakannyapendapat beberapa penulis sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapaisasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.Memeilih
orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuandan sikap-
sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja
sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi
kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap
tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Tingkatan Manajemen (Manajemen Level).
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3
tingkatan :
1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam
suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka
tidak membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi
beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan
operasional.
3. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager
puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
Manajemen Agribisnis
Manajemen agribisnis bukan hanya menjelaskan apa adanya fenomena agribisnis
(sebagaimana ilmu ekonomi atau ekonomi pertanian), tetapi lebih menekankan bagaimana
seharusnya. Oleh karena itu, manajemen agribisnis tidak cukup hanya memiliki landasan teori
ekonomi saja, tetapi juga teori pengambilan keputusan. Keunikan dari manajemen agribisnis
terletak pada karakteristik agribnisnis yang berbeda dengan bisnis atau sector ekonomi yang lain,
bukan dari teori ekonomi dan teori pengambilan keputusan yang digunakan. Seingga lebih tepat
jika disebut sebagai menjerial ekonomi. Manajemen dalam agribisnis mempunyai sifat yang unik
karena sifat produk pertanian yang sangat bergantung pada musim, mudah rusak, dan
produksinya melibatkan banyak petani yang berlahan sempit dan bermodal sangat terbatas.
Sebagian besar waktu yang dimiliki seorang manajer (agribisnis) digunakan untuk mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat merupakan inti keberhasilan agribisnis
I.2. Batasan Masalah
1. Peran manajer di dalam menghadapi perspektif global pada masa mendatang?
2. Strategi manajer dalam pembangunan manajemen?
I.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran manajer dalam menghadapi sebuah prospektif secara global?
2. Bagaimana strategi manajer di dalam memaksimalkan kerja berorganisasi dalam
manajemen?
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian
Dengan terjadinya perubahan lingkup organisasi agrabisnisdi dalam industri perkebunan
mau tidak mau akan menuntut perusahaan-perusahaan untuk melakukan penyesuaian. Sebagian
perlu mengkaji ulang strategi manajemennya berdasarkan:
- kepentingan pokok sumber manajemen tersebut
- perubahan bidang kerja manajer dan semua bidang yang terkait
- kebutuhan akan peningkatan kemampuan mamnajer agar dapat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan akibat perubahan yang terjadi
Pokok kecendrungan berkaitan dengan organisasi agribisnis yaitu bentuk dasar tugas
manajer dan kemampuan yang di butuhkan untuk di tampilkan.
Dalam studi kasus yang ditampilkan mengambarkan proses dari penciptaan program
pengembangan manajemen dalam suatu perusahaan perkebunan besar dan menitik beratkan pada
unsur kunci bagi kesuksesan prestasi. Pada akhirnya, kecendrungan dalam pengembangan
manajemen di tampilkan untuk menitik beratkan perubahan filosopi dan teknik yang berjalan dan
oleh karenanya perusahaan-perusahaan harus berharap kapan untuk memperbaiki pengembangan
strategi manajemen mereka.
II.2. Sumber Manajemen
Dalam suatu era perubahan yang berkesinambungan dan intensif, kebenaran seperti di
bawah ini akan menjadi bukti nyata:
- Sistem manajemen adalah bersifat pokok.
- Sejak dahulu aset terpenting dari sebuah perusahaan adalah sumber daya manusia dan sebagai
modal pokoknya adalah intelektualitas. Manajemen merupakan kunci dari sumber daya manusia
karena tanpa manajemen yang efektif, organisasi tidak akan mampu menjawab setiap tantangan
yang timbul akibat dari teknologi, perubahan teknologi dan lingkungan yang sudah berjalan
dalam kegiatan industri.
- Tugas manajer dan tugas terkait merupakan subjek dari perubahan radikal.
- Dalam menghadapi perubahan tidak mungkin untuk menentukan statistik penjabaran tugas
untuk staf manajemen karena bentuk tugas akan pada akhirnya berubah untuk mengarah kepada
peran lain dan tanggung jawab baru.
- Manajer yang mempunyai kemampuan ( seperti: pengetahuan, kecakapan, dan keahlian) akan di
perlikan dan terus berubah.
- Secara logika dapat dikatakan bahwa jika bentuk tugaas telah dirubah maka kemudian
kecakapan yang di butuhkan untuk memenuhi tugas tersebut juga akan berbeda.
- Manajer perlu mengadakan perubahan agar tetap efektif.
Dalam dunia yang selalu berubah , manajer tidak akan lagi efektif di posnya jika mereka
tidak pleksibel untuk merubah sikap mereka menghadapi tantangan dari tugas-tugas baru.
Sekali organisasi mengenai perubahan dalam pengetahuandalam pengetahuan, sikap dan
prilaku dari manajer dan seluruh sisa dari gugusan tugas, maka pertanyaan berikut harus di
ajukan untuk menjamin bahwa perubahan yang diinginkan terjadi:
- Apa tugas manajer dan bagaimana dapat berubah?
- Apakah manajer memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas secara efektif ?
- Bagaimana cara organisasi terlibat dalam proses peraliran manajer untuk menemukan kebutuhan
yang diharapkan dan untuk dikembangkan ?
Kita tunda pertanyaan tadi yang berhubungan dengan manajer, tetapi juga berkaitan dengan
seluruh karyawan tingkat lapangan hingga direktur utama. Untuk menjawabnya kita harus dapat
membuat organisasi yang mampu menyelami sumber manajemennya dan menentukan strategi
perubahan guna menghadapi tantangan dimasa mendatang.
II.3. Kecendrungan Perubahan di Bidang Agribisnis
Dalam konteks ini sangat penting untuk mengenali kecendrungan perubahan besar yang
terjadi di bidang agribisnis ( industri perkebunan ) di seluruh dunia. Ini dapat di kelompokkan
menjadi 3 kategori perubahan:
- perubahan dalam keorganisasian yang berkaitan dengan industri
- Perubahan peran manajer
- Perubahan kemampuan yang dibutuhkan dari manajer
Ini merupakan 3 buah kunci yang masing-masing berdiri sendiri dalam memberikan kontribusi
terhadap suatu sikap manajerialyang efektif yang menunjukan kecendrungan sama di dunia.
Perbedaan pokok diantara negara-negara produsen dan diantara perkebunan dalam negara-negara
tersebut condong ketingkat perubahan yang sudah terjadi dan tingkat mana yang sedang berjalan.
Perlu digaris bawahi bahwa daftar di bawah ini mengambarkan beberapa perubahan yang terjadi
dan prosesnya tidak akan berhenti. Itu juga merefleksikan kecendrungan yang terjadi dalam
industri dan tidak perlu terjadi pada setiap organisasi. Jadi itu semua tidak dapat dijadikan untuk
perubahan gaya manajerial.
II.4. Lingkup Organisasi
Lingkup organisasi agribisnis telah berubah secara dramatis selama 2 dekade lalu dan
terus berubah dengan cepat. Perubahan mencolok yang dapat diidentifikasi adalah sebagai
berikut:
Perubahan dari perusahaan asing menjadi perusahaan nasional ditandai diindonesia dan
malaysia, juga di indiadan negara lainnya. Pergerakan ini condong untuk di barengi dengan
penurunan persaingan dalam jumlah manajemen yang dilakukan oleh orang-orang asing.
Penurunan ini juga nampak pada perusahaan- perusahaan multi nasional yang memiliki
kebijakan untuk menambah orang-orang pribumi untuk menduduki posisi top manajemen.
Dahulu, bidang agribisnis dianggap kegiatan tertutup yang tidak memiliki hubungan
dengan dunia luar. Komunikasi dengan menggunakan modern dan meningkatkan jumlah
penduduk di negara tropis membuat banyak perkebunan lebih bersifat sebagai industri lokal
dengan memperkerjakan penduduk yang berada di sekitarnya. Ketercualian dan kesenjangan
komunikasi memang masih terasa seperti di daerah-daerah bukan bukaan baru, dimana
perkebunan yang dibuka berada jauh di ibukota. Tetapi dengan menurunya harga penggunaan
telepon satelit kita berharap kesenjangan komunikasi dapat di jembatani segera.
Perkebunan biasanya menerapkan peraturan tersendiri. Ada kecendrungan bahwa bibit
di anggap sebagai tujuan akhir. Sekali dipanen dan diproses maka akan berakhir. Pendekatan
sudah dilakukan dengan membuat perkebunan sebagai bisnis dimana tujuan manajemen tidak
hanya sekedar menumbuhkan bibit untuk mendapatkan uang.
Perubahan kultural dari perkebunan menjadi perniagaan juga mengangkat penyesuaian
perangkat manajemen dan organisasiserta filosofi yang diambildari industri lain. Ini meliputi
penciptaan proses perniagaan, total manajemen kualitas ( TQM / Total Quality Management )
peningkatan prestasi proyek dan melakukan persaingan.
TQM dilindungi oleh beberapa obat melawan penyakit dalam manajemen. Untum
mensukseskan TQM diperlukan perubahan yang mendasar dalam kultur organisasi. TQM bukan
suatu yang dapat dibeli dan diterapkan oleh konsultan secara cepat. Ini lebih merupakan filosofi
yang menempatkan konsumen sebagai keutamaan dan menuntut setiap orang dalam organisasi
berupaya secara maksimal dengan sumber-sumber yang ada.
Ini merupakam filosofi yang meminta bahwa tidak ada seorang pun yang merasa puas
dengan apa yang dikerjakan tetapi harus berupaya meningkatkan kualitas produk,
mempromosikannya, sumber daya manusia, nilainya dan kesenangan untuk menerima
konsumen. TQM adalah kultur dari berubahan yang meminta manajemen untuk meningkatkan
daya kerja, meghilangkan kekhawatiran dan membimbing dengan contoh. Bagaimana juga dalam
beberapa perkebunan yang mencoba untuk menerapkan TQM, masih terasa sulit bagi para
manajernya dan anggota lainnya dalam gugus tugas untuk mengenali konsep seperti “
Konsumen, Persaingan, Penambahan nilai dan pasar”.
Kecendrungan yang konkuren untuk manajemen perkebunan adalah merubah dari
pandangan seni menjadi disiplin ilmiah. Pada manajer terus bertanya kepada diri mereka
mengapa kualitas tanaman dapat berbeda, tidak hanya diantara lahan-lahan yang ada, tetapi juga
terjadi pada setiap perkebunan diantara negara-negara dan benua-benua.
Sebuah pendekatan yang lebih berkesan yang dilakukan oleh manajemen dalam
penerimaan informasi lebih baik, telah memberi makna kepada pergerakan meninggalkan status
sebagai penerima pesana selama bertahun-tahun sebelumnya dimana prosedur yang sudah ada
berjalan dengan kaku serta telah membudaya, menjadi lebih meningkat dimana para manajer
dituntut untuk memiliki gagasan-gagasan dan sudut pandang serta sanggup mengambil
keputusan berkaitan dengan bidang agribisnis mereka dan disadari atas pengalaman dan
keputusan ( juga untuk kebijaakan perusahaan secara menyeluruh ).
Aspek ilmiah dari manajemen agribisnis menjadi bertambahpenting sebagai gerak laju
kecendrungan dari intensifikasi buruh kearah kemajuan mekanisme pertanian. Beberapa jenis
tanaman seperti teh telah dapat dilakukan proses mekanisasi terutama terutama untuk kerja
pemanenan, sedangkan untuk proses panen kelapa sawit atau karet maka proses makanisasi
secara penuh masih memerlukan waktu beberapa tahun kedepan.
II.5. Tuntutan-tuntutan Bidang Kerja
Kita masih ingat pada jaman koliniel tentang adanya para bangsawan pereusahaan yang
menjadi “tuan tanah” dimana ucapan mereka merupakan hukum. Disini tidak dimasukkan bahwa
mereka sudah tidak ada lagi, tetapi kalaupun masih ada berarti itu merupaka era lain. Manajer
senior pada saat ini memiliki peran yang lebih mendekati sebagai seorang pelatih team yang
secara terus menerus mencoba untuk meningkatkan kualitas para pemainnya. Ia dapat memberi
saran dengan tegas dan dengan lemah lembut kepada para pemain kapan sajaia mau tetapi secara
pasti ia mengetahuipada setiap penutup hari semua itu akan menjadi kekuatan mereka dan
kemampuan mereka yang akan menentukan apakah dapat memenangkan permainan atau kalah
ketika mereka memasuki lapangan.
Perubahan sifat pekerjaan manajer
II.6. Kemampuan Individu
Untuk menghadapi tantangan ini para pimpinan manajerr dimasa mendatang perlu
dilengkapi dengan kecakapan dan keahlian baru. Mereka perlu memainkan peran dan tangguang
jawab yang berbeda seolah-olah mereka harus menjalankan misi dan objektifitas untuk abad
selanjutnya. Untuk menata secara efektif, manajer hari esok harus meningkatkan kemampuannya
untuk bidang tugas dan kegiatan yang lebih luas agar dapat memenuhi tuntutan tugas dan lingkup
organisasi yang kian tumbuh, dimana ia berada.
Perubahan tehadap tingkat kemampuan
Manajerial yang dibutuhkan
II.7. Strategi Pengembangan Manajemen
Untuk meyakinkan bahwa agribisnis dilengkapi dengan jenis manajer yang tepat dimasa
mendatang,pimpinan masa kini perlu mengenali kebutuhan akan unsur baru ini. Para manajer
muda yang terdidik perlu dimotivasi untuk mengenali jalan karier dan secara aktif mencari
tantangan dan menerima tanggung jawab. Mereka harus percaya bahwa karier dibidang
agribisnis bukan ibarat menyelam kedalam air deras dari ketidak pastian bidang pertanian.
Mereka tidak hanya puas dengan menjadi assistent manajer “belajar melalui pekerjaan
“ tetapi harus mempunyai keinginan meraih kemajuan pesat untuk mencapai jenjang
profesionalisme.
Strategi pengembangan manajer yang baik, bagaimanapun membutuhkan lebih dari
sekedar penerapan program pelatihan (mad hoc). Secara jelas dan objektif pengembangan
manajemen secara luas membutuhkan rencana sama seperti rencana pengembangan usaha.
Keterlibatan badan usaha terhadap objektifitas seperti ini harus didukung oleh manajer
terkait untuk mengembangkan karier anak buahnya. Skema peningkatan dari prestasi dan karier
diperlukan untuk mendukung dan menambah daya guna upaya menuju kearah objektifitas
organisasi secra menyeluruh. Sebagai tambahan, sistem pemberian penghargaan juga diperlukan
khususnya yang berhubungan dengan prestasi, serta perencanaan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi dimasa mendatang.
Langah awal dengan menerapkan strategi yang diambil yaitu dengan memenuhi
keperluan akan pelatihan yang kompherebsif. Ini dimulai melalui temu wicara ini adalah untuk
menjelaskan tentang prosedur yang diajukan dan untuk meyakinkan bahwa manajemen puncak
akan melihat strategi pengembangan manajemen sebagai refleksi dari persepsi mereka terhadap
kebutuhan perusahaan. Setelah itu dilakukan investigasi melalui wawancara secara perorangan
dengan para manajer serta beberapa kali seminar untuk direktur dan senior manajer lainnya.
Laporan hasil rekomendasikanuntuk melengkapi perusahaan dengan perbaikan yang
cepat dan akurat terhadap prestasi manajemen. Ini dapat dilakukan melalui beberapa kali
program pelatihan manajemen yang intensif bagi para manajer dari segala tingkatan. Sebelum
pelaksanaan penerapan manajemen, persetujuan maupun komiktmen dari masing-masing
direktur dari setiap perusahaan harus diperoleh.
Program-program demikian diarahkan untuk:
Membekali para manajer dengan kecakapan manajerial baik secara teknis maupun umum
yang diperlukan untuk menangani pekerjaan secara efektif dan efisien.
Menyapkan mereka untuk bertanggung jawab manajerial yang lebih besar dimasa
mendatang.
Daftar Pustaka
www.manajemen-agrabisnis.co.id
Pembahasan dari buku manajemen agrabisnis.